Anda di halaman 1dari 57

VOLVULUS, INVAGINASI

Pembimbing :
dr. Rio Purwanto, Sp.BA

Oleh :
- Ana Nurrida
- Azka Faza Fadilla
- Fanny Shamara

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH


RSUD R. SYAMSUDIN, SH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
VOLVULUS
Definisi

Kelainan berupa puntiran dari segmen usus


terhadap usus itu sendiri, mengelilingi
mesenterium dari usus tersebut dengan
mesenterium itu sendiri sebagai aksis longitudinal.
Anatomi
Etiologi & Klasifikasi

• Volvulus Gaster
– Organoaksial
– Mesenterikoaksial
– Kombinasi
• Volvulus Midgut
• Volvulus Sekum
• Volvulus Kolon Transversal
• Volvulus Sigmoid
Patofisiologi
Masa embriologi, mgg ke 4-8
Gangguan rotasi duodenal

Pemanjangan dan Sekum terletak


Hanya 180° dan loop
perkembangan tube diatas (mid
sekokolik kehilangan
serta rotasi hingga abdomen) atau
rotasi 180°
270° letak tinggi.
Volvulus Gaster
• Mengelilingi aksis yang menghubungkan
gastroesofageal junction dan bagian
antrum pilorus berotasi kearah yang
berbeda dengan rotasi bagian fundus.
Mesenterikoaksial
• Antrum pilorus berotasi kearah anterior dan
superior sehingga permukaan posterior gaster
berada di anterior.

Kombinasi
Etiologi Volvulus Gaster

• Idiopatik (tipe 1)  Abnormalitas kelenturan dari ligamen


gastrosplenik, gastroduodenal, gastrofrenik dan
gastrohepatik.

• Kongenital (tipe2)  Defek pada diafragmatika, ligamen,


perlekatan abnormal, malformasi usus kecil dan usus
besar, stenosis pilorus, distensi kolon dan atresia rektal.
Gejala Klinis
• Volvulus gaster akut :
– Nyeri pada epigastrium, nyeri dada yang sifatnya tajam, distensi
abdomen, hematemesis.
– Trias Borchardt

• Volvulus gaster kronik :


– Nyeri dan cepat merasa kenyang saat makan.
– Sulit napas, nyeri dada dan disfagia.
– Gejala ini tidak khas maka pasien seringkali didiagnosis dengan
ulkus peptikum dan kolelithiasis.
• Volvulus gaster pada anak < 5 tahun
– Muntah yang tidak berwarna kehijauan
(nonbilious emesis)
– Distensi pada bagian epigastrium dan nyeri
perut

• Volvulus gaster bayi < 1 tahun


– Juga disertai penurunan nafsu makan dan
kegagalan tumbuh kembang.
Volvulus Midgut
• Volvulus midgut merupakan keadaan yang
disebabkan oleh kegagalan atau malrotasi intestinal
loop

Etiologi Volvulus Midgut


• Selain akibat kegagalan rotasi adalah akibat tidak
adanya otot dari saluran cerna dan defek mesenterika.
Gejala Klinis

• Kronis dengan kram perut.


• Gangguan tumbuh kembang,
• Konstipasi kronis,
• Diare lendir darah dan muntah darah.

• Anak dengan gejala tersebut seringkali terdiagnosis


dengan iritable bowel syndrome, ulkus peptikum, batu
ginjal atau psikogenik.
Volvulus Sekum
• Volvulus sekum terjadi akibat kelainan
bawaan kolon kanan yang tidak terletak
retroperitoneal dan tidak terfiksasi dengan
baik serta tergantung pada perpenjangan
mesenterium usus halus.
Gejala Klinis

• Tanda-tanda obstruksi saluran cerna, disertai


distensi abdomen dan timpani abdomen.
• Diagnosis volvulus sekum jarang ditegakkan
melalui gejala klinis, 50% ditegakan melalui
gambaran radiologi: coffe bean atau tear
drop (bascule) appearances.
Volvulus Kolon Transversal
• Adanya mesokolon yang panjang serta jarak yang
dekat antara kolon bagian fleksura hepatik dan bagian
fleksura splenik atau interposisi hepatodiafragmatika
kolon.

• Obstruksi kolon bagian distal juga dapat


memperpanjang dan memperluas kolon transversal
sehingga beresiko terjadi volvulus.
Gejala Klinis

• Nyeri perut, distensi perut disertai tidak


bisa flatus dan buang air besar (konstipasi
kronis).
Volvulus Sigmoid
Perpanjangan sigmoid sehingga panjang sigmoid berlebihan disertai
dengan basis mesenterium yang sempit.

Konstipasi kronis dan diet tinggi serat menghasilkan sigmoid yang


penuh dengan feses dan beratnya menghasilkan momentum yang
menginisiasi volvulus.

Massa didalam usus berupa cacing juga dapat menyebabkan


momentum sehingga beresiko terjadi volvulus.
Gejala Klinis

• Nyeri perut, distensi perut disertai tidak bisa


flatus dan buang air besar (konstipasi kronis).

• Kontur sigmoid dapat tampak atau teraba di


dinding abdomen seperti ban mobil.

• Bunyi hipertimpani saat diperkusi karena


penimbunan gas yang berlebihan.
Diagnosis Volvulus

• Anamnesis, pemeriksaan fisik

• Pemeriksaan penunjang
– Pemeriksaan darah rutin

– Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan Radiologi
• Foto Abdomen
Adanya obstruksi usus, dengan adanya pelebaran loop, dilatasi lambung
dan duodenum, dengan atau tanpa gas usus serta batas antara udara
dengan cairan (air-fluid level).

• Ultrasonografi
Cairan intraluminal dan edema di abdomen.

• CT scanning
“The Whirl Sign” merupakan gambaran khas pada CT scan yang
menunjukan adanya volvulus.
Volvulus Gaster; gambar menunjukan distensi gaster mengisi
hemitoraks bagian kiri dan mendesak mediastinum (gambar
kiri) Gambar menunjukan gaster berada di dada bagian
bawah pada hernia hiatal yang besar. Gaster berotasi dengan
putaran organoaksial. Inkarserata tidak terjadi secara komplit
.
CT Scan menunjukan gambaran khas “The Whirl Sign” (panah); Volvulus intestinal
(kanan) dan Volvulus Midgut (kiri)
Coffee bean appearance; gambaran di tengah
bawah abdomen terlihat dilatasi usus; khas pada
volvulus sekum dan sigmoid.

Bird’s Beak
appearance; foto
kontras khas
pada volvulus
sigmoid dan
sekum.
Tatalaksana Volvulus

• Resusitasi
– Prinsip utama  mendiagnosis adanya volvulus,
letak volvulus dan kemudian mencegah adanya
nekrosis jaringan dan syok hipovolemik akibat
muntah dan kehilangan cairan di abdomen.

– Prinsip  mengurangi kehilangan cairan dan


mencegah terjadinya inkarserasi dan strangulasi.
Volvulus Gaster
• Pembedahan:
– Laparotomi 
• Koreksi volvulus dan penilaian terhadap viabilitas
gaster.
• Hernia diafragmatika dikoreksi  memasukan pipa
melalui defek diafragma, menyedot tekanan dalam
torak dan pipa nasogastrik  mengurangi ukuran
gaster
• Kantung hernia dieksisi dan defek diafragmatika dijahit
dengan jahitan interuptus.
• Gastropeksi dengan pipa gastrostomi dan menjahit
gaster ke dinding abdomen.
Volvulus Midgut

• Pembukaan abdomen, usus halus terlihat


dan menutupi kolon dibawahnya. Massa
intestinal dirotasi untuk mereduksi
volvulus, kemudian intestinal di reposisi ke
abdomen.
Volvulus Kolon Transversal
• Penatalaksanaan volvulus kolon
transversal meliputi laparotomi dan
reseksi.

• Reseksi segmental dari kolon transversal


atau hemicolektomi bagian yang meluas
Volvulus Sigmoid
• Terapi operatif
– Laparotomi  melakukan dekompresi dan
koreksi terhadap puntiran volvulus dan
memasukan pipa rektal ke segmen yang
terdilatasi.
• Reseksi  Anastomosis
• Sigmoidopexy

• Terapi non-operative
– Dekompresi volvulus sigmoid
– Rektoskopi atau dengan kolonoskopi
Volvulus Sekum
• Prinsipnya adalah dengan mengoreksi volvulus
atau mengurangi volvulus dan fiksasi atau reseksi.
• Tindakan reseksi dan hemikolektomi
• Sekopeksi  menjahit sekum ke dinding lateral
abdomen yaitu saluran lateral parakolik atau
fiksasi menggunakan lambaian peritoneum
Pemberian Antibiotik

Antibiotik spektrum luas direkomendasikan


pada pasien dengan curiga adanya nekrosis
jaringan dan infeksi, terlebih jika didapatkan
komplikasi perforasi, peritonitis dan sepsis.
Antibiotik spektrum yang disarankan adalah
golongan ampisilin, klindamisin dan
gentamisin.
Prognosis
• Prognosis pasien dengan volvulus
tergantung dari komplikasi yang menyertai
serta cepatnya penanganan.
.
INVAGINASI
Pendahuluan
Intususepsi dikenal juga dengan nama “Invaginasi” .
Intususepsi merupakan penyebab tersering dari obstruksi
usus akut pada bayi, ketika satu bagian atas dari usus
invaginasi ke bagian bawah dari usus tersebut. Jika
progress dari intususepsi ini tidak di tatalaksana segera,
dapat berakibat fatal. ± 65% kasus intususepsi timbul pada
bayi berusia kurang dari 1 tahun dengan insiden puncak
antara bulan kelima dan kesembilan kehidupan.
ANATOMI

Usus halus terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan


ileum. Panjang duodenum 26 cm, sedangkan yejunum + ileum : 6 m. Dimana
2/5 bagian adalah jejunum. Sedangkan menurut schrock 1988 panjang usus
halus manusia dewasa adalah 5-6 m5 . Batas antara duodenum dan yejunum
adalah ligamentum treits.
ANATOMI
Jejunum dan ileum dapat dibedakan dari :

• Lekukan –lekukan jejunum terletak pada bagian atas rongga atas


peritoneum di bawah sisi kiri mesocolon transversum ; ileum terletak pada
bagian bawah rongga peritoneum dan dalam pelvis.
• Jejunum lebih besar, berdinding lebih tebal dan lebih merah daripada
ileum Dinding jejunum terasa lebih tebal karena lipatan mukosa yang lebih
permanen yaitu plica circularis, lebih besar, lebih banyak dan pada
yejunum lebih berdekatan ; sedangkan pada bagian atas ileum lebar, dan
pada bagian bawah lipatan ini tidak ada.
ANATOMI
Jejunum dan ileum dapat dibedakan dari :

• Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior abdomen diatas dan


kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum melekat dibawah dan kanan aorta.
• Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk satu atau dua
arkade dengan cabang-cabang yang panjang dan jarang yang berjalan ke
dinding usus halus. Ileum menerima banyak pembuluh darah yang pendek,
yang beraal dari 3 atau 4 atau malahan lebih arkade.
ANATOMI
Jejunum dan ileum dapat dibedakan dari :

• Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat pangkalan dan


lemak jarang ditemukan didekat dinding usus halus. Pada ujung
mesenterium ileum lemak disimpan di seluruh bagian , sehingga lemak
ditemukan dari pangkal sampai dinding usus halus.
• Kelompokan jaringan limfoid (Agmen Feyer) terdapat pada mukosa ileum
bagian bawah sepanjang pinggir anti mesentrik.
DEFINISI

Invaginasi atau intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen usus


proksimal (intususeptum) berinvaginasi kedalam segmen distal (intususipien)
serta kemudian di dorong ke distal oleh peristaltik usus.
USUS HALUS DAN USUS BESAR
Perbedaan Eksterna

• Usus halus (kecuali duodenum) bersifat mobil, sedang kan colon asenden
dan colon desenden terfiksasi tidak mudah bergerak.
• Ukuran usus halus umumnya lebih kecil dibandingkan dengan usus besar
yang terisi.
• Usus halus (kecuali duodenum) mempunyai mesenterium yang berjalan ke
bawah menyilang garis tengah, menuju fosa iliaka kanan.
• Otot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitar usus. Pada
usus besar (kecuali appendix) otot longitudinal tergabung dalam tiga pita
yaitu taenia coli.
USUS HALUS DAN USUS BESAR

Perbedaan Eksterna

• Usus halus tidak mempunyai kantong lemak yang melekat pada dindingnya.
• Usus besar mempunyai kantong lemak yang dinamakan appandices
epiploideae.
• Dinding usus halus adalah halus, sedangkan dinding usus besar sakular.
Klasifikasi
Perbedaan Interna

• Enterik : usus halus ke usus halus


• Ileosekal : valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum
dan menarik ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari
intususepsi.
• Kolokolika : kolon ke kolon.
• Ileokoloika : ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.
Epidemiologi dan Etiologi
Epidemiologi

• Di Netherland dan Jerman, ditemukan angka kejadian intusepsi di bagian


bedah anak 1.2–1.4% dari keseluruhan pasien ( usia populasinya tidak di
spesifikasi ). Di Australia , New Zealand dan Amerika Serikat , insiden
intusepsi tidak berbeda jauh dari yang di temukan di Eropa 0.50 –2.30 kasus
per 1000 kelahiran hidup.

Etiologi

• Penyebab terjadinya invaginasi bervariasi, diduga tindakan masyarakat tradisional


berupa pijat perut serta tindakan medis pemberian obat anti – diare juga berperan
pada timbulnya invaginasi sedangkan pada dewasa penyebab terbanyak adalah
keadaan patologik intra lumen oleh suatu neoplasma baik jinak maupun ganas
sehingga pada saat operasi lead pointnya dapat ditemukan.
Patofisiologi
Hiperperistaltik Usus Proksimal yang lebih Usus masuk ke dalam lumen
Mobile usus distal

Invaginasi Perlekatan yang tidak dapat


kembali normal Edema
Diagnosis

Anamnesis

• Umumnya bayi dalam keadaan sehat, gizi baik


• Mungkin beberapa hari sebelumnya menderita infeksi saluran napas
atau diare
• Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan sakit untuk beberapa
menit kemudian diam, main-main atau tidur kembali
• Muntah
• Beberapa jam kemudian bayi defekasi disertai darah segar dan
lendir (red currant jelly)
Pemeriksaan Fisik

• Teraba massa di abdomen yang biasanya memanjang dengan


batas yang jelas (Sausage Like Sign)

• Dancen sign (+)  Sensasi kekosongan pada kuadran kanan


bawah karena masuknya sekum pada kolon ascenden

• Pada colok dubur :


- tonus sfingter ani melemah
- teraba pseudoportio
- saat jari ditarik terdapat lendir bercampur
darah  currant jelly stool
Pemeriksaan Penunjang

• Foto polos abdomen 3 posisi


- tanda-tanda obstruksi dengan gambaran air fluid level
- distribusi udara dalam usus tidak merata

• Barium enema  tampak sumbatan terlihat jelas pada


foto  gambaran cupping dan coilspring
Foto Abdomen 3 Posisi

• Tanda obstruksi (+) : Distensi,


Air fluid level, Hering bone
(gambaran plika circularis
usus)

Colon in Loop

• Diagnosis : cupping sign, letak invaginasi


• Terapi : Reposisi dengan tekanan tinggi,
bila belum ada tanda2 obstruksi dan
kejadian < 24 jam
TRIAS INVAGINASI

1. Nyeri perut yang bersifat kolik, anak menangis, dan


mengangkat kaki (crappin pain)
2. Muntah warna hijau (cairan lambung)
3. Defekasi bercampur lendir dan darah
Tatalaksana

• Memperbaiki keadaan umum dengan resusitasi cairan dan elektrolit


• Dekompresi, maksudnya menghilangkan peregangan usus dan muntah
dengan selang nasogastrik / Nasogastric Tube ( NGT) dan pemberian
antibiotik berspektrum luas

• Reduksi Hidrostatik
• Reduksi Manual ( Milking) dan Reseksi Usus

Anda mungkin juga menyukai