Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KDP

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Pengertian Klasifikasi
Kebutuhan cairan sangat diperlukan dalam tubuh karena berguna untuk
1. Cairan Intraseluler (CIS) merupakan media tempat terjadinya
mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa metabolisme, zat pelarut
aktivitas kimia sel (Taylor. 1989). Pada orang dewasa. CIS
elektrolit dan non elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah
eliminasi, dan membantu pencernaan. Disampingkebutuhan cairan, kebutuhan menyusun sekitar 40% berat tubuh atau V» dari TBW. contoh:
elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida dan fosfat) sangat penting pria dewasa 70kg CIS 251iter. Sedangkan pada bayi 50%
untuk menjaga keseimbangan asam basa, kondisi saraf, kontraksi muskular cairan tubuhnya adalah cairan intraseluler.
dan osmolaritas. Kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan dan elektrolit 2. Cairan Ekstraseluler ( CES ) Cairan Ekstraseluler adalah
dapat mempengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. cairan yang berada di luar sel dan menyusun sekitar 30% dari
total cairan tubuh. Pada orang dewasa CES menyusun sekitar
20% berat tubuh

Penyebab
Hipervolemia, ini dapat terjadi jika
Manifestasi Klinis
terdapat : 1) Stimulus kronis pada ginjal
untuk menahan natrium dan udara. 2) A. Hipovolemia (kekurangan volume cairan)
Fungsi ginjal abnormal dengan Yaitu kekurangan cairan volume cairan ekstraseluler ( CES ).
penurunan ekskresi natrium dan udara. B. Hipervolemia (FVE) Yaitu keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko
3) Kelebihan pemberian cairan intravena mengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstisial.
(IV). 4) Perpindahan cairan interstisial C. Hipofosfatemia dan hiperfosfatemia Merupakan penurunan kadar fosfat dalam serum,
ke plasma. kondisi ini dapat muncul akibat penurunan absorbsi fosfat diusus. Sedangkan
hiperfosfatemia adalah peningkatan kadar ion fosfat di dalam serum
Hipovolemia, ini terjadi dapat
D. Hipokloremia dan hiperkloremia Yaitu penurunan kadar ion klorida di dalam serum.
disebabkan karena :1) Penurunan
Sedangkan hoperkloremia adalah peningkatan kadar ion klorida didalam serum.
masukan. 2) Kehilangan cairan yang
abnormal melalui kulit, gastrointestinal,
ginjal abnormal. 3) Pendarahan.
Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang

1. Perhatikan asupan A. Pemeriksaan Radiologi Foto


elektrolit sebelum thorak dapat mengarah ke kardio
dan sesudah megali : celah paru dengan
berolahraga. kongestif paru
2. Mengubah diet B. EKG EKG dilaksanakan untuk
dengan makanan mengetahui ada tidaknya
kaya mineral miokardial akut, guna mengkaji
3. Perhatikan aritma dan untuk mengenal respon
keseimbangan kompensatori seperti terjadinya
cairan dalam hipertropi ventrikel.
tubuh.
4. Diuretik untuk C. Laboratorium 1) Darah 2) Urine
kelebihan cairan 3) Pemeriksaan keseimbangan
mineral dalam asam basa (AGD).
tubuh.

Patofisiologi
Masalah Kebutuhan Cairan
1.Hipovolume atau Dehidrasi =Kekurangan cairan eksternal terjadi karena asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan
cairan tubuh dengan mengosongkan cairan vaskuler. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan interstisial, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel.
Pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah.
Masalah Kebutuhan elektrolit
a.Hiponatremia = Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan
Diagnosa adanya kadar natrium dalam plasma sebanyak <
Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
135 mEq/lt,
a. faktor yang memepengaruhi masalah kenutuhan cairan seperti 1. Risiko ketidakseimbangan cairan
b. Hipernatremia = Merupakan suatu keadaan dimana
sakit, diet, lingkungan, usia perkembangan dan penggunaan obat.
kadar natrium dalam plasma tinggi,
2. ditandai
Risiko dengan adanya mukosa
ketidakseimbangan elektrolitkering, oliguri/anuria, turgor kulit
b. buruk dan
Pengkajian Fisik permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik serta kadar natrium dalam plasma lebih
dari 145 mEq/lt.
Meliputi system yang berhubungan dengan masalah cairan dan
elektrolit seperti system integument (status turgor kulit dan
edema), system kardiovaskular (adanya distensi vena jugularis,
Intervensi Keperawatan Intervensi Keperawatan

DX 1 DX 1

Kriteria hasil Kriteria hasil

 Asupan cairan meningkat  Serum natrium meningkat


 Dehidrasi menurun  Serum kalium, klorida,
 Turgor kulit meningkat kalsium, magnesium,
fosfor, meningkat
Observasi
Observasi
 Monitor status hidrasi
 identifikasi kemungkinan
 Monitor hasil pemeriksaan
ketidakseimbangan
lab
elektrolit
 Monitor BB harian
 monitor kadar elektrolit
 Monitor BB harian
serum
sebelum dan sesudah
Daftar Pustaka analisis Terapeutik

Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku Terapeutik  alur interval waktu
Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2019. 6 (5) : h.272 – 98. pemantauan sesuai kondisi
 Catat intake output dan
pasien dan dokumentasi
Hahn RG. Crystalloid Fluids. Dalam Clinical Fluid Therapy in the hitung balance cairan
Perioperative Setting. Cambridge: Cambridge University Press. 2018; 1 : h. 1 –  Berikan cairan intravena Edukasi
10.
 Berikan asupan cairan
 jelaskan tujuan dan
Stoelting RK, Rathmell JP, Flood P, Shafer S. Intravenous Fluids and sesuai kebutuhan
prosedur pemantauan
Electrolytes. Dalam Handbook of Pharmacology and Physiology in Anesthetic
Practice 3rd ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health. 2018; 17 : h. 341 – 49. Kolaborasi  informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
SDKI SIKI SLKI EDISI 1  Kolaborasi pemberian
diuretik

Anda mungkin juga menyukai