Tn.a usia 60 tahun, dirawat di bangsal penyakit dalam kelas dua, mengeluh
kaku pada kaki dan tangan. Tn.a di diagnosa stroke, meminta saran/cara untuk
proses rehabilitasi untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke
V4 (Validitas Analisis) :
Penguji menggunakan uji
chi-square untuk data jenis
kelamin,tipe stroke,
frekwensi stroke, dan
admission time serta uji
independent untuk usia.
perbedaan kekuatan otot di
nilai dengan menggunakan
uji Wilcoxon dan untuk
perbedaan rentan gerak
menggunakan uji
independent .
JURNAL 2 V I A
Pengaruh V1 (Validitas seleksi) : Penelitian ini Setelah dilakukan
pemberian latihan Kriteria inklusi: Penyakit sangat penting penelitian dapat
Range of motion stroke hemoragik dan non- untuk menjaga disimpulkan
(ROM) terhadap hemoragik yang dilakukan pasien post stroke pengaruh
kemampuan ROM ( Range of motion)’ dari kecacatan pemberian ROM
motorik pada Kriteria eklusi: dari penelitia terhadap
pasien post stroke ini adalah merupakan salah kemampuan
di RSUD satu latihan dalam proses motoric pada pasien
Gambiran rehabilitasi yang dinilai post stroke akan
PENULIS masih cukup efektif untuk meningkatkan atau
Kum Ika Nur mencegah terjadinya mempertahankan
Rahayu kecacatan pada pasien fleksibilitas dan
stroke. kekuatan otot dan
PUBLISH mencegah
Jurnal V2 (Validitas Informasi) : terjadinya kekakuan
keperawatan Penelitian ini merupakan sendi,memperlancar
,Fakultas ilmu penelitian observasional sirkulasi darah.
keperawatan analitik dengan pendekatan
Universitas Kediri pre-eksperimental pre-post
test one Group Design
dengan sample pasien post
stroke, sample diambil
dengan purposive sampling.
Variabel dalam penelitian ini
adalah memberikan latihan
range og motion (ROM)
pasif pada responden
sebanyak dua kali sehari
yang dilakukan pada pagi
dan sore hari. kemudian
melakukan observsi
kekuatan otot , sedangkan
variable dependent adalah
kemampuan motorik yang di
ukur menggunakan lembar
observasi (uji kekuatan otot
menurut Lumban Tobing,
2006) skala data yang
digunakan adalah scala data
rasio.
V4 (Validitas Analisis) :
Analis data pada penelitian
ini digunakan analisis
Deskriptif untuk analisa data
umum responden dan hasil
kemampuan motorik
sebelum dan sesudah
dilakukan ROM.
JURNAL 3 V I A
Metode V1 (Validitas Seleksi) : Dari hasil Penelitian ini dapat
Konvensional, Populasi dalam penelitian ini
penelitian ini diterapkan kepada
Kinesiotaping, adalah semua pasien post didaptkan bahwa pasien stroke dalam
Dan Motor stroke di Klinik OntosenoMetode meningkatkan
Relearning Malang. Pengambilan
Kinesiotaping keefektifan pola
Programme sampel diambil secara acak
paling efektif jalan menggunakan
Berbeda sesuai dengan kriteria
dalam kombinasi metode
Efektifitas Dalam inklusi dan eksklusi. meningkatkan MRP dengan
Meningkatkan Sampel penelitian berjumlah
pola jalan pasien Kinesiotaping
Pola Jalan Pasien 30 orang dan dibagi menjadi
post stroke di untuk hasil yang
Post Stroke Di tiga kelompok perlakuan. Klinik Ontoseno lebih optimal.
Klinik Ontoseno Setiap kelompok perlakuanMalang, di ikuti
Malang terdiri dari 10 orang oleh Motor
Relearning
PENULIS V2 (Validitas Informasi) : Programme, dan
Dimas Sondang Kelompok I diberikan kemudian metode
Irawan metode Konvensional, Konvensional.
Kelompok II diberikan
aplikasi Kinesiotaping, dan
Kelompok III diberikan
metode MRP dengan durasi
latihan 3 kali dalam
seminggu dengan waktu 60
menit selama 4 minggu.
Sebelum diberikan
perlakuan baik Kelompok I,
Kelompok II, dan Kelompok
III dilakukan analisa pola
jalan menggunakan
Wisconsin Gait Scale
(WGS) untuk mengetahui
nilai total WGS (nilai total
WGS sebelum perlakuan),
dan 4 minggu setelah
perlakuan dilakukan analisa
pola jalan menggunakan
WGS (nilai total WGS
setelah Perlakuan).
V4 (Validitas Analisi)
- Berdasarkan hasil
pengujian normalitas
data (Saphiro Wilk Test),
Skor WGS untuk
Kelompok data sebelum
dan setelah intervensi
pada Kelompok
perlakuan Konvensional,
Kinesiotaping, dan MRP,
didapatkan nilai p > 0,05
yang berarti data
berdistribusi normal
untuk setiap kelompok
perlakuan.
- Berdasarkan hasil
pengujian homogenitas
(Levene’s test) data pada
usia sampel, skor WGS
sebelum intervensi, dan
selisih skor WGS
sebelum dengan setelah
intervensi didapatkan
nilai p > 0,05 yang
berarti data bersifat
homogen, sehingga data
dapat dikatakan
comparable.
- Berdasarkan hasil
analisis skor WGS
setelah intervensi antar
kelompok perlakuan
dapat dilihat bahwa
Metode Kinesiotaping
dan MRP menghasilkan
perubahan pola jalan
yang lebih besar secara
signifikan dibandingkan
dengan Metode
Konvensional, terbukti
dari hasil uji LSD
dimana menunjukkan
hasil p < 0,05. Sehingga
dapat dikatakan bahwa
metode MRP dan
Kinesiotaping lebih
efektif daripada Metode
Konvensional. (Uji LSD)
- Untuk kelompok
perlakuan MRP dengan
Kinesiotaping
didapatkan nilai p
sebesar 0,996 (p>0.05)
sehingga dapat dikatakan
bahwa tidak ditemukan
perbedaan yang
signifikan dalam
peningkatan pola jalan
pasien post stroke. (Uji
LSD)
Kesimpulan