Anda di halaman 1dari 35

Gangguan Penciuman

Kelompok 3
Ervina Surnianingsih Jufri (09401811003)
Rahmatul Alif Riansyah (09401811011)
Nabilla Suratman (09401811012)
Ferdy Batti (09401811018)
Miftahur Hifzan Baksir (09401811026)
Iin Mulyani Ismail (09401811031)
Kalsum Gailea (09401811034)
Muhammad Rizki Karim (09401811037)
Anugerah Putri H.Asidu (09401811044)
Injela Halil (09401811017)
Skenario 4

Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke puskesmas


keluhan nyeri kepala 6 bulan yang lalu hilang timbul.
Keluhan disertai dengan bersin-bersin dan keluar ingus
kental berwarna kuning kehijauan. 1 bulan terakhir
pasien merasa gangguan penciuman. Riwayat alergi
debu
Kalimat Kunci

1. Seorang laki-laki berusia 25 tahun


2. keluhan nyeri kepala 6 bulan yang lalu hilang timbul.
3. Keluhan disertai dengan bersin-bersin
4. keluar ingus kental berwarna kuning kehijauan
5. 1 bulan terakhir pasien merasa gangguan
penciuman
6. Riwayat alergi debu
Pertanyaan

1. Jelaskan Anatomy, histology dan fisiologi dari


Hidung!
2. Jelaskan hubungan antar gejala dari skenario!
3. Jelaskan Diferensial diagnosis dari skenario!
Anatomy Nasal
Hidung bagian luar
Hidung bagian dalam

Atlas of Human Anatomy F.Netter


histology
Keterangan:
1. Epitel olfaktorius
2. Mukus permukaan
3. Inti sel penyokong
4. Inti sel olfaktorius
5. Inti sel olfaktorius
6. Inti sel basal
7. Kelejar olfaktorius (kelenjar
bowman)
8. Arteriol
9. Epitel respiratorius
10. Silia
11. Sel goblet
12. Saluran keluar kelenjar
bowman
13. Venul
14. Nervus olfaktorius

Junqueira’s Basic Histology


fisiology

Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed
Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed
Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed
Hubungan antar gejala
Alergen/
Debu

Mukosa Merangsang degranulasi


hidung Reseptor H1 pada Matosit dan
ujung saraf vidianus Basofil

Tertangkap sel
penyaji
(Makrofag
dan Monosit) Sehingga
menimbulkan
Kedua ranatai IgE
rasa Gatal dan
akan meningkat
Bersin-Bersin
Sel Lifosit B aktif dan alergen spesifik
produksi IgE

Masuk ke aliran darah Di ikuti oleh Mukosa yg sudah


reseptor IgE di tersensitisasi
permukaan sel terpapar dgn
mastosit/basofil Sel
Alergen yg sama
jaringan (sel mediator) menjadi
aktif

Patofisiology Kowalak-Welsh-Mayer
Diferensial Diagnosis

Rinitis Alergi Sinusitis

Polip hidung
4

Rinitis Alergi
ETIOLOGI:
DEFINISI:
- Interaksi antara lingkungan dgn
Inflamasi yg disebebkan oleh predisposisi genetic dlm perkembangan
reaksi alergi pd pasien atopi yg penyakitnya.
sebelumnya sdh terinfeksi dgn
alergen. - Faktor genetic & herediter sangat
berperan pd ekspresi rinitis alergi

FAKTOR PREDISPOSISI:

Riwayat atopi
Lingkungan lembab
Terpapar tungau

Sherwood_s_Introduction_to_Human_Physiology_8th_Ed
patofisiologi
Th2 menghasilkan
Alergen disajikan IL-1 dilepaskan, Th0
Kontak pertama berbagai macam
oleh APC ke sel T teraktif, proliferasi
dgn alergen sitokin (IL3, IL4, IL5,
Helper (Th 0) jadi Th1 & Th2
IL13)

IgE diikat oleh


Sel B teraktifkan
Alergen spesifik reseptornya pd sel
Paparan alergen oleh IL4 & IL13 
terkait pd kedua mast & basofil 
kedua menghasilkan IgE
rantai IgE sel2 ini akan
 sirkulasi
teraktifkan

Degranullasi sel
mast & basofil  Gejala2 reaksi alergi Reaksi alergi fase
keluar histamin & fase cepat lambat
mediator2 lain

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Manifestasi Klinis

 Khas : bersin berulang


 Rinore (encer & banyak)
 Hidung tersumbat
 Hidung & mata gatal.
 Lakrimasi
 Sering gejala timbul tidak lengkap pada
 Hidung tersumbat bisa jadi satu-satunya keluhan dari
pasien

Sumber : Soepardi Efiaty (2012). Telinga Hidung Tenggorakan Kepala & Leher, Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Edisi Ketujuh. Badan penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Diagnosis
PEMFIS :
ANAMNESIS :

keluar cairan dari hidung , mukosa edema, basah , adanya


hidung tersumbat , gatal secret yang berlebih dan cair serta
serta bersin berwarna pucat, hipertrofi konka
inferior.

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

- Hitung eosinofil pada darah tepi


(bisa normal bisa meningkat)
- Pemeriksaan IgE
- Pemeriksaan Sitologi hidung

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Penatalaksanaan

- Menghindari alergen spesifik


- Terapi topikal dpt dgn dekongestan hidung
melalui semprot hidung
- Preparat kortikosteroid topikal: Preparat
- antikolinergik topikal ipratropium bromida
- Antihistamin generasi 1: difenhidramin,
klorfeniramin, siproheptadin.

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Komplikasi
Polip hidung
Otitis media efusi
Rhinosinusitis

Prognosis
Dubia at bonam

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


3A

Sinusitis
Definisi:
Inflamasi mukosa sinus paranasal dan rongga hidung

Etiologi:
•salesma (common cold).
•ISPA akibat virus,
•Bermacam rhinitis
•kelainan anatomi seperti deviasi septum atau hipertofi konka, sumbatan
kompleks ostio-meatal (KOM).

Faktor Predisposisi:
• Lingkungan berpolusi
• Merokok
• Udara dingin & kering

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Patofisiology

Terjadi tekanan terjadi transudasi


Organ-organ yg mukosa yang saling
Terjadi berhadapan akan yg awalnya
membentuk KOM negatif didalam
edema berupa cairan
letaknya berdekatan saling bertemu rongga sinus serous

Kondisi ini disebut


Silia tdk dapat
dengan rinosinusitis non Kondisi menetap, sekret yg terkumpul
bergerak & Terapi tidak
bakterial yg biasanya dlm sinus merupakan media yg baik
ostium menjadi berhasil
sembuh dalam beberapa utk pertumbuhan bakteri
tersumbat
hari tanpa pengobatan

Berlangsung lama
Perubahan mukosa
Hipoksia & dan terus-
Inflamasi Mukosa makin menjadi kronik : hipertrofi,
bakteri anaerob menerus sahingga
berlanjut membengkak polipoid/pembentukan
berkembang menjadi suatu
polip kista
siklus

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Manifestasi Klinis
Akut :
 Utama : hidung tersumbat
 Nyeri/rasa tertekan pada wajah (daerah sinus)

Nyeri
Maksila Sphenoid Frontal Etmoid
Pipi Vertex, oksipital, Dahi/ Diantara/
blkng bola mata, seluruh blkang kedua
daerah mastoid kepala bola mata

 Rinore (purulen)
 Post nasal drip
 Sistemik : demam dan lesu
Kronik :
 Rinore (mukopurulen), Post nasal drip, Hidung tersumbat,
Nyeri wajah, Hiposmia & anosmia

Sumber : Soepardi Efiaty (2012). Telinga Hidung Tenggorakan Kepala & Leher, Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Edisi Ketujuh. Badan penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Diagnosis
Anamnesis
• sering pilek biasa yang tidak sembuh sembuh,
• ingus kuning kehijauan dan kental,
• rasa lendir di tenggorok,
• hidung tersumbat,
• nyeri wajah,
• nyeri kepala sesuai lokasi sinus yang sakit,
• penciuman berkurang
• suara kadang sengau.

Pemfis
• nyeri ketok daerah pipi dan dahi
• pemeriksaan rinoskopi anterior.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6
Pemeriksaan Penunjang
Nasoendoskopi: (kita lihat)
- ada/ tidaknya secret
- Purulen di meatus media
- Mukosa Edem & hiperemi
- Obstruksi Meatus Media
- Deviasi Septum

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Tatalaksana
 Antibiotik

•Lini 1 : Amoxicillin 3x500 mg/hari selama 7-10 hari


Eritromisin 4x500 mg/hari selama 7-10 hari

•Lini 2 : Asam Clavlanat 2x200 mg/hari selama 7-10 hari


Ciprofloxacin 2x500 mg/hari selama 7-10 hari
Levofloxacin 1x750 mg/hari selama 7-10 hari

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Komplikasi
• Kelainan orbita
• Kelainan intrakranial
• Meningitis
• Abses ekstradural
• Trombosis sinus cavernosus

Prognosis
Dubia at bonam

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


2

Polip hidung
DEFINISI:
Massa lunak yg mengandung banyak cairan di dlm rongga
hidung, berwarna putih keabu-abuan, yg terjadi akibat inflamasi
mukosa

ETIOLOGI:
Adanya rhinitis alergi atau penyakit atopi

FAKTOR PREDISPOSISI:
Riwayat atopi

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Patofisiologi
Ketidakismbangan
saraf vasomotor

↑ permeabilitas
kapiler

Edema

Polip

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Manifestasi Klinis
* Utama : hidung tersumbat (rgn-brt)
 Rinore (jernih-purulen)
 Hiposmia/anosmia hilangnya kemampuan seseorang untuk mencium bau
 Mungkin : bersin2, nyeri hidung, sakit kepala di frontal

Bila Disertai infeksi sekunder :


 Post nasal drip
 Rinore purulen

Gejala sekunder:
 Bernapas lewat mulut
 Suara sengau
 Halitosis
 Gg tidur
 Penurunan kualitas hidup

Sumber : Soepardi Efiaty (2012). Telinga Hidung Tenggorakan Kepala & Leher, Buku Ajar Ilmu Kesehatan. Edisi Ketujuh. Badan penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Diagnosis
Anamnesis
• Hidung tersumbat
• Rinore dari jernih sampai purulen
• Polip nasal drip
• Anosmia / hiposmia
• Suara sungau

Pemfis
• ditemukan deformitas hidung luar, pada pemeriksaan rinoskopi
anterior didapatkan masa berwarna pucat yang berasal dari meatus
media dan mudahndigerakan.

Pem.Penunjang
• naso endoskopi
• CT scan

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Tatalaksana

•Pemberian kortikosteroid topikal/sistemik (prednisone


dan metilprednisolone)
•Polip masif  terapi bedah (polipektomi)

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Komplikasi
• Jarang komplikasi
• sleep apnea.
• kondisi parah  bentuk wajah & penglihatan
ganda/berbayang

Prognosis
Sering tumbuh kembali

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL FKUI Edisi 6


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai