Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN
&
LAPORAN KASUS

Disusun oleh :
Nama : Pratiwi oktarini
Kelas : XI.keperawatan
Guru pembimbing : Yuli Andriani

SMK SETIA DARMA 2 PROGRAM KESEHATAN


TAHUN AJARAN 2021-2022
A. Konsep dasar penyakit Diare
1.Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan
atausetengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak darikeadaan
normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih daritiga
kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi danlebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijauatau dapat
bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2.Anatomi & fisiologi


1).Anatomi sistem pencernaana.
a.Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :
1)Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.
2)Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinyaoleh tulang
maksilaris, palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengankerongkongan,
merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan,letaknya dibelakang rongga
mulut dan didepan ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah lambung.
Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui thorak
menembus diafragma masuk kedalamabdomen ke lambung.
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling banyak
terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung, yaitu :
1).Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiriosteum
kardium biasanya berisi gas.
2).Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah notura
minor.
3).Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter pilorus.
4).Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordisamapi
pilorus.
5).Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiriosteum
kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, merupakansaluran paling
panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaanmakanan.Usus halus
terdiri dari :
1).DuodenumDisebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu
kudamelengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagiankanan
duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.
2).YeyunumUsus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, diantara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Padamanusia dewasa
panjangnya ± 2-3 meter.
3).IleumUsus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.Pada
sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral
atau sedikit basa) dan berfungsimenyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap
air dari makanan,tempat tinggal bakteri koli, tempat feces.
Usus besar terdiri atas 8 bagian:
1)Sekum.
2)Kolon asenden
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai ke hati, ±13
cm.
3)Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.4)Kolon transversum.Membujur
dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang ±28 cm.
5)Kolon desenden
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawahdengan
panjangnya ± 25 cm.
6)Kolon sigmoid
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung bawah
berhubungan dengan rektum.
7)Rektum
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus.
8)Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektumdengan dunia
luar.

2)Fisiologi sistem pencernaan


Usus halus mempunyai dua fungsi utama, yaitu : pencernaan dan absorpsi bahan
nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung olehkerja ptialin,
asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Prosesdilanjutkan di dalam
duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yangmenghidrolisis karbohidrat,
lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebihsederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret
pankreas membantu menetralkanasam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim-
enzim. Sekresi empedudari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan
lemak sehinggamemberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas (Price &
Wilson,1994).
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan,
yaitusegmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan
hormon(Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat
yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan
peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengankecepatan yang sesuai
untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung(Price & Wilson, 1994).
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat,lemak dan
protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino)melalui dinding usus ke
sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-seltubuh. Selain itu air, elektrolit dan
vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagaizat berlangsung dengan mekanisme transpor
aktif dan pasif yang sebagiankurang dimengerti (Price & Wilson, 1994).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses
akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalahmengabsorpsi air dan
elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagiankanan. Kolon sigmoid berfungsi
sebagai reservoir yang menampung massa fesesyang sudah dehidrasi sampai defekasi
berlangsung (Preice & Wilson, 1994).Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam
lemak rantai pendek sertamengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu
menjagakeseimbangan air dan elektrolit dan mencegah terjadinya dehidrasi.
(Schwartz,2000)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanandan
meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang palingumum,
mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini menurun olehantikolinergik,
meningkat oleh makanan dan kolinergik. Gerakan massamerupakan pola yang kurang
umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik, tekanan 100-
200 mmHg, tiga sampai empat kalisehari, terjadi dengan defekasi. (Schwartz, 2000)Gas
kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksiintralumen.
Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakterimembentuk hidrogen dan
metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna. Normalnya 600 ml/hari.
(Schwartz, 2000)
3. Etiologi
1.Faktor infeksia.
a.Infeksi enteral;
infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utamadiare pada anak,
meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi
parasit (E.hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b.Infeksi parenteral;
merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapatmenimbulkan diare seperti:
otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,ensefalitis dan sebagainya.
2.Faktor Malabsorbsi
• Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa),monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu bisa
terjadimalabsorbsi lemak dan protein
3. Faktor Makanan
•Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap
makanan jenis makanan tertentu.
4.Faktor Psikologis
•Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapidapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

4. Tanda dan gejala


•Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
•Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
•Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
•Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinjamenjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
•Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun),ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
•Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
•Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

5.Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1.Gangguan osmoticAdanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkantekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akanmerangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2.Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akanterjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus danselanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3.Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
peristaltik ususmenurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya
dapattimbul diare pula.

6. Pemeriksaan penunjang
1.Pemeriksaan tinjaa, Makroskopis dan mikroskopis b.PH dan kadar gula dalam tinjac.Bila
perlu diadakan uji bakteri
2.Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, denganmenentukan PH
dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3.Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4.Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7.komplikasi
•Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
•Renjatan hipovolemik.
•Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
•Hipoglikemia.
•Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karenakerusakan
vili mukosa, usus halus.
•Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
•Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita jugamengalami
kelaparan.

8.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1.Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat
memberikan rehidrasiyang cepat dan akurat, yaitu:
1)Jenis cairan yang hendak digunakan.Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan
cairan pilihan karenatersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya
rendah biladibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapatdiberiakn
NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1ampul Nabik 7,5% 50 ml pada
setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaandiare akut awal yang ringan dapat diberikan
cairan oralit untuk mencegahdehidrasi dengan segala akibatnya.
2)Jumlah cairan yang hendak diberikan.Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti
yang hendak diberikan harussesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat
dehidrasiringan, sedang, berat dapat dinilai dengan Skor Mourice King.
2.Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badankurang dari 7
kg, jenis makanan :
a.Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
b.Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c.Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
3.Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a.Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b.Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c.Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

B.Dampak penyakit terhadap kebutuhan dasar manusia


1.Kebutuhan Oxygenasi
Meningkatnya frekuensi buang air besar memungkinkan terjadinyakekurangan cairan dan
elektrolit yang berat sehingga menimbulkan intoleransimetabolisme dalam tubuh dan
tubuh menjadi asidosis metabolic untuk mempertahankan tubuh tetap seimbang maka
nafas menjadi lebih cepat (sesak).
2.Kebutuhan cairan dan elektrolit
Diare mengakibatkan pengeluaran air dan elektrolit berlebih, dengan adanyahipokalemi,
hiponatremi dan sebagainya, meka perlu adanya koreksi denganrehidrasi cairan elektrolit
secara instan.
3.Kebutuhan sirkulasi
Pada keadaan hipovolemia menyebabkan penurunan tekanan darah,tachycardia sebagai
respon untuk meningkatakan perfusi jaringan. Adanya deklasikalium dapat menimbulkan
disritmia jantung.
4.Kebutuhan EliminasiPeningkatan frekuensi BAB menyebabkan dehidrasi, maka ginjal
menahan Na+ dan air sehingga urin menjadi pekat dan produksinya menurun.
5.Kebutuhan nutrisiDiare dapat menyebabkan anorexia dan peningkatan rasa haus.
Penurunan berat badan 2% pada diare ringan, 5% pada diare sedang ,dan 8% pada diare
berat sebagai akibat menurunya absorbsi usus terhadap nutrient.
C.ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan dengan pengumpulan
data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang
ada. (Hidayat, 2004 : 98)Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :
a.Identitas Klien
1)Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor
medical record.
2)Identitas klien
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,suku dan gaya
hidup.
b.Riwayat Kesehatan
1.Keluhan Utama Bab cair lebih dari 3x.
2.Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan BAB cair berkali-kali baik
desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah.
Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makanmenurun, suhu badan
meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3.Riwayat Keperawatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik ataukortikosteroid jangka
panjang (perubahan candida albicans dari saprofitmenjadi parasit), alergi makanan, dll.
4.Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dankomunitas,
pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi danhubungan angota keluarga, kultur
dan kepercayaan, perilaku yang dapatmempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien dan lain-lain.
c.Pemeriksaan Fisik
1)Keadaan umum : klien lemah, lesu, gelisah, kesadaran turun
2)Pengukuran tanda vital meliputi : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi dansuhu tubuh.
3) Keadaan sistem tubuh
a.Mata : cekung, kering, sangat cekung
b.Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristalticmeningkat >
35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minumnormal atau tidak haus,
minum
lahap dan kelihatan haus, minum sedikitatau kelihatan tidak bisa minum
c.Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karenaasidosis metabolic
(kontraksi otot pernafasan)
d.Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare
sedang
e.Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhumeningkat >
37⁵⁰c,
akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillaryrefill time memajang > 2 dt,
kemerahan
pada daerah perianal.
f.Sistem perkemihan : oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam).

2.Diagnosa keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankehilangan cairan
skunder terhadap diare.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare /output
berlebih dan intake yang kurang.
3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap
diare.
4) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensidiare.

3.Rencana tindakan keperawatan


1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengankehilangan cairan
skunder terhadap diare
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jamkeseimbangan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria Hasil:
o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5⁰c, RR : <24 x/mnt )
o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cekung, UUBtidak cekung.
o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.
Intervensi:
a.Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit R/ Penurunan sisrkulasi
volume cairan menyebabkan kekeringanmukosa dan pemekataj urin. Deteksi dini
memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit
b.Pantau intake dan outputR/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuatkeluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
c.Timbang berat badan setiap hariR/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB
sama dengankehilangan cairan 1 lt.
d.Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 2-3 lt/hr R/ Mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
e.Kolaborasi :
1.Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)R/ Koreksi keseimbang
cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).
2.Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur R/ Mengganti cairan dan elektrolit
secara adekuat dan cepat.
3.Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)R/ Anti sekresi untuk
menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar seimbang, antispasmolitik untuk proses
absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat
endotoksin.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengandiare/output
berlebih dan tidak adekuatnya intake.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam di RSkebutuhan nutrisi
terpenuhi
Kriteria:
-Nafsu makan meningkat
-BB meningkat atau normal sesuai umur Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserattinggi, berlemak
dan air terlalu panas atau dingin)R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat
merangsangmengiritasi lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atausampah, sajikan
makanan dalam keadaan hangatR/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu
makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihanR/ Mengurangi
pemakaian energi yang berlebihan
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jamR/ Mengetahui jumlah output dapat
merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
-terapi gizi : Diet TKTP rendah serat
-obat-obatan atau vitamin
R/ Mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh
3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder
dari diare
Tujuan: Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan
suhu tubuh
Kriteria Hasil:
-Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
-Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio laesa)Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jamR/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi
tubuh ( adanyainfeksi)
2) Berikan kompres hangatR/ Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan
produksi panas tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak
4) Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatanfrekwensi
BAB (diare)
Tujuan: Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama 3 x 24 jam integritaskulit tidak
terganggu
Kriteria Hasil:
-Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
-Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
Intervensi:
1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur R/ Kebersihan mencegah
perkembang biakan kuman
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya)R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak
diharapkan oleh karenakelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jamR/ Melancarkan vaskulerisasi,
mengurangi penekanan yang lamasehingga tak terjadi iskemi dan irirtasi .

Anda mungkin juga menyukai