Anda di halaman 1dari 14

REAKSI

Hipersensitivitas

1. Amir Syaifulloh A 17334004


2. Rahmi Yuni 17334006
3. Ni Wayan Dessy P.S 17334007
4. Heidy Maya Karim 17334008
5. Risa Afriliyanti 17334009
6. Iis Sumiyati N.A 17334014
7. Rina Sinaga 17334018
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Hipersens
itivitas
Hipersensitivitas

respon antigenik yang


berlebihan, yang
terjadi pada individu
yang sebelumnya
Sistem Imunoglobulin telah mengalami
Imun 1. IgM suatu sensitisasi
dengan antigen atau
Humoral 2. IgG alergen tertentu
Oleh sel Limfosit B 3. IgD 4. IgE
Mekanisme terjadi
Sistem imunitas seluler yang dihantarkan oleh sel

01 limfosit T bila mana bertemu dengan antigen lalu


mengadakan diferensiasi dan menghasilkan zat
limfokin, yang mengatur sel-sel lain untuk
menghancurkan antigen tersebut

Bilamana suatu alergen masuk ke tubuh, maka


02 tubuh akan mengadakan respon

Bilamana alergen tersebut hancur, maka ini


03 merupakan hal yang menguntungkan, sehingga
yang terjadi ialah keadaan imun

bilamana jaringan tubuh menjadi rusak, maka


04 terjadilah reaksi hipersensitivitas atau alergi.
Penggolongan
Berdasarkan mekanisme reaksi, oleh

Gell & Coombs


Hipersensitivitas
Tipe 1
respon jaringan karena adanya ikatan silang
antara alergen dan IgE.disebut sebagai reaksi
cepat, reaksi alergi, atau reaksi anafilaksis
berperan IgG, IgE, dan Histamin

Alergen berikatan silang dengan IgE. Sel mast dan


basofil mengeluarkan amina vasoaktif dan
mediator kimiawi lainnya. Timbul manifestasi
berupa anafilaksis, urtikaria, asma bronkial atau
dermatitis atopi.
• terbagi menjadi reaksi anafilaktik (tipe Ia) dan reaksi
anafilaktoid (tipe Ib).
• Untuk terjadinya suatu reaksi selular yang berangkai
pada reaksi tipe Ia diperlukan interaksi antara IgE
spesifik yang berikatan dengan reseptor IgE pada sel
mast atau basofil dengan alergen yang bersangkutan
• aktivasi sel mast terjadi bila IgE atau reseptor
spesifik yang lain pada permukaan sel mengikat
anafilatoksin, antigen lengkap atau kompleks
kovalen hapten-protein.
• Proses aktivasi ini akan membebaskan berbagai
mediator peradangan yang menimbulkan gejala
alergi pada penderita, misalnya reaksi anafilaktik
terhadap penisilin atau gejala rinitis alergik akibat
reaksi serbuk
Hipersensitivitas
Tipe 2
• Terjadi karena dibentuknya IgG dan IgM
terhadap antigenpada permukaan sel dan
matriks ekstraseluler
• Disebut juga sebagai reaksi sitotoksik atau
reaksi sitolitik
• terdiri dari 3 jenis mekanisme, yaitu reaksi yang
bergantung pada komplemen, reaksi yang
bergantung pada ADCC dan disfungsi sel yang
diperantarai oleh antibodi.
• Mekanisme : IgG dan IgM berikatan dengan
antigen di permukaan sel. Fagositosis sel target
atau lisis sel target oleh komplemen, ADCC dan
atau antibody. Pengeluaran mediator kimiawi.
Timbul manifestasi
• Berupa anemia hemolitik autoimun,
eritroblastosis fetalis, sindrom Good Pasture,
atau pemvigus vulgaris
Terjadi karena pengendapan kompleks imun
(antigen-antibodi) yang susah difagosit sehingga

Hipersensitivitas akan mengaktivasi komplemen dan mengakumulasi


leukosit polimorfonuklear di jaringan
disebut reaksi yang diperantarai kompleks imun

Tipe 3 Pada reaksi ini berperan IgG, IgM, dan komplemen


terdiri dari 2 bentuk reaksi, yaitu :
1. reaksi Kompleks Imun Sistemik (Serum
Sickness)
2. reaksi Sistem Imun Lokal ( Arthus )

Mekanisme reaksi :
Terbentuknya kompleks antigen-antibodi
yang sulit difagosit. Mengaktifkan
komplemen. Menarik perhatian Neutrofil.
Pelepasan enzim lisosom. Pengeluaran
mediator kimiawi. Timbul manifestasi berupa
reaksi Arthus, serum sickness, LES, AR,
glomerulonefritis, dan pneumonitis
Reaksi ini dapat disebut juga reaksi imun seluler lambat
karena diperantarai oleh sel T CD4+ dan CD8+. Reaksi
ini dibedakan menjadi beberapa reaksi, seperti reaksi
Hipersensitivitas Tuberkulin, reaksi Inflamasi Granulosa, dan reaksi
penolakan transplant

Tipe 4 Hipersensitivitas tipe IV (tipe lambat) atau yang


dipengaruhi oleh sel merupakan salah satu aspek
imunitas yang dipengaruhi oleh sel. Antigen akan
mengaktifkan makrofag yang khas dan membuat
limfosit T menjadi peka sehingga mengakibatkan
terjadinya pengeluaran limfokin.

Mekanisme reaksi
ini secara umum sebagai berikut : Limfosit T
tersensitasi. Pelepasan sitokin dan mediator lainnya
atau sitotoksik yang diperantarai oleh sel T
langsung. Timbul manifestasi berupa tuberkulosis,
dermatitis kontak dan reaksi penolakan transplant
Antigen akan mengenali alergen yang masuk yang
akan memicu aktifnya sel T, dimana sel T tersebut
Patofisiologi yang akan merangsang sel B untuk mengaktifkan
antibodi (IgE). Proses ini mengakibatkan
Hipersensitivitas melekatnya antibodi pada sel mast yang
dikeluarkan oleh bisofil.

Apabila seseorang mengalami paparan untuk kedua


kalinya oleh alergen yang sama maka akan terjadi 2 hal
yaitu :
1. Ketika mulai terjadinya produksi sitokin oleh sel T,
sitokin memberikan efek terhadap berbagai sel
terutama dalam menarik sel-sel radang misalnya
netrofil dan eosinofil, sehingga menimbulkan reaksi
peradangan yang menyebabkan panas.

2. Alergen tersebut akan langsung mengaktifkan antibodi


(IgE) yang merangsang sel mast kemudian
melepaskan histamin dalam jumlah yang banyak,
kemudian histamin tersebut beredar didalam tubuh
melalui pembuluh darah.
Faktor yang berperan dalam alergi yaitu :
Etiologi
 Faktor Internal

1. Imaturitas usus (Ketidakmatangan Usus)


Hipersensitivitas
Imaturitas juga mengurangi kemampuan usus
mentoleransi makanan tertentu. · Secara mekanik
integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan
pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh.  Fakor Eksternal

2. Genetik 1. Faktor pencetus : faktor fisik (dingin, panas,


Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala hujan), faktor psikis (sedih, stress) atau
alergi, maka dapat menurunkan resiko pada anak beban latihan (lari, olah raga).
sekitar 17 – 40%, Bila ke dua orang tua alergi maka
resiko pada anak meningkat menjadi 53 – 70%. 2. Contoh makanan yang dapat memberikan
reaksi alergi menurut prevalensinya: ikan
3. Mukosa dinding saluran cerna 15,4%; telur 12,7%; susu 12,2%; kacang
Mukosa dinding saluran cerna belum matang yang 5,3% dll.
menyebabkan penyerapan alergen bertambah.
3. Hampir semua jenis makanan dan zat
tambahan pada makanan dapat menimbulkan
reaksi alergi.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai