Reaksi
Umumnya diperantarai
hipersensitivitas yang
oleh mekanisme alergi
bersifat sistemik, berat,
(Ig E)
serta mengancam jiwa
WAO, 2012
Epidemiologi
Australia:
8,4-21 kasus per 100.000/tahun.
1 dari 170 anak sekolah reaksi anafilaksis
Inggris:
1:1333 populasi reaksi anafilaksis, satu
kali dalam kehidupannya
Johnson RF, Peebles RS. Anaphylactic shock: pathophysiology, recognition and treatment. Semin Respir Crit Care Med.
2004;25(6):695-703.
Nomenklatur Anafilaksis
Anaphylaxis
Tipe I
Tipe II
Hipersensitivitas
Reaksi sitotoksik
tipe cepat
Mekanisme imunopatologis
anafilaksis dapat terjadi melalui tipe
1, 2 dan 3
Tipe III Tipe IV
Reaksi kompleks Hipersensitivitas
imun tipe lambat
• Imunoglobulin intravena
• Dextran
- Opiat
- Faktor fisik :
• Aktifitas fisik
• Suhu (dingin/panas)
www.medindia.net.
IMUNOLOGI
Reaksi
hipersensitivitas
tipe I
Pelepasan
Interaksi
mediator-
antara IgE
mediator Anafilaksis
dengan
induksi reaksi
alergen
anafilaksis
Sel mast
atau
basofil
Sampson HA, dkk. Symposium on the definition and management of anaphylaxis: summary report. J Allergy Clin Immunol.
2005;115:584-91
Penyebab Terjadinya Reaksi
Anafilaksis
Dicetuskan oleh alergen Tidak dicetuskan oleh alergen Idiopatik
(IgE dependent) (IgE independent)
www.as.miami.edu.
Pelepasan mediator anafilaksis
• Degranulasi sel mast dan basofil mengakibatkan :
• - Preformed granule-associated substances, misal histamin,
• tryptase, chymase, carboxypeptidase, and cytokines
80%
manifestasi
pada kulit
Lieberman PL. Anaphylaxis. Dalam: Adkinson NF, dkk, penyunting. Middleton’s allergy principles and practice. Edisi ke-7. Mosby-
elsevier;2009.h.1027-49
PATOFISIOLOGI
Sumber: www.bio.davidson.edu.
PATOFISIOLOGI
Mediator Aktivitas patofisiologi Korelasi klinis
Histamin dan produk metabolisme Spasme otot polos, sekresi mukus, Mengi, urtikaria, angioedema,
Mediator-mediator yang
dari asam arakhidonat (leukotrien, berperan dalam reaksi
vasodilatasi, peningkatan anafilaksis beserta gatal,
kemerahan, korelasi
diare,klinisnya
nyeri perut,
tromboksan, prostaglandin, platelet- permeabilitas vaskular, aktivasi dari hipotensi, rinorea, bronkorea
activating factor) neuron nociceptive, penempelan
platelet, aktivasi eosinofil, eosinofil
kemotaksis
Protease: triptase, kimase, Pembelahan komponen komplemen, Berperan dalam pembelahan C3,
karboksipeptidase, cathepsin G kemoatraktan untuk eosinofil dan menyebabkan respon hipertensi,
neutrofil, aktivasi dan degranulasi sel aktivasi sel mast
mast, pembelahan nukleopeptida,
konversi angiotensin I ke angiotensin II
Proteoglikan: heparin, kondroitin Antikoagulan, inhibisi komplemen, Dapat mencegah terjadinya koagulasi
sulfat mengikat fosfolipase A2, kemoatraktan intravaskular dan aktivasi komplemen,
untuk eosinofil, menghambat fungsi serta dapat mengaktifkan kinin yang
sitokin, mengaktivasi jalur kinin dapat memperberat reaksi
Lieberman PL. Anaphylaxis. Dalam: Adkinson NF, dkk, penyunting. Middleton’s allergy principles and practice. Edisi ke-7. Mosby-
elsevier;2009.h.1027-49
PATOFISIOLOGI
Sumber: www.bio.davidson.edu.
DIAGNOSIS
Kriteria klinis dari anafilaksis
Sumber: Simons dkk.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik Anafilaksis
Pemeriksaan
Penunjang
Simons FER, dkk. World allergy organization anaphylaxis guidelines: summary. J Allergy Clin Immunol. 2011;127(3):587-93.e22.
Anamnesis
Faktor risiko
anafilaksis:
Waktu Terapi Lama
• Obat-obatan
dalam 6 jam
& saat seranga terakhir
• Sengatan
lokasi onset n binatang
• Aktivitas fisik
(olah raga)
• Status atopi
Simons FER, dkk. World allergy organization anaphylaxis guidelines: summary. J Allergy Clin Immunol. 2011;127(3):587-93.e22.
Pemeriksaan Fisik
Organ Tanda dan gejala klinis
Kulit dan mukosa Pruritus, kemerahan, urtikaria dan angioedema
Sistem respirasi Rhinitis, bersin, stridor, suara serak, batuk, mengi, sesak, sianosis, henti
napas
Sistem kardiovaskular Vasodilatasi, palpitasi, takikardi, aritmia, hipotensi, syok dan henti jantung
Gastrointestinal Bengkak dan gatal pada bibir dan lidah, mual, muntah, nyeri perut, diare
Neurologis Gelisah, nyeri kepala, pening, inkontinensia, kejang dan tidak sadar
Histamin Histamin dalam plasma muncul setelah 5-10 menit onset awal dan
bertahan hingga 30-60 menit
Pengambilan sampel darah dalam 15 menit hingga 1 jam setelah onset
Simpan sampel darah dalam suhu 40C dan segera dilakukan
pemeriksaan
Metabolit histamin (N- Kadarnya bertahan lebih lama daripada kadar histamin dalam darah
methylhistamine) dalam urine 24 jam (hingga 24 jam)
Plasma-free metanephrine Untuk menyingkirkan respon paradoks dari pheochromocytoma
• Skin test:
• Menentukan penyebab spesifik reaksi anafilaksis
• Pemantauan ketat
• Dilakukan dalam 3 – 4 minggu setelah onset awal
Simons FER, dkk. World allergy organization anaphylaxis guidelines: summary. J Allergy Clin Immunol. 2011;127(3):587-93.e22.
DIAGNOSIS BANDING
Manifestasi klinis Hal yang membedakan
Urtikaria akut atau kronisTerdapat rash yang bersifat generalisata tanpa adanya gangguan
Berdasarkan manifestasi klinis: dan/atau hipotensi
sistem pernapasan
Angioedema dan defisiensi Tidak ditemukan flushing, pruritus, urtikaria, brokospasme,
inhibitor C1-esterase hipotensi, serta riwayat defisiensi inhibitor C1-esterase
Globus hystericus Tidak ditemukan gejala obstruksi saluran napas atas, flushing,
pruritus, urtikaria, brokospasme dan hipotensi
Mastositosis Tidak ditemukan gejala obstruksi saluran napas atas, onset lebih
lambat dan gejala biasanya bersifat kronis
Serum sickness Onset biasanya lebih lambat (beberapa hari), tidak ditemukan
gejala obstruksi saluran napas atas, bronkospasme atau hipotensi
Vasovagal attack Bradikardia, pucat, mual yang tidak disertai nyeri perut. Tidak
ditemukan urtikaria, pruritus, angioedema atau obstruksi saluran
napas atas
Walker S, Sheikh A. Managing anaphylaxis: effective emergency and long-term care are necessary. Clin Exp Allergy.
2003;33:1015-18.
DIAGNOSIS BANDING
Penyebab Jenis kelainan
Kardiovaskular Vasovagal syncope
Berdasarkan penyebab kelainan:Syok dengan penyebab lain (hemoragik, kardiogenik, septik)
Kardiak aritmia
Krisis hipertonik
Emboli pulmonal
Sindroma capillary leak
Neuropsikiatri Hiperventilasi
Serangan panik
Globus hystericus
Anaphylaxis factitia
Sindrom Hoigné
Epileptic cramps
Apoplectic insult
Koma dengan penyebab lain (metabolik, trauma)
Respirasi Disfungsi korda vokalis
Benda asing atau trauma di trakea atau obstruksi bronkus
Ring J, Behrendt H, Weck A. History and classification of anaphylaxis. Chem Immunol Allergy. 2010;95:1-11.
TATALAKSANA
Reaksi Anafilaksis
Adrenalin**
** Adrenalin i.m. 1:1000 (dapat diulangi setiap 5 menit jika tidak ada perbaikan),
tempat penyuntikan terbaik pada daerah anterolateral paha 1/3 tengah
Tse Y, Rylance G. Emergency management of anaphylaxis in children and young people: new guidance from the resuscitation
council UK. Arch Dis Child Educ Pract Ed. 2009;94:97-101.
Adrenalin
Obat paling penting
Penegakkan
diagnosis
alergi
Menentukan Penentuan
patomekanisme alergen pencetus
yang terlibat reaksi anafilaksis
Mullins RJ. Anaphylaxis: risk factors for recurrence. Clin Exp Allergy. 2003;33:1033-40.
PENCEGAHAN
Membuat Edukasi
catatan medik kepada orang Edukasi alergi
Pencegahan
mengenai dewasa yang makanan
paparan
anak resiko bertanggung sesuai dengan
alergen
alergi jawab usianya
makanan terhadap anak
Tidak memakan
Membawa bekal makanan berlabel ‘may
makanan sendiri contain traces of nuts’
Pencegahan
anak riwayat
alergi makanan
Hindari menu
Tidak bertukar makanan mengandung kacang-
sesama teman kacangan/ikan