Anda di halaman 1dari 58

BacnN XV

*
Gangguan Alergi
R.Michael SIy

mam rumput (hay fever), asma, dan dermatitis ekzematoid pa-


I Bee 133 da keluarga individu terkena. Penderita atopik mempunyai ke-
cenderungan untuk membentuk antibodi IgE secara selektif
terhadap lingkungan antigen yang lazim. Produksi IgE ada di-
Alergi dan Dasar Imunologi bawah kendali genetik, dan tampak adanya hubungan antara
tipe histokompatibilitas antigen leukosit manusia (HL"{) de-'
Penyakit Atopik ngan respons hipersensitivitas yang diperantarai IgE. Pada
model eksperimental, respons antibodi IgE diatur oleh.sel T
penolong dan supresor antigen-spesifik yang mensekresi fak-
tor pengikat-IgE yang memperkuat atau menekan reaksi. Sifat
Alergi adalah perubahan spesifik, didapat, pada reaktivitas atopi seringkali familial dan dapat terlokalisasi pada khromo-
hospes yang diperantarai oleh mekanisme imunologis dan me- som 11q13. Individu atopik mungkin berbeda dari individu
nyebabkan respons fisiologis yang tidak menguntungkan. De- nonatopik dalam kemampuannya untuk mengatur produksi an-
finisi ini menghindarkan penggunaan istilah aler gi untuk gang- tibodi IgE atau untuk membuang alergen yang mengadakan
guan yang tidak menunjukkan adanya mekanisme imunologis. kontak dengan permukaan mukosa. Mungkin juga mereka
Misalnya, reaksi meruglkan (adverse) setelah menelan makan- mempunyai kendali yang tidak sempurna terhadap pelepasan
an atau obat yang pada beberapa orang dapat menyerupai re- atau pembentukan mediator atau bahkan merusak proses inak-
aksi alergi yang khas tanpa suatu bukti adanya dasar imunolo- tivasi mediator.
gis. Kadang-kadang ada dasar biokimia untuk reaksi tersebut,
Pembentukan antibodi IgE ditunjukkan pada orang atopik
seperti terjadinya diare sesudah minum susu pada orang-orang
dengan reaksi "bilur dan merah" ("wheal and flare") pada uji
dengan defisiensi disakaridase. Bila tidak terdapat alasan untuk
kulit dengan ekstrak alergenik. Namun kapasitas untuk mem-
mencurigai bahwa alergi menimbulkan tanda-tanda atau ge-
bentuk antibodi IgE tidak terbatas pada individu atopik karena
jala-gejala, penggunaan metode imunologis dalam diagnosis
IgE ditemukan dalam serum dan pada sel mast kebanyakan or-
atau pengobatan adalah tidak rasional.
ang yang normal. Pada pemaparan terhadap alergen yang kuat,
lstllah antigen dan alergen sering digunakan secara bergan-
seperti pada pekerjaan tertentu, atau pada respons terhadap al-
i:an, tetapi tidak semua antigen adalah alergen yang baik dan
ergen tertentu, seperti ascaris, individu nonatopik da-pat mem-
sebaliknya. Misalnya, toksoid tetanus dan difteri sangat anti-
bentuk sejumlah besar antibodi IgE spesifik-alergen. Namun,
genik tetapi hanya jarang menimbulkan reaksi alergi. Sebalik-
orang-orang atopik, membentuk antibodi IgE pada pemaparan
nya, protein tepungsari semacam rumput-rumputan (ragw e ed),
terhadap bahan-bahan lingkungan yang lazim seperti tepung-
salah satu alergen yang paling kuat, terutama tidak merupakan
sari dan tungau pada debu rumah, dan ini membedakannya
antigen yang kuat menurut'kriteria imunologis. Kebanyakan
dari nonatopik. P.ada penderita dengan asma, demam rumput
alergen yang terjadi secara alamiah mempunyai beberapa sifat
(hay fever) atau dermatitis atopik, kita dapat mengenali
umum yang sama. Mereka merupakan bagian protein, bersifat
subyek yang "sangat atopik" serta lainnya, dengan kecende-
asam dengan titik isoelektrlk2-5,5, dan mempunyai berat mo-
rungan atopik yang lebih kecil.
lekul 10.000-70.000 d. Molekul yang lebih kecil daripada
10.000 d tidak akan mampu menjembatani celah antara mole-
Adalah berguna untuk menandai reaksi imunologis dipan-
dang dari segi reaktan yang terlibat dalam usaha untuk mema-
kul antibodi imunoglobulin E (IgE) yang berdekatan pada per-
mukaan sel mast, suatu syarat untuk pelepasan mediator reaksi
hami mekanisme terjadinya jejas. Jejas jaringan yang diper-
antarai secara imunologis dapat terjadi sebagai akibat interaksi
alergi. Molekul yang lebih besar dari 70.000 d tidak akan de-
ngan mudah melewati permukaan mukosa untuk mencapai sel-
antibodi humoral dengan antigen atau interaksi.antigen de-
ngan limfosit (hipersensitivitas seluler atau tipe-lambat). Ada
sel plasma pembentuk-IgE.
Penggunaan istilah atopi atau atopik dalam menandai tiga bentuk reaksi antigen-antibodi humoral, dua diantaranya
leaksi alergi, secara tidak langsung menyatakan suatu faktor teriadi pada permukaan sel dan yang ketiga dalam cairan ek-
i,crediter yang diungkapkan sebagai kerentanan terhadap de- straseluler.
Dari dua reaksi yang terjadi pada permukaan sel, hipersen-
sitivitas tipe I, diperantarai oleh IgE (tipe cepat atau hipersen-
Diambil daii edisi ke-13 oleh Elliot F. Ellis sitivitas anafilaksis), merupakan daya tarik yang paling besar
754 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

bagi ahli alergi. Pada keadaan ini, basofil dalam sirkulasi dan percayai bahwa mekanisme serupa terjadi pada manusia. Hu-
sel mast jaringan, yang secara strategis terletak di sekeliling bungan respons IgE dengan gen respons imun (IR) terkait-
pembuluh darah menjadi "tersensitisasi" melalui pengikatan HLA telah dibuktikan pada beberapa alergen (antigen rumpur
antibodi IgE pada reseptor permukaannya. Ini merupakan keja- Ra3 dan HLA-AZ, antigen rumput Ra5 dan HLA-87, anrigen
dian awal dalam produksi jejas imun jaringan pasca-interaksi rumput gandum I dan ILLA-B8). Sintesis IgE pada umumnya,
alergen dengan molekul antibodi IgE yang terikat-sel; hasil dan hipersensitivitas secara spesifik, secara genetik ditentukan
akhrr reaksi ini tergantung pada lebar spektrum kejadian se- oleh sdl imun, kemungkinan oleh sel T penolong spesifik.
kunder yang melibatkan berbagai jenis sel limfoid, sel radang, Transplantasi sumsum tulang dari donor atopik ke resipien
sel penghasil mediator, dan produk-produk yang larut, yang nonatopik memindahkan diatesis alergik kepada resipien.
berasal tidak hanya dari semua sel ini tetapi juga dari jaringan Makrofag dan sel dendritik memproses antigen untuk penya-
lain (trombosit, sel endotel) pada tempat reaksi. Misalnya, jian pada sel CD+ (T penolong), yang diaktifkan oleh inter-
pada reaksi akibat alergen kuat tertentu pada kulit, bilur dan leukin (IL)-1. Sebagai akibatnya, sel T ini berdiferensiasi
merah awal tidak seluruhnya menghilang melainkan diganti- menjadi sel TH2, yang sesudah aktivasi oleh antigen yang re-
kan oleh lesi radang yang mencapai ukuran maksimal pada 6- lah diproses, dapat mensintesis IL-3, IL-4, IL-5, dan faktor
12 jam dan menghilang dalam 24-72 jam. Respons kulit yang perangsan g-kolon i granulosir- makrola g ( g ran u locyte - nnc ro -
lcmbat ini tergantung pada penarikan sel radang (leukosit pro- phage colony-stimulating factor = GM-CSF) dan sitokin lain
limorfonuklear, eosinofil dan sel mononuklear) melalui faktor (Gb. 133-1). IL-4 memainkan peran penting pada pertukaran
kemotaksis yang dilepas pada awal respons. Reaksi fase- isotip sel B dari sintesis IgM dan IgG ke sinresis IgE. Untqk
lambat juga terjadi pada paru-paru dan hidung. sintesis IgF yang optimal, IL-5 (faktor pertumbuhan sel B
Isilah reaginic IgE, IgE reagin dan antibodi homositotro- nonisotip) dan IL-6 (faktor deferensiasi sel B nonisorip) juga
plk menunjuk pada molekul dengan aktivitas melawan alergen diperlukan. IL-5 dan GM-CSF juga mengimbas diferensiasi
spesifik, seperti tepungsari rumput, sedang molekul IgE "non- eosinofil. IL-3 dan IL-4 adalah faktor pertumbuhan sel mast-
spesifik" ditemukan dalam serum dan jaringan semua individu Interferon gamma yang dihasilkan oleh subset limfosit T lain.
normal. Peran "normal" antibodi IgE tampak menjadi penaha- dapat menghambat sintesis IgE yang tergantung IL-4 dan ung-
nan hospes melawan parasit yang menginvasi jaringan. Pada kapan reseptor IgE afinitas rendah (CDzl) yang diimbas IL-4
manusia kemampuan mengimbas pelepasan mediator antigen- pada sel B.
spesifik dari sel mast dan basofil terutama terbatas pada anti- Sekali terbentuk, antibodi IgE menjadi terikar secara re-
bodikelas IgE. versibel atau "melekat" pada reseptor permukaan sel mast dan
Antibodi IgE, seperti antibodi IgA, disintesis oleh sel basofil. Pengikatan IgE pada reseptornya (FsR) melibatkan
plasma yang terletak terutama di
bawah permukaan mukosa daerah (domain) C4 dan C3 bagian Fc dari molekul imunoglo-
dan terutama pada saluran pernapasan dan gastrointestinal. Sel bulin. Pada individu nonatopik hanya 20-50% reseptor y-ang
plasma pembentuk-IgE muncul pasca-diferensiasi sel B yang ditempati oleh molekul IgE. Pada individu atopik dengan ka-
dirangsang antigen atau pendahulunya dar IgE serum tinggi, bagian yang lebih besar, sampai hampir
Modifikasi antigen secara kimia yang digunakan pada imu- 100Vo dari reseptor basofil dan sel masrnya ditempati oleh
noterapi penyakit alergi menekan respons IgE. Walaupun pe- IgE. Sekali terladi pengikatan lgE. basofil dan sel masr
ngendalian produksi antibodi IgE diketahui lebih baik pada "tersensitisasi". Pada kontak berikutnya dengan alergen spesi-
binatang daripada pada manusia, ada alasan kuat untuk mem- fik ini, dan jika molekul IgE terikat-sel cukup banyak, alergen

IL-I
IL-4
CDa ,.'=-._-----
:|--,,2 \

e
SetB
,qn-Oli.+,,
Gambar 133-1. Urut-urutan kejadian
yang menyebabkan sensitisasi alergik
IL-4T
IL-y ) 'L
dan reaksi alergi berikutnya pasca-
/ L. t"' ---
pemaparan terhadap alergen (Ag =
antigen; IL = interleukin; GM-CSF = -ie-
faktor-perangsang-koloni granulosit-
makrofag; ECF-A = faktor anafilaksis
kemotaksis eosinofil; NCF = faktor b
fi'^' Histamin
k:motaksis neutrofil; PGD, = prosta- Seldendritik
glandin Dr; LTC4 = leukotrin C4; PAF
selmast ---+ ECF_A
NCF
Eosinofil
= faktor pengaktif trombosit; MBP = PGD2
protein dasar utama; ECP - protein LTC q
kationik eosinofil; IgE = imunoglobu- PAF
lin El EDN = neurotoksin berasal dari --/\ EDN
. Heparin
eosinofil: EPQ
nofil).
= peroksidase eosi-
'P^, i+5.
-ECP
EPo
Triptase
133 . Alergi dan Dasar lmunologi Penyakit Atopik 755

dapat menjembatani molekul IgE yang berdekatan, menimbul- juga merupakan bagian integral membran sel atau telah men-
kan interaksi antara reseptor IgE. Ini menyebabkan sederetan jadi terserap ke atau menyatu menjadi membran. Berbeda de-
reaksi biokimia (aktivasi metiltransferase, metilasi fosfolipid, ngan reaksi IgE, atau tipe anafilaksis, macam reaksi kedua ini
pemasukan (influx) Ca2*, dan aktivasi siklus fosfolipid diasil- mengaktifkan sistem komplemen pada kebanyakan keadaan,
gliserol). Ini menyebabkan granula sel mast berfusi dengan dan sel yang terlibat dihancurkan. Contoh jenis jejas rmuno-
membran plasma sel mast, menyebabkan pelepasan bahan aktif logis ini terjadi pasca-transfusi sel darah merah yang tidak co-
secara farmakologis (seperti histamin), dikenal sebagai me- cok. Isohemaglutinin resipien (antibodi yang diarahkan mela-
diator kimia. Mediator yang terlepas bekerja pada reseptor ja- wan penentu pada permukaan sel darah merah) bereaksi de-
rrngan untuk menimbulkan gejala. Reaksi ini sebagian besar ngan sel yang tidak cocok, sistem komplemen diaktifkan, dan
reversibel; sel mast dan basofil berperan serta pada reaksi yang sederetan aksi protein komplemen menyebabkan lisis sel ter-
tidak lisis, dan pengaruh mediator hanya sementara. Walaupun sebut. Jejas imun analog dapat melibatkan trombosit atau leu-
IgE yang terkumpul dapat melekat pada komponen dari sistem kosit. Pada kasus anemia hemolitik imun akibat-obat, berbagai
komplemen lambat melalui jalur alternatif, peran serta sistenr mekanisme lain juga dilibatkan ("penonton yang tidak berdo-
komplemen pada gangguan hipersensitivitas diperantarai-IgE sa", penyerapan obat).
belum terbukti. Mediator kimia yang baru disintesis dilepaskan Mekanisnte imunopatologi tipe III (Arthus atau kompleks-
oleh sel mast 6-8 jam sesudah rangsangan antigenik. Dengan imun) jejas jaringan melibatkan antibodi humoral dan antigen
,remikian, reaksi fase lambat dapat berakhir 12-48 jam. yang terjadi pada sela ekstraseluler. Pada rasio tertentu anti-
Interaksi sitokin dengan'sel endotel penting dalam melo- gen terhadap antibodi, dibentuk kompleks antigen-antibodi
kalisasi eosinofil pada tempat reaksi alergi. Aktivasi sel en- yang bersifat "toksik" terhadap jaringan di tempat mereka di-
dotel oleh IL-l menyebabkan pengaturan penambahan molekul endapkan. Misalnya kompleks dapat menetap dalam organ
adhesi endotelial, termasuk selektin-E (molekul adhesi leukosit penyaring tubuh (seperti ginjal atau paru-paru) atau menginfil-
endotelial-1), molekul adhesi interseluler-l (intercellular ad- trasi dinding pembuluh darah kecil, mengaktifkan kaskade
hesion molecule-l = ICAM-1), dan molekul adhesi sel vasku- komplemen. Ada pelepasan bahan aktif secara biologis, ter-
ler-l (vascular ceLl adhesion molecule-l = VCAM-t). Aktivasi masuk faktor-faktor yang kemotaksis pada leukosit polimorfo-
endotel oleh IL-4 menyebabkan pengaturan penambahan nuklear (PMN), yang ditarik ke tempat tersebut. Dengan
VCAM- l. Daerah selektin pengikarlektin berinteraksi dengan memfagositosis kompleks tersebut, PMN dilisis, dan protein
ligand pada leukosit, menyebabkan leukosit menggelinding di dasar serta enzim proteolitik dilepaskan sehingga mencederai
atas sel endotel. Interaksi dengan integrin, ICAM-l dan jaringan. Penyakit kompleks imun menyebabkan Sampai 90%
VCAM- l. kemudian menghentikan leukosit, mempermudah glomerulonefritis imunologis pada manusia.
pergerakan keluar vaskulatur pada tempat reaksi alergi. I-igand
Jejas kompleks toksik melibatkan kerjasama antara berba-
untuk VCAM-1 adalah aktivasi antigen-4 yang amat lambat: ia gai antibodi pada terjadinyajejas jaringan. Pengendapan kom-
ditemukan pada eosinofil tetapi tidak pada neutrofil.
pleks imun yang berisi IgGr, IgGz, IgG3 dan IgM di pem-
Uji yang lazim untuk sensitivitas inhalan atau makanan buluh-pembuluh darah kecil dalam ginjal pada penyakit se-
menggunakan reaksi yang terjadi pada permukaan sel mast
rum eksperimental binatang, tergantung pada peningkatan per-
;rtara antigen dan aktivasi antibodi IgE. Sejumlah kecil ek- meabilitas pembuluh darah ini. Kejadian ini ditimbulkan oleh
strak tepungsari, jamur, ketombe, dan makanan dimasukkan histamin yang dilepaskan pada perjalanan interaksi antibodi
pada kulit penderita dengan tehnik goresan, tusukan, atau in-
IgE dan antigen yang bersamaan, yang menyebabkan "kebo-
tradermal. Jika antibodi IgE spesifik bagi uji antigen tersebut
coran" kapiler dan mempersiapkannya untuk menerima kom-
terikat pada sel mast subjek, interaksi antigen yang diinjeksi-
pleks toksik. Pengendapan demikian sebagian besar dapat di-
kan dengan IgE terikat sel melepaskan histamin, agen vasoak-
cegah dengan prapengobatan obat antihistamin pada hewan
tif kuat yang menyebabkan naiknya permeabilitas dan dilatasi percobaan. Contoh reaksi tipe III adalah penyakit serum dan
kapiler serta rangsangan refleks akson, menimbulkan reaksi bi- perikarditis kompleks imun atau artritis kompleks imun pasca-
lur dan merah yang sudah lazim. Prototip penyakit anafilaksis inleksi meningokokus atau Haemophilus influenzae.
atau yang diperantarai-IgE adalah demam rumput (hay fever)
Pada hipersensitivitas tipe IV, seLuler atau tipe-lambat, pe-
ragweed. Yang lain termasuk reaksi anafilaksis terhadap bisa
serangga, urtikaria akibat makanan, dan konjungtivitis atau rubahan patologis pasoa-interaksi antigen dengan limfosit T
rhinitis alergika.
yang berasal dari-timus, tersensitisasi secara spesifik. Dasar
Pada interaksi hipersensitif tipe II (sitotoksik) antara anti- terjadinyajejas jaringan pada reaksi imun seluler klasik belum
gen dan antibodi pada permukaan sel, imunoglobulin IgG atau seluruhnya dimengerti, tetapi jelas bahwa makrofag dan sel-
IgM bereaksi dengan penentu* (determinants) antigenik yang sel sitotoksik memainkan peran utama. Alergi kontak (racun
tanaman rambat 1vy, dermatitis kontak akibafkimia) merupa-
kan prototip penyakit alergi yang diperantarai hipersensitivitas
tipe-lambat. Reaksi obat yang melibatkan hati, paru dan ginjal
dapat merupakan contoh lebih lanjut penyakit yang diperanta-
Penentu antigenik atau epitop merupakan bagian terbatas molekul antigen yang
rai sel T. Imunitas seluler terlibat pada penyakit paru hipersen-
menentukan spesifisitas reaksi antigen-antibodi. Penentu antigenik dapat terdiri sitivitas infiltratil tertentu dengan pernbentukan granuloma
atas hanya empat. atau lima sisa (residu) asom amino. Pada kompleks antigen sebagai tanda patologis. Reaktivitas tuberkulin, penyakit
yang terdapat di alam, seperti tepung sari, mungkin ada beberapa ratus penentu
cangkok-lawan-hospes, dan reaksi transplan jaringan merupa-
molekul antigen pada permukaan, masing-masrng mampu mencetuskan respons
imun dan bereaksi dengan antibodi spesifik.
kan reaksi hipersensitivitas tipe IV tambahan.
756 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

133.1 Mediator Kimia Reaksi Alergi dan boksan baru. Prostaglandin D2 merupakan prostaglandin uta-
ma sel mast. Sel-sel lainnya juga menghasilkan prostaglandin
Mekanisme Pelepasan dan leukotrin, yang mempunyai berbagai peran (Tabel 133-l).
Kenaikan kadar adenosin monofosfat siklik (cAMp) intra-
Sel mast memainkan peranan sentral pada respons hiper- seluler disertai dengan hambatan pelepasan mediator dari sel
sensitivitas cepat. Heterogeneitas yang besar mungkin didapati mast. Prostaglandin dari seri E dan agonis p-adrenergik dapar
pada populasi sel mast dan basofil pada manusia; perbedaan
menyebabkan kenaikan cAMP.
antara pengecatan sel secara metakromatis ini dapat diukur de-
ngan kriteria morfologis, imunologis, biokimia dan fungsional.
Sel mast dan basofil dilibatkan tidak hanya pada reaksi yang Fahor-fahor yang Tidak Berasal dari Sel Mast yang Berperan
diperantarai IgE tetapi juga pada gangguan radang kronik lain- Serta pada Penyakit Hipersensitivitas Tipe Cepat
nya, misalnya, penyakit radang usus, artritis reumatoid dan in-
leksi parasit. Molekul dengan aktivitas biologis kuat yang berasal dari
Kejadian pemicu yang penting pada degranulasi sel mast eosinofil, dapat turut menyebabkan jejas jaringan pada penya-
dan pelepasan mediator kimia jejas alergi, merupakan ikatan-
kit yang diperantarai IgE dan penyakit lainnya. protein dasar
utama eosinofil (eosinophil major basic protein = MBp) me-
silang antibodi IgE terikat-reseptor (yang dapat dipandang se-
nyebabkan cedera epitel tergantung-dosis pada trakea marmot
bagai perluasan reseptor) dengan antigen spesifik multivalen.
dan pada bronkus manusia. Pengecatan imunofluoresens'me-
Walaupun antigen biasanya merupakan faktor utama yang me-
nampakkan pengendapan MBP ekstraseluler pada daerah des.
nyebabkan pendekatan reseptor IgE, proses ini dapat dise-
lesaikan meskipun tidak terdapat antigen atau bahkan tidak ter-
truksi epitel jalan napas pada penderita yang meninggal kare-
na status asmatikus. Jika MBP menyebabkan destruksi epitel
dapat antibodi IgE, misalnya, oleh aksi antibodi yang dimurni-
jalan napas, kemungkinan MBP memainkan peran pada sifat
kan terhadap reseptor IgE sendiri. Rangsangan lainnya dapat
juga menyebabkan aktivasi sel mast tanpa melibatkan antigen hiper-responsif bronkus khas asma. Pengendapan MBp juga
dapat dilihat pada lesi dermatitis atopik dan sering pada lesi
dan IgE terkait-sel. Yang termasuk rangsangan ini adalah pro-
duk-produk aktivasi sistem komplemen (C3a, C5a), kinin, pro-
urtikaria konik. MBP juga merangsang pelepasan hisramin
dari basofil manusia dan menyebabkan reaksi bilur dan merah
[ein dasar lisosom asal-neurrolil, dan limlokin.
bila diinjeksikan pada kulit manubia. Pada berbagai sisrem in
lsyarat alamiah apapun dari permukaan sel mast yang ber-
vitro (bakteri, parasit, sel tumor), peroksidase eosinofiL me-
peran sebagai perangsang degranulasi, menimbulkan serang-
nimbulkan jejas. Baik neurotoksin asal eosinofil maupun pro-
kaian reaksi biokimia yang mengakibatan pengeluaran granula.
tein kationik eosinofil menyebabkan cedera pada sel yang
Aktivasi serin esterase. penggunaan simpanan energi intra- bermielinasi pada binatang.
seluler, pemasukan kalsium atau remobilisasi kalsium intra- Kinin merupakan sistem protein lain yang diaktifkan pada
seluler, dan perubahan dalam sitoskeleton sel mast seperti ter-
proses radang yang mempunyai sifat penguat dan efektor.
jadinya polimerisasi mikrotubula selama pelepasan mediator.
Aktivitasnya adalah kemotaksis, menaikkan permeabilitas ka-
Perubahan pada metabolisme fosfolipid membran juga terjadi, piler dan kontraksi otot polos. Bradikinin, suaru nonapeptida
termasuk metilasi dan aktivasi fosfolipid ,dan pembentukan
merupakan produk yang paling penting dari sistem kinin.
hasil-samping fosfolipid, yang berperan serta pada fusi granula
Sistem kinin, kompiemen dan pembekuan adalah saling ber-
sel mast dengan membran sel, menyebabkan pengeluaran gra-
hubungan. Aktivasi faktor Hageman (faktor XII) merupakan
nula. Bila keluar dari sel mast, granula tersebut yang reiatif ti-
langkah awal pembentukan dan penambahan kinin. dengan
dak larut dalam air, dapat tetap utuh selama beberapa jam. lengkungan umpan balik positif menyerupai lengkungan jalur
Mediator-mediator yang dibentuk sebelumnya, seperti hista-
komplemen. Faktor Hageman (FH) diaktifkan oleh jejas ja-
min, faktor kemotaksis eosinofil, dan faktor kemotaksis lain- ringan dari sejumlah agen, termasuk pengelompokan IgG dan
nya, dibersihkan dengan cepat dari matriks granula dan segera
kompleks imun. FH dan kompleks kininogen berat-molekul-
bekerja pada jaringan lokal-otot polos dan sel endotel dalam
tinggi serta prekalikrein dan kininogen berat-molekul-tinggi
pembuluh darah. Kelompok mediator lainnya yang dibuat se-
serta faktor XI terikat bersama. FH tampak diotoaktifkan un-
belumnya tetapi terkait granula (seperti: heparin, arilsulfatase tuk membentuk FH teraktifkan (FHa), yang mengubah preka-
B, enzim seperti tripsin dan kimotripsin, dan faktor radang), likrein menjadi kalikrein. Kalikrein mencerna kininogen be-
dapat dilibatkan pada reaksi cepat dan reaksi fase-lambat; me-
rat-molekul-tinggi melepaskan peptida bradikinin yang vaso-
diator ini mengungkapkan aktivitasnya sementara mereka ma-
aktif. Bradikinin mempunyai pengaruh kontraktilitas yang
sih menjadi bagian granula yang utuh atau hanya sesudah kuat pada otot polos, menyebabkan permeabilitas kapiler ber-
glanula mulai lerut.
tambah, dan mendilatasi arteriole perifer. Ia juga merangsang
Menjembatani molekul-molekul IgE, terikat-sel yang ber- reseptor nyeri. Sekurang-kurangnya dua kinin plasma lainnya
dekatan, juga menyebabkan pelepasan asam arakidonat dari mempunyai aktivitas biologis yang serupa dengan aktivitas
fosfolipid membran secara langsung oleh kerja fosfolipase ,\2 biologis bradikinin. Peran bradikinin pada penyakit alergi be-
atau secara tidak langsung oleh keqla fosfolipase C yang lum pasti. Dr.lumpai beberapa penderita urtikaria dingin de-
berikutnya dan lipase digliserid. Metabolisme asam arakidonat ngan kadar bradikinin dalam plasma yang meningkat.
oleh jalur lipoksigenase menyebabkan pembentukan asam 5- Faktor pen gaktif-trombosit (FPT), adal ah suatu fostblipid,
hidroksieikosatetranoat dan leukotrin B+, C+, D+ dan E+ baru. disintesis oleh berbagai sel, temasuk sel endotel vaskuler,
Metabolisme asam arakidonat oleh jalur siklo-oksigenase monosit, makrofag, neutrofil dan terutama eosinofil, juga
menghasilkan pembentukan berbagai prostaglandin dan trom- trombosit. FPT ini merupakan pengimbas kenaikan penne-
133 . Alergi dan Dasar lmunologi Penyakit Atopik 757

I ABEL 133-1. Mediator Kimia Reaksi Alergik


Medietoi sifnt:dfct Akair,(pefan)

Hira:min(dibeffik 5, .Iffidazolitetil*dn REseF.tbF.X{iii M.eha;i.l perrneabilites veriu}ae


,,scb$1.l1rll[f-,.,1', ,,-.,,,,,,:-.i;.].,i.K-,0lnt!.a,!!rFgtotpolos.,.,,, -
tir''F, B'fi!!'{1111

P;;t;;;k;' prosragtandin
.="r;ut,,
,;;;i',1.'Mbjihikk odukslmukus hid g r.,.:1:,:

'4ttti l]l'. ri,n hJ okinesis posilif pad-a ng.ulrofii an eoilnoiil


Pengaruh kemoraksis positit pada neutrolil dan eosinofil
Rangsangan reseptor iri ran bronkial

,Ri or Hr; Md ikkan nalabitiias, vastutei


Menaikn $ekresi alamJ.anb*ng-t , ,,
nen$d#tr tenctalr$i$ o"si'iif pa tg trofit Oanle ofir
Fengaffi kehotaksis ne$aiif'
p,qda nettrgfil dan:,,eoiinotil
Hambatan respons sel-T
Hambalan respons mediator basofil ibukan sel mast)
Penambahan sekresi asam iambung
Rangsangan sekresi mukus jalan napas
Mi.'n-ei.R'an AMP $iklik ':-"' ,,,, r'
:.i li i.i,,, ir'iliil::i"",t' Menaikkan pengaruh kronotropik dan inotropik pada janrung
:reff apepridaBr$.E-l j,il Val/Ata-GIy-Ser-GIu Penariltankemotaksisdandeaktivasieosinofi]
tt'p-M
t

' (dib,entq.k sd.b.b.1.u.@a), , :.,.r,:,,,'.i ';" UenamUatr reseplor komplemen eosinofil


pen' runitemotakiiid Se*ii.vasi
Oligo'rpitFfidaiF{(E-i'i E4rua,,L-p
"{$*=q=100.: rt,5o0.3,oo0-= eosinofil d[d,leukosit
{diben$k sebeln pya)
FKN-8MT (dibentuk Proteln neutr8l tJM
t.' 6UU.{"X]L| Penarikan kemotak si s dan deakt ivasi neutrofi I
seuelumnyaJ '
f'Hr (drbbqtuh o***i....11| $..'.$'$F,I(iEl {J,{h*ksadisil)i-,, Aggregasi trombosit dan sekresi amin
i iguuu'O$ffi$*nsilr rl Aggregasi neulrofil dan pelepasan enzim
Produksi prostaglandin dan lromboksan oleh trombosit
Menaikkan permeabi litas vaskuler
.-- Menyerupai seiuerie iiSi&is Otn i"rayaikuto Aari ,

r iiit:l.,jrri,l;
':::::l:i::,:::::
anafilaksis sistemik manusia yang Aiperantaiai-tge*
':i::l'S::!l:: Penarikan kemoraksis kuat dan ikrivasieosinofil
Kenaikan hiperrespons bronkus yang lama
tIgF., n'=(.dr,bc.-.:t l r$te$-gli- a*, yail$j-e$ Antikoagulasi (aktivitas pengikatan antiirombin III1
=,
- *nFulqtrEr
,
P,

Aktivitas antikomplemen t pada beberapa tempao


li
,
"':u':I'T'.ul: Memperbes'ar inakti visi histamin
,AP,am akidouail"-:l ASam lenutK Karoon-zu : Kontraksi otot polos
:
'::.:.:=,,:, ::':,'::
i,ll'i-i:ii1.:=:::1:::: .:
{ulbe, luk baru) Konstriksi bronkus
Pioduk;p,rduk;si$O: =,; Vasodilatasi (kulir)
ollieena.q:{D2, Kemokintgjp- granulosit .:,
I :::11

loloentuK Daru) ' t Pengaruh kronotlopik p@antUhg . , ,.:.:,.


M enaikkan permeabili tas vaskuler
Bersin

pcno
iffi : Rhinonhea
{ffiffift1u***,lii, Relaksasi otot polos
Bronkhodilatasi
Vasodilatasi
Fcrio tdibehl$ b.ffi ):'= i Konstriksi bronkus
Konstriksi mikrovaskulatur dan vaskulatur paru
FG ruibe,ry.g1q' sfli,l Ra:l*si*i:n# $otbs':1'
;,
, : ::'" ::: '::r:=:: :r'r':a !: !. I rr ' Vias- il dtaSi, p6fl ],p a'iii I:

T.K*i Koh#ksi$ronkus ri: ;..


r*itdtit'atravA,skder

Migrasi kemotaksis memerlukan perbedaan kadar dari sisi rangstLngan. Gerakan pada tidak adanya perbedaan rangsong disebut "kemokinesis pttsitif" GMp =

\ tei fu t.\ d te t rde n t tat : AG EF K= ase t iI -


I I i.r e ri I - e te dt t.s.[r t ri I kt tl i n.
758 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

TABEL 133-1. MediaLor Kimra Reaksi Alergik (lanjutan)


, :rtrriri-rlr rr--
r\{eitiatdi Ak$.i,$erag), i

Produk-proclrJ< lipok si genasb: B Kontraksi otot polos dan bronkokontriksi, terutama pada salur-
LTC+, LTD+, LT&
(dibentuk baru) napas perif'er ;

Sekresi mukus jalan napas


Stttlill
:',f ':'
Ia:.ti""ttt=t" -, lt ,rl:i':::';: Dilatasi dan permeabi li tas mikrovaskuler bertambah
t ll: Konstriksi arteria koronaria dan seiibralis
Depresi kontraktilitas miokardium.
ilf,'e+.taib.
:.
tlili'
: r:::=:. i::ir::'::r:rt:i-;i
;;11
I i t::::
:BM? ir Kemotaksis dan kemokinesis untuk neutrol'il dan eosinofil
perlekaian I eukosi t pada endore ti u m
f -enarkan
Aktivasi leukosit
SuFresi$rtgsi.limf sif .T
t{ETEs,( ihentuk K.q.rno.takgipSm&m$kinesiseosinofi ldffi nertrofil

abilitas kapiler yang kuat. Inhalasinya menyebabkan bronko- basofil, komponen tertentu sistem kontplemen mempunyai ak-
konstriksi akut sementara pada subjek yang normal maupun tivitas yang dapat membantu reaksi alergi. (l ) IgE yzing tcf-
asmatis. Hiper-responsivitas bronkus menyertai dan dapat me- kumpul (aggregated) dapat mencetuskan aktivitas sisrerr
netap selama beberapa minggu pada subjek normal tetapi tidak komplemen in vitro melalui jalur alternatif; kejadian ini ke-
dapat terjadi pada penderita asma, rnungkin karena hiper-res- mungkinan tidak terjadi in vivo karena dibutuhkan IgE, dalam
ponsivitasnya telah diimbas oleh FPT endogen. Mediator dile- jumlah besar. (2) Produk-produk kaskade komplemen ',pecah-
paskan atau dibentuk dalam responsnya terhadap jembatan an" atau "belahan" tertentu, C3a dan C5a, dapat mengimbas
rnolekul IgE terikat-sel, seperti faktor kemotaksis eosinofil dan pelepasan mediator (histamin) dari basofil dan dari sel mast
LTBa, dapat menarik eosinofil dan sel-sel lain yang mensinte- pada kulit, menghasilkan reaksi bilur dan merah. C3a dan C5a
sis FPT. yang selanjutnya dapat menyebabkan reaksi fase lam- disebut anafilatoksin karena mereka melepaskan histamin dan
bat beberapajam sesudah terjadi reaksi antigen-antibodi awal. komponen-komponen serum yang serupa,. yang mampu me-
Reaksi hipersensitivitas tipe I melibatkan reaksi fase awal nimbulkan anafilaksis mamut. C5a, dan C3a yang jauh lebih
( 10-30 menit) dan fase akhir (4-8 jam). Reaksi awal sesudah sedikit, bersifat kemotaksis untuk berbagai leukosit. Neutrofil
rangsangan antigenik adalah vasodilatasi, pembentukan edema yang tertarik ke tempat aktivasi komplemen oleh C5a dapar
dari kenaikan permeabilitas vaskuler, konstriksi otot polos mengalami degranulasi, melepaskan protein lisosom dasar
(bronkokonstriksi), dan produksi mukus. Respons ini terjadi yang memicu pelepasan mediator dari sel mast. Akibatnya pa-
karena pelepasan mediator sel mast yang telah disintesis sebe- da kulit adalah urtikaria yang menyerupai reaksi antigen-IgE.
lumnya dan yang baru. Respons ini dapat diobati dengan anti- Peptida N-formilasi kecil, yang berasal dari produk bakteri,
histarnin dan stabilisator membran sel mast seperti sodium juga memrliki aktivitas kemotaksis granulosit kuat dan dapat
kror-alin. Reaksi fase lambat mengabadikan perubahan awal bekerja dengan cara yang sama dengan aktivitas kemotaksis
permeabilitas kapiler juga mencakup penarikan jenis-.jenis sel C5a untuk menimbulkan urtikaria. (3) Peptida-seperti-kinin
radang di samping sel mast. Sel-sel yang ditarik ini (eosinofil, yang berasal dari C2 sebagai akibat aktivitas penghambat C I -
neutrofil, limfosit) terletak dalam sela perivaskuler. Eritema, esterase (Cls) fungsional yang menurun, diduga menengahi
edema, dan indurasi terjadi karena hiperiritabilitas jalan napas angioedem yang tampak pada angioedema herediter.
terhadap 'tantangan ulang' alergen. Reaksi radang kronis lam- '
Dari pertimbangan yang sebelumnya nyata, bahwa tanda-
bat ini kemungkinan turut menyebabkan hiper-responsivitas tanda dan gejala-gejala, reaksi alergi tipe-cepat yang khas se-
yang terdapat pada anak alergi dengan asma, rhinitis, dan der- perti anafilaksis, walaupun kebanyakan sering melibatkan me-
matitis atopik. Reaksi fase-lambat berespons jelek terhadap kanisme IgE, dapat akibat dari mekanisme imunologis non
terapi antihistamin atau bronkodilator tetapi dapat berespons IgE, ataupun dari mekanisme yang nonimunologis.
loaik) terhadap kortikosteroid.
Serotonin (5-hidroksitriptamin) merupakan amin yang va-
soaktif pada percobaan binatang, mengimbas kontraksi otot
polos dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Sembilan puluh Chung KF, Barnes PJ: Effects of plateler acrivating factor on airway calibre.
airway responsiveness. and circulating cells in asthmatic subjects. Thorax
persen simpanan serotonin tubuh ditemukan dalam saluran 44:108, 1989.
gastrointestinal, sisanya terbagi di antara sistem syaraf sentral Gleich GJ, Flavahan NA, Fujisawa T, et al: The eosinophil as a mediator of
dan trombosit. Sel nrast manusia kurang serotonin. Serotonin damage to respiratory epithelium: A model for bronchial hyperactivity. J
dilaporkan mengimbas bronkokonstriksi pada penderita asma Allergy Clin Lnrnunol 8l:776, 1988.
Holgate ST: Asthma: past, presenr and furure. Eur Respir J 6:1507, 199-1.
tetap' tidak pada orang normal, tetapi serotonin tidak punya Leung D, Kamada M: Developments in allergy. Curr Opin pediatr l:27, 19g9.
peran yang berarti pada reaksi hipersensitivitas cepat pada ma-
nusia. Serotonin secara istimewa dihubungkan dengan diare
pada sindrom kalsinoid.
Walaupun bukan merupakan mediator dalam arti yang
sama seperti produk-produk yang dilepaskan dari sel mast atau
134 t . Diagnosis 759

dap bau rokok atau bau khusus juga memberi kesan hiper-
t Bee 134 responsivitas bronkial khas asma.
Sifat gejala-gejala adalah penting. Batuk kering atau batuk
produktif dengan lendir bening yang terjadi sebentar-sebentar
Diagnosis dan berulang-ulang cocok dengan asma, tetapi batuk produktif
yang menetap dengan sputum bernanah memberi kesan bron-
kiektasi atau kistik fibrosis. Aspirasi benda asing sering me-
nyebabkan batuk yang timbul secara mendadak dengan pera-
saan tercekik yang disertai mengi. Batuk yang disertai dengan
METODE DIAGNOSIS UMUM DAN SPESIFIK afonia atau disfonia dapat disebabkan benda asing hipofarin-
geal atau laringeal atau papiloma laring. Penyumbatan glottis
RIWAYAT ALERGI. Riwayat alergi berbeda dari riwayat me- atau subglottis dapat menyebabkan batuk meletup (menyalak;.
dis umum mengenai sifat pertanyaan pada kemungkinan pe- parau. Batuk paroksismal memberi kesan pertusis atau benda
nyebab gejala-gejala. Pertanyaan ini meliputi riwayat "pa- asing bronkial.
paran" yang rinci terhadap kemungkinan alergen. Frekuensi, Rhinitis alergika adalah penyebab kronis atau berulang
lama, intensitas, lokasi dan perkembangan gejala-gejala ber- yang paling lazim, kotoran (discharge) hidung jernih, teruta-
kaitan dengan penentuan kemungkinan penyebabnya dan ke- ma bila keadaan ini disertai dengan bersin atau injeksi serta
putusan mengenai jenis terapi yang mungkin saja efektif. Ge- rasa gatal pada konjungtiva dengan airmata yang berlebihan.
jala-gejala musiman dapat berkorelasi dengan paparan ter- Kotoran hidung yang purulen memberi kesan infeksi. Tetesan
hadap alergen musiman seperti tepungsari. Paparan pada kadar postnasal yang disebabkan oleh rhinitis alergika atau sinusitis
tertinggi tungau debu rumah, sumber utama alergen pada debu dapat menyebabkan seseorang sering membersihkan tenggo-
rumah, sering terjadi pada akhir musim panas karena faktor ke- rokan, parau dan batuk pada malam hari. Gatal konjungtiva
lembaban yang tinggi menyokong proliferasi tungau. Namun, yang kuat yang disertai fotofobia dan kotoran konjungtiva pu-
alergi terhadap tungau debu rumah, biasanya menimbulkan tih dan lengket memberi kesan konjungtivitis musim bunga.
gejala-gejala yang kekal (bertahun-tahun). Alergi anjing atau Riwayat setiap pengaruh yang menguntungkan ataupun
kucing peliharaan yang boleh masuk ke rumah biasanya juga merugikan dari pengobatan sebelumnya dapat membantu da-
rnenimbulkan gejala-gejala yang kekal. Penderita mungkin lam menegakkan diagnosis serta memberi pedoman bagi te-
menyangkal hubungan antara paparan terhadap binatang dan rapi selanjutnya. Perbaikan rhinitis oleh karena antihisramin
ge1a;.r-geJalanya, karena mereka tidak berhasil mengenali bah- memberi kesan alergi bukannya infeksi. Antihistamin sering
wa kontaminasi ketombe binatang pada rumah dan peralat- melegakan batuk sebagai akibat drainase postnasal pada rhini-
annya menyebabkan paparan yang terus-menerus terhadap tis alergika, tetapi batuk yang lega oleh karena bronkodilator
alergen, walaupun papar'an pada binatangnya sendiri hanya memberi kesan asma.
sebentar-sebentar. Timbulnya atau memburukny a gejala segera Riwayat keluarga dekat adalal. relevan. Alergi atopik tam-
sesudah dalangnya binatang, atau adanya kesembuhan ketika pak sebagai rhinitis alergika. asma. lermatitis atopik atau urri-
anak keluar dari rumah seharusnya menimbulkan kecurigaan. karia dan manifestasi spesifik gangguan ini cenderung ber-
Hubungan antara gejala dan di mana gejala terjadi dapat sifat familial. Asma dapat bersifat familial apakah itu karena
memberi kesan suatu penyebab. Paparan terhadap tepungsari alergi atau bukan. Namun setiap keadaan ini dapat juga terjadi
tanpa riwayat keluarga yang positif.
""ringkali lebih kuat di hiar rumah daripada di dalam rumah,
terutama bilajendela tertutup dan terdapat alat pendingin udara PEMERIKSAAN FlSlK. Hasil dari pemeriksaan fisik tergan-
yang sedang bekerja. Mulainya gejala-gejala segera sesudah tung pada lama dan beratnya gangguan alergi. Tinggi dan be-
berpindah ke berbagai ternpat tinggal akan mengesankan pe- rat badan harus dibandingkan dengan nilai normal menurut
nyebab lin gkungan. Perubahan gej ala- gej ala selama perj alanan umur. Baik asma berat maupun pengobatannya dengan kor-
menrnggalkan rurnah dapat membantu menyingkapkan penye- tikosteroid adrenal dapat menekan pertumbuhan. Pertambahan
babnya. Memburuknya gejala-gejala di dalam ruang bawah ta- berat badan yang jelek dapar memberi kesan krstik fibrosis,
nah yang lembab dan pengap akan memberi kesan alergi pada suatu pertimbangan pada diagnosis banding asma.
jamur. Bertambahnya gejala pada malam hari dapat memberi Pulsus paradoksus, perbedaan tekanan darah arteri siste-
kesan bertambahnya paparan terhadap alergen di kamar tidur, mik selama inspirasi dan ekspirasi, normalnya tidak melebihi
tetapi asma biasanya memburuk pada malam hari, walaupun l0 mmHg. Selama asma akut perbedaan ini sering bertambah
tanpa paparan terhadap alergen. Membaiknya gejala pada akhir dan perbedaan yang melebihi 10 mmHg merupakan indeks
minggu memberi kesan adanya sumber alergen di sekolah atau keparahan penyumbatan jalan napas. Kenaikan lebih dari 20
tempat kerja. mmHg menunjukkan penyumbatan jalan napas sedang atau
Hubungan antara gejala dan aktivitas tertentu dapat mem- berat. Kemungkinan penyebab bertambahnya pulsus paradok-
hantu diagnosis. Gejala-gejala pernapasan yang menyertai pa- sus lainnya adalah kistik fibrosis, gagal jantung dan tampo-
paran terhadap potongan rumput segar memberi kesan alergi nade jantung.
terhadap tepungsari atau jamur. Gejala-gejala yang dicetuskan. Sianosis akibat penyumbatan jalan napas dapat menjadi
cleh pembersihan debu atau karpet sering disebabkan karena nyata jika saturasi oksigen arterial kurang dari 85V0. Sangat
alergi terhadap tungau debu rumah. Batuk atau mengi pasca- perlunya penurunan tekanan intrapleura (negatif tinggi) untuk
olahraga berat dapat terjadi pada anak yang menderita asma. memulai inspirasi melalui jalan napas yang tersumbat dapat
Timbulnya batuk karena tertawa, menangis atau paparan terha- menimbulkan retraksi supraklavikule r dan inte rko stal. Selama
760 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

TABEL 134-1. Penyakit yang Disertai dengan Jari Tabuh


ngan angioedema. Bilur seringkali tidak srabil, menghilang
dalam beberapa menit atau beberapa jam, hanya untuk timbul
lagi di tempat lain. Sering disertai adanya dermatografisme.
' Dermatitis kontak tampak sebagai erupsi
eritematosa atau
papulo-vesikuler pada daerah yang terpapar terhadap kontak-
tan.
Pemeriksaan mata dapat menunjukkan inleksi kon;ungtiva.
air mata berlebihan dan edema periorbital korjungtivitis aler-
gika. Kotoran konjungtiva yang lengket, kental, mukoid
diser_
tai dengan papilla raksasa pada konjungtiva palpebra aras,
pseudoptosis dan fotofobia akan memberi kesan konjungtivitis
musim semi (vernal).
Mukosa hidung mungkin tampak pucat, biru atau merah
pada anak dengan rhinitis alergika. Kotoran hidung jernih
dan
banyak adalah khas. Konka nasalis biasanya edema. Hipertr.ofi
tonsil dan adenoid merupakan komplikasi rhinitis alergika.
ekspirasi, udara yang terperangkap dapat menyebabkan penon_ Pemeriksaan dada dapat memperlihatkan penambah an
clia-
jolan sela interkostal selama asma akut. pelebaran alae nasi meter antero-posterior akibat asma. perbandingan lebar
dan
(cuping hidung) mungkin terlihat jelas. Kepala yang bergerak- ketebalan dada yang diukur dengan kaliper dada atau
oti-
geral- selama inspirasi pada bayi yang tidur telentang ."nun_ stetrik, memungkinkan evaluasi konfigurasi dada yang
objek_
jukkan clispnoe. tif. Dada bayi baru lahir yang normal selalu sirkuLr paAa
Pernapasan mulut dan warna gelap di bawah kelopak ba_ potongan melintang. Dengan adanya pertumbuhan, lebar
dada
wah mata (cahaya alergi) menunjukkan penyumbatan hiarng, bertambah lebih cepat daripada tebalnya (diameter
antero_
biasgrlya drspbabkan oleh rhinitis alergika. Sering .n"ng"ru-t_ posterior). Pada waktu tinggi anak mencapai 95
cm, sekitar
kan hidung dan salam atergi (altergic salute) (kebiasaan me_ usia 3 tahun, rasio ketebalan-lebar ."nu.un menjadi 0,75
dan
ngusap hidung yang pilek) juga memberi kesan rhiniris aler_ sesudahnya menetap antara 0,70 dan 0,75. penambahan
rasict
gika. Salam alergi berulang selama berbulan-bulan atau berta_ ketebalan-lebar yang abnormal terjadi selama asma akut,
tera_
hun-tahun mengangkat ujung hidung, menyebabkan keriput hi_ pi kembali ke arah normal sesudah berespons terhadap bron_
dung meiintang pada sambungan jembatan kartilago dan tu_ kodilator. Peningkatan rasio yang terus_menerus terjadi pada
lang hidung. Alur hidung rransversal yang familial, diwariskan anak dengan episode asma yang sering berulang atau terus-
sebagai sifat mendelian dominan, tidak berkaitan dengan rhini_ menerus, tetapi lebih khas pada keadaan kronis yang
disertai
trs. Garis Dennie (lipatan Dennie-Morgan), kerut di bawah ke_ dengan penyumbatan jalan napas yang menetap, seperti
kistik
lopak mata bawah dihubungkan dengan rhinitis alergika, asma fibrosi s.

dan dermaritis aropik. Pada penderita dengan asma, auskultasi paru dapat
mem_
Jari tabuh sangat jarang pada penderita dengan asma yang perdengarkan adanya mengi, lebih jelas pada ekspirasi,
dan
tidak terkomplikasi. Adanya jari tabuh memberi kesan kom_ fase ekspirasi pernapasan yang memanjang. Mengi biasanya
plikasi seperti bronkiekrasis atau penyakir lain (Tabel 134_l). menyeluruh, tetapi mungkin terdapat perbedaan kecil pada in_
Perb.ndingan ketebalan jari telunjuk pada dasar kuku dengan tensitas dari segmen ke.segmen sebagai akibat atelektasis
seg_
ketebalan jari pada sendi interfalangs distal merupakan met;de mental.
terbaik mengenali jari tabuh. Ketebalan jari telunjuk pada da_ UJI lN V|TRO. Hitung sel darah putih dan hemogram bergu_
sar kuku normalnya lebih kecil. Ketebalanjari pada dasar kuku na dalam menentukan adanya eosinofilia. Hitung eosinofil
to-
sebanding dengan ketebalan jari pada sendi interfalangs distal, tal lebih akurat daripada perhitungan dari pulasan darah.
dan simpang baku 2,5 di atds normal menunjukkan adanya jari Eosinofil menjadi sasaran irama diurna, jumlahnya tertinggi
tabuh. pada awal pagi hari. Karena terjadinya eosinofilia .ungtin
Inspeksi pada kulit dapat memperlihatkan bukti adanya hanya sebentar-sebentar saja, rnaka dua atau tiga kali pemerik_
derm.atitis atopik: suatu erupsi (pemunculan) eritematosa, ma_ saan yang hasilnya normal harus dilakukan, sebelum
memu_
kulo-papuler, sisik halus atau mencucur dan keluar cairan de_ tuskan tidak adanya eosinolilia. Biasanya jumlah eosinofil
ngan pelepasan kulit yang disebabkan oleh garukan yang pada anak kira-kira 250 sel/mmr. terapi dapar juga
normal
sering (lihat juga Bab 138 dan 596). Mungkin juga didapati ke_ sampai 700/mm3. Eosinofilia dari sekret salu.an pernapasan
rak bila ada infeksi yang menumpangi. Dermatitis dapat me_ pada penderita dengan rhinorea atau batuk adalah penring. pu_
nyeluruh, tetapi pada bayi biasanya ada kecenderungan (predi_ lasan sekresi hidung atau mukus bronkus harus diwarnaipada
leksi) pada pipi dan permukaan ekstensor ekstremitas. pada gelas mikroskop dengan pewarnaan biru metileneosin
(pewar_
anak yang lebih tua keterlibatan fosa antekubiti, poplitea, dan naan Hansel). Penemuan eosinofil yang lebih dari 5_10% pada
leher paling sering. Pada anak yang lebih tua dapar ierlihar je_ sekret hidung mendukung diagnosis ,hiniti, alergika. Adanya
las adanya likenifikasi dan hiperpigmentasi atau hipopigmen_ eosinofil dalam mukus bronkus sangat mengesankan asma.
tas i. Eosinofil darah pada keadaan alergi biasanya tidak melebihi
Penampakan lesi urtikaria dapat bervariasi dari bilur_bilur 15-20V0, tetapi mungkin jarang ada yang setinggi
35Vo pad,a
berukuran 1-3, multipel dengan kemerahan khas dari urtikaria anak alergi bila tidak didapati gangguan lain yang
dikerahui
kolinergik sampai bilui-bilur raksasa yang dapat disertai de_ menyebabkan eosinofilia. Eosinofilia juga ditemukan pada
134 I Diagnosis 761

TABEL 134-2. Kadar tmrnoglobulin E Serum pada Berbagai. Umur 1). Korelasi antara hasil URAS dan riwayat medik, uji provo-
Subjek Normal. kasi atau uji pelepasan histamin leukosit baik. Korelasi de-
Kisaran Mm[::Ge.itme.t a ngan uji alergi kulit juga baik, tetapi URAS agak kurang sen-
Umur gJ/rnL) { ,2-$DJ.(IIJ-/.tuL) sitif daripada uji kulit. Ada banyak variabilitas hasil URAS
antar laboratorium dan intralabolatorium pada spesimen yane
Q figl}-:,':,;:,r <0rlil'i'5i 0.i32G,,04 8) sama. Pemilihan laboratorium yang dapat dipercaya sangat
6 mingep. Q;1: n ?i8 0,69 i0;08i{il2)
l
3,bu1an I
0;34rt 0i8? {0ix8r8,fi6} penting. Modifikasi metode in vitro yang lebih baru untuk me-
6 bulan 0,948;0 2,68 (0,44.1,6,26) nentukan IgE spesifik menyatukan berbagai tipe pendukun-e
9 bulan i 0-,7=8,I e13S {0,i7'6if,13f ) padat untuk pengikatan alergen dan berbagai label untuk anti-
1 tahun f
'f =l'op
.3ii49i0;80;15;22x bodi IgE anti-manusia, menghasilkan produk berwarna, lumi-
2 tahun l;1.49;0 3,03 (0,31-?9,48i nesens atau fluorosens yang dapat dideteksi. Perbandingan
3 tahun b,5; 1,80 (0,19:15;86). langsung antara hasil metode yang lebih baru ini dengan hasil
4 rahun ?,,1 t6- .8.158 (1;0?;68,86),.
URAS masih sedikit yang telah dipublikasikan, terapi dara
1 tahun Ii6i69rP-.,1 2;89 {1,93-161 ,r' yang tersedia memberi kesan bahwa metode yang lebih baru
lu tanun 013i2!,5.2 I j6elp,lrtl:q,ri)=
t+ l0i-0.7,0i06r195ri8) agak kurang dapat dipercaya daripada URAS.
1dhUn., ,1,9-159,2
tr8;83 tahun 'l rl fl$,,:',,1., ?i,2,9:611*1
L0;2€.:IUlmt
Duta pada untur 0-11 tahun diambil dari Kjellman N-IM, Johansson SGO, TABEL 134-3. Penyakit Nonalergi yang Disertai dengan Kenaikan
tutth A. CLin Allergt 6:51, 1976. datu pada unuu'18-83 tuhun dianbil dari Kadar IgE Serum
N1'e 1.. Merrett 7'G, Landon J. et al: Clin Allergy I :13, 1975. Metode yang di-

ltttkur iahh pemeriksaan antib,'di gunda. Unruk nengubah IU/nL, menjadi


Infestasi Parasit
g,il. kalikan dengan 2.4. Askariasis
t Nilui nndus-nilai yang paling sering diamati. Kapilariasis
Ekinokokosis
Fasrol lasls
Filariasis
Cacing tambang
hipersensitivitas obat, gangguan reumatologis (periarteritis no- Onkosersiasis
..:Parag.ohimias.is ',;.,,,, ' r,r::,
dosa, arthritis reumatoid), pemfigus, dermatitis herpetiformis,
eosinofilia yang diwariskah, aspergilosis bronkopulmoner aler- i$klsiuson $ii '".. , . ':-
Strongiloidiasi s
gika, berbagai keganasan (leukemia, lirnfoma, penyakit Hodg- 'l rikinosis
kin), fasiitis eosinofilik, sindrom keracunan minyak, dan Larva migrans viseral
sindrom mialgia-eosinofilik (disertai dengan L-triptofan). Hi- lnfeksi
tung eosinofil yang sangat tinggi juga ditemukan pada infeksi Aspergi IosiS bronkopulmonal alergika
parasit cacing yang menginvasi-jaringan (Toxocara, trikinosis, Kandidiasis, sistemik
Echinococcus, Ascaris) atau malaria, dan pada sindrom hiper- , kotcsldioiOonitoiiS,. ,'r , ,', .rr.., . '' r:"

eosinofilia (sindrom Lriffler, infiltrat paru, kardiomiopati). Mononukleosis siromegalovirus


-,
Kortikosteroid menyebabkan eosinopenia hingga 6 jam pasca- {onohukleosis infeksiosa (virus Epstei*B*r)
dosis; waktu pengambilan spesimen darah harus disesuaikan
secara tepat.
r;niildnsieili i:",, -
Sinarom hiperimunoglobulin E
'=,-,'

Sejumlah uji imunologis in vitro bermanfaat dalam mendi- Defisiensi IgA. selektif
agnosis alergi, seperti pengukuran kadar imunoglobulin (lg) Sindrom Nezelof
rotal dan spesifik serum dan penentuan sensitivitas leukosit Hipoplasia timus (anomal i Diceorge)
penderita selama pelepasan histamin akibat-antigen. Tabel Sindrom Wiskott-Aldrich
I 34-2 menunjukkan kadar IgE serum pada subjek Swedia nor- Penyakit Neoplastik
rnal berbagai umur. Harga normal bervariasi pada berbagai Penyakit Hodgkin
populasi. Rata-rata kadar igE pada orang atopik sering lebih Mieloma lgE
Pe-nyakit dan Gangguan Lain
tinggi dari normal, walaupun sejumlah individu alergi yang
Luka bakar
berarti mempunyai kadar IgE normal atau rendah. Sebenarnya Kistik fibrosis
kadar serum IgE yang amat rendah dapat lebih berguna dalam
Dermatitis, akral kronis
mengesampingkan penyakit atopik daripada kenaikan ka- Eritema nodosa, siieptokotus
darnya dalam memperkuat diagnosis ini, walaupun penderita .-.1j.lnor cuiiiain-B.i d,., ii=:: r'=:1r;,
dengan kadar IgE, rendah dapat menderita atopi. Namun, pada HemoiiOerori., pulmonal primer
penderita dermatitis atopik aktif, kadar serum IgE biasanya sa- Nefritis interstisial. akibat obat
ngat meningkat. Kenaikan kadar IgE total selama masa bayi ,
.rPeny tlKawa$aki,,,.. :, ': i rr r::=::: :::

memberi kesan kemungkinan perkembangan penyakit atopik Penyatit natl


berikutnya. Tabel 134-3 menunjukkan beberapa gangguan Pemfigoid. bullosa
Pol iarteritis nodosa, infantil
rcnatopik yang disertai dengan kenaikan kadar IgE serum.
Artritis reumatoid
Uji radioallergosorbent = URAS (radioalLergosorbent test)
Ig = imunoglobulin
menentukan kadar IgE spesifik-antigen dalam serum (Gb 134-
762 BAGIAN XV A Gangguan Alergi

Radio Alegro Sorbent Testing untuk alergen tersebut pada permukaannya, interaksi alergen-
Disk Kertas
IgE memicu kejadian biokirnia yang memuncak dengan ter-
Antigen

tt t fl
jadinya pelepasan histamin dan mediator sel masr lainnya.

O+
Diaktifkan
Antigen
dipasangkan
dengan
Histamin bekerja pada reseptor histamin pada pembuluh darah
kecil, menyebabkan permeabilitas, dilatasi dan rangsangan re-

n
dengan BrCN fleks akson, yang menyebabkan reaksi bilur dan merah. Re-
[, Disk A
aksi intradermal positif adalah suatu bilur indurasi sekurang-

+ nt ru
lgE bergabung .,li/,\lr, kurangnya 5 mm, ditambah eritema yang mengelilinginya.
dengan Antigen II lz,,
yang terjadi 15 menit setelah penyuntikan antigen. Reaksi ce-
pada Disk

o
Serum pasien
yang mengandung Anti-lgE
pat bilur dan merah biasanya memuncak pada 15-30 menit
antibodi lgE beradiolabel dan kemudian menghilang. Namun padh beberapa penderita
/.- bila bilur telah melebihi diameter 10 mm, dapat disertai reaksi
Kompleks Anti-lgE fase lambat. Bilur menjadi kurang nyata, tetapi edema dan eri-

rru beradiolabel-Antigen-lg E
yang diukur dalam Gamma
Scintillation Counter
tema tetap, puncaknya pada 6-8 jam, dan sering sembuh da-
lam24jam. Reaksi fase lambat disertai dengan rasa terbakal ,
gatal, dan panas serta dapat membesar lebih dari dua kali
ukuran reaksi cepat sebelumnya. Pemeriksaan histologis re-
Gambar 134-1. Dasar uji radioalergosorbent = URAS (Radloallergonrbent
Ze,rr). Sesudah aktivasi beberapa bentuk selulose (misalnya: lempengan kertas)
aksi fase lambat ini menampakkan infiltrat seluler campuran.
dengan brom sianida (BrCN), antigen digabung secara konvalen dengan lem- termasuk sel mononukleus, eosinofil dan neutrofil.
pengan untuk membuat antigen tidak larut. Inkubasi dengan serum penderita Reaksi cepat bilur dan merah pada kulit menunjukkan.
memungkinkan setiap antibodi spesifik melekat pada antigen. Antibodi ini teta-
bahwa antibodi IgE spesifik didapati juga pada sel mast daiam
p teri^dt pada antigen sesudah pencucian. Penambahan imunoglobulin E (lgE)
jaringan organ yang secara klinik rerkena. Ini tidak menunjuk
anti-manusia terradio-label menghasilkan kompleks antigen-lgE berlabel.
Kompleks ini kemudian dihitung dalam penghitung sintilasi gamma. Jumlah kan bahwa penderita akan mendapatkan gejala-ge.iata kLinik
disrntegrasi per menit sebanding dengan jumlah IgE spesifik pada contoh se- pada papctran terhadap alergen. Beberapa orang yang atoprk
rum.
tidak menunjukkan gejala pasca-paparan alami terhadap aler-
gen yang menyebabkan reaksi positif bilur dan merah pada ujr
kulit. Seperti biasanya, semakin membesarnya ukuran reaksi
bilur dan merah, semakin besar juga kernun-ekinan hubungan
Metode in vitro penentuan IgE spesifik untuk beberapa
alergen secara sinlultan lelah dipasarkan sebagai uii saring un-
uji antigen secara klinik. Namun kita harus berhati-hati agar
tidak menginterpretasikan hasil uji kulit secara berlebihan
tuk aiergi. Beberapa data evaluasi metode serupa ini yang te-
lah dipublikasrkan menunjukkan bahwa mereka relatif tidak Uji kulit positif yang diperoleh dengan reknik rusuk mem-
punyai korelasi yang lebih baik terhadap pengukuran antibodi
sensitif dan dapat gagal mengenali lebih dari 30Vo anak dengan
IgE spesifik dan terhadap penampakan gelala klinik pada pa-
alergi.
paran terhadap alergen, daripada uji intradermal yang lebih
Metode apapun untuk menentukan IgE, spesifik, hasilnya
sensitif. Dengan teknik intradermal, hanya mereka yang post-
harus dikorelasikan dengan riwayar medis penderita untuk me-
negakkan keterkaitan klinik. Penentuan IgE spesifik in vitro
tif, yang diperoleh dengan pengenceran ekstrak yang tinggi
(kadar rendah), yang mempunyai korelasi yang ringgi. Sean-
mempunyai keuntungan maupun kerugian dibandingkan de-
ngan uji alergi kulit (Tabel 134-1). Untuk ahli klinik yang ber-
pengdlaman uji alergi kulit tetap merupakan metode pilihan TABEL 134-4. Penentuan IgE Spesifik dengan URAS*
pada kebanyakan penderita. dan Uji Kulit
Uji pelepasan histamin leukosit mendeteksi antibodi IgE ,,;:
spesifik yang melekat pada perrnukaan basofil darah perifer
V..ad-libel.:.., I I ll-{ulit i{J. s
Risiko reaksi'alergi Ya Tidak
dengan mengukur jumlah histamin yang dilepaskan dalam res-
ponsnya terhadap tantangan antigen. Inkubasi serum dengan
SensitivimJt Sangat Ku-
basofil dari donor nonsensitif juga memungkinkan deteksi an-
f"rpe.n garut oleh antihistami n Yu rang
Terpengaruh'cileh konikosteroid B iaP#a tidakrj,:Tidalt
tibodi dalam serum. Jumlah histamin yang lepas dinyatakan Terpengaruh oleh dermariiii irau Ya ,..:=iiiliir d
sebagai persentase histamin total dalam sel dan bervariasi de- dermografisme yang luas '' ij:+-tdl[:
Tid$ , r'{
ngan dosis alergen. Dosis alergen yang kecil melepaskan hista- Menyenangkan, i<urang mencemaskan "-Y",4
min bila sensitivitas sel tinggi. Umumnya hasilnya berkorelasi penderita
dengan uji alergi kulit, tetapi uji kulit lebih sensitif. Sekitar Seleksi 4nrigen luas -* ,fF= ri
1570 subjek mempunyai basofil yang tidak melepaskan hista- Hlrii.*;-: Yp,.:": Tidak
min (in vitro). Kerumitan prosedur ini sangat membatasinya Mah;' . :

Tiilrk "..!a
Semi kuantitatif Fidak rii.:Ya
untuk penggunaan dalam penelitian.
Labilitas at"rgen Yla
lN VIVO. Penentuan reaktivitas alergi dengan uji kulit '-Tidak
langsung pada penderita merupakan alat penting dalam mendi-
URAS sebagai contoh uji in vitro lain.
agnosis sensitivitas yang diperantarai-IgE. Sejumlah kecil ek- fKarena uji kulit lebih sensitif, ntereka lebih dupat dipercaya daripada URAS
strak alergen dimasukkan ke dalam kulit dengan goresan/ dalanr nengknfirnasikun keadaan analiluksis tang sangat berbahayu jiku
tusukan (metode epidermal atau epikutan) atau tehnik intrader- sensitivitas naksimum diperlukut (seperti; penisilin, hi)ersensitiNitas Hynrc_
n0ptera)
mal. Jika sel mast penderita mempunyai antibodi IgE spesifik
URAS = uji rudbalergosorbent
135 a Dasar'dasar Pengobatan 763

ciainya hanya larutan ekstrak aJergen berkadar tinggi (misal- titik-akhir); karenanya, uji tantangan bronkial terutama dica-
nya: l-100 atau 1-10 berat/volume) yang menyebabkan uji in- dangkan untuk tujuan penelitian. Sebaliknya, uji provokatif
trakutan positif, hasilnya akan lebih sering tidak memiliki arti bronkial dengan metakolin atau histamin bermanfaat bila de-
l<linik sedikitpun. Pengendalian dengan histamin juga harus di- rajat reaktivitas jalan napas pada asma harus ditentukan, dan
gunakan untuk perbandingan. Interpretasi reaksi demikian bila diagnosis asma tidak pasti. Uji tantangan metakolin bron-
yang berlebihan telah menyebabkan penggunaan ekstrak aler- kial menghasilkan bronkokonstriksi yang mencolok pada pen-
gen secara berlebihan pada terapi imun. derita asma dibandingkan dengan kontrol normal. Anak atopik
Berbagai obat dan ekstrak yang berisi materi atau bahan iri- tanpa asma juga mengalami peningkatan hiperresponsivitas
tan yang tidak terlalu jenuh. dan teknik yang tidak tepat dapat terhadap provokasi metakolin, mengesankan suatu kecende-
mengimbas pelepasan histamin nonimunologis dari sel mast rungan akan adanya reaksi hiperaktivitas bronkus nonspesifik.
jaringan. Hasil reaksi bilur dan merahnya tidak dapat dibeda- Provokasi oral harus dilakukan dalam suatu fasilitas yang
kan dari hasil pasca-interaksi lgE-alergen, dan sensitivitas IgE mampu melakukan resusitasi kardiopulmoner, dan provokasi
dapat disimpulkan secara salah. Obat-obat lain dapat meng- ini tidak boleh dilakukan (kontraindikasi) jika reaksi anafilak-
hambat gambaran lengkap dari uji kulit positif yang berkaitan sis telah terjadi. Uji provokasi dengan makanan telah diguna-
secara klinik. Obat-obat ini antara lain adalah obat-obat adre- kan untuk mendiagnosis suatu alergi makanan yang diperan-
nergik tertentu, seperti epinefrin dan efedrin serta antihistamin. tarai IgE dan dermatiiis atopik akibat makanan. Pasca-pele-
Obat-obat ini harus dihentikan sebelum uji kuiit dilakukan nyapan (eliminasi) diet, antigen makanan dimasukkan pada
(efedrin sekurang-kurangnya 12 jam, kebanyakan antihistamin percobaan provokasi buta-ganda. Uji kulit dapat membantu
sekuran-e-kurangnya 72 jam, hidroksisin selama 5 hari, dan mengenali makanan yang menyalahi, terutama adanya hu-
astemisol sekurang-kurangnya 2 bulan). Untuk meyakinkan bungan antara penelanan dan kejadian-kejadian yang diperan-
bahwa kulit mampu bereaksi terhadap histamin yang terlepas tarai-IgE (anafilaksis, urtikaria, angioedema, eksim, kam pe-
::cara endogen, kontrol histamin positif (histamin fosfat, lVo), rut). Uji provokasi oral terindikasi jika terdapat riwayat yang
harus selalu digunak4n. Kortikosteroid yang hanya diberikan mencurigakan dan gejala-gejala membaik selama pelenyapan
selama beberapa hari tidak mempunyai pengaruh hambatan diet. Makanan spesifik diberikan dalam kapsul gelatin, dan
yang nyata pada reaksi bilur dan merah yang diperantarai-IgE gejala-gejala serta tanda-tanda yang muncul kembali dengan
dan tidak perlu dihentikan sebelum uji kulit, tetapi pemberian cepat pada anak dievaluasi. Manifestasi alergi tampak dalam
kortikosteroid sistemik setiap hari atau selang sehari selama I l0-90 menit, meliputi gatal, ruam makula eritem yang morbi-
tahun dapat menekan reaktivitas kutan terhadap kodein (tetapi liformis, mengi, bersin, batuk, nyeri abdomen, nausea, mun-
bukan pada histamin), memberi kesan penekanan pelepasan tah, dan kadar histamin serum yang meningkat.
histamin dari sel mast.
Karena timbulnya gejala pada paparan alamiah tidak dapat Aberg N, Engstrom I: Natural history of allergic diseases in children. Acta Pe-
berkorelasi dengan hasil uji kulit, ,rji provokasi dengan pa- diatr Scand 79:206. 1990.
paran langsung membran mukosa organ yang terkena terhadap American College of Physicians: Allergy testing. Ann Intem Med ll0:3 17.
989.
alergen yang diduga (biasanya dalam bentuk ekstrak atau aero- r

Bierman CW, Pearlman DS (eds): Allergic Diseases from Infancy ro Adulr


sol bahan) telah mendapat perhatian yang besar. Kebanyakan hood. 2nd ed. Philadelphia, WB Saunders, 1988.
uji provokasi membran mukosa telah digunakan pada penderi- Broadbent JB, Sampson H: Food hypersensitivity and atoprc dermatitrs. Pedi-
ta asma. Seperti yang umumnya dilakukan, uji ini memerlukan atr Clin North Am 35:1115, 1988.
penghirupan ekstrak alergen yang kadarnya semakin lama se- deShazo R, Smith D: Primer on allergic and immunologic diseases. JAMA
'268:2185.1992.
makin tinggi, oleh penderita, sesudah nebulisasi dengan alat Ownby DR: Allergy testing: In vivo versus in vitro. Pediatr Clin North Am
yang sesuai. Respons positif ditampakkan dengan bertambah- 35:995. 1988.
nya penyumbatan jalan napas ketika dipantau dengan uji fung- Pacheco S, Shearer W: Laboratory aspects of immunology. Pediatr Clin North
si paru-paru. Derajat sensitivitas penderita harus ditbntukan de- Am 41:623,1994.
Van Arsdel PP, Larson E: Diagnostic tests for patients with suspected allergic
ngan uji kulit sebelum uji provokasi dilakukan untuk menda- disease: Utility and limitations. Ann Intem Med 110:304, 1989.
patkan kadar ekstrak alergen awal yang sesuai, yang akan di-
pakai. Dengan pertimbangan yang hati-hati metode ini aman,
dan hasil uji provokasi berkorelasi secara baik dengan data
klinik. Namun, memakai waktu dan tidak sesuai untuk peng-
gunern umum di tempat praktik atau klinik. Uji tantangan
bronkus mungkin paling berguna pada penderita yang mempu- I Bne 135
nyai banyak hasil uji kulit positif, yang mana uji ini dapat
mengarahkan seleksi atas alergen-alergen, yang secara klinik
Das ar- das ar P e ngob atan
mungkin menjadi masukan yang paling berarti bagi campuran
ekstrak terapi imun. Pemilihan dengan cara ini memungkinkan
kadar alergen yang lebih besar, yang lebih berarti secara kli-
nik, dalam suatu campuran; daripada kadar yang mungkin, jika
semua alergen yang kemungkinan terlibat dalam uji kulit harus Penanganan gangguan alergi yang berhasil berlandaskan
dimasukkan. Penelitian menunjukkan korelasi yang sangat pada empat dasar: menghindari alergen atau iritan, terapi f'ar-
baik antara hasil yang provokatif dari uji tantangan bronkial, makologis, irnunoterapi (hiposensitisasi atau desensitisasi) dan
URAS, uji kulit kuantitatif intradermal (metode pengenceran profilaksis.
764 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

Bila alergen yang rerkait secara klinik dikenali melalui ri- Penghindaran iritan penting dalam mengendalikan dan
wayat serta penggunaan uji alergi kulit yang benar, pelenyap_ mencegah asma. Sumber iritan potensial termasuk pemanas
an atau penghindaran terhadap alergen tersebut adalah semua minyak tanah dan tungku bahan bakar kayu" Merokok seha_
yans diperlukan pada banyak kasus penyakit yang diperanta- rusnya tidak diizinkan di dalam rumah, dan penderita dengan
rai-IgE. Jika riwayat dan uji kulit menunjukkan reaktivitas ter- asma harus menghindari fasilitas umum yang sepertinya rerpa_
hadap tungau debu rumah atau jamur, atau jika alergen kucing par asap rokok .

atau anjing turut menimbulkan gejala-gejala penderita, alergen Terapi farmakologis merupakan elemen utama penatalak-
ini harus dilenyapkan dari rumah sejauh mungkin. Rekomen- sanaan penyakit alergi (Bab 135.1). Obat-obat yang digunakan
dasi agar hewan peliharaan keluarga dijauhkan dari rurnah se- mempunyai peran spesifik dalam menghentikan jalan yang
ringkali sukar dilaksanakan. Bila gangguan alergi merupakan menyebabkan kerusakan jaringan sebagai akibat interaksi anti_
gangguan yang serius, seperti asma, dan bila anak mempunyai gen-antibodi. Obat-obat tertentu, misalnya, mengatur pelepas-
uji kulit yang positif akibat alergen anjing atau kucing, biasa- an mediator terimbas antigen (histamin, leukotrien); yang lain
nya orangtua dapat dibujuk untuk menjauhkan hewan tersebut. mempengaruhi tegangan otot polos, dan yang lain mencegah
Bila uji kulit terhadap ketombe negatif, mungkin masalahnya migrasi ke tempat reaksi alergi sel radang yang mempunyai
lebih sulit; kebanyakan ahli alergi percaya bahwa pelenyapan potensi untuk menghasilkan jejas jaringan. Bagi penderita
hewan peliharaan yang mempunyai kekuatan untuk mensensi- yang gejala-gejalanya tidak diperantarai oleh mekanisme
tisasi dari rumah tangga anak yang alergi diinginkan untuk imunologis, penghindaran alergen atau upaya untuk menaik_
profilaksis. kan toleransi terhadap alergen dengan imunoterapi tidak ber_
Alergi terhadap tungau debu rumah memerlukan tindak- hasil. Sebaliknya terapi obat, dapat efektif dalam mekanisme
an pencegahan untuk meminimalkan alergen tungau. penghin- yang melibatkan proses alergi ataupun yang bukan. penderita
daran dalam kamar tidur seringkali cukup, karena anak meng- asma nonimunologis atau nonalergik dapat berespond baik ter_
habrskan lebih banyak waktunya di tempat ini daripada kamar- hadap pengobatan seperti pada mereka yang padanya alergi
kamar lain di dalam rumah. Kasur, kotak pegas, dan bantal ha- memainkan peran utama.
rus dibungkus dengan penutup tahan alergen (allergen-proofl, . Imunoterapi cocok untuk pengobatan rhinitis
alergika atau
yang rapat. Menyedot kasur yang terbungkus sekurang-ku- asma yang diperantarai oleh interaksi antigen_antibodi IgE
rangnya setiap minggu diperlukan untuk menghilangkan yang disebabkan oleh alergen inhalan yang tidak dapat dihin_
tungau. Sprei harus dicuci paling sedikit setiap minggu dalam dari (Bab 135.2).
air panas (>70 C); air dingin tidak membunuh tungau. Tidak
Kecenderungan untuk membentuk antibodi IgE terhadap
boleh ada karpet atau permadani di kamar tidur karena kedua-
bahan yang berpotensi alergenik "tinggi', merupakan ciri pen_
nya merupakan sumber yang kaya akan tungau. penutup per-
ting suatu keadaan atopik. Karenanya pencegahan pemaparan
madani kecil dari kapas dapat diterima jika dicuci sekurang-
bayi dan anak yang berisiko mempunyai dasar yang rasional.
kurangnya sekali seminggu dalam air panas. Seharusnya tidak
Adalah tepat untuk merekomendasikan ASI bagi bayi_bayi
ada peralatan rumah tangga yang dilapisi dengan kain pelapis
yang dilahirkan dalam keluarga dengan riwayat yang kuat
dan tidak ada mainan isian didalam kamar tidur. Bila peminda-
akan penyakit demam rumput, asma atau dermatitis atopik dan
han karpet dari kamar tidur tidak mungkin dilakukan, pembe-
menunda pemberian makanan padat pada diet bayi tersebut
rian asam tanat pada karpet dapat menginaktifkan alergen
sekurang-kurangnya 6 bulan, terutama makanan yang berpo.-
tungau . Pemberian berulang pada karpet dengan interval 2-3
tensi alergenik tinggi. seperti telur, susu sapi, gandum, ikan,
bulan diperlukan karena larutan tidak membunuh tungau. Ben-
buah sitrun, dan mentega kacang. Ibu yang menyusui harus
ztl benzoat! membunuh tungau; pengobatan karpet setiap be-
menghindari makanan yang sangat bersifat alergenik dalam
berapa bulan diperlukan untuk mengendalikan populasi
dietnya karena terdapat bukti bahwa bayi dapat menjadi ter_
tungau.
sensitisasi terhadap antigen makanan yang dipindahkan ke da_
Kelembaban rumah tangga harus dipertahankan dibawah
lam ASI. Belum ditegakkan secara pasti apakah penundaan
507a untuk menghambat daya tahan hidup tungau. Adalah bi-
pemberian susu sapi pada bayi atopik dapat mencegah per_
jaksana untuk menghindari penggunaan alat penguap (vapor-
kembangan alergi terhadap susu sapi, terhadap penyakit alergi
izer). Alat pengurang kelembaban mungkin diperlukan dalam pada umumnya, atau terutama terhadap dermatitis atopik, wa-
ruang bawah tanah (basement) yang lembab. Alat pendingin
laupun didapat beberapa bukti mengenai pengaruh tersebut.
udara (AC) membantu mengendalikan kelembaban dan juga
mengurangi paparan terhadap tepungsari dan jamur dari ar Pemaparan lingkungan terhadap kadar alergen tungau de-
r:osfer. Jika pelenyapan kucing dari rumah tidak mungkin, bu rumah yang tinggi merupakan faktor risiko untuk sensiti_
cara-cara lain yang dapat mengurangi pemaparan alergen ialah sasi dan asma berikutnya. Tidak ada penelitian prospektif me_
pengeluaran hewan dari rumah, mencuci kucing lebih sering yakinkan yang menunjukkan bahwa penghindaran pemaparan
dalam setiap minggu, penyingkiran karpet dan peralatan rumah lingkungan bayi dan anak atopik terhadap alergen inhalan
yang terbungkus pemadani, serta perbaikan ventilasi. lainnya seperti alergen anjing dan kucing mengurangi ke_
mungkinan sensitisasinya, walaupun hasil demikian agaknya
beralasan. Kadar IgE darah tali pusat yang lebih besar dari 1,3
IU/ mL, kadar IgE serum yang meninggi, eosinofilia selama
masa bayi, dan riwayat keluarga dermatitis atopik, asma, atau
-Produk-Produk rhinitis alergika dapat meramalkan anak yang berisiko terha_
Pengontrol Alergi, 89 Danbury Road, pO Box 793, Ridge-
field. CT 06877. dap gangguan atopik di masa mendatang yang mana penghin_
i Acarosan, Fisons Corporation, Rochester, Ny 14623. daran alergi ini akan menguntungkan baginya.
135 | Dasar-dasar Pengobatan 765

I 3 5. 1 Terapi Farmakologis mempunyai aktivitas perangsang-p yang relatif lemah dan se-
ringkali menimbulkan efek samping yang merugikan, terma-
ADRENERGIK. Zat ini bergabung dengan resepror-o dan B suk aktivitas bertambah, imsomnia, iritabilitas. dan nyeri ke-
pada permukaan sel. Dengan beberapa pengecualian, obat-obat pala. Zat adrenergik nonkatekolamin yang lebih baru (meta-
yang mempengaruhi reseptor-cr menimbulkan respons fisiolo- proterenol, terbutalin dan albuterol), yang dapat juga diberi-
gis yang merangsang (vasokonstriksi), sedangkan obat-obat kan secara oral, mempunyai daya kerja agak lebih lama (sam-
yang mempengaruhi reseptor-B menghasilkan respons peng- pai 6 jam.1 daripada efedrin (sampai
tjaml dan mempunyai
hambat (bronkodilatasi). Pada jaringan tertentu respons terha- aktivitas seleksi relatif pada resepror p' pada jalan napas, de-
dap obat tergantung pada jumlah relatif reseptor a dan B dan ngan pengaruh kardiovaskuler isoproterenol dan efedrin lebih
apakah obat terutama merangsang reseptor-O(, reseptor-B atau sedikit, terutama bila diberikan secara inhalasi. Salmeterol
keduanya. adalah derivat albuterol yang masa kerjanya sangat panjang;
Variasi sensitivitas reseptor-B dari berbagai organ terhadap aksinya yang lama disebabkan oleh rantai samping lipofilik
agonis-B (stimulan) dan perbedaan dalam responsnya terhadap panjang yang berinteraksi dengan tempat pengikatan di dekar
obat-obat penyekat-p dari berbagai struktur kimia telah me- reseptor-Bt' memungkinkan kepala molekul feniletanolamin
nyebabkan pemisahan reseptor-B menjadi dua subkelas, Bl dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan reseptor-82. Inhala-
p'; reseptor-p' kira-kira mempunyai afinitas yang sama terha- si dosis tunggal salmeterol dapat menimbulkan bronkodilatasi
dap epinefrin dan norepinefrin, sedang reseptor-pr kira-kira sedikitnya selama 12 jam, menghambat reaksi fase cepar mau_
mempunyai afinitas l0 kali lebih tinggi terhadap efedrin dari- pun lambat terhadap alergen inhalan, dan menghambat hiper-
.
pada terhadap norepinefrin. Zat-zat yang mempunyai aktivitas responsivitas bronkial akibat-alergen selama 34 jam. Kar.ena
selektif-B" lebih besar (isoetarin, metaproterenol, terbutalin, dosis obat-obat adrenergik yang beberapa kali lipat lebih rendah
albuterol, fenoterol, bitolterol, pirbuterol, salmeterol), dapat efektif blla zat-zat ini diberikan secara inhalasi dibandingkan
menghasilkan bronkodilatasi yang efektif pada asma tanpa ke- secara oral, bila memungkinkan pemberian aerosol lebih disu_
naikan denyut jantung yang berarti seperti yang dapat terjadi kai untuk memperkecil efek samping yang merugikan.
pada pemakaian isoproterenol.atau epinefrin, karena kedua Autoantibodi yang melawan reseptor adrenergik-B2 pada
obat ini merangsang reseptor-B' bronkial maupun reseptor-bl sejumlah kecil penderita asma, pada sedikit penderita kistik
jantung. menyebabkan takikardia. Namun selektivitas untuk fibrosis, dan pada sedikit kontrol normal telah berhasil diketa-
leseptor-B' adalah relatif dan beberapa penderita mengalami hui. Adanya otoantibodi ini berhubungan dengan hiporespon-
takikardia sesudah .pemberian zat yang diduga selektif-B'. sivitas adrenergik-p. Autoantibodi demikian dapat menyebab-
Obat-obat selektif p' pada dasarnya tidak mempunyai aktivitas kan beberapa kelainan pada fungsi autonom beberapa penderi-
a-adrenergik dan dengan demikian tidak mempunyai pengaruh ta asma. Toleransi atau desensitisasi terhadap zat adrenergik
menekan. Zat-zat ini merangsang otot polos dan dapat menim- dapat terjadi, tetapi jika zat demikian digunakan sebagai obat.
bulkan tremor. Mereka juga merangsang glikogenolisis dan da- sedikit pengurangan pada lama atau intensitas pengaruh obat
pat menghasilkan hipokalemia. Karenanya, obat-obat demikian biasanya tidak berdpmpak serius terhadap terapi.
tidak menyebabkan 'kepucatan' yang dapat terjadi setelah pem- Efek samping obat-obat adrenergik yang merugikan dapat
belian epinefrin. meliputi tremor otot rangka, stimulasi jantung, memburuknya
Reseptor adrenergik-cr telah disubklasifikasikan menjadi hipoksemia, penyumbatan jalan napas bertambah, nyeri kepa-
subjenis cxl dan o'; reseptor ini mempunyai distribusi yang la, insomnia, iritabilitas, nausea, muntah, nyeri epigastrium.
luas dan menengahi berbagai pengaruh. Rangsangan reseptor- kemerahan dan toleransi (subsensitivitas, refrakter). Benzalko-
al mengontraksikan otot polos vaskuler dan jalan napas. nium klorida, bahan pengawet pada kebanyakan laruran nebu-
Walaupun percobaan in vitro dengan jaringan manusia te- lisasi albuterol dan metaproterenol, kadang-kadang dapat me-
l"h menunjukkan bahwa obat-obat adrenergik dapat mengham- nyebabkan bronkokonstriksi pada penderita asma, yang dapar
bat pelepasan mediator akibat-alergen dari sel mast dan baso- membatasi respons obat bronkodilator; obat-obat yang diberi-
fil, penggunaannya pada gangguan alergi terutama tergantung kan dari inhaler dosis-terukur tidak mengandung benzalko-
pada pengaruhnya terhadap otot polos dalam pembuluh darah nium klorida. Metabisulfit yang digunakan sebagai zar pensra-
dan pada saluran napas bronkial. Misalnya, rangsangan resep- bil dalam larutan untuk nebulisasi, dapat memperburuk bron-
tor adrenergik-cr mengurangi edema membran mukosa hidung kokonstriksi karena hipersensitivitas terhadap zat int. Keper-
melalui vasokonstriksi dan mengurangi permeabilitas venula cayaan yang berlebihan pada zat adrenergik dosis-terukur atau
dan kapiler, sedangkan rangsangan adrenergik-p menyebabkan obat-obat simpatomimetik aerosol-rumah dapat menyebabkan
relaksasi otot polos, yang paling tidak, melepaskan satu kom- penundaan dalam mencari perhatian medis, menambah risiko
ponen penyumbatan jalan napas pada asma. morbiditas dan bahkan mortalitas.
Yang termasuk obat-obat adrenergik adalah katekolamin TEOF|LlN. Ini'merupakan agen rerapeutik untuk pengobar-
(epinefi'in, isoetarin, isoproterenol dan bitolterol) dan nonkate- an asma akut maupun kronis. Cara kerjanya tidak pasti. Tidak
kolamin (efedrin, albuterol. metaproterenol, salmeterol, terbu- lagi dipertahakan, bahwa teofilin menghambat fosfodiesrerase
talin. pributerol, prokaterol dan fenoterol). Obat-obat kelom- adenosin monofosfat siklik (cAMP), karena kadar yang diper-
pok pertama dengan cepat diinaktifkan oleh enzim yang ter- lukan untuk memperagakan pengaruh ini toksik in vivo. Lagi-
dapat dalam saluran pencernaan dan hati; karenanya penggu- pula penghambat fosfodiesterase.kuat lainnya (misalnya, pa-
naan epinefrin dan isoproterenol sebagian besar terbatas pada paverin) tidak efektif pada asma. Kemungkinan cara kerja
suntikan, inhala: i rian p:nra.kaian topikal pada membran mu- yang lain adalah antagonisme adenosin, suatu pengaruh pada
kcsa. Efedrin, nonkatekolamin simpatomimetik yang tertua, aliran kalsium melewati membran sel, antagonisme prosta-
766 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

glandin, pelepasan atau interaksi sinergiktik dengan agonis Meskipun terdapat pembatasan-pembatasan ini, formulasr
adlenergik-p, dan peningkatan pengikatan cAMP ke protein teofilin SR menggambarkan kemajuan dalam mengatasi fluk-
pengikat-cAMP. Teofilin menyebabkan bronkodilatasi dengan tuasi kadar serum yang ditemukan pada produk-produk yang
merelaksasikan otot polos bronkial, rnenaikkan kadar katekola- diserap secara, cepat, terutama pada penderita muda yang me-
min endogen dalam sirkulasi, dan menaikkan kontraktilitas metabolisme obat dengan cepat. Bahkan pada produk SR, pen-
diafi'agma yang lelah. Ia dapat menghambat respons fase cepat derita yang memetabolisasi teofilin secara cepat dapat me-
maupun lambat terhadap tantangan alergen dan kadang-kadang ngalami fluktuasi kadar teofilin serum yang tidak dapat diteri-
rnengurangi hiperresponsivitas bronkus. ma, jika obat diberikan pada interval 12 jam dan bukannya in-
Baik pengaruh terapeutik maupun pengaruh toksik teofilin terval 8 jam. Penyerapan teofilin lebih lambat selama jam-jam
berkaitan dengan kadar serumnya. Insidens pengaruh toksik di malam hari, karenanya pemberian setiap 12 jam clapat
bertambah ketika kadar serum naik secara progresif di atas 20 menghasilkan kadar dini hari yang lebih tinggi daripada kadar
pg/ml-. Pengukuran kadar teofilin serum merupakan elemen jam-jam selanjutnya dalam sehari. Garam teofilin seperti ami-
penting dalam penggunaan obat yang efektif dan aman. Meto- nofilin (teofilin etilendiamin) tidak meningkatkan kemanjuran
de untuk analisis teofilin adalah spesifik, sensitif, cepat dan dan dapat menyebabkan pengaruh yang merugikan, karena
han''e memerl,ukan sedikit contoh serum; metode ini harus ter- timbulnya hipersensitivitas terhadap etilendiamin.
sedia di semua rumah sakit. Metode 15 menit yang tidak me- Sesudah penyerapannya, sekitar 60% teofilin terikat pada
merlukan alat, untuk penentuan kadar teofilin dalam darah protein (sedikit kurang pada prematur). Teofilin bebas dise-
tusukan jari (AccuLevel) memberikan hasil yang sangat baik. barkan dengan cepat ke dalam cairan badan, keseimbangan.
Farmakokinesis. Baik formulasi teofilin yang (slow-release antara serum dan jaringan menjadi sempurna dalam I jam
= SR) lepas-lambat (kebanyakan, tidak semuanya) maupun pasca-suntikan intravena. Kadarnya dalam ludah sekitar 60%
yang diserap secara cepat, semua untuk tujuan praktis, dapat kadar serumnya. Perkiraan kadar teofilin serum berasal dari
mencapai jaringan target secara sempurna. Preparat yang dise- analisis contoh air liur, yang dikumpulkan secara tepat, cukup
rap secara cepat dapat diberikan bersama makanan tanpa pe- tepat untuk kebanyakan tujuan klinik. Teofilin menyebar seca-
ngaruh yang berarti pada angka atau luas penyerapannya, teta- ra bebas ke dalam darah tali pusat, ASI (tidak berarti secara
pr sifat penyerapan produk-produk SR dapat berubah bila obar klinik pada bayi), dan cairan serebrospinal.
obat tersebut diberikan bersama makanan, menladi dipercepat Teofilin dimetabolisasi lewat proses biotransformasi dalam
atau diperlambat, tergantung pada produknya. Pemberian tab- hati melalui sitokrom mikrosomal tergantung-p450 oksidase
let TheoDur atau Slo-bid Gyrocaps bersama makanan biasanya fungsi-campuran (oksidase fungsi-campuran mikrosom yang
dapat menunda l-2 jam pencapaian kadar puncak serum de- tergantung-sitokrom P450). Metabolisme terjadi melalui pro-
ngan sedikit pengaruh atau tidak berpengaruh pada bioavail- ses-proses tergantung-kapasitas, baik yang urutan-pertama
abilitasnya. Sebaliknya pemberian TheoDur Sprinkle bersama (linier) maupun yang nonlinier. Beberapa penderita menun-
makanan dapat mengurangr bioavailabilitasnya sampai seba- jukkan kadar teofilin serum tergantung-dosis yang tidak seim-
nyal.50Vo. Pemberian Uniphyl bersama makanan hampir dapat bang, terutama pada dosis yang lebih tinggi, karena pelenyap-
menggandakan jumlah obat yang terserap, Pemberian Theo-24- an nonlinier. Sekitar l}-l5Vo teofilin diekskresi tanpa diubah
bersama makanan dapat disertai dengan 'penyerapan menda- dalam urin (50Vo pada prematur). Ada variasi antar-subjek
dak' hampir setengah dosis dalam masa 4-jam pada berbagai yang besar mengenai nilai klirens teofilin tubuh. Variasi kli-
waktu sesudah pemberian dosis pada beberapa penderita. Ka- rens intra-subjek juga terjadi. Seperti pada obat-obai lainnya
renanya, jika dokter tidak mau mengambil manfaat dari kenya- yang dibuang melalui metabolisme hati, banyak faktor ling-
taan, bahwa makanan menunda penyerapan produk SR tertentu kungan dan penyakit yang mengubah nilai pelenyapan (Tabel
(seperti, Theolair-SR), produk SR selain tablet TheoDur dan 135-1). Kebanyakan faktor yang terdaftar cenderung menu-
Slo-bid Gyrocaps, paling baik diberikan 60 menit sebelum ma- runkan klirens, dengan naiknya kadar teofilin dan risiko terha-
kan. Formulasi yang lepas sangat lambat mungkin bioavailable dap pengaruh yang merugikan. Keterkaitan klinik dari faktor-
tidak sempurna bila diberikan.pada penderita dengan waktu tran- faktor tersebut bervariaSi: merokok kretek, penyakit hati atau
sit gastrointestinal cepat (terutama anak). Penyerapan produk SR jantung, beberapa obat (antibiotik makrolid, simetidin, alo-
dapat bervariasi dari waktu ke waktu, bahkan pada penderita yang purinol, karbamazepin, fenitoin, rifampin) mempunyai penga-
sama, menimbulkan interpretasi data kadar serum yang membi- ruh besar, sedangkan yang lain mungkin kurang terkait secara
ngungkan. Kadang-kadang "palung" kadar teofilin akan lebih klinik (fenobarbital, ranitidin, kandungan diet protein-karbo-
tinggi daripada palung pada spesimen yang diambil pada saar hidrat, penelanan sate). Klirens teofilin rata-rata juga ber-
yang diduga mewakili kadar "puncak". Kadar puncak serum bia- variasi menurut umur dan dosis didasarkan pada kenyataan inr
sanya terjadi 4-8 jam sesudah pemberian (kebanyakan) produk (Tabel 135-2).
SR (--10 jam sesudah TheoDur, Sustaire atau Uniphyl). Farmakodinamis. Hubungan logaritmis antara pengaruh
Produk-produk SR yang dipasarkan berbeda dalam sifat-si- bronkodilator teofilin dan kadar serum dalam kisaran 5-20
fat pelepasan-teofilin, dan harus dilakukan dengan hati-hati pa- St"glmL terdokumentasi dengan baik. Kadar serum yang mem_
da perpindahan dari produk yang satu ke produk yang lain. berikan pengaruh bronkodilator optimal kemungkinan ber-
Penggantian preparat generik dengan preparat bermerek tanpa variasi dari penderita satu ke penderita lainnya. Dokter harus
sepengetahuan dokter ataupun penderitanya kemungkinan me- menggunakan respons penderita, bukannya kadar teofilin da_
rupakan sumber masalah. Penggantian yang tidak sah oleh ahli rah, sebagai pedoman untuk menaikkan dosis, tetapi dosis ha_
farmasi seperti ini legal pada kebanyakan keadaan, kecuali ka- rus tidak melebihi dosis rata-rata menurut kelompok umur
lau ada larangan tertentu pada resep, tanpa penentuan kadar puncak teofilin serum untuk memasti_
135 a Dasar-dasar Pengobatan 767

TABEL 135-1. Faktor-taktor yang Mernpengaruhi Klirens Teofilin sentral yang lebih serius (kejang, koma). Jat'ang sekali, namun
arGrJ.$'$ "d,il..$$ tiii=,
iii:.=;4ljrr*
$ ri dapat muncul, kejang-kejang sebagai tanda pertama keracunan
['aktoi iKe.$$lriffitiin fli,,,,,,,,,,,,,,
K ',
teofilin. Gangguan frekuensi jantung, paling sering takikardia,
Pe*y ! P,ertyrffii.:hati fosi3: i it lf idisme_ ......... ...
gangguan irama (kontraksi prematur atriuffr dan ventrikel atau
;, , Ki lq bl si$ takikardia), dan hipotensi sering ditemukan bersama dengan
keracunan berat. Termasuk masalah tambahan yaltu: hipoka-
:€,q$in&.p--:a -parii=, t ri; lemia, hiperglikemia, ataksia, dan halusinasi. Tanda-randa dan
P.eny.iiJ*t D;f3 .Srrr r,il,fi.,r,u gejala-gejala keracunan teofilin, secara keselur-uhan, tergan-
:ri:
'=:
i
=lii tung kadar serum, tetapi kadar yang disertai dengan gejala kc-
$-flgflllsl$iat-,
'i,PueBi$ii4$,a!i.:]
0,ball
0bstan
Tr e ddmisiti ,
LE
,E4.q,,qtnlfi H,,:
,,,
,P'e'#,t
i ii.i*flii===:'
II{?rbA flzepiiii.iritriiil,
l$i I '-,
=*; ;',,,,
racunan serius sangat bervariasi. Pada orang dewasa yang
kejang-kejang rata-rata kadar serumnya dilaporkan sekitar 50
.Fl,a d:iiir
&iti$.dJfl j, Rifn)ii.,p,! ii,i,,.,,,,
pg/ml dengan kisaran 20-70 ltglmL. Beberapa bayi yang ke-
'Simeii{itirt:,::r:r i r i.r.r
il
_

Fenobaibitai
l

:
jang-kejang akibarteofilin dilaporkan mempunyai kadar teo-
R*rri1{$"a1($ggaai. Terbutalin . filin serum amat tinggi (180 pglml pada saru kasus) ranpa
pada sinetidin) 'Idopidt#bn0li{intr..5t:e:tr sekuelae permanen yang tampak. Remaja sehat yang menelan
,l\OrurASepSr ofal I
: S.utnrurramn teofilin dalam upaya bunuh diri dapat mentoleransi kadar teo-
'K..e.to.,,\,.4-r$.f 11i;i, filin serum amat tinggi (melebihi 100 pg/ml) ranpa sekuelae
M{Fll if,iu:r ir'iii.L. perrnanen jika diobati dengan repat. Sebaliknya anak yang
P-'bntoikp:!$},i,,,.ti= I ....' :- :
rl I bertahan hidup dari keracunan teofilin berat dapar juga men-
lio.puri:r:l- derita cedera otak berat yang menyerupai sekuelae ensef'alo-
I la0enoazol
lroi alom ,t :lt' '.. pati anoksia.
inflUenza] ,.1
V:irk'$in Pengobatan keracunan teofilin harus dimulai dengan cara-
Kebia- Karbohidfai iingsi1 :ii Merokok lterbakau atau cara yang dirancang untuk merangsang muntah lmisalnya.
saatl : PSoteill qqqdah..,: rnarihuana) pemberian ipekak, jika penderita belum muntah) atau sonde.
,

Diet, . : Di-etlxmlinj .::.-.,, ' Pro.tpin ti nggi, karbohi- yang disertai campuran 30 gr arang yang diaktrfkan. untuk
-, diai;rdndah menyerap teofilin yang tersisa dalam saluran gastrointestinal.
sutE-iBigrng dibakar de-
Arang yang diaktifkan dapat juga membuang teofilin serum
yang telah diserap dari saluran gastrointestinal. Kemungkinan
terbaik ialah dengan menunda pemberian arang sampai timbul
muntahan bila menggunakan ipekak untuk meran-esang mun-
tah, karena arang juga menyerap ipekak. Sesudah penelanan
teofilin SR. dianjurkan pembelian arang berulang denean in-
kan keamanannya. Beberapa penderita mendapat pengaruh
terval 2-3 jam. Penambahan pencahar garam yang tak terab-
bronkodilator yang baik dengan kadar serum kurang dari 10
sorbsi efektif untuk mengurangi waktu transit usus bila produk
pg/ml; pada kasus-kasus demikian tidak perlu menaikkan do-
SR telah tertelan. Dialisis peritoneal dapat membuang teofilin
sis teofllin. Pemberian teofilin SR teratur untuk mempertahan-
dari penderita keracunan teofilin. tetapi hemoperfusi dengan
kan palung kadar serum 8-15 pg/ml dapat memberikan pe-
menggunakan kolom arang yang disiapkan secara khusus me-
ngendalian gejala asma ringan sampai sedang sebanding de-
rupakan metode pilihan. Indikasi untuk hemoperfusi arang ti-
ngan pengendalian yang dapat dicapai dengan menghirup bek-
dak ditegaskan secara sempurna; indikasinya tergantung pada
lometason dipropionat, 84 mg empat kali sehari.
kadar serum dan pada pertimbangan klinik. Diazepam meru-
Toksisitas. Keracunan teofilin merupakan masalah klinik
pakan terapi efektif untuk kejang, propranolol membantu un-
utama. Tanda dan gejala keracunan teofilin akut bervariasi dari
tuk pengobatan hipotensi atau aritmia supraventrikel atau
nausea ringan, insomnia, iritabilitas, tremor. dan nyeri kepala
aritmia ventrikel (lidokain juga efektif untuk takikardia ven-
sampai kejang-kejang dan'mati. Gejala gastrointestinal (nau-
trikel), dan ranitidin dapat membantu dalam pengendalian
sea, muntah, hematemesis, kam) biasanya tampak paling awal
muntah. akibat asam lambung.
dan ,mumnya mendahului manifestasi toksisitas sistem saraf
Penggunaan teofilin kronis dapat menghasilkan atau mem-
perburuk perubahan perilaku yang tidak kentara, seperti hiper-
TABEL 135-2. Kebutuhan Dosis Rata-rata Teofilin Sesudah Masa aktivitas dan gangguan tidur. Pengaruh-pengaruh ini tergan-
Neonatus tung dosis. Teofilin tidak mempunyai pengaruh yang meru-
gikan pada fungsi kognitif.
Unur..,' ii lrosts
lllir i
ANTIHISTAMIN. Antihistamin ini adalah obar-obar dari ber-
I iL

(tahuil),,1 t{ll (rh#.,,F ia*r)


bagai struktur kimia yang bersaing dengan histamin pada re-
<l 0., * unlur dalam minggu,
septor di berbagai jaringan. Setidak-ridaknya ada riga resepror'
lre lOn
tn
.y::
histamin; H'. H', dan H'. Pada mulanya hanya penghambar
$+1fi :::: :: :: ::::::
tr 2*16., r6,r8 reseptor-H1 yang digunakan pada _pengobatan gangguan
:.t:16: ttiA 14 I : tttt:::t: . :.t alergi. Namun, kombinasi antagonis Hr dan Hl, mungkin ber-
Dosis pertanla seharusnya setengah sampui dua pertiga dosis rata-rata manfaat pada beberapa penderita urtikaria kronis dan pada pe-
menurut unntr. Perubahun dosis lebih lanjut harus ditentuknn melalui respons ngobatan reaksi anafilaktoid seperti reaksi anafilaktoid yang
klinik dan dibimbing dengan penentuan teofilin serwn. disebabkan oleh suntikan intravena bahan kontras untuk uro-
768 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

grafi. Simetidin dan mungkin ranitidin, antagonis H2, meng- ramin tidak dapar terdeteksi dalam serum. Data menunjukkan
hambat respons hipersensitivitas ripe-lambat pada kulit, mem- bahwa klorfeniramin, bromfeniramin dan hidroksizin, mung-
beri kesan bahwa agen penyekat reseptor Hz dapat mengubah kin tidak perlu diberikan riga atau empat kali sehari, tetapi
jejas imun seluler. Antihistamin tipe-Ht, sebagai suatu kelom- bahwa dua atau bahkan sekali sehari mungkin'cukup. Di sam-
pok, adalah basa nitrogen dengan rantai samping alifatik yang ping antagonis histamin, antihistamin mempunyai pengaruh
menyerupai histamin. Rantai samping terikat pada berbagai farmakologis pada sekresi eksokrin, sistem saraf sentral, dan
konfigurasi cincin siklik atau heterosiklik. Antihistarnin dapat sistem kardiovaskuler. Beberapa mempunyai efek samping
dikelompokkan sebagai berikut: yang menyerupai-antikolinergik (Benadryl), sedangkan yang
Tipe l-etilendiamin (tripelenamin [Pyribenzamine], mera- lain sedatif (hidroksizin); kedua kelompok mempunyai potensi
pirilen [Histadyl]). menimbulkan rasa mengantuk.
Tipe Il-etanolamin (difenhidramin [Benadryl], karbinok- Karena antihistamin berperan sebagai antagonis kompeti-
samin [Clistin, Rondec]). tif, mereka lebih efektif dalam mencegah daripada melawan
Tipe lll-alkilamin (klorfeniramin [Chlor-Trimeron, Tel- kerja histamin. Untuk menjadi paling efektif, mereka harus
drin, Novahistine, Demazinl, bromfeniramin diberikan pada dosis dan interval yang mempertahankan tem-
IDimetane,
Brom-fedl, tripolidin [Actidil, Actifed]). pat-tempat resepror histamin pada jaringan terpenuhi. Hista_
Tipe IV-piperazin (siklisin fManezine], meklizin lBo- min dilepaskan secara eksplosif pada tempat reaksi yang di-
ninel). perantarai-lgE; karenanya, antihistamin kurang kuat dalam
Tipe V-piperidin (siproheptadin [Periacrin], melawan pengaruh histamin endogen daripada yang eksogen.
azatadin [Tri-
nalin l). Ketidak-manjuran relatifnya pada penderita asma bukan hanya
Vl-fen berhubungan dengan hal ini saja dan pada kenyataan, bahwa
Tipe otiazin (prometazin [Phenergan]).
mediator bronkokonstriksi selain histamin terlibat dalam re-
Hidroksizin (Atarax, Vistaril), yang mempunyai aktivitas aksi alergi pada paru; namun juga keterbatasan karena sedasi
antihistamin kuat dan beberapa generasi kedua antihistamin Hl hingga dosis tidak efektif. Antihistamin generasi-kedua dapal
tidak benar-benar pas ke dalam setiap tipe-tipe ini. Antihista- memberikan proteksi terhadap bronkokonstriksi yang diakr-
min generasi-kedua seperti terfenadin, astemizol, loratadin dan batkan oleh" berbagai rangsangan, termasuk alergen, olahraga,
setirizin (metabolit aktif dari hidroksizin) yang efektif dalam dan histamin. Banyak antihistamin yang memiliki aktivitas
menekan tanda-tanda dan gejala-gejala rhinitis alergika, tidak antikolinergik, yang bermanfaat pada rhinitis alergika untuk
melewati sawar otak (karena obat-obat ini lipofobik), dan mengendalikan rhinorrhea. Aktivitas antikolinergik dapat me-
mempunyai pengaruh sedatif yang lebih kecil daripada antihis- nimbulkan beberapa respons asma pada beberapa antihistamin
':min lainnya. Ini merupakan pembeda yang sangat penting; generasi-pertama. Pada anak antihistamin biasanya tidak
antihistamin generasi-pertama dapat menimbulkan gangguan mempunyai pengaruh yang baik ataupun yang merugikan
fungsi walaupun pada penderita yang tidak merasakan sedasi pada perjalanan asma.
atau gangguan dari obat. Antihistamin dapat ditemukan sendi- Ada sedikit alasan mengapa memilih antihistamin yang
rian atau dalam kombinasi dengan dekongestan pada preparat satu daripada lainnya, kecuali untuk menghindari pengaruh
komersial yang baru disebutkan di atas. Pengelompokan anti- yang merugikan, termasuk sedasi dan gangguan fungsi, yang
histamin secara kimia biasanya tidak mempunyai arti fungsio- sangat penting bagi mahasiswa maupun sopir. Dosis antihista-
nal dan, kecuali untuk siproheptadin, yang juga mempunyai min generasi-pertama atau generasi-kedua yang berlebihan da-
aktivitas antiserotonin, obat-obat dari setiap kelompok mem- pat mempunyai pengaruh yang merugikan jantung. Dosis
punyai aktivitas yang sama seperti antihistamin. terfenadin atau astemizol yang sangat besar telah menyebab-
Pada umumnya, antagonis H1 dengan cepat diserap sesu- kan henti jantung akibat pemanjangan interval eT dan taki-
dah pemberian peroral, dengan mulai bekerja dalam 30 menit, kardia ventriktler (torsades de pointes) pada sedikit penderita.
kadar-puncak plasma dalam I jam, dan penyerapan sempurna Keadaan ini terjadi pada beberapa penderita yang menyangkal
dalam 4 .jam. Antihistamin dilenyapkan dengan biotransfor- bahwa dosis astemizolnya berlebihan. Tidak terdapat bukti
rnasi dalam hati; sedikit obat yang tidak dimetabolisasi ditemu- adanya aritmia jantung yang serupa dengan loratadin pada do-
kan dalam urin. Beberapa antihistamin (difenhidramin dan sis harian setinggi 40 mg pada orang dewasa. penderita de-
klorsiklizin) merangsang enzim mikrosom hati yang memeta- ngan pele-nyapan (elirninasi) antihistamin serum- yang me-
bolisasi-obat pada hewan dan dapat mempercepat metabolis- manjang dapat menambah risiko pengaruh yang merugikan.
r.,enya sendiri serta metabolisme obat-obat lain. Relatif ada se- Yang termasuk penderita ini adalah mereka yang fungsi hati-
dikit penelitian farmakokinesis antihistamin; kebanyakan pola nya terganggu atau para penderita yang sedang mendapat
peresepan adalah secara empiris yang didasarkan pada penga- pengobatan bersamaan dengan enzim penghambat sitokrom
laman klinik. Difenhidramin (Benadryl) mempunyai wakru pa- P450, termasuk eritromisin dan antibiotika golongan makrolid
ruh serum relatif pendek 3-4 jam. Tetapi obat ini efektif dalam lainnya, ketokonazol, dan itrakonazol.
menekan bilur dan merah akibat uji alergi kulit selama leblh24 .Pada
.umumnya, antihistamin sangat aman, dan kebanyak_
1am. Dengan demikian, pada antihistamin ini tampak ada sedi- an dijual tanpa resep. Obat-obat ini dapat mempunyai penga_
kit korelasi antara kadar serum dan pengaruh terapeutik dalam ruh merugikan lainnya, terutama pada dosis tinggi. Kombinasi
jarinoan. Penelitian klorfeniramin pada anak menunjukkan antihistamin dengan depresan sistem saraf sentral lain (misal-
rata-rata waktu paruh 13,7 jam (kisaran,6-34 jam). Penekanan nya, alkohol) harus dihindari. Pada dosis tinggi atau pada pen_
ge.lala klinik rhinitis alergika yang berarti diamati selama 30 derita sensitif tertentu, sifat antikolinergik antihistamin me-
.jam sesudah suntikan satu dosis, pada waktu tersebut klorfeni- nimbulkan reaksi merugikan yang tidak diinginkan. Reaksi ini
135 a Dasar-dasar Pengobatan 769

adalah eksitasi, kegelisahan, takikardi, palpitasi, mulut kering, rita, selama asma akut, bubuk dapat bekerja sebagai iritan ja-
retensi urin, dan konstipasi. Kejang-kejang lazim pada kera- lan napas.
cunan antihistamin. Erupsi kulit, diskrasia darah, demam dan Sodium nedokromil merupakan asam piranoquinolin di-
neuropati .i arang ditemukan karboksilat, secara kimia jauh dari kromolin, yang mempunyai
KROMOLIN SODIUM (DISODIUM KROMOGLIKAT). Kromolin aktivitas antialergi dan anti-radang. Seperti kromolin, obat ini
sodium adalah garam disodium 1,3-bls (2-karboksilkromon-5- menghambat pelepasan mediator dari sel mast paru manusia
iloksi)-2-hidroksipropan. Zat ini merupakan analog kimia obat dan menekan aktivasi eosinofil, neutrofil dan makrofag. Obat
khellin, yang mempunyai sifat merelaksasikan otot polos. Zat ini menghambat fase-awal ataupun fase-lambat respons asma
ini larut daiam air tetapi tidak larut dalam lemak; hanya lVo dan rhinitis, dan disertai dengan penambahan hiper-respon-
diserap dari saluran gastrointestinal. Obat ini diberikan sebagai sivitas jalan napas, juga peningkatan respons bronkus nonspe-
bubuk (Intal) dengan turboinhaler khusus, Spinhaler atau seba- sifik yang musiman. Zat ini dapat menghambat pengaruh
gai lar-utan l% (20 mg/2 ml) untuk nebulisasi, atau dengan in- bronkokonstriktif olahraga; hiperventilasi dengan udara di-
haler dosis-terukur (800 pgigerakan). Digunakan terutama ngin; inhalasi nebulisasi aquadest secara ultrasonik, sulfur
pada asma tetapi mempunyai beberapa manfaat pada rhinitis dioksida atau adenosin. Obat ini dapat mengurangi hiper-res-
alergika. Telah digunakan dengan berbagai hasil pada penderi- ponsivitas jaian napas pada penderita asma. Nedokromil, 4 mg
ta dengan uikus aftosa, alergi makanan, mastositosis sistemik, empat kali sehari, mempunyai pengaruh profilaksis yang sama
kolitis ulseratif dan proktitis kronis. Obat ini tidak mempunyai dengan pengaruh inhalasi beklometason dipropionat pada do-
sifat bronkodilator; karenanya obat ini tidak efektif untuk sis harian totai 400 ;lg, tetapi kurang efektif daripada beklo-
pengobatan asma akut, tetapi diberikan secara profilaksis da- metason dengan dosis harian total 800 pg pada asma orang
lanr dosis 20 mg dua sampai empat kali sehari dengan Spin- dewasa. Ada sedikit penelitian nedokromil pada anak; inhalasi
haler atau nebulisasi, atau 1,6 mg dua sampai empat kali sehari 4 mg dila-porkan mempunyai pengaruh perlindungan terhadap
dengan inhaler dosis-terukur. Kromolin tidak mempunyai sifat asma akibat-olahraga dibandingkan dengan kromolin, 10 mg
antirrediator atau antiradaflg. Obat ini mencegah degranulasi melalui inhaler dosis-terukur pada anak asma. Pengobatan de-
sel mast, baik yang diperantarai-antibodi maupun yang tidak- mikian (4 mg empat kali sehari) memberikan perbaikan dalam
diperantarai-antibodi dan melepaskan mediator (dari sel mast, 3 sampai 4 minggu. Beberapa orang dewasa mengeluh bahwa
dapat dipulihkan oleh irigasi bronkoalveolar). Pengaruh ini rasanya tidak enak. Pengaruh merugikan yang kurang sering
mungkin diakibatkan kemampuan kromolin memblokade adalah batuk, nyeri tenggorokan, rhinitis, nyeri kepala dan nau-
pengangkutan kalsium yang dirangsang-antigen melewati sea; efek samping yang kadangkala ini mempunyai ar-ti kecil.
membran sel mast. Hambatan pelepasan histamin oleh kromo- Trometamin lodoksamida merupakan penyetabil sel mast
lin dapat juga terjadi karena pengaturan fosforilasi protein sel yang lebih efektif daripada natrium klomalin topikal dalam
mast. Obat ini juga mempunyai aktivitas penghambat fosfodi- mengurangi tanda-tanda dan gejala-gejala penyakit alergi oku-
esterase lemah. Kromolin tidak mempunyai pengaruh pada ba- ler. Obat ini digunakan pada anak yang berusia lebih dari 2 ta-
sofil manusia atau sel mast kulit manusia. Klomolin tampak hun untuk keratokonjungtivitis musim semi, konjungtivitis
mengurangi hiperreaktivitas jalan napas dengan mekanisme musim semi dan keratitis musim semi. Pengaruh buruknya
yang belum dimengerti, dan zat ini dapat mencegah respons kadang-kadang adalah rasa terbakar atau tersengat sementara
asma fase-lambat bila diberikan sebelum tantangan alergen. sesudah penetesan.
Obat ini menghambat bronkokonstriksi yang dihasilkan oleh KORTIKOSTEROID. Kortikosteroid adalah obat yang paling
rangsang nonimunologis seperti udara yang dingin sekali, kuat, yang tersedia untuk pengobatan gangguan alergi. Setelah
olahraga, dan sulfur dioksida. Beberapa rangsangan ini tidak pemberian tablet prednison yang diserap dengan baik, kadar
menyebabkan pelepasan mediator yang berasal dari sel mast; puncak plasma dicapai pada l-2jam. Obat ini didapati secara
karenanya, kromolin dapat secara langsung mengenai kendali sistemik lebih dari 807o dosis oralnya. Tanpa memandang cara
saraf jalan napas dengan menghambat refleks bronkokontriksi pemberiannya, terdapat antarkonversi prednison dan predni-
melalui hambatan penjalaran impuls saraf oleh serabut saraf solon (bentuk aktifl, dengan kadar prednisolon 4-10 kali kadar
al'eren bermielin. prednison. Ada sedikit pengaruh penyakit hati atau insufisi-
Kromolin paling bermanfaat pada asma alergika atau eks- ensi ginjal pada konversi prednison menjadi prednisolon atau
trinsik, tetapi penderita asma nonalergik atau intrinsik yang pada pembuangan prednisolon. Volume distribusi, klirens me-
menggunakannya dapat membaik juga. Penderita dengan dera- tabolik, dan klirens ginjal prednison bertambah dengan se-
jatasma ringan berespons lebih baik daripada mereka yang pe- makin bertambahnya dosis karena pengikatan prednisolon,
nyakit asmanya berat. Sekitar 70Vo penderita asma mendapat yang sebagian dapat dijenuhkan, menjadi transkortin dalam
beberapa manfaat dari inhalasi obat ini. Insidens reaksi toksik plasrna, yang menjadikan lebih banyak lagi obat steroid yang
terhadap kromolin sangat rendah; tenggorokan kering dan tak terikat ini dalam kadar plasma yang lebih tinggi.
bronkokontriksi sementara merupakan efek samping yang pa- Beberapa pengaruh prednisolon nyata dalam 2 jam sesu-
ling sering dilaporkan. Bronkokonstriksi sementara sepertinya dah pemberian per oral atau intravena (penurunan eosinofil
sangat berhubungan dengan inhalasi bubuk kering ke dalamja- serta limfosit perifer); pengaruh lainnya dapat tertunda 6-8
lan napas yang mudah terangsang dan bukan karena pengaruh jam atau lebih lama (yaitu: hiperglikemia dan perbaikan fung-
instrinsik obat itu sendiri. Jarang ada laporan yang berhubung- si paru-paru penderita asma). Respons yang tertunda ini
an dengan urtikaria, angioedema, dan eosinofilia paru pada menggambar-kan mekanisme kerja glukokortikoid yang tidak
penggunaan kromolin. Tidak ada kontraindikasi yang diketa- langsung. Langkah-langkah yang menimbulkan aktivitas ada-
hui pada penggunaannya kecuali bahwa pada beberapa pende- lah (1) difusi sederhana melalui membran sel, (2) pengikatan
770 BAGIAN XV ) cangguan Alergi

pada reseptor sitosol glukokortikoid (terdapat pada kebanyak- Penggunaan kortikosteroid sistemik {alam jangka pendek
an sel mamalia), (3) translokasi kompleks steroid-reseptor ke pada keadaan-keadaan alergi yang sembuh sendiri, seperti der_
nukleus, (4) pengikatan kompleks pada kromatin, yang menge- matitis kontak karena keracunan tanaman merambat (lvy) atau
nai ungkapan gen nukleus, dan (5) sintesis asam ribonukleat kadang-kadang kejadian asma berat, tidak disertai pengaruh
pesuruh (messenger) berikutnya dan protein dengan aktivitas merugikan yang berarti. Sebaliknya penggunaan jangka lama,
enzim. Ini adalah enzim yang baru disintesis, yang memeranta- terutama jika diperlukan pemberian harian, dapar mempunyai
rai beberapa pengaruh glukokortikoid. Waktu-paruh biologis efek samping berat yang tidak diinginkan. pada anak, penga_
dari steroid ditentukan oleh waktu penggantian enzim yang ruh merugikan yang paling sering adalah penekanan pertum_
baru disintesis, bukan oleh kadar steroid plasma. Waktu-paruh buhan linier. Katarak subkapsuler posterior kadang_kadang
plasma steroid yang biasa digunakan bervariasi dari 1,5-5 jam, terjadi pada anak yang mendapat terapi steroid jangka lama.
sementara waktu-paruh biologisnya bervariasi dari 8-54 jam. Efek lain yang berbahaya dari steroid adalah osteoporosis
Peneltiian farmakokinesis prednisolon menunjukkan bahwa (kolaps vertebra), hipertensi, diabetes mellitus, habitus cushin_
tidak ada perbedaan dalam distribusi, pengikatan protein, kli- goid, infeksi (terutama varisela atau pneumocystis carinii
rens plasma, atau pembuangan obat yang tak terikat, di antara yang tersebar), pankreatitis, gastritis dan miopati (lihat juga
laki-laki dan wanita atau di antara orang dewasa dan anak- Bab 137).
anak. Penderita asma yang tergantung-steroid tidak berbeda Sebelum setiap keputusan untuk memulai terapi kortiko_
dari individu normal dalam pengikatan prednisolon, distribusi steroid sistemik jangka panjang diambil, semua cara_carape_
atau klirens. Interaksi obat yang mempunyai arti klinik terda- nanganan yang lain harus dicoba. Meskipun demikian seba-
pat pada fenobarbital dan fenitoin, keduanya menaikkan kli- gian kecil anak asma mempunyai gejala yang berat dan berke_
rens steroid. lanjutan, yang mengganggu absensi sekolah normal, aktivitas
Daya anti radang glukokortikoid dihasilkan dari (1) peru- bermain dan peran sertanya dalam olah raga. penggunaan
bahan jumlah dan aktivitas leukosit (redistribusi, penekanan glukokortikoid secara bijaksana dapat menghasilkan perbaik_
migrasi ke tempat radang, penurunan respons terhadap mito- an yang besar pada anak tersebut dengan sedikit pengaruh
gen, penurunan sitotoksisitas dan penekanan hipersensitivitas yang merugikan, terutama jika obat tersebut diberikan sebagai
tipe lambat pada kulit); (2) penekanan pelepasan mediator (pe- prednison, prednisolon atau metilprednisolon, dalam dosis
nurunan sintesis dan pelepasan histamin, penurunan sintesis tunggal pada pagi hari selang-sehari.
prostaglandin dan produk-produk metabolisme asam araki- Beberapa pertimbangan penggunaan kortikosteroid secara
donat lain); (3) respons terhadap agen yang menaikkan cAMp sistemik memerlukan penekanan. (1) Bila diberikan dosis se_
diperkuat (prostaglandin Ez dan histamin melalui reseptor H2); tara antiradang, obat yang tersedia tidak berbeda secara kuali_
dan (4) respons terhadap katekolamin diperkuat (menaikkan tatif pada pengaruh anti radang. pengaruh yang merugikan
sintesis reseptor B-adrenergik, menaikkan persediaan epine- berhubungan dengan dosis, interval dosis, dan lama pengobat_
frin, sebagai akibat dari turunnya pengambilan katekolamin an. Prednison atau prednisolon merupakan obat yang lebih di_
ekstra-neural). Sintesis antibodi humoral sedikit terpengaruh sukai untuk pemberian per oral dan metilprednisolon atau
oleh glukokortikoid pada dosis yang biasa diberikan untuk hidrokortison untuk penggunaan intravena. Steroid lainnya,
pengobatan gangguan alergi. Pemberian kortikosteroid yang dengan masa aktivitas biologis yang lebih lama, mempunyai
lama dapat menurunkan kadar imunoglobulin total. kecenderungan terhadap pengaruh merugikan tertentu, tidak
sesuai dengan terapi selang-sehari, dan lebih mahal. (2) Bila
Steroid topikal mempunyai pengaruh lokal langsung yang terapi kortikosteroid dimulai, jumlah yang cukup harus diberi_
meliputi: pengurangan radang, edema, produksi mukus, per- kan setiap hari dalam tiga atau empat dosis terbagi agar pe_
meabilitas vaskuler, dan kadar IgE mukosa. Juga terdapat pe- nyakit terkendali. Kemudian harus dilakukan upaya untuk
ngurangan pengelompokan neutrofil, eosinofil, basofil dan sel
menyesuaikan dosis dan interval pemberian dosis, untuk me_
mast lokal serta pelemahan hiper-responsivitas jalan napas. nekan aktivitas penyakit tanpa pengaruh yang merugikan. Ka_
Steroid topikal dapat mengurangi reaksi fase awal dan lambat, pan saja memungkinkan, penggunaan regimen prednison atau
sedang steroid sistemik terutama menghambat respons fase
prednisolon selang-sehari harus dicoba. pada regimen selang_
lambat terhadap antigen. Kemungkinan komplikasi pada stero-
sehari, obat diberikan sebagai dosis tunggal seriap 4g jam
id yang dihirup adalah kandidiasis orofarings, disfonia, dan, antara jam 06.00 sampai 08.00. Jika diperlukan pengobatan
pada dosis tinggi, penekanan sumbu hipotalamus-hipofisis-
steroid setiap hari, biasanya diberikan dosis tunggal, juga
adrenal. Dosis total harian yang tidak lebih daripada 400 pg antara jam 06.00 sampai 08.00; regimen ini meniru sekresi
mungkin jarang menekan pertumbuhan linier (jika pernah ada) kortisol endogen dan menyebabkan sedikit penekanan pada
pada sebagian besar anak asma; dosis yang lebih besar dapat
sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal dan lebih sedikrt efek
mempengaruhi pertumbuhan, tetapi asma yang tidak terkendali samping merugikan lainnya daripada dosis obat harian yang
dapat juga meRgganggu pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan
sama, yang diberikan dalam dosis terbagi. Data terbatas pada
karena steroid yang dihirup pada dosis total harian setinggi orang dewasa, yang menunjukkan pemberian prednison oral
800 pg mungkin jauh lebih sedikit daripada karena prednison sebagai dosis tunggal pada jam 15.00 dapat memberikan pe_
oral,2,5 mg setiap hari. Pengaruh penekanan steroid pada per- ngendalian asma yang lebih baik, terutama asma nokturna,
tumbuhan tergantung pada dosis dan lamanya pengobatan;
daripada pemberian di pagi atau sore hari, keamanan regimen
pencapaian tinggi normal dimungkinkan sesudah penghentian
demikian tetap dibina. Pada orang dewasa pemberian dosis
steroid, tetapi pemberian dosis besar steroid sistemik yang harian total hirupan triamsinolon asetonid pada jam 15.00 da_
lama dapat menyebabkan kependekan (tubuh) yang peflnanen.
pat efektif seperti dalam pemberian empat dosis terbagi sela_
135 t Dasar-dasar Pengobatan 771

Twentynan OP, Finnerty JP, Harris A, et al: Protection against allergen-


ma satu hari, tanpa tambahan pengaruh sistemik yang meru-
induced asthma by salmeterol. Lancei 336: I 338, 1990.
gikan apapun. Bila eksaserbasi asma terjadi selama terapi ru- Weinberger M: Theophylline: When should it be used? J Pediatr 122403,
mat oral dosis-rendah, diindikasikan terapi supresif dosis- I 993.
tinggi selama beberapa hari, segera kembali pada pengobatan
dosis-rendah selang-sehari segera sesudah proses akut terken-
pendek (<7 hari) untuk asma
dali. (3) Terapi steroid jangka 135.2 Imunoterapi
vang memburuk atau racun lvy yang hanya sebentar menekan
sumbu hipofisis-adrenal, dapat dihentikan mendadak tanpa PERUBAHAN |MUNOLOGIS. Pada minggu-minggu awal
mengurangi dosis sedikit demi sedikit (tapering), Penderita pasca-pemberian suntikan teratui ekstrak tepungsari ragweed,
yang sedang mendapat steroid untuk masa yang lebih lama antibodi IgE, yang melawan tepungsari ragweed bertambah;
memerlukan pengurangah dosis sedikit demi sedikit untuk namun ketika pengobatan berlanjut, titer antibodi IgE antirag-
menghindari percepatan krisis adrenal akut. weed menurun. Pada penderita demam rumput ragweed yang
AGEN FARMAKOLOGIS TAMBAHAN. Agen'antikolinergik tidak diobati naik dan turunnya IgE antiragweed terjadi sela-
mempunyai aktivitas antimuskarinik yang dapat digunakan se- ma tahun tersebut; kenaikan terjadi pada pemaparan terhadap
bagai tslapi aerosol tambahan bagi penderita asma berat' At- ragweed musiman. Terapi suntikan menumpulkan kenaikan
ropin sulfat atau ipratropium bromida dapat ditambahkan pada anamnesa ini. Dengan terapi terus-menerus. antibodi ragweed
terapi yang sedang berlangsung dengan agen simpato-mimetik kelas IgG ("penyekat" atau "pengikatan antigen") tampak da-
dan steroid pada penderita status asmatikus. Atropin metilnitrat lam serum; titer akhir yang dicapai terkait dengan.lumlah ek-
mungkin mcmpunyai pengaruh sistemik yang lebih sedikit bila strak ragweed yang disuntikkan tetapi tidak perlu berkoreiasi
dibandingkan dengan atropin sulfat karena tidak diserap de- dengan perubahan klinik, jika terjadi sesuatu.
ngan baik. Pengaruh bronkodilatasi agen antikolinergik tidak Imunoterapi dapat juga menghambat pelepasan histamin
sebesar pengaruh obat-obat simpatomimetik. Terapi inhalasi dari leukosit (basofil) pada tantangan dengan antigen E, rag-
dosis terukur juga terbukti efektif pada orang dewasa dengan weed in vitro. Leukosit individu yang diobati memerlukan pe-
bronkitis. maparan terhadap jumlah antigen E yang lebih banyak, dalam
KetotiJbn, benzosiklohepatotiofen, merupakan antihistarnin
upaya melepaskan histamin dalam jumlah yang sama seperti
yang mereka lepaskan sebelum terapi. Preparat leukosit dari
dengan sifat menstabilkan-sel mast dan suatu antagonis lgu-
beberapa penderita yang diobati bereaksi seolah-olah mereka
kotrien. Obat ini adalah agen anti anafilaksis, menghambat pe-
lepasan mediator yang tergantung-IgE, dan melemahkan bron-
telah terdesensitisasi secara sempurna dan tidak melepaskan
histamin pada tantangan dengan antigen E ragweed pada ka-
kokontriksi akibat faktor pengaktif trombosit (platelet activat-
dar berapapun. Dasar perubahan pada sensitivitas sel ini be-
ing factor = PAn.Ketotifen adalah obat yang secara potensial
berguna, tetapi pengalaman terbatas dengannya telah direkam
lum diketahui; sepertinya dasar perubahan ini tidak terkait
dengan salah satu titer IgE antiragweed ataupun IgG antirag-
pada penderita alergi pediatri.
weed. Kemungkinan terdapat beberapa perubahan intrinsik
ngen penelitian yang menghambat aktivitas enzim 5-lipok- pada reseptor untuk IgE atau pada jalur biokimra yang menye-
sigenase atau secara selektif memblokade leukotrien reseptor
babkan pelepasan histamin. Perubahan rasio-rasio sel T pe-
D4, memperbaiki aliran pernapasan; memberi kesan bahwa an-
nolong terhadap sel T penekan (supresor) dalam mengendali-
tagonisme mediator ini merupakan metode pengobatan baru
kan sel B, dengan suatu kenaikan sel T supresor spesifik-
asma yang potensial.
antigen, telah dilaporkan pada hewan percobaan yang sedang
Metotreksat, suatu imunosupresan antagonis asam folat, mengalami imunoterapi dan pada manusia (pada taraf yang le-
mempunyai pengaruh anti radang bila diberikan pada dosis bih kecil). Imunoterapi menghambat respons asma fase lambat
rendah dan telah diperagakan mengurangi dosis steroid yang terhadap tantangan alergen. Pada hewan terdapat dua kemung-
diperlukan pada penderita-pelderita asma kronis yang berat. kinan ini, baik untuk menekan produksi antibodi IgE secara
l.letotreksat juga efektif dalam mengurangi dosis steroid pada spestfik ataupun untuk mengimbas toleransi terhadap antigen,
penderita dengan psoriasis berat dan reumatoid artritis. Risiko yang diubah secara di-konjugasi atau kimia, rertentu.
jangka panjang penggunaan metotreksat pada anak dengan pe- PENELITIANAN KEMANJURAN. Tinjauan kritis penelitian
nyakit alergi berat belum ditegakkan. Metotreksat tetap meru- pengobatan demam rumput ragweed dengan suntikan ekstrak
pakan terapi eksperimental untuk penderita-penderita dengan ragweed buta-ganda, dikontrol-plasebo, menunjukkan bahwa
asna berat yang tergantung-steroid. kebanyakan penderita membaik dengan imunoterapi. Data
yang mendukung kemanjuran imunolerapi tepungsu'i lumput
dan pohon, tungau debu rumah dan Alternaria pada rhrnitrs
Arrnenio L, Baldini G, Bardare M, et al: Double-blind placebo controlled
stu-y of nedocromil sodium in asthma. Arch Dis Child 68:193, 1993. yang disebabkan oleh alergen-alergen ini kurang besar, tetapi
Baker MD: Theophylline toxicity in children. J.Pediatr 109:538, 1986. hasilnya tampak serupa dengan hasil ragweed. Penelitian
Barnes PJ, Pedersen S: Efficacy and safety of inhaled corticosteroids in buta ganda, yang acak dan terkontrol dalam pengobatan pen-
asthma. Am Rev Respir Dis 148:51, 1993.
derita asma dengan ekstrak ragweed, cendana gunung, te-
Cott C, Cherniack R: Streoids and "steroid sparing" agents in asthma. N Engl
J Med 318:634. 1988.
pungsari rumput, tungau debu rumah, Clctdosporium dan
Holgate ST: Asthma: Past, present and future. Eur Respir J 6:150'1, 1993. alergen kucing, juga telah menunjukkan pengaruh yang ber-
Rossing TH: Methylxanthines in 1989. Ann Intem Med 110:502, 1989. manfaat pada kebanyakan penderita. Pada penelitian asma
Simons FER, Simons KJ: The pharmacology and use of Hl-receptor-
lainnya, kebanyakan penderita membaik setelah pengobatan
antagonist drugs. N Engl J Med 330:1663, 1994.
Sly RM: Aerosol therapy in children. Respir Care 36:994, 1991, dengan ekstrak tepung-sari rumput dan jamur tertentu. Se-
772 BACIAN XV T Gangguan Alergi

bagian karena banyak faktor yang dapat memicu asrna (dingin, lan itu, juga insidens reaksi lokal dan sistemik sangat berku-
olahraga, asap, agen kolinergik), imunoterapi biasanya tidak rang. Sampai sekarang ekstrak-ekstrak yang telah diubah ter-
menyebabkan remisi gejala yang sempurna. Imunoterapi de- sebut belum disetujui di Amerika Serikat.
ngan bisa Hymenoptera pada penderita yang memiliki sensi- Dalam praktik, imunoterapi dengan ekstrak air mencakup
tivitas anafilaksis terhadap sengatan serangga berbisa tersebut, suntikan berulang sejumlah ekstrak yang semakin bertambah
melindungi terhadap ana-filaksis pada sengatan berikutnya. jumlahnya sampai penderita mencapai dosis rumat "optimal".
Biaya imunoterapi, ketidaknyamanannya, kemungkinan Dosis yang dipandang optimal sering berubah; percobaan kli-
membuat penyakit lebih jelek, risiko mengimbas anafilaksis nik yang melibatkan ragweed telah melaporkan hasil yang le-
dan faktor lainnya harus dipertimbangkan. Tidak ada bukti bih baik dengan pengobatan "dosis tinggi" daripada dengan
yang dapat diterima untuk kemanjuran terapi suntikan dengan "dosis rendah". Terapi dosis tinggi dimungkinkan hanya bila
alergen selain daripada alergen yang baru disebutkan. Secara jumlah alergen yang dimasukkan ke dalam ekstrak terbatas.
spesifik suntikan keton.rbe (anjing, kuda), kebanyakan .iamur, Tidak lebih dari 10 dan lebih baik kurang dari 6 alergen yang
vaksin bakteri, alergen pekerjaan, antigen sintetis, ekstrak harus dimasukkan dalam satu suntikan. Anak-anak mentole-
seluruh-serangga, atau ekstrak makanan telah terbukti tidak ransi dosis yang sama seperti dosis orang-orang dewasa.
mempengaruhi perjalanan rhintis, anafilaksis ataupun asma de- Suntikan diberikan satu sampai tiga kali seriap minggu
ngan baik. sampai penderita mencapai dosis rumat, biasanya sesudah 5-6
lNDlKASI, MATERI DAN PROSEDUR. Imunoterapi diindika- bulan. Pada imunoterapi metode "cepat", periode suntikan
sikan pada penderita yang menderita rhinitis alergika, asma awal dipersingkat menjadi beberapa hari dengan hasil yang,
yang diperantarai-IgE, atau alergi terhadap sengatan serangga. dengan jelas, memuaskan. Kemudian interval antar suntikan
Dermatitis atopik dan alergi makanan tidak membaik dengan diperluas menjadi 2,3 dan kemudian 4 minggu. Jika telah me-
imunoterapi. Penderita merupakan calon untuk percobaan imu- lewati lebih dari I minggu sejak dosis terakhir, dosis tidak
noterapi, bila terdapat korelasi yang baik antara gejala dan pa- ditambah. Jika jarak antara suntikan melebihi 6 minggu, dosis
paran terhadap alergen hirupan, yang tidak dapat dihindari berikutnya dikurangi untuk menghindari kemungkinan reaksi
secara sempurna; bila penderita mempunyai bukti adanya sistemik. Ada sedikit alasan untuk melanjutkan iuntikan ming-
alergi yang diperantarai-IgE melalui uji in vivo (uji kulit) atau guan selama pariode waktu yang lama sesudah mencapai dosis
in vitro, dan bila gejala ketidakmampuan tidak mudah diken- rumat. Selama melakukan suntikan pertama, penderita diamati
dalikan dengan obat-obatan. Juga harus terdapat kemungkinan secara hati-hati akan adanya reaksi [okal yang berlebihan.
yang beralasan terhadap pelaksanaan regimen yang baik, kare- Reaksi lokal yang besar kadang-kadang dapat meramalkan
na pengobatan memerlukan suntikan ekstrak aiergenik dengan reaksi sistemik, tetapi hal ini tidak pasti. Jika timbul reaksi lo-
interval teratur selama beberapa tahun. kal yang luas atau terjadi reaksi sistemik, dosis-selanjutnya
Ekstrak air adalah yang paling sering digunakan. Ekstrak dikurangi dan kemudian secara hati-hati ditambah sesuai de-
biasanya mengandung bermacam-macam antigen di samping ngan toleransi penderita. Tidak adanya reaksi lokal pada suatu
alergen spesifik. Pada alergen tepung sari ragweed, antigen E, waktu memberi kesan bahwa penderita tidak alergi pada unsur
mewakili 8,57o ekstrak protein. Kulit yang berbulu atau protein pokok ekstrak atau ekstrak tersebut inaktif. Hasil yang me_
kulir rnerupakan alergen untuk penderita yang sensitif terhadap nguntungkan sering tidak menjadi nyata sampai sesudah 6 bu-
kucing atau anjing, sedangkan protein yang ada pada tinja tu- lan terapi. Perbaikan dapat trerlanjut selama beberapa tahun.
n-qau debu rumah, bertanggung jawab terhadap kebanyakan Pengobatan yang berlangsung sepanjang tahun, di mana
hipersensitivitas terhadap debu rumah. Protein bulu kucing, suntikan diberikan setahun penuh, lebih disukai pengobaran
Fel d1, merupakan alergen kucing yang paling penting. Ek- sebelum musim Qtreseasonal), di mana regimen pengobatan
strak teplng sari yang diendapkan-Alum dan ekstrak yang diperbaharui setiap tahun, dimulai beberapa bulan sebelum
diekstraksi-piridin yang diendapkan-Alum (Allpyrall) tam-. musim tepung sari. Selama musim tepung sari dosis rumat ek_
paknya tidak memberikan manfaat yang besar melebihi terapi strak tidak diubah kecuali pada penderira yang timbul reaksi
ekstrak air. Lagipula sifat imunogenisitas satu ekstrak Allpyral sistemik, yang agaknya disebabkan paparan gabungan terha_
(rctgweed) telah dipertanyakan. Ekstrak alergen dianggap obat dap alergen musiman dan alergen yang disuntikkan. Bagi pen-
oleh US Food and Drug Administration (FDA), namun hanya derita demikian, dosis alergen mungkin perlu dikurangi.
terdapat standar potensi yang sedikit saja. Beberapa ekstrak Lama pengobatan yang optimal tidak diketahui dan agak_
yang dijual di Amerika Serikat untuk diagnosis dan terapi, se- nya berbeda dari penderita ke penderira. Banyak ahli alergi
cara total aktivitas alergeniknya telah berkurang bila diuji de- yang percaya bahwa jika penderita sangat membaik sesudah
ngan inhibisi uji radioalergosorbent (URAS). Beberapa antigen terapi 3 tahun, adalah beralasan untuk menghentikan suntikan
dalam ekstrak alergenik (rnisalnya: antigen E, ragweed) sangat dan mengamati gejala-gejala yang berulang. Beberapa anak
labil" Metode ekstraksi, antigen, kadar dan suhu penyimpanan, telah mendapat "alergi suntikan" selama bertahun-tahun tanpa
semua merupakan faktor penting dalam menentukan aktivitas bukti bahwa mereka telah mendapatkan manfaat. Imunoterapi
dan kehidupan isi ekstrak antigen. Ekstrak tepung sari sedang tidak boleh diteruskan jika tidak terdapat perbaikan keadaan
diubah dalam upaya mengurangi alergenisitasnya tanpa me- yang nyata selama 2 tahun masa pengobatan penderita. Kare_
ngurangi imunogenisitasnya. Polimerisasi alergen dengan glu- na reaktivitas kulit (hanya) sedikit berubah selama awal tahun_
taraldehid mempertahankan imunogenisitasnya dan alergeni- tahun imunoterapi, maka tidak perlu. untuk menguji lagi anak
sitasnya berkurang. Dengan demikian, dosis awal ekstrak da- tersebut setiap tahunnya.
pat dinaikkan dengan cepat, dosis rumat dapat dicapai d,a1am2 TINDAKAN PENCEGAHAN DAN REAKSI YANG MERUGI.
bulan dibandingkan dengan terapi konvensional yang 5-6 bu- KAN. Ekstrak-ekstrak alergenik harus selalu diberikan dalam
136 t Rhinitis Alergika 773

kamar praktek dokter di mana pengobatan reaksi sistemik atau alergen yang, kurang lebih, padanya penderita terpapar terus
syok anafilaksis dengan mudah tersedia. Penderita harus selalu menerus; meskipun paparan mungkin bervariasi selama tahun
berada di bawah pengamatan sekurang-kurangnya 20 menit se- tersebut. Alergen hirupan di dalam rumah adalah yang paling
sudah setiap suntikan karena reaksi-reaksi yang mengancam sering terlibat. Alergen ini adalah komponen-komponen debu
jiwa paling mungkin terjadi pada waktu ini. Kadang-kadang rumah, bulu, alergen atau ketombe hewan peliharaan rumah,
gejala pada anak-anak akan tertunda; misalnya eksaserbasi serta spora jamur. Kadang-kadang pada penderita, makanan
asma dapat terjadi di waktu sore pada hari suntikan ekstrak ter- rnenyebabkan gejala rhinitis alergika. Beberapa penderita
sebut diberikan. Jarang, karena jauhnya dari kamar praktek mungkin mampu menelan makanan tertentu dengan bebas,
dokter, perlu dilakukan pemberian ekstrak alergenik dalam kecuali selama musim tepungsari; jika penelanan makanan
cara pemberian yang lain. Namun demikian, seseorang (bukan tersebut menyebabkan gejala-gejala hidung memburuk, prog-
dokter) yang memberikan suntikan harus dipersiapkan untuk nosisnya tidak baik. Pemantauan anak dengan rhinitis alergika
mengobati reaksi sistemik. usia 8-11 tahun selanjutnya mengungkapkan, bahwa hanya
Imunoterapi tidak boleh diberikan selama asma tidak ter- 107o bebas gejala; asma atau mengi terjadi pada 19Vo .
kendali karena cadangan paru-paru berkurang pada kejadian PATOFISIOLOGI. Tepungsari yang dihirup, spora jamur"
reaksi sistemik akibat ekstrak alergenik. Yang terbaik, ekstrak dan antigen hewan atau tungau diendapkan pada mukosa hi-
alergenik diganti pada interval yang sedikit lebih dari 6 bulan dung. Aiergen yang larut dalam air berdifusi ke dalam epitel,
Karena hilangnya potensi ekstrak. Ekstrak yang diencerkan ke- dan pada individu yang berkecenderungan atopik secara gene-
hilangan potensinya dengan cepat. Ekstrak harus disimpan di tik, memulai produksi imunoglobulin lokal (Ig) E. Pelepasan
dalam lemari es pada sekitar 4oC. Pengenceran dengan 0,03Vo mediator sel mast yang dirangsang-IgE, pembentukan media-
albumin serum manusia merninimalkan kehilangan potensi. tor-mediator sel mast yang baru, dan selanjutnya, penarikan
Dalam mengantisipasi kehilangan potensi, dosis pertama ek- neutrofil, eosinofil, basofil serta limfosit bertanggung jawab
strak alergenik yang (disiapkan) baru harus dikurangi, seku- atas terjadinya reaksi awal dan reaksi fase lambat terhadap
rang-kurangnya 50Vo. untuk meminimalkan risiko timbulnya alergen hirupan. Reaksi ini menghasilkan mukus, edema, ra-
suatu reaksi sistemik. Kecuali terhadap kemungkinan reaksi- dang, gatal dan vasodilatasi. Peradangan yang iambat dapat
reaksi yang bersifat dasar; pengaruh yang merugikan, baik turut serta menyebabkan hiperresponsivitas hidung terhadap
jangka pendek at4upun jangka panjang terhadap pemberian rangsangan nonspesifik, suatu pengaruh persiapan.
ekstrak-ekstrak alergenik pada anak-anak belum diketahui. DIAGNOSIS. Gejala-gejala rhinitis alergika adalah bersin,
yang seringkali paroksismal; rhinorrhea, yang seringkali ber-
air dan banyak; penyumbatan hidung; dan gatalnya: hidung,
Current status of allergen immunotherapy. Lancet I:259, 1989.
Eggleston P: Imnunotherapy for allergic respiratory disease. Pediatr Clin palatum. faring, serta telinga. Mata yang gatal dan kemerahan,
Nonh Am 15:l 103. 1S88. serta keluarnya air mata dapat juga terjadi, sehingga menye-
Frew A: lnjection imrnunotherapy. Br Med J 307:919. 1993. babkan rasa yang sangat tidak enak.
Ilioporilis O. Proud D, Adkinson NFJr, et al: Effects of immunotherapy on the
Penderita rhinitis alergika yang khas, datang dengan pe-
early, late. and rechallenge nasal reaction to provocation with allergen:
Changes in inflammatory mediators and cells. J Allergy Clin lmmunol nyumbatan hidung bilateral akibat dari edema basah membran
87.85-5. 1991. mukosa. Seringkali, mukosa yang berlebihan ditumpuk pada
Tinkehnan DG, Reed CE, Nelson HS, Offord KP: Aerosol beclomethasone di- dasar hidung. Membran mukosa berwarna kebiruan dan agak
propionate compared with theophylline as primary treatment of chronic,
pucat, serta terdapat cairan hidung bersifat mukoid yang jer-
mild to moderately severe asthma in children. Pediatrics 92:64,1993.
nih. Anak sering mempunyai perangai yang disebabkan oleh
gatalnya hidung atau upaya untuk memperbaiki jalan nafas.
Anak mengeritkan hidung (hidung kelinci) dan mungkin
menggosoknya dengan cara yang khas (salam alergi). Meng-
I Bns 136 gosok ke arah atas dapat menimbulkan lipatan horisontal pada
sambungan ujung bulatan hidung dan jembatan yang lebih
kaku. Lingkaran gelap di bawah mata dihubungkan dengan sta-
Rhinitis Alergika sis vena akibat dari gangguan aliran darah yang disebabkan oleh
membran mukosa hidung yang edema. Umumnya didapati
pernafasan mulut. Demam tidak biasa ditemui, kecuali bila rhini-
tis alergika berkornplikasi dengan sinusitis atau otitis media.
Rhinitis alergika musiman, pollinosis musiman, dan de- Diagnosis rhinitis alergika diperkuat dengan penemuan
mam rumput semuanya menggambarkan kompleks gejala yang eosinofil yang mencolok pada pulasan yang dibuat dari sekret
terlihat pada anak yang telah menjadi tersensitisasi tdrhadap te- hidung. Pulasan hidung paling baik dipersiapkan dengan me-
pungsari pohoir-pohonan, rumput-rumputan dan. tembakau nyuruh anak untuk slsi (bhs. Jawa, artinya: 'mengeluarkan in-
yang dibawa angin. Perkiraan menunjukkhn. bahwa,542 anat gus') pada kertas lilin; kemudian contoh mukosa dipindahkan
pada contoh yang tidak terseleksi mem-enuhi kriteria diagnos- ke lempeng gelas dan dicat secara selektif untuk eosinofil.
tik. Prevalensi bertambah menurut umur;.demam rumput rag- Sering dijumpai riwayat perseorangan ataupun keluarga de-
weed jarang diamati sebelum umur 4-5 tahun. ngan eksim atau asma.
Pada rhinitis alergi yang berlangsung sepanjang tahun DIAGNOSIS BANDING. Rhinitis nonalergik eosinofilik ter-
penderita menunjukkan gejala-gejala sepanjang tahun. Agen- jadi kebanyakan pada orang dewasa. Gejala- gejalanya berta-
agen penyebab, bila agen tersebut dapat dikenali, biasanya han lama; membran mukosa yang pucat, dan mungkin disertai
774 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

polip hidung atau penyakit sinus. Eosinofil ditemukan pada yang terlibat dapat teriihat pada roentgenogram, kadang-ka-
pulasan hidung, tetapi kadar IgE serum normal dan uji alergi dang dengan permukaan cairan. Sinus-sinus seringkali tampak
kulit biasanya negatif. Mastositosis nasal primer, timbulnya abnormal pada roentgenografi; tidak hanya pada anak-anak
paling sering pada masa dewasa, datang dengan penyumbatan dengan rhinitis alergika, tetapi juga pada mereka yang terin-
hidung yang terus-menerus dan rhinorrhea. Sel mast ditemu- feksi virus saluran pernapasan atas dan pada seluruh anak-
kan pada pulasan hidung, dan uji alergi kulit negatif. Rhinitis anak yang tidak menunjukkan gejala, sehingga pemeriksaan
neutrofilik (menular) terjadi selama tahun-tahun awal masa demikian harus diinterpretasikan dengan hati-hati. Infeksi si-
kanak-kanak ketika rhinitis alergika tidak lazim; terdapat ke- nus dapat mempersulit rhinitis alergika; biasanya gejala-
luhan rhinorrhea kronis dan penyumbatan hidung, kebanyakan gejalanya adalah batuk malam hari, napas yang berbau busuk,
selama cuaca dingin. Sekresi hidung biasanya mukopurulen, serta cairan (kotoran) mukopurulen hidung dan faring yang
dan pulasan hidung menunjukkan neutrofil, bakteri dan puing- menetap. Nyeri kepala dan nyeri muka serta pembengkakan
puing (debris). Sering dijumpai kotoran faring posterior. Pe- merupakan gejala sinusitis yang menonjol pada anak yang le-
meriksaan radiografis sinus maksilaris atau scan tomografi ter- bih tua.
komputerisasi (CT scan\ dapat menunjukkan bukti adanya PENG0BATAN. Pengobatan rhinitis alergika musiman
sinusitis. Keadaan ini tampaknya akibat dari penyakit virus ataupun yang terus-menerus adalah menghindari pemaparan
pernapasan berulang yang dipersulit dengan infeksi bakteri; te- terhadap alergen dan iritan yang dicurigai, imunoterapi untuk
tapi kemungkinan penyakit yang mendasari, seperti: defisiensi mereka yang tidak dapat menghindari alergen hirupan, dan
antilodi humoral, diskinesia siliare, atau kistik fibrosis harus lerapi obat.
dipikirkan. Rhinitis v as omoto r menggambarkan suatu ganggu- Penghindaran. Tindakan untuk menghindari pemaparan
an yang sangat kurang dimengerti; diduga akibat dari ketidak- terhadap tepungsari musiman adalah sukar atau tidak praktis,
seimbangan sistem pengendalian saraf autonom terhadap vas- tetapi banyak yang dapat dilakukan untuk melenyapkan pema-
kularisasi mukosa dan kelenjar mukosa, di mana gejala- paran terhadap faktor hirupan dalam rumah seperti debu ru-
gejalanya memberi kesan rhinitis alergika hamun penyebab mah, ketombe, dan jamur. Pengendalian debu rumah, dengan
alerginya tidak dapat diketahui. Penyumbatan hidung adalah perhatian khusus pada tempat tidur anak, sering memperbaiki
gejala yang menonjol, dengan rasa gatal, bersin dan rhinonhea gejala-gejala pada anak yang alergi-debu. Pelgnyapan paparan
yang minimal. Penyumbatan diperberat oleh perubahan ling- terhadap ketombe dan bulu mutlak pada anak dengan rhinitis
kungan, seperti: suhu atau kelembaban dan olehpaparan terha- alergika yang terus-menerus, bila faktor-faktor ini turut me-
dap iritan seperti asap tembakau. Penderita tidak mempunyai nimbulkan gejala. Untuk anak yang sensitif terhadap jamur
eosinofil pada sekret hidungnya dalam rumah, penghindaran ruang. bawah tanah yang lembab
Penyebab lain penyumbatan hidung adalah atresia koana dan langkah-langkah untuk mencegah pertumbuhan jamur da-
unilateral pada bayi yang mempunyai cairan (kotoran) hidung lam rumah secara berkala adalah bermanfaat. Langkah-lang-
unilateral, deviasi sekat, hipertrofi adenoid, ensefalokel dan kah ini melibatkan: alat pengurang kelembaban udara (dehu-
poliposis hidung. Poliposis hidung terjadi pada 20Vo anak de- midifier), alat pengatur suhu udara (air conditioner,) d,engan
ngan kistik fibrosis. Kurang dari 0,5Vo penderita yang menga- filter-filter yang efisien, dan alal pembersih-udara, juga jenis
lami alergi khas mempunyai polip hidung akibat rhinitis presipitator (alat pengendap) elektronik ataupun presipitator
alergrka. Poliposis hidung terjadi pada diskinesia siliare (sin- yang mengandung filter udara dengan partikel-partikel yang
drom silia tidak bergerak, Bab 364) dan pada defisiensi imu- berefisiensi-tinggi. Larutan Zephiran Klorida 1:750 efektif da-
nologis. Sindrom polip hidung, asma dan intoleransi aspirin lam mengendalikan pertumbuhan jamur. Pada daerah yang da-
dikenal sebagai trias asma. Cairan (kotoran) hidung berbau pat ditutup, seperti ruang bawah tanah yang lembab, penguap-
busuk, purulen unilateral, atau purulen bercarnpur darah pada an paraformaldehid (25-50 gr, tergantung pada ukuran daerah
anak memberi kesan benda asing. Kotoran berdarah terus- yang akan diobati), dari beberapa wadah gelas yang rerbuka
menerus selalu memberi kesan keganasan; Laki-laki pada juga sering efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur.
masa kanak-kanak akhir atdu awal remaja dengan penyum- Pada anak-anak dengan rhinorrhea dan penyumbatan hidung
batan hidung disertai epistaksis memberi kesan fibroma naso- yang terus-menerus, pelenyapan susu, telur atau gandum dari
fnringeal benigna, jugu dikenal sebagai angiofibroma. diet jarang mernbantu kecuali bila uji alergi kulit atau uji in
Penyumbatan hidung terjadi pada hipotiroidisme. Remaja da- vitro telah memperkuat adanya alergi makanan.
pat menderita karena rhinitis kehamilan. Cairan (kotoran) Imunoterapi dibahas pada Bab 135.2.
hidung jernih, banyak akan memberi kesan rhinorrhea cairan Terapi Obat. Obat yang cocok biasanya melegakan gejala-
serebrospinalls, yang dapat diperkuat melalui pengukuran ka- gejala rhinitis alergika. Antihistamin berguna, terutama pada
dar glukosa cairan tersebut. Penggunaan.tetes atau semprot va- pengobatan rhinitis alergika musiman (Bab 135.1). Mungkin
sokonstriktor hidung yang berlebihan dapat menimbulkan perlu menambah dosis melebihi yang secara rutin dianjurkan
rhinitis medikamentosa, di mana penyumbatan hidung dapat sampai penyembuhan gejala atau efek samping timbul.
menjadi berat. Penyalahgunaan kokain yang kronis dapat me- " Hidung gatal, bersin dan rhinorrhea biasanya terkendali de-
nimbulkan rhinitis dengan atau tanpa infeksi sekunder atau ngan baik melalui terapi antihistamin, dan penyumbatan
perforasi sekat hidung. Penyebab tambahan yang lebih jarang, hidung agak sedikit dilegakan. Efek samping utama yang
yang gejalanya menyerupai-rhinitis adalah: sifilis, difteri, merugikan dari terapi antihistamin adalah mengantuk, yang
granulomatosis Wegener, sarkoidosis, dan berbagai keganasan. biasanya berkurang pada pemakaian terus-menerus. Antihista-
Pembengkakan membran mukosa sinus seringkali terjadi min nonsedatif (astemizol, loratadin, terfenadin) jika me-
pada rhinitis alergika di masa kanak-kanak dan sinus-sinus mungkinkan harus digunakan, karena terdapat bukti bahwa
137 . Asma 775

Linna O, Kokkonen J, Lukin M: A l0-year prognosis for childhood allergic


antihistamin generasi pertama sering menyebabkan gangguan
rhinitis. Acta Paediatr 81 :100, I 992.
fungsi, juga pada penderita yang tidak menyadari keadaan Meltzer EO, Zeiger RS, Schatz M, et al: Chronic rhinitis in infants and chil-
mengantuknya. dren: Etiologic, diagnostic and therapeutic considerations. Pediatr Clin
Jika penyumbatan hidung sangat mengganggu' dekonges- Nonh Am 30:847. 1983.
Simons FE: Allergic rhinitis: Recent advances. Pediatr Clin North Am
tan seperti pseudoefedrin atau fenilpropanolamin dapat diberi-
35:1053.1988
kan tersendiri atau bersama dengan antihistamin' Tetes atau
semprot hidung yang mengandung obat-obat simpatomimetik
harus dihindari, kecuali untuk penggunaan jangka pendek;
penggunaan terus-menerus dapat menyebabkan penyumbatan
hidung yang berat (secara progresif), karena rebound vaso-
dilatasi. Pengobatan komplikasi kedua ini memerlukan peng-
I Bee I37
hentian total terhadap penggunaan obat tetes hidung dan meng-
gantinya dengan tetes hidung larutan garam fisiologis. Asma
Larutan kromolin hidung (4Vo) betguna baik pada rhinitis
alelgika musiman atau yang terus-menerus. Pada anak dengan
demam rumput, penggunaan semprot hidung terbaik dimulai
sebelum musim tepungsari. Dosis bervariasi dari satu sampai Asma merupakan penyebab utama penyakit kronis pada
dua semprot pada setiap lubang hidung tiga sampai enam kali masa kanak-kanak, menyebabkan kehilangan hari-hari sekolah'
sehari. Seperti pada bubuk, larutan kromolin hidung digunakan yang berarti, karena penyakit kronis. Asma merupakan diag-
untuk profilaksis (Bab 135.1). nosis masuk yang paling sering di rumah sakit anak dan ber-
Sejauh ini pengobatan rhinitis alergika yang paling efektif akibat kehilangan 5-7 hari sekolah secara nasional/tahun/anak.
adalah penggunaan kortikosteroid topikal. Beklometason Sebanyak 10-1 SVo anak laki-lak i dan 1 - 10Vo anak wan i ta dapat
(Vancenase atau Beconase), budesonid (Rhinocort), flunisolid menderita asma pada suatu saat selama masa kanak-kanak.
(Nasalide), atau flutikason (Flonase) harus digunakan pada Sebelum pubertas sekitar dua kali anak laki-laki yang lebih
anak yang gejala hidungnya resisten terhadap terapi antihis- banyak terkena daripada anak wanita; setelah itu insidens
tamin-dekongestan. Dosis awal biasanya satu sampai dua sem- menurut jenis kelamin sama. Asma dapat menyebabkan gang-
prot pada setiap lubang hidung dua atau tiga kali sehari guan psikososial pada keluarga. Namun dengan pengobatan
(buoesonid, 2 semprot untuk setiap lubang hidung dua kali se- yang tepat, pengendalian gejala yang memuaskan hampir sela-
hari; flutikason, 2 semprot untuk setiap lubang hidung setiap lu dimungkinkan. Tidak ada definisi asma yang diterima seca-
hari). Sesudah 3-4 hari, bila gejala membaik, dosis dan fre- ra universal; asma dapat dipandang sebagai penyakit paru
kuensi penggunaan dikurangi sampai dosis efektif minimal' obstruktif, difus dengan (l) hiperreaktivitas jalan napas terha-
satu atau dua semprot sekali atau duakali sehari, dicapai, dan dap berbagai rangsangan dan (2) tingginya tingkat reversibili-
diteruskan sebagai terapi rumat. Kadang-kadang, penggunaan tas proses obstruktif, yang dapat terjadi secara spontan atau
tetes mata kortikosteroid diperlukan pada anak dengan demam sebagai akibat pengobatan. Juga dikenal sebagai penyakit ja-
rumput dan terutama dengan gejala-gejala mata yang berat' lan napas reaktif, kompleks asma mungkin mencakup bron-
Pengobatan dengan tetes mata trometamin lodoksamida (Alo- kitis mengi, mengi akibat virus, dan asma terkait atopik. Di
'nide)0,17o empat kali sehari adalah lebih aman dan sering samping bronkokonstriksi, radang merupakan faktor patofisio-
ef'ektif dalam mencegah gejala konjungtivitis .alergika. Pengo- logi yang penting; ia melibatkan eosinofil, monosit dan me-
batan konjungtivitis alergika dengan tetes mata levokabastin diator imun dan telah menimbulkan tanda alternatif bron-kitis
hidroklorida 0,05Vo empat kali sehari juga efektif, tetapi anti- e o s inofilik de s kuamas i kroni s.

histamin Hr ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak Baik jalan napas besar (>.2 mm) maupun kecil (<2 mm)
yang usianya kurang dari 12 tahun. Komplikasi steroid topikal dapat terlibat pada berbagai tingkat. Iritabilitas atau hiper-
hidung adalah rasa terbakar'lokal, iritasi, dan epistaksis. Tidak reaktivitas jalan napas, walaupun tidak terbatas pada penderita
dqumpai penyerapan sistemik, dan kandidosis hidung atau asma, tampak merupakan bagian intrinsik penyakit dan pada
faring serta atrofi mukosa tidak menjadi masalah. beberapa tingkat ada pada hampir semua subjek asma. Hiper-
Untuk anak yang menderita karena rhinitis neutrofilik (in- responsivitas ini menampakkan dirinya sebagai bronkokon-
feksius) dengan atau tanpa sinusitis, pemberian antibiotik triksi pasca-olahraga; pada pemaparan alamiah terhadap bau
spektrum luas selama 2 minggu (seperti amoksisilin) seringkali yang kuat atau gas iritan seperti sulfur dioksida, asap temba-
efektif. Irigasi hidung dengan larutan garam yang hangat kau, atau air dingin; pada pemaparan secara sengaja di labora-
menggunakan tabung semprit atau dengan adaptasi dari alat torium terhadap hirupan histamin atau agen parasimpatomi-
Water Pik (1 sendok teh garam dalam air hangat sampai reser- metis seperti metakolin (Mecholyl). Iritabilitas jalan napas
voir penuh) membantu mengurangi gejala-gejala pada penderi- yang diperkuat ini merupakan indikator asma objektif yang
ta dengan rhinitis nonalergik kronis. sensitif dan timbul pada beberapa tingkat ketika penderita ti-
dak bergejala, bebas dari tanda-tanda fisik abnormal, dan
mampu memberikan hasil normal pada spirometri. Hiper-
Abelson MB, George MA, Garofalo C: Differential diagnosis of ocular aller-
gic disorders. Ann Allergy'79:95, 1993. reaktivitas jalan napas berkaitan dengan keparahan penyakit
Fahy GT, Easty DL, Collum LM, et al: Randomised double-masked trial of lo- secara keseluruhan. Hiperreaktivitas ini bervariasi dari pende-
doxamide and sodium cromoglycate in allergic eye disease: A multicentre rita ke penderita tetapi biasanya relatif stabil selama beberapa
study. Eur J Ophthalmol 2:144, 1992.
waktu pada penderita yang sama, kecuali pada fluktuasi se-
Kaliner M. Lemanske R: Rhinitis and asthma. IAMA268:2807' 1992.
776 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

mentara; kenaikan reaktivitas terjadi selama infeksi virus per- Faktor-faktor risiko timbulnya asma adalah kemiskinan,. ras
napasan, pasca-pemaparan terhadap polusi udara dan terhadap kulit hitam, umur ibu kurang dari 20 tahun pada.saar mela_
alergen atau terhadap bahan kimia pekerjaan pada individu hirkan, berat badan kurang dari 2.500 gram, ibu merokok (le-
yang tersensitisasi, dan pasca-pernberian antagonis reseptor-8. bih dari setengah bungkus sehari), ukuran rumah kecil (<g
Penurunan akut terhadap iritabilitas jalan napas menyertai kamar), ukuran keluarga besar(> enam anggota), dan paparan
pemberian agonis reseptor-B, teofilin, dan antikolinergik, dan alergen rnasa bayi kuat (lebih dari l0 pg alergen tungau debu
penurunan iritabilitas menyertai pemberian yang menahun rumah Der p I per gram debu rumah yang dikumpulkan). Fak_
akan: klomolin, nedokromil, atau kortikosteroid yang sistemik tor risiko tambahan dapat meliputi seringnya infeksi pernapas_
ataupun yang dihirup. an pada awal masa kanak-kanak dan kurang optimalnya
Data pada pewarisan asma adalah paling cocok dengan de- perawatan oleh orangtua. Sensitisasi terhadap alergen hirupan
terminan poligenik atau multifaktorial. Anak dengan satu dapat terjadi pada masa bayi, tetapi sensitisasi semakin ber-
orangtua yang terkena mempunyai risiko menderita asma seki- tambah sering setelah umur 2 tahun dan dapat ditunjukkan
tar 25Vo; risiko bertambah menjadi sektar 50Vo jika kedua dari banyaknya anak setelah usia 4 tahun yang perlu mengun_
orangtua asmatis. Namun, asma tidak secara universal ada jungi kamar gawat darurat karena mengi. Faktor risiko kema_
pada kembar monozigot. Labilitas bronkokonstriksi pada olah- tian asma adalah meremehkan asma berat, menunda pelaksa_
raga serasi pada kembar identik, tetapi tidak pada kembar naan pengobatan yang tepat, kurangnya penggunaan bronko_
dizigot. Labilitas bronkial dalam responsnya terhadap uji olah- dilator dan kortikosteroid, ras kulit hitam, tidak setia pada na_
ragajuga telah diperagakan pada anggota keluarga anak asma- sihat untuk penanganan, disfungsi dan stres psikososial yang
tis yang sehat. Kecenderungan genetik bersama dengan faktor dapat mengganggu kesetiaan atau tanggapan terhadap bertam_
lingkungan dapat menjelaskan kebanyakan kasus asma masa bahnya penyumbatan jalan napas, sedasi, serta pemaparan ber_
kanak-kanak. lebihan terhadap alergen. Pengobatan gawat darurat atau raWat
EPIDEMIOLOGI. Asma dapat tinbul pada segala umur;30Vo inap di rumah sakit, karena asma, yang baru saja dilalui me-
penderita bergejala pada umur 1 tahun, sedang 80-90% anak nambah risiko kematian asma. Penderita yang menjadi sasaran
asma mempunyai gcjala pertamanya sebelum umur 4-5 tahun. penyumbatan jalan napas berat, mendadak, dan mereka yang
Perjalanan dan keparahan asma sukar diramal. Sebagian besar menderita asma kronis tergantung-steroid adalah yang teru_
anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan tama berrisiko tinggi untuk asma yang mematikan.
ringan sampai sedang, relatif mudah ditangani. Sebagian kecil PATOFISIOLOGI. Manifestasi penyumbaran jalan napas
mengalami asma berat yang berlarut:larut, biasanya lebih ba- pada asma disebabkan oleh bronkokonstriksi, hipersekresi
nyak yang terus-menerus daripada yang musiman: menjadi- mukus, edema mukosa, infiltrasi seluler, dan deskuamasi sel
kannya tidak mampu dan mengganggu. kehadirannya di epitel serta sel radang. Berbagai rangsangan
alergi dan rang_
sekolah, aktivitas bermain, dan fungsi dari hari-ke-hari. Hu- sangan nonspesifik, akan adanya jalan napas yang hiper_
bungan antara umur timbulnya asma dan prognosanya tidak reaktif, mencetuskan respons bronkokonstriksi dan radang.
pasti; anak-anak yang paling berat terkena mulai timbul mengi Rangsangan ini meliputi alergen yang dihirup (tungau debu,
. selama tahun pertama kehidupan dan mempunyai riwayat ke- tepungsari, sari kedelai, protein minyakjarak), protein sayuran
Iuar_qa asma serta penyakit alergi lain (terutama dermatitis lainnya, infeksi virus, asap rokok, polutan udara, bau busuk,
atopik). Anak-anak ini dapat rnengalami pertumbuhan yang obat-obatan (agen anti-radang nonsteroid, antagonis reseptor_
lambat, yang tidak terkait dengan pemberian kortikosteroid, p, metabisulfit), udara dingin dan olahraga.
deformitas dada akibat hiperinflasi kronis, dan keiainan uji Patologi asma berat adalah bronkokonstriksi, hipertrofi
fungsi paru yang menetap. otot polos bronkus, hipertrofi kelenjar mukosa, edema mu_
Prognosis untuk anak muda asma biasanya baik. Sebagian kosa, infiltrasi sel radang (eosinofil, neutrofil, basofil, makro_
penyembuhan akhir tergantung pada pertumbuhan diameter fag) dan deskuamasi. Tanda-tanda patognomonis adalah kr.is_
potongan-melintang jalan napas. penelitian longitudinal me- tal Charcot-Leyden (lisofosfolipase membran eosinofil), spiral
nunjukkan bahwa sekiar 50% dari semua anak asma sebe- Cursch-mann (silinder mukosa bronkial), dan benda_benda
narnya bebas gejala dalam 10-20 tahun, tetapi sering terjadi Creola (sel epitel terkelupas).
kekambuhan pada masa kanak-kanak. pada anak yang mende- Mediator yang baru disintesis dan disimpan dilepaskan
rita asma ringan yang timbul antara umur 2 tahun hingga pu_ dari sel mast mukosa lokal pasca-rangsangan nonspesifik atau
bertas, angka kesembuhan sekitar 50Vo, dan hanya 5Vo ying pengikatan alergen terhadap imunoglobulin (Ig) E terkait_sel
mengalami penyakit berat. Sebaliknya, anak dengan asma be, mast spesifik. Mediaror seperti histamin, leukotrien C4, D4
rat, yang ditandai dengan penyakit kronis tergantung_steroid dan E" serta faktor pengaktif trombosit mencetuskan bronko_
dengan riwayat inap di rumah sakit yang sering, jarang mem- kontriksi, edema mukosa dan respons imun (lihat Bab 133).
baik; dan sekitar 95Vo menjadi orang dewasa asmatis. Belum Respons imun awal menimbulkan bronkokonstriksi, dapat di_
diketahui apakah hiperiritabilitas jalan napas mereka pernah obati dengan agonis reseptor-p2, dan dapat dicegah d"ngun
menghilang; respons abnormal terhadap hirupan metakolin agen penstabil-sel mast (kromolin atau nedokromil). Respons
pada penderita yang dulunya asma ditemukan selama 20 tahun imun lambat terjadi 6-8 jam kemudian menghasilkan keadaan
sesudah gejala- gejala telah berkurang. hiper-responsif jalan napas berkelanjutan dengan infiltrasi
Baik prevalensi maupun mortalitas asma meningkat selama eosinofil dan neutrofil, dapat diobati dan dicegah dengan ste-
2 dekade tcrakhir. Penyebab kenaikan prevalensi ini tidak di_ roid, dan dapat dicegah dengan kromolin atau nedokromil.
ketahui, tetapi beberapa faktor yang dihubungkan dengan tim_ Penyumbatan paling berat adalah selama ekspirasi karena
bulnya asma ataupun kenaikan mortalitas telah diketahui. jalan napas intratoraks biasanya menladi lebih kecil
selama
137 | Asma 777

Mediator Kimia kan alveoli. Dengan demikian proses ini dapat memperburuk
kecenderungan ke arah atelektasis.
ET|OLOGI. Asma merupakan gangguan kompleks yang
Penyumbatan jalan napas
melibatkan faktor autonom, imunologis, infeksi, endokrin dan
psikologis dalam berbagai tingkat pada berbagai individu. Pe-
ngendalian diameterjalan napas dapat dipandang sebagai sua-
Ventilasi Hiperinllasi
tu keseimbangan gaya neural dan humoral. Aktivitas bronko-
Tidak Seragam
I konstriktor neural diperantarai oleh bagian kolinergik sistern
I i
Atelektasis + Ketidakseim- Kelenturan saraf otonom. Ujung sensoris vagus pada epitel jalan napas,
t bangan venlilasi berkurang disebut reseptor batuk atau iritan, tergantung pada lokasinya,
dan Perfusi
mencetuskan refleks arkus cabang aferens. yang pada ujung
I

I \
Keria pernapasan
eferens merangsang kontraksi otot polos bronkus. Neurotrans-
Surfaktan Hipoventilasi
betkurang alveoler bertambah misi peptida intestinal vasoaktif (PIV) memulai relaksasi otot
polos bronkus. PIV mungkin merupakan suatu neuropeptida
1
Vasokonstriksi dominan yang dilibatkan pada pemeliharaan terbukanya jalan
pulmonal napas. Faktor humoral membantu bronkodilatasi termasuk
katekolamin endogen yang bekerja pada reseptor adrenergik-p
menghasilkan relaksasi otot polos bronkus. Bila substansi hu-.
Gambar 137-1. Patofisiologi asma (Po. = tekanan oksigen parsial; Pro- = te- moral lokal seperti hittamin dan leukotrien dilepaskan melalui
kanan karbondioksida parsial) (Dimodifikasi dari Siegel SC: Bron-chial
Astlima, Dalan: Kelley VC [ed]: Practice of Pediatrics. Bab 74, Vol 2- Hager-
reaksi yang diperantarai proses imunologis, mereka mengha-
stown, MD, Harper & Row 1987.) silkan bronkokonstriksi, dengan cara bekerja langsung pada
otot polos atau dengan rangsangan reseptor sensoris vagus.
Adenosin yang dihasilkan setempat, yang melekat pada resep-
tor spesifik dapat turut menyebabkan bronkokonstriksi. Metil-
santin merupakan antagonis adenosin secara kompetitif.
ekspirasi. Walaupun penyumbatan jalan napas difus, penyum-
Asma dapat disebabkan oleh kelainan fungsi reseptor
batan ini tidak seragam semua di seluruh paru. Atelektasis seg-
adenilat siklase adrenergik-p, dengan penurunan respons adre-
mental atau subsegmental dapat terjadi, memperburuk keti-
nergik. Laporan penurunan jumlah reseptor adrenergik-B pada
dakseimbangan ventilasi dan perfusi (Gb. 137-1). Hiperinflasi
leukosit penderita asma dapat memberi dasar struktural hipo-
menyebabkan penurunan kelenturan, dengan akibat kerja per-
responsivitas terhadap agonis-B. Cara lain, bertambahnya ak-
napasan bertambah. Kenaikan tekanan transpulmoner, yang
tivitas kolinergik pada jalan napas diusulkan sebagai defek
diperlukan untuk ekspirasi melalui jalan napas yang tersumbat,
pada asma, kemungkinan diakibatkan oleh beberapa kelainan
dapat menyebabkan penyempitan lebih lanjut, atau penutupan
pada reseptor iritan, baik instrinsik ataupun didapat; yang
dini (prematur) beberapa jalan napas total selama ekspirasi, de- pada penderita asma agaknya mempunyai niiai ambang yang
ngan demikian menaikkan ridiko pneumotoraks. Kenaikan te-
rendah dalam responsnya terhadap rangsangan, daripada indi-
kanan intratoraks dapat mengganggu aliran balik vena dan
vidu normal. Tidak ada teori yang cocok dengan semua data.
mengurangi curah jantung, yani kemungkinan tampak sebagai
Pada penderita-penderita perseorangan biasanya sejumlah fak-
pulsus paradoksus.
tor turut membantu aktivitas proses asmatis pada berbagai
Ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi, hipoventilasi tingkat.
alveoler, dan bertambahnya kerja pernapasan menyebabkan Fahor-faktor lmunologis. Pada beberapa penderita yang di-
perubahan pada gas-gas darah (lihat Gb. 137-1). Hiperventilasi sebut asma ekstrinsik atau alergik, eksaserbasi terjadi setelah
beberapa daerah paru pada mulanya mengkompensasi tekanan pemaparan terhadap faktor lingkungan seperti debu rumah, te-
karbondioksida yang lebih.tinggi dalam darah yang memper- pungsari, dan ketombe. Seringkali, tapi tidak selalu, kadar IgE
fusi daerah yang terventilasi jelek. Namun, hiperventilasi ini ti- total maupun IgE spesifik penderita seperti ini meningkat ter-
dak dapat mengkompensasi hipoksemia saat bernapas dengan hadap antigen yang terlibat. Pada penderita lainnya dengan
udara kamar karena ketidakmampuan penderita menaikkan te- asma yang serupa secara klinik, tidak ada bukti keterlibatan
kanan oksigen dan'saturasi oksihemoglobin parsial. Progresivi- IgE; uji kulit negatif dan kadar IgE rendah. Bentuk asma ini,
tas penyumbatan jalan napas lebih lanjut menyebabkan yang ditemukan paling sering pada usia 2 tahun pertama dan
hipoventilasi alveoler yang lebih banyak, dan hiperkapnea da- pada orang dewasa (asma yang timbul lambat), disebut in-
pat terjadi mendadak. Hipoksia mengganggu perubahan asam strinsik. Perbedaan antara asma instrinsik dan ekstrinsik
laktat menjadi karbondioksida dan air, menimbulkan asidosis mungkin pada hal buatan (artifisial), karena dasar imun pada
iiretabolik. Hiperkapnia menaikkan asam karbonat, yang berdi= jejas mukosa akibat-mediator pada kedua kelompok tersebut
sosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat, menimbulkan serupa. Asma ekstrinsik mungkin dihubungkan dengan lebih
asidosis respiratorik. mudahnya mengenali rangsang pelepasan mediator daripada
Hipoksia dan asidosis dapat menyebabkan vasokonstriksi asma instrinsik. Penderita asma dari semua umur biasanya
pulmonal, tetapi kor pulmonal akibat dari hipertensi pulmonal mempunyai kadar serum IgE, yang meningkat, pada kebanyak-
yang bertahan bukan merupakan komplikasi asma yang lazim. an penderita memberi kesan komponen alergik-ekstrinsik.
Hipoksia dan vasokonstriksi dapat mencederai sel alveoier tipe Walaupun kenaikan kadar IgE dapat karena atopi. rangsangan
II, mengurangi produksi surfaktan, yang normalnya menstabil- non-spesifik kronis, yaitu reaksi imun fase lambat akibar
778 BAGIAN XV f Gangguan Alergi

alergen pada sel mast menciptakan hiperreaktivitas jalan napas kup untuk menimbulkan mengi hanya sesudah pengobatan
non-spesifik yang lama, yang dapat menghasilkan bronko- bronkodilator, yang memberikan sebagian kelegaan dari pe-
spasme tanpa adanya faktor ekstrinsik yang dapat diketahui. nyumbatan jalan napas. Napas yang pendek mungkin begitu
Agen virus adalah pemicu infeksi asma yang paling pen- berat, sehingga anak mengalami kesukaran berjalan atau bah-
ting. Pada umur muda (awal) virus sinsisial respiratorik (respi- kan berbicara. Penderita dengan penyumbatan berat bersikap
"qtory syncytial virus = RSl, dan virus parainfluenzae adalah duduk membungkuk, posisi duduk seperti tripod yang mem-
yang paling sering terlibat; pada anak yang lebih tua rhinovirus buatnya lebih mudah bernapas. Ekspirasi (khas) lebih sukar
juga terlibat. Infeksi virus influenzae diduga berperan penting karena penutupan prematur jalan napas ekspirasi, tetapi ba-
pada umur yang semakin tua. Agen virus dapat bekerja mence- nyak anak yang mengeluhkan kesukaran dalam inspirasi juga.
tuskan asma melalui rangsangan reseptor aferens vagus dari Sering didapat nyeri abdomen terutama pada anak yang lebih
sistem kolinergik di jalan napas. Respons IgE terhadap RSV muda, dan agaknya karena penggunaan otot abdomen dan dia-
dapat terjadi pada bayi dan anak dengan mengi akibat-RSV, te- fragma yang berlebihan. Hati dan limpa mungkin dapat teraba
tapi tidak terjadi pada mereka yang penyakit RSV pernapasan- karena hiperinflasi paru. Sering dijumpai muntah dan dapat
nya tidak terkait dengan mengi. Mengi dengan infeksi RSV disertai pengurangan gejala sementara.
dapat mengungkapkan kecenderungan terhadap asma. Selama penyumbatan jalan napas yang berat, usaha yang
Fakor Endokrin. Asma dapat lebih buruk dalam hubungan- luar biasa untuk bernapas dapat dijumpai dan anak dapat ber-
nya dengan kehamilan dan menstruasi, terutama premens- keringat banyak; dapat terjadi demam ringan hanya karena
truasi, atau dapat timbul pada saat wanita menopause. Asma kerja pernapasan yang.berat, kelelahan mungkin menjadi be-.
membaik pada beberapa anak saat pubertas. Hanya sedikit rat. Di antara serangan-serangan yang buruk anak dapat bebas
yang diketahui tentang peran faktor endokrin pada etiologi dan gejala sama sekali dan tidak ditemui bukti adanya penyakit
patogenesis asma. Tirotoksikosis menambah keparahan asma; paru pada pemeriksaan fisik. Deformitas dada seperti ton,q
mekanismenya tidak diketahui. merupakan tanda penyumbatan jalan napas asma berat yang
Faktor-faktor Psikologis. Faktor emosi dapat memicu ge- kronis dan terus menerus. Sulkus Harrison, depresi antero-
;:la-gejala pada beberapa anak dan dewasa yang berpenyakit lateral toraks pada insersi diafragma, mungkin ditemui pada
asma, tetapi "penyimpangan" emosional atau sifat-sifat perila- anak dengan retraksi berat yang berulang. Jari tabuhjarang dr-
ku yang dijumpai pada anak asma tidak lebih sering daripada temukan pada asma yang tanpa komplikasi, walaupun pada
anak dengan penyakit cacat kronis yang lain. Sebaliknya, pe- asma berat. Jari tabuh memberi kesan penyebab penyakit
ngaruh penyakit kronis berat seperti asma pada pandangan penyumbatan paru kronis lainnya seperti kistik fibrosis.
anaknya sendiri, pandangan orangtuanya padanya, atau kehi- DIAGNOSIS. Episode batuk berulang dan mengi, terurama
dupan pada umumnya, dapat merusak. Gangguan emosi dan jika diperburuk atau dipicu oleh olahraga, infeksi virus atau
tingkah laku terkait lebih erat dengan pengendalian asma yang alergen hirupan, sangat memberi kesan asma. Namun asma
buruk daripada keparahan serangan itu sendiri, karenanya, inter- dapat juga menyebabkan batuk menetap pada anak tanpa ri-
vensi medis yang ahli dapat mempunyai dampak yang penting. wayat mengi karena kecepatan aliran udara tidak mencukupi
MANIFESTASI KLlNlS. Timbulnya eksaserbasi asma dapat untuk menimbulkan mengi, penyumbatan jalan napas yang re-
secara akut atau diam-diam. Episode akut paling sering dise- latif ringan, atau pengasuh tidak mampu mengenali mengi.
babkan oleh pemaparan terhadap iritan seperti udara dingin Gejala-gejala yang buruk tersebut dapat dianggap berasal dari
dan gas (asap) beracun (rokok, cat basah) atau pemaparan ter- "batuk alergi," "bronkitis alergika," "bronktis mengi" atau
hadap alergen atau bahan kimia sederhana, misalnya aspirin "bronkitis kronis". Uji fungsi paru sebelum dan sesudah pem-
atau sulfit. Bila penyumbatan jalan napas terjadi dengan cepat berian metakolin atau bronkodilator atau sebelum dan sesudah
dalam beberapa rnenit, sepertinya kebanyakan disebabkan oleh olahraga dapat membantu menegakkan diagnosis asma. peme-
spasme otot polos padajalan napas besar. Eksaserbasi diperce- riksaan selama episode gejala yang berat dapat juga membantu
pat oleh infeksi virus pernapasan yang timbulnya lebih lambat, jika terjadi perbaikan pasca-terapi bronkodilator. Lagipula, bila
dengan frekuensi dan keparahan batuk dan mengi yang sedikit diobati dengan cara-cara yang spesifik untuk asma, dan anak
demi sedikit bertambah selama beberapa hari. Karena pembu- yang terkena menunjukkan perbaikan yang mencolok, memberi
kaan jalan napas mengurang pada malam hari, banyak anak kesan kuat bahwa batuk tersebut merupakan tanda asma.
menderita asma akut pada saat ini. Tanda-tanda dan gejala- Evaluasi laboratorium. Eosinofilia pada darah dan spurum
gejala asma adalah batuk, yang kedengarannya lengket dan ba- terjadi pada asma. Eosinofilia darah lebih dari 250-400 sell
tuk yang nonproduktif'pada awal perjalanan serangan: mengi, mmr adalah biasa. Sputum penderita asma sangat kental, elas-
takipnea, dan dispnea dengan ekspirasi panjang serta menggu- tis dan keputih-putihan. Cat biru metilen-eosin biasanya me-
nakan otot-otot pernapasan tambahan; sianosis; hiper-inflasi nampakkan banyak eosinofil dan granula dari sel yang ter-
dada; takikardi dan pulsus paradoksus; yang mungkin dijumpai ganggu. Beberapa penyakit pada anak selain asma mungkin
pada berbagai tingkat, tergantung pada stadium dan keparahan menyebabkan eosinofilia dalam sputum. Biakan sputum biasa-
serangan. Dapat dijumpai batuk tanpa mengi, atau dijumpai nya tidak membantu pada anak asma karena superinfeksi bak-
mengi tanpa batuk; juga dapat dijumpai takipnea tanpa mengi. teri jarang dan biakan seringkali terkontaminasi dengan or-
Manifestasinya akan bervariasi tergantung pada keparahan ganisme orofaring. Protein serum dan kadar imunoglobulin
eksaserbasi (Tabel 137-l ). biasanya normal pada asma, kecuali bahwa kadar IgE mung-
Bila penderita berada dalam distres pernapasan yang berat, kin bertambah.
tanda-tanda utama asma, mengi, mungkin tidak mencolok; pa- Uji alergi kulit dan URAS (uji radioalergosorben) arau pe-
da penderita demikian, dapat terjadi gerakan udara yang cu- nentuan IgE spesifik secara in vitro lainnya, berguna dalam
137 | Asma 779

TABEL 137-1. Perkiraan Keparahan Eksaserbasi Akut pada Anak Asma


Ta a/. jala Ringan $erlalg ts.erat

Angka aliran gkspirasi $rincak Diramalkan 709c-90%o atau garis Di iamal kanj 0 9-a -,:/ UVs atau €ari s Pitama'lkan::?50.7 tau $ariS ..;
{FEFR) ' r." i,,,
.

,
dasar (baseline) dasar dasar
Frekuensi DcrnaDasan Normal sampai 307o di atas rata- 307o:50Vo naik di atas rala-rata >507o nalk dialas rata-rata
rcta
Kctajaman pcrhatian Normal Normal Mungkin menurun
Dispnea Tidak:ada atau.iinganiiberbicara Sedang. berbicara kata demi kata Berat. berbicara hanya dalam
dengan kal i mat sempurna atau sebagian kalimat satu kala atau kata-kata pendek
Penggunaan otot lambahan Reriaksi interkostal dari tidak ada Retraksi interkostal sedang de- Retraksi. interkostal sedang, re-
''samf$M ,, ,'""'t' aganrretf.akai:trake.osternal,
penggunaan otot-oLot sterno- :'
traksi trakeostermal dengan
peJebaran cupin$-hidung sela*.
,,, id..o,q4stoideus,hipgrinfilasi ma inspirasi, hiperinflasi dada
dada
Warrra Baik Pucat Mungkin sianosis
Auskultasi,: , : :., Hanya mengi pada akhir ekspi- Mengi dan,ekspirasi S1ara, nbnas tidak leldeagar
: :::
..:.

* rasl
in;pirasi

Saturasi oksiAen (optl >957a 907o-95Vo 190'Xt - --.,:tt.tt' '.'.ttt' '


D
r t. d71 <35 <40 >40
a,r

*FIargo
saturusi oksigen harui tlisesuaikan nenurut ketinggion tempot. Angka ini menganggop buhwa penderita ada pada setinggi permukdan laut. Dari Prcvi'
,t i o nu I C t t nnil t tee o n Qua li t.,- I ntp rov e nt e nt : Practice param.erer: The ofiice management ofacute exacerbutiotL o.l asthmo in children. Pediatrics 93:l 19, 1991.

mengenali alergen lingkungan yang secara potensial penting rang-kurangnya 8 jam sebelum pengujian; teofilin lepas
(Bab 134). lambat (slon* release) jangan diberikan 12-24 1am sebelum
uji tctntangan inhalasi bronkus jarang sekali dilakukan un- pengujian.
tuk menjajaki arti klinik keterlibatan alergen dengan uji kulit, Setiap anak yang diduga menderita asma tidak memerlu-
karena tantangan alergenik dapat menimbulkan respons asma kan roentgenogram dada, tetapi pemeriksaan ini seringkali te-
I'ase lambat, prosedur ini memakan waktu dan hanya satu aler- pat untuk mengesampingkan kemungkinan diagnosis lainnya
gen yang dapat diuji pada satu saat. Bila diagnosis asma tidak ataupun komplikasi, seperti atelektasis atau pneumonia. Co-
pasti, uji hiper-responsivitas terhadap pengaruh bronkokon- rakan paru sering bertambah pada asma. Hiperinflasi terjadi
striktif metakolin atau histamin dapat membantu anak yang cu- selama serangan akut dan dapat menjadi kronis apabila pe-
kup tua untuk bekerja sama pada uji fungsi paru. Uji provoka- nyumbatan jalan napas menetap. Atelektasis dapat terjadi se-
tif metakolin tidak boleh dilakukan bila garis dasar fungsi paru banyak 6Vo anak selama eksaserbasi akut dan scpertinya teru-
'bnormal; respons terhadap terapi bronkodilator lebih tepat. tama melibatkan lobus meclia kanan, di mana atelektasis dapat
Respons penderita asma terhadap uji olahraga sangat khas menetap selama berbulan-bulan. Roentgenogram ulangan se-
(Bab 321). Lari selama 1-2 menit sering menyebabkan bronko- lama masa eksaserbasi biasanya tidak diindikasikan bila tidak
dilatasi pada penderita dengan asma; tetapi bila bernapas da- ada demam; bila tidak ada kecurigaan pneumotoraks, atau
lam udara yang kering dan relatif dingin, olahraga berat yang takipnea yang lebih dari 60 denyut/menit, takikardia yang lc-
lama menyebabkan bronkokonstriksi yang sebenarnya pada se- bih dari 160/ menit, ronki atau mengi setempat, atau suzrra per-
mua subjek asmatis. Peragaan respons abnormal terhadap olah- nepasen yeng berkurang.
raga ini secara diagnostik membantu dan menolong dalam me- Uji fungsi paru (Bab 321 dan 324.8) bemanfaat dalam
yakinkun pL'nderila dan orangtua mengenai pentingnya pengo- mengevaluasi anak yang diduga menderita asma. Pada mereka
batan pencegahan, Lari pada- treadmill 3-4 mil/jam dengan yang diketahui menderita asma, uji demikian berguna dalam
kenriringan 75Vo serLa bernapas melalui mulut selama seku- menilai tingkat penyumbatan jalan napas dan gangguan pertu-
rang-kurang-nya 6 menit akan menimbulkan penyumbatan ja- karan gas, pada pengukuran respons jalan napas terhadap aler-
lan napas pada kebanyakan penderita dengan asma, terutama gen dan bahan kimia yang dihirup, atau olahraga (uji provo-
jika olahraga menyebabkan kenaikan frekuensi nadi sampai kasi bronkus), dalam menilai respons terhadap agen tera-
sekurang-kurang-nya 180 denyut/menit. Pengukuran fungsi peutik, dan dalarn mengevaluasi perjalanan penyakit jangka
paru segera sebelum olahraga, segera sesudah olahraga, juga 5 lania. Penilaian fungsi paru pada asma adalah paling bermam-
dan 10 menit kemudian biasanya menampakkan penurunan faat bila dibuat sebelum dan sesudah pemberian aerosol bron-
angka aliran ekspirasi puncak (peak expiratory flow rdte = kodilator, suatu prosedur yang menunjukkan tingkat rever-
:EFR) atau volume ekspirasi paksa (forced expiratory volume sibilitas penyumbat- an jalan napas pada saat pengujian (Bab
= F-EV) dalam I detik (FFVr) sekurang-kurangnva 157o tanpa 321 dan 324-8). Kenaikan PFR atau FEVI, sekurang-kurang-
premedikasi. Jika olahraga tidak menyebabkan penyumbatan nya 70Vo sesudah terapi aerosol, sangat memberi kesan asma.
jalan napas, uji diulangi pada hari lainnya ketika kelembaban Kegagalan dalam merespons tidak berarti mengesampingkan
udara relatif rendah, biasanya mendatangkan respons positif asma dan dapat disebabkan oleh status asmatikus atau karena
pada pcnderita asma.Uji olahraga harus ditangguhkan jika ter- fungsi paru yang mendekati-maksimum.
jadi pcnyumbatan jalan napas yang berarti.
Bila mungkin, Pada kasus asma ringan yang dalam penyembuhan, kelain-
bronkodilator dan kromolin harus dihentikan selama seku- an tidak dapat terdeteksi. Pada yang lain mungkin ditemukan
780 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

berbagai kelainan (lihat Tabel 137-l). Kapasitas total paru, ka- kosa pada bronkus utama yang tampak hiperplasia dibanding-
pasitiis sisa fungsional, dan volume sisa bertambah. Kapasitas kan dengan kelenjar mukus pada orang dewasa menyokong
vital biasanya menurun. Uji-uji dinamis aliran udara, ka- penambahan produksi mukus intralumen; (3) penyempitan ja-
pasitas vital paksa (forced vital capacity = FVC), FEVI, pFR, lan napas perifer yang tidak seimbang sampai usia 5 th me-
dan aliran ekspirasi maksimum antara25Vo sampai 75Vo kapa- nyebabkan pengurangan kemampuan penghantaran relatif
sitas vital (forced expiratory flow = FEF 25-'75Vo) dapat juga pada orang dewasa dan membuat bayi dan anak muda mudah
menunjukkan pengurangan nilai-nilai. yang kembali ke arah terserang penyakit yang mengenai jalan napas kecil; (4) ku_
nomal sesudah pemberian aerosol bronkodilator. Dengan ter- rangnya kelenturan elastis statis paru-paru muda memberi ke_
sedianya instrumen kecil, yang secara relatif tidak mahal, yang cenderungan penutupan jalan napas awal selama pernapasan
mengukur angka aliran ekspirasi puncak (PEFR) (Mini-Wrigttt tidal dan berakibat ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi
Peak FLow Meter, Healthscan Assess Plus peak flow meter), serta hipoksemia; (5) kerangka iga sangat lentur dan sudut
cocok untuk memantau angka aliran ekspirasi di rumah dua insersi diafragma pada kerangka iga secara mekanik tidak
sampai tiga kali sehari. Ini memberikan pengukuran tingkat menguntungkan (horizontal vs. miring pada orang dewasa)
penyumbatan jalan napas yang objektif di luar kunjungan ke menambah kerja pernapasan diafragma; (6) kurangnya jumlah
tempat praktek. Penurunan aliran ekspirasi puncak meramal- serabut otot skelet tahan-lelah pada diafragma, menyebabkan
kan mulainya eksaserbasi dan mendororig intervensi dini cle- diafragma kekurangan perlengkapan untuk mempertahankan
ngan terapi obat tambahan. curah kerja yang tinggi; dan (7) kurangnya ventilasi kolateral
Penentuan gas dan pH darah arterial adalah penting dalam dengan, kurangnya jumlah dan ukuran pori-pori Kohn dan sa-.
evaluasi penderita asma selama masa eksaserbasi yang memer- luran Lambert. Oleh karenanya pada bayi dan anak muda cen_
lukan perawatan di rumah sakit. Selama masa pembaikan (re- derung terjadi atelektasis bagian distal jalan napas yang ter_
misi), tekanan parsial oksigen (Po2), tekanan parsial karbon- sumbat. Kombinasi faktor-faktor ini dengan kerentanan bayi
dioksida (Pco2) dan pH mungkin normal. Pada periode berge- dan anak normal terhadap infeksi virus pernapasan membuat
jala, ditemukan Poz menurun secara teratur dan dapat menetap kelompok umur ini sangat mudah terserang penyakit penyum-
beberapa hari atau beberapa minggu sesudah episode akut sele- batan saluran pernapasan bawah.
sai. Penentuan saturasi oksigen dengan oksimetri secara teratur Penemuan klinik, roentgenografis, dan gas darah pada
membantu dalam menentukan keparahan eksaserbasi akut. asma dan bronkiolitis sangat serupa. Adalah membantu untuk
Pcoz biasanya rendah selama stadium awal asma akut. Ketika mengingat bahwa insidens bronkiolitis yang disebabkan oleh
penyumbatan menburuk, Pcoz naik; ini merupakan tanda yang RSV memuncak selama usia 6 bulan pertama, terutama sela-
tidak menyenangkan. pH darah tetap nomal (atau kadang- ma bulan-bulan cuaca dingin, dan bahwa serangan kedua dan
kadang sedikit alkalosis karena hiperventilasi) sampai kapasi- ketiga jarang. Beberapa klinik telah mengusulkan penggunaan
tas penyangga (buffering) darah habis, dan kemudian terjadi respons terhadap aerosol epinefrin atau albuterol untuk mem_
asidosis. Ketika penyumbatan jalan napas dan hipoksia men- bantu memutuskan apakah suatu episode merupakan asma
jadi lebih berat, terjadi asidosis, baik respiratorik maupun me- atau bronkiolitis, bila berespons baik mendukung asma. Vali_
tabolik karena masing-masing adalah asidosis hiperkarbia dan ditas uji ini belum ditegakkan, tingkat responsivitas mungkin
laktat. lebih dihubungkan dengan keparahan proses obsrruktif dari_
DIAGNOSIS BANDING. Kebanyakan anak yang menderira pada sifat yang mendasarinya. Namun percobaan epinefrin
episode batuk dan mengi berulang menderita asma. penyebab atau bronkodilator lainnya bermanfaat, seperti yang akan diba_
lain penyumbatan jalan napas adalah malformasi kongenital has nanti.
(sistem pernapasan, kardiovaskuler, atau gastrcintestinal), ben- Tinbulnya gejala agak khas. Bayi atau anak muda yang
da asing padajalan napas atau esofagus, bronkiolitis infeksius, sebelumnya sehat mengalar.ni apa yang agakny a berupa cold
kistik fibrosis, penyakit defisiensi imunologis, pneumonitis hi- dengan rhinonhea, yang dengan cepat disertai dengan iritabili_
persensitivitas, aspergilosis bronkopulmonal alergika, dan ber- tas, batuk, takipnea dan mengi. Gejala-gejala mungkin mem_
bagai keadaan lebih jarang yang mengganggu jalan napas, ter- buruk dengan cepat dan sering memerlukan rawat inap di ru_
masuk tuberkulosis endobronkial, penyakit jamur, dan adeno- mah sakit.
ma bronkus (Tabel 137-2). Amat jarang di Amerika Serikat, Selama masa bayi, infeksi saluran pernapasan oleh virus
eosinofilia tropika dan infeksi parasit lain yang dapat melibar- atau C h I amy dia dap at menimbul kan gej al a- gej al a penyumb ar-
kan paru-paru dan menyerupai asma. an jalan napas yang dapat dirancukan dengan asma. Infeksi
ASMA PADA KEHIDUPAN AWAL. Mengi pada bayi merupa- bakteri jalan napas bawah jarang, dan konsep bahwa reaksi
kan sebutan khusus yang pantas karena sering dijumpai dan alergi terhadap bakteria menyebabkan asma tidak terbukti.
mendatangkan masalah diagnostik serta terapeutik yang besar. Anak dengan episode batuk dan mengi berulang yang disertai
Sejumlah besar anak, yang selanjutnya terbukti menderita dengan infeksi bakteri harus diperiksa untuk kistik fibrosis
asma, mempunyai gejala penyakit jalan napas obstruktif pada atau defisiens.i imunologis. Aspirasi kronis yang disebabkan
usia awal (30Vo kurang dari usia I th dan 50-55Vo kurang dari oleh disfungsi penelanan (biasanya pada anak yang perkem_
usia 2 th). bangannya terganggu) atau refluks gastroesofagus juga dapat
Sejumlah keanehan anatomis dan fisiologis pada kehidup- menyebabkan batuk dan mengi berulang pada umur muda.
an awal menunjukkan kecenderungan akan penyakit.jalan na- Gejala-gejala distres respirasi sering terjadi pada waktu atau
pas obstruktif: (l) otot poios darijalan napas perifer yangjum- segera sesudah makan, dan biasanya terdapat kelainan pada
lahnya kurang, dibandingkan pada orang dewasa dapat roentgenogram dada. Penyebab penyakit penyumbatan jalan
mengakibatkan hal yang kurang mendukung; (2) kelenjar mu- napas yang lebih jarang pada usia awal adalah bronkiolitis
137 . Asma 781

TABEL 137-2. Diagnosis Banding Asma pada Masa Kanak-Kanak


Peny*ii Keterangan
lnleKsr
Bronkiolitis iRSV)
Pneumonia
\ roul,
Tub-erkslosi*, hislqlasmosis
Bronkiektasis
Brtrrrkiolitis obliterans
::';::'''','
Bronkitis'''..., t';:,'-."
Anatomik, Kongenifal
Kiitik Lrbrosis
Cincin vaskuler
Diskinesia siliaris
Cacat imun limfosit B
Gagal jantung kongestil
Laringotrakeomalasia'
Tumor, lirnloma
tipb-l{;=
FiStuta, trakeaesofaegs
Fistula trakeoesolagus yang dlpcrbaiki
Re{luksgastroes'o,-f@ ::,,, t''',
,:=:: .:,:,,,:

Vaskulitis, Hipersensivitas
Aspergillosis bronkopuimonal alergika
Alveoli1 !'aleigikdi pneumollilii,rhiper,
sensiiivi tas
indlom.!hurg-S trauss
I
HcriaRenlts noOOsa

Lain-lain
Aspirasi bcnda aiing
Trombocmboli paru
Batuk psikogenik :

SarKoldosls
Disphsia bronkopulmonal

RSV = vlrri.r sittsi,sial pernupasan; lgE = intuttoglobulin E.

obliteratif (biasanya sekuelae serangan virus berat, paling dermatitis atopik pada ibu, ayah atau saudara kandung meru-
sering adalah adenovirus) dan displasia bronkopulmonal (lihat pakan peramal penting mengenai masalah penyumbatan jalan
Tabel 137-2). napas selanjutnya. Ekzema juga sering disertai dengan perlem-
Peran alergi makanan sebagai penyebab utama gejala jalan pakan asma berikutnya. Eosinofilia > 400 sel/mm' (dan tcr-
napas obstruktif selama usia awal masih dalam perdebatan utama > 700 sel/mm3) dan kadar IgE serum yang tinggi mera-
(kontroversiai) Uji kulit yang positif mengenai sensitivitas rnalkan berlanj utnya masal ah saluran pernapasan
"

diperantarai-IgE terhadap makanan sangat tidak biasa pada PENGOBATAN. Terapi asma mencakup konsep dasar peng-
bayi asma, tetapi bila ditemukan, hasil ini menunjukkan per- hindaran alergen, peningkatan bronkodilatasi, dan mengurangi
lunya penghapusan makanan yang dicurigai, biasanya susu, peradangan akibat mediator. Obat-obat sistemik atau hirupan
gandum atau telur dari diet penderita asma tersebut. Sesudah topikal yang digunakan tergantung pada keparahan episode.
penghapusan dari diet selama 3 minggu, tantangan dehgan ma- Dasar-dasar penghindaran alergen yang diuraikan pada pengo-
kanan yang terlibat mungkin cukup memperkuat keterkaitan batan rhinitis alergika juga membantu anak dengan asma.
klinik uji kulit positif. Tantangan mungkin diperlukan dua atau Hiper-reaktivitas jalan napas asmatik sebagai faktor tambahan
tiga kali sesudah penghapusan diet sementara untuk memasti- ditangani dengan meminimalkan paparan terhadap iritan spe-
kan keterkaitan klinik. Tantangan merupakan kontraindikasi sifik seperti asap tembakau, asap dari tungku yang membakar
pada penderita dengan riwayat anafilaksis sesudah penelanan kayu, dan gas dari pemanets minyak tanah dan bau-bauan yang
makanan. Alergi makanan yang telah terkonfirmasi menunjuk- kuat seperti cat basah dan disinfektan, dan dengan menghin-
kan perlunya penghapusan diet setidak-tldaknya selama 6 bu- dari minuman dingin, perubahan suhu serta kelembaban yang
lan (Bab 135 dan 415). cepat. Rumat dengan udara yang dilembabkan penting pada
Untuk bayi yang telah mengalami beberapa episode penya- cuaca dingin, kering di musim salju (dingin), tetapi kelemba-
kit jalan napas otrstruktif, riwayat asma, demam rumput atau ban relatif jangan melebihi 50Vo karena tungau debu rumah
782 BAGIAN XV 1 Gangguan Alergi

tumbuh dengan subur pada keiembatran yang lebih tinggi. Jika dengan dosis 5 mg/kg selama 5-15 menit, dengan kecepatan
riwayat klinik memberi kesan.sensitivitas yang diperantarai- tidak lebih besar dari 25 mglmenit. Dosis ini (yang akan me-
IgE terhadap alergen hirupan yang dapat dihindari atau hanya naikkan kadar puncak teofilin serum tidak lebih dari 10 pg/
dapat sebagian dihindari, imunoterapi harus dipertimbangkan; rnl-; aman pada penderita yang belum mendapat teofilin bebe-
rndikasinya dan bukti kemanjurannya pada asma dibahas pada rapa jam sebelumnya. Jika terdapat alasan untuk mempercayai
Bab 135. bahwa penderita mungkin telah mempunyai kadar teofllin se-
Pengobatan asma akut yang clidasarkan pada keparahan dan rum yang berarti, dosis intravena harus ditunda sampai kadar
lokasi (rumah, bagian gawat darurat, rawat inap rumah sakit) teofilin diketahui. Sesudahnya dosis teofilin I p-e/kg akan me-
diringkas dalam Gambar l3'7-2 sampai 137-4. nambah kadar serum sekitar 2 1t"glmL. Ada sedikit manfaat
Terapi farmakologis merupakan pengobatan utama asma. tambahan yang diperoleh dengan menambahkan teol.ilin pada
Pemberian oksigen dengan masker atau pipa hidung pada 2-3 terapi aerosol B' yang optimal, tetapi kombinasi ini kemung-
L/menit diindikasikan pada kebanyakan anak selama asma kinan membantu penderita-penderita penyumbatan jalan napas
aku'.. Tidak hanya PO2 yang menurun selama episode akut, te- yang sangat berat atau mereka yang mendapar pengobatan de-
tapi obat-obat yang <iigunakan pada terapi (agonis adrenergik- ngan hirupan agonis adrenergik-B' kurang dari maksimal. pe-
[3 atau aminofilin intravena) dapat menyebabkan penurunan nambahan teofilin menaikkan kemungkinan efek samping
POz sementara akibat pemburukan ketidakseimbangan venti- yang merugikan.
lasi-perfusi, yang terjadi karena agen ini menyebabkan vaso- Kebanyakan eksaserbasi asma akut berespons terhadap
dilatasi pulmonal dan kenaikan curah jantung. Selama berta- regimen pengobatan ini. Jika penderita tidak tergantung pada
hun-tahun suntikan epinefrin merupakan terapi pilihan untuk kortikosteroid atau baru saja mendapat kortikosteroid, pembe-
asma akut, tetapi sekarang aerosol bronkodilator lebih disukai. rian steroid sebagai bagian dari program pengobatan kamar
Bila epinefrin digunakan, diberikan dosis 0,01 ml/kg larut- gawat darurat mungkin tidaklah perlu. Namun pada kasus-
rn aqua dengan kadar 1: 1000 ( I,0 mg/ml). Untuk memperoleh kasus perbatasan, bila keputusan dibuat untuk memulangkan
kesembuhan optimal mungkin diperlukan pengulangan dosis anak, bukan untuk memondokkannya di rumah sakit, resep
yang sama sebanyak satu atau dua kali dengan interval 20 me- prednison dalam dosis yang menurun selama 5-7 hari dapat
nit . Pada bayi dan anak kecil dosis 0,05 mL seringkali efektif. mempercepat penyembuhan eksaserbasi dan tidak menimbul,
Efek samping epinefrin yang tidak menyenangkan (pucat, tre- kan bahaya. Penderita harus dikeluarkan dari kamar gawat da-
mor, cemas, palpitasi dan nyeri kepala) sering dapat diminimal- rurat dengan obat-obat oral yang cukup untuk melanjurkan
kan jika dosis yang diberikan tidak lebih dari 0,3 mL pada se- terapi di rumah, dan perencanaan yang tepat har.us dibuat un-
tiap umur. Terbutalin, agonis-B' yang lebih selektif (Bab 135), tuk pemantauan. Penatalaksanaan obat jalan yang baik akan
tersedia dalam bentuk suntikan dan merupakan pengganti epine- hampir selalu mengurangi kebutuhar untuk mengunjungi ka-
frin. Biasanya dosis 0,01 ml/kg dalam larutan dengan kadar mar gawat darurat karena asma akut. Keseluruhan. 70Vo anak
1:1000 tidak menyebabkan vasokonstriksi perifer dan mempu- yang diobati di kamar gawat darurat retap baik di rumah; na-
nyai jangka aktivitas yang lebih lama, sampai 4 jam. Dosis mak- mw 10-20% mengalami kekambuhan dalam waktu 10 hari.
simum terbutalin melalui suntikan subkutan adalah 0,25 mL; dan 15-20Vo dipondokkan (rawat inap) di nurnah sakit. Terapi
dosis ini dapat diulangi satu kalijika perlu sesudah 20 menit. steroid mengurangi angka kekambuhan dan rawat inap di ru-
mah sakit.
Inhalasi aerosol bronkodilator dengan cepat efektif dalam
melegakan tanda-tanda dan gejala-gejala asma. Aerosol mem-
punyai manfaat di mana terlihat bahwa obat yang diberikan le-
bih sedikit daripada yang diperlukan secara subkutan; efek Status Asmatikus
samping yang tidak enak dari obat-obat suntikan seperti epi-
nefrin terhindari. Lagipula, walaupun ada penyumbatan jalan Jika penderita berlanjut menderita distres pernapasan yang
napas, yang dapat membatasi pemasukan aerosol ke jalan na- berarti walaupun dengan pemberian obat-obat simpatomimetis
pas perifer. terapi aerosol mungkin lebih efektif daripada epi, dengan atau tanpa teofilin. diagnosis stctus asmatikus harus
nefrin dalam mengembalikan bronkokonstriksi (menjadi nor- dipikirkan. Status asmatikus merupakan diagnosis klinik yang
mal). Larutan albuterol (Proventil, Ventolin) aman dan efektif ditentukan oleh semakin beratnya asma yang tidak responsif
pada dosis 0,15 mg/kg (maksimum 5 mg) diikuti dengan 0,05- terhadap obat-obat yang biasanya efektif. Faktor-faktor risiko
0,15 mglkg pada interval 20-30 menit sampai respons cukup. tinggi untuk status asmatikus berat dan untuk kematian karena
Albr"erol tersedia sebagai larutan 0,5Vo (5 mg/ml) yang dila- asma terdaftar pada Tabel 137-3. Penderila dengan diagnosis
rutkan dengan 2-3 mL salin normal dan sebagai unit dosis 2,5 status asmatikus yang berat harus dimasukkan ke rumah sakit,
mg yang telah diencerkan sebelumnya,0,083Vo (0,83 mg/ml). lebih baik pada unit perawatan intensif, di mana keadaan ini
Nebulisasi dengan oksigen pada 6 L/menit mencegah hipok- dapat dipantau secara teliti. Keparahan pada mulanya harus
semia yang mungkin terkait dengan pengobatan. Disodium ditentukan (lihat Tabel 137-l) dan dipantau secara teratur.
edetat dan benzalkonium klorida, yang terdapat dalam bebera- Kateter arteri tetap mungkin terindikasi. Sebagai garis dasar,
pa larutan albuterol dan metaproterenol untuk nebulisasi, hitung darah total dan elektrolit serum harus rliukur secara ru-
kadang-kadang dapat menyebabkan bronkokonstriksi pada tin. Karena hipoksemia dan gangguan asam-basa dapat mem-
penderita asma; Ventolin Nebule tidak mengandung zat-zat berikan kecenderungan terhadap aritmia jantung dan obat-obat
tersebut. yang berkemungkinan kardiotoksik (teofilin, adrenergik) akan
Jika respons terhadap epinefrin atau aerosol bronkodilator digunakan, pemantauan jantung hampir selalu terindikasi.
tidak memuaskan, dapat diberikan aminofilin secara intravena Analisa terhadap POz, PCOz, dan pH darah arreri juga terin-
'137 . Asma 783

Menilai keparahan
Mengu[ur PEFR, lrekuensi pernapasan, kehabisan napas, penggunaan otot-otot tambahan (asesoris),
ketajaman perhatian, warna.

0,1 5 mg/kg/dosis (maksimum 5 mg) atau dengan inhaler dosis-terukur dengan


Albuterol melalui nebulizer
dosis dua semprot setiap 20 menit sampai 1 jam jika diperlukan.

Respons baik Respons tidak sempurna Respons jelek


o Frekuensi pernapasan: normal . Frekuensi pernapasan: normal atau . Frekuensi pernapasan: meningkal
. Kehabisan napas: tidak ada meningkat . Kehabisan napas: berat
. Otot-otot tambahan: tidak ada peng . Kehabisan napas: sedang . Otot-otot tambahan: retraksi berat
gunaan, tidak ada retraksi interkos- . Penggunaan otot-otot tambahan mini- dengan pengembangan hidung
tal. .mal, retraksi interkostal ringan sampai
. Kewaspadaan (ketajaman perhali-
. Waspada, tidak ada perubahan sedang. an) menurun
warna. . Waspada, tidak ada perubahan wama . Perubahan warna
. PEFR >50% dan <70% garis dasar . PEFR <50% garis dasar

I
. Lanjutkan albuterol 0,15 mg/kg/dosis . Hubungi pemberi perawatan kese- Pergi ke bagian gawat daru.
setiap 3-4 jam dan hatan dan
. Lanjutkan obat-obatan rutin dan . Laniutkan albuterol 0,15 mg/kg/dosis
. Hubungi dokter jika gejala berulang setiap 2.iam sebanyak 3x dan
. Mulai prednison oral 1-2 mg/kg/dosis

I
Lanjutkan penilaian

J
. Respons baik Lanjutkan penilaian
. PEFR >7ook-90'k garis dasar dan
bertahan selama 4 iam

I
Frekuensi albuterol dikurangi sampai Respons tidak sempurna
setiap 4 iam PEFR >50% dan <70% garis ddsar
atau
PEFR atau ge.iala memburuk

Lanjutkan penilaian
Hubungi dokter atau
Pergi ke bagian gawat daru-

Hubungi dokter untuk pemantauan


(toliow-up) instruksi

Gambar 137-2. Penatalaksanaan asma akut di rumah.'= Persentase individu terbaik penderita atau persentase yang diramalkan atas dasar angka normal. PEFR
- peak expiratory flow rate = angka aliran ekspirasi puncak (Dimodifikasi dari Edukasi Asma Nasional, Institut Jantung, Paru dan Darah Nasional, Laporan
Panel Pakar: Guidelines for the Diagnosis and Manag,ement of Asthma. No.91-3042. Bethesda, MD.. National Institutes of Health, i'99I .)

dikasi. Untuk penentuan ini darah kapiler yang terarterialisasi- Para penderita status asmatikus adalah orang-orang yang
secara-baik telah mencukupi, tetapi kurang disukai daripada kekurangan oksigen (hipoksemik). Oleh karenanya oksigen
darah arteriai, terutama jika penderita telah mendapat epine- dengan kadar yang dikendalikan dengan teliti selalu terindika-
frin, yang mengkonstriksikan bantalan vaskuler perifer. si, untuk mempertahankan oksigenisasi jaringan. Oksigen da-
784 BAGIAN XV . Gangguan Atergi

Penilaian awal
Catatan: Jika penderata
FJ, FR, PEFR, auskultasi, penggunaan otot tambahan, pulsus paradoksus, dispnea, ketajaman perhatian,
tidak mampu mengha-
warna, saturasi 02
silkan PEFR atau ke-
sadarannya menurun,
beri epinefrin 0,01
mg/kg (maksimum 0,3
mg) dengan suntikan
Oksigen untuk mempertahankan saturasi 02 >95yo subkutan segera
Nebulisasi albuterol dengan 02 6umenit, 0,15 mg/kg/dosis (maksimum 5 mg/dosis) setiap 20 menit,
sampai 1 jam. Jika PEFR >90% sesudah dosis inisial, dosis tambahan tidak-perlu
Mulai steroid jika tidak berespons sesudah satu pengobatan nebulisasj atau jika penderita tergantung
steroid

Ulangi penilaian
FJ, FR, PEFR, auskultasi, penggunaan otot tambahan, pulsus paradoksus, dispnea, ketajaman perhatian,
warna, saturasi Oz

Respons baik Respons tidak sempurna Respons jelek


. PEFR >70% garis dasar . PEFR (>40o/., <70.A\ garis dasar . PEFR <40% garis dasar
. FJ: menurun; FR: menurun . FJ: naik; FR: naik . FJ: naik; FR: naik
. Auskultasi: tidak ada mengi . Auskultasi: mengi ringan . Auskultasi: gerakan udara berkuranq
. Otot-otot tambahan: tidak ada penggunaan . Otot-otot tambahan: penggunaan sedang . Otot-otot tambahan: penggunaan beral
r Disphea: minimal sampai tidak ada . Dispnea: sedang . Dispnea: berat
. Pulsus paradoksus: <'10 mmHg . Pulsus paradoksus: >10-15 mmHg . Pulsus paradoksus: >i5 mmHg
. Salurasi Oz>95'h . Saturasi Oz <95ok >91ok . Saturasi Oz<917.

Kurangi hirupan albuterol menjadi setiap Tambahkan prednison oral 1-Z mglkgl Rawat inap di rumah sakil
2 jam dosis atau metilprednisolon intravena
Can teruskan hirupan albuterol 0,15 mg/
kg/dosis setiap 20 menit

Observasi sekurang-kurangnya 1 jam Nilai keparahannya pada 1 jam

Tidak stabil
. PEFR <70% garis
Respons jelek
. PEFR <40Yo garis
______> Pikirkan perawatan ru.
mah sakit
dasar dan parame- dasar
ter lain tidak mem- . Saturasi Oz<91o/"
baik dan parameter
lain tidak mem-

Dipulangkan dengan edukasi penderita, obat-obatan (pikirkan kortikosteroid), Respons tidak sempurna
dan rencana pemantauan (foilow-up\ . PEFR 40%-70% garis dasar
. Saturasi 0291o/.-95"k dan parameter lain membaik

I
Lanjutkan pengobatan; pikirkan pengiriman ke rumah sakit jika tidak ada per-
baikan

Gambar 137-3. Bagian gawat darurat atau bagian penanganan asma di tempat praktek. '= Persentase individu penderita terbaik atau persentase yang
diramalkan
atas dasar norma yang dibakukan. PEFR = Peak expiratory flow rate = angka aliran ekspirasi puncak. (Dimodifikasi dari program
Edukasi Asma Na"sional, Insti-
tut Jantung, Paru dan Darah Nasional. Laporan Panel Pakar: Guidelines for the Diagnosis and Management of Asthma. No.9l - 3012. Bethesda,
MD. NationaL ln-
stitutc.r rtf Heulth. 199 I .l

pat diberikan dengan sangat efektif melalui pipa hidung ber- bih besar daripada 92Vo adalah optimal. Jangan digunakan
cabang atau masker dengan kecepatan aliran 2-3 L/menit. tenda kabut; air ini tidak mencapaijalan napas bawah yang se_
Kadar oksigen yang cukup untuk mempertahankan tekanan dikit banyak mempunyai arti, dan kabut mempunyai pengaruh
oksigen arterial parsial 70-90 mmHg atau saturasi oksigen le- iritan pada jalan napas banyak penderita asmatis, menimbul_
137 | Asma 785

Penerimaan di Rumah Sakit


PEFR <40% garis dasar
FJ: naik; FR: naik
Pulsusparadoksus: 1smmHg
Auskultasi: mengi inspirasi dan ekspirasi
Otot tambahan: penggunaan sedang sampai berat
Dispnea: sedang sampai berat
Saturasi Oz 91ok sesudah penanganan yang agresif

Nilai keparahan
FJ, FR, PEFR, auskultasi, penggunaan otolotot tambahan, pulsus para-
doksus, dispnea, ketajaman perhatian, warna, saturasi 02

I I
PEFR >30% garis dasar dan/atau Pco2 <4OmmHg PEFR <30% garis dasar dan/alau Pco2 >40mmHg
Saturasi 02 90% Saturasi Oz <900/o
Auskultasi: mengi sedang Auskultasi: mengi berat, gerakan udara berkurang
Otot-otot lambahan; penggunaan sedang Otot-otot tambahan: penggunaan berat
Dispnea: sedang Dispnea: berat
Pulsusparadoksus: 15mmHg Pulsus paradoksus: >1 5mmHg

I I
Unit Pemantauan Unit Perawatan lntensif
(Konsultasikan dengan spesialis)

I I
Oksigen untuk mempertahankan saturasi 02 >90% Oksigen untuk mempertahankan saturasi 02 >9S%
Nebulisasi albuterol 0,15mg/kg/dosis setiap 1-2 jam Teruskan nebulisasi albuterol 0,5mg/kg/dosis-mak-
Metilprednisolon oral dan lV 1-2mg/kg/dosis setiap 6 simum 15mg/jam
lam Metilprednisolon lV 1-2 mg/kg/dosis setiap 6 jam
Teofilin oral setiap 12 jam (lihat teks) atau aminofilin Aminofilin (lihat teks)
lV (lihat teks)

I
Nilai keparahan.
[/embaik Tidak membaik Pco2 >ssmmHg atau meningkat>s-l0
PEFR >70% garis dasar PEFR <30% garis dasar mmHg/jam, dispnea dan ketelahan ber-
FJ dan FR: normal Pco2 >40mmHg dan parame- tambah disertai penggunaan otot tam-
Auskultasi: minimal sampai ter lain memburuk bahan, penurunan ketajaman perhatian,
tidak ada mengi pulsus paradoksus >30mmHg, asidosis
Otot-otot tambahan: peng- dan desaturasi
gunaan sedang atau tidak
ada
Dispnea: tidak ada
Pulsus paradoksus: tidak
ada
I
Lan.iulkan obat-obatan
Pikirkan penambahan ventilasi mekanis

I
Dipulangkan dengan edukasi
penderita, obat-obatan dan
rencana follow-up

Gambar 137-4. Penanganan rumah sakit asma akut. ' = Persentase pribadi penderita yang terbaik atau persentase yang diramalkan atas dasar norma baku. (Di-
modif,tkasi dari Program Edukasi Asma Nasional, Institut Jantung, Paru dan Darah Nasional, Laporan Panel Pakar = Guidelines
for the Diagnosis and Manage-
nent ol Asthma. No.91-3042. Bethesda, MD. Nationat Institute of Health, i,991.)

kan batuk dan memperburuk mengi. Terlebih lagi, adalah hal yang berlebihan (overhidrasi) kepada penderita, karena akan
yang tidak mungkin untuk mengamati penderita yang terbung- terjadi kenaikan sekresi hormon antidiuretik selama status as-
kus dalam kabut tebal. matikus, menambah retensi cairan, dan karena tekanan pleura
Kemungkinan ada dehidrasi, karena masukan cairan tidak puncak-inspirasi yang sangat negatil yang terjadi pada anak-
mencukupi, kehilangan air yang tidak terasa (insensible) sa- anak, membantu pengumpulan cairan dalam sela interstisial
ngat bertambah sebagai akibat takipnea, dan pengaruh diuretik di sekeliling jalan napas kecil. Biasanya harus diberikan tidak
teofilin. Harus diperhatikan agar jangan memberikan cairan lebih daripada 1-1,5 kali batas rumat cairan. Natrium bikar-
786 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

TABEL 137-3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Status konstan, kadar teofilin harus dipantau setidak-tidaknya pada I,
yang Berat
^smatikus 6, 12 dan 24 jam sebagai dasar untuk penyesuaian dosis serta
6 dan 12 jam sesudah setiap perubahan dosis atau setiap 24
jam jika sedang mendapat teofilin intravena. Harus dicari ka-
dar serum keadaan mantap pada sekitar 12-15 1s,g/mL. Karena
lllillKmttt umur mempengaruhi kinetik teofilin, dosis permulaan untuk
ffi.\,Y.;f,'ri
infus aminofilin terus-menerus bervariasi sebagai berikut: 0,5
pg/kg/jam pada usia 1-6 bulan; 1,0 pglkg/jam pada usia 6-1i
bulan; 1,2-1,5 pglkg/jam pada umur l-9 tahun, dan 0,9 pgl
kg/1am sesudah usia 10 tahun. Obat-obat adrenergik paling
baik diberikan dengan aerosol seperti yang telah diuraikan se-
7.,,,iiiilll
belumnya. Pemberian agonis-B melalui hirupan (inhalasi) de-
ngan interval 20 menit atau terus menerus lebih aman dari-
pada pemberian secara intravena melalui infus dan kemung-
kinan sama efektifnya. Meskipun demikian, beberapa pakar
menganjurkan pemberian terbutalin secara subkutan (0,01 pgl
kg; maksimum 0,3 mg) atau secara intravena (bolus l0 pglkg;
0,4-0,6 pg/kg/menit dengan infus yang terus-menerus mening_
kat dari 0,2 1tglkg/menit sampai 3-6 yt"gkglmenit.; untuk srarus
asmatikus berat.
Pengobatan dengan antimuskarinik seperti atropin sulfat
yang diberikan bersama dengan nebulisasi agonis-B mungkin
lebih efektif daripada pengobatan dengan salah satunya saja,
walaupun puncak bronkodilatasi dengan atropin dicapai lebih
lambat daripada puncak bronkodilatasi dengan agonis-B.
Nebulisasi atropin sulfat dengan dosis 0,05- 0,1 mg/kg aman
untuk kebanyakan anak, tetapi dosis maksimum 0,025 mg/kg
mungkin lebih cocok untuk remaja dan orang dewasa karena
efek samping yang mungkin terjadi, termasuk takikardia, dan
kerancuan mental. Inhalasi atropin yang dinebulisasi biasanya
aman pada interval 4 jam.
Ipratropin bromida menimbulkan efek samping yang lebih
sedikit daripada atropin. Nebulisasi dengan dosis 0,25 mg
setiap 6 jam aman untuk anak-anak yang sekurang-kurangnya
berumur 6 tahun, dan 0,5 mg setiap 6 jam aman untuk anak-
anak yang lebih dari 12 tahun.
iiV t = volume ekspirasi yang dipaksakan dalam I detik.
Kortikosteroid seperti metilprednisolon (Solu-Medrol) 1-2
mg/kg setiap 6 jam, harus diberikan. Karena senyawa ini ku-
rang mempengaruhi metabolisme mineral bila diberikan pada
dosis tinggi dan untuk dosis anti radang yang ekuivalen harga-
bonat, 1 ,5-2 mlq/kgdapat diberikan jika pH arteri kurang dari nya lebih murah, metilprednisolon lebih disukai daripada hi_
7,3, ada asidosis metabolik, dan natrium serum kurang dari drokortison. Kortikosteroid kadang-kadang dapar membalik-
145 mF,q/I-. Karena agen adrenergik-p2 dapat menyebabkan kan toleransi terhadap agonis-B dalam I jam, tetapi pengaruh
hipokalemia, kalium harus ditambahkan pada larutan intravena maksimal steroid biasanya tertunda selama 6 jam. Steroici
sesudah penderita kencing. memperbaiki oksigenasi, mengurangi penyumbatan jalan na-
i erapi aerosol simpatomimetik bronkodilator yang dimulai pas, dan memperpendek waktu yang diperlukan untuk pe-
di kamar gawat darurat harus diteruskan. Aminofilin, 4-5 mgl nyembuhan.
kg dapat diberikan secara intravena selama 20 menit setiap 6 Pengobatan dibimbing melalui pengukuran gas dan pH da-
jam. Pilihan'lain, dapat diberikan suatu dosis pembebanan rah secara serial setiap beberapa jam, atau lebih sering jika
5mg/kg disertai dengan infus terus-menerus dengan dosis 0,75- ada indikasi. Jika analisis gas dan pH keduanya menunjukkan
1,25 mg/kg/jam. Jika penderita telah mendapat aminofilin se- bahwa gagal pernapasan akan datang, ahli anestesiologi harus
cara intravena dalam kamar gawat darurat dosis pemb6banan diingatkan, dan fasilitas serta peralatan untuk intubasi trakea
harus dihilangkan. Merupakan hal yang sangat penting untuk dan pendukung pernapasan harus tersedia.
menyesuaikan dosis aminofilin dengan pemantauan kadar teo- Ventilasi mekanik harus didahulukan; pemilihan intubasi
filin serum, karena banyak kekacauan fisiologis yang terjadi trakea dengan premedikasi diazepam (Valium),'vekuronium,
selama perjalanan status asmatikus yang dapat mempengaruhi dan atropin lebih aman daripada intubasi gawat darurat. pera-
penyebaran teofilin. Jika digunakan regimen setiap 6 jam, con- watan pernapasan harus mencakup paralisis penderita pada
toh serum harus diambil 1 jam sesudah suntikan intravena dan ventilator siklus-volume dengan waktu inspirasi pendek dan
tepat sebelum dosis berikutnya. Selama pemberian infus yang ekspirasi panjang, volume tidal 10-15 mL, 8-15 pernapasan/
137 a Asma 787

menit, serta tekanan puncak yang kurang dari 60cm HzO. Tu- responsivitas bronkial. Hiperinflasi kemungkinan terbukti se-
juannya adalah memperbaiki oksigenasi, mempertahankan cara klinik dan roetgenografis. Tanda-tanda penyumbatan ja-
Pco2 antara 40 dan 60 mmHg, dan menghindari barotiauma. lan napas pada uji fisiologis lebih mencolok daripada
Pada fase penyembuhan tekanan positif akhir-ekspirasi ditam- kelompok ringan; volume paru mungkin bertambah.
bah untuk mencegah atelektasis. Sedasi selama ventilasi meka- ASMA BERAT. Anak dengan asma berat menderita mengi
nik dapat dicapai dengan valium, midazolon (Versed), atau harian yang jelas dan kumarnya lebih sering dan lebih berat;
ketamin (yang pada dosis l-2,5 mg/kg/jam merupakan sedatif- mereka memerlukan rawat inap berulang, yang. pada asma ri-
analgesik-anestetik dengan aktivitas bronkodilator). Anestesi ngan atau sedang jarang diperlukan. Anak yang terkena asma
halotan menghasilkan bronkodilatasi segera tetapi sukar diberi- berat dapat kehilangan jumlah hari sekolah yang cukup, ti-
kan pada unit perawatan intensif. Obat ini seharusnya dica- durnya sering terganggu oleh asma dan mempunyai toleransi
dangkan untuk kasus status asmatikus yang paling berat. terhadap olahraga yang jelek. Mereka menderita deformitas
Tindakan sedasi pada penderita status asmatikus tanpa ven- dada sebagai akibat hiperinflasi kronis yang terbukti pada ro-
tilasi penuh dengan risiko. Trankuilizer, morfin dan opiat lain entgenogram. Obat-obatan bronkodilator akan diperlukan
juga merupakan kontraindikasi, karena pengaruhnya yang me- terus-menerus, dan regimen dapat mencakup pemberian kor-
nekan pusat pernapasan. 'Sedatif yang terbaik' bagi penderita tikosteroid sistemik atau aerosol yang teratur. Uji fisiologis
adalah kehadiran dokter dan perawat yang berkemampuan, akan menunjukkan penyumbatan jalan napas lebih berat dari-
yang suka menghibur di samping tempat tidur dan mengurangi pada asma ringan atau sedang, reversibilitas dalam respons-
penyumbatan jalan napas dengan mengurangi hipoksia dan nya terhadap bronkodilator aerosol lebih sedikit, dan ganggu_
hiperkarbia. Roentgenogram dada harus dilakukan pada semua an volume paru yang lebih berat.
kasus fs1a1 dan diulangi seperti pada indikasi untuk mende-
Tabel 137-2 sampai 137-4 menggambarkan pengobatan
teksi komplikasi, seperti emfisema mediastinum atau pneumo-
asma akut. Anak-anak dengan asma ringan harus mendapat-
toraks. Pemberian antibiotik rutin tidak terbuhi mengubah per-
jalanan status asmatikus pada anak atau mengurangi insidens kan obat-obat bronkodilator hanya bila gejala timbul, dan ke-
banyakan eksaserbasi dapat diobati secara memuaskan dengan
komplikasi infeksi.
obat-obat adrenergik, lebih disukai aerosol (albuterol, meta-
proterenol, terbutalin, pirbuterol, atau bitolterol); atau yangja_
Penanganan Harian Anak Asma rang, melalui suntikan (epinefrin dalam air, terbutalin). peng_
gunaan suatu ruangan seperti AeroChamber atau Inspir Ease
Atas dasar riwayat, pemeriksaan fisik, data laboratorium uji memperbesar penghantaran obat pada saluran napas bawah
fungsi paru, dan kebutuhan akan pengobatan, penderita dapat bila inhaler dosis terukur digunakan oleh anak yang lebitl
diklasifikasikan menderita asma ringan, sedang atau berat. pe- muda yang tidak mampu mengkoordinasikan pengaktifan in-
nanganan harian berbagai tingkat penyakit ini bervariasi (lihat haler dengan hirupan. Ruangan demikian memungkinkan
Bab 135; Gb.137-2 sampai 131-4). pemberian agonis-p efektif dari inhaler dosis-terukur pada
ASMA RINGAN. Anak dengan asma ringan mengalami ber- anak seumur 3 tahun. Hirupan lambat juga menaikkan peng_
bagai frekuensi eksaserbasi (kekambuhan), sampai dua kali hantaran ke paru-paru karena hirupan cepat menyeUrUfun
seminggu, dengan penurunan angka aliran ekspirasi puncak ti- tabrakan partikel-partikel obat dalam laring. Menahan napas
dak lebih dari 20Vo dan berespons terhadap pengobatan bron- selama sampai 10 detik sesudah inhalasi obat juga menyokong
kodilator dalam 24-28 jam. Biasanya, di antara eksaserbasi deposisi dalam paru. Bila ada penyumbatan jalan napas se_
pada asma yang sangat ringan yang setiap gejalanya kurang dang atau berat, nebulisasi dengan kompresor udara seperti
dari 2 minggu tidak diperlukan pengobatan, jika pada dasar- Proneb dengan bagian jet LC atau DeVilbiss No. 561 pulmo_
nya anak bebas dari gejala penyumbatanjalan napas. Anak de- Aide sering lebih efektif daripada penggunaan inhaler dosis_
ngan asma ringan mempunyai tingkat kehadiran di sekolah terukur dengan ruangan. Manfaat nebulisasi tampak nyata di_
yang baik, toleransi terhadap olahraga yang baik, dan tidurnya banding dengan inhaler dosis-terukur kebanyakan disebabkan
tidak atau sedikit terganggu oleh asma. penderita ini tidak oleh perbedaan dosis yang diberikan. Nebulisasi dengan kom_
menderita hiperinflasi dada; pada dasarnya roentgenogram da- presor demikian memungkinkan penghantaran aerosol yang
danya normal. Uji fungsi paru dapat menunjukkan penyum- efektif, sekalipun pada bayi. Cairan agonis-B unruk pemberian
batan jalan napas ringan yang reversibel, dengan sedikit atau oral juga tersedia untuk pengobatan bayi dan anak muda.
fanpa penambahan volume paru. Teofilin dapat ditambahkan pada regimen oral bila terindikasi.
ASMA SEDANG. Anak dengan asma sedang mempunyai Terapi obat biasanya dapat dihentikan sesudah beberapa hari.
gejala yang lebih sering daripada mereka yang menderita asma Asma akibat-olahraga paling efektif dicegah dengan inhalasi
ringan dan seringkali menderita batuk dan mengi ringan di obat adrenergik segera sebelum olahraga. Albuterol hirupan
antara serangan yang lebih berat. Absensi sekolah mungkin biasanya memberikan proteksi selama 4 jam; Salmererol hiru-
terganggu, toleransi terhadap olahraga akan berkurang karena pan (bukan untuk penderita yang berumur kurang dari 12 ta-
batuk dan mengi, dan kemungkinan tidur anak pada malam hun, oleh US Food and Drug Administration IFDAI), selama
hari kurang, terutama selama eksaserbasi. Anak demikian bia- 12 jam. Salmeterol harus diberikan setidak-tidaknya 30 menit
sanya akan lebih memerlukan terapi bronkodilator yang terus- sebelum olahraga. Inhalasi kromolin atau nedokromil segera
menerus daripada yang intermiten (sebentar-sebentar) untuk sebelum olahraga jqga efektif dalam mencegah asma akibat
mencapai pengendalian yang memuaskan terhadap gejala-ge- olahraga.
jala; atau meneruskan pengobatan dengan kromolin, nedokro- Untuk anak dengan asma sedang yang memerlukan terapi
mil, atau kortikosteroid hirupan untuk mengurangi hiper- sehari penuh, dua hirupan aerosol adrenergik setiap 4-6 .jam,
788 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

TABEL 137-4 Preparat Teofilin Larut Lambat (Slow-Release) tidak terasa, jangan dikunyah, dapat dicampur dengan
Tertentu makanan basah, dan terutama cocok untuk anak muda.
Menghancurkan tablet S-R merusakkan sifat-sifat pelarutan
konstannya. Eksaserbasi asma pada penderita yang mendapat
obat teofilin 2:4 jam harus diobati dengan obat-obat adrener-
gik, seperti yang telah diuraikan sebelumnya pada anak de-
ngan asma ringan (lihat Gb. 131-2).
Menghirup bubuk kromolin empat kali sehari dari Spin-
haler atau aerosol kromolin yang diberikan.melalui inhaler
Tablet diskor untuk memungkinkan penyesuaian dosis. dosis-terukur atau nedokromil (oleh FDA tidak dilabel untuk
Kapsul dapat d.ibuka dan isinya dicampur dengan makanan basah untuk anak
yang ti.dak dapat menelan kapsul atau tablet.
penderita berumur kurang dari 12 tahun) berguna pada anak
dengan asma ringan sampai sedang. Larutan kromolin tersedia
untuk regimen nebulisasi rumah untuk anak muda yang sering
mengalami serangan asma berulang. Kromolin dan larutan al-
buterol atau metaproterenol dapat dicampur bersama dalam
atau dua hirupan salmeterol setiap 12 jam, seringkali mencu- nebuliser untuk memudahkan pemberian jika diperlukan pem-
kupi. Dapat ditambahkan teofilin. Dosis dan regimen pembe- berian bronkodilator bersamaan.
rian dosis harus dilakukan secara perseorangan. Beberapa ahli
Pada anak tertentu dengan asma sedang, di mana serangan
alergi yang berpengalaman mencadangkan pemantauan kadar yang berarti terjadi dari waktu ke waktu, dapat menyebabkan
teofilin serum untuk penderita-penderita yang gagal menunjuk- perlunya penggunaan kortikosteroid selama beberapa hari.
kan respons bronkodilator yang baik atau yang mempunyai Penggunaan awal steroid pada anak yang diketahui akan men-
gejala-gejala keracunan (gastrointestinal atau sistem saraf pu- jadi sakit berat dapat mengurangi kebutuhan rawat inap. Inter-
sat) dengan dosis rata-rata. Bila digunakan formulasi teofilin
vensi awal dengan obat-obat bronkodilator (dengan atau tanpa
slow-release (S-R = lepas secara lambat), kadar puncak plasma
steroid, tergantung pada keadaan klinik) penting dalam pena-
(dengan menganggap bahwa fraksi obat yang diserap konstan,
nganan semua anak asma, tanpa memandang keparahan kea_
yang mungkin tidak terjadi secara demikian) terjadi 4-8 jam
daannya. Steroid harus diberikan dalam dosis yang cukup (1-2
sesudah pemberian dosis tersebut, pada saat itu sampel darah
mg/kg/24 jam prednison atau prednisolon dalam dua sampai
untuk pemantauan harus diambil. Kadar puncak mungkin tidak
tiga dosis) dan harus dihentikan secepar mungkin, misalnya
terjadi sampai 12 jam sesudah pemberian dosis preparat S-R
dalam 5-7 hari; masa "penyapihan" yang panjang pasca-asma
tebolam tidur karena penyerapan malam hari tertunda. pe- akut tidak diperlukan. Pada penderita yang hanya jarang me-
ngambilan sampel darah harus ditunda sampai sesudah siang
merlukan pemberian steroid pengembalian fungsi normal
hari atau begitujuga terapi dengan obat S-R untuk meyakinkan
hipotalamus-hipofisis-adrenal dipercepat oleh penghentian
bahwa keadaan mantap telah dicapai. Beberapa anak dapat di-
obat segera bila episode akut telah selesai. preparat steroid
obati dengan berhasil dengan skema setiap 12 jam, tetapi yang
topikal hirupan juga efektif pada anak dengan asma yang cu-
Iain memetabolisasi teofilin dengan sangat cepat dan menga-
kup berat.
lami fluktuasi kadar dalam serum yang mencolok. Kadar pun-
cak dan palung ini diminimalkan dengan membagi dosis 24 Pada sebagian kecil anak yang menderita asma berat wa-
jam menjadi dosis 8 jam yang sama. laupun pedoman penanganan digambarkan di sini, derajat ba-
Anak yang lebih muda (1-9 tahun) biasanya melenyapkan tuk dan mengi yang cukup berat menetap, sangat membatasi
teofilin lebih cepat daripada anak yang lebih tua dan remaja aktivitas bermain anak dan tingkat kehadiran di sekolah. pada
dan karenanya memerlukan dosis harian yang lebih tinggi ber- anak demikian pemberian yang bijaksana dengan kortikoste-
dasarkan mg/kg. Meskipun demikian, paling aman mulai de- roid oral atas dasar selang sehari dan sebagai aerosol hirupan,
ngan dosis 14-16 mgkgl24 jam pada kebanyakan anak, Jika seringkali menghasilkan perbaikan gejala yang berarti dan
dosis ini ditoleransi dengdn baik, kita dapat menambah tam- memungkinkan anak menjalani hidup normal tanpa menderita
bahan 25Vo pada interval 3-4 hari pada dosis rata-rata sesuai pengaruh kortikosteroid yang merugikan. Jika terapi selang
umur karena diperlukan untuk mengendalikan gejala-gejala (li- sehari terindikasi ketidakmampuan atau keparahan atau fre-
hat Tabel 135-2, 137-4). Jika pada dosis maksimum ridak dica- kuensi serangan status asmatikus yang lama, penderita terse-
pai pengendalian gejala yang cukup atau jika pengaruh yang but diberi terapi intensif setiap hari selama 5-7 hari dan
merugikan menjadi jelas, penyesuaian regimen pemberian do- kemudian dipindahkan ke regimen selang sehari dengan stero-
sis harus dibimbing dengan penentuan kadar teofilin serum. id berdaya pendek (prednison, prednisolon, atau metilpredni-
Cairan yang diserap dengan cepat dan tablet-tablet yang ti- solon). Anak umur 12 tahun dapat diberi 60 mg, 40 mg, 30
dak berselaput, walaupun cocok untuk anak asma yang me- mg, 20 mg dan 10 mg prednison/24 jam selama masa lima
merlukan terapi beberapa hari bagi eksaserbasinya, tidak mem- hari dalam suatu serangan asma, disertai dengan terapi selang
punyai tempat dalam regimen terapi anak yang memerlukan sehari dengan dosis 20 mg/24 jam diberikan sebagai dosis
terapi teofilin 24 jarn; karena, dalam pengamatan, terdapat tunggal pada jam 07.00-08.00 pagi setiap 48 jam. Jika pende-
fluktuasi kadar teofilin serum yang lebar bila produk-produk rita berespons baik terhadap regimen ini, prednison dapat
vang diserap dengan cepat tersebut digunakan. Produk-produk dikurangi sebanyak 5 mg per dosis dengan interval l0 sampai
S-R mana yang digunakan tergantung pada bentuk dosis (tablet 14 hari sampai dosis terendah yang cocok dengan pengendali-
atau kapsul) dan jumlah obat yang dibutuhkan (lihat Tabel an 'gejala yang dapat diterima'tercapai, biasanya 5-10 mg se-
137-4). Formulasi kapsul yang dapat dibuka yang sebenarnya lang sehari. Terapi yang bersamaan dengan aerosol obat adre-
137 . Asma 789

nergik, teofilin, atau kromolin harus dilanjutkan karena kombi- ganti upaya yang lebih langsung untuk menyelesaikan masa-
nasi ini mengurangi dosis steroid yang diperlukan. Terapi se- lah emosi harus dihindari. Ketika asma telah terkendali,
lang sehari dosis rendah disertai dengan pengaruh merugikan suasana emosi sering membaik.
yano minimal dan dengan demikian dapat dibenarkan pada pe- Berbagai faktor dapat menimbulkan eksaserbasi asirra atau
nyakit yarig mengancam kehidupan dan mampu menyebabkan menyebabkan penyakit sukar diobati: refluks gastroesofagus,
kecacatan yang kronis. Namun penggunaan terapi steroid Drz- aspergilosis bronkopulmonal alergika, agen antiradang nonste-
kan untuk mengganti atau menunda penanganan yang menye- roid, kehamilan dan sinusitis. Sinusitis kronis dapat disebab-
luruh atas penyakit ini. kan oleh radang tak-menular diperantarai-imun atau oleh in-
Kortikosteroid hirupan, seperti beklometason dipropionat feksi bakteri. Pengobatan sinusitis menggunakan antibiotika,
(Vanceril, Beclovent), flunisolid (AeroBid), dan triamsinolon steroid intranasal, dan dekongestan oral atau topikal (3-5 hari)
(Azmacort), dapat memberikan alternatif pada penggunaan selama 3 minggu dapat memperbaiki bronkokonstriksi dan si-
pengobatan kortikosteroid oral selang sehari. Kortikosteroid nusitis.
hirupan mungkin lebih efektif daripada steroid oral dalam Program edukasi asma, misalnya, ACT (Asthma Care
mengembalikan hiper-responsivitas bronkial dan oleh karena- Zraining) dan Superstuff, sedang digunakan pada penanganan
nya dapat diindikasikan walaupun pada penderita yang juga asma yang menyeluruh. Tujuannya adalah menambah penge-
memerlukan pengobatan steroid oral terus-menerus. Beklome- tahuan asma dan pengobatannya pada anak maupun orang-
tason yang efektif dalam dosis mikrogram, dengan cepat diin- tuanya, untuk memperbaiki komunikasi dalam keluarga, de-
aktifkan dalam hati menjadi metabolit tanpa aktivitas gluko- ngan dokter dan perawat, untuk memperbaiki ketaatan pada
kortikoid. Karenanya efek sistemik pada anak yang diberikan rencana pengobatan, dan untuk mengurangi kebutuhan peng-
kurang dari 14 1tg/kgl24 jam (dosis biasa adalah dua hirupan gunaan kamar gawat darurat atau rumah sakit.
atau 84 pg empat kali sehari) adalah minimal. Kandidiasis oro-
farir,g jarang terjadi. Frekuensinya dan pengaruh yang merugi-
kan lainnya hilang dengan cara berkumur dan mengeluarkan Pencegahan Kematian Akibat Asma
ludah sesudah menghirup aerosol dan menghirup aerosol me-
Kematian asma pada masa kanak-kanak jarang, tetapi
lalui ruangan atau pengatur (spacer). Penggunaan steroid hi-
angka mortalitas semakin naik. Di Amerika Serikat angka
rupan yang efektif memerlukan tingkat kesetiaan penderita
mortalitas asma naik dari 1,2/100.000 populasi umum pada ta-
yang jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 6-
hun 1979 sampai 2,0 pada tahun 1991. Pada anak berusia l0-
7 tahun. Penelitian pada orang dewasa yang telah mendapat
14 tahun angka mortalitas asma naik dari 0,1 pada tahun 1979
beklometason selama sampai 7 tahun tidak menunjukkan bukti
menjadi 0,5/100.000 pada tahun 1987, kenaikan seimbang
adanya atrofi epitel atau penipisan jaringan pengikat yang
yang paling besar pada setiap kelompok umur. Angka pada
mendasari, dan tidak ada pengaruh merugikan obat jangka-
anak kulit hitam tiga sampai sembilan kali lebih tinggi dari-
lama pada faring dan jalan napas.
pada angka pada anak kulit putih. Kenaikan juga terjadi di ba-
Pengobatan terus-menerus dengan kortikosteroid hirupan
nyak negara lain.
atau dengan kromolin terindikasi pada setiap anak dengan
Sebab-sebab kenaikan mortalitas ini belum diketahui. pe-
gejala-gejala asma yang seflng terjadi setiap minggu kecuali
nyebab yang mungkin adalah kenaikan prevalensi asma; ber-
untuk asma akibat olahraga yang dapat dicegah dengan pengo-
tambahnya polusi udara di dalam kamar akibat konstruksi
batan sebelumnya dengan agonis-p, kromolin atau nedokromil.
rumah yang lebih rapat untuk pelestarian energi; pemaparan
Pemantauan angka aliran ekspirasi puncak di rumah, dua
terhadap alergen yang berlebihan; disfungsi psikososial yang
sampai tiga kali sehari, mempermudah deteksi awal penyum-
dapat mempengaruhi keadaan penyumbatan jalan napas dan
batar jalan napas pada penderita dengan asma berat dan pada
pada ketaatan penanganan yang dianjurkan; penundaan pelak-
penderita jarang menunjukkkan gejala, yang dapat berkem-
sanaan pengobatan asma akut yang sesuai; kurangnya masuk-
bang menjadi penyumbatan jalan napas yang berat. Pembuatan
grafik hasil pemantauan akan menegakkan variasi diurnal anak
an atau penggunaan perawatan medis, termasuk perawatan
pencegahan; ketergantungan yang berlebihan pada inhaler
dan memungkinkan dokter untdk menyarankan pedoman peng-
bronkodilator menyebabkan tertundanya pengobatan dengan
obatan yang mengantisipasi penurunan angka aliran ekspirasi
steroid atau terapi lain sampai penderita berada dalam keadaan
puncak. Perubahan angka aliran setiap hari dapatjuga menun-
yang ekstrim; tidak tersedianya epinefrin pada penderita yang
jukkan perlunya perubahan regimen pengobatan yang lebih
tidak mampu menggunakan inhaler secara efektif; penggunaan
lanjut. Dalam tingkat keparahan asma apapun, rencana pen-
inhaler dosis-terukur yang tidak sesuai; dan kegagalan dalam
catatan keadaan krisis menurut individu tersebut adalah mem-
memberikan perawatan atau edukasi yang terus-menerus me-
bantu (Gb. 13'7-5). Catatan ini akan mengingatkan penderita
ngenai apa yang harus dilakukan untuk episode asma berat
dan orangtua mengenai apa yang akan dilakukan pada keadaan
yang luar biasa.
gawat darurat.
Kebanyakan, tetapi tidak semua, yang meninggal karena
Tegangan emosi pada penderita asma paling baik ditangani asma dapat dicegah dengan perawatan yang memadai. Adalah
melalui pembahasan yang tidak tergesa-gesa beserta orangtua mungkil mengenali banyak dari mereka yang berisiko paling
anak yang kesukaran, dengan menghindari overdramatisasi pe- besar untuk meninggal dari riwayatnya, misalnya kegagalan
nyakit anak, dan melalui pemeriksaan yang teliti dengan pernapasan dengan hiperkapnea, kehilangan kesadaran karena
orans-tuanya mengenai masalah tersebut; yang kemungkinan asma, atau disfungsi psikososial pada penderita atau keluarga.
orang-tua dan anaknya sedang berada dalam konflik (perten- - Penderita ini terutama memerlukan pemantauan yang ketat
tangan). Penggunaan tranquilizer atau sedatif sebagai peng- dan psikoterapi bila terdapat indikasi. Masing-masing harus
790 BAGIAN XV f Gangguan Alergi

Pedoman Penanqanan Asma untuk

Obat-obat yang teratur

Sebelum olahraga

Untuk batuk ringan, mengi, napas pendek, dada tertekan.


Angka aliran ekspirasi puncak (PEFR) mengurang 1O sampai 30%.
Menjauh dari kemungkinan penyebab (asap, debu, binatang, tepungsari).
turcnghirup bronkodilator ( ) setiap 4 jam.

Untuk gejala yang lebih berat,


PFR berkurang 30 sampai 50%
Menghirup bronkodilator ( ) setiap 20 menit selama 1 jam jika perlu
Jika tidak membaik, lanlutkan bronkodilator (
) setiap 2 jam, gandakan dosis hirupan kortjkosteroid ( ), hubungi dokter,
dan mulai prednison oral ( ) -'-.-

untuk gejala yang sangat berat, berjuang untuk bernapas, bibir atau kuku jari-jemari yang biru atau
abu-abu, sukar berjalan atau berbicara, dada dan leher
terisap ke dalam pada setiap pernapasan.
PFR menurun 50% atau lebih:
Menghirup bronkodilator (
) setiap 20 menit dan segera pergi ke dokter atau ke ruang gawat darurat

Gambar 137-5. Rencana krisis perseorangan untuk penanganan asma.

membawa protokol gawat darurat tertulis yang menunjukkan Connett CJ, Warde C, Wooler E, et al: prednisolone and salbutamol in the
obat-obatan saat sekarang dan pengobatan gawat darurat yang hospital treatmenl of acute asthma. Arch Dis Child .].0:170, 1994.
dianirrrkan sebagai pedoman untuk personel gawat darurat Duff AL, Pomeranz ES, Gelber LE, et al: Risk factor for acute wheezing in
infants and children: Viruses, passive smoke, and IgE antibodies to
yang mungkin belum terbiasa dengan penderita tersebut. Mere_ inhaiant
allergens. Pediatrics 92:535, 1993.
ka juga harus telah mempunyai catatan rencana krisis yang Dworkin G, Kattan M: Mechanical ventilation for status asthmaticus in
chil_
me- nunjukkan apa yang mereka harus lakukan pada keadaan dren. J Pediatr 1 l4:545, 19g9.
gawat darurat. Rencana ini harus mencakup obat-obatan apa Editorial: Steroids in acute severe asthma. Lancet 340:13g4,1992.
Fletcher HJ, Ibrahim sA, Speight N: survey ofasthma deaths in the Northern
yang digunakan, dosis mana yang digunakan, pada interval region, 1970-85. Arch Dis Child 65:163, 1990.
berapa, bagaimana pertemuan dengan dokternya, dan ke mana Gershel J, Goldman H, Stein R, et al: The usefulness of chest radiographs
in
penderita mendapatkan bantuan selanjutnya. Tanda Medic- first asthma attacks. N Engl J Med 309:336, 19g3.
Alert (Waspada-Medis) dapat membantu jika penderita demi- Intemational Paediatric Asrhma Consensus Group: Asthma: A follow up
statement from an international paediatric asthma consensus group. Arch
kian ditemukan tidak sadar atau tidak mampu menunjukkan si- Dis Child 6'l:240, 1992.
rat penyakitnya. Penderita demikian harus diperlengkapi Katz RW, Kelly HW, Crowley MR, et al: Safety of continous nebulized al_
dengan epinefrin yang dapat disuntikkan dalam suatu sediaan buterol for bronchospasm in infants and children. pediatrics 92:666,1993.
Larsen GL: Asthma in children. N Engl J Med 326:1540, 1992.
yang mudah (misalnya EpiPen atau Epipen Jr.) untuk penggu-
Lewis CE, Rachelefsky G, Lewis MA, et al: A randomized rrial of A.C.T.
naan pada keadaan gawat darurat bila terapi hirupan tidak (Asthma Care Training) for kids. pediatrics .:-4.47g, 19g4.
efektif atau tidak cukup, tetapi penggunaan Epipen ini jangan Martinez FD, Wright AL, Taussig LM, et al: Asthma and wheezing in the
first
sampai menunda pengangkutan ke fasilitas gawat darurat. six years of life. N Engl J Med 332133, 1995.
McFadden ER, Cilbert IA: Exercise-induced asthma. N Engl J Med 330:1362,
. 1994.
McWilliams B, Kelley H, Murphy S: Management of acute severe asthma.
Adin^rf A, Cummings N: Sinusitis and its relationship to asthma. pediatr Ann Pediatr Ann 1877 4, 1989.
18:785,1989. Mrazek DA, Klinnert MD, Mrazek p, et al: Early asthma onset: Consideration
Anto JM, Sunyer J, Reed iE, et al: Preventing asthma epidemics due to soy- of parenting issues. J Am Acad Child Adolesc psychiatry 30:2j7, 1991.
beans by. dust-control measures. N Engl J Med 329:1760, 1993. National Asthma Education Program, National Heart, Lung, and Blood Insti_
Attaway N, Strunk R: Death due to asthma in children: What the pediatrician tute, Expert Panel Report: Guidelines for the Diagnosis and Management
can do. Pediatr Ann l8:8 19. 1989. of Asthma (NIH pub no 9l-3042). Bethesda, MD, U.S. Department of
Burrows B, Martinez F, Halonen M, et al: Association of asthma with serum Health and Human Services, 1991.
IgE levels and skin test reactivity to allergens. N Engl J Med 320:271, 1999. Provisional Committee on Quality Improvement: practice parameters: The of-
Caner E, Cruz M, Chesrown S, et al: Efficacy of intravenously administered fice management of acute exacerbations of asthma in children. pediatrics
theophylline in children hospitalized with severe asthma. J pediatr 122:470, 93:119,1994.
I993. Ratto D, Alfaro C, Sipsey J, et al: Are intravenous corticosteroids required in
Cheong B, Reynolds S, Rajan G, et al: Intravenous beta agonist in severe acute status :lsthmaticus? JAMA 260:52'l, 198g.
asthma. Br Med 1297:448. 1988. Rea HH, Scragg R, Jackson R, et al: A case-control study of deaths from
asthma. Thorax 4l:833, 1986.
138 . Asma 791

Rock M. De LaRocha S, L'Hommedieu S, et al: Use of ketamine in asthmatic Manifestasi kulit yang khas, dari interaksi antibodi IgE de-
children to treat respiratory failure refractory to conventional therapy. Crit ngan antigen, adalah urtikaria (bilur dan merah) bukannya pa-
Care Med l4:514. 1986.
Scarfone RJ, Fuchs SM, Nager AL, et al: Controlled trial of oral prednisone in
pula eritematosa dermatitis atopik; dan walaupun penderita
the emergency depiutment treatment of children with acute asthma. Pediat- dermatitis atopik seringkali memiliki antibodi IgE spesifik un-
rics 92:513, 1993. tuk alergen hirupan atau makanan, biasanya tidak mungkin
Schuh S, Parkin P, Rajan A, et al: High-versus low-dose, frequently adminis- mengimbas lesi dermatitis atopik kulit melalui suntikan intra-
tered, nebulized albuterol in children with severe, acute asthma. Pediatrics
83:513,1989.
denhal alergen yang dicurigai. Lesi khas dermatitis atopik da-
Shapilo GG, Furukawa CT, Pierson wE, et al: Double-blind evaluation of pat terjadi pada individu dengan agamaglobulinemia terkait-
nebulized cromolyn, terbutaline, and the combination for childhood asthma. X, yang sebenarnya tidak mempunyai IgE.
J Allergy Clin Immunol 81:449, 1988.
Sly RM: Mortality from asthma in children 1979-1984. Ann Allergy 60:433, Kenaikan kadar IgE pada dermatitis atopik mungkin akibat
I 988. defisiensi IgE spesifik-isotip fungsi sel-T "supresor." Ganggu-
Strachan DP: Do chesty children become chesty adults? Arch Dis Child an imunitas seluler pada beberapa penderita dengan dermatitis
65 i6l. 1990.
atopik ditunjukkan oleh (1) tidak adanya reaksi hipersensiti-
Strauss RE, Wertheim DL, Bonagura VR, et al: Aminophylline therapy does
not improve outcome and increase adverse effects in c[ildren hospitalized vitas lambat pada uji kulit intradermal dengan antigen ter-
with acute asthmatic exacerbations. Pediatrics 93:205, 1994. tentu; (2) ketidakmampuan untuk disensitisasi dengan sensi-
Volovitz B, Amir J, Malik H, et al: Growth and pituitary-adrenal function in tizer kontak yang kuat (misalnya, racun ivy, dinitrokloro-
children with severe asthma treated with inhaled budesonide. N Engl J Med
benzen); (3) respons proliferatif limfosit terhadap mitogen se-
32q:1703.1991.
Weinberger M: Theophyliine: When should it be used? J Pediatr 122.403,1993. perti fitohemaglutinin menghilang; dan (4) defek, sifat fagosi-
Wiener C: Ventilatory management of respiratory failure in asthma. JAMA tik dan kemotaksis monosit dan neutrofil, yang bervariasi,
269:2128.1993. Kulit dermatitis atopik hiper-reaktif berbeda dengan kulit
normal dalam responsnya terhadap berbagai rangsangan fisik
dan farmakologis. Misalnya, pukulan mekanik ringan dalam 1
menit menimbulkan garis putih dengan area pucat di seke-
I Ban 138 lilingnya. Fenomena ("dermografisme putih") ini tidak dite-
mukan pada kulit normal, yang menjadi merah. Kulit yang
terlibat mempunyai angka pendinginan dan pemanasan abnor-
Dermatitis Atopik mal dalam responsnya terhadap perubahan suhu, terutama di
(lihat Bab 597) bagian-bagian yang dapat difleksikan. Respons paradoks ter-
(Eksem lnfantil atau Atopik)
jadi pada suntikan berbagai agen farmakologis, seperti hista-
min, asetilkolin (pemucatan bukannya eritema) dan ester asam
nikotinat. Respons adrenergik dari limfosit dan granulosit
yang menurun pada dermatitis atopik, memberi kesan bahwa
Dermatitis atopik adalah gangguan radang kulit yang ditan- ketidakseimbangan autonom mungkin merupakan dasar ke-
dai dengan eritema, edema, gatal berat, eksudasi, pengerasan lainan pada kulit. Kelainan reaktivitas kulit mempunyai pa-
kulit, dan sisik. Pada stadium akut, ada vesikulasi.(spongiosis) sangan hiper-reaktivitas jalan napas asma; pada kedua gang-
intraepiderrnal. Tampak ada kecenderungan yang ditentukan guan, hiper-reaktivitas demikian agaknya intrinsik pada pe-
secara genetik. Selanjutnya bayi dengan dermatitis atopik cen- nyakit, yang kemungkinan, sebagian, berhubungan dengan re-
derung akan mengalami rhinitis alergika dan asma. spons imun fase lambat (Bab 133). Di samping sifat-sifat
Sekitar 80% penderita dengan dermatitis atopik mempu- genetik dan atopiknya, eksem juga ditandai kelainan meta-
r.yai kadar imunoglobulin E (IgE) serum naik 5 sampai 10 kali bolisme asam lemak esensial lokal, aktivitas fosfodiesterase
lipat di atas normal. Ada bukti yang bertentangan mengenai terganggu, disregulasi sistem saraf otonom kulit, perluasan sel
apakah kadar IgE terkait dengan keparahan atau luasnya der- Th2 spesifik-alergen, penurunan nilai ambang infeksi kulit se-
matitis. Namun, kadar IgE berfluktuasi sesuai dengan stadium kunder (Staphyloc o ccus at4reus, molluscum), hiperiritabilitas
penyakit. Kadar kembali normal ketika penyakit telah tenang kulit, dan eksaserbasi oleh stres.
selama beberapa tahun. Kadar IgE yang tinggi tidak dapat dije- MANIFESTASI KLlNlS. Dermatitis atopik mengenai 2-8Vo
laskan dengan memuaskan. Belum dibuktikan apakah dermati- anak dan khas terjadi dalam tiga stadium dengan sifarsifat
tis atopik terutama merupakan gangguan alergi yang diperan- yang sangat berbeda. Penyakit ini paling sering mulai pada
tarai-IgE; pada patogenesis eksem, penggambaran peran aler- masa bayi, biasanya selama usia 2-3 bulan pertama. Mulainya
gen secara konsislen adalah sukar, apakah makanan atau hiru- kadang-kadang tertunda sampai tahun ke-2 atau ke-3; 60Vo
pan. Lagipula, hubungan dermatitis atopik dengan alergi atau penderita terkena pada usia 1 tahun dan 90Vo pada usia 5 ta-
imunologi menjadi lebih tidak pasti dengan adanya laporan hun. Lesi yang paling awal adalah daerah-daerah berkeringat,
bahwa IgE tidak selalu naik pada penderita yang terkena, yang yang eritematosa pada pipi, yang selanjutnya meluas ke sisa
tidak mempunyai riwayat keluarga atau bukti klinik rhinitis muka, leher, pergelangan tangan, tangan, perut, dan sisi eks-
atau asma. Anak dengan dermatitis atopik dan hipersensitivitas tensor ekstremitas. Keterlibatan bagian-bagian fleksor khas
makanan mempunyai angka pelepasan histamin basofil spon- muncul belakangan, tetapi dapat timbul sebagai dermatitis
tan yang tinggi. Fenomena ini kembali normal sesudah pelen- poplitea dan antekubiti pada awal kehidupan (Gb.138-l).
yapan makanan diet dan diperantarai oleh sitokin monosit Rasa gatal terlihat mencolok;'bayi yang terkena terus-me-
(iaktor pelepas-histamin), yang berinteraksi dengan subtipe nerus berupaya menggaruk dengan menggosokkan muka pada
IgE yang spesifik, yang terikat pada basofil. sarung bantal dan pada sisi-sisi tempat tidur (bayi). Pada kulit
792 BAGIAN XV ) Gangguan Alergi

Gambar 138-1. (A, B) Dermatitis atopik in-


fantil dimulai secara khas dengan erupsi ga-
tal, eritematosa, papulovesikuler pada pipi,
tetapi dapat juga melibatkan pergelangan ta-
ngan dan sisi-sisi.ekstensor ekstremitas atau
dapat menjadi menyeluruh, biasanya me-
ngecualikan daerah popok (diaper). pada
umur 2 tahun, keterlibatan fossa antekubiti
dan poplitea, leher, pergelangan tangan dan
pergelangan kaki biasanya disertai dengan
sisik, pengelupasan, likenifikasi dan hi-
perpigmentasi. Adanya kerak (kusta)
menunjukkan infeksi tumpangan. (Dari The
Dermatologic Dozen, 1980. Digunakan de-
ngan izin Westwood Pharmaceuticals, Inc).
Lihat juga seksi berwama.

bayi trauma ini dengan cepat menyebabkan timbulnya cairan pada anak dengan dermatitis berat, riwayat keluarga dermatitis
dan pengerasan; sering ada infeksi sekunder dan kemungkinan atopik, disertai asma atau rhinitis alergika, muncul sebelum
mel*-ls. usia 1 tahun dan pada wanita. Ada kecenderungan yang men_
Timbulnya dermatitis sering bersamaan dengan pemasukan
makanan tertentu ke dalam diet bayi, terutama susu sapi, gan-
dum, sari kedelai, kacang tanah, ikan, atau telur. pada50-90Vo
bayi dan anak yang menderita dermatitis dan kadar serum IgE TABEL 138-1. Tanda-randa Diagnosrik Dermatitis Aropik
yang tinggi timbul gejala kulit setelah tantangan makanan. Ke_
seiuruhan, sekitar 20-30Vo penderita eksem menderita hiper-
sensitivitas makanan terhadap satu atau lebih dari enam aler_
gen yang lazim. Ada bukti yang nyata adanya sensitivitas rea_
ginik pada bayi tertentu yang menderita urtikaria, kolik dan
eritematosa yang difus setelah menelan makanan yang meng_
ganggu. Semu eritematosa ini munculnya disertai dengan rasa
gatal yang berat, yang menyebabkan penggarukan dan kemudi_
an muncul lesi kulit.khas eksem. Peran utama garukan pada
pembentukan lesi kulit telah diperagakan bila satu ekstremitas
dibungkus dengan perban bedah dan ekstremitas lainnya tidak
dibungkus; lesi dermatitis atopik terjadi hanya pada ekstremi_
tas yang tidak dibungkus.
termatitis atopik menunjukkan kecenderungan penyembu_
han (remisi) pada usia 3-5 tahun. pada kebanyakan kasus, pe_
nyakit menjadi kurang mencolok pada usia 5 tahun; pada be_
berapa individu, eksem ringan sampai sedang dapat menetap
pada fossa antekubiti dan poplitea, pada pergelangan tangan, di
belakang telinga, dan pada muka dan leher. Selama masa
kanak-kanak, keterlibatan daerah antekubiti dan poplitea men_
jadi lazim; permukaan ekstensor ekstremitas dapat masih ter_
kena secara aktif. Dengan semakin bertambahnya umur, ada
kecenderungan ke arah pengeringan dan penebalan kulit pada
daerah-daerah yang terlibat, terutama pada fossa antekubiti dan
pada leher, dahi, kelopak mata, pergelangan tangan, serta
punggung tangan dan punggung kaki. Muka berwarna keputih_
an, karena permeabilitas dan dilatasi kapiler yang meningkat
menimbulkan edema dan pemucatan jaringan sekitarnya, ka-
dang-kadang disebut "masker dermatitis atopik.,, Hiperpig-
mentasi kulit, sisik dan likenifikasi (semacam penebalan papu-
ler kulit tertentu, dengan penekanan pada garis-garis
perxrdkaan yang normal) menjadi jelas. Prognosis paling jelek Ig = imunoglobulin
Dari Sampson HA: Dermatitis anpik. Ann Allergy 69:469, 1992
138 a Asma 793

TABEL 138-2 Modifikasi Kriteria untuk Diagnosis Dermatitis membedakan keduanya. Dermatitis atopik paling sering mulai
Atopik pada Bayi pada pipi dan tidak melibatkan telapak tangan dan telapak
kaki, sedangkan skabies biasanya mulai dengan papula-papula
yang besar pada punggung bagian atas dan dengan vesikula
pada telapak tangan dan telapak kaki. Tungau skabies ataupun
telurnya dapat ditemukan dari penggoresan vesikula.
Dermatitis iritan primer adalah reaksi nonalergik yang di-
sebabkan oleh berbagai iritan dan paling sering pada masa
bayi pada dherah perioral (us buah-buahan) dan daerah popok
(diaper). Lokasi dan respons lesi yang cepat terhadap terapi
menunjukkan bahwa diagnosis benar.
Lesi dermatitis kontak alergika (racun ivy merupakan pro-
Dari Sampson HA: Dermatitis atopik. Ann Allergy 69:169, 1992.
totip) biasanya dibatasi pada tempat-tempat paparan terhadap
alergen yang mengganggu dan tidak khas melibatkan daerah
lekukan (fleksor). Kadang-kadang dermatitis konfak ditum-
pangkan pada dermatitis atopik sesudah sensitisasi terhadap
colok ke arah penyembuhan akhir pada usia dekade ke 4 dan bahan kimia dalam agen topikal seperti neomisin, paraben
ke 5. (yang digunakan sebagai pengawet pada banyak salep), atau
DIAGNOSIS. Bila rasa gatal kuat dan lesinya khas, diagnosis iodoklorohidroksiquin (Vioform).
dermatitis mungkin mudah. Riwayat keluarga asma, demam Dermatitis eksematoid infeksius dapat menyertai kotoran
rumput, atau dermatitis atopik, temuan adanya kenaikan kadar (discharge) bahan purulen yang keluar dari telinga arau tem-
IgE serum dan antibodi reaginik terhadap berbagai makanan pat-tempat infeksi lainnya. Lokasi lesi yang khas dan respons
dan hirupan, adanya eosinofilia, dan peragaan dermografisme yang cepat terhadap terapi mendukung diagnosis.
putih mendukung diagnosis. Beberapa penderita mempunyai Pada iktiosis vulgaris, kekeringan kulit dapat menyebab-
-aris atau alur di bawah tepi kelopak mata bawah (lipatan kan kerancuan dengan dermatitis atopik, tetapi sisik-sisik pada
atopik, garis Dennie atau lipatan Morgan) yang jelas dan jum- iktiosis biasanya lebih besar daripada sisik dermatitis atopik,
lah lipatan kulit telapak tangan yang bertambah. Kulit mempu- dan jika terdapat gatal-gatal pada iktiosis, biasanya ringan.
nyai kecenderungan abnormal untuk proses likenifikasi dalam Dua gangguan ini dapat bersamaan. Pada bayi dan anak de-
responsnya terhadap iritasi atau gosokan yang bersifat kronis. ngan fenilketonuria yang tidak diobati timbul dermatitis ekse-
Kekeringan kulit yang menyeluruh, bahkan pada daerah yang matosa yang sering dirancukan dengan eksem atopik. Ruam
tidak terlibat, dan kejarangan rambut bagian lateral alis yang fenilketonuria menunjukkan respons terhadap diet rendah fe-
diduga akibat gosokan kronik, juga bersifat khas. Kriteria diag- nilalanin.
nosis spesifik diberikan di Tabel 138-1 dan 138-2. Histiositosis X (penyakit Letterer-Siwe) dan akrodermari-
DIAGNOSIS BANDING. Reaksi kulit eksematoid yang diran- tis enteropatika merupakan penyakit sistemik serius yang ter-
dai dengan eritema, edema, eksudasi, kerak (krusta), dan ber- jadi pada awal kehidupan. Kegagalan untuk bertumbuh men-
sisik tidak spesifik untuk dermatitis atopik. Pada bayi dan colok. Manifestasi hemorrhagis biasa dijumpai pada erupsi
anak-anak diagnosis bandingnya adalah dermatitis seborrheika, histiositosis X eksematosa. Pada akrodermatitis, kulit di seke-
skabies, dermatitis iritan primer, dermatitis kontak alergika, liling mulut, hidung, genitourinarius dan lubang rektum secara
dermatitis eksematoid infeksiosa, iktiosis, fenilketonuria, akro- khas terlibat.
dermatitis enteropatika, histiositosis X, dan dua gangguan de- Penderita sindrom Wiskott-Aldrich dan agamaglobuline-
fisiensi imunologis primer: sindrom Wiskott-Aldrich dan aga- mia terkait-X dapat menderita eksem yang tidak dapat dibeda-
maglobulinemia terkait-X. Lesi eksematosa dapat juga ditemu- kan dari dermatitis atopik.
Lan pada ataksia-teleangiektasia, sindrom Job, sindrom hiper- KOMPLIKASI. Selama awal masa bayi dan kanak-kanak,
IgE, dan defisiensi biotinidase.' biasa didapati infeksi sekunder dari lesi dermatitis aropik de-
Permulaan dermatitis seborrheika yang khas pada kulit ke- ngan agen bakteri dan virus. Stafilokokus dan streptokokus p-
pala, sering sebagai "topi ayunan," dan melibatkan telinga dan hemolitikus merupakan agen bakteri yang paling sering dite-
kulit yang berdekatan, sisi-sisi hidung, dan alis serta kelopak mukan dari lesi yang terinfeksi. Herpes simpleks (erupsi vari-
mata dengan sisik-sisik yang kecoklatan, berminyak. Kelainan seliform kaposi) juga merupakan keprihatinan yang utama.
ini biasanya dibedakan dengan mudah dari lesi erirematosa, Bayi dan anak dengan eksem tidak boleh terpapar pada orang
yang berair, lesi dermatitis atopik infantil berkerak, tetapi dewasa dengan infeksi herpes simpleks ("nyeri dingin"). In-
kadang-kadang selama usia beberapa bulan pertama sukar feksi dengan virus-virus kutil biasa dan molluskum kontagio-
dibedakan antara dermatitis seborrheika dan atopik, terutama sum dapat pula terjadi. Kadang-kadang keratokonus ditemu-
bila muka yang pertama kali terlibat. Sebonheika pada masa kan pada anak dengan dermatitis atopik, mungkin berhubung-
bayi memiliki perjalanan yang lebih pendek daripada perjala- an dengan penggosokan kelopak mata yang kronis. Katarak
nan eksem atopik dan berespons jauh lebih cepat terhadap terjadi pada 5-10Vo orang dewasa dengan dermatitis atopik be-
pengobatan. Kesukaran dalam membedakan dua keadaan di- rat, tetapi jarang ditemukan selama masa kanak-kanak.
tunjukkan dengan penggunaan istilah eksema seborrheika oleh PENGOBATAN Pengobatan dermaritis atopik yang efektif
beberapa ahli dermatologi. Pada masa bayi, skabies dapat di- memerlukan pengendalian endapan lingkungan siklus gatal-
rancukan dengan dermatitis atopik. Lokasi lesi membantu garuk-gatal yang mengekalkan penyakit, mulai dengan peng-
794 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

TABEL 138-3. Kekuatan Kortikosteroid Topikal Tertentu

. Salep diprolene 0,057o


Sateip temovate A,flSVa
$angdt&ag selt lir, dip/op.ionel. Salep diprosone 0,Q57"
,.;:::; :.li,:,,.....,.,
,,
;;{$1;;,:'r Salep Halog 0,17o
:,ri I i,,,.::.::::=.i:;1j;ri:r,1a: : : I,r,::::li:;',';il=
| .. ::...4::_. : : : 41 tlt ::a:=
i$,iii::=.r1, , t<rim Lidex-O,OSEo
$aUgag h*-a:tr;;IiliirLi,i r,,,!il Krim aristocort (HP) 0.5%

!,
:.. Krim diproson 0,058;
Salep valiione 0,t7o
il.:..!E:::rr
Tidalt begitu sangat kual :Y:: 'tl
Salep *.r"on O,ZZ
aristocort 0,1%
ii rir;ii;i::l
l{.p
Salep Cordran 0,05.7o
lcorp atd*1@*i ii iii 1,r'i,= Krim valisone 0.lVo
Kekuatan lebih ringanl :: i:::::::::::. Krim dan salep gto.on O. tE,
Krim daqsalep aclovate 0,05%
Lj:::;:l:::.
K.C. kugaii relld i.t1ii:.i,, ; iql:
Larutan synalar 0,017o
Krim tridesilon 0,05%
K. ::
aianp,gling.,.i=e.n
,.. .::.:.-'= ! ::l::.--::
i krim dan salep hitone I ,\Va, 2,5Vo

hindaran ingestan, injektan, kontaktan dan faktor-faktor atmos- dapat menimbulkan malnutrisi. Pelenyapan makanan buta
fel yang dapat memicu gatal atau penggarukan. Suhu dan ke- ganda dan uji provokasi dapat mengenali makanan yang
lembaban yang ekstrem harus dihindari. Iklim yang hangat mengganggu (Bab 145). Pelenyapan berikutnya makanan
dengan kelembaban sedang adalah optimal untuk kebanyakan yang telah dikenali dari dier akan mengurangi gejala-gejala
penderita. Keringat menyebabkan gatal dan memperjelek pe- (kacang, kedele, telur, susu). Beberapa anak "mengatasi,, geja-
nyakit. Paparan terhadap cahaya matahari dan air garam ber- la-gejala akibat-makanan ini. Dengan demikian, pemberian
manfaat pada banyak penderita. lagi makanan yang mengganggu tersebut dimungkinkan dalam
Pakaian harus dibuat dari tenunan kapas halus; wol harus 2-4 lahun. Sensitisasi alergi makanan dapat dikurangi dengan
dihindari. Bayi tidak boleh dibiarkan merangkak di atas karpet pemberian ASI dan dengan menunda makanan padat sampai
wo1. sesudah usia 6 bulan. Ibu yang menyusui harus menghindari
Untuk dermatitis atopik kulit kering, penggunaan sabuh penelanan makanan berisiko tinggi, karena beberapa alergen
rten deterjen yang menghilangkan lemak kulit harus dihindari makanan muncul dalam ASI dan secara potensial dapat men-
sejauh mungkin. Kegiatan mandi harus dipertahankan mini- sensitisasi bayi yang atopik.
rnum. Tujuan minyak untuk mandi (bath oil) atau krim lain Terapi lokal merupakan penanganan dermatitis atopik
yang dioleskan pada kulit adalah untuk menghalangi air masuk yang utama. Selama gejolak akut penyakit, perban basah (mi-
ke dalam kulit; minyak untuk mandi ditambahkan ke dalam salnya: larutan Burrow, 1:20) mempunyai pengaruh antigatal
bak sesudah penderita telah berendam selama 20 menit, de- dan antiradang. Lotion atau krim kortikosteroid ropikal dapat
ngan demikian menutup kelembaban pada kulit yang terkena dipakai pada pergantian perban basah. Pemakaian perban ba-
air, daripada sebaliknya, seperti yang akan terjadi jika minyak sah terus-menerus juga mempunyai manfaat, tidak mengge-
ditambahkan sebelum penderita masuk ke bak mandi. Prinsip rakkan, melindungi bagian yang terkena dan mencegah peng-
yang sama diterapkan pada pemakaian krim dan lotion; bahan- garukan. Jika penggarukan tidak dapat dikendalikan, pena-
bahan ini harus dioleskan pada kulit yang lembab sesudah nganan penyakit ini dengan sukses hampir mustahil, terutama
mandi. Berendam dalam air hangat selama 30 menit dua atau selama masa bayi dan masa kanak-kanak awal. Kuku jari ha-
tiga kali sehari disertai dengan pengeringan kulit dengan lem- rus selalu dipotong sependek mungkin; pengendalian siku un-
but dan pemakaian salep basa (Aquaphor) atau krim basa tuk menjauhkan tangan dari muka kadang-kadang diperlukan
(Acid Mantle) dalam 3 menit untuk mempertahankan hidrasi untuk mengendalikan garukan pada malam hari. Gatal sukar
kulit seringkali membantu. Bila mandi tampaknya membuat dikendalikan dengan obat. Obat-obat yang memiliki aktivitas
keadaan lebih jelek, agen pembersih yang tidak mengeringkan sedatif maupun antihistamin, seperti difenhidramin (Bena-
seperti Cetaphil, lotion nonlipid yang tersedia secara komer- dryl), hidroksizin (Atarax, Vistaril), atau promethazin (phe.
::al. dapat digunakan. nergan), adalah yang bermanfaat paling besar.
Jika makanan memperjelek gatal, ia harus dikeluarkan dari Bila ada infeksi (pengeluaran cairan atau pengerakan yang
diet. Uji kulit dengan metode tusuk berguna dalam mengesam- akut), harus diberi antibiotika secara sistemik. Eritromisin,
pingkan hipersensitivitas makanan yang diperantarai-IgE. Uji atau sefaleksin merupakan pilihan yang bijaksana karena in-
kulit positif harus dinilai dengan tantangan makanan yang ter- feksi S. aureus seringkali amat resisten terhadap penisilin.
kendali dengan tepat (Bab 145). Pengeluaran mutlak sejumlah Antibiotika pada pengobatan topikal tidak hanya bermanfaat
makanan dari diet bayi dermatitis atopik tanpa bukti jelas bah- terapeutik sedikit tetapi dapat menyebabkan sensitisasi terha-
wa mereka terlibat pada penyakit ini adalah tidak rasional dan dap agen yang dipakai, terutama pada kasus neomisin. Mupi-
139 a Asma 795

rosin (Bactroban) merupakan perkecualian dan sering Hoeger PH, Lenz W, Boutonnier A, et al: Staphylococcal skin colonization in
membantu pada infeksi yang terlokalisasi. Kemungkinan sen- children with atopic dermatitis: Prevalence, persistence, and transmission
of toxigenic and nontoxigenic strains. J Infect Dis 165 1064, 1992.
sitisasi kontak yang menumpangi harus dipikirkan bila ada Horan RF, Schneider LC, Sheffer AL: Allergic skin disorders and mastocyto-
pemburukan dermatitis atopik mendadak yang kepadanya telah sis. JAMA 268:2858, 1992.
dioleskan obat-obat topikal. Parabens (bahan pelengkap salep), Przybilla B, Eberlein-Konig B, Rueff F: Practical management of atopic ec-
zema. Lancet 343:1342, 1994.
senyawa air raksa dan lanolin, semuanya dapat menyebabkan
Sampson HA: Atopic dermatitis. Ann Allergy 69:469,1,992.
sensitisasi kontak. Sampson HA, Broadbent K, Bernhisal-Broadbent J: Spontaneous release of
Sesudah fase akut berkurang, pemakaian krim dan salep histamine from basophils and histamine-releasing factor in patients with
kortikosteroid topikal sangat bermanfaat dalam menangani pe- atopic dermatitis and food hypersensitivity. N Engl J Med,321:228, 1989.
nyakit tersebut. Salep triamsinolon asetonid topikal 0,l%o, se- Sampson HA, Jolie PL: Increased plasma histamine concantration after food
challenges in children with atopic dermatitis. N Engl J Med 3ll:3'12, 1984.
ringkali berguna; sesudah perbaikan, gantilah dengan korti-
kosteroid yang kurang kuatjika mungkin (Tabel 138-3). Paling
aman adalah meresepkan kortikosteroid kurang kuat yang
memberikan pengendalian yang cukup. Harganya mungkin
menjadi masalah serius. Harga dapat dikurangi dengan mem-
beli preparat yang relatif kental dalam jumlah besar, yang ke-
mui,an ahli farmasi dapat mengencerkan sampai kekuatan
I Bns 139
setengahnya dengan Aquaphor atau pelembab (Eucerin), bu-
kannya membeli bahan yang sama dalam jumlah 15 atau 30 g. Urtikaria-Angioedema
Sedikit steroid yang digosokkan dengan baik dengan interval
yang sering, akan memberikan hasil yang lebih baik daripada
yang jumlah steroidnya banyak tetapi pemakaiannya jarang.
Penyerapan kortikosteroid per kutan terjadi tetapi umumnya ti- (Bidur)
dak bermakna secara klinik. Penggunaan steroid topikal jang-
ka lama akan menyebabkan penambahan pertumbuhan rambut
pada beberapa penderita dan atrofi kulit. Steroid topikal yang
lebih kuat tidak boleh dioleskan pada muka atau daerah yang
MANIFESTASI KLlNlS. Urtikaria, atau bidur, merupakan
luas selama masa yang lama. Pemakaian hidrokortison 0,5%
gangguan kulit yang lazimyang biasanya ditandai oleh berba-
aLau lVo pada muka aman.
gai ukuran benjolan lesi kulit (bilur dan merah;, eritematosa,
Pemberian kortikosteroid sistemik untuk pengobatan der- terlokalisasi atau menyeluruh, berbatas melingkar tegas tetapi
matitis atopik harus dihindari, kecuali sebentar pada kebanyak- kadang-kadang bergabung. Lesi dapat sangat gatal atau sedikit
an penderita yang terkena berat sementara menunggu respons gatal. Bidur sendiri biasanya sembuh dalam 48 jam, tetapi bi-
dari terapi yang lain. dur baru dapat terus tampak sendiri-sendiri atau dalam ke-
Pengobatan topikal dengan kortikosteroid sebagian besar lompok. Bila urtikaria menetap selama lebih dari 6 minggu,
telah menggantikan penggunaan preparat tir arang. Tir me- keadaannya betul-betul dianggap kronis. Urtikaria dikaitkan
warnai pakaian dan kulit, dan kesetiaan penderita dalam meng- dengan edema korium bagian atas sebagai akibat dilatasi dan
gunakannya sering jelek. Namun preparat yang lebih baru kenaikan permeabilitas kapiler.
seperti gel Estar (Westwood) dan psoriGel (Owen), efektif dan Pada angioedema (edema angioneurotik) lapisan kulit
lebih dapat diterima secara kosmetik. Tir sangat murah untuk yang lebih dalam atau submukosa dan subkutan atau jaringan
penggunaan topikal yang lama daripada kortikosteroid. Tir lain terlibat; saluran pernapasan atas dan saluran gastrointesti-
arang menyebabkan fotosensitisasi, dan kadang-kadang peng- nal merupakan organ sasaran yang lazim. perbedaan antara
gunaannya menimbulkan folikulitis steril, pustuler. urtikaria dan angioedema seringkali tidak jelas; lesi hanya
Pada penderita tua yang lebih refrakter, terapi eksperimen- tampak berbeda pada kedalaman jaringan yang terlibat.
tal telah memasukkan gamma interferon, siklosporin dan "ra- INSIDENS. Sebanyak 20Vo orang pernah menderita bidur
muan Cina." Yang terakhir ini dapat mempunyai pengaruh pada suatu waktu selama hidupnya. Urti(aria agak lebih se-
yang tidak baik seperti hepatotoksisitas atau imunosupresi. ring pada wanita daripada laki-laki.
PATOGENESIS. Mekanisme nonsitotoksik utama untuk ur-
PROGNOSIS. Dengan pengendalian faktor-faktor yang cu-
kup diketahui memicu gatal. pengobatan lokal yang tepat dan tikaria dan angioedema adalah interaksi antigen dengan anti-
dukungan pengertian dari orangtua anak yang padanya tidak
bodi imunoglobulin (IgE) terikat sel mast arau basofil. pele-
pasan histamin dari sel-sel ini menyebabkan vasodilatasi dan
ada obat yang dapat cepat diharapkan, pengendalian dermatitis
menaikkan permeabilitas vaskuler dan merangsang refleks ak-
atopik yang masuk akal, biasanya mungkin. Perbaikan biasa-
son, yang menghasilkan reaksi khas bilur dan merah. Leuko-
nya Lcrjadi dalam 5 tahun.
trien dapat turut menimbulkan edema reaksi yang diperantarai
IgE. Jalur mediator kedua untuk urtikaria melibatkan sistem
Bernhisal-Broadbent J, Sampson H: Food hypersensitivity and atopic dermati- komplemen. Dua komponen komplemen memecah produk
tis. Pediatr Clin North Am 35:1115, 1988. C3a dan C5a, berperan sebagai anafilato'ksin (Bab 120) dan
Bos JD, Kapsenberg ML, Sillevis Smitt JH: Pathogenesis of atopic eczema.
memicu pelepasan histamin dari sel mast dan basofil melalui
Lancet 343:1338, 1994.
Harper J: Traditional Chinese medicin€ for eczema: Seemingly effective, but aksi langsung pada permukaan sel, tidak tergantung antibodi.
caution must prevail. BMJ 308:489, 1994. C3a dan C5a dapat dihasilkan melalui jalur komplemen klasik
796 BAGIAN XV I Gangguan Alergi

dan alternatif. Jalur mediator ketiga melibatkan sistem pem- TABEL 139-1. Jenis-jenis Urtikaria
bentuk-kinin plasma skema koagulasi. Bradikinin setidak-
ldsesffii&. artis#e rsH
tidaknya sekuat histamin dalam menaikkan permeabilitas
kapiler. Reaksi imunologis non-IgE dan kejadian nonimunolo-
gis dapat menimbulkan urtikaria dan angioedema bila mereka
mengaktifkan komplemen dan sistem pembentuk kinin.
ETIOLOGl. Klasifikasi klinik urtikaria diberikan pada Tabel
139-t.
UIAGNOSIS BANDING. Dengan sedikit pengecualian, ridak
ada uji laboratorium yang menegakkan atau mengesampingkan
diagnosis urtikaria dan angioedema. Uji alergi kulit biasanya
tidak membantu kecuali jika alergi obat spesifik (penisilin)
atau alergi makanan diidentifikasi. Bila tidak ada kunci apapun
yang memberi kesan suatu penyebab ingestan, pelenyapan diet
biasanya tidak berguna. Diagnosis adalah klinik dan menyarat-
kan bahwa dokter perlu menyadari berbagai bentuk urtikaria.
Anamnesis yang teliti biasanya mengenali tipe tersebut. Ke-
"uaii bila terdapat hubungan yang jelas dengan reaksi yang
diperantarai-IgE, menyebutkan "penyebab" urtikaria mungkin
sukar. Obat-obat dan makanan adalah penyebab urtikaria yang
paling sering. Penyebab urtikaria kronis hanya dikenali pada
107o kasus; beberapa penderita memperlihatkan autoantibodi
terhadap reseptor IgE.
Beberapa bentuk urtikaria memerlukan sebutan khusus. Ur-
tikaria papular biasanya terjadi pada anak kecil, umumnya pa-
da ekstremitas dan tempat-tempat lainnya yang terpajan pada
gigitan serangga. Urtikaria kolinergik tampak seperti bilur ber-
diameter l-2 mm dikelilingi oleh daerah eritema yang luas
(flare) dan seringkali melibatkan kulit leher. Urtikaria ini dise-
babkan oleh olahraga, mandi pancuran hangat, dan kadang-
kadang karena kecemasan. Orang yang terkena, sensitivitasnya
terhadap mediator kolinergik bertambah, yang dapat dipera-
gakan bila suntikan intradermal 0,01 mg metakolin (Mecholyl)
dalam 0,1 ml salin menimbulkan bilur terlokalisasi yang dike-
lilingi oleh lesi satelit yang lebih kecil. Urtikaria mungkin le-
b;h sering disebabkan karena infeksi virus daripadayanglazim
dikenali. Urtikaria ini terutama akibat hepatitis, khususnya se-
lama stadium prodromal, dan akibat mononukleosis infeksiosa.
Infeksi virus dapat juga menimbulkan eritema multiformis,
sering terancu dengan urtikaria, di mana terjadi lesi iris atau
lesi sasaran yang khas dan biasanya melibatkan mukosa, pada
beberapa penderita, bilur-bilur khas berubah secara spontan
menjadi lesi eritema multiformis, yang dapat merupakan tanda
alergi obat (Bab 63 dan 595).
Urtikaria pigmentosa secara khas terjadi selama beberapa
tahun pertama masa kanak-kanak dan mempunyai penampak-
an yang berbeda. Mastositosis sistemik merupakan bentuk urti-
karia pigmentosa yang serius di mana sel mast menginfiltrasi
skeleton, hati, limpa dan kelenjar limfe. Pada orang dewasa,
dan jarang pada anak, urtikaria dapat disertai dengan kega- Ig = imunoglobulin
nasan atau gangguan vaskuler-kolagen.
Urtikaria dingin adalah bentuk yang paling sering yang di-
sebabkan oleh faktor-faktor fisik. Lesi urtikaria, yang kemung-
L,nan terasa gatal atau nyeri atau terasa terbakar, tampak pada
pemajanan terhadap dingin dan terbatas pada bagian-bagian tu- air dingin adalah berbahaya, kematian dapat terjadi pada pen-
buh yang terpajan. Lesi muncul tidak hanya pada pemajanan derita yang terpajan secara demikian. Ada dua bentuk: bentuk
terhadap cuaca dingin tetapi juga pada pemajanan terhadap didapat primer dan bentuk familial. Urtikaria dingin dapat ter-
dingin yang bersifat lokal. Pendinginan kulit akibat evaporasi jadi pada orang dewasa dengan penyakit sistemik seperti krio-
air yang keluar dapat menimbulkan urtikaria. Berenang dalam fibrinogenemia, krioglobulinemia, penyakit aglutinin-dingin,
140 I Anafilaksis 797

Galli SJ: Seminars in medicine of the Beth Israel Hospital, Boston. N Engl
dan
"ifilis sekunder. Pada beberapa kasus urtikaria primer di- Med 328:25'7 , 1993.
J

dapat, fenomena ini telah dipindahkan secara pasif dengan


Hide M, Francis DM, Grattan CEH, et al: Autoantibodies against the high-
menggunakan fraksi serum IgE dan IgM yang dimurnikan dari affinity IgE receptor as a cause of histamine release in chronic urticaria. N
penderita yang terkena. Sesudah tantangan dingin yang tepat, Engl J Med 328:1599. i993.
didapati juga kenaikan kadar histamin, faktor kemotaksis eosi- Horan RF, Schneider LC, Sheffer AI : Allergic skin disorder and mastocyto-
sis. JAMA 268.2858, 1992.
nofil dan neutrofil, dan faktor pengaktif-trombosit dalam darah
Huston DP, Bressler RB: Urticaria and angioedema. Med Clin North Am
vena yang mengaliri tempat tantangan. Urtikaria dingin dida- 16:805, t992.
pat primer muncul dan menghilang secara spontan; pada bebe- Leung DYM: Mechanisms of the human allergic response: Clinical implica-
rapa kasus, mulai terjadinya pada penyakit virus. tions. Pediatr Clin North Am 47:12'7 , 1994.
Angioedema herediter, suatu bentuk angioedema yang ber- Orfan NA, Kolski GB: Physical urticanas. Ann Allergy 7l:205,1993.
Sandford AJ, Shirakawa T, Moffatt MF, et al: Localisation of aropy and
potensi mengancam jiwa (Bab 121), adalah bentuk angioe- subunit of high-affinity IgE receptor (FCERI) on chromosome I lq. Lancet
I
dema iamilial yang paling penting. 341:332,1993.
Twarog FJ: Urticaria in childhood: Pathogenesis and management. pediatr
Sindrom angioedema episodik, urtikaria dan demam de-
Clin North Am 30:887. 1983.
ngan disertai eosinofilia, telah diuraikan, baik pada orang de-
wasa maupun anak-anak. Berbeda dengan sihdrom hipereo-
sinofilik lainnyya, wujud ini mempunyai perjalanan benigna.
Anafilaksis akibat-asma hadir dengan berbagai kombinasi,
gatal urtikaria, angioedema, mengi, penyumbatan laring, atau
hipotensi sesudah olahraga. Urtikaria kolinergik dibedakan
I Bnn 140
melalui uji tantangan panas yang positif dan kejadian syok
anafilaktik yang jarang. Kombinasi penelanan berbagai alergen
Anafilaksis
makanan (udang, seledri, gandum) dan olahraga sesudah ma-
kan menyebabkan sel mast kulit degranulasi; makanan atau DEFlNlSl. Anafilaksis adalah suatu reaksi akur yang berpo-
olahraga saja mungkin tidak menimbulkan reaksi ini. tensi mengancam jiwa, yang disebabkan oleh pelepasan me-
diator-mediator dengan cepat dari sel mast dan basofil pasca-
PENGOBATAN. Pada kebanyakan keadaan, urtikaria meru-
interaksi alergen dengan imunoglobulin (Ig)E spesifik yang
pakan penyakit yang sembuh sendiri yang memerlukan sedikit
terikat-sel.
nengobatan lainnya, selain dari antihistamin. Hidroksizin (Ata-
ET|OLOGI. Sebenarnya setiap bahan asing mampu menda-
rax), 0,5 mg/kg, merupakan salah satu antihistamin yang pa-
tangkan anafilaksis pada lingkungan yang tepat (Tabel 140-l).
ling efektif untuk mengendalikan urtikaria, tetapi difenhidra-
Kebanyakan reaksi anafilaksis disebabkan oleh alergi obat,
min (Benadryl), 1,25 mg/kg, dan antihistamin lainnya juga
makanan, atau bisa Himenoptera. Pasca-produksi IgE dalam
efektif. Jika perlu, dosis ini dapat diulangi pada interval 4-6
responsnya terhadap rangsangan antigen, paparan kembali ter-
jam.
hadap antigen yang mengganggu dapat menyebabkan reaksi
.Epinefrin 1:1000, 0,01 ml/kg, maksimal 0,3 mL, biasanya sistemik. Kadang-kadang olahraga dapat membangkitkan ana-
menghasilkan penyembuhan yang cepat atas urtikaria akut filaksis pada penderita; pada beberapa orang, reaksi anafilak-
yang berat. Hidroksizin (0,5 mg/kg setiap 4-6 jam) merupakan sis ini terjadi jika sebelumnya telah menelan makanan yang
obat pilihan untuk urtikaria kolinergik dan urtikaria kronis. spesifik atau mungkin alkohol atau aspirin. Evaluasi intensif
Penggunaan bersama antihistamin tipe-Hl dan H2 kadang-ka- kadang-kadang gagal mengenali penyebab anafilaksis beru-
dang membantu mengendalikan urtikaria kronis. Antihistamin lang pada penderita anafilaksis idiopatik di saat-saat rertentu,
H- saja dapat menyebabkan eksaserbasi urtikaria. Siprohepta-
din (Periactin) (2-4 mg setiap 8-12 jam) terutama bermanfaat
sebagai agen profilaksis untuk urtikaria dingin. Siproheptadin TABEL 140-1. Etiologi Anafilaksis
dapat menyebabkan rangsangan nafsu makan dan penambahan
berat pada beberapa penderita. Tabir surya merupakan satu-
satunya pengobatan yang efektif untuk urtikaria sinar matahari.
iiortikosteroid mempunyai pengaruh yang bervariasi pada urti-
karia kronis; dosis yang diperlukan untuk mengendalikan urti-
karia sering begitu besar sehingga obat-obat tersebut menim-
bulkan efek samping yang serius. Urtikaria kronis sering tidak
berespons dengan baik pada manipulasi diet. Sayang sekali, ur-
tikaria kronis dapat menetap selama bertahun-tahun. Untuk
pengobatan angioedema herediter, lihat Bab 121.

Bellanti JA, Kadlec JV, Escobar-Gutierrez A: Cytokines and the immune re-
sponse. Pediatr Clin North Am 4l:597,1994.
Casale T, Keahey T, Kaliner M: Exercise-induced anaphylactic syndromes.
JAMA 255:2049, 1986.
Coleman R, Trembath RC, Harper JI: Chromosome 11q13 and atopy underly- Pseudoalergik atau anafilaktoid tidak perlu diperantarai imunoglobulin E
ing atopic eczema. Lancet 3 4l:1121, 1993. Bahan yang dapat menJebabkon degranulasi sel mast secara langsung.
798 BAGIAN XV . cangguan Alergi

kebanyakan penderita anafilaksis idiopatik ini menderita alergi sif. Anafilaksis yang berlangsung lama lebih mungkin meny-
atau asma pada saat yang bersamaan, yang tidak jelas kaitan- ertai pemberian agen yang mengganggu secara oral bukannya
nya dengan anafilaksis berulang. Anafilaksis terhadap getah suntikan. Anafilaksis bifasik atau yang berlangsung lama lebih
(latex) merupakan masalah yang mencolok pada penderita mungkin bila timbulnya manifestasi awal lebih dari 30 menit
yang secara kronis terpajan pada senyawa ini (operasi berulang sesudah paparan.
atau kateterisasi urin, misalnya spina bifida).
DIAGNOSIS. Diagnosis terganrung pada perigenalan mani-
PATOGENESIS. Pada orang-orang yang padanya relah ber-
festasi yang khas, tetapi kadang-kadang dapat tidak pasti;
kembang sensitivitas anafilaksis yang diperantarai-IgE, pem-
terutama bila korban ternyata meninggal. Reaksi vasovagal
berian antigen berikutnya walaupun sangat sedikit dapat me-
dapat terancukan dengan anafiiaksis. Reaksi ini ditandai de-
nyebabkan ledakan reaksi antigen-antibodi dengan pelepasan
ngan nausea, pucat, berkeringat, bradikardia, hipotensi, lemah
meorator kimia seperti histamin dalam jumlah yang banyak.
dan kadang-kadang sinkop, tetapi pruritus, urlikaria, angio_
Aksi mediator pada berbagai reseptorjaringan di seluruh tubuh
edema, takikardia dan bronkospasme kurang. Bradikardia ja-
menimbulkan gejala-gejala. Histamin memainkan peran sentral
rang dapat terjadi pada anafilaksis.
dalam patogenesis anafilaksis manusia, tetapi bahan vasoaktif
lainnya (metabolit asma arakidonat, kinin, faktor pengaktif Bila ada kehilangan kesadaran dan tidak ada manifestasi
trombosit) dapat juga berperan. Penurunan kadar faktor V dan anafilaksis kufit, diagnosis banding juga meliputi emboli paru;
faktor VIII yang telah dilaporkan memberi kesan bahwa pe- aritmia jantung; perdarahan serebrovaskuler, emboli atau
makaian faktor koagulasi adalah akibat koagulasi intravasku- trombosis; gangguan kejang; aspirasi benda asing; dan ke_
ler. Beberapa penderita yang diteliti selama beberapa episode racunan akut. Mastositosis sistemik kadang-kadang dapeit me_
anafilaksis sistemik ternyata mempunyai kadar kininogen berat nimbulkan gejala anafilaksis, biasanya dengan riwayat kulit
molekul tinggi yang rendah, serta kadar C3 dan C4 yang ren- yang kemerahan dan lesi makulopapular yang berurtikaria
dah. Bila mekanisme imunologis tidak dapat dikenali (reaksi pada goresan. Edema angioneurotik herediter dapat menye_
anafilaktoid, lihat Tabel 140-1), dianggap bahwa pelepasan babkan edema laring, tetapi angioedema yang menyertainya
mediator terjadi karena pengaruh langsung agdn penyebab pa- tidak gatal dan biasanya berkembang sedikit demi sedikit da_
da basofil dan sel mast atau mungkin karena aktivasi jalur lam waktu berjam-jam. Pada penderita dengan urtikaria din_
komplemen alternatif, dengan pembentukan anafilatoksin (li-
gin, kolaps vaskuler dapat terjadi secara mendadak sesudah
paparan terhadap dingin, dan dapat disertai dengan urtikaria
hat pembahasan sebelumnya).
atau penyumbatan jalan napas; biasanya sesudah berenang da_
MANIFESTASI KLlNlS. Reaksi anafilaksis, khasnya adalah
eksplosif, terutama bila antigen disuntikkan. Penderita yang lam air dingin.
bertahan hidup menggambarkan "merasakan ajal sudah di am- Penentuan kadar triptase plasma atau serum dapat mem-
bang pintu." Gejala yang lebih cepat tampak setelah pemberian bantu dalam mendiagnosis anafilaksis. Kadar 10 ng/ml atau
benda asing. ada reaksi yang lebih serius. Gejala pertama yang lebih menunjukkan aktivasi sel mast. Kenaikan kadar mung-
sering diperhatikan adalah rasa nyeri di sekeliling mulut atau kin tidak terjadi dalam 30 menit pertama, tetapi cenderung
muka, disertai dengan perasaan hangat, kesukaran menelan memuncak pada I sampai 2 jam dan kemudian menurun de-
dan rasa sesak di tenggorokan atau dada. Mungkin ada keta- ngan waktu paruh 2 jam. Sebaliknya, kadar histamin (H) plas-
kutan, kelemahan, dan berkeringat yang disertai rasa gatal ma memuncak dalam 5-10 menit sesudah tantangan sengatan
yang menyeluruh. Penderita menjadi kemerahan; kemudian lebah dan kembali ke garis batas dalam 30 menit. Karenanya,
r:uncul urtikaria dan angioedema, disertai dengan berbagai penentuan kadan triptase plasma atau serum biasanya lebih
tingkat keparahan, stridor inspirasi, disfagia, kongesti hidung, membantu dalam mendiagnosis anafilaksis. penyebab lain ke-
gatal pada mata, bersin, dan mengi. Dapat juga terjadi kram naikan kadar triptase adalah asma, yang diakibatkan, misalnya
perut, diare dan kontraksi uterus serta organ otot polos lainnya. oleh obat anti-radang nonsteroid dan mastositosis sistemik.
Penderita mungkin kehilangan kesadaran dan pada pemeriksa- Penderita mastositosis sistemik mengalami peningkatan
an, hipotensi, dengan suara jantung lemah, bradikardia, dan kadar histamin plasma di saat gejala-gejala mereka tidak tam-
kadang-kadang aritmia. Dapat terjadi henti kardiorespirasi dan pak. Penderita dengan edema angioneurotik herediter tidak
kematian. Pada kasus yang mematikan, kematian, paling sering mempunyai inhibitor Cl atau mengalami disfungsi inhibitor
adalah akibat dari penyumbatan jalan napas akut, walaupun Cl, dan kadar C4 plasma biasanya rendah baik selama mau-
kolaps sirkulasi berat dapat terjadi tanpa penyumbatan jalan pun di antara eksaserbasi.
napas atas. PENGOBATAN. Pengobatan efektif rergantung pada kece-
Kebanyakan reaksi anafilaksis mulai dalam 30 menit pa- patan diagnosis dan pemakaian terapi yang tepat dan cepat.
paran terhadap alergen, terutama jika dengan suntikan. Pada Pengobatan pilihan adalah larutan epinefrin dalam air, 1:1000,
penderita yang bertahan hidup, tanda-tanda dan gejala-gejala 0,01 mllkg (maksimum 0,3 mL untuk anak atau 0,5 mL untuk
biasanya sembuh dalam beberapa jam. Beberapa penderita dewasa) melalui suntikan subkutan. Jika perlu, dosis ini dapat
mengalami reaksi bifasik dengan tanda-tanda dan gejala-gejala diulangi pada interval 15 menit. Jika reaksinya adalah terha-
berulang pada 1-8 jam sesudah penyembuhan awal dalam res- dap suntikan ekstrak alergen atau terhadap sengatan Himenop-
ponsnya terhadap terapi; reaksi ini kemungkinan disebabkan tera pada satu ekstremitas, setengah dosis epinefrin ini dapat
cleh terbatasnya masa kerja agen farmakologis yang diberikan dilarutkan pada salin normal 2mL dan diinfiltrasikan secar.a
pada mulanya. Pada penderita kelompok ketiga, tanda-tanda subkutan pada tempat suntikan atau tempat sengatan untuk pe-
dan gejala-gejala anafilaksis dapat berlanjut selama berjam- nyerapan lambat. Torniquet di atas tempat tersebut dapatjuga
jam atau berhari-hari walaupun dengan pengobatan yang agre- memperlambat penyebaran alergen secara sistemik. Torniquet
141. PenyakitSerum 799

dapat dilonggarkan sesudah perbaikan atau segera pada inter- Penderita dengan riwayat anafilaksis sistemik sesudah ma-
val ? menit. kan telur mungkin kadang-kadang berada pada risiko khusus
Reaksi serius yang menetap dapat diobati dengan infus in- anafilaksis sesudah pemberian vaksin yang berisi protein telur,
travena epinefrin secara hati-hati, dengan pemantauan jantung termasuk vaksin influenza dan vaksin demam kuning (Yellow
yang teliti dengan kecepatan infus awal 0,1 pglkg/menit pada fever). Komite Penyakit Infeksi dari Akademi Pediatri Ame-
anak (atau 2 p,glmenit pada orang dewasa) untuk memperta- rika menganjurkan vaksin tersebut pada penderita dengan ri-
hankan tekanan darah sistolik 80 mmHg. wayat demikian hanya sesudah uji tusuk dan uji intradermal
Penambahan oksigen (l00Vo, 4-6 Llmenit) terindikasi. Ek- dengan vaksin tidak mendatangkan reaksi positif, atau pembe-
stensi leher dan penggunaan jalan nafas orofaring dapat mem- rian dengan desensitisasi jika uji kulit dengan vaksin telah
bantu pada penyumbatan jalan nafas. Mungkin diperlukan in- menjadi positif. Vaksin campak, parotitis, dan campak-paro-
tubasi endotrakea; jika cara ini tidak dapat dilakukan, kriko- titis-rubella (measles-mumps-rubella = MMR) termasuk di
tirotomi terindikasi untuk penyumbatan laring. Albuterol yang antara vaksin-vaksin yang harus diberikan dengan hati-hati se-
dinebulisasi dan aminofilin intravena efektif untuk pengobatan cara demikian, tetapi anafilaksis dapa{ menyertai pemberian
penyumbatanjalan napas bawah seperti pada pengobatan asma. vaksin ini, apakah penderita mempunyai riwayat alergi telur
Jika hipotensi tidak responsif terhadap pemberian epinefrin atau tidak, dan sebagian terbesar anak alergi-telur dapat men-
melalui suntikan subkutan, terindikasi pemberian intravena ce- tolerir vaksin MMR tanpa reaksi merugikan yang berarti.
pat salin isotonis (sampai 100 ml/menit sampai batas 3L pada Adalah bijaksana untuk melakukan uji kulit pada anak terse-
orang dewasa). Hipotensi ekstrim atau menetap dapat memer- but dengan vaksin influenza atau vaksin demam kuning untuk
lukan pengobatan dengan norepinefrin atau dopamin melalui menilai keamanan pemberian vaksin tersebut, tetapi uji kulit
infu- intravena. dengan vaksin MMR mungkin tidak perlu. Pemberian setiap
Antagonis H1 seperti difenhidramin, I mg/kg, melalui suntik- vaksin ini pada semua anak harus diawasi dengan teliti dengan
an intramuskuler atau infus intravena dapat membantu untuk persiapan untuk pengobatan anafilaksis seandainya terjadi.
hipotensi dan urtikaria. Gabungan penggunaan antagonis H1
dan antagonis H2 seperti simetidin, 4mglkg (maksimum 300
Businco L: Measles, mumps, rubella immunization in egg-allergic children: A
mg), diinfuskan secara intravena selama sekurang-kurangnya 5
long-lasting debate. Ann .\llergy 72:1,1994.
menit, mungkin lebih membantu daripada difenhidramin saja. Fasano MB, Wood RA, Cook SK, Sampson HA: Egg hypersensitivity and ad-
Adrenokortikosteroid sistemik tepat sesudah pengobatan verse reactions to measles, mumps, and rubella vaccine. J Pediatr 120:878,
manifestasi anafilaksis awal, walaupun tidak pasti apakah 1992.
Herrera AM, deShazo RD: Current concepts in anaphylaxis. Immunol Allergy
obat-obat ini membantu dalam mencegah reaksi bifasik.
Clin North Am 12:517,1992.
Jika satu-satunya manifestasi anafilaksis adalah urtikaria Horan RF, Sheffer AL: Exercise-induced anaphylaxis. Immunol Allergy Clin
atau angioedema dan penderita tidak.akanjauh dari perawatan North Am 12:559,1992.
medis, tidak perlu pengamatan yang lama sesudah penyembuh- Kelly KJ, Kurup V, Zacharisen M. et al: Skin and serologic testing in the di-
agnosis of latex allergy. J Allergy Clin Immunol 9 I : 1 I 40, 1993.
an tanda-tanda dan gejala-gejala kulit; adalah bijaksana pada
Sampson HA, Mendelson L, Rosen JP: Fatal and near-fatal anaphylactic reac-
penderita demikian pada mulanya mendapat epinefrin karena tions to food in children and adolescents. N Engl J Med 32'l :380, 1992.
kemungkinan pejelekan melibatkan sistem-sistem lainnya. Pa- Schwartz LB, Yunginger JW, Miller J, et al: Time course of appearance and
ling aman melanjutkan pengamatan pada penderita yang telah disappearance of human mast cell tryptase in the circulation after anaphy-
laxis. J Clin Invest 83:1551, 1989.
mengalami hipotensi atau penyumbatan jalan napas untuk
Stark BJ, Sullivan TJ: Biphasic and protracted anaphylaxis. J Allergy Clin
sekr,,ang-kurangnya 12 jam, karena kemungkinan berulangnya Immunol 78:76,1986.
manifestasi awal yang sangat berbahaya. Valentine M: Anaphylaxis and stinging insect hypersensitivity_ JAMA
268:2830.1992
Reaksi anafilaktoid serius terhadap media radiokontras in-
Valentine MD: Insecrsting anaphylaxis. Ann Intern Med I I 8:225, 199 j.
travena pada anak tidak begitu sering dibandingkan pada orang Yunginger JW: Anaphylaxis. Ann Allergy 69 87, 1992.
dewasa, tetapi kadang-kadang terjadi. Regimen profilaksis un- Yunginger JW: Anaphylaxis to foods. Immunol Allergy Clin North Am
tuk penderita yang diketahui berisiko berdasarkan pada reaksi 12:543.1992.

sebelumnya, terdiri atas prednison 50 mg per oral setiap 6 jarn


sebanyak 3 dosis, berakhir 1 jam sebelum prosedur, dan difen-
hidramin 50mg, diberikan secara intramuskuler I jam sebelum
p.osedur. Regimen ini mencegah reaksi yang merugikan ting-
kat apapun pada lebih dari 90Vo penderita dewasa yang beri- I Bne I41
siko tinggi.
Insidens anafilaksis akibat-obat akan sangat berkurang jika Penyakit Serum
obat-obat diberikan hanya bila terdapat indikasi dan hanya se-
cara oral, kecuali bila terdapat beberapa alasan yang mendo-
rong untuk suntikan. Bukan hanya sensitivitas anafilaksis yang
lebih mudah diimbas oleh suntikan obat-obatan daripada oleh Gejala penyakit serum merupakan gangguan imunologis
pemhelisn oral, tetapi pada penderita yang tersensitisasi, anafi- sistemik khas yang menyertai pemberian bahan antigenik
laksis terjadi lebih sering pasca-pemberian parenteral daripada asing.
oral. Insidens anafilaksis pasca-sengatan Himenoptera dapat ET|OLOGI. Gangguan ini pertamanya diuraikan sebagai
dikurangi secara bermakna dengan penggunaan imunoterapi akibat terapi antitoksin karena penyakit seperti difteri dan teta-
bisa (venom) yang sesuai (Bab 135 dan 142), nus. Penyakit ini terbukti akibat reaksi yang merugikan rerha-
800 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

dap protein serum binatang yang dibuat untuk preparat anti- tangan, jari-jari tangan dan jari-jari kaki), dan keluhan gas_
toksin. Antisera terapeutik asal hewan, terutama kuda, kadang- trointestinal (kram, diare, nausea) juga terjadi. Rasa gatal yang
kadang masih digunakan, tetapi sekarang penyebab utama ge- sangat, yang menyertai urtikaria adalah gejala yang paling
jala penyakit serum adalah alergi obat, terutama yang disebab- menekan pada banyak penderita. Tempat suntikan bahan asing
kan oleh penisilin. Kasus yang juga telah menyertai penggu- biasanya menjadi merah dan bengkak, biasanya 1-3 hari sebe-
naan agen terapeutik lainnya adalah gamaglobulin manusia lum tampak gejala-gejala sistemik. penyakit ini biasanya sem-
dan sengatan Himenoptera. Preparat imunoglobulin yang ber- buh sendiri, dan penderita sembuh dalam 7-10 hari. Jarang
asal dari manusia tersedia untuk pengobatan difteri dan tetahus terjadi karditis dan glomerulonefritis; komplikasi penyakit se_
(dan profilaksis rabies) pada manusia, tetapi antitoksin untuk rum yang paling serius adalah sindrom Guillain_Barre dan
pengobatan keracunan ular dan keracunan klostridium (botu- neuritis perifer, terutama yang melibatkan pleksus brakialis
lisme, gas gangren) masih dibuat pada kuda. (cs-6).
FATOGENESIS. Penyakit serum merupakan contoh klasik MANIFESTASI LABORATORIUM. Angka teukosit dan eosi_
hipersensitivitas tipe III, penyakit "kompleks imun" pada he- nofil darah bervariasi; trombositopenia yang mencolok sering
wan percobaan. Sesudah satu dosis besar antigen dilabel de- ditemukan. Proteinuria ringan, hemoglobinuria, dan hematu-
ngan isotop disuntikkan ke dalam kelinci, gejala penyakit se- ria mikroskopik mungkin ditemukan. Dalam darah dijumpai
rum terjadi bersamaan dengan munculnya antibodi yang diben- sel-sel plasma. Laju endap darah sering naik. Titer aglutinin
tuk melawan antigen yang disuntikkan, pada suatu saat se- sel kambing tipe Forssman biasanya naik. Kadar komplemen
waktu antibodi masih terdapat dalam sirkulasi. Kompleks serum (C3 dan C4) secara bervariasi tertekan dan dapat turu4
antigen-antibodi dibentuk pada. keadaan kelebihan antigen se- ke kadar yang rendah sekirar hari ke-10. Anafilaktoksin C3a
dang Qnoderare), tersangkut pada pembuluh darah kecil dan dapat meningkat. Pada penyakit serum yang disebabkan oleh
dalam organ penyaringan di seluruh tubuh (pada kelinci pen- protein serum kuda, antibodi kelas IgG, IgA, IgM dan IgE da_
gendapan dibantu oleh kerja antibodi imunoglobulin [g] E, pat ditemukan langsung melawan berbagai protein serum
basofil dan faktor-pengaktif-trombosit dan oleh pelepasan kuda. Penelitian imunofluoresens langsung terhadap lesi kulit
amin vasoaktif yang menaikkan permeabilitas pembuluh da- sering menunjukkan endapan imun IgM, IgA, IgE, atau C3.
rah); kompleks ini mengaktifkan rangkaian komplemen. Kom- PENGOBATAN.' Penderita biasanya berespons baik terha-
ponen-komponen komplemen yang terikat pada sisi pengenda- dap aspirin dan antihistamin. Bila gejala-gejala shngat berar,
pan kompleks imun menambah pengelompokan neutrofil se- penggunaan kortikosteroid mempunyai kemanjuran yang be-
kurang-kurangnya melalui dua proses umum: perlekatan neu- sar. Diberikan dosis tinggi dan dengan cepat dikurangi ketika
trofil pada sisi komplemen yang terikat dan aktivitas kemotak- penderita membaik.
sis oari kompleks C567 dan fragmen C3a dan C5a. Jejas PENCEGAHAN. Penggunaan serum kuda atau serum hewan
jaringan diakibatkan oleh pelepasan molekul toksik dari neu- lainnya dalam terapi harus dibatasi pada kasus-kasus yang
trofil. Pada hewan percobaan ini, penyembuhan lesi terjadi atasnya tidak terdapat pilihan lain. Apabila hanya tersedia an-
pasca-pelenyapan kompleks-kompleks tersebut dari sirkulasi. titoksin kuda, uji kulit harus dilakukan sebelum pemberian se-
Penyakit serum uremperagakan bagaimana perbedaan ak- rum, dimulai dengan uji tusuk menggunakan larutan 1:10. Jika
tivitas biologis beberapa antibodi spesies yang dibentuk mela- reaksi negatif, selanjutnya kita dapat memulai uji intradermal
wan antigen kompleks yang mungkin menyebabkan bagian- dengan 0,02 mL larutan 1:10.000. Jika tidak ada reaksi, uji ku-
bagian gambaran klinik yang berbeda-beda; urtikaria penyakit lit selanjutnya dilakukan dengan larutan l:1000. Jika dipero-
serum diduga karsna molekul antibodi IgE bereaksi dengan leh lagi hasil negatif uji inrradermal akhir dilakukan dengan
n"otein serum kuda, sedangkan gejala-gejala sendi diduga ter- larutan 1:100 larutan serum kuda. Reaksi negatif terhadap la-
jadi sebagai akibat pengendapan kompleks antigen-antibodi rutan yang paling kuat menunjukkan bahwa sensitivitas anafi-
kelas IgG dan IgM. Pada kelinci maupun manusia diduga bah- laktik terhadap serum kuda sangat tidak mungkin; uji kulit
wa pelepasan histamin dari basofil dan sel mast, yang diperan- tidak meramal kemungkinan terjadinya penyakit serum.
tarai oleh antibodi IgE, mer.npermudah pengendapan kompleks Kadang-kadang, penderita yang mempunyai bukti sensi-
imun melalui kenaikan permeabilitas vaskuler. tivitas anafilaksis terhadap serum kuda atas dasar reaksi sebe-
MANIFESTASI KLlNlS. Khas, gejala-gejala penyakit serum lumnya, atau uji kulit bilur dan merah segera yang positif; me-
mulai pada 7-l2hari pasca-penyuntikan bahan asing tetapi da- merlukan pengobatan dengan serum kuda. Dalam hal demi-
pat tampak lambat sampai 3 minggu kemudian. Jika ada pe- kian, antitoksin dapat diberikan dengan berhasil melalui pro_
maparan yang lebih dahulu atau reaksi alergi sebelumnya ter- ses desensitisasi cepat. Beberapa ahli alergi mengobati pende-
hadap antigen asing tersebut, gejala-gejala dapat tampak de- rita dengan epinefrin dan antihistamin sebelum memulai
ngan cara yang dipercepat, dalam l-3 hari pasca-suntikan, atau prosedur desensitisasi. Yang lain memilih untuk 'tidak menu-
sebagai anafilaksis. Demam dan malaise hampir selalu ada, be- tupi' kemungkinan adanya reaksi pada stadium awal saat reak-
gitu juga erupsi kulit. Urtikaria, biasanya menyeluruh, merupa- sinya mungkin masih pada tingkat rendah dan berperan seba-
kan penemuan yang biasa. Sedikit eritema dengan tepi serpi- gai peringatan untuk meneruskan dengan desensitisasi yang
ginosa pada tepltepi kulit telapak tangan atau telapak kaki, lebih lambat. Proses.desensitisasi dimulai dengan 0,1 mL anti-
jari-jari, kaki dan jempol kaK dapat mendahului erupsi kulit toksin, yang diencerkan sampai l:100.000-l:10.000, tergan-
menyeluruh. Lesi khas pada kulit ini dapat menjadi purpura di tung pada perkiraan tingkat sensitivitas penderita, dan disun-
l:;mudian hari. Edema, terutama di sekitar muka dan leher, tikkan secara intravena pada interval 20 menit. Jika penderita
muka merah, mialgia, limfadenopati, artralgia, atau artritis mentolerir terhadap suntikan sebelumnya tanpa reaksi yang
yang melibatkan banyak sendi (sendi siku, lutut, pergelangan merugikan, jumlah yang diberikan dapat diduakalikan setiap
142 | Reaksi Obat yang Merugikan
801

20 menit. Biasanya seluruh jumlah antitoksin dapat diberikan bolisme atau ekskresi obat. Berbagai penyakit, faktor genetik,
dengan aman dalam masa 4-6 jam. Sayangnya, desensitisasi atau interaksi obat memungkinkan pengelompokan obat. Be_
adalah sementara, dan penderita sering mendapat kembali sen_ berapa penderita, karena alasan yang belum diketahui, mem_
sitivitas anafilaktik sebelumnya dalam beberapa bulan. pembe_ punyai respons farmakologis yang berlebihan (intoleransi)
rian metil-prednisolon dalam dosis 1-1,5 mg/kg/hari tidak terhadap dosis obat rata-rata. Tanda_tanda dan gejala_gejala
mencegah terjadinya penyakir serum. biasanya intensifikasi pengaruh farmakologis agen yang di_
harapkan.
Efek samping memang tidak diinginkan, tetapi pada da_
Bielory L. Gascon P, Lawley T, et al: Human serum sickness: A prospective sarnya pengaruh (efek) obat.tidak dapat dihindari, dan se_
analysis of 35 patients treated with equine antithymocyte globulin for bone bagian besar menggambarkan kenyataan bahwa obat tertentu
marrow failure. Medicine 67:40. 198g. jarang mengenai hanya satu jaringan. Misalnya bila
Gilliland BG: Serum sickness and immune complexes. N Engl J Med
teofilin
diberikan sebagai agen bronkodilator pada asma, efek sam_
3 I l:1435, 1984.
Kunnamo I, Kallio P, Pelkonen p, et al: Serum sicknesslike disease is a
ping rangsangan sistem saraf sentral dipertimbangkan, walau_
com-
mon cause of acute afthritis in children. Acta pediatr Scand 75:964, I 9 g6. pun efek rangsangan SSS teofilin ini membenarkan pengguna_
Lawley TJ, Bielory L, Gascon p, et al: A prospective clinical and immuno- annya pada apnea neonatus. pengaruh sekunder obat adalah
logic analysis of patients with serum sickness. N Engl J Med 3ll:1407, pengaruh yang bukan akibat kerja farmakologis primernya.
I 984.
Contohnya adalah gangguan flora bakteri usus sebagai akibat
terapi antibiotika. Pada idiosinkrasi obat, tanda_tanda dan
gejala-gejala reaksinya bukan akibat sifat_sifat farmakologis
agen yang telah diketahui, kadang_kadang karena kelainan
I Bnn 142 metabolik. Contohnya adalah anemia hemolitik yang menyer_
tai penelanan primaquin pada penderita dengan defisiensi G-
6-PD (Bab 414).
Reaksi Obat yang Merugikan Interaksi obat dibahas pada Bab 63, dan lihat juga Tabel
670-3.
(Lihat Bab 63) Reaksi alergi obat terjadi atas dasar model jejas imun yang
telah diketahui. Model ini adalah (l) reaksi yang diperantarai_
imunoglobulin (Ig) E; (2) reaksi sitotoksik akibat pengikatan
hapten pada membran sel dan selanjutnya reaksi dengan anti_
DEFlNlSl. Reaksi obar yang merugikan dapat didefinisikan bodi antihapten; (3) reaksi kompleks imun di mana kompleks
sebagai konsekuensi pemberian agen yang tidak diinginkan, imun antibodi-obat dengan afinitas pada membran sel meng-
selama atau sesudah perjalanan terapi. Reaksi yang merugikan aktifkan sistem komplemen, menyebabkan kerusakan mem_
dibagi menjadi dua kelompok: reaksi yang tergantung pada bran sel; (4) reaksi yang disebabkan oleh pembentukan auto_
mekanisme farmakologis, dan yang tergantung pada mekanis- antibodi; dan (5) reaksi yang disebabkan oleh mekanisme
me imunologis (Tabel 142-1). Sebagian besar reaksi obat yang yang diperantarai-sel. Kebanyakan obat adalah bahan kimia
merugikan adalah farmakologis; hanya 6Va yang mempunyai sederhana dengan berat molekul kurang dari 1.000 dan jarang
dasar aiergik. Pada penelitjan anak yang dirawat di rumah sakit imunogenik. Bahan dengan berat molekul rendah dapat ber_
yang menderita reaksi obat yang merugikan, tidak lebih dari peran sebagai hapten dan menjadi imunogenik sesudah pengi-
l5Vo yang diduga bersifat alergi. katan kovalen kimia dengan protein jaringan, membentuk ga_
Keadaan umum tertentu berlaku untuk reaksi obat yang bungan obat-protein. Pembentukan kompleks hapten_protein
merugikan: (1) Sebenarnya setiap sistem organ dapat dilibat- diperlukan untuk interaksi sel T-sel B makofag yang meng_
kan. (2) Sesudah masa neonatus, anak-anak kurang sering ter- hasilkan antibodi humoral spesifik-hapten dan imunitas se_
kena daripada orang dewasa. (3) Insidens reaksi bertambah luler. Pada umumnya, hanya obat-obat (atau pecahannya atau
hampir secara eksponen dengan jumlah obat yang diberikan produk-produk metabolitnya) dengan reaktiviras kimia yang
secara bersamaan. (4) Penyakit tertentu memberi kecenderung- cukup untuk mengikat protein secara ireversibel yang .u*pu
an pada reaksi obat yang merugikan, terutama penyakit-pe- mengimbas reaksi hipersensitivitas. Kesukaran utama pada
nyakit yang biasa menggunakan banyak terapi (penyakit- pemeriksaan maupun diagnosis alergi obat adalah bahwa ba_
penyakit kardiovaskuler, infeksi dan psikiatri). penyakit yang han yang secara kimia reaktif sering bukan sifat alamiah obat
mengenai organ yang bertanggung jawab pada penyerapan itu sendiri tetapi produk metabohk atau pecahannya. Karena
(saluran gastrointestinal), metabolisme (hati), atau ekskresi nasib metabolik beberapa obat pada penggunaan biasa hanya
obat (ginjal) luga menaikkan kemungkinan reaksi yang meru- sedikit diketahui, sering tidak mungkin mengenali perantara
gikan. (5) Sifat farmakokinetik obat (contohnya, luasnya pe- re- aksi kimia yang diperlukan untuk keperluan pengamaran
ngikatan protein) juga mempengaruhi insidens reaksi yang atau diagnostik.
merugikan. Kerumitan pengertian reaksi alergi terhadap obat digam-
KLASIFIKASI. Reaksi obar yang merugikan dapar digolong- barkan dengan mempertimbangkan model penisilin. Benzil
kan berdasarkan pada mekanisme yang mendasarinya. Toksi- penisilin (penisrlin G) menghasilkan berbagai reaksi alergr
sitas dapat disebabkan dari kadar obat yang tinggi dalam tubuh yang lebar, termasuk respons sistemik seperti anafilaksis, pe_
yang disebabkan oleh masukan yang berlebihan-kebetulan nyakit serum, dan vaskulitis; gangguan hematologis, termasuk
atau disengaja-karena kelainan dalam penyerapan, meta- anemia hemolitik, trombositopenia dan granulositopenia;
802 BAGIAN XV r Gangguan Alergi

TABEL 142-1. Reaksi Obat yang llerugikan


Rtirftsi 0bht$ft I(ffienti#*:=i:.

Hipersensitivitas yang diperantarai-lgE tipe I Penisiiin, insulin. sefalosporin . ,. Urtikaria. menpi. dnafiiaXisis ::':
Andbodi sitotoksik iipe Il ,
+,: ,
- tromUosiiopenia
2.Ouinidin-tromboiiioneniC
" Quinidin
2. '' ,
'., ,
rtompteKs
Kompleks rrnun tipe III
irnun npe lll Penisilin, sulfonamida,
sulfbnamida, selalosporin '
selalosporin penyakit
Penyakit serum
Diperantarai sel (selulei) tipe lV Dermaritis kontak neosporin, an{ihistamin feiganrung llmfosir T

n g ki n a n r *r r; - O^ U rr
K e mu rO *
Lupus erilematosus sistemik akibat-obat Hidralazin. fenitoin. penisilamin, tNH Kompteks.imun; insidens penyakir otak

Hip.rsensitivitas antikonwlsan Fenitoin, lenobarbital, ruam akibat-karba- Kelainan


t.,, metabolisme obat herediter
- ---:- 'meng-
- ;^-^^i^
limfadenopati,
L^-^.:.:^
mazepin. hepatitis. r:-f:r---,,!r
hasilkan merabolit toksik yang mencederai
pneumonitis, demam ... sel sasaran senerti limfosii
Hipcrsensitivitas sulfonamida fu11,
Ogm1m, limfadenopati Sama seperti di atas .,.

i$, r
:,::::
'::1"=t
r:.::::::4.
itt;=)\ ::
:.::iiiliti;. :aa.a:;ii:a::::=

l "^ r'
r:l"iii:
.:a:1at' aa:
!;l
1:;j.:
::,,::t::.:1,:6lii::::tl; i
=i:
Hipersensiti vita, pulrnonul

Irti#,,sedtii s,hpi&lib

*,**""r,,r"rr;; ;;;t l'l::lilli I


sJ'dfdritiiinfi $ribli-lijalf #djiljli#:;,,rri
Pieudoalergrk
Anatilaktoid
Ruam ampisilin

Agen penyekat-B A$rna


Nonalergik
0verclosis obat i

Ia{eiM$i ouat;ol tri;,'i i

F s?i s

Efek sekunder ,l
obat
Idiosinkiasi
:,'::':; ::::
i
t:ri:::::::: ::

Te gehi*itat oba$
Eersamaan il i

Pi.ik4gehik

:; ],tlll

I8 = itnunoglrtbulin; INH = isoniazid; AIDS = acquired immunodeficiency syndrome; EBV = virus Epstein-Barr
142 . Reaksi Ohatyang Merugikan 803

erupsi kulit spektrum luas; penyakit paru; dan penyakit ginjal urtikaria, yang dapat terjadi pada l%o anak yang diobati de-
(lihat Tabel 142-l). Pada keadaan fisiologis, baik in vivo mau- ngan obat tersebut.
pun in vitro, sejumlah senyawa yang sangat protein-reaktif FAKTOR RlSlKO. Sebanyak 25Vo anak dengan sekurang-
dibentuk dari penisilin. Produk metabolik ini menjadi imuno- kurangnya satu orangtua yang alergi terhadap obat antimik-
genrl: pasca-penggabungan dengan protein jaringan seperti roba dapat berisiko menjadi alergi terhadap antibiorik diban-
yang diuraikan sebelumnya. Kelompok penisiloil, dibentuk ding dengan kurang dari 2Vo, yang orangtuanya tidak mem-
oleh kombinasi asam benzil penisilinat dengan kelompok ami- punyai alergi obat. Penderita atopik tidak mempunyai pening-
noprotein, merupakan determinan antigenik yang dibentuk da- katan risiko untuk alergi obat, tapi kemungkinan berisiko un-
lam jumlah besar. Sembilan puluh lima persen dari semua ben- tuk mendapat reaksi yang lebih berat, jika mereka mengalami
zil penisilin yang bergabung dengan protein jaringan in vivo alergi obat. Pada penderiia dengan riwayat alergi terhadap
membentuk benzylpenicilloyl haptenic groups (BPO), dan de- antibiotik, risikonya untuk menjadi alergi terhadap antibiotik
ngan demikian benzil penisilin disebut sebagai determinan yang tidak berhubungan, naik sebanyak sembilan kali lipat.
haptenik hipersensitif penisilin yang "utama." Sebagian besar Lebih dari setengah penderita dengan sindrom imuno-
orang yang.te- lah diobati dengan penisilin memiliki antibodi defisiensi didapat (AIDS) mengalami reaksi yang merugikan
terhadap determinan BPO, tetapi kebanyakan tidak mengalami terhadap trimetoprim-sulfametoksazol, dan lebih dari setengah
gejala-gejala alergi penisilin. Antibodi IgE spesifik-BPO dapat penderita yang terinfeksi virus imunodefisiensi inanusia dan
dideteksi dengan reagen uji kulit polilisin-BPO di mana ke- hitungan sel CD4+nya kurang dari 200/StL dapat mengalami
lompok haptenik BPO terikat pada "tulang punggung" lisin. erupsi kulit selama pengobatan dengan amoksisilin-klavu- .

Polilisin BPO tersedia sebagai reagen uji kulit dan untuk peng- lanat. Kerentanan penderita demikian terhadap reaksi obat
gabungan dengan lempeng yang diaktifkan-sianogen bromida yang merugikan dapat diakibatkan oleh gangguan pengaturan
dalam uj i radio allergo so rb ent (URAS). produksi IgE sel-T.
Sayangnya, akibat alergi penisilin yang paling ditakuti, Faktor risiko lainnya adalah dosis obat, cara pemberian,
anaf.laksis, biasanya bukan karena sensitisasi IgE terhadap dan lama serta frekuensi pemberian. Anemia hemolitik akibat-
kelompok haptenik BPO utama, tetapi pada apa yang disebut penisilin terjadi sesudah pemberian dosis besar. pemberian
sebagai determinan haptenik minor, yang kurang ditegaskan obat topikal lebih mungkin mendatangkan sensitisasi daripada
dengan baik. Determinan ini meliputi penisiloat, peniloat, dan pemberian parenteral; pemberian oral mempunyai kemungkin-
penisilenat dan produk oksidasinya. Walaupun hanya 5Vo ben- an sensitisasi yang paling sedikit. Pengobatan yang lama dan
zil penisilin atau kurang yang bereaksi dengan protein yang terus-menerus sepertinya kurang menyebabkan sensitisasi
membentuk determinan haptenik minor, reaksi ini mempunyai daripada terapi yang sering dan intermiten.
arti klinik yang besar; sayangnya, antigen dengan spesifisitas MANIFESTASI KLlNlS. Erupsi kulit merupakan manifesrasi
determinan minor tidak dengan mudah tersedia untuk uji in vi- reaksi obat yang merugikan, yang paling sering terjadi pada
tro atau in vivo. anak. Yang menonjol adalah erupdi urtikaria, eksantematosa,
Alergi terhadap benzil penisilin selanjutnya dipersulit de- dan eksematoid, tetapi hampir setiap morfologi dapat terjadi:
ngan munculnya penisilin semi sintetik terkait dan sefalosporin dermatitis eksfoliatif (penisilin, sulfonamida, fenotiazin, anti-
yang sama-sama memiliki tingkat reaktivitas imunologis-si- konvulsan), dermatosis bullosa (termasuk nekrolisis epider-
lang. Pada penisilin, spesifisitas antibodi yang dibentuk oleh mal), eritema multiformis, sindrom Stevens-Johnson (sulfona-
penderita (misalnya, apakah diarahkan ke arah inti asam 6- mida, penisilin, barbiturat, antikonvulsan, terutama fenitoin),
aminopenisilin yang umumnya terdapat pada semua penisilin erupsi petekhia, sindrom Lyell (penisilin, barbiturat, antikon-
atau diarahkan pada determinan unik pada sisi rantai yang ber- vulsan, isoniazid), erupsi akneiformis (yodium pada penderita
beda) menentukan tingkat ale r genis itas - silangny a. Dengan de- pascapubertas), erupsi likhenoid; foto-dermatitis (demetilklor-
rnikian, beberapa penderita yang alergi terhadap benzil peni- tetrasiklin dan fenotiazin), dan erupsi obat tetap ffixed).
silin dapat mentolerir penisilin semisintetis dan sebaliknya. Se- Penyakit ginjal atau paru pascaterapi obatjarang terjadi se-
mentara penisilin dan sefalosporin yang secara struktural sa- lama masa kanak-kanak. Kadang-kadang ada laporan nefritis
ngat berbeda sama-sama memiliki struktur cincin B-laktam interstisial akibat fenitoin dengan bukti in vitro reaksi imun
yang sangat protein-reaktif. Sebanyak 5,6Vo penderita dengan seluler. Pada anak yang sedang diobati dengan nitrofurantoin,
riwayat reaksi terhadap penisilin dan uji kulit positif terhadap demam, batuk, dan infiltrasi paru memberi kesan yang kuat
penisilin yang mendapat sefalosporin dapat mengalami reaksi akan reaksi obat yang merugikan.
alergi, termasuk anafilaksis, dibanding dengan l,JVo dari mere- Bila anak yang telah mendapat terapi antimikroba lama
ka yang uji kulitnya terhadap penisilin negatif. menderita demam menetap tanpa penyebab lainnya, harus di-
Reaksi ampisilin yang merugikan terjadi pada I}Vo pende- pikirkan demam obat. Demam obat sering dicurigai retapi ja-
rita yang mendapat obat dan patut mendapat pertimbangan rang terbukti dan biasanya tidak terjadi sebagai satu-satunya
khusus. Ruam ampisilin khas bukan bersifat urtikaria dan tam- manifestasi reaksi obat yang merugikan. Sering ada ruam yang
pak pada 90% penderita dengan mononukleosis infeksiosa dan terjadi pada waktu yang bersamaan. Diagnosis mudah dibuat
juga pada penderita dengan hiperurikemia. Bahwa ruam terse- bila obat dihentikan dan demam turun dalam 24-48 jwn.
but tidak menyebabkan pengaruh penyakit lainnya dan khas Reaksi akibat obat, diperantarai secara imunologis, yang
menghilang dengan melanjutkan terapi menghilangkan kera- melibatkan hati sangat jarang pada anak; tidak seperti pada
gu-raguan pada sifat imunologisnya; patogenesis ruam ampi- orang dewasa. Hal yang sama juga terjadi pada gangguan gra-
silin tetap merupakan suatu kejadian yang sukar dimengerti. nulosit dan trombosit akibat-obat; mayoritas dari keseluruhan
Namun alergi terhadap ampisilin ditampakkan dengan erupsi reaksi ini adalah toksik.
804 BAGIAN XV T Gangguan Alergi

DIAGNOSIS. Diagnosis reaksi alergi obat tergantung pada TABEL 142-2. Desensitisasi Oral terhadap Penisilin dan Antibiotik
riwayat yang teliti. Urtikaria atau angioedema pasca-peng- B-Laktam Lainnya pada Penderita dengan Hipersensitivitas Anafilak-
gunaan obat adalah lebih relevan daripada ruam yang tidak je- sis Spesifik terhadap Obat tersebur.
las, karena urtikaria sering disebabkan oleh reaksi yang di- ',.K*g# $,iisipii S
perantarai-IgE. Namun, walaupun pada keadaan yang paling :dba:t:,
Dibg$ikan
haik, reaksi pasti alergi obat seringkali sukar ditegakkan. ilangkdh (md, hig), .

Penisilin merupakan satu-satunya obat yang reliabilitas uji


,1 '.ii r,.l_,'.dlrb 0.i m.n$ L
aiergi kulitnya sudah dipastikan dalam mengenali hipersensi-
tivitas anafilaktik. Uji kulit dengan benzilpenisiloil-polilisin
,t*1io;s .b:2 , 1i",r.*1il0,.J.:

(BPI ; PrePen) dan penisilin G mengenali sebagian besar, dari


iiii:ir::::'::::'ffi= riiiiiil
gt
,:ii1,6=;?=f i tr0;20:il
4 .: :i it)i; 0.8 0,40
semua anak, yang berisiko mendapat reaksi anafilaktik sesudah
pemberian penisilin. BPL diuji pada kadar 6,0x10-) M (seperti
5
6
, o'5 1,6 , 0,90
0;5 3,2 1;60 ,

yang dipasok oleh pabrik); pertama, dengan uji goresan atau I 0.j
r .:l 6A. riq
tusukan dan jika negatif, kemudian dengan uji intradermal se- ==-;iit!!-# ::: 5,0 t2 6.00
suai dengan instruksi pabrik. Benzil penisilin (penisilin G) di- 9: ::: l

5'0 .
2,4 12,00
sediakan sebagai potassium penisilin G untuk injeksi, USp
10 -,,4*8
'i,0, i' t4^00 .l

1.000.000 Ulvial yang baru diencerkan dengan garam fisiolo- j;'


), 5o;0 :i
50,Oci
,,,12: s0,0 'ioo,oo
gis hingga mencapai kadar 10.000 U/mL. Adalah bijaksana un-
tuk memulai pengujian dengan pengenceran penisilin G lebih
'' 13,l t" is l, "iii4;0i
"r,i1.|i=
200'400
14t :1r. 5.0;0il=, 8,0 i.r;.ia;:,iiiifttind I
lanjut, 100 kali, jika ada riwayat reaksi terhadap penisilin Mengencerkan dosis berturut-turut dalam 30 mL air dan pemberian melalui
sistemik yang mengancam jiwa pada tahun sebelumnya. per- mulut pada intervdL l5 fttenit. Amuti penderiru seluma 30 menit. Sesudah
tama, penisilin G diuji dengan teknik goresan atau tusukan dan penyelesaian desensitisasi, kemudian berikan I gr obat yang sama melalui in
kemudian secara intradermal sampai mencapai kadar akhir lus intravena.
10.000 U/mL. Jika uji kulit (diinrerpretasikan dengan cara
yang sama seperti uji kulit dengan tepungsari atau ekstrak aler-
genik lain; Bab 134) negatif, anafilaksis sangar tidak mungkin, menjadi jelas. Bila, misalnya, bayi atau anak kecil dengan
dan jika ada alasan yang memaksa untuk timbul demikian, sakit demam mengalami ruam eksantematosa dan nonurtikaria
pengobatan dapat dimulai dengan dosis uji kecil, biasanya pada pemaparan pertama terhadap penisilin, ampisilin atau
sepersepuluh dari dosis biasa, diberikan baik secara intravena antibiotik lain, ruamnya lebih mungkin berasal dari penyakit
ataupun oral. Namun, tidak mungkin mengesampingkan sensi- virus dari-pada manifestasi alergi kulit terhadap obat. Agak_
tivitas anafilaksis yang disebabkan determinan hapten lainnya nya daripada, tanpa dasar, menandai anak alergi dengan obat
yang dibentuk in vivo dari penisilin, yang reagen uji kulitnya dan menghentikan penggunaannya lebih lanjut, mungkin bera-
belum tersedia. Lagipula uji kulit penisilin adalah prediktif lasan jika melanjutkan terapi untuk masa yang lebih lanjut se_
hanya pada anafilaksis dan tidak pada penyakit serum atau mentara perjalanan ruam diamati. Bila riwayatnya memberi
reaksi lain akibat penggunaan obat. Uji kulit dengan sefa- kesan bahwa reaksi yang merugikan mempunyai dasar far_
losporin dan antibiotik B-laktam lainnya belum dibakukan, wa- makologis, obat dapat dimasukkan lagi pada hari berikutnya,
laupun beberapa ahli menganjurkan uji goresan dan intra, dengan dosis yang lebih rendah, atau pada interval antar dosis
dermal dengan kadar yang tidak lebih kuat dari 3 mg/ml. yang lebih lama sementara kadar obat dalam serum diukur,
Uji tempel untuk menentukan hipersensitivitas lambat ter- bila memungkinkan. Ampisilin menyajikan masalah khusus.
hadap obat membantu; uji ini harus dilakukan oleh seseorang Sedikit yang memberi kesan dasar alergi terhadap ruam yang
yang telah terbiasa dengan teknik ini untuk menghindari reaksi paling lazim. Jika ada keadaan khusus yang memaksa perlu
pcsitif-palsu dan negatif-palsu akibat prosedur yang tidak tepat. untuk pengobatan, terapi dapat dilanjutkan dengan harapan
Uji in vitro untuk mendeteksi antibodi IgE spesifik-BpO bahwa ruam akan hilang dan tidak ada masalah lain yang akan
adalah sama spesifiknya dengan uji kulit, hanya, kurang sensi- ter.;adi.
tif. URAS untuk determinan hapten alergi penisilin lainnya ti- Sebaliknya, jika terdapat kemungkinan penyebab alergi,
dak tersedia. Seperti halnya dengan alergen lain, uji kulit yang obat tidak boleh diberikan lagi pada penderira, dan obar alrer_
dilakukan dengan tepat lebih disukai daripada URAS karena natif harus dicari. Biasanya ada banyak kemungkinan obat al_
sensitivitas cepat, dan murah. Penelitian antibodi serum sam- ternatif yang tersedia untuk pengobatan penderita alergi peni_
pai pembentukan elemen darah pada penderita, yang tampak- silin dan sefalosporin. Imipenem sering mempunyai reaktivi-
nya merupakan gangguan darah akibat-obat, jarang berhasil. tas silang dengan penisilin tetapi aztreonam tidak. Eritromisin,
Assay imunitas seluler telah digunakan dalam pengamatan azitromisin, klaritromisin, sulfonamida, tetrasiklin, klindami-
alergi obat. Validitasnya dalam lingkungan ini belum ditegak- sin, vankomisin, atau kloramfenikol dapat merupakan alter_
kan. natif, yang cocok.
PENGOBATAN REAKSI OBAT. Terapi rergantung pada me- Bila pengobatan dengan penisilin mutlak walaupun ter_
kanisme reaksi obat dan manifestasi klinisnya. Penghentian catat adanya alergi terhadap obat tersebut, dimungkinkan un_
obat biasanya diindikasikan. Pada keadaan tertentu, terutama tuk melakukan desensitisasi. Anafilaksis yang mematikan
pada bayi dan anak kecil yang padanya ruam terjadi saat men- telah terjadi selama desensitisasi parenteral dengan penisilin.
dapat antibiotik, lingkungannya dapat mendukung kepurusan Desensi- tisasi oral mungkin lebih aman (Tabel 142-2). Tidak
untuk melanjutkan pemberian obat sampai penyebab ruam ada reaksi yang mematikan atau mengancam jiwa yang telah
143 | Alergi Serangga 805

dilaporkan dalam hubungannya dengan desensitisasi oral ter- tan serangga, dan (3) reaksi anafilaksis terhadap sengatan se-
hadap penisilin, tetapi gatal dan erupsi kulit sering terjadi, dan rangga.
penyakit serum jarang terjadi. Pengobatan anafilaksis sis- ET|OLOG|. Sensitisasi terhadap bahan anrigenik yang ter-
temik dibahas pada Bab 140. dapat dalam puing dan pecahan-pecahan tubuh serangga yang
Erupsi kulit adalah manifestasi alergi obat pada anak yang mati dapat menyebabkan konjungtivitis, rhinitis, atau asma.
pali"g sering. Erupsi tersebut biasanya sembuh sendiri dan Inhalasi sisik dari sayap serangga seperti lalal mayfly, kupu-
menghilang bila obat-obat tersebut dihentikan. Karenanya kupu kecil dan ngengat sangat sering merupakan penyebatr
pengobatannya adalah simptomatik. Antihistamin adalah pa- gejala-gejala pernapasan di daerah Great Lake, di mana ba-
ling berguna untuk ruam urtikaria. Difenhidramin (Benadryl) nyak serangga yang muncul pada setiap musim panas. Reaksi
dan hidroksizin (Alarax, Vistaril) mempunyai sifat anti-hista- kulit lokal biasanya menyerrai gigitan nyamuk, lalat dan
min maupun sedatif, yang mungkin berguna. Mungkin diperlu- berbagai serangga. Reaksi anafilaksis baik hipersensitivitas
kan untuk memberikan sebanyak dua kali dosis yang biasa di- tipe cepat (diperantarai imunoglobulin tlgl E) maupun lambat
anjurkan untuk mencapai pengendalian gejala yang berarti. (limfosit T) akibat dari alergi serangga, hampir seluruhnya di-
Epinefrin l:1000 dalam dosis 0,1-0,3 mL memberi kesembu- sebabkan oleh Himenoptera, termasuk lebah (lebah madu, ta-
han jangka-pendek. Untuk pengaruh yang lebih bertahan, sus- won besar), tawon, (tabuhan, penyengat, jaket kuning) dan
pensi epinefrin (Sus-Phrine) dalam dosis 0,1-0,2 mL dapar jarang keluarga semut. Sekitar 0,4-0,8Vo orang menunjukkan
diberikan secara subkutan setiap 6 jam. Kortikosteroid dica- riwayat reaksi sistemik pada sengatan serangga, yang menye-
dangkan untuk kasus berat yang tidak tersembuhkan dengan babkan sekitar 40 kematian setiap tahun di Amerika Serikat.
cara-cara sebelumnya. Dosis dan interval dosis ditentukan PATOGENESIS. Alergi hirupan terhadap serangga terdapat
menurut keparahan reaksi. pada banyak kasus, disebabkan oleh sensitivitas diperantarai
PENCEGAHAN. Untuk meminimalkan reaksi obat yang me- IgE, terhadap bahan antigenik yang terdapat dalam tubuh se-
rugikan, dokter harus menggunakan obat hanya bila terdapat rangga. Komponen antigenik yang menimbulkan gejala perna-
indikasi, waspada terhadap obat baru. dan mengetahui hubung- pasan belum seluruhnya diteliti, tetapi bahan alergenik biasa-
an artar obat. Penggunaan dua obat atau lebih yang bersamaan nya terletak dalam kutikula atau kulit tubuh serangga.
harus dihindari kecuali bila ada indikasi yang pasti. Pemberian Pada kasus gigitan serangga, reaksi lokal seringkali berupa
oral kurang mensensitisasi daripada pemberian parenteral dan lesi bilur dan merah; lesi ini tampak karena bahan vasoaktif
lebih disukai, jika memungkinkan. Bila memungkinkan, pema- atau iritan diendapkan pada kulit saat serangga makan. Tidak
kaian topikal harus dihindari karena risiko sensitisasi dengan ada bukti keterlibatan IgE pada reaksi lokal. Mekanisme re-
cara ini bertambah. Interaksi obat harus diketahui terlebih da- aksi kulit lambat atau menetap belum diketahui.
hulu, dan penderita harus diperingatkan terhadap pengobatan- Bisa sengatan serangga berisi sekurang-kurangnya sembi-.
diri sendiri. lan komponen yang dapat turut menimbulkan reaksi yang me-
rugikan. Komponen ini meliputi bahan vasoaktif seperti hista-
min, asetilkholin dan kinin, sejumlah enzim (fosfolipase A
.'inderson J: Allergic reactions to drugs and biological agents. JAMA
2682845.1992. dan B, hialuronidase), apamin, melitin dan asam format. Fos-
Blaise MS, deShazo RD: Drug allergy. Pediatr Clin North Am 35: I 131, 1988. folipase A, hialuronidase, melitin dan mungkin asam fosfatase
Kapilan AP: Drug-induced skin disease. J Allergy Clin Immunol 74:5j3, 1984. merupakan empat alergen utama bisa lebah madu. Fosfoli-
Matthews KP: Clinical spectrum of allergic and pseudoallergic drug reactions. pase, hia_luronidase, dan antigen 5 merupakan tiga alergen
J Allergy Clin Immunol 74:558,1984.
Reider M, Uetrecht J, Shear N, et al: Diagnosis of sulfonamide hypersensitiv- utama bisa tawon. Beberapa antigen dalam bisa Himenoptera
ity reactions by in vitro "rechallenge" with hydroxylamine metabolites. Ann dan ekstrak seluruh tubuh adalah umum pada ordo Himenop_
Intern Med I l0:286, 1989. tera; yang lain adalah spesifik familia. Terdapat banyak reak-
Shepherd GM: Allergy to BJactam antibiotics. Immunol Allergy Clin North
tivitas silang pada bisa tawon. Sebagian besar penderita yang
Am ll:611. 1991.
Stark BJ, Earl HS, Gross GN, et al: Acute and chronic desensitization of mengalami reaksi sistemik pasca-sengatan Himenoptera mem-
penicillin-allergic patients using oral penicillin. J Allergy Clin Immunol punyai sensitivitas yang diperantarai IgE terhadap bahan anti-.
-79:523.
1987. genik dalam bisa. Ada penderita dengan riwayat anafilaksis
Sullivan TJ: Management of patients allergic to antimicrobial drugs. Allergy sengatan yang meya-kinkan, namun padanya baik uii kulit
Proc l2:361,1991.
maupun uji radioalergosorben (URAS) terhadap bisa negatif.
Anak-anak dapat mengalami reaksi sistemik pada sengatan
pertama.
MANIFESTASI KLlNlS. Tanda-tanda klinik pada alergi hi-
I Bae 143 rupan yang disebabkan oleh serangga sangat serupa dengan
tanda-tanda yang ditemukan pada alergen hirupan biasa seper-
ti tepungsari. Rhinitis, konjungtivitis dan asma telah diuraikan
Alergi Serangga semuanya.
Reaksi kulit yang paling sering rerhadap gigitan serangga
adalah urtikaria, tetapi dapat papular, vesikular, dan eritema-
tosa; terutama ketika lesi progresif. Lesi yang menyerupai
Reaksi alergi terhadap serangga dapat menyebabkan (1) ge- reaksi hipersensitivitas tipe lambat juga terjadi.
jala alergi pernapasan sebagai akibat inhalasi bahan partikel Reaksi klinik terhadap sengatan serangga berbisa berkisar
yang berasal dari serangga, (2) reaksi lokal kulit terhadap gigi- pada keparahan dari nyeri minimal dan eritema lokal sampai
806 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

episode anafilaksis yang membahayakan jiwa. Reaksi yang untuk pengobatan sekuele. Lihat Bab 140 untuk rincian peng-
biasa adalah pembengkakan kurang dari 4-5 cm, berakhir ku- obatan anafilaksis lebih lanjut.
rang dari 24 jam. Reaksi lokal besar mempunyai pembeng-
Anak yang, sebelumnya, mengalami reaksi anafilaksis be_
kakan yang lebih besar dan bertahan lebih lama daripada re-
rat terhadap sengatan ,Himenoptera (atau orang tuanya) harus
aksi biasa. Reaksi sistemik yang tidak membahayakan jiwa
diperlengkapi dengan EpiPen atau Epipen Jr, yang memper_
adalah lesi kulit multipel sebelah distal tempat sengatan (mi-
mudah pemasukan cepat suntikan epinefrin, atau dengan kit
"alnya, urtikaria, angioedema, gatal menyeluruh). Reaksi sis- yang memasukkan epinefrin untuk suntikan dan tablet antihis-
temik segera, yang mengancam jiwa serupa dengan anafilaksis
tamin untuk penggunaan gawat darurat. penderita yang beri_
(edema laring, bronkospasme, hipotensi, urtikaria). Anak-anak
siko anafilaksis terhadap sengatan serangga juga harus me-
dengan reaksi lokal besar atau reaksi sistemik ringan jarang
makai gelang identifikasi (Medic-Alerr) yang menunjukkan
mengalami anafilaksis berat berikutnya. Reaksi toksik nonaler-
alerginya.
gik demam, malaise, muntah, dan nausea sering menyertai se-
ngatan yang multipel dan jarang mematikan. penyakit serum, Anak dan pemuda yang berisiko terhadap sengatan serang_
sindrom nefrotik, vaskulitis, neuritis atau ensefalopati dapat di- ga harus menghindari penggunaan parfum atau kosmetik dan
temukan sebagai reaksi sekuele akhir terhadap sengatan se- memakai pakaian cerah atau warna pastel bila keluar rumah.
fangga. Mereka harus selalu memakai sarung tangan bila berkebun
dan celana panjang atau slack dan sepatu bila berjalan di rum_
DIAGNOSIS. Diagnosis biasanya mudah dibuat dari anam-
put atau melalui lapangan. Pengusir (repeltent) serangga khu-
nesa, dan pada kasus gigitan serangga, dengan pemeriksaan
sus hanya sedikit berguna melawan Himenoptera
lesi kulit. Urtikaria papular, yang sering terdapat pada anak-
anak, hampir. selalu merupakan akibat gigitan serangga, teru- Imunoterapi bisa (venom) mempunyai status yang tidak
tama nyamuk, kutu dan kutu busuk. pasti karena riwayat alamiah reaktivitas bisa, tidak cukup di_
mengerti. Reaktivitas yang diperantarai-IgE, seperti yang diu_
Bisa dari lima Himenoptera (lebah madu, penyengat jaket
kur dengan uji kulit atau URAS dapat menurun secara spontan
kuning, penyengat kuning, penyengat muka-putih dan tawon
pada penderita yang tidak diobati. Selama bulan-bulan per_
besar) tersedia untuk uji kulit dan pengobatan. Uji kulit harus
tama terapi bisa, antibodi IgE spesifik-bisa naik sebanyak tiga
dilakukan sesuai dengan rekomendasi pabriknya. Ada konsen-
kali, tetapi biasanya turun sampai kadar sebelum pengobatan
sus bahwa uji kulit yang dilakukan secara tepat dengan bahan
selama l-2 tahun terapi. Apakah sensitivitas klinik penderita
yang kuat berguna dalam mengenali anak yang berisiko men-
bertambah selama perjalanan imunoterapi awal belum diketa_
dapat anafilaksis sistemik, tetapi telah dilaporkan, bahwa sub-
hui. Antibodi IgG spesifik-bisa, yang berkorelasi dengan pro_
jek yang uji kulit bisanya-negatif mengalami anafilaksis ketika
teksi terhadap anafilaksis pada sebagian besar penderita, ber_
disengat. Lagipula, sebanyak 40% subjek tak terimunisasi
puncak pada 2-4 bulan pasca-mulainya .imunoterapi dan me_
yang uji kulitnya-positif, dapat tidak mengalami anafilaksis
nurun sesuai dengan waktu paruh imunoglobulin; karenanya
pada tantangan sengatan. Pada pokoknya uji in vitro dengan
suntikan ekstrak setiap bulan dalam air terindikasi. Antibodi
URaS tidak memperbaiki kemampuan untuk meramalkan IgE dapat tetap terdeteksi selama bertahun-tahun dalam serum
anafilaksis, dibandingkan dengan uji kulit. Dengan URAS bisa
penderita yang diobati. Mereka yang mengalami reaksi sis_
ada 20Vo hasil insidens yang positif-palsu maupun yang
temik berat (keterlibatan jalan napas atau hipotensi) dan mem_
Uji kulit terindikasi pada anak dengan reaksi
negatif-palsu.
punyai uji kulit yang positif harus mendapat imunoterapi.
sistemik.
Imunoterapi tidak dipertimbangkan terindikasi pada anak,
PENGOBATAN. Imunoterapi kadang-kadang dilakukan, yang padanya, sengatan hanya menyebabkan reaksi urtikaria
apabila dapat ditegakkan bahwa alergi hirupan disebabkan atau lokal, walaupun risiko anafilaksis ringan sesudah sengat_
oleh serangga spesifik seperti lalat mayfly atau kupu-kupu ke- an berikutnya dapat sebesar 9,2Vo dibanding dengan hanya
cil. Hasil yang menguntungkan dari pengobatan demikian be- 1,2Vo pada penderita yang sama, yang diobati dengan imuno_
hm seluruhnya terdokumentasi, dan penghindaran terhadap terapi. Namun, terapi terindikasi pada remaja dan orang de-
serangga merupakan penangirnan yang lebih disukai. wasa jika uji kulit positif terhadap bisa dan ada riwayat reaksi
Untuk reaksi kulit yang disebabkan oleh gigitan serangga, sistemik yang tidak mengancam jiwa ataupun yang mengan_
pengobatan dengan obat-obat topikal untuk menghilangkan ga- cam jiwa. Imunoterapi tidak diindikasikan pada penderita de_
tal dan perasaan tak enak lokal, dan kadang-kadang pengguna- ngan riwayat anafilaksis sengatan serta uji kulit negatif dan
an antihistamin sistemik, adalah tepat. Imunoterapi ekstrak URAS yang negatif; kita tidak akan tahu 'bisa' mana yang
nyamuk belum dipastikan keefektifannya. akan digunakan. Insidens efek samping selama perjalanan
Pada kasus reaksi anafilaksis pasca-sengatan Himenoptera, pengobatan adalah bermakna (50Vo orcngdewasa yang diobati
pengobatan cepat sangat penting sama seperti pengobatan un- mengalami reaksi lokal yang besar dan sekitar .lTo, reaksi
tuk anafilaksis. Epinefrin l:1000 dalam satu dosis 0,01ml/kg sistemik). Insidens reaksi lokal maupun sistemik
maksimum 0,3 mL, melalui suntikan subkutan adalah efektif iauh lebih
rendah pada anak. Masalah utamanya adalah biaya (akibat ke_
untuk menghilangkan edema laring, bronkokonstriksi, dan ko- sukaran dalam memperoleh bisa tawon dan polistes) imuno_
laps vaskuler perifer. Penambahan volume darah harus diberi- terapi bisa yang tinggi..Berapa lama imunoterapi dengan bisa
kan untuk hipotensi yang menetap. Antihistamin (misalnya Himenoptera dapat bertahan belum dipastikan, tetapi banyak
difenhidramin, 25-50 mg) dapat diberikan, walaupun keman- orang dewasa yang telah 5 tahun mendapat terapi mentole_
jurannya belum dipastikan. Kortikosteroid sedikit berguna ransi tantangan sengatan tanpa reaksi sistemik selama bebera_
pada pengobatan reaksi sistemik akut tetapi mungkin berguna pa tahun sesudah penyelesaian pengobatan.
144 t Alergi Okuler 807

Pada anak dengan hipersensitivitas terhadap bisa semut api, pak, terutama kelopak mata bawah, yang terkena terasa gatal,
anafilaksis sistemik dapat menyertai sengatan semut api, Sole- bersisik, erupsi eritematosa dengan eksudat pada dasar bulu
nopsis richteri atau S. invicta, yang merupakan anggota ordo mata. Ini memberikan penampakan "kelopak mata bergra-
Himenoptera. Semut api terdapat di seluruh Amerika Serikat nulasi." Kelopak mata dapat melekat bersama di pagi hari. Di-
bagian tenggara. Bisa semut api lebih sensitif daripada ekstrak agnosis dapat diperkuat dengan pemeriksaan lampu-celah.
seluruh tubuh untuk mengidentifikasi penderitayang alergi, te- KONJUNGTIVITIS ALERGIKA. Konjungtivitis ini sering me-
tapi yang tersedia di pasaran hanya ekstrak seluruh tubuh un- nyertai rhinitis alergika pada penderita dengan demam rum-
tuk diagnosis melalui uji alergi kulit dan untuk pengobatan put, terutama bila disebabkan oleh tepungsari. Pada anak yang
dengan imunoterapi. Imunoterapi telah berhasil, tetapi ada ba- terkena, kedua matanya terasa gatal, konjungtiva merah dan
nyak variasi dalam kandungan bisa ekstrak seluruh tubuh yang edema, dan dapat keluar air mata yang banyak. Penggosokan
tersedia di pasaran. mata memperjelek keadaan. Tidak ada fotofobia atau tanda-
tanda keterlibatan kornea lainnya. Kadang-kadang, edema
konjungtiva begitu berat sehingga konjungtiva prolaps di atas
kelopak mata bawah dalam suatu massa yang tampak-gela-
Bahna SL, Strimas JH, Reed MA, et al: Imported fire ant allergy in young
chidlren: Skin reactivity and serum IgE antibodies to venom and whole
tinosa (khemosis) yang menyebabkan orangtua sangat cemas.
body extract. J Allergy Clin Immunol 82:419, 1988. Sekresinya sering seperti air, tetapi jika menetap, dapat tam-
Reisman RE: Insect stings. N Engl J Med,337:523, 1994. pak purulen. Tetapi kotoran yang tampak purulenpun, teruta-
Schuberth KC, Kwiterovich KA, Kagey-Sobotka A, et al: Starting and stop- ma berisi eosinofil, hal ini membuatnya berbeda dari kon-
ping venom immunotherapy in children with insect allergy. J Allergy Clin
Immunol 81:200, 1988.
jungtivitis infeksiosa, di mana sebagian besar kotorannya ber-
Valentine M: Anaphylaxis and stinging insect hypersensitivity. JAMA 268: isi leukosit polimorfonuklear dan bakteri.
2830.1992. Keratokonjungtivitis Atopik. Keadaan ini terjadi pada pen-
derita dermatitis atopik yang menderita gatal okular yang be-
rat, mata merah, kelopak mata bengkak dan menebal, dan bila
kornea terlibat ada fotofobia. Keratokonus, pembengkakan ri-
ngan (ectasial kornea sentralis, diduga karena gosokan beru-

I Bee 144 lang pada mata, dan katarak merupakan komplikasi.


Konjungtivitis musim semi (vernal). Radang ini lebih sering
terdapat pada anak, dengan dominasi laki-wanita 3:1, daripada
Alergi Okuler orang dewasa (80Vo penderita berumur di bawah 14 tahun
pada mulainya). Konjungtivitis tampak paling sering patla ik-
lim panas dan selama musim semi dan musim panas. penyakit
ini mengenai kedua mata dan'terjadi dalam bentuk palpebra
Reaksi alergi yang melibatkan mata umumnya jauh kurang dan limbus. Pada bentuk palpebra, yang paling sering adalah
terjadi pada anak daripada orang dewasa. Mata, misalnya, da- lempengan tarsus kelopak mata atas menyajikan penampakan
pat terlibat sebagai bagian dari reaksi alergi umum pada der- "batu kerikil" sebagai akibat hiperplasia dan penebalan kon-
matitis atopik, urtikaria, atau angioedema, atau mata sendiri jungtiva. Hiperplasia dapat menimbulkan pseudoptosis. Koto-
dapat terkena. Reaksi alergi pada mata diketahui terjadi atas ran tebal, kental keputih-putihan dapat dijumpai pada papila
dasar alergi yang diperantarai-immunoglobulin (Ig) E, seperti raksasa, yang hipertrofi, yang memberi penampakan ,,batu
konjungtivitis pada anak dengan demam rumput ragweed, kerikil." Pada bentuk limbus, sambungan kornea dan sklera
misalnya, atau atas dasar reaksi imun seluler, sepefti pada.der- terlibat, dengan penebalan dan kekeruhan jaringan di daerah
matitis kontak kelopak mata. tersebut. Titik-titik Tranta keputih-putihan, yang terdapat pada
KELOPAK MATA. Kelopak mata terutama cenderung mem- limbus korneosklera dan menggambarkan pengelompokan
bengkak karena longgarnya jaringan ikat areolar. Pembeng- eosinofil, adalah patognomonis penyakit. progresi bentuk lim-
kakan dapat disebabkan oleh dermatitis kontak, terhadap bus dapat menyebabkan jaringan parut pada kornea dan me-
berbagai bahan lingkungan. Yang terutama terlibat adalah ke- nyebabkan kebutaan pada sebagian besar kasus berat. Gejala-
lopak mata, karena seringnya kontak dengan bahan-bahan pe- gejala konjungtivitis musim semi adalah lakrimasi, rasa sangat
nyebab yang terbawa ke kelopak mata oleh tangan. Kadang- gatal, rasa terbakar, dan terutama fotofobia yang menyusah-
kadang dermatitis kontak muncul sebagai akibat sensitisasi ter- kan. Kejadian musiman, penemuan eosinofil, dan seringnya
hadap obat-obatan yang dipakai pada mata. Kosmetik dan obat terdapat bersamaan dengan penyakit atopik lainnya seperti
mata topikal sering merupakan agen penyebab sensitisasi. Sul- asma, demam rumput, dan eksema memberi kesan bahwa sen-
fonamida, neomisin, skopolamin, atropin, pilokarpin, cairan sitivitas yang diperantarai-IgE menyebabkan keadaan ini; teta-
lensa kontak dan anestetik topikal menyebabkan sensitisasi pi pemeriksaan yang seksama pada penderita dengan keadaan
kontak. Kelopak meradang dan berindurasi, dan terdapat reaksi tersebut biasanya gagal mengenali setiap penyebab, dan imu-
eksematoid bersisik. Konjungtiva menjadi merah dan dapat noterapi jika ada manfaatnya, hanya sedikit. Gejala-gejala dan
terj adi konj ungtivitis folikularis. tanda-tanda konjungtivitis musim semi sama dengan sindrom
Blefaritis. Blefaritis adalah reaksi radang eksematosa tepi akibat pemakaian lensa kontak lunak atau keras: konjungtivi-
kelopak mata yang dapat disebabkan oleh infeksi, alergi atau tis papilaris raksasa.
keduanya. Infeksi stafilokokus kronik telah dilibatkan sebagai PENGOBATAN. Dermatitis konrak kelopak mara paling
penyebab utama eksema kronik tepi kelopak. Tepi-tepi kelo- baik ditangani dengan identifikasi penyebab sensitisasi yang
808 BAGIAN XV . Gangguan Alergi

dicurigai dan pelenyapannya. Kortikosteroid topikal masa pen_ TABEL 145-1. Diagnosis Bancling Reaksi Merugikan terhadap Ma_
dek bermanfaat dalam menangani reaksi akut. kanan
Blefaritis paling baik ditangani dengan higiene kelopak
mata yang baik, dengan menggunakan applikator berujung ka_
it.;.iio#,,.,,i,,ri;:l' .-:!,t,.dd"ffi
ffi$*$aaqi
Atefgt makanan Anafilaksjs,urtikaria_angioedema. koiitis
pas dan shampoo bayi setengah-kekuatan dicampur dengan air
eosinofi li k, ekserqa, kacang_kacangan.
untuk membuang sisik dan eksudat, disertai dengan pengguna_
an salep antistafilokokus. Jika terdapat reaksi yang berlebihan Diperantarai imun . Penyakit Seliaicus
terhadap hasil pengobatan, steroid dioleskan secara topikal se_ AOiUf niatanan. Bahan pewarna (tartrazin). bahan pemberi
lama beberapa hari. Karena penyakit cenderung kambuh, pera_ rasa (MSC ), bahan pengawei imembi_
'' '*"-
watan kelopak mata yang teratur terindikasi, seringkali ,"u*u. sulfi0
hidup. ,Racun Makanan Botulisme. Bacillus cereus, Clostri.dium
:{toksin) perfnngiins, Stiplrylo,c:o,ccrx aurelts.
Konjungtivitis alergika pada penderita dengan demam rum_
Scombroid, C i guate ra, Kerang_kerangan
put biasanya berespons baik pada pemakaian simpatomimetik
, paralitik
topikal (nafazolin atau fenilefrin) dalam bentuk tetes mata; Infelisi Sd:onetla, Shigellit. Escherichia coli.
0,05Vo tetes mata levokabastin hidroklorida (oleh Food and + : r. Yersinia, Campylobacter, Giardia, rora-
Drug Administration [FDA]Amerika Serikat, tidak dilabel un_ Nor*alk. AIDS
Virus, agen
tuk digunakan penderita berumur kurang dari l2 tahun tetes Kontaminan ; , Logam berat antibiotika (oenisilin)
):
mata lodoksamid trometamin 0,1Vo (EDA tidak melabel untuk {den farmakologrs :Kafein, tiramiri, alkohol. histamin
Uangguan'gastro- Refluks gastroesofagus, stenosis pilorus.
penggunaan pada penderita berumur kurang dari 2 tahun); atau intestinal : fistula rrakeoesofagus. malrotaii, ulierasi
'

pada kasus yang lebih berat, dengan tetes mata atau salep yang pepLik, penyakit radang usus
berisi kortikosteroid. Lodoksamid dilabel FDA hanya untuk *CIFffi;;*ru,ti='i Gal'aktosem ia. .a.ui ii ttr-*i ure a, fe n ii ke to-
pengobatan konjungtivitis musim semi. Seperti ditemukan ke_
mudian, steroid hanya digunakan pada mata secara hati_hati.
si;;;"**",0 ,
illl-T3"r, lakrase. ki srik fi brosis, kolesrasi
:
s
sorpsi
Imunoterapi untuk konjungtivitis alergika yang tanpa rhinitis Rikologts Takui:iekolah
alergika memberikan hasil yang jelek. nunssio"Xat Sindroljltasi usus, diare masa bayi non-
Keratokonjungtivitis atopik memerlukan penggunaan stero_ spesifik konik
id topikal. terurama jika kornea terlibat. Rujukan pada ahli
.MSG
nata terindikasi. = monosodiunt glutamat; AIDS = acquired immunodeficiencl, syn
drome.
Konjungtivitis musim semi dapat diobati dengan vasokon_
striktor topikal, antihistamin, kompres dingin, dan tetes mata
0,1% lodoksamid trometamin, atau jika perlu dengan menge-
cualikan penggunaan tetes mata atau salep kortikosteroid.
Fluorometolon atau medrison, aktif secara topikal, kortikoste-
roid yang kurang terserap, dengan dosis l-2 tetes empat kali
sehari, terutama terindikasi pada konjungtivitis alergika bila
ada keterlibatan hanya pada lapisan superfisial mata. Obat ini I Bns 145
kurang mungkin menyebabkan kenaikan tekanan intraokuler
daripada preparat yang lebih mudah diserap seperti deksa- Reaksi M erugikan terhadap
metason atau metil prednisolon. Kapan saja steroid topikal di_
gunakan pada mata selama lebih dari beberapa hari, tekanan Makanan
intraokuler harus dipantau. Lagipula, pemberian steroid topikal
yang lama dapat memberi kecenderungan pada penderita men-
jadi katarak dan infeksi oportunisrik.
Insidens reaksi merugikan terhadap makanan belum dike_
tahui dan tidak dapat disangsikan bervariasi pada berbagai
Abelson MB, George MA, Garofalo C: Differential diagnosis of ocular aller-
gtc drsorders Ann Allergy 7095,1993. belahan dunia. Diet orang Amerika Serikat rata-rata berisi ba_
Fahy GT. Easty DL. Collum LM et al: Randomised double-masked trial of lo- nyak antigen makanan, aditif kimia makanan, antibiotika, dan
doxamide and sodium cromoglycate in allergic eye disease: A multicentre bahan-bahan lain; karenanya tidak heran kalau frekuensi re_
study. Eur J Ophthamol 2:144. 1992.
aksi merugikan terhadap makanan bermakna. Reaksi makanan
Friedlaender MH: Current concapts in ocular allergy. Ann Allergy 67:5, 1991.
Friedlaender MH: Immunologic aspects of diseases of thi eya JAMA yang disebabkan oleh mekanisme alergi diperkirakan terjadi
2682869.1992. pada 0,3-0,7Vo orang, tetapi prevalensi alergi makanan meru-
pakan subjek yang mengundang banyak pertentangan. Keba-
nyakan reaksi merugikan terhadap makanan tidak mempunyai
dasar imunologis. Pada kasus ini penggunaan metode diagno_
sis imunologis (uji kulit atau uji provokatif [pemberian antr_
gen'makanan melalui suntikan atau oral]) tidak tepat. Sama
halnya pengobatan yang didasarkan pada prinsip-prinsip imu_
nologis tidak berdasar.
145 | Reaksi Merugikan terhadap Makanan 809

ETIOLOG|. Mekanisme reaksi merugikan terhadap makan- Reaksi terhadap susu yang merugikan yang disebabkan
an mungkin tidak hanya mencakup alergi tetapi juga defisiensi oleh defisiensi disakaridase dibahas pada Bab 286.ll.
enzim dan reaksi imunologis terhadap tiramin, nitrit, dan Sejumlah enteropati dengan berbagai kombinasi malab-
monosodium glutamat (Tabel 145-1). Ada sedikit keraguan sorbsi, steatorea, hipoalbuminemia dan kehilangan darah me_
bahwa molekul makro yang utuh dapat lewat melalui epitel sa- lalui tinja telah dilaporkan sebagai akibat intoleransi susu sapi
luran gastrointestinal dan memperoleh jalan masuk ke sirkulasi atau gandum. Walaupun ada hubungan yang erat antara gejala
sistemik, terutama selama usia beberapa bulan pertama. atau tanda dengan pemberian makan makanan ini, mekanisme
Imunoglobulin (Ig) A sekretorik membatasi penyerapan ma- jejas imunologis yang tepat belum dikenali. Belum diketahui
kromolekul utuh. Anak dengan defisiensi IgA mempunyai ka- apakah individu sensitif-gandum yang menderita gejala yang
dar antibodi terhadap protein susu sapi dan kompleks imun merugikan dari fraksi zat perekat (gluten) gandum yang bere_
yang mengandung antigen susu lebih tinggi daripada kontrol aksi dengan c-gliadin sebagai toksin atau sebagai antigen
(anak) normal. Reaksi yang diperantarai-IgE ditandai khas de- pada suatu jejas tipe kompleks-imun.
ngan mulainya yang cepat dan dapat tampak sebagai angioe- Selama usia 3 tahun pertama, sering terdapat ruam dan di_
dema bibir, mulut, uvula atau glotis; sebagai urtikaria me- are pasca-penelanan buah dan sari buah. Tidak ada bukti
nyeluruh; sebagai asma; atau kadang-kadang sebagai syok. adanya mekanisme imunologis.
Pada kasus demikian, penderita biasanya mengenali bahwa ge- Sulfit dapat menimbulkan bronkokonsrriksi sedang pada
jala-gejala menyertai penelanan makanan tertentu. Orang de- beberapa penderita asma dan penyumbatan berat pada jalan
ngan alergi makanan yang diperantarai IgE demikian berada napas, yang pada beberapa orang mengancam jiwa, mungkin
pada risiko pemaparan terus-menerus terhadap makanan peng- sebagian disebabkan oleh meningkatnya hiper-responsivitas
ganggu yang tersembunyi dalam campuran makanan. Misal- jalan napas. Sulfit jarang dapat menyebabkan reaksi anafilak_
nya, individu yang sensitif terhadap kacang-kacangan dapat sis. Di Amerika Serikat, larangan penggunaan agen bersulfit
menderita reaksi serius bila memakan kue yang dibuat dengan pada buah dan sayuran mentah sangat mengurangi bahaya ini.
ekstrak buah almond. Reaksi merugikan nonimunologik lainnya, terhadap ma-
Individu dengan reaksi makanan diperantarai-IgE secara te- kanan, terutama pada orang dewasa adalah nyeri kepala sesu_
tap menunjukkan uji kulit positif pada makanan yang dicuri- dah penelanan anggur dan keju (tiramin), daging yang di-
gai. Sebenarnya uji kulit sendiri, terutama jika dilakukan d'e- awetkan atau nyeri kepala "hot dog', (natrium nitrit), atau sin-
ngar teknik intrakutan, dapat mempercepat reaksi klinik pada drom restoran Cina (monosodium glutamat). Orang yang ter-
individu dengan alergi anafilaktik pada makanan. Makanan kena tampaknya menderita reaksi idiosinkrasi, tetapi bukan
yang memiliki kemungkinan tertinggi menyebabkan sensiti- alergi, terhadap bahan kimia sederhana ini. pada kasus lain
vitas diperantarai-IgE, adalah'ikan, kerang, kacang tanah (suatu reaksi merugikan yang nonimunologik dapat disebabkan aditif
tumbuhan polong), berbagai kacang-kacangan dan biji-bijian, makanan, termasuk zat pewarna yang digunakan dalam ma-
telur, susu sapi, kedelai, gandum, danjagung. kanan dan obat-obatan. Laporan dari National Advisory Com-
Yang lebih sukar didiagnosis adalah reaksi yang mulainya mittee on Hiperkinesis and Food Additives menyimpulkan
beberapajam sampai 24 jam sesudah penelanan makanan yang bahwa tidak ada hubungan penyebab langsung antara zat pe-
mengganggu. Reaksi demikian dikaitkan tanpa bukti yang sa- warna dan zat aroma dengan hiperaktivitas pada anak.
ngat meyakinkan akan adanya alergi terhadap produk digestif DIAGNOSIS. Diagnosis etiologi pada anak yang dicurigai
makanan seperti protease atau polipeptida. Peran kompleks dari reaksi makanan yang merugikah memerlukan peme-
antigen-antibodi dan imunitas seluler (hipersensitivitas tipe riksaan objektif yang teliti. Pelenyapan dari diet selama masa
lambat) dalam patogenesis reaksi yang terjadi-lambat ini be- 7-10 hari makanan yang menyebabkan kesulitan biasanya
lum diketahui. akan menghasilkan perbaikan pada gejala-gejala penderita.
Pemberian kembali makanan, pada mulanya dalam jumlah se-
Berbagai reaksi telah dilaporkan menyertai penelanan susu dikit dan kemudian jumlahnya makin bertambah, akan me-
sapi pada bayi dan anak. Pada beberapa kasus, mekanisme IgE ngembalikan gejala-gejala dalam masa waktu yang sesuai, pa-
telah ditegakkan. Namun pada'yang lain, walaupun dengan an- ling lama dalam 7 hari. Jika gejala-gejala timbul, makanan di-
tibodi terhadap protein susu (terutama o-laktalbumin, B-lakto- hilangkan dari diet untuk beberapa bulan. pemberian kembali
globulin, dan kasein) yang terdapat dalam jumlah yang cukup makanan (kecuali pada kasus sensitivitas anafilaktik) harus
untuk dapat diperagakan dengan metode difusi gel, tidak ada diupayakan pada interval yang teratur.
mekanisme imunologis yang telah ditegakkan. Selama tahun Uji makanan yang penting dengan metode penghapusan
pertama kehidupan, muntah dan diare air, mukoid, berbercak dan provokasi sukar jika penderita atau orangtua mengantisi-
darah dapat terjadi setelah minum susu sapi. Enteropati dengan pasi reaksi yang tidak menyenangkan karena insidens bias
kehilangan protein maupun darah telah ditemukan pada bayi emosional terhadap penelanan makanan yang dicurigai. Tan-
muda lainnya yang diberi minum sejumlah besar susu utuh tangan makanan paling baik dilakukan dengan cara buta, ma-
(whole milk) yang dipasteurisasi (tetapi bukan formula yang kanan yang sedang diberikan dalam bentuk yang disembu-
diproses dengan panas)- Pada bayi yang lebih tua, penelanan nyikan, misalnya dalam kapsul buram atau dicampur dengan
;.ir susu sapi dihubungkan dengan kehilangan darah melalui makanan lain. Bila gejala-gejala telah berulang kali, pelenyap-
tinja secara tersembunyi, infiltrat paru-paru roentgenografik an diet dari makanan yang mengganggu akan menyebabkan
yang berulang-ulang, dan antibodi presipitat multipel terhadap perbaikan yang segera. Sebaliknya, bila gejala-gejala seperti
protein susu sapi (Bab 349). Beberapa kasus hemosiderosis nyeri kepala terjadinya sebentar-sebentar (intermiten), hasil
paru dikatakan responsif terhadap penarikan susu dari diet. uji pelenyapan dan uji provokasi-nya sering meragukan.
810 BAGIAN XV t Gangguan Alergi

uji kulit dengan antigen makanan yang dipersiapkan me- lalui suntikan enceran lain dari ekstrak yang sama, berturut-
nunjukkan adanya suatu antibodi IgE terhadap antigen uji. Uji turut secara intrakutan. Teknik di antara pengguna metode ini
tusukan kulit negatif dengan ekstrak makanan kuat, yang bervariasi. Misalnya, beberapa pengguna,.memprovokasi,'
dipersiapkan dengan tepat, sebenarnya mengesampingkan ke- dan "menetralisasi" melalui pemberian larutan antigen sub_
mungkinan alergi diperantarai IgE terhadap makanan uji. lingual. Validitas dari semua metode ini belum ditegakkan,
Sebaliknya, uji kulit positif tidak perlu menunjukkan bahwa dan penggunaannya dalam diagnosis dan terapi tidak dibenar_
makanan tertentu tersebut menimbulkan gejala. Uji positif, kan dan yang terbaik secara eksperimental.
terutama jika hasil uji ini tidak berkorelasi dengan riwayat, ha- PENGOBATAN. Pengobatan reaksi merugikan rerhadap ma_
rus diperkuat dengan tantangan makanan. pada alergi makanan kanan diarahkan pada manifestasi klinis, yang dapat berupa
^nafilaktik, uji kulit hampir selalu menunjukkan reaksi positif anafilaksis, urtikaria, diare, muntah, rhinitis, asma atau derma_
terhadap makanan yang mengganggu, tetapi pada keadaan ini titis atopik. Makanan yang mengganggu harus dikeluarkan
riwayatnya saja biasanya menegakkan diagnosis, dan uji kulit dari diet. Jika penghapusan dier diresepkan, harus dilakukan
adalah berlebihan dan mungkin membahayakan. Kadang- secara hati-hati untuk meyakinkan bahwa secara nutrisi mere_
kadang, hasil positif pada uji kulit terhadap makanan, yang se- ka cukup (adekuat). Untuk sebab-sebab yang tidakjelas, bebe_
belumnya tidak dicurigai menimbulkan gejala-gejala, secara rapa anak yang sangat reaktif terhadap makanan menjadi
klinis dibenarkan bila riwayat diperiksa lagi mengingat ujinya "tolerans" bersamaan dengan meningkatnya usia mereka; hal
yang positif. Semua, terlalu sering, semestinya tidak memberi- ini terutama mungkin terjadi pada bayi dan anak muda. Ma-
kan perhatian pada reaksi kulit, yang tidak relevan secara kanan yang paling mungkin ditoleransi dengan berjalannya
klinik, terhadap ekstrak makanan; yang telah menyebabkan waktu adalah susu sapi, telur, dan kedelai. Hipersensitivitas
diet yang sangat terbatas tanpa melakukan upaya untuk mem- terhadap kacang tanah, kacang-kacangan dan ikan menetap se_
perkuat kepentingan klinik mengenai makanan yang dicurigai lama masa yang lama. Upaya memasukkan kembali makanan
melalui uji pelenyapan dan uji provokatif. Overdiagnosis alergi yang mengganggu secara periodik dengan hati_hati adalah te_
makanan kadang-kadang menyebabkan malnutrisi pada bayi pat. Imunoterapi dengan pemberian ekstrak makanan yang
dan anak, serta kecemasan dan depresi pada ibu yang ternyata mengganggu secara suntikan atau sublingual ataupun oral, ti_
tidak mungkin mematuhi pembatasan diet yang sangat berat. dak manjur.
Asscy radioalergosorben (URAS) telah digunakan untuk
mendeteksi antibodi IgE terhadap makanan. Korelasi antara ri-
;'ayat klinis, uji tusukan kulit, dan URAS sangat baik untuk Atkins FM, Steinberg SS, Metcalfe DD: Evaluation of immediate adverse re-
actions to foods in adult patients. I: Correlation of demographic, laboratory
minyak ikan, putih telur, kacang-kacangan, kacang tanah dan
and prick skin test data with responses to controlled oral food chalenge. J
kacang polong. URAS dan uji kulit positif pada biji-bijian ku- Allergy Clin Immunol 75:348, 1985.
rang berkorelasi dengan hasil tantangan biji-bijian. URAS un- Atkins FM, Steinberg SS, Metcalfe DD: Evaluation of immediate adverse re,
tuk kedelai dan kacang putih tidak dapat dipercaya, tampaknya actions to foods in adult patients. II: A detailed analysis of reaction pat-
tems during oral food challenges. J Allergy Clin Immunol 75:356, 19g5
karena pengikatan IgE nonspesifik pada lempeng URAS.
Hill DJ, Ford RPK, Skelton MJ, Hosking CS: A study of 100 infants and
URAS tidak terlihat memberikan suatu manfaat yang besar young children with cow's milk allergy. Clin Rev Alleryy 2:125,19g4.
melebihi uji kulit dengan ekstrak makanan kuat. Sampson HA, Metcalfe DD: Food allergies. JAMA26g:2g40,1992.
Pada metode netralisasi-provokatif untuk diagnosis alergi Simon RA: Adverse reactions to drug additives. J Allergy Clin Immunol
74:623,1984.
makanan, ekstrak makanan yang telah diencerkan disuntikkan
Weber RW: Food additives and allergy. Ann Allergy 70:793, 1993.
secara intrakutan dalam upaya untuk menimbulkan lagi gejala-
gejala penderita, yang kemudian dikatakan, disembuhkan me-

Anda mungkin juga menyukai