Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH K3

“PENYAKIT AKIBAT KERJA”

NAMA KELOMPOK 6

1.YOKA SINDARA (172426020SM)

2.GUSTI NOVRENDI R.(172426036SM)

3.BITA ASNI (172426002SM)

DOSEN PEMBIMBING:

JULIUS S.KM MPH

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASAYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKes) DEHASEN
BENGKULU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala,

karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

Penyakit Akibat Kerja. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada

waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan

bagi kita semua.

Bengkulu, 15 oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................ 2

Bab II Pembahasan

A. Penyakit Akibat Kerja ........................................................................ 3

B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja ....................................................... 3

C. Macam-Macam Penyakit di Udara .................................................... 3

D. Faktor-Faktor Penyebab Penyakit akibat Kerja ................................. 6

E. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ................................................... 7

Bab III Penutup

A. Kesimpulan ....................................................................................... 10

B. Saran ................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 11


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia

secara umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat

ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian

perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan

perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat

manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di

kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi

penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada

kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin

sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan

petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam

dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran

pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak

pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat

pengaman walaupun sudah tersedia.


Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan

hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan

faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami

sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan

lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan

dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai kemampuan

untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan

penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan

kesehatan kerja.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami penyakit

akibat kerja serta mencegah penyakit yang disebabkan saat kerja guna

meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

C. Tujuan

Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti tentang

penyakit yang diakibatkan kerja dan dapat mengurangi korban kecelakaan kerja

guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyakit Akibat Kerja

Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan,

karena dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita secara jasmani,

namun kadang dengan pekerjaan membuat seluruh organ-organ tubuh jenuh

dengan aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga organ tubuh mengalami sutu

hal yang membuat kita merasa sakit, untuk memahami lebih dalam kami akan

mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan.

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat

kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat

kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made disease.

B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di tempat kerja, berikut

beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang

ada di tempat kerja.

1. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,

penerangan

2. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,

larutan,kabut

3. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll


4. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja

5. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan, Dll

C. Macam-Macam Penyakit Di Udara

Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah

dan dapat pula disebabkan karena ulah manusisa, lewat kegiuatan industry dan

teknologi. Partikel yang mencenari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung

pada macam dan jenis kegiatan industri dan teknologi yang ada. Partikel-partikel

udara sangat merugikan kesehatan manusia. Pada umunyaudara yang tercemar

oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan

atau pneumoconiosis.

Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh

adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam paru-paru. Penyakit

Pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang

masuk ataub terhisap kedalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit

Pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan

industry dan teknologi, yaitu silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan

beriliosis.

1. Penyakit Silikosis

Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas,

berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian

mengendap. Debu silica bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja,

keramik, pengecoran beton , bengkel yang mengerjakan besi (mengikir,

menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat
penampang besi, tima putih dan tambang batu bara. Pemakaian batu bara

sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkam debu silica bebas SiO2. Pada

saat dibakar, debu silica akan keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama

dengan partikel yang lainya, seperti debu alumunia, oksida besi dan karbon

dalam bentuk debu. Tempat kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu

silika perlu mendapatkan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja dan

longkungan yamg ketat sebab penyakit silikosis belum ada obatnya yang tepat.

2. Penyakit Asbestosis

Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh

debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari

berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium silikat.

Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan

asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.

Debu asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan mengakibatkan gejala sesak

nafas dan batuk-batuk yang disertai dahak. Ujung-ujung jari penderitanya akan

tampak besar/melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak maka akan

tampak debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai

macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan

dan kesehatan lingkungan agar jangan mengakibatkan asbestosis ini.

3.Penyakit Bisnosis

Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran

debu kapas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru-paru.

Pencemaran ini dapat dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil,

perusahaan atau pergudangan kapas. Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup


lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda awal penyakit bisnosis ini berupa sesak

nafas, terasa berat pada dada, terutama peda hari senin (yaitu hari awal kerja

pada setiap minggu). Pada bisnosis yang sudah lanjut atau berat, penyakit

tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin

juga disertai dengan emphysema.

4. Penyakit Antrakosis

Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang

disebabkan oleh debu batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-

pekerja tambang batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan

penggunaan batubara, seperti pengumpa batuabara pada tanur besi, lokomotif

(stoker), dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta pekerja boiler pada

pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara. Penyakit antrakosis ada

tiga macam, yaitu: penyakit antrakosis murni, penyakit silikoantrakosis, dan

penyakit tuberkolosilkoantrakosis.

5.Penyakit Beriliosis

Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam

murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan

penyakit saliran pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat

menyebabkan nasoparingtis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan

gejala sedikit demam, batuk kering, dan sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat

timbul pada pekreja-pekerja industry yang menggunakan logam campuran

berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung

radio, dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.
D. Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja

1. Faktor Fisik

- Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian

- Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi, Miliaria,

Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke

- Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak

- Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis

- Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan terhadat sel

tubuh manusia

- Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease

- Getaran menyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan metabolisme,

Polineurutis

2. Faktor Kimia

- Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil

samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan

- Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel

- Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan,

kulit dan mukosa

- Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis

- Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan

sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin.

3. Faktor Biologi

- Viral Desiases: rabies, hepatitis


- Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus

· Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis

4. Faktor Ergonomi/Fisiologi

- Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah,

dan kontruksi yang salah

- Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang,

perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan

5. Faktor Psikologi

- Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi,

keqmanan), type kwerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja

kurang, kerja shif, dan terpencil)

- Manifestasinya berupa stress

E. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:

1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur

2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut

3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng berkelanjutan

Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar

bekerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.

a) Pencegahan Pimer – Healt Promotion

· Perilaku kesehatan

· Faktor bahaya di tempat kerja

· Perilaku kerja yang baik


· Olahraga

· Gizi

b) Pencegahan Skunder – Specifict Protection

· Pengendalian melalui perundang-undangan

· Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja

· Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)

· Pengendalian jalur kesehatan imunisasi

c) Pencegahan Tersier

· Pemeriksaan kesehatan pra-kerja

· Pemeriksaan kesehatan berkala

· Pemeriksaan lingkungan secara berkala

· Surveilans

· Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja

· Pengendalian segera ditempat kerja


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun

pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi

upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat

hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara

mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan

dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila

timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah

menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan

kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan

pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada

tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan

keselamatan kerja.

B. Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena

sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit)

suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus

dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan

Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas

Indonesia, 2005.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan

dankesehatan kerja:Pustaka Binaman Pressindo.

Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji

Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta

:Gunung Agung, 1985

1990. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia.:Direktorat Bina Peran

Masyarakat Depkes RT.

Anda mungkin juga menyukai