Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK KRONIS

DENGAN GANGGUAN PADA SYSTEM


PENCERNAAN “ATRESIA ANI”
Kelompok 2
Nabila Zahra 132235043
Hamila Oktarina 132235050
Medo Melyani Bombo 132235072
Ludfina Mailani Putri 132235069
Chintia Indriyani Safitri 132235065
Mega Amaliah 132235053
Farah Hanafiyah 132235006
Paramitha Adisti Putri Arida 132235003
Haris Rasyid Rusfa Pradana 132235010
Meli Nor Arista 132235015

AJ 2 / B 26
CONTOH KASUS:

By. A, umur 4 hari, lahir di bidan, keluhan mekonium belum


keluar. Hasil pemeriksaan didapatkan: tidak memiliki anus, BB:
2900 gram, panjang badan: 47 cm, LK: 35 cm, TTV:
RR:38x/mnt, N: 142x/mnt S: 38,5C, bising usus 3x/menit reflex
hisap baik dan kuat, refleks genggam baik, meatus uretra di
bagian ventral. Perut terlihat membesar atau distended. Ayah By.
A sering menanyakan keadaan anaknya, ekspresi wajah cemas.
Ibu klien mengatakan anak demam dan anak tidak bisa BAB
Terapi: Rencana pembuatan kolostomi. Data penunjang:-
Hemoglobin : 12,3 g/dL- Hematokrit : 63 %- Leukosit : 6.200
u/L- Trombosit : 177.000 u/L- LED : 20 mm/jam
WOC ATRESIA ANI :
I. PENGKAJIAN

1. Identitas
● Nama : By A
● Tanggal Lahir : 31 Oktober 2023
● Umur : 4 hari
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Alamat : Surabaya, Jawa Timur
● Tanggal Pengkajian : 4 November 2023
● Diagnosa Medis: Atresia Ani
● No RM : 1324XXX
2. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama : c. Riwayat Kesehatan


b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluarga :
Pada tanggal 4 November, By A dikaji dengan
Mekonium (feses • Ibu mengatakan bahwa
keluhan utama feses pertama belum keluar, meatus
dulu pernah ada keluarga
pertama) belum keluar uretra di bagian ventral. Perut terlihat membesar
yang menderita penyakit
atau distended. Ayah By. A sering menanyakan
seperti klien
keadaan anaknya, ekspresi wajah tampak gelisah
• Ibu tidak meminum
dan tegang. Ibu klien mengatakan anak demam
obat-obatan sembarang
dan anak tidak bisa buang feses sejak lahir
saat hamil, kecuali obat
sembari khawatir dengan dampak dari kondisi
dari Rumah sakit, dan
yang dihadapi anaknya
tidak pernah meminum
jamu.

3. Observasi dan Pemeriksaan fisik


a. Keadaan Umum :
- kesadaran komposmentis
- penilaian GCS pada bayi dengan skor 13 (E: 4 , V: 5, M: 6)
Pengkajian Fisik
B1 (Breathing) / Pernafasan :
• frekuensi nafas 38 x/mnt B2 (Bleeding) / Sirkulasi :
• Ronchi positif (-), tidak ada whezing, • CRT < 3 detik
tidak ada stridor • Suhu : 38,5℃
• Retraksi intercostal positif (-) • Nadi : 142x/menit
• Pernafasan cuping hidung positif (-) • Suara jantung murmur (-)
• Pneumonia positif (-)

B3 (Brain) / Kesadaran : B4 (Blader) / Perkemihan :


• Kesadaran komposmentis • Produksi urine ± 2,5 ml/jam
• Tidak ada kejang (-) • Meatus uretra di bagian ventral
• Pupil isokor, diameter sama
• Sklera putih
• Kemampuan membuka mata baik

B5 (Bowel) / Pencernaan : B6 (Bone) / Tulang otot-integumen


• Bising usus positif 5 x/mnt • Pergerakan normal
• Mekonium belum kelar
• Tidak BAB
• Perut nampak membesar atau distended
4. Data Psikososial
- Ayah merasa bingung sering 6. Pemeriksaan Penunjang
menanyakan keadaan Hemoglobin : 12,3 g/dL-
anaknya Hematokrit : 63 %-
- Ayah memasang ekspresi Leukosit : 6.200 u/L-
gelisah dan tegang Trombosit : 177.000 u/L-
- Ibu merasa khawatir dengan LED : 20 mm/jam
akidabt dari kondisi yang 5. Data Tumbuh Kembang

dihadapi anaknya a. Riwayat Pertumbuhan


- BB saat lahir : 2900 gram
- PB/TB bayi : 47 cm
- LK : 35 cm
b. Riwayat Perkembangan
- Reflek mencari putting, menghisap, dan menggenggam baik
- Reflek hisap menyusi baik dan kuat
- Belum buang air besar (meconium belum keluar)
Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

Data Subjektif : Ujung Rectum buntu Kontipasi


o Ibu mengeluhkan anak belum (D.0049)
BAB sejak lahir Ketidakmampuan feces dikeluarkan
Data Objektif :
o Terjadi distensi abdomen Obstruksi
o Teraba massa pada rektal
o Bising usus 3x/menit Distensi abdomen

Meningkatkan peristaltic usus

Penumpukan feces

Konstipasi
Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN

Data Subjektif : Penumpukan feces


Hipertermi
• Ibu mengatakan anak
demam (D.0130)
Proses peradangan
Data Objektif :
• Suhu 38.5 C
Febris

Hipertermi
Analisa data
DATA ETIOLOGI MASALAH KEPERAWATAN
Data Subjektif : Atresia Ani
Ansietas
• Ibu mengatakan merasa
khawatir akan akibat dari Pre operasi (D.0080)
kondisi yang dihadapi
• Ayah merasa bingung dan
menanyakan kondisi Kurang pengetahuan tentang
anaknya tindakan operasi
Data Objektif :
• Ayah tampak gelisah
• Ayah tampak tegang Respon psikologis

Orang tua cemas

Ansietas
Diagnosa
Keperawatan
1. Konstipasi bd proses infeksi dd penurunan bising usus
(D.0149)
2. Hipertermi bd proses infeksi dd suhu tubuh diatas
normal (D.0130)
3. Ansietas bd merasa khawatir dengan kondisi anaknya
dd tampak gelisah (D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Hari Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Tujuan Intervensi

Konstipasi Setelah di lakukan tindakan Manajemen Konstipasi (I.04156)


keperawatan selama 1x24 jam di Observasi
harapkan Eliminasi Fekal- Periksa tanda dan gejala konstipasi
Membaik. Dengan kriteria hasil : - Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi,
(L. 04033) bentuk, volume dan warna)
1. Distensi abdomen menurun - Identifikasi faktor resiko konstipasi (mis. Obat-obatan, tirah
2. Teraba massa pada rektal baring, dan diet rendah serat)
menurun - Monitor tanda dan gejala rupture usus dan atau peritonitis
3. Peristaltic usus membaik Terapeutik
- Lakukan masase abdomen, jika perlu
Edukasi
- Jelaskan etiologi masalah dan alasan tindakan
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Hari Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Tujuan Intervensi

etelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia (I. 15506)


Hipertermia
keperawatan selama 1x24 jam Observasi
di harapkan Termoregulasi Identifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
Meningkat. Dengan kriteria penggunaan inkubator)
hasil : Monitor suhu tubuh
(L. 14134) Monitor kadar elektrolit
Suhu tubuh membaik Monitor haluaran urin
Suhu kulit membaik Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis (keringat
berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut hipotermia atau kompres dingin pada
dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
Hindari pemberian antiseptic atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Hari Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Tujuan Intervensi

Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas (I. 09314)


Ansietas
keperawatan selama 1x24 jam Observasi
diharapkan Tingkat Ansietas Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, waktu, stressor)
Menurun. Dengan kriteria hasil : Identifikasi kemampuan pengambilan keputusan
(L.09093) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal)
Verbalisasi kebingungan menurun Terapeutik
Verbalisasi khawatir akibat kondisi Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
yang dihadapi menurun Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jka memungkinkan
Perilaku gelisah menurun Pahami situasi yang membuat ansietas
Perilaku tegang menurun Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Informasikan secara faktuak mengenai diagnosis, pengobatan dan
prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih teknik relaksasi
Implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Keperawatan
Konstipasi 1. Memeriksa tanda dan gejala konstipasi S:
• Ibu pasien mengatakan bahwa
2. Memeriksa pergerakan usus, karakteristik pasien belum BAB sejak lahir
feses (konsistensi, bentuk, volume dan O:
- Adanya distensi abdomen
warna) - Teraba massa pada rektal
3. Mengidentifikasi faktor resiko konstipasi - Bising usus 5x/menit
(mis. Obat-obatan, tirah baring, dan diet A:
Masalah teratasi sebagian
rendah serat) P:
4. Memonitor tanda dan gejala rupture usus Intervensi dihentikan
dan atau peritonitis
5. Melakukan masase abdomen, jika perlu
6. Menjelaskan etiologi masalah dan alasan
tindakan
Implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Keperawatan
1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia (mis: dehidrasi, S:
Hipertermi
terpapar lingkungan panas, penggunaan inkubator) Ibu pasien mengatakan demam pasien
2. Memonitor suhu tubuh menurun
3. Memonitor kadar elektrolit O:
4. Memonitor haluaran urin Suhu : 37,9ᵒC
5. Memonitor komplikasi akibat hipertermia A:
6. Menyediakan lingkungan yang dingin Masalah teratasi sebagian
7. Melonggarkan atau lepaskan pakaian P:
8. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh Intervensi dihentikan
9. Memberikan cairan oral
10. Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
11. Melakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
12. Menghindari pemberian antiseptic atau aspirin
13. Memberikan oksigen, jika perlu
14. Menganjurkan tirah baring
15. Mengkolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena,
jika perlu
Implementasi dan evaluasi keperawatan
Hari/ Diagnosa Implementasi Keperawatan Evaluasi
Tanggal Keperawatan
1. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. Kondisi, S :
Konstipasi
waktu, stressor) Ibu pasien mengatakan masih
2. Mengidentifikasi kemampuan pengambilan keputusan merasa khawatir dengan
3. Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal) kondisi anaknya
4. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan Ayah pasien mengatakan
kepercayaan masih bingung dengan
5. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan, jka kondisi anaknya dan masih
memungkinkan merasa khawatir dengan
6. Memahami situasi yang membuat ansietas kondisi anaknya
7. Mendengarkan dengan penuh perhatian O:
8. Menggunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan Ayah pasien masih tampak
9. Mendiskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang gelisah
akan dating Ayah pasien masih tampak
10. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami tegang
11. Menginformasikan secara faktuak mengenai diagnosis, A :Masalah teratasi sebagian
pengobatan dan prognosis P:
12. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu Intervensi dihentikan
13. Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
14. Melatih teknik relaksasi
TERIMA KASIH

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai