Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KETIDAKSEIMBANGAN
KEBUTUHAN CAIRAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

LEVINA HELLEN UMPENAWANY


NIM : SN231105
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KETIDAKSEIMBANGAN KEBUTUHAN
CAIRAN ELEKTROLIT

A. Konsep Kebutuhan Cairan Elektrolit


1. Pengertian Kebutuhan Cairan Elektrolit

Diare merupakan salah satu penyakit yang bisa


menyebabkan kematian kalau tidak mendapatkan
penanganan atau penanggulangan yang cepat dan tepat.
Penyakit diare itu dipengaruhi oleh perilaku higienis
seseorang,dalam menjaga tingkat kebersihan dirinya.
(Ahyanti & Rosita, 2022).

Diare akut adalah buang air besar ( defekasi),


dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah
padat),kandungan air tinja lebih banyak dari pada biasanya
lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam. Defenisi lain
memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3
kali perhari. Buang air besar tersebut dapat/tanpa disertai
lender dan darah .
B. Anatomi dan fisiologis Diare
1. Anatomi system Pencernaan

Menurut Nasar, (2018) klarifikasi anggota badan sebagai


berikut:
a. Mulut
Mulut atau oris ialah awalan dari pencernaan beberapa
ialah area luar yang kecil atau vestibulum ialah tempat
berdekatan gusi,gigi, bibir dan pipi. kemudian organ rongga
mulut, ialah ruang rongga diantara tulang maksilaris,
palatum dan mandibularis, letaknya di belakang
berhubungan dengan faring. Palatum terdiri atas 2 yaitu :
Palatum durum (palatum keras) ialah kaitan rongga hidung
dan rongga mulut dan palatum mole (palatum lunak), di
tempatkan pada letak ialah lipatan menggantung bisa dapat
bergerak. Pipi dilapisi dari mukosa yang memilki papilla,
otot pada pipi ialah buksinator. Rongga mulut, ada gigi dan
lidah. Gigi ada dua macam ialah gigi sulung dan gigi tetap.
Gigi sulung tada mulai 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring
dan 8 buah gigi geraham, pada gigi tetap ada 8 buah gigi
seri, 4 buah gigi taring, 8 buah gigi geraham (molare) dan 12
gigi geraham (premolare). Gigi seri makna memotong
makanan, gigi taring untuk memisahkan makanan dan gigi
geraham berguna untuk menghaluskan makanan. Lidah ada
otot serat lintang, di tutup lendir, otot lidah bisa bergerakkan
ke seluruh mulut. Lidah bisa mencampur makanan, membuat
suara dan bisa juga untuk alat pengecap dan menelan bahkan
bisa merasakan makanan.
b. Faring
Berkaitan dengan kerongkongan (esofagus), ada terdapat
tonsil yaitu kesatuan kelenjar limfe memiliki limfosit ialah
pertahanan infeksi.
c. Esofagus
Esofagus ialah ruang berotot, relatif lurus memanjang di
antara faring dan lambung, esofagus bertempat di rongga
toraks dan tembus diafragma kemudian satukan lambung pada
rongga perut. esofagus bisa membawa menuju lambung dan
tidak sebagai alat pencernaan
d. Lambung
Lambung Ialah lapangan organ berbentuk seperti kantong
peritoneum di tempatkan esophagus serta usus halus. Kantong
lambung seperti tabung bentuk J apabila penuh seperti buah
apel besar. Lambung ada antrum kardia (yang menerima
esofagus), fundus besar seperti kubah, badan utama atau
korpus dan pylorus. Sebagai contoh faktor endogen ialah
asam hidroklorida (HCl), pepsinogen/pepsin, dan garam
empedu, sedangkan contoh substansi eksogen. Pekindung
untuk mempertahankan ada tiga tingkatan sawar ialah
preepitel, epitel, dan subepitel. Mukus ada air (95%) dan
campuran lipid serta glikoprotein. Fungsi gel mukus untuk
melindungi dari air serta sel epitel dari mukosa lambung dan
berbentuk gradien derajat keasaman 18 (pH) yang berkisar
dari 1 sampai 2 pada lapisan lumen dan mencapai 6-7 di
sepanjang lapisan epitel sel.
e. Usus Halus
Panjang Usus halus kira-kira 6 m serta usus besar kira-
kira 1.5 m jejunum dan ileum oleh manusia dewasa. Usus halus
bisa melakukan penerian zat makanan oleh kapiler darah serta
saluran limfe, protein seperti asam amino, serta karbohidrat di
buat monosakarida, usus halus dapat mengbah makanan menjadi
enterolinase dari hasil getah usus. Getah eripsin memiliki lactase
bisa merubah laktase menjadi monosakarida.
f. Usus Besar
Usus besar bisa di bilang kolon panjangnya kira-kira 1,5
m di pisah jadi sekum, kolon asendens, kolon transversum,
kolong desendens, dan sigmoid, rektum. Manfaat usus besar
ialah penerimaan air makanannta, ruang di tempatkan E.colli
serta tempat feses.
g. Rektum dan Anus Rektum
Rectum dan anus ialah bermula usus besar (sesudah kolon
sigmoid) kemudian anus, berguna untuk tempat pengendapan
tinja sementara. Membesarnya luar rectum terjadi adanya
tumpukan material berada di rektum yang membuat sistem
saraf ingin melakukan defekasi. Apabila defekasi tak ada
material balik ke usus besar, pada saat itu penyerapan air akan
kembali dilakukan pembuangan tinja melalui proses defekasi
(buang air besar BAB), adalah kegunaan pertama.
C. Etiologi
Dalam buku standar diagnosis keperawatan Indonesia (PPNI,
2019) penyebab ketidakseimbangan cairan elektrolit adalah
Fisiologis
1. Inflamasi gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal
3. Proses infeksi
4. Malabsobrsi
Psikologis
1. Kecemasan
2. Tingkat stress tinggi
Situasional
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin
3. Penyalagunaan laktasif
4. Penyalagunaan zat
5. Program pengobatan (Agen tiroid, Analgesik pelunak
feses,ferosulfat, antasida, cimetidine, dan antibiotic).
6. Perubahan air dan makanan
7. Bakteri pada air
D. Faktor -faktor yang mempengaruhi Diare
1. Obat-obatan
Antibiotik bisa menyebabkan diare karena dapat mengurangi
infeksi yang membunuh semua jenis bakteri. Antibiotik bisa
mengganggu keseimbangan alami di dalam usus. Obat penyebab
diare lainnya yaitu obat anti kanker dan antasida
2. Intoleransi
Intoleransi laktosa terjadi pada beberapa orang yang alergi

laktosa susu sapi. Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam

susu sapi dan produk susu lainnya. Orang yang kesulitan

mencerna laktosa bisa mengalami diare. Intoleransi laktosa bisa

terjadi ketika bertambahnya usia. Penyebabnya, arena kadar

enzim yang membantu mencerna laktosa semakin menurun.

E. Klasifikasi
Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi dari diare. Tingkat dari
dehidrasi pada diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan atau rata-rata
25ml/kgBB. Gambaran kliniknya antara lain turgor kulit kurang
elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok,
ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
b. Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan atau rata-rata
75ml/kgBB. Gambaran kliniknya antara lain turgor kulit jelek,
suara serak, penderita jatuh pre syok, nadi cepat dan dalam,
gelisah, sangat haus, pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan
mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
c. Dehidrasi berat
Kehilangan cairan 8-10%dari berar badan atau rata-rata
125ml/kgBB. Gambaran kliniknya antara lain seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun,
apatis sampa koma, otot-otot kaku sampai sianosis, denyut
jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah turun, warna urine
pucat, pernapasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek,
ubunubun dan mata sangat cekung sekali, dan tidak mau
minum (Ida Mardalena, 2018: 126-127).
F. Manifestasi klinis

Gejala dan tanda gangguan rasa nyaman (mual) dapat dibagi


menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut (PPNI, 2020) :
a. Gejala dan tanda mayor :
Data subjektif: (tidak tersedia)

Data objektif:

1. defekasi lebih dari 3x dalam 24 jam

2. feses lembek/cair
b. Gejala dan tanda minor
Data subjektif:
1. Urgency
2. Nyeri/kram abdomen
Data objektif :
1. Frekuensi peristaltic
2. Bising usus hiperaktif
G. Patofisiologi
Diare menyebabkan kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui
feses. Patogenensis kebanyakan diare dapat berasal dari kelainan
sekretorik, osmotic atau motilitas usus (Kasiati & Rosmalawati, 2019)
1. Gangguan Sekresi
Diare sekretorik sering disebabkan oleh zat-zat pemacu
sekresi, seperti toksin kolera, yang terikat pada reseptor di epitel
permukaan usus dan kemudian memacu akumulasi cAMP atau
cGMP. Beberapa asam lemak intralumen dan garam empedu
menyebabkan mukosa kolon menyekresi melalui mekanisme ini
Gangguan Osmotik
Diare osmotik terjadi setelah mengkonsumsi makanan
cair yang sulit diserap. Akibatnya terdapat makanan atau zat
yang tidak dapat diserap menyebabkan tekanan osmotic dalam
rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebih
akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul
diare (Sodikin, 2011)
3. Gangguan Motilitas Usus
Gangguan motilitas usus berhubungan dengan
perpindahan cepat atau lambat, dan umumnya tidak
berhubungan dengan jumalah diare yang banyak (Sodikin,
2011). Sementara itu, pada anak yang lebih besar dapat
terjadi diare psikogenik yang sering kali mengindikasi
kebencian terhadap sekolah (Sodikin, 2011).

9. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri :Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera


fisiologis :
2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
N Diagosa Tujuan dan Intervensi
o keperawatan kriteria
hasil
1. Nyeri akut b/d Setelah Manajemen nyeri:
agen pencidera dilakukan Observasi
fisologis intervensi 1.identifikasi lokasi,
keperawata karakteristik,durasi,
n selama frekuensi,kualitas,
3x 24 jam intensitas nyeri
maka : 2.identifikasi skala
Tingkat nyeri
nyeri 3.identifikasi respon
(L.08066) nyeri non verbal.
dengan Terapeutik :
kriteria - Berikan
hasil : Teknik
1.tingkat nonfarmakol
nyeri ogis untuk
menurun mengurangi
2. meringis rasa nyeri
menurun (mis.terapi
3. sikap music, terapi
protektif pijat)
menurun - Control
4.gelisah lingkungan
menurun yang
5.kesulitan memperberat
tidur rasa nyeri
menurun - Fasilitasi
6. istirahat dan
frekuensi tidur
nadi Edukasi :
membaik - Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
- Jelaskan
strategi
meredahkan
nyeri
- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri.
- Jelaskan
strategi
meredahkan
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
analgetic,
jika perlu

2. Risiko Setelah Manajemen


Ketidakseimba dilakukan elektrolit :
ngan elektrolit intervensi Observasi :
b/d diare keperawata - Identifikasi
n selama tanda dan
3x 24 jam gejala
maka : ketidakseimb
Tingkat angan kadar
keseimban elektrolit
gan - Identifikasi
elektrolit penyebab
(L.03021) ketidakseimb
dengan angan cairan
kriteria elektrolit
hasil : - Identifikasi
- serum kehilangan
natrium elektrolit
membaik melalui
(4) cairan (mis.
- serium Diare)
kalium - Monitor
membaik(4 kadar
) elektrolit
- serum - Monitor efek
klorida samping
membaik pemberian
(4) suplemen
elektrolit
Terapeutik :
- Berikan
cairan jika
perlu
- Berikan diet
yang tepat
(mis. Tinggi
kalium,
rendah
natrium)
- Anjurkan
pasien dan
keluarga
untuk
modifikasi
diet, (jika
perlu)
- Pasang akses
intravena.
(Bila perlu)
Edukasi :
- Jelaskan
jenis,penyeba
b,dan
penanganan,
ketidakseimb
angan
elektrolit
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
suplemen
elektrolit
(mis.Oral,NG
T,IV)
Daftar Pustaka

Ahyanti, M., & Rosita, Y. (2022). Determinan Diare Berdasarkan Pilar


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia, 21(1), 1–8.
Kasiati & Rosmalawati. (2019). Kebuthuan Dasar Manusia I. Modul
Bahan Cetak Keperawatan. Jakarta
Rohmah, N., & Walid, S. (2019). Proses Keperawatan Teori & Aplikasi.
Yogyakarta: AR-Ruz Media
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2020). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI
Wahyudi, Andri Setiya dan Abd. Wahid. (2019). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta: Mitra Wacana Media

Anda mungkin juga menyukai