Anda di halaman 1dari 19

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian (KUESIONER)

No No. soal Pilihan jawaban


Item Pertanyaan
. Positif Negatif Positif

1 Defenisi kekerasan seksual 1, 10 2, 3 Sangat setuju =4


Setuju =3
pada anak Tidak setuju =2
Sangat tidak setuju =1
2 Bentuk kekerasan seksual 6, 14, 16 4, 7, 15
Negatif
pada anak
Sangat setuju =4
3 Pelaku kekerasan seksual 13, 11 9, 12 Setuju =3
Tidak setuju =2
pada anak Sangat tidak setuju =1

4 Pencegahan kekerasan 8, 18, 20 5, 17,19


seksual pada anak
Total pertanyaan 20
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden Peneliti

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Keperawatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang :

Nama : Megiwati Inka Wello

Nim : 2018610071

Alamat : Jl. Kecubung Barat. Tlogomas, Kec. Lowokwaru, Kota Malang

Menyatakan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh


Pendidikan Kesehatan Tentang Sex Abuse Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Di SD.
Negeri Merjosari 4 Kota Malang” sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana keperawatan.

Saya sangat mengharapkan partisipasi dan kerjasama dalam penelitian ini. Penelitian
ini tidak menimbulkan kerugian bagi siswa/siswi sebagai subjek penelitian. saya akan
menjami kerahasiaan dan identitas saudara/i dan informasi yang diberikan hanya akan
digunakan untuk keperluan penelitian saja.

Responden yang bersedia silahkan mengisi dan menandatangani lembar persetujuan


menjadi responden dalam penelitian ini dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Jika
responden mengundurkan diri pada saat penelitian berlangsung, maka tidak akan diberikan
sanksi atau apapun. Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Malang, November 2021

Peneliti

Megiwati Inka Wello

NIM: 2018610071
INFOMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang


dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang yang bernama Megiwati Inka Wello (Nim : 2018610071) dengan judul “Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Tentang Sex Abuse Terhadap Pengetahuan Anak Sekolah Di SD.
Negeri Merjosari 4 Kota Malang”.

Setelah saya mendapat penjelasan dari peneliti, maka saya memahami prosedur
penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dari penelitian ini. Saya menyadari penelitian
yang akan dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif bagi saya. Saya juga menyadari
bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, dengan ini saya memutuskan tanpa paksaan atau
tekanan dari pihak manapun juga bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi menjadi
responden dalam penelitian ini. Demikian pernyataan persetujuan yang telah saya tanda
tangani untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malang, November 2021

( )
KUESIONER PENELITIAN

No. Responden

Petunjuk Pengisian :

1. Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan tentang pelecehan/kekerasan seksual

2. Mohon kesediaan adik-adik untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya, dengan cara memberikan tanda (√) pada kotak yang telah ada. Jika

sangat setuju dengan pernyataan tersebut silahkan memberikan tanda (√) pada kolom

sangat setuju, Jika setuju dengan pernyataan tersebut silahkan memberikan tanda (√)

pada kolom setuju, Jika tidak setuju dengan pernyataan tersebut silahkan memberikan

tanda (√) pada kolom tidak setuju, dan Jika sangat tidak setuju dengan pernyataan

tersebut silahkan memberikan tanda (√) pada kolom sangat tidak setuju

3. Semua pertanyaan sedapat mungkin diisi secara jujur dan lengkap.

4. Bila ada pertanyaan yang kurang dipahami, mintalah petujuk langsung pada peneliti.

5. Atas partisipasi responden saya mengucapkan banyak terima kasih.


A. Kuesioner Data Demografi Responden

Petunjuk pengisian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√)

pada kotak yang telah disediakan!

1. Nama :

2. Umur :

3. Kelas :

B. Petunjuk pengisian : jawaban pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pilihan

Anda dengan memberi tanda (√) pada kotak yang telah ada.

Sangat setuju = Jika sangat setuju dengan pernyataan tersebut

setuju = Jika setuju dengan pernyataan tersebut

tidak setuju = Jika tidak setuju dengan pernyataan tersebut

sangat tidak setuju = Jika sangat setuju dengan pernyataan tersebut

No Pernyataan Sangat Setuju Tidak Sangat


Setuju Setuju Tidak
Setuju
1 Kekerasan seksual adalah menjadikan seseorang
sebagai pemuas kebutuhan seksual
2 Menonton film dewasa atau film porno dengan
lawan jenis boleh dilakukan di usia saya
3 Berpelukan dengan lawan jenis boleh dilakukan
diusia saya
4 Berperilaku dan meniru orang dewasa seperti
berpacaran, berpelukan, berpegangan tangan, dan
bersentuhan merupakan hal yang biasa dilakukan
diusia saya
5 Diam saja jika siapapun ingin menyentuh atau
memegang bagian dada
6 Berciuman dengan lawan jenis merupakan bentuk
kekerasan seksual
7 Menonton film dewasa atau film berisi muatan
dewasa pada usia saya bukanlah hal yang salah
dilakukan diusia saya
8 Katakan” TIDAK” pada siapapun yang ingin
menyentuh atau memegang pantat
9 Tetangga/orang asing dapat menjadi pelaku
kekerasan seksual
10 Mencium atau menyentuh area yang tertutupi
pakaian merupakan kekerasan seksual
11 Keluarga (kakak/ayah/kakek/paman) dapat
menjadi pelaku kekerasan seksual
12 Tempat umum juga dapat beresiko terjadinya
kekerasan seksual
13 Menerima barang yang diberikan oleh orang yang
tidak dikenal agar dapat mengikuti perintah pelaku
kekerasan seksual
14 Orang dewasa tidak boleh memperlihatkan alat
kelaminnya
15 Orang tua/saudara bahkan orang yang tidak
dikenal boleh memberikan ciuman pada alat
kelamin
16 Memasukkan jari ataupun benda asing pada alat
kelamin merupakan kekerasan seksual fisik
17 Diam saja jika ada orang yang menyentuh bagian
dipakaian dalam
18 Kalau ada yang memaksa, maka harus berteriak
yang keras dan katakan “Tidak mau”, lalu
langsung lari ke tempat ramai dan teriak “Tolong”
dan tidak usah takut atau malu untuk segera lapor
ke orang tua atau guru yang kita sayangi
19 Anak boleh dekat dengan siapapun (Tanpa
pengawasan) untuk mengajarkan anak tentang
sosialisasi
20 Jangan takut dan malu, cepat kasih tahu orang tua
atau guru yang kita sayangi. Dan kita harus
berhati-hati dan menjaga diri tetap aman

Sumber : Kuesioner Afdilah (2018)


Afdilah, Fatimah Laila. 2018 Pengaruh Pemberian Pendidikan Seksual Terhadap Kejadian
Kekerasan Seksual Pada Anak Di SD Negeri 04 Balai Rupih Simalanggang
Pakayumbuh
Skripsi : Universitas Perintis Padang
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. IDENTITAS

Pokok Bahasan : Kekerasan Seksual (sex abuse)

Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang sex abuse Pada Anak

Waktu : 30 menit

Tempat : SDN. Merjosari 4 Kota Malang

Sasaran : Anak kelas 5 dan 6 SDN. Merjosari 4 Kota Malang

Penyuluh : Mahasiswi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

Hari dan Tanggal :

B. TUJUAN

1. Umum

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang sex abuse pada anak selama 30

menit, diharapkan anak SDN. Merjosari 4 Kota Malang dapat memahami dan

mengetahui tentang bahaya seksual.

2. Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang sex abuse pada anak sekolah dasar

diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang :

a. Apa itu kekerasan seksual

b. Bentuk kekerasan seksual

c. Pelaku kekerasan seksual

d. Tanda dan gejala kekerasan seksual

e. Pencegahan kekerasan seksual

C. KEGIATAN
a. Topik :Kekerasan Seksual (sex abuse) pada anak

b.Sasaran : Anak kelas 5 dan 6 SDN. Merjosari 4 Kota Malang

c.Metode :

 Ceramah

 Pemaparan video
d.Media
 Infocus
 Laptop
 Leaflet
e.Waktu dan Tanggal
 Hari :
 Jam :
 Tempat :

f.Setting Tempat

Keterangan :

: Peserta : Fasilitator

: Pembimbing : Observer

: Penyaji : LCD/Laptop

: Moderator
g.Pengorganisasian
 Penanggung jawab : Individu
 Tugas : Mengkoordinasi Kegiatan penkes Tentang sex abuse

 Moderator : Megiwati Inka Wello

Tugas :

 Membuka dan menutup acara

 Memberikan kesempatan bertanya

 Mengarahkan jalannya penkes tentang sex abuse

 Penyaji : Megiwati Inka Wello

Tugas :

 Menyajikan atau menyampaikan materi

 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penkes tentang sex abuse

 Memamparkan video

 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :

Tugas :

 Memotivasi peserta untuk bertanya

 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer :

Tugas :

 Mengamati jalannya pendidikan kesehatan tentang sex abuse

 Mencatat jumlah peserta yang hadir

 Mencatat tanggapan yang dikemukakan

 Menjawab pertanyaan peserta

 Melaporkan hasil kegiatan.


D. BENTUK KEGIATAN

No Tahap Kegiatan Waktu Kegiatan Media

1 PEMBUKAAN 5 Menit 1. Memberikan salam Ceramah

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan kontrak waktu dan

tempat

4. Menjelaskan tujuan

2 ISI 20 Menit 1. Menggali pengetahuan peserta Ceramah

tentang kekerasan seksual + video

2. Menjelaskan pengertian kekerasan

seksual

3. Menjelaskan penyebab kekerasan

seksual

4. Menjelaskan bentuk kekerasan

seksual

5. Menjelaskan pelaku kekerasan

seksual

6. Menjelaskan dampak kekerasan

seksual

7. Menjelaskan pencegahan kekekrasan

seksual

8. Memaparkan video

9. Menggali pengetahuan peserta

tentang kekerasan seksual


10. Memberikan kesempatan bertanya

3 PENUTUP 5 Menit 1. Melakukan evaluasi Ceramah

2. Menyimpulkan

3. Memberikan salam penutup

E. Lampiran

1. Materi

1. Pengertian kekerasan seksual

kekerasan seksual pada anak merupakan perbuatan yang dilakukan orang

dewasa dimana anak dijadikan sebagai pemuas kebutuhan seksual.

2. Penyebab kekerasan seksual

a. Riwayat kekerasan seksual masa lalu yaitu adanya tindakan yang pernah

dialami orang lain.

b. Keluarga yang tidak harmonis yang menimbulkan rasa kurang kasih

sayang sehingga melampiaskan permasalahan kepada orang lain.

c. Benci terhadap anak-anak.

d. Kelainan seksual dari pelaku yang menyebabkan selalu ingin melakukan

perbuatan untuk menyalurkan hasrat seksualnya.

e. Kontrol dan pengawasan terhadap anak yang sangat kurang baik dalam

bermain dirumah, diluar rumah atau disekolah.

f. Penggunaan media televisi, internet dan buku yang tidak terkontrol dan

berlebihan khusunya yang menampilkan beberapa tayangan gambar dan

akses yang tidak boleh dilihat oleh anak-anak.

g. Pola dan bentuk permainan yang mempengaruhi untuk berperilaku

menyimpang.
h. Pendidikan seksualitas yang tidak tepat.

i. Pengaruh lingkungan yaitu berada ditengah-tengah kehidupan serba bebas,

baik dalam perilaku, bergaul, dan berpakaian.

j. Kurangnya pendidikan moral dan agama.

3. Bentuk kekerasan seksual

NCTSN (2009) mengatakan bahwa pelaku sering tidak menggunakan

kekuatan fisik, tetapi dapat menggunakan bermain, penipuan, ancaman atau

lainnya. Bentuk paksaan dengan melibatkan anak dalam menjaga rahasia mereka.

Sementara itu, menurut Lyness dalam Maslihah (2006) menjelaskan bahwa

kekerasan seksual pada anak meliputi tindakan menyentuh atau mencium organ

seksual anak, memperlihatkan media porno, memperlihatkan alat kemaluan pada

anak, dan tibdakan seksual pemerkosaan atau pencabulan.

Menurut Lyness dalam Ambarawati, (2018) kekerasan seksual (sexual abuse)

merupakan jenis penganiyaan dibagi dalam beberapa kategori berdasarkan

identitas pelaku, yaitu :

a. Familial Abuse
Termasuk familial abuse adalah incest, yaitu kekerasan seksual yang terjadi

antara korban dan pelaku masih dalam hubungan darah, menjadi bagian dalam

keluarga inti. Hal ini, termasuk seseorang yang menjadi pengganti orang tua,

misalnya ayah tiri, kekasih, pengasuh atau orang yang dipercaya merawat anak.

Mayer dalam Ambarawati, (2018) menyebutkan kategori incest dalam

keluarga dan mengaitkan dengan kekerasan pada anak, yaitu kategori pertama,

penganiyaan (sexual molestation), hal ini meliputi interaksi noncoitus, petting,

fondling, exhibitionism, dan voyeurism, semual hal yang berkaitan untuk


menstimulasi pelaku secara seksual. Kategori kedua, permerkosaan (sexual

assault), berupa oral dan hubungan dengan alat kelamin, masturbasi, stimulasi

oral pada penis (fellatio), serta stimulasi oral pada klitoris (cunnilingus). Kategori

terakhir yang paling fatal disebut pemerkosaan secara paksa (forcible rape),

meliputi kontak seksual. Rasa takut , kekerasan, dan ancaman menjadi sulit bagi

korban. Mayer mengatakan bahwa paling banyak ada dua kategori terakhir yang

menimbulkan trauma berat bagi anak-anak, namun korban-korban sebelumnya

tidak mengatakan demikian.

b. Extra Familial Abuse

Kekerasan seksual ini adalah kekerasan yang dilakukan oleh orang lain diluar

keluarga korban. Pada pola pelecehan seksual diluar keluarga, pelaku biasanya

orang dewasa yang tidak dikenal oleh sang anak dan telah membangun relasi

dengan anak tersebut, kemudian membujuk sang anak kedalam situasi dimana

pelecehan seksual tersebut dilakukan, sering dengan memberikan imbalan tertentu

yang tidak didapatkan oleh sang anak dirumahnya. Anak biasanya tetap diam

karena bila hal tersebut diketahui mereka takut akan memicu kemarahan dari

orang tua mereka. Beberapa orang tua kadang kuranh peduli tentang dimana dan

dengan siapa anak-anak mereka menghabiskan waktunya. Anak-anak yang sering

bolos sekolah cenderung rentan untuk mengalami kejadian ini dan harus

diwaspadai. Kekerasan seksual dengan anak sebagai korban yang dilakukan oleh

orang dewasa dikenal sebagai pedophile, dan yang menjadi korban utamanya

adalah anak-anak. Pedophilia dapat diartikan “menyukai anak-anak” (Tower

dalam Ambarawati, 2018).


Kekerasan seksual mencakup kegiatan atau tindakan yang mengarah kepada

ajakan maupun desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium, atau

melakukan tindakan-tindakan lain yang tidak dikehendaki korban, memaksa

korban untuk menonton produk pornografi, gurauan-gurauan seksual yang tidak

dikehendaki korban, (poerwandari dalam Ambarawati, 2018). Secara spesifik

bentuk-bentuk kekerasan seskual pada anak berdasarkan bentuknya terdapat

empat macam yaitu :

 Perkosaan atau pencabulan

 Pelecehan seksual

 Percobaan perkosaan

 Menampilkan pornografi

4. Pelaku kekerasan seksual

Anak seringkali diposisikan menjadi korban karena anak dipihak yang

lemah dan tidak berdaya dalam membela dirinya. Kematangan dalam berpikir

dan emosi yang belum siap membuat anak bergantung kepada orang yang

dipercayainya, terutama orang tua.Berdasarkan hasil penelitian yayasan

KAKAK di ekskaresidenan surakarta selama 2005-2008 dalam hertinjung

(2012), bahwa peristiwa kekerasan seksual pada anak biasa terjadi ditempat-

tempat yang seharusnya aman untuk anak dan dilakukan orang dewasa yang

tidak asing bagi anak. Sebanyak 38% kasus pelaku adalah tetangga 18%,

teman 12%, guru, 11% pelaku adalah pacar dan keluarga.


5. Dampak kekerasan seksual

Dampak kekerasan seksual yang dimiliki anak menimbulkan efek yang

berkepanjangan bagi diri anak. proses tumbuh kembang anak menjadi

terganggu. Hal ini dilakukan penelitian oleh Hertinjung (2012) bahwa dampak

kekerasan seksual pada anak ialah anak tidak mampu menentukan batas-batas

ruang personal yang wajar sehingga anak tidak berani menjalin relasi dengan

jarak intim dengan orang lain. Anak cenderung menarik diri dan tidak percaya

pada orang lain, dan biasa terjadi gangguan kecemasan serta depresi.

Internsitas diri positif anak juga mengalami hambatan, biasanya anak

berperilaku dependen.

Dampak jangka panjang bagi korban kekerasan seksual ini adalah anak

berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan seksual dikemudian hari.

Umumnya anak mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) dengan

gejala-gejala berupa kecemasan tinggi, emosi yang kaku dan ketakutan.Anak

membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun untuk terbuka dengan orang lain

setelah anak mengalami kejadian terebut (Tower, 2002).

Menurut Faller dalam Noviana (2015) dampak kekerasan seksual pada anak

dapat mengakibatkan :

 Traumatis seksual

Traumatis seksual yang dimaksud adalah anak dapat “bermusuhan” atau

menghindar dari tentang seks, bermasalah dalam menentukan identitas

pasangan yang seharusnya atau bahkan bisa berperilaku menjadi hiperseks.


 Stigmatisasi

Stigmatisasi ialah dimana anak merasa dirinya sudah “buruk” dan sudah tidak

bermutu. Rasa bersalah, malu akibat tidak berdayaan yang dirasa anak tidak

memiliki kekuatan untuk mengontrol dirinya. Beberapa korban marah terhadap

tubuhnya sendiri. Perasaan ini dicerminkan dengan merusak diri seperti

narkoba, mutilasi diri, hingga tindakan percobaan bunuh diri.

 Penghianatan

Anak akan merasa kepercayaan dirinya terhadap orang lain sebagi pelindung

dan pemelihara melemah. Hal ini membuat anak menjadi pemarah, merusak

hal disekitar dan membatasi dirinya.

 Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan dapat membuat anak melemah dan menghindar, seperti

disosiasi dan melarikan diri. Tanda perilaku terjadi seperti rasa cemas

berkepanjangan terjadi masalah pada tidur, makan dan eliminasi.

 Penyakit kelamin

Penyakit kelamin (veneral diseases) di sebut pula dengan istilah penyakit

menular seksual (sexually transmitted diseases), artinya jenis penyakit ini

ditularkan melalui hubungan seksual diluar nikah (perzinahan) misalnya,

pelacuran, seks bebas, perselingkuhan, homoseksual, perkosaan pada anak dan

lain sejenisnya. Jenis penyakit ini tidak saja merusak alat kelamin dan organ

reproduksi tetapi juga menimbulkan komplikasi dibidang medis, misalnya


kemandulan, kecacatan, gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker

bahkan juga kematian.

 Gangguan jiwa lainnya

- Stres yaitu reaksi tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap

tuntutan atasnya misalnya, mengalami trauma kejahatan atau kekerasan

seksual

- Kecemasan yaitu gangguan alam perasaan (cemas, takut) sebagai dampak

beban kehidupan atasnya yaitu mengalami kejahatan atau kekerasan

seksual.

- Depresi yaitu gangguan alam perasaan (sedih, murung, putus asa, dan

ingin bunuh diri) sebagai akibat beban kehidupan yang menimpa dirinya

yaitu mengalami kejahatan atau kekerasan seksual

6. Pencegahan kekerasan seksual

a. Membantu anak agar ia merasa nyaman dengan tubuhnya.

b. Membantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan tidak boleh

dilakukan didepan umum seperti anak selesai mandi harus mengenakan baju

kembali didalam kamar mandi atau didalam kamar.

c. Mengajarkan anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh laki-laki dan

perempuan.

d. Mengajarkan anak untuk mengetahui nama-nama yang benar pada setiap

bagian tubuh dan fungsinya.

e. Memberikan dukungan dan suasana kondusif agar anak mau berkonsultasi

kepada orang tua.

f. Mengajarkan anak bahwa tubuhnya hanya milik dirinya dan tidak ada

seorangpun boleh menyentuh tanpa izin dari dirinya.


g. Sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk. Anak tidak selalu mengetahui

sentuhan yang pantas dan sentuhan yang tidak pantas.

Berikut yang harus dilakukan anak untuk menghidar dari kekerasan

seksual:

a. Apabila tidak ada orang tua tidak boleh menerima barang dari orang

yang tidak dikenal.

b. Anak pintar jangan ikut orang yang tidak di kenal.

c. Apabila ada orang mau mendekati kamu ditempat sepi tidak boleh, juga

kalau ada orang mau memegang tubuh kamu bagian dada, perut, pantat,

dan celana itu tidak boleh.

d. Kalau ada yang memaksa, maka kamu harus berteriak yang keras dan

katakan “Tidak mau”, lalu langsung lari ke tempat ramai dan teriak

“Tolong” dan tidak usah takut atau malu untuk segera lapor ke orang tua

atau guru yang kita sayangi.

e. Tidak boleh ada yang memaksa kita untuk melakukan hal yang tidak kita

sukai, bahkan orang yang paling dekat sekalipun seperti orang tua,

kakak, paman, kakek, guru, teman atau orang yang tidak kita kenal. Jika

anak-anak mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, orang tua

harus segera membawa mereka untuk berkonsultasi dengan para ahli,

agar anak-anak dapat ceria kembali.

f. Lalu sesegera mungkin untuk laporkan

Berikut untuk mencegah kekerasan seksual pada anak :

a. Mengenal bagian tubuh. Bagian yang tidak boleh dilihat dan disentuh

orang lain seperti mulut, dada, kemaluan, sekitar paha dan pantat.
b. Sentuhan boleh yaitu kepala, tangan, kaki. Hal ini boleh di lakukan

karena sayang dan tidak ada maksud lebih.

c. Sentuhan tidak boleh yaitu yang tertutup baju dalam.

d. Jika ada yang ingin menyentuh “katakan tidak boleh” atau lebih baik

menghindar lalu segera berbicara kepada ayah dan ibu.

e. Orang lain tidak boleh menyentuh tubuh, kecuali ibu dan dokter yang

memeriksa waktu sakit.

f. Jika ada orang lain mengajak pergi, memberi permen atau mainan jangan

mau. Kita harus izin terlebih dahulu pada ibu.

g. Kalau ada orang yang mau cium-cium ditempat sepi tidak boleh, juga

jika orang mau pegang badan tidak boleh, dan jika ada yang memaksa

harus teriak yang keras “tolong”.

h. Jangan takut dan malu, cepat kasih tahu orang tua atau guru yang kita

sayangi. Dan kita harus berhati-hati dan menjaga diri tetap aman.

Anda mungkin juga menyukai