Pada luka tembak terjadi efek perlambatan yang disebabkan pada trauma mekanik
seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, hal ini terjadi akibat adanya transfer energi dari
luar menuju jaringan. Kerusakan yang terjadi pada jaringan tergantung pada absorpsi
energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan panas, suara serta gangguan mekanik
yang lainya. Energi kinetik ini akan mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan
sehingga terjadi laserasi, kerusakan sekunder terjadi bila terdapat ruptur pembuluh darah
atau struktur lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru.
Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang menembus
jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika terjadi pada jaringan
seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan kerusakan dengan adanya zona-zona
disekitar luka. Dengan adanya lesatan peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk
rongga disebabkan gerakan sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan
diameter rongga ini lebih besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat
setelah peluru berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang
padat tingkat kerusakan lebih tinggi daripada organ berongga. Efek luka juga berhubungan
dengan gaya gravitasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sharma RK. Concise textbook of forensic medicine and toxicology 3rd edition.
Global education consultants, Noida, 2011.
2. James JP, Jones R, Karch SB dan Manlove J. Simpson’s forensic medicine 13th
edition. Hodder arnold, London, 2011.