Anda di halaman 1dari 7

Nama : Najmiah Abduh

NIM : 042020317

Kelas : Sengkang

Dosen : HASRIYANI LAKIS,S.ST.,SKM.,M.KES


Mata Kuliah : Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Kebidanan
.

PENDEKATAN AKSES DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Konsep Keluarga Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan
jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya.
Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan, tidak hanya sekedar
mengumpulkan data kesehatan keluarga, tetapi juga diharapkan agar keluarga mampu mengenali
masalah kesehatannya, upaya mengatasinya serta memotivasi agar keluarga di wilayah kerja
puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta peningkatan status kesehatan
keluarga dengan mengoptimalkan potensi atau kemampuan yang dimilikinya.

Salah satu pendekatan akses dalam pelayanan kebidanan yaitu diadakannya posbindu :

A. Posbindu

1. Definisi Posbindu Posbindu adalah suatu forum komunikasi alih tehnologi dan pelayanan
bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy, 2001) Posbindu adalah suatu
bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap lansia di tingkat desa dalam wilayah kerja
puskesmas. Posyandu Lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraanya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraanya. R.Fallen & R. Budi. Dwi. K, (2010)..

2. Manfaat Posbindu Manfaat dari Posbindu adalah pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri dihari tuanya. Posbindu
inimerupakan bentuk pendekatan proaktif untuk mendukung peningkatan kualitas hidup dan
kemandirian usia lanjut yang mengutamakan aspek proakyif dan preventif. Disamping aspek
kuratif dan rehabilitative posbindu mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Memberikan semangat hidup bagi usia lanjut

b. Memberikan keringanan biaya pelayanan kesehatan bagi keluarga yang tidak mampu

c. Memberikan bimbingan pada usia lanjut dalam memelihara dan meningkatkan kesehatanya,
agar tetap sehat dan mandiri. (Depkes, 2007)

3. Tujuan Posbindu

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia.

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran masyarakat dalam pelayanan posbindu


untuk meningkatkan komunikasi.

c. Mengurangi angka kematian lansia di masyarakat.

d. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dalam pembinaan kesehatan usia lanjut yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan penilaian
termasuk pembinaan dan pengembangan.

e. Meningkatkan kemampuan kader dalam memberikan pelayanan kepada usia lanjut.

f. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas untuk menggalang peran serta masyarakat


dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.
g. Meningkatkan peran serta usia lanjut, keluarga, kader, organisasi sosial dan lembaga swadaya
masyarakat dalam penyelenggaraan pembinaan kesehatan usia lanjut.

4. Strategi Pembinaan Strategi pembinaan kesehatan usia lanjut dilaksanakan sebagai berikut:

a. Menyesuaikan perencanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dalam perencanaan puskesmas.


b. Menyesuaikan pengorganisasian dan pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut dengan
kegiatan pokok lainnya.

c. Melakukan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut sesuai kondisi
dan kebutuhan setempat.

d. Mendorong terwujudnya peran serta masyarakat khususnya dalam pembinaan kesehatan usia
lanjut melalui swadaya masyarakat, PKK, organisasi lainnya.

5. Sasaran Posbindu

a. Sasaran langsung kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun) kelompok usia lanjut (60 tahun ke
atas) kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

b. Sasaran tidak langsung, yang meliputi keluarga dimana usia lanjut berada, masyarakat di
lingkungan usia lanjut, organisasi sosial yang peduli terhadap pembinaan kesehatan usia lanjut,
petugas lain yang menangani Kelompok Usia Lanjut dan masyarakat luas.

6. Langkah – langkah Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembinaan kesehatan usia lanjut
sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Informasi pembinaan kesehatan usia lanjut.

2) Membuat kesepakatan tentang pelaksanaan pembinaan kesehatan usia lanjut.

3) Melakukan pembimbingan pembinaan kesehatan usia lanjut kepada staf puskesmas.

4) Membuat rencana kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut.


5) Melakukan pendekatan lintas jalur tingkat kecamatan dan desa termasuk lembaga swadaya
masyarakat dan LKMD untuk menginformasikan dan menjelaskan perannya dalam pembinaan
kesehatan usia lanjut.

6) Melakukan survei mawas diri bersama tenaga kecamatan dan desa setempat untuk mengenal
masalah yang berkaitan dengan kesehatan usia lanjut.

7) Melakukan musyawarah masyarakat desa untuk mencapai kesepakatan tentang upaya yang
akan dilakukan.

8) Membentuk kelompok kerja/tim kerja dalam pembinaan kesehatan usia lanjut.

9) Mendorong pembentukan dan pengembangan pembinaan kesehatan usia lanjut di masyarakat


secara mandiri.

b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan mencakup secara umum kegiatan pelaksanaan promotif dan
preventif:

1) Kegiatan Promotif Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan gairah


hidup para usia lanjut agar merasa tetap dihargai dan tetap berguna . upaya promotif juga
ditunjukan kepada keluarga dan masyarakat di lingkungan usia lanjut. Kegiatan ini berperan
upaya penyuluhan mengenai perilaku hidup sehat , pengetahuan tentang gizi usia lanjut,
pengetahuan tentang proses denegeratif yang akan terjadi pada usia lanjut, upaya meningkatkan
kesegaran jasmani serta upaya lain yang dapat memelihara kemandirian serta produktifitas usia
lanjut.

2) Kegiatan preventif Upaya yang dilakukan bertujuan untuk mencegah sedini mungkin
terjadinya penyakit dan komplikasi yang di akibatkan oleh proses degeneratif. Kegiatan yang di
lakukan berupa deteksi dini kesehatan usia lanjut yang dapat dilakukan di kelompok, puskesmas.

7. Mekanisme Posbindu Penyelenggaraan posyandu lansia dilaksanakan oleh kader kesehatan


yang terlatih, tokoh dari PKK dan tokoh masyarakat dibantu oleh tenaga kesehatan dari
puskesmas.Posyandu lansia di selenggarakan berdasarkan mekanisme dan kebijakan pelayanan
kesehatan suatu wilayah. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia dengan system 5 meja,
dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Tahap Meja Satu Pendaftaran dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan

b. Tahap Meja Kedua Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia lanjut, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

c. Tahap Meja Ketiga Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan status
mental.

d. Tahap Meja Keempat Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)

e. Tahap Meja Kelima Pemberian penyuluhan dan konseling

8. Bentuk Pelayanan Posbindu

a. Pemeriksaan aktifitas, seperti mandi, makan dan minum, mencuci baju, berpakaian,
berjalan,.

b. Pemeriksaan status mental : pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosi.

c. Pengukuran Tekanan Darah..

d. Pelaksanaan rujukan bila diperlukan untuk dirujuk.

e. Penyuluhan dan Konseling kesehatan usia lanjut.

9. Kegiatan petugas puskesmas

a. Melakukan penyuluhan secara teratur dan berkesinambungan sesuai kebutuhan melalui


berbagai media mengenai usia lanjut. Upaya ini di lakukan terhadap berbagai kelompok sasaran
itu sendiri usia lanjut, keluarga dan masyarakat.

b. Melakukan penjaringan usia lanjut resiko tinggi , pemeriksaan berkala, memberi


petunjuk upaya pencegahan penyakit, gangguan psikososial dan bahaya kecelakaan yang dapat
terjadi pada usia lanjut.

10. Kegiatan usia lanjut


a. Melakukan kegiatan olah raga secara teratur sesuasi kemampuan, secara perorangan
atau kelompaok , ikut serta dalam kegiatan rekreasi, ketrampilan, pengembangan hobi dll.

b. Menjalani pemeriksaan secara berkala, mengisi catatan pribadi secara teratur, makan
sesuai kebutuhan gizi, perilaku sehat. c. Berperan serta terhadap penyuluhan mengenai kesehatan
usia lanjut secara berkelompok melalui media massa.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/167/jtptunimus-gdl-diahdianas-8332-3-8.babii.pdf

https://www.kemkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-
keluarga.html

http://waykanankab.go.id/dinkes/detailpost/sehat-melalui-pendekatan-keluarga

Anda mungkin juga menyukai