Anda di halaman 1dari 19

HIPOKALEMIA

OLEH
TIM IGD
Definisi :

1.Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana


kadar atau serum mengacu pada konsentrasi
dibawah normal yang biasanya menunjukkan
suatu kekurangan nyata dalam simpanan
kalium total. (Brunner dan Suddarth, 2002).

2.Hipokalemia didefinisikan sebagai kadar


kalium serum yang kurang dari 3,5mEq/L.
(Price & Wilson, 2006)
• Etiologi :
 Asupan kalium dari makanan yang menurun.
 Kehilangan melalui saluran cerna.
 Kehilangan melalui ginjal.
 Kehilangan yang meningkat melalui keringat pada
udara panas.
 Perpindahan kalium kedalam sel.(Price & Wilson, 2006).
Adapun penyebab lain dari timbulnya penyakit
hipokalemia : muntah berulang-ulang, diare kronik,
hilang melalui kemih (mineral kortikoid berlebihan obat-
obat diuretik). (Ilmu Faal, Segi Praktis, hal 209)
Manifestasi Klinis

1. Neuromuskular; lelah, tidak enak badan,


reflek tendon dalam menghilang.
2. Pernapasan; otot-otot pernapasan lemah,
napas dangkal (lanjut)
3. Saluran cerna; menurunnya motilitas usus
besar, anoreksia, mual mmuntah.
4. Kardiovaskuler; hipotensi postural,
disritmia, perubahan pada EKG.
5. Ginjal; poliuria,nokturia.(Price & Wilson,
2006, hal 344)
Patofisiologi
• Kalium adalah kation utama cairan intrasel.
Kenyataannya 98 % dari simpanan tubuh
(3000-4000 mEq) berada didalam sel dan 2
% sisanya (kira-kira 70 mEq)
terutamadalam pada kompetemen ECF.
Kadar kalium serum normal adalah 3,5-5,5
mEq/L dan sangat berlawanan dengan
kadar di dalam sel yang sekitar 160 mEq/L.
Kalium merupakan bagian terbesar dari zat
terlarut intrasel, sehingga berperan penting
dalammenahan cairan di dalam sel dan
mempertahankan volume sel.
• Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian
adalah sekitar 50-100 mEq. Sehabis makan, semua
kalium diabsorpsi akan masuk kedalam sel dalam
beberapa menit, setelah itu ekskresi kalium yang
terutama terjadi melalui ginjal akan berlangsung
beberapa jam. Sebagian kecil (<20%) akan
diekskresikan melalui keringat dan feses. Dari saat
perpindahan kalium kedalam sel setelah makan sampai
terjadinya ekskresi kalium melalui ginjal merupakan
rangkaian mekanisme yang penting untuk mencegah
hiperkalemia yang berbahaya. Ekskresi kalium melalui
ginjal dipengaruhi oleh aldosteron, natrium tubulus distal
dan laju pengeluaran urine. Sekresi aldosteron
dirangsang oleh jumlah natrium yang mencapai tubulus
distal dan peningkatan kalium serum diatas normal, dan
tertekan bila kadarnya menurun.
lanjutan...
• Sebagian besar kalium yang di filtrasikan oleh
gromerulus akan di reabsorpsi pada tubulus
proksimal. Aldosteron yang meningkat
menyebabkan lebih banyak kalium yang
terekskresi kedalam tubulus distal sebagai
penukaran bagi reabsorpsi natrium atau H+.
Kalium yang terekskresi akan diekskresikan
dalam urine. Sekresi kalium dalam tubulus distal
juga bergantung pada arus pengaliran, sehingga
peningkatan jumlah cairan yang terbentuk pada
tubulus distal (poliuria) juga akan meningkatkan
sekresi kalium.
Komplikasi
• Aritmia (ekstrasistol atrial atau ventrikel) dapat terjadi
pada keadaan hipokalemia terutama bila mendapat obat
digitalis.
• Ileus paralitik.
• Kelemahan otot sampai kuadriplegia.
• Hipotensi ortostatik.
• Vakuolisasi sel epitel tubulus proksimal dan kadang-
kadang tubulus distal.
• Fibrosis interstisial, atropi atau dilatasi tubulus.
• pH urine kurang akibatnya ekskresi ion H+ akan
berkurang.
• Hipokalemia yang kronik bila ekskresi kurang dari 20
mEq/L.
• (Ilmu penyakit Dalam, 2001, hal.308)
Pengobatan
• Pemberian K bisa melalui oral atau Intravena.
• Pemberian 40-60 mEq dapat menaikkan kadar kalium
sebesar 1-1,5 mEq/L, sedangkan pemberian 135-160
mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar 2,5-3,5
mEq/L.Bila kadar kalium dalam serum > 3 mEq/L,
koreksi K cukup per oral.
• Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam untuk menghindari
hiperkalemia terutama pada pemberian secara
intravena.
• Pemberian K intravena dalam bentuk larutan KCl
disarankan melalui vena yang besar dengan kecepatan
10-20 mEq/jam, kecuali disertai aritmia atau kelumpuhan
otot pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-100
mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20 mEq dalam 100 cc
NaCl isotonik.
Asuhan keperawatan hipokalemia
1.Pengkajian
Data Demografi :
Nama Pasien : Mrs. NPA
Tgl Lahir : 28/12/1987 (26 thn)
Alamat : Komp Taman Bonah Indah Jaksel
Tgl Berobat : 22 Juni 2014 jam 16.45 wib
Diantar oleh : suami dengan mobil
Data subyektif :
- os mengeluh lemas sejak 30 menit smrs
- os mengatakan diare 3x, muntah 2x
sejak semalam,ulu hati terasa sakit,batuk.
- suami mengatakan os sempat demam 2
hari smrs.
- os mengatakan kaki kebas dan mual.
- os mengatakan nafas terasa sesak.
• Data Objektif :
- KU dtg tampak lemas, Kes : CM
- kulit teraba hangat
- bibir kering
- nafas cepat ( 26x/menit )
TTV : TD: 110/70 mmHg, Nadi : 76x/mnt
reguler, RR : 26x/mnt, Suhu : 37,9 C
Riwayat penyakit dan pengobatan
• Riwayat Penyakit :
- Riwayat Hipokalemia berulang sejak 4
thn yg lalu.
- Gastritis

• Riwayat Pengobatan :
- Aspar K 2x2 tablet
- Bio ATP 3X1.
Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh b/d
intake yg tdk adekuat
Data Subjektif :
• Haus,mual,muntah,diare,tdk ada nafsu
makan,lemas,kaki kebas.
Data Objektif :
• TTV : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 76x/mnt,
RR : 26x/mnt, Suhu : 37,9 C
• Bibir tampak kering,kulit teraba hangat.
• Elektrolit : Na:124, K:1,1,Cl:86,Cal
total:6,30,Mg:1.3,Cal ion darah : 0,70.
• Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 jam kekurangan
volume cairan pada pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil :
- TTV dlm batas normal, kaki tdk kebas.
- Turgor kulit normal,bibir tdk kering
- Suhu tubuh dlm batas normal (36-37C)
- Tdk mengalami haus yg abnormal
- Memiliki asupan cairan oral atau
intravena yang adekuat.
• Intervensi Keperawatan :
- Kaji Hemodinamik
- Kaji turgor kulit
- Kaji tanda tanda kekurangan vol cairan
- Anjurkan pasien utk banyak minum
- Kolaborasi dlm pemberian terapi :
 Infus Nacl 3% 250 cc + Nacl 0,9% 250 cc/12jam ( 2 x saja ).
 Infus KCL 25 meq dlm Nacl 0,9 % 500 cc/24jam
 Inj : Pumpitor1x40 mg
 KSR 3x1 tab P.O
 Oksigen : 3 LPM
 ECG 12 Lead, hasil : Talk T pada semua lead.
 Cek Lab : Hematologi lengkap, OT/PT, Ur/Cr, Elektrolit (Na/K/Cl), Mg,Ca
Total,Ca Ion, GDS.
 Foto Thorax PA
Diagnosa Keperawatan
2. Hipertermia b/d mekanisme utk mengatasi infeksi.
Data Subjektif :
• Pasien mengatakan tidak enak badan
• Pasien mengatakan haus dan ingin minum
Data Objektif :
• Tampak bibir pasien kering
• Kulit teraba hangat
• Suhu Tubuh : 37,9 oC.
• Laboratorium : Leukosit : 21,3, SGOT: 38, SGPT: 43.
• Tujuan & Kriteria Hasil
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 jam masalah
teratasi
Kriteria Hasil :
- Suhu tubuh dlm batas normal (36-370 C ).
- RR dlm batas normal (20-24x/mnt)
- KU pasien tambah baik,bibir tdk kering.
- Kulit teraba tidak panas.
- Pasien tdk haus berlebihan.
• Intervensi Keperawatan :
- Pantau TTV terutama suhu tubuh minimal
setiap 1 jam.
- Pantau warna kulit dan bibir pasien.
- Edukasi pasien ttg manfaat banyak minum
dan anjurkan pasien banyak minum.
- Anjurkan pasien utk memakai pakaian yg
tipis saja dan bantu pasien melepas
pakaian yg berlebihan.
- Kolaborasi dlm pemberian terapi :
Farmadol infus habis dlm 1 jam.

Anda mungkin juga menyukai