0866
ABSTRAK
Desa Pilang Sragen terkenal dengan produksi batik yang masih menggunakan proses manual untuk
memproduksi batik. Sebagian besar industri batik di desa ini adalah industri lokal yang belum sepenuhnya
mengenal implementasi kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga banyak ditemukan keluhan penyakit
akibat kerja. Salah satu penyakit akibat kerja yang dikeluhkan adalah penyakit pada kulit, gigi mulut dan
saluran pernafasan yang diindikasikan dari penggunaan pewarna pakaian, malam(wax) dan asap yang
berasal dari pembakaran kayu dan gas untuk mengeringkan hasil kain yang sudah diberi motif batik oleh
pekerja. Untuk mencegah dampak dari penyakit akibat kerja, salah satu metode preventif yang dapat
digunakan adalah metode 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)
Responden adalah pekerja batik di Desa Pilang Kecamatan Masaran Sragen dengan total responsen
berjumlah 37 orang. Metode yang digunakan berupa identifikasi bahaya, penilaian risiko dan tindakan
perbaikan (HIRADC). Setelah masalah dibuat skala prioritas melalui model HIRADC, selanjutnya
dilakukan tindakan perbaikan yang dilakukan dengan menggunakan hierarchy of control, kemudian
menggunakan pengendalian administrasi dengan metode 5R.
Tenaga kerja di Industri Batik Desa Pilang Sragen terpapar gas CO yang melebihi nilai ambang
batas yang dipersyaratkan yaitu 69-90 ppm, dan indeks suhu kelembapan sebesar 32.5-33,50C. Untuk
faktor perilaku bekerja tanpa alat pelindung diri adalah perilaku yang berbahaya terhadap kesehatan akibat
paparan gas dan zat pewarna pakaian.
Kata Kunci : 5R, pekerja batik, penyakit akibat kerja, penyakit gigi dan mulut, gangguan pernapasan
ABSTRACT
Pilang village in Sragen are famous for the production of batik clothes that still using manual
processes to produces the batik. Most of the batik industry in this village produced for local industry that is
not familiar with the implementation of health and safety, that caused many complaining of occupational
diseases in workplace. The one of occupational disease is a disease of the skin, mouth and respiratory that
indicated caused from dye clothing, wax and smoke from burning wood and gas for drying the batik fabrics
motif by workers. To prevent the impact of occupational illness, one preventive method that can be used is
the 5R.
Respondents are batik workers at the Pilang village in Masaran District of Sragen that total
respondents are 37 peoples. The method that used in hazard identification, risk assessment and
determinating control (HIRADC). After the a priority scale through the model of HIRADC determinated,
then performed the corrective actions taken by using a hierarchy of control especially the 5R methods.
The workers of Batik Industry in PilangVillage has exposure the CO gas that exceeds the threshold
value at 69-90 ppm, and temperature humidity index at 32.5-33,50C. Esspicialy for behavioral factors is
working without personal protective equipment that are harmful to health due to exposure to gas and dye
clothing.
Keywords: 5R, batik workers, occupational diseases, dental mouth disease, respiratory problems
1 email : haris.setyawank3@staff.uns.ac.id
84 Implementasi 5R untuk Mencegah Penyakit Akibat Kerja
Jurnal Kesehatan Gigi Vol.02 No.2, Desember 2015:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::……..::::::::::::ISSN 2407.0866
1. Potensi Bahaya : tindakan dan kondisi Masih banyak tempat kerja/industry yang
yang tidak aman yang dapat menyebab tidak memperhitungkan risiko keselamatan
kecelakaan kerja dari setiap proses pekerjaan yang dikerjakan
2. Faktor Bahaya : faktor risiko di tempat (Sigurdur O, 2013). Penilaian Risiko dapat
kerja yang dapat menyebabkan penyakit dilakukan dengan menggunakan matriks
akibat kerja, meliputi faktor fisik, kimia, penilaian risiko dengan menggunakan
biologis, psikologis dan ergonomis. rumus ;
Berdasarkan hasil observasi, potensi R=PXS
bahaya yang terjadi disebabkan oleh Keterangan :
perilaku bekerja yang tidak aman. Perilaku R = Risk / Risiko terjadinya kecelakaan
kesehatan bisa dikelompokkan sesuai faktor- P = Probability / Kemungkinan, keseringan
faktor yang memberikan kontribusi terjadinya kecelakaan atau sakit
terhadap emergesinya. (Harbandinah, 2007). S = Severity / Tingkat keparahan atau
Perilaku kesehatan khususnya tindakan sakit yang bisa disebabkan dari suatu
tidak aman dapat dikelompokan dalam 3 risiko kecelakaan
faktor yaitu faktor predisposing, enabling dan Penentuan tingkat risiko dapat dilihat
reinforcing. Faktor Predisposing adalah faktor-
dalam tabel berikut :
faktor yang memotivasi individu atau
Tabel 3. Matrik Kategori Probability
sebuah kelompok untuk mengambil
Kategori Definisi Nilai
tindakan. Faktor Enabling merupakan faktor-
faktor yang mempermudah yang Sering Kemungkinan terjadinya sangat sering 4
dan berulang
memungkinkan sebuah tindakan, sedangkan
Agak Sering Kemungkinan terjadi beberapa kali 3
faktor reinforcing adalah faktor dukungan
yang mempertahankan faktor perilaku. Jarang Kemungkinan jarang terjadi atau 2
terjadinya sekali waktu
(Green, 2005). Untuk menentukan potensi
Jarang Sekali Kemungkinan terjadinya kecil tetapi tetap 1
bahaya di tempat kerja, salah satu cara yang ada kemungkinan
disebabkan oleh faktor pekerjaan yang Fatal Kecelakaan yang menyebabkan kematian 4
kontak dengan bahan kimia yang dapat tunggal
Risk Assessment (Penilaian Risiko) Cidera Kecelakaan yang menyebabkan cidera atau 2
Ringan sakit ringan dan dapat bekerja kembali atau
Berdasarkan perhitungan risiko, tidak menyebabkan cacat tetap
pekerja yang bekerja tanpa menggunakan Hampir Kejadian hampir celaka yang tidak 1
APD dan pekerja terpapar asap merupakan Cidera menyebabkan cidera atau tidak memerlukan
perawatan kesehatan
aktivitas yang beresiko tinggi terhadap
kesehatan. Risiko adalah suatu Setelah nilai Probability dan Severity didapat,
kemungkinan terjadinya kecelakaan atau untuk menentukan risiko yang dapat
kerugian pada periode waktu tertentu atau diterima(kategori low, medium) maupun
siklus operasi tertentu (OHSAS 18001, 2007).
Untuk faktor perilaku bekerja tanpa alat Usia Harapan Hidup. Jurnal Skala
pelindung diri adalah perilaku yang Husada Vol 9 No 1, 97-104
berbahaya terhadap kesehatan akibat
Pusat Data dan Informasi Kementrian
paparan gas dan zat pewarna pakaian.
Kesehatan RI. 2015. Situasi Kesehatan
Untuk mencegah terjadinya penyakit akibat
Kerja. Kementerian Kesehatan
kerja di Industri Batik Sragen metode yang
Republik Indonesia. Jakarta
telah digunakan adalah metode 5R. Metode
ini menerapkan prinsip Ringkas, Rapi, Resik Paramitasari, Yuniar D. 2014. Hubungan
Rawat dan Rajin. Penerapan 5R dilakukan antara paparan asap dengan erosi
setelah melakukan identifikasi bahaya, gigi ( Studi pada Pekerja Pengasapan
penilaian Risiko dan menentukan tindakan Ikan di Kelurahan Bandarharjo, Kota
pengendalian. Semarang, Jawa Tengah). E-Journal
UNDIP.
http://eprints.undip.ac.id/44907/
DAFTAR PUSTAKA
M. Curcuruto, S.M. Conchie, M.G. Mariani,
Green L, Kreuter M. 2005. Health Program
F.S. Violante. 2015. The role of
Planning: An educational and
prosocial and proactive safety
ecological approach. 4th edition. New
behaviors in predicting safety
York, NY: McGrawhill.
performance. Safety Science Journal,
Harbandinah, W Bagus, Cahyo K, Nugraha Volume 80, Pages 317-323
P. 2007. Perencanaan dan Evaluasi
Masaaki Imai, Brian Heymans. 2000.
Pendidikan Kesehatan Masyarakat
Collaborating For Change. Genba
dan Petunjuk Pembuatan Tugas
Kaizen. San Francisco, Berret-Koehler
Renval PKM. Ad-mediakreatif.
Publishers
Semarang
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
Holmes N, Lingard H, Yesilyurt Z, Munk
Perilaku Kesehatan Kerja. Jakarta :
FD. 1999. An Exploratory Study of
Rineka Cipta
Meanings of Risk Control for Long
Term and Acute Effect Occupational OHSAS 18001. 2007. Occupational Health
Health and Safety Risks in Small and Safety Management System -
Business Construction Firms. Journal Requirement, OHSAS Series. Geneva
of Safety Research, Volume 30, Issue Rimawan Erry, Sutowo Eko. 2015. Analisa
4, Pages 251-261 Penerapan 5s+Safety Pada Area
ISO 900. 2007. Quality Management System warehouse di Pt. Multifilling Mitra
– Requirement. Geneva Indonesia. Jurnal Ilmiah PASTI
Volume VI Edisi 1 – ISSN 2085‐5869
Presiden Republik Indonesia. Keputusan
Presiden Republik Indonesia No 22 S, Chi. July. 2013. Relationship between
tahun 1993 tentang Penyakit yang unsafe working conditions and
Timbul karena Hubungan Kerja. workers' behavior and impact of
working conditions on injury severity
Lestari, Ratih. 2012. Hubungan Kebersihan
in U.S. construction industry. Journal
Mulut dengan Penyakit Sistemik dan
of Construction Engineering and
Management. Volume 139.