Anda di halaman 1dari 11

Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 1

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Journal Reading

Studi Pendahuluan
Aspek Kardiovaskuler pada Populasi Meniere Disease

Oleh:
Tiara Mardalifa 1840312678

Preseptor:

dr. Jacky Munilson, Sp.THT-KL(K), FICS

BAGIAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M. DJAMIL PADANG
2019

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 2
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Journal Reading

Studi Pendahuluan – Aspek Kardiovaskuler Pada Populasi


Meniere Disease
Angela Reis Rego, David Dias, Ana Pinto, Sandra e Castro, Telma Feliciano, Cecilia Almeida e Sousa
ENT Departement, Centro Hospitlar e Universitario do Porto, Largo do Proff. Abel Salazar, 4099-001, Porto, Portugal

ABSTRAK
Pendahuluan: Meniere Disease (MD) dianggap sebagai suatu penyakit langka. Model yang adekuat yang dapat
menjelaskan patofisiologi MD masih belum ditemukan dengan baik. Baru-baru ini, teori vaskuler pada penyakit ini telah
digiatkan kembali.
Objektif: Untuk mengkarakteristikkan populasi MD berdasarkan risiko kardiovaskulernya dan korelasinya dengan
perjalanan klinis MD.
Metode: Dalam studi restrospektif ini ditinjau data dari 31 pasien MD pada Januari 2017 sampai April 2018 di sebuah
rumah sakit universitas tersier. Pasien yang termasuk dalam penelitian ini didiagnosis berdasarkan kriteria Barany
Society. Pasien yang tidak ter-follow-up, pasien dengan penyakit autoimun, atopi atau alergi, penyakit kejiwaan
dan migrain menjadi kriteria eksklusi pada penelitian ini. Usia, jenis kelamin, faktor risiko kardiovaskuler, audiometri
dan parameter vestibular, terjadinya serangan MD dalam 6 bulan sebelumnya, perjalanan pengobatan dan waktu
MD dicatat dan dibandingkan antar kelompok (dengan dan tanpa faktor risiko kardiovaskuler).
Hasil: 31 pasien (61,3% wanita) rata-rata berusia 60,3 tahun ( ± 9,7) diteliti. 74% dari populasi setidaknya memiliki
satu faktor risiko dan 51,6% pasien mengalami serangan dalam 6 bulan terakhir. Terdapat perbedaan yang
signifikan pada kejadian serangan MD dalam 6 bulan terakhir antara pasien MD dengan dan tanpa faktor risiko (p =
0,014). Rata-rata ambang pure tone audiometry (PTA) atau audiometri nada murni lebih tinggi pada individu
dengan faktor risiko kardiovaskuler, sedangkan speec discrimination test (SDT) atau tes pendengaran
diskriminatif bahasa lebih rendah pada individu dengan faktor risiko kardiovaskuler.
Kesimpulan: Pengobatan MD yang berfokus pada faktor-faktor risiko vaskuler akan lebih baik untuk mengendalikan
gejala-gejala serta dapat menurunkan kebutuhan terhadap prosedur ablatif pada gangguan ini.

Kata kunci : Meniere disease, penyakit kardiovaskuler, hipertensi, prognosis

1. Pendahuluan

Meniere disease (MD) merupakan suatu gangguan multifaktorial yang mempengaruhi telinga dalam dengan
karakteristik gejala vestibular yang episodic dan berhubungan dengan tuli sensorineural, tinnitus, dan tekanan aural
(vertigo) ( Semaan dan Megerian, 2011 ). MD adalah suatu penyakit yang langka pada populasi umum ( Bruderer et
al., 2017 ). Insidennya bervariasi antar studi: 8,2-157 per 100.000 ( Espinosa-Sanchez dan Lopez-Escamez 2016 ).
Prevalensi MD lebih tinggi pada ras Kaukasian ( Simo et al., 2015 ). MD sering terdiagnosis antara 20 dan 50 tahun
dan prevalensinya meningkat seiring peningkatan usia ( Espinosa-Sanchez dan Lopez-Escamez 2016 ). MD sangat
jarang terjadi pada anak-anak dan literatur tentang topik ini sangat jarang. ( Choung et al., 2006 ). Terdapat sedikit
predominan pada perempuan dan tidak terdapat perbedaan rasio antara telinga yang sakit kiri atau kanan ( Tyrrell et
al., 2014 ). Bilateral MD dilaporkan terjadi pada 25-40% individu yang menderita ( Alexander dan Harris, 2010 ). Lima
subkelompok klinik yang berbeda telah dideskripsikan pada pasien dengan bilateral MD. ( Frejo et al., 2016 ).
Meskipun magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) scan semakin banyak digunakan,
MD tetap didignosa secara klinis ( Ito et al., 2016 ). Kriteria diagnosis terbaru berdasarkan konsensus antara Barany
Society, Japan Society for Equilibrum Research, EAONO, AAO-HNS, dan Korean Balance Society ( Espinosa-
Sanchez dan Lopez-Escamez 2016 ).

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Meskipun penyakit ini telah dikenal sekitar 150 tahun, etiologi dan patofisiologi MD masih kontroversial. Saat
ini, MD dianggap sebagai gangguan multifaktorial dimana merupakan kombinasi faktor lingkungan dan genetik yang
mungkin menentukan onset penyakit dan banyaknya fenotip ( Espinosa-Sanchez dan Lopez-Escamez 2016 ). Hidrops
endolimfatik (EH) merupakan ciri khas perubahan patologis pada penyakit ini. Namun, meskipun EH terdapat pada
semua pasien dengan MD, tetapi tidak semua pasien dengan EH memiliki gejala ( Atty e et al., 2017 ; CA Foster dan
Breeze,2013 ).
Sebuah model yang adekuat yang menjelaskan gejala/serangan, patologi, dan epidemiologi MD belum ditemukan.
Serangan MD dianggap sebagai konsekuensi dari abnormalitas tekanan telinga dalam dan dikombinasikan dengan
gangguan homeostasiscairan dan ion akibat rupturnya membran Reissner ( Gibson, 2017 ). Di sisi lain, vasospasme
pembuluh darah kecil di telinga dalam telah dikemukakan sebagai penjelasan gejala vestibular yang berhubungan
dengan migren. Hal ini selanjutnya menjelaskan onset mendadak dari gejala-gejala vestibular dan auditori pada pasien
tersebut ( Friberg dan RASK-Andersen, 2002 ; Liu dan Xu, 2016 ).
Baru-baru ini, dikemukakan teori vaskuler dari gejala penyakit ini. (CA Foster dan Breeze, 2013 ; Carol A. Foster,
2015 ). Beberapa penulis menganggap MD sebagai penyakit serebrovaskuler dan beberapa studi epidemiologi
menunjukkan tingginya risiko kardiovaskuler pada pasien MD, meskipun hubungan ini masih belum terdefinisikan
(Carol A. Foster, 2015 ; R. Teggi et al., 2012 ).
Tujuan dari artikel asli ini adalah untuk mengkarakteristikkan sebuah populasi MD dari sudut pandang risiko
kardiovaskuler dan menghubungkan temuan ini dengan evolusi dan fenotip penyakit ini.

2. Metode

Design penelitian yang digunakan adalah studi potong-lintang dan retrospektif, dengan pasien yang termasuk
kriteria insklusi adalah pasien dengan diagnosis definit MD berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh consensus
antara Barani Society, Japan Society for Equilibrum Research, EAONO, AAO-HNS, dan Korean Balance Society (
Lopez-Escamez et al., 2015 ). Studi ini telah disetujui oleh Institutional Review Board for Clinical Research dari
lembaga kami. Data diambil dari 31 pasien MD pada Januari 2017 sampai April 2018 di sebuah rumah sakit
universitas tersier. Data dilengkapi melalui telepon atau kunjungan klinik, jika dibutuhkan. Pasien yag tidak ter-follow-
up, pasien dengan diagnosis atau suspek penyakit autoimun, pasien dengan riwayat atopi atau memiliki tes alergi
positif, pasien dengan riwayat migren dan abnormalitas MRI serebral, pasien dengan penyakit psikiatrik dekompensasi
dan depresi berat dieksklusikan. Data usia, jenis kelamin, faktor risiko kardiovaskuler (CVRFs), seperti indeks masa
tubuh (IMT) berlebih, dislipidemia, hipertensi, status merokok, dan diabetes mellitus tipe 2 dicatat ( Tabel 1 ).
Populasi pada studi ini dibagi menjadi dua kelompok: kelompok 1 – tanpa CVRFs ( n = 8 ) dan grup 2 – dengan
CVRFs ( n = 23 ).
Parameter vestibular dan audiometrik dibandingkan antara kedua kelompok. Ambang audiometri nada murni
(PTA) – rata-rata dalam frekuensi 0,5, 1, 2, dan 3 kHz – dan Speech Discriminative Test (SDT) atau tes pendengaran
diskriminatif bahasa pada telinga yang sakit yang digunakan untuk mengkarakteristikkan profil audiometrik pasien
pada studi ini adalah audiogram terakhir yang dilakukan dalam tahun sebelumnya dan tidak selama masa krisis .
Persentasi hipofungsi vestibular pada tes kalori digunakan untuk mengkarakteristikkan profil vestibular pasien, bila
tersedia.
Tes kalori dilakukan dengan sistem Hortmann Airmatic ® (tipe 51, nomor pabrik 851 513 220), menggunakan
udara yang didinginan dari 28o atau dihangatkan sampai 44o. Data dikumpulkan dan diinterpretasikan menggunakan
perangkat lunak Windows for PC (Ulmer VNG, Version 1.4 SYNAPSIS®). Suatu asimetris dianggap abnormal minial
20%.
Mengenai parameter vestibular dan audiometrik, dalam kasus-kasus bilateral, telinga yang digunakan adalah
telinga yang paling buruk.
Adanya serangan MD pada 6 bulan sebelumnya (self-reported), perjalanan pengobatan vestibular dan perjalanan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

waktu MD (self-reported) juga didokumentasikan dan dibandingkan. Serangan didefinisikan sebagai: krisis vertigo
dengan gejala-gejala otologi tuli sensorineural dan/atau aural fullness dan/atau tinnitus antara 20 menit dan 12 jam.
Semua nilai P yang dilaporkan merupakan nilai two-tailed, dengan nilai P<0,05 dinyatakan singnifikan. Analisis
menggunakan SPSS versi 20.0 (SPSS Inc, IBM Corp, Armwork, NY). Distribusi normal diuji menggunakan uji Shapiro-
Walk atau skewness dan kurtosis. Variabel kategorik disajikan dalam frekuensi dan persentase, dan variabel kontinyu
dalam rata-rata dan standar deviasi, atau median dan jarak interkuartil untuk variabel dengan distribusi tidak simetris.
Perbandingan kelompok eksperimental dievaluasi dengan uji Student t-test atau Mann-WhitneyU, uji Chi-Square, atau
uji Fisher exact, yang sesuai.

3. Hasil

Diteliti 31 subjek ( 12 laki-laki dan 19 perempuan ) rata-rata usia 60,3 tahun ( ±9,7 tahun ), dengan rentang 41
sampai 80 tahun. Stratifikasi berdasarkan usia, mayoritas populasi berusia antara 45 dan 64 tahun (58%). Pada 16
kasus hanya telinga kanan yang sakit (51,6%), sementara hanya 1 pasien yang memiliki sakit bilateral (3,2%). Tidak
terdapat perbedaan statistik yang signifikan pada rasio antara telinga yang sakit kanan dan kiri. 74% pasien
setidaknya memiliki satu CVRF, sementara 55% memiliki lebih ≥2 faktor risiko ( Grafik 1 dan 2 ). CVRF utama adalah
hipertensi (42%) diikuti dengan IMT berlebih (20%) dan dislipidemia (20%). Rata-rata ambang PTA 60,3 dB (±23,3 dB
) dan nilai median dari SDT adalah 79,6% (±25,6%) (Tabel 2). Uji stimulasi kalori dilakukan pada 48,8% pasien dan
100% pasien ini memiliki hasil yang patologi. Nilai rata-rata persentasi fungsi vestibular yang hilang adalah 54%
(±22,5%) (Tabel 2). Berdasarkan data self-reported, rata-rata perjalanan penyakit MD adalah 7,7 tahun (±5,6 tahun)
(Tabel 2). Secara umum, 16 (51,6%) pasien melaporkan setidaknya mengalami satu serangan MD selama 6 bulan
terakhir (Tabel 2). Mayoritas pasien (71%) menggunakan beta-histin setiap hari dengan dosis yang bervariasi. Semua
pasien dengan terapi medis ganda menggunakan kombinasi hidroklorotiazid (50 mg) ditambah amilorid hidroklorid (5
mg), disamping beta-histin dalam dosis optimal (Grafik 3).
Evaluasi cerebellopontine angle dan meatus akustikus internus melalui MRI dilakukan pada 48% pasien. MRI
normal pada semua kasus studi.
Data demografik dan audio-vestibulometrik pada populasi MD dirangkum dalam Tabel 2.
Pada perbandingan kedua kelompok (kelompok 1: tanpa CVRFs dan kelompok 2: dengan CVRFs), terdapat
perbedaan statistik yang signifikan pada jumlah serangan MD yang dilaporkan pasien pada 6 bulan terakhir (p =
0,014) dan semakin banyak CVRFs yang dimiliki pasien semakin memungkinkan untuk mengalami serangan, terlepas
dari usianya (Tabel 3 dan 4). Tidak terdapat perbedaan statistik yang signifikan antar kelompok berdasarkan
persentasi hipovalen pada uji kalori. Meskipun, pasien pada kelompok 2 menunjukkan hasil uji kalori yang lebih buruk.
(Tabel 3).
Meskipun rata-rata ambang PTA lebih tinggi pada pasien dengan CVRFs dan SDT lebih rendah, tidak terdapat
perbedaan statistik yang signifikan antar kelompok (Tabel 5). Usia mempengaruhi hasil, meskipun tidak terdapat
perbedaan statistic yang signifikan antara usia pada kelompok 1 dan 2 jika berdasarkan evolusi penyakit. (Tabel 5).

Tabel 1
Faktor risiko kardiovaskuler = definisi.
Parameter Definisi
Peningkatan IMT IMT ≥25 kg/m3
Dislipidemia Total kolesterol ≥220 mg/dL dan/atau Trigliserida ≥150 mg/dL atau dalam pengobatan
Diabetes Melitus Tipe 2 HbA1c ≥6,5% atau gula darah puasa ≥126 mg/dL atau dalam pengobatan
Hipertensi Sistolik ≥130 mmHg dan/atau diastolic ≥90 mmHg yang terus-menerus atau dalam
pengobatan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Stratifikasi populasi berdasarkan usia


(tahun)
40-44 45-54 55-64 65-74 >75

3%

7%

29%
32%

29%

Grafik 1. Stratifikasi populasi berdasarkan usia (tahun).

Prevalensi CVRFs diantara populasi


(jumlah faktor risiko)
0 1 2 3 4

10% 26%
13%

32% 19%

Grafik 2. Prevalensi CVRFs diantara populasi (jumlah faktor risiko).

Tabel 2.
Data demografik dan audio-vestibulometrik populasi MD.
Populasi MD ( n = 31 )
Usia, rata-rata ( ±SD ) 60,3 ( ±9,7 )
Jenis kelamin, jumlah wanita ( % ) 19 ( 61,3 % )
Telinga yang sakit – kanan, jumlah ( % ) 16 ( 51,6% )
Bilateral, jumlah ( % ) 1 ( 3,2% )
Jumlah pasien dengan ≥1 CVRFs 23 ( 74% )
PTA, rata-rata ( ±SD ) 60,3 ( ±23,3 )
SDT, nilai median ( ±IQR ) 79,6 % ( 25,6% )
Jumlah pasien yang melaporkan serangan dalam 6 bulan terakhir ( % ) 16 (51,6% )
*CVRFs – cardiovascular risk faktors, IQR – interquartile range, SD – standard deviation, SDT – speech discrimination
test thresholds, PTA – pure tone audiometry thresholds.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 6
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Perjalanan pengobatan
BH BH+lainnya Diet

3%

26%

71%

Grafik 3. Perjalanan pengobatan

Tabel 3.
Perbandingan antara kedua kelompok.
Kelompok 1 ( n = 8 ) Kelompok 2 ( n = 23 ) Nilai P
Adanya serangan <6 bulan, jumlah pasien yang 1 ( 12,5% ) 15 ( 65,2% ) 0,014
terserang ( % )
Kelompok 1 ( n = 4 ) Kelompok 2 ( n = 11 ) Nilai P
% hipovalensi pada uji kalori, rata-rata ( ±SD ) 39,8 ( ±18,6 ) 51,5 ( ±21,1 ) 0,34

Tabel 4.
Persentase pasien yang melaporkan setidaknya mengalami satu serangan pada 6 bulan terakhir, berdasarkan jumlah
CVRFs.
Jumlah CVRFs Jumlah pasien yang terserang Rata-rata usia % pasien yang melaporkan setidaknya
dalam jumlah CVRFs ini ( n = 31 ) mengalami satu serangan pada 6 bulan
terakhir
Nol 8 54,9 12,5%
Satu 6 59,6 33%
Dua 10 65,9 60%
Tiga 4 64,3 75%
Empat 3 64,9 100%

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 7
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Tabel 5.
Perbandingan antara kedua kelompo, stratidikasi berdasarkan evolusi penyakit.
0-4 tahun MD ( n = 11 ) Nilai p 5-9 tahun MD ( n = 12 ) Nilai p ≥10 tahun MD ( n = 8 ) Nilai p
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
1(n=5) 2(n=6) 1(n=2) 2 ( n = 10 ) 1(n–1) 2(n=5)
PTA, rata-rata 58 ( ±27 ) 70 0,4 37,5 58 0,17 10 59 0,1
( ±SD ) ( ±19,7 ) ( ±10,6 ) ( ±18,6 ) ( ±23,8 )
SDT, nilai 92 ( ±12 ) 69 0,1 90 85 0,7 100 76 0,4
median ( ±IQR ) ( 34,6 ) ( ±14,1 ) ( ±19,3 ) ( ±29,6 )
Usia, rata-rata 51 ( ±7 ) 61,1 ( ±9 ) 0,055 53,5 61,9 0,31 68 68,2 0,6
tahun ( ±SD ) ( ±21,9 ) ( ±7,8 ) ( ±7,0 )
Ket : evolusi penyakit tidak diketahuni – 2 kasus (missing data).
*SDT – speech discrimination test thresholds, PTA – pure tone audiometry thresholds.

4. Diskusi

Hasil studi kami sesuai dengan literatur mengenai usia diagnosis dan lateralitas ( Watanabe et al., 1995 ).
Terdapat dominansi perempuan sekitar 2:1, seperti dilaporkan pada studi terdahulu ( Bruderer et al., 2017 ). Dalam
sampel kami, kami mencatat bahwa prevalensi MD meningkat sesuai usia; hal ini serupa dengan apa yang terjadi
mengenai faktor-faktor risiko kardiovaskuler, khususnya pada wanita, ketika efek protektif estrogen menghilang (
Alexander dan Harris, 2010 ; Baker et al., 2003 ).
Di institusi kami, pasien MD di-follow-up setiap tahun. Meskipun begitu, ketika penyakit dekompensasi atau pada
stadium awal, follow-up dilakukan tiap trimester atau semester. Pemilihan terapi yang digunakan pada sampel kami
bertujuan untuk mengontrol gejala-gejala telinga dan vertigo. Mayoritas pasien (71%) terkontrol dengan baik dengan
penyesuaian dosis beta-histin secara mandiri, pengaturan gaya hidup, dan diet rendah garam. Penemuan ini sejalan
dengan mayoritas data yang terlah dipublikasi ( Martín Gonz Alez et al., 2010 ).
Menurut praktik kami, uji kalori dilakukan pada kasus dimana hipofungsi vestibular tidak terlihat secara klinis pada
pemeriksaan fisik, dan tidak dilakukan sebagai suatu rutinitas pada setiap pasien dengan MD. Begitu juga dengan uji
MRI sangat jarang dilakukan pada pasien dengan “definit” atau “probabel” MD, kami tidak menggunakannya secara
rutin ( Robinette et al., 2018 ).
Tuli pada MD stadium awal dikarakteristikkan sebagai tuli yang fluktuatif dan terbatas pada frekuemsi rendah.
Selama evolusi penyakit ini, tuli juga dapat melibatkan frekuensi medium dan tinggi ( Savastano et al., 2006 ). Dalam
sampel kami, pasien dengan CVRFs menunjukkan ambang PTA yang lebih tinggi dan SDT yang lebih rendah;
terlepas dari perjalanan penyakitnya. Hasil yang paling bermakna pada serangan self-reported, didefinisikan sebagai
tuli ipsilateral dan/atau aural fullness dan/atau tinnitus yang berlangsung antara 20 menit dan 12 jam. Pasien dalam
kelompok 2 melaporkan krisis terjadi lebih sering pada 6 bulan terakhir, dan persentase pasien yang melap orkan ini
lebih tinggi jika pasien memiliki lebih banyak CVRFs. Nyatanya, semua pasien dengan 4 CVRFs melaporkan
setidaknya terdapat satu serangan pada 6 bulan terakhir.
Penemuan ini menunjukkan suatu kemungkinan pengaruh CVRFs terhadap perjalaan dan keparahan penyakit.
Memang, menurut hasil kami, populasi MD kami, ketika dieksklusikan faktor etiologi yang potensial, seperti
alergi/atopi, penyakit autoimun dan migren, tampaknya memiliki risiko kardiovaskuler yang tinggi secara keseluru han,
khususnya karena hipertensi. Teggi et al., pada 2012, melakukan studi pada populasi tua. Mereka menenukan bahwa
subjek yang lebih tua menunjukkan evolusi MD yang lebih “aggresif” dan menghipotesiskan bahwa gangguan
vaskuler dapat berperan sebagai faktor predisposisi untuk MD ( R. Teggi et al., 2012 ). Fjero et al., pada 2016,
mempelajari fenotip klinis pada MD bilateral juga menemukan suatu kelompok yang didefinisikan oleh tuli sinkronis
tanpa migren atau gangguan autoimun dengan profil risiko vaskuler yang tidak tumpang tindih dengan 4 fenotip yang

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

dideskripsikan lainnya. Para penulis ini merekomendasikan studi lebih lanjut untuk menilai peran sikrulasi
mikrovaskuler telinga dalam pada pasien MD ( Frejo et al., 2016 ).
Anehnya, mutasi pada beberapa gen yang terlibat dalam komposisi ion dan/atau transport air atau bahkan
perkembangan kardiovaskuler telah dikaitkan dengan etiologi MD, yaitu: aquaporins 1, 2, 3, 4, dan 5, antiquin,
potassiumvoltage-gated channel subfamily E regulatory subunit 1 dan 3, Adducin 1, 2, dan 3 terkait dengan transport
air dan dermatopontin dan semaphoring II terkait dengan perkembangan kardiovaskuler ( Chiarella et al., 2015 ;
Espinosa-Sanchez dan Lopez-Escamez 2016 ; Martín-Sierra et al., 2017 ). Di sisi lain, fakftor risiko kardiovaskuler
seperti hipertensi, merokok, obesitas, diabetes, dan perubahan profil lipid telah dikenal sebagai penyebab bahaya
mikrovaskuler, stress oksidatif, kerusakan sawar darah-otak dan labirin-darah pada otak berat, dan berpotensi
terhadap telinga dalam, sebagai target end-organ dari spektrum penyakit kardiovaskuler ( Gonz Alez-Marrero et al.,
2013 ; Takemori et al., 2013 ). Sebenarnya, Roberto Teggi et al. berfokus pada kadar Chromogranin A (CgS) pada
pasien MD. CgA berperan penting sebagai fungsi barrier endotel dan keseimbangan homeostasis; mereka
menemukan bahwa kadar CgA berubah pada MD terkait frekuensi jeda vertigo dan waktu dari serangan terakhir,
menunjukkan hubungan antara telinga dalam dan sistem kardiovaskuler ( Teggi et al., 2015 ).
Selain itu hubungan antara telinga dalam dan ginjal juga telah dipelajari baru baru ini. Saat ini,
endolymphatic sac (ES) atau kantung endolimfatik dianggap sebagai struktur endokrin yang mirip dengan ginjal pada
tingkat molekuler ( Moller et al., 2017 ; Pirodda et al., 2012 ). Baru-baru ini, sistem vasopressin-aquaporin-2 pada
telinga dalam dikemukakan dapat memediasi homeostasis endolimfe ( Wu et al., 2017 ). Vasopressin, suatu peptide
neurohipofiis, juga dikontrol secara luas pada sistem kardiovaskuler ( Karbek et al., 2014 ). Oleh karena itu,
peningkatan vasopressin plasma, berkaitan erat dengan hipertensi sensitif-garam, mungkin menjadi salah satu faktor
penyebab yang mendasari gejala MD ( Katagiri et al., 2014 ; Kitahara et al., 2009 ; Naganuma et al., 2006 ).
Di sisi lain, lokasi ES yang dekat dengan sinus sigmoid/bulbus jugularis dapat menjelaskan hubungan antara
tekanan intrakranial sistemik dan regulasi volume cairan sistemik (CA Foster dan Breeze, 2013 ). Selain itu, koenzim
Q10 (ubiquinone), yang merupakan modulator kardiovaskuler kuat, berguna dalam arteriosklerosis, penyakit jantung
iskemik, hipertensi, stres oksidatif juga ditemukan berguna dalam MD ( Kimura et al., 2008 ).
Akhirnya, pengobatan MD didasarkan pada peningkatan vaskularisasi telinga dalam dan mengurangi volume
cairan telinga dalam. Pengurangan kadar garam dalam diet tetap menjadi salah satu aspek yang paling penting dari
pengobatan simtomatik, bersama dengan penggunaan diuretik. Keduanya berinteraksi langsung dengan risiko
kardiovaskuler dengan cara mengurangi tekanan darah arteri (Carol A. Foster, 2015 ).
Sampai saat ini, beberapa studi melaporkan suatu kemungkinan hubungan antara MD dan komorbiditas
kardiovaskuler (C. A. Foster and Breeze, 2013; Carol A. Foster, 2015; Frejo et al., 2016; Pirodda et al., 2014; Teggi et
al., 2012; Teggi et al., 2015; Tyrell et al., 2014 ). Meskipun, hanya Frejo et al., membuktikan suatu kemungkinan
fenotip vaskuler pada bilateral MD.
Akhirnya, Foster at al. melangkah lebih jauh, dan menyatakan bahwa setiap pasien dengan serangan MD
memiliki satu atau lebih faktor risiko iskemik serebral, termasuk gangguan vaskuler dan/atau hipoksia kronik. Mereka
memprediksi bahwa orang-orang tanpa faktor risiko vaskuler tidak akan memiliki serangan tersebut dan pada
akhirnya mereka membuat konsep MD sebagai suau penyakit serebro-vaskuler ( Carol A. Foster, 2015 ).
Keterbatasan pada studi ini adalah populasi yang sedikit dan self-reported terhadap onset MD dan serangan pada
6 bulan terakhir, meskipun definisi “serangan” telah jelas ditentukan dan kriteria inklusi dan eksklusi telah ditetapkan
secara bijaksana.

5. Kesimpulan

Untuk pengetahuan kami, studi ini merupakan studi pertama yang mendeskripsikan populasi MD berdasarkan
fakto risiko kardiovaskulernya yang bertujuan untuk menentukan suatu fenotip baru penyakit ini. Disfungsi serebro-
vaskuler, terutama akibat faktor risiko kardiovaskuler, dapat mempengaruhi perjalanan penyakit MD dan mungkin

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 9
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

bertanggung jawab terhadap fenotip penyakit yang spesifik dengan prognosis yang lebih buruk. Jika hubungan ini
benar, evaluasi dan pengobatan faktor risiko kardiovaskuler secara umum harus dijangkau pada setiap pasien MD
dengan pilihan terapi yang baru. Di masa depan, MD dapat dianggap sebagai prekursor awal penyakit kardiovaskuler
dan bahkan demensia vaskuler. Penemuan ini mempersiapkan langkah studi kedepannya untuk mengidentifikasi jalur
patologis penyakit Meniere disease.

Disclosures

Tidak ada disclosure.

Fundings

Tidak ada.

Appendix A. Supplementary data

Supplementary data artikel ini dapat ditemukan online pada https://doi.org./10.1016/j.joto.2019.01.004.

Reference

Alexander, Thomas H., Harris, Jeffrey P., 2010. Current epidemiology of Meniere's syndrome.
Otolaryngol. Clin. 43 (5), 965-970. https://doi.org/10.1016/j.otc.
2010.05.001.
Attye , Arnaud, et al., 2017. MRI of endolymphatic hydrops in patients with Meniere's
disease: a case-controlled study with a simplified classification based on saccular
morphology. Eur. Radiol. 27 (8), 3138-3146. https://doi.org/10.1007/s00330-016-4701-z.
Baker, Lauren, et al., 2003. The role of estrogen in cardiovascular disease. J. Surg. Res. 115
(2), 325-344.
Bruderer, Saskia G., et al., 2017. Population-based study on the epidemiology of Meenier’’s
disease. Audiol. Neurotol. 74-82.
Chiarella, Giuseppe, Petrolo, C., Cassandro, E., 2015. The genetics of Me nie re’s disease. Appl.
Clin. Genet. 8, 9-17.
Choung, Y.H., et al., 2006. Rare cases of Meniere’s disease in children. J. Laryngol. Otol. 120
(4), 343-352. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16623983.
Espinosa-Sanchez, J.M., Lopez-Escamez, J.A., 2016. 137 Handbook of Clinical Neurology
Meniere’s Disease, first ed. Elsevier B.V https://doi.org/10.1016/B978-0-444-634375.000194.
Foster, C.A., Breeze, R.E., 2013. The Meniere attack: an ischemia/reperfusion disorder of inner
ear sensory tissues. Med. Hypotheses 81 (6), 1108e1115. https://doi.
org/10.1016/j.mehy.2013.10.015.
Foster, Carol A., 2015. Optimal management of Me nie re’s disease. Therapeut. Clin. Risk
Manag. 11, 301-307.
Frejo, Lidia, et al., 2016. Clinical subgroups in bilateral Meniere disease. Front. Neurol. 7
(OCT), 1-10.
Friberg, Ulla, Rask-Andersen, Helge, 2002. “Vascular occlusion in the endolymphatic sac in
Meniere's disease. Ann. Otol. Rhinol. Laryngol. 111 (3 Pt 1), 237-245.
Gibson, William P.R., 2017. Revisiting the Cause of the Attacks of Vertigo during Meniere ’ S

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 10
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Disease, vol. 4, pp. 4-5.


Gonzalez-marrero, Ibrahim, et al., 2013. High Blood Pressure Effects on the Blood to Cerebrospinal
Fluid Barrier and Cerebrospinal Fluid Protein Composition : A Two-Dimensional Electrophoresis Study in
Spontaneously Hypertensive Rats, 2013.
Ito, T., et al., 2016. Endolymphatic space size in patients with Meniere's disease and healthy controls. Acta
Otolaryngol. 6489, 1-4. January 2017.
Karbek, Basak, et al., 2014. Copeptin, a surrogate marker for arginine vasopressin, is associated with cardiovascular
risk in patients with polycystic ovary syndrome. J. Ovarian Res. 7 (1), 31.
http://ovarianresearch.biomedcentral.com/articles/10.1186/1757-2215-7-31.
Katagiri, Yoshiaki, Takumida, Masaya, Hirakawa, Katsuhiro, Anniko, Matti, 2014. “Long-Term administration of
vasopressin can cause Meniere disease in mice. Acta Otolaryngol. 134 (10), 990-1004.
http://www.tandfonline.com/doi/full/10.3109/00016489.2014.902989.
Kimura, Ikuko, et al., 2008. Can Coenzyme Q 10 Lead to Improvement of Essential Hypertension ?: A Long-Term
Case Study, vol. 54, pp. 571-575, 5.
Kitahara, Tadashi, et al., 2009. Plasma Vasopressin and V2 Receptor in the Endolymphatic Sac in Patients with
Delayed Endolymphatic Hydrops, vol. 30. Otology & neurotology : official publication of the American Otological
Society, American Neurotology Society [and] European Academy of Otology and Neurotology, pp. 812-819, 6.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19638944.
Liu, Yuan F., Xu, Helen, 2016. The intimate relationship between vestibular migraine and Meniere disease: a Review
of pathogenesis and presentation. Behav. Neurol. 2016.
Lopez-Escamez, Jose, A., et al., 2015. Diagnostic criteria for Meniere’s disease. J. Vestib. Res.: Equilib. Orientat. 25
(1), 1-7.
Martín-Sierra, Carmen, et al., 2017. Variable expressivity and genetic heterogeneity involving DPT and SEMA3D
genes in autosomal dominant familial Meniere's disease. Eur. J. Hum. Genet. 25 (2), 200-207.
http://www.nature.com/doifinder/10.1038/ejhg.2016.154.
Martín Gonzalez, C., et al., 2010. Medical Management of Meniere’s disease: a 10-year case series and Review of
literature. Eur. Arch. Oto-Rhino-Laryngol. 267 (9), 1371-1376.
Møller, Martin, Nue, et al., 2017. The human endolymphatic sac expresses natriuretic peptides. Laryngoscope 127 (6),
E201-E208. http://doi.wiley.com/10.1002/lary.26074.
Naganuma, Hideaki, Kawahara, Katsumasa, Tokumasu, Koji, Okamoto, Makito, 2006. Water may cure patients with
Meniere disease. Laryngoscope 116 (8), 1455-1460. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16885753.
Pirodda, Antonio, Arrigo Francesco, Giuseppe Cicero, Borghi, Claudio, 2012. Kidney disease and inner ear
impairment: a simpler and closer pathogenic analogy? Intern. Emerg. Med. 7 (Suppl. 2), 93-95.
Pirodda, Antonio, Arrigo Francesco, Giuseppe Cicero, Brandolini, Cristina, Borghi, Claudio, 2014. Inner ear symptoms:
can we use them to approach cardiovascular diseases? Intern. Emerg. Med. 9 (8), 825-827.
Robinette, Kyle, et al., 2018. Diagnostic yield of MRI of the brain and IAC in patients with neurotologic complaints. Am.
J. Otolaryngol. 39 (6), 664-669.
Savastano, Marina, Guerrieri, Vincenzo, Marioni, Gino, 2006. Evolution of audiometric pattern in Meniere's disease:
long-term survey of 380 cases evaluated according to the 1995 guidelines of the American academy of
otolaryngologyheadand neck surgery. J. Otolaryngol. 35 (1), 26-29.
Semaan, Maroun T., Megerian, Cliff A., 2011. Meniere’s disease: a challenging and relentless disorder. Otolaryngol.
Clin. 44 (2), 383-403.
Simo, Hermann, et al., 2015. Meniere's disease: importance of socioeconomic and environmental faktors. Am. J.
Otolaryngol - Head and Neck Med. Surg. 36 (3), 393-398. https://doi.org/10.1016/j.amjoto.2015.01.009.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)


Dokter Muda THT-KL Periode Juli - Agustus 2019 11
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Takemori, Kumiko, Murakami, Tetsuo, Kometani, Takashi, Ito, Hiroyuki, 2013. Possible involvement of oxidative stress
as a causative faktor in blood-brain barrier dysfunction in stroke-prone spontaneously hypertensive rats. Microvasc.
Res. 90, 169-172. https://doi.org/10.1016/j.mvr.2013.08.005.
Teggi, R., et al., 2012. Does Meniere’s disease in the elderly present some peculiar features? J. Aging Res. 2012,
10-15.
Reggi, Roberto, et al., 2015. Altered chromogranin A circulating levels in Meniere's disease. Dis. Markers 2015,
643420. https://doi.org/10.1155/2015/643420.
Tyrrell, Jessica S., et al., 2014. Prevalence, associated faktors, and comorbid conditions for Meniere’s disease. Ear
Hear. 35 (4), e162-169.
http://content.wkhealth.com/linkback/openurl?sid=WKPTLP:landingpage&an=00003446201407000-00018.
Watanabe, Yukio, et al., 1995. Epidemiological and clinical characteristics of Meniere's disease in Japan. Acta
Otolaryngol. 115 (S519), 206-210.
Wu, Jing, et al., 2017. A mysterious role of arginine vasopressin levels in Meniere's disease meta-analysis of clinical
studies. Otol. Neurotol. 38 (2), 161-167.
http://content.wkhealth.com/linkback/openurl?sid=WKPTLP:landingpage&an=00129492-201702000-00001.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 1(1)

Anda mungkin juga menyukai