Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP PEMBANGUNAN

PERUMAHAN NELAYAN DI DESA LANGGE KECAMATAN ANGGREK


KABUPATEN GORONTALO UTARA

Budi Setiawan Paramata1), M. Yusuf Tuloli2), Anton Kaharu3)


1
Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo.
23
Dosen Pengajar Program Studi S1 Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo.
budiparamata15@gmail.com mohammad.tuloli@ung.co.id anton.kaharu@ung.co.id

INTISARI

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui rona awal kualitas lingkungan pembangunan
perumahan nelayan, menjelaskan upaya pengelolaan dampak terhadap lingkungan yang
timbul akibat pembangunan perumahan.
Pendekatan penelitian menggunakan metode survey lapangan. Pengumpulan data melaui
observasi, wawancara, dokumentasi untuk data primer, sedangkan untuk data sekunder
meliputi data kependudukan, iklim, kualitas udara, dan sosial ekonomi. Analisis data
menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yang meliputi rona awal kualitas
lingkungan Desa Langge dan upaya pengelolaan dampak yang timbul akibat pembangunan
perumahan nelayan di Desa Langge.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu. 1. Rona awal pada lokasi pembangunan perumahan
nelayan Desa Langge menunjukkan bahwa kualitas di lingkungan di lokasi pembangunan
perumahan nelayan dalam kategori baik, baik dari komponen persepsi masyarakat, kualitas
udara, dan kualitas air. 2. Secara umum untuk mencegah, mengendalikan, dan
menanggulangi dampak negatif yang terjadi dan mengembangkan dampak positif upaya
pengelolaan yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi dengan jelas dan trasnparan dari
tahap pra konstruksi hingga pasca konstruksi kepada masyarakat, melaksanakan kegiatan
konstruksi hanya di siang hari untuk menjaga kualitas udara agar selalu berada di bawah
standar baku mutu, memprioritaskan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja, baik dari
pekerja pangunan hingga petugas keamanan selama konstruksi dan tahap operasional,
menggunakan jasa penduduk sekitar untuk penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi pekerja
seperti makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya, menggunakan mesin pompa air untuk
pengambilan air selama kegiatan konstruksi, mengelola sampah yang menjadi penyebab
menurunnya kualitas air tanah.
Kata kunci: dampak, lingkungan, perumahan nelayan.
IDENTIFICATION OF ENVIRONMENTAL IMPACT ON HOUSING FISHING
DEVELOPMENT IN LANGGE VILLAGE DISTRICT OF ANGGREK
REGENCY OF GORONTALO UTARA

Budi Setiawan Paramata1), M. Yusuf Tuloli2), Anton Kaharu3)


1
Student of Civil Engineering S1 Program, Gorontalo State University.
23
Lecturer of Civil Engineering S1 Program, Gorontalo State University.
budiparamata15@gmail.com mohammad.tuloli@ung.co.id anton.kaharu@ung.co.id

ABSTRACT

The objective of the research is to know the initial tone of environmental quality of the
construction of fishermen housing, explaining the environmental management capability
arising from the housing development.
The research approach used field survey method. Data collection through observation,
interview, documentation for primary data, while for secondary data include population
data, climate, air quality, and socioeconomic. The data analysis used quantitative
descriptive analysis method that includes the initial environmental quality of Langge
Village and the impact management effort that arose from the development of fisherman's
housing in Langge Village
The results of the study are. 1. Initial tone at the location of the fisherman housing
development of Langge Village shows the quality in the environment at the location of the
construction of fisherman housing in good category, both from the community perception,
water quality, and air quality. 2. In general to prevent, control and mitigate the impact that
is being carried out clearly and transparently socialization from the pre-construction stage
to post-construction to the community, run the construction activities only in the afternoon
to win the Air quality in order to always be below the standard quality standard, prioritizing
local communities as laborers, from rural workers to security personnel during construction
and operational phase, use the services of nearby residents for daily needs for workers such
as food, beverage, and other necessities. , using air pumping machines for water retrieval
during construction activities, waste bins that cause groundwater degradation.
Keywords: impact, environment, fisherman's housing.
I PENDAHULUAN penduduk permukiman nelayan dengan
Kabupaten Gorontalo Utara adalah salah kawasan perairan sebagai tempat mereka
satu kabupaten di Provinsi Gorontalo. mencari nafkah, meskipun demikian sebagian
Kabupaten Gorontalo Utara terdiri atas 11 dari mereka masih terikat dengan daratan.
kecamatan, dan 123 desa dengan jumlah
penduduk 110700 jiwa serta luas 1777022 km² 2.2. Rona Lingkungan
sehingga tingkat kepadatan penduduknya Rona Lingkungan merupakan kondisi
adalah 62 jiwa/km². Kabupaten Gorontalo lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau
Utara memiliki panjang garis pantai 217 km. komponen-komponen lingkungan awal
Kawasan permukiman nelayan di Kabupaten sebelum perencanaan dan pembangunan fisik
Gorontalo Utara dikembangkan di pesisir dan dimulai. Rona lingkungan merupakan kondisi
laut di 11 kecamatan yaitu Kecamatan lingkungan awal sebelum tersentuh oleh
Kwandang, Tomilito, Ponelo Kepulauan, kegiatan untuk keperluan perencanaan,
Anggrek, Anggrek, Atinggola, Monano, konstruksi (pembangunan fisik) dan kegiatan
Sumalata Timur, Sumalata, Biawu dan operasi. Hal-hal yang termuat didalam rona
Tolinggula. (Kabupaten Gorontalo Utara lingkungan, yaitu.
dalam Angka 2015) 1. Biogeofisik Kimia, meliputi: komponen-
Dengan adanya kawasan-kawasan komponen lingkungan tersebut diketahui
tersebut, perlu dipikirkan pengelolaannya dengan melakukan survei lapangan, yaitu
untuk mencegah pertumbuhan permukiman dengan suatu strategi pengambilan
kumuh di permukiman nelayan. Hal ini sampling yang tepat, kemudian dianalisa
bertujuan mewujudkan kualitas hidup serta sesuai dengan komponen lingkungan
kualitas lingkungan yang memadai yang dalam masing-masing.
pengertian terciptanya perumahan dan 2. Sosial Budaya dan Ekonomi, meliputi:
permukiman yang layak, sehat, bersih, aman komponen lingkungan ini didapat dengan
dan serasi dengan lingkungan nelayan melakukan penyebaran kuisioner,
Kabupaten Gorontalo Utara. wawancara langsung kepada masyarakat,
Pemerintah berusaha memaksimalkan pemuka setempat dan data sekunder pada
untuk menyediakan prasarana dan sarana beberapa desa dan kecamatan di sekitar
permukiman yang layak huni, sehat dan aman lokasi proyek. Dari data survey lapangan,
bagi masyarakat terutama untuk kalangan data sekunder dan hasil analisis
menengah kebawah. Sejalan dengan tingkat laboratorium pada masing-masing
pertumbuhan penduduk yang relatif sangat komponen lingkungan akan didapat
tinggi, ditambah keterbatasan lahan perumahan kondisi lingkungan pada saat itu atau
dan permukiman akibat dari tingginya harga sebelum proyek didirikan (Rona
lahan, maka di tahun 2014 Pemerintah Lingkungan). Kemungkinan dampak
Kabupaten Gorontalo Utara membangun proyek terhadap lingkungan sosial budaya
Rumah Sederhana Sehat (RSH) sejumlah 495 dan ekonomi. Berdasarkan atas perkiraan
Unit dengan konsep hunian yang layak, sehat kegiatan yang akan terjadi selama masa
dan aman. operasional proyek dan berdasarkan atas
Mengacu pada penjelasan di atas peneliti kondisi lingkungan yang ada (rona
akan melakukan penelitian menganai rona awal lingkungan), maka dapat diperkirakan
kualitas lingkungan pada lokasi pembangunan dampak yang akan timbul.
perumahan nelayan di Desa Langge, a. Dampak positif terutama dalam
Kecamatan Anggrek, Provinsi Gorontalo Utara, menunjang program pemerintah
beserta upaya pengelolaan dampak lingkungan. memeratakan pembangunan,
tingkat pendapatan masyarakat daerah,
II LANDASAN TEORI kesempatan kerja, kesejahteraan
2.1. Permukiman Nelayan masyarakat, timbulnya
Permukiman nelayan adalah merupakan gerak penduduk kemudian timbul
lingkungan tempat tinggal dengan sarana dan sektor kegiatan ekonomi lainnya.
prasarana dasar yang sebagian besar b. Dampak negatif umumnya disebabkan
penduduknya merupakan masyarakat yang oleh akibat dan proses budidaya
memiliki pekerjaan sebagai nelayan dan penggemukan ternak sapi potong
memiliki akses dan keterikatan erat antara terciptanya limbah kotoran ternak
(polusi bau busuk). Dampak negatif ini diwujudkan melalui pengelolaan
tersebut dapat terjadi pada masa operasioan stadion yang berorientasi pada
kegiatan operasional. wawasan lingkungan serta perencanaan
sistem pembiayaan terhadap pengelolaan
2.3. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) lingkungan sesuai dengan periode tertentu
Sebagai pedoman di dalam yang diusahakan oleh pihak pengelola
melaksanakan pengelolaan lingkungan perlu stadion dan melakukan sosialisasi kepada
dipertimbangkan peraturan perundangan yang warga masyarakat tentang pembangunan
berlaku serta kelayakan terhadap pemanfaatan stadion dan dampak-dampaknya, baik
sumber daya alam yang ada dan faktor lainnya. positif maupun negatif.
Pendekatan pengelolaan lingkungan hidup 2. Pendekatan institusi
berkaitan dengan kegiatan pembangunan Pendekatan institusional merupakan upaya
perumahan meliputi 3 pendekatan yaitu pengembangan sistem pengelolaan
pendekatan teknologi, pendekatan ekonomi lingkungan secara terpadu melalui
sosial budaya masyarakat, dan kelembagaan pengembangan kerja sama dengan instansi
(institusi). yang berkepentingan dan terkait dengan
1. Pendekatan teknologi pengelolaan lingkungan hidup,
Pendekatan teknologi merupakan mengembangkan peraturan,
pendekatan dengan cara-cara teknologi mengembangkan pengawasan baik
yang akan digunakan dalam pencegahan, internal maupun eksternal dan
penanggulangan dan pengendalian mengembangkan organisasi internal yang
dampak lingkungan. Upaya mencegah dan bertanggung jawab secara struktural dan
mengurangi kerusakan sumber daya alam fungsional dalam pengelolaan dan
akan ditempuh melalui cara teknologi pemantauan lingkungan seperti kerja sama
yang sesuai dengan dampak yang pengelola perumahan dengan pihak desa,
ditimbulkan karena aktivitas dalam hal pelaksanaan sosialisasi kepada
pembangunan, misalnya. warga masyarakat tentang pelaksanaan
a. Pengaturan jadwal dan sirkulasi pengelolaan perumahan untuk
kendaraan proyek secara efektif dan memberikan pemahaman kepada
efisien agar tidak menimbulkan masyarakat.
permasalahan lalulintas. Upaya Pengelolaan Lingkungan hidup
b. Persyaratan kelengkapan penutup bak (UKL) tertuang dalam bentuk matriks
pada kendaraan proyek untuk pengelolaan lingkungan yang merupakan
menghindari mengurangi terjadinya tindakan sistematis dan implementatif
poluasi udara yang berupa debu. terhadap berbagai dampak negatif dan
c. Perbaikan mesin konstruksi secara positif dari tahap pra kontruksi, tahap
periodik untuk mengurangi timbulan konstruksi, hingga tahap pengoperasian.
limbah B3 yang berupa pelumas mesin
(olie bekas) yang dapat menyebabkan 2.4. Peratran Perundangan Mengenai UKL
pencemaran air tanah. Adapun peraturan perundangan yang
d. Penataan ruang terbuka hijau untuk berhubungan dengan pengelolaan
meningkatkan estetika di lingkungan
perumahan. lingkungan hidup adalah.
e. Penataan ruang parkir seoptimal 1. Undang Undang Nomor 23 th 1997 tentang
mungkin untuk menghindari terjainya Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pada
kemacetan lalulintas disekitar jalan Undang – Undang tersebut berisi.
utama. a. Setiap orang mempunyai hak yang sama
2. Pendekatan sosial ekonomi masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan
Pendekatan ini dimaksudkan guna sehat, setiap orang berhak dan
mengakomodasi kemampuan dan potensi berkewajiban untuk berperan serta
penduduk sekitar kawasan Stadion untuk dalam rangka pengelolaan lingkungan
hidup secara bersama-sama sebagai satu hidup serta berkewajiban memelihara
masyarakat yang selaras dan seimbang kelestarian fungsi lingkungan hidup
dengan lingkungan secara rukun tertib dan serta mencegah dan menanggulangi
aman. Dalam pelaksanaannya pendekatan
pencemaran dan perusakan lingkungan Keadaan yang demikian itu bila sering
hidup. terjadi maka akan berakibat kurang
b. Menetapkan ketentuan pidana dan lancarnya kegiatan sesuai dengan rencana
denda bagi pihak yang dengan sengaja sehingga menyulitkan usaha pencapaian
ataupun akibat kelalaiannya melakukan tujuan program secara utuh.
perbuatan yang mengakibatkan
2. Konflik sosial
pencemaran dan atau perusakan
Permusuhan atau konflik merupakan
terhadap lingkungan hidup.
situasi yang wajar dapat terjadi di lingkungan
Pelaksanan pengelolaan lingkungan untuk keluarga, sekolah, lingkungan tetangga, bahkan
kegiatan yang tidak wajib AMDAL tertuang antarnegara. Permusuhan atau konflik
dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan merupakan sikap yang tidak terpuji, karena
Hidup no 86 tahun 2002 tentang pedoman bertentangan dengan nilai-nilai dan norma yang
penyusunan UKL UPL. berlaku dalam lingkungan masyarakat. Berikut
fadalah Faktor-faktor penyebab terjadinya
2.5. Jenis Dampak Lingkungan Akibat konflik.
Kegiatan Konstruksi
1. Persepsi masyarakat Adanya perbedaan individu yang
Kaitannya dengan peran serta meliputi perbedaan pendirian dan
masyarakat dalam program tertentu, perasaan
peranan tokoh masyarakat baik formal  Berprasangka buruk kepada pihak lain
 Individu yang kurang bisa
maupun non-formal sangat penting
mengendalikan emosi
terutama dalam mempengaruhi, memberi
 Adanya perbedaan kepentingan antara
contoh, dan menggerakkan keterlibatan individu dan kelompok, misalnya di
seluruh warga masyarakat di bidang politik, ekonomi, dan sosial
lingkungannya untuk mendukung  Persaingan yang sangat tajam sehingga
keberhasilan program. Terutama untuk kontrol sosial kurang berfungsi.
masyarakat pedesaan, peran tersebut 3. Kualitas air
menjadi faktor determinan karena Berikut adalah standar kualitas air
kedudukan para tokoh masyarakat masih di perairan umum menurut PERMENKES
sangat kuat pengaruhnya, bahkan sering No. 416 Tahun 1990 ditunjukkan dalam
menjadi tokoh panutan dalam segala Tabel 2.1.
kegiatan hidup sehari-hari warga
masyarakat. Persepsi warga masyarakat Tabel 2.1. Standar kualitas air bersih
terhadap program tertentu merupakan
Baku
landasan atau dasar utama bagi timbulnya No Parameter Satuan
Mutu
Keterangan

kesediaan untuk ikut terlibat dan berperan Fisika


aktif dalam setiap kegiatan program 1 Bau - - Tidak Berbau
Jumlah zat padat 1000 -
tersebut. Makna positif atau negatif sebagai 2
terlarut
Mg/L
hasil persepsi seseorang terhadap program 3 Kekeruhan NTU 5 -
4 Rasa - - Tidak Berasa
akan menjadi pendorong atau penghambat Suhu -
o
untuk berperan dalam kegiatan 5 Suhu C Udara
±3oC
pembangunan. Berbagai hal yang terjadi 6 Warna TCU 15 -
Kimia
dan menjadi pengalaman yang kurang a. Kimia Anorganik
menyenangkan sering mengakibatkan 1 Air raksa Mg/L 0.001 -
2 Arsen Mg/L 0.05 -
warga masyarakat kurang mampu bersikap 3 Besi Mg/L 1.0 -
terbuka untuk secara jujur menyatakan 4
5
Florida
Kadmium
Mg/L
Mg/L
1.5
0.005
-
-
persepsi dan pandangannya tentang suatu 6 Kesadahan CaCO3 Mg/L 500 -
7 Klorida Mg/L 600 -
program yang diselenggarakan pemerintah. 8 Kromium valensi 6 Mg/L 0.05 -
Karena sering dilandasi oleh persepsi yang 9 Mangan Mg/L 0.5 -
10 Nitrat sebagai N Mg/L 10 -
kurang positif maka keterlibatan yang ada 11 Nitrit sebagai N Mg/L 1.0 -
sering merupakan partisipasi semu. 12 pH 0.05 -
13 Selenium Mg/L 0.01 -
14 Seng Mg/L 15 - 1 tahun 90 μg / Nm3
15 Sianida Mg/L 0.1 - 8 Pb (Timah 24 jam 2 μg / Nm3
16 Sulfat Mg/L 400 -
Hitam)
17 Timbal Mg/L 0.05 -
1 tahun 1 μg / Nm3
b. Kimia Organik
9 Dustfall 30 hari 10
1 Aldrin dan dieldrin Mg/L 0.0007 -
2 Benzona Mg/L 0.01 -
(Debu Jatuh) Ton/Km2.Bln
3 Benzo (a) Pyrene Mg/L 0.00001 - 10 Total 24 jam 3 μg / Nm3
Chlordane (total 0.007 - Flourides (as
4 Mg/L F)
isomer)
5 Chlordane Mg/L 0.03 - 90 hari 0.5 μg / Nm3
6 2,4 D Mg/L 0.10 - 11 Flour Indeks 30 hari 40 μg / 100
7 DDT Mg/L 0.03 - cm2
8 Detergent Mg/L 0.5 - 12 Khlorine Dioksida 24 jam 150 μg /
9 1,2 Dichloroethane Mg/L 0.01 -
Nm3
10 1,1 Dichloroethane Mg/L 0.0003 -
Heptachlor 0.003 - 13 Sulphat Indeks 30 hari 1 mg
11 Mg/L SO3/100 cm3
heptachlor epoxide
12 Hexachlorobenzene Mg/L 0.00001 - Sumber: Peraturan Pemerintah No.41 (1999)
13 Lindane Mg/L 0.004 -
14 Metoxychlor Mg/L 0.10 -
15 Pentachlorophenol Mg/L 0.01 - 5. Kesempatan kerja
16 Pestisida total Mg/L 0.10 -
17
2,4,6
Mg/L
0.01 - Secara umum pengertian tenaga kerja
Trichlorophenol
Zat Organik Mg/L 0.10 -
adalah semua orang yang bersedia dan
18
(KMnO4) sanggup bekerja, termasuk mereka yang
c. Mikrobiologi
0 Bukan Air menganggur meskipun bersedia dan
1 Total koliform Jml/100ml
0
Pipaan
Bukan Air
sanggup bekerja dan mereka yang
2 Koliform tinja Jml/100ml Pipaan
menganggur terpaksa akibat tidak ada
d. Radio Aktivitas
1
Gross Alpha
Bq/L
0.1 - kesempatan kerja.
activity
Gross Beta 1.0 -
6. Kesempatan berusaha/peluang usaha
2 Bq/L
activity Kata Peluang dapat diartikan sebagai
Sumber: PERMENKES No.416 Tahun 1990 kesempatan yang datang atau sesuatu yang
terjadi yang bisa menghasilkan keuntungan.
4. Kalitas udara Sedangkan Kata Usaha dapat diartikan sebagai
Untuk mencegah terjadinya pencemaran suatu tindakan yang dilakukan untuk
udara serta terjaganya mutu udara, maka mengarahkan tenaga dan pikiran dalam
pemerintah menetapkan Baku Mutu Udara mencapai target atau tujuan. Jadi dapat
Ambien Nasional yang terlampir dalam disimpulkan yang dimaksud Peluang Usaha
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999, adalah suatu kesempatan yang datang, sehingga
ditunjukkan dalam Tabel 2.2. dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan
keuntungan. Atau dapat didefenisikan juga
Tabel 2.2. Baku Mutu Udara Ambien sebagai kesempatan yang muncul pada waktu
tertentu yang dapat memberikan kesempatan
No Parameter Waktu Baku Mutu besar untuk memperoleh keuntungan, jika
Pengukuran
1 SO2 (Sulfur 1jam 900 μg / Nm3 dalam kesempatan itu dilakukan suatu tindakan
Dioksida) dengan mengarahkan tenaga dan pikiran.
24 jam 60 μg / Nm3
1 tahun 30000 μg /
Nm3 III METODE PENELITIAN
2 CO (Karbon 1 jam 10000 μg / Pendekatan penelitian menggunakan
Moniksida) Nm3
24 jam 400 μg / Nm3
metode survey lapangan. Pengumpulan
1 tahun 150 μg / Nm3 data melaui observasi, wawancara,
3 NO2 1 jam 100 μg / Nm3 dokumentasi untuk data primer, sedangkan
(Nitrogen
Dioksida) untuk data sekunder meliputi data
24 jam 235 μg / Nm3 kependudukan, iklim, kualitas udara, dan
1 tahun 50 μg / Nm3
4 O3 (Oksida) 1 jam 160 μg / Nm3 sosial ekonomi. Analisis data
1 tahun 150 μg / Nm3 menggunakan metode analisis deskriptif
5 HC (Hidro 3 jam 65 μg / Nm3
Karbon)
kuantitatif yang meliputi rona awal kualitas
6 PM10 24 jam 15 μg / Nm3 lingkungan Desa Langge dan upaya
(Partikel
<10mm)
pengelolaan dampak yang timbul akibat
7 TSP (Debu) 24 jam 230 μg / Nm3
pembangunan perumahan nelayan di Desa pemakaman umum 0,75 ha.
Langge. Penggunaan nama “Langge” sebagai
nama desa didasari oleh pada saat itu daerah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut banyak ditumbuhi pohon “Nangka”
4.1. Rona Lingkingan yang dalam bahasa daerah Gorontalo biasa
1. Letak Lokasi disebut dengan “ Langge” sehingga pada saat
itu daerah tersebut menjadi wilayah untuk
Lokasi Desa Langge terletak di mengambil buah nangka. Oleh sebab itu
Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo masyarakat pada saat itu jika ingin ke daerah
Utara. Secara Geografis berada pada posisi langge sering menyebut kalimat “mo nao de
koordinat 00o 51’ 44‘’ Lintang Utara 122o langge” yang artinya “pergi ke daerah
46’ 45’’ Bujur Timur. Desa Langge secara nangka”, sehingga nama tersebut terus melekat
adminstratif terbagi atas 3 Dusun yaitu Dusun pada kehidupan keseharian masyarakat. Lahan
proyek pembangunanperumahan nelayan di
Pantai, Dusun Tengah, dan Dusun Polowa
Desa Langge ditunjukkan pada Gambar 4.1.
dengan luas total 3,05 km2. kantor desa
terletak antara 000 48’ 32” LU dan 1220 50’ 16”
BT. Desa Langge merupakan salah satu desa
yang berada di Kecamatan Anggrek,
Kabupaten Gorotnalo Utara. Luas desa-desa
yang ada di Kecamatan Anggrek ditunjukkan
dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Luas Wilayah Desa-desa di
Kecamatan Anggrek Gambar 4.1. Lahan Proyek Rumah Khusus Nelayan Desa
Langge Kecamatan Anggrek
Nama Desa Luas (Km2)
2. Aksesibilitas
Tolango 7,92 Lokasi Rumah Khusus Nelayan Desa
Ilangata 26,44 Anggrek ini berjarak 10,7 km dengan ibu kota
kecamatan, 5,5 km dengan ibu kota kabupaten,
Popalo 22,74
dan dengan ibu kota provinsi 55,7 km. Sebagian
Tolongio 2,08 besar jalan yang ada di Desa Langge berupa
Dudepo 12,01
tanah. Sepeda motor masih merupakan alat
transportasi utama di Desa ini. Komunikasi
Motilango 12,47 juga merupakan sarana yang penting. Tanpa
Iloheluma 24,79 adanya komunikasi kemajuan akan sulit
tercapai dan pembangunan akan tersendat.
Ibarat 8,44
3. Iklim
Datahu 6,18 Curah hujan di suatu tempat antara lain
Putiana 8,56
dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan
geografi dan perputaran/pertemuan arus udara.
Hiyalo oile 2,21 Oleh karena itu jumlah curah hujan dan hari
Ilodulunga 1,43 hujan beragam menurut bulan dan lokasi
pengamatan. Rata-rata curah hujan di
Langge 3,05
Kecamatan Anggrek tahun 2015 berkisar 1.978
Tutuwoto 3,1 mm atau 164,83 mm/bulan. Jumlah hari hujan
Helumo 6,11
terbanyak terjadi pada bulan Desember yaitu 14
hari. Data curah hujan ditunjukkan dalam Tabel
Luas Total 147,53 4.2.
Tabel 4.2. Data Curah Hujan di
Sumber: Kecamatan Anggrek Dalam Angka 2015
Kecamatan Anggrek Tahun 2015
Secara keseluruhan, wilayah Desa Hari Hujan
Bulan Maks Jumlah
Langge baru termanfaatkan seluas 44,5 ha (hh)
yang diperuntukkan bagi pemukiman dan
Januari 150 536 11
perkantoran 28,75 ha, perkebunan 15 ha, dan
Februari 160 502 17 garis pantai terpanjang di Provinsi Gorontalo
Maret 19 56 9 yang berhadapan dengan Samudra Pasifik.
5. Kualitas Udara
April 105 261 11 Parameter kualitas udara yang ditelaah
Mei 4 12 5 adalah kandungan gas-gas di udara melupiti:
suhu, debu, karbon monoksida (CO), Karbon
Juni 150 243 11
dioksida (CO2) sulfur dioksida (SO2), nitrogen
Juli - - - oksida (NOx), hidrigen sulfida (H2S), timbal
Agustus - - - (Pb), kebisingan, kelembaban, dan kecepatan
angin. Hasil pengukuran dan uji laboratorium
September - - - yang dilakukan oleh PT. Hulontalo Rajawali
Oktober 23 38 3 Utara ditunjukkan dalam Tabel 4.3. dan Tabel
4.4.
November 14 88 11
Tabel 4.3. Tabel Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Lokasi
Desember 75 242 14 Sampel 1 dan 2
Lokasi
No Parameter Satuan Tapak proyek Perempatan jalan Baku mutu /Keterangan
(1) ilangata (2)
Tahun 2015 160 1.978 92 1
2
Suhu
Total debu/partikel
oC

µg/Nm3
30.1
158
32.4
173
Normal
230
3 Karbon monoksida (CO) ppm 8 10 -
µg/Nm3 904 1130 10000
4 Karbon dioksida (CO2) ppm 216.4 209.6 -

Sumber : Kecamatan Anggrek Dalam Angka 2015 5 Sulfur dioksida (SO2)


µg/Nm3
ppm µg/Nm3
ppm
37441.2
0.019
49.4
50106.2
0.034
88.4
-
-
900
6 Oksida nitrogen (NOx) µg/Nm3 0.01 0.011 -
ppm 18.5 20.35 100
7 Hidrogen sulfida (H2S) µg/Nm3 0.000 0.001 -

Kecamatan Anggrek mempunyai iklim 8


9
Timbal (Pb)
Bising
µg/Nm3
Dba
%H
0.0
0.01
41-48
1.4
0.02
63-68
2
-

55
10 Kelembaban m/dtk 65-66 56-58 Normal

yang relatif lebih basah yakni iklim C1 dan C2, 11 Kecepatan angin 2.2-4.6 2.1-3.9 Normal

Sumber: Laporan Akhir Studi AMDAL pelabuhan anggrek


dengan 5 sampai 6 bulan basah per tahun,
berdasarkan klasifikasi Oldeman dan Tabel 4.4. Tabel Hasil Pengukuran Kualitas Udara di Lokasi
Darmiyati. Suhu rata-rata pada siang hari Sampel 3 dan 4
o o Lokasi
Baku mutu
berkisar antara 30,9 C – 34,0 C dan pada No Parameter Satuan

o
Desa Ilangata
(3)
Molingkapoto
(2)
/Keterangan

o o 1
2
Suhu
Total debu/partikel
C
µg/Nm3
31.4
174
29.6
182
Normal
230
malam hari berkisar antara 20,8 C – 24,4 C. 3 Karbon monoksida (CO) ppm
µg/Nm3
7
791
9
1017
-
10000
4 Karbon dioksida (CO2) ppm 263.6 249.8 -
Suhu maksimum dan minimum rata-rata adalah 5 Sulfur dioksida (SO2)
µg/Nm3
ppm
46847.1
0.024
44394.6
0.043
-
-
o o µg/Nm3 62.4 111.8 900
6 Oksida nitrogen (NOx) ppm 0.006 0.005 -
31,8 C dan 23,0 C. Suhu udara dipengaruhi 7 Hidrogen sulfida (H2S)
µg/Nm3
ppm
11.1
0.00
9.25
0.00
100
-
µg/Nm3
oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari 8
9
Timbal (Pb)
Bising
µg/Nm3
dBA
0.0
0.01
64 - 66
0.00
0.00
64 - 68
2
-

55

permukaan laut dan jarak dari pantai. Suhu di 10


11
Kelembaban
Kecepatan angin
%H
m/dtk
59 - 63
1.4 - 4.2
60 - 63
0.8 – 4.0
Normal
Normal

perairan Desa Langge relatif sedang hal ini Sumber: Laporan Akhir Studi AMDAL pelabuhan anggrek
disebabkan daerah ini berada pada pesisir yang Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu
masuk ketanjung dan mengarah kedarat. berkisar antara 29.6 - 32.4 oC masih berada
Sementara kelembaban udara relatif tinggi dalam keadaan normal. Total debu yang
dengan rata-rata 83%. Tekanan udara di dianalisis berkisar antara 158 – 182 µg/Nm3
Provinsi Gorontalo selama Tahun 2015 rata- keadaan ini masih dalam standar baku mutu
rata 1010.98 hPa. yaitu 230 µg/Nm3. Kadar karbon monoksida
4. Topografi (CO) yang teramati di lokasi nilainya berkisar
Berdasarkan data dari Direktorat Jendral antara 791 – 1130 µg/Nm3, nilai ini
Pembangunan Daerah Tertinggal, wilayah menunjukkan bahwa daerah tersebut masih
Kabupaten Gorontalo Utara sebagian besar memenuhi standar baku mutu yaitu 10000
adalah perbukitan rendah dan daratan tinggi µg/Nm3. Kadar sulfur dioksida (SO2) yang
yang tersebar pada ketinggian 0 - 1.800 meter diamati 49.4 – 111.8 µg/Nm3 masih berada
diatas permukaan laut, Keadaan topografi dalam batas baku mutu yaitu 900 µg/Nm3.
didominasi oleh kemiringan 15-40 ° (60 -70 %). Kadar oksida nitrogen (NOx) yang teramati di
Kondisi dan struktur utama geologi adalah lokasi nilainya berkisar antara 9.25 – 20.35
patahan yang berpotensi menimbulkan gerakan µg/Nm3 , nilai ini masih memenuhi standar
tektonik sehingga menyebabkan Kabupaten baku mutu yaitu 100 µg/Nm3. Kadar timbal
Gorontalo Utara rawan bencana alam seperti (Pb) yang diamati di lokasi berkisar antara 0.00
gempa bumi, gerakan tanah, erosi, abrasi dan – 0.02 µg/Nm3 nilai ini masih berada dalam
gelombang pasang serta pendangkalan dan batas baku mutu lingkungan yaitu 2 µg/Nm3.
banjir. Kabupaten Gorontalo Utara memiliki Hasil analisis kebisingan yang diamati di lokasi
garis panjang pantai 198,00 Km2 yang menjadi pengamatan berkisar antara 41 – 68 dBA nilai
ini masih dalam baku mutu lingkungan yaitu 55 nelayan berupa motor tempel sebanyak 38 dan
dBA (permukiman). Kelembaban yang diamati perahu tanpa motor sebanyak 20. Jenis alat
di lokasi berkisar antara 56 – 66 %H masih tangkap yang digunakan berupa jaring insang
dalam keadaan normal. Kecepatan angina yang sebanyak 2, bagan perahu sebanyak 6, bagan
diamati di lokasi berkisar antara 0.8 – 4.6 m/dtk rakit sebanyak 4, pancing tonda sebanyak 18,
masih dalam keadaan normal. pancing ulur sebanyak 21, dan pancing tegak
6. Kualitas Air Tanah sebanyak 6.
Kualitas air adalah salah satu paramater 8. Keadaan Penduduk
penting dalam menentukan kelayakan lokasi Jumlah penduduk Desa Langge adalah 477
pembangunan perumahan. Berdasarkan hasil jiwa, yang terdiri atas 257 laki - laki dan 220
uji laboratorium yang dilakukan di UPTD perempuan, dengan sex ratio (Rasio Jenis
Instalasi Laboratorium Kualitas Air Dinas Kelamin) 115. Kepadatan penduduk Desa
Kesehatan Kabupaten Gorontalo yang mengacu Langge adalah 156 jiwa/km2. Adapun jumlah
kepada standar PERMENKES No Kepala Keluarga (KK) di Desa Langge adalah
416/MenKES/PER/1990 diperoleh hasil 129 KK dengan rata-rata anggota keluarga
beberapa parameter fisika – kimia, dan biologi berjumlah 4 jiwa. Jumlah dusun Desa Langge
tidak melebihi nilai ambang batas yang adalah 3 dusun.
dipersyaratkan. Selengkapnya Hajil Uji Kualitas bangunan rumah penduduk di
kualitas air tersebut ditunjukkan dalam Tabel Desa Langge terdiri atas permanen dengan
4.5. jumlah 18, semi permanen 1, dan tidak
Tabel 4.5. Hasil Uji Lab Kualitas Air Lokasi Rumah permanen sebanyak 59. Dengan demikian total
Khusus Nelayan Desa Langge keseluruhan bangunan rumah penduduk di
Kadar
No

Fisika
Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan
Maksimum
Ketertangan
Desa Langge berjumlah 78. Jika dirinci
1
2
Bau
Jumlah zat
-
Mg/L
Tidak berbau
50
-
1000
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
bangunan rumah penduduk menurut jenis
padat terlarut
3
4
Kekeruhan
Salinitas
NTU
0/00
0.26
0.1
5 Memenuhi syarat dinding, maka 18 rumah memiliki dinding
5
6
Rasa
Suhu o
-
C
Tidak berasa
27.5
- Memenuhi syarat
tembok, 1 rumah memiliki dnding kayu, dan 59
7 Warna TCU Tidak berwarna 15 Memenuhi syarat
Kimia
Anorganik
rumah memiliki dinding bambu. Jika dirinci
1
2
Air raksa
Aluminium
Mg/L
Mg/L <0.10
0.001
0.2 Memenuhi syarat
bangunan rumah penduduk menurut jenis
3 Arsen Mg/L 0.005
4
5
Barium
Besi
Mg/L
Mg/L 0.08
1
0.3 Memenuhi syarat
lantai, maka 1 rumah memiliki lantai keramik,
6
7
Florida
Kadmium
Mg/L
Mg/L
0.22
0.00121
0.5
0.005
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
60 rumah memiliki lantai semen, 12 rumah
8 Kesadahan 500

9
CaCO3
Klorida
Mg/L
Mg/L 250
yang masih berlantaikan tanah dan 5 rumah
10
11
Kromium valensi 6
Mangan
Mg/L
Mg/L 0.05
0.05
0.1 Memenuhi syarat
masuk dalam kategori lainnya. Jika diirinci
12 Nitrat sebagai N Mg/L 1.3 10 Memenuhi syarat
13
14
Nitrit sebagai N
pH
Mg/L 0.04
6.6
1
6.5 – 8.5
Memenuhi syarat
Memenuhi syarat
berdasarkan jenis atap, maka bangunan rumah
15
16
Selenium
Seng
Mg/L
Mg/L
0.01
5
di Desa Langge terdiri atas 73 rumah
17 Sianida Mg/L 0.0012 0.1 Memenuhi syarat
18
19
Sulfat
Timbal
Mg/L
Mg/L
400
0.05
beratapkan seng dan 5 rumah beratapkan
20 Chlorine Mg/L 0.17 5

Sumber: Hasil Uji pengamatan dan uji laboratorium UPTD Instalasi Laboratorium
Memenuhi syarat
rumbia.
Kualitas Air Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo 9. Persepsi Masyarakat Terhadap Proyek
Pengumpulan data primer terhadap
Secara umum, kualitas air ini sesuai
persepsi masyarakat dilakukan dengan metode
dengan standar mutu. Masih memenuhi syarat
wawancara. Berikut adalah hasil wawancara
untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari warga
kepada masyarakat mengenai pembangunan
Desa Langge Kecamatan Anggrek, Kabupaten
perumahan nelayan di Desa langge.
Gorontalo Utara. Air tanah di sekitar lokasi
Hasil wawancara diuraikan sebagai
kegiatan pembangunan masih dalam keadaan
berikut.
alamiah dan belum tercemar.
1. Masyarakat yang mengetahui adanya
7. Sosial Ekonomi
proyek tersebut 91.98% mengetahui dan
Sarana perhubungan yang memadai
8.11% tidak mengetahui.
mutlak diperlukan demi kelancaran kegiatan
2. Masyarakat mengetahui dari berbagai
perekonomian. Mata pencaharian penduduk
sumber antara lain, petugas lapangan
Desa Langge sebagian besar bergerak dibidang
8.11%, aparat desa 16.22%, tetangga 25%,
perikanan. Dibidang perikanan, profesi sebagai
dan yang tidak mengetahui 8,11%.
nelayan laut merupakan pekerjaan utama
3. Masyarakat yang mengetahui manfaat dari
sebanyak 45 orang, sedangkan sebagai
pembangunan perumahan nelayan
pekerjaan sambilan sebanyak 13 orang. Adapun
menunjukkan 94.59% mengetahui dan
sarana penangkap ikan yang digunakan oleh
5.41% tidak mengetahui.
4. Tidak ada lahan dimanfaatkan masyarakat kemungkinan penggunaan tenaga kerja lokal,
selama ini yang terkena proyek. kontraktor lokal, dan jasa masyarakat lokal
5. 94.59% menjawab setuju dengan adanya yang dapat bermitra, sepanjang memenuhi
proyek ini, dan 5.41% menjawab tidak kualifikasi serta memberikan informasi tentang
setuju. manfaat pembangunan Perumahan Nelayan.
4.2. Upaya Pengelolaan Dampak Lingkungan b. Konflik Sosial
Upaya pengelolaan lingkungan pada 1. Sumber dampak
kegiatan pembangunan perumahan nelayan Sumber dampak dari potensi konflik sosial
dilakukan pada komponen lingkungan yang adanya kegiatan pengadaan lahan (pembebasan
terkena dampak. Upaya pengelolaan lahan) untuk lokasi pembangunan Rumah
lingkungan merupakan suatu usaha sebagai Khusus Nelayan. Selain itu, tidak
wujud kepedulian terhadap kelestarian tersosialisasikannya dengan baik akan
lingkungan hidup akibat adanya kegiatan dibangunnya Rumah Khusus Nelayan juga
pembangunan perumahan nelayan. Melalui berpotensi menjadi sumber dampak konflik
upaya pengelolaan lingkungan tersebut sosial.
diharapkan mampu mencegah, mengendalikan, 2. Dampak yang ditimbulkan
dan menanggulangi dampak negatif yang Dampak yang ditimbukan adalah timbulnya
terjadi dan dapat mengembangkan dampak hambatan pada saat kegiatan pengadaan lahan
positif. (pembebasan lahan) untuk tapak bangunan
a. Persepsi Masyarakat karena belum tercipta kesepakatan dengan
1. Sumber dampak pemilik lahan.
Kegiatan survei lokasi saat pertama kali 3. Upaya pengelolaan dampak
dilakukan, sebaiknya melibatkan pemerintah Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat
daerah/aparat desa dan pihak pemrakarsa sekitar lokasi kegiatan dengan melibatkan
kegiatan. Bukan hanya pihak konsultan yang instansi terkait, mengenai manfaat adanya
turun ke lapangan. Tidak adanya pembangunan Rumah Khusus Nelayan,
pemberitahuan kepada masyarakat/warga rencana kegiatan survei lapangan dan
setempat akan menimbulkan kecurigaan warga. kemungkinan penggunaan tenaga kerja lokal,
Hal ini karena kekurangtahuan masyarakat kontraktor lokal, dan jasa masyarakat lokal
akan kegiatan yang sedang berlangsung serta yang dapat bermitra, sepanjang memenuhi
tidak adanya informasi yang benar tentang kualifikasi serta memberikan informasi tentang
kegiatan survei lapangan, khususnya kegiatan manfaat pembangunan Rumah Khusus Nelayan
di lapangan yang disertai dengan pemasangan bagi masyarakat.
patok-patok. Semua itu merupakan sumber Upaya musyawarah untuk mencapai
dampak berupa persepsi masyarakat. Hal ini kesepakatan pembebasan lahan dan nilai harga
bisa terjadi jika sosialisasi kegiatan dan survei tanah setempat serta proses ganti rugi dengan
lapangan serta kegiatan pengadaan pemilik lahan yang disaksikan oleh aparat
(pembebasan) lahan tidak dilakukan dengan pemerintah desa setempat.
baik. c. Kualitas Udara
2. Dampak yang ditimbulkan 1. Sumber dampak
Timbulnya persepsi berupa rasa kekhawatiran Adanya kegiatan mobilisasi material bangunan.
yang berlebihan akan dampak negatif yang Dampak yang ditimbulkan
ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Kualitas udara menjadi kurang baik karena
Perumahan Nelayan, serta pengharapan yang adanya debu dan suara bising dari suara truk
berlebihan dari masyarakat di sekitar proyek pengangkut material bangunan menimbulkan
terhadap keuntungan-keuntungan yang akan dampak ke sekitarnya, karena sangat dekat
diperoleh berupa kompensasi pembebasan dengan pemukiman masyarakat Desa Langge.
lahan, kesempatan kerja dan kesempatan 3. Upaya pengelolaan dampak
berusaha. Pengelolaan lingkungan kualitas udara berupa
3. Upaya pengelolaan dampak adanya kebisingan, maka kegiatan
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat pembangunan hanya dilakukan pada siang hari.
sekitar lokasi kegiatan pembangunan dengan d. Kualitas Air
melibatkan instansi terkait, mengenai manfaat 1. Sumber dampak
adanya pembangunan Rumah Khusus Nelayan, Pemenuhan kebutuhan air saat kegiatan
rencana kegiatan survei lapangan dan
pembangunan perumahan akan menggunakan Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat
sumur dekat lokasi proyek tersebut. Nilai sekitar lokasi kegiatan dengan melibatkan
kekeruhan kualitas air sumur dekat lokasi aparat terkait, mengenai rencana konstruksi
proyek pada rona awal menunjukkan angka pembangunan Rumah Khusus Nelayan,
0.26 NTU (memenuhi syarat) dibawah baku kemungkinan penggunaan kontraktor lokal
mutu 5 NTU. Pengambilan air sumur saat serta jasa masyarakat lokal, sepanjang
kegiatan pembangunan dapat meningkatkan memenuhi kualifikasi. Menghimbau kontraktor
nilai kekeruhan air sumur. pelaksana pembangunan Perumahan Nelayan
2. Dampak yang ditimbulkan untuk memprioritaskan penggunaan tenaga
Menurunnya kualitas air sumur saat kegiatan kerja dan jasa masyarakat lokal yang
pembangunan dilaksanakan. disesuaikan dengan kualifikasi dan kebutuhan
3. Upaya pengelolaan dampak dalam konstruksi. Menggunakan jasa penduduk
Pada tahap pembangunan, pengambilan air sekitar untuk penyediaan kebutuhan sehari-hari
harus dilakukan dengan cara atau prosedur bagi pekerja seperti makanan, minuman, dan
yang benar, saat mengambil air untuk kebutuhan lainnya.
kebutuhan konstruksi sebaiknya tidak
menggunakan ember timba tetapi III PENUTUP
menggunakan mesin pompa air. 5.1. Kesimpulan
e. Kesemptana Kerja dan Berusaha Berdasarkan hasil dan pembahasan
1. Sumber dampak identifikasi dampak lingkungan terhadap
Konstruksi kegiatan pembangunan Perumahan pembangunan perumahan nelayan di desa
Nelayan, khususnya kegiatan mobilisasi tenaga langge, kecamatan anggrek, kabupaten
kerja membutuhkan tenaga kerja dengan gorontalo utara dapat disimpulkan sebagai
keterampilan memadai (seperti pemasangan berikut.
batu pondasi, pengoperasian alat berat), serta 1. Rona awal pada lokasi pembangunan
tenaga kerja yang tidak membutuhkan keahlian perumahan nelayan Desa Langge
khusus untuk pekerjaan-pekerjaan seperti menunjukkan bahwa kualitas di
tukang gali, tukang bangunan, tukang batu, lingkungan di lokasi pembangunan
tenaga penebang pohon, pembersih tapak perumahan nelayan dalam kategori baik,
bangunan, ruang, pembangunan base camp. baik dari komponen persepsi masyarakat,
Kebutuhan tenaga kerja dengan keahlian kualitas udara, dan kualitas air.
terbatas (unskill labour) tersebut dapat 2. Secara umum untuk mencegah,
menyerap tenaga kerja lokal yang relatif mengendalikan, dan menanggulangi
banyak. Konstruksi kegiatan pembangunan dampak negatif yang terjadi dan
Perumahan Nelayan ini juga akan mengembangkan dampak positif upaya
membutuhkan pasokan logistik untuk pengelolaan yang dilakukan adalah
memenuhi kebutuhan sehari-hari para pekerja, sebagai berikut.
sehingga akan memberikan kesempatan - Melakukan sosialisasi dengan jelas
berusaha bagi penduduk setempat. dan trasnparan dari tahap pra
Kemungkinan terbuka kesempatan berusaha konstruksi hingga pasca konstruksi
dengan adanya warung-warung makan yang kepada masyarakat.
diusahakan masyarakat setempat di sekitar - Melaksanakan kegiatan konstruksi
lokasi kegiatan di Desa Langge. hanya di siang hari untuk menjaga
2. Dampak yang ditimbulkan kualitas udara agar selalu berada di
Adanya kebutuhan tenaga kerja, berdampak bawah standar baku mutu.
pada terbukanya kesempatan kerja bagi - Memprioritaskan masyarakat lokal
masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Selain sebagai tenaga kerja, baik dari pekerja
itu, kebutuhan logistik harian bagi pekerja juga pangunan hingga petugas keamanan
berdampak pada terbukanya kesempatan selama konstruksi dan tahap
berusaha bagi masyarakat, khususnya di lokasi operasional.
pembangunan proyek. Kesempatan berusaha - Menggunakan jasa penduduk sekitar
ini berupa jasa penyediaan kebutuhan sehari- untuk penyediaan kebutuhan sehari-
hari bagi pekerja seperti makanan, minuman hari bagi pekerja seperti makanan,
dan kebutuhan lainnya. minuman, dan kebutuhan lainnya.
3. Upaya pengelolaan dampak
- Menggunakan mesin pompa air untuk Umbara, Andi Rizal. 2003. Kajian Relokasi
pengambilan air selama kegiatan Permukiman Kumuh Nelayan ke
konstruksi. Rumah Susun Kedaung Kelurahan
- Mengelola sampah yang menjadi Sukamaju/Bandar Lampung. Tesis
penyebab menurunnya kualitas air Universitas Diponegoro Program Studi
tanah. Magister Teknik Pembangunan Kota
5.2. Saran Semarang.
a. Kepada Peneliti Selanjutnya
1. Penambahan komponen dampak
lingkungan yang terjadi akibat adanya
sebuah kegiatan konstruksi agar dapat
diidentifikasi secara detail.
2. Menganalisis besaran dampak penting
sebelum melakukan upaya pengelolaan.
3. Melakukan evaluasi pada tiap tahapan
kegiatan secara lebih rinci.
b. Kepada Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Gorontalo Utara
1. Melakukan pengelolaan dampak
lingkungan yang terjadi akibat
dibangunnya perumahan nelayan di Desa
Langge sesuai prosedur dan standar yang
telah ditetapkan.
2. Melakukan pemantauan setelah
melakukan pengelolaan dampak
lingkungan yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo
Utara. 2010. Gorontalo Utara dalam
Angka 2016.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gorontalo
Utara. 2010. Kecamatan Anggrek
dalam Angka 2016.
Hardiyanti, Tutut. 2012. Pencemaran Udara
Oleh Rumah Tangga. diambil dari:
http://tutut-
hardiyanti.blogspot.co.id/2012/08/pen
cemaran-udara-oleh-rumah-
tangga.html
Nasir, Nurvita. 2014. Permukiman Nelayan.
diambil dari:
http://www.slideshare.net/nurvitafnasi
r/tinjauan-pustaka-permukuman-
nelayan. (15 Januari 2017).
Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun
1990 Tentang Syarat-syarat Dan
Pengawasan Kualitas Air
Purba. 2010. Kebijakan Pembangunan dan
Strategi Penanganan Masalah
Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai