Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPOKALEMIA DI RUANG KEMUNING (RUANG ANAK)

RSUD GUNUNG JATI CIREBON

Disusun Oleh:

RISKA FATMAWATI

JNR0230087

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

TAHUN 2024
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Kalium atau dikenal juga sebagai potassium adalah sal
ah satu zat mineralyang dibutuhkan untuk mempertahankan Kes
ehatan tubuh. Apabila tubuhkita kekurangan kalium, kita bisa
mengalami suatu kondisi yang disebutd e f i s i e n s i k a l i u m a t
a u h i p o k a l e m i a . G e j a l a h i p o k a l e m i a d a p a t b e r u p a kelel
ahan, otot terasa lemah, kram otot tangan atau kaki, mual, m
untah, perubahan suasana hati (uring-uringan), dan detak jantung me
njadi tidak teratur.
Hipokalemia adalah suatu kondisi dimana kadar kalium dal
am darah lebihrendah dari nilai yang normal ( kadar normal kalium be
rkisar pada angka3 , 5 - 5 , 5 ) . K o n d i s i i n i d a p a t s a n g a t b e r b
a h a y a k a r e n a k a l i u m d a l a m kehidupan berperan dalam kin
erja saraf dan otot terutama otot jantung. Hipokalemia dapat
disebabkan oleh berbagai macam hal, diantaranya : d i a r e , m u
ntah - muntah berat, penggunaan obat diuretik, pengg
u n a a n beberapa jenis antibiotik, keringat yang berlebihan, konsumsi
alkoholyangberlebihan, penggunaan obat - obatan asma, dll.

2. Etiologi
Penyebab lain hipokalemia meliputi:
a. Peningkatan ekskresi (atau kerugian) dari kalium dari t
ubuh Anda.
b. B e b e r a p a o b a t d a p a t m e n y e b a b k a n k e h i l a n g
a n k a l i u m y a n g d a p a t menyebabkan hipokalemia.
Obat yang umum termasuk diuretik loop(sepe rti Furose
mide). Obat lain termasuk steroid, licorice, kadang-kad
ang aspirin, dan antibiotik tertentu.
c. G i n j a l ( g i n j a l ) d i s f u n g s i - g i n j a l t i d a k d a p a
t bekerja dengan baik k a r e n a s u a t u k o n d i s
i yang disebut Asidosis Tubular Ginjal.
(RTA). Ginjal akan mengeluarkan terlalu banyak kaliu
m. Obat yangmenyebabkan RTA termasuk Cisplatin dan Amf
oterisin B.
d. K e h i l a n g a n c a i r a n t u b u h k a r e n a m u n t a h y a n g b e r
l e b i h a n , d i a r e , a t a u berkeringat.
e. E n d o k r i n a t a u h o r m o n a l m a s a l a h ( s e
perti tingkat aldosterone meningkat)
aldosteron adalah hormon yang mengatu
r kadar potasium. Penyakit tertentu dari sistem endokrin,
sepertialdosteronisme, atau sindrom Cushing, dapat menyebabk
an kehilangan kalium.
f. M i s k i n d i e t a s u p a n k a l i u m ( P r i c e & Wi l s o n , 2 0 0
6)
g. A d a p u n p e n y e b a b l a i n d a r i t i m b u l n y a p e n y a k i t h
i p o k a l e m i a : m u n t a h berulang-ulang, diare kronik, hilang
melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-obat diuretik).

(Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209).

3. Tanda dan Gejala


a. CNS dan neuromuscular, lelah, tidak enak badan, reflek te
ndon dalam menghilang.
b. Pernafasan otot-otot pernafasan lemah, nafas dangkal
c. Saluran cerna, menurun nya motilitas usus besar, anoreksi
a, mual muntah.
d. Kardiovaskuler; hipotensi postural disritmia, perubahan pa
da EKG.
e. Ginjal; polyuria, nocturia.
(Price & Wilson, 2006, hal 344).

4. Patofisiologi
Kalium adalah kation utama cairan intrasel. Kenyataan
nya 98 % dari simpanan tubuh (3000-4000 mEq) berad
a d i d a l a m s e l d a n 2 % s i s a n y a (kira-kira 70 mEq) terutam
a dalam pada kompetemen ECF. Kadar kaliumserum normal a
dalah 3,5-5,5 mEq/L dan sangat berlawanan dengan kadar di
dalam sel yang sekitar 160 mEq/L. Kalium merupakan bagian
terbesar dari zat terlarut intrasel, sehingga berperan penting dalam me
nahan cairand i d a l a m s e l d a n m e m p e r t a h a n k a n v o l u m e s e l.
K a l i u m E C F, m e s k i p u n hanya merupakan bagian kecil dari kali
um total, tetapi sangat berpengaruh dalam fungsi neuromuskular. Perbe
daan kadar kalium dalam kompartemenICF dan ECF dipertahankan
oleh suatu pompa Na-K aktif yang terdapatdimembran sel.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Kalium serum: penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L
b. Klorida serum: sering turun, kurang dari 98 mEq/L
c. Glukosa serum: agak tinggi
d. Bikarbonat plasma: meningkat, lebih besar dari 29 mEq/L
e. Osmolalitas urine: menurun
f. GDA: pH dan bikarbonat meningkat
(Doenges 2002, hal 1049)

6. Komplikasi
Adapun komplikasi lain dari penyakit hipokalemia ini adalah sebagai b
erikut:
a. Akibat kekurangan kalium dan cara pengobatan yang kurang hati-h
ati dapat menimbulkan otot menjadi lemah, kalau tidak diatasi dapa
t menimbulkan kelumpuhan.
b. Hiperkalemia yang lebih serius dari hipokalemia, jika dalam pengo
batan kekurangan kalium tidak berhati-hati yang memungkinkan te
rlalu banyaknya kalium masuk kedalam pembuluh darah. (Ilmu Giz
i, 1991, hal 99).

7. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksasnaan penyakit hipokalemia yang paling baik adala
h pencegahan. Berikt adalah contoh-contoh penatalaksanaannya.:
a. Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L
b. Diet yang mengandung banyak kalium pada orang dewasa rata-rata
50-100 mEq/L/hari (contoh makanan tinggi kalium kismis, pisang,
apricot, jeruk, alpukat, kacang-kacangan dan kentang)
c. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dala
m botol infus
d. Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dap
at diberikan melalui jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sa
ngat berat, dianjurkan bahwa pemberian kalium tidak lebih dari 20-
40 mEq/ jam (diencerkan secukupnya): pada siatuasi semacam ini
pasien harus dipantau melalui elektrokardigram (EKG) dan diobser
vasi dengan ketat terhadap tanda-tanda lain seperti perubahan pada
kekuatan otot.
(Brunner & Suddarth, 2002, hal 260).

8. Pathway
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas atau istirahat
Gejala: kelemahan umum, alergi
b. Sirkulasi
Tanda:
1) Hipotensi
2) Nadi lemah atau menurun, tidak teratur
3) Bunyi jantung jauh
4) Perubahan karakteristik EKG
5) Disritmis, PVC, takikardia
c. Eliminasi
Tanda:
1) Nocturia, polyuria bila faktor pemberat pada hipokalemia m
eliputi GJK atau DM
2) Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus par
alitik distensi abdomen
3) Makanan/cairan
4) Gejala: anoreksia, mual, muntah
d. Neurosensori
Gejala: parestesia
Tanda:
1) Penurunan status mental/kacau mental, apatis, mengantuk,
peka rangsangan, koma, hiporefleksia, tetani, paralisis.
2) Penurunan bising usus, penurunan mortilitas, usus, ileus par
alitik, distensi abdomen.
e. Nyeri kenyamanan
Gejala: nyeri/kram otot
f. Pernafasan
Tanda:
Hipoventilasi/menurun dalam pernafasan karena kelemahan atau p
aralisis otot diafragma.
(Marily E. Doenges 2002 hal 1048).

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian mengenai respo
n klien terhadap masalah Kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminy
a baik berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertuj
uan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga dan komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan Kesehatan. Diagnosa keperawatan
yang sering muncul pada kasus hipokalemia adalah sebagai berikut:
1) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan Upaya nafas
3) Tingkat keletihan menurun berhubungan dengan kalium kurang dari
kebutuhan
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubunga
n dengan kalium dalam tubuh menurun.
5) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jant
ung

D. Intervensi Keperawatan

No. SDKI SLKI SIKI


1. Tingkat Keletihan Setelah dilakukan ti Observasi:
menurun berhubun ndakan keperawatan - Monitor nutrisi
gan dengan kalium 1x24 jam diharapka dan sumber ener
kurang dari kebutu n Tingkat keletihan gi yang adekuat
han (D.0057) menurun/berkurang - Monitor pola tid
dengan kriteria hasi ur
l: - Catat aktivitas y
- Keletihan berkur ang dapat menin
ang gkatkan kelelaha
- Dapat melakuka n
n aktivitas fisik - Monitor ttv/suhu
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Ti Observasi:
nutrisi kurang dari ndakan keperawatan - Pantau kebiasaa
kebutuhan berhubu 1x24 jam diharapka n makan
ngan dengan kaliu n nutrisi pasien terp - Pantau muat dan
m dalam tubuh me enuhi dengan kriteri muntah
nurun a hasil: - Pantau ttv
- Mual dan munta Edukasi:
h berkurang - Beri edukasi ten
- Berat badan bert tang kebutuhan
ambah nutrisi
- Porsi makan habi Terapeutik:
s - Anjurkan pasien
untuk makan ya
ng sedikit tapi se
ring
Kolaborasi:
- Kolaborasi deng
an ahli gizi
3. Gangguan mobilita Setelah dilakukan Ti Observasi:
s fisik berhubungan ndakan keperawatan - Identifikasi adan
dengan penurunan 1x24 jam diharapka ya nyeri atau kel
kekuatan otot (D. 0 n mobilitas fisik me uan fisik lainnya
054) ningkat dengan krite - Identifikasi toler
ria hasil: ansi fisik melak
- Pergerakan ekstr ukan ambulasi
emitas meningka Terapeutik:
t - Libatkan keluar
- Kekuatan otot m ga untuk memba
eningkat ntu pasien dala
m meningkatkan
ambulasi
Edukasi:
- Jelaskan tujuan
dan prosedur am
bulasi
4. Pola nafas tidak efe Setelah dilakukan Ti Observasi:
ktif berhubungan d ndakan keperawatan - Monitor pola na
engan hambatan up diharapkan pola naf fas
aya nafas (D. 0005) as membaik dengan - Monitor bunyi n
kriteria hasil: afas tambahan
- Tekanan ekspiras Terapeutik:
i meningkat - Posisikan semi f
- Tekanan inspirasi owler atau fowle
meningkat r
- Dipsneu menuru - Beri minum han
n gat
- Frekuensi nafas Edukasi:
membaik - Anjurkan asupa
n cairan 2000ml
/hari
- Ajarkan tehnik b
atuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi pem
berian bronkodil
ator
5. Penurunan curah j Setelah dilakukan Ti Observasi:
antung berhubunga ndakan keperawatan - Monitor tekanan
n dengan perubaha diharapkan pola naf darah
n irama jantung (D. as membaik dengan - Monitor intake d
0008) kriteria hasil: an output cairan
- Kekuatan nadi pe - Monitor berat ba
rifer meningkat dan setiap hari
- Bradikardia men Terapeutik:
urun - Posisikan pasien
- Takikardia menu semi fowler atau
run Lelah menur posisi nyaman
un - Berikan terapi re
laksasi untuk me
ngurangi stress
Edukasi:
- Anjurkan berakt
ivitas fisik sesua
i toleransi
- Anjurkan aktivit
as fisik secara b
ertahap

E. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentu
kan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluarga dari tindaka
n. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluas
i (Ali, 2016). Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menila
i apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak unt
uk mengatasi suatu masalah

DAFTAR PUSTAKA
Ali, 2016. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator D
iagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesi: Definisi dan Tindakan Ke
perawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Susanto, Rudy. 2007. Hipoglikemia pada bayi dan anak. Semarang: Bagian IKA F
K Universitas Diponegoro. RS.Kariadi.PKB Palembang.
USAID Indonesia. 2000. Hipoglikemia Pada Neonatus. Asuhan Neonatus Esensial
Edisi Pertama. Jakarta: Depkes.

Anda mungkin juga menyukai