Date
Signature
Referat
Januari 2016
Oleh:
Nurmasdalina Ithnin
Michael MS Aritonang
C11111880
Adaptasi LN
Pembimbing
dr. Herri Mundung
Supervisor
Prof Dr. dr. Gatot S. Lawrence, MSc, SpPA(K), DFM, SpF, FESC
Lembar Pengesahan
Judul Referat
1. Nama
NIM
:
:
Nurmasdalina Ithnin
C11111880
2. Nama
NIM
:
:
Michael Aritonang
Adaptasi LN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Forensik dan
Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pembimbing
Kerangka Penulisan
Luka
Tembak
Pada
Kepala
Luka
tembak
masuk
komponen
LTM jarak
jauh
luka
tembak
keluar
LTM jarak
sedang/de
kat
luka
tembak
pada
tulang
LTM tempel
DISCLAIMER
Referat ini kami buat dengan mengambil dan menambahkan pembahasan dari referat
yang dibuat oleh :
1. Judul
Penyusun
: Luka Tembak
: Mohamaad Haris
110208046
Hari Sudarjat
110208116
Sazida Subetan
110208149
Pembimbing
Supervisor
FESC
Tahun
: 2013
2. Judul
Penyusun
C11109794
Indah Rosidha
C11109819
C11109105
Pembimbing
Supervisor
Tahun
: Maret 2015
3. Judul
Penyusun
C11109309
Supervisor
Tahun
: 2014
C11108791
4. Judul
Penyusun
0908012840
Henry Desmania
0908012846
Pembimbing
Supervisor
Tahun
: 2014
Daftar isi
Halaman Judul
.. i
Lembar Pengesahan.
ii
Relevansi Dengan
SKDI
iii
Kerangka
Penulisan
iv
Disclaimer
..v
Daftar
Isi
vii
1
Pendahuluan
1
Definisi
Luka
.. 3
Klasifikasi
Luka
Tembak
3
Mekanisme
Kerja
Tembak
Senjata
5
19
Mekanisme
21
Luka
tembak
Senjata
Api
pada
Anggota
Tubuh
.. 22
Proses
Terjadinya
... 25
Pemeriksaan Khusus Yang Dilakukan pada Luka tembak
26
Kesimpulan
30
Kematian
tembakan
Daftar Pusaka
. 31
38% merupakan kasus pembunuhan dan 20% merupakan kasus perang dan
konflik senjata.
Luka tembak pada kepala merupakan penyebab kematian akibat
pembunuhan baik di negara-negara maju maupun berkembang dan pada banyak
yurisdiksi, paling sering digunakan pada kasus bunuh diri. Di Indonesia, menurut
laporan hak asasi manusia triwulan kedua tahun 1998 yang dikeluarkan oleh
ELSAM ( Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat) pada triwulan ke II tercatat
ada 102 warga negara yang menjadi korban kekerasan akibat senjata api.2
Pentingnya peranan forensik dalam hal ini yaitu untuk mengetahui apakah
luka yang terjadi memang disebabkan oleh luka tembak atau tidak, termasuk luka
tembak masuk atau luka tembak keluar, jarak tembakan, arah tembakan dan
pengaruh bentuk luka pada elastisitas jaringan.
Beberapa faktor yang dapat menentukan seberapa besar kerusakan pada
luka tembak senjata api seperti kaliber dari senjata api, ukuran dan kecepatan dari
peluru, arah lintasan peluru dan lokasi pada kepala.
Dalam referat ini kami akan membahas mengenai luka tembak pada kepala
yang meliputi pembahasan luka tembak masuk berdasarkan jarak tembakan, arah
tembakan, elastisitas jaringan, gambaran morfologi luka,dan luka tembak keluar
yang merupakan ilmu dasar balistik yang perlu di ketahui sebahai ilmu dasar
dalam foresik.Faktor-faktor ini merupakan hal yang penting dalam analisa dan
pendeskripsian dari luka tembak masuk tersebut.3
2.DEFINISI
Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru
kedalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan peluru
dengan tubuh. Luka tembak terdiri dari luka tembak masuk dan luka tembak
keluar.Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru memasuki suatu objek dan
tidak keluar lagi, sedangkan pada luka tembak keluar, anak peluru menembus
objek secara keseluruhan.Umumnya luka tembak ditandai dengan luka masuk
yang kecil dan luka keluar yang lebih besar.Luka ini biasanya juga disertai dengan
kerusakan pada pembuluh darah, tulang, dan jaringan sekitar. Luka tembakdapat
dibagi
menjadiempatkategori,
Anak peluru,
Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar,
Asap atau jelaga,
Api, dan
Partikel logam.
Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas maka minyak
yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka.Bila
penembakan dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat
pada tubuh korban, maka akan terjadi jejas laras. Selain itu bila senjata yang
dipakai termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bole), maka komponen yang
keluar adalah anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pelet,
tutup dari peluru itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk luka.
Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa penembakan
akan menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut :4, 5
a) Akibat anak peluru (bullet effect) : luka terbuka. Luka terbuka yang
-
Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan masuk
kedalam kulit
Daerah dimana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak berbintik
sentimeter
black powder adalah butir mesiu yang komponennya terdiri dari nitrit,
tiosianat, tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat, dan kalium sulfide,
sedangkan smoke less powder, terdiri dari nitrit dan selulosa nitrit yang
dicampur dengan karbon dan grafit.
Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna maka terbentuk
terbakar,
jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15
sentimeter; sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya
7 sentimeter.
oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka sewaktu
peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan partikel
korban.
f)Akibat moncong senjata (muzzle effect) : jejas laras
- Jejas laras dapat terjadi pada luka tempel, baik luka tembak tempel yang
-
erat (hard contact), maupun yang hanya sebagian menempel (soft contact),
Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian
jarang terjadi,
Pada hard contact jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka,
sedangkan pada soft contact jejas laras yang sebetulnya luka lecet tekan
Gambar 1 gambaran pada sasaran yang diakibatkan oleh pelbagai komponen suatu
tembakan. (dikutip dari kepustakaan 4
Gambar 2
Luka tembak masuk jarak jauh.Arah
tembakan lurus permukaan sasaran,
bentuk contusion ringnya konsentris.
(dikutip dari kepustakaan 7)
Scalp
Skull
Gases and
soot
Stellate,
seared,
blackened
wound
margins
Gambaran LTM jarak jauh dapat juga ditemukan pada korban yang
tertembak pada jarak yang dekat/sangat dekat, apabila diatas permukaan kulit
terdapat penghalang misalnya pakaian yang tebal, ikat pinggang, helm dan
sebagainya sehingga komponen-komponen butir mesiu yang tidak habis terbakar,
jelaga dan api tertahan oleh penghalang tersebut.
Gambar 8.Butir mesiu keluar dari senjata api, terdiri atas dua bentuk 1) butir-butir mesiu
yang habis terbakar (jelaga) dan 2) partikel-partikel yang terbakar atau tidak terbakar
(tattoo). Partikel-partikel tersebut akan melintas lebih cepat daripada jelaga dan kulit akan
terkupas (dikutip dari kepustakaan10)
Luka tembak masuk yang dihasilkan dari senapan shotgun berbeda dengan
senjata api yang lainnya. Luka yang dihasilkan berukuran lebih besar dari ukuran
anak pelurunya, dan bersifat menyebar untuk menghasilkan dampak yang lebih
luas dibanding luka tembak masuk dari peluru senjata api lainnya hanya
menghasilkan satu luka masuk.
Gambar 9. Luka tembak masuk shotgun; 1) luka tembak masuk jarak jauh, 2) fragmen
dari anak peluru shotgun lebih menumpuk di pusat luka dan menyebar di sekitarnya 3)
luka tembak masuk jarak sedang (kelihatan kelim jelaganya), 4) luka tembak masuk jarak
dekat (kelihatan jejas laras dan jelaga ).
(dikutip dari kepustakaan 8)
sudah cacat, tidak stabil, dan telah kehilangan sejumlah besar energinya karena
pantulan permukaan yang keras. Hampir segera setelah penetrasi, peluru mulai
jatuh dalam tubuh, kehilangan kecepatan yang masih tersisa dan energi kinetik
dalam jarak pendek.Pada kasus peluru timbal, peluru memantul yang dikeluarkan
dari tubuh biasanya memiliki permukaan rata, seperti cermin permukaan pada satu
sisi. Hal ini berbeda pada peluru yang dibuat dari projektil jaket logam parsial,
akan pecah menjadi fragmen-fragmen pada saat terkena pada permukaan keras
dan penetrasi permukaan tubuh.5
yang tinggi berbanding anak peluru yang ditembak dari senjata api laras pendek.
Berdasarkan rumus jumlah energi kinetik, menggandakan kecepatan proyektil
akan menghasilkan jumlah tenaga kinetik yang lebih besar. Pada saat kontak
proyektil kecepatan tinggi pada permukaan sasaran, lebih banyak energi yang
dipindahkan pada permukaan yang menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih
luas dan menghasilkan ukuran luka yang lebih besar.Hal yang sebaliknya terjadi
dengan kontak proyektil dengan kecepatan rendah.2
B. Luka Tembak Keluar
Luka tembak keluar terbentuk setelah peluru membentuk luka tembak
masuk dansaluran luka tembakan dan akhirnya peluru akan mengenai kulit lagi
dari sebelahdalam dan kulit terdorong ke luar. Jika batas kekenyalan kulit
dilampaui, maka kulitdari dalam menjadi robek dan akhirnya timbul suatu lubang
luka baru lagi, dan lukabaru inilah yang dinamakan luka tembak keluar.1, 7
Jika sebuah peluru mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari
padapeluru akan menjadi berubah. Tulang-tulang yang terkena peluru akan
menjadi patah, pecah dan kemungkinan remuk sehingga ketika peluru menembus
terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang berubah
bentuknya, tapi jugadiikuti oleh pecahan-pecahan tulang yang ikut keluar karena
dorongan dari peluru.Hal inilah yang mengakibatkan luka tembak keluar yang
besar dan lebih lebar dariluka tembak masuk namun dengan bentuk yang
irregular.Jadi bentuk luka tembakkeluar bisa diakibatkan oleh dua hal yaitu (1)
putaran (spin) yang menstabilkan pelurudi udara tidak efektif pada jaringan.Hal
ini disebabkan karena densitas jaringan yanglebih besar (2) Peluru kemungkinan
berubah bentuk setelah melewati jaringan tubuh.
Luka tembak keluar umumnya lebih besar dari luka tembak masuk akibat
terjadi deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan
tulang yang pecah keluar dari luka tembak keluar. Pada anak peluru yang
menembus tulang pipih, seperti tulang atap tengkorak, akan terbentuk corong
yang membuka searah dengan gerak anak peluru. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari luka tembak masuk adalah:
-
terjadi pada luka tembak tempel/kontak, atau pada anak peluru yang telah
kehabisan tenaga pada saat keluar meninggalkan tubuh, bentuk luka tembak
keluar tidak khas dan sering tidak beraturan. Pada beberapa keadaan luka tembak
keluar lebih kecil dari luka tembak masuk, hal ini disebabkan:
a. Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang,
sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu
diketahui bahwa kemampuang peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan
b.
keluar
yang
berarti
menghambat
kecepatan
peluru,
luka
Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar.
Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong keluar
pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
c.
Dua pelurunya masuk kedalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (tandem
bullet injury) dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar
melalu tempat yang berbeda.
Peluru jarang dapat dihentikan oleh tulang, terutama tulang-tulang yang tipis
seperti scapula dan ileum atau bagian tipis dari tengkorak. Anak peluru yang
mengenai lokasi yang tidak biasa dapat menyebabkan luka dan kematian tetapi
luka tembak masuk akan sangat sulit untuk ditemukan. Contohnya telinga, cuping
hidung, mulut, ketiak, vagina, dan rektum.9
C.Luka tembak pada tulang. 1
Khususnya tulang pipih akan akan menunjukkan kelainan yang khas, sehingga
walupun korban telah mengalami pembusukan masih tetap akan dapat dikenali
dari bagian sebelah mana peluru masuk pada bagian mana pula peluru tersebut
keluar. Luka tembak pada kepala merupakan contoh yang baik untuk melihat
kelainan dimaksud.
-
Pada tempat masuknya peluru, lubang yang terjadi pada tabula eksterna
akan lebih kecil dibandingkan dengan lubang pada tabula interna, sehingga
Gambar12 Gambaran luka tembak masuk dan luka tembak keluar pada tulang
tengkorak. (dikutip dari kepustakaan 1 )
Gambar 13.Luka tembak masuk (A) dan luka tembak keluar (B). (dikutip dari
kepustakaan 1)
4. MEKANISME KERJA SENJATA1,2
Mekanisme kerja senjata, baik senjata angin atau senjata api pada
prinsipnya sama yaitu memanfaatkan tekanan tinggi dari udara atau gas untuk
melontarkan anak proyektil atauanak peluru keluar dari laras dengan kecepatan
tinggi.
Pada senjata angin, tekanan yang tinggi itu diperoleh dengan cara
memanfaatkanudara atau dengan merubah CO2 cair menjadi gas dalam ruangan
yang volumenya tetap.Sedang pada senjata api, tekanan yang tinggi diperoleh dari
pembakaran mesiu sehinggadalam waktu sekejap berubah menjadi gas dengan
volume yang besar didalam ruangan yangvolumenya tetap. Dari saru gram mesiu
dapat dihasilkan gas (CO2,CO,hydrogen sulfanida,dan methane) antara 200-900
mililiter dengan suhu yang sangat panas.Fungsi picu itu sendiri pada senjata angin
sebetulnya untuk melepaskan udara yangtekanannya telah dibuat tinggi guna
melontarkan proyektil, sedang pada senjata api untukmembuatnya, pin atau
pemukul penggalak melakukan tugasnya sehingga menimbulkanpercikan api pada
penggalak (primer) guna membakar mesiu. Selanjutnya, anak peluru atauproyektil
yang telah memiliki gaya kinetic itu, sesudah meninggalkan laras jalannya
amatdipengaruhi oleh banyak hal; seperti misalnya berat massa, bentuk dan
diameternya, gravitasiserta tahanan (resistensi) udara yang dilaluinya. Akibat dari
gravitasi itu maka arah anakpeluru atau proyektil akan membentuk kurva.
Semakin jauh moncong, pengaruh gravitasisemakin dominan sehinggga bentuk
kurvanya semakin tampak nyata.
Menembak seseorang dari depan dan dari belakang penting untuk
membedakan lukatembakmasuk dengan luka tembak keluar. Luka tembak masuk
khusus biasanya berbentuk bulatdengan tepi abrasi melingkar yang mengelingi
cacat yang disebabkan oleh senjata. Garis tepiabrasi merupakan lecet atau kikisan
kulit yang disebabkan oleh peluru saat ia mendorong kedalam. Garis tepi mungkin
konsetntrik atau eksentrik. Ketika peluru masuk ke dalam kulit, iaakan
menyebabkan abrasi tepikonsentrik, karena ia masuk perpendikuler kulit. Ketika
ujung peluru memfenetrasi kulit pada suatu sudut, ia akan menyebabkan garis tepi
abrasi yangeksentrik. Daerah marginabrasi eksentrik yang tebal mengindikasikan
sudut peluru yang lebihdangkal saat ia peluru menembus kulit.
exitwounds,
sering
ditemukan
dan
mungkin
menyerupai luka tembak masuk kontak.Walaupun luka tembak keluar dari senjata
bisa lebih besar dan mungkinmenyebabkan banyak kerusakan dibandingkan luka
tembak keluar dari senjatagenggam.
Dengan memperkirakan tepi luka, ada atau tidak adanya tepi abrasi
bisadikonfirmasi.Normalnya, suatu peluru saat ditembakkan akan mengikuti suatu
lengkung arah ataujalur tertentu. Namun, semakin cepat peluru melesat maka
semakin lurus arah dan jalurpeluru tersebut.Disipasi energi adalah bagaimana
energi kinetis peluru yang disalurkan ketubuhdari suatu kekuatan yang
menahannya. Pada kasus proyektil velositas medium dantinggi,disipasi energi
dipengaruhi oleh Drag (hambatan), Profile (profil) danCavitation(kavitasi).
Drag Faktor-faktor yang memperlambat suatu peluru, termasuk tahanan
angin,hambatan oleh jaringan, dll.Profile Titik tumbuk peluru merupakan profil
dari peluru tersebut. Semakin besarukuran titik tumbuk semakin besar energi yang
disalurkan.
Cavitation Sering disebut sebagi perluasan alur masuk peluru.
Merupakan lubang dijaringan tubuh yang dihasilkan oleh energi kinetis
peluru.Lubang ini lebih besardaripadalubang masuk peluru. Karenanya,luka yang
dihasilkan lebih besar dari diameterpeluru tersebut. Kadang kala, karenaenergi
kinetis peluru sedemikian besar, peluru dapatmenembus jaringan di sebaliknya.
Oleh karena itu selalu kaji adanya lubang keluar peluru(exit wound).
Jika luka tembak masuk dan hubungannya dengan luka tembak keluar
telahditentukan,langkah selanjutnya adalah menentukan arah tembakan. Arah
tembakan adalahjaras jalannya peluru memasuki tubuh melalui luka tembak
masuk menuju luka tembakkeluar.Untuk alasan klaritas dan konsistensi, ahli
forensik selalu menggambarkan arahtembakan sebagaimana tubuh korban dalam
posisi anatomis standar saat ia ditembak. Tubuhkorban berdiri penuh dengan
tangan ekstensi pada sisi tubuhnya dengan bagian palmar ke depan. Sebagai
contoh luka tembak yang menembus dada kiri dan keluar pada punggungkanan
bawah, arah tembakan digambarkan dari depan ke belakang, kiri ke kanan dan
atasdan ke bawah. Biasanya ahli forensik hanya bisa membuat opini dimana posisi
tubuh korbanbisa atau tidak konsisten dengan arah tembakan, dan hanya bisa
disesuaikan dengan saksimata.
5. MEKANISME KEMATIAN 1,2
Tengkorak merupakan suatu ruang yang memiliki tekanan yang terlalu
konstan. Berbagai proses patologis yang mengenai otak dapat mengakibatkan
kenaikan tekanan intrakranial yang dapat mengganggu fungsi otak. Tekanan
intracranial merupakan perjumlahan dari volume vena, volume arteri, otak, dan
cairan serebrospinal.
Bila terdapat penambahn massa seperti adanya pendarahan akan
menyebabkan tergesernya CSS dan darah vena keluar dari ruang intracranial
dengan volume yang sama, TIK akan tetap normal. Namun bile maknisme
kompensasi ini terlampaui maka, kenaikan jumlah massa sedikit saja akan
menyebabkan kenaikan TIK yang atajam.
Adanya peningkatan tekanan intracranial akan menyebabkan struktur otak
tergeser tergeser dimana terlihat batang otak mengalami indentisasi dan herniasi.
Batang otak merupakan pusat pernapasan sehingga adanya indentasi dan herniasi
batang otak akan menyebabkan depresi pusat pernapasan dan kesadaran, dan pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian.
abdomen, peluru
dalam
seperti
- Arah tembakan
Secara teori arah tembakan dapat ditentukan dengan pasti dengan
menghubungkan luka tembak masuk dengan luka tembak keluar.Hanya saja luka
tembak keluar selalu tidak ditemukan.Kalaupun ditemukan kadang-kadang luka
tersebut terjadi sesudah arah anak peluru berubah setelah membentur tulang.
Selain itu kadang-kadangjumlah luka tembak banyak sehingga sulit menentukan
luka tembakmasuk dan luka tembak keluar dari anak peluru yang sama. Dalam
keadaan
demikian maka perkiraan arah tembakan dapat didasarkan pada posisi lubang luka
terhadap cincin lecet.Bila letaknya terpusat berarti arah tembakan tegak lurus
terhadap permukaansasaran dan bila episentris berarti arahnya miring.
- Jarak tembak
Kecuali pada jarak tempel, jarak tembak hanya dapat ditentukan secara
kasar
dengan melihat bentuk lukanya serta ada tidaknya produk-produk dari
ledakanmesiu.
Selain itu ada tidaknya luka tembak keluar juga dapat dijadikan dasar
perhitungansecara kasar.Namun harus diingat bahwa banyak senapan modern
sekarang iniyang memiliki kemampuan tinggi, sehingga dapat menimbulkan luka
tembakkeluar meskipun ditembakkan dari jarak yang sangat jauh.Mengenai daya
tembusnya baik pada manusia atau binatang, dipengaruhi olehkecepatan (velocity)
ketika menyentuh tubuh, berat massa, resistensi jaringan, serta jaraktembakan.
8.
PEMERIKSAAN
KHUSUS
YANG
DILAKUKAN
PADA LUKA
TEMBAK
Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk sering
dipersulit dengan adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak
dapat dilakukan dengan baik dan penafsiran atau kesimpulan jenis luka mungkin
sekali tidak tepat. Untuk menghadapi hambatan pada pemeriksaan tersebut dapat
dilakukan prosedur sebagai berikut:
1. Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen perokside (3% by volume)
2. Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air untuk membersihkan
busayang terjadi dan membersihkan darah,
3. Dengan pemberian hidrogen perokside, luka tembak akan bersih, dan tampak
jelas, sehingga deskripsi dari luka dapat dilakukan dengan tepat.3
Pengambilan sampel darah untuk analisis pemakaian alkohol dan obatobatan sebelum terjadinya pengenceran atau pemberian infus akan memberikan
hasil pemeriksaan yang akurat. Spesimen urin mungkin juga dapat digunakan,
tetapi kurang memberikan hasil yang memuaskan.Darah korban biasa digunakan
untuk analisis komparatif DNA dengan darah yang ditemukan di TKP, pada
tersangka, atau senjata api, serta di partikel jaringan pada peluru yang ditemukan
ditempat kejadian. Debridement dari luka tembak secara permanen akan
mengubah penampilan luka. Jika tidak didokumentasikan dengan baik, difoto,
atau dipertahankan untuk evaluasi mikroskopis, ini dapat menyebabkan salah
tafsir oleh pemeriksa berikutnya. Penting untuk dilakukan pengambilan jaringan
di pinggir batas luka untuk keperluan pemeriksaan mikroskopis dan evaluasi
Scanning Microscope Energy Dispersive X-Ray Spectrometry (SEM-EDX) yang
berguna untuk :3
epitel yang normal dan yang mengalami kompresi, elongasi, dan menjadi pipihnya
sel-sel epidermal serta elongasi dari inti sel. Pada sel epidermis tepi luka juga
akan mengalami distorsi yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu. Epitel
luka juga tampak mengalami nekrosis koagulatif, epitel sembab, serta vakuolisasi
sel-sel basal. Panas yang dihasilkan dari pembakaran mesiu akan memperlihatkan
jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE dan akan lebih banyak
mengambil warna biru (basofilik staining). Pada luka akan tampak perdarahan
yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanya
butir-butir mesiu. Sel-sel pada dermis akan mengalami beberapa perubahan yakni
intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik.3
Pada pemeriksaan mikroskopis akan terlihat butir-butir mesiu yang tampak
sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan. Pada luka
tembak templehard contact, permukaan kulit sekitar luka tidak terdapat mesiu
atau hanya sedikit sekali butir-butir mesiu, butir-butir mesiu akan tampak banyak
pada lapisan bawah, khususnya disepanjang tepi saluran luka. Sedangkan pada
luka tembak tempel softcontactbutir-butir mesiu akan terdapat pada permukaan
kulit dan jaringan dibawah kulit. Pemeriksaaan mikroskopis pada luka tembak
jarak dekat akan ditemukan adanya butir-butir mesiu terutama terdapat pada
permukaan kulit dan hanya sedikit yang ditemukan pada lapisan-lapisan kulit. 3
b. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak
Hasil pemeriksaan kimiawi pada luka tembak tergantung dari jenis mesiu yang
gunakan.Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat,
sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat sedangkan pada smokeles gun
powder dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat. Pada senjata api yang modern,
unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri.
Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru yang dapat
ditemukan berupa timah, antimon, nikel, tembaga, bismut perak dan thalium.
Pemeriksaan terhadap unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian,
didalam atau di sekitar luka.Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat
dideteksi pada tangan yang menggenggam senjata.1
c. Pemeriksaan Radiologi Luka Tembak
9. KESIMPULAN
Luka tembak merupakan salah satu jenis luka yang diakibatkan oleh
cedera mekanik (senjata api). Luka tembak paling umum dijumpai sebagai
penyebab kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa diantaranya
adalaah akibat bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
1. J.M. Di Maio, Vincent. Gunshot Wounds Practical Aspects of
Firearms, Ballistics, and Forensic Techniques.Second Edition. New
York : CRC.1999. Press. 83
2. Rilano V. S. Umboh , Nola T. S. Mallo, Djemi Tomuka Pola luka pada
korban mati akibat senjata api di bagian ilmu kedokteran forensik