PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Majid tahun 2019 hipertensi iala kondisi perihal kenaikan tekanan
darah secara tak normal juga terus – menerus pada beberapa kali pengujian
tekanan darah dikibatkan 1 atau beberapa faktor risiko yang tak bergerak
terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal juga menerus pada beberapa
kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu maupun beberapa faktor
Data yang didapat dari World Health Organization (WHO) mengatkan bahwa
hipertensi menyerbu 22% penduduk dibumi dan memperoleh 36% angka kejadian
diAsia Tenggara. Hipertensi dapat menjadi penyebab kematian diangka 23,7% dari
total 1,7 juta kematian di Indonesia pada tahun 2016 (Anitasari, 2019).
Kalimantan Selatan hinga angka tertinggi dengan 44,1% (44,1) sedangkn terendah
diPapua dengan 22,2% (22,2). Munrut hasil prevalesi Provinsi Sulawesi Utara
tahun 2018, mendapt hasil 33,12% (331,2) sedangkn dikota Manado mendapat
hasil 23,50 persen (23,5) umur diatas 18 tahun yag mengalami hipertensi
(Kemenkes, 2018).
pengetauan kongnitif yang berikatan dengan topik tertentu (PPNI, 2016). Peran
tekanan darah. Pengukuran tekanan darah iala pemeriksaan dengan alat tensimeter
memberikan ketataan minum obat megerjakan diit hipertensi juga cara memakai
B. Rumusan Masalah
Paniki Atas.
1. Bagi penulis
2. Bagi Masyarakat
Hipertensi juga cara mengatasinya serta mampu menerapkan pola hidup sehat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
2. Etiologi
Penyebabnya yaitu :
a. Peran volumeintravaskuler
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadangkadang dikuti mua juga munta karna
terkait.
usiia penderita.
Kenakan tekanan dara yang beragsur lama juga aka merusak funsi ginjal
berupa nampak dada hasil meta analisis dari bakis. Makin tinggi tekananan
ginjal tahapakhir. Karna tinginya tekanana dara adala vaktor rsiko inidependen
WHO memberi rekomendasi diureti dosis kecil sebagai pilihan petama untu
pengobatan hipertensi dengn alasan sanggat cost effectif. JNC (Joint National
devinisikan sebgai sistolk anrara 120-139 mmHg jiga pada diastoli 80-89
puya situasi yng dsebut dengan high risk condition, atau yang disertai dengan
compelling indications.
1. Pengertian
Keluarga adala suatu atau lebih individu yang tingal besama sehinga
pernan dn tugas. Keluarga adala uninit pling kacil dari satu masyarakatyang
terdiiri darikepala kluarga jua berapa mamusia yangberkumpul jugs tingal sutu
2. Tipe Keluarga
angota kluarga inti ini hidup bearsama jugaa saliing menjjaga. Mreka
Singlle perent adala konsisi seorang tak meniliki pasanggan. Hal inibisa
Dalam istila kekkinian, tipe kluarga ini di katakan sbagai pasagan yang
berikut
2) Reconstituted Nuclear
perkawinanbaru.
mengadosi seorang anak baik yang suda mempuyai anak atupun belum.
denganthe stepparentfamily
4) Commune Family
dalam 1 rumahsatufasilitasdanpengalamanyangsama.
5) Cohibiting Couple
Misalya dalam perantahuan, karna merasa 1 negara/daerah, kenudian
membebesarkan anakya.
8) Foster Family
Sorang anak kehllangan orangtuanya, lalu ada sebu eluarga yng bersedia
9) Institusional
Anak/orangdewasa yang tingal dallam suatupanti. Enta degan alasan
3. Perkembangan Keluarga
a. Kluarga baru
kesehatan
e. Kluarga bisa mampu memanfatkan vasilitas keseehatan yang dapat
dilingkungansetempat.
a. Funsi dan Peran Kluarga vungsi kluarga bisa dikelompokan menjdi 5poin
perawatankesehatan, yaitu :
kluarga.
Fungsi ini hanya dapy diperole dalam kluarga, tak daripihak luar. Maka
kokok kluarga terhadap angota kluarganya yaitu asi, asu, juga asa.
a) Asih
b) Asuh
c) Asah
b. Peran Kluarga yang termasuk ayah, ibu, juga anak meiliki peranya yatui :
1) Perana Ayah
Dalam radisi masyarakat kita, ayah miliki peran yang begitu penting
menantukan prilaku juga ara hidup kluarga. ini wajar karna ayah miliki
2) Peranan Ibu
mengurus wilaya domestik keluarga, ibu jua bebeperan sebagai sala satu
dari lingkunganya.
3) Peranan Anak
sendiri..
a) Pendidik
b) Koordinator
berada di ruma, klin peraw mapun ruma sakit. Hal ini suda menjadi
d) Pengawas Kesehatan
e) Konsultan
jua nasiha Oleh sebab itu, hubunggan antar perawat jga kluarga klien perlu
f) Kolaborasi
saki.
a. Identitas Klien
b. Keluhan Utama
tertuadari keluargainti.
alami kluarga taapi dapa di tangani dalam jangkawaktu < 6 bulan, dina
6) Pemeriksaan Kesehatan
7) Harapan Keluarga
harapan<keluargaterhadapperawat.
8) Analisa Data
a) Perumusan Masalah
a. Defisit pengetahuan
c. Nyeri akut
b) Penerapan Prioritas
1. Sivat Masala
Tinggi Tiga
Renda Satu
4. Menonjolya masala
tangani Satu
skor : angka tertinggi x bobot. Dengan adanya prioritas didepan, kita akan
3) Nyeri akut
1) Definisi
2) Penyebab
a) Keteratasan kognitif
a) Subjektif
masalah
a) Subjektif
(tidak tersedia)
b) Objektif
agitasi, histeria)
b) Penyakit akut
1 2 3 4
masalah pengukuran
menurun tekanan darah
5. Perilaku berikutnya
membaik Edukasi :
6. Anjurkan Edukasi :
berstirahat 6. Agar membantu
minimal 5 menenangkan
menit kembali kerja
sebelum jantung dan
mengukur mendaptkan hasil
tekanan yang sesuai
darah
melaksanakanintervensi.
1. Definisi
tekanan darah.
2. Tindakan
a) Observasi
b) Terapeutik
c) Edukasi
Tabel 2.3 Standar Oprasional Prosedur Pengukuran Tekanan Darah (Rachmad, 2018).
Tahap Terminasi
11. Melakukan evaluasi tindakan
12. Membereskan alat
13. Mencuci tangan
14. Berpamitan dengan klien
15. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
BAB III
METODE PENELITIAN
metode pendekatan studi kasus. Studi kasus memiliki arti penelitian tentang
manusia (berupa suatu kelompok, organisasi, dan individu), peristiwa, latar yang
secara mendalam mengenai suatu kasus yang sedang diteliti. Pada pengumpulan
1. Subjek dalam penelitian studi kasus ini adalah dua orang klien Hipertensi
a. Kriteria inklusif
b. Kriteria Ekslusif
Fokus studi kasus dalam penelitian ini yaitu Penerapan Edukasi Pengukuran
D. Definisi Operasional
1. Hipertensi merupakan tekanan darah yang melebihi batas normal yaitu sistolik
informed consent.
F. Pengumpulan Data
dalam penelitian
g. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentuk tabel
atau narasi.
terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan. Analisa data dilakukan dengan cara
menemukan fakta selanjutnya membandingkan dengan teori yang telah ada dan
F
P= X 100 %
N
Keterangan :
P : Presentase
N : Jumlah karakteristik
Dari data yang disajikan kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-
hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Data
determination, hak terhadap privacy dan dignity, hak terhadap anonymic dan
confidentiality , hak untuk mendapatkan penanganan yang adil dan hak terhadap
1. Hak untuk memiliki otonomi dan hak membuat keputusan secara sadar yang
di pahami dengan baik, bebas dari suatu paksaan dalam berpartisipasi atau
2. Hak terhadap privasi yang berarti menjaga informasi yang sudah klien
bagikan
3. Hak anonymity dan confidentialy, informasi yang telah didapat dari klien
dijaga dengan sedemikian rupa dan maka perlu peneliti menyimpan semua
4. Hak yang adil atau memberikan klien hak yang sama untuk dipilih atau
keperawatan)
BAB IV
Pada bab ini menguraikan hasil dan pembahasan studi kasus yang meliputi
pemaparan data umum serta data khusus dan analisis mengenai penerapan edukasi
Sulawesi Utara. Penyakit yang rata-rata diderita di desa Paniki Atas yaitu
Hipertensi 60%, Asam Urat 27%, dan Diabetes Melitus 12% serta penyakit
Pada studi kasus ini penulis memilih 2 kluarga sebagai subyek yang
sudah sesuai dengan kriteria inklusi yaitu Tn. A dan Tn. J dengan anggota
a. Subyek I
keluarga anak remaja yang anggota keluarganya terdiri dari Tn. A, Ny. Y,
terakhir SD dan bekerja sebagai buruh bangunan, pada dua bulan yang
Tn. A hanya ketika pusing saja baru Tn. A meminum obat amlodipine.
Pada pengkajian tanggal 07 Juni 2022 jam 09:00 didapatkan hasil data
TTV, TD: 140/100 mmHg, N: 80 x/m, RR: 21 x/m, SB: 36,4 oC, pasien
terlihat bertanya tentang hipertensi yaitu bagaimana cara mengukur
hipertensi yang sedang diderita Tn. A dan dapat mengukur tekanan darah
dewasa yang terdiri dari anggota keluarga Tn. J, Ny. M, Tn. M, dan An. I,
anak pertama dari Tn. J masih tinggal serumah dengan Tn. J, keluarga Tn.
kesehatan terkini dari media sosial dan media masa (tv & Koran), Tn. J
obat, kebersihan di daam dan luar rumah keluarga Tn. J sangat dijunjung
dengan tujuan untuk jauh dari segala macam penyakit, keluarga Tn. J
akan merawat terlebih dahulu jika salah satu anggota keluarganya sakit
anggota keluarga yang sakit untuk beristirahat tidur dengan cukup, tetapi
puskesmas Paniki Atas atau dokter praktik terdekat. Pada keluarga Tn. J
anggota yang memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu istri dari Tn. J
pusing dan dibawa ke puskesmas Paniki Atas dan diberi obat amlodipine
78 x/m, RR: 20x/m, SB: 36oC, pasien tampak bingung dan bertanya
pengetahuan yang ditemukan dan yang tidak ditemukan pada kedua subjek.
3. Menunjukkan
perilaku tidak
sesuai anjuran :
tidak patuh
meminum
obat
60 % 40% 60 % 40%
Dari data fokus subyek I dan II di atas maka masalah defisit pengetahuan dapat
diangkat karena presentase data sudah 60%, maka dari data yang sudah diperoleh
Do:
1. Observasi TTV, TD: 140/100 mmHg, N: 80 x/m, RR: 21 x/m,
SB: 36,4oC
2. Keluarga Tn.A terlihat bertanya tentang hipertensi yaitu
bagaimana cara mengukur tekanan darah secara mandiri dirumah
dan cara menurunkan tekanan darah
3. Kelurga Tn.A terlihat bingung ketika penulis menanyai tentang
penyebab dan juga pencegahan hipertensi.
Tabel 4.2 Analisa Data
Subjek I
Data Etiologi Masalah
Do:
1. Observasi TTV, TD: 150/110 mmHg, N: 78 x/m, RR:
20x/m, SB: 36oC
2. Pasien tampak bingung dan bertanya mengenai cara
pencegahan hipertensi.
Subjek II
Berdasarkan pada tabel analisa data subyek I dan subyek II didapatkan diagnosa keperawatan Defisit Pengetahuan
berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Berdasarkan diagnosa kedua subyek didapatkan perencanaan keperawatan
1 2 3 4
perencanaan yang sudah disusun di atas sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI) dan Standar
Subyek Tindakan
I
07 Juni 2022 08 Juni 2022 09 Juni 2022
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada
Ny. Y sebagai pembukaan.
2. Tahap orientasi Hasil: penulis menyapa Ny.
a. Memberikan salam kepada Y “selamat pagi ibu”, Ny. Y
Tn.A dan Ny Y sebagai menjawab salam dari
pendekatan terapeutik. penulis. (09:10)
Hasil: menyapa Tn. A dan b. Menjelaskan kembali tujuan
Ny. Y, “selamat pagi ibu edukasi pengukuran tekanan
2. Tahap orientasi
dan bapak”, Tn. A dan Ny. darah serta prosedur
a. Memberikan salam kepada Ny.
Y merespon baik penulis tindakan pengukuran
Y sebagai pembukaan. Hasil:
dengan menjawab salam “selamat pagi Ny. Y” Ny. Y tekanan darah kepada Ny.
penulis kembali. (10:18) menjawab dengan baik salam Y. Hasil: Ny. Y mengatakan
b. Menjelaskan tujuan serta penulis. (09:10) sudah mengerti mengenai
prosedur tindakan b. Menjelaskan kembali tujuan tujuan edukasi pengukuran
mengenai edukasi serta prosedur tindakan darah dan juga prosedur
pengukuran tekanan darah mengenai edukasi pengukuran tindakan pengukuran darah.
kepada Tn. A dan Ny. Y tekanan darah kepada Ny. Y. (09:15)
Hasil: setelah penulis Hasil: Ny. Y mengatakan sudah
menjelaskan tujuan memahami tujuan dilakukannya
dilakukannya edukasi edukasi pengukuran darah dan 3. Tahap kerja
pengukuran tekanan prosedur tindakan pengukuran a. Menganjurkan kepada Ny.
darah , Tn. A dan Ny. Y darah. (09:20) Y untuk Tn. A beristirahat
sudah memahami tujuan minimal 5 menit sebelum
dilakukannya edukasi 3. Tahap kerja
dilakukannya pengukuran
pengukuran darah dan juga a. Menganjurkan kembali Ny. Y
tekanan darah. (09:40)
prosedur tindakan untuk beristirahat minimal 5
b. Menganjurkan dan
pengukuran darah. (10:28) menit sebelum dilakukannya
mempraktikan kembali
c. Menjadwalkan pendidikan pengukuran tekanan darah.
kepada Ny. Y pemasangan
kesehatan dengan Ny. Y (09:30)
manset di lengan kanan atas
sesuai kesepakatan b. Menganjurkan kembali kepada
dengan posisi duduk. Hasil:
bersama penulis. Hasil: Ny. Y memasang manset di
Ny. Y mengatakan sudah
Ny. Y menyepakati untuk lengan kanan atas dengna posisi
mengerti pemasangan
dibuatkan jadwal dudu. Hasil: Ny. Y mengatakan
manset. (09:43)
pendidikan kesehatan sudah mengerti anjuran penulis
c. Mengajarkan dan
edukasi pengukuran untuk memasang manset pada
mempraktikan kembali
tekanan darah pada lengan kanan atas Tn. A.
mengembagkan minset serta
tanggal 07-09 Juni 2022 (09:35)
mengempikan minset
yang bertempat di rumah c. Mengajarkan kembali Ny. Y
dengan > 2-3 mmHg/detik.
keluarga Tn. A setiap jam mengembagkan minset dan
Hasil: Ny. Y mengatakan
09:00 WITA. (10:30) menggempiskan minset dengan sudah mengerti dan bisa
d. Memberikan kesempatan > 2-3 mmHg/detik. Hasil: Ny. Y mempraktikan cara
kepada Ny. Y untuk tampak mengamati dan mengembangkan dan
bertanya. Hasil: tidak ada membaca leaflet serta Ny. mengempiskan manset
pertanyaan yang Ny. Y Mengatakan sudah memahami dengan didampingi penulis.
berikan kepada penulis. untuk mengembangkan dan (09:50)
(10:32) mengempiskan manset. (09:47) d. Mengajarkan dan
d. Mengajarkan kembali Ny. y mempraktikan kembali cara
cara menentukan tekanan darah menentukkan tekanan dara
3. Tahap kerja sistolik dan diastolic sistolic jugga diastolic
a. Menganjurkan beristirahat menggunakan alat tensimeter menggunakan alat
minimal 5 menit sebelum dengan menunjukkan jarum tensimeter dengan
dilakukannya pengukuran pada manometer. Hasil: Ny. Y menunjukkan jarum pada
tekanan darah. (10:45) mengatakan memahami manometer. Hasil: Ny. Y
b. Menganjurkan Ny. Y penjelasan penulis. (09:55) mengatakn sudah mengerti
memasang manset di e. Mendokumentasikan hasil dan bisa menentukan
lengan kanan atas kepada pengukuran tekanan darah Tn. tekanan darah sistolik dan
Tn. A dengan posisi duduk A yang didapat. Hasil: tekanan diastolic walaupun penulis
dan mendekatkan Ny. Y darah Tn. A yaitu 130/90 mengajarkannya dan
kepada Tn. A. (10:50) mmHg. (10:00) menuntun berulang kali.
c. Mengajarkan Ny. Y (10:10)
mengembagkan minset e. Mendokumentasikan hasil
dan mengempiiskan 4. Tahap terminasi pengukuran tekanan darah
minset dengan > 2-3 a. Melakukan evaluasi tindakan yang didapat. Hasil: tekanan
mmHg/detik. Hasil: Ny. Y dengan memberikan kesempatan darah Tn. A yaitu 140/110
tampak mengamati dan Ny. Y untuk menjelaskan mmHg. (10:15)
mengerti penjelasan dari kembali dan melakukan
penulis. (10:55) pengukuran tekanan darah
d. Mengajarkan Ny. Y cara dengan didampingi oleh penulis. 4. Tahap terminasi
menentukan tekanan darah Hasil: Ny. Y sudah dapat a. Melakukan evaluasi
sistolik dan diastolic menjelaskan cara pengukuran tindakan dengan
menggunakan alat tekanan darah tetapi ketika memberikan kesempatan
tensimeter dengan mempraktikannya Ny. Y Ny. Y untuk menjelaskan
menunjukkan jarum pada mengatakan takut salah kembali dan melakukan
manometer. Hasil: Ny. Y walaupun sudah didampingi pengukuran tekanan darah
terlihat memperhatikan penulis. (10:30) dengan atau tanpa dituntun
dan memahami apa yang b. Membereskan alat tensimeter oleh penulis. Hasil: Ny. Y
penulis jelaskan. (11:08) yang sudah digunakan untuk sudah dapat menjelaskan
e. Mendokumentasikan hasil edukasi dan memberikan saran cara pengukuran tekanan
pengukuran tekanan darah kepada keluarga Tn. A untuk dan Ny. Y sudah tidak
Tn. A. Hasil: hasil tekanan memiliki alat pengukur tekanan takut untuk mempraktikann
darah Tn. A yaitu 140/100 darah minimal 1 untuk pengukuran tekanan darah
mmHg. (11:15) dilakukan di rumah secara dengan didampingi penulis.
mandiri dan dapat mengontrol (10:25)
4. Tahap terminasi tekanan darah setiap anggota di b. Membereskan alat
a. Melakukan evaluasi rumah. (10:35) tensimeter yang sudah
tindakan dengan c. Mencuci tangan 6 langkah. digunakan untuk edukasi
memberikan kesempatan (10:39) (10:28)
Ny. Y untuk menjelaskan d. Mencatat setiap kegiatan c. Mencuci tangan 6 langkah.
kembali dan melakukan dilembar catatan. (10:47) (10:33)
pengukuran tekanan darah. d. Mencatat setiap kegiatan
Hasil: Ny. Y masih lupa dilembar catatan. (10:40)
untuk menjelaskan setiap e. Berpamitan dan
tahapan pengukuran berterimakasih dengan
tekanan darah dan pada keluarga Tn. A karena
saat mempraktikannya ny. berakhirnya jadwal
Y masih bingung untuk kunjungan rumah dan
melakukan cara sudah berpartisipasi selama
pengukuran tekanan darah. 3 hari untuk melakukan
(11:25) edukasi pengukuran
b. Membereskan alat tekanan darah. (10:45)
tensimeter yang sudah
digunakan untuk edukasi
(11:28)
c. Mencuci tangan 6 langkah.
(11:35)
d. Mencatat setiap kegiatan
dilembar catatan. (11:50)
Subyek Tindakan
II
10 Juni 2022 11 Juni 2022 12 Juni 2022
2. Tahap orientasi
2. Tahap orientasi a. Memberikan salam kepada
2. Tahap orientasi Tn. M untuk pembukaan.
a. Memberikan salam
a. Memberikan salam kepada Hasil : penulis menyapa
kepada Tn. M sebagai
keluarga Tn. J untuk pembukaan Tn. M “selamat pagi
pendekatan terapeutik.
edukasi. (08:12) bapak”, kemudian Tn. M
Hasil: penulis
b. Menjelaskan kembali tujuan menjawab dengan baik
memberikan salam
serta prosedur tindakan kepada salam dari penulis.(08:08)
“selamat pagi bapak” dan
keluarga Tn. J. Hasil: keluarga b. Menjelaskan kembali
Tn. M menjawab dengan
Tn. J mengatakan sudah tujuan dan prosedur
baik salam dari penulis.
memahami dengan jelas tujuan tindakan kepada Tn. M.
(10:00)
dan prosedur edukasi Hasil: Tn. M mengatakan
b. Menjelaskan tujuan
pengukuran darah. (08:15) sudah memahami tentang
pengukuran tekanan darah
dan juga prosedur maksud tujuan
pengukuran tekanan darah dilakukannya penerapan
kepada Tn. M. Hasil: Tn. 3. Tahap kerja edukasi pengukuran
M mengatakan sudah a. Menganjurkan beristirahat tekanan darah. (08:12)
memahami tujuan dan minimal 5 menit sebelum 3. Tahap kerja
prosedur edukasi dimulainya pengukuran tekanan a. Menganjurkan kembali
pengukuran darah. (10:20) darah. (08:30) pada Tn. M untuk Ny. M
c. Menjadwalkan pendidikan b. Menganjurkan kembali pada Tn. beristirahat minimal 5
kesehatan edukasi M untuk melakukan menit sebelum
pengukuran tekanan darah pemasangan manset di lengan dilakukannya pengukuran
dengan Tn. M sesuai kanan atas dengan posisi duduk. tekanan darah. Hasil: Tn.
kesepakatan. Hasil: Tn. M (08:35) M sudah memahami dan
mengatakan menyetujui c. Mengajarkan kembali Tn. M melakukan anjuran dari
dan menyepakati jadwal cara mengembangkan dan penulis untuk Ny. M
pendidikan kesehatan mengempiskan manset dengan beristirahat 5 menit.
edukasi pengukuran tidak lebih dari 2-3 (08:28)
tekanan darah pada mmHg/detik. Hasil: Tn. M b. Menganjurkan dan
tanggal 10-12 Juni 2022 mengatakan sudah memahami mempraktikan kembali
yang bertempat di rumah penjelasan dari penulis dan Tn. pada Tn. M pemasangan
keluarga Tn. J setiap jam M mengatakan sudah dapat manset di lengan kanan
08:00 WITA. (10:25) mengembangkan serta atas Ny. M pada posisi
d. Memberikan kesempatan mengempiskan manset. (08:55) duduk. (08:34)
kepada Tn. M untuk d. Mengajarkan kembali pada Tn. c. Mengajarkan dan
bertanya. Hasil: anggota M cara menetapkan tekanan mempraktikan kembali
keluarga Tn. J tidak ada darah sistolik dan diastolic mengembangkan manset
yang memberikan menggunakan alat tensimeter serta mengempiskan
pertanyaan kepada dengan menunjukkan jarum manset dengan tidak lebih
penulis. (10:26) pada manometer. Hasil: Tn. M dari 2-3 mmHg/detik.
mengatakan sudah mengerti dan Hasil: Tn.M mengatakan
bisa menetapkan tekanan darah sudah memahami dan
3. Tahap kerja sistolik dan diastolic. (09:00) sudah dapat
a. Menganjurkan untuk mempraktikannya sendiri
beristirahat minimal 5 tanpa dibantu oleh penulis
menit sebelum 4. Tahap terminasi tetapi tetap dipantau.
dilakukannya pengukuran a. Melakukan evaluasi tindakan (08:35)
tekanan darah. (10:36) dengan memberikan d. Mengajarkan serta
b. Menganjurkan memasang kesempatan Tn. M untuk mempraktikan kembali Tn.
manset di lengan kanan menjelaskan dan melakukan M cara menentukan
atas dengan posisi duduk. kembali pengukuran tekanan tekanan darah sistolik dan
(10:50) darah. Hasil: Tn. M mengatakan diastolic menggunakan alat
c. Mengajarkan kepada Tn. sudah tidak bingung dan bisa tensimeter dengan
M cara mengembangkan mempraktikan pengukuran menunjukkan jarum pada
manset dan mengempiskan tekanan darah tetapi masih manometer. Hasil: Tn. M
manset dengan tidak lebih didampingi oleh penulis. mengatakan sudah dapat
dari 2-3 mmHg/detik. (09:25) menentukan tekanan darah
Hasil: Tn. M mengatakan b. Merapikan kembali alat sistolik dan diastolic.
sudah memahami yang tensimeter yang sudah (08:48)
diajarkan penulis. (11:00) digunakan untuk edukasi dan e. Menginformasikan hasil
d. Mengajarkan cara memberikan saran kepada dari pengukuran tekanan
menentukan tekanan darah keluarga Tn. J untuk memiliki darah yang telah diajarkan.
sistolik dan diastolic alat tensimeter setidaknya 1 di (08:50)
menggunakan alat rumah untuk mengontrol
tensimeter dengan anggota keluarga yang
menunjukkan jarum pada menderita hipertensi. (09:38)
manometer. Hasil: Tn. M 4. Tahap terminasi
c. Mencuci tangan 6 langkah.
mengatakan sudah a. Melakukan evaluasi
(09:40)
mengerti tentang tindakan dengan
d. Mencatat setiap kegiatan
menentukan sistolik dan memberikan kesempatan
dilembar catatan. (10:00)
diastolic tekanan darah. untuk menjelaskan kembali
(11:20) dan melakukan pengukuran
tekanan darah dengan atau
e. Mendokumentasikan hasil tanpa dituntun oleh penulis.
pengukuran tekanan darah Hasil: Tn. M mengatakan
yang didapat. Hasil: Ny. sudah bisa melakukan
M yaitu 150/110 mmHg. pengukuran tekanan darah
(11:28) dengan menggunakan
tensimeter tanpa dibantu
oleh penulis namun seluruh
4. Tahap terminasi tahapan tindakan tetap
a. Melakukan evaluasi terpantau. (09:15)
tindakan dengan b. Merapikan alat tensimeter
memberikan kesempatan yang sudah digunakan.
Tn. M untuk menjelaskan (09:20)
dan melakukan kembali c. Mencuci tangan 6 langkah.
pengukuran tekanan (09:23)
darah. Hasil: Tn. M sudah d. Mencatat setiap kegiatan
bisa menjelaskan dengan dilembar catatan. (09:27)
tepat cara pengukuran e. Berpamitan dengan
tekanan darah tetapi keluarga Tn. J karena
ketika mempraktikan sudah berakhirnya jadwal
pengukuran tekanan darah kunjungan rumah dan
Tn. M mengatakan masih melakukan penerapan
bingung. (11:40) edukasi pengukuran
b. Merapikan kembali alat tekanan darah serta
tensimeter yang sudah mengucapkan terimaksih
digunakan untuk edukasi. karena sudah ingin
(11:50) berpartisipasi dan menjadi
c. Mencuci tangan dengan 6 subyek penelitian selama 3
langkah. (11:55) hari. (09:32)
d. Mencatat setiap kegiatan
dilembar catatan. (12:00)
5. Sifat membaik √ √ √
Jumlah 1 4 3 2 5
5. Sifat membaik √ √ √
Jumlah 3 2 4 1 5
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kedua subjek selama 3 hari tentang
sebelum dan sesudah tindakan keperawatan yang dapat diuraikan sebagai berikut
diperoleh data yaitu data subyek Keluarga mengatakan tidak tahu mengenai
memakan makanan yang bergaram tinggi dengan kata lain pasien tidak
tentang hipertensi yaitu bagaimana cara mengukur tekanan darah secara mandiri
dirumah dan cara menurunkan tekanan darah kemudian pasien terlihat bingung
Berdasarkan hasil dari data pengkajian pada subjek 1 pada tanggal 7 Juni 2022
pengetahuan yang sesuai dengan teori pada buku Standar Diagnosa Keperawatan
pengukuran tekanan darah mulai dari cara memasang manset di lengan tangan
tidak lebih 2-3 mmHg/detik, mengajarkan cara membaca sistolik dan diastolik
melalui tensi meter. Hasil observasi subjek I pada haripertama yaitu : Ny. Y
masih lupa cara pengukuran tekanan darah dan pada saat mempraktikannya Ny. Y
tampak bingung. Pada hasil observasi hari pertama Ny. Y belum mengalami
perubahan dilakukan tindakan kembali pada hari kedua. Hasil observasi hari
kedua subjek I Ny. Y sudah dapat menjelaskan cara pengukuran tekanan darah
didampingi oleh penulis, jadi untuk hari kedua keluarga Tn. A tidak
dilanjutkan pada hari ketiga. Hasil observasi hari ketiga subjek I sudah dapat
menjelaskan cara pengukuran tekanan darah dan sudah tidak takut lagi untuk
peningkatan yang lebih baik dari hari pertama dan kedua sehinga masalah teratasi
dan tindakan edukasi pengukuran tekanan darah pada keluarga Tn. A dihentikan.
mengetahui tentang hipertensi tetapi tidak tahu cara pencegahannya dan masih
tampak bingung dan bertanya cara pencegahan hipertensi, hasil pengukuran TTV
dari data pengkajian pada subjek 1 pada tanggal 10 Juni 2022 yang telah
yang sesuai dengan teori pada buku Standar Diagnos Keperawatan Indonesia
( SDKI ). Pada jam 09.45 keluarga Tn. J dilakukan edukasi mengenai pengkuran
tekanan darah mulai dari cara memasang manset di lengan tangan kanan atas,
mengembangkan dan mengempiskan manset dilengan kanan atas tidak lebih 2-3
meter. Hasil observasi subjek II pada hari pertama yaitu : keluarga Tn. J masih
bingung dan lupa melakukan tindakan pengukuran tekana darah, hasil observasi
subjek II pada hari pertama tidak mengalami perubahan maka kelurga kembali
diberikan tindakan edukasi pengukuran tekanan darah pada hari kedua. Hasil
observasi hari kedua terjadi perubahan yang baik pada keluarga Tn. J yaitu sudah
darah serta sudah bisa mempraktekan cara pengukuran tekanan darah tetapi masih
didampingi oleh penulis. Kerena keluarg masih belum cukup mahir dalam
pengukuran tekanan darah maka tindakan edukasi kembali diberikan pada hari
ketiga. Hasil observasi hari ketiga subjek II kelurga Tn. J sudah dapat
menjelaskan cara pengukuran tekanan darah tanpa didampingi oleh penulis. Pada
hari ketiga terjadi peningkatan yang lebih baik dari hari pertama dan kedua
sehinga masala teratasi dan tindakan edukasi pengukuran tekanan darah pada
keluarga Tn. J dihentikan. Hasil evaluasi ini dapat dilihat pada tabel evaluasi 4.6
dan 4.7 yang sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan
dapat dilihat terjadi perubahan pada subjek I yaitu dari 20% menjadi 100% dan
pada subjek II dari 60% menjadi 100%. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan
jurnal yang ditulis oleh Nuryanah (2022), penelitian tersebut membuktikan bahwa
tindakan penyuluhan cara pengukuran tekanan darah dapat meningkatkan
C. Keterbatasan Penelitian
1. Pada studi kasus ini yang menjadi hambatan yaitu penulis kesulitan untuk
memahami tahapan pemaparan hasil dari studi kasus karena tidak adanya
PENUTUP
A. Kesimpulan
selama 3 hari, pada pengkajian subyek I dan II memiliki persamaan yaitu sama-
sama tidak mengetahui apa itu hipertensi dan cara mengukur tekanan darah.
subyek I dan Subyek II sama hanya berbeda pada hari kedua dan ketiga. Hasil
80% dan TIDAK 40% menjadi 20% berbeda dengan subyek II yang
perkembangannya lambat karena tidak lupa dan juga dilihat dari perbedaan usia
yang jauh sehingga daya mengingat pada subyek II lebih kuat dibandingkan
subyek I.
B. Saran
1. Bagi penulis
diinginkan misal kehilangan data dari salah satu subyek yang dapat
2. Bagi masyarakat
mempertahankan dalam pola hidup yang sehat dari memilih makanan yang
dan tidak mengandung garam berlebih serta dapat lebih banyak mengedukasi
terapeutik yang baik dan juga menarik pada saat melakukan edukasi kepada
disampaikan perawat.