MAKALA
H
2
009
PENJASK
‘DAMPAK SEKS BEBAS ‘
ES
2
Yunior Rahmawan Usop
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………………………………………
…...............1
Kata Pengantar…………………........……………………………………...............
2
Daftar Isi…………………………………………………………………................3
Bab I Pendahuluan
a) Latar Belakang…………………………………………................4
b) Permasalahan………………………………....…………...............5
Bab II Pembahasan
a) Pendidikan Seks……………………………..
1) Pengertian Pendidikan Seks
2) Tujuan Pendidikan Seks
b) Bahaya Seks Bebas…………………………
c) Menghindari Seks Bebas………………….
1) Pencegahan Menurut Agama
2) Pencegahan Seks Dalam Keluarga
Bab III Penutup
a) Kesimpulan…………………………………………………….
b) Saran-saran…………………………………………………...
Daftar Pustaka
3
Yunior Rahmawan Usop
Bab I Pendahuluan
a) Latar Belakang
Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting
dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis.
Padahal pada masa remaja informasi tentang masalah seksual sudah
seharusnya mulai diberikan, agar remaja tidak mencari informasi dari orang
lain atau dari sumber-sumber yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali.
Pemberian informasi masalah seksual menjadi penting terlebih lagi mengingat
remaja berada dalam potensi seksual yang aktif, karena berkaitan dengan
dorongan seksual yang dipengaruhi hormon dan sering tidak memiliki
informasi yang cukup mengenai aktivitas seksual mereka sendiri (Handbook of
Adolecent psychology, 1980). Tentu saja hal tersebut akan sangat berbahaya
bagi perkembangan jiwa remaja bila ia tidak memiliki pengetahuan dan
informasi yang tepat. Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar remaja kita
tidak mengetahui dampak dari perilaku seksual yang mereka lakukan,
seringkali remaja sangat tidak matang untuk melakukan hubungan seksual
terlebih lagi jika harus menanggung resiko dari hubungan seksual tersebut.
Karena meningkatnya minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada
dalam potensi seksual yang aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai
informasi mengenai hal tersebut. Dari sumber informasi yang berhasil mereka
dapatkan, pada umumnya hanya sedikit remaja yang mendapatkan seluk
beluk seksual dari orang tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau
mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh,
misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-
teman, buku-buku tentang seks, media massa atau internet.
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan
berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal
untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Disaat remajalah proses menjadi
manusia dewasa berlangsung. Pengalaman manis, pahit, sedih, gembira, lucu
bahkan menyakitkan mungkin akan dialami dalam rangka mencari jati diri.
Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa
pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan.
Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan
rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Daya tarik persahabatan
antar kelompok, rasa ingin dianggap sebagai manusia dewasa, kaburnya nilai-
nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari pihak yang lebih tua (dalam hal
ini orang tua), berkembangnya naruli seks akibat matangnya alat-alat kelamin
sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks dari sekolah/lembaga
formal serta bertubi-tubinya berbagai informasi seks dari media massa yang
tidak sesuai dengan norma yang dianut menyebabkan keputusan-keputusan
yang diambil mengenai masalah cinta dan seks begitu kompleks dan
menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua ataupun lingkungan
keluarganya.
Memasuki Milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum
pendidik bersikap lebih tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan
remaja agar ekstra berhati-hati terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang
berkaitan dengan masalah seksual, yang berlangsung saat ini. Seiring
perkembangan yang terjadi sudah saatnya pemberian penerangan dan
pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja ditingkatkan.
Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas
4
Yunior Rahmawan Usop
merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan
sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk
dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah.
Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai
generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit
kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi
pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
b) Permasalahan
Arus modernisasi juga berdampak negatif di kalangan remaja. Banyak
diantaranya yang telah melakuka seks bebas. Pendidikan seks dan
dampaknya masih kurang diperkenalkan kepada remaja Indonesia.
Sebagian kecil remaja Indonesia telah melakukan seks bebas terhadap
pacar atau temanya. Akses informasi yang begitu cepat melalui
internet, komik dewasa, Film dan game menyerbu remaja yang dikemas
sedemikian rupa sehingga perbuatan seks dianggap lumrah dan
menyenangkan.
Bab II Pembahasan
a) Pendidikan Seks
1) Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi
fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin dan sebagainya.
Pendidikan seks bisa juga diartikan sebagai sex play yang hanya perlu
diberikan kepada orang dewasa. Pendidikan seks bukan hanya
mengenai penerangan seks dalam arti heterosexual, dan bukan semata-
mata menyangkut masalah biologis atau fisiologis, melainkan juga
meliputi psikologis, sosio-kultural, agama, dan kesehatan. Dalam
pendidikan sek dapat dibedakan antara sex intruction yaitu penerangan
mengenai anatomi, mengenai biologi dari reproduksi, pembinaan
keluarga dan metode kontrasepsi serta education in sexuality meliputi
bidang-bidang etika, moral, fisikologi, ekonomi, dan pengetahuan
lainnya. Sex instruction tanpa education in sexuality dapat
5
Yunior Rahmawan Usop
menyebabkan promiscuity (pergaulan dengan siapa saja) serta
hubungan-hubungan seks yang menyimpang.
Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara
umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan
seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses
terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku
seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan
kemasyarakatan. Masalah pendidikan seksual yang diberikan
sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat,
apa yang dilarang, apa yang dilazimkan dan bagaimana melakukannya
tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan
yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup
yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan
seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang
berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar.
Menurut Singgih, D. Gunarsa, penyampaian materi pendidikan seksual
ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya
tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain,
berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan
umur anak serta daya tangkap anak ( dalam Psikologi praktis, anak,
remaja dan keluarga, 1991). Dalam hal ini pendidikan seksual idealnya
diberikan pertama kali oleh orangtua di rumah, mengingat yang paling
tahu keadaan anak adalah orangtuanya sendiri. Tetapi sayangnya di
Indonesia tidak semua orangtua mau terbuka terhadap anak di dalam
membicarakan permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomi
maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menyebabkan
ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang
seks tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami
permasalahan tersebut. Dalam hal ini maka sebenarnya peran dunia
pendidikan sangatlah besar. Pendidikan seks jangan diartikan sebagai
mengajarkan bagaimana cara berhubungan seks, kata Dr. Raditya, akan
tetapi pemberian materi kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Jenis
dan kedalaman materinya disesuaikan dengan usia
Materi yang diberikan dimulai dengan dijelaskan tentang anatomi
dan fungsi alat reproduksi, perkembangan fisik dan mental remaja,
definisi seks dan seksualitas, kesehatan seksual hubungan seks,
kehamilan dan pencegahan kehamilan (alat kontrasepsi).
Menurut dokter yang juga aktif di RS Pantai Indah Kapuk, Klinik Wira
Medika dari Klinik Keluarga Berencana ini, pemberian materi pendidikan
seks tersebut juga disertai dengan pendidikan dan penghayatan agama
yang kuat.
6
Yunior Rahmawan Usop
dibedakan juga merupakan pendidikan seks. Ketajaman seksualitas ,
seorang anak dimulai dari bajunya. Bahkan warna bajunya. Misalnya
warna pink selalu untuk perempuan, dan warna biru untuk laki-laki.
Contoh lain misalnya bahan pakaian.
Menjelang akil balig, Yang disebut jati diri seksual makin tampak sebab
secara biologis akan terjadi perubahan-perubahan fisik. Pada tahap ini
jangan sampai anak laki-laki dan anak perempuan dianggap sama di
dalam segala hal. Aksesoris baju pada usia akil balig juga bertambah.
Pada anak perempuan, misalnya mulai mengenakan bra juga mulai
mengenal pembalut.
Pendidikan seks merupakan upaya yang menyeluruh, Keluarga,
pendidikan formal dan masyarakat secara bersama-sama melakukan
upaya pendidikan seks yang saling mengisi satu sama lain.
7
Yunior Rahmawan Usop
norma agama, sosial dan kesusilaan (Tirto Husodo, Seksualitet dalam
mengenal dunia remaja, 1987)
8
Yunior Rahmawan Usop
bergaul dengan teman yang suka melacur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perilaku yang paling banyak dilakukan responden
ialah berkawan dengan pecandu narkoba (min 1,3686), perilaku lainnya
cenderungan tidak pernah dilakukan responden (min antara 1,0157 –
1,0941).
Menurut Dr. Raditya, ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku
seks di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual.
Di Amerika. setiap tahunnya hampir satu juta remaja Perempuan
menjadi hamil dan sebanyak 3,7 juta kasus baru infeksi penyakit
kelamin diderita oleh remaja.
Untuk menghindari perilaku seks remaja yang berisiko, peran orang tua
dalam masa tumbuh kembang remaja sangatlah penting, antara lain
bahwa orang tua harus bisa menjadi sahabat remaja. Agar hubungan
orang tua dengan remaja terjalin dengan baik dan dapat menyelesaikan
masalah remaja dengan baik dan tuntas, diperlukan komunikasi yang
baik dan efektif.
9
Yunior Rahmawan Usop
Perilaku seks bebas tidak aman di kalangan remaja dapat dan banyak
menimbulkan dampak negatif , baik pada remaja putra maupun putri.
Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas
tidak aman tersebut lebih berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang
remaja putra.
Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas.
a) Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah
melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral
pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar
pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban
mental yang berat.
b) Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa
mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur.
kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental
yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini
mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan
keturunannya.
c) Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi
merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum.
Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim.
Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena
dapat mengakibatkan kematian.
d) Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui
pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks
bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali
saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang
tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa
ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.
e) Timbul rasa ketagihan.
f) kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria.
Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering
disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya
kehamilan pada remaja:
Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tua
dari anak itu sendiri. Pendidikan yang diberikan termasuk dalam
10
Yunior Rahmawan Usop
pendidikan seksual. Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang
sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka
dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudah
diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan
anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud
bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan
anak perempuannya. Kemudian usahakan jangan sampai muncul
keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan,
kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.
11
Yunior Rahmawan Usop
responden tidak menyetujui penyalahgunaan narkoba dan mengadakan
seks di luar nikah. Pengetahuan Agama Remaja
12
Yunior Rahmawan Usop
seorang bayi mulai dapat diberikan pendidikan seks, agar ia mulai dapat
memberikan mana cirri-laki-laki dan mana ciri perempuan. Bisa juga
diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada orang tuanya tentang
bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting untuk
memberikan pendidikan seks pada usia dini.
c) Saran-saran
• Tingkatkan keimanan dan selalu dekatkan diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
• Jauhilah narkotika dan pergaulan tanpa batas.
• Tumbuhkan norma dan nilai-nilai sosial.
• Hindari hal-hal negatif.
• Isi hari-hari kita dengan beraktivitas dan berolahraga.
• Hindari pergaulan negatif.
• Selektif terhadap teman-teman sebaya.
• Loya namun tetap hati-hati mengikuti perkembangan teknologi.
• Hidup sehat tanpa terpau narkotika.
• Jangan hancurkan masa depan.
13
Yunior Rahmawan Usop
• Capai cita-cita tanpa seks bebas.
• Pikirkan segala tindakan kita dengan efektif dan komprehensif
sesuai dengan akibat yang akan kita terima.
• Hindari seks bebas sejak dini dengan tidak bergaul tanpa batasan
norma dan etika.
• Katakan "tidak", jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran
melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai
"bukti cinta", jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak
wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia
akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita
masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita,
keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan
pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis
masih utuh selaput daranya atau tidak.
• Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali karena terbuai aktivitas berpacaran.
untuk itu beberapa tips agar tidak terbuai:
1. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat.
2. Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas
seksual.
3. Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran.
4. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.
5. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan,
sambil mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran.
• Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu
diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat
mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut:
1. Sehat Fisik.
Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar
ataupun menendang.
2. Sehat Emosional.
Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan.
Harus mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu
mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik.
3. Sehat Sosial.
Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus
tetap dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila
seharian penuh bersama dengan pacar.
4. Sehat Seksual.
Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang
beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, apalagi
melakukan hubungan seks.
Daftar Pustaka
www.e-dukasi.net ; www.crr.com
14
Yunior Rahmawan Usop
www.bknn.com ; www.wikipedia.com
www.geocities.com ; www.scribd.com
www.slideshare.com ; www.books.google.com
sumber-sumber lain yang relevan dan dapat dipercaya.
Lampiran
Seks berarti jenis kelamin, yaitu suatu sifat atau ciri yang membedakan
laki-laki dan perempuan.
Seksual berarti yang ada hubungannnya dengan seks atau yang muncul
dari seks, misalnya pelecehan seksual yaitu menunjuk kepada jenis
kelamin yang dilecehkan.
15
Yunior Rahmawan Usop
Perlaku seksual adalah segala bentuk perilaku yang muncul berkaitan
dengan dorongan seksual.
Sebetulnya sampai saat ini tidak ada bukti bahwa pendidikan seks justru
akan menyebabkan remaja ingin mencoba. Berbagai studi justru
menunjukan bahwa remaja yang mendapatkan informasi yang benar
tentang kehidupan seksualitas akan menjadi lebih bertanggung jawab
terhadap kehidupan mereka. Bagi remaja yang belum aktif seksual,
pendidikan seks justru akan menunda umur pertama kali melakukan
hubungan seks. Remaja yang sejak awal mengetahui bahwa melakukan
hubungan seksual dengan sembarang orang akan memiliki resiko yang
tinggi terkena penyakit kelamin, cenderung akan menghidari tingkah
laku tersebut.
16
Yunior Rahmawan Usop