Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN PUSTAKA

“LUKA TEMBAK”

Oleh:

Agnice Simanjuntak (201783004)

UNPATTI PERIODE 18 April 2022 – 08 Mei 2022

Pembimbing :

dr. Nily Sulistyorini, Sp.FM

SMF/LAB. IKF-ML RSUD DR. SOETOMO SURABAYA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan anugerah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas tinjauan pustaka
ini. Tinjauan pustaka ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Pattimura Ambon.
Penyusunan tinjauan pustaka ini dapat diselesaikan dengan baik karena
adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Nily Sulistyorini, Sp.FM
selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran,
untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tinjauan pustaka ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tinjauan pustaka ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan penulisan tinjauan pustaka
ini ke depannya. Semoga tinjauan pustaka ini dapat memberikan manfaat ilmiah
bagi semua pihak yang membutuhkan.

Ambon, April 2022

Agnice Simanjuntak

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Tembak (JURNAL 2015 WA POLA LUKA PADA KORBAN
MATI…
Luka tembak adalah luka yang disebabkan oleh penetrasi anak peluru ke
dalam tubuh yang diproyeksikan lewat senjata api atau persentuhan dengan tubuh.
Luka tembak dapat dibagi menjadi dua, yaitu luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Luka tembak masuk terjadi apabila anak peluru masuk suatu objek dan
tidak keluar lagi, sedangkan pada luka tembak keluar anak peluru menembus
objek secara keseluruhan. Pada luka tembak biasanya juga ditemukan kerusakan
pada pembuluh darah tulang, dan jaringan sekitar.

2.2 Mekanisme Luka Tembak (BUKU GOOGLE, = DEFINISI…


Anak peluru menghantam kulit dan mendorong sehingga melampaui daya
renggang kulit sehingga sobek. Peluru yang bergerak berputar (sentrifugal)
menyebabkan lubang luka tembak masuk berbentuk bulat dan gelang kotusi/lecet
disekitar lubang luka atau disebut Contusio Ring. Peluru melewati luka, diameter
luka lebih besar dari diameter peluru. Karena elastisitas kulit, maka sesudah
peluru lewat kulit akan mengkerut, sehingga diameternya lebih kecil. BUKU
GOOGLE WA

Terdapat tiga mekanisme tersering luka tembak yang dapat mengakibatkan


kematian, yaitu: =DEFINISI

1. Kehilangan darah masif (perdarahan) adalah penyebab tersering kematian


akibat senjata api adalah kehilangan darah yang banyak. Peluru menembus
pembuluh darah arteri besar yang mengakibatkan pembuluh darah lubang,
terjadi perdarahan. Jika sebuah peluru atau fragmennya masuk ke organ
dalam seperti hati, cederanya itu sendiri tidak mengancam jiwa, tetapi
perdarahan yang masif dapat membuat cedera itu mengancam jiwa.

3
2. Trauma juga dapat menyebabkan kematian. Saat sebuah peluru masuk
menembus tubuh, peluru itu akan membuat lubang. Tergantung pada jenis
peluru dan bagian tubuh mana yang terkena, pelurunya akan membuat
luka utama. Jika pelurunya banyak dapat mengakibatkan luka dalam
sekunder. Jika peluru masuk ke organ penting seperti, otak, sistem saraf,
paru-paru, trauma tersebut dapat langsung menyebabkan kematian.
3. Infeksi merupakan penyebab kematian pada luka tembak. Penetrasi peluru
akan menghasilkan luka tembak. Peluru yang masuk dapat membawa
kuman. Jika tidak diobati dengan baik apalagi luka yang dihasilkan luas
dapat memudahkan terjadinya infeksi. Infeksi yang berat dapat terjadi
syok sepsis, yang seringkali berakhir dengan kematian.

2.3 Klasifikasi Luka Tembak (BOOK GOOGLE, JURNAL EDWIN..


Luka tembak dapat diklasifikasikan berdasarkan jarak tembak antara
moncong senjata dengan target yaitu tubuh korban. Luka tembak yang terjadi
dapat ditemukan dalam bentuk penetrasi atau perforasi. Penetrasi luka terjadi
apabila peluru memasuki objek dan tidak dapat keluar, sedangkan perforasi luka
terjadi apabila peluru dapat melewati 3 keseluruhan objek. Klasifikasi luka
tembak ditentukan berdasarkan ciri-ciri yang khas ditimbulkan pada setiap
tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak. Luka tembak diklasifikasikan
menjadi :

A. Luka Tembak Masuk


Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai
sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan akan
didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau
komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut. Berdasarkan jarak
tembakan, luka tembak masuk dapat dibedakan atas:
1. Luka Tembak Tempel (Contact Wound)

4
Terjadi bila laras senjata menempel pada kulit. Terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi bentuk luka, yaitu hasil kombinasi antara gas dan
anak peluru :
a. Sejumlah gas yang diproduksi oleh pembakaran bubuk mesiu
Jumlah gas yang diproduksi oleh bubuk mesiu yang terbakar
memiliki hubungan dengan kecepatan melontar senjata. Secara
jelas dapat dikatakan dengan meningkatkan kecepatan melontar,
berarti juga meningkatkan kecepatan anak peluru. Meningkatnya
jumlah gas yang diproduksi merupakan suatu prinsip untuk
meningkatkan dorongan terhadap anak peluru.
b. Efektivitas pelindung antara kulit dan anak peluru
Makin efisien pelindung tersebut, makin banyak gas yang gagal
ditiupkan di sekitar moncong senjata, sehingga makin banyak gas
yang dapat ditemukan di jaringan tubuh.
c. Ada tidaknya tulang dibawah jaringan yang terkena tembakan
Keberadaan lapisan tulang dalam jarak yang dekat dibawah kulit
yang dapat dibuktikan menjadi pembatas terhadap penetrasi yang
masif dan ekspansi gas menuju jaringan yang lebih dalam.

Luka tembak masuk biasanya berbentuk bintang (stellate/cruciform)


karena tekanan gas yang tinggi waktu mencari jalan keluar akan
merobek jaringan. Sering kali tepi luka berwarna “pinkish-red” karena
terbentuknya carboxyhemoglobin akibat gas CO yang masuk. Pada
kontak erat dapat terjadi cetakan dari moncong laras. Luka tembak
tempel biasanya didapati pada kasus bunuh diri. Oleh karena itu sering
didapati adanya kejang mayat (cadaveric spasme). Luka tembak tempel
sering didapati di pelipis, dahi atau dalam mulut. Pada umumnya luka
tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan bunuh diri.

2. Luka Tembak Sangat Dekat (Close Wound)


Luka tembak masuk jarak sangat dekat (close wound) sering
disebabkan pembunuhan. Dengan jarak sangat dekat (±15 cm), maka

5
akan didapati cincin memar, tanda-tanda luka bakar, jelaga dan tattoo
disekitar lubang masuk. Pada daerah sasaran tembak didapati luka
bakar karena semburan api dan gas panas, kelim jelaga (arang), kelim
tato akibat mesiu yang tidak terbakar dan luka tembus dengan cincin
memar di pinggir luka.
3. Luka Tembak Dekat (Near Wound)
Pada luka tembak jarak dekat, sejumlah gas yang dilepaskan
membakar kulit secara langsung. Area disekitarnya yang ikut terbakar
dapat terlihat. Terbakarnya rambut pada daerah tersebut bisa saja
terjadi, namun jarang diperhatikan karena sifat rambut terbakar yang
rapuh, sehingga patah dan mudah diterbangkan, sehingga tidak
ditemukan pada luka yang disebabkan senjata apapun. Terdapat pula
kelim tato yang disebabkan oleh bubuk mesiu yang tidak terbakar yang
terbang kearah kulit korban. Disekitar zona tato terdapat zona kecil
berwarna magenta. Adanya tumbukan berkecepatan tinggi dapat
menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil dan menghasilkan
perdarahan kecil.
4. Luka Tembak Jauh (Distant Wound)
Berbentuk bulat atau oval, tanpa adanya kotoran/noda yang disebabkan
nyala api, asap atau sisa-sisa mesiu/tato. Luka disebabkan tembakan
pada jarak >60-75cm. Semua senjata yang umumnya dipakai pada
kasus-kasus kriminal bila ditembakkan pada jarak diatas 60-75cm
menunjukkan kurang lebih tanda-tanda yang serupa. Satu-satunya
komponen yang terlibat dalam terjadinya luka ini hanyalah anak peluru
saja. Terkadang diameter cincin sedikit lebih kecil dari anak peluru.
Tepi luka umumnya menunjukkan gelang kontusi. Dapat juga
ditemukan kemerahan pada tepi luka disebabkan karena echymosis
akibat perdarahan didalam kulit. Jelaga disekitar luka disebabkan
karena hapusan dari jelaga anak peluru. Tepi luka compang-camping.
Jika anak peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular, maka tepi

6
compang-camping tersebut akan melebar pada salah satu sisi.
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan arah anak peluru.
B. Luka Tembak Keluar
Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan luka
tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka tembak
masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi seperti celah,
bintang, irregular, atau berjarak. Bentuk luka tembak keluar tidak dapat
diprediksi. Latar belakang variasi bentuknya adalah sebagai berikut :
1. Anak peluru terpental dari dalam tubuh, sehingga keluar dari
tempatnya masuk.
2. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh,
sehingga memberi bentuk irregular saat keluar.
3. Anak peluru hancur didalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam satu
kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki
jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian.
4. Anak peluru mengenai tulang atau tulang rawan, dapat membuat
fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama peluru.
5. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur
anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak. Hal ini sedikit
berhubungan dengan bentuk peluru yang menyebabkannya.

2.4 Autopsi Korban Luka Tembak (BUKU HITAM FORENSIK…


1. Luka tembak masuk dilukiskan dalam keadaan aslinya, lebih baik apabila
dipotret.
2. Sebelum dibersihkan dilakukan “parafin test” terutama pada luka tembak
jarak dekat.
3. Luka tembak karena peluru penabur shotgun harus dijiplak atau dipotret.
Ini perlu untuk menentukan jarak tembakan, dibandingkan dengan hasil
“test firing”.

7
4. Luka dibersihkan, dapat dipakai sabun. Setelah itu, periksa apakah ada
klem tato, dan lain sebagainya, kemudian potret kembali.
5. Sebelum dilakukan pemeriksaan dalam, sebaiknya dilakukan foto X-Ray
dahulu.
6. Letak luka tembak masuk/keluar diukur dengan mengambil tumit dan
garis tengah tubuh melalui tulang punggung. Ini perlu untuk
memperkirakan tembakan dari luar depan/belakang atau samping dan
sudutnya.

2.5 Pemeriksaan Khusus pada Luka Tembak (5809-1-9329-1-10…


Penentuan luka tembak masuk tidak hanya dapat ditentukan melalui
karakteristik luka, tetapi juga diperlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan
secara pasti bahwa luka tersebut merupakan luka tembak masuk. Hal ini
disebabkan karena tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri
yang jelas. Pemeriksaan-pemeriksaan khusus yang diperlukan dalam pemeriksaan
ini adalah pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan
radiologik.

A. Pemeriksaan Mikroskopik Luka Tembak


Perubahan yang tampak pada luka tembak masuk diakibatkan oleh dua
faktor, yaitu trauma mekanis dari peluru dan trauma thermis akibat panas
dari pembakaran mesiu. Pada pemeriksaan mikroskopis luka tembak
tempel dan luka tembak jarak dekat akan diperoleh kompresi epithel
dimana di sekitar luka tampak epithel yang normal dan yang mengalami
kompresi,elongasi,dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta elongasi
dari inti sel. Pada sel epidermis tepi luka juga akan mengalami distorsi
yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu. Epitel luka juga tampak
mengalami nekrosis koagulatif,epitel sembab, serta vakuolisasi sel-sel
basal. Panas yang dihasilkan dari pembakaran mesiu akan memperlihatkan
jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE dan akan lebih banyak
mengambil warna biru (basofilik staining ). Pada luka akan tampak

8
perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling
dominan), dan adanya butir-butir mesiu. Sel-sel pada dermis akan
mengalami beberapa perubahan yakni intinya mengkerut, vakuolisasi dan
pignotik.
Pada pemeriksaan mikroskopis akan terlihat butir-butir mesiu yang tampak
sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan.
Pada luka tembak tempel “hard contact”, permukaan kulit sekitar luka
tidak terdapat mesiu atau hanya sedikit sekali butir-butir mesiu, butir-butir
mesiu akan tampak banyak pada lapisan bawah, khususnya disepanjang
tepi saluran luka. Sedangkan pada luka tembak tempel “soft contact” butir-
butir mesiu akan terdapat pada permukaan kulit dan jaringan dibawah
kulit.Pemeriksaaan mikroskopis pada luka tembak jarak dekat akan
ditemukan adanya butir-butir mesiu terutama terdapat pada permukaan
kulit dan hanya sedikit yang ditemukan pada lapisan-lapisan kulit.
B. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak
Hasil pemeriksaan kimiawi pada luka tembak tergantung dari jenis mesiu
yang gunakan. Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon,
nitrit, nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat sedangkan pada
smokeles gun powder dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat.
Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah
timah, barium, antimon, dan merkuri. Unsur-unsur kimia yang berasal dari
laras senjata dan dari peluru yang dapat ditemukan berupa timah, antimon,
nikel, tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan terhadap unsur-
unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, didalam atau di sekitar
luka. Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada
tangan yang menggenggam senjata.
C. Pemeriksaan Radiologi Luka Tembak
Salah satu pemeriksaan radiologi yang penting dalam pemeriksaan adalah
X ray. X Ray biasanya dilakukan sebelum otopsi dengan dua bidang
pemeriksaan yakni anteroposterior dan lateral. X ray tidak hanya
digunakan untuk dokumentasi objektif dan permanen namun juga

9
berfungsi untuk menentukan lokasi dan karakteristik dari peluru dan
fragmen metal termasuk jaket peluru yang terpisah. Radiologi merupakan
alat yang penting untuk menemukan peluru pada tubuh yang susah
ditemukan lewat autopsy (misalnya pada columna vertebra). Pemeriksaan
X ray juga dapat memperlihatkan adanya peluru yang membelok atau
mengalami penyumbatan pada pembuluh darah.

2.6 Rekonstruksi Bunuh Diri dan Pembunuhan (BUKU FORENSIK


ITAM..
Suatu luka tembak dapat dilakukan sendiri hanya dari jarak jangkauan korban
sendiri, kecuali dimana ada tali atau alat pembantu lain guna menarik trigger
senjata itu. Luka tembaknya hamper selalu kontak atau hamper kontak dengan
letak tembakan biasanya pada pelipis kanan, tengah dahi, langit-langit mulut,
daerah jantung, dan epigastrium.
Lokasi diluar daerah tersebut atau pada daerah yang tidak bisa dijangkau
seperti bagian belakang tubuh, apalagi dengan jarak tembak yang jauh/diluar
jangkauan tangan, harus dicurigai suatu korban tindak pidana.

10
DAFTAR PUSTAKA

1.

11

Anda mungkin juga menyukai