Anda di halaman 1dari 95

BacnN VIII

Anak Sakit Akut


pemeriksaan fisik, pengetahuan mengenai umur dan suhu

I Bee 57
sebagai faktor risiko, dan penggunaan yang bijaksana uji
skrining laboratorium. Berdasarkan data ini, dokter dapat
membuat keputusan yang diberitahukan mengenai kebutuhan
Evaluasi Anak Sakit di Kamar terhadap uji laboratorium yang lebih pasti (misal, biakan urin),
terapi, dan nasehat pemasukan ke rumah sakit. Pengamatan,
Praktek dan Klinik anamnesis, dan pemeriksaan fisik dibahas secara terpisah, teta-
pi komponen-komponen ini diintegrasikan pada evaluasi anak
Paul L.McCarthy sakit, misal ketika anak sedang diobservasi, data riwayat di-
kumpulkan. Pengambilan anamnesis dan penilaian observasi
seringkali berlanjut ketika pemeriksaan fisik dilakukan. Jika
Sebagian besar pendekatan pengumpulan data klinis yang misalnya, ditemukan nyeri tekan perut pada pemeriksaan, ke-
ditampilkan pada evaluasi anak sehat pada Bab 7 dapat juga mudian anamnesis tambahan mengenai darah pada tinja, nyeri
diterapkan untuk mengevaluasi anak sakit. Ada berbagai alas- kram perut, dan muntah dapat dicari.
an terhadap kunjungan anak sakit tetapi sebagian besar kun- Pengamatan merupakan faktor penting dalam evaluasi
jungan terjadi akibat infeksi antara akut, dan seringkali anak anak dengan masalah akut terhadap kemungkinan sakit berat.
tersebut demam. Anak harus diamati untuk bukti tertentu adanya penyakit
serius seperti, mendengkur, yang dapat menunjukkan pneumo-
Bila mengevaluasi anak yang demam dan sakit akut, dokter
nia atau sepsis, atau penonjolan fontanela, yang dapat menun-
ahli anak harus memahami statistik mengenai terjadinya pe-
jukkan meningitis bakteri. Namun, kebanyakan data observasi
nyakit berat, karena tujuan utama kunjungan anak sakit adalah
yang dikumpulkan dokter anak selama penyakit akut harus
mengidentifikasi anak sakit berat yang memerlukan intervensi
berfokus pada penilaian respons anak terhadap ran.gsangan.
terapeutik yang agresif. Risiko antara anak dengan demam
Bagaimana respons menangis anak terhadap hiburan orang-
akut terhadap penyakit yang serius dan penyebab penyakit
tua? Jika anak tidur, berapa cepat anak terbangun dengan
yang berat bervariasi tergantung usia anak. Pada umur 3 bulan
rangsangan? Senyumkah anak bila pemeriksa berinteraksi de-
pr-.tama, karena sistem imunologis imatur, bayi lebih rentan
ngan anak? Seperti ditulis pada Bab 7, penilaian respons terha-
terhadap sepsis dan meningitis yang disebabkan oleh strepto-
dap rangsangan-dan sering memberikan rangsangan terse-
kokus grup B dan organisme gram-negatif. Tambahan lagi, in-
but-memerlukan pengetahuan respons normal untuk membe-
feksi saluran kencing ditemukan lebih lazim pada bayi laki-
dakan kelompok umur, cara bagaimana respons normal terse-
laki; bayi ini lebih sering mempunyai kelainan anatomi saluran
but diperoleh, dan sampai tingkat berapa respons dapat ter-
kencing yang mendasari daripada anak yang lebih tua dengan
ganggu.
infeksi saluran kencing. Ketika bayi menjadi matur sesudah
umur 3 bulan, bakteri patogen yang biasanya menyebabkan
sepsis dan meningitis adalah Haemophilus influenzae tipe b,
Neisseria nteningitides, dan Streptococcus pneumoniae. In' TABEL 57-1 Diagnosis Penyakit Berat Selama 996 Episode Penya-
feksi saluran kencing ditemukan lebih lazim pada perempuan kit Infeksi Akut pada Anak Demam Berusia kurang dari 36 bulan*
daripada pada laki-laki. Ketika anak matur, imunitas berkem- ItuSUsi,.
bang terhadap bakteri patogen yang lazim selama umur 3-4 ta-
Diagnosis qi
hun pertama. Pada saat ini N.nteningitides menjadi penyebab 'Iuml+h
utama meningitis bakteria. Pada anak yang lebih tua dari 36 Meningitis bakteria ';"'I 0r9
bulan, faringitis yang disebabkan oleh streptokokus grup A lM..qgl.1,gl,,til.nseptik-"
:.i.,r
i
. ii-':.12' ,.tiift
merupakan infeksi bakteri yang lazim. Mycoplasma pneumo- Pneumonia i:i."30.; 3;0
niae menjadi semakin penting sebagai penyebab infiltrat palu Bakte4emia ,60
pa.la anak sesudah umur 5 tahun. Diagnosis penyakit yang il4ffiii'jti.ingah iunalt sete par,- =10:
,r-j,.l0; 1;0'i
serius terdokumentasi pada 996 anak pada umur 3 tahun per- lnfeksi saluran kencing ,.,.:,'1 ,5 , 0',8,
Diare bnklBfiS .',j, ::t l:.,
tama yang datang berturut-turut dengan demam, penyakit akut, , :tr
:r::'::::::':: ' : 0;tr.
Gangguan,efektro.f ip, kelainan gas d4rah .:,'.,,-:,.9,
yang ditunjukkan pada Tabel 57-1. Anak-anak tersebut dite- ::t:. :,* !g,l'
Total -:.:,:89' 89
mukan di rumah sakit pendidikann dan di praktek pribadi.
Mengenali anak yang sakit akut dengan penyakit yang se- "Dari McCarthy PL: Acute infectious illness in children. Comp Ther l4:51
rius ditegakkan dengan pengamatan yang cermat, anamnesis, l 988.
57 I Evaluasi Anak Sakit di Kamar PraRek dan Klinik 279

6 BUTTR OBSERVASI DAN SKALANYA


(BERI TANDA PADA KOTAK YANG MENGGAMBARKAN PENAMPILAN DAN TINGKAH LAKU ANAK ANDA)

BUTIR OBSERVASI NORMAL GANGGUAN SEDANG GANGGUAN BERAT

I. KUALITAS MENANGIS KUAT DENGAN MERENGEK tr LEMAH tr


NADA NORMAL ATAU ATAU
ATAU TERISAK D MERINTIH tr
SENANG DAN ATAU
TIDAK MENANGIS RINTIHAN NADA TINGGI D

2, REAKSI TERHADAP MENANGIS SEBENTAR. MENANGIS BERHENTI MENANGIS TERUS MENERUS n


STIMULASI ORANGTUA KEMUDIAN BERHENTI DANMULAILAGI tr ATAU
(Efek terhadap menangis bila dipeluk, ATAU NYARIS TAK BERESPONS tr
ditepuk punggungnya, dipangku, SENANG DAN
atau digendong) TIDAK MENANGIS

3 VARIASIKEADAAN BILA BANGUN, KEMUDIAN MATA MENUTUP SEBENTAR, TIDAK MAU BANGUN tr
(Dari bangun ke tidur atau TETAP BANGUN KEMUDIANBANGUN tr ATAU
dari tidur ke bangun). ATAU ATAU JATUH TERTIDUR tr
BILA TIDUR DAN BANGUN SETELAH
D]RANGSANG, KEMUDIAN DIRANGSANGLAMA D
SEGERA BANGUN

4. WARNA MERAHMUDA tr .TANGAN. KAKI PUCAT PUCAT tr


ATAU ATAU
AKROSIANOSIS (TANGAN BIRU tr
DAN KAKI BIRU) ATAU
KEABUA.ABUAN (KELABU) n
ATAU
BURIK J
5. HIDRASI KULIT NORMAL KULIT, MATA NORMAL KULIT SEPERTI ADONAN
(kelembaban pada kulit DAN DAN ATAU BERKERIPUT
mata. mulut) MATA,MULUTLEMBAB t] MULUT SEDIKIT KERING tr DAN
MATA MUNGKIN CEKUNG
DAN
MATADANMULUTKERING F
6. RESPONS TERHADAP TERSENYUM tr SENYUM SEBENTAR tr TANPA SENYUM,
MUSIK PENGANTAR SOSIAL ATAU ATAU WAJAH KUATIR tr
(digendong, dicium, dipeluk. WASPADA tr WASPADA SEBENTAR tr ATAU
dibelai. diajak bicra. dihibur) (2 bulm atau kurang) (2 bulan atau kurang) DATAR, TANPA EKSPRESI N
ATAU
TIDAKWASPADA D
(2 bulan atau kurang)

Gambar 57-1. Skala Observasi Penyakit Akut. Evaluasi klinis anak sehat dan sakit (Dari McCarthy PL, Sharpe MR, Speisel SZ, et al: Observation scales to iden-
tify serious illness in febrile children. Pediatrics 7O:802,1982. Direporduksi dengan ijin Pediatrik).

Kadang-kadang cara bagaimana anak tersebut berespons pertama, karena bayi belum dapat mengembangkan ketrampil-
terhadap rangsangan dengan mudah tampak-misalnya, anak an yang diperlukan untuk membuat skor beberapa butir ini.
bersuara dan tersenyum ketika pemeriksa masuk kamar. Pada Sifat pengambilan anamnesis yang kompleks telah diura:
saat yang lain, diperlukan upaya dan rangsangan yang lebih kan sebelumnya. Orangtua harus meneruskan bagaimana "pe-
untuk menyebabkan anak berbuat dalam cara yang lebih nor- rasaan" anak kecil. Lagipula, mereka harus juga memberikan
mal. Seringkali, anak yang iritabel dan membuat kerepotan, . informasi mengenai gejala-gejala tertentu, seperti diare berda-
mulai melihat ke sekitar dan memfokuskan pada pemeriksa rah atau sianosis bila batuk. Daya memahami anak yang lebih
blla dipegang atau dituntun oleh orangtua. Perilaku yang tam- tua mengenai gejala si anak dapat menggambarkan kurang
pak normal ini merupakan indikator mengenai kesehatan yang matangnya perkembangan pengertian mengenai penyebab
penting. Dengan demikian, selama pengamatan, dokter anak sakit. Pemeriksa mengejar informasi riwayat yang diberikan
harus berorientasi secara klinik dan perkembangan. oleh orangtua atau anak untuk menegaskan gejala secara tepat.
Enam butir pengamatan dan skalanya (skala Pengamatan Misalnya, jika keluhan ada darah dalam tinja, pertanyaan tam-
Penyakit Akut) yang telah mengidentifikasi penyakit berat se- bahan dapat ditanyakan mengenai adanya bukti radang usus
cara dapat dipercaya dan benar pada anak demam ditunjukkan lain, seperti tinja cair, lendir dalam tinja, atau tinja semakin se-
pada Gambar 57-1. Pengamatan nonnal dinilai sebagai 1, ring. Sebaliknya, jika informasi riwayat menunjukkan me-
gangguan sedang sebagai 3 dan gangguan berat sebagai 5. nangis saat bertinja dan lapisan darah pada bagian luar tinja
Skor yang paling baik yang mungkin adalah 6 butir x 1 = 6; keras, tanpa perubahan karakter lain atau frekuensi tinja, diag-
skor yang paling buruk adalah 6 butir x 5 = 30. Peluang penya- nosis fissura rektum dapat dipertahankan.
kit serius adalah l-2Vo jlka skor total < 10; jika skor 10, risiko Pertanyaan harus memfokuskan pada wujud lain yang dite-
penyakit berat meningkat setidak-tidaknya l0 kali lipat. Tidak mukan paling lazim pada anak sakit demam akut. Diagnosis
jelas apakah skala ini dapat digunakan pada umur 2-3 bulan yang lebih serius digambarkan pada Tabel 57-1. Karena keba-
280 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

nyakan penyakit akut pada anak disebabkan oleh infeksi virus diselesaikan; temuan-temuan seperti bising gesek perikardium,
minor, pertanyaan tertentu mengenai epidemiologi penyakit suara keras, suara jantung jauh dapat menunjukkan proses in-
dapat memberikan pengertian yang penting. Apakah anak lain feksi yang melibatkan jantung. Mata diperiksa untuk meng-
dalam keluarga tersebut mempunyai gejala serupa? Sudahkah evaluasi temuan yang mungkin menunjukkan proses infeksi.
anak mengalami pajanan dengan penyakit lain? Akhirnya, ada- Seringkali, infeksi virus mengakibatkan discharge (rabas)
lah penting untuk menyadari setiap masalah kronis yang men- yang encer atau konjunktiva bulbi yang kemerahan. Infeksi
dasari yang dapat memberi kecenderungan anak menderita bakteri, jika superfisial, menghasilkan drainase yang purulen;
infeksi ulang dan/atau penyakit akut yang serius; misalnya, jika infeksi terletak lebih dalam, maka timbul nyeri tekan, dan
anak dengan anemia sel sabit atau AIDS adalah pada risiko pembengkakan, dan kemerahan jaringan sekitar mata, juga
yang meningkat terhadap episode bakteremia berulang. proptosis, penurunan ketajaman penglihatan, dan perubahan
Pada anak yang sakit. pemeriksaan fisik mengikuti urutan gerakan ekstraokular. Kemudian tungkai dapat dievaluasi ti-
yang sama seperti yang digambarkan pada anak sehat pada dak hanya untuk meredakan gerakan, tetapi juga kemungkinan
Bab 7. Pemeriksa harus menyadari penyakit yang dapat ada pembengkakan, demam, atau nyeri; kelainan demikian dapat
pada anak yang sakit akut dan mencari bukti adanya penyakit merupakan petunjuk infeksi setempat.
tersebut. Pada mulanya, paling baik mendudukkan anak pada Komponen pemeriksaan fisik yang lebih menyusahkan
pangkuan orangtua; anak yang lebih tua dapat didudukkan pada anak diselesaikan,terakhir. Komponen ini paling baik di-
pada meja periksa. Di samping tingkat interaksi umum si anak, lakukan,pada anak pada meja periksa. Pada mulanya. leher
warna dan hidrasi dinilai pada Skala Pengamatan Penyakit diperiksa untuk menilai daerah pembengkakan, kemerahan,
Akut (lihat Gb.57-1), status pernapasan anak dievaluasi. Eva- atau nyeri tekan, seperti dapat dilihat pada adenitis servikafis.
luasi ini meliputi penentuan frekuensi pernapasan dan men- Leher kemudian difleksi untuk mengevaluasi kelenturan; ta-
caLat setiap bukti adanya stridor inspirasi, mengi ekspirasi, hanan terhaiJap fleksi merupakan petunjuk iritasi meningeal.
mendengkur, atau batuk. Bukti adanya peningkatan upaya per- Tanda Kernig dan Brudzinski dapat dicari pada saat ini. Sela-
napasan-retraksi, pengembangan hidung, dan penggunaan ma pemeriksaan perut, popok (diaper,) dibuka. perut diin-
otot-otot perut-dicari. Karena infeksi akut pada anak paling speksi untuk adanya kembung. Auskultasi kemudian dilaku-
sering karena infeksi virus, adanya discharge (cairan) hidung kan untuk menilai kecukupan suara usus. Kemudian dilakukan
dicatat. Pada waktu ini adalah mungkin untuk menilai kulit palpasi. Sering terjadi bahwa anak rewel ketika perut diauskul-
terhadap adanya ruam. Seringkali, infeksi virus menyebabkan tasi dan dipalpasi. Setiap upaya harus dilakukan untuk mem-
erupsi eksantema dan banyak dari erupsi ini merupakan diag- buat anak tenang. Jika hal ini tidak mungkin, maka pening-
nostik rhisalnya, ruam retikula dan penampakan pipi seperti katan pada pola keributan ketika.perut dipalpasi dapat menun-
ditempeleng karena infeksi parvovirus atau "penyakit tangan- jukkan adanya nyeri tekan terutama jika temuan ini dapat diu-
kaki- dan-mulut" yang disebabkan oleh virus Coxsackie. Pe- lang. Palpasi dapat mendatangkan, di samping nyeri tekan
meriksaan kulit dapat juga menghasilkan kejadian infeksi yang setempat, involuntary guarding atau rebound; penemuan ini
lebih serius. seperti selulitis bakteria atau petekie yang terkait menunjukkan iritasi peritoneum, seperti ditemukan pada apen-
dengan bakteremia. Bila anak didudukkan dan kurang bingung disitis. Daerah inguinal dan genitalia kemudian diperiksa seca-
(gelisah), penilaian tekanan fontanela dapat dilengkapi; peni- ra berurutan. Misalnya anak yang demam dapat menderita
laian ini dapat ditentukan jika fontanela cekung, datar, atau adenitis inguinal atau hernia strangulasi sebagai penyebab de-
mencembung. Juga penting pada saat ini menilai kemauan mam. Anak kemudian ditempatkan pada posisi tengkurap dan
anak untuk bergerak dan ketsntraman gerakan. Biasanya anak kelainan punggung dicari. Spina dan daerah sudut kostoverte-
dengan meningitis akan memegang lehernya yang kaku dan bra (SKV) diperkusi untuk mencari kenyerian; temuan demiki-
sering menangis bila dilakukan upaya menggerakkan leher, an dapat merupakan petunjuk berturut-turut osteomielitis atau
walaupun saat bersama orangtuanya. Keadaan ini disebut irlra- pielonefritis.
bilitas paradots. Anak dengan selulitis, osteomielitis, atau ar- Pemeriksaan fisik diselesaikan dengan memeriksa telinga
tritis septik pada satu tungkai akan menolak menggerakkan dan tenggorok. Ini biasanya merupakan bagian pemeriksaan
tungkai tersebut. Anak dengan radang peritoneum akan duduk yang paling menyusahkan pada anak, dan orangtua sering da-
tenang dan menjadi iritabel selama bergerak. Adalah menen- pat diperbantukan dalam meminimalkan gerakan kepala. pe-
tramkan hati melihat anak bergerak-gerak pada pangkuan meriksaan orofaring adalah penting untuk mendokumentasi
orangruanya dengan senang atau tanpa kesakitan. adanya enantema; ini mungkin ditemukan pada banyak proses
Selama bagian awal pemeriksaan fisik ini, ketika anak me- infeksi, seperti penyakit "tangan-kaki-dan-mulut" yang dise-
rasa paling senang, jantung dan paru diauskultasi. Pada anak babkan oleh virus Coxsackie. Bagian pemeriksaan ini adalah
yang demam akut, karena kejadian penyakit pernapasan relatif penting juga dalam mendokumentasi radang dan/atau eksudat
tinggi, maka penting untuk menilai secara tepat masuknya pada tonsii, yang mungkin virus atau bakteria.
udara ke dalam paru-paru. kesamaan suara pernapasan, dan Kadang-kadang, mengulangi bagian penilaian pengamatan
bukti adanya suara pernapasan yang terjadi secara kebetulan, dan pemeriksaan fisik terindikasi. Misalnya, anak mungkin
terutama mengi, ronki basah, dan ronki. Suara aliran udara menangis terus menerus selama evaluasi klinis awal. Pemerik-
yang kasar melalui hidung yang terkongesti biasanya akan di- sa mungkin belum memastikan apakah ini karena demam
jalarkan ke paru-paru. Pemeriksa dapat menjadi terbiasa de- tinggi atau'kecemasan orang asing, atau merupakan petunjuk
ngan suara yang kasar ini dengan menempatkan stetoskop penyakit yang serius. Menangis terus menerus juga membuat
dekat hiduns anak dan kemudian dibandingkan dengan suara bagian pemeriksaan fisik, seperti auskultasi dada, lebih sukar.
ini ketika dada diauskultasi. Pemeriksaan jantung selanjutnya Sebelum penilaian ulang dilakukan, manuver untuk membuat
58 I Pengindalian Cedera 281

anak sesenang mungkin terindikasi. Manuver demikian akan sis menyeluruh terindikasi pada anak demam yang berusia 3
mencakup penurunan demam dengan antipiretik dan membiar- bulan (lihat Bab 167); melakukan biakan darah pada anak be-
kan anak memegang botol. Karena kebanyakan anak dengan rusia lebih tua dari 3 bulan dengan tingkat demam yang lebih
demam tidak mempunyai penyakit yang serius, penilaian beru- tinggi adalah semakin memperbesar persetujuan.
lang lebih mungkin untuk mendokumentasikan temuan nor- Jika dokter merasa senang dalam mengikuti anak yang
mal. Jika, sebaliknya anak terus menrus iritabel, maka ke- belum ditegakkan diagnosis tertentu padanya atas dasar peme-
mungkinan adanya penyakit serius bertambah. riksaan poliklinik, pemeriksaan pemantauan sering memberi-
Sensitivitas penilaian klinis, pengamatan, anamnesis, dan kan diagnosis. Saat kunjungan awal, atau dari satu kunjungan
pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cermat untuk adanya ke kunjungan berikutnya selama sakit akut, perubahan pada
penyakit berat adalah sekitar 90Vo. Pengumpulan data yang te- gejala atau pada pemeriksaan fisik sepanjang waktu dapat
liti diperlukan dalam pengamatan, anamnesis, dan pemeriksa- memberikan pegangan penting. Pada anak yang padanya diag-
an fisik karena setiap komponen evaluasi adalah seefektif yang nosis telah ditegakkan dan rawat inap tidak diperlukan, pe-
lain dalam mengenali penyakit yang berat. Namun, data lain, mantauan dengan telepon atau mengunjungi ruang praktek
harus dicari untuk memperbaiki tingkat sensitivitas ini' Pada harus digunakan untuk memonitor perjalanan penyakit dan
anak dengan penyakit demam akut, data tambahan yang pen- mendidik lebih lanjut serta mendukung orangtua.
ting adalah umur, suhu, dan uji skrining laboratorium. Anak
demam pada umur 3 bulan pertama belum mencapai maturitas
Baker MD, Bell L, Avner J: Outpatient management without antibiotics of fe-
imunologis, dan karenanya lebih rentan terhadap infeksi berat ver in selected infants. N Engl J Med 329:1437, 1993.
dan terhadap infeksi oleh organisme yang tidak biasa' Dengan Baskin M, O'Rourke E, Fleisher G: Outpatient treatment of fibrile infants 2'8
demikian, bayi demam berisiko lebih besar terhadap penyakit to 89 days ofage with intramuscular administration ofceftriaxone. J Pediatr
120:22,1992.
serius daripada anak sesudah umur 3 bulan (lihat Bab 167).
Fleisher G, Rosenberg N, Vinci R, et al: Intramuscular versus oral antibiotic
Pada anak demam semua umur, makin tinggi demam makin therapy for the prevention of meningitis and other bacterial sequelae in
besar risiko terhadap penyakit berat. Risiko bakteremia me- young, febrile children at risk for occult bacteremia. J Pediatr 124:504.
ningkat ketika tingkat demam meningkat; pada demam > 40'C t994.
Margolis P, Ferkol T, Marsocci S, et al: Accuracy of the clinical examination
risiko sebesar 7Vo. Batas pengaturan suhu fisiologis adalah in detecting hypoxemia in infants with respiratory illness. J Pediatr
41,1"C; demam pada kisaran ini dan yang lebih tinggi tidak 124:552,1994.
hanya menunjukkan bakteremia tetapi juga kemungkinan in- McCarthy PL: Fever without apparent source on clinical exam. Curr Opin Pe-

feksi sistem saraf sentral, pneumonia, atau hipefiermia patolo- diatr 6:105. 1994.
gis.
Uji skrining laboratorium dapat membantu dalam mengi-
dentifikasi demam anak pada peningkatan risiko terhadap be-
rat yang lazim. Misalnya, hitung sel darah putih (leukosit) >
15.000/pL daniatau laju endap darah (LED) > 30 mm/jam
pada anak umur kurang dari24 bulan dengan suhu ) 40oC me-
I Bne 58
nempatkan anak tersebut pada risiko bakteremia lima kali Pengendalian Cedera
(l5Vo vs.3Vo) dibandingkan dengan anak yang jumlah leuko-
sitnya < 15.000/pL dan LED < 30 mm/jam. Hubungan yang
Frederick P.Rivana dan Denu R.Brownstein
serupa dengan bakteremia ditemukan dengan leukosit
215.000/pL, jumlah neutrofil polimorfonuklear >10.000/pL'
dan jumlah batang > 500/pL. Risiko setiap penyakit berat pada
semua anak demam adalah sekitar dua kali lebih besar jika Cedera adalah penyebab kematian yang paling lazim sela-
jumlah leukosit > 15.000/pL, danlatau LED > 30 mm/jam ma masa anak sesudah umur beberapa bulan pertama dan me-
daripadajika tidak ada kenaikan ini. wakili salah satu dari penyebab yang paling penting dau
PENDEKATAN DIAGNOSTIK (Lihat juga Bab 167)' Jika morbiditas dan mortalitas pediatri yang dapat dicegah. Telah
anak yang demam berumur lebih tua dari 3 bulan, tampak ada kemajuan yang bermakna dalam pemahaman faktor risiko
baik, anamnesis atau pemeriksaan fisik tidak menunjukkan pe- terhadap cedera juga dalam mengembangkan program yang
nyakit berat, dan tidak ada faktor risiko umur atau suhu, anak berhasil untuk pencegahan dan pengendalian. Dasar-dasar ini
d*pat diikuti dengan harapan. Jika ada otitis media, maka ha- harus diterapkan setiap hari oleh dokter anak, apakah di prak-
rus diterapi. Profil ini berlaku pada kebanyakan anak dengan tek pribadi, unit gawat darurat, atau lingkungan rumah sakit.
penyakit infeksi akut. Jika, sebaliknya, anak tampak sakit atau
anamnesis atau pemeriksaan fisik menunjukkan penyakit be-
rat, uji laboratorium yang menentukan yang tepat untuk te- PENGENDALIAN CEDERA
muan ini terindikasi (misal, roentgenogram dada untuk anak
dengan mendengkur). Daerah kontroversi terbesar adalah per- Istilah pencegahan kecelakaan telah diganti dengan pe-
lunya melakukan pemeriksaan laboratorium pada anak demam ngendalian cedera. Kecelakaan menunjukkan kejadian yang
yang tampak baik dan tidak mempunyai kelainan pada anam- terjadi secara kebetulan, tanpa pola atau dapat diramalkan. Se-
nesis dan pemeriksaan fisik yang mengesankan penyakit serius benarnya, kebanyakan cedera pada lingkungan yang cukup da.
tetapi yang berumur kurang dari 3 bulan atau yang suhunya pat diramalkan pada anak dan keluarga berisiko tinggt. Kece-
tinggi. Kebanyakan pakar akan setuju bahwa pemeriksaan sep- Iakaan mengandung arti pengertian nasib (fatalisme), bahwa
282 BAGIAN Vlll I Anak Sakit Akut

TABEL 58-l Insiden Cedera yang Mematikan-Amerika Serikat, 1990


Mbkdnjffi $-4th 5-9 rh 10i14 th lSrtgiff :,*:.it-Qtl? th-]:

Kendaraan bermotor 1,\'t23. ':9,70


',ii.,...=
I 089 ,'ii,':5918 :l ,li,i ii iti,r ,, 9i1r0."0,r.1 , ',..,
$ ,45.8. 672 ,,.5
PerTrakai
Pejalan kaki ,456 r:406r:::.
i

.1j
'i:..J39i ' 1447
,t..tt..J40,t.:.
Sepeda ',t:'tr8 lS{' '.1
:.
:,r , 149'' , r i t24j: 39s li
Tenggelam 640 ,.248. aeO :: ' i...:,,,: $,,Li
, 1626
,,.,
.,.... i, jiil07,i.:r iii t201,
Api dan,ny
Keracunan
a:,ap.! .. 1,1
',-1i', ..:- .,
i683
"4E ''ffi,t'.' ;;ii'i1;l15
Ii 116'::
,
I89,
,

Pembrinuhan 110 ,156 356 .i.ii3042'L 4?64


:;,,,f9 :i, .::il',i:.:15:8::i.:ri::;i :ix...aada 285i;,
,Fembunuh'an de qan senjata aPi ;,,-,,,$J:::;;i: 1- r

.' 1,2'T$
.,

Bunuh diri r; 258 2241 ,

, 142 t476 '::

ffi
Bunuh diri dengan senjata aPi o iSiiiiii,r:

ru
,.r1iil,?.i.2i
Senjata api yang tidak discngaja :,.114. " ',

Lain-lain
--,,ri,-,:, i i,:r,ii,i,,,r.=il,
I

.'ftial ljl'r'::1i.--=". i ,,.,:::,; l 4Xso,':,'iiiii :r.",195.1.i:.:-.:..+ [i*i=-='ffi iiil2707


-
Dari rekanan data mortalitas National Cenler for Healtlt Stalistic 1990

cedera adalah "karena Tuhan" dan dengan demikian tidak da- Cedera kendaraan bermotor menyebabkan serangkaian ke-
pat dicegah. Sikap fatalistik ini merupakan salah satu perin- matian pada semua umur selama masa anak dan remaja. bah-
tang yang paling penting untuk menurunkan mortalitas dan kan pada anak di bawah usia I tahun sekalipun. Cedera pe-
morbiditas karena cedera, baik pada individu maupun masya- numpang kendaraan bermotor menyebabkan sebagian besar
rakat. Penggunaan istilah cedera menghindari konotasi ini dan kematian ini selama masa anak, dan pada orang dewasa. Na-
memfokuskan perhatian pada cedera terhadap perseorangan. mun, pada anak kelompok umur 5-9 tahun, cedera pejalan kaki
Penurunan morbiditas dan mortalitas cedera dapat disele- adalah yang paling lazim menyebabkan kematian karena
saikan tidak hanya melalui pencegahan primer dari kejadian trauma. Selama remaja, cedera penumpang merupakan penye-
yang terjadi pada tempat pertama. tetapi juga melalui pencega- bab utama cedera kematian, menyebabkan lebih dari 507o
han sekunder dan tertier, yaitu pelayanan gawat darurat yang mortalitas trauma yang tidak disengaja pada kelompok ini.
tcpat untuk anak yang tercedera; perawatan trauma setempat Tenggelam peringkat kedua keseluruhan sebagai penyebab
untuk berbagai cedera, luka bakar berat, atau cedera kepala kematian karena trauma yang tidak disengaja, dengan berpun-
anak; dan pelayanan rehabilitasi pediatri spesialis yang menco- cak pada anak prasekolah dan umur belasan tahun akhir (lihat
ba untuk mengembalikan anak pada tingkat fungsi sebelum- Bab 60.4). Di beberapa daerah Amerika Serikat, tenggelam
nya. Perluasan cakupan pencegahan ini lebih tepat digam- merupakan penyebab utama kematian karena trauma pada
barkan dengan istllah pengendalian cedera. anak umur prasekolah. Penyebab kematian tenggelam ber-
Pengembangan definisi juga memungkinkan kita meluas- variasi menurut umur dan daerah geografi. Pada anak kecil,
kan minat kita terhadap cedera selain dari "kecelakaan" yaitu' tenggelam dalam bak mandi dan kolam renang adalah domi-
serangan fisik dan cedera oleh dirinya sendiri. Cedera-cedera nan, sedang pada anak yang lebih tua dan remaja, tenggelam
ini semakin penting pada remaja dan dewasa muda, dan pada terjadi secara dominan di dalam air pada saat berenang atau
beberapa populasi sebagai penyebab utama peringkat pertama berdayung.
atau kedua kematian pada kelompok umur ini. Banyak dasar
pengendalian cedera yang sama dapat diterapkan pada masaiah
ini, misalnya membatasi jalan masuk ke (penggunaan) senjata
api. TABEL 58-2 Morbiditas (Rawat inap di rumah sakit) Akibat Cedera
pada Anak dan Remaja-Amerika Serikat, 1985

Mdkrinisme
CAKUPAN MASALAH
lJatuh ...':,,,:.r;,,, 3 4.9 4,4,1 i t :59,i69,i1 5 2 363, li:: :..:1,i1?, 004
i

MORTALITAS. Cedera menyebabkan hampir 40Vo kematian


antara anak umur 1 tahun sampai 4 tahun dan tiga kali kemati-
'Kenraalqan,Gminloi ;tizti
'a,,Asi;:-";
1,993: ffi2.
l44.Be.z ,.ia,i6,Oab
,Tengggl+r i; ,,,, .,,, 1.;74i;r ffi8,7r
an lebih banyak daripada penyebab utama berikut, anomali ,Api/lukdbakai 1,$85 4j.%0. i.i'8-:9,1? lZ5ffifr
ii
kongenital. Untuk masa anak dan remaja yang lain sampai de- Kbi[cUn 24:934 ,1!1,32 1,50,.! 86,.,.1, 86.i$ 1,
:,i,...199, t,,,,:. /6t4
.

ngan umur 19 tahun, hampir l0% kematian adalah karena Semus ssljata api i28i420; $li$p;?
29;576=,'':'83;rt'47 I58,362i;,::??1i585
trauma, lebih dari semua penyebab gabungan yang lain. Pada 1il;aiprlain t',:i:,
tahun 1990, cedera menyebabkan 2l .416 kematian pada anak =
:.r':::TOta1,.,::'',,, 112,436' ?05.049.:,:.:,464.082:r ?'81.567
dan remaja di Amerika Serikat (Tabel 58-1). Cedera mengaki-
Dari Rice DP, MacKenz.ie EJ. dLL: Cost lnjurt- in the United Stares. A
batkan kehilangan potensi hidup bertahun-tahun lebih besar t1l Re
p|rt tt, C)n(rcss 198q.
daripada penyebab yang lain apapun.
58 I Pengendalian Cedera 283

Gambar 58-1. Perubahan sekular dalam mortalitas


dari cedera yang tidak disengaja (0-19, 15-19 ta- +Tidak disengaia +- Tidak disengaia + Pembunuhan, '-+- Bunuh diri'
hun), pembunuhan dan bunuh diri anak dan remaja. 0-19 15-19 15-19 15-{9
usia 15-19 tahun di Amerika Serikat, tahun 1979-
1991. (Dari National Center for Health Statistics 60
and U.S. Bureau of Census).

50

40

30

20

10

0
1 979 1983 1985 1987 1989 1991

Kematian karena api dan luka bakar menyebabkan hampir setiap tahun di unit gawat darurat rumah sakit, dan sekurang-
l\Vo dari semua trauma kematian dan lebih dai20Vo pada me- kurangnya sejumlah yang sama diterapi pada praktek dokter.
reka yang berumur di bawah 5 tahun (lihat Bab 60.5). Se- Dari jumlah ini,2,5Vo memerlukan rawat inap dan 55% seku-
bagian besar dari trauma ini adalah karena api rumah, dengan rang-kurangnya menderita kecacatan sementara jgngka-pen-
kematian karena inhalasi asap dan asfiksia daripada luka bakar dek karena cederanya.
berat. Anak dan orangtua berada pada risiko yang terbesar ke- Pe.nyebaran cedera yang tidak mematikan ini amat berbeda
matian ini karena kesukaran dalam meloloskan dari kebakaran dari trauma yang mematikan (Tabel 58-2). Jatuh dan olahraga
bangunan. merupakan penyebab utama kunjungan unit gawat darurat
Asfiksi dan tercekik menyebabkan sekitar 407o dari semua maupun rawat inap di rumah sakit. Walaupun cedera pe-
kematian yang tidak disengaja pada anak di bawah usia 1 ta- numpang kendaraan bermotor merupakan penyebab utama ke-
trtrn. Sebagian besar kematian ini karena tercekik akibat ma- matian, cedera jatuh dan olahraga merupakan penyebab utama
kanan seperti hot dog, permen, anggur, dan kacang' Hal-hal kunjungan unit gawat darurat. Trauma akibat naik sepeda ada-
yang bukan makanan meliputi dot bayi yang kurang besar, lah tipe cedera olahraga dan rekreasi yang paling lazim, me-
bola kecil, dan balon. nyebabkan lebih dari 300.000 kunjungan unit gawat darurat
Pembunuhan adalah penyebab utama dari kematian karena setiap tahun,
cedera untuk bayi di bawah umur 1 tahun, penyebab utama ke- Cedera tidak mematikan dapat disertai dengan morbiditas
4 dari kematian karena cedera untuk umur 1-14 tahun' dan pe- berat. Misalnya, ensefalopati anoksik karena hampir tengge-
nyebab utama ke-2 dari kematian karena cedera pada remaja lam, parut dan kecacatan karena luka bakar, dan defisit neuro-
umur 15-19 tahun. Pembunuhan pada anak dibagi menjadi dua logis menetap karena cedera kepala mempunyai dampak besar
pola, "infantil" dan "remaja". Pembunuhan infantil melibatkan jangka-lama pada anak dan keluarga yang tercedera.
anak di bawah umur 5 tahun dan menunjukkan penyiksaan KECENDERUNGAN SEPANJANG WAKTU. Angka kematian
anak (child abuse) (Bab 38). Pelaksananya biasanya wali; ke- karena cedera masa anak telah menurun selama abad ini, de-
matian biasanya karena trauma benda tumpul pada kepala ngan penurunan yang besar pada kematian karena cedera tidak
dan/atau perut. Sebaliknya, pola pembunuhan remaja melibat- disengaja selama 15 tahun terakhir (Gb.58-1). Sebaliknya,
kan teman sebaya dan kenalan, dan disebabkan oleh senjata angka cedera yang disengaja meningkat. Angka bunuh diri
api pada lebih dari 80% . Sebagian besar dari kematian ini me- pada remaja laki-laki meningkat dengan 50% antara tahun
libatkan pistol. Anak antara dua umur ini mengalami pem- 1970 dan 1988, sebagian besar akibat senjata api. Pembunuh-
bunuhan dari kedua tipe. an merupakan satu-satunya penyebab utama kematian yang
Bunuh diri jarang di bawah usia l0 tahun; hanya l7o dafi meningkat dari tahun 1950 sampai 1990; pembunuhan dengan
semua bunuh diri terjadi pada anak di bawah umur 15 tahun. pistol meningkat lima kali selama masa ini. Pembunuhan
Anlka bunuh diri meningkat dengan tajam sesudah umur 10, sekarang merupakan penyebab utama kematian pada laki-laki
dengan akibat bahwa bunuh diri sekarang merupakan penye- kulit hitam usia 15-19 tahun.
bab utama ketiga kematian untuk umur 15-19 tahun, menye-
babkan lebih dari 100.000/tahun kemungkinan kehilangan
DASAR PENGENDALIAN CEDERA
nyawa. Remaja Amerika Asli mempunyai risiko paling tinggi,
diikuti oleh remaja kulit putih; wanita kulit hitam mempunyai Selama beberapa tahun, pencegahan cedera dipusatkan se-
angka bunuh diri terendah pada kelompok umur ini. Sekitar kitar upaya menentdkan dengan tepat sifat bawaan anak yang
67Vo remaja yang bunuh diri menggunakan senjata api' mengakibatkan frekuensi cedera lebih besar. Kebanyakan pe-
MORBIDITAS. Statistik moftalitas hanya menggambarkan neliti telah mengabaikan teori anak yang "berkecenderungan
bagian kecil dari pengaruh cedera masa anak. Sekitar 20-25Vo celaka". Sementara penelitian longitudinal telah memperaga-
anak dan remaja mendapat perawatan medik karena cedera kan hubungan antara hiperaktivitas, impulsivitas, dan pening-
284 BAGIAN VIll I Anak Sakit Akut

katan angka cedera, sensitivitas dan spesifisitas ciri-ciri ini TABEL 58-4 Intervensi Pengendalian Cedera: Hirarki Efektifitas
terhadap risiko cedera adalah sangat rendah. Konsep "kecen-
Modifikasl
derungan kecelakaan" sebenarnya adalah tidak produktif da- Produk
larn hal konsep ini menjauhkan perhatian dari faktor yang se-
cara potensial dapat diubah seperti produk atau lingkungan. Tutup tahan-anak Kunci lemari
Kantong udara Desain jalan raya'
Adalah lebih produktif memeriksa lingkungan fisik dan sosial
.
, ,
eenffiuryran
.. anmfu
t
anak dengan angka cedera yang sering daripada mencoba me- j ':'i
ngenali ciri kepribadian atau watak tertentu. Anak yang beri- Sigaret aman-api Derektorasam , .*UO*
siko mungkin secara ielatif kurarlg diawasi, mempunyai kelu- t :,
,i:iti,:i,',

arga yang kacau atau stres, dan hidup dalam lingkungan yang
. .:t ,;i:,

penuh risiko.
Upaya untuk mengendalikan cedera meliputi pendidikan
atau bujukan, perubahan dalctm produk, dan modifikasi ling- Strategi pencegahan cedera yang paling berhasil biasanya
kungan, apakah lingkungan sosial atau fisik. Upaya untuk melibatkan strategi perubahan dalam desain hasil, seperti di-
membujuk individu terutama orangtua, mengubah perilaku tunjukkan pada Tabel 58-4. Intervensi pasf ini melindungi se-
mereka telah merupakan bagian dari upaya pengendalian cede- mua individu dalam populasi, tanpa memandang kerjasama
ra yang lebih besar. Berbicara dengan orangtua secara spesifik atau tingkat kemampuan, dan mungkin lebih berhasil daripada
tentang penggunaan pengendalian tempat duduk mobil, helm cara aktif, yang memerlukan perubahan perilaku berulang
sepeda, pemasangan detektor asap, dan memeriksa suhu air pada bagian orangtua atau anak. Ini harus diperlembut dengan
leding adalah agaknya lebih berhasil daripada nasehat umum kenyataan bahwa untuk beberapa tipe cedera intervensi pasif
yang bermaksud baik mengenai pengawasan anak secara ketat, efektif tidak tersedia atau ridak mudah dilakukan; kita harus
hati-hati, dan rumah "tahan anak". Informasi ini harus dico- banyak mendasarkan pada upaya untuk mengubah perilaku in-
cokkan dengan stadium perkembangan anak dan diberikan da- dividu. Menurunkan suhu air yang panas, membeli mobil yang
lam dosis yang cukup dalam bentuk bimbingan sebelumnya diperlengkapi dengan kantong udara, dan menggunakan sum-
pada kunjungan anak sehat. Topik penting untuk dibahas pada bat pengaman anak pada obat dan produk rumah tangga meru-
setiap stadium perkembangan ditunjukkan pada Tabel 58-3. pakan contoh modifikasi produk yang efektif.
Modifikasi lingkungan sering memerlukan perubahan yang
lebih besar daripada modifikasi produk individu tetapi dapat
amat efektif dalam menurunkan cedera. Penggunaan detektor
TABEL 58-3 Topik Pencegahan Cedera untuk Pedoman Antisipasi
asap, desain jalan raya yang aman, pengurangan volume dan
oleh Dokter Ahli Anak
kecepatan lalu-lintas dalam lingkungan, dan menyingkirkan
Hd#liiF,i r . .;.,..,..,, :11 ,.r senjata dari lingkungan merupakan intervensi yang mempu-
Tempat duduk mobil nyai potensi besar untuk mengurangi cedera. Termasuk dalam
konsep ini adalah perubahan lingkungan melalui undang-
Deteti'or asap undang seperti keharusan mengendalikan tempat duduk anak
, t- :
Bayl : dan penggunaan sabuk pengaman dan keharusan penggunaan
T:ffi_oJ*o*"0't helm sepeda.
sunu alr Kran
:
Kampanye gabungan dua atau lebih dari pendekatan ini
terutama efektif dalam mengurangi cedera. Contoh klasik ada-
K#$ $j|it
;i
$l#JH f"jiJ#s urr[1$fi$k Usa:ri*sekpiuh. i i,iiiiii
lah kombinasi undang-undang dan pendidikan untuk mening-
riitrlg ffi il iffi i iii ii i i
ii il ilx I iiiliiruill'l: katkan pengendalian tempat duduk anak dan penggunaan sa-
buk pengaman. Contoh lain program baru-baru ini untuk me-
ningkatkan penggunaan helm sepeda pada anak usia sekolah
dan perbaikan pada pengaturan penumpang untuk kendaraan
bermotor. Di Skandinavia, dokter anak telah menggabungkan
kekuatan dengan aktivis masyarakat lain dan perwakilan pe-
merintah untuk menyampaikan program masyarakat luas un-
tuk keselamatan anak mencakup pendidikan, modifikasi pro-
Helm sepeda
duk, undang-undang, dan desain lingkungan. Hal ini telah

^tfiffhlnumif*ffi ;'
tt rumah
'. Menvi $etl'aieiapi di
-#:- i,;.;.r.;,,,. mengakibatkan penurunan yang mencolok pada morbiditas
dan mortalitas cedera selama 20-30 tahun terakhir.
Mellyi*gkirkan.senja!4 i,di,rumah
Ketrampilan pqialan kaki
I :t::
nnaxe qtf .$i,ntniati414r dt
I t:l

$i{$.d[sr,ebinlua
FAKTOR RISIKO UNTUK CEDEBA MASA ANAK

Faktor risiko yang meningkatkan risiko cedera pada anak


' P.d.4ggunamjAlk'6hli terutlma keqilc-"ifi en9etiii;!$rp.ef ahu
meliputi: umur, jenis kelamin, ras, status sosial ekonomi, dan
..,:, bere. :',t;,
1;.fi.,,,,,
'
,.-.-:= lingkungan.
Cederapekeqaan
"
,

UMUR. Anak baru belajar berjalan berisiko terbesar terha-


*tffii***+E
,1,ye#v'*#ij, dap luka bakar, tenggelam, dan.jatuh. Ketika anak ini semakin
58 I Pengendalian Cedera 285

bertambah gerakan didapat dan berperilaku menjelajah, kera- karena perbedaan dalam lamanya berjalan kaki tetapi agaknya
cunan masuk dalam daftar. Anak kecil usia sekolah adalah be- perbedaan dalam perilaku antara anak perempuan dan laki-laki
risiko paling besar dari cedera pejalan kaki, cedera akibat se- muda. Perilaku pengambil-risiko yang besar, bersama dengan
peda (cedera yang paling serius biasanya yang melibatkan frekuensi penggunaan alkohol yang lebih besar, dapat menye-
kendaraan bermotor), cedera penumpang kendaraan bermotor, babkan angka tabrakan kendaraan bermotor secara tidak seim-
luka bakar, dan tenggelam. Selama umur belasan tahun, terda- bang pada anak laki-laki remaja.
pat peningkatan risiko yang mencolok dari trauma penumpang RAS. Ada variasi ras yang mencolok pada mortalitas cede.
kendaraan bermotor, risiko terus menerus karena tenggelam ra masa anak dan remaja. Anak kulit hitam mempunyai angka
dan luka bakar, dan risiko baru trauma yang disengaja. cedera yang lebih tinggi daripada anak kulit putih, sedang
Cedera yang terjadi pada umur tertentu merupakan jendela anak Asia mempunyai angka lebih rendah; angka untuk His-
kerentanan saat anak atau remaja bertemu tugas atau bahaya panik adalah di antara anak kulit hitam dan putih. Anak
baru yang ia tidak dapat mempunyai kemampuan perkembang- Amerika Asli mempunyai angka kematian tertinggi karena ce-
an untuk menangani secara berhasil. Misalnya, anak baru da- dera yang tidak disengaja. Ketidaksesuaian ini bahkan lebih
pat berjalan tidak mempunyai pertimbangan untuk mengetahui menonjol pada beberapa cedera. Angka pembunuhan pada re-
bahwa obat dapat menjadi racun atau bahwa beberapa tumbuh- maja kulit hitam 15-19 tahun adalah 50 per 100.000 pada ta-
tumbuhan rumah tidak boleh dimakan; mereka tidak mengerti hun 1986 dibandingkan dengan 8 per 100.000 pada kulit putih.
bahaya yang ada pada kolam renang atau jendela tingkat dua Angka bunuh diri pada pemuda Amerika Asli adalah dua kali
yang terbuka. Untuk anak kecil, orangtua dapat secara tidak angka pada kulit putih dan tiga kali lipat lebih besar daripada
'
sengaja "menyebabkan" ketidaksepadanan ini antara kemam- angka pada pemuda Asia. Angka kematian kebakaran dan luka
puan anak dan tuntutan tugas. Alat bantu berjalan mengubah bakar pada anak prasekolah kulit hitam tiga kali lebih tinggi
bayi menjadi anak baru bisa berjalan yang mobil dan sangat daripada pada kulit putih: berturut-turutan l2 per 100.000 di-
meningkatkan kontak dengan bahaya. Banyak orangtua meng- banding dengan 3,9 per 100.000.
harapkan anak kecil umur sekolah berjalan pulang ke rumah Alasan perbedaan ras ini tampak terutama dihubungkan
dari sekolah, lapangan bermain, atau toko permen lokal, tugas dengan kemiskinan. Angka pembunuhan anak kulit hitam
yang untuk kebanyakan anak belum siap berkembang. Demi- hampir sama dengan anak kulit putih bila disesuaikan pada
kian juga, tidak adanya kemampuan dan pengalaman mena- status sosial ekonomi.
ngani banyak tugas selama umur belasan tahun turut menye- 'STATUS SOSIOEKONOMI. Kemiskinan merupakan salah
babkan peningkatan risiko cederanya, terutama cedera kenda- satu faktor risiko yang phling penting untuk cedera masa anak.
raan bermotor. Angka tabrakan kendaraan bermotor yang Angka mortalitas karena kebakaran, tabrakan kendaraan ber-
tinggi pada anak umur belasan tahun sebagian adalah karena motor, dan tenggelam adalah dua sampai empat kali lebih
tidak berpengalamannya tetapi juga tampak menggambarkan tinggi pada anak miskin daripada pada anak yang tidak mis-
tingkat perkembangan dan maturitasnya. Alkohol sering me- kin. Angka kematian untuk anak kulit hitam maupun anak ku-
nambah keterbatasan ini. lit putih berbanding terbalik dengan tingkat penghasilan;
Umur juga mempengaruhi keparahan cedera serta risiko makin tinggi tingkat penghasilan makin rendah angka kemati-
cacat jangka-panjang. Misalnya anak kecil usia sekolah mem- an. Anak Amerika Asli terutama mempunyai angka yang ting-
punyai pelvis yang tidak cukup berkembang. Pada tabrakan gi pada daerah berpenghasilan rendah. Faktor lain yang terkait
kendaraan bermotor, sabuk pengaman tidak menahan pelvis meliputi keluarga orangtua-tunggal, ibu remaja, atau saudara
tetapi bergerak ke atas ke perut, mengakibatkan risiko cedera kandung yang banyak, dan terutama merupakan fungsi ke-
perut yang berat. Umur juga berinteraksi dengan sifat kenda- miskinan, daripada faktor risiko yang tidak tergantung.
raan dalam hal kebanyakan anak duduk di tempat duduk bela- LINGKUNGAN. Kemiskinan meningkatkan risiko cedera pa-
kang, yang dahulu hanya diperlengkapi dengan pengaman da anak setidak-tidaknya sebagian melalui pengaruhnya pada
pangkuan dan tidak menggunakan pengaman pangkuan bahu. lingkungan. Anak yang miskin meningkatkan risiko sampai
Anak di bawah usia 2 tahun menderita akibat yang jauh lebih cedera berat karena mereka terpajan terhadap lebih banyak ba-
buruk karena cedera kepala tertutup daripada anak yang lebih haya dalam lingkungan daripada anak lain. Mereka mungkin
tua dan remaja. hidup dalam perumahan yang buruk, yang kurang mungkin
dilindungi dengan detektor asap. Jalan di sekitarnya lebih
JENIS KELAMIN. Mulai pada sekitar umur l-2 tahun dan
mungkin menjadi jalan utama. Lingkungannya lebih mungkin
berlanjut sampai umur dekade ke-7, laki-laki mempunyai fre-
menjadi keras, dan mereka lebih mungkin menjadi korban se-
kuensi cedera lebih tinggi daripada wanita. Selama masa anak
rangan daripada anak dan remaja yang hidup di pinggiran kota
ini tidak tampak disebabkan oleh perbedaan perkembangan
kelas menengah. Fokus pada lingkungan juga penting karena
antara jenis kelamin, perbedaan dalam koordinasi, atau perbe-
arah perhatian jauh dari faktor yang relatif tetap seperti di-
daan dalam kekuatan otot. Variasi dalam pemajanan terhadap
namika keluarga, kemiskinan, dan ras, serta upaya langsung ke
risiko dapat menyebabkan dominasi laki-laki pada beberapa
arah faktor yang dapat diubah melalui intervensi.
tipe cedera. Anak laki-laki pada semua kelompok umur mem-
punyai angka cedera akibat sepeda yang lebih tinggi. Namun.
penyesuaian pada pemajanan mengurangi kelebihan angka ini CEDERA KENDARAAN BERMOTOR
pada anak laki-laki. Anak laki-laki dapat mempunyai frekuensi
cedera yang lebih tinggi karena mereka menggunakan sepeda Cedera kendaraan bermotor merupakan penyebab utama
lebih sering atau karena lebih lama. Sebaliknya, perbedaan cedera serius dan mematikan pada individu semua umur. Pada
jenis kelamin dalam angka cedera pejalan kaki tidak tampak remaja, tabrakan kendaraan bermotor saja menyebabkan 40Vo
286 BAGIAN Vlll f Anak Sakit AkuI

dari semua kematian, lermasuk kematian karena sebab anak atau di bawah lengan tidak memberi proteksi tabrakan
alamiah. Penurunan yang besar dan terus menerus pada cedera yang cukup.
tabrakan kendaraan bermotor dapat diselesaikan dengan pen- Pengangkutan bayi prematur menyajikan masalah khusus.
dekatan yang telah ada. Kemungkinan desaturasi oksigen, kadang-kadang disertai de-
PENUMPANG. Cedera pada penumpang kendaraan penum- ngan bradikardia, pada bayi prematur saat ada pada pengendali
pang merupakan penyebab predominan kematian kendaraan tempat duduk anak telah menyebabkan American Academy of
bermotor pada anak dan remaja, dengan pengecualian kelom- Pediatics merekomendasikan pemantauan bayi yang dilahir-
pok umur 5-9 tahun, di mana cedera pejalan kaki merupakan kan kurang dari 31 minggu usia kehamilan pada tempat duduk
bagian terbesar. Puncak angka cedera dan kematian untuk sebelum rabas dan penggunaan oksigen atau pengendali alter-
anak laki-laki maupun perempuan terjadi antara umur 15 dan natif untuk bayi yang mengalami desaturasi atau bradikardi,
19 tahun (lihat Tabel 58-1). seperti tempat duduk yang dapat dibaringkan dan digunakan
Banyak perhatian telah diberikan pada penumpang anak sebagai tempat tidur mobil. Pemantauan harus dilakukan sela-
yang berumur kurang dari 4 tahun. Penggunaan alat pengenda- ma 60-90 menit.
lian anak dapat diharapkan mengurangi kematian denganTl%o Anak yang duduk di belakang truk terbuka merupakan po-
dan risiko cedera berat dengan 67Vo pada kelompok umur ini. pulasi yang berisiko cedera khusus karena mereka berisiko un-
Semua 50 negara bagian dan Distrik Kolumbia mempunyai tuk terlempar dari truk dan cedera kepala seiius. Anak yang
undang-undang yang mengharuskan penggunaannya. Surat se- naik di belakang truk terbuka yang tertutup adalah berisiko
lebaran yang diberikan pada orangtua oleh dokter yang me- keracunan karbon monoksida karena kerusakan sistem pem-
nekankan manfaat positif penggunaan pengendali tempat du- buangan gas.
duk anak telah berhasil dalam memperbaiki dukungan PENGEMUDI REMAJA. Pengemudi yang berumur l5-17 ta-
orangtua. Dokter anak harus menjelaskan pada orangtua bah- hun mempunyai angka tabrakan lebih dari dua kali per 1.000
. wa anak yang baru belajar jalan yang secara norrnal naik ken- pengemudi terdaftar sebagai pengemudi mobil berusia 18 ta-
daraan mempunyai penahan berperilaku lebih baik selama hun dan lebih tua. Pendidikan pengemudi tampak tidak efektif
perjalanan dengan mobil daripada anak yang mengendari ken- sebagai cara utama menurunkan tabrakan ini. Hampir 507o
daraan tanpa penahan. tabrakan yang mematikan melibatkan pengemudi sebelum
Film yang sangat baik tersedia yang dapat ditunjukkan pa- umur 18 tahun yang terjadi dalam 4jam sebelum atau sesudah
da orangtua di kamar tunggu atau ibu pada serambi rumah tengah malam. Pembatasan mengemudi malam hari merupa-
sakit pascapartum yang membahas manfaat penahan tempat kan strategi yang efektif dan secara mengherankan dapat dite-
duduk anak. Banyak rumah sakit dan masyarakat yang telah rima (pada remaja) untuk mengurangi cedera kendaraan ber-
memakai program pinjaman, menyewakan pengendali dengan motor pada kelompok umur ini. Di negara bagian yang me-
harga murah. Ini terutama penting pada keluarga berpenghasil- nentukan jam malam pengemudi malam hari pada remaja
an rendah, yang mempunyai angka penggunaan pengendali sebelum umur l8 tahun, telah ada penurunan yang bermakna
yang paling rendah. pada keterlibatan tabrakan dan kematian. Risiko cedera serius
Daftar alat-al at yang dapat diterima tersedia dari American dan mortalitas secara langsung terkait dengan kecepatan pada
Academy of Pediatrics. Anak dengan berat di bawah 9,072 kg saat tabrakan dan berbanding terbalik terhadap ukuran kenda-
(20 pon) dapat menggunakan tempat duduk bayi atau ditem- raan. Kendaraan kecil dan cepat sangat meningkatkan risiko
patkan pada alat pengendali anak bayi-anak baru belajar jalan hasil akhir yang mematikan pada kejadian tabrakan, dan
yang "menyenangkan". Bayi berat kurang dari 9,072 kg (20 orangtua harus dinasehati karenanya.
pon) harus ditempatkan menghadap ke belakang; anak baru Penggunaan alkohol merupakan penyebab utama trauma
belajar jalan yang lebih tua dan anak-anak dapat ditempatkan kendaraan bermotor pada remaja. Kombinasi tidak pengalam-
pada tempat duduk yang menghadap ke depan yang menye- an dalam mengemudi dan tidak berpengalaman dengan alko-
nangkan atau tempat duduk anak yang baru belajar jalan. Pe- hol tampak sangat mbmbahayakan. Sekitar 50% dari semua
nekanan harus diberikan untuk memperbaiki penggunaan tem- kematian karena tabrakan kendaraan bermotor pada kelompok
pat duduk ini, termasuk penempatan tempat duduk pada arah umur ini melibatkan penggunaan alkohol, dengan gangguan
yang tepat, mengarahkan secara tepat sabuk pengaman, dan mengemudi yang ditemukan pada kadar alkohol darah seren-
memastikan bahwa anak ditempatkan secara benar ke dalam dah 0,05 g/dl. Semua korban remaja cedera kendaraan bermo-
tempat duduk. tor harus mengalami pengukuran kadar alkohol darahnya pada
Anak yang lebih tua sering tidak dikendalikan secara tepat. unit gawat darurat juga diskrin terhadap penggunaan alkohol
Banyak anak yang menempati tempat duduk belakang yang kronis dengan menggunakan uji baku seperti CAGE atau Uji
dikendalikan hanya dengan sabuk pengaman pangkuan. Sa- Skrining Alkohol Michigan Singkat untuk mengenali mereka
yangnya, penggunaan sabuk pengaman pangkuan saja telah di- dengan masalah penyalahgunaan alkohol. Uji ini tidak dapat
sertai dengan kenaikan cedera akibat-sabuk pengaman, teruta - digunakan untuk pernyataan bersalah DUI karena uji ini tidak
ma fraktur spina lumbalis dan cedera visera dalam perut. Ce- memenuhi kriteria rangkaian-bukti yang diperlukan oleh pe-
dera distraksi-fleksi spina biasanya disertai dengan cedera or- ngadilan. Individu yang mempunyai bukti adanya penyalahgu-
gan perut; adanya kontusio kulit sabuk pengaman pada anak naan alkohol tidak boleh meninggalkan unit gawat darurat
yang dikendalikan harus mewaspadakan klinikus. Anak harus atau rumah sakit tanpa rencana penanganan penyalahgunaan
menggunakan tempat duduk penyokong sampai cukup besar alkohol yang tepat.
untuk dengan senang memakai sabuk pengaman dan penahan CEDERA SEPEDA. Setiap tahun di Amerika Serikar, sekitar
bahu saja. Tali pengikat bahu yang diletakkan di belakang 400 anak dan remaja meninggal karena cedera yang terjadi
58 I Pengendalian Cedera 287

saat menaiki sepeda, cedera akibat-sepeda merupakan salah anak kecil usia sekolah dan kemampuan yang diperlukan un-
satu alasan yang paling lazim anak dengan trauma mengun- tuk menyeberangi jalan dengan aman.
jungi unit gawat darurat. Sebagian besar cedera naik sepeda Pencegahan cedera pejalan kaki adalah sukar tetapi harus
yang berat dan mematikan melibatkan trauma kepala. Langkah terdiri dari pendekatan dari banyak segi. Pendidikan anak da-
yang logis pada pencegahan cedera kepala ini adalah penggu- lam pengamanan pejalan kaki harus dimulai pada umur awal
naan helm. Penelitian yang teliti menunjukkan bahwa helm oleh orangtua dan berlanjut sampai tahun-tahun usia sekolah.
amat efektif, mengurangi risiko cedera kepala sebesar 85% Anak yang lebih muda harus dididik untuk tidak menye-
dan cedera otak sebesar 88%. Dokter ahli anak dapat merupa- berangi jalan sama sekali bila sendirian; anak.yang lebih tua
kan sumber nasehat yang efektif pada orangtua dan anak me- harus diajari dan mempraktekkan bagaimana menunggu jalan
ngenai perlunya penggunaan helm sepeda dan harus mema- sepi dengan sedikit kendaraan. Jalan besar tidak boleh disebe-
sukkan nasehat demikian pada daftar petunjuk antisipasi mere- rangi sendirian sampai anak berumur l0 tahun atau lebih tua.
ka. Helm yang tepat adalah helm yang dengan polistiren keras Pelatihan kemampuan pejalan kaki harus merupakan bagi-
dan harus memakai label yang menunjukkan bahwa helm ini an dari program keamanan pejalan kaki yang lebih kompre-
telah disetujui oleh organisasi uji Snell atau American Na- hensif dalam masyarakat. Undang-undang dan penyelengga-
tional Standards Institute (AN S I ). raan polisi merupakan komponen penting dari setiap kampa-
Promosi helm dapat dan harus diperluas di luar tempat nye untuk mengurangi cedera pejalan kaki. Undang-undang
praktek. Program pendidikan masyarakat yang dipelopori oleh belok kanan (di Indonesia belok kiri) pada lampu merah me-
koalisi dokter, pendidik, klub sepeda, dan organisasi pelay- ningkatkan bahaya untuk pejalan kaki. Di banyak kota, sedikit
anan masyarakat telah berhasil dalam mempromosikan peng- sopir yang berhenti untuk pejalan kaki di tempat penye-
gunaan helm sepeda, mengakibatkan angka penggunaan helm berangan (zebra-cross), bahaya khusus untuk anak kecil. Peru-
setinggi 60Vo dengan penurunan yang cocok dalam angka ce- bahan tehnik pada desain jalan besar adalah sangat penting
dera kepala.
sebagai cara pencegahan pasif. Yang paling penting adalah
cara untuk mengurangi kecepatan lalu lintas dan rute lalu-
Pertimbangan juga harus diberikan pada jenis aktivitas
lintas jauh dari sekolah dan daerah perumahan. Modifikasi lain
lain, walaupun bukti yang mendukung efektivitas mereka ada-
meliputi jaringan jalan satu-arah, penempatan transit atau tem-
lah terbatas. Jalur sepeda merupakan metode yang logis untuk
pat penghentian bus sekolah yang tepat, trotoar di daerah per-
memisahkan sepeda dan kendaraan bermotor. Latihan berse-
kotaan dan pinggiran kota, garis tepi di daerah pedesaan untuk
peda yang aman untuk anak dapat diberikan di sekolah dan
membatasi tepi jalan, dan pengaturan parkir di pinggir jalan.
masyarakat.
Skema "pelambatan" lalu-lintas menyeluruh yang mengguna-
CEDERA PEJALAN KAKI. Cedera pejalan kaki merupakan kan strategi ini telah sangat berhasil dalam menurunkan cedera
safu penyebab yang paling lazim kematian karena trauma un- pejalan kaki di Swedia, Nederland, dan Jerman.
tuk anak umur 5 tahun sampai 9 tahun di Amerika Serikat dan
kebanyakan negara industri lain. Sedang angka kematian kasus
kurang dari SVo, cedera tidak mematikan yang serius merupa- CEDERA AKIBAT.API DAN AKIBAT.KEBAKARAN
kan masalah yang jauh lebih besar. Cedera pejalan kaki meru- (lihat Bab 60.5)

pakan penyebab yang paling penting koma traumatis pada


Cedera akibat-api dan akibat-kebakaran merupakan penye-
anak dan merupakan penyebab yang sering dari fraktur tungkai
bab ke-3 yang paling lazim dari kematian cedera yang tidak
bawah yang serius, terutama pada anak usia sekolah.
disengaja di Amerika Serikat; sekitar 6.000 kematian cedera
Kebanyakan cedera terjadi selama siang hari, dengan pun- luka bakar terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Untuk ce-
cak sesudah masa sekolah. Oleh karena itu, perbaikan penca- dera maupun kematian, umur dekade pertama kehidupan ada-
heyaan atau pakaian yang retro-refleksif diharapkan untuk lah periode risiko tertinggi. Luka bakar merupakan yang kedua
mencegah beberapa cedera. Herannya, sekitar 30Vo cederu pe- hanya terhadap tabrakan kendaraan bermotor dalam jumlah
jalan kaki terjadi saat individu berada pada tanda penyebe- tahun-tahun kehidupan yang hilang per kematian, menggam-
rangan yang jelas, mungkin merefleksikan rasa aman yang sa- barkan populasi yang relatif muda yang terlibat pada cedera
lah dan mengurangi kewaspadaan. Risiko cedera pejalan kaki luka bakar serius. Kemungkinan cedera.luka bakar adalah sa-
lebih besar di lingkungan dengan volume lalu-lintas ttnggi, ke- ngat terkait dengan status sosioekonomi rendah. Luka bakar
cepatan lebih besar dari 40 kilometer/jam (sekitar 25 mil/jam) jauh lebih sering pada anak laki-laki daripada perempuan.
tidak ada ruang bermain dekat rumah, rumah tangga penuh Pada anak umur l0-14 tahun dengan luka bakar yang melibat-
sesak, dan status sosioekonomi rendah. kan bahan yang dapat terbakar, anak laki-laki yang terbakar
Satu faktor risiko penting untuk cedera pejalan kaki masa delapan kali lebih sering daripada anak perempuan.
anak adalah tingkat perkembangan anak. Anak di bawah umur Salah satu dari intervensi pertama yang efektif adalah me-
5 tahun adalah berisiko lari di jalan besar. Beberapa anak di libatkan barang tenunan yang dapat terbakar. Kebakaran api
bawah umur 9 atau 10 tahun mempunyai kemampuan perkem- akibat dari pembakaran pakaian merupakan cedera luka bakar
bangan untuk secara berhasil mengatasi lalu-lintas 100Vo dari berat yang lazim, terutama pada anak kecil. Setidak-tidaknya
waktunya. Anak kecil mempunyai kemampuan yang buruk un- sepertiga dari cedera tersebut melibatkan pakaian tidur bayi.
tuk mempertimbangkan jarak dan kecepatan lalu-lintas, dan Luka bakar demikian yang rata-rata 30Vo permukaan tubuh
dengan mudah dikacaukan oleh teman sepermainan atau faktor memerlukan rawat inap di rumah sakit selama rata-rata 70
lain dalam lingkungan. Namun, banyak orangtua tidak menya- hari. Pada tahun 1967 Undang-undang Federal Barang Tenun-
dari kemungkinan ketidaksepadanan ini antara kemampuan an yang dapat Terbakar telah dikeluarkan, memerlukan pa-
288 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

kaian anak yang tahan api. Sebagai akibat dari undang-undang dan cedera okular karena alat ini. Perubahan dalam modifikasi
negara bagian ini dan yang serupa, luka bakar karena pakaian produk menjanjikan pengurangan bahaya yang terkait dengan
terbakar pada anak kecil sekarang menyebabkan hanya bagian korek api sigaret tertentu yang mudah digunakan yang lazim
kecil dari luka bakar pada anak. Meskipun ada penarikan pa- terdapat di dalam rumah.
kaian yang mengandung-Tris karena kemungkinan mutage- Beberapa luka bakar karena penyalaan api oleh anak atau
nisitas, standar federal terhadap bahan yang dapat terbakar ma- remaja. Pada anak kecil, ini biasanya menggambarkan per-
sih diterapkan pada pakaian tidur anak. Orangtua tidak boleh mainan penjelajahan. Namun, perilaku demikian pada anak
mengelakkan peraturan protektif ini dengan menggunakan yang lebih tua dan remaja dapat menandakan gangguan ting-
kaos dalam katun untuk pakaian dalam bayi dan anak. kah laku yang serius dan memerlukan evaluasi psikiatrik dan
Contoh lain modifikasi yang berbahaya mengakibatkan ba- keluarga yang cerrnat.
nyak pe4gurangan cedera yang melibatkan luka bakar air pa-
nas karena air leding. Air panas menyebabkan 40Vo cederc
luka bakar pada anak yang memerlukan rawat inap, dan se- KERACUNAN
(Lihat Bab 666)
kurang-kurangnya 25Vo dari luka bakar air panas ini melibat-
kan air leding. Tidak seperti luka bakar api, anak dengan luka
Kematian karena keracunan pada anak telah menurun seca-
bakar air panas, biasanya tidak meninggal dunia; namun, ba-
ra dramatis pada dua dekade terakhir, terutama untuk anak
nyak anak menghadapi rawat inap yang lama, berkali-kali pro-
yang berumur kurang dari 5 tahun. Pada tahun 1970,226 ke-
sedur bedah, dan pencacatan yang berat. Risiko luka bakar
matian anak karena keracunan terjadi pada anak di bawah
ketebalan-penuh bertambah secara geometri pada suhu air di
umur 5 tahun, dibanding dengan hanya 49 kematian pada ta-
atas 130'F. Pada 150"F luka bakar ketebalan-penuh akan diha-
hun 1990. Pencegahan keracunan merupakan strategi efektivi-
silkan pada orang dewasa dalam 2 detik. Manuver pencegahan
tas pasif-pengemasan tahan-anak (yang sukar dibuka oleh
sederhana dan efektif adalah menurunkan suhu pemanas air
anak-anak) dan batas dosis per botol. Undang-undang pence-
sampai 125'F. Pada posisi ini, pencuci piring dan mesin cuci
gahan Pengemasan Racun sekarang meliputi 16 kategori pro-
akan masih bekerja secara efektif, tetapi risiko untuk cedera air
duk rumah tangga dan hampir semua resep obat. Undang-
panas yang serius adalah sangat menurun. Di beberapa kota,
undang ini sungguh telah efektif dalam menurunkan kematian
perusahaan energi lokal akan menurunkan suhu tanpa biaya.
dan rawat inap di rumah sakit karena racun. Namun, kesetiaan
Pada tahun 1980, Florida menjadi negara bagian pertama yang
pada undang-undang oleh ahli farmasi hanya sebesar 70-j5%o
mengharuskan pemanas air disetel pada suhu l25oF.
saat ini, menunjukkan bahwa dokter harus selalu menetapkan
Hampir 70Vo dari semua kematian api di Amerika Serikat
bahwa resep dibagikan dalam wadah yang sukar dibuka oleh
terjadi di tempat tinggal pribadi. Dari kematian ini, 6070 dise-
anak (wadah tahan-anak;. Lagipula. kesulitan penggunaan wa-
babkan oleh asfiksia asap dan bukan luka bakar karena api.
dah yang sukar dibuka oleh anak (wadah tahan-anak) merupa-
Detektor asap memberikan cara yang tidak mahal tetapi efektif
kan penyebab penting dari keracunan pada anak kecil saat ini.
untuk mencegah sebagian besar kematian ini. Dokter dapat
Survei oleh Pusat Pengendalian Penyakit menemukan bahwa
mengubah perilaku orangtua dan menambah penggunaan de-
18,57o rumah tangga di mana terjadi keracunan pada anak
tektor asap dengan memberikan informasi mengenai detektor
umur kurang dari 5 tahun telah menggantikan penutupan yang
asap di tempat prakteknya.
sukar dibuka oleh anak dan 65Vo dari penutupan yang diguna-
Sigaret diperkirakan menyebabkan 45Vo dari semua ke-
kan tersebut tidak bekerja secara semestinya. Hampir 20Vo pe-
bakaran dan22Vo-56Vo dari kematian karena kebakaran rumah.
nelanan terjadi dari obat yang dimiliki oleh kakek/nenek,
Kombinasi merokok dan penggunaan alkohol tampak sangat
kelompok yang mempunyai kesukaran menggunakan wadah
mematikan. Kebanyakan sigaret yang dibuat di negeri ini me-
tradisional yang sukar dibuka oleh anak. Ada kebutuhan untuk
ngandung aditif pada kertas maupun tembakau yang memung-
penutupan aman pada anak yang lebih baik yang tidak memer-
kinkan mereka untuk membakar selama 28 menit, walaupun
lukan ketrampilan manual atau kekuatan yang lebih besar dari-
dibiarkan tanpa diisap. Jika sigaret aman kebakaran atau pa-
pada kemampuan orang dewasa yang lebih tua.
dam sendiri menggantikan jenis yang ada, hampir 2.000 kema-
Intervensi keracunan lain, seperti etiket "Mr. yuk',, adalah
tian dan lebih daripada 6.000 kebakaran akan dicegah setiap
jauh kurang efektif. Etiket ini tidak menghalangi anak kecil
tahun.
menelan obat terlabel dan kenyataannya dapat menarik anak di
Risiko kebakaran yang lazim lainnya meliputi luka bakar bawah umur 3'tahun. Tanda yang paling penting dari etiket
air panas dari teh, kopi, dan makanan yang panas; cedera pe- Mr. Yuk adalah nomor telpon pusat pengendalian racun lokal
tasan; dan luka bakar karena korek api rokok. Luka bakar air atau regional. Orangtua anak yang baru belajar berjalan harus
panas karena makanan panas adalah alasan yang paling lazim juga diberi botol sirup ipekak untuk disimpan di kotak obat.
untuk pemasukan luka bakar ke rumah sakit pada anak sebe- Dalam kasus terjadi penelanan, mereka harus mula-mula
lum umur 5 tahun. Menghindari penggunaan ketel atau wajan diperintahkan untuk memanggil pusat pengendali racun atau
listrik dengan kabel panjang, tidak menggunakan alat pem- dokter anak sebelum pemberiannya.
bantu bayi berjalan, tidak minum teh atau kopi yang panas se-
mentara memegang bayi, dan menjauhkan anak dari panci
TENGGELAM
pemasak di atas tungku akan membantu mencegah banyak dari
(lihat Bab 60.4).
cedera ini. Pembatasan masyarakat pada tipe tertentu dari pe-
tasan dan pengawasan orangtua terhadap semua penggunaan Pada tahun 1990, 1.626 tenggelam, rerutama dihubungkan
petasan telah efektif dalam mengurangi luka bakar, amputasi, dengan aktivitas rekreasi, terjadi pada anak dan remaja di
58 I Pengendalian Cedera 289

Amerika Serikat. Untuk anak, tenggelam peringkat kedua ninggal setiap tahun karena luka tembakan yang tidak dise-
hanya terhadap cedera kendaraan bermotor sebagai penyebab ngaja. Tambahan 8.000 anak dan remaja menderita sekuele
kematian traumatis. Walaupun tidak ada data yang tepat me- pernanen, tidak termasuk masalah emosional dan psikologis.
ngenai jumlah cedera akibat air yang tidak mematikan, di- Cedera senjata api tidak disengaja biasanya terjadi pada
perkirakan bahwa 140.000 terjadi setiap tahun karena aktivitas hunian keluarga; 85Vo kematian senjata api terjadi di rumah.
berenang saja. Menyelam dengan kepala pertama masuk air Pada kematian tambahan pada anak di bawah umur 16 tahun,
menyebabkan cedera air yang serius karena cedera medulla kemiskinan lebih sangat terkait dengan kematian tembakan
spinalis. Dari perkiraan 700 cedera medulla spinalis akibat dari daripada ras atau kepadatan populasi. Anak kulit putih perko-
aktivitas air setiap tahun, sebagian besar mengakibatkan taan mempunyai angka kematian terendah, anak kulit putih pe-
paralisis permanen. desaan ada di antaranya, dan anak kulit hitam perkotaan
Proporsi kematian tenggelam yang terkait kolam renang mempunyai angka kematian paling tinggi.
bervariasi menurut daerah negara'tersebut. Di Los Angeles, se- Bunuh diri sekarang penyebab kematian trauma yang pa-
tengah dari semua yang tenggelam terjadi di kolam renang pe- ling lazim ke-3 pada anak laki-laki remaja dan ke-4 pada anak
mukiman, serupa dengan daerah lain yang dengan jumlah perempuan. Selama masa dari tahun 1950 sampai dengan ta-
kolam renang yang banyak. Anak berumur kurang dari 5 tahun hun 1982, angka bunuh diri untuk anak dan remaja telah lebih
belum mengerti akibat jatuh ke dalam air dalam dan biasanya dari dua kali; angka bunuh diri telah naik dengan tambahan
tidak dapat meminta pertolongan. Sebagian korban anak teng- 27Vo anlara tahun 1982 dan 1992 saja. Senjata api memainkan
gelam selama terlepas dari pengawasan orangtua yang dise- peran penting pada kenaikan ini dan sekarang merupakan cara
babkan oleh tugas, bercakap-cakap, dan panggilan telpon. bunuh diri yang paling lazim pada laki-laki dan semua umur.
Secarajelas carayang paling efektif untuk mencegah teng- Perbedaan dalam frekuensi bunuh diri antara anak laki-laki
gelam dalam kolam masa anak adalah melalui pemagaran. Un- dan perempuan kurang terkait dengan jumlah upaya daripada
tuk menjadi paling protektif, perintang ini harus membatasi metode. Perempuan meninggal kurang sering pada percobaan
masuk kolam renang dari halaman dan tempat tinggal, penggu- bunuh diri karena mereka menggunakan cara yang kurang me-
naan pintu yang menutup sendiri dan mengunci sendiri, de- matikan, terutama obat-obat. Penggunaan senjata api pada tin-
ngan tinggi pagar sekurang-kurangnya 5 kaki, dan tidak dakan bunuh diri biasanya mengubah upaya bunuh diri
mempunyai pembukaan vertikal lebar lebih dari 4 inci. Pera- menjadi kematian.
turan yang mengharuskan pemagaran yang tepat telah terbukti Pembunuhan hanyake-2 terhadap tabrakan kendaraan ber-
efektif. Banyak orang telah menganjurkan "bayi air" dan in- motor pada penyebab kematian pada remaja di atas 15 tahun.
struksi renang lain untuk anak kecil. Kemanjuran tehnik demi- Pada tahun 1990, 4.264 anak dan remaja merupakan korban
kian belum teruji. Kemungkinan ada pada orangtua maupun pembunuhan; remaja bukan kulit putih menyebabkan hampir
anak menjadi kurang waspada sekitar air, mungkin dengan 50Vo dari total, membuat pembunuhan merupakan penyebab
konsekuensi yang tragis. kematian paling lazim pada remaja bukan kulit putih. Seka,
Pada remaja dan orang dewasa muda, alkohol dan penggu- rang hampir 95% pembunuhan pada anak laki-laki melibatkan
naan obat telah ditemrikan terlibat pada hampir 50% dari se- senjata apt,75Vo darinya adalah pistol.
mua kematian tenggelam. Pembatasan penjualan dan konsumsi Sekarang di Amerika Serikat, diperkirakan ada 210-220
minuman beralkohol dalam daerah mendayung, kolam, pela- juta senjata api. Selama dua dekade terakhir, lebih dari 6 juta
buhan, pangkalan kapal, dan pantai dapat memberantas ga- senjata api dijual di Amerika Serikat setiap tahun. Pistol me-
bungan aktivitas yang berbahaya ini. nyebabkan sekitar 2OVo senjala api yang digunakan saat ini,
Lisensi pemilik kapal yang lebih restriktif harus juga di- sekarang senjata ini terlibat pada gOVo kiminal dan penyalah-
pikirkan. Data penjaga pantai menunjukkan bahwa walaupun gunaan senjata api lainnya. Pemilik senapan rumah mening-
hanyaTVo perahu yang terlibat pada kecelakaan yang tidak ter- katkan risiko bunuh diri remaja 10 kali lipat dan pembunuhan
sedia alat pelampung orang, mereka merupakan 29Vo dari ke- remaja 4 kali lipat. Dalam rumah yang dengan senapan, risiko
matian berperahu. untuk penghuni jauh lebih besar daripada peluang senjara ter-
Risiko tenggelam dalam bak mandi (bathtub) adalah sangat sebut akan digunakan melawan perampok; untuk setiap kema-
meningkat pada penderita dengan gangguan kejang, termasuk tian yang terjadi pada pertahanan diri, dapat ada 1,3 kematian
anak yang lebih tua dan remaja. Penderita ini harus diinstruk- tidak disengaja, 4,6 pembunuhan, dan 37 bunuh diri.
sikan untuk memakai pancuran (shower) sebagai pengganti Data ini agaknya menunjukkan bahwa semua senjata api,
penggunaan bak mandi. pistol, memberikan risiko terbesar pada kesehatan anak dan re-
maja. Jalan masuk ke pistol oleh remaja sangat lazim dan tidak
CEDERA SENJATA API terbatas pada mereka yang terlibat dalam aktivitas geng dan
kriminal. Pengaturan dan pelenyapan pistol, bukannya semua
Cedera pada anak dan remaja yang melibatkan senjata api senjata api, akan tampak merupakan fokus upaya yang paling
terjadi pada tiga keadaan yang berbeda: cedera tidak disengaja, tepat untuk mengurangi luka tembak pada anak dan remaja.
upaya bunuh diri, dan serangan. Pada setiap kasus, cedera Satu pendekatan adalah informasi dan kampanye pendidi-
yang terinduksi dapat mematikan atau dapat mengakibatkan kan dalam senjata dengan aman, Tidak ada data yang mendu-
sekuele permanen. kung efektivitas program tersebut dalam menurunkan jumlah
Pada anak umur di bawah 18 tahun, senjata api merupakan angka tembakan pada anak. Tanpa memandang manfaat pen-
penyebab peringkat ke-5 kematian karena trauma tidak dise- didikan keamanan, senjata api di lingkungan rumah memberi-
ngaja di Amerika Serikat. Lebih dari 700 anak dan remaja me- kan risiko pada anak dan remaja, yang belum mengembangkan
290 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

pertimbangan yang cukup untuk keamanan penanganan senjata Rivara FP, Gurney JG, Ries RK, et al: A descriptive study oftrauma, alcohol,
ini. Pelenyapan senjata api ini dari lingkungan anak dan rema- and alcoholism in young adults. J Adolesc Health 13:663, lgg2.
Robertson LS: Injury Epidemiology. New york: Oxford University press,
ja merupakan kunci yang diperlukan untuk mengurangi kema-
1992.
tian dan luka dengan senjata api. Lagipula, pendidikan kea- Thompson RS, Rivara FP, Thompson DC: A case-control study of the effec_
manan tidak akan mempunyai pengaruh terhadap penggunaan tiveness ofbicycle safety helmets. N Engl J Med 320:1361, 19g9.
senjata api pada pembunuhan dan bunuh diri. Kebanyakan Walton W: An evaluation of the Poison Packaging prevention Act. pediatricl
69:363, 1982.
pembunuhan adalah antara keluarga atau kenalan dan merupa-
Wilson M, Baker SP, Teret S, et al: Saving Children: A Guide to Injury pre-
kan tindakan kemarahan. Pelenyapan pistol akan secara pasti vention. New York: Oxford Uiriversity press, 1991.
tidak melenyapkan perdebatan, tetapi akan mengurangi ke- Wintemute GJ: Childhood drowning and near-drowning in the United States.
mungkinan akhir yang mematikan. Pada penyerangan, peluang Am J Dis Child 144:6663, 1990.
kematian adalah lima kali lebih besar dengan senjata api dari-
pada dengan pisau.
Dokter mempunyai tanggung jawab yang jelas untuk me-
nasehati orangtua dan anak mengenai kepemilikan senjata api.
Ini harus meliputi informasi menghilangkan mitos bahwa kelu- I Bes 59
arga lebih aman jika mereka memiliki pistol, risiko luka pistol
terhadap semua anggota rumah tangga, dan risiko khusus ter- Pelayanan Medik Gawat Darurat
hadap remaja lakilaki. Informasi pendidikan untuk dokter
anak nada nasehat keluarga dan remaja mengenai senjata dapat pada Anak
diperoleh dari American Academy of Pediatrics
Dena R.Brownstein dan Frederick p.Rivara
Agran PF, Castillo DN, Winn DC: Comparison of moror vehicle occupant in-
juries in restrained and unrestrained 4- to l4-year olds. Accid Anal prev
24:349.1992.
Pelayanan medis gawat darurat pada anak (pMG-A.y meru-
American Acatiemy of Pediatrics, Committee on Accident and poison preven-
tion and Committee on Fetus and Newbom: Safe transportation of prema- pakan konsep bukannya wujud tersendiri, dan merupakan
ture infants. Pediatrics 87 :120, 1991. perawatan berkelanjutan (Gb.59- I ). Dokter perawatan primer
Baker S, O'Neill B, Ginsburg MJ, et al: The Injury Fact Book, 2nd ed. New mempunyai peran penting dalam sistem PMG-A dan bertang-
York: Oxford University Press, 1992.
gungjawab untuk melengkapi orangtua dan anak dengan pen-
Barer S, Fowler C, Li G, et al: Head injuries incurred by children and young
adults during informal recreation. Am J Public Health 84:649, 1994. didikan pencegahan cedera dan jalan masuk sistem medis
Bergman AB, Rivara FG Richards DD, et al: Anatomy of a children,s bicycle gawat darurat (SMG), berperan serta pada pelatihan pemberi
helmet campaign. Am J Dis Child 144:"127, 1990. SMG dalam masyarakat dan menjadi terdidik-sendiri pada tri-
Callahan CM. Rivara FP: Urban high school youth and handguns. A school-
age yang tepat dan pengangkutan anak yang sakit berat. La_
based survey. JAMA267:3O38, 1992.
Chiavello C, Christoph R, Bond G: Infant walker related injuries: A prospec- gipula, pemberi perawatan primer mengkoordinasikan pera-
tive study of severity and incidence. Pediatrics 93:974, 1994. watan penderitanya yang paling berat, dari tempat praktek
Colletti RB: Longitudinal evaluation of a statewide network of hospital pro- sampai unit gawat darurat, melalui perawatan rumah sakit
grams to improve child passenger safety. Pediatrics 7:523, 1986. Davidson
sampai rehabilitasi dan reintegrasi ke dalam masyarakatnya.
L, Drrrkin M, Kuhn L, et al: The impact of the Safe Kids/Healthy Neighbor-
hood Injury Prevention Project in Harlem, 1988 through 1991. Am J public PEDOMAN ANTISIPASI. Kebanyakan cedera dapat dicegah
Health 84:580, 1994. (Bab 58). Juga, pengenalan awal dan penanganan beberapa pe-
Durkin M, Davidsi:n L, Kuhn L, et a[: Low income neighborhoods and the nyakit dapat mencegah perlunya perawatan gawat darurat.
risk of severe pediatric injury: A small area analysis in northern Manhattan.
Sama pentingnya adalah pendidikan untuk orangtua dan pem-
Am J Public Health 84:587, 1994.
Fingerhut LA, Ingram D, Feldman J: Firearm and non-firearm homicide beri perawatan mengenai pentingnya pelatihan pertolongan
among persons l5-19 years ofage. JAMA 267:3048,1992. pertama, pengenalan tanda dan gejala sakit serius atau cedera
Hampson NB, Norkool DM: Carbon monoxide poisoning in children riding in yang bermakna, dan petunjuk untuk mencari perawatan se-
the back of pickup trucks. JAMA 26'7:538, 1992.
gera. Surat selebaran tercetak, instruksi pemulangan dengan
Johnston C, Rivara F, Soderberg R: Children in car crashes: Analysis of data
for injury and use of restraints. Pediatrics 93:960, 1994. diagnosis standar, komunikasi lisan ielama kunjungan pera_
Kassirer JP: Guns in the household. N Engl J Med 329: I ll7, 1993. watan anak sehat atau akut, dan kalender pertolongan perta-
Kellermann AL, Rivara FP, Somes G, et al: Suicide in the home in relation to ma./kelas RKP semuanya merupakan mekanisme untuk meng_
gun ownership. N Engl J Med 327:467 , 1992.
informasikan orangtua prosedur perawatan gawat darurat.
Kellermann AL, Rivara FP, Rushforth NB, et al: Gun ownership as a risk fac-
tor for homicide in the home. N Engl J Med 329:1084, 1993. KESIAPSIAGAAN TEMPAT PRAKTEK. Sementara keburuhan
Langley J: The "accident prone child"-the perpetuation of a myth. Austral untuk kejadian resusitasi kardiopulmonal (RKp) penuh secara
Paediatr 18:243,1982. relatif jarang pada lingkungan tempar praktek, kebanyakan
Mcloughlin E, McGuire A: The causes, costs and prevention of childhood
praktek melihat anak dalam kebutuhan intervensi akut atau ra_
bum injuries. Am J Dis Child 144:6?7, 1990.
National Academy of Sciences: Injury in America: A Continuing public wat inap rumah sakit atas dasar reguler. Walaupun demikian,
Health Problem. Washington DC: National Academy press, 1985. pemberi perawatan primer dan staf mereka mungkin merasa
Quan L, Gore EJ, Wentz K, et al: Ten year study of pediatric drownings and dirinya kurang diperlengkapi terhadap penanganan penderita
near-drownings in King County Washington. Lessons in injury prevention.
dengan syok yang mungkin terjadi, gagal pernapasan, atau ke_
Pediatrics 83:1035, 1989,
Rivara FP: Child pedestrian injuries in rhe United States: Cunent status ofthe
jang dalam kamar periksa, atau yang memburuk secara akut
protrlem, potential interventions, and future research needs. Am J Dis Child sementara menunggu diperiksa. Kesiapsiagaan gawat darurat
144:692.1990. dalam kamar praktek memerlukan pelatihan dan pendidikan
59 I Pelayanan Medik Gawat Darurat pada Anak 291

Prevensi Tempat praktek perawalan primer

,/\

t\/\

Rehabilitasi Anak dan keluarga Perawatan pra-rumah sakit


Garnbar 59-1. Perawatan Berkelanjur
an PMG-A: Anak yang sakit
mengalami cedera yang berat akan
dan

bertemu dengan sejumlah besar per-


sonalia perawalan kesehatan dalam
\l
A
\/
dalam masyarakat

\
perjalanannya melalui sistem PMG-A.
\/
Sistem mulai maupun berakhir dalam
masyarakat.
Perawatan rumah sakiVkritis Unit gawat darurat

berkelanjutan untuk anggota staf, kebijakan dan prosedur un- bahwa peralatan yang diperlukan tersedia pada dokter yang
tuk intervensi gawat darurat, ketersediaan dengan cepat perala- bertugas, bahwa rekam medis yang merinci semua intervensi
tan resusitasi yang tepat, pengetahuan sumber lokal untuk dan respons anak berhasil, dan bahwa panggilan untuk respons
respons SMG dan pengangkutan, dan hubungan kerja dengan SMG atau pengangkutan tim dibuat dengan cara yang tepat
area unit gawat darurat untuk memastikan bahwa anak dirawat waktu.
dalam fasilitas dengan pakar perawatan gawat darurat anak. KEBIJAKAN DAN PROSEDUR. Protokol yang distandarisasi
PELATIHAN STAF DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN. untuk triage telpon dari penyakit berat atau anak yang terce -
Pengenalan awal oleh anggota staf kamar praktek bahwa anak dera sangat penting, terutama jika panggilan di luar jam kerja
memerlukan penanganan gawat darurat dapat terjadi pada diterima oleh persdnal bukan dokter, Bila status anak diper-
panggilan telpon di perjalanan, di ruang tunggu, atau di ruang tanyakan dan tersedia perawatan sebelum masuk rumah sakit,
pemeriksaan. Semua personal kamar praktek, termasuk mereka pengangkutan ambulans dalam perawatan dari personal yang
yang duduk di dekat meja terima atau penjawab telpon, harus terlatih lebih baik daripada mengangkut melalui mobil pribadi.
mampu mengenali anak dengan status perubahan mental, syok, Ini menghindari konsekudnsi medis yang berkemungkinan
atau distres/gagal pernapasan, dan menyadari rencana tindakan serius dari pengandalan pada orangtua yang tidak terampil dan
yang tepat untuk intervensi yang cepat. cemas, tanpa kemampuan memberikan cara bantuan hidup
Merupakan harapan yang masuk akal bahwa semua staf ru- dasar apapun, untuk mengangkut anik yang tidak stabil ke
ang praktek, termasuk resepsionis dan asisten medis, dilatih unit gawat darurat atau klinik.
RKP pada orang dewasa dan anak dan pertolongan pertama, Kebijakan dan prosedur tertulis untuk manajemen status
dan bahwa mereka mempertahankan diplomanya setiap tahun. asmatikus, obstruksi jalan napas atas, kejang, penelanan, syok,
Di samping kebutuhan ini, perawat dan dokter harus berlatih sepsis/meningitis, trauma, cedera kepala, anafilaksis, dan henti
dalam pendekatan yang sistematik terhadap resusitasi medis kardiopulmonal harus diadakan dan tersedia pada semua ang-
anak dan trauma pediatrik. Pengetahun dasar dapat diperoleh gota stafyang secara potensial terlibat.
melalui kursus yang dibakukan dalam dukungan kehidupan PERALATAN RESUSITASI. Tersedianya peralatan yang di-
anak lanjut yang diberikan oleh perhimpunan kedokteran dan perlukan merupakan bagian yang vital dari respons gawat da-
perawat nasional, dengan berkali-kali mendapat diploma ulang rurat yang mulus. Setiap praktek dokter harus mempunyai
penting untuk mempertahankan ilmu dan ketrampilan. Contoh peralatan resusitasi yang amat penting dan kotak obat dalam
kurikulum demikian meliputi: kursus dari American Heart As- kereta atau kotak (kit) resusitasi pediatri (Tabel 59-l). Kit ini
sociation's Pediatric Advanced Life Support (PALS), kursus harus diperiksa secara rutin dan ditempatkan di tempat yang
dari the Advanced Pediatic Lifu Support (APLS yang dispon- mudah dicapai yang diketahui oleh semua staf kamar praktek.
sori oleh American Academy of Pediatrics dan American Col- Obat yang kadaluarsa, laringoskop dengan sumber cahaya
Iege of Emergency Physicians, dan kursus Emergency Nurses yang telah lemah, atau tabung oksigen yang kosong merupa-
Pediatric (ENPC) dan manual instruksi-diri Pediatric Emer- kan bencana dalam lingkungan resusitasi yang dapat dengan
gency Nursing yang disponsori oleh Perhimpunan Perawat Ga- mudah dihindari jika daftar peralatan dan program rumatan di-
wat Darurat. laksanakan. Staf yang bertanggung jawab harus mendapat lati-
Untuk mempermudah respons gawat darurat bila anak me- han pelayanan secara teratur mengenai lokasi dan penggunaan
merlukan intervensi cepat dalam kamar praktek, semua per- peralatan, tugas yang mungkin paling baik diselesaikan de-
sonal harus mempunyai peran sebelum ditetapkan. Meng- ngan program "kode tiruan" teratur di mana semua staf tempat
organisasi "tim sandi" dalam kamar praktek akan memastikan praktek berperan serta. Masuk dalam kit pediatrik dari poster,
292 BAGIAN Vlll a Anak Sakit A,kut

TABEL 59-1 Peralatan dan Obat-obat Pediatrik unruk Kamar Prakrek kartu berlaminasi, atau tape resusitasi yang mengkhususkan
Gawat Darurat
dosis obat gawat darurat dan ukuran peralatan sesuai umur,
Peralatan Respirasi berat badan, atau tinggi badan akan tidak terhingga nilainya
Si I i nder oksi gen dengan
llowme r e r dalam menghindari kesalahan terapeutis kritis saat resusitasi.
il*,;, Ji,i;."-;fiffiJ;fi an ak, de*asa TRANSPORTASI. Setiap ruang prakrek harus dipersiapkan
R esusitator-sungkup-kantong-berkatup, dengan untuk memulai resusitasi pada anak dengan masalah medis
re s e nt o i r-anak, dewasa yang mengancam jiwa. Persiapan ini harus meliputi, mini_
Mesin pengisap
mum, cara untuk memberikan oksigenasi yang cukup, venti_
Ujun$.pengisap Viidauer , ,i i:,
lasi, dan perfusi. Keputusan harus dibuat mengenai bagaimana
Kateter pengisap-8F. l0F, l4F
Jalan napas oral-0-5 untuk mengangkut anak tersebut ke perawatan definitif yang
Kanula hidung-bayi, anak, dewasa tersedia fasilitas yang mampu seketika anak telah distabilkan.
PiPa naSogastri\-8F? tl0Fl 14F ,, Jika anak memerlukan dukungan jalan napas atau kardiovas-
.

Pipa makanan-5F, 8F kular agresif, status mental telah terganggu, terus menerus
Pera.latan intubasi- memiliki tanda vital yang tidak stabil, atau mempunyai ke-
Peganganan laringoskop dengan mungkinan untuk memburuk dalam perjalanan, adalah tidak
Pisau lurus 0, l, 2 tepat mengirim anak dengan mobil pribadi, tanpa memandang
Pisau lurus atau bengkok 2, 3
dekatnya rumah sakit. Bahkan bila ambulans dipanggil, adalah
Pipa,gndotrakirea'
ua ciluuu arutca
tanggung jawab pemberi perawatan primer untuk memulai
Pipa tanpa balon diamerer intemal 3,Q;3,5; 4,0: 4,5;
cara dukungan kehidupan esensial sebelum diangkut.
5.0,r*5 rn
Jtwr,:,J!!irlllll :":r:::,:: lli::::::: r:,;,liji
Berbalon diameter inteinal 6,0; 7,0 mm Li Di pusat-pusat metropolitan dengan banyak perwakilan
Mandrin-bayi. dewasa ambulans publik dan swasta, pemberi perawatan primer harus
Detekror COz akhir-ridal sekati pakai ( banyak mengetahui mengenai tingkat pelayanan yang diberi-
lr{ebuliser kan oleh masing-masing. Variabilitas yang nyata akan ditemu-
Tatalaksana Cairan ..1
kan antara perwakilan berkenaan dengan ketersediaan pela-
:,I{aieter IV;pe,q, di'iia; jarum,.ukp,sini.1.L6,,..'1$.,?0;l?lpdiiiii,
ukuran*21,2.i,25 i '' 1
yanan dukungan kehidupan yang dasar dibanding dengan yang
Jarum kupu-kupu,
"' lanjut, susunan tim pengangkutan, dan pakar pediatrik. Mung-
19,$"n iru
pifill*i:
aa5rr, pa1,lluoholli,1*nisu"ti
[il,3.tt'
Sbt i$fus pediatrilalat pqngoitqml:volufi e,ii
..., kin tepat untuk mempertimbangkan pengangkutan aeromedis,
Jarum intraosseadlkuiaill 5i I 8
bila perawatan yang menentukan atau spesialis tidak tersedia
Cairan isotonik (larutan salin normal atau Ringei;s lakrag dalam masyarakat, atau bila waktu pengangkutan darat adalah
Pemantaqan lama. Dalam hal demikian, pengangkutan awal melalui darat
Manset tekanan darah-bayi, anak, dewasa ke rumah sakit lokal selama interval stabilisasi dapat dilaku-
Tdnsimeter kan seraya menunggu datangnya tim aeromedis. Bila anak ha-
Monitor janrung rus diangkut melalui udara atau ambulans darat, kopi rekam
Oksimeter nadi dengan pemeriksaan bayi dan pediatrik medis yang bersangkutan dengan.si anak dan juga setiap pe-
M oni tor EKC/defi brilaror dengan hanraran pedi atrik*
meriksaan radiografi atau hasil laboratorium harus dikirim
Monitor tekanan darah ultrasonogiafi Dopplei '
bersama penderita (Tabel 59-2) dan panggilan dilakukan untuk
Papan tldnti Jantung
Obai.obitan :,
dokter di fasilitas penerima untuk mengingatkan mereka terha-
Resusitasi.. ,,: r ' dap rujukan tersebut dan terapi apapun yang telah diberikan.
, Epinefrinn!:${ l:10.C}00 i..;n Pemberitahuan sebelumnya tersebut tidak hanya kebaikan, ka-
Atropin rena komunikasi langsung antara dokter dengan dokter adalah
N atri u m bi karbonar--4,2Vo, 8,4?o sangat penting untuk memastikan pengiriman informasi pera-
C lukosa*larutan 25Vo watan penderita yang tepat, untuk memungkinkan mobilisasi
Antikonvulsan
Lorazepam atau diazepam
Fenobarbital
TABEL 59-2 Daftar untuk Transportasi Penderita
Antibiotik. parenreral
Racun
Ipeltak ,i 1 ,;,,,, -
Arang kayu akrif
Respirasilalergi
Albuterol unruk inhalasi
Epinefrin-l : 1.000
M eti I p red n i sol on/p redn i sol on
Dilenhidramin, parenteral
Lain-lain
Naloxone

Jenis terserah
59 I Pelayanan Medik Gawat Darurat pada Anak 293

sumber yang perlu pada unit gawat darurat, dan untuk menga- kan pertolongan pertama pada mereka yang dilatih dan
rahkan kembali pengangkutan jika dokter gawat darurat me- dilisensi untuk memberikan dukungan kehidupan lanjut di la-
rasa bahwa anak akan lebih baik ditatalaksana di fasilitas de- pangan.
ngan pelayanan terspesialisasi. Penanggap pertama mungkin merupakan petugas penye-
Tidak semua unit gawat darurat sama kemampuannya me- lenggara hukum, pemadam kebakaran, atau sukarelawan ma-
nangani anak sakit atau terluka, dan merupakan tanggung ja- syarakat yang diberangkatkan untuk memberikan bantuan me-
wab dokter yang merujuk untuk menyadari kemampuan pe- dis gawat darurat. Mereka mempunyai sekitar 40 jam latihan
diatri rumah sakit di daerah ini. Hasil akhir untuk penderita dalam pertolongan pertama dan resusitasi kardiopulmonal
yang sakit dan terluka berat dapat lebih baik bila dirawat di (RKP). Peran mereka adalah untuk memberikan respons cepat
pusat rujukan regional. Hal ini terutama benar untuk gawat da- dan stabilisasi, sambil menunggu datangnya personal yang le-
rurat neonatus, trauma besar, luka bakar, cedera kepala, dan bih terlatih. Pada beberapa masyarakat yang lebih kecil; ini
masalah bedah anak tertentu. Dengan demikian, sementara sta- akan merupakan respons medis gawat darurat sebelum masuk
bilisasi awal penderita ini dilakukan di rumah sakit umum lo- rumah sakit satu-satunya.
kal, perawatan yang menentukan dan jangka-panjang dapat
Tehnisi medis gawat darurat (TMG) adalah sukarelawan
dilakukan lebih baik di pusat-pusat rujukan utama terutama
atau profesional yang digaji yang memberikan bagian terbesar
yang diperlengkapi untuk memberikan perawatan demikian.
respons medis gawat darurat di Amerika Serikat. TMG dasar
dapat menjadi staf ambulans sesudah mengalami program pe-
PERAWATAN ANAK SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT latihan sekitar 100 jam. Mereka dilisensi untuk memberi pe-
layanan dukungan kehidupan dasar, tetapi dapat menerima
Perawatan sebelum masuk rumah sakit merujuk pada ban- pelatihan lebih lanjut untuk memperluas cakupan praktek me-
tuan gawat darurat yang diberikan oleh personal medis gawat reka sampai pemasukan fV dan pemberian cairan, intubasi en-
darurat terlatih sebelum anak mencapai fasilitas medis tetap. dotrakhea, dan penggunaan defibrilator eksterna automatis, di
Sementara kebanyakan masyarakat di Amerika Serikat mem- bawah arahan penasehat dokter.
punyai sistem SMG yang diresmikan, sifat dari respons medis Paramedis, atau TMG-P, mewakili tingkat tertinggi res-
gawat darurat yang tersedia sebagian besar tergantung pada pons TMG, dengan pelatihan medis dan pengalaman lapang-
demografi lokal dan populasi dasar. Pelayanan medis gawat an yang diawasi sekitar 1.000.2.000 jam. Mereka memberikan
darurat dapat diberikan oleh sukarelawan atau profesional pelayanan dukungan hidup lanjutan pada lingkungan sebelum
yang dibayar. Ada sejumlah petunjuk yang penting diketahui masuk rumah sakit, ambulans yang berfungsi yang diperleng-
dalam memikirkan perbatasan antara dokter masyarakat dan kapi sebagai unit perawatan intensif mobil. Kemampuan para-
sistem SMG lokal. Petunjuk ini meliputi jalan masuk ke medis dapat meliputi intubasi endotrakhea; pienempatan pipa
sistem, kemampuan penyedia, respons/waktu pengangkutan, perifer, sentral, dan intraossea; pemberian obat IV; pemberian
dan tujuan. aerosol nebulisasi; thorakotomi jarum dan kardioversi/defibri-
JALAN MASUK Xe SlSfeU SMG. Kebanyakan masyarakat lasi. Paramedis bekerja di bawah pengawasan penasehat dokter.
metropolitan dan banyak masyarakat pedesaan di Amerika Se- Konfigurasi tim pengangkutan aeromedis dapat sangat ber-
rikat mempunyai sistem telepon "91 I " yang memberikan jalan variasi dan dapat meliputi dokter, perawat, alhi terapi perna-
masuk langsung pada orang yang memberangkatkan, yang pasan, atau paramedis. Jumlah pelatihan pediatri dari anggota
mengkoordinasi polisi, pemadam kebakaran, dan respons me- tim akan juga bervariasi, dan adalah penting untuk memasti-
dis gawat darurat. Beberapa masyarakat mempunyai sistem kan bahwa standar perawatan yang tepat akan diberikan sela-
"9ll yang diperkuat", di mana lokasi pemanggil secara auto- ma dalam fasilitas pengangkutan.
matis diberitahukan pada orang yang memberangkatkan, se- Tingkat pelatihan personal pra-rumah sakit yang diarahkan
hingga memungkinkan respons gawat darurat walaupun pe- pada tempat gawat darurat medis akan tergantung pada ke-
manggil, seperti anak kecil, tidak dapat memberikan alamat. parahan penderita, sumber yang tersedia, dan protokol lokal.
Luasnya pelatihan medis pada orang yang memberangkatkan Adalah penting untuk menyadari bahwa perhatian baru-baru
ini bervariasi antara masyarakat, seperti yang dilakukan pro- ini hanya difokuskan pada perawatan pediati pra-rumah sakit.
tokol bagaimana mereka memberikan fespons gawat darurat. Hanya sekitar lUVo dari semua panggilan SMG adalah untuk
Pada beberapa masyarakat yang lebih kecil, tidak ada pengi- gawat darurat anak. Pelatihan dan peralatan untuk perawatan
riman yang terkoordinasi dan panggilan medis gawat darurat gawat darurat anak secara historis kurang diperhatikan dalam
ditangani oleh perwakilan penyelenggara hukum lokal. kurikulum diploma nasional dan oleh perwakilan SMG teru-
Dalam mengaktifkan sistem "911", adalah penting bagi tama dicocokkan ke arah penderita dewasa. Pada beberapa
dokter untuk membuatnya jelas pada orang yang memberang- masyarakat, perawatan pra-rumah sakit pediatri standar mung-
katkan mengenai sifat dari gawat darurat medis dan keadaan kin tidak cocok dengan perawatan yang diberikan pada pende-
anak. Di beberapa masyarakat, orang yang memberangkatkan rita dewasa dengan keparahan yang sama. Inisiatif Pelayanan
akan dilatih menanyakan serangkain pertanyaan per protokol, Medis Gawat Darurat untuk Anak (PMG-A) yang disponsori
sehingga memungkinkan mereka untuk mengirimkan tenaga oleh Biro Kesehatan Anak dan Ibu, Pelayanan Kesehatan
medis gawat darurat dari tingkat pelatihan yang sesuai. Masyarakat Amerika Serikat, telah memberikan uang bantuan
KEMAMPUAN PEMBERI PERAWATAN. Ada banyak tingkat program perkembangan untuk memperbaiki pelayanan gawat
pelatihan untuk pemberi perawatan SMG sebelum masuk ru- darurat anak di banyak negara bagian. Ini telah meningkatkan
mah sakit, berkisar dari individu yang mampu hanya memberi- kesadaran terhadap kebutuhan khusus dari anak yang sakit
294 BAGIAN Vlil a Anak Sakit Akut

TABEL 59-3 Skor Trauma Pediatrik*

Dari Ford EG: Trauma triage.ln'. Ford EG, Andrassy RJ (eds): Pediatric Trauma Inilial Assessment and Management. Philadelphia, WB Saunders, 1944, p I l2

akut dan terluka, dan perkembangan banyak program dan pro- PENDERITA PEDIATRI DI UNIT GAWAT DARURAT
duk yang memperkuat perawatan mereka. RUMAH SAKIT: PRIORITAS DALAM RESUSITASIANAK
RESPONS/VVAKTU PENGANGKUTAN. Tergantung pada de-
mografi masyarakat, lokasi kejadian, dan sifat pelayanan SMG Sebagian besar anak yang memerlukan perawatan gawat
yang tersedia, waktu respons SMG sesudah panggilan untuk darurat akan dievaluasi di rumah sakit masyarakat oleh dokter
bantuan dapat berkisar dari beberapa menit sampai lebih lama dengan berbagai tingkat pelatihan dan pengalaman pediatri.
daripada satu jam. Sayangnya, bahkan pada masyarakat de- Anak menyebabkan sekitar 25Vo dari semua kunjungan ruang
ngan waktu respons yang relatifcepat, mungkin ada keenggan- gawat darurat, tetapi hanya sebagian dari mereka yang akan
an untuk memanggil bantuan yang didasarkan pada salah per- mewakili gawat darurat yang "sebenarnya". Karena volume
sepsi bahwa 9l I harus diaktifkan hanya untuk resusitasi yang gawat pediatri adalah rendah, dokter dan perawat gawat daru-
sempurna. Jika anak secara fisiologis tidak stabil (dengan dis- rat sering mempunyai kesempatan terbatas untuk memperkuat
tres pernapasan berat, sianosis, tanda syok awal, atau status pengetahuan dan ketrampilannya dalam resusitasi anak. Dok-
mental berubah) atau mempunyai kemungkinan berarti untuk ter ahli anak dari masyarakat dapat dimintai nasehat bila anak
memburuk dalam perjalanan ke unit gawat darurat, atau jika sakit atau terluka berat datang ke unit gawat darurat, danharus
ada pertanvaan mengenai apakah orangtua dapat dipercaya ter- mempunyai pendekatan terstruktur terhadap evaluasi dan pe-
hadap ketaatan segera pada rekomendasi untuk evaluasi unit nanganan awal anak yang tidak stabil pada setiap umur, tanpa
gawat darurat (UGD), pengangkutan SMG harus dimulai. Ba- memandang diagnosis yang mendasari. Pengenalan awal ke-
haya yang terkait terletak pada sikap bahwa orangtua yang lainan yang mengancam jiwa dalam oksigenasi, ventilasi, per-
menganggap dapat mencapai rumah sakit "lebih cepat" dengan fusi, dan fungsi sistem saraf sentral (SSS), dan intervensi cepat
mobil pribadi. Harus diingat bahwa tanggung jawab hukum untuk mengkoreksi kelainan tersebut, merupakan kunci keber-
untuk penderita terletak pada dokter yang merujuk, sampai hasilan resusitasi pediatri.
tanggung jawab untuk perawatan secara resmi dipindahkan Henti kardiopulmonal pada anak jarang merupakan akibat
pada pemberi perawatan medis lain. kejadian jantung primer. Agaknya henti penuh pada anak bia-
TUJUAN. Tempat tujuan ke mana TMG mengangkut pen- sanya akibat dari iskemia miokardium yang Iama yang di-
derita anak dapat ditentukan oleh pilihan orangtua, pilihan hubungkan dengan hipoksemia yang tidak diterapi atau syok
pemberi perawatan, atau protokol perwakilan. Di masyarakat yang tidak diterapi. Pada saat jantung terus menerus menga-
dengan sistem trauma yang terorganisasi atau sistem.penun- lami serangan hipoksia yang cukup untuk mengakibatkan asis-
jukan anak didasarkan pada kemampuan obyektif dari daerah tol, SSS mengalami serangan asfiksia berat terus menerus
rumah sakit, beratnya sakit atau terlukanya anak dapat di-lri- juga. Ini menyebabkan hasil akhir.yang buruk pada anak yang
age oleh protokol senter tingkat-tertinggi dalam kerangka dibawa ke unit gawat darurat dengan RKp terus menerus. Se-
waktu yang layak. Skor Trauma Pediatri (STP) (Tabel 59-3) mentara frekuensi pemulangan yang dilaporkan dari rumah
atau Skor Trauma yang di-Revisi (STR) dapat digunakan un- sakit untuk anak dengan henti kardiopulmonal pra-rumah sakit
tuk menilai keparahan cedera. Anak dengan STP 8 atau STR berkisar daiOVo sampai ZlVo,merckayang dengan hasil akhir
11 harus diterapi di pusat taruma yang ditunjuk. Di masyarakat neurologis yang baik adalah dengan cepat diresusitasi di la-
yang tidak mempunyai rumah sakit dengan sumber peralatan pangan dan tiba di unit gawat darurat dengan irama perfusi.
dan personal untuk memberikan perawatan rawat inap yang . Pada kasus anak yang terus menerus apnea dan tanpa nadi
pasti, pengangkutan antar fasilitas si anak ke pusat regional pada saat tiba di unit gawat darurat, terapi farmakologis agre-
dapat dilakukan sesudah stabilisasi awal. Pemberi perawatan sif dapat membina kembali perfusi irama jantung tetapi mati
primer dapat dilibatkan pada proses pengambilan keputusan, otak, atau ketahanan hidup dengan gangguan neurologis yang
dan harus membuat penilaian yang kritis dari kemampuan serius, adalah hal biasa.
perawatan intensif rumah sakit anak lokal. Bila pengangkutan Apakah anak datang dengan gangguan kardiovaskular, per-
antar fasilitas harus dilakukan, indikasi untuk pemindahan, napasan, neurologis, infeksi primer atau gangguan metabolik,
persetuJuan orangtua untuk pemindahan, dan penerimaan pen- tujuannya adalah mengenali awal insufisiensi pernapasan dan
derita oleh dokter yang menerima semua harus secara jelas di- sirkulasi. Manajemen spesifik dari keadaan penyakit ini dan
dokumentasi pada rekam medis. informasi mengenai resusitasi kardiopulmonal dan manajemen
59 I Pelayanan Medik Gawat Darurat pada Anak 295

TABEL 59-4 Survai dan Resusitasi Anak Pnmer dera yang berarti di atas jajaran klavikula. Secara optimal,
imobilisasi ini harus dilakukan di lapangan. Jika imobilisasi
spinal telah dilakukan dalam lingkungan pra-rumah sakit, imo-
bilisasi ini harus dicapai segera pada pemasukan ke unit gawat
darurat. Sedang pemasangan kollar leher kaku, ukuran yang
sesuai akan membantu imobilisasi spinal, imobilisasi spinal ini
tidak mencegah gerakan. Karenanya anak harus diimobilisasi
pada papan punggung, dengan menggunakan gulungan handuk
atau gulungan selimut untuk melenyapkan ruang mati dan pita
(tape) adhesif 2-in menyilangi dahi untuk mengamankan kepa-
la anak pada papan. Harus hati-hati untuk memastikan penja-
jaran kepala dan leher yang netral pada papan punggung. Pada
anak yang lebih muda, hal ini dapat melibatkan penempatan
handuk kecil di bawah bahu untuk mencegah oksiput besar si
anak menyebabkan fleksi spina servikalis. Karena anak sangat
rentan terhadap cedera medulla spinalis tanpa kelainan pada
foto spina servikalis lateralis, anak tidak boleh dipindahkan
dari papan sampai pemeriksaan klinik dan radiologis penuh
diselesaikan. Ini harus meliputi minimum pandangan AP
(anterior-posterior), lateral, dan odontoid mulut-terbuka. To-
mografi komputasi (CT), pencitraan resonansi magnetik
(MRI), atau pandangan fleksi-ekstensi mungkin perlu dilaku-
kan jika pemeriksaan neurologi si anak atau mekanisme cede-
ra memberi kesan cedera medulla spinalis.
Manajemen jalan napas seringkali disebutkan sebagai kun-
ci terhadap keberhasilan resusitasi anak. Karena kepelikan
anatomi jalan napas anak, kerentanan penyakit infeksi, dan
kerentanan terhadap aspirasi benda asing karena penjelajahan
oral anak baru bisa jalan, gawat darurat jalan napas adalah sa- .

ngat lazim. Dalam menilai jalan napas, mencari bukti adanya


pencembungan dada yang sesuai dan mencari tanda peningkat-
an kerja pernapasan, seperti retraksi dan penggunaan otot tam-
bahan. Mendengarkan pada trakhea untuk mencari suara ab-
normal, seperti dengkur, mendeguk, atau stridor, dan pada la-
pangan paru perifer untuk kecukupan upaya inspirasi. Terde-
ngar gerakan udara pada ekspirasi dan memastikan trakhea
ada di garis tengah.
Jikajalan napas terbuka, tanpa bukti adanya obstruksi, me-
mungkinkan anak mempertahankan posisi nyaman dan beri
jalan napas dan penatalaksanaan cairan tercakup pada Bab 60' tambahan oksigen, seperti yang diperlukan, lebih baik dengan
Intervensi awal dicocokkan ke arah pencegahan perburukan sungkup atau pipa hidung bercabang. Jika anak mempunyai
hipoksemia dan hipoperfusi sampai henti kardiopulmonal pe- bukti adanya obstruksi jalan napas parsial atau total, reposisi
nuh, dengan prognosis pelayanannya buruk. Selama survei kepala, menempatkan anak pada posisi "menghirup" dengan
primer (Tabel 59-4), keadaan yang mengancam jiwa dikenali menggunakan pengangkatan dagu dan dorongan rahang, hati-
dan resusitasi dimulai secara simultan. Intervensi harus dilaku- hati jangan menghiperekstensi leher. Darah, sekresi, atau isi
kan pada perburukan yang bertingkat, dari yang kurang invasif lambung harus dikeluarkan dari mulut dengan alat isap kaku.
ke yang paling invasif, dengan penilaian kembali secara cer- Jika keterbukaan jalan napas penderita tidak dapat dibentuk
mat pasca setiap intervensi. Penilaian fisik dari kepala sampai atau dipertahankan dengan manuver ini, pertimbangan harus
ibu jari kaki, atau survei sekunder, dan perawatan yang me- diberikan untuk penempatan jalan napas mulut atau hidung.
nentukan harus dilakukan hanya sesudah survei primer selesai Alat ini jarang ditoleransi oleh anak yang sadar; penempatan
dan resusitasi yang sesuai dilakukan. "Pemimpin utama" ada- dapat menyebabkan sumbatan, muntah, dan kemungkinan as-
lah dokter ahli anak, ahli bedah, atau dokter gawat darurat, ko- pirasi.
munikasi yang jelas, kerja tim, dan dokumentasi yang teliti me- Intubasi orotrakhea (dengan imobilisasi manual spina ser-
rupakan hal yang penting agar resusitasi berjalan dengan baik. vikalis yang cocok pada korban trauma) mungkin diperlukan
A: SALURAN NAFAS (AIRWAYIIMOBILISASI SPINAL, Imo- jika manuver bantuan kehidupan dasar tersebut di atas tidak
bilisasi spinal merupakan bagian integral dari manajemen jalan berhasil. Intubasi nasotrakhea buta secara tehnik tidak mudah
napas pada penderita trauma pediatri. Spina servikalis harus dilakukan pada anak, karena glottis terletak sangat anterior
diimobilisasi pada setiap anak yang terus menerus menderita dan sefalad. Kenyataan bahwa bagian yang paling sempit dari
luka kecepatan-tinggi atau menderita trauma multipel atau ce- saluran pernapasan atas anak terletak pada setinggi cincin
296 BAGIAN VIII Anak Sakit Akut
'
krikoid, di bawah jajaran lubang glottis, menentukan bahwa menghalangi gerakan diafragma dan menambah risiko aspirasi
hanya pipa endotrakheal tanpa balon yang dipilih untuk anak isi lambung. Distensi lambung dapat diminimalkan dengan pe-
berumur di bawah 8 tahun. Induksi cepat berurutan, dengan masangan tekanan krikoid, dan dengan penempatan pipa naso-
pemberian atropin fV, agen penghambat neuromuskular, dan gastrik atau orogastrik untuk mengempeskan lambung. Jika
sedatif mungkin diperlukan untuk menyelesaikan dengan anak gagal berespons terhadap ventilasi tekanan positif dengan
aman prosedur tersebutjika anak sadar. Pada keadaan yangja- perbaikan warna, frekuensi jantung, dan tingkat kesadaran,
rang di mana intubasi endotrakhea tidak dapat dicapai karena peralatan dan tehnik harus diperiksa untuk memastikan bahwa
trauma wajah atau leher yang berat atau obstruksi total jalan anak terventilasi secara efektif. Jika ventilasi sungkup-kan-
napas atas, krikothirotomi jarum, dengan menggunakan kateter tong-katup tidak berhasil atau ventilasi tekanan positif lama
jarum ukuran 12 sampai 14, dengan penyemprotan jet l00%o akan diperlukan, harus dilakukan intubasi endotrakhea.
oksigen,. dapat menyelamatkan jiwa. Pneumothoraks harus dipikirkan pada penderita trauma
Dalam menatalaksanajalan napas anak, adalah penting di- yang datang dengan kegagalan pernapasan, terutama penderita
ingat bahwa peralatan jalan napas orang dewasa tidak dapat di- yang tidak membaik dengan penambahan oksigen dan venti-
sesuaikan untuk penggunaan pada penderita anak. Kateter pe- lasi tekanan positif. Secara klasik, pneumothoraks tekanan
ngisap ukuran yang tepat, satu set penuh pisaujalan napas oral menyebabkan pelemahan suara pernapasan dan hiper-reso-
dan pisau laringoskop, pipa endotrakhea tanpa balon ber- nansi pada hemithoraks yang terkena; pergeseran mediasti-
diameter internal 2,5-5,5 mm, dan pipa berbalon untuk anak num, sianosis, dan pengembangan vena leher, dan juga gang-
yang lebih tua harus merupakan bagian dari kit jalan napas ga- guan curah jantung karena penurunan aliran vena balik ke
wat darurat anak. jantung. Jika diagnosis dicurigai, masukkan jarum atau katetOr
B: PERNAFASAN (BFEAIHTIVG) Jika terbukanya jalan na- berjarum ke dalam sela iga kedua pada linea midklavikularis,
pas penderita dibina, evaluasi beralih pada penilaian kecukup- isap dengan semprit untuk memastikan adanya udara bebas,
an ventilasi menit, fungsi frekuensi pernapasan dan volume dan segera kempeskan dada. Terapi yang menentukan melibat-
tidal si anak. Pada anak yang sadar dengan upaya pernapasan kan penempatan pipa dada pada sela iga kelima, sebelah ante-
spontan, lihat sebelum menyentuh. Pengamatan saja akan me- rior linea aksilaris media.
mungkinkan kita mengevaluasi frekuensi pernapasan, warna si C: SIRKULASI (CIRCULATIONtr Evaluasi sirkulasi melibat-
anak, status mental, dan kerja pernapasan. Dengarkan pada tra- kan penilaian curah jantung dan, pada kasus trauma, identifi-
khea dan pada lapangan paru perifer untuk kecukupan masuk- kasi dan pengendalian kekurangan darah karena perdarahan.
an udara, simetri, dan kelainan suara pernapasan seperti kre- Hipovolemia adalah penyebab syok yang paling lazim pada
pitasi atau mengi. Penempatan probe oksimetri nadi, bila ada, anak, diikuti dengan syok septik dan kardiogenik. Tanda dan
akan memungkinkan penilaian terus menerus oksigenasi. Ta- gejala awal syok dapat tidak kentara, dan takikardia dapat me-
kipnea, bersama dengan peningkatan kerja pernapasan- rupakan satu-satunya temuan obyektif. Tungkai dingin, warna
ngorok, pelebaran (flarring), atau retraksi-dapat menggam- kulit burik atau pucat, waktu pengisian kapiler terlambat, dan
barkan patologi di suatu tempat pada percabangan trakheo- takipnea tanpa tenaga secara relatif merupakan tanda awal
bronkhus, parenkim paru, atau dinding dada. Namun, upaya syok, yang dapat disertai oleh terjadinya kelemahan atau tidak
takipnea dapat menggambarkan mekanisme kompensasi dalam ada nadi perifer, perubahan status mental, dan hipotensi jika
menghadapi syok dan asidosis metabolik, daripada masalah status.syok tidak dikenali dan diterapi. Anak dalam keadaan
pernapasan primer. Frekuensi pernapasan yang terlalu lambat syok akan mempertahankan tekanan darahnya dalam kisaran
menurut umur pada anak yang sakit merupakan tanda yang normal dengan meningkatkan frekuensi jantung dan tahanan
mengancam dan mungkin menggambarkan kegagalan dorong- vaskular perifer. Hipotensi merupakan tanda akhir syok dan ti-
an pernapasan sentral-seperti pada cedera kepala tertu- dak akan terjadi sampai'terdapat kehilangan akut lebih dari
tup-atau kelelahan pernapasan. Ini merupakan tanda peringa- 25Vo volume darah. Resusitasi syok harus dimulai jauh sebe-
tan henti pernapasan yang segera akan terjadi. Sianosis adalah lum penurunan tekanan darah.
tanda akhir gagal pernapasan. Prioritas awal pada terapi syok diarahkan pada pemulihan
Jika jalan napas terbuka dan ventilasi menit tampak cukup, perfusi organ vital yang cukup. Pada penderita trauma, syok
oksigen tambahan aliran-tinggi harus diberikan seraya menan- hampir selalu karena kehilangan darah. Upaya resusitasi awal
tikan evaluasi obyektif dari kadar oksigen arteri. Semua pen- harus meliputi pengendalian perdarahan, peninggian letak
derita sakit dan terluka serius harus mendapat tambahan tungkai bawah, pencegahan kehilangan panas, dan resusitasi
oksigen. Jika saluran pernapasan terbuka tetapi upaya perna- volume. Resusitasi volume juga merupakan dasar terapi pada
pasan spontan tampak tidak memadal, ventilasi tekanan positif anak dengan syok hipovolemik etiologi medik. Penggunaan
melalui alat sungkup-kantong-katup dengan reservoir oksigen pressor sebagian besar harus dicadangkan untuk kasus syok
harus dimulai. Indikasi untuk ventilasi tekanan positif-meli- kardiogenik, sepsis, atau neurogenik, dan jarang terindikasi
puti, tetapi tidak terbatas pada, warna yang buruk atau bradi- pada syok traumatis.
kardi yang tidak berespons pada oksigen tambahan, megap- Memperoleh jalan masuk vaskular pada anak dalam keada-
megap, periode apnea, distres pernapasan progresif, atau mun- an syok dapat sukar. Tempat yang dipilih adalah fossa anteku-
culnya kelelahan pernapasan. Perhatian yang sungguh- biti, dengan menggunakan kateter intravena (IV) berjarum
sungguh untuk mempertahankan tutup sungkup yang baik dan yang iendek. Jika upaya awal memasukkan satu, atau lebih
pengamatan terus menerus terhadap ketidakcukupan pengem- baik dua, pipa IV perifer berlubang besar tidak berhasil dalam
bangan dada adalah penting sekali. Ventilasi tekanan positif 2-5 menit, metode alternatif jalan masuk vaskular harus dila-
yang lama pada anak menyebabkan distensi lambung, yang kukan untuk mencegah penundaan yang membahayakan pada
59 I Pelayanan Medik Gawat Darurat pada Anak 297

Resusitasi volume awal penderita syok harus dengan cair-


an kristalloid isotonis. Jika penderita tidak menderita syok kar-
diogenik, bolus awal 20 mlkg yang dimasukkan secepat
mungkin harus diberikan. Bolus cairan lebih lanjut yang akan
diberikan didasarkan pada penilaian ulang respons penderita
terhadap terapi, dengan sering memeriksa tanda vital dan per-
hatian terhadap tanda perfusi organ-akhir-warna dan keha-
ngatan kulit, status mental, dan curah urin. Penempatan kateter
urin tetap adalah membantu dalam memonitor efektivitas re-
susitasi syok. Produksi 1-2 ml/kg/jam urin merupakan petun-
juk kecukupan resusitasi cairan. Transfusi dengan sel darah
merah terpampat mungkin diperlukan jika anak yang terluka
gagal berespons terhadap 40 ml/kg salin normal atau Ringer's
laktat. Diharuskan konsultasi bedah awal pada setiap anak
yang tetap secara hemodinamik tidak stabil sesudah bolus
cairan awal, seperti intervensi bedah gawat darurat mungkin
Gambar 59-2. Tehnik kanulasi intraossea. Tempat memasukkan jalur intraos- diperlukan. Pakaian anti syok pneumatik belum diperagakan
sea yang paling disukai adalah sekitar satu jari di bawah tuberositas tibia pada efektifpada terapi syok pada anak.
aspek anteromedial dataran tulang. Penggunaan jarum sumsum tulang sekali
pakai (disposable) dengan mandrin mencegah terbuntunya dengan tulang.
D: KETIDAKMAMPUAN (DISABILITYI Penilaian cepar dari
Arahjarum harus tegak lurus tulang atau sedikit ke bawah untuk menghindari fungsi korteks maupun batang otak merupakan bagian penting
diskus pertumbuhan (Diadaptasi dari Chameides L, Hazinski H [eds]: Text- dari penilaian awal anak yang sakit atau terluka berat. Cedera
book of Pediatric Advanced Life Support. Dallas, TX, American Heart Asso- kepala merupakan penyebab kematian yang paling lazim kare-
ciation, 1988, p 44).
na trauma, menyebabkan 7SVo kemattan cedera. Skala Koma
Glasgow atau salah satu dari beberapa skala koma anak yang
diadaptasi dari alat tersebut dapat digunakan untuk mendoku-
resusitasi awal. Tergantung pada pengalaman dan kepakaran men rangkaian penilaian neurologis (Tabel 59-5). Pemeriksaan
pemberi perawatan, jalan masuk ini dapat mengambil bentuk awal yang lebih singkat terdiri dari evaluasi respons pupil, dan
pemotongan vena secara bedah, pipa vena sentral, atau pipa in- kategorisasi status mental yang didasarkan pada akronim
traossea (IO). AVPU-yaitu: apakah penderita sadar (Alert)? Beresponskah
Infus intraossea (IIO) merupakan alternatif yang dengan terhadap suara (Voice)? Beresponskah terhadap nyeri (Pain)?
mudah dicapai dengan pipa IV bila jalan masuk vaskular pen- atau, tidak berespons (Unresponsive)? Penilaian status neuro-
ting sekali dan IV perifer tidak dapat dengan cepat ditempat- logis berkali-kali adalah sangat penting.
kan pada anak umur 6 tahun dan di bawahnya. IIO ditegakkan Jika terdapat tanda peningkatan tekanan intrakanial (TIK),
dengan memasukkan jarum sumsum tulang ukuran l5 sampai cara-cara stabilisasi segera harus dilakukan. Peninggian kepala
18 ke dalam rongga sumsum tibia proksimal (Gb.59-2). Tibia dari tempat tidur, hiperventilasi ringan untuk mencapai paco.
Cistal dan femur distal merupakan tempat penempatan pilihan. 25-30 mmHg, dan pemberian diuretik osmotik dapat terindi'-
IIO resusitasi obat, antibiotik, dan antikonvulsan, serta infus
terus menerus larutan kistalloid, produk darah, dan vasopres-
sor, yang telah secara berhasil digunakan pada resusitasi anak. TABEL 59-5 Skala Koma Glasgow
Model-model eksperimental telah memperagakan absorbsi
obat resusitasi yang cepat ke dalam sirkulasi sistemik'dari
rongga sumsum tibia, yang berperan sebagai "vena yang tidak
kolaps", bahkan pada subjek hipotensif atau mereka yang
mengalami RKP.
Meskipun penempatan IIO mudah dipelajari dan dengan
cepat dicapai, tehnik ini mempunyai beberapa keterbatasan.
Kecepatan aliran tidak mendekati kecepatan aliran pipa IV de-
ngan kaliber yang sama, dan mungkin tidak cukup pada kasus
syok berat atau kurang darah karena perdarahan. Namun, infus
bolus kristalloid awal melalui pipa IO dapat mempermudah
penempatan pipa IV selanjutnya. Kecepatan infus yang lebih
cepat dapat dicapai dengan menempatkan kantong larutan IV
dalam kantong tekanan yang dikembungkan sampai 300 ton,
aiau dengan "mendorong" bolus dengan sernprit 60 ml. IIO ti-
dak dapat ditempatkan pada tulang yang fraktur.
Bersamaan dengan penempatan IV atau IO, darah untuk
pemeriksaan awal harus diambil dan dikirim. Pada kasus syok
traumatis, ini harus meliputi tipe dan uji silang untuk sel darah
merah dan juga hematokrit garis dasar.
298 BAGIAN Vlll I Anak Sakit Akut

kasi, tergantung pada etiologi peningkatan TIK. Juga, konsul- individu untuk memberikan informasi orangtua selama proses
tasi bedah awal diharuskan. Harus juga diberikan perhatian resusitasi yang terus menerus, memberi mereka dengan infor-
awal pada pengangkutan antar fasilitas jika rumah sakit tidak masi realistik sebagaimana perkembangannya, dan melibatkan
mempunyai CT atau tidak ada kemampuan bedah saraf. mereka pada proses pembuatan keputusan ketika waktu datang
E: PEMAJANAN (EXPOSURE). Menelanjangi dan mema- untuk menghentikan, orangtua dapat diberi suatu semangat
jankan penderita diperlukan untuk melakukan pemeriksaan pada saat akhir tidak berdaya. Pada beberapa keadaan, mengi-
menveluruh dan mengenali semua luka. Namun, bayi dan anak jinkan orangtua berada dalam kamar penanganan untuk me-
kecil yang tidak berpakaian berisiko tinggi terhadap kehilang- nyaksikan resusitasi mungkin membantu mereka mencapai
an panas dan hipotermia selama resusitasi karena rasio luas persetujuan dengan situasi yang berat ini, dan merasa bahwa
permukaan mereka yang tinggi terhadap volume. Perhatian ha- mereka berada dengan anaknya pada saat-saat terakhir si anak.
rus diarahkan paSa pencegahan kehilangan panas selama eva- Jika hal ini ditawarkan, anggota staf harus bersedia tinggal
luasi gawat darurat dan fase terapi. Selimut, pemanas pancar- bersama dengan orangtua. Sesudah upaya resusitasi telah ber-
an, lampu pemanas, dan selimut hangat atau kantong pemanas henti, orangtua dan anggota keluarga harus disediakan kamar
kimia semuanya dapat mempunyai peran dalam pencegahan pribadi yang dapat memegang anaknya dan dapat mengucap-
hipotermia. kan selamat jalan.
Bila survei primer telah diselesaikan dan resusitasi sedang Kematian atau ketahanan hidup yang buruk secara neuro-
dilaksanakan, pemeriksaan fisik menyeluruh dari kepala sam- logis adalah biasa jika asistole menetap sesudah pemberian
pai ibujarikaki harus dilakukan. Pipa nasogastrik atau orogas- dua dosis epinefrin IV atau sesudah RKP 25 menit. Kenyataan
trik dan kateter kandung kencing harus ditempatkan jika tidak bahwa kita dapat memulihkan pemberian perfusi dengah
ada kontraindikasi tertentu. Pemeriksaan radiologi, evaluasi la- berkali-kali putaran obat-obat resusitasi jangan ditafsirkan se-
boratorium lebih lanjut, dan konsul dengan spesialis dapat di- bagai berhasil. Kita harus ingat bahwa tujuannya adalah keta-
lakukan pada saat ini. Semua anak yang terluka berat memer- hanan hidup dengan pemulihan fungsi neurologi yang baik.
lukan radiografi lateral leher, dada dan pelvis. Jika peralatan Pada saat di mana kode pemimpin ingin menghentikan
atau sumber daya manusia untuk perawatan definitif optimal RKP dan menyatakan anak meninggal, anggota tim harus di-
penderita tidak ada, harus dipikirkan memulai pemindahan tanya untuk memastikan bahwa semua personal yang telibat
penderita ke fasilitas dengan kemampuan yang lebih besar. merasa bahwa telah dilakukan segala sesuatunya yang tepat.
Kesempatan untuk staf berwawancara harus diberikan segera
pasca kode tersebut, karena emosi cenderung naik tinggi de-
MASALAH PSIKOSOSIAUETIK PADA RESUSITASI ANAK
ngan kematian anak. Tinjauan ringkas kode resmi, melihat pa-
da proses dan hasil akhir setiap resusitasi, merupakan bagian
Resusitasi anak-dan, terutama, resusitasi yang gagal-
penting dari program perbaikan kualitas unit.
merupakan kejadian yang menarik secara emosional pada se-
mua yang terlibat. Upaya yang agresif harus dilakukan kapan-
pun terdapat harapan penyelamatan jiwa si anak. Namun, de- American Heart Association: Emergency Cardiac Care Committee and Sub-
ngan kemungkinan pengecualian anak dengan hipotermia yang committees. Guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency
dalam, anak yang masuk dalam keadaan apnea dan tanpa nadi cardiac care, Vl pediatric advanced life suppo(. JAMA268:2262, 1992.
Baker MD, Ludwig S: Pediatric emergency transport and the private practitio-
dari lingkungan sebelum masuk rumah sakit pada dasarnya ti- ner. Pediatrics 88:691. 1991.
dak mempunyai peluang bertahan hidup yang berarti seceira Cales RH: Trauma mortality in Orange County: The effect of implementation
neurologis. Sumber yang luas dapat dicurahkan untuk upaya of a regional trauma system. Ann Emerg Med l3:1, 1984.
yang gagal tersebut, dengan konsekuensi negatif pada anak Chameides L, Hazinski H (eds): Textbook of Advanced pediatric Life Sup-
port. Dallas, TX, American Heart Association, 1994.
dan keluarga. Keputusan untuk tidak memulai resusitasi Committee on Traum4 American College of Surgeons: Advanced Trauma
mungkin sama sukarnya dengan keputusan untuk menghenti- Life Support. Chicago, IL, American College ofSurgeons, 1993.
kan (Bab 3). Day S, McCloskey K, On R, et al: Pediatric interhospital critical care trans-
Orangtua, yang dihadapkan dengan kehilangan anaknya port: Consensus of a national leadership conference. pediatrics gg:696,
t991.
yang secara mendadak tidak diharapkan, mungkin memerlu-
Doyle CJ, Post H, Bumey RE, et al: Family participation during resuscitation:
kan dilakukan "sesuatu". Pada kenyataannya, bila ada komuni- An option. Ann Emerg Med 16:673, 1987.
kasi dokter-orangtua yang baik, kebanyakan keluarga tidak Durch JS, Lohr KN (eds): Emergency Medical Services for Children. Wash-
rirendesak dengan cara yang tidak layak. Dalam mengatasi ington DC, National Academy Press, 1993.
Eichelberger MR, Gotschall CS, Sacco, et al: A comparison of the Trauma
anggota keluarga yang dihadapkan dengan kehilangan anak,
Score, the Revised Trauma Score, and the pediatric Trauma Score. Ann
adalah penting untuk diingat bahwa spektrum respons normal Emerg Med 18:1053, 1989.
dapat berkisar dari yang tampak kalem yang tidak wajar, ke Eisenberg M, Berger L, Hallstrom A: Epidemiology of cardiac arrest and re-
dekompensasi emosional, sampai kekejaman. Kemarahan ang- suscitation in children. Ann Emerg Med 12:672, 19t3.
Fiser DH: Intraosseous infusion. N Engl J Med 3221579, 1990.
gota keluarga seringkali merupakan refleksi rasa kesalahan
Fuchs S, Jaffe DM, Christoffel KK: Pediatric emergencies in office practices:
dan ketidakberdayaan. Prevalence and office preparedness. pediatrics 83:931, 19g9.
Orangtua perlu mengetahui bahwa segala sesuatu yang se- Kaufmann CR, Maier RV, Rivara Fp. et al: Evaluation of the pediatric
cara beralasan dimungkinkan telah dilakukan untuk menyela- Trauma Score. JAMA 63:69, 1990.
Lubitz DS, Seidel JS, Chameides L, et al: A rapid method for estimating
matkan anaknya-oleh orang yang berdiri di dekatnya, TMG,
weight and resuscitation drug dosages from length in the pediatric age
atau tenaga rumah sakit. Pada saat yang sama, mereka perlu group. Ann Emerg Med 17:576, 1988.
diberitahu dengan jelas, tetapi dengan secara menghibur, ke- Macnab AJ: Optiiral escort for interhospital transport of pediatric emergen-
tika tidak ada harapan bertahan hidup. Dengan menunjuk satu cies. J Trauma 3l:205. l99l .
60 I Perawatan Kritis Anak 299

Orlowski JP, Porembka DT, Gallagher JM, et al: Comparison study of intraos- mengenai sistem saraf dan otot-otot respirasi, (3) gangguan
seous, central intravenous, and peripheral intravenous infusions of emer-
pengendalian atau dorongan pernapasan Karena kelainan me-
gency drugs. Am J Dis Child 144:112. 1990.
O'Rourke PP: Outcome of children who are apneic and pulseless in the emer-
kanik merupakan jenis gangguan yang paling sering terjadi,
gency room. Crit Care Med l4:466, 1986. insufisiensi pernapasan biasanya disertai oleh distres perna-
Pang D, Wilberger JE: Spinal cord injury without radiographic abnormalities pasan, yaitu penggunaan upaya berlebihan untuk memperta-
in children. J Neurosurg 57:114,1982. hankan pernapasan.
Pollack MM, Alexander SR, Clarke N, et al: Improved outcomes from tertiary
center pediatric intensive care: A statewide comparison of tertiary and non-
Meskipun perhatian utama insufisiensi pernapasan berkai-
tertiary care facilities. Crit Care Med l9:150, 1991. tan dengan penyimpangan pertukaran gas, mengandalkan ha-
Quan L, Wentz KR, Gore RI, et al: Outcome and predictors of outcome in pe- nya pada perubahan tekanan gas darah untuk deteksi masalah
diatric submersion victims receiving prehospital care in King County, adalah tidak cukup. Data dapat dengan mudah disalah-artikan
Washington. Pediatrics 86:586, 1990.
Schweich PJ, DeAngelis C, Duggan AK: Preparedness of practicing pediatri- karena adanya mekanisme kompensasi penderita, dan kebia-
cians to manage emergencies. Pediatrics 88:223, 1991. saan memberikan tambahan oksigen untuk mempertahankan
Seidet JS: Emergency medical services and the pediatric patient: Are the needs tekanan gas darah mendekati harga normal sampai otot-otot
being met? II. Training and equipping emergency medical sewices provid-
pernapasan penderita tidak dapat mempertahankan lagi upaya
ers for pediatric emergencies. Pediatrics 78:808, 1986.
Singer J, Ludwig S (eds): Emergency Medical Services for Children: The Role tersebut. Peralatan yang diperlukan untuk mengukur tekanan
of the Primary Care Provider. Elk Grove Village, IL, American Academy of gas dan pH darah tidak selalu segera tersedia, sedangkan peni-
Pediatncs, 1992. laian oksigenasi atau ventilasi dengan cara inspeksi visual
Tsai A, Kallsen G: Epidemiology of pediatnc prehospital care. Ann Emerg (yang dipengaruhi oleh warna kulit, perfusi dan pencahayaan
Med l6:284, 1987
sekitar) ternyata sangat tidak akurat dan tidak dapat diandal-
kan, bahkan bila dilakukan oleh dokter-dokter yang sudah sa.
ngat berpengalaman sekalipun. Berdasarkan sangkalan-sang-
kalan ini kita dapat menyimpulkan bahwa tidak mudah men-

I Bee 60
deteksi kegagalan pernapasan yang baru terjadi. Namun, tanda
fisik dapat menunjukkan banyak petanda yang penting menge-
nai sifat disfungsi pernapasan dan seberapa jauh hal itu dapat
Perawatan Kritis Anak ditoleransi oleh penderita; tanda-tanda ini sering mendahului
kelainan tekanan gas darah.
George Lister dan J.JuIio Pdrez Fontdn Disfungsi Mekanik. Kebanyakan penyakit disfungsi meka-
nik bersifat restriktif atau obstruktif. Penyakit paru restrikti!
terjadi bila paru-paru atau struktur sekitarnya (pleura, tulang
iga, dan perut) membatasi pengembangan paru dengan cara
Perawatan kritis ditentukan oleh adanya suatu situasi
tergantung volumee. Proses infiltrasi interstitium (edema paru,
dimana segala sumber daya manusia dan teknis dikonsentrasi- radang), konsolidasi atau kolaps alveolus, atau kompresi paru
kan untuk memberikan perawatan canggih, biasanya di unit
dari luar (ascites yang tegang, pneumothoraks) seringkali me-
perawatan intensif; dengan keunikan pengetahuan dan ketram-
nimbulkan masalah ini. Konsekuensi penyakit restriktif dan
pilan teknik yang diperlukan untuk memberikan perawatan; peningkatan pembalikan (rekoil) elastik adalah dua kali lipat
dan, yang paling penting adalah, oleh adanya persamaan gam- (Gambar 60-1): (1) meningkatkan lebih banyak penggunaan
baran proses penyakit yang mengakibatkan keadaan kritis. tenaga atau upaya otot selama inspirasi untuk mempertahan-
Meskipun tidak realistik untuk mengharapkan semua dokter kan volume tidal (ekspirasi bersifat pasif sehingga tidak ter-
ahli anak untuk menguasai semua aspek perawatan kritis, na- pengaruh), dan (2) volume alveolus menumn sehingga paru-
mun penting sekali agar mereka semua yang terlibat dalam paru bekerja pada volume akhir-ekspirasi (kapasitas residu
pengelolaan medis anak mampu mengenali tanda penyakit
fungsional) dan volume rata-rata yang lebih rendah. Penurun-
yang potensial mengancam jiwa, mampu mengevaluasi berat-
an kapasitas residu fungsional mengakibatkan penurunan P,r.
nya manifestasi dan memulai stabilisasi bayi atau anak yang
dan hipoksemia arteri, sehingga akhirnya, menyebabkan pe-
mengalami masalah ini. Masalah mengancam jiwa yang paling
ningkatan dorongan pernapasan.
lazim dialami bayi dan anak adalah distres pernapasan, gang-
Peningkatan upaya pernapasan pada penyakit restriktif
guan perfusi perifer, dan perubahan kesadaran.
tampak dari penggunaan otot-otot inspirasi tambahan, seperti
skalenus dan sternokleidomastoideus, dan, terutama pada bayi,
DISTRES PERNAFASAN dengan adanya retraksi. Setiap perubahan ini meningkatkan
kerja pernapasan, menghabiskan lebih banyak energi untuk
PATOGENESIS. Cedera dan penyakit sistem pernapasan bernapas, dan memudahkan anak menjadi lelah. Dijumpai pula
y;ng bermakna hampir selalu mengganggu pertukaran oksigen penutupan sementara jalan napas atas pada akhir ekspirasi,
dan karbon dioksida antara udara dan darah. Bila sistem perna- biasanya timbul sebagai bunyi dengkur, (terdengar maupun ti-
pasan tidak mampu mempertahankan masukan oksigen atau dak), yang merupakan upaya untuk meningkatkan volume
pelepasan karbon dioksida sesuai dengan kebutuhan metabo- paru dan mengembalikan kapasitas residu fungsional. Sering.
lisme, akan terjadi insufisiensi pernapasan. Cara terjadinya kali timbul pula pernapasan cuping hidung. yang bertujuan
gangguan pertukaran gas-darah biasanya melibatkan salah satu menurunkan tahanan pernapasan.
atau lebih dari tiga proses umum: (1) kelainan fungsi mekanik Karena otot-otot pernapasan menjadi kurang efektif mem-
paru-paru dan dinding dada, (2) kelainan neuromuskular yang pertahankan bebannya, kecepatan pernapasan meningkat dan
300 BAGIAN VIII Anak Sakit Akut
'

Gambar 60-1. Pengaruh penyakit paru


restriktif pada pertukaran gas.dan fungsi
Penyakit Restriffiif pernapasan. Seperti telah dijelaskan dalam
teks, penyakit restriktif meningkatkan

i
Peningkatan pembalikan (paru-paru atau dinding dada)
pembalikan (rekoil) paru-paru atau din-
ding dada, salah satu di altaranya menga-
kibatkan penumnan volume alveolus dan
peningkatan kebutuhan tekanan. Penurun-
an volume alveolus menimbulkan hipok-
semia dengan meningkatkan hetero-
geneitas V/Q dan sftaat, sedangkan pe-
Penurunan volume alveolus Peningkatan kebutuhan tekanan
I ningkatan kebutuhan tekanan merangsang

IY t respons untuk mengatasi peningkatan


upaya pemapasan. Bila kompensasi tidak

I lnstabilitas dan - Jl> Peningkatan dorongan cukup, kelelahan mengakibatkan pembu-


rukan pemrkaran gas dan mengakibatkan
I kolapsalveolus
It
hiperkarbia serta makin burukya hipok-
I semia.

I Shunt Y

I heterogeneitas V /'d
o Peningkatan kekuatan otot
o Retraksi
o Penggunaan otot-otot tambahan
Hipoksemia
o Takipnea
o Pernapasan cuping hidung

Kegagalan
kompensasi

Kelelahan atau
insufisiensi otot
t
Ventilasi menit tidak cukup

volume tidal turun, timbullah suatu pola pernapasan yang dise- perpnea, dan pada yang terakhir akan terjadi takipnea bila
but takipnea (yang harus dibedakan dari hiperpnea, pernapasan ventilasi menit meningkat.
dalam dengan sedikit peningkatan frekuensi). Meskipun keda- Penyakit paru obstruktif terjadi bila pengembangan paru
laman pernapasan sulit diukur dengan pemeriksaan fisik, kece- dibatasi dalam cara tergantung-aliran. Hal ini ditimbulkan oleh
patan pernapasan merupakan pedoman yang sangat baik dan penyempitan jalan napas intrathoraks maupun ekstrathoraks.
dapat diandalkan yang dapat dinilai hanya dengan inspeksi Akibatnya diperlukan lebih banyak upaya untuk mengalirkan
sederhana. Bila penyakit parg restriktif (apapun etiologi spesi- gas masuk atau keluar paru-paru, terutama bila kecepatan alir-
fik) memberat, maka harus diantisipasi akan timbulnya takip- annya tinggi (seperti selama pernapasan cepat).
nea, mendengkur, dan tanda peningkatan kerja, dengan fre- Pada obstruksi jalan napas ekstrathoraks (epiglotitis,
kuensi pernapasan menunjukkan beratnya disfungsi mekanik' croup,benda asing, tonsil dan adenoid yang sangat membesar,
Penting pula disadari bahwa pada penyakit paru restriktif, tonus hipofaring buruk), waktu untuk inspirasi relatif terhadap
adanya faktor yang memicu peningkatan ventilasi menit, (de' ekspirasi meningkat dan upaya inspirasi meningkat, yang di-
mam, asidosis, hipoksemia, Iatihan fisik), akan memperjelas tandfai dengan penggunaan otot-otot inspirasi tambahan dan
gejala takipnea. Respons terhadap stres ini membantu membe- retraksi, yang sering sungguh berat. Inspirasi secara spesifik
dakan anak dengan paru-paru normal dari mereka yang dengan terkena karena kecenderungan jalan napas ekstrathoraks me-
penyakit paru restriktif: pada yang pertama akan terjadi hi' nyempit selama fase respirasi ini. Biasanya frekuensi perna-
60 a Perawatan Kritis Anak 301

pasan tetap rendah dan dapat turun di bawah normal' Namun, penyakit obstruktif) yang didahului atau diikuti periode apnea
frekuensi pernapasan juga tergantung pada adanya penyakit singkat. Pola yang terakhir ini merupakan tanda yang mengan-
restriksi yang menyertai (seperti pada croup) dan adanya fak- cam bahwa akan segera terjadi henti napas, dokter tidak boleh
tor lain yang mempengaruhi (penggunaan opioids). Tanpa me- terhibur dengan trkanan gas darah yang mendekati normal.
mandang frekuensi pernapasan keseluruhan yang diambil oleh Penderita memerlukan bantuan pernapasan, bantuan dari orang
penderita, inspirasi akan tetap relatif memanjang terhadap ek- yang berpengalaman sangat diperlukan.
spirasi bila terdapat obstnrksijalan napas yang bermakna' Kelainan Dorongan Bernapas atau Fungsi Neuromuskular.
Ada beberapa tanda penting lain yang membantu menge- Walaupun keadaan mekanik paru relatif normal, insufisiensi
nali dan melokalisasi proses patologis pada penderita obstruksi pernapasan dapat terjadi bila dorongan bernapas atau fungsi
ekstrathoraks. Misalnya, stridor sering terjadi pada saat inspi- neuromuskular terganggu, karena salah satu di antara kedua-
rasi dan menunjukkan adanya obstruksi ekstrathoraks dan tur- nya akan mengganggu kapasitas sistem pemapasan dalam be-
bulensi aliran udara. Suara atau tangis yang serak dengan kuat respons terhadap isyarat kimia yang mengontrol ventilasi me-
menunjukkan bahwa laring terkena, seperti yang terjadi pada nit. Gangguan fungsi neuromuskular atau dorongan bernapas
croup (laringotrakheobronkitis). Lagi pula, bila perubahan dapat secara relatif tidak kentara dan sulit untuk dideteksi ka-
konfigurasi jalan napas akibat perubahan posisi atau manipu- rena penderita mungkin tidak tampak dalam keadaan distres.
lasi lain yang mengubah derajat kesulitan inspirasi, perubahan Penderita dengan penyakit neuromuskular (sindrom Guillain-
ini menyatakan bahwa obstruksinya tidak menetap dan dapat Barr6), distrofi otot, miastenia gravis) sering tampak relatif
berhubungan dengan hipofaring atau spina servikalis yang ti- apatis terhadap gangguan pertukaran gas akibat kelemahan-.
dak stabil. nya. Hal ini mungkin karena permulaan kelemahan dan in-
Pada obstruksi jalan napas intrathoraks, (bronkhiolitis, sufisiensi pernapasan relatif secara bertahap dan tanda yang
asma, benda asing, cincin vaskular), terdapat halangan aliran kami gunakan untuk menduga adanya distres yang berhubung-
udara keluar dari paru-paru. Oleh karenanya pengosongan paru an dengan munculnya upaya otot yang berlebihan. Dengan se-
selama ekspirasi tidak dapat sempurna sehingga volume paru dikit pengecualian pada bayi dan anak, gangguan dorongan
meningkat (hiperinflasi). Karenanya, upaya bernapas mening- bernapas terjadi pada penderita dengan depresi kesadaran aki-
kat, digunakan otot ekspirasi atau perut, dan fase ekspirasi me- bat cedera global (cedera toksik-metabolik atau pemberian
manjang. Hiperinflasi meratakan kontur diafragma dan me- obat) atau cedera pada batang otak (trauma, herniasi). Penderi-
nempatkan diafragma pada konfigurasi yang secara mekanik ta dengan kelainan ini dapat mengalami kegagalan meningkat-
kurang menguntungkan, sehingga menurunkan efisisensi per- kan upaya pernapasan bila terjadi disfungsi mekanik dan
napasan. Bila ada penyakit obstruktif maupun restriktif (bron- karenanya tidak menunjukkan tanda luar distres pernapasan.
khiolitis), frekuensi pernapasan dapat meningkat, meskipun Dengan demikian, adalah sangat penting untuk menilai kekua-
waktu relatif ekspirasi juga meningkat. Meskipun adanya me- tan otot umum dan derajat ketanggapan bila mengevaluasi
ngi difus brasanya menunjukkan obstruksi intrathoraks, tanda penderita dengan gangguan pertukaran gas darah untuk me-
ini mempunyai nilai kecil dalam melokalisasi tempat obstruksi mastikan bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk bere-
yang tepat. Adanya mengi asimetris membantu mengidentifi- spons terhadap stimulus kimia yang secara nornal me-
kasi masalah setempat seperti obstruksi unilateral lumen jalan rangsang peningkatan dorongan bernapas. Lagi pula, karena
napas karena aspirasi benda asing atau pembesaran jantung; kelainan pengendalian mekanik, neuromuskular, dan perna-
mengi yang berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, atau pasan sering terjadi bersamaan, kita harus berupaya menilai
timbul dan menghilang secara mendadak, seringkali dihubung- apakah respons kompensasi pada gangguan mekanik tertentu
kan dengan terjebaknya mukus; dan mengi yang diperberat de- sudah tepat.
ngan perubahan posisi paling mungkin dihubungkan dengan
Gangguan Pertukaran Gas. Setiap unit alveolus-kapiler ber-
massa ekstrinsik.
fungsi sebagai tempat potensial untuk pertukaran oksigen dan
Adaptasi terhadap Peningkatan Keria Baik penyakit restrik-
karbon dioksida di mana tempat tercapainya keseimbangan te-
tif maupun obstruktif meningkatkan kerja pernapasan. Kare-
kanan sempurna untuk tiap gas antara fase darah dan gas, ke-
nanya, keduanya memberi kecenderungan kelelahan pada anak
cuali bila alveolus tidak berisi gas. Tekanan oksigen dan kar-
dan akhirnya henti napas. Respons sistem pernapasan terhadap
peningkatan kerja adalah sejalan dengan respons sistem otot bon dioksida yang keluar dari parenkim paru ditentukan oleh
keseimbangan tersebut.
lain saat melakukan kerja fisik berlebihan. Otot-otot tambahan
digunakan untuk mengimbangi peningkatan beban kerja yang Bila dilihat bahwa dalam kondisi statis, gas inspirasi alveo-
terjadi pada sistem respirasi. Jika mekanisme kompensasi ini lus bercampur dengan darah vena sistemik dan mencapai kese-
tidak dapat dipertahankan, akan terjadi kelelahan otot. Per- imbangan antara kedua permukaan difusi, maka akan terlihat
tama, mungkin terdapat takipnea, suatu tanda dini kelelahan bahwa makin besar volume gas relatif terhadap volume darah,
otot pernapasan. Kemudian, sebagian otot dapat beristirahat makin tinggi pula keseimbangan Po, yang dicapai (mendekati
sedangkan sebagian lain digunakan, memberikan penampakan Po, gas inspirasi). Dalam keadaan dinamis, ketika darah vena
pola pernapasan yang sering berganti-ganti. Kepala yang ber- mengaliri kapiler dan gas mengisi alveolus secara tidal, maka
goyang-goyang ketika otot-otot leher dan bahu istirahat meru- keseimbangan Pr, darah kapiler merupakan fungsi volume
pakan salah satu tanda akhir kelelahan yang jelas; sayangnya, aliran oksigen dalam gas inspirasi dan darah vena campuran.
hal ini dapat juga mempengaruhi kelancaran jalan napas. Da- Aliran oksigen dalam gas tergantung pada Po, gas inspirasi
pat pula timbul masa singkat upaya berlebihan (pernapasan sa- dan ventilasi alveolus; aliran oksigen dalam darah vena cam-
ngat cepat pada penyakit restriktif atau pernapasan dalam pada puran tergantung pada kapasitas membawa oksigen atau kadar
302 BAGIAN VIil Anak Sakit Akut
'
hemoglobin, Pr, vena campuran atau saturasi oksigen-hemo- Po, alveolus-arteri, atau AaDOz). Hal ini memberikan gam-
globin, dan aliran darah paru. Jika ventilasi alveolus (V) relatif baran seberapa jauh oksigenasi arteri menyimpang dari apa
tinggi terhadap aliran darah (Q), atau V/Q tinggi' hasil Pr, yang seharusnya ada bila fungsi paru normal. (AaDOz biasa-
kapiler akan relatif tinggi; sebaliknya, jika ventilasi relatif ren- nya 10-20 mmHg pada bayi normal dan 5-8 mm Hg pada re-
dah terhadap aliran darah, Pr, kapiler akan turun. maja dan dewasa muda sehat ketika menghirup udara ruang-
Seperti oksigen, P,,,r, kapiler-alveolus tergantung pada hu- an). Meskipun metode pintas untuk pengukuran penyimpang-
bungan antara ventilasi dan perfusi; makin tinggi V/Q, makin an pertukaran gas ini sungguh bermanfaat, adalah penting un-
dekat P,,r,. dengan gas inspirasi, dan makin rendah V/Q, makin tuk diingat bahwa fraksi shunt maupun AaDOz dapat ber-
dekat P.o, dengan darah vena campuran. variasi terhadap oksigen pernapasan.
Kandungan oksigen arteri merupakan rata-rata terkoreksi Bila ada hipokesemia dan subyek dapat berespons terhadap
darah dari setiap kapiler sehingga mencerminkan apa yang di- stimulasi kemoreseptor dengan meningkatkan ventilasi menit
tranpirasikan dalam tiap unit permukaan alveolus-kapiler. Jika dan alveolus, %o, arteri inenurun. Jadi, pada shunt seiati atau
seluruh paru mempunyai unit kapiler-alveolus yang hubungan heterogeneitas ventilasi-perfusi, atau kombinasi keduanya,
antara ventilasi dan perfusi adalah seragam, Po, ideal alveoli Pro, arteri biasanya menurun bukannya meningkat, kecuali
atau kapiler. dapat dihitung, yang hasilnya akan sama dengan bila terjadi kelelahan. Sebaliknya, pada hipoventilasi global,
Pr, arteri.* Namun, ada dua proses yang menimbulkan kondisi terdapat peningkatan P,.o, arteri, yang berbanding langsung
kelidakseragaman (heterogeneitas) ventilasi terhadap perfusi, dengan penururunan P,r, alteri.
yang ^;rengakibatkan kandungan oksigen arteri dan Pr, turun Gangguan fisiologis yang mendasari turut menyebabkan
di bawah kondisi ideal yang diharapkan. hipoksemia arteri yang seringkali dapat dilihat dari perubahan
Pada keadaan yang ekstrim, bila tidak ada ventilasi alveo- tekanan gas darah dalam berespons terhadap oksigen perna-
lus karena konsolidasi atau kolaps, kapiler darah akan mempu- pasan. Bila sedang bernapas dengan kadar oksigen tinggi, efek
nyai P,r, yang sama dengan darah vena campuran; hal ini heterogeneitas V/Q hilang. Pada situasi ini semua unit alveo-
menimbulkan shunt (sejatl) dan mengakibatkan hipoksemia ar- lus-kapiler diventilasi dan diperfusi, serta dapat berperan serta
teri. Hipoksemia juga dapat ditimbulkan oleh heterogeneitas dalam pertukaran gas. Peningkatan kandungan oksigen dalam
V/Q yang mencolok, meskipun tiap unit alveolus-kapiler dapat darah dari daerah V/Q tinggi sekarang akan mengimbangi pe-
mampu mencapai keseimbangan Oz. Bila penderita menghirup nurunan kandungan oksigen dari daerah dengan ventilasi ter-
udara ruangan atau udara dengan kadar oksigen inspirasi yang hadap perfusi yang rendah bila Po, kapiler paru sangat tinggi,
relatif rendah, hipoksemia terjadi karena darah dengan Po, pada bagian linier kurva disosiasi oksigen. Bilaterdapat shunt
(rendah) yang keluar dari daerah V/Q rendah lebih menu- sejati, terdapat volume tertentu darah yang tidak pernah mene-
runkan kandungan oksigen arteri keseluruhan daripada ke- rima oksigen selama perjalanan melalui paru-paru. Oksigen
mampuan Pu, (tinggi) dari daerah V/Q tinggi untuk menaik- pernapasan meningkatkan Pr, arteri karena oksigen ditambah-
kannya, hal ini akibat bentuk kurvilinier dari kurva disosiasi kan kepada darah kapiler pulmonal pada daerah yang di-
oksigen. Kecuali pada keadaan ekstrim, shunt dan heterogene- ventilasi; namun hal ini tidak menurunkan fraksi slrant (Tabel
itas V/Q tidak terlalu mempengaruhi P.o, arteri karena hu- 60- 1 ).
bungan antara P.u, dan kandungan karbon dioksida (kurva Meskipun tidak ada cara yang sepenuhnya dapat diandal-
disosi*si karbon dioksida) relatif linier. Jadi, daerah V/Q kan untuk meramalkan pengaruh setiap bentuk penyakit perna-
tinggi mengkompensasi daerah V/Q rendah berkenaan dengan pasan pada tekanan gas darah, terdapat beberapa generalisasi
pertukaran karbon dioksida. Karenanya, konsekuensi sftunl yang berguna. Sebenarnya semua penyakit restriktif menim-
dan heterogeneitas V/Q dapat sangat berbeda untuk oksigen bulkan heterogeneitas V/Q dan biasanya disertai sedikit shunt.
dan untuk karbon dioksida; biasanya P.?, arteri akan turunjika Gangguan ini terjadi karena penurunan volume alveolus pada
penderita mampu meningkatkan ventilasi untuk berespons ter- daerah yang terkena menurunkan V/Q dan dapat menyebabkan
hadap hipoksbmia yang ditimbulkan oleh keadaan ini. beberapa alveolus mencapai volume dan kolaps yang tidak
Hipoksemia dapat juga ditimbulkan oleh hipoventilasi stabil secara kritis (lihat Gambar 60-1). Perubahan pada P.r,
global atau merata. Pada keadaan ini tidak ada perbedaan arteri tergantung pada apakah subyek mempunyai kemampuan
antaraPo, arteri dan ideal karena penurunan Po, sebanding de- untuk meningkatkan ventilasi dalam berespons terhadap hi-
ngan peningkatan Pc?, arteri. poksemia atau telah mengalami kelelahan.
Satu cara untuk menganalisis proses yang menurunkan Pr, Obstruksi intrathoraks difus selalu menimbulkan pening-
arteri di bawah nilai yang diharapkan adalah dengan menghi- katan heterogeneitas V/Q dan shunt. .\lveolus yang hiperin-
tung persen carnpuran vena (uga disebut net shunt) di mana flasi mengalami penurunan ventilasi karena jalan napas yang
paru dipandang seolah-olah terdiri dari dua kompartemen: menyempit sangat menurunkan kecepatan masuk dan ke-
yaitu unit alveolus-kapiler dengan pertukaran gas sempurna, luarnya gas dari unit-unit ini. Lagi pula, proses yang turut me-
dan unit yang sama tanpa pertukaran gas (shunt). Cara lain, hi- nyebabkan hiperinflasi sebagian alveolus dapat juga mengaki-
poksemia dapat dijelaskan sebagai perbedaan antara Po, alveo- batkan kolaps pada yang lain. P.r, arteri dapatjuga meningkat
lus idc*l yang terhitung dan P,r" arteri yang terukur (perbedaan bila ada kelelahan; hiperkapnea dapat juga ada bila terdapat
heterogeneitas V/Q yang berat dan sejumlah besar ventilasi
yang terbuang (ruang mati) karena gas terperangkap. Kon-
+Po. alveolus ideal = (tekanan barometrik - 47 mmHg) x kadar fraksi oksigen sekuensi oksigenasi obstruksi intrathoraks yang lebih fokal
yang diinspirasi - P.o. arteri/0,8, di mana 0,8 adalah perkiraan yang pantas ra- adalah kurang dapat diramalkan dan tergantung pada pertu-
sio pertukaran pernapasan. karan gas pada daerah obstruksi.
60 I Perawatan Kritis Anak 303

TABEL 60-l Penyebab Hipoksemia Intrapulmonal dan Respons terhadap Pernapasan Oksigen
!,.:r.Li:i :it ti:i i :i!;tjj')u:::a:4.::a:::a::a:::a:, : :

{.::i.;i:i,gg+9.*n Perhiftu$tiiii
: "i :i: j' : ii:lpiiidlo,€ig :filo, Fraksi,$ftUi4t
: :::::::: ii l
Pengaruh Beinapas tiirt% O;

M$nglilit Meningkat

Meningkat Meningkat

Tidak ada pe- Tidak ada peru-


rubahan bahan

pp 16-76.

Bila hanya ada obstruki ekstrathoraks, pengukuran gas da- nai keparahannya untuk mempersiapkan penyusunan rencana
ra,h merupakan cara yang kurang baik untuk mengidentifikasi terapi yang rasional. Pola dan upaya pernapasan yang teramati
risiko terjadinya insufisiensi pernapasan pada anak, karena hi- merupakan komponen dari penilaian ini yang sangat penting.
poksemia baru terjadi bila kelelahan mengakibatkan hipoventi- Sambil mengamati seluruh dada, perhatian utama harus dituju-
lasi global; sebelumnya, tekanan gas darah ini sering ada da- kan pada frekuensi pernapasan, dalamnya pernapasan, waktu
lam kisaran normal. Pada disfungsi neuromuskular, gangguan untuk inspirasi dan ekspirasi, upaya yang dilakukan penderita
pertukaran gas tidak dapat diramalkan karena hal itu tergan- untuk bernapas, adanya retraksi, serta penggunaan otot-otot
tung pada ada tidaknya penurunan volume paru dan kolaps al- pernapasan. Dari penilaian ini harus dapat diperkirakan apa-
veolus akibat perburukan kelemahan otot. Pada gangguan kah penderita melakukan upaya berlebihan dan kemungkinan
pengendalian pernapasan. Pr_'u, arteri meningkat, yang membe- menderita penyakit paru restriktif atau obstruktif, gabungan
rikan petunjuk bahwa pengendalian terganggu. Gangguan pada keduanya, atau bentuk lain gangguan pernapasan (Tabel
P,,. arteri tergantung pada ada tidaknya hipoventilasi global 60-2). Bila tampak ada penyakit obstruktif, harus dicari tanda
atau penyakit restriktif yang terkait dengan atau dipicu oleh yang menunjukkan lokasi proses tersebut. Untuk obstruksi
pengendalian yang terganggu. ekstrathoraks, perlu diperhatikan adanya perubahan suara
MANIFESTASI KLlNlS. Evaluasi penderita distres pernapas- (keterlibatan laring) atau kemampuan menelan (keterlibatan
an harus mencakup lokalisasi masalah dan kesimpulan menge- hipofaring), dan apakah ada pembengkakan leher ekterna arau
asimetri. Untuk proses intrathoraks, perhatikan simetri gerak-
an dinding dada dan suara pernapasan, serta apakah tanda-
TABEL 60-2 Pengaruh Penyakit Pernapasan pada Pola Pernapasan tanda tersebut konstan, sementara, atau berubah pada perubah-
.Yolumj Fiikuensi TCmuan an posisi, hal ini menentukan perkiraan jenis dan tempat ob-
a?:4.f.*.[th.
=,:
'Fisiologis Tidal Pernipasan lain struksi. Meskipun informasi tersebut tidak diharapkan selalu
dapat dengan tepat diukur (kecuali frekuensi pernapasan) dari
' pemeriksaan ini dapat diduga sebagai berikut: penyebab urama
asidemia, de- kat ning kar
disfungsi pernapasan, apakah anak kemungkinan besar me-
mam, peruns-
Katan meta- , merlukan observasi lebih lanjut, dan apakah diperlukan terapi
,

bolisme untuk memperbaiki pernapasan dan mengurangi upaya (mere-


posisijalan napas, obat-obatan), atau dimulainya bantuan perna-
::P+nt&'t+c!itti l. M:{nuruprl Me4i.a a! ii$.I-,$ii.d91gkur,pema-
.
tif : : :: ::
fasan pa-ksa pada
. , i
pasan.
Deteksi kelainan fungsi neuromuskular atau pengendalian
ilnq.{ry t ob* ,, '. pernapasan sering sangat sukar karena mungkin tidak ada tan-
siruksi ;*rilii;$ j".- da distres yang tampak dari luar. Jadi, kita hanya dapat menca-
napas
Jalan
l
i Noffnal MenUrun pai pada diagnosis dari riwayat penyakit (distrofi muskular),
,r..ata$ i il dari tanda fisik yang menunjukkan adanya atrofi otot atau ke-
l:i, ,. :i ::,:rlii.:lirtii.rLi,: i ii[ ifillilri $iiii i lainan struktur dada (skoliosis berat), atau adanya kelainan
.l,t{ *l.'-
ir;lllFr;,Find$\';:;
r:
::,:rr
:.::
B-ei.ni#aSiL
iil,.i::r.:i:::;:::::::.
pertukaran gas darah tanpa penjelasan yang lain.
1il liittau
ll;u91.$.utl,r;g DATA LABORATORIUM. Selama evaluasi anak yang diduga
fiiff"i menderita insufisiensi pernapasan, perlu sekali dilakukan
ffiri itlliii pengukuran tekanan gas darah atau saturasi oksigen darah ar-
Pg
iffi
akil nerrrCI teri untuk melihat sifat gangguan pertukaran gas dan efekti-
:,muSkulaf, fitas kompensasi (Tabel 60-3). Hal ini dapat dilakukan dengan
it,illlil pengambilan darah arteri (dengan anestesi lokal yang sesuai).
Su$$uffipe;i,j, i,iN'O'rma' lileftrani
':l:.::l:::::::=:, '
Namun, ada penderita, terutama yang menderita obstruksi ja-
,,:neelA** , ,rrfitehrr'i:ltn Ian napas, tindakan pengambilan darah dapat menyebabkan
au;1y1:,,
l1,lffiI1ii'
304 BAGIAN Vlll a Anak Sakit Akut

TABEL 60-3 Memonitor Pertukaran Gas pada Penggunaan yang La- oksimeter (sejumlah besar karboksihemoglobin, aritmia, per-
zim pada Anak fusi perifer yang buruk, pulsasi vena menonjol). Darah yang
tt[i il i lllliiLtL I #ii]ill
t$iiftb.er$ ijtl$t$ r diambil dari vena yang mengalir-bebas dapat digunakan untuk
@Di
i?n* Eiif#WLl.ili-. i
memperkirakanPro, dan pH arteri, tetapi validitas estimasi ini
sangat tergantung pada perfusi ke jaringan dari mana darah
tersebut diambil; bila dipasang tourniquet pada tungkai pada
saat pengambilan sampel darah vena, terdapat peningkatan
P.r, dan penurunan pH yang cukup banyak, mengakibatkan
kesalahan interpretasi data. Sama halnya, pengukuran Q.,r. dan
Po, transkutaneus dapat digunakan untuk mengestimasi nilai
arteri, tetapi teknik ini juga tergantung pada jaringan yang rer-
perfusi dengan baik, bahkan darah vena campuran pun dapat
,,i,ff,,qp[ r :it] itil
memberikan kesalahan estimasi P.o, dan pH arteri bila curah
jantung sangat rendah.
U': Radiografi dada dan radiografi jalan napas merupakan pe-
;.;#l., meriksaan tambahan yang sangat penting untuk penilaian anak
.iiiiil:l
dengan distres pernapasan dan paling berguna untuk mencari
f#-F?ffiimfi-d*
:..D:::t
'()^ :
etiologi. Radiografi harus ditunda sampai klinikus menentukan
:il;;1 gangguan utamanya dan yakin bahwa anak tidak berisiko tei-
,,1 hadap perburukan yang mendadak selama prosedur. Peringa-
1;;1
D.
. tan ini terutama penting pada anak dengan obstruksi jalan na-
&),
pas atau leher tidak stabil yang distresnya dapat diperburuk
'1?ll dengan reposisi selama radiografi.
r i I STABILISASI DAN BANTUAN AWAL. Terapi disfungsi per-
DtF.a=a:Kanilf,,n napasan adalah paling efektif bila ditujukan pada etiologi atau
Dr
setidak-tidaknya pada mekanisme proses yang mengakibatkan
perkembangan disfungsi pernapasan tersebut. Pneumonia ha-
rus diterapi dengan antibiotik yang sesuai, dan obstruksi jalan
lul napas atas harus dilegakan dengan cara mengeluarkan atau
membuat jalur pintas (bypass) melewati penyebab obstruksi.
Sayangnya, terapi yang ditujukan pada penyebab penyakit
sering memerlukan waktu dan tidak selalu dapat dilakukan.
Jika demikian keadaannya, tujuan pertama adalah mengem-
balikan kecukupan pertukaran gas dengan pengorbanan semi-
nimal mungkin untuk penderita dipandang dari segi nyeri,
ketidaknyamanan, dan komplikasi. Tujuan ini kadang-kadang
dapat dicapai dengan melakukan tindakan yang mempengaru-
hi fungsi fisiologis sistem pernapasan, sehingga pernapasan
menjadi lebih efisien. Namun, tidak jarang ventilasi perlu di-
bantu secara artifisial dengan ventilasi mekanik.
Sambil membtiat keputusan, adalah penting diingat bahwa
di antara perubahan yang terdapat pada kegagalan pernapasan,
yang paling berbahaya adalah hipoksemia. Pemberian oksigen
pada anak dengan distres pernapasan sebenarnya selalu meru-
pakan tindakan awal yang aman dan tidak boleh ditunda sam-
pai terdapat hasil hipoksemia dari analisis gas darah; penun-
daan tersebut dapat sangat berbahaya pada anak yang menga-
lami hipoksemia. Oksigen dapat diberikan pada anak dengan
Diadaptasi dengan ijin dari Pi.rez-Fontdn JJ, Lister G: Respiranry failure.
menggunakan berbagai macam alat. Kerudung kepala (hood)
ln. Touktnkian RJ (ed): Pediatric Trauma, 2nd ed. St Lrtuis, Mosby-Yeur
Book, 1990. pp 46-76. lebih disukai untuk bayi kecil karena memberikan kadar oksi-
gen yang konstan, yang dapat ditingkatkan sampai mendekati
l0O Vo. Namun, alat tersebut tidak disukai oleh anak baru bela-
jar jalan dan tidak praktis pada anak yang lebih tua. Masker
agitosi dan lebih lanjut dekompensasi. Saturasi oksigen arteri dan tenda muka lebih sesuai pada anak yang lebih tua, tetapi
biasanya dapat diperkirakan dengan oksimeter nadi tanpa ter- bila alat ini tidak dilengkapi dengan katup non-rebreathing
lalu mengganggu penderita, dan alat ini sangat berguna untuk dan sangat pas dengan muka, alat ini tidak dapat menjamin
memonitor anak dengan distres pernapasan selama evaluasi masuknya oksigen inspirasi berkadar tinggi yang cukup stabil.
dan terapi awal. Sayangnya, ada beberapa faktor yang dapat Kanula hidung dapat diterima oleh semua umur, tetapi alat ini
mengakibatkan kesalahan atau kekacauan pembacaan dengan hanya mampu memberikan oksigen berkadar rendah dan cen-
60 I Perawatan Kritis Anak 305

derung mengakibatkan iritasi hidung, terutama pada aliran ber- Komplikasi Bantuan Ventilasi. Komplikasi tersering ban_
tekanan tinggi. tuan ventilasi berpangkal dari kebutuhan untuk mengembang_
Prinsip penting kedua pada perawatan awal kegagalan per- kan paru dengan baik di atas volume relaksasinya. Hal ini
napasan adalah tidak mengganggu mekanisme kompensasi kemudian menimbulkan tenaga di dalam jaringan paru sendiri,
sistem pernapasan. Misalnya, anak dengan stridor berat paling yang dapat merobekkan atau melukai bangunan-bangunan se-
baik dibiarkan tetap dalarn gendongan ibu untuk mencegahnya pertijalan napas, alveolus, dan bahkan pembuluh darah, dalam
menangis dan agitasi, yang akan meningkatkan upaya yang suatu proses yang sering secara kurang tepat disebut sebagai
diperlukan untuk mengatasi obstruksi dan dapat mengakibat- barotrauma (lebih tepat bila disebut cedera regangan (stretch
kan kegagalan otot-otot pernapasan. Demikian pula, anak de- injury)). Akibat jejas tersebut mungkin tidak dapat dibedakan
ngan kegagalan pernapasan tidak boleh dipaksa berbaring, dari manifestasi penyakit yang mendasari, namun, kadang-
karena diafragma kurang efisien bekerja dalam posisi ber- kadang, robekan ruang udara mengakibatkan kebocoran gas
baring, karena harus menggunakan tenaga ekstra untuk mela- dan pembentukan kantung udara ektopik di rongga pletra
wan pengaruh gravitasi isi perut. (pneumothoraks), mediastinum (pneumomediastinum), perito_
BANTUAN VENTILASI. Indikasi utama banruan ventitasi
neum (pneumoperitoneum), perikardium (pneumoperikar_
dium), dan dalam ruang interstitial paru (emfisema interstitial
adalah adanya atau mengancamnya kegagalan pernapasan.
paru), serta jaringan lunak leher dan dada (emfisema subku_
Meskipun bantuan ventilasi dapat diberikan dengan metode
tis).
yang tidak memerlukan invasi jalan napas (ventilasi bertekan-
Distensi pasif paru-paru dengan sendirinya akan mengaki-
an negatif, tekanan jalan napas hidung berkelanjutan), metode
batkan peningkatan tekanan di atas atmosfir di dalam dada.
ini biasanya tidak amdn untuk anak yang sangat sakit dengan
Karena vena yang mengembalikan darah ke jantung dan
penyakit pernapasan akut. Akibatnya, intubasi trakhea biasa-
atrium terpajan pada tekanan ini, pengisian jantung sering ber-
nya merupakan langkah pertama pemberian bantuan ventilasi
kurang, darah vena terhimpun di luar dada. penurunan curah
(lihat Bab 60.2).
jantung yang diakibatkannya mungkin akan meniadakan keun-
Cata Bantuan Ventilasi. Semua jenis ventilator mekanik di- tungan yang ingin dicapai dengan bantuan ventilasi bila dipan-
dasarkan pada prinsip penghasil inflasi yang sederhana dengan dang dari segi transpor oksigen meskipun nilai pO2 arteri
memberikan tekanan positif pada trakhea dan membiarkan de- adekuat.
flasi terjadi secara pasif. Besarnya inflasi dapat diatur dengan Pemberian oksigen berkepanjangan dapat mengakibatkan
penyesuaian lamanya inspirasi dan aliran inspirasi (time-cycled cedera jalan napas dan pembuluh darah. Meskipun paru-paru
v e ntilato rs ), volume tidal absolut (v olume - cy c I e d v entilato rs yang masih berkembang tampak lebih toleran terhadap hi-
),
atau tekanan inspirasi puncak (pressure-cycled ventilators). peroksia daripada paru-paru matur, lebih bijaksana untuk me-
Mes kipun p r e s s u r e s - cy c I e d v e nt i lat ors j aran g di gunakan, t i m e - nurunkan kadar oksigen inspirasi sesegera mungkin, walaupun
cycled ventilalors sungguh sering digunakan dengan pemba- hal ini memerlukan pemberian tekanan distensi yang lebih
tasan tekanan pada perawatan penderita dengan penyakit tinggi pada paru.
restriktif atau obstruktif berat. Volume akhir-ekspirasi paru Penghentian Bantuan Pernapasan. Keputusan untuk meng-
(kapasitas residu fungsional) ditentukan dengan cara menye- hentikan bantuan pernapasan harus didasarkan pada evaluhsi
suaikan tekanan positif akhir-ekspirasi Qtositive end- teliti semua aspek fungsi pernapasan penderita: pengendalian
expiratory pressures [PEEPI), yang merupakan tekanan yang pernapasan, pertukaran gas, dan fungsi otot-otot pernapasan.
dlukur melalui jalan napas pada akhir ekspirasi. Di samping Proses penyapihan penderita dari ventilasi mekanik bisa sa-
ventilasi terkendali (cara bantuan pernapasan tersederhana, ka- ngat sulit dan lama. Cara ventilasi seperti VWIS dan bantuan
rena ventilator menginflasi paru pada frekuensi yang tetap, ti- tekanan yang dirancang untuk secara progresif mentransfer
dak tergantung pada upaya penderita) dan bantuan ventilasi upaya ventilasi pada penderita, adalah sangat membantu da-
(bila pernapasan ventilator dipicu oleh upaya penderita), venti- lam situasi seperti ini karena alat-alat ini mengkondisikan
lator yang paling modern dapat diprogram untuk memberikan otot-otot pernapasan dan memungkinkan penilaian kemampu-
cara ventilasi khusus yang dirancang untuk memperbaiki koor- an penderita untuk mempertahankan ventilasi. Pengukuran
dinasi penderita dan ventilator. Dengan ventilasi wajib inter- fungsi respirasi di tempat tidur, seperti kapasitas vital paksa
mitten (YWD, ventilator menginflasi paru-paru dengan volume (forced vital capacity) dan tekanan inspirasi negatif, sangat
yang sudah ditentukan sebelumnya dan frekuensi tertentu, membantu penilaian ini. Namun, cara apa pun yang dipakai,
membiarkan penderita bernapas secara spontan di antara per- penting sekali untuk selalu mengawasi penderita selama pro-
napasan ventilator. Pada bentuk sinkronisasinya (VWIS), per- ses penghentian dukungan ventilasi untuk memastikan bahwa
napasan ventilator dimulai oleh upaya spontan penderita, yang pernapasannya cukup efektif serta tidak adanya komplikasi
dirasakan sebagai penurunan sementara tekanan pembukaan kanulasi jalan pernapasan, seperti radang jalan pernapasan atas
jalan napas. Dengan bantuan tekanan, setiap upaya spontan yang dapat menghambat keadekuatan ventilasi.
oleh penderita memicu peningkatan tertentu yang telah diten- STRATEGI UNTUK MEMPERBAKI OKSIGENASI. Meskipun
tukan sebelumnya pada tekanan pembukaan jalan napas; Te- pemasangan bantuan ventilasi mekanik mungkin cukup untuk
kanan tersebut dipertahankan konstan, membantu mengatasi memperbaiki pembuangan karbon dioksida dan meningkatkan
pembalikan (rekoil) paru-paru dan dinding dada sampai pende- oksigenasi arteri, beberapa penderita mungkin tetap saja me-
rita berhenti menimbulkan aliran inspirasi, untuk kemudian ngalami hipoksemia yang mengancam jiwa. Oksigenasi arteri
dibiarkan terjadi ekshalasi pasif. harus diukur dari keadekuatan tranpor oksigen sistemik (kadar
306 BAGIAN Vlil I Anak Sakit Akut

oksigen arteri x curah jantung) bukannya oleh hanya POz atau GANGGUAN PERFUSI. (Lihat Bab 60.3)

saturasi oksigen saja. Prinsip ini akan menjadi tampak makin


penting jika memperhitungkan bahwa ventilasi tekanan positif PATOGENESIS. Disfungsi sirkulasi mempunyai manifestasi
dapat mengganggu darah balik vena ke jantung dan menu- spesifik dan non-spesifik. Istilah gongguan perfusi menggam-
runkan curahjantung; penurunan ini dapat meniadakan penga- barkan semua keadaan penurunan cukup besar aliran darah ke
ruh yang menguntungkan pada perbaikan kandungan oksigen jaringan. Keadaan ini meliputi berbagai situasi, mulai dari pe-
arteri dan bahkan dapat menurunkan jumlah oksigen yang nurunan ringan volume darah dalam sirkulasi sampai kolaps
mencapai jaringan. Dari sini tampak bahwa beberapa varia- kardiovaskular. Syok merupakan bentuk khusus gangguan per-
bel-POz darah arteri atau saturasi oksigen hemoglobin, kadar fusi yang mana aliran darah sistemik tidak cukup untuk me-
hemoglobin, dan curah jantung-dapat dimanipulasi untuk menuhi fungsi vital. Karena itu, karakteristiknya yang paling
memperbaiki pasokan oksigen jaringan. menonjol adalah keadaan ketidakstabilannya; iika dibiarkan ti-
Cara termudah dan tercepat untuk meningkatkan saturasi dak diterapi, dan bahkan seringkali meskipun sudah diterapi,
oksigen arteri adalah dengan meningkatkan kadar oksigen in- keadaan ini dapat menimbulkan disfungsi progresif multipel
spirasi. Meskipun mungkin kadar oksigen inspirasi yang tinggi organ dan tanda iskemia jaringan berat (asidemia laktat). Ga-
sebenarnya dapat meningkatkan net shunt dengan berbagai gal jantung merupakan bentuk lain gangguan perfusi yang di-
mekanisme, namun, pengaruh ini meningkatkan POz arteri. tandai dengan ketidakmampuan jantung untuk memperta-
Karenanya, pada hipoksemia akut yang berat (saturasi oksigen hankan curah setara dengan kebutuhan metabolik tubuh. Mes-
arteri 85Vo) adalah tepat untuk mula-mula memberikan oksi- kipun mengakibatkan tanda dan gejala seperti dispnea dan
gen 100% sampai tindakan lain dapat dilakukan untuk mem- edema, gagal jantung kongestif berbeda dengan syok kareha
perbaiki efisiensi proses pertukaran-gas. Saturasi oksigen ar- dia sebenarnya bersifat stabil; mekanisme kompensasi sistem
teri dapat juga ditingkatkan dengan menurunkan fraksi shunt. kardiovaskular memungkinkan mempertahankan semua fungsi
Hal ini biasanya dilakukan dengan meningkatkan tekanan ja- vital, meskipun adaptasi ini menimbulkan komplikasi.
lan napas rata-rata untuk mengerahkan alveolus-alveolus yang Merupakan tugas dokter yang menangani anak dengan per-
tadinya tertutup atau kurang terventilasi. Salah satu cara yang fusi buruk untuk membuat penilaian cepat dan teliti luasnya
paling efektif untuk mencapai hal ini adalah dengan mening- gangguan dan menentukan mekanisme yang paling mungkin
katkan kapasitas residu fungsional paru dengan meningkatkan yang turut menyebabkan terjadinya gangguan sirkulasi. Peni-
PEEP; atau memperpanjang lamanya inspirasi atau volume laian ini sangat dipermudah dengan memahami bagaimana
tidal dan tekanan puncak. Meningkatkan tekanan rata-rata ja- mekanisme normal yang mempertahankan dan mengatur per-
lan napas bukannya tanpa risiko komplikasi. Lebih jauh mere- fusijaringan dapat diganggu oleh penyakit.
gangkan paru dapat menimbulkan cedera jalan napas atau pun Pengaturan Perfusi Jaringan dan Tekanan Darah. Pada kea-
alveolus, yang mungkin dapat memperberat kerusakan paru daan normal, aliran darah dan pasokan nutrisi jauh lebih besar
yang sudah terjadi, yang ditimbulkan oleh proses awal, atau daripada kebutuhan metabolik. Cadangan yang besar ini me-
bahkan mengakibatkan kebocoran udara. Lagi pula, tekanan mungkinkan dipertahankannya keseimbangan metabolik, mes-
rata-rata jalan napas yang lebih tinggi dapat makin meng- kipun terdapat sedikit penurunan curah jantung atau pening-
gahggu curah jantung atau memperburuk kesesuaian ventilasi katan kebutuhan metabolik. Bila aliran darah sistemik turun
dengan perfusi, sehingga tidak ada perbaikan transpor oksigen. secara progresif relatif terhadap kebutuhan jaringan, berbagai
Jadi, dalam menyesuaikan tekanan ventilasi, segala kon- mekanisme kompensasi dikerahkan untuk mendistribusi kem-
sekuensinya, keuntungan maupun kerugiannya, harus diperhi- bali sirkulasi dan untuk memaksimalkan ekstraksi oksigen dan
tungkan. nutrisi lain dari darah. Pada proses tersebut terdapat perubahan
yang besar dalam perfusi dan fungsi organ; perubahan ini
Meningkatkan kadar hemoglobin juga dapat meningkatkan
memberikan tanda penting dari gangguan sirkulasi.
kandungan oksigen arteri, meskipun PO2 arteri atau saturasi
oksigen hemoglobin hanya dapat sedikit berubah. Namun, bila Secara umum, aliran darah didistribusikan untuk meme-
kadar hemoglobin meningkat, darah akan menjadi lebih kental nuhi kebutuhan metabolik organ dan tekanan darah secara
dan keadaan ini cenderung menurunkan curah jantung. Kare- ketat diatur sehingga organ seperti otak danjantung tetap men-
nanya, sering ada kisaran kadar hemoglobin (12 - 15 g/dl-) di dapatkan perfusi yang baik meskipun terdapat perubahan po-
atas angka tersebut tidak bermanfaat untuk transpor oksigen. sisi maupun aktivitas. Beberapa organ, seperti kulit dan ginjal,
Di samping itu, risiko terjadinya penularan infeksi juga harus mendapat aliran darah melebihi kebutuhan nutrisinya karena
dipertimbangkan bila merencanakan transfusi darah sebagai mereka melaksanakan fungsi khusus (pertukaran panas, fil-
mekanisme untuk meningkatkan oksigenasi. Peningkatan cu- trasi) yang memerlukan laju perfusi tinggi. Bila curah jantung
rah jantung dapat memperbaiki oksigenasi dan nutrisi jaringan turun, ada respons lokal maupun sistemik untuk mempertahan-
karena substrat selain oksigen kadang-kadang dapat memba- kan perfusi ke organ-organ yang metabolismenya aktifdan un-
tasi lajunya (glukosa untuk sistem saraf sentral). Curahjantung tuk mempertahankan tekanan darah. Redistribusi aliran darah
dapat ditingkatkan dengan berbagai cara. Namun, obat yang menjauhi organ seperti kulit menimbulkan beberapa perubah-
merangsang kontraktilitas jantung dapat salah mendistribusi- an khas pada pemeriksaan fisik yang membantu mengenali
kan aliran darah dalam paru dan memperburuk campuran anak dengan gangguan sirkulasi.
vena; .;bat inijuga dapat meningkatkan kebutuhan oksigen dan Tekanan darah memberikan daya pendorong untuk mem-
laju metabolik keseluruhan, dengan demikian membatasi ke- berikan perfusi organ dan jaringan. Karena ada sedikit sekali
untungan yang dapat diperoleh dari setiap peningkatan paso- penurunan tekanan dalam arteri-arteri besar, sebagian besar
kan oksigen. organ mendapat darah dengan tekanan perfusi yang sama. Na-
60 I Perawatan Kritis Anak 307

mun, ada perbedaan besar pada tahanan aliran darah intra- tersebut menurun. Jadi, bila terdapat gangguan perfusi jaring-
organ sehingga perfusi ke masing-masing organ .sangat ber- an, seperti kulit, akan didapatkan suhu kulit yang lebih dingin
variasi meskipun tekanan perfusinya relatif sama. Dengan de- (kurangnya perfusi dengan darah hangat, kurangnya metabo-
mikian, aliran darah ke setiap organ ditentukan oleh tekanan lisme), pemanjangan waktu pengisisan kembali kapiler (ku-
perfusinya maupun tahanan vaskularnya. Tekanan darah diper- rangnya perfusi), kebiruan atau perubahan warna sianotik (ke-
tahankan oleh pengaruh saraf dan humoral, yang bekerja mem- naikan ekstraksi oksigen dan lebih rendahnya saturasi oksigen
pertahankan tekanan perfusi terhadap organ selama naik tu- kapiler dan vena), serta penurunan pulsasi arteri yang menuju
runnya curah jantung. Ini merupakan alasan mengapa tekanan j aringan tersebut (vasokonstriksi).
darah rata-rata merupakan pengukuran disfungsi sirkulasi yang Di samping memindahkan aliran darah, respons humoral
kurang sensitif dan dapat normal (atau bahkan meningkat) juga meningkatkan curah jantung melalui tiga mekanisme.
meskipun ada penurunan curah jantung yang cukup besar. Ka- Frekuensi denyut jantung meningkat (respons terhadap epine-
pan saja tekanan darah menurun, ada refleks konstriksi yang frin) dan sinus takikardi harus dipikirkan sebagai respons
cepat (dalam detik) pada hampir semua arteri dan vena yang kompensasi pada setiap anak dengan gangguan perfusi, kecu-
di- perantarai oleh sistem saraf simpatis. Respons konstriksi ali bila ada juga masalah pada konduksi jantung. Kontraktilitas
ini meningkatkan aliran darah balik vena, meningkatkan ta- akan ditingkatkan oleh stimulasi katekolamin, tetapi efektivi-
hanan vaskular, dan mengembalikan tekanan darah. Perubahan tas adaptasi ini tergantung pada kapasitas respons miokardium
tekanan darah dideteksi oleh sinus karotikus dan baroreseptor dan apakah ada pengisian jantung yang cukup. Akhirnya, da-
aorta. Bila volume intravaskular turun, reseptor tekanan ren- rah balik vena akan ditingkatkan oleh konslriksi vena, yang
dah yang terletak di atrium dan pembuluh darah pulmonal menurunkan kapasitans vena dan meningkatkan dorongan te-
teraktivasi, yang mengakibatkan respons konstriksi arteri dan kanan kembalinya darah ke atrium kanan, serta oleh mekanis-
vena yang serupa. me ginjal yang meningkatkan retensi cairan.
Stimulasi simpatis kelenjar adrenal mengakibatkan pele- Penyebab Ketidakcukupan Curah Jantung. Gangguan per-
pasan epinefrin dan norepinefrin, sedangkan konstriksi arteriol fusi secara global terjadi bila curah jantung ke jaringan tidak
aferen ginjal menstimulasi peningkatan produksi renin, yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan aliran darah yang dibe-
memulai peningkatan aldosteron, angiotensin II, dan secara ti- bankan oleh metabolisme tubuh. Karena curah jantung meru-
dak langsung hormon antidiuretik dalam sirkulasi. Setiap hor- pakan hasil kali dari isi sekuncup dan frekuensijantung, ia da-
mon ini merupakan vasokonstriktor kuat yang meningkatkan pat dibuktikan tergantung secara langsung pada tiga faktor:
tekanan darah; selanjutnya hormon antidiuretik dan aldosteron volume pengisian atau* volume akhir-diastolik, fraksi ejeksi,
berturut-turutan meningkatkan reabsorbsi air dan natrium, dan frekuensi jantung. Bila salah satu dari ketiganya menu-
yang membantu mengembalikan volume intravaskular. Jadi, run, akan terjadi penurunan sistem aliran darah, kecuali bila
respons humoral melengkapi refleks saraf dan memberikan ada kompensasi respons adaptif. Contoh gangguan fisiologis
kisaran pengaturan sirkulasi yang lebih lama. ini ditunjukkan pada Tabel 60-4.
Pengaturan Aliran Darah Regional. Meskipun tekanan darah Penurunanvolume pengisian terjadi pada kehilangan volu-
arteri menurun, beberapa organ (otak, jantung) mempertahan- me intravaskular, peningkatan kapasitas vaskular, atau ham-
kan aliran darah dengan cara vasodilatasi. Autoregulasl ini me- batan terhadap darah balik vena. Sementara kehilangan volu-
lawan stimulasi saraf dan humoral dengan sistem simpato- me intravaskular seringkali tampak dari anamnesis dan penim-
adrenal dan pelepasan peptida vasoaktif yang cenderung me- bangan berat badan, ekstravasasi cairan dari ruang vaskular
n)rebabkan vasokonstriksi bila curah jantung menurun. Sebe- dapat sangat samar dan hanya diketahui dengan pemeriksaaan
rapa jauh organ tertentu berespons terhadap pengaruh vaso- fisik yang teliti, terutama bila cairan telah bocor ke ruang in-
dilatasi atau vasokonstriksi tergantung pada kapasitasnya un- terstitial, lumbn usus, atau peritoneum. Peningkatan kapasitas
tuk autoregulasi, inervasi, dan densitas. serta sifat reseptor vaskular (terutama vena) akan menurunkan darah balik vena
vaskular. Lagipula, metabolisme lokal mempengaruhi aliran dan volume pengisian, dan dapat merupakan masalah yang su-
darah sedemikian sehingga jaringan aktif (otot yang sedang lit untuk dideteksi karena volume darah tetap berada di ruang
bekerja) mempertahankan aliran darah meskipun ada stimulasi vaskular dan tidak ada tanda kongesti vaskular ataupun kehi-
neurohumoral. Karenanya, bila curah jantung menurun, organ langan berat badan. Akhirnmya, hambatan darah balik vena,
yang biasanya secara metabolik aktif atau mempunyai sedikit seperti pada tamponade perikardium atau pneumothoraks te-
inervasi autonom (otak, jantung) mempertahankan perfusinya, kanan, dapat dengan dramatis menurunkan volume akhir-
sedangkan organ yang mempunyai laju metabolik rendah (ku- diastolik jantung serta akan menimbulkan tanda peningkatan
Lit) atau mempunyai inervasi autonom tinggi (ginjal, usus) tekanan vena sistemik (pembesaran hati, distensi vena jugu-
mengalami vsokonstriksi berat. Respon ini memperbaiki kese- laris, fontanela cembung), tetapi biasanya tidak disertai de-
suaian aliran darah terhadap metabolisme dan, dengan me- ngan perubahan berat badan kecuali bila proses tersebut telah
ningkatkan tahanan vaskular keseluruhan, meningkatkan te- kronis.
kanan darah.
Bila perfusi ke organ atau jaringan menurun terdapat juga
respons lokal, yang meliputi pembukaan kapiler yang sebe-
Irrmnya tertutup, yang bekerja memaksimalkan ekstraksi oksi-
xCJ
gen dan nutrisi dari darah arteri. Jika metabolisme oksidatif = IS x FJ = (VAD - VAS) x FJ = VAD x (VAD - VAS)/VAD x FJ =
VAD x FE x FJ, di mana VAD dan VAS bertururturutan merupakan volume
tidak dapat dipertahankan, jaringan menghasilkan H+ dan lak- akhir-diastolik dan akhir-sistolik. FJ adalah frekuensi jantung, dan'FE adalah
tat berlebihan, laju metabolik menurun, dan fungsi jaringan fraksi ejeksi.
308 BAGIAN VIII Anak Sakit Akut
'
Penurunan fraksi ejeksi dapat akibat dari buruknya fungsi kin terdengar menyerupai tangis yang lemah) dapat merupa-
kontraksi atau hambatan aliran keluar jantung. Pada proses kan tanda distres pernapasan dan dapat dijumpai pada keadaan
yang mengganggu fungsi kontraksi, sering ada irama gallop perfusi rendah, bahkan ketika tanpa keterlibatan paru-paru
dan tanda kongesti vena sistemik serta vena pulmonalis. Na- primer atau sekunder.
mun, adalah penting sekali mengenali bahwa distres pernapas- Bila telah ditentukan bahwa perfusi terganggu, harus dicari
an-meliputi takipnea, mengi, udara terperangkap, atau kolaps data untuk menentukan faktor primer yang mengganggu per-
alveolus-akibat paru-paru yang kongesti dan edema dapat fusi, pendekatan yang paling rasional untuk mengembalikan
menyerupai penyakit paru primer dan menyamarkan diagnosis kecukupan sirkulasi, dan menentukan apakah penderita stabil.
disfungsi jantung; penemuan yang berguna yang melibatkan Untuk menentukan penyebab perfusi yang buruk, adalah sa-
penyakit jantung daripada penyakit pernapasan adalah adanya ngat berguna untuk menilai apakah volume intravaskular
kardiornegali. Peningkatan beban-pasca (afierload), tekanan ditambah atau dikurangi dengan mengukur besarnya hati serta
yang harus dihadapi ventrikel pada saat ejeksi, dapat juga me- ketegangan fontanel anterior atau vena jugularis, dan, bila
nurunkan ejeksi jantung, terutama bila prosesnya mendadak, mungkin, menimbang berat penderita (Gambar 60-2). Mes-
seperti pada bayi dengan penutupan duktus arteriosus pada kipun data laboratorium biasanya tidak diperlukan untuk me-
adanya stenosis atau koarktasio aorta. Dengan peningkatan nentukan apakah perfusi cukup. data ini cukup bermanfaat da-
beban-pasca biasanya terdapat tanda kongesti vena sistemik lam menentukan bagaimana perfusi tersebut terganggu. Infor-
atau vena pulmonalis, tergantung pada ventrikel mana yang masi yang sangat penting meliputi elektrokardiogram (untuk
terutama terkena. Kolaps kardiovaskular dapat merupakan tan- menentukan apakah terdapat sinus takikardi atau disritmia
da pertama jika beban meningkat mendadak sebelum respons apapun), radiografi dada (untuk menentukan apakah sirkulasi
kompensasi (hipertrofi) dapat terjadi. terlalu penuh atau kekurangan, dan jantung besar atau kecil),
Meskipun/rekuensi jantung lambat jarcng sebagai masalah dan pengukuran status asam,/basa untuk menentukan kecukup-
primer pada anak, keadaan ini sering terjadi sebagai respons an kompensasi metabolik dan apakah asfiksia turut menyebab-
terhadap asfiksia. Bradikardi dapat juga memperburuk penye- kan terjadinya disfungsi miokardium. Pengukuran kadar he-
bab lain dari perfusi yang jelek karena takikardi merupakan moglobin dan/atau hematokrit serta kadar elektrolit, glukosa,
respons penyesuaian yang diharapkan. Perfusi perifer dapat kreatinin, dan urea nitrogen darah akan membantu dalam meli-
makin terganggu oleh faktor-faktor yang memerlukan pening- hat etiologi gangguan sirkulasi dan dalam menentukan apakah
katan kebutuhan terhadap aliran darah, seperti anemia, hipok- terapi cairan akan merupakan yang paling sesuai setelah pem-
semia. demam, dan kerja pernapasan berlebihan. Pentingnya berian terapi awal.
mengenali faktor-faktor tersebut adalah karena faktor-faktor
Bila anak telah ditentukan mengalami perfusi yang buruk,
tersebut kadang-kadang dapat dikurangi (demam, anemi) dan
monitor tertentu harus dimulai untuk membantu menilai dan
dengan demikian memperbaiki keseimbangan antara aliran da-
menentukan kecukupan respons. Monitor tersebut setidaknya
rah dan kebutuhan metabolik.
harus meliputi pengukuran berulang tekanan darah, monitor
PENILAIAN. Tujuan pertama penilaian adalah untuk menen-
terus menerus frekuensi jantung atau EKG dan saturasi oksi-
tukan apakah perfusi anak cukup untuk mempertahankan fung-
gen arteri, serta pengukuran keluaran urin (pemasangan kate-
si vital. Hal ini biasanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan
ter kandung kencing harus dipertimbangkan). Pencitraan
fisik. Temuan dari pemeriksaan fisik anak dengan perfusi bu-
ultrasonografi dan velikometri aliran Doppler sangat berguna
ruk merupakan refleksi perubahan yang terjadi terutama kare-
untuk evaluasi dan memonitor fungsi kontraktil miokardium
na penurunan aliran darah maupun perubahan yang terjadi
dan volume pengisian jantung, serta untuk mendeteksi adanya
akibat respons terhadap adaptasi. Dari pemeriksaan fisik gam-
efusi perikardium.
baran ini dapat juga merupakan faktor yang berhubungan de-
ngan penyakit yang mendasari atau luka yang telah meng- STABILISASI AWAL. Jika telah ditentukan bahwa penderita
ganggu perfusi. Anak dengan dehidrasi berat dapat mempu- memerlukan perbaikan perfusi, jalan masuk vaskular harus
nyai nadi arteri perifer yang jelek, tungkai dingin dan sianotik, dibuka. Pemasangan kateter vena perifer perkutan pada pende-
dan penurunan pengisian kembali kapiler, sedangkan anak de- rita dengan penurunan volume seringkali.sangat sulit; mung-
ngan dehidrasi yang setara namun disertai dengan infeksi kin diperlukan jalan lgin, bahkan pada anak yang tidak dalam
sistemik mungkin mempunyai tungkai yang hangat bukannya keadaan memburuk tetapi memerlukan terapi. Teknik seperti
dingin, meskipun nadi perifer mungkin sulit diraba. Tabel 60-5 kanulasi perkutan vena sentral besar (tehnik Seldinger), ve-
memberikan gambaran umum pemeriksaan fisik anak dengan naseksi, atau kanulasi intraossea adalah tepat bila penderita
penurunan perfusi sistemik. syok dan tidak ada cara untuk pemberian cairan dan obat.
Tanda vital harus diperiksa dan dipertimbangkan makna- Oksigen tambahan harus diberikan (biasanya dengan sung-
nya bersama dengan temuan fisik, Tekanan darah sistolik mau- kup muka atau tenda muka, atau dengan kerudung kepala (ko-
pun diastolik harus diukur karena pada vasokonstriksi perifer tak kepala pada bayi) untuk memaksimalkan pengantaran
tekanan darah sistolik dapat normal tetapi tekanan nadi akan oksigen dan mempertahankan terisinya paru-paru dengan oksi-
sempit. Tekanan darah bayi harus diukur pada tungkai atas (le- gen, walaupun saturasi oksigen arteri masih normal. Namun,
bih disukai lengan kanan) dan tungkai bawah karena kemung- jika pemberian oksigen memperburuk perfusi penderita, seper-
kinan ada koarktasio aorta. Selama pemeriksaan fisik, perha- tidapat terjadi pada bayi dengan obstruksi jantung kiri kon-
tian terutama harus ditujukan pada kesadaran dan kemampuan genital kitis, yang duktus arteriosusnya mengalami konstriksi,
anak berinteraksi. Gelisah atau apati sering disebabkan oleh maka tambahan oksigen (seperti obat lain yang menyebabkan
perfusi otak yang buruk. Dengkur yang menetap (yang mung- efek samping yang merugikan) harus dihentikan.
60 I Perawatan Kritis Anak 309

TABEL 60-4 Penyebab Ketidakcukupan Curah Jantung

Perdarahan, kehilangan cairan usus, kehilangan H2O


insensibel berlebihan (sengatan paras), kehil ang-
i',,-..::;:,,1,'$i.1, .:ii.;,tii an dari urin (diabetes insipidus atau melitus)
;r...,==.,.,
Ekstravasa!i dari iuang vaskular t?ff tJ,t, i leu s, perdarahan i nfral<rani al, trau ma,

P.ningtatan kapasitas vaskular '


Venodilarasi akibal-obat, trauma spinal. anafi Iaksis.
sepsi s
Hambatan darah balik vena Tamponade, pneumothoraks tekanan atau pneu-
;, momedj asrin um, venrilasi tekanan positi f, takiarit-

Uamtatan rertradap aliran keluar ventrikel *#lrur,o *nu, ,,.no.,* r"nu. or*,
"**,r,
l ;,p15n.ffi
itas d blarfl..l hipertensi
Asfiksi a, miokarditi s. i nfark mjokardi um, sepsi s
9ill**idlffii
"
Sindroma sinus sakit, hipoksemia
Gangguan hantaran imputi Hiperkalemia, kelebihan dosis digitalis atau anri-
depresan trisiklik. blokade ianlung total
#]iludiliilhdfu#$ Penurunan kadar Oz darah arteri '
Anemia, hipoksemia
Gangguan pemakaian nutriCi Keracunan sianida. salisiiisme
Kesalahan distribusi ali ran Fisrula arteriovenosa, sepsis. sindrom distres per-

e"ningtutun laju metaboli sme Demam, lingkungan termal tidak netral. kerja per-
napasan berlebihan, tirotoksikosis. hipertermia
maligna

Diadaptasi dengan iiin dari Lister C, Apkon M, Fabry JT: Syok. ln: Emmanouilides GC, Riemenschneider TA, ALLen HD, Gutgesell Hp (eds): Moss & Adam,s
Heart Disease in Infant, Children and Adolescents: Including the Fens and Young Adult, 5th ed. Baltimore, William & Witkins, 1994, pp 1725-1746.

Selama melakukan penilaian fisik, harus ditentukan yang pada setiap anak dengan perfusi yang buruk, adalah sangat
manakah dari ketiga faktor-frekuensi jantung, ejeksi jantung, penting untuk mulai memperbaiki sirkulasi sebelum terdapat
atau pengisian jantung-yang terganggu, sehingga terapi da- perburukan lebih jauh. Bila sirkular tidak terlalu penuh terisi,
pat dimulai. Sangat mungkin, tergantung seberapa jauh proses perfusi biasanya akan dibantu dengan infus cairan kristalloid
yang mendasari telah memburuk, fungsi sirkulasi terganggu yang cepat dan berulang dalam campuran isotonis (salin nor-
oleh lebih dari satu mekanisme. Anak dengan sepsis mungkin mal, Ringer laktat) dalam kelipatan 5-10 mllkg. Volume sebe-
mempunyai fungsi kontraktil yang buruk, penurunan prabe- sar 70 ml/kg dalam 24 jam mungkin perlu ditambahkan pada
ban, (preload), dan peningkatan kebutuhan metabolik. Namun, kebutuhan cairan rumatan dan penggantian kehilangan yang

TABEL 60-5 Tanda Penurunan Perfusi

Gelisah. apatis Sangat gelisah,lbi ngung, stupor


Venrilasl T Ventilasi T t
niiO..lu metaboli k komperisata ffi:'fr:'*looo,,o ridak kompensara
Moiiiiras I Ileus
Oliguria Oliguria/anuria

- Ekitremius dingin ::t:::::::::::::! :::


Ekstremitas dingin, iianosis, burik
- :.1 ;',1, 1 ,r .!, r:: :, i '-it;lilE 'irekuensi.lantung
ii t t. t.lunun darah J.
iFiekuenTis$,ffi hanya nadi sentral
llJiNa.dj'pe ;$ ...

.!S$ sls/en saraf sentral; CKV, sistem kardiovaskular;1 meningkat; J, turun.


Diadaptasi dengan iiin dari Lister G, Apkon M, Fabry JT: Syok. In Ervnanouilides GC, Riemenschneider TA, ALLen HD, Gutgesell Hp (eds): Moss &
Adam's Heart Disease in Infant, Children and Adolescents: Including the Fetus and Young Adult, 5th ed. Baltimore, WilLiam & Wilkins, I 994, pp 1725- 1716.
310 BAGIAN VIil a Anak Sakit Akut

Penurunan Perfusi'

/ \
rreruensi iantung
f I Freruensi iantung

,/l
Disritmia
/\-
Siluet jantung besar Siluet jantung kecil/normal
primer Hepatomegali Tidak ada hepatomegali
Dislungsi Distensi vena
autonom I
Y
Ekokardiogram
/\
.../
Jantung besar
\ t\/\
Fungsi buruk
Jantung kecil Responsradang RiwayatyangrTendukung

Kegagalan miokardium
I

Hambatan darah
tl
I

VI I
(Penurunan ejeksi) sepsis penurunan prabeban
balik vena I | | Penurunan

Gambar 60-2. Algoritma untuk melihat dengan jelas penyebab penurunan perfusi. Meskipun frekuensi jantung biasanya meningkat dalam berespons terhadap
perfusi sistemik yang buruk, adanya bradikardi harus menimbulkan upaya pencarian disritmia primer (misalnya, blokade jantung) atau disfungsi autonom
(misalnya, trauma medulla spinalis, atau timbul kekuatiran akan adanya kegagalan miokardium berat. Altematif lain, bila frekuensi jantung meningkat, harus
dilpayakan menentukan apakah ada atau tidak ada tanda terlalu penuhnya vena sistemik. Bila siluet jantung membesar dan terdapat distensi vena, adalah penting
dibedakan apakah jantung terisi dengan baik dan menderita fungsi inotropik yang buruk, ataukah terdapat hambatan pada darah vena balik (misalnya, tamponade
jantung, pneumotoraks tekanan); pada keadaan ini, ekokardiogram sangat bermanfaat. Bila ada takikardi tanpa tanda distensi vena, ketidakcukupan perfusi dapat
karena penurunan prabeban (preload) dan kekurangan pengisian jantung (misalnya perdarahan, dehidrasi) atau penurunan sirkulasi efektii seperti pada sepsis
(dengan radang difus, dilatasi vena, atau gangguan distribusi aliran darah). Pentingjuga diketahui bahwa pada kebanyakan masalah yang menimbulkan penurun-
an perfusi dapat terjadi lebih dari satu mekanisme. Sepsis merupakan contoh baik suatu proses yang dapat menurunkan prabeban dan sekaligus mengakibatkan
kegagalan miokardium.

terus berlangsumg. Setelah upaya awal mengembalikan perfusi nya obat kelompok pertama paling berguna pada fase awal
dengan kristalloid, pilihan cairan berikutnya harus didasarkan sampai jelas bahwa tekanan darah cukup untuk menunjang
pada jenis defisit dan identifikasi masalah spesifik. Misalnya, perfusi. Pendekatan bantuan sirkulasi yang lebih canggih, se-
jika ada anemia dan pengurangan volume sirkulasi, diperlukan perti alat kounterpulsasi balon bantuan ventrikel-kiri, tidak ter-
sel darah merah terpampat, sedangkan plasma segar mungkin sedia luas dan hanya sesuai untuk tempat-tempat khusus.
lebih tepatjika terdapat diatesis perdarahan yang menyertai. Beberapa penyebab penting dan lebih lazim untuk hambatan
Jika terdapat kongesti vena, adalah mungkin kemudian ter- pengisian dapat dilihat pada Tabel 60-4.
dapat gangguan ejeksi darah atau hambatan pengisian jantung. Jika frekuensi jantung tidak meningkat seperti yang di-
Bantuan inotropik harus diberikan kapanpun terdapat bukti harapkan, harus segera dikuatirkan adanya hilroksemia berat
langsung menurunnya fungsi miokardium (kecuali pada kar- atau asfiksia, atau ada cedera intrinsik miokardium. pada kea-
diomiopati obstruktif), atau bila berdasarkan pemeriksaan fisik daan ini, harus diberikan oksigen, dilakukan pemeriksaan ira-
hal ini agaknya mungkin terjadi (kongesti vena, kardiomegali). ma jantung, dan harus dipikirkan pemberian obat inotropik de-
Penurunan fungsi dapat tampak pada pemeriksaan awal, atau ngan sifat kronotropik'(isoproterenol).
bila setelah pemberian cairan, terdapat peningkatan progresif Respons terapi dapat dinilai dengan pemeriksaan fisik dan
pengisian vena tanpa perbaikan dalam perfusi. Obat inotropik pengukuran tanda vital yang berulang. Secara umum, bila sir-
yang paling sesuai diberikan adalah secara intravena; dosis da- kulasi membaik diharapkan terjadi penurunan frekuensi jan-
pat disesuaikan dengan perubahan keadaan. Obat yang paling- tung, peningkatan perfusi perifer, dan mungkin peningkatan
lazim digunakan adalah agonis-p yang bekerja langsung dan tekanan darah atau tekanan nadi. Sebaliknya, jika tanda kon-
tidak langsung, yang meliputi epinefrin, dopamin, dan dobuta- gesti atau edema paru (takipnea, ronki, mengi, retraksi) timbul
min, serta inhibitor fosfodiesterase, amrinone (lihat Bab 60-2). atau memburuk, atau timbul tanda kongesti vena sistemik (hati
Karena obat-obat ini juga mempunyai pengaruh pada pembu- membesar) tanpa perbaikan perfusi perifer yang sesuai, maka
luh darah perifer, adalah perlu mempertimbangkan apakah perlu dipikirkan untuk melakukan monitor yang lebih invasif.
diperlukan sedikit vasokonstriksi untuk meningkatkan tekanan Pemasangan kateter vena sentral mungkin berguna untuk
darah (dopamin, epinefrin) atau apakah vasodilatasi akan mengukur tekanan pengisian jantung kanan dan untuk me-
menguntungkan (dobutamin, amrinone, isopreterenol). Biasa- monitor ekstraksi oksigen. Bila ada kecurigaan bahwa terdapat
60 I Perawatan Kritis Anak 311

perbedaan tekanan pengisian atau fungsi ventrikel kanan dan buku ini. Tujuan bagian ini adalah akan membahas secara
kiri yang sangat besar, kateter balon terapung arteri pulmonalis singkat diagnosis dan penatalaksanaan beberapa bentuk dis-
(Swan Ganz) mungkin diperlukan untuk membantu mengeva- fungsi SSS yang lazim, yang karena keparahannya atau sifat
luasi curahjantung dan respons terhadap terapi. perkembangannya yang progresif cepat, memerlukan tindakan
Terapi tambahan penting pada penderita syok adalah peng- gawat darurat. Karena berbagai bentuk disfungsi sistem saraf
gunaan ventilasi tekanan positif, bahkan sebelum tampaknya sentral biasanya melibatkan perubahan status kesadaran seba-
tanda distres pernapasan. Penggantian kerja pernapasan dapat gai manifestasinya yang paling menonjol, pembahasannya
menurunkan laju metabolik keseluruhan dan memindahkan akan menekankan pada diagnosis dan penatalaksanaan pende-
atiran darah dari otot-otot pernapasan kejaringan vital lainnya' rita koma anak.
Ada beberapa pertimbangan khusus untuk kasus neonatus Variasi manifestasi fisik dan perilaku yang disertai dengan
dengan obstruksi jantung kiri (koartasio, atresia atau stenosis status kesadaran yang berubah menyebabkan kesulitan dalam
aorta), yang patut mendapat pertimbangan karena seringnya mengklasifikasikannya secara klinis. Masalah ini sering dipe-
insiden keadaan ini serta besarnya peluang perbaikan dengan cahkan dengan menilai beratnya perubahan kesadaran yang di-
infus prostaglandin E. Keadaan ini biasanya mengakibatkan dasarkan pada sistem skor, seperti Skala Koma Glasgow
syok sirkulasi pada 1 minggu pertama sesudah lahir. Dengan (Glasgow Coma Scale) (Bab 59, Tabel 59-5). Meskipun cukup
pendekatan terapi konvensional hanya akan ada sedikit, bila bermanfaat untuk tujuan deskriptif dan bahkan untuk tujuan
pun ada, perbaikan dalam perfusi' Namun, prostaglandin yang prognostik, sistem ini dapat memberikan relatif sedikit infor-
membuka duktus hrteriosus yang konstriksi, dapat memberi- masi tentang mekanisme yang mengakibatkan perubahan ke-
kan peningkatan yang dramatis pada perfusi aorta distal sam- sadaran. Informasi demikian harus dicari dengan pemeriksaan'
pai terapi pasti dapat diberikan. neurologis lengkap dan evaluasi yang cermat terhadap riwayat
Bila terapi untuk perfusi yang buruk dimulai, harus mulai' klinis dan gejala serta tanda yang menyertai.
dilakukan tindakan mencari etiologi yang mendasari untuk di- Kata koma digunakan untuk menunjukkan pada suatu kea-
terapi, mempertimbangkan strategi tambahan untuk memper- daan di mana bayi atau anak tidak dapat dibangunkan dan sa-
baiki fungsi sirkulasi, dan merencanakan pemindahan ke fa- masekali tidak menyadari diri dan lingkungannya, walaupun
silitas yang dilengkapi dengan alat-alat untuk monitor dan pe- ada rangsangan fisik yang kuat. Stupor ditandai dengan sikap
natalaksanaan lebih lanjut. diam yang menyerupai tidur normal. Namun, berbeda dengan
koma, stupor dapat dibangunkan dengan stimulus kuat, mes-
kipun biasanya hanya parsial dan sementara. Meskipun secara
arti kata letargi menggambarkan keadaan defisit pemusatan
Dantzker DR: Pulmonary gas exchange. ,ln.' Dantzker DR (ed): Cardiopulmon- perhatian, tetapi kata ini secara lebih longgar sering digunakan
ary Critical Care. Philadelphia, WB Saunders, 1986' pp 25-46.
Lister G, Apkon M, Fahey JT: Shock. In: Emmanouilides GC, Riemenschnei-
untuk menggambarakan keadaan mengantuk atau penurunan
der TA, Allen HD, Gutgesell HP (eds): Moss & Adam's Heart Disease in kesiagaan. Penderita yang letargi mungkin bingung dan me-
Itrfants, Children and Adolescents: Including the Fetus and Yrtung Adult, ngigau, tetapi masih mempunyai sedikit kemampuan untuk
5th ed. Baltimore, MD, Williams & Wilkins, 1994,pp l'725-l'746. berkomunikasi, meskipun hanya melalui tangisan.
Matthay MA: Invasive hemodynamic monitoring in critically ill patients Clin
Chest Med 4:233-249 . 1983.
Pertama kali yang harus diperhatikan dokter yang men-
P6rez-Fontiin JJ: Mechanics of breathing. /n: Gluckman PD, Heymann MA jumpai anak dengan status kesadaran yang berubah adalah
(eds): Perinatal and Pediatric Pathophysittktgy: A Clinical Perspective' menilai apakah respirasi dan sirkulasi harus segera dibantu.
London, Edward Arnold Publishers, 1993' pp 623-632' Langkah selanjutnya adalah mencari jawaban terhadap dua
Pdrez-Fontdn JJ, Lister G: Respiratory failure. In: Touloukian RJ (ed): Pediat-
pertanyaan yang sangat penting: Apakah penyebabnya? Bagai-
ric Trauma, 2nd ed. St. Louis, MO, Mosby Year Book, 1990' pp 46-7 6.
Pontoppidan H, Gefhn B, Lowenstein E: Acute respiratory failure in the adult' manakah kemungkinan perkembangannya? Untuk menjawao
N Engl J Med 287 part 1.690-698, 1912. pertanyaan pertama, perlu dibedakan apakah status kesa4aran
Pontoppidan H, Geffin B, Lowenstein E: Acute respiratory failure in the adult' yang berubah tersebut merupakan bagian dari disfungsi sistem
N Engl J Med 287 p^tt2.743-752. 19'72.
Pontoppidan H, Geffin B, Lowenstein E: Acute respiratory failure in the adult'
saraf sentral global atau umum, ataukah akibat dari lesi struk-
N Engl J Med281 pafi3.799'806, 1972. tural otak yang lebih setempat.
ENSEFALOPATI GLOBAL AKUT. Ensefalopati global akut
terjadi secara khas bila berbagai komponen sistem saraf sen-
tral secara bersamaan dipengaruhi oleh proses penyakit, Mo-
60. 1 Kesdaqn Tergqnggunya Kesadaran del contohnya adalah ensefalopati toksik-metabolik, yaitu
gangguan fungsi otak yang ditimbulkan oleh toksin dalam sir-
George Lister dan J.Julio Pdrez Fontdn
kulasi atau perubahan homeostasis. Juga termasuk ensefalopati
yang terjadi bila otak secara akut kekurangan aliran darah atau
Perubahan dalam fungsi sistem saraf sentral (SSS)' baik
yang disebabkan oleh kelainan primer otak atau medulla spi- oksigen (ensefalopati iskemik-hipoksik), bila terdapat infeksi
nalis maupun sebagai bagian dari proses sistemik, selalu serius sistem saraf sentral (ensefalitis, meningitis), atau selama dan
dan sering mengancam jiwa. SSS meliputi organ-organ yang setelah kejang umum. Secara umum, ensefalopati global me-
bertanggung jawab mengendalikan semua fungsi vital dasar
ngakibatkan perubahan bertahap keadaan kesadaran, namun,
perubahan ini dapat juga terjadi mendadak, seperti pada kasus
dan mengkoordinasi refleks dan tindakan sadar yang memberi-
kan perlindungan terhadap ancaman lingkungan. Anak, seperti hipoglikemia dan kerusakan iskemik-hipoksik berat. Mes
juga orang dewasa, dapat datang dengan berbagai kelainan kipun tanda motorik yang dianggap berasal dari gangguan
neurologis yang akan dibahas dengan rinci pada bagian lain traktus atau organ khusus dalam sistem saraf sentral tertentu
312 BAGIAN Vlll I Anak Sakit Akut

(seperti hiper-refleksia atau tanda Babinski untuk traktus kor- Hipoglikemia dapat dianggap sebagai kasus khusus (L1hat
tikospinalis) mungkin menonjol, biasanya tanda ini simetris Bab 77). Meskipun, sebagai perubahan homeostatik murni hal
dan pada waktunya cenderung mengikuti perubahan kesadar- ini jarang terjadi di luar masa neonatus dengan segera, hipo-
an. Sering terjadi tremor, asteriksis, kehilangan cepat tonus glikemia sering terjadi sebagai manifestasi penyakit metabolik
postural, dan mioklonus (gerakan tungkai tidak ritmik, menda- dan endokrin, pada intoksikasi tertentu (etil alkohol, salisilat),
dak), terutama pada fase awal ensefalopati. Sebaliknya, fungsi kapan saja simpanan glikogen dalam hati kurang (seperti pada
dasar batang otak, seperti fungsi dasar yang menyebabkan kelaparan, terutama pada bayi kecil atau gagal hati), dan tentu
respons pupil terhadap cahaya, gerakan bola mata, atau pe- saja, bila terdapat peningkatan jumlah insulin (hiperinsuline-
ngendalian pernapasan, dilindungi sampai perubahan kesadar- mia dan pemberian insulin berlebihan). Karena hal ini dapat
an memberat. dengan mudah disembuhkan dan jika dibiarkan tidak diterapi
Et'sefalopati Toksik .- Metabolik. Jumlah toksin eksogen mengakibatkan kehancuran sistem saraf sentral jangka pan-
yang dapat mengakibatkan perubahan akut pada keadaan kesa- jang, hipoglikemia harus selalu dipikirkan pada evaluasi awal
daran sangatlah banyak (Bagian XXXIV). Pada anak yang anak koma. Karena itulah, pemberian cairan intravena yang
baru bisajalan dan anak kecil, intoksikasi biasanya disebabkan mengandung dekstrosa dalam prakteknya disarankan pada se-
oleh penelanan yang tidak sengaja, sedangkan pada remaja le- mua kasus koma yang belum terjelaskan sampai kadar glukosa
bih sering disengaja. Namun, penelanan toksik harus dicurigai serum dapat diukur.
pada semua umur, terutama jika hasil pemeriksaan fisik dan Ensefalopati lskemik-Hipoksik. Iskemia dan hipoksia me-
pemeriksaan tambahan tidak dapat dengan mudah diterangkan mulai suatu rantai kejadian yang sangat kompleks, yang sering
dengan anamnesis. Seringkali, temuan ini meliputi perubahan mencederai otak secara keseluruhan. Penurunan pasokan oksi-
yang khas (toksidrome) untuk toksin atau kelompok toksin. gen mengakibatkan cedera saraf primer, yang merupakan kon-
Hipoventilasi hiperkapnea yang disertai dengan ukuran pupil , sekuensi langsung dari ketergantungan jaringan saraf pada
kecil khas untuk intoksikasi opioid. Terjadinya yang bersa- metabolisme aerob untuk produksi energi. Lagi pula, hipoksia
maan hiperpnea, alkalosis respiratorik, dan dehidrasi harus memicu cedera sekunder yang memperberat dan memperluas
menimbulkan kecurigaan keracunan salisilat. Deteksi dari ce- cedera primer. Respons sekunder ini melibatkan, antara lain
lah yang tidak terjelaskan antara osmolaritas yang dihitung kemungkinan mekanisme, pembentukan radikal bebas oksigen
dan yang diukur dapat dianggap sebagai tanda adanya molekul dan aktivasi reseptor selular (reseptor glutamat), yang memu-
kecil yang secara osmotik aktif dalam kadar tinggi di dalam lai perilaku destruksi-diri seperti apoptosis (kematian saraf ter-
darah, seperti pada kasus dengan penelanan berbagai alkohol program) pada neuron yang masih hidup. Seperti ensefalopati
dan s"nyawa aromatis yang dapat diperoleh dalam rumah global lainnya, ensefalopati yang disebabkan oleh iskemia
tangga. atau hipoksia dapat menimbulkan berbagai ekspresi klinis, ter-
Toksin atau senyawa endogen yang diproduksi pada per- gantung pada beratnya cedera awal. Yang terakhir ini tidak se-
jalanan metabolisme tubuh normal dan tidak mempunyai pe- lalu nyata dan karenanya kerusakan iskemik-hipoksik perlu
ngaruh toksik pada kadar fisiologis dapat menyebabkan dis- dianggap sebagai kemungkinan diagnosis pada anak dengan
fungsi sistem saraf sentral jika dalam keadaan patologis toksin status kesadaran yang berubah. Pencitraan dengan mengguna-
ini berakumulasi dalam d'arah. Contoh terbaik untuk ini adalah kan tomografi komputasi, pencitraan resonansi magnetik, dan
karbondioksida, urea, dan amonia. Adanya toksin endogen da- bahkan ultrasonografi sering membantu dengan menampakkan
pat dicurigai dengan evaluasi yang teliti terhadap informasi adanya infark multipel atau edema otak global, tetapi tanda-
klinis yang ada. Anamnesis sangat penting di sini, karena tidak tanda ini memerlukan waktu untuk timbul. Kelainan saraf kra-
hanya dapat mengungkapkan penyakit yang telah ada sebe- nialis, seperti gangguan yang mengenai ukuran pupil dan re-
lumnya tetapi juga kelainan genetik seperti gangguan yang spons terhadap cahaya, lebih sering ditemukan pada kondisi
mengenai metabolisme asam amino atau urea, yang dapat me- ini daripada pada ensefalopati global lainnya, yamg cenderung
nyebabkan kematian yang tidak terjelaskan pada bayi saudara melindungi fungsi batang otak. Akhirnya, adanya asidosis lak-
kandung atau sanak keluarga dekat. Beberapa toksin endogen tat atau tanda kerusakan terhadap organ lain yang rentan-
menimbulkan kelainan spesifik pada pemeriksaan fisik atau la- hipoksia (antung, ginjal, hati) sangat memberi kesan terjadi-
boratorium. Beberapa kelainan metabolisme genetik (penyakit nya cedera hipoksik-iskemik. Fungsi miokardium yang buruk
urin sirup maple, asidemia isovalerat) disertai dengan bau urin yang memerlukan diteruskannya pemberian obat inotropik se-
yang iuras. Kelainan metabolisme asam amino, sindrom aside- ring disertai dengan cedera neurologis berat setelah tenggelam.
mia organik, dan kebanyakan defek dalam metabolisme karbo- lnfeksi Sistem Saraf Pusat. Meningoensefalitis harus diper-
hidrat menimbulkan asidosis metabolik dengan kekosongan timbangkan pada diagnosis banding awal setiap perubahan ke-
anion yang menonjol. Sebaliknya, delek siklus urea mengaki- sadaran akut pada anak, terutama jika ada manifestasi infeksi
batkan hiperamonemia dan koma tanpa asidosis metabolik. yang menyertai, seperti demam dan leukositosis. Adanya tan-
Ensefalopati kegagalan hati yang disertai hiperpnea dan hipo- da iritasi meningeal (kaku kuduk, tanda Kernig dan Brudzin-
kapnea sebagai manifestasi dini. Ensefalopati metabolik juga ski) memberikan pegangan yang berguna. Namun tanda-tanda
terjadi bila mekanisme homeostatik yang dengan ketat me- ini serin$ tidak ada pada masa bayi, yang lebih mungkin dite-
ngendalikan gangguan komposisi cairan ekstraselular dikalah- mukan adalah penonjolan ubun-ubun depan (fontanela ante-
kan oleh proses penyakit. Contohnya meliputi perubahan da- rior) dan terutama bila infeksi mengenai jaringan otak (ense-
lam kadar kation, seperti natrium, kalsium, dan magnesium, falitis). Meningoensefalitis tanpa komplikasi menimbulkan
yang berperan penting dalam mempertahankan potensial listrik ensefalopati global; karenanya, tanda lokal pada penderita de-
normal antar sisi membran neuron. ngan diagnosis ini biasanya menunjukkan adanya komplikasi,
60 I Perawatan Kritis Anak 313

seperti infark vaskulal', cerebritis, atau kompresi saraf kranialis si otak dan kerusakan saraf. Peningkatan volume setiap isi
(biasanya mengenai saraf kranialis VI). Kejang-kejang adalah rongga kranium-jaringan (tumor, edema otak), darah (hipere-
lazim pada meningitis maupun ensefalitis. Karena terapi awal mia, perdarahan), atau cairan serebrospinal (hidrosefalus)-
sangat menentukan hasil akhir, ensefalitis herpes simpleks ha- dapat menyebabkan hipertensi intrakranial. Keparahan hiper-
rus dicurigai bila ada tanda penurunan tingkat kesadaran de- tensi ini tergantung pada besarnya peningkatan volume dan
ngan atau tanpa tanda iritasi meningeal tanpa etiologi yang kemampuan rongga kranium menampung penambahan volu-
jelas, terutama jika tomografi komputasi atau elektroensefalo- me. Yang terakhir ini dipengaruhi oleh keadaan penulangan
gram menunjukkan kelainan lobus temporalis setempat. kubah kranium dan oleh kecepatan terjadinya peningkatan vo-
Kejang. Kejang sering menimbulkan gangguan kesadaran lume. Karenanya, bayi kurang mengembangkan hipertensi in-
pada anak. Mengantuk pascakejang atau stupor tidak selalu di- trakranial terhadap pengembangan volume yang sama secara
ketahui bila. kejangnya tidak disaksikan atad terdeteksi (mi- proporsional, karena kraniumnya dapat mengalami suatu pe-
salnya, pada penderita yang mendapatkan pelemas otot). Lebih ngembangan diri melalui pelebaran sutura dan deformasi fon-
jarang lagi, aktivitas kejang menyebabkan kehilangan kesadar- tanela keluar (menimbulkan proses pada tanda klinis yang
an tanpa adanya gerakan tidak normal (status epileptikus tanpa berharga). Demikian pula, jika peningkatan volume lambat
kejang). (pada tumor yang tumbuh lambat), dapat memberikan cukup
TRAUMA. (Lihat Bab 551) Trauma dapar menimbulkan ce- waktu untuk meregangkan kubah kranium atau meredistribusi
dera neurologis difus atau setempat; keduanya dapat meng- volume isi kranium lain ke ruangan di luar rongga kanium
ganggu kesadaran. Trauma yang disertai edema otak difus me- (terutama karena pergeseran cairan serebrospinal pada ruang
rupakan mekanisme lain untuk tingkat perubahan kesadaran. vertebra), dengan demikian membatasi peningkatan tekanan
ENSEFALOPATI SETEMPAT. Dari segi klinis, apa yang me- intrakranial. Adaptasi ini tidak dapat terjadi bila peningkatan
nandai kebanyakan lesi SSS struktural adalah adanya manifes- volume terjadi selama beberapa menit atau beberapa jam. Bila
tasi setempat yang ditunjukkan pada bangunan atau bangun- tidak ada malformasi setempat, hipertensi intrakranial mung-
an-bangunan yang terkena. Karenanya diagnosis lesi ini meli- kin tidak dapat dibedakan dari ensefalopati global. penderita
batkan evaluasi yang teliti terhadap nilai lokalisasi dari setiap bingung dan bahkan melawan pada stadium awal, dan menjadi
tanda dan gejala bersama dengan pemeriksaan pencitraan. Ka- mengantuk (somnolen) serta koma ketika tekanan intrakranial
rena lesi struktural cenderung mengikuti perjalanan klinis yang terus meningkat. Perburukan ini dapat menunjukkan pengaruh
berbeda tergantung pada apakah mereka terletak di atas atau di iskemia pada otak dan karenanya memerlukan perhatian se-
bawah tentorium serebelli (lipatan meningeal yang memisah- gera. Munculnya tanda-tanda setempat yang dihubungkan de-
kan fossa anterior dan medial dari fossa posterior tengkorak), ngan batang otak terutama tidak menyenangkan pada keadaan
adalah berguna untuk membagi lesi ini menjadi supratentorial ini, dan biasanya mewaspadakan kita pada adanya salah satu
dan intratentorial. dari sindrom herniasi otak.
Lesi supraten.torial hanya dapat menyebabkan perubahan H e rnias i o tak terjadi bila peningkatan tekanan terlokalisasi
status kesadaran yang berat jika lesi ini mengganggu secara menyebabkan isi salah satu dari berbagai ruangan yang diba-
bersama fungsi dua hemisf'er atau jika mereka menekan di- tasi oleh membran meninges bergeser ke ruangan yang lain
ensefalon atau batang otak. Lesi hemisfer bilateral adalah la- dalam rongga intrakranium. Pada herniasi transtentorial atau
zim pada anak. Penyebaran simetrisnya nyata pada kasus dari sentral, diensefalon (talamus dan hipotalamus) didorong di
proses lesi patologisnya, yang seperti meningitis, ensefalitis, atas tentorium serebelli ke dalam ruangan subtentorial, meng-
atau gangguan serebrovaskular tertentu, mengenai seluruh kompresi tonjolan bagian subtentoria diensefalon dan batang
otaknya, dan karenanya cenderung menyebabkan ensefalopati otak. Karena kompresi batang otak maju dari senter yang lebih
global. Namun, lesi yang semula terbatas pada satu hemisfer tinggi ke yang lebih rendah dalam batang otak, manifestasi
dapat dengan mudah mengganggu fungsi hemisfer kontralat- herniasi sentral seringkali mengikuti pola yang dapat dilihat.
eral dengan meningkatkan tekanan intrakranial (trauma, tu- Di samping koma, kompresi diensefalik mengakibatkan keka-
mor. abses. infark;. kuan dekortikasi (peningkatan tonus ekstensor pada tungkai
H ipe rtensi intrakranial merupakan komplikasi ensefalopati bawah dan peningkatan tonus fleksor pada tungkai atas). pupil
global maupun setempat yang sering. Hipertensi ini biasanya kecil (karena tonus simpatis diturunkan oleh kompresi pusat
akibat dari peningkatan volume kandungan rongga kranium. simpatis dalam hipotalamus), tetapi mereka bereaksi secara
Karena kubah kranium secara relatif merupakan penutup yang' normal terhadap cahaya. Kadang-kadang, bila unkus terlibat
k"ras, bahkan pengembangan kecil isinyapun tidak dapat dito - dalam herniasi, kompresi saraf kranialis III menyebabkan mid-
leransi tanpa peningkatan tekanan. Peningkatan tekanan ini, riasis ipsilateral tanpa respons terhadap cahaya (tetap dan dila-
seterusnya menurunkan tekanan perfusi efektif otak, yang ka- tasi). Pernapasan mungkin tidak berubah, tetapi pernapasan
rena tekanan intraktanial meningkat di atas tekanan vena sere- Cheyne-Stokes (pola reguler yang terdiri dari ledakan perna-
bralis, perbedaan tekanan ini dibatasi oleh perbedaan antara pasan amplitudo turun-naik berselang-seling dengan periode
rata-rata tekanan arteria dan r'ata-rata tekanan intrakranial. apnea) tidak jarang tarjadi.
Bahkan jika pembuluh darah otak mempertahankan kemampu- Ketika otak yang herniasi mulai mengkompresi otak te_
an normalnya untuk mengatur kemampuannya untuk memper- ngah dan pons, pengaruh fasilitator fleksor jalur kortikospinal
tahankan aliran darah otak secara relatif konstan di atas dan rubrospinal menjadi terhapus, dan kekakuan dekortikasi
kisaran tekanan perfusi otak (autoregulasi), peningkatan tekan- memberikan jalan pada postur desebrasi (peningkatan tonus
an intrakranial yang besar selalu mengakibatkan penurunan ekstensor pada ekstremitas atas dan bawah). Lagipula, jalur
pada perfusi jaringan otak dengan akibat gangguan pada fung- pupil simpatis maupun parasimpatis menjadi terganggu, me-
314 BAGIAN Vlll a Anak Sakit Akut

nyebabkan satu atau kedua pupil berada di posisi tengah dan cairan dan obat vasoaktif; bradikardia yang cukup berat untuk
tidak berespons terhadap cahaya. Gerakan okular menjadi ti- mempengaruhi perfusi harus diterapi dengan obat kronotropik.
dak bersamaan atau sama sekali tidak ada, bahkan pada res- Disfungsi pernapasan adalah lebih lazim daripada disfungsi
pons terhadap mekanisme refleks dasar yang ditimbulkan oleh sirkulasi; hal ini biasanya melibatkan kelainan struktur atau
gerakan leher (refleks okulo-sefalik atau mata boneka) atau fungsional pusat pontin dan medullaris yang mengendalikan
oleh stimulasi panas sistem vestibuler (refleks vestibulo- dorongan bernapas atau pada mekanisme yang mengkoordina-
sefalik atau kalori). Penderita sering menjadi hiperpnea karena si kontraksi ototjalan napas atas dan otot-otot inspirasi. Kelain-
kehilangan pengaruh pengaturan pontin pada pusat pernapasan an dorongan bernapas dapat nampak sebagai perubahan pada
medullare. Akhirnya, kompresi medulla mengakibatkan flak- keteraturan pola pernapasan (lihat sindrom herniasi) atau seba-
siditas, ketidakteraturan progresif gerakan pernapasan, dan gai penurunan amplitudo atau frekuensi ventilasi dengan pola
akhirnya apnea. Kompresi pusat medullare yang memberikan regular. Kelainan pengendalian jalan napas atas menimbulkan
inervasi autonom pada sistem kardiovaskular mengakibatkan dengkur, stridor, dan tanda lain obstruksi pernapasan karena
fluktr,asi khas pada tekanan darah dan frekuensi jantung. Hu- dinding faring dan laring yang hipotonik menjadi kolaps pada
bungan bradikardi dan hipertensi arteri, refleks Cushing, teru- saat terjadi tekanan negatifjalan napas yang terjadi saat inspi-
tama merupakan tanda keterlibatan medullare yang tidak rasi normal. Meskipun obstruksi jalan napas dapat sementara
menyenangkan pada penderita dengan kenaikan tekanan intra- dilegakan dengan tindakan yang ditujukan untuk meningkat-
kranial. Herniasi unkus terjadi bila lobus temporalis media di- kan diameter anteroposterior faring (memiringkan kepala dan
dorong ke medial dan ke kaudal, menyebabkannya meng- mendorong rahang), adanya jalan napas yang tidak stabil atau
ganggu pada diensefalon. Saraf kranialis III biasanya pada tanda hipoventilasi pada anak dengan gangguan kesadaran bia-'
proses ini dikompressi, mengakibatkan anisokoria ipsilateral, sanya masing-masing merupakan indikasi berturut-turutan un-
kehilangan refleks pupil, ptosis, dan paralisis adduksi mata tuk pemasangan intubasi endotrakhea dan ventilasi mekanik.
awal. Pada stadium lebih lanjut, otak yang terherniasi berlanjut Setelah kelainan pernapasan dan sirkulasi disingkirkan
mengkompresi batang otak, menghasilkan manifestasi yang atau dikoreksi, dapat dilakukan pemeriksaan neurologis yang
sama seperti herniasi sentral. lebih teliti. Pemeriksaan ini harus dapat menjawab pertanyaan
LESI INFRATENTORIAL. Kenyataan bahwa lesi akut yang pertama, yaitu apakah disfungsi neurologis ini bersifat global
mengenai terutama batang otak hampir selalu disertai dengan ataukah setempat. Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat
perubahan kesadaran berat yang menggambarkan pentingnya menghemat waktu dalam menentukan terapi yang sesuai. Pe-
sistem retikular batang otak dalam pertahanan keadaan ber- meriksaan fisik yang menunjukkan adanya tekanan batang
jaga. Di samping sistem retikular, batang otak mempunyai ba- otak pada anak yang tidak sadar merupakan indikasi untuk se-
nyak bangunan, yang bila terganggu, menimbulkan berbagai gera.melakukan tindakan menurunkan tekanan intrakranial
tanda iisik. Pada anak yang tidak sadar, temuan ini melibatkan dan mencegah perburukan herniasi.
terutama jaras kortikospinal dan nukleus serta jalur saraf kra- TERAPI AWAL HIPERTENSI INTRAKRANIUM. Terapi awal
nialis. Dalam hal ini, manifestasi yang dihasilkan oleh lesi in- hipertensi intrakranium harus meliputi beberapa tindakan pen-
fratentorial mungkin tidak berbeda dari manifestasi yang dukung utama yang sedikit atau tidak mengundang kompli-
diuraikan sebelumnya mengenai kompresi batang otak. Na- kasi. Salah satu yang paling penting adalah pencegahan hipok-
mun, lesi infratentorial, cenderung mengakibatkan mulainya semia dan hiperkarbia melalui pemberian oksigen, dan jika
koma yang lebih awal, kelumpuhan saraf kranialis, dan kelain- perlu, pemasangan ventilasi mekanik. Pembuluh darah otak
an pernapasan. Mereka juga menyebabkan mulai hidrosefalus mengalami dilatasi jika POz arteri turun atau PCOz arteri naik
awal dengan mengkompresi jalur untuk sirkulasi cairan sere- di atas normal, peningkatan volume darah otak akan mening-
brospinal. Kompresi dan bahkan herniasi batang otak dapat katkan tekanan intrakranial. Jika diperlukan, pemasangan in-
terjadi bila lesi yang meluas dalam fossa posterior mencip- tubasi endotrakheal harus dilakukan oleh orang yang sangat
takan tekanan yang cukup untuk mendorong batang otak ke berpengalaman dan dengan bantuan.sedasi yang sesuai untuk
kaudal melalui foramen magnum. Herniasi infratentorial ditan- mencegah hipoksia akut, hipoventilasi, dan batuk selama lari-
dai dengan gangguan pernapasan dan autonom awal, kadang- ngoskopi. Sedasi dapat dilanjutkan bila penderita memerlukan
kadang dengan pemeliharaan respons pupil. ventilasi mekanik untuk megurangi gerakan, agitasi, dan batuk
yang cenderung meningkatkan tekanan intrakranial dengan
meningkatkan aliran darah ke otak dan menghambat aliran ke-
TATALAKSANA DISFUNGSI NEUROLOGIS AKUT
luar darah vena otak. Banyak sedatif, seperti benzodia2epin
TERAPI UMUM. Perawatan anak dengan disfungsi neurolo- dan barbiturat, serta analgetik opioid, yang mempunyai tamba-
gis akut harus dimulai dengan penilaian fungsi pernapasan dan han mamfaat menurunkan metabolisme dan aliran darah otak.
sirkulasi. Apakah disebabkan oleh iskemia, hipoksemia, atau Sayangnya, obat-obat ini juga mempengaruhi penilaian terus
oleh mekanisme lain (keracunan karbon monoksida), hipoksia menerus fungsi neurolgis penderita. Kecuali kalau ada kontra-
serebri tidak hanya akan mengakibatkan ensefalopati akut, ia indikasi lain (bila tekanan arteri menurun), kepala penderita
akan turut menyebabkan perluasan setiap kerusakan sistem harus diangkat di atas dada dan diletakkan pada midposisi un-
saraf sentral yang ada. Defisiensi sirkulasi dapat akibat dari ce- tuk mcmudahkan drainase vena. Upaya maksimum harus diu-
dera pada organ lain (saat trauma atau sebagai bagian dari pe- sahakan untuk menenangkan lingkungan dengan semininal
nyakit sistemik) atau oleh disfungsi primer pusat-pusat mungkin stimulasi. Kejang meningkatkan aliran darah otak
auronom pramotorik dan motorik yang terletak di batang otak dan dapat memperluas cedera otak; karenanya kejang harus di-
dan medulla spinalis. Hipotensi arteri harus diterapi dengan terapi secara agresif. Demikian pula, demam harus diturunkan.
60 I Perawatan Kritis Anak 315

M0NITOR TEKANAN INTRAKRANIUM. Terapi tambahan un- viskositas darah dan menimbulkan refleks vasokonstriksi otak,
tuk hipertensi intrakranium bukannya tidak berisiko. Karena- adalah sangat efektif dalam mengendalikan peningkatan te-
nya, tindakan tersebut harus dilakukan dalam, pengendalian kanan intrakranium akut. Sayangnya, bahan-bahan ini' menjadi
monitor langsung tekanan intrakranium. Hal ini biasanya dapat kurang efektif dan bahkan dapat mempunyai pengaruh yang
dilakukan dengan memasukkan alat pengukur ke dalam ruang merugikan pada resolusi edema otak bila ada peningkatan per-
intrakranium. Disain dasar monitor tekanan intrakranium ber- mebilitas sawar darah otak yang disebabkan oleh proses pe-
variasi dari kateter berisi salin sederhana yang dimasukkan ke nyakitnya. Peningkatan pada osmolaritas serum (yang meru-
ventrikel lateralis dan dihubungkan dengan transduser tekanan pakan dasar pengaruh anti-edemanya), hipernatremia sekunder
eksternal ke sistem fiberoptik berujung-transduser yang lebih (akibat diuresis osmotik), dan kehilangan volume intravasku-
canggih, yang dimasukkan ke ruang subaraknoid atau lang- lar, membatasi penggunaannya jangka-panjang. Komplikasi
sung ke dalam parenkim otak melalui lubang bor. Kateter in- seperti hemolisis, rhabdomiolisis, dan gagal ginjal menjadi se-
traventrikel memungkinkan dilakukannya penarikan cairan makin lazim bila osmolaritas serum dibiarkan meningkat di
serobrospinal, sehingga memungkinkan dilakukan penurunan atas 320 mOsm/L. Diuretik lengkung (furosemide) telah digu-
cepat volume dan tekanan intrakranium. Namun, bila ukuran nakan untuk terapi hipertensi intrakanium sendirian atau ber-
ventrikel sudah mengecil, alat ini lebih sulit dimasukkan dan sama dengan bahan osmotik. Pembatasan cairan mempunyai
sering tidak dapat diandalkan karena terletak di perbatasan tujuan yang serupa dengan diuretik dalam terapi edema otak
dinding ventrikel. Mungkin, komplikasi terburuk dari pema- dan hipertensi intrakranial. Namun, terapi tersebut seharusnya
sangan monitor tekanan intrakranium adalah tindakan yang hanya dilakukan bila fungsi sirkulasi penderita cukup stabil
diambil pada respons terhadap pengukuran yang tidak tepat untuk menerima penurunan volume vaskular tanpa meng-'
akibat kesalahan kalibrasi, berpindahnya alat pengukur atau, ganggu perfusi otak. Bila fungsi sirkulasi terganggu oleh diu-
pada sistem yang berisi-cairan, obstruksi kateter. Komplikasi retik atau pembatasan cairan, fungsi ini dapat dipermudah
yang mungkin lainnya meliputi perdarahan dan infeksi. Indi- dengan pemberian obat inotropik dan vasoaktif.
kasi pemasangan monitor tekanan intrakranium harus dievalu- Modalitas terapi lain yang banyak dipakai adalah meman-
asi secara teliti dan kemungkinan keuntungannya untuk ke- faatkan pengaruh vasokonstriktif alkalosis respiratorik pada
berhasilan terapi penderita harus jelas. Sangat menarik untuk pembuluh darah otak. Hiperventilasi menimbulkan penurunan
dicatat, bahwa di banyak institusi, monitor tekanan intrakra- yang cepat dan dapat diramalkan pada aliran darah otak darr
nium tidak lagi menjadi bagian tatalaksana anak yang mende- volume darah otak (volume darah yang berada dalam pembu-
rita ensefalopati iskemik-hipoksik setelah beberapa penelitian luh darah otak pada suatu waktu tertentu), dengan demikian
menunjukkan bahwa tindakan tersebut tidak memberikan hasil menurunkan tekanan intrakranium. Cara ini mudah dilaksana-
yang nyata. kan bila penderita mendapatkan ventilasi secara mekanik dan
TERAPI SPESIFIK HIPERTENSI INTRAKRANIUM. Tindakan dapat disesuaikan dengan tekanan intrakranium yang diingin-
spesifik yang digunakan untuk terapi hipertensi intrakranium kan, jika tekanan intrakranium tersebut dimonitor. Sayangnya,
terutama ditujukan pada pengurangan volume kandungan in- kemanjuran hiperventilasi ini makin lama cenderung makin
trakranium, idealnya memulai dengan kandungan tertentu berkurang, karena kadar bikarbonat dalam cairan serebrospinal
yang volumenya meningkat. Misalnya, mengeluarkan abses di sekitar pembuluh darah otak turun sebagai bagian dari res-
atau tumor parenkim, aspirasi hematoma intrakranium, atau pons adaptif terhadap hipokarbia kronis. Namun, meskipun
dekompresi ventrikel hidrosefalus, merupakan tindakan penye- pada keadaan ini, peningkatan ventilasi jangka pendek sering
lamatan jiwa, yang sering memerlukan pemindahan langsung efektif dalam memperlunak kenaikan akut tekanan intrakra-
penderita dari ruang skenner tomografi komputasi ke ruang nium. Akhirnya, mengeluarkan cairan serebrospinal dari ven-
operasi. Sayangnya, tekanan intrakranium sering meningkat trikel lateralis, atau bila perlu, dari ruang lainnya, memberikan
sebagai akibat lesi desak ruang, yang seperti pada kasus edema cara cepat untuk mengendalikan tekanan intrakranium. Sa-
otak, adalah difus, atau, yang meskipun terlokalisasi, tetapi ti- yangnya, kemanjuran cara ini hampir selalu terbatas untuk
dak dapat dioperasi atau tidak berespons terhadap terapi. Pada penderita yang mempunyai sistem ventrikular yang masih ter-
keadaan ini, penurunan tekanan intrakranium hanya dapat dila- buka. Penggunaan barbiturat dan hipotermia terkendali, yang
kukan dengan menurunkan volume isi intrakranium yang lain. pernah dianggap sebagai terapi hipertensi intrakanial yang
Apakah tekanan intrakranium ini terjadi sebagai bagian dari menjanjikan, sekarang telah banyak ditinggalkan karena pene-
respons radang terhadap cedera atau sebagai akibat perubahan litian selanjutnya menunjukkan tidak bermanfaat. Steroid ja-
tersendiri vaskular atau permeabilitas membran sel, edema rang digunakan karena alasan yang sama, mungkin dengan
otak merupakan faktor yang lazim pada terjadinya hipertensi satu-satunya pengecualian terapi edema akibat tumor atau ab-
intrakranium. Tindakan terapi yang ditujukan untuk mengen- SES.

dalikan edema, atau bahkan bila edema tidak tampak jelas, di-
tujukan untuk menurunkan kanddngan air dalam otak, telah
Haun SE, Dean JM, Kirsch JR, et al: Theories of brain resuscitation. In:
dilakukan selama bertahun-tahun. Tindakan ini meliputi pem- Rogers MC (ed): Textbook of Pediatric Care,2nd ed. Baltimore, MD, Wil-
berian bahan osmotik, seperti manitol atau gliserol, yang tidak liams & Wilkins , 1992, pp 698-732.
melewati sawar darah otak. Dengan tetap berada dalam ruang Matthay Ma: Invasive hemodynamic monitoring in critically ill patients. Clin
Chest Med 4:233-249, 1983.
intravaskular, bahan-bahan tersebut menciptakan perbedaan te-
Plum F, Posner IB: The Diagnosis of Stupor and Coma,3rd ed. Philadelphia,
kanan (gradien) osmotik yang merangsang pemindahan cairan FA Davis, 1982-
keluar otak. Bahan osmotik, yang dapat juga menurunkan
316 BAGIAN Vlll a Anak Sakit Akut

60.2 Resusitasi
Jennifer Pratt Cheney

Orang dewasa sering menderita penyakit jantung primer


yang dapat mengakibatkan henti kardiopulmonal, sedangkan
anak-anak lebih mungkin mengalami henti pernapasan karena
sepsis, infeksi, aspirasi benda asing, trauma yang meliputi ce-
dera kepala dan hampir-tenggelam, penyakit saluran pernapas-
an atas dan bawah, serta sindroma bayi mati mendadak. Pe-
nyebab henti pernapasan,lain yang kurang lazim pada anak
adalah kelainan metabolik, penyakit jantung dan disritmia,
serta syok distributif, hipovolemik dan kardiogenik (Bab
60.3). Setengah dari semua anak yang memerlukan resusitasi
kardiopulmonal (RKP) adalah bayi.
Penderita pediatri yang datang ke unit gawat darurat de-
ngan apnea dan tanpa denyut nadi mempunyai angka harapan
hidup yang rendah; namun, periderita apnea biasanya mempu-
nyai angka harapan hidup yang sangat baik. Peluang keberha-
silan tatalaksana penderita dengan henti pernapasan menitik-
beratkan pada pentingnya kemampuan tatalaksana jalan napas
pada korban anak henti pernapasan. Karena peningkatan hasil
akhir pasca henti pernapasan anak dihubungkan dengan kece-
patan diberikannya resusitasi kardiopulmonal (RKP), rcko-
mendasi terbaru adalah bahwa kita memberikan RKP satu Gambar 60-3 Pembukaan jalan napas dengan manuver miringkan kepala-
menit penuh sebelum penolong mengaktifkan sistem medik angkat dagu. Salah satu tangan digunakan untuk memiringkan kepala, men-
gawat darurat (SMG). gekstensi leher. Jari telunjuk tangan penolong lainnya mengangkat mandibula
Pengenalan tanda dini adanya distres sangatlah penting, ka- keluar dengan mengangkat dagu. Kepala tidak boleh dimiringkan ke belakang
jika dicurigai adajejas spina servikalis (Dari Emergency Cardiac Care Com-
rena intervensi tepat dan cepat dapat mencegah terjadinya mittee and Subcommittees, American Heart Association. pediatric basii life
henti kardiopulmonal penuh. Tanda distres pernapasan meli- support, part V. JAMA 2682251,1992).
puti takipnea, retraksi dan pernapasan cuping hidung, stridor,
mengi, dan kadang-kadang sianosis. Takipnea dapat juga me-
nunjukkan adanya asidosis metabolik, seperti pada dehidrasi
atau ketoasidosis diabetes. Indikator perfusi yang buruk meli- Tergantung peralatan yang tersedia di tangan, hal ini dapat di-
puti keterlambatan pengisian kembali kapiler (3 detik), kulit lakukan melalui ventilasi mulut-ke-mulut atau mulut-ke-
dingin, diaforesis, burik, penurunan curah urin, dan takikardia. sungkup, atau kantong-berkatup-ke-sungkup.
Pada tahap awal keadaan syok, tekanan darah sering diperta- Jika diperlukan ventilasi dari mulut-ke-mulut, posisi jalan
hankan, yang kemudian tekanan nadi mulai menyempit dan napas dipertahankan sambil diberi pernapasan. Untuk bayi be-
akhirnya tekanan darah turun. Perubahan status mental atau rusia kurang dari satu tahun, mulut penolong menutup mulut
bargkitan kejang dapat disebabkan oleh hipoksia, kurangnya
curah jantung! trauma, intoksikasi, atau infeksi. Perhatian ter-
hadap tanda-tandd ini, disertai intervensi yang tepat waktu dan
sering penilaian ulang mungkin cukup untuk menghindari per-
burukan terhadap henti kardiopulmonal dan memberikan hasil
yang baik.

DUKUNGAN KEHIDUPAN DASAR

JALAN NAFAS DAN PERNAPASAN. Jalan napas dibuka de-


ngan manuver memiringkan kepala-mengangkat dagu pada
bayi atau anak tanpa trauma (Gambar 60-3). Jika dicurigai ada
trauma, jalan napas dibuka dengan mendorong rahang sambil
mengimobilisasi spina servikalis (Gambar 60-4). Tatalaksana
jalan napas pada korban trauma sebaiknya dilakukan oleh dua
orang: Seorang mendorong rahang sedangkan yang lainnya
menahan leher. Bilajalan napas telah dibuka, pernapasan pen-
derita dinilai dengan melihat kenaikan dinding dada, men- Gambar 60-4 Manuver kombinasi dorongan rahang-stabilisasi spina untuk
korban trauma anak (Dari Emergency Cardiac Care Committee and Subcom-
dengarkan ekshalasi udara, dan merasakan aliran udara dari mittees, American Heart Association. Pediatric basic life support, part
mulut. Jika tidak ada napas spontan, harus diberikan ventilasi. V.JAMA 268:2251, 1992).
60 I Perawatan Kritis Anak 317

an dinding dada tidak cukup, posisi jalan napas diperbaiki


ulang kemudian ventilasi dicoba lagi. Jika ventilasi yang cu-
kup tidak berhasil meskipun telah dilakukan upaya membuka
jalan napas, perlu dicurigai adanya benda asing yang mengob-
struksi jalan napas.
S|RKULASI..Jika ventilasi telah cukup, penolong kemudian
menilai sirkulasi dengan memeriksa nadi femoralis atau bra-
khialis pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun, atau
nadi karotis pada anak. Jika nadi tidak teraba, kompresi dada
dimulai. Jika nadi teraba tetapi anak tidak bernapas, diberikan
ventilasi. Anak apnea mungkin juga memerlukan kompresi da-
da, karena kecepatan denyut jantung dan isi sekuncup sering-
kali tidak cukup. Penderita harus diletakkan pada permukaan
yang keras, dan di lingkungan rumah sakit dapat digunakan
papan tempat tidur yang diletakkan di bawah penderita terse-
but, yang menyangga seluruh lebar dada dari bahu sampai
pinggang.
Lokasi untuk kompresi dada pada bayi dapat dilihat pada
Gambar 60-5 Bantuan pernapasan pada bayi. Mulut penolong menutupi
hidung dari mulut bayi, membuat penutupan. Salah satu tangan memiringkan
Gambar 60-7. Jika bayi sedang dibawa, rubuhnya dapat di-
kepala ke belakang sedangkan tangan yang lain mengangkat rahang bayi. Hin- sanggah sepanjang lengan bawah penolong, sedangkan kepala-
dari memiringkan kepala jika bayi menderita trauma kepala atau leher (Dari nya disanggah oleh telapak tangan penolong. Kepala tidak bo-
Emergency Cardiac Care Committee and Subcommittees, American Heart As- leh terletak lebih tinggi daripada badan. Tangan penolong
sociation. Pediatric basic life support, part V.JAMA 268:2251,1992).
yang terletak paling deftat dengan kaki anak diletakkan sede.
mikan hingga jari telunjuk terletak tepat di bawah garis inter-

dan hidung bayi (Gb. 60-5). Untuk bayi berusia lebih dari satu
tahun atau seorang anak (sampai usia 8 tahun), hidung dipijit
dengan ibu jari dan jari telunjuk penolong sementara tangan
y.rng lain mempertahankan posisi kepala (Gb. 60-6). Berikan
dua napas perlahan, masing-masing sekitar 1-1,5 detik. Peno -
long berhenti untuk mengambil napas sebelum memberikan
napas kedua. Penolong memperhatikan kenaikan dinding dada;
jika cukup, bantuan pernapasan dapat dilanjutkan dengan ke-
cepatan 20 pernapasan/menit untuk bayi atau anak. Jika kenaik-

Gambar 60-6, Bantuan pemapasan pada anak. Mulut penolong menutupi mu-
lut anak, membuat tutup mulut ke mulut. Salah satu tangan mempertahankan Gambar 60.7. Kompresi jantung. Atas, bayi terlentang pada telapak tangan
kemiringan kepala; ibu jari dan jari telunjuk tangan yang sama digunakan un- penolong. Bawah, melakukan resusitasi jantung-paru sambil membawa bayi
tuk memijat hidung anak. (Dari Emergency Cardiac Care Committee and Sub- atau anak kecil. Perhatikan bahwa kepala sejajar dengan tubuh. (Dari Emer-
committees, American Heart Association. Pediatric basic life support, part gency Cardiac Care Committee and Subcommittees, American Heart Associa-
V JAMA 268:2251. 1992). tion. Pediatric basic life support, part V.JAMA 268:2251,1992\.
318 BAGIAN Vlll 1 Anak Sakit Akut

t mudian kompresi dilakukan dengan kedua ibu jari. Seperriga


I bawah sternum ditekan sampai sepertiga atau setengah keda-
I
laman dada, sekitar 0,5-1 inci.
Lokasi untuk kompresi dada anak berusia 1-8 tahun tam-
pak pada Gambar 60-8. Tangan yang terletak paling dekat
kaki anak digunakan untuk menentukan lokasi takikan sifoid.
Jari tengah diletakkan pada takikan sifoid, sedangkan jari te-
lunjuk diletakkan di sebelahnya. Posisi jari telunjuk diperhati-
kan, dan tangan yang sama dinaikkan sehingga tumit telapak
tangan terletak di dekat dan proksimal dari tempat jari telunjuk
sebelumnya. Tumit telapak tangan memberikan kompresi de-
ngan kedalaman 1-1,5 inci; sementara jari-jari harus selalu da-
lam posisi diangkat dari dada. Kompresi jantung dada terbuka
tidak terlalu bermanfaat dan tidak disarankan kecuali pada ke-
adaan yang tidak biasa (bedah jantung). Peran kompresi-
dekompresi RKP aktif untuk henti jantung di dalam dan di
luar rumah sakit pada anak belum dibakukan.
Kecepatan 5 kompresi diselingi 1 ventilasi cukup sesuai
Gambar 60-8. Melokalisasi posisi tangan untuk kompresi dada pada anak. untuk bayi dan anak, apakah ada satu atau dua penolong. Dad'a
Pe.hatikan bahwa tangan lain si penolong digunakan untuk mempertahankan dikompresi dengan .kecepatan yang akan menimbulkan se-
posisi kepala untuk mempermudah ventilasi. (Dari Emergency Cardiac Care dikitnya 100 kompresi/menit, tetapi karena kompresi dihenti-
Committee and Subcommittees. American Heart Association. Pediatric basic
life support, part V.JAMA 268:2251,1992).
kan untuk dapat memberikan ventilasi, frekuensi kompresi
efektif hanya sekitar 80/menit. Penolong kedua atau anggota
tim resusitasi harus sering menilai kembali kecukupan nadi
akibat dari kompresi dada.
mammilaris, jari telunjuk diangkat, kemudian jari ketiga dan BENDA ASING YANG MENGOBSTRUKSI JALAN NAPAS.
keempat digunakan untuk menekan sepertiga bawah dada. Adanya aspirasi benda asing harus dicurigai bila dijumpai dis-
Atau, Cua tangan dapat digunakan untuk melingkari dada, ke- tres pernapasan mendadak, seperti batuk atau stridor, atau jika
dada tidak ada kenaikan, ketika ventilasi diberikan pada anak
atau bayi yang tidak sadar, apnea. Anak harus dibiarkan batuk
spontan sampai batuk tidak lagi efektif, terdapat peningkatan
kesulitan bernapas yang disertai dengan stridor, atau anak
menjadi tidak sadar.
Jalan napas dibuka dengan manuver memiringkan kepala
dan mengangkat dagu, kemudian dicoba melakukan vbntilasi.
Jika gagal, posisi jalan napas diperbaiki ulang dan ventilasi di-
coba kembali. Jika masih tidak ada kenaikan dinding dada,
upaya mengambil benda asing terindikasi. Pada bayi berusia
kurang dari satu tahun, kombinasi 5 pukulan punggung dan 5
dorongan dada dilakukan (Gb.60-9). Jika kemudian benda
asing dapat dilihat, benda tersebut diambil. Jika tidak ada
benda asing yang kelihatan, ventilasi dicoba kembali. Jika ti-
dak ada kenaikan dinding dada, posisi kepala diperbaiki ulang
dan ventilasi dicoba kembali. Jika masih gagal, seri pukulan
punggung dan dorongan dada diulang kembali.
Untuk anak berusia lebih dari satu tahun, dilakukan seri 5
dorongan perut (manuver Heimlich). Tindakan ini dapat dila-
kukan dengan korban berdiri atau duduk pada anak yang sadar
(Gb.60-10), atau dengan membaringkan korban jika tidak sadar
(Gb.60-1 1). Setelah dorongan perut, jalan napas diperiksa un-
tuk adanya benda asing, dan diambil jika tampak, Jika tidak,
kepala diposisikan kembali dan ventilasi dicoba lagi. Jika dada
tidak mengembang, posisi kepala diperbaiki lagi dan ventilasi
dicoba lagi. Jika masih gagal, urutan yang sama diulang kembali.

Gambar 60-9 Pukulan punggung (atas) dan dorongan d,ada (buwah) unluk DUKUNGAN KEHIDUPAN LANJUT
melegakan obstruksi benda asing pada jalan napas (Dari Emergency Cardiac
Care. Committee and Subcommittees. American Heart Association. Pediatric
BANTUAN VENTILASI. Ventilasi mulur-ke-mulut hanya da-
basic life support, part V.JAMA 2682251,1992).
pat memberikan oksigen 16-17%o. Ventilasi dari mulut-ke-
60 I Perawatan Kritis Anak 319

tasi yang dapat mengembang sendiri biasanya lebih baik dari


kantong resusitasi anestesi. Kantong yang dapat mengembang
sendiri alian terisi tanpa melihat apakah sumber oksigenterse-
dia dan karenanya akan terisi dengan udara ruangan bila tidak
ada pasokan oksigen. Bila ada pasokan oksigen, kantong resu-
sitasi ini harus dipasangkan pada reservoir oksigen. Tanpa re-
servoir, jumlah oksigen dan udara ruangan yang masuk ke da-
lam kantong akan bervariasi. Dengan digunakannya reservoir
oksigen, tambahan oksigen diberikan, yang memungkinkan
diberikannya oksigen sampai 95Vo . Laju aliran oksigen mini-
mum 10-15 L/menit diperlukan untuk mempertahankan ke-
cukupan oksigenasi dalam reservoir.
Bayi atau anak dapat diventilasi secara efektif dengan alat
kantong-berkatup-ke-sungkup oleh satu atau dua operator. Ke-
pala diluruskan sambil dilakukan pengangkatan dagu atau
dorongan, rahang. Penting bahwa sungkup harus dengan ketat
menutup hidung dan mulut penderita. Satu operator dapat me-
megang sungkup.dengan satu tangan, sementara jari keling-
king menekan krikoid. Tekanan kikoid pada penderira yang
tidak sadar akan menekankan cincin kikoid pada esofagus,
membantu untuk mencegah terjadinya regurgitasi isi lambung
dan inflasi lambung selama ventilasi. Tangan yang lain digu-
nakan untuk menekan kantong resusitasi. Segera setelah ada
dua operator, satu orang menggunakan kedua tangannya untuk
mempertahankan posisi sungkup, sedangkan operator yang ke-
Gambar 60-10 Dorongan perut dengan korban berdiri atau duduk (sadar).
(Dari Emergency Cardiac Care, Committee and Subcommittees, American dua menekan kantong. Kantong resusitasi ukuran neonatus
Heart Association. Pediatric basif life suppo(, part V.JAMA 268:2251, 1992). (250 ml) mungkin tidak dapat memberikan cukup volume tidal
atau tekanan inspirasi pada bayi baru lahir cukup bulan, se-
hingga lebih baik memakai kantong 450 ml atau lebih besar.
Jika kantong dipasang dengan katup yang menimbulkan lstu-
sungkup mungkin dapat melindungi penolong dari kontak de- pan (pop-off), katup ini harus ditutup agar dapat memberikan
ngan sekret atau muntahan penderita. Ventilasi dari kantong- volume tidal yang cukup. Manometer telpasang mungkin ber-
berkatup-ke-sungkup memberikan jumlah oksigen yang ber- manfaat untuk mengetahui tekanan yang digunakan, serta, bila
variasi dari udara ruangan (21Vo oksigen) sampai sekitar 1007o diperlukan, dapat untuk mempertahankan tekanan akhir-
oksigen tergantung pada alat yang digunakan. Kantong resusi- ekspirasi positif. Yang paling penting, dapat dilihatnya kenai-
kan dinding dada yang cukup yang menunjukkan ventilasi
yang efektif,
Jalan napas nasofaring mungkin berguna pada anak yang
sadar. Pipa plastik atau karet lunak ini memungkinkan terjadi-
nya aliran udara antara lidah dan faring posterior. Panjang ja-
lan napas yang tepat diukur dari ujung hidung ke tragus
telinga. Pipa dilubrikasi sebelum dimasukkan secara perlahan-
lahan, dan kemudian sungkup dipasang pada muka untuk
memberikan oksigen selama pernapasan spontan.
Jalan napas orofaring mungkin berguna untuk anak yang
tidak sadar jika manuver memiringkan kepala-mengangkat
dagu atau mendorong rahang tidak efektif. Jalan napas ini bia-
sanya terbuat dari plastik keras dan menggeser lidah dari bela-
kang faring. Untuk mengukurnya, jalan napas ini dapat dile-
takkan di samping muka anak. Tepinya yang bulat dipegang
setinggi gigi seri tengah, sementara ujung distalnya harus
mencapai sudut rahang. Jalan napas orofaring tidak dapat di-
gunakan pada anak yang sadar, karena jalan napas ini dapat
menyebabkan tercekik dan muntah. Alat ini dapat berguna se-
sudah intubasi untuk mencegah penderita menggigit pipa en-
dotrakhea.
Gambar 60-11 Dorongan perut dengan korban berbaring (sadar atau tidak sa- INTUBASI ENDOTRAKHEAL. Intubasi dilakukan bila ada
ddr). (Dari Emergency Cardiac Care, Committee and Subcommittees, Ameri- obstruksi jalan napas, jika anak tidak mempunyai rangsangan
can Heart Association. Pediatric basic life support, part V.JAMA 268:2251,
t992).
bernapas yang cukup, jika anak kelelahan karena kerja berna-
320 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

pas berlebihan, atau jika diperlukan pemberian tekanan akhir- sungkup muka dengan oksigen 1007o. Refleks bradikardia da-
ekspirasi positif, atau tekanan inspirasi berpuncak tinggi. In- pat akibat dari upaya intubasi, dan juga merupakan indikator
tubasi melindungi jalan napas dari aspirasi isi lambung, me- dini hipoksemia. Anak yang masih bernapas secara spontan
mungkinkan pengendalian ventilasi dan kecukupan pemberian dapat diberi atropin sebelum pemasangan intubasi untuk
oksigen, mencegah distensi lambung akibat dari ventilasi menghindari refleks bradikardi; namun, respons bradikardi
sungkup atau ventilasi mulut-ke-mulut, memungkinkan peng- yang menunjukkan adanya hipoksemia dini akan menjadi tum-
isapan jalan napas, dan memberi jalan untuk pemberian bebe- pul. Obat untuk sedasi, pengendali nyeri, atau paralisis dapat
rapa oDat resusitasi. digunakan sebelum intubasi. Teknik ini memerlukan pelatihan
Jalan napas harus dikendalikan sampai persiapan untuk khusus dan sebaiknya dilakukan oleh operator yang berpenga-
melakukan intubasi selesai dilaksanakan. Penderita dapat di- laman.
ventilasi dengan alat fantong-berkatup-ke-sungkup atau diberi Kepala harus diposisikan pada posisi menghftup (snffing)
oksigen dengan sungkup mukajika anak masih bernapas spon- untuk memungkinkan penjajaran optimal untuk intubasi. Bayi
tan dan cukup. Semua peralatan harus dipersiapkan dan di- dan anak yang berumur kurang dari 2 tahun mempunyai ok-
periksa sebelum intubasi diupayakan. siput yang relatif besar, dan jalan napas dapat berada dalam
Peralatan untuk mengisap lendir harus dihidupkan dan di- posisi yang sesuai hanya dengan meletakkan kepala pada per-
pastikan berfungsi baik. Harus dipersiapkan pula alat pengisap mukaan yang rata. Seorang anak berusia lebih dari 2 tahun
lendir berujung-tonsil untuk mengisap lendir di orofaring serta mungkin memerlukan pemasangan gulungan kecil di bawah
kateter fleksibel yang sesuai dengan sebelah dalam pipa endo- kepala untuk mendapatkan posisi menghirup. Adanya cedera
trakhea yang digunakan. Tenaga isapan maksimum biasanya pada kepala anak membuatnya tidak boleh digerakkan, spina
sekitar 80-120 mmHg. servikalis harus tetap diimobilisasi selama intubasi.
Ukuran pipa endotrakhea yang sesuai dapat dipilih dengan Tekanan klikoid (manuver Sellick) harus dilakukan selama
berbagai cara. Pita resusitasi yang digunakan untuk mengukur upaya intubasi untuk mencegah terjadinya aspirasi. Penekanan
panjang anak ternyata efektif untuk mengira-ira berat badan trakhea pada cincin krikoid akan menekan esofagus sehingga
dan ukuran pipa yang sesuai. Diameter jari kelingking anak mencegah terjadinya regurgitasi pasif isi lambung. Tekanan
dapat digunakan untuk memperkirakan ukuran diameter in- krikoid ini dapat dilakukan asisten atau dengan jari kelingking
terna pipa endotrakhea. Ukuran pipa dapat juga diperkirakan tangan kiri operator.
dengan menggunakan rumus: diameter pipa endotrakhea in- Mulut dibuka dengan lembut dan pisau laringoskop dima-
terna (mm) - (umur dalam tahun/4) + 4. Pipa endotrakhea 0,5 sukkan melalui sisi kanan mulut. Pisau dipegang dengan ta-
mm lebih besar atau 0,5 mm lebih kecil dari ukuran yang ngan kiri dan digunakan untuk menyapu lidah ke sebelah kiri
diduga juga harus tersedia. mulut. Larings diletakkan lebih ke depan dan ke arah sefal
Pipa endotrakhea berbalon biasanya hanya digunakan un- pada anak daripada pada dewasa, dan epiglotisnya lebih lem-
tuk anak yang berusia di atas 8 tahun. Sebelum intubasi, sem- but. Jika diperlukan, dapat dilakukan isapan lendir. Pipa endo-
prit yang berukuran sesuai digunakan untuk mengembangkan trakhea dimasukkan melalui sebelah kanan mulut. Pisau
balon dengan udara. Jika balon terisi dengan baik, dia dikem- endotrakhea bengkok (Macintosh) diletakkan pada vallekula,
piskan lagi dan baru dikembang(an setelah posisi endotrakhea dan glottis dilihat di bawah epiglotis. Pisau lurus (Miller) dile-
secara klinis telah ditetapkan. takkan di bawah epiglotis, menyingkirkannya dari pandangan,
Mandrin dapat digunakan untuk membuat kaku pipa endo- dan glottis menjadi terlihat (Gambar 60-12). Pisau harus di-
trakhea selama proses intubasi, memungkinkan membengkok- angkat ke atas ke arah pegangan pisau dengan hati-hati. Pe-
kannya menjadi bentuk seperti tongkat hockey. Selama digu- gangan pisau tidak boleh digunakan dalam gerakan mengintip
nakan, ujungnya tidak boleh melebihi ujung distal pipa. karena dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan gigi dan
Dapat digunakan pisau laringoskop lurus atau bengkok. mernpersulit visualisasi glottis. Pipa endotrakhea masuk me-
'Operator harus memilih pisau yang paling dia sukai. Pisau lu- lalui sisi kanan mulut dan dimasukkan di antara pita suara. Be-
rus lebih disukai pada kebanyakan anak sampai usia 7 atau 8 berapa pipa endotrakhea ditandai dengan garis pita suara
tahun. Sebagai pedoman, pisau ukuran 1 biasanya sesuai untuk hitam di dekat ujung pipa; garis ini berfungsi sebagai pedoman
bayi baru lahir cukup bulan, pisau ukuran 2 untuk anak berusia dan harus diletakkan sejajar dengan pita suara. Balon pada
2-l I tahun, dan ukuran 3 untuk anak berusia 12 tahun atau le- pipa endotrakhea berbalon harus diletakkan tepat di bawah
bih. Bila ragu-ragu, lebih bijaksana memilih pisau yang lebih pita suara: Jika memakai mandrin, mandrin dilepas, kemudian
besar, karena dapat dengan mudah ditarik secara perlahan- penghubung pipa endotrakhea dipasang pada penghubung
lahan dari mulut sampai glotis terlihat. Pisau dipasang pada kantong resusitasi.
pegangan laringoskop dan lampu harus diperiksa untuk me- Pipa endotrakhea dipegang erat pada posisinya sampai da-
mastikannya bahwa ia telah terpasang secara aman dan bahwa pat dilekatkan dengan aman dengan plester. Jika kantong re-
lampu menyala terang sebelum intubasi dilakukan. Cahaya susitasi ditekan, dada harus naik. Suara napas didengarkan
yang redup dapat menunjukkan bola lampu atau baterainya le- pada kedua aksila dan di atas lambung untuk memastikan
mah pada pegangan laringoskop. ketepatan posisi pipa. Jika suara napas terdengar paling keras
Sebelum intubasi anak dipreoksigenasi dengan FIOzl007o. pada lambung, harus dicurigai telah terjadi intubasi esofagus,
Upaya pemasangan intubasi tidak boleh memakan waktu lebih sehingga pipa harus dicabut dan dilakukan upaya intubasi
dari 30 detik. Frekuensi jantung, dan jika mungkin, saturasi kembali. Pipa yang telah keliru terpasang di esofagus dapat
oksigen, harus dimonitor. Jika anak mengalami bradikardia, dibiarkan sementara tetap berada dalam esofagus untuk me-
upaya pemasangan dihentikan dan anak diventilasi dengan nunjukkan lubang esofagus ketika dilakukan intubasi trakhea,
60 I Perawatan Kritis Anak 321

atau dapat diambil untuk memberi tempat untuk pemasangan pemasangan pipa endotrakhea,ke esofagus. Penurunan COz
pisau dan pipa endotrakhea. Jika suara napas dada kiri berku- akhir-tidal mungkin menunjukkan ketidakcukupan kompresi
rang, harus dicurigai adanya intubasi bronkus utama kanan dan dada, sedangkan peningkatan pada COz akhir-tidal mungkin
pipa endotrakhea harus ditarik perlahanJahan sampai suara menunjukkan kembalinya sirkulasi secara spontan.
napas seimbang. Suara napas yang tetap berkurang pada salah JALAN MASUK VASKULAR. Jalan masuk vaskular bayi dan
satu daerah dada mungkin menunjukkan adanya pneumotho- anak seringkali sulit didapatkan. Untuk memastikan secara te-
raks, aspirasi, atau penyakit paru lainnya. Jika gerakan paru se- pat kemajuan upaya masuk ke vaskular, Asosiasi Jantung
telah tekanan cukup kantong resusitasi tetap tidak cukup, Amerika merekomendasikan protokol .jalan masuk vaskular
mungkin ada kebocoran udara antara trakhea dan pipa endo- untuk anak berusia 6 tahun atau kurang sebagai berikut: Jika
trakhea. Kebocoran ini dapat didengar saat auskultasi leher, setelah 90 detik atau tiga upaya masukjalan vena tidak berha-
pipa harus diganti dengan pipa yang lebih besar. sil, harus dilakukan upaya infus intraossea (lihat Bab 59, Gb.
Pipa yang tepat terpasang akan ditandai dengan suara na- 59-2). Jika hal ini tidak berhasil, dan telah hilang waktu 3-5
pas yang simetris, gerakan dada yang simetris, tidak ada suara menit tanpa jalan masuk vaskular, obat resusitasi larut-minyak
napas di atas perut, dan adanya kondensasi pada pipa endo- yang sesuai dapat diberikan melalui pipa endotrakhea.
trakhea selama ekshalasi. Jika pipa endotrakhea mempunyai Tempat terbaik untuk jalan masuk vaskular selama resusi-
balon, balon tersebut dikembangkan sampai suara kebocoran tasi kardiopulmonal tidak boleh mengganggu upaya resusitasi.
udara hilang. Radiografi dada harus dilakukan untuk memasti- Kateter yang besar akan memungkinkan diberikannya infus
kan posisi pipa endotrakhea semestinya di tengah trakhea. Pe- volume bolus jika diperlukan; karenanya, harus dipilih vena
mantauan COz akhir-tidal berguna untuk menunjukkan intu- berdiameter terbesar yang ada dan sesuai dengan keteter. Ke-
basi endotrakhea, dan oksimetri pulsa berguna untuk meman- trampilan operatoi yang menentukan apakah vena sentral atau
tau kecukupan oksigenasi. Letak pipa harus sering dinilai kem- perifer yang dicapai paling cepat. Vena femoralis pada anak
bali. biasanya mudah dicapai; vena jugularis interna atau eksterna
Bila anak telah diintubasi, secara hati-hati posisi kepala ha- dan vena subklavia dapat digunakan oleh orang yang ber-
rus selalu dipertahankan pada posisi kepala netral, karena ek- pengalaman. Obat yang diberikan melalui vena perifer harus
stensi leher mengakibatkan terdorongnya pipa ke bronkhus dibilas dengan salin untuk mempermudah masuknya ke sirku-
utama kanan, dan posisi kepala yang menunduk (leher fleksi) lasi sentral.
dapat melepaskan pipa. CAIRAN DAN OBAT-OBATAN. Terapi yang terpenting pada
Bila intubasi tidak mungkin dilakukan meskipun cara un- resusitasi kardiopulmonal adalah perhatian yang cermat terha-
tuk membersihkan jalan napas telah dilaksanakan, kadang- dap kecukupan oksigenasi, ventilasi, dan sirkulasi dengan ser-
kadang mungkin diperlukan pemasangan ventilasi kateter tran- ing melakukan penilaian ulang. Jika intervensi ini gagal
strakhea. Teknik ini memerlukan pelatihan khusus. dan hanya mengembalikan fungsi kardiopulmonal, obat-obatan dan cair-
sedikit informasi mengenai penggunaannya pada anak-anak. an dapat terindikasi.
MEMONITOR PERNAPASAN NON-INVAS|F. Oksimetri nadi Untuk menentukan ketepatan dosis pemberian cairan dan
merupakan metode pemantauan saturasi oksigen non-invasif. obat-obatan selama resusitasi kardiopulmonal, memerlukan
Metode ini sangat baik untuk menunjukkan perbaikan atau estimasi berat badan anak. Jika umur anak diketahui, berat ba-
perburukan fungsi pernapasan, seperti ekstubasi yang tidak dan dapat diperkir4kan melalui grafik pertumbuhan. Pita re-
disengaja. Pembacaan oksimeter memerlukan monitor nadi susitasi cukup praktis dan mempunyai ketepatan yang cukup
yang konsisten untuk mendapatkan pembacaan yang akurat. tinggi untuk mengestimasi berat badan yang sesuai dengan
Jika denyut nadi lemah atau hilang, mungkin hasil bacaan panjang anak.
akan sulit diperoleh, dan jika nadi hanya kadang-kadang ter- Selama resusitasi, volume infus sering diperlukan, terutama
catat karena gerakan penderita, hasil yang dilaporkan'akan pada penderita dengan syok hipovolemik akibat trauma, dehi-
mungkin tidak tepat. Lagipula, bila menginterpretasi hasil, drasi, atau keadaan hipovolemik relatif pada syok septik. Bo-
perlu diingat bahwa saturasi oksigen dan Po, terkait, tetapi lus cairan 20 ml/kg larutan kristalloid isotonis Ringer laktat
pengukuran berbeda. Memonitor COz akhir-tidal dapat meru- atau salin normal terindikasi pada anak syok, dan mungkin
pakan tambahan bantuan dalam menunjukkan letak pemasang- perlu diulang. Produk darah mungkin diperlukan untuk korban
an atau terlepasnya pipa endotrakhea yang tepat, serta kecu- trauma dengan kehilangan darah bermakna. Pengenalan dan
kupan kompresi dada. terapi syok dibahas pada Bab 60.3.
Adanya COz pada gas ekspirasi memerlukan pembentukan Oksigen merupakan obat pertama dan terpenting yang ha-
COz oleh jaringan, pengangkutan ke paru-paru melalui sirku- rus diberikan pada resusitasi kardiopulmonal. Kadar oksigen
lasi yang cukup, dan pembuangan dari paru-paru melalui ven- tertinggi yang tersedia harus diberikan selama upaya resusi-
tilasi yang cukup. Udara esofagus mempunyai kadar COz ren- tasi, meskipun hasil pengukuran tekanan oksigen atau saturasi
dah. Pada penderita tanpa henti jantung, kecukupan ventilasi oksigen pada oksimetri pulsa dianggap cukup. Penghantaran
akan menentukan kadar COz akhir-tidal. Intubasi esofagus, ke- oksigen ke jaringan selama upaya resusitasi terganggu oleh
bocoran udara yang bermakna sekitar pipa endotrakhea, atau buruknya curah jantung dan ketidaksesuaian ventilasi-perfusi
ketidaksesuaian ventilasi-perfusi akan mengakibatkan ren- di paru-paru.
dahnyr kadar COz. Epinefrin merupakan obat pilihan untuk henti jantung.
Pada penderita henti kardiopulmonal, kadar COz akhir- Epinefrin terindikasi pada asistole, henti tidak berdenyut (ter-
tidal yang rendah dapat menunjukkan penurunan produksi se- masuk disosiasi elektromekanik) (Gb.60-13), atau bradikardi
lular, ketidakcukupan perfusi selama resusitasi, atau kesalahan yang secara hemodinamis bermakna (Gb.60-14). Epinefrin
322 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

Dasar lidah
Epiglottis

t)
ei

\t'

Gambar 60-12. Tehnik intubasi. (Dari Fleisher G, Ludwig S: Textbook of Pediatric Emergency Medicine. Baltimore, Williams & Wilkins, 19g3. p 1250)
60 a Perawatan Kritis Anak 323

o Penentuan tidak adanya nadi dan mulai RKP


Gambar Skema kebutuhan asistole dan henti tanpa denyut.
o Memastikan irama jantung pada lebih dari satu hantaran "60-13
RKP, resusitasi kardiopulmonal; ET, endotrakheal; IO, intraossea; IV,
intravena. (Dari Emergency Cardiac Care Committee and Subcommit-
tees, American Heart Association. Pediatric advanced life support,
part VI.JAMA 268 :2262, 1992).

Disosiasi elektromekanik
AKivitas listrik tanpa nadi

Mengenali dan terapi penyebab


a Lanjutkan AKP o Hipoksemia berat
a Amankan jalan napas a Asidosis berat
a Hiperventilasi dengan oksig'en 100% a Hipovolemia berat
o Dapatkan ialan masuk lV atau lO te' a Pneumothoraks tekanan
tapi jangan menunda defibrilasi a Tamponade jantung
o Hipotermia berat

a Defibrilasi sampai dengan 3 kali iika


diperlukan, 2 Jlkg,4 Jlkg,4 Jlkg o Lanjutkan RKP
o Amankan ialan napas

t o Hiperventilasi dengan oksigen


100%
o Dapatkan ialan masuk lV atau lO
a Epinefrin, dosis pertama
o lV/lO: 0,01 mg/kg (1:10.000)
o ET: 0,1 mg/kg (1:1.000) +
a Lidokain 1 mg/kg lV atau lO
O Epinefrin, dosis pertama
o lV/lO: 0,01 mg/kg (1 : 10.000)
o ET: 0, 1 mg/kg (1:1 .000)
a Defibrilasi 4 J/kg
30-60 detik sesudah obat-obatan
+
a Epinefrin, dosis kedua dan se-
lanjutnya
o Epinelrin, dosis kedua dan selan- olV/lO/ET: 0,1 mg/kg (1:1.000)
jutnya (dosis sampai dengan 0,2
a IV/IOT/ET: 0,1 mg/kg (1:1.000) mg/kg 1:1.000 mungkin efeKif)
(dosis sampai dengan o,Zkg a Ulangi setiap 3-5 menit
1:1.000 inungkin elektif)
o Ulangi setiap 3-5 menit
a Lidokain 1 mg/kg '
o Pertimbangkan bretilium 5 mglkg
dosis pertama, 10 mg/kg dosis lV
kedua

adalah katekolamin endogen dengan pengaruh adrenergik-cr nefrin masing-masing untuk pemberian dosis standar dan do-
maupun adrenergik-p' Vasokonstriksi yang diperantarai-c me- sis-tinggi. Epinefrin dosis- standar (0,01 mg/kg) menggunakan
ningkatkan dliran darah ke jantung dan otak serta meningkat- 0,1 ml/kg larutan l/10.000, sedangkan epinefrin dosis-tinggi
kan efektivitas kompresi dada' Kontraktilitas miokardium' (0,1 mg/kg) menggunakan 0,1 mUkg larutan 1/1.000. Epine-
.automatisitas
miokardium, dan frekuensi jantung meningkat' frin harus diberikan melalui jalan intravena atau intraossea
yang aman, karena infiltrasi ke jaringan yang tidak disengaja
Tahanan vaskular sistemik dan tekanan darah juga meningkat'
mengakibatkan iskemia atau nekrosis' Absorpsi obat secara
Fibrilasi ventrikel lebih peka terhadap syok pembalik elektris
endotrakhea tidak sebaik nielalui jalan intravena atau intraos-
(c ounte rshock e le ct ric ).
sea; karenanya, dosis awal epinefrin yang diberikan melalui pi-
Dosis standar awal epinefrin untuk asistole dan henti tidak
pa endotrakhea harus 0,1 mg/kg (0,1 ml,&g larutan l/1.000). Se-
berdenyutadalah0,0lmg/kgbiladiberikansecaraintravena
atau iniraossea (Tabel 60-6). Manfaat dosis yang lebih tinggi bagai tetesan epinefrin dapat diberikan dengan dosis 20 pgl
pada anak-anak masih kontroversial. Namun, baru-baru ini kg/menit bila ada asistole dan henti tidak berdenyut menetap
sampai diperoleh nadi efektif, kemudian dosis dapat diturunkan.
Asosiasi Jantung Amerika menyarankan penggunaan dosis
ulangan "dosis tinggi," 0,1 mglkg atauO,2 mg/kg, dan diulang
Epinefrin sangat berguna untuk bradikardi yang secara he-
setiap 3-S menit sesuai kebutuhan' Digunakan dua kadar epi- modinamik bermakna (Gb. 60-14). Dosis awal intravena atau
324 BAGIAN Vlll t Anak Sakit Akut

O Nilai ABC
o Amankan jalan napas
o Berikan oksigen 100%
a Mulai .ialan masuk lV atau lO
a Nilai tanda vital

Gangguan kardiorespirasi berat?


O Perfusi buruk
o Hipotensi
a Kesulitan pernapasan

Lakukan kompresi dada jika meskipun telah


a Observasi dilakukan oksigenasi dan ventilasi:
a Dukung ABC a Frekuensi jantung 80/menit pada bayi
o Pertimbangkan a Frekuensi jantung 60/menit pada anak
pemindahan atau (Keadaan tertentu dapat berlaku pada
pengangkutan ke fa- adanya hipotermia berat)
silitas ALS

+
o Epinefrin
o lV/lO: 0,01 mg/kg (1:10.000)
o ET:0,1 mg/kg (1:1.000)
(dosis sampai dengan O,2 mglkg ['t:-1.0O0] mungkin efektif)
o Ulangi setiap 3-5 menit dengan dosis yang sama

+
a Atropin O,O2 mglkg
Dosis minimum:0,1 mg
Dosis tunggal maksimum
0,5 mg untuk anak Gambar 60-14 Skema keputusan bradikardi. ABC, airway (alan napas),
1,0 mg untuk remaja breathing (pemapasdn) dan circularion (sirkulasi) ALS, dukungan kehidupan
Dapat diulang sekali
lanjut (advanced life support); ET, endotrakhea; IO, intraossea; IV, intravena
(Dari Emergency Cardiac Care Committee and Subcommittees, American
Heart Association. Pediatric advanced life support, part VI.JAMA 268:2262,
+ 1992).
Jika timbul asistole, lihat
Gb.60-13

intraossea adalah 0,01 mglkg (0,1 ml/kg laruran 1/10.000) arau Amerika. Atropin juga digunakan pada terapi bradikardia yang
0,1 mg/kg (0,1 mVkg larutan 1/1.000) bila diberikan melalui dipicu respons vagus pada saat pemasangan intubasi. Bila
pipa endotrakhea. Tetesan epinefrin dapat diberikan pada syok atropin digunakan selama intubasi, dia dapat memblokade res-
yang tidak berespons terhadap infus volume. Epinefrin lebih pons bradikardi terhadap hipoksia. Dalam hal ini harus digu-
baik daripada dopamin pada bayi dan pada penderita dengan nakan oksimetri nadi untuk memantau oksigenasi.
sirkulasi tidak stabil. Pada keadaan ini, dosisnya dimulai dari Atropin dapat diberikan melalui jalan intravena arau in-
0,1 pg/kg/menit dan ditingkatkan sampai dengan 1,0 p.gkgl traossea, dan jika perlu, melalui instilasi endotrakhea, me-
menit (Tabel 60-7). skipun absorpsi melalui jalan ini tidak konstan. Atropin dapat
Atropin adalah obat parasimpatolitik yang digunakan untuk menimbulkan bradikardia paradoks bila digunakan dalam do-
terapi bradikardia. Obat ini mempercepat frekuensi jantung de- sis kecil. Dosis yang saat ini direkomendasikan .adalah .0,02
ngan meningkatkan automatisitas nodus sinus dan meningkat- mg/kg, dengan dosis minimum 0,1 mg. Anak seharusnya men-
kan konduksi atrioventrikular. Karena bradikardia pada anak dapat dosis tunggal maksimum 0,5 mg, dan remaja 1,0 mg.
sering disebabkan oleh serangan iskemik pada miokardium, Dosis ini dapat diulang dalam lima menit (Lihat tabel 6G6).
respons terhadap terapi vagolitik patut dipertanyakan, dan epi- Dosis vagolitik total maksimum.adalah 1,0 mg pada anak dan
nefrin mungkin lebih efektif. Karenanya atropin diduga mung- 2,0 mg pada remaja.
kin hanya berguna untuk terapi bradikardia yang disertai de- Penggunaan natrium bikarbonat pada henti jantung masih
ngan hipotensi dan perfusi jelek. Atropin terindikasikan pada kontroversial. Henti kardiopulmonal pada anak dan bayi biasa-
bradikardia bergejala yang akibat dari blokade atriventrikular. nya disebabkan oleh kegagalan pernapasan, yang mengakibat-
Peran atropin pada terapi asistole pada anak belum jelas, dan kan asidosis respiratorik dan hipoksia jaringan. Metabolisme
dianggap hanya mungkin efektif oleh Asosiasi Jantung anaerob pada jaringan menimbulkan asidosis metabolik. Me-
60 | Perawatan Kritis Anak 325

TABEL 60-6. Obat yang Digunakan untuk Dukungan Hidup Lanjut Anak
()D*ht ;ii-$;i:,=:'=:i:,ll
Kdtdiatean
, ::: :::a::: ::. ::
Adenosin .: 0;1.0,2 mg/kg Bolus lV cepat
. Dosis tunggal makimum: 12 mg
Dosis minimum: 0,1 mg
Atropin sulfat , ' 0,02 mg/kg tiap dosis
:::t I ii :utl
i:
Dosis tunggal maksimum: 0,5 mg pada anak.
1,0 mg pada remaja
Bretilium a 5 r4g/kg; dapat Oitlngtarfan sampai l0 mg/kgl lV cepat
Kalsium no.iOi f OZ, 20 mg/kg tiap dosis Berikan pelan-pelan -
"

Dopamin hidroklorida 2-20 gg/kg tiaP lmenit Aksi adrenergik-c mendominasi pada dosis ) l5-
20 Ug/ke tiap menit
Dobutlmin hidroklorida 2-20 Vgkgtiap menit Titrasi sampai pengaruh yang diinginkan
Epineirin " IV/IO: 0.01 me/kg (l:10.000) Awaster$.4.$apdosisefektif pengaw-cll;$lgi$i
Untuk bradikardia r ':'
l
ET: 0,1 mglkg { I:1.0001 , na$n,(iikasediainepr_nefrinrne"gg"lt$11$$ip
,,,,lgeaweQ;bila,mefgg]tn anr{ositfin$lii
:
Unruk asistolik atau henti' Dosis oertama Awas terhadap dosis efektif pengawet yang digu
f
tidak berdenyut IV/'O: 0,01 mg/kg t1:10.000) nakan fiika sediaan epinefrin mengandung pe. i.i

ET: 0.1 me/kg (l:1.000) r,ii.lrggwet), bila.menggunak4rydbfl,ip|iflggi.i::


.'; 1i' Dosis setinggi 0,2 mg/kg mungkin efektif ,a:

Dosis berikutnya
t.
.
i. "rynO/Et: 0,1 mg/kg (1:1.000)

Infus epinefrin .,: rMulai


delean 0,1 qe/ke tian
.'' -lnenit
Titrasi sampai pengaruh yang diinginkan (0.1 -
1,0 gg/kg tiap menit)
:1.

: Dosis i'nfus yang lebih tinggi digunakan jika ada

Lidokain : r
.", asistolik i
I mglkg tiaP dosis
r

,.
'
''"
.r'=Hrq-t1iiiffi=
Inlus lidokain -20-50 pg/kg tiap menit -,
r: 1 *E{Xg tiapidosis atau 0,3 x kg x defisit basa lnfus perlahan dan hanyajika ventilasi cukup
Narriumbikarbonat-.
il

IV, jalur intrdrena; IO, jalur intraossea; ET, jalur endotrakhea-

mastikan kecukupan oksigenasi, ventilasi dan sirkulasi kare- berian dosis bikarbonat berulang dapat dipertimbangkan setiap
nanya direkomendasikan sebelum natrium bikarbonat diberi- 10 menit, atau didasarkan pada hasil analisis gas darah.
kan pada penderita henti jantung berkepanjangan. Natrium bi- Dopamin digunakan untuk hipotensi setelah resusitasi dan
karbonat mungkin efektif pada kasus yang terdokumentasi asi- terapi syok yang tidak berespons terhadap pemberian cairan.
dosis metabolik dan syok. Dopamin merupakan katekolamin endogen dengan pengaruh
Natrium bikarbonat mempunyai berbagai efek samping dopaminergik, adrenergik-p, dan adrenergik-u, tergantung do-
yang merugikan. Bila bikarbonat membuffer ion hidrogen, sis yang diberikan. Pengaruh dopaminergik terjadi pada dosis
akan dihasilkan air dan COz, yang dapat memperburuk asido- rendah, ketika ia meningkatkan aliran darah ke ginjal dan
sis respiratorik. Natrium bikarbonat menggeser kurva disosiasi pembuluh darah mesenterium (0,5-2 1t'g/kglmenit). Di atas 5
oksihemoglobin ke kiri, mengganggu penghantaran oksigen ke pglkg/menit, obat ini mempunyai pengaruh adrenergik-p lang-
jaringan, dan memperburuk hipoksia jaringan- Dosis besar sung, yang meningkatkan kontraktilitas (inotropi) dan frekuen-
akan mengakibatkan hipokalemia, hipokalsemia, hipernatre- si jantung (kronotropi). Ada juga stimulasi jantung tidak
mia, dan hiperosmolalitas, serta dapat menurunkan ambang langsung melalui pelepasan norepinefrin dari saraf simpatis
terjadinya fibrilasi. jantung; namun, jika cadangan norepinefrin sudah habis, se-
Dosis natrium bikarbonat adalah 1 mEq/kg dan dapat dibe- perti pada kegagalan jantung kronis atau pada bayi dengan
rikan secara intravena atau intraossea (lihat Tabel 60-6). Pem- ketidakmatangan inervasi jantung, pengaruh inotropik tersebut
akan berkurang. Vasokonstriksi adrenergik-a yang mengaki-
batkan peningkatan tekanan darah terjadi bila dosis dinaikkan
TABEL 60-7 Obat-obat Infus sampai 10-20 pg/kg/menit. Dosis di atas 201:"9/kglmenit akan
1::iii:i:"':tr:,.;:: sangat meningkatkan tahanan vaskular perifer dan menurun-
Ditambahkan
kan aliran darah ke ginjal dan mesenterium. Karena dopamin
..-..,t pada Dekstrosa 57o
mempunyai waktu paruh yang pendek, obat ini harus diberi-
:L:

dalam Air untuk 1mVkg/jam/


Mencapai 100 ml Pemberian kan secara intravena atau intraossea berkelanjutan. Ada bebe-
:...,,..."Qbal
rapa metode sediaan; metode yang lazim dipakai adaiah
Epinefnn, . i
mg0,6
" 0.1 Pglkg/menit
menambahkan 60 mg dopamin pada 100 m larutan 5Vo dek-
Dopamin atau dobutamilt: 60 mg rO lrlig*"nit strosa dalam air. Tetesan I ml/kg/jam memberikan dosis awal
Lidokain ,,, , ' 120 mg .
20 Pg/kg/menit
l0 pg/kg/menit, yang kemudian dititrasi sampai didapatkan
i
326 BAGIAN VIll . Anak Sakit Akut

pengaruh yang diharapkan (Tabel 60-7). Dopamin diinaktifkan berat badan lebih dari 10 kg. Elektrode harus diolesi dengan
bila ada naffium bikarbonat dan dapat menimbulkan nekrosis krem atau pasta elektroda, atau dengan bantalan salin atau
jaringan bila terjadi infiltrasi. bantalan defibrilasi yang secara elektrik konduktif. Elektrode
D obutamin h.idroklo rida adalah katekolamin sintetis kuat tidak boleh digunakan tanpa bantalan apa pun, atau dengan al-
yang meningkatkan kontraktilitas dan frekuensi jantung de- kohol, yang dapat mengakibatkan luka bakar. Bahan yang se-
ngan pengaruh adrenergik-p yung relatif selektif. Dobutamin cara elektrik konduktif pada salah satu elektroda tidak boleh
terutama berguna pada curah jantung yang buruk dan ketidak- menyentuh bahan yang sama pada elektroda lainnya, karena
cukupan fungsi miokardium. Laju infus yang biasa adalah dapat terjadi jembatan elektrik. Jembatan ini mengakibatkan
antara2 dan 10 pglkg/menit. Dosis di atas 20 peke/ menit ja- lewatnya arus di atas dada. Defibrilasi tidak akan efektif dan
rang terindikasi. Cara penyiapannya sama dengan infus dopa- dapat menimbulkan luka bakar pada dada. Satu elektrode dile-
min (Tabel 60-7). Dobutamin dititrasi sampai dicapai penga- takkan pada sisi kanan dada, di bawah klavikula dan yang lain
ruh yang diinginkan. Efek sampingnya meliputi aritmia ven- pada sisi kiri dada sebelah lateral papilla mamma.'Kontak
trikular, takikardia, dan hipotensi, serta diinaktivasi oleh na- yang baik antara elektroda dan kulit diperoleh dengan melaku-
trium bikarl,ronat. kan tekanan yang kuat dan merata. Individu yang melakukan
defibrilasi harus mundur dari tempat tidur penderita, dan orang
Glukosa terindikasi pada keadaan hipoglikemia yang telah
lain harus beradajauh dari penderita dan tempat tidurnya.
diketahui, yang dapat diperiksa dengan pita bereagen secara
cepat di tepi tempat tidur atau di laboratorium. Dosis 2-4 Dosis defibrilasi awal adalah 2 joule (J)/kg. Jika fibrilasi
mllkg larutan dekstrosa 25Vo (0,5-l g/kg) dapat diberikan seca- menetap, dosisnya ditingkatkan menjadi 4 Jkg, dan jika masih
ra intravena. Glukosa sebaiknya diberikan secara infus berke- belum berhasil, dosis 4 Jkg yang ketiga diberikan. Irama yang
lanjutan. Hiperglikemia pasca resusitasi kardiopulmonal diperoleh setelah setiap upaya defibrilasi segera diperhatikan,
(RKP) diduga memberikan hasil neurologis yang lebih buruk dan, jika diperlukan, defibrilasi berikutnya harus segera dila-
pada beberapa penelitian binatang; namun, hal ini mungkin kukan. Jika ketiga upaya tersebut tidak berhasil, diberikan
hanya menggambarkan resusitasi berkepanjangan dan ganggu- epinefrin (0,01 mg/kg intravena atau introssea, atau 0,1 mglkg
an pelepasan insulin selama henti jantung. melalui endotrakhea) dan lidokain 1 mg/kg. Defibrilasi 4 J/kg
dilakukan lagi 30-60 detik setelah obat diberikan. Fibrilasi
Kalsium tidak lagi dianjurkan untuk terapi asistole dan di-
atau takikardia ventrikular tidak berdenyut yang menetap me-
sosiasi elektromekanik, karena tidak menimbulkan perbaikan
merlukan penilaian kembali kecukupan tindakan RKP dan ko-
dan mungkin dapat merugikan. Kalsium terindikasi bila ada
reksi gangguan metabolik dan hipotermia.
hipokalsemia, dan dapat dipertimbangkan untuk terapi hiper-
kalemia, hipermagnasemia, dan kelebihan dosis penghambat Lidokain meningkatkan ambang terjadinya fibrilasi ven-
saluran kalsium. Kalsium tersedia dalam tiga sediaan garam trikel dan menurunkan ektopi ventrikular. Pemberian lidokain
yang berbeda; kalsium klorida dianjurkan untuk resusitasi ka- dapat membuat defibrilasi elektrik lebih mungkin berhasil.
rena trdak memerlukan degradasi hepatik. Dosis yang dianjur- Namun, defibrilasi tidak boleh ditunda karena menunggu lido-
kan adalah 5-7 mgkg kalsium elemental. Dosis 5,4 mg/kg kain. Lidokain dapat diberikan melalui jalan intravena, in-
kalsium elemental (20 mg/kg garam) diberikan dengan me- traossea atau pun endotrakhea. Dosis awal adalah 1 mg/kg dan
masukkan 0,2 mUkg kalsium klorida lOVo (lihat tabel 60-6). dapat diulang. Infus intravena atau intraossea berkelanjutan
Beberapa tindakan pencegahan yang harus diperhatikan dalam 20-50 ltgkg/menit digunakan untuk menekan aritmia ven-
pemberian kalsium: kalsium sangat toksik terhadap jaringan trikular. Dosis berlebihan mengakibatkan depresi sirkulasi dan
dan harus diberikan melalui vena terbesar yang ada; kalsium miokardium, serta gejala sistem saraf sentral (SSS) termasuk
mengendap bila diberikan bersama natrium bikarbonat, dan kejang; karenanya, dianjurkan dosis tetap 20 Stglkg/menit un-
dapat memperburuk toksisitas digitalis. tuk penderita henti jantung, syok atau gagal jantung kongestif.
Infus dapat disediakan dengan berbagai cara, salah satu cara a-
DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI. Defibrilasi terindikasi
dalah menggunakan 120 mg lidokain dalam 100 ml dekstrosa
pada fibrilasi ventrikel dan takikardia ventrikular tak bernadi,
5Vo dalam air. Bila diberikan pada frekuensi 1 mlikg/jam, do-
yartg merupakan gangguan irama jantung yang jarang terjadi
sis 20 pg/kg/menit dicapai.
pada anak (lihat Gb.60-13). Diagnosis fibrilasi ventrikel harus
dikonfirmasikan dengan lebih dari satu hantaran elektrokardio- Bretilium tosilate dapat dipertimbangkan untuk fibrilasi
grafi, karena elektroda yang longgar, gerakan otot, atau asis- ventrikel bila tindakan sebelumnya telah gagal. Obat ini dimu-
tole pada awalnya mungkin sulit dibedakan dari fibrilasi. lai dengan dosis 5 mg/kg dengan infus intravena cepat dan da-
pat ditingkatkan sampai 10 mglkg bila diperlukan dosis kedua
Defibrilasi tidak terindikasi pada henti asistolik. Defibrilasi
(lihat Gb. 60-13). Bretilium mempunyai pengaruh adrenergik
menimbulkan depolarisasi serentak jaringan miokardium, yang
mungkin dapat mengembalikan ke irama sinus. bifasik, dengan pengaruh simpatomimetik awal yang diikuti
Ventilasi dengan 1007o oksigen diberikan, kemudian dila- , dengan blokade adrenergik. Efek sampingnya meliputi mual
kukan RKP. Jalan masuk vaskular dapat dipasang jika tidak dan muntah, serta hipotensi postural, yang mengharuskan
menunda defibrilasi. Dipilih elektrode (paddle) terbesar yang
terapi dengan posisi Trendelenburg dan pemberian cairan. Ti-
dapat melekat sempurna pada kulit. Elektrode yang besar dak banyak informasi mengenai penggunaannya pada anak-
anak.
memberikan lebih sedikit penghalang transthoraks dan meng-
hasilkan aliran arus yang lebih baik. Elektrode pediatrik dire- Kardioversi sinkronisasi digunakan untuk mengkonversi
komendasikan pada bayi dengan berat badan kurang dari 10 takikardia ventrikular dengan denyut atau takikardia supraven-
kg, sedangkan elektrode dewasa digunakan untuk anak dengan trikular yang disertai gangguan hemodinamik (lihat Bab 388).
60 I Percwatan Kritis Anak 327

Paediatric Life Support Working Party of the European Resuscitation Council:


MANAJEMEN RESUSITASI
Guidelines for paediatric life suppo(. Br Med J 308:1349, 1994.
Paradis NA, Martin GB, Rosenberg J, et al: The effect of standard- and high-
Keperluan dilakukannya resusitasi seringkali tidak diduga' dose epinephrine on coronary perfusion pressure during prolonged cardio-
dan karena banyaknya intervensi simultan yang diperlukan pulmonary resuscitation. JAMA 265:1 139, 1991 .
serta banyaknya masyarakat yang mengerumuni, situasinya Pediatric advanced life support, Part Vl. JAMA 268:2262, 1992.
Schwab T, Callaham M, Madsen C, Utecht T: A randomized clinical trial of
dapat dengan mudah menjadi khaos. Petalatan harus tersedia
active compression-decompression CPR vs standard CPR in out-of-hospital
dan tim resusitasi terbiasa dengan lokasi dan cara penggunaan- cardiac arrest in two cities. IAMA 273:1261, 1995.
nya. Tim resusitasi sebaiknya telah diorganisasi sebelumnya, Sheikh A, Brogan T: Outcome and cost of open- and closed-chest cardiopul-
dengan peran tertentu untuk tiap individu. Pemimpin harus je- monary resuscitation in pediatric cardiac anests. Pediatrics 93:392,1994.
Spevak MR, Kleinman PK, Belanger PL, et al: Cardiopulmonary resuscitation
las ditetapkan, dengan semua anggota tim harus menyalurkan
and.rib fractures in infants. A postmortem radiologic-pathologic study.
informasi melalui pemimpin tim. Karenanya pemimpin harus IAMA272:617.1994.
mengetahui semua intervensi dan perubahan status penderita.
Dokumentasi harus diperhatikan. Sebaiknya hal ini merupakan
satu-satunya tanggun&iawab salah satu anggota tim' Jika
60.3 Syok
mungkin, salah satu anggota tim harus menyampaikan kondisi
terbaru keadaan penderita selama resusitasi kepada keluarga P. Pearl O'Rourke
atau dokter keluarga.
Keputusan untuk menghentikan upaya resusitasi seringkali Definisi umum syok adalah keadaan klinis ketidakcukupan
sulit. Dukungan psikologis pada keluarga penderita sangatlah perfusi akibat tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh. Hal int da-
penting dan seringkali diberikan oleh personalia medis, petu- pat disebabkan oleh peningkatan masif kebutuhan metabolik
gas sosial dan rohaniawan. Dukungan psikologis pada seluruh (konsumsi oksigen) dan/atau penurunan pasokan metabolik
tim tidak boleh diabaikan. Tim wawancara stres insiden kritis (penghantaran oksigen). Patofisiologi syok bervariasi sesuai
kadang-kadang berguna membantu staf mengatasi kesedihan dengan perbedaan etiologinya, masing-masing mempunyai
dan stres upaya resusitasi yang sulit atau gagal' gambaran klinis yang berbeda dan memerlukan pendekatan
terapi yang berbeda pula. Pada mulanya syok dapat dibagi
menjadi dua kategori dasar, yaitu hipovolemia intravaskular
STABILISASI PASCARESUSITASI. dan hipervolemia atau nornovolemia intravaskular.

Bila upaya resusitasi telah berhasil dan kondisi penderita


telah stabil, perlu dilakukan pengaturan untuk memasukkan HIPOVOLEMIA INTRAVASKULAR
penderita ke bagian perawatan intensif yang sesuai' Hal ini
mungkin memerlukan transfer ke fasilitas lain. Koordinasi Hipovolemia intravaskular disebabkan oleh penurunan ta-
upaya dengan rumah sakit yang akan menerima akan memban- hanan vaskular, atau lebih sering, karena kehilangan volume
tu memutuskan perawatan penderita dalam perjalanan dan cara intravaskular. Contoh syok kehilangan tahanan yang paling
pengangkutannya (helikopter, pesawat sayap tetap' ambulans khas adalah anafilaksis. Penyebab yang lain meliputi penelan-
atau tim transpor khusus). Penderita harus dimonitor ketat dan an obat, cedera denervasi, dan sepsis "hangat" dini. Pada syok
keadaannya sering dinilai kembali. Kopi semua rekam medis, kehilangan tahanan, penderita mengalami takikardia dan hipo-
hasil laboratorium dan radiografi disiapkan untuk ditransporta- tensi dengan tungkai yang hangat akibat vasodilatasi yang ti-
sikan bersama penderita. dak semestinya. Hipotensi postural mungkin menonjol. Jika
diukur, curah jantung meningkat, dan tahanan vaskular sis-
temik (TaVS), serta tekanan vena sentral (TVS) turun. Tera-
Burke DP, Bowden DF: Modified paediatric resuscitation chart. Br Med J
pinya adalah resusitasi volume dan pemberian vasokonsffiktor.
306:1096, 1993.
Callaham M, Madsen CD, Barton CW. et al: A randomized clinical trial of
Pada anafilaksis, di samping resusitasi cairdn dan pemberian
high-dose epinephrine and norepinephrine vs. standard-dose epinephrine in epinefrin, harus pula diupayakan menghambat atau memblo-
prehospital cardiac arrest. I AM A 268 :2667, 1992. kade agen pemicu. Benadryl digunakan untuk menghalangi
Cohen TJ, Coldner BG, Maccaro PC, et al: A comparison of active pengaruh histamin selanjutnya, dan steroid diberikan untuk
compression-decompression cardiopulmonary resuscitation -with standard
cardiopulmonary resuscitation for cardiac arrests occurring in the hospital.
mengurangi respons inflamasi (Bab 140)..
N Engl J Med 329:1918, 1993. Penyebab syok hipovolemik yang lebih sering adalah kehi-
Goetting MG, Paradis NA: High dose epinephrine in refractory pediatric car- langan volume,.yang dapat berupa darah (trauma), cairan
diac anest. Crit Care Med l7:1258, 1989. tinggi protein (luka bakar, sindroma nefrotik), atau cairan ren-
Goetting MG, Paradis NA: High-dose epinephrine improves outcome from pe-
diatrlc cardiac arrest. Ann Eme r g Med 20 :22 / 45, 199 1.
dah protein (muntah dan diare). Pada penderita didapatkan
Kette F, Weil MH, Gazmuri RJ: Buffer solutions may compromise cardiac re- takikardia dengan tekanan darah normal atau rendah. Anak de-
suscitation by reducing coronary perfusion pressure. JAMA 266:2121' ngan kehilangan volume yang berat dapat jauh lebih efisien
l99l .
mempertahankan tekanan arteri sentral daripada orang dewasa.
Lurie KG, Schultz JJ, Callaham ML, et al: Evaluation of active compression-
decompression CPR in victims of out-of-hospital cardiac anest. JAMA Hal ini dicapai dengan vasokonstriksi hebat bantalan vaskular
21 t .1405. t994. perifer, yang secara klinis nampak sebagai tungkai dingin dan
Madl C, Grimm G, Kramer L, et al: Early prediction of individual outcome af- burik. Semakin berat kehilangan volume, semakin proksimal
ter cardiopulmonary resuscitation. Lancet 34 I : 855, I 993.
pula pendinginannya. Misalnya, anak dengan kehilangan sedi-
Neonatal resuscitation, Part VII. JAMA268:2276, 1992.
Orlowski JP: How much resuscitation is enough resuscitation? Pediatrics kit volume akan teraba dingin sampai ke pergelangan tangan
90:995,1992. dan kaki; sedangkan yang dengan kehilangan yang lebih berat,
328 BAGIAN VIil I Anak Sakit Akut

dinginnya tungkai akan teraba lebih ke proksimal, sampai ke jantung dengan tekanan pengisian normal atau meningkat
paha dan bahu. Pada anak, penilaian klinis perfusi perifer (TVS dan TAKi ) serta TaVS yang sangat meningkat. Terapi
mungkin merupakan indikator syok yang lebih dapat diandal- gagal miokardium adalah resusitasi volume dengan hati-hati
kan daripada pengukuran tekanan darah. Waktu pengisian ka- dan pemberian awal obat antiaritmia, inotropik dan mungkin
piler dapat digunakan untuk menilai perfusi perifer, tetapi in- pula obat penurun-beban-pasca (Bab 399, 400). Jika memung-
terpretasinya harus hati-hati karena hasilnya juga tergantung kinkan, hipoksemia dan kelainan metabolik yang jelas harus
pada suhu lingkungan. Kateterisasi Swan Ganz arteri pulmo- dikoreksi.
nalis dapat menunjukkan penurunan curah jantung atau indeks EVALUASI. Meskipun kedua keadaan syok ini mempunyai
jantung, penurunan tekanan vena'sentral (TVS) dan tekanan
beberapa aspek diagnostik dan terapeutik yang serupa. tetapi
atrium kiri (TAKi), bersamaan dengan sangat meningkatnya perbedaannya harus dipahami betul. Diagnosis dibuat berda-
tahanan. vaskular sistemik (TaVS). Terapinya adalah penggan-
sarkan kombinasi antara anamnesis dan pemeriksaan fisik
tian volume. Larutan awal yang diberikan harus berupa larutan serta laboratorium tambahan. Riwayat penyakit harus meliputi
isotonik: larutan salin normal atau Ringer's laktat. Albumin informasi mengenai penyakit yang mendasari, riwayat terapi,
5Vo, plasma beku segar, atau darah lengkap diberikan pada ka- gejala dan lamanya penyakit akut, setiap kehilangan cairan
sus dengan etiologi tertentu (seperti darah pada syok hemo- berlebihan (diare, muntah), dan jumlah masukan cairan. Per-
ragik). Respons segera dengan klistalloid adalah paling cepat fusi organ-sasaran penting harus dengan cepat dinilai dengan
dan paling aman. Cairan harus diberikan secara bolus dalam menanyakan tingkat kesadaran dan jumlah keluaran urin.
jumlah yang didasarkan berat badan (biasanya sekitar 10-20
ml/kg). Jika penderita benar-benar kehilangan darah dengan Pada semua kasus, perhatian utama adalah menjamin telah
anemia berat, sel darah harus merupakan bagian resusitasi. diberikannya oksigenasi dan ventilasi cukup kepada penderita.
Perfusi dan tanda vital penderita harus dinilai kembali dengan Monitor dengan oksimetri nadi harus merupakan standar. Jika
teliti setelah setiap bolus. Disarankan untuk menghindari pembuluh darah perifer penderita terlalu vasokonstriksi untuk
penggantian volume secara "sangat terbuka lebar" karena da- mendapatkan hasil yang dapat diandalkan, probe dapat diikat-
pat mengakibatkan resusitasi berlebihan danjuga tidak cukup. kan pada daun telinga, hidung, atau penis. Sebenarnya semua
penderita syok harus mendapat penambahan oksigen ling-
kungannya. Indikasi intubasi endotrakhea dan bantuan venti-
NORMOVOLEMIA/HIPERVOLEMIA INTRAVASKULAR lasi mekanis juga lebih ringan, terutama bila ada tanda pening-
katan kerja pernapasan.
ivok kategori ini disebabkan oleh disfungsi jantung, ob-
Pemasangan infus intravena dapat sangat sulit, terutama
.iruksi aliran masuk ke jantung, obstruksi aliran keluar dari
pada penderita kecil dengan vasokonstriksi perifer. Pengguna-
Jantung, dan aritmia (lihat juga Bab 60, 386-388 dan 392-394).
an jalan intraossea sangat membantu pengelolaan penderita ini
Obstruksi aliran masuk jarang dijumpai, contohnya meliputi
(lihat Bab 59 dan 60.1). Bila penderita telah teresusitasi cu-
tamponade perikardium dan tumor intrakardium. Obstruksi
kup, jalan intraossea sementara harus diganti dengan kateter
aliran keluar yang dapat bermanifestasi dalam bentuk syok
intravena standar (Bab 59). Jalan sentral (vena femoralis, sub-
melip"ti hipertensi maligna, atau yang lebih sering terjadi pada
klavia, dan jugularis interna) berguna untuk pemberian cepat
kasus-kasus anak adalah lesi jantung kongenital (stenosis aorta
sejumlah besar cairan dan harus dilakukan pada infus bebera-
kritis, koarktasio aorta kritis, sindroma jantung kiri hipoplas-
pa obat vasoaktif (epinefrin, dopamin) serta penilaian tekanan
tik). Aritmia yang paling sering mengakibatkan syok pada
pengisian intravaskular. Resusitasi awal dapat dimulai meng-
anak adalah takikardi supraventrikular (TSV). Karena bayi
gunakanjalan perifer yang kuat.
atau anak kecil tidak dapat mengeluh palpitasi atau gangguan
irama jantung, gambaran awal TSV sering berupa kolaps kar- Sejumlah pemeriksaan darah harus secara rutin dilakukan.
diovaskular berat. Penyebab disfungsi miokardium adalah pe- Banyak informasi yang dapat diperoleh dari pemeriksaan [er-
nyakit arteri koronaria, miokarditis, miokardiopati, hipoksemia sebut, tetapi pada penderita dengan kolaps kardiovaskular be-
dan gangguan metabolik. Pada penderita dewasa, disfungsi rat, terapi awal harus segera diberikan. Jangan pernah me-
miokardium paling sering akibat infark miokard, tetapi hal ini nunda resusitasi karena menunggu hasil laboratorium. Analisis
jarang terjadi pada anak, yang biasanya mempunyai arteri gas darah arteri sangat bermanfaat. Pada keadaan ketidakcuku-
koronaria yang normal. Pada kasus infark miokard anak yang pan perfusi, metabolisme bantalan jaringan berubah menjadi
sangat jarang terjadi, diagnosis sindroma Kawasaki atau anerob, sehingga menimbulkan penumpukan asam laktat: De-
anomali arteri koronaria kiri harus dipikirkan. rajat asidosis metabolik dapat digunakan sebagai indikator
Penderita dengan syok normovolemik secara klinis menye- beratnya hipoperfusi. Pemeriksaan hematokrit harus dilaku-
rupai tanda klinis penderita dengan hipovolemia intravaskular: kan, dan jika rendah, sel darah merah terpampat harus menjadi
takikardia, [ipotensi dan ekstremitas perifer dingin akibat va- bagian resusitasi. Koreksi kadar kalsium serum yang rendah,
sokonstriksi berat dan hipoperfusi. Evaluasi penderita ini ber- -kadar glukosa serum yang rendah ataupun peningkatan kadar
pusat pada evaluasi jantung yang baik. Irama harus diperiksa kalium serum dapat menyelamatkan jiwa. Pemeriksaan nitro-
teliti dengan elektrokardiogram (EKG). Radiografi dada dapat gen urea darah, kreatinin, uji fungsi hati dan skrining koagu-
menunjukkan ukuran jantung dengan cepat. Ekokardiografi di- lasi dapat bermanfaat untuk pengambilan keputusan diagnosis
gunakan untuk menilai fungsi miokardium, anatomi jantung dan terapi lebih lanjut, setelah stabilisasi awal tercapai. Jika
dan status perikardium. Alat ini juga memberikan informasi ada kecurigaan'infeksi dan/atau syok septik, hitung sel darah
mengenai tekanan pengisian. Pembacaan kateterisasi Swan- lengkap dan biakan darah harus dilakukan, jika mungkin, se-
Ganz invasif menunjukkan penurunan curah jantung/indeks belum pemberian antibiotik.
60 I Perawatan Kritis Anak 329

Obat antiaritmia telah dibahas pada Bab 388. Klinikus ha- dia cair, dapat terjadi mati lemas (sufokasi) dan asfiksia, de-
rus juga mengetahui farmakologi obat inotropik positif yang ngan atau tanpa aspirasi paru. Cedera pansistemik ireversibel
sering digunakan. Tidak ada obat inotropik yang sempurna. terjadi sangat cepat, sering mengakibatkan kematian. Kemati-
Obat-obat ini sering juga memiliki pengaruh kronotropik dan an dalam waktu 24 jam setelah terendam disebut tenggelam.
vasomotor, yang meskipun tidak diharapkan, harus dapat di- Kematian dapat terjadi segera atau setelah kegagalan resusi-
toleransi. Meskipun banyak obat yang tersedia, lebih bija- tasi. Bila korban dapat bertahan hidup lebih dari 24 jam akan
kasana untuk memilih sedikit dan mengenalinya dengan baik disebut hampir-tenggeLam, tidak memandang apakah korban
tBab 60.1 t. akhirnya meninggal atau sembuh. Sementara perawatan inten-
Syok septik perlu dibahas khusus (Bab 168). Disebabkan sif anak telah menurunkan mortalitas karena konsekuensi kar-
oleh infeksi virus, jamur atau, yang paling sering, bakteria, diorespirasi hampir-tenggelam, cedera neurologis akibat hi-
syok septik sangat merancukan dan membuat frustasi kareha poksemia dan iskemia tetap merupakan penyebab utama mor-
patofisiologinya yang terus berubah cepat. Jika patofisiologi- biditas jangka panjang korban yang bertahan hidup.
nya berubah, terapi harus berubah. Pada syok hangat, tempat EP|DEM|OLOG|. Di seluruh dunia, sekitar 140.000 orang
cedera utama adalah endotel vaskular. Penderita mengalami tenggelam tiap tahunnya. Di Amerika Serikat, ada sekitar
vasodilatasi berat (penurunan TaVS) dalam menghadapi pe- 8.000 kasus tenggelam tiap tahunnya, meliputi 7% kemattan
ningkatan yang jelas indeks jantung. Pada stadium ini kea- traumatis anak berusia kurang dari 1 tahun, 19% anak berusia
daannya serupa dengan penderita yang kehilangan tahanan l-4 tahun, dan 12-14Vo anak yang lebih besar. Dari tahun 1986
akibat sebab lain (hipotensi sistemik dan vasodilatasi tungkai sampai 1988, angka tenggelam di Amerika Serikat adalah
hangat). Terapinya adalah resusitasi -volume dan mungkin 2,53/100.000 pada anak berusia kurang dari 19 tahun, tetapi
penggunaan vasokonstriktor. Dengan hilangnya integritas en- 5,8/100.000 anak berusia l-2 tahun. Tenggelam merupakan
dotel vaskular, mulai teryadi kebocoran cairan ke ruang peri- penyebab utama keempat kematian anak berusia kurang dari
vaskular. Akibatnya paling terasakan pada paru-paru, karena 19 tahun di Amerika Serikat, dan merupakan penyebab utama
kebocoran ini turut menyebabkan terjadinya sindrom distres tunggal kematian cedera pada anak berusia kurang dari 5 ta-
pernapasan dewasa (Adult Respiratory Distress Syndrome, hun.
IARDS]) (lihat Bab 60.7). Dengan makin beratnya syok septik, Data epidemiologi untuk hampir-tenggelam lebih jarang.
fun-esi miokardium turun dan penderita memasuki fase penu- Perkiraan risiko kumulatif untuk laki-laki dari lahir hingga
runan curah jantung yang terjadi seiring dengan vasokonstriksi usia l9 tahun menunjukkan bahwa l/1.098 akan tenggelam,
berat sekunder (syok dingin). Pada titik ini, kondisi penderita 1/301 akan masuk rumah sakit karena hampir tenggelam, dan
serupa dengan kondisi penderita gagal miokardium (hipotensi ll75 akan diterapi atau diamati di ruang gawat darurat tetapi
sistemik, dingin, tungkai vasokonstriksi dengan penurunan in- boleh pulang. Perkiraan risiko sebanding untuk wanita ma-
deks jantung (IJ) dan peningkatan TaVS). Terapi syok dingin sing-masing adalah 1/3.333, l/913 dan 1i228. Sekitar 80Vo
adalah pemberian obat inotropik positif dan penurunan beban- korban anak terendam bertahan hidup,92% di antaranya sem-
prsca jantung. Di samping mendukung pengaruh kardiovasku- buh sempurna. Namun, di antara yang memerlukan perawatan
lar yang ditimbulkan oleh infeksi, infeksinya sendiri harus di- intensif, sekitar 30Vo mati, dan 10-30Vo bertahan hidup dengan
hilangkan dengan cara yang tepat, seperti pemberian antibio- kerusakan otak berat.
tik, pembedahan atau drainase. Ada beberapaterapi kontrover- Faktor risiko terjadinya tenggelam meliputi umur, jenis ke-
sial untuk syok septik. Sampai saat ini, steroid hanya terindi- lamin, dan ras. Dua kelompok umur yang terutama berisiko:
kasi pada keadaan dengan dugaan adanya sindroma Water- anak baru belajarjalan, yang biasanya tenggelam di kolam re-
house-Friderichsen (nekrosis adrenal). Penggunaan lebih umum nang rumah tangga akibat kelalaian singkat pengawasan, dan
steroid dosis tinggi telah berkurang karena beberapa penelitian dan remaja laki-laki yang lebih besar (15 -19 tahun), yang se-
klinis menunjukkan lebih tingginya angka kematian pada ring tenggelam dalam badan air yang tidak dijaga. Anak beru-
kelompok penderita syok septik yang diterapi dengan steroid. sia kurang dari 5 tahun mengisi 87Vo dari seluruh kasus teng-
gelam. Remaja muda (umur 10-14 tahun) sebenarnya mem-
Alpert JS, Becker RC: Mechanisms and management of cardiogenic shock.
punyai angka tenggelam yang paling rendah pada kelompok
Circ Shock 9:205, 1993. umur anak (1,59i 100.000), sekitar setengah angka pada remaja
Astiz ME, Rackow EC, Weil MH: Pathophysiology and treatment of circula- yang lebih tua. Laki-laki mengisi 85% kasus tenggelam. Di
tory shock. Circ Shock 9:183, 1993. Amerika Serikat, angka tenggelam anak berkulit hitam hampir
Rackow EC, Astic ME: Mechanisms and management of septic shock. Circ
Shock 9:219, 1993.
dua kali lebih besar daripada anak berkulit putih (masing-
Siiez-Llorens X, McCracken GH: Sepsis syndrome and septic shock in pediat- masing 3,8 dan 2,2/100.000).
rics: Current concepts ofterminology, pathophysiology, and management. J Tempat tenggelam juga merupakan faktor risiko utama un-
Pediatr 123:.49'l - 1993.
tuk berbagai kelompok umur. Kolam renang keluarga mengisi
setengah dari tempat kejadian tenggelam di Amerika Serikat,
tetapi 90Vo kasus tenggelam pada keloripok umur 5 tahun ter-
jadi di kolam renang keluarga. Komisi Keamanan produk
60.4 Tenggelam dan Hampir-Tenggelam Konsumen Amerika Serikat (1985) memperkirakan bahwa
Harn J. Kallas 3.000 anak berusia kurang dari 5 tahun dirawat di kamar,ga-
wat darurat karena terendam di kolam renang keluarga setiap
Tenggelam merupakan sumber cedera yang sering terjadi tahunnya; 80Vo dari anak ini dipondokkan setidak-tidaknya se-
pada anak dan sering mematikan. Akibat terendam dalam me- hari di rumah sakit. Kebanyakan kasus terendam di kolam re-
330 BAGIAN VIil I Anak Sakit Akut

nang terjadi di rumah sendiri, hampir setengah di antaranya pada lamanya terendam. Jika terjadi aspirasi paru, hipoksemia
terjadi dalam 6 bulan pertama dimilikinya kolam renang. Kela- dan kegagalan pernapasan akan semakin berat. Lagi pula, dis-
laian singkat pengawasan ( menit) menyebabkan kebanyakan fungsi miokardium, aritmia, atau henti jantung akan makin
kasus tenggelam. memperburuk keadaan korban dengan menimbulkan iskemia
Tenggelam di bak kamar mandi terutama terjadi pada bayi jaringan. Meskipun hipotermia berat memberikan sedikit per-
(1,87/100.000 anak berusia 2 tahun), dengan sekitar 86Vo ter- lindungan neurologis pada korban terendam, jika tidak segera
jadi pada usia 7 sampai 15 bulan. Seringkali bayi-bayi ini tidak dikoreksi, komplikasi patologisnya lebih berbahaya.
diawasi dengan baik dan orang tua terlalu melebihkan perki- Cedera Anoksik-lskemik. Begitu tenggelam, binatang yang
raan kemampuan dan koordinasi anak. Bak mandi air panas sadar mula-mula akan panik, berusaha untuk mengapung. Pa-
dan tempat pemandian air panas mempunyai risiko tersendiri da saat ini, sedikit air akan masuk ke hipofaring, memicu
karena b.anyak dari tempat ini mempunyai alat penghisap yang spasme laring. Kebanyakan binatang meronta hebat dan mene-
dapat mengisap rambut, pakaian atau bagian-bagian tubuh, se- lan sejumlah besar air. Mereka akhirnya kehilangan kesadaran
hingga menghalangi anak mengapung. Anak yang berusia ku- akibat hipoksemia. Sering terjadi muntah, yang disertai de-
rang dari 2 tahun merupakan korban terbanyak. ngan aspirasi di luar kemauannya. Pada sekitar l}Vo binatang,
Tenggelam dalam ember sering terjadi, mengisi 24Vo dari spasme laring awal menetap sampai kematian tanpa terjadinya
semua kejadian tenggelam anak baru bisa belajar jalan di be- aspirasi cairan. Demikian pula, aspirasi tidak didapatkan pada
berapa daerah di Amerika Serikat. Anak usia 7-15 bulan me- persentase yang sama orang yang tenggelam. Hipoksemia be-
ngisi 8870 dari kematian ini. Anak tersebut jatuh ke dalam em- rat dan depresi medularis mengakibatkan apnea terminal. Pe-
ber dengan kepala lebih dahulu dan tidak dapat mengangkat rubahan kardiovaskular yang meliputi takikardia awal diikriti
kepalanya sendrri karena pusat gravitasinya yang relatif berpu- hipertensi berat dengan refleks bradikardia, mungkin akibat
sat di kepala dan ketidakcukupan massa tubuh untuk mem- pelepasan katekolamin; dapat pula dijumpai aritmia. Setelah
balikannya. Tenggelam dalam ember mempunyai mortalitas 3-4 menit, sirkulasi mendadak gagal akibat terjadinya hipok-
yang tinggi, sebagian karena ember biasanya berisi cairan semia miokardium. Jantung mungkin masih terus berkontraksi
pembersih atau bahan kaustik lainnya. atau mempunyai aktivitas listrik yang tidak efektif untuk bebe-
Pada anak yang lebih tua, remaja dan dewasa muda, se- rapa saat, tetapi tanpa perfusi efektif. Peluang keberhasilan re-
banyak 70Vo kejadian tenggelam terjadi pada badan air ter- susitasi dengan cepat menjadi mustahil bila hipoksemia dan
buka, seperti danau, kolam, sungai atau saluran irigasi, biasa- iskemia mengakibatkan cedera progresif, cepat dan ireversi-
nya bila tidak ada atau kurang sekali pengawasan orang de- bel.
wasa. Seperlima dari kasus tenggelam ini melibatkan perahu. Refleks menyelam dapat secara potensial meningkatkan
Risiko tenggelam juga meningkat pada penggunaan alko- aliran darah ke otak dan miokardium bila muka terendam da-
hol atau penyalahgunaan obat terlarang, yaitu sekitar50Vo dari lam air yang sangat dingin (kurang dari 20'C). Beberapa pe-
seluruh kejadian terendam. Alkohoi mengaburkan pertim- nulis berpendapat bahwa hal ini dapat membantu melindungi
bangan, meningkatkan kemungkinan risiko melakukan tindak- otak pada kasus tenggelam yang berkepanjangan. Meskipun
an gegabah, dan memperlambat koordinasi motorik. Vaso- refleks ini menonjol pada kebanyakan mamalia laut, refleks ini
dilatasi akibat alkohol dapat juga mempercepat terjadinya hi- relatif lemah pada manusia, dewasa maupun anak-anak. Be-
potermia, yang akan makin memperburuk status mental dan sarnya perlindungan neurologis refleks menyelam pada manu-
disfungsi motorik. Orang dewasa yang terintoksikasi juga ti- sia masih kontroversial.
dak akan mampu melakukan pengawasan yang cukup pada Otak sangatlah sensitif terhadap cedera hipoksia dan iske-
anak-anak kecil di sekitar air. mia. Dengan kemajuan perawatan intensif, akibat kardiorespi-
Kondisi medis yang menyertai dapat juga meningkatkan rasi hampir tenggelam sudah makin dapat dikendalikan, dan
kemungkinan terjadinya tenggelam. Anak dengan epilepsi makin jarang menyebabkan kematian bila dibandingkan de-
mempunyai risiko tenggelam dan hampir tenggelam 4-10 kali ngan cedera sistem saraf sentral (SSS), yang sekarang merupa-
lebih tinggi daripada anak tanpa epilepsi. Delapan puluh enam kan penyebab yang sering mortalitas dan morbiditas jangka
persen kasus tenggelam ini terjadi di bak mandi atau kolam re- panjang. Meskipun lamanya hipoksemia sebelum terjadinya
nang. Anak dengan kelainan mental atau motorik lain dapat cedera otak ireversibel belum diketahui dengan pasti, tetapi
juga mempunyai risiko lebih tinggi. diduga sekitar 3-5 menit. Berbagai kejadian patofisiologi sela-
Penyiksaan (child abuse) dan pembunuhan anak dengan ma hipoksemia atau iskemia mungkin sangat menentukan.
cara menenggelamkan dapat terjadi dan memerlukan anamne- Aliran darah selama masa anoksia yang disertai masih ber-
sis yang teliti, kecurigaan yang tinggi, dan pemahaman ke- langsungnya pasokan glukosa dan nutrisi mengakibatkan me-
mampuan perkembangan anak normal. Secara keseluruhan, tabolisme anaerob substrat tersebut, meningkatkan laktat
67o kasus tenggelam pada masa anak adalah akibat penyiksaan selular dan kadar metabolit antara. Cedera neuron dapat makin
atau ketidakpedulian. Sekitar 1 dari 30 pembunuhan anak ada- diperberat oleh pelepasan glutamat atau asam amino "pengek-
lah dengan secara sengaja menenggelamkannya. Kebanyakan sitasi" lain. Perubahan aktivitas saluran kalsium dan pemben-
tenggelam bukan karena kecelakaan terjadi di bak mandi, bia- tukan oksigen radikal bebas dapat makin memperberat keru-
sanya pada anak berusia antara 15 dan 30 bulan (dibandingkan sakan selular. Meskipun aliran darah membantu membuang
dengan kisaran umur 7-15 bulan pada kebanyakan kasus teng- zat neurotoksik, akumulasi intraselular dapat terjadi akibat ke-
gelam karena kecelakaan). cepatan produksi yang melebihi kecepatan pembuangannya.
PATOFISIOLOGI. Hipoksemia progresif mempengaruhi se- Iskemia total menghentikan semua pasokan nutrisi, mengaki-
mua organ dan jaringan, dengan keparahan cedera tergantung batkan penghentian mendadak aktivitas metabolisme selular,
60 I Perawatan Kritis Anak 331

lebih sedikit akumulasi laktat dan produk antara lainnya, dan sering meningkat akut. Kerusakan sawar perlindungan mukosa
kemungkinan cedera otak lebih sedikit. normal memberikan kecenderungan korbannya terhadap bak-
Hiperglikemia juga diduga dapat memperberat cedera neu- teremia dan sepsis.
rologis iskemik. Setelah hampir-tenggelam, anak dengan kadar Aspirasi Paru. Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% kor-
glukosa awal >300 mgidl mempunyai kemungkirian mati atau ban tenggelam dan pada 80-90% kasus hampir-tenggelam.
bertahan hidup dalam keadan vegetatif yang menetap lebih be- Jumlah dan komposisi aspirat dapat mempengaruhi perjalanan
sar daripada anak dengan normoglikemia. Meskipun hubungan klinis penderita: Salinitas air, isi lambung, organisme patogen,
antara hiperglikemia dan cedera neuron masih bersifat semen- bahan kimia toksik, dan bahan asing lain dapat memberi cede-
tara, penelitian binatang dapat mendukung adanya mekanisme ra pada paru atau menimbulkan obstruksi jalan napas. Seba-
yang potensial. Bila mengalami iskemia otak, tikus hiperglike- gian kecil anak mungkin mengalami aspirasi masif, menga-
mia secara bermakna lebih menurunkan produksi adenosin dan lami peningkatan kecenderungan terjadinya pergeseran cairan
nretabolitnya di otak daripada kontrol normoglikemia. Penu- atau gangguan elektrolit; namun, kebanyakan korban terendam
runan produksi adenosin ini menetap sampai setidak-tidaknya hanya mengaspirasi sedikit air. Korban tanpa aspirasi masih
satu janrsetelah perfusi kembali membaik. Adenosin, yang di- dapat meninggal secara akut karena spasme larings, hipok-
anggap sebagai neuroprotektor endogen, mengakibatkan vaso- semia, atau aritmia jantung.
dilatasi otak, menghambat pelepasan eksitotoksin neuron, dan Meskipun banyak sekali kepustakaan mengenai cara mem-
mempengaruhi interaksi neutrofil-endotel. Penurunan adenosin bedakan antara aspirasi air tawar dan air laut, manajemen ke-
normal dan metabolitnya akibat hiperglikemia pasca iskemia dua keadaan klinis tersebut tidak banyak berbeda. Air laut
dapat membuat otak kurang mampu melindungi dirinya sen- bersifat hipertonik (sekitar 3Vo salin normal), menimbulkan
diri, sehingga cedera bertambah berat. perbedaan tekanan osrrrotik yang menarik cairan intertitial dan
Pengendalian hiperglikemia dengan insulin setelah hampir- intravaskular ke dalam alveolus; lagipula, air laut menginakti-
tenggelam masih belum dianjurkan diberikan pada manusia vasi surfaktan, meningkatkan tekanan permukaan alveolus,
sampai saat ini. Meskipun masih belum jelas apakah terapi hi- membuat alveolus tidak stabil dan cenderung terjadi atelekta-
perglikemia akan mengurangi cedera otak pada korfan manu- sis. Aspirasi air tawar hipotonik yang mencuci habis surfaktan,
sia hampir-tenggelam, adalah bijaksana pada mulanya memba- juga mengakibatkan ketidakstabilan alveolus dan terjadinya
tasi pemberian larutan yang mengandung glukosa pada pen- kolaps. Pada kedua kasus, terjadi insufisiensi paru dan hipok-
derita yang tidak hipoglikemi untuk mencegah terjadinya semia akibat ketidaksesuaian ventilasi-perfusi, peningkatan
hiperglikemia iatrogenik. Monitor yang cermat untuk mence- shunt intrapulmonal, penurunan kelenturan paru, dan pening-
gah terjadinya hipoglikemia harus dilakukan, terutama pada katan tahanan jalan napas kecil. Hipoksemia arteri berat dapat
korban cedera hipoksik-iskemik, untuk mencegah terjadinya terjadi setelah aspirasi cairan sekecll 2,2 mUkg. Cedera en-
cedera neuron lebih lanjut. dotel kapiler pulmonal dapat menimbulkan ARDS.
Akibat neurologis cedera hipoksik-iskemik dapat meliputi Infeksi paru, aspirasi kaustik, dan barotrauma masih meru-
hilangnya autoregulasi otak dan integritas sawar darah-otak. pakan penyebab berarti morbiditas dan mortalitas. Pneumonia
Kematian neuron menyeluruh sering menyertai cedera berat, terutama dapat terjadi karena aspirasi air yang terkontaminasi
mengakibatkan edema otak sitotoksik dan peningkatan tekan- atau muntahan, atau akibat dari pengelakan pertahanan respi-
an intrakranium (TIK). Perlu ditekankan bahwa beratnya rasi.hospes normal dengan intubasi endotrakhea (pneumonia
edema otak pada kasus hampir tenggelam mungkin menggam- yang didapat di rumah sakit, akibat penggunaan ventilator).
barkan beratnya cedera sitotoksik awal dan, meskipun edema Aspirasi asam lambung atau bahan kaustik dapat secara lang-
otak berat dapat meningkatkan tekanan intrakranium (TIK) sung melukai paru tanpa melalui adanya infeksi. Penderita
dan makin memperberat iskemia, keberadaannya merupakan yang memerlukan ventilasi mekanik bertekanan tinggi dapat
tanda adanya kerusakan neuron luas. mengalami cedera paru sekunder, yang menimbulkan baro-
Organ dan jaringan lain dapat juga terkena cedera hipoksia trauma, emfisema interstitial paru, pneumothoraks, dan pneu-
atau iskemia. Pada paru, hipoksia, iskemia, serta aspirasi dapat momediastinum.
merusak endotel vaskular pulmonal, meningkatkan perme- Hipotermia. Hipotermia (suhu inti <35'C) sering terjadi se-
abilitas vaskular, yang dapat menimbulkan edema paru non- telah kejadian terendam (lihat Bab 60.6). Anak sangar berisiko
kardiogenik dan sindroma distres pernapasan dewasa (aduLt mengalami hipotermia karena relatif tingginya rasio area per-
respiratory distress syndrome, ARDS) (Bab 60.7). Disfungsi mukaan tubuh-terhadap-massa tubuh dan kurangnya penyekat
mrokardium, aritmia, dan infark juga dapat terjadi. Nekrosis lemak subkutan. Mekanisme kompensasi biasanya berupaya
tubulus akut dan nekrosis korteks akut merupakan komplikasi mengembalikan suhu tubuh ke normotermia di atas 30-32"C.
ginjal yang lazim pada kejadian hipoksik-iskemik yang ber- Pada suhu kurang dari suhu ini, mekanisme termoregulasi
makna. Cedera endotel vaskular, yang memajankan membrana akan gagal dan penghangatan spontan kembali tidak akan ter-
basalis, dapat memulai terjadinya trombositopenia dan koagu- jadi. Hipotermia sedang (suhu inti 32-35'C) meningkarkan
lasi intravaskular tersebar. Faktor-faktor yang turut membantu komsumsi oksigen akibat proses menggigil untuk menghasil-
teryadinya kerusakan saluran cerna meliputi hipoksia, iskemia, kan panas dan akibat peningkatan tonus simpatis. Pada suhu
hipotermia, refleks menyelam, dan infus katekolamin yang di- kurang dari 32'C (hipotermia berat), proses menggigil ber-
berikan selama resusitasi. Diare berdarah banyak dengan henti, laju metabolisme selular turun sekitar 1Vo per derajat C
pengelupasan mukosa dapat dijumpai pada kejadian hipoksi- turunnya suhu bila tidak ada termogenesis aktif.
iskemik berat, dan biasanya merupakan tanda cedera yang me- Dengan hipotermia sedang atau berat, bradikardia progre-
matikan. Transaminase hepar dan enzim pankreas serum sif, gangguan kontraktilitas miokardium dan hilangnya tonus
332 BAGIAN Vlll I Anak Sakit A,kut

vasomotor mengakibatkan hipotensi. Pada suhu kurang dari runkan suhu tubuh untuk memberikan perlindungan kecuali
2[i"C, paling sering terjadi bradikardia berat dan kecenderung- bila oksigenasi masih terus berlangsung (korban bernapas de-
an terjadinya fibrilasi ventrikel (FV) spontan atau asistole be- ngan kepala di atas air) bersamaan dengan turunnya suhu tu-
sar. Depresi pusat pernapasan sentral dengan hipotermia se- buh. Bila kematian sel telah terjadi, hipotermia tidak mem:
dang sampai berat mengakibatkan hipoventilasi dan akhirnya berikan pengaruh protektif atau perbaikan penyembuhair.
apnea. Koma dalam dengan pupil dilatasi dan tidak bereaksi . Hipotermia lebih lazim merupakan tanda prognostik yang
terhadap cahaya serta hilangnya refleks pada suhu tubuh yang kurarig menguntungkan. Pada seri . kasus lengkap dari King
sangat rendah (kurang dari 25-29'C) kadang-kadang sulit County, Washington, yang airnya dingin tetapi jarang sedingin
dibedakan dengan kematian. es, proteksi hipotermik belum pernah dijumpai. Sembilan pu-
Tergantung pada lama dan beratnya penyimpangan suhu, luh dua persen yang selamat dengan baik mempunyai suhu tu-
konsekuensi sistemik hipotermia lain yang merugikan dapat buh awal 34"C, sedangkan 6lVo dari mereka yang mati atau
terjadi secara akut dan menetap, bahkan setelah penderita di- mengalami cedera neurologis berat, mempunyai suhu tubuh
hangatkan kembali. ARDS akibat cedera hipotermik endotel inti <34'C.
pulmonal dapat terjadi bahkan tanpa adanya kejadian terendam Perubahan Cairan dan Elekrolit. Meskipun korban reren-
atau aspirasi. Penurunan metabolisme dan perfusi hepatorenal dam biasanya tidak mengaspirasi sejumlah besar cairan, tetapi
menurunkan klirens (bersihan) obat. Hipoglikemia akibat ke- mereka selalu menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspi-
habisan simpanan glikogen atau hiperglikemia akibat keadaan rasi paru, dan cairan intravena yang diberikan selama resusi-
hiperkolinergik, mengubah pelepasan insulin pankreas, dan tasi dapat menimbulkan perubahan keadaan cairan dan elek-
dapat dr.lumpai penurunan penggunaan glukosa perifer. Trom- trolit intravaskular. Namun, selain edema paru. pergeseran
bositopenia, disfungsi thlombosit, dan koagulasi intravaskular cairan yang secara klinis bermakna jarang terjadi pada korban
tersebar juga terjadi. Meskipun hipotermia memperlambat re- yang bertahan hidup. Hanya 15Vo penderita yang mati akibat
plikasi bakteri, keadaan ini juga membuat hospes lebih rentan tenggelam dalam air tawar maupun air laut yang ditemukan
terhadap invasi bakteri dan jamur serta sepsis dengan meng- mengalami perubahan elektrolit yang berarti, Anak yang ber-
ganggu fungsi neutrofil dan sistem retikuloendotelial. Hipoter- tahan hidup sampai ke unit gawat darurat jarang mengalami
mia harus segera dikoreksi untuk mengurangi terjadinya penyimpangan elektrolit yang memerlukan terapi.
konsekuensi buruk tersebut. Penelanan danlatau aspirasi air laut masii menimbulkan
Selama upaya menghangatkan kembali awal, suhu tubuh perubahan elektrolit dan pergeseran cairan karena tingginya
inti sebenarnya dapat turun dulu sebelum akhirnya naik. Penu- kadar natrium dan osmolaritasnya. Hipernatremia terjadi de-
runan dahuLu (afterdrop) ini dapat terjadi akibat kembalinya ngan keparahan yang bervariasi. Karena cairan secara osmotik
darah dingin dari tungkai ke inti tubuh yang relatif lebih ha- tertarik ke dalam paru-paru dan saluran cerna, dapat drjumpai
ngat, atau akibat konduksi panas dari inti tubuh yang lebih hemokonsentrasi akibat penurunan volume intravaskular. Diu-
hangat ke lapisan permukaan yang lebih dingin. Pada penderi- resis hiposmolar, hipernatremia, dan hemokonsentrasi dapat
ta dengan hipotermia berat, penurunan dahulu dapat makin juga drjumpai bersama dengan diabetes insipidus, yang biasa-
memperburuk fungsi jantung, pernapasan, atau neurologis atau nya merupakan tanda mati otak sesudah cedera otak masif.
menginduksi terjadinya aritmia. Penurunan dahulu dapat ku- Intoksikasi air dapat terjadi pada tenggelam dalam air ta-
rang berat jika tungkai korban hipotermia sedang tidak diha- war, mengakibatkan hiponatremia dan hemodilusi. Kadang-
ngatkan kembali selama upaya resusitasi awal, dan hanya kadang, hipoosmolaritas mendadak menimbulkan pembeng-
menitikberatkan pada upaya penghangatan kembali inti. kakan selular dan hemolisis, mengakibatkan hiperkalemia dan
Syok sctctt pen.ghangatan kembaLi dapat terjadi pasca hemoglobinuria. Hemoglobinuria dapat menimbulkan cedera
penyelamatan. Bila harus menghadapi penambahan kebutuhan ginjal, namun, kadar hemoglobin tanpa-plasma pada korban
metabolik akibat peningkatan suhu tubuh, vasodilatasi yang hampir-tenggelam biasanya kurang dari 500 mg/dl, tidak cu-
menyertai penghangatan permukaan, dan pelepasan tekanan kup untuk menimbulkan disfungsi ginjal yang berarti karena
hidrostatik eksterna yang mendukung tekanan darah, korban pembuntuan tubulus saja. Lagipula, kelebihan beban air bebas
dengan fungsi kardiovaskular yang diperbatasan tidak dapat dapat terjadi akibat ketidaksesuaian sekresi hormon antidiure-
berespons secara cukup untuk memenuhi peningkatan kebu- tik, yang sering menyertai cedera otak dan paru. Kelebihan air
tuhan iisiologis jaringan. Hipotensi, asidosis metabolik, iske- bebas dapat membengkakkan sel-sel otak, meningkatkan
mia jaringan, dan konsekuensi syok lainnya mungkin semakin edema otak dan tekanan intrakranial.
buruk (Bab 60.3). MANIFESTASI KLINIS DAN TERAPI. Perjalanan klinis kor-
Meskipun ada beberapa laporan kasus mengenai kesembu- ban terendam lerutama ditentukan oleh lamanya terendam dan
han dramatik setelah terendam lama (10-150 menit) dalam air pelaksanaan resusitasi anak. Anak dengan riwayat tenggelam
sedingin es, namun pada kebanyakan korban, hipotermia me- singkat mungkin datang ke rumah sakit dalam keadaan sadar
rupakan tanda yang kurang menguntungkan, Orang-orang sepenuhnya, tanpa cedera klinis yang nyata, Beberapa anak
yang jarang dapat bertahan hidup tersebut secara khas teren- mungkin telah mengalamai apnea di tempat kejadian, memer-
dam dalam air bersuhu-membekukan (<5"C) dan mempunyai lukan bantuan pernapasan tetapi segera dapat bernapas spon-
suhu tubuh inti kurang dari 28-30'C, atau biasanya jauh iebih tan. Yang lain mungkin mengalami insufisiensi pernapasan
rendah. Agar hipotermia bersifat protektif, suhu tubuh inti ha- minimal sampai berat. Meskipun anak tampak "baik-baik
rus turun dengan cepat, menurunkan laju metabolik selular, se- saja" setelah terendam, observasi yang cemat perlu dilak-
belum muTai hipoksemia yang berarti. Terendam dalam air di- sanakan untuk selama setidak-tidaknya 6-l2jam, karena dapat
ngin, berbeda dengan pada air es, tidak cukup cepat menu- terjadi dekompensasi pernapasan lambat. Paling tidak, untuk
60 t Perawatan Kritis Anak 333

semua korban terendam harus dilakukan pemeriksaan tanda vi- Sambil mempertahankan oksigenasi, ventilasi. dan pengen-
tal, terutama frekuensi respirasi dan suhu, pemeriksaan fisik dalian jalan napas, status kardiovaskular anak harus dievalua-
teliti, radiografi dada, dan penilaian oksigenasi dengan peme- si. Frekuensi dan irama jantung, tekanan darah, suhu, dan per-
riksaan gas darah arteri atau oksimetri. fusi organ'sasaran harus segera dinilai. Kelambatan pe-
Sebagian kecil anak datang ke rumah sakit dengan keadaan ngisian kapiler, tungkai dingin, dan perubahan status mental
yang lebih kritis. Anak ini mengalami hipoksemia dan dis- merupakan indikator potensial terjadinya syok. Monitor elek-
fungsi jantung berkepanjangan, diperlukan upaya resusitasi trokardiografi (EKG) akan membantu diagnosis dan terapi
yang lebih luas. berisiko kematian dan morbiditas berat yang aritmia. Suhu inti penderita harus dinilai, terutama pada anak,
besar. Tatalaksana awal meliputi perawatan pra-rumah sakit karena hipotermia dapat mengakibatkan aritmia, hipotensi,
yang berpengalaman dan terkoordinasi setelah dilakukannya dan penurunan fungsi miokardium. Pada korban yang sangat
tindakan ABC (aint ayljalan napas, b reat hinglpernapasan, cir- hipotermik, stimulasi kasar dan berlebihan harus dihindari ka-
culationlsirkulasi ) pada saat resusitasi gawat darurat, dengan rena dapat memicu terjadinya fibrilasi ventrikel (FV). pada
perhatian utama pada koreksi hipotermia. Resusitasi cepat dan umumnya, pada korban tidak mempunyai denyut nadi, bradi_
bermutu tinggi di luar rumah sakit mernpunyai peluang terbe- kardia, atau sangat hipotensif, kompresi dada tertutup harus
sar memperbaiki keluaran korban terendam. Perawatan lebih segera dilakukan.
lanjut di unit gawat darurat dan ruang perawatan intensif ru- Sering diperlukan pemberian cairan intravena untuk mem-
mah sakit memerlukan manajemen kompleks disfungsi mul- perbaiki fungsi hemodinamik. Dua kateter intravena berdiame_
tiorgan. ter besar atau satu jalur vena sentral harus sesegera mungkin
Evaluasi dan Resusitasi Awal (Lihar Bab 60.1). Resusitasi dipasang. Pemasangan kateter intraossea merupakan teknik
awal korban terendam di luar rumah sakit harus berpusat pada 'Jalan masuk vaskular" yang potensial menyelamatkan jiwa
upaya segera mengembalikan oksigenasi, ventilasi, dan ke- yang menghindari keterlambatan akibat upaya berulang untuk
cukupan sirkulasi. Jalan napas harus dibersihkan dari munta- masuk ke jalan vena pada anak yang sakit kritis. Cairan yang
han dan benda asing yang dapat mengakibatkan obstruksi atau digunakan biasanya adalah larutan isotonik yang tidak me-
aspirasi. Dorongan perut tidak boleh secara rutin digunakan ngandung dekstrosa (larutan Ringer laktat atau salin normal).
untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru karena efektivi- Cairan yang diberikan pada penderita hipotermik harus diha-
tasnya belum terbukti, dan bahkan dapat meningkatkan risiko ngatkan (40-43'C). Cairan "bersuhu ruangan" (sekitar 2l"C)
terjadinya regurgitasi, aspirasi, dan kehilangan kendali jalan dapat memperburuk hipotermia. Meskipun penderita dengan
napas; mengganggu resusitasi kardiopulmonal (RKP); atau edema otak sering mendapatkan cairan dalam jumlah terbatas.
memperburuk trauma spinal. Agaknya. dorongan perut atau aliran darah ke otak tidak dapat diperbaiki bila curah jantung
pukulan punggung hanya digunakan pada kasus dengan kecu- tidak mencukupi. Dengan demikian, mempertahankan perfusi
rigaan adanya obstruksi benda asing. efektif lebih diutamakan daripada upaya meminimalkan
Pada korban yang potensial mengalami cedera leher, seper- edema otak.
ti korban penganiayaan anak, kecelakaan olah raga air, atau Pada anak dengan henti jantung setelah terendam, irama
korban yang tidak diketahui cara kejadian terendamnya, spina yang pertama kali terekam adalah asistole pada 55Zo korban,
servikalis harus dilindungi. Leher harus dalam posisi netral takikardia ventrikular atau fibrilasi ventrikel pada 29V0, d,an
dan dilindungi dengan penyangga leher. bradikardia pada 16Vo. Defibriiasi elektris arau kardioversi se-
Jika pernapasan korban tidak efektif atau apnea, dukungan ring sangat segera diperlukan pada anak dengan takikardia
ventilasi harus segera diberikan. Pernapasan mulut-ke-mulut ventrikular atau fibrilasi ventrikel (Bab 60.2). Infus katekola-
atau mulut-ke-hidung oleh orang sekitar yang terlatih sering min mungkin perlu diberikan untuk memperbaiki fungsi mio-
dapat mengembalikan pernapasan spontan. Pernfasan tersebut kardium dan tekanan darah (Bab 60.2). Pada penderita yang
harus segera digantikan oleh ventilasi sungkup-berkantong sangat hipotermik, mengembalikan irama sinus normal dan
bertekanan positif dengan kadar oksigen inspirasi tinggi. Tam- kecukupan perfusi adalah sulit sampai suhu inti tubuh setidak-
bahan oksigen harus segera diberikan secara seragam tanpa tidaknya terkoreksi sebagian. Bila terjadi fibrilasi ventrikel
memperhatikan kondisi penderita. pada korban demikian, harus dilakukan sampai tiga kali upaya
Distensi lambung akan makin diperberat oleh ventilasi defibrilasi. Jika defibrilasi tidak berhasil, harus dilakukan RKp
mulut-ke-mulut atau ventilasi sungkup-berkantong. Selama re- dan upaya defibrilasi selanjutnya biasanya ditunda sampai
susitasi, dijumpai 75Vo korban muntah dan hampir 25Vo meng- suhu inti tubuh anak di atas 30oC, suhu yang dengan kemung-
aspirasi isi lambungnya. Tekanan krikoid selama pernapasan kinan defibrilasi dapat belhasil. Dosis obat kardioaktif untuk
bertekanan positif dan dekompresi nasogastrik atau orogastrik korban henti hipotermik tidak berubah, retapi frekuensi pem-
awal dapat meringankan distensi lambung, menurunkan risiko beriannya harus dikurangi karena turunnya metabolisme dan
terjadinya muntah dan aspirasi. klirens (bersihan) obat.
Jika apnea, sianosis, hipoventilasi, atau sesak napas mene- Perhatian terhadap hipotermia sangatlah penting, yaitu da_
tap setelah dilakukannya tindakan tersebut, intubasi endo- lam hal tindakan menghangatkan kembali korban maupun
trakhea harus sesegera mungkin dilakukan oleh personal yang mencegah konsekuensi makin memburuknya hipotermia. Ter_
terlatih. Intubasi endotrakhea seringjuga terindikasi untuk me- mometer yang mampu mengukur suhu rendah dan indeks ke_
lindungi jalan napas pada penderita dengan penurunan status curigaan yang tinggi akan kemungkinan terjadinya hal tersebut
mental atau ketidakstabilan hemodinamik. Hiperkapnea dan diperlukan untuk dapat mendiagnosis hipotermia. Suhu inti
hipoksia harus dikoreksi untuk mengurangi ter.yadinya cedera paling baik diukur pada membrana timpani. pengukuran suhu
sekunder. rektal yang cukup harus dilakukan dengan memasukkan ter_
334 BAGIAN Vlil I Anak Sakit Akut

mometer setidak-tidaknya sedalam 10 cm. Pembacaan suhu Korban dengan hipotermia berat mungkin secara klinis
oral dan aksila tidak dapat diandalkan. Upaya penghangatan tampak mati tetapi kesembuhan neurologis sempurna, mes-
harus segera dimulai di tempat kejadian. Semua pakaian lem- kipun jarang, masih mungkin terjadi. Upaya resusitasi untuk
bab korban hipotermik dilepas, kulitnya dikeringkan, tubuhnya menyelamatkan hidup tidak boleh dibatalkan berdasarkan pa-
dibungkus selimut hangat dan sesegera mungkin dibawa ke da tanda klinis awal, kecuali bila korban memang benar-benar
lingkungan yang hangat. Jika mungkin, berikan cairan'intra- sudah mati (lividitas pada bagian yang tergantung atau rigor
vena )/ang sudah dihangatkan (40-43'C) dan oksigen yang su- mortis). Suhu tubuh harus dipertimbangkan sebelum meng-
dah dilembabkan (42-46 "C). Pada korban tanpa henti jantung hentikan upaya resusitasi. Secara umum, upaya penghangatan
dengan suhu inti <34'C, tindakan penghangatan eksterna mungkin harus dilanjutkan sampai suhu inti setidak-tidaknya
hanya boleh diberikan pada daerah badan, untuk menghindari 32-34'C. Jika korban masih belum menunjukkan timbulnya
terjadinya. penurunan dahulu (afterdrop) Pada korban hipoter- irama jantung efektif dan tetap sama sekali tidak berespons
mik dengan perfusi yang buruk, sentuhan dengan kantong ha- terhadap RKP agresif, upaya resusitasi dapat dihentikan.
ngat atau alat penghangat lain dapat menimbulkan luka bakar Meskipun demikian, beberapa anak dengan hipotermia be-
yang berarti. Penderita dengan hipotermia berat (suhu inti rat dan tampak mati memang benar-benar sudah mati. Peng-
<30"C) memerlukan sesegera mungkin dilakukan tindakan hangatan inti sempurna tidak terindikasi pada semua korban.
penghangatan interna. Korban hampir-tenggelam dengan hipotermia berat jarang
Penilaian kadar glukosa darah cepat harus dilakukan di yang bertahan hidup setelah terendam dalam air sedingin es
tempat kejadian. Jika hipoglikemia, berikan 0,5-1,0 ml/kg dengan mulai hipotermia berat sebelum terjadinya hipoksia
dekstrosa 50Vo atau 2-4 ml/kg dekstrosa l}Vo. Cairan yang me- dan iskemia bermakna. Pada kebanyakan situasi, upaya resusi-
ngandung dekstrosa tidak boleh diberikan pada penderita de- tasi mungkin memang harus dihentikan pada korban terendam
ngan kadar gluosa normal atau tinggi, tetapi harus dilakukan air hangat yang tetap asistolik setelah RKP lanjut agresif sela-
penilaian kadar glukosa berulang untuk mencegah terjadinya ma 30-45 menit. Dokter di rumah sakit harus menggunakan
hipoglikemia yang tidak dikenali. Insulin tidak boleh diguna- pertimbangan klinis sendiri-sendiri ketika memutuskan dihen-
kan untuk mengkoreksi hiperglikemia sesudah cedera teren- tikannya upaya resusitasi, dengan selalu mempertimbangkan
dam. situasi khusus pada tiap insiden.
Masalah kontroversial. Manajemen kardiorespirasi penderi-
ta hipotermia berat (suhu inti <28'C) masih kontroversial. Di-
Manajemen di Rumah Sakit. Manajemen korban ierendam
di ruang gawat darurat dan di rumah sakit meliputi dan men-
dapatkan beberapa laporan kasus retrospektif tentang korban-
jangkau upaya-upaya resusitasi yang telah disebutkan sebe-
korban hipotermik berat yang mengalami aritmia ventrikular
lumnya. Manajemen pra-rumah sakit yang sangat baik mem-
yang secara sementara dihubungkan dengan tindakan intubasi
berikan peluang terbaik untuk penyembuhan korban. Mondok
endotrakhea atau kompresi dada. Karenanya, beberapa penulis
di rumah sakit memungkinkan dilanjutkannya dan dilakukan-
menyarankan penundaan ventilasi buatan atau kompresi dada
nya evaluasi, uji diagnostik, dan terapi yang lebih canggih.
selama masih ada aktivitas pernapasan atau irama perfusi un-
tuk menghindari picuan terjadinya fibrilasi ventrikel. Pada satu MANAJEMEN PenHmlSlN. Tingkat bantuan pernapasan harus
penelitian prospektif baru mengenai korban-korban hipotermi sesuai dengan kondisi penderita. Pada penderita dapat terjadi
berat, tidak dijumpai aritmia ventrikular yang terkait dengan atelektasis, pneumonia, pneumothoraks, pneumomediastinum,
intubasi endotrakhea. Dengan berpedoman bahwa pengem- edema paru, atau ARDS. Edema paru pada masa pascacedera
balian oksigenasi dan ventilasi sangat penting dalam resusitasi dini dapat terjadi akibat peningkatan permeabilitas kapiler, ke-
korban hampir-tenggelam, pemasangan pipa endotrakhea de- lebihan beban cairan masif, atau gagal miokardium. Radio-
ngan cara yang halus harus dilakukan pada kebanyakan anak grafi dada harus dikerjakan. Kateter arteri juga sering diper-
yang mengalami hipoksia, apnea, atau ketidakcukupan perna- lukan untuk dapat melakukan penilaian gas darah arteri beru-
pasan. lang dapat diandalkan dan monitor tekanan darah secara terus
Ti.,dakan kompresi dada dengan RKP pada korban hipoter- menerus-
mik berat menimbulkan lebih banyak perbedaan pendapat. Be- Peningkatan kadar oksigen inspirasi saja turut sedikit
lum ada penelitian prospektif untuk membantu klinikus me- membantu penderita menyembuhkan hipoksemia dengan keti-
ngenai topik ini. Beberapa penulis akan menunda kompresi daksesuaian ventilasi-perfusi. Penggunaan oksigen inspirasi
dada bila suhu inti <28'C dan EKG menunjukkan irama per- berkadar tinggi berkepanjangan (>70-80Vo) dapat juga makin
fusi, tanpa memperhatikan frekuensi jantung, nadi, atau tekan- memperburuk cedera paru. Intubasi endotrakhea dan pembe-
an darah. Logika anjuran ini berdasarkan pada observasi yang rian tekanan akhir-ekspirasi positif (positive end-expiratory
menunjukkan bahwa perfusi efektif sering kembali setelah di- pressure IPEEP]) merupakan cara paling efektif untuk mem-
lakukannya penghangatan kembali. Penghangatan kembali perbaiki hipoksemia. Penggunaan rutin PEEP pada kasus
adalah lebih efektif bila ada sirkulasi. Fibrilasi ventrikular dan hampir-tenggelam mengurangi kematian dini akibat insufisi-
asistole memperlambat upaya penghangatan kembali; kom- ensi paru yang merupakan kejadian yang jarang. PEEP me-
presi dada dapat memicu fibrilasi ventrikel, sedangkan RKP ningkatkan kapasitas residual fungsional, menurunkan sftanl
kurang efektif pada keadaan hipotermia berat. RKP penuh intrapulmonum, memperbaiki kesesuaian ventilasi-perfusi,
yang disertai kompresi dada tidak boleh ditunda pada penderi- dan dapat memperbaiki kelenturan paru. Tingkat PEEP dan
ta dengan kecurigaan henti.jantung bila suhu inti tidak diketa- kadar oksigen inspirasi yang diberikan harus dapat mengem-
hui atau >28"C, tidak ada monitor EKG, dan nadi tidak dapat balikan kapasitas residual fungsional dan oksigenasi yang
ditemukan, atau tidak ada aktivitas QRS sempit pada EKG. layak, biasanya pada Pa, 80-120 mmHg. PEEP berlebihan
60 a Perawatan Kritis Anak 335

dapat menurunkan fungsi miokardium dan meningkatkan te- an kateter arteri pulmonalis Swan-Ganz dapatjuga membantu
kanan intrakranial. manajemen klinis pada beberapa penderita disfungsi miokar-
Anak yang tidak diintubasi yang mengalami hipoksemia ri- dium berat.
ngan sampai sedang meskipun telah mendapatkan tambahan TrHolxnr,i PEttcxlttcltlN. Sirkulasi yang cukup sangat mem-
oksigen serta masih sadar dan dapat bernapas sendiri cukup bantu penghangatan. Penghangatan pasif (ruangan yang ha-
dapat diberi tekanan jalan napas positif terus menerus (con- ngat, selimut kering) menggantungkan pada kemampuan pen-
tinuous positive airway Pressure ICPAPI) dengan sungkup' derita untuk menimbulkan panas sendiri dan seringkali tidak
CPAP yang juga mengembalikan oksigenasi dan kapasitas re- memadai untuk sebagian besar anak dengan hipotermia. Peng-
sidual fungsional, mungkin menghindari dilakukannya in- hangatan eksterna aktif (selimut hangat, penghangat pancaran)
tu5asi endotrakhea. Pada keadaan ini, pipa nasogastrik juga dapat mengembalikan suhu lebih cepat, tetapi penurunan sir-
harus dipasang untuk mencegah terjadinya distensi lambung' kulasi permukaan membuat metode ini kurang efektif. Pengha-
Hipoksemia berkelanjutan, gangguan ventilasi, sesak napas, ngatan inti aktif dengan lebih cepat memperbaiki kehangatan
penurunan status mental, atau intoleransi terhadap CPAP lain- tubuh dan diperlukan pada kasus hipotermia sedang sampai be-
nya merupakan indikasi dilakukannya intubasi endotrakhea rat. Tindakan penghangatan inti aktif sederhana meliputi pem-
untuk mengamankanjalan napas dan pernapasan' berian cairan intravena yang sudah dihangatkan (36-40"C),
Pada anak yang kemungkinan mengalami cedera otak, oksigen inspirasi lembab yang dipanaskan (40-44"C)' dan
hiperkapnea harus dicegah. Hiperventilasi ringan biasanya di- penguras lambung, kandung kencing, atau bilas peritoneum'
gunakan untuk mempertahankan tekanan Paro, pada 30-35 Metode penghangatan inti aktif yang lebih agresif meliputi
mmHg. Hiperventilasi lebih keras biasanya tidak terindikasi. hemodialisis, penghangatan ekstrakorporeal (venovenosa atau
ARDS adalah suatu komplikasi paru yang serius dari kea- arteriovenosa), dan pintas kardiopulmonal. Laju penghangatan
daan hampir tenggelam (Bab 60.7)' Pasien yang memerlukan dengan penghangat ekstrakorporeal lebih cepat secara ber-
tekanan sedang hingga tinggi selama ventilasi mekanik ber- makna daripada metode penghangatan aktif eksterna (2,1 X
isiko mengalami barotrauma. Sedasi dan blokade neuromusku- 0,7'Cljam dibanding 0,8 + 0,4"C/jam). Pada keadaan hipoter
lar sering merupakan penopang yang penting selama mana- mia berat, terutama jika ada kolaps sirkulasi, pinths kardiopul-
jemen pernapasan, yang meningkatkan daya kembang paru monal mungkin diperlukan. Cara ini mempunyat laju peng-
dan memperbaiki pertukaran gas dengan setting ventilatur hangatan yang sangat tinggi (6,9 + l,9"C/jam). Pelaksanaan
yang dikurangi; tetapi obat-obat ini dapat menyembunyikan pintas kardiopulmonal merupakan keputusan yang sulit, me-
e,.rluasi neurologis, sehingga membuat.pembuatan prognosis merlukan antisipasi dokter dan konsultasi serta transfer yang
dan pengambilan keputusan menjadi sulit. Penggunaan oksige- cepat ke pusat perawatan tersier. Penderita dengan hipotermia
nasi membran ekstrakorporeal (EMCO) untuk korban-korban bermakna, jika segera dihangatkan, mungkin membutuhkan
hampir tenggelam dengan ARDS masih sangat kontroversial. lebih sedikit cairan, lebih sedikit kegagalan organ, dan la-
Meskipun telah dilaporkan beberapa kasus retrospektif tanpa manya mondok di unit perawatan intensif rumah sakit.
kontrol, penerapan teknologi ini secara umum hendaknya di- Mllrueuen NeuRouocts. Korban hampir-tenggelam yang
batasi sampai ada kriteria pemilihan yang baik dan prediktor datang ke rumah sakit dalam keadaan bangun dan sadar biasa-
yang tepat untuk kecacatah neurologis. nya sembuh dengan status neurologis normal. Sedangkan pada
Anak dengan spasme bronkhus setelah hampir-tenggelam korban yang koma, cedera SSS merupakan konsekuensi utama
dapat mendapat mamfaat dari aerosol agonis-pz; namun, me- kasus hampir-tenggelam. Manajemen neurologis saat ini
ngi dapat juga disebabkan oleh edema paru atau benda asing menggantungkan pada pencegahan terjadinya cedera sekun-
jalan napas. Jika.dicurigai adanya benda asing, biasanya terin- der. Cedera primer, kematian sel akibat hipoksemia dan iske-
dikasi untuk melakukan bronkoskopi' Diuretik dapat memberi- mia, sampai saat ini belum dapat diterapi.
kan mamfaat pada beberapa penderita edema paru dengan Manajemen neurologis semua penderita berpusat pada pe
status kardiovaskular yang stabil. Penggunaan rutin kortiko- ngembalian dan dukungan cepat oksigenasi, ventilasi, dan per-
steroid untuk cedera paru setelah hampir-tenggelam tidak disa- fusi. Hipoksemia, hiperkapnea, dan obat vasodilator dapat
rankan, Meskipun pneumonia dapat menyertai aspirasi, anti- memperberat peningkatan tekanan intrakranium (TIK) dan ha-
biotik profilaksis biasanya tidak terindikasi, kecuali pada situasi rus dihindari. Curah jantung, tekanan darah, dan pemberian
diuapatkannya aspirasi yang diketahui sangat terkontaminasi. cairan harus dapat mencukupi perfusi jaringan; pemberian
MlnnJeueH KARDIoVASKULAR. Etiologi yang turut menyebab- cairan berlebihan turut menyebabkan edema paru dan edema
kan insufisiensi miokardium meliputi cedera hipoksik- otak. Di samping itu, kepala harus tetap pada posisi netral dan,
iskemik, hipoksemia yang berkelanjutan, hipotermia, asidosis, jika anak tidak hipotensif, ditinggikan 30 derajat. Hipoglike-
ventilasi rnekanik dengan tekanan jalan napas tinggi, perubah- mia dan hiperglikemia harus dihindari. Pengendalian kejang
an volume intravaskular, dan gangguan elektrolit. Gagal jan- (Bab 543.4) dan demam diperlukan karena dapat meningkat-
tung kongestif, syok, aritmia, atau henti jantung dapat terjadi. kan aktivitas metabolik dan penggunaan oksigen otak. Pertim-
Monitor EKG berkelanjutan untuk mendeteksi dan mengobati bangan untuk melakukan tindakan perawatan intensif neuro-
aritmia harus dilakukan. Resusitasi cairan dan obat inotropik logis yang lebih agresif harus lebih kritis dicermati, bila tin-
sering diperlukan untuk memperbaiki fungsi miokardium dan dakan tersebut belum terbukti memperbaiki hasil keluaran
mengembalikan perfusi jaringan' Pemberian cairan yang ter- penderita yang memuaskan.
lalu berlebihan, terutama bila ada penurunan fungsi miokar- Dengan manajernen yang optimal, banyak anak yang sebe-
dium, dapat memperburuk edema paru dan hipoksemia. lumnya koma dapat mengalami perbaikan neurologis yang
Ekokardiografi, monitor tekanan vena sentral, dan pemasang- diamatis. Perbaikan ini biasanya terjadi dalam 24-72 jam per-
336 BAGIAN Vlil f Anak Sakit Akut

tama. Sayangnya, hampir setengah dari anak-anak yang koma ke diet normal dalam beberapa hari; nutrisi parenteral kadang-
dalam vang dimasukkan ke unit perawatan intensif akan me- kadang diperlukan.
ninggal akibat cedera otak atau tetap hidup dengan kerusakan Ensefalopati anoksik berat dijumpai pada 10-307o kasus
neurologis berat. Beberapa anak bahkan mengalami mati otak. harnpir-tenggelam yang bertahan hidup di unit perawaran in-
Korban hampir-tenggelam dengan koma dalam yang tidak tensif anak. Sekuele neurologis kronis hampir-tenggelam meli-
menunjukkan perbaikan yang besar pada hasil pemeriksaan puti penurunan mentalitas, disfungsi otak minimal, kuadriple-
neurologisnya dalam waktu 24 jam setelah dukungan kardio- gia spastik, sindroma ekstrapiramidal, atrofi optik dan otak,
respirasi agresif dan tidak mernpunyai etiologi lain untuk me-
kebutaan korteks, kerusakan neuromuskular perifer, atau kea-
nerangkan perubahan status mentalnya harus benar-benar di-
daan vegetatif menetap. Sekuele psikiatrik juga sering terjadi
pertimbangkan untuk penarikan dukungan awal.
dan konseling anak dan keluarganya harus dipertimbangkan.
Tindakan perawatan neurointensif lain tidak menguntung-
PROGNOSIS. Peramalan prognosis neurologis yang tepar
kan pada kebanyakan korban hampir-tenggelam. Monitor rutin
adalah penting untuk anak, keluarga, dokter, dan masyarakat.
tekanan intrakranium pada korban hampir-tenggelam tidak
lagi dilakukan. Korban dengan peningkatan tekanan intrakra- Korban dengan kemungkinan terbesar sembuh dengan status
nium biasanya mempunyai prognosis yang buruk, meninggal neurologis baik harus mendapatkan tindakan perawatan inten-
atau pun dengan sekuele neurologis berat, tanpa memperhati- sif seagresif mungkin untuk mencegah kematian dari cedera
kan manajemen tekanan intrakranium yang diterapkan. Anak yang menyertai; sebaliknya, anak dengan cedera neurologis
dengan tekanan intrakranial normal juga dapat mengalami ha- yang sangat berat dapat dihindarkan dari kemubaziran terapi
sil keluaran yang buruk, meskipun lebih jarang. Sedangkan yang tidak akan memperbaiki kondisinya. Pengamatan selan-
monitor dan terapi tekanan intrakranium untuk mengurangi pe- jutnya harus berfokus pada peramalan prognosis yang dini dah
ningkaran tekanan intraklanium tampaknya dapat memperta- tepat-bukan hanya untuk meramalkan mortalitas saja, tetapi
hankan perfusi serebri dan mencegah terjadinya herniasi, juga untuk mengidentifikasi anak yang akan mati arau menga-
namun kenyataannya, tindakan tersebut tidak memperbaiki ha- lami cedera neurologis berat dan anak yang dapat bertahan
sil keluaran korban hampir-tenggelam. hidup dengan keadaan neurologis yang cukup baik.
Monitor tekanan intrakranium, hipotermia "terapeutik", Pemeriksaan neurologis dan kemajuannya selama 24-72
dan terapi barbiturat yang dikombinasi dengan terapi neuroin- jam pertama mungkin merupakan indikator terbaik keluaran
tensif konvensional (hiperventilasi, agen osmotik, diuretik, neurologis. Anak yang bangun pada lokasi penyelamatan atau
restriksi cairan, pelemas otot, dan steroid), serta tindakan yang
kembali sadar dalam 24 jam, bahkan setelah resusitasi berke-
sering digunakan pada korban dengan patologi intrakranium
panjangan, kecil kemungkinannya mendapatkan sekuele neu-
yang berbeda, ternyata juga tidak menguntungkan kebanyakan
rologis berat. Pada suatu seri retrospektif yang mengevaluasi
ft6rban hampir-tenggelam sehingga tidak secara rutin diguna-
kan. Sebenarnya, intervensi ini hanya dapat menurunkan mor-
keluaran neurologis korban hampir-tenggelam air bukan es
talitas dengan meningkatkan jumlah orang yarg bertahan yang koma, kebanyakan dengan skor Skala Koma Glasgow
(5, semua yang hidup.dengan memuaskan (status sama de-
hidup dalam keadaan vegetatif menetap; jumlah orang yang
bertahan hidup dengan sistem neurologis utuh tidak mening- ngan sebelumnya atau dengan gangguan neurologis ringan
kat, begitu pula tidak didapatkan penurunan morbiditas neuro- sampai sedang) ternyata mampu melakukan gerakan spontan
logis pada mereka yang dapat kernbali sadar. bertujuan dan fungsi batang otak normal dalam 24 jam. Pe-
MASALAH Mnrunleuen LruN. Beberapa korban tenggelam nyembuhan yang baik tidak terjadi pada anak yang mempu-
mungkin juga mengalami cedera traumatik, terutama jika me- nyai fungsi batang otak tidak normal dan tidak mampu mela-
reka te.libat dalam olah raga air seperti berperahu, menyelam, kukan gerakan bertujuan dalam waktu 24 jam. Fungsi korteks
atau berselancar. Hal ini memerlukan tingkat kecurigaan ting- tertinggi yang ditemukan pada korban yang akhirnya menga-
gi. Tindakan pencegahan pada spinal harus dipertahankan pada lami keluaran yang buruk adalah melokalisasi stimulus nyeri.
korban dengan perubahan status mental yang dicurigai menga- Peramalan pra-rumah sakit kejadian terendam dalam air
lami cedera traumatik. Anemia yang bermakna harus menim- bukan es di King County, Washington, telah dievaluasi leng-
bulkan kecurigaan terjadinya trauma dan perdarahan interna. kap (1914-1989). Mereka yang selamat sepenuhnya atau men-
Cedera hipoksik-iskemik dapat menimbulkan cedera pan- dapatkan gangguan neurologis ringan terjadi pada gl%o anak
sistemik, meskipun disfungsi organ konis yang secara klinis yang terendam kurang dari 5 menit dan pada 87Vo yangberha-
bermakna jarang terjadi bila tidak ada cedera sistem saraf ber- sil di resusitasi (kembalinya fungsi kardiovaskular) dalam
arti. Bahkan setelah cedera paru yang pada awalnya berat, waktu 10 menit. Anak-anak yang ditemukan dengan irama si-
lungsi paru kembali normal pada kebanyakan korban hampir- nus normal, refleks pupil normal, atau secara neurologis re-
tenggelam. Gagal ginjal akut setelah cedera hipoksik-iskemik sponsif di tempat kejadian, sebenarnya selalu menghasilkan
dapat menimbulkan albuminuria, hemoglobinuria, oliguria, keluaran yang baik (>99Vo). Pada anak-anak yang memerlukan
atau anuria. Diuretik, restriksi cairan atau dialisis mungkin di- RKP, kematian atau cedera neurologis berat terjadi pada 93Vo
perlukan untuk mengoreksi kelebihan beban cairan atau gang- penderita yang terendam lebih dari l0 menit dan pada l00%o
guan elektrolit, tetapi fungsi ginjal biasanyajuga akan menjadi korban yang memerlukan upaya resusitasi lebih dari 25 menit.
normal. Diare berdarah, profus dan pengelupasan mukosal bia- Semua korban yang terendam lebih dari25 menit mati.
sanya menandakan prognosis buruk; manajemen konservatif- Beberapa penelitian lain mengenai kasus anak terendam
nya msriputi mengistirahatkan usus, pengisapan nasogastrik dalam air bukan es menguatkan hasil penelitian tersebut.
dan pemantauan pH lambung. Dukungan nutrisi pada keba- Umumnya, hanya sepertiga korban yang memerlukan RKp
nyakan korban hampir-tenggelam biasanya tidak sulit karena lanjut di tempat kejadian, yang bertahan hidup, tetapi dua per-
kebanyakan anak meninggal atau sembuh cepat dan kembali tiga dari yang bertahan hidup dapat sembuh sempurna atau
60 a Perawatan Kritis Anak 337

hanya mengalami cedera neurologis ringan. Meskipun demiki- belajar berenang, telapi harus dicegah berenang di badan air tan-
an, RKP berkepanjangan setelah terendam air hangat hampir pa pengawasan. Pendidikan keamanan air untuk anak, remaja,
selalu mengakibatkan kematian atau cedera neurologis berat. dan orang tua, seperti pemakaian pelampung dan jangan pemah
Karenanya, penghentian tindakan RKP pada korban terendam berenang sendiri harus selalu ditekankan di sekolah, masyarakat,
air bukan es yang tidak berespons terhadap dukungan hidup dan ruang praktek dokter. Remaja harus belajar RKp dan dinase_
lanjut agresif dalam waktu 25-30 menit di rumah sakit mung- hati mengenai penggunaan alkohol dan obat, hal yang Sangat ber-
kin memang dibenarkan. Namun, pada satu korban tertentu, peran dalam terjadinya terendam dan tenggelam;
situasi yang mengakibatkannya terendam mungkin tidak dike-
tahui, terutama selama 25 menit resusitasi berlangsung. Kare-
nanya, keputusan untuk menghentikan upaya resusitasi harus Biggart MJ, Bohn DJ: Effect of hypothermra and cardiac arrest.on outcome of
near-drowning accidents in children. J pediatr ll7: 179,1990.
dipertimbangkan untuk tiap individu, dengan pengertian bah- Bohn DJ, Biggar WD, Smith CR, et al: Influence of hypothermia, barbirurate
w^ resusitasi yang berlarut-larut biasanya tidak menghasilkan therapy, and intracranial pressure monitoring on morbidity and mortality af_
kesembuhan dengan leluaran yang baik. ter near-drowning. Crit Care Med 14:529, 1986.
Skala Koma Glasgow (SKG) cukup berguna untuk menen- Bratton SL, Jardine DS, Morray JP: Serial neurologic examinations after near_
drowning and outcome. Arch Pediatr Adolesc Med l4g:167. 1994.
tukan prognosis kesembuhan setelah hampir-tenggelam (lihat Committee on Injury and Poison prevention: Drowning in infants, children,
tabel 59-5). Anak dengan skor SKG >6 pada saat masuk ke ru- and adolescents. Pediatrics 92:292, 1993.
mah sakit biasanya mempunyai harapan hidup yang baik, se- Corneli HM: Accidental hypothermia. J pediatr 120:6j1,1992.
dangkan yang mempunyai SKG <5 mempunyai kemungkinan Griest KJ, Zumwalt RE: Child abuse by drowning. pediatrics g3:41, l9g9_
Kallas HJ, O'Rourke PP: Drowning and immersion injuries in children. Curr
lebih besar mendapatkan keluaran neurologis yang buruk. Me- Opin Pediatr 5:295, 1993.
skipun skor SKG awal gagal membedakan secara cukup anak Kyriacou D, Arcinue E, Peek C, et al: Effect of immediate resuscitation on
yang akan sembuh sempurna dari yang mengalami cedera neu- children with submersion injury. Pediatrics 94:137, 1994.
rologis besar, SKG yang cenderung naik selama beberapajam Modell JH: Drowning. N Engl J Med328.253, 1993.
Quan L, Kinder D: Pediatric submersions: pre-hospital predictors of outcome.
pertama mondok di rumah sakit mungkin menunujukkan prog-
Pediatrics 90:909, 1992.
nosis yang lebih baik. Peterson B: Morbidity of childhood near-drowning. pediatrics 29:364, 197l, .

PENCEGAHAN. Meskipun.perbaikan terapeutik terus ber- Sieber FE, Traystman RJ: Special issues: Glucose and the brain. Crit Care
langsung, harapan terbaik " kesembuhan" tenggelam terletak Med 20:104, 1992.
Wintemute GJ: Childhood drowning and near-drowning in the United States.
pada upaya-upaya pencegahan. Kolam renang keluarga meru-
. Am J Dis Child 144:663, 1990.
pakan fokus nyata upaya preventif karena tingginya angka ke-
jadian tenggelam di tempat ini. Pada salah satu penelitian
te-tang tenggelam anak, sekitar 75Vo kolam tidak diberi pagar
memadai, dan hanya lSVo terendam yang disaksikan orang 60.5 Cedera Luka Bqkar
lain, meskipun orang dewasa yang bertugas mengawasi dapat John T. Herrin dan Alia Y. Antoon
diidentifikasi pada 84Vo waktunya. Lagipula, 42Vo anak yang
akhirnya tenggelam ditolong oleh orang yang menunda upaya Luka bakar merupakan penyebab kematian karena kecela-
resusitasi sampai datangnya petugas medis profesional; hanya kaan yang tinggi pada anak, hanya berada di bawah kecelaka-
44Eo rumahtangga yang mempunyai anggota keluarga yang an kendaraan bermotor. Meskipun tindakan pencegahan se-
memahami RKP dasar. perti detektor asap dapat menurunkan kemungkinan kematian
Kecelakaan terendam pada anak kecil dapat dengan berarti akibat kebakaran rumah sampai sekitar 852o, sejumlah ber-
dikurangi jika kolam renang diberi pagar keliling pada keem- makna anak tetap menderita luka bakar yang mematikan. Luka
pat tepinya dengan pintu terkunci-sendiri dan pemilik kolam bakar air panas telah dapat dikurangi dengan peraturan peng-
diajari RKP dasar. Sangat sering, rumah berfungsi menjadi'sa- gunaan pemanas air baru untuk diatur pada suhu 120"F, tetapi
lah satu tepi pagar, memungkinkan jalan masuk langsung ke luka bakar air panas tetap merupakan penyebab utama mon_
daerah kolam. Diperkirakan bahwa pemagaran dan pendidikan dok karena luka bakar. Terbakarnya pakaian telah sangat turun
dapat mencegah sampai dengan 80Vo tenggelam pada kelom- sejak dikeluarkannya undang-undang pakaian tidur anti-api
pok umur ini. Alarm kolam bukan merupakan tindakan pence- (Federal Flammable Fabric Acr). Meskipun telah dilakukan
gahan yang dapat diandalkan dan tutup kolam malah dapat tindakan pencegahan yang sangat keras, tiap tahun, sekitar 2
menjebak anak kecil di bawahnya sehingga menyulitkah pe- juta orang di Amerika Serikat memerlukan perawatan medis
ng,rwasan. Tenggelam akan dapat terjadi meskipun dengan untuk cedera luka bakar, dengan 100.000 di antaranya memer_
penghalang optimal tersebut-tidak ada yang dapat menggan- lukan rawat inap. Tiga puluh sampai empat puluh persen pen-
tikan pengawasan melekat dari orang dewasa. derita ini berusia kurang dari 15 tahun, dengan usia masa anak
Mendidik orangtua mengenai bahaya perlengkapan tetap rata-tata 32 bulan. Luka bakar air panas meliputi g5Vo d,ai ce_
rumah tangga yang biasa, seperti bak mandi, ember, toilet, dan dera total, dan sebagian besar terjadi pada usia kurang dari 4
mesin cuci merupakan tugas semua dokter anak. Untuk bayi tahun. Luka bakar api terjadi pada lSVo,luka bakar elektrik
dan anak kecil, dokter harus memperingatkan orang tua bahwa dan bahan kimia sisanya. Sekitar 16%o cederaluka bakar tejadi
sedikit saja kelengahan pengawasan di sekitar air mempunyai akibat penyiksaan anak, sehingga perlu dinilai pola, lokasi ce-
risikoterj adinya tenggelam. dera, dan kesesuaian dengan riwayat anamnesis.
Pelajaran berenang pada anak berusia kurang dari 4 tahun Terapi luka bakar dapat dibagi menjadi empat fase utama:
tidak "melindungi" anak dari tenggelam dan dapat menimbul- ' profilaksis, perawatan akut dan resusitasi, rekonstruksi dan re_
kan perasaan aman yang tidak tepat. Anak usia sekolah harus habilitasi, penghilangan rasa sakit, dan penyesuaian psikoso-
338 BAGIAN VIil f Anak Sakit Akut

sial. Anak dengan luka bakar masif memerlukan dukungan TABEL 60-9 Indikasi Rawat Inap untuk Luka Bakar
psikologis dan sosial dini yang sesuai, di samping tindakan re-
susitasi. Debridemen bedah, penutupan luka dan upaya reha-
bilitas; harus dilakukan serentak untuk mendapatkan hasil
rehabilitasi yang optimal. Pembuangan agresif jaringan mati
dengan pembedahan, pemberian nutrisi dini, dan penggunaan
intubasi secara hati-hati serta ventilasi mekanik diperlukan un-
tuk meningkatkan ketahanan hidup. Anak yang menderita ce-
dera luka bakar menetap tampak berbeda dengan teman seba-
yanya, sehingga diperlukan upaya mendukungnya untuk kem-
bali ke sekolah, mengikuti aktivitas sosial dan olah raga. akibat memasak; dan telapak tangan akibat memegang kompor
PENCEGAHAN. Tujuan tindakan ini adalah terus menurun- panas. Namun, luka bakar "kaos tangan dan kaki" pada tangan
kan jumlah cedera luka bakar berat. Pertolongan pertama dan dan kaki, luka bakar dalam pada satu daerah pada badan, pan-
triage yang efektif dapat menurunkan luas (area) maupun berat tat, atau punggung; luka bakar kecil yang dalam (luka bakar
(dalam) nya cedera (Tabel 60-8). Pakaian anti-api, detektor sundutan rokok) pada anak kecil harus menimbulkan kecuri-
asap, dan pengendalian suhu air panas (mengatur thermostat) gaan terjadinya penyiksaan anak.
dalam bangunan serta pencegahan merokok sigaret telah ber- Perbaikan resusitasi dan ketahanan hidup menimbulkan
hasil menurunkan sebagian insiden luka bakar. Unit luka bakar berbagai masalah baru: (l) gangguan metabolik akibat pema-
yang berdedikasi mengobati penderita dengan luka bakar ber- kaian obat topikal, antibiotik, dan cairan nutrisi parenteral; (2)
makna sangat menolong penderita mendapatkan perawatan translokasi kuman dan toksin dari saluran cerna jika ada hipo-
yang secara medis efisien, memperbaiki ketahanan hidup, dan tensi atau sindrom syok; dan (3) komplikasi infeksi akibat
menin;katkan efisiensi biaya. Ketahanan hidup 807o penderita penggunaan kateter yang digunakan untuk monitor, luka bakar
dengan luka bakar 90Vo sekarang merupakan hal yang biasa. terbuka yang luas, dan nutrisi parenteral. Komplikasi infeksi
Ketahanan hidup keseluruhan pada anak dengan luka bakar ini mempunyai spektrum kuman luas dan mengakibatkan sep-
berbagai ukuran sekarang mencapai 99Vo. Kematian lebih sis polimikobia, infeksi intravaskular tennasuk tromboflebi-
mungkin terjadi pada anak dengan cedera otak ireversibel yang tis, trombus terinfeksi, pembentukan aneurisma, osteomielitis,
berlarut-larut pada saat terbakar. dan arthritis septik.
Pemberi pelayanan anak memegang peranan besar dalam lndikasi Mondok. (Tabel 60-9). Luka bakar yang lebih darr
pencegahan luka bakar yang paling lazim pada anak dengan 10-l5Vo luas permukaan tubuh total (LPT); luka bakar yang le-
cara mendidik orangtua dan orang yang merawat anak tentang
bih kecil tetapi mengenai tangan, kaki, muka, perineum, per-
cara tindakan pencegahan dan mengkoordinasikan tindakan
mukaan sendi; luka bakar yang disertai inhalasi asap; atau luka
tersebut dengan berbagai tahap perkembangan anak (Tabel 60-
bakar akibat tersengat listrik, semuanya harus diterapi sebagai
8). Pakaian yang sesuai, detektor asap, dan jalur jalan darurat kasus gawat darurat dan penderita harus dimondokkan.
yang terencana dari rumah ke unit gawat darurat merupakan
Perawatan Gawat Darurat. (Tabel 60-10). Tindakan Perto-
tindakan pencegahan yang sederhana, efektif, efisien dan tidak
longan Pertama. Sebagai berikut:
terialu menelan banyak biaya. Penyiksaan dan ketidakpedulian
1. Padamkan api dengan menjatuhkan diri dan berguling-
terhadap anak memerlukan pertimbangan yang serius jika ri- guling: Tutup anak dengan jaket atau selimut.
wayat cedera dan distribusi luka bakar tidak sesuai. 2. Setelah jalan napas diperiksa dan lancar, pakaian yang
PERAWATAN AKUT DAN RESUSITASI. Tinjauan yang cer- membara atau basah dengan cairan panas harus dilepas. Pada
mat terl.adap riwayat cedera biasanya menunjukkan pola yang kebakaran karena ter panas, bersihkan ter dengan minyak mi-
umum-luka bakar air panas pada daerah sisi muka, leher, dan neral. Perhiasan, terutama cincin dan gelang harus dilepas atau
lengan terjadi jika cairan ditarik dari meja atau kompor; dae- dipotong untuk menghindari konstriksi dan gangguan vaskular
rah paha atas terbakar jika pakaian terbakar; daerah percikan selama fase edema pada24-12 jam pertama pasca luka bakar.
3. Pada kasus cedera kimia-bersihkdn semua sisa bahan
kimia jika berupa serbuk atau padat; lakukan irigasi berlebihan
TABEL 60-8 Pencegahan Luka Bakar
atau pencucian daerah yang terkena dengan air.
4. Daerah yang terbakar harus ditutup dengan selimut ber-
sih, kering, dan kompres air dingin (bukan es) dapat diberikan
pada luka yang kecil. Luas permukaan luka bakar yang cukup
besar (>15-20Vo luas permukaan tubuh) menurunkan kendali
suhu tubuh sehingga merupakan kontraindikasi penggunaan
kompres dingin.
5. Status kardiovaskular dan paru segera dinilai dan lesi
fisiologis atau yang sudah.ada sebelumnya (asma, penyakit
jantung kongenital, penyakit hati atau ginjal) dicatat.
6. Pada penderita dengan luka bakar lebih besar dari 10-
15% luas permukaan tubuh, dipasang jalur intravena dan pipa
lambung. Jika ada luka bakar genital atau perineum, harus di-
Pamflet dan video dari National Fire Protection Association pasang kateter urin tetap untuk dapat dengan tepat mengukur
60 | Perawatan Kritis Anak 339

TABEL 60-10. Terapi Luka Bakar Akut dan pada sebagian kecil penderita, epitel yang rusak akan ter-
kelupas, tidak meninggalkan sisa jaringan parut. Luka bakar
Pertolongan p"iru.u
Resusitaii cairan
derajat kedua mengenai seluruh epidermis dan sebagian lapis-
;.r"-il.p.;ir*.o"rgt ' an dermal (pembentukan vesikula dan bulla merupakan ciri
Pengendalian nyeri luka bakar derjat kedua). Luka bakar derajat kedua superfisial
Pencegahan infeksi-eksisi dan cangkok dini adalah sangat nyeri karena sebagian ujung-ujung urat syaraf
lengendati ,fiorfl b feli'a u '.;t:1i jliiltr1 yang terbuka tetap hidup. Luka bakar derajat kedua superfisial
pbmbaluqqnp.,inreug$i$giq,.gffi $emffi sembuh dalam 7 -1,4 hari, saat terjadinya regenerasi epitel, jika
tidak terjadi infeksi. Luka bakar derajat kedua sedang sampdi
dalam luga sembuh sendiri jika luka tetap bersih tanpa infeksi.
Nyerinya kurang daripada luka bakar yang lebih superfisial,
volume urin dan melindungi daerah tersebut, terutama jika karena lebih sedikit ujung-ujung saraf utuh yang dapat hidup.
akan dilakukan transpor ke pusat luka bakar. Kehilangan cairan dan efek metabolik luka bakar dermal da-
Ini meliputi hal berikut: lam (derajat kedua) pada dasarnya sama dengan luka bakar de-
Ttruoauru PENYELAMATAN JwA.
jalan napas yang memadai de-
rajat ketiga. Luka bakar derajat ketiga atau ketebalan penuh
1. Pastikan dan pertahankan
ngan menggunakan'oksigen lembab melalui sungkup atau, jika meliputi kerusakan seluruh epidermis dan dermis, tanpa me-
ninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali dae-
perlu, intubasi nasotrakhea (terutama jika penderita mengalami
rah yang rusak. Tidak dapat terjadi epitelialisasi luka, sehing-
luka bakar muka atau jika luka bakar bertahan di ruang tertu-
ga luka ini hanya dapat sembuh dengan kontraksi luka atau
tup), sebelum edema muka dan laring menjadi jelas. Jika dicu-
cangkok kulit. Hilangnya rasa sakit dan pengisisan kapiler
rigai ada hipoksia atau keracunan karbon monoksida, harus
menunjukkan kehilangan elemen saraf dan kapiler.
diberikan oksigen 100%.
Perkiraan Luas Permukaan Tubuh Luka Bakar. Unruk secara
2. Resusitasi cairan intravena: anak dengan luka bakar le-
tepat menentukan luas daerah permukaan tubuh yang terbakar,
bih dari 15Vo luas permukaan tubuh memerlukan resusitasi
diperlukan bagan luka bakar untuk berbagai kelompok usia.
cairan intravena untuk mempertahankan perfusi yang mema-
Volume cairan yang diperlukan pada resusitasi dihitung dari
dai. Semua penderita dengan cedera inhalasi, tanpa melihat
estimasi luas dan dalamnya luka bakar. Mortalitas dan morbi-
luasnya luas permukaan tubuh yang terbakai, memerlukan
jaiur intravena untuk mengendalikan masukan cairan. Semua ditas luka bakar juga tergantung pada luas dan dalamnya luka
bakar. Bervariasinya pertumbuhan kepala dan ekstremitas se-
cedera elektrik dan tegangan tinggi memerlukan jalur intra-
vena untuk melakukan diuresis alkali paksa jika terjadi cedera
lama masa anak memerlukan penggunaan bagan daerah per-
mukaan tubuh, seperti yang dimodifikasi oleh Lund dan
otot dan mioglobinuria. Larutan Ringer laktat, 10-20 mt/kg/
ja'.r (dapat digunakan larutan salin normal jika tidak ada Brower atau bagan yang digunakan di Rumah Sakit Shriners'
di Boston (Gb.60-15). "Aturan sembilan" yang digunakan pa-
Ringer laktat), diinfuskan sampai dapat dihitung penggantian
da orang dewasa hanya dapat digunakan pada anak berusia le-
cairan yang sesuai. Konsultasi dengan unit spesialis luka bakar
untuk mengkoordinasikan terapi cairan-jenis cairan, formula
bih dari 14 tahun, atau sebagai perkiraan yang sangat kasar
pemberian terapi sebelum rujukan ke pusat pengobatan yang
penghitungan yang pilih, dan penggunaan koloid yang lebih
sesungguhnya. Untuk luka bakar kurang dari l}Vo, dapat digu-
disukai selama terapi, terutama jika penderita akan dirujuk.
nakan "aturan telapak tangan", terutama pada penderita rawat
3. Evaluasi cedera yang menyertai. yang sering terjadi pada
jalan. Daerah antara lipatan pergelangan tangan sampai lipatan
penderita dengan riwayat luka bakar elektrik tegangan tinggi,
jari anak (telapak tangan) setara dengan lVo luas permukaan
terutama jika jatuh dari ketinggian. Dapat terjadi cedera tulang
tubuh anak.
belakang, tulang dan organ thoraks atau intra-abdomen. Ada
risiko amat tinggi kelainan jantung, seperti takikardi atau fibri- MANAJEMEN RAWAT JALAN LUKA BAKAR KECIL. LuKa
lasi ventrikel akibat konduktivitas voltage elektrik tinggi. Re- bakar derajat pertama dan kedua dengan luas kurang dari 10Vo
susitasi kardiopulmonal harus segera dilakukan di tempat ke- luas permukaan tubuh dapat dirawat jalan, kecuali jika dukun-
jadian, dan penderita harus mendapatkan monitor jantung se- gan keluarga tidak memadai atau ada kecurigaan penelantaran
gera setelah mencapai ruang gawat darurat. atau penyiksaan anak. Penderita demikian tidak memer- lukan
4. Penderita dengan luka bakar lebih besar dari 157o luas booster tetanus atau terapi penisilin profilaktik. Penderita yang
permukaan tubuh tidak boleh diberi cairan per oral (pada awal- status imunisasinya belum lengkap harus dilengkapi. Bulla ha-
nya), karena penderita ini dapat mengalami ileus dan mungkin rus dibiarkan utuh dan diolesi dengan krem sulfadiazin perak
morrerlukan pemasangan pipa nasogastrik di ruang gawat da- (Silvadene). Olesan harus dilakukan dua kali sehari setelah
rurat untuk mencegah terjadinya aspirasi. luka dicuci dengan air hangat untuk menghilangkan sisa krem
5. Semua luka harus dibungkus dengan handuk steril sam- sebelumnya. Luka yang sangat kecil, terutamayang terletak di
pai diputuskan melakukaun terapi rawat jalan atau dirujuk ke muka dapat diobati dengan Neosporin (neomisin sulfat dan
fasilitas perawatan yang lebih sesuai. polimiksin B sulfat) atau salep basitrasin dan'dibiarkan ter-
Klasifikasi Luka Bakar. Triage dan terapi luka bakar yang buka. Debridemen kulit yang mati hanya terindikasi jika bulla
sesuai memerlukan penilaian luas dan dalamnya luka bakar. pecah. Luka bakar pada telapak tangan.dengan bulla besar bia-
Luka bakar derajat pertama hanya mengenai epidermis dan sanya menyembuh di bawah bulla jika dilakukan pemantauan
ditandai dengan pembengkakan, eritema, dan nyeri (serupa de- ketat sebagai penderita rawatjalan. Sebagian besar luka bakar
ngan terbakar matahari ringan). Kerusakan jaringan biasanya superfisial sembuh dalam 10-20 hari. Luka bakar derajat ke-
minimal dan tanpa bulla. Nyeri menghilang dalam 48-72 jatn dua dalam memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama.
340 BAGIAN VIII . Anak Sakit Akut

Tanggal Luka Bakar

Tanggal Evaluasi

r"N_
,"m_
."E_

Gambar 60-15 Bagan untuk menen-


tukan persentase luas permukaan
daerah luka bakar tubuh sesuai per-
NEONATUS 3 TAHUN 6TAHUN 12+TAHUN
kemhangan (Atas kebaikan Shriners KEpALA j\o/o 15o/o 120L 6
o/o

H o sp itaL fo r led C hildre n,


C Lipp B urn BADAN 4oo/o 40
o/o
4O
o/o
38o/o
Institute, Boston Unit). LENGAN rco/o 16 o/o ta "h 18 0L
TUNGKAI BAWAH 26o/o 29 a/" 32 o/o
38 o/o

Kontrol nyeri harus dilakukan dengan pemberian parasetamol jam). Tanda vital, keseimbangan asam=basa dan status mental
dan kodein satu jam sebelum penggantian perban. Luka yang menunjukkan kecukupan resusitasi. Karena adanya edema in-
tampak lebih dalam daripada penilaian awal atau yang belum terstital dan pengasingan cairan di sel-sel otot, berat badan pen-
sembuh setelah 2l hari mungkin memerlukan mondok jangka derita dapat naik sampai 20Vo di atas berat badan sebelum luka
pendek untuk pelaksanaan cangkok kulit. bakar. Penderita dengan luka bakar 40-6AVo luas permukaan
Kedalaman luka bakar air panas pada awalnya sukar dini- tubuh memerlukan jalan vena besar (alur vena sentral) untuk
lai. Dapat dicoba terapi konservatif sampai memungkinkan dapat memenuhi kebutuhan cairan dalam satu jam pertama
maturasi dan mengetahui dalam dan luasnya luka sebelum di- yang cukup. Penderita dengan luka bakar lebih'dari 60Vo luas
upayakan penutupan. Hal ini untuk menghindari risiko anes- permukaan tubuh mungkin memerlukan dua jalur vena sentral.
tesi dan cangkok kulit yang tidak perlu serta mengurangi ke- Penderita ini paling baik dirawat di unit khusus luka bakar.
mungkinan timbulnya jaringan parut pada luka bakar yang Selama 24 jam kedua setelah luka bakar,'penderita akan
mempunyai kemungkinan sembuh spontan. mulai mengabsorbsi cairan edema dan mengalami diuresis.
SESUSITASI CAIRAN. Formula Parkland merupakan pedo- Setengah dari kebutuhan cafuan hari pertama diberikan dalam
man resusitasi cairan awal yang cukup baik untuk sebagian be- bentuk larutan Ringer laktat dalam 5% dekstrosa. Pemberian
sar anak (4 ml Ringer laktat/kg beratbadan/Vo luas permukaan koloid pada fase awal resusitasi luka bakar masih menjadi kon-
tubuh yang terbakar). Setengah jumlah cairan yang dihitung troversi. Salah satu pendapat menyarankan penggantrin koloid
diberikan dalam 8 jam pertama setelah terjadinya cedera luka secara bersamaan, jika luas luka bakar lebih dari 85Vo luas per-
bakar. Setengah sisanya diberikan merata selama 16 jam beri- mukaan tubuh. Koloid biasanya diberikan 8-24 jarn setelah ce-
ftutnya. Kecepatan infus dimodifikasi sesuai dengan respons dera luka bakar. Pada anak yang berusia kurang dari 12 bulan
penderita terhadap terapi. Dengan pengaturan kecepatan pem- mempunyai toleransi natrium terbatas. Volume dan kadar na-
berian cairan, nadi dan tekanan darah harus kembali normal, trium larutan resusitasi harus dikurangi jika kadar natrium urin
sedangkan keluaran urin harus cukup (1 mllkg berat badan/ meningkat. Kecukupan resusitasi harus selalu dinilai dengan
60 a Percwatan Kritis Anak 341

menggunakan tanda vital, pemeriksaan gas darah, hematokrit, kasus luka bakar akut. Penisilin kristal dosis standar diberikan
dan kadar protein. Sangat sedikit penderita yang memerlukan secara oral atau intravena dalam dosis terbagi empat. Eritro-
monitor jalur vena sentral dan arteri atau tekanan arteri pul- misin dapat dipakai sebagai pengganti untuk penderita yang
monalis, asalkan sirkulasi dan keluaran urin tersebut dapat di- alergi-penisilin.
pertahankan. Pemberian cairan per oral dapat segera dimulai Mortalitas cedera luka bakar tidak tergantung pada penga-
setelah 48 jam pasca luka bakar. Formula susu, makanan arti- ruh biologis toksik kulit yang terkena cedera panas, tetapi ber-
fisial, susu homogen, atau produk kedelai dapat diberikan se- hubungan dengan konsekuensi metabolik dan bakteriologis
cara bolus atau dengan infus terus menerus melalui pipa naso- luka yang terbuka lebar, penurunan daya tahan tubuh penderi-
gastrik atau pipa usus kecil. Bila cairan per oral dapat diterima, ta, dan malnutrisi. Kelainan-kelainan ini memungkinkan ter-
cairan infravena harus dikurangi secara proporsional agar jum- jadinya infeksi bakteria yang mengancam jiwa yang berasal
lah masuk4n cairan total tetap, terutama jika ada disfungsi paru. dari luka yang terbuka lebar. Pencegahan infeksi dan terapi
Infus albumin 5Vo diberlkan untuk mempertahankan kadar luka bertujuan untuk mendapatkan penyembuhan dini, yang
albumin serum 2 g/dl. Laju pemberian sebagai berikut telah pada akhirnya meningkatkan hasil estetik dan fungsi. Terapi
terbukti efektif: untuk lttka bakar seluas 3O-5OVo luas permu- topikal luka bakar menggunakan larutan nitrat perak 0,5Vo atau
kaan tubuh, 0,3 ml albumin serum/kg beratbadan/Vo luas per- krem sulfadiazine perak atau Sulfamylon bertujuan mencegah
mukaan tubuh yang terbakar diberikan dalam 24 jam; untuk infeksi. Dua yang terakhir mempunyai kelebihan kapasitas pe-
luka bakar 50-'70Vo luas pennukaan tubuh, diberikan 0,4 mllkg netrasi jaringan. Tanpa memeperhatikan agen antimikroba to-
beratbadan/Vo luas permukaan tubuh yang terbakar diberikan pikal yang dipilih, adalah sangat penting bahwa semua jaring-
dalam24 jam ; sedangkan untuk luka bakar 70-l00%o luas per- an luka bakar derajat ketiga harus segera dieksisi penuh sebe-'
mukaan tubuh, 0,5 ml/kg berat badan/Vo luas permukaan tubuh lum terjadi kolonisasi bakteri dan daerah tersebut ditutup
yang terbakar diberikan dalam 24 jam. Sel darah merah ter- dengan cangkok kulit sesegera mungkin untuk mencegah sep-
pampat disarankan untuk diberikan jika hematokrit turun di sis luka dalam. Penderita dengan luka bakar lebih dan 30%
bawah 24Vo (hemoglobin kurang dari 8 g/dl-). Beberapa senter luas permukaan tubuh sebaiknya dirawat di unit perawatan
menyarankan pemberian transfusi untuk hematokrit kurang yang secara bakteriologis terkendali untuk mencegah terjadi-
dart 30Vo atau hemoglobin kurang dari 10 gldL pada penderita nya kontaminasi silang, dan, untuk mempertahankan berada
dengan infeksi sistemik, hemoglobinopati, penyakit kardiopul- dalam lingkungan yang terkendali suhu dan kelembabannya
monal, atau diantisipasi (terus terjadi) kehilangan darah pada untuk mengurangi hipermetabolisme. Pada luka bakar derajat
eksisi awal dan cangkok kulit ketebalan penuh. Plasma beku kedua dalam dengan luas lebih dari 10% luas permukaan tu-
segar terindikasi jika penilaian klinis dan laboratoris menun- buh sebaiknya dilakukan eksisi tangensial dan cangkok kulit
jukkan adanya defisiensi faktor penjendalan, kadar protrombin dini. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, diperlukan ek-
di atas 1,5 kali kontrol, atau waktu tromboplastin parsial lebih sisi dan cangkok kulit berikutnya luka bakar derajat ketiga dan
besal 6u.i 1,2 kali kontrol pada penderita yang menunjukkan derajat kedua dalam pada korban luka bakar luas. Eksisi dan
perdarahan atau yang dijadwalkam mendapatkan tindakan in- penutupan luka segera dapat dilakukan dengan autograft, yang
vasif atau tindakan cangkok kulit yang dapat mengakibatkan sering harus "dibuat jala" untuk meningkatkan efisisensi pe-
estimasi kehilangan darah lebih dari setengah volume darah nutupan. Pengganti kulit yang dapat diterima lainnya, seperti
penderita tersebut. Plasma beku segar digunakan pada tindak- allograft, xenograft kulit artifisial, atau biakan sel-sel epider-
an resusitasi volume dalam 72 jam pertama setelah cedera mal, mungkin sangat diperlukan oleh penderita luka bakar luas
pada penderita yang berusia kurang dari 2 tahun dengan luka untuk mengurangi kehilangan cairan, elektrolit, dan protein,
bakar lebih dari 20Vo luas permukaan tubuh atau dengan cede- seria mengurangi rasa nyeri dan kehilangan panas. Eksisi dini
ra inhalasi sedang. dapat dengan aman dilakukan oleh tim luka bakar yang sudah
Natrium mungkin perlu diberikan pada penderita luka ba- berpengalaman, sementara resusitasi cairan luka bakar tetap
kar lebih dari 20Vo luas permukaan tubuh, terutama jika digu- dilanjutkan. Yang penting diperhatikan untuk mendapatkan
nakan larutan 0,5Va nitrat perak sebagai penutup luka antibak- keberhasilan adalah : (1) penentuan yang tepat kedalaman luka
teria topikal. Kehilangan natrium akibat terapi nitrat perak bakar praoperasi dan intraoperasi, (2) pemilihan taraf operasi
dapat mencapai 350 mMol natrium,/m2 daerah petmukaan yang aman serta pemilihan waktu yang tepat, (3) pengendalian
yang terbakar. Pemberian tambahan natrium klorida oral 4 kehilangan darah intraoperatif, (4) instrumentasi spesifik, (5)
g/m' luas daerah luka bakar dalam 24 jam biasanya dapat pilihan dan penggunaan antibiotik perioperatif, dan (6) jenis
diterima dengan baik. Dosis ini dibagi menjadi 4-6 dosis yang penutup luka yang dipilih.
sama untuk mencegah diare osmotik. Tujuannya adalah untuk DUKUNGAN NUTRISI. Pemenuhan peiningkatan kebutuhan
m^npertahankan kadar natrium serum lebih dari 130 mEq/L energi merupakan prioritas penting penanganan luka bakar.
dan kadar natrium urin lebih dari 30 mBqlL.Pemberian tam- Cedera luka bakar mengakibatkan respons hipermetabolik
bahan kalium intravena diberikan untuk mempertahankan ka- yang ditandai dengan katabolisme protein dan lemak. Anak
dar kalium serum lebih dari 3 mEq/dl. Kehilangan kalium da- dengan luka bakar 40Vo total luas permukaan tubuh menga-
pat meningkat secara bermakna jika diperlukan pemberian lami peningkatan pembuangan energi istirahat sekitar 50Vo di
terapi aminoglikosida, diuretik, atau amfoterisin. atas derajat umurnya. Eksisi dan cangkok kulit dini dapat
PENCEGAHAN INFEKSI. Penggunaan terapi penisilin seba- menurunkan stres seperti ini. Nyeri, ketakutan dan imobi-
gai tindakan profilaktik untuk semua penderita luka bakar akut lisasai meningkatkan .kebutuhan fisiologis; kebutuhan akan
yang dirawat inap masih merupakan kontroversi. Pada bebera- makin ditingkatkan oleh stres dingin jika suhu dan kelemba-
pa unit, terapi penisilin selama 5 hari digunakan pada semua ban tidak dikendalikan. Hal ini terutama terjadi pada bayi ke-
342 BAGIAN VIII . Anak Sakit Akut

cil yang rasio luas permukaan-terhadap-massa tubuh terbesar nya. Estimasi mortalitas bervariasi tergantung pada kliteria
sehingga mengakibatkan terbuangnya panas relatif lebih ba- diagnosis yang digunakan, tetapi biasanya antarc45-60Vo pada
nyak daripada pada anak remaja dan orang dewasa. Kebutuhan orang dewasa, tanpa ada angka yang pasti untuk anak-anak.
kalori dapat diturunkan dengan mengendalikan suhu sampai Evaluasi jalan napas bertujuan untuk mengidentifikasi dini ce-
28-33'C, selimut yang cukup selama transportasi dan penggu- dera inhalasi. Cedera saluran pernapasan dapat terjadi akibat
naan analgesik dan ansiolitik yang memadai. Unit khusus un- (1) panas langsung (lebih berat terjadi pada cedera luka bakar
tuk mengendalikan suhu dan kelembaban mungkin diperlukan uap panas), (2) asfiksia akut, (3) keracunan karbon monoksida,
oleh penderita luka bakar luas. Interval tidur yang cukup sa- dan (4) uap beracun, termasuk sianida. Sulfur dan nitrogen ok-
ngat penting dan harus diupayakan rutin. sida serta alkali yang terbentuk akibat terbakarnya bahan sin-
Tujuan program penambahan kalori adalah untuk memper- tetis menghasilkan bahan kimia korosif yang dapat mengerosi
tahankan berat badan dengan menurunkan kebutuhan me- mukosa dan mengakibatkan pengelupasan berat. Pajanan ter-
tabolisme. Hal ini mencegah kehilangan massa tubuh tanpa hadap asap dapat mengakibatkan kerusakan surfaktan dan pe-
lemak melalui ekskresi pemborosan nitrogen. Kalori diberikan nurunan produksinya, menimbulkan atelektasis. Cedera inha-
1,5-2 kali laju metabolik basal, dengan proten 1,5-2 g/kg berat lasi dan luka bakar bersifat sinergistik, kombinasi penga-
badan. Kami mengevaluasi respons dengan membandingkan ruhnya dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
antara masukan makanan dengan pemeriksaan metabolik un- Komplikasi luka bakar dan inhalasi paru dapat dibagi men-
tuk dapat dengan lebih tepat menyesuaikan dengan kebutuhan jadi tiga sindrom klinis yang berbeda, masing-masing dengan
kalori daripada hanya dengan menggunakan penghitungan for- gambaran klinis dan pola temporal yang berbeda : (1) keracu-
mula sederhana (penghitungan dari penggunaan energi istira- nan karbon monoksida dlni, obstruksi jalan napas, dan edenia
hat (resting energy expenditure IREEI) seperti yang terukur paru merupakan gejala utama. (2) Sindrom distres pernapasan
dengan kalorimetri indirek dengan penambahan 40-50 Vo w- deWasa (adult respiratory distress syndrome, ARDS) yang bia-
tuk aktivitas-REE x 1,4). sanya baru kemudian secara klinis menjadi jelas, pada 24-48
Kalori tambahan tidak hanya diperlukan untuk stabilisasi, jam, meskipun dapat juga timbul lebih lama lagi (Lihat bab
teLapijuga untuk pertumbuhan. Multivitamin, terutama kelom- 60-7). (3) Komplikasi lambat (beberapa hari atau minggu) ter-
pok vitamin B, vitamin C, vitamin A, dan seng, serta penam- masuk pneumonia dan emboli paru. Risiko cedera inhalasi ha-
bahan kalori, sangat diperlukan. Bila mungkin, alimentasi rus dinilai dengan riwayat terjadinya cedera nyata (pem-
harus segera dimulai, baik secara per oral maupun secara pa- bengkakan atau bahan-bahan karbon dalam hidung) dan dite-
renteral, setelah dimulainya fase resusitasi. Penderita dengan mukannya karboksihemoglobin secara laboratoris dan gas da-
luka bakar lebih dari 40Vo luas permukaan tubuh memerlukan rah arterial. Terapi awal terutama ditujukan untuk meman-
pipa lambung atau pipa makanan usus kecil untuk memudah- tapkan dan mempertahankan kelancaran jalan napas melalui
kan pemberian kalori secara terus menerus dan menimbulkan intubasi nasotrakhea dini, cepat dan tepat, serta memastikan
stabilj"asi tanpa ada risiko aspirasi. Nutrisi parenteral segera kecukupan ventilasi dan oksigenasi. Toilet paru agresif dan
dihentikan setelah cara pemberian kalori yang lebih sederhana fisioterapi dada sangat perlu pada penderita yang mendapatkan
dapat dilakukan untuk mengurangi komplikasi infeksi. Pembe- intubasi nasotrakhea berkepanjangan atau trakheotomi. Terse-
rian hormon pertumbuhan dapat mempercepat penyembuhan dianya bahan pipa endotrakheal yang lebih tidak bersifat irita-
tempat donor, pencapaian keseimbangan nitrogen positif yang tif dan perbaikan disain pipa dan manset telah memungkinkan
lebih dini dan penurunan laju pemecahan protein. Meskipun dilakukannya intubasi translaring yang lebih lamA secara pro-
gresif. Mengi sering terjadi, penggunaan aerosol agonis-B ber-
demikian, eksisi dini dan pemasangan cangkok kulit merupa-
kan cara terbaik menurunkan stres kalori. manfaat. Jika harus dilakukan trakheotomi, tindakan tersebut
TERAPI TOPIKAL. Terapi topikal sangat sering digunakan harus ditunda sampai luka bakar pada daerah atau di dekat
dan cukup efektif terhadap kebanyakan patogen luka bakar. tempat tindakan telah menyembuh. Tindakan ini dilakukan se-
cara elektif di bawah pengaruh anestesi dengan posisi trakhea
Berbagai agen (nitrat perak 0,5Vo, krem sulfasetamid asetat,
dan sulfadiazine perak) telah tersedia, tergantung pilihan unit dan hemostasis optimal. Pada penderita dengan cedera inha-
luka bakar yang bersangkutan. Kami biasa menggunakan pem- lasi, penderita yang mengalami luka bakar daerah leher dan
muka berisiko mengalami obstruksi jalan napas atas mendadak
balut topikal nitrat perak O,5Vo,tetapi ini hanya digunakan oleh
sebagian kecil, kebanyakan unit lebih menyukai sulfadiazine sehingga intubasi endotrakhea merupakan tindakan penyela-
perak. Setiap agen topikal mempunyai kelebihan dan keku- matan jiwa. Pipa endotrakhea dapat dipertahankan selama
rangan dalam pemakaian, kenyamanan, dan spektrum bakteri- berbulan-bulan tanpa memerlukan trakheostomi. Ekstubasi ha-
ostatik. Sulfasetamid asetat,telah terbukti sebagai agen ber- rus ditunda sampai penderita memenuhi kriteria untuk dapat
mempertahankan j alan napas.
spektr-rm luas yang sangat efektif dengan demikian kemam-
puan menembus eskar luka bakar dan dengan merupakan' Tanda cedera sistem saraf sentral aktbat hipoksemia yang
pengobatan pilihan untuk cedera pada permukaan kartilago, ditimbulkan oleh asfiksia atau keracunan karbon monoksida
seperti telinga. Namun, aktivitas hambatan karbonik anhidrase dapat bervariasi dari iritabilitas sampai depresi. Keracunan
sulfasetamid dapat menimbulkan gangguan keseimbangan karbon monoksida dapat ringan (<20% HbCO) dengan sedikit
asam-basa jika digunakan untuk daerah kulit yang luas. Se- dispnea dan, penurunan ketajaman penglihatan serta fungsi
dangkan efek samping agen yang mengandung sulfur dapat otak yang lebih tinggi; sedang (20-40% HbCO) dengan irita-
mengakibatkan leukopenia sementara. bilitas, mual, penglihatan kabur, gangguan pengambilan kepu-
CEDERA INHALASI. Cedera ini sangat berbahaya untuk tusan, dan cepat lelah; atau berat (40-60V0 HbCO), menim-
bayi dan anak, terutama jika telah ada kelainan paru sebelum- bulkan kebingungan, halusinasi. ataksia, kolaps, dan koma.
60 I Perawatan Kritis Anak 343

Pengukuran langsung karboksihemoglobin (HbCO) sangat non-farmakologis, di samping intervensi farmakologis harus
penting untuk diagnosis dan prognosis, karena menggambar- selalu dinilai selama masa perawatan. Analgesia opiat yang
kan derajat hipoksia jaringan yang disebabkan oleh pengga- diberikan dalam dosis yang cukup dan diberikan pada waktu
bungan karbon monoksida dan hemoglobin, serta perubahan tertentu pada saat penggantian perban sangatlah bermanfaat.
bentuk dan posisi kurva disosiasi oksigen. Pao, dapat normal, Adanya orang tertentu yang selalu ada untuk memberi du-
sedangkan nilai saturasi oksihemoglobin dapat menyesatkan kungan dan "mengenali" profil penderita akan dapat mengin-
karena HbCO tidak terdeteksi dengan uji saturasi yang biasa tegrasi dan mendorong partisipasi penderita dalam perawatan
digunakan. luka bakar. Masalah kurang pengobatan paling lazim pada re-
Anak-anak yang berada dalam lokasi kebakaran harus di- maja, yang padanya ada kekuatiran ketergantungan obat yang
mondokkan untuk setidak-tidaknya 24 jam untuk observasi dapat secara keliru mempengaruhi pengobatan. Masalah lain
yang teliti. Jika dicurigai ada keracunan kqrbon monoksida, adalah, bahwa pengalaman nyeri tertentu penderita mungkin
oksigen 700Vo yang dilembabkan harus diberikan, pemberian disalah-artikan; misalnya, pada penderita yang cemas, yang bi-
terapi hiperbarik juga harus dipertimbangkan (lihat Bab 419). ngung dan kesepian, atau yang mempunyai gangguan emo-
Terapi oksigen hiperbarik mungkin perlu ditunda pada sional sebelumnya, luka yang sangat kecil pun dapat menim-
penderita luka bakar kritis yang memerlukan resusitasi dan bulkan nyeri yang sangat berat. Obat-obat ansiolitik ditambah
perawatan intensif. Lagi pula. perlu pula dipikirkan diagnosis analgetik biasanya cukup membantu dan mempunyai penga-
dan terapi kemungkinan .keracunan sianida (dari plastik yang ruh lebih dari sekedar sinergistik, Bentuk penghilang nyeri
terbakar). atau kecemasan lain, seperti teknik relaksasi, dapat menu-
REKONSTRUKSI DAN REHABILITASI. Untuk nrendapatkan runkan respons stres fisiologis. Perhatian yang sama juga.
hasil kosmetik dan fungsional yang maksimal, di samping diperlukan untuk mengurangi stres penderita yang diintubasi.
ketidaktergantungan, terapi fisik dan kerja harus sudah dimulai Kami menggunakan morfin sulfat oral yang segera langsung
pada hari mulai masuk rumah sakit, dan dilanjutkan selama pada jadwal konsisten dengan dosis awal 0,3-0,6 mg/kg berat
mondok, juga pada beberapa penderita, sampai keluar dari ru- badan tiap 4-6 jam pada mulanya dan sampai penutupan luka
mah sakit. Rehabilitasi fisik meliputi posisi penderita, pembid- selesai. Morfin sulfat.bolus intravena dengan dosis 0,05-0,1
aian, dan latihan fisik-yang meliputi gerakan aktif maupun mg/kg berat badan tiap 2 jam diberikan pada penderita yang
pasif, bantuan untuk melaksanakan kegiatan kehidupan sehari- lebih besar dengan menggunakan protokol-pengendalian anai-
hari dan berjalan bertahap. Tindakan-tindakan ini memperta- gesia penderila ( patient- controlled analge s ia, PCA). Morfin
hankan kecukupan aktivitas sendi dan otot, disertai dengan sulfat suppositoria rektum mungkin berguna dalam dosis tam-
jangkauan gerakan senormal mungkin setelah sembuh atau re- bahan 0,3-0,6 mg/kg berat badan tiap 4 jam. Untuk kecemas-
konstruksi. Terapi tekanan perlu untuk mengurangi terbentuk- an, lorazepam diberikan pada jadwal konsisten, 0,04 mg/kg
nya jaringan parut hipertrofik. Berbagai jenis pakaian dengan berat badan/dosis, tiap 8 jam. Untuk mengendalikan nyeri se- .
bentuk tertentu telah tersedia atau dapat dipesan untuk berba- lama tindakan (penggantian perban atau pembersihan luka),
gai tempat jaringan parut. Pakaian yang dibuat khusus ini morfin oral dengan dosis 0,3-0,6 mgikg berat badan diberikan
memberikan tekanan terus menerus pada daerah berjaringan setengah jam sebelum tindakan, ditambah morfin bolus intra-
parut, memendekkan waktu maturasi dan mengurangi kete- vena dengan dosis 0,05-0,1 mg/kg berat badan yang diberikan
balan jaringan parut, serta mengurangi kemerahan dan rasa ga- segera sebelum tindakan. Untuk menghilangkan kecemasan,
tal yang menyertai. Penyesuaian terus menerus daerah berja- Lorazepam dosis 0,04 mg/kg berat badan diberikan per oral,
ringan parut (pelepasan jaringan parut, cangkok kulit' penga- atau kalau perlu, intravena, sebelum tindakan. Selama proses
turan kembali) dan tindakan operasi kosmetik minor multipel penyapihan dari analgesik, kita menggunakan opiat oral dan
rnungkin diperlukan untuk memperoleh fungsi jangka panjang mengurangi dosis dengan 25Vo selama 1-3 hari, kadang-
dan memperbaiki penampilan. Penggantian daerah alopesia kadang, sambil menurunkan dosis opiat, diberikan tambahan
dan jaringan parut dapat dilakukan dengan teknik ekspansi ja- asetaminofen. Obat anti-kecemasan disapih dengan menurun-
ringan. kan dosis benzodiazepin25-50Vo tiap dosis selama 1-3 hari.
MENGURANGI NYERI DAN PENYESUAIAN PSIKOLOGIS. Untuk penderita yang mendapatkan ventilasi, pengendalian
Pemberian analgesia dan ansiolitik cukup serta dukungan psi- nyeri diperoleh dengan menggunakan morfin sulfat bolus in-
kologis sangat penting untuk mengurangi stres metaholik dini. travena intermiten, dengan dosis 0,05-0,1 mglkg berat badan
menurunkan kemungkinan terjadinya sindrom stres pasca yang diberikan tiap 2 jam. Dosis dapat ditingkatkan bertahap.
lrauma dan memudahkan stabilisasi dan rehabilitasi selanjut- Beberapa penderita mungkin memerlukan infus terus menerus,
nya. Orangtua dan keluarga memerlukan dukuhgan tim untuk mulai dengan dosis 0,05 mg/kg berat badan/jam dan dapat di-
dapat melalui masa-masa sulit dan menerima perubahan pe- tingkatkan bgrtahap sesuai kebutuhan. Naloxone untuk antido-
nampilan di kemudian hari. tum harus selalu tersedia. Jika diperlukan untuk kisis jalan
Tatalaksana Nyeri. (lihat juga Bab 62). Korban luka bakar nafas, harus diberikan pada dosis 0,1 mg/kg berat badan, baik
menunjukkan fluktuasi intensitas nyeri yang lebar dan sering. secara intravena maupun intramuskular. Untuk penderita de-
Penilaian nyeri tergantung pada dalamnya luka bakar, fase ngan bantuan respirasi yang memerlukan penenang, midazo-
penyembuhan, umur dan tahap perkembangan emosional, kog- lam (Versed) diberikan secara bolus intravena intermiten
nisi, pengalaman dan efisiensi tim perawatan, analgesia dan (dosis 0,04 mg/kg berat badan diberikan dalam suntikan pelan
obat lainnya, ambang nyeri, serta faktor perseorangan dan bu- tiap 4-6 jam) atau infus berkelanjutan. Penderita yang diin-
daya. Pengendalian rasa sakit selama penggantian perban me- tubasi tidak memerlukan penghentian opiat selama proses pe-
rupakan hal yang terpenting. Penggunaan berlagai intervensi nyapihan dari ventilator. Dosis benzodiazepin harus dikurangi
344 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

sampai setengahnya selama 24-12 1am sebelum ekstubasi kare- tas tinggi, termasuk amputasi tungkai besar. Titik masuk dan
na penghentian benzodiazepin yang terlalu mendadak dapat keluarnya aliran melalui kulit menunjukkan gambaran khas
mengakibatkan kejang. yang sesuai dengan densitas dan panas aliran. Kebanyakan ti-
Masuk Sekolah Kembali. Kembali ke kehidupan sosial sama tik masuk terletak pada tungkai atas, dengan luka keluar kecil
pentingnya bagi yang bertahan hidup sebagaimana dengan re- pada tungkai bawah. Jalur aliran listrik menempuh jarak ter-
susitasi dan penyembuhan luka. Perencanaan untuk kembali ke pendek antara titik tempat masuk dan titik tempat keluar, dan
rumah dan ke sekolah sering memerlukan kunjungan sekolah dapat menimbulkan cedera pada semua organ atau jaringan
prakepulangan, mobilisasi layanan sekolah setempat, dan dis- yang dilewati oleh aliran. Luka keluar multipel pada beberapa
kusi dengan tim luka bakar, layanan pediatri/perawat kunjung- penderita menunjukkan kemungkinan adanya beberapa jalur
an rumah setempat. Fisioterapi dan dukungan tutorial di rumah aliran listrik di dalam tubuh, sehingga semua struktur dalam
untuk jangka pendek mungkin diperlukan agar anak dapat tubuh berrisiko. Kerusakan visera abdomen, struktur dada, dan
mempunyai ketrampilan dan mobilitas untuk mengikuti kegi- sistem saraf pada daerah yang jauh dari cedera tungkai yang
atan sekolah normal. Pulang ke rumah setelah mendapatkan nyata dapat terjadi dan harus dicari, terutama pada cedera de-
cedera iuka bakar yang merusak penampilan merupakan lang- ngan jalur aliran multipel. Kadang-kadang terjadi pemancaran
kah yang besar, baik untuk keluarga maupun untuk penderita. bunga api listrik sehingga terjadi luka bakar api dan menya-
Kemudahan atau kesulitan penyesuaian penting ini tergantung lanya pakaian yang terjadi bersamaan. Kelainan jantung yang
pada berbagai faktor. Yang tidak dapat diabaikan adalah sikap ditunjukkan dengan fibrilasi ventrikel dan henti jantung sering
tetangga, guru, dan teman sebaya. Untuk anak usia-sekolah, dijumpai; penderita cedera tegangan tinggi memerlukan moni-
perencanaan kembali ke sekolah harus dilaksanakan bersa, tor jantung sampai keadaan menjadi stabil dan sepenuhnya di-
maan dengan perencanaan untuk keluar rumah sakit. Merupa- nilai. Kerusakan ginjal akibat nekrosis otot dalam dan mio-
kan peran petugas sosial untuk menilai sikap dan kebutuhan globinuria merupakan komplikasi lain yang mungkin terjadi.
informasi personalia sekolah dan agen komunitas lainnya. Penderita memerlukan diuresis alkali paksa untuk mengurangi
Luka bakar dan jaringan parut menimbulkan kengerian pada kerusakan ginjal. Pembuangan agresif semua jaringan mati
mereka yang tidak terbiasa dengan cederajenis ini dan d.apat atau lemah, bahkan dengan mengambil risiko kehilangan
menimbulkan kecenderungan untuk menghindari atau menga- fungsi, masih merupakan kunci penting tatalaksana yang efek-
ba;kan penderita luka bakar. Meskipun anak sudah siap untuk tif dari kerusakan tungkai akibat listrik. Debridemen dini akan
kembali ke sekolah, sekolah mungkin belum siap untuk mene- memudahkan penutupan luka dini. pembuluh darah besar yang
rima kembalinya anak. Petugas sosial kami mengunjungi seko- rusak harus diisolasi dan dikubur dalam otot yang masih hidup
lah untuk mengurangi kecemasan staf sekolah. Dokter pera- untuk menghindari pajanan. Ketahanan hidup tergantung pada
watan tingkat pertama, biasanya sang dokter ahli anak, mem_ perawatan intensif dini, sedangkan kembalinya fungsi t"rgun_
punyai peran integral dalam memudahkan kembalinya anak tung pada perawatan jangka panjang dan tertundanya bedah
ini. Tujuannya adalah agar anak diperlakukan senormal mung- rekonstruksi.
kin di sekolah, serta untuk menghilangkan kekuatiran orangtua Luka bakar petir terjadi bila aliran listrik berregangan
bahwa anaknya perlu diperlakukan berbeda dan akan lebih tinggi secara langsung mengenai seseorang (paling berbahaya)
rentan sakit dibandingkan anak lain. atau bila aliran tersebut mengenai tanah atau obyek di dekat_
SITUASI KHUSUS. Luka Bakar Listrik. Ada dua jenis luka nya (atau yang disentuhnya). Akan dijumpai peningkatan vol_
bakar listrik: (1) luka bakar listrik kecil yang biasanya ditim- tase (step voltage) bila petir mengenai tanah dan mengalir ke
bulkan oleh gigitan kabel penyambung. Cedera ini mengaki- atas melalui salah satu tungkai kemudian turun melalui tung_
batkan luka bakar mulut setempat, biasanya meliputi bibir atas kai yang lain (alur dengan tahanan terendah).
dan bawah, yang berhubungan langsung dengan kabel pe- Luka bakar petir tergantung pada jalur aliran listrik, jenis
nyambung. Cedera ini dapat mengenai 4tau tidak mengenai pakaian, adanya logam, dan kelembaban kulit. Dapat terjadi
sudut mulut. Karena bukan merupakan cedera konduksi (tidak lesi jalan masuk, jalan keluar, maupun jalur aliran listrik di
meluas keluar dari tempat cedera), anak tidak perlu rawat inap antaranya. Prognosis terburuk bila lesi didapatkan pada kepala
dan perawatan ditujukan pada daerah cedera yang kelihatan atau kedua tungkai. Sering terjadi cedera organ dalam yung Oi_
pada mulut. Pengobatan dengan krem antibiotik topikal sudah lalui aliran listrik. Cedera ini tidak berhubungan dengan berat_
cukup, sampai penderita dikirim ke unit luka bakar rawat jalan nya luka kulit. Luka bakar linier terjadi pada tempat_tempat
aiau ahli bedah plastik. (2) Karegori luka bakar listrik yang le- yang berkeringat. Luka bakar ini biasanya berderajat satu atau
bih penting adalah luka bakar kabel tegangan tinggi. penderita dua. Pola seperti bulu burung atau bercabang-cabang merupa-
harus dimondokkan tanpa memandang luasnya daerah permu- kan ciri khas cedera petir. petir dapat menyalakan pakaian
kaan yang terbakar. Sering terjadi cedera otot dalam yang ti- atau menimbulkan luka bakar kulit yang berat akibat logam
dak selalu dapat dilihat pada awal terjadinya cedera luka ba- pa- kaian yang memanas.
kar. Cedera ini biasanya berasal dari tegangan tinggi (>1.000 Komplikasi interna luka bakar petir meliputi henti jantung
volt) dan rerurama terjadi pada instalasi regangan tinggi, seper- akibat asistole, hipertensi sementara, kontraksi ventrikular pre_
ti pusat tenaga listrik atau jalan kereta api. Misalnya anak kecil . matur, fibrilasi ventrikel, dan iskemia
miokardium. Kompli_
yang memanjat tiang listrik dan karena keingintahuannya me- kasi jantung yang paling berat dapar membaik jika pada pen-
nyentuh kotak listrik atau secara tidak sengaja menyentuh ka- derita dilakukan resusitasi kardiopulmonal (Bab 60.2). Kom-
bel listrik tegangan tinggi. Ceder.a ini mempunyai angka mor- plikasi sistem saraf sentral (SSS) meliputi edema serebri, per_
talitas 3 -l5Va penderita yang datang ke rumah sakit untuk darahan SSS, kejang, perubahan suasana hati, depresi, dan
pengobatan. Yang bertahan hidup mempunyai angka morbidi- paralisis tungkai bawah. Rhabdomiolisis dan mioglobinuria
60 I Perawatan Kritis Anak 345

(dengan kemungkinan gagal ginjal) merupakan komplikasi Strongin J, Hales CA: Pulmonary disorders in the bum patient. 1nj Martyn JAJ
(ed): Acute Management of the Burned Patient. Philadelphia, WB Saun-
yang lain.
ders, 1990. pp 25-45.
Gagal Ginjal pada Luka Bakar. Gagal ginjal pada luka bakar Vdlinsky J, Hanson J, Lustig J: Lightning burns. Arch Pediatr Adolesc Med
paling baik diklasifikasikan menurut onset pasca terjadinya ce- 148:529.1994.
dera luka bakar. Gambaran klinis kebanyakan kasus adalah ga-
gal ginjal tanpa oliguria, sehingga pengaturan keseimbangan
cairan dan elektrolit sangatlah sulit. Yang perlu diperhatikan 60.6 Cedera Dingin
dalam penanganan gagal ginjal penderita luka bakar adalah
adanya kebocoran kapiler fase awal yang menyulitkan resusi- John T. Herrin clan Alia Y. Antoon
tasi, stres metabolik berat dengan peningkatan risiko hiperka-
lemia. dan cepat timbulnya azotemia. Penderita tersebut me- Makin besarnya peran serta orang sipil dalam kegiatan
merlukan masukan kalori dan protein yang lebih banyak untuk snowmobiling, mendaki gunung, berjalan kaki di musim di-
mencegah stres katabolik dan untuk mempercepat penyembu- ngin, dan berski, telah meningkatkan risiko terjadinya cedera
han luka, baik pada tempat luka bakar maupun tempat donor. dingin. Cedera dingin dapat terjadi dalam bentuk kerusakanja-
Jadi, harus ada keseimbangan masukan kalori dan protein, bila ringan lokal, dengan pola cedera tergantung pada pajanan ter-
perlu dengan dialisis berulang. hadap dingin lembab-frostnip, kaki terendam atav trench-
Gagal ginjal dapat terjadi awal atau lambat, 1-3 minggu. foot-atau pun dingin kering, yang mengakibatkan sengatan
Gagal ginjal awal dapat terjadi segera setelah kejadian luka dingin (frostbite) lokal atau pengaruh menyeluruh umum (hi-
potermia).
bakar bila terjadi keterlambatan resusitasi yang disertai hipo-
voleinia, atau jika terjadi nefropati pigmen berat (hemoglobin- PATOFISIOLOGI. Kristal es dapat terbentuk di dalam arau
uria dengan cedera luka bakar pada daerah tertutup atau mio- di antara sel, mengganggu aktivitas pompa natrium normal
globinuria akibat cedera otot dalam atau pasca eskarotomi). dan mengakibatkan pecahnya membran sel. Kerusakan selan-
jutnya dapat ditimbulkan oleh penjendalan sel-sel darah merah
Hal ini terjadi bersamaan dengan stres katabolik maksimal
atau trombosit, yang menimbulkan emboli mikro atau throm-
awal, sehingga diperlukan dialisis berulang untuk memperta-
hankan sirkulasi dalam keadaan adanya kebocoran kapiler bosis. Aliran darah dari daerah yang terkena dapat disimpang-
yang jelas. Dialisis berulang ini juga untuk memungkinkan kan oleh impuls neurovaskular akibat cedera dingin. Pe-
diberikannya cukup kalori dan protein untuk mengurangi stres nyimpangan ini akan sering mengorbankan bagian yang ter-
kena cedera untuk menyelamatkan sebanyak mungkin jaringan
katabolik, Gagal ginjal lqmbqt dapat terjadi akibat sepsis atau
toksisitas obat. Pada saat tersebut, stres katabolik tidak terlalu
dan seluruh tubuh. Spektrum cedera bervariasi dari ringan
sampai berat, serta menggambarkan gangguan struktural dan
berat, sehingga dapat digunakan indikasi standar untuk dia-
fungsional pembuluh darah kecil, saraf, dan kulit.
lisis.
ETIOLOGI. Secara umum, panas tubuh dapat hilang melalui
konduksi (pakaian basah, kontak dengan logam atau benda pa-
dat lain yang menghantarkan panas lainnya), konveksi (angin
ABLS Advanced Burn Life Support Course Providers Manual. Lincoln, Ne- dingin), dan radiasi. Kerentanan terhadap cedera dingin dapat
braska Bum Institute. ditingkatkan oleh dehidrasi, alkohol atau kelebihan obat, pe-
Bell SJ, Blackburn GL: Nutritional support of the bum patient. 1n.' Martyn
JAJ, (ed): Acute Management of the Bumed Patient. Philadelphia, WB
nyalahgunaan bahan, gangguan kesadaran, kelelahan, kela-
Saunders, 1990, pp 138-158. paran, anemia, gangguan sirkulasi akibat penyakit kardio-
Caraval HF, Park DH: Bums in Children: Pediatric Bum Management. Chi- vaskular, sepsis, atau pada anak yang sangat muda atau orang
cago, Year Book Medical, 1988. Flynn AE, Gunter LL: Rehabilitation of yang sangat tua.
the burn patient. /n: Martyn JAJ (ed): Acute Management of the Burned Pa-
tient. Philadelphia, WB Saunders, 1990, pp 320-332.
Hipotermia terjadi bila tubuh tidak dapat lagi memperta-
Gore DC, Honeycutt D, Jahoor F, et al: Effect of exogenous growth hormone hankan suhu nomal. Bila proses menggigil berhenti, tubuh ti-
on whole body and isolated-limb protein kinetics in burned patients. Arch dak mampu menghangatkan dirinya lagi. Bila suhu inti tubuh
Surg 126:38, 1991. turun di bawah 35"C, terjadi sindrom hipotermia. Angin
Henrdon DN, Barrow RE, Broemeling LD, et al: Effect of exogenous growth
hormone on the rate of donor site healing in pediatric burn patients. Ann
dingin, pakaian yang basah atau tidak memadai atau faktor
Swg2l2:424, 1990. lain keduanya meningkatkan risiko terjadinya cedera lokal dan
Henin JT: Management of the pediatric patient with burns. 1n.' Ichikawa I dapat menyebabkan hipotermia yang berbahaya, bahkan bila
(ed): Pediatric Textbook of Fluids and Electrolytes. Baltimore, Williams suhu lingkungan tidak kurang dari 17-20"C (50-60"F).
and Wilkins, 1990, pp 388-401.
Herrin JT: Renal function in burns. /n: Martyn JAJ (ed): Acute Management MANIFESTASI KLlNlS. Frostnip. Keadaan ini menimbulkan
ofthe Burned Patient. Philadelphia, WB Saunders, 1990,239-255. daerah pucat, dingin dan keras pada muka, telinga, atau tung-
Hight DW, Bakalar HR, Lloyd JR: Inflicted burns in children: Recognition kai. Dapat timbul bula atau pdngelupasan dalam waktu 24-12
and treatment. J AMA, 242:511 , 1979.
jam berikutnya, kadang-kadang menimbulkan gejala sisa hi-
Milner S, Hodgetts T, Rylah L: The bums calculator: A simple proposed guide
for fluid resuscitation. I-ancet 342:1089, 1993. persensitifitas terhadap dingin sampai beberapa hari atau
Moore P. Blackeney P, Broemeling L, Portman S: Psychologic adjustment af- minggu. Terapi cukup dengan menghangatkan menggunakan
ter childhood burn injuries as predicted by personality traits. J Bum Care tangan yang tidak terkena atau benda hangat sebelum lesi
Rehab l4:80, 1993.
Remensynder JP: Acute electrical injuries. In: Manyn JAJ (ed): Acute Man-
mencapai tingkat menyengat atau nyeri, maupun timbulnya
agement of the Burned Patient. Philadelphia, WB Saunders, 1990, pp 66- mati rasa.
ll6.
Kaki terendam (Trench Foof) Keadaan ini terjadi bila kaki
Sheridan RL, Tompkins RC, Burke JF: Management of burn wounds with
prompt excision and immediate closure. J Intensive Care Med 9:6. 1994. terpajan pada sepatu bot yang dingin dan lembab atau basah
346 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

tanpa ventilasi yang memadai. Tungkai dingin dan mati rasa, letargi berat, kelelahan, inkoordinasi, dan apati yang segera di-
yang menjadi pucat, edema, dan basah. Selanjutnya sering ter- sertai dengan kebingungan mental, kekikukan, iritabilitas,
jadi maserasi jaringan dan infeksi serta gangguan autonom halusinasi dan akhirnya bradikardi. Meskipun demikian, bebe-
berkepanjangan. Gangguan autonom ini mengakibatkan me- rapa penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes melitus, hi-
ningkatnya produksi keringat, rasa nyeri dan hipersensitivitas perinsulinemia, dan penyalahgunaan bahan mungkin tetap ha-
terhadap perubahan suhu, yang dapat menetap selama berta- rus dipertimbangkan dalam diagnosis banding. penurunan su-
hun-tahun. Terapinya sebagian besar bersifat pencegahan dan hu rektum sampai kurang dari 34'C (93"F) merupakan petun-
menggunakan sepatu yang ukurannya sesuai, tidak terlalu juk diagnosis yang paling membantu.
sempit, terisolasi baik dan kedap air. Bila kerusakan telah ter- Tindakan terpenting adalah pencegahan. Untuk mereka
jadi, perlu segera dilakukan penggantian pakaian dan sepatu yang terlibat dalam olah raga musim dingin, penggunaan ber-
yang lebih sesuai dan lebih kering. Integritas kulit dirawat de- lapis-lapis pakaian hangat dengan sifat kedap air yang cukup
ngan membuat daerah yang terkena tetap kering, terventilasi serta perlindungan terhadap angin; sarung tangan dan kaos
baik, dan mencegah atau mengobati infeksi. Tindakan simto- kaki dalam sepatu bot yang terisolasi baik tetapi tidak meng-
matis yang dapat dilakukan adalah semua hal yang memung- ganggu sirkulasi, serta pgnutup kepala yang hangat, sangatlah
kinkan pengendalian gejala autonom. penting. Tiga puluh persen kehilangan panas berasal dari ke-
Sengatan Dingin (Frostbite),Pada keadaan ini, sengaran dan pala. Persediaan makanan dan minuman selama gerak badan
nyeri awal kulit berkembang menjadi daerah yang mati rasa, juga harus cukup. Peserta olahraga musim dingin juga harus
anastetik pucat, keras dan dingin. Bila dihangatkan, daerah ter- waspada terhadap timbulnya bagian tubuh yang dingin atau
sebut menjadi seperti berjerawat, gatal, dan sering memerah, mati rasa, terutama daerah hidung, telinga, atau tungkai. Mere-.
bengkak dan sangat nyeri. Spektrum cedera dapat berkembang ka juga harus tahu bagaimana cara menghangatkan tubuh se-
kembali ke keadaan yang sepenuhnya normal atau ke kerusak- tempat dan mencari perlindungan bila mereka mendeteksi
an jaringan yang lebih luas, bahkan dengan gangren, jika tidak adanya gejala kedinginan lokal.
dilakukan terapi dini. Terapi pada tempat kejadian bertujuan untuk mencegah
Terapi meliputi menghangatkan daerah yang rusak. Keru- kehilangan lebih banyak panas, serta pemindahan dini ke tem-
sakan yang lebih parah yang dapat terjadi akibat menggosok pat perlindungan yang memadai (Bab 60.4). pakaian kering
daerah yang terkena dengan es atau salju. Penghangatan awal harus segera diberikan, pemindahan juga harus segera dilak-
seperti pada/rostnip dapat dicoba. Daerah yang terkena dapat sanakan bila denyut nadi masih ada. Jika tidak didapatkan de-
dihangatkan dengan tangan yang tidak terkena, perut, arau ak- nyut nadi pada pemeriksaan pertama, harus segera dilakukan
sila sambil menunggu rujukan ke fasilitas yang memungkin- resusitasi kardiopulmonal (Bab 60.2). Selama pemindahan, ge-
kan dilakukannya pemanasan yang lebih cepat dengan mandi taran dan gerakan yang mendadak perlu dihindari karena hal
air (wcter bath). Ilka kulit membengkak dan nyeri, pemberian ini dapat mengakibatkan aritmia ventrikular. Kadang-kadang
obat anti radang mungkin dapat menolong, dan analgesik perlu sulit mendapatkan irama sinus normal selama hipotermia.
diberikan. Siklus pembekuan dan pencairan jauh lebih berba- Jika penderita sadar, harus dianjurkan melakukan aktivitas
haya menimbulkan terjadinya kerusakan jaringan yang perma- otot ringan dan diberi minuman hangat. Jika penderita tidak
nen. karena itu mungkin perlu penundaan penghangatan de- sadar, penghangatan eksterna dengan menggunakan selimut
finitif dan hanya melakukan tindakan ringan jika penderita ha- dan kantong tidur, harus pada mulanya diberikan, kalau perlu
rus berjalan menggunakan kakinya yang rusak ke tempat te- dengan menidurkan seorang teman di sebelahnya untuk me-
rapi definitif. Di rumah sakit, daerah yang terkena dapat diha- ningkatkan efisiensi penghangatan. Di tempat perawatan defi-
ngatkan dengan air hangat (suhu sekitar 42'C). Hati-hati, ja- nitif, segera berikan inhalasi udara atau oksigen lembab ha-
ngan sampai membakar daerah kulit yang anastetik. Obat va- ngat, bantalan penghangat atau selimut hangat sambil me-
sodilator. seperti prazosin atau fenoksibenzamin rnu.ngkin nunggu dipersiapkannya suhu tempat penghangat sampai men-
membantu. Antikoagulan (heparin, dekstran) memberikan ha- capai 45-48"C (l l3-118"F). Perlu dilakukan monitor kimia se-
sil yang meragukan. Oksigen hanya perlu untuk dataran tinggi. rum dan elektrokardiogram sampai suhu inti mencapai 35oC
Hasil tindakan simpatektomi bedah maupun kimiawi juga dira- dan dapat distabilkan. Pengendalian cairan, pH, tekanan darah,
gukan. Hasil optimal didapatkan dengan secara hati-hati mera- dan oksigen sangat penting pada fase awal periode penghanga-
wat daerah yang terkena, pencegahan infeksi dan memper- tan dan resusitasi. Pada penderita dengan kelainan yang sangat
tahankan kekeringan, keterbukaan dan sterilitas daerah yang berat, tindakan penghangatan seperti irigasi kolon atau lam-
telah dihangatkan. Hasil penyembuhan yang sangat baik dapat bung dengan salin hangat atau dialisis peritoneum dapat diper-
dicapai sehingga terapi konservatif dengan observasi jangka timbangkan meskipun pengalaman mengenai hal itu sangat
panjang harus dilakukan sebelum dipertimbangkan melakukan terbatas.
eksisi atau.amputasi jaringan. Analgesik dan pemberian gizi Pembengkakan karena Dingin ([Chilbtain] Pernio). C hitb lain
yang baik,sangat perlu selama periode tunggu yang berkepan- (pernio) adalah suatu bentuk cedera dingin yang berupa lesi
jangan tersebut. eritematosa, vesikular, atau ulseratif. Lesi ini diduga berasal
Hipotermia. Hipotermia dapat terjadi pada olahraga mqsim dari vaskular atau vasokonstriktif. Lesi ini sering gatal, dapat
dingin, bila cedera, kerusakan perlengkapan atau kelelahan pula terasa nyeri dan menimbulkan pembengkakan serta ber-
menurunkan tingkat gerak badan, terutama bila kurang mem- keropeng. Lesi ini paling sering didapatkan pada telinga,
perhatikan datangnya angin dingin. Perendaman dan angin ujung-ujung jari, ibu jari kaki, dan daerah tungkai yang terpa-
dingin lembab dengan cepat dapat menimbulkan hipotermia. jan. Lesi ini dapat menetap selama 1-2 minggu tapi kadang-
Begitu suhu inti tubuh turun, secara tidak disadari akan timbul kadang dapat menetap lebih lama. Terapi meliputi tindakan
60 I Perawatan Kritis Anak 347

profilaksis-menghindari pendinginan berkepanjangan, serta katan permeabilitas membran kapiler alveolus. Alveoli sendiri
melindungi daerah yang potensial rentan terkena dengan topi, sering mengandung cairan tidak homogen, darah, atau agre-
sarung tangan, dan kaos kaki sebagai tindakan pencegahan. gasi leukosit. Stadium eksudatif biasanya mulai pada 6 jam
Prasozin dan fenoksibenzamin mungkin dapat membantu pertama dan dapat berakhir sampai 72 jam sebelum terjadinya
memperbaiki sirkulasi jika hal ini merupakan masalah yang perbaikan atau perburukan. Penderita dapat sembuh dari fase
berulang. Bila ada keluhan sangat gatal, preparat kortiko- eksudatif selama beberapa hari pertama; banyak pula yang
steroid lokal mungkin dapat membantu. berlanjut ke stadium kronis atau proliferatif, yang terjadi
Nekrosis Lemak Akibat-Dingin (Pannikulitis). Cedera yang antara minggu pertama sampai minggu ketiga setelah cedera.
pada umumnya ringan ini sering terjadi pada pajanan udara Fase proLferatif ditandai dengan peningkatan densitas pner.r-
dingin. salju atau es dan timbul dalam bentuk lesi makular mosit tipe II dan fibroblas. Kemudian pneumosit tipe II ini
merah (kadang-kadang biru atau ungu), papular, atau nodular diubah menjadi pneumosit tipe I. Edema interstisial dan.sel-sel
pada tempat-tempat yang terbuka (kadang-kadang pada radang merangsang penumpukan kolagen oleh fibroblas, dan
tempat-tempat yang tertutup). Terapi dengan obat anti radang akhirnya terjadi perubahan dari stadium proliferatif ke stadium
non-steroid. Lesi ini dapat menetap 10 hari-3 minggu. akhir atau stadiunt fibrotik. Stadium fibrotik ini biasanya ter-
jadi jika ARDS telah berlangsung lebih dari 3 minggu. Selama
waktu tersebut, paru-paru dibentuk kembali oleh jaringan ko-
Berkow R (ed): Cold injury The Merck Manual of Diagnosis and Therapy.
lagen sehingga timbul fibrosis paru. Fibrosis sering mengaki-
Rahway. NJ: Merck, Sharp, and Dohme, 1992.
Britt LD. Dascombe WH. Rodriguez A: New horizons in management of hy- batkan penurunan daerah permukaan pertukaran gas yang
pothermia and frosbite injury. Surg Clin North Am, 71:345, 1991. membahayakan.
Shepard RJ: Metabolic adaptions to exercise in the cold- Sports Med 16:266,
PATOGENESIS. Seperti yang diharapkan dari beratnya pe-
l 993.
rubahan struktur paru, disfungsi sistem kardiorespirasi meru-
pakan gambaran fisiologis utama ARDS, dengan gambaran
paling mencolok adalah hipoksemia arteri berat. Rangkaian
60.7 Sindrom Distres Pernapasan Dewase kejadian tepat yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas
Thomas B.Rice kapiler dan timbulnya edema paru belum sepenuhnya dime-
ngerti dan tampaknya bersifat multifaktor. Mediator selular
Sindroma distres pernapasan dewasa (Aclult Respiratory yang mungkin berperan menimbulkan cedera pada endotel
Distress Syndrome IARDS]) adalah suatu sindrom kegagalan meliputi sel-sel radang, neutrofil, fagosit mononuklear,
pernapasan akut yang ditandai dengan edema paru akibat pe- eosinofil, trombosit, fibroblas, dan limfosit. Mediator humoral
ningkatan permeabilitas. Keadaan ini diperagakan dengan dalam sirkulasi yang dapat menyebabkan atau memperberat
adanya infiltrasi luas pada radiografi dada, gangguan oksige- cedera paru meliputi komplemen, endotoksin, sitokin, oksigen
nasi. dan fungsi jantung normal (edema paru non-kardio. radikal bebas, histamin, serotonin, protease. asam lemak be-
genik). Sindrom ini lebih tepat disebut sebagai sindrom distres bas, bahan yang dihasilkan selama koagulopati intravaskular.
pernapasan "akut" karena mulainya bersifat akut dan telah di- dan produk jalur asam arakidonat, terutama prostaglandin,
jumpai pada penderita pediatri berusia 1-2 minggu. Definisi tromboksan, dan leukotrien. Peran berbagai mediator ini pada
sindrom distres pernapasan akut meliputi: (1) oksigenasi buruk terjadinya ARDS sangat bervariasi dan kompleks. Agregasi
(Pao,lFIO2 < 200 tanpa memandang nilai tekanan positif leukosit polimorfonuklear dalam sirkulasi paru tampaknya
akhir-ekspirasi (postive end-expiratory pressure IPEEP]), (2) berperan dalam memulai rangkaian kejadian untuk kebanyak-
infiltrat bilateral yang tampak pada radiografi dada fiontal, dan an mediator yang dicurigai. Namun ARDS telah dijumpai
(3) tekanan oklusi arteri pulmonalis S 18 mmHg bila diukur pada penderita dengan neutropeni; dengan demikian agen
atau tidak ditemukannya bukti klinis hipertensi atrium kiri ber- pemicu dapat mempengaruhi secara langsung mekanisme
dasarkan data klinis. yang lebih distal pada kaskade yang memulai pembentukan
ARDS, suatu cedera paru difus, dipercepat oleh berbagai edema. Toksisitas langsung bahan yang diinhalasi juga meru-
agen pemicu, yang meliputi kejadian paru langsung dan tidak pakan kejadian patofisiologi yang lebih jarang.
langsung. Syok, sepsis, dan hampir-tenggelam merupakan pe- Kelainan pada sistem surfaktan juga dijumpai pada pende-
nyebab tersering ARDS pada penderita pediatri. ARDS telah rita ARDS. Hal ini akan memberi kecenderungan terjadinya
dikaitkan dengan trauma, overdosis obat, aspirasi, cedera inha- atelektasis paru karena alveolus tidak stabil dan berpotensi
lasi, dan kelainan koagulasi intravaskular. Insidensi yang me- membentuk edema, yang sebagian disebabkan oleh ketidak-
nsenai penderita pediatrik belum diketahui. Pada orang cukupan produksi, penumpukan, komposisi, metabolisme,
dewasa, ARDS diperkirakan terjadi pada 150.000 orang de- inaktivasi. atau inhibisi surfaktan.
wasa pertahun. Anak dengan kegagalan pernapasan akut meli- MANIFESTASI KLlNlS. Gejala paru ARDS segera setelah
puti 8Vo dari penderita total pada unit perawatan intensif cedera akut mungkin sangat minimal, karena seringkali ada
pediatrik setiap hari. periode laten ketika penderita hanya menunjukkan distres na-
PATOLOGI. Setelah kejadian pemicu, kerusakan alveolus pas ringan yang mungkin disert4i hiperventilasi. Pada stadium
difus dapat diidentifikasr sebagai akibat dari perubahan struk- ini auskultasi paru-paru bersih. Selama 4-24 jam berikutnya,
tur unit kapiler alveolus. Ada tiga stadium nyata perkembang- timbul hipoksemia dan distres pernapasan menjadi semakin je-
an ARDS. Pada stadiunr eksudatif awal, didapatkan kongesti las, ditandai dengan sianosis, dispnea, dan takipnea berat yang
kapiler berat dan edema paru interstisial. Hal ini tampak dari disertai ronki basah inspirasi difus. Pada stadium ini dapat di-
adanya cairan edema kaya-protein yang timbul akibat pening- peragakan shunt rntrapulmonum besar dan pemberian tambah-
348 BAGIAN VIll a Anak Sakit Akut

an oksigen dapat mengurangi gejala sementara. Selanjutnya pada akhirnya akan menurunkan curah jantung dan mengaki-
penderita secara bertahap dapat membaik, tetapi sebagian be- batikan hipotensi sistemik. Perhatian khusus dan ketat harus
sar penderita mengalami perburukan menuju hipoksemia dan ditujukan untuk mempertahankan fungsi jantung, terutama bila
hiperkapnea berat. Oksigen tambahan gagal memperbaiki kon- digunakan PEEP tingkat tinggi karena stabilisasi curahjantung
disi klinis sehingga diperlukan ventilasi mekanis. Pada sta- yang disertai manajemen cairan sangat penting untuk peng-
drum ini banyak penderita meninggal dunia. sedangkan yang hantaran oksigen. Perubahan posisi yang sering (posisi deku-
bertahan hidup memerlukan bantuan pernapasan jangka pan- bitus lateral) sangat dianjurkan karena dapat meningkatkan ok-
jang. sigenasi. Evaluasi dan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
TEMUAN LABORATORIUM. Pengukuran gas darah arteri sangatlah penting. Penggunaan rutin antibiotik profilaksis ti-
sering menunjukkan Pao, <50 mmHg pada FIOz 0,6%. Rasio dak dianjurkan.
Pan,EIOz <200 berkorelasi dengan QS/QT (shunt intrapul- Terapi terbaru yang secara spesifik mengarah ke sasaran
monum) >20Va . Gambaran radiografik ARDS tidak spesifik. mekanisme patogenik yang mendasari ARDS telah digunakan
Pada awalnya, tidak ditemukan kelainan radiografik yang ber- dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi. Namun, sebagian
makn-. Kemudian, dalam waktu beberapa jam, akan timbul in- besar memang belum berupa penelitian klinis prospektif yang
filtrat retikular halus bilateral yang dapat segera berubah ketat, tetapi tampaknya dapat diharapkan untuk menjadi terapi
menjadi edema paru yang berkembang sempurna (memutih di- yang dapat mempengaruhi perawatan. Jenis-jenis terapi terse-
fus). Timbulnya edema paru alveolus dan interstisial tanpa but meliputi ventilasi dengan tekanan terkontrol dan membiar-
kardiomegali biasanya akan tampak jelas dalam 72 jam. Me- kan terjadi hiperkapnea; ventilasi frekuensi-tinggi yang me-
skipun radiografi dada AP menunjukkan infiltrat paru-paru di- liputi ventilasi tekanan-positif frekuensi-tinggi, osilasi fre-
fus, CT menunjukkan bahwa sebagian besar infiltrat terletak di kuensi-tinggi, dan ventilasi jet frekuensi-tinggi; ventilasi te-
bagian posterior atau bagian paling bawah paru-paru. Terapi kanan negatif, ventilasi cairan; oksigenasi membran ekstrakor-
cairan intravena berlebihan dapat memperberat gejala edema poreal yang meliputi baik metode venoarteri maupun metode
paru ini. sedangkan diuretik dan PEEP atau perubahan venti- venovena; penggantian surfaktan eksogen; oksida nitrit inha-
lasi lain yang meningkatkan tekanan jalan napas utama akan iasi; transplantasi paru, eikosanoid atau inhibitornya; vasodila-
mengurangi gambaran edema. Pada penderita yang bertahan tor; pentoksifilin, dan kortikosteroid yang tampaknya tidak
hidup, komplikasi seperti timbulnya fibrosis interstisial difus efektif dan dapat berbahaya pada fase akut, tetapi mungkin
dan barotrauma (pneumothorak, pneumomediastinum) dapat bermanfaat pada penderita tertentu bila digunakan pada fase
menjadi jelas. Selama konvalesens, radiografi dada dapat kem- akhir ARDS (hari ke 7-14).
bali normal. Uii fungsi paru dan mekanik paru menunjukkan Komplikasi utama ARDS meliputi infeksi nosokomial, ba-
adanya penurunan kapasitas residu fungsional dan pengurang- rotrauma berat, gangguan curah jantung, toksisitas oksigen, fi-
an kelenturan paru. Peningkatan berat pada tekanan arteri pul- brosis paru progresif, kegagalan sistem organ multipel (ne-
monalis dan kelainan tahanan arteri pulmonalis yang tinggi krosis tubulus akut, koagulopati, miokardiopati, disfungsi he-
tcrkait dengan prognosis yang buruk. patik, disfungsi sistem saraf pusat, perdarahan gastrointestinal,
TERAPI. ARDS harus dikelola di unit perawatan intensif ileus). dan kemat ian.
tempat penderita dapat mendapatkan pengawasan dan terapi PROGNOSIS. Ketahanan hidup penderita ARDS pediatri
kardiorespirasi yang sesuai. Tujuan pengelolaan klinis adalah bervariasi. Kebanyakan senter melaporkan angka kematian se-
perawatan suportif, dengan tujuan utamanya memberikan cu- krtar 50-l5Vo. Meta-analisis empat laporan mengenai ARDS
kup oksigen untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaring- pada anak mendapatkan angka kematian keseluruhan 52Vo. Pe-
an. Monitor yang sesuai meliputi penilaian hemodinamik in- nelitian multisenter pada 41 unit perawatan intensif pediatri
vasif, seperti kateterisasi arteri sistemik dan seringkali pema- didapatkan 410 anak dengan kegagalan pernapasan akut
sangan kateter arteri pulmonalis. Pengukuran fungsi paru dan (ditentukan dengan ventilasi mekanik, PEEP 6 cm HzO dan
pertukaran gas seperti gas darah arteri, oksimetri pulsa, CO2 kebutuhan FIOz 0,5 selama 12 jam) dengan angka kematian
akhir tidal dan mekanika paru digunakan untuk menyesuaikan 43Vo. Kematian disebabkan karena kejadian yang mengawali,
tekanan oksigen inspirasi dan penyesuaian ventilator untuk disfungsi organ multisistem, atau sepsis. Untuk yang bertahan
meningkatkan kecukupan pemberian oksigen ke jaringan dan hidup, harapan untuk penyembuhan fungsional cukup baik.
mengurangi komplikasi. Kebanyakan anak dapat kembali ke keadaan sebelum sakit
Sebagian besar penderita akan memerlukan intubasi endo- pada tahun pertama meskipun mungkin dapat diidentifikasi
trakheal dan ventilasi mekanik disamping PEEP bila mereka kelainan minimal pertukaran gas melalui uji fungsi paru. Ke-
tidak dapat mempertahankan Pau, di atas 50 mmHg pada ok- luaran jangka panjang kembalinya fungsi paru pada mereka
sigen 60%. PEEP memperbaiki oksigenasi dan mem- yang bertahan hidup cukup baik dan mungkin lebih baik dari-
'nspirast
punyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan daya pada pada orang dewasa.
tahan hidup awal ARDS. PEEP tidak mengembalikan oksige-
nasi normal pada semua penderita dan bahkan dapat memberi
pengaruh yang merugikan pada fungsi jantung. Pemasangan
Bemard GR, Artigas A: European-American Consensus Conference on
ARDS. Am J Respir Crit Care Med 149:818, 1994. Hickling KG: Low. vo-
PEEP harus selalu disesuaikan dengan monitor berkelanjutan lume ventilation with permissive hypercapnia in the adult respiratory dis-
data klinis dan laboratorium. Pada beberapa keadaan, perlu di- tress syndrome. Clin Intensive Care 3:61, 1992.
gunakan tingkat PEEP yang sangat tinggi (10-20 cmH2O). Na- Hyers TM: Prediction of survival and monality in patients with ARDS. New
Horizons l:466.1993.
mun hal ini dapat mengakibatkan barotrauma yang memba- Kollef MH, Schuster DP: The acute respiratory distress syndrome. N Engl J
havakan jiwa, ataupun gangguan aliran darah balik vena yang Med 332:21 . 1995.
61 I Anestesi dan Perawatan Perioperatif 349

Lewis JF, Jobe AH: State of the art: Surfactant and the adult respiratory dis- Anamnesis harus meliputi informasi yang tersebut dalam Ta-
tress syndrome. Am Rev Respir Dis 147:218, 1993.
bel 61-1.
Lyrene RK, Truog WE: Adult respiratory distress syndrome in a pediatric in-
tensive care unit: Predisposing conditions, clinical course, and outcome. Pe- Pemeriksaan fisik harus mulai dari observasi umum dan
diatrics 67:790. 1981. evaluasi tanda vital penderita. Jalan napas dinilai untuk men-
Marinelli WA, Ingbar DH: Diagnosis and management of acute lung injury. cari kemungkinan terjadinya kesulitan pemakaian ventilasi
Clin Chest Med l5:517. 1994.
sungkup atau intubasi, meliputi gangguan mobilitas leher, mi-
Meduri GU, Chinn AJ, Leeper KV, et al: Corticosteroid rescue treatment of
progressive fibroproliferation in late ARDS. Chest 105: 15 I 6, 1994. krognathia, obstruksi hidung, hipertrofi adenotonsilar, ganggu-
Moler FW, Palmisano J, Custer JR: Extracorporeal life support for pediatric an pembukaan mulut, makroglosia, dan berbagai bentuk dis-
respiratory failure: Predictors of survival from 220 patients. Crit Care Med morfi orofasial. Adanya pektus ekskavatum pada anak kecil
2t-1604.1993.
mungkin menunjukkan adanya obstruksi jalan napas atas kro-
Ognibene FP, Martin SE, Parker MM, et al: Adult respiratory distress syn-
drome in patients with seve_re neutropenia. N Engl J Med 3 I 5:547, l9 86. nis. Penentuan status hidrasi sangat penting karena kebanyak-
Pfenninger J, Gerber A, Tschaeppeler H, et al: Adult respiratory distress syn- an obat anestesi bersifat vasodilator atau depresi miokardium,
drome in children. J Pediatr l0l:352,1982. sehingga hipovolemia akan memudahkan terjadinya hipotensi
Rossaint R, Falke KJ, Lopez F, et al: Inhaled nitric oxide for the adult respira-
setelah induksi. Adanya tanda gagal jantung seperti takipnea,
tory distress syndrome. N Engl J Med 328:399, 1993.
Shaffer TH, Wolfson MR, Clark LC: Liquid ventilation. Pediatr Pulmonol takikardia, atau hepatomegali dapat mengubah pilihan obat in-
14:102. 1992. duksi. Adanya mengi mengharuskan dilakukannya evaluasi le,
Timmons OD, Dean JM, Vernon DD: Mortality rates and prognostic variables bih lanjut sebelum dilanjutkannya tindakan operasi elektif.
in children with adult respiratory distress syndrome. J Pediatr I 19:896,
1991.
Jalan masuk vena harus dinilai dengan teliti sehingga kanulasi
Timmons OD, Havens PL, Fackler JC, et al: Predicting death in pediatric pa- setelah induksi inhalasi dapat dengan cepat dilakukan. Perila-
tients with acute respiratory failure. Chest (in press). ku anak dan kemampuannya untuk bekerja sama dapat mem-
bantu meramalkan perlunya premedikasi atau kehadiran
orangtua saat induksi.
MATURASI SISTEM ORGAN: KETERLIBATAN ANESTETTK.
Ada perbedaan anatom,is dan fisiologis antara neonatus, bayi,
anak, dan orang dewasa yang mempengaruhi manajemen
I Bne 61 anestesi. Garis besar perbedaan ini tampak pada Table 61-2.
BEDAH RAWAT JALAN. Lebih dari setengah pembedahan
Anestesi dan Perawatan pada anak dilakukan secara rawat jalan. Hal ini menjadi
mungkin dilaksanakan sebagian karena kemajuan teknik
Peiioperatif anestesi yang memungkinkan pemulihan yang lebih cepat dan
turunnya kejadian mual.
Churles B.Berde dan William S,Schechter Keuntungan bedah satu hari meliputi (1) lebih sedikit
waktu berada dalam lingkungan rumah sakit yang dirasa
mengancam, (2) penurunan biaya'perawatan kesehatan, (3) pe-
nurunan pajanan terhadap patogen. Kerugiannya meliputi (1)
Kemungkinan menghadapi pembedahan dan anestesi akan
lebih sulit untuk diikuti dan diobservasi, (2) beban yang lebih
inemicu kecemasan kebanyakan anak dan orangtuanya. Mes-
besar untuk sebagian keluarga, serta berkemungkinan mening-
kipun dokter anak biasanya tidak diminta menangani pera-
katkan kecemasan pada orangtua, (3) kurangnya kontinuitas
watan perioperatif penderitanya, mereka berperan sangat pen-
perawatan, dan (4) lebih sulitnya penanganan nyeri dan gejala
ting dalam evaluasi dan persiapan prabedah, dalam konseling
lain.
penderita dan keluarganya, dan dalam penilaian pascabedah.
Penilaian prabedah untuk "bedah satu hari" bervariasi ter-
Karena saat ini sudah mungkin diberikan anestesi aman untuk
gantung pada kemampuan lokal dan pola rujukan. Kriteria se-
semua umur anak, dokter ahli anak harus membela hak setiap
leksi penderita untuk bedah rawat jalan tergantung pada tiga
bayi dan anak untuk mendapatkan anestesi dan analgesia un-
f4ktor: sifat tindakan bedah, kesiapan orangtua, dan status
tuk semua tindakan. mayor maupun minor.
penderita. Tindakan rawat jalan yang paling sering dilakukan
adalah herniorafi, miringotomi, tonsilektomi dengan atau tan-
PENILAIAN PRAOPERATIF pa adenoidektomi, koreksi strabismus, orkhidopeksi, dan sir-
kumsisi. Pada kebanyakan kasus, tindakan-tindakan ini hanya
Semua bayi dan anak yang dijadwalkan untuk menjalani menimbulkan sedikit perubahan fisiologis disertai dengan per-
tindakan pembedahan harus dinilai prabedah, baik untuk men- darahan yang minimal. Orangtua harus mampu mengikuti in-
deteksi dini keadaan yang memerlukan terapi spesifik, maupun struksi pascabedah spesifik. Penderita harus tinggal dekat ru-
untuk optimasi (evaluasi anemia, penyesuaian obat asma), mah sakit atau fasilitas perawatan medis gawat darurat untuk
serta untuk menasehati penderita dan orangtuanya mengenai menjaga kemungkinan diperlukannya intervensi medis dalam
kemungkinan keadaan selama anestesi dan pembedahan. Hal 24 jam pertama setelah pembedahan. Anak yang mendapatkan
terpenting pada penilaian adalah anamnesis yang sistimatik bedah rawat jalan harus secara umum sehat atau, bila menderi-
dan pemeriksaan fisik yang rinci dengan penekanan pada ana- ta penyakit kronis, harus sudah dipersiapkan dengan optimal.
tomi jalan napas dan status kardiorespirasi. Anamnesis yang Kebanyakan penderita rawat jalan harus dalam status fisik
lengkap memungkinkan ahli anestesi merencanakan manaje- ASA I dan II (Tabel 61-3), meskipun kadang-kadang penderita
men anestesi dan masa pasca-anestesi dengan lebih efektif. dengan status ASA III juga dapat dirawat secara rawat jalan.
350 BAGIAN Vlll I Anak Sakit Akut

TABEL 61-1 Riwayat Pra-anestesi Misalnya, penderira ASA III yang sesuai adalah penderita
Prosedur Anestesi, dan:3edah,p,ada anak- $etieiumnya onkologi yang datang untuk tindakan diagnostik atau terapeu_
Lihat kembali'critatiin tinest€si ulituk melilpt teqtang penggunaan Nungku tik, atau untuk pemasangan kateter tetap.
1ftu1nn:pipa endotiaklteai daii.ukuran:larirrgoskop;:iiwayar kesulitan ven- PEMERIKSAAN LABORATORIUM. pemeriksaan laboratori-
tilasi:sungkupatr+14intutiasi, ,,,,,,.', um prabedah pada kebanyakan anak harus sangat hemat. Nilai
Masalah Perinatal (tefulama untuk bayi)
ramal dan efektivitas biaya radiografi dada dan urinalisis pada
:P.erlu rawat inap:di rumah iakit bei:kepanjangan
Perlu penrberian oksigen arau intubrsi anak yang sehat sangatlah rendah. Pada kebanyakan senter,
Riwayat apnea dan bradiku'dia bahkan hematoklit prabedah pun tidak lagi diperlukan dilaku-
Penyaklt Berat [,ain dAnRA*at,Inan di Rumah Sakit kan pada anak yang akan menjalani bedah minor tanpa faktor
,,
Riwaiat Keluarga mengiinai Komplitiasi AneSteSi, Hiperter risiko spesifik untuk mengalami anemia yang diperoleh dari
mia Maligna (HM). atau Defisiensi Pseudokolinesterase anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bayi berusia kurang dari l
Nlasalah Pernapasan tahun mempunyai risiko lebih tinggi mcngalami anemia, dan
Apnea obstrukt if. ket idakreral uran pernirpasal. atau sianosi s ( terut aJna pada saat ini kebanyakan senter memerlukan pemeriksaan he-
pada bayi berusia kurang,dari 6 bulani
matokrit atau hemogram pada anak berusia kurang dari 6-12
Riwayat ngorok alau pola pemapasan obstruktif
Baru terkena,infOkii'saluian p.emapasan atas .: -, - bulan. Jika status sel sabit pada individu dari populasi berisiko
'tnfeksipemapnsantrerulang'',r. i,,', r . -t".,: tidak diketahui, harus dijelaskan. Pemeriksaan golongan darah
Lrnngotrakheitis sebeiumnya 1cr.,,apl dan pencocokan silang pada anak yang akan menjalani pembe-
Asrna alau mengi selama inl'eksi pernaprsan
dal.ran dengan risiko kehilangan darah bermakna cukup tinggi
Masalah Jantung disarankan untuk dilakukan. Pemeriksaan koagulasi dilakukan
ising
ts

Disritnria
untuk anak yang akan menjalani berbagai tindakan, dari tonsi-
Intqf Bransi,terhadap Iatihan fisik Sinkop lektomi sampai kraniotomi. Secara umum, pada penderita tan-
Siari$sis,.:,,',. ':'-, I . :.:,: i!::, pa riwayat perdarahan, kegunaan pemeriksaan ini rendah.
PEDOMAN PUASA (PERINTAH N.P.O.) pedoman ini sering
Refluks dan nruntrh mengakibatkan frustasi pada penderita, orangtua" dan pemberi
Kesulitiin rnakan
pelayanan kesehatan. Dianjurkannya puasa prabedah adalah
Kegagalan peltunrbuhan
karena induksi anestesi menghilangkan refleks jalan napas
Pejarran telhadap Eksantem aLau Masalah Neurologis yang Berpotensi ln- yang mencegah terjadinya aspirasi regurgitasi isi lambung.
leksi Patogen Aspirasi menimbulkan dua masalah: oklusi jalan napas oleh
Kejang-kejang
Keterlambatan perkenrbangan
partikulat makanan dan pneumonitis kimia yang diinduksi
Pcnyakit neuromuskular oleh asam lambung.
Peuingkaten tekanan intrakranial Meskipun lambung anak harus bebas dari bahan padat se-
Nlasalah Hematologis belum dilakukannya anesresi elektif, adalah penting untuk ti-
Anernia dak mengharnbat masukan cairan lebih lama daripada yang
Kelainan penjendalan darah
diperlukan. Kebanyakan senter melarang masukan susu dan
Tumor
Tanggap imun yartg lefnah bahan padat 8 jam sebelum dilakukannya anestesi elektif. Be-
:,:
Riwayrt transfusi dan reaksi transfusi berapa penelitian telah mengkonfirmasi amannya pemberian
Ginjal , ;,, r .::. ,..,, '.. cairan jernih prabedah pada bayi dan anak sehat (jus apel, la-
{nsufisiensi ginjal. oliguria, anuria rutan glukosa-elektrolit) sampai 2-4 jam prabedah. Pengo-
Kelainan cairan den elektrolit
songan lambung dapat terhambat pada berbagai situasi, seperti
Psikososial trauma, obstruksi saluran keluar lambung, atau kecemasan be-
Stres pltscatraurna
Penyalahgunaan obat, sigaret. alkoho.l
rat. Pada keadaan seperti ini, dan pada kebanyakan kasus be-
Penyiksdan,ftsik atau5eksual-.,, ' ,rf::.,,. r -.,..- dah gawat darurat, disarankan menggunakan kewaspadaan
Disfungsi keluarga "perut penuh".
Pengalaman bedeh dan met.lik traumatik sebelurnnya
ANAK DENGAN RHINOREA ATAU BATUK. Ahli anestesi
Psi kosis, kecemasan, tlepresi
Ginekologis sering harus menghadapi kemungkinan melakukan anestesi
, .,.:i
Riwayat seksucl pada anak dengan tanda dan gejala pernapasan. Untuk memu-
Kemungkinan harnil dahkan, kami membagi kebanyakan rhinorea dan batuk men-
Obat yang sedang digunakan jadi tiga kategori: (l) anak dengan rhinitis kronis saja, (2) anak
Penrberirn konikosteroid sebelumnya dengan infeksi virus saluran pernapasan atas, (3) anak dengan
Alergi penyakit saluran pernapasan bawah.
Obat
Anak dengan rhinitis kronis dapat menderita sinusitis puru-
Yodium
Produklateks ' , ,, len kronis atau kondisi bukan infeksi seperti alergi, rhinitis
., t...

Plestcr bedah vasornotor atau hipertrofi adenotonsila. Pada beberapa anak


Alelgi nrrkanan (terutamc saridela drn alburnin telur) tersebut, tanda dan gejalanya terus menerus. Satu penelitian
Kondisi Gigi (gigi retak atau longgar) dengan kontrol tidak menemukan peningkatan risiko kom-
Kapap dan,Apa:yang erakhir ;Dimakandnak (tCiufama plikasi pulmonum anak yang menderita rhinitis kronis dan ha-
padh*U-4u6.gawaid-aiura0,,,.,.,,1.,,.,,,,, rus menjaiani miringotomi dan pemasangan pipa. Manajemen
jalan napas kadang-kadang merupakan tantangan, karena ba-
61 I Anestesi dan Perawatan Perioperatif 351

TABEL 61-2 Gambaran Anatomis dan Fisiologis Bayi: Keterlibatan Anestetik


Si$tewt{ateEoi'i Pcngertian

Obim'nffiiaiinb'medbuat:yengiiasi Sunglup siitit aan memerlukan


ai-anganJ'alanliapagiroral; liilafi.,s,errng rnen$obstruksi ,,, ':'
, ,.p .i

Vjsualisasi laring sulit

Sedikit perubahan diameter (misalnya. pada edema)


mengakibatkan perubihan besar padi tahanan
Lebih banyak kesulitan untuk ventilasi spontan di bawah anestesi
Gunakan pipa endotrakhea tanpa balon
Pipa hlrus mempunyai keb-o-Coian udaia..pAda tekaflAn 2'0130 cm.Flt0
Sering terjadi c:roup pasca-anestesi pada bayi
nipeilukan pemasangan pipa endotrakhea yang tepat

Desrturasi cepat pada apnea


lnduksi dan kemunculan yang cepat dari anestesi inhaiasi
Desaiuiasi cepat pada apnea
Atelektasis rri'l rir..:
'
Atelektasis .

Apnea pascabedah
Hipoventilasi :
apesietik pada saat lahir, meningkat $ffiLpai '...
P,eq{i11111an,:ic€bi:tu-l:g
maksimum pada usia 6 bulan, kemudian turun mengikuri umur
istirlhat
fengruldn'ronnq !:ifipatis
Peningkatan tonus parasimpati s

..,,1 ..''..
Isi,sekuhcufi:relatifietap : ,'. r1;
Tanggungan angka iurah jantung
':
:

Depresi kontraktilitas yang labih besar dengan anesresi inhalasi


Kurangnya takikardi dan vasokonstriksi kompensasi dengan

M'eiAboufu'an'osi6'Si inrriuina. beberapa pelemas ordi:d il 66aia i

X;i;;iafiu,it;;+Jii*, metabolit un"rt.tit i*.nueaaiil$e


peteme$. otof dan opio-id
Regulasi'Panes Flukluasisuhg:yan€lebilii9 ar phda:$'enib anlihgku4gan

K R F. kap as iuts re s idu.fin kr io na I : LF G, I aj u.fi I tras i g b ne rulus.

nyak dari anak ini bernapas dengan mulut dan mungkin men- didiskusikan dengan keluarga dan dokter ahli bedah. Adanya
derita hipertrofi adenotonsil yang bermakna. demam dan batuk, takipnea, atau kelainan pemeriksaan dada
Rhinitis atau faringitis akut dapat meningkatkan kemung- menunjukkan adanya penyakit saluran pernapasan bawah dan
kinan terjadinya masalah pernapasan intra-bedah maupun pas- merupakan hambatan untuk terus maju pada penderita yang
cabedah. Karena pada penderita-penderita ini sering terjadi akan dilakukan tindakan bedah elektif.
kesulitan jalan napas ringan, meskipun jarang menimbulkan Anak yang baru saja menderita infeksi virus saluran perna-
efek samping berat, maka para ahli anestesi mungkin berbeda pasan mungkin memperagakan hiper-reaktivitas jalan napas
pendapat mengenai keamanan terus melanjutkan operasi. Ahli pada uji fungsi paru. Kelainan ini dapat menetap sampai seki-
anestesi harus menentukan apakah akan terus melanjutkan di- tar 6-8 minggu setelah hilangnya gejala dan disertai dengan
lakukannya pembedahan setelah risiko dan keuntungannya peningkatan risiko terjadinya spasme laring, spasme bronkhus,
352 BAGIAN VIII f Anak Sakit Akut

TABEL 6l-3 Klasifikasi Starus Fisik Perkumpulan Ahli Anestesi- rat atau ketidakmampuan untuk dilepas dari pintas kardio-
ologi Amerika
pulmonal.
Pada orang dewasa, morbiditas dan mortalitas meningkat
sesuai dengan status fisik ASA; pada penelitian pediatrik ter_
batas, kecenderungan ini kurang jelas. penelitian mengenai
efek samping anestesi pediatrik dan dewasa menonjolkan ada-
i!; nya perbedaan penyebab antara penderita pediatrik dan de_
wasa. Analisis insiden kritis menunjukkan bahwa ada dua ske_
nario yang paling sering terladi pada bayi: (1) ketidakmam_
puan mengelola jalan napas dan menghantarkan oksigen, (2)
dan desaturasi dengan anestesi. Setelah infeksi saluran perna: kelebihan dosis anestesi inhalasi dengan akibat depresi.mio_
pasan atas, anak yang menerima anestesi endotrakhea mempu- kardium. Bradikardia dan disritmia lain di bawah pengaruh
nyai risiko mengalami masalah jalan napas l l kali lipat lebih anestesi terutama disebabkan oleh ketidqkcukupan ventilasi
tinggi daripada yang dilakukan dengan sungkup saja. Stridor dan oksigenasi sampa.i dibuktikan lain. Analisis retrospektif
pascaekstubasi lebih sering terjadi setelah infeksi pernapasan. pada satu senter menunjukkan adanya penurunan mortalitas
Komplikasi ini lebih berat pada bayi dan anak baru belajar ja- yang secara statistik bermakna pada anak yang dirawat ahli
lan daripada pada anak besar atau remaja. anestesi pediatrik bila dibandingkan dengan yang dirawat ahli
HEMATOKRIT YANG DAPAT DITERIMA. Dahutu, penderita
anestesiolcigi bukan spesialis. perbedaan ini tetap ada mes-
yang akan menjalani bedah elektif harus mempunyai hema- kipun sudah dikendalikan terhadap umur, penyakit dan faktor
tokit lebih dari 30Va. Alasan Iebih disukainya jumlah massa lain.
sel darah merah yang cukup adalah untuk mendapatkan batas Risiko keseluruhan kematian karena anestesi sulit untuk
aman penghantaran oksigen dan untuk mengantisipasi kehi- diperkirakan karena umur penderita, kondisi medis sebelum_
langan darah selama pembedahan. Dengan makin tingginya nya, jenis pembedahan, dan ketrampilan dokter ahli bedah se_
kesadaran akan risiko infeksi dan reaksi imunologis transfusi, muanya harus diperhitungkan. perkiraan berkisar antara
serta lebih banyaknya pengalaman manajemen hemodilusi di 1:10.000 sampai l:185.000. Bayi retap mempunyai risiko le_
bawah anestesi, peraturan ini lebih dikendorkan. Hematokrit bih tinggi daripada anak yang lebih besar. pembedahan gawat
28Vo maslh berada dalam batas normal bayi berusia kurang darurat lebih berisiko daripada pembedahan elektif. Risiko pe_
dari 3 bulan. Pada penderita insufisiensi ginjal kronis atau de- rioperatif tampaknya telah turun banyak dalam 30 tahun tera_
ngan kelainan hematologis, pemberian anestesi pada nilai he- khir ini. Faktor perbaikan ini meliputi suhu inrraoperasi dan
manajemen cairan yang lebih baik, peralatan monitor yang le_
matokrit yang lebih rendah mungkin cukup sesuai. penyebab
anemia harus diteliti, sehingga pembedahan yang murni elektif bih baik (oksimetri nadi, kapnografi), dan pelatihan yang lebih
harus ditunda untuk menunggu hasil penilaian tersebut.
baik.
BAYI YANG SEBELUMNYA PREMATUR. Imaruriras fisiolo_
WAKTU PEMBEDAHAN DAN EVALUASI RISIKO ANESTESI.
gis dapat menyulitkan manajemen anestesi neonatus secara
Pemilihan waktu unruk dilakukannya pembedahan pada bayi
tergantung pada risiko anestesi dan pengaruh dari pemilihan .umum dan terutama bayi prematur. pengendalian patensi jalan
napas, dorongan bernapas, suhu, keseimbangan elektrolit, dan
waktu tersebut pada hasil keluaran bedahnya. Misalnya, infus
tekanan darah masih belum matur. Bayi yang sebelumnya ku_
prostaglandin untuk mempertahankan patensi duktus arteriosus
rang bulan sampai dengan sekitar 60 minggu pascakonsepsi
memungkinkan stabilisasi prabedah kebanyakan bayi. sebelum
masih berisiko mengalami pernapasan periodik, apnea, dan
dilakukannya bedah jantung neonatus. Tindakan ini sangat
bradikardia pasca pemberian anestesi umum atau sedasi. Ri_
memperbaiki stabilitas fisiologi bayi. Sebaliknya, neonatus
siko ini tampaknya berkurang pada pemberian anestesi spinal
yang mengalami perdarahan teratoma sakrokoksigea mungkin
atau epidural kaudal, asalkan dihindari pemberian sedasi. Tin_
memerlukan tindakan bedah segera untuk dapat mengendali-
dakan elektif yang paling sering dilakukan pada bayi yang se_
kan perdarahan. Banyak kasus lain, seperti pemilihan waktu
belumnya kurang bulan adalah koreksi hernia inguinalis.
koreksi celah bibir dan palatum, atau kraniosinostosis, menun-
Penting ditekankan bahwa anestesi umum dapat dengan aman
jukkan adanya kompromi antara keuntungan dilakukannya ko-
diberikan pada kelompok penderita ini jika dilakukan monitor
reksi dini pada hasil keluaran dengan makin tingginya risiko
berkelanjutan pascabedah dan ada individu yang mampu
anestesi pada bayi yang lebih kecil (atau peningkatan kemung-
mengelola masalah pernapasan. Kafein intravena yang diberi_
kinan dilakukannya transfusi).
kan setelah induksi anestesi umum dapat menstimulasi perna_
Orangtua dan anak yang lebih besar sering menanyakan pasan dan mengurangi risiko terjadinya apnea, meskipun tidak
hasil penilaian risiko anestesi. Mungkin akan bermanfaat bila
menghilangkannya. Faktor lain dapat memberi kecenderungan
dalam konteks ini kita menggunakan statistik, baik berdasar-
terhadap apnea, termasuk gangguan metabolik dan elektrolit,
kan pada risiko yang berhubungan dengan umur dan penyakit
sepsis, penurunan jumlah sel darah merah, asidosis, hipokal-
penderita, maupun jenis pembedahannya. Perlu dicatat bahwa
semia, dan stres suhu. Bila tidak terlalu perlu, pembedahan
kecelakaan anestesi hanya terjadi pada sebagian kecil kemati-
pada anak yang sebelumnya kurang bulan i-ebai*nya ditunda
an perioperasi (kurang dari 5%). Kebanyakan kematian pe- sampai mencapai usia lebih dari 60 minggu pascakonsepsi.
rioperasi berhubungan dengan faktor yang berhubungan de- Pada anak cukup bulan yang tampak sehatjarang terjadi apnea
ngan penyakit penderita, seperti perdarahan akibat trauma be- pascabedah. Kami biasa menyarankan observasi melekat se_
61 I Anestesi dan Perawatan Perioperatif 353

TABEL 61-4 Penyakit Pediatrik Tertentu dan Pengertian Anestetiknya


iit:l.rr.r rJr:..:: . rL iii.::ti't !ir:.:rii:l:ii.r::
Penyakit Pengeitian ,,,,,.,

Sistety,&iti.apAia4
' sma trt,t
,"

Jalan nafas sulir.,.

DBP

Kistik:fibrosis

Apnea pada saat tidur


: ..1 ,:: :::',:
'
Janting' ' , ,,,=::

Heitilatologis ,
: Selsabit ri
. il i ': :]l'i]

r:j:OnkoloB'. ii;.:

Reumatalngi :

. t::' Memerlukan evaluasi teliti prabedrh


i : : :.:.:a: Mungkin jalan naprs sulir
Salura7 ctinla,,,
,,
:

Esofagus, Iambung : ,,-Jemungkinan untukrefluts dan aspiiaii, .'', . . . :=


Hati ,., ,"-'::. UorUiaitap iiaa monalitas keselurufian tinggi pada penderita disfungsi hati

8in14!t,
;.:rtlrlrlr :r:r:: l

..
,.. Perlunya dialisis prrbedah pada kisus tertentu
,i. ,iit
Neurologi* ,
, ,!
',',. r,:-r,
neng$n4an1utrsipl1to11n irarus dengan sansat had hati dffiyu sil ar t?i . $ in terbaiu
ffidirr
Cangguan keiang.r,:1: . ; Hindntinneqtesi.tangrdapat qlenu{unkan afihang batas
Pastikan kendati optimal pLabedrh
Kadar anti kejang prabedah

Hindari hiperkrrbia :

Mungkin ada lisiko ltipertermia maligna (HM)

Endakrin '
.Diabete$ :: fusiko reidnggi lerjadinya hipoglikemia yang tidrk terdeteksi intraoperatil-; jika diberikan insulin,
monjtor glukosa darnh intraopelatifl harus tiiberikan glukosa dan insulin dengan penyesurian
pada kondisi Duasa dah stfeSie-dah
kutit
Luka baknr
Risikg.,lhai:domiolisis dan hiperlfalelqiaidarl suksinilko]i1 i

Peigese.r.an,,q,q, an
Pitd+lah,g!::j=
Koagglopati r': r,i:i.::

lI ilt? 1 I c r tili tt nt,t I ig nu.


354 BAGIAN VIII Anak Sakit Akut
'
malam bayi cukup bulan jika mereka yang berusia kurang dari tramuskular tunggal midazolam dan ketamin, misalnya, mung-
44 minggu pascakonsepsi. kin pada akhirnya lebih kurang membuat stres daripada upaya
PENYAKIT SPESIFIK YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN pemasangan kanulasi intravena berulang-ulang, atau pemak-
ANESTESI. Pada Tabel 61-4 tampak garis besar sejumlah pe- saan pemasangan sungkup. Pemberian barbiturat metoheksital
nyakit yang memerlukan konsultasi anestesi prabedah. Daftar atau thiamilal atau benzodiazepin per rektum seperti midazo-
ini masih dapat berkembang. lam biasanya dapat memberikan sedasi yang cukup dapat di-
andalkan selama sekitar kurang dari l0 menit.
Untuk anak dengan nyeri prabedah (misalnya fraktur),
PERSIAPAN PRA-ANASTESI DAN PRAMEDIKASI
opioid mungkin bermanfaat untuk diberikan dalam pramedi-
kasi. Di samping menghilangkan nyeri, opioid juga mengu-
Pada kebanyakan anak, tujuan utama pramedikasi adalah
rangi risiko terjadinya reaksi cemas (disforik) yang meningkat
menghilangkan ketakutan dan kecemasan yang ditimbulkan
pada penderita dengan nyeri yang diberi sedasi tanpa analge-
oleh perpisahan dengan orangtua dan aspek lain induksi
sia.
anestesi, seperti ketakutan pada sungkup. Pengalaman yang
Antikolinergik (atropin, skopolamin, glikopirolat) yang se-
menakutkan tersebut dapat terjadi selama induksi anestesi atau
belumnya diberikan secara rutin prabedah pada semua kelom-
masa pascabedah dini. Rasa takut ini dapat mendorong terjadi-
pok umur penderita, secara per oral atau dengan injeksi intra-
nya sekuele psikologis seperti mimpi buruk, enuresis, dan
muskular, untuk mengeringkan sekresi, mengurangi respons
merajuk (temper tantrum). Langkah tertentu dapat meminimal-
refleks vagus pada manipulasi jalan napas, dan mendukung
kan trauma psikologis ini. Pada anak berusia lebih dari 3 ta-
curah jantung dalam menghadapi depresi miokardium dan bra-'
hun, orangtua harus menjelaskan tujuan tindakan operasi yang
dikardia relatif akibat anestesi yang mudah menguap (vola-
akan dilakukan dengan istilah sederhana, menceritakan ke-
mungkinan rangkaian kejadian yang akan dilalui dan ketidak-
tile). Keringnya sekresi yang ditimbulkan oleh pengaruh
antikolinergik biasanya dirasakan kurang nyaman oleh anak
nyamanan yang mungkin akan dialami. Ketegangan dan kece-
yang sadar. Dengan jenis anestesi yang sekarang tersedia, ke-
masan orangtua dapat dengan mudah menular kepada anaknya.
butuhan untuk pengeringan sekresi ini berkurang, dan pada
Pada banyak lokasi ada program pendidikan praoperasi. Asosi-
saat ini kebanyakan ahli anestesi pediatrik membatasi penggu-
asi untuk Perawatan Anak di Rumah Sakit telah berusaha
naannya pada indikasi spesifik seperti (l) pembedahan yang
memeropori hal ini. Film dan pita video pendidikan telah ter-
memerlukan waktu lama dalam posisi tengkurap, (2) pembe-
sedia luas.
dahan jalan napas, dan (3) pembedahan oftalmik, untuk mem-
Pramedikasi tidak boleh menggantikan upaya untuk mem-
blokade refleks okulo-kardiak. Jika pankuronium digunakan
buat pengalaman induksi setidak traumatis mungkin. Banyak
untuk blokade neuromuskular, obat ini biasanya memberikan
anak sehat, terutama yang berusia lebih dari 4 tahun tidak me-
pengaruh vagolisis sehingga tidak lagi diperlukan antikoliner-
merlukan pramedikasi sebelum induksi sungkup, terutama de-
gik.
ngan dokter yang sangat membantu dan berpengalaman.
Pengaruh pramedikasi bervariasi. Dengan pramedikasi, be-
Sebaliknya, menurut pengalaman kami, kebanyakan anak be-
berapa anak tidak akan tersedasi cukup, sedangkan sebagian
rusia 2 tahun tidak akan kooperatif kecuali bila dipramedikasi
yang lain akan tersedasi dalam. Karenanya, untuk observasi
berat. Bila mungkin, pramedikasi harus diberikan melalui jalan
penderita, perlu diikuti pedoman observasi dari American
yang tidak menyakitkan. Pramedikasi oral memang tidak seca-
Academy of Pediatrics. Secara umum, penderita harus disedasi
ra intrinsik menyakitkan, tetapi bila seorang anak prasekolah
di tempat yang mempunyai peralatan resusitasi dan petugas
yang tidak kooperatif dipaksa minum larutan pahit, akibatnya
yang terlatih mengelola jalan napas. Bersama dengan obser-
justru akan meningkatkan stres. Meskipun belum disetujui un-
vasi pernapasan, anak yang disedasi harus diawasi terus
tuk digunakan secara per oral oleh FDA, sirup midazolam
menerus agar tidak jatuh atau melukai dirinya sendiri.
menjadi obat pramedikasi yang paling sering dipakai di
Amerika Serikat. Midazolam merupakan ansiolitik benzodia-
zepin dengan metabolit tidak aktif dan dianggap dapat lebih INDUKSI ANASTESIA
cepat clr-klirens daripada diazepam atau lorazepam. Telah di- (Tabel 61-5)
gunakan berbagai macam sirup untuk mengurangi rasa pahit.
Fentanil transmukosa oral ("lolipop fentanil") mempunyai Sebelum memulai operasi, dehidrasi harus dikoreksi, de-
keuntungan karena mulainya yang cepat dan cara pemberian mam tinggi harus diturunkan, keseimbangan asam basa diper-
yang menyenangkan, tetapi obat ini kemungkinan menimbul- baiki, dan kekurangan volume darah dipulihkan. Dehidrasi
kan mual yang berarti, kekakuan dinding dada, dan desaturasi prabedah terutama dapat sangat berbahaya pada anak dengan
pada beberapa penelitian sedasi prabedah. Obat intranasal bia- kelainan jantung kongenital sianosis yang disertai polisitemia
sanya tidak disukai anak-anak, meskipun pada penderita yang atau setelah tindakan jenis Fontan. Penderita tersebut kadang-
tidak kooperatif, jalur ini kadang-kadang merupakan jalur kadang memerlukan pemasangan kateter intravena prabedah
pemberian midazolam, sufentanil, atau ketamin yang dapat di- untuk menghindari pengaruh dehidrasi yang merugikan.
gunakan. Pilihan teknik induksi anestesi ditentukan oleh risiko [er-
Injeksi intramuskular menimbulkan nyeri tetapi mempu- tentu penderita dan status penyakit pada situasi tertentu, seper-
nyai peran terbatas tertentu untuk sedasi anak yang sangat ti perlunya diberikan induksi intravena "rangkaian cepat" pada
tertekan atau tidak kooperatif. Pada anak yang sangat tidak anak yang berisiko mengalami aspirasi, tetapi pada kebanyak-
kooperatif dengan akses intravena yang sangat sulit dan meno- an kasus, pertimbangan utama adalah menentukan metode
lak keras pemberian pramedikasi oral atau sungkup, injeksi in- yang paling tidak menimbulkan stres pada anak.
61 I Anestesi dan Perawatan Perioperatif 355

TABEL 61-5 Respons Emosi terhadap Induksi Anestetik Intubasi sadar, atau intubasi sadar dengan sedasi dengan
anestesi topikal, mungkin lebih aman daripada induksi rang-
kaian cepat pada beberapa kasus gawat darurat tertentu yang
berkemungkinan mengalami masalah jalan napas, seperti ka-
sus luka bakar berat dan pembengkakan jalan napas, atau pada
beberapa neonatus yang sakit berat. Aturan pokoknya adalah
,,,,riri, duk$iiflg\opdapat.d-itolg1,aryi.d.e=*945*n"
bahwa risiko kehilangan jalan napas dan hipoventilasi harus
8 hulan-4 tahuii.,. *cein;qan u.tpf iurl r unggt ti nggi ir,r .,,,'.,i r iii
.
r i
lebih diprioritaskan daripada risiko akibat aspirasi. Berbagai
Paling sulit untuk induksi sungkup
':': :::::.:'::' teknik khusus untuk mengintubasi anak dengan masalah jalan
, pre'medikasi, preinduksi sangat beiguna , .r,
" b,t tatrun' Kiienfuun be4pisah masih=iaa-., rif1ijl;;;.:' napas sekarang sudah tersedia, seperti bronkhoskopr fiberop-
Induksi sungkup dibanlu dengan kehadiranl' tik, laringoskopi komisura anterior dan tongkat cahaya. Jalan
ofangtua " . napas sungkup laring merupakan metode alternatif pemeli-
.]:,1,1:fifiiiil: Biasanya tenang dengan induksi sungkup haraanjalan napas.
: ::: l ::i:]:
Takut jarum Induksi inhalasi dapat diterima dengan baik oleh keba-
.:

:rll:
Takut kehilangan kendali nyakan anak berusia 4-10 tahun, dan memang merupakan tek-
12;il,E tahun Biasanya lebih menyukai induksi intraYena
nik induksi yang paling banyak digunakan pada kelompok
daripada iungkup
,'. 'll '
"; umur ini di Amerika Serikat. Teknik ini dibantu oleh (1) ling-
kungan yang sepi dan tenang, (2) ahli anestesi yang bersikap
penuh percaya diri, (3) menghindari penundaan, (4) pengguna-
an sungkup beraroma enak, (5) pemberian nitrat oksida (yang
Ketakutan pada jarum tergantung pada umur, faktor per- tidak berbau) dan oksigen selama beberapa menit sebelum
kembangan. dan pengalaman dengan tindakan menyakitkan pemberian anestesi menguap yang lebih aromatik, dan (6t
sebelumnya. Di negara-negara yang secara rutin telah menggu- pengenalan sungkup bertahap.
nakan krem anestesi lokal lidokain-prilokain, campuran eutetik Induksi inhalasi mungkin secara medis terindikasi pada
anestesi lokal (eutectic mixture of local anathetics, EMI-A), situasi yang memerlukan pemeliharaan pernapasan spontan,
ada kesan bahwa anak tidak lagi sangat ketakutan menghadapi seperti benda asing jalan napas. Induksi inhalasi tetap merupa-
tindakan yang menggunakan jarum. Sebaliknya, penelitian de- kan teknik induksi yang secara luas dianggap paling mantap
ngan EMLA sebelum pemasangan kanulasi intravena pada pada penderita yang diduga mengalami epiglottitis, meskipun
anak di Amerika Serikat mendapatkan bahwa ketakutan dan beberapa senter telah melaporkan hasil yang baik dengan in-
stres tidak hilang meskipun tempat kanulasi sudah tidak be- duksi intravena sederhana. Kehadiran orangtua dalam induksi
rasa. Remaja, kecuali beberapa kasus tertentu, biasanya lebih anestesi untuk mengurangi stres anak makin banyak dis-
menyukai induksi intravena daripada inhalasi, sebagian karena arankan. Orangtua harus menerima pengarahan dan dukungan
mereka biasanya tidak terlalu takut pada jarum dan lebih me- khusus dari stafruang operasi.
nyukai induksi ketidaksadaran cepat. Induksi intravena biasa-
nya juga lebih disukai kebanyakan anak yang sudah menggu-
nakan jalur intravena sebelum pembedahan.
MANAJEMEN INTRAOPERASI
Induksi intravena biasanya secara medis diindikasikan pa-
da kebanyakan anak yang harus menjalani pembedahan gawat Aeastesi dapat dipertahankan dengan obat intravena,
darurat, yang biasanya dianggap berisiko mengalami aspirasi anestesi inhalasi, atau kombinasi keduanya. Pada bayi dan
isi lambung. Metode baku untuk mengurangi risiko terjadinya anak yang sakit berat, terutama yang diduga harus mendapat-
aspirasi adalah induksi "rangkaian cepat", yaitu (1) penderita kan ventilasi pascabedah, opioids sintetis dosis tinggi, seperti
menginhalasi oksigen 100% sebelum induksi, gunanya untuk fentanil atau sufentanil, memberikan anestesi dengan tetap
memperpanjang waktu desaturasi arteria karena apnea, (2) mempertahankan kestabilan hemodinamik dengan sangat baik.
anestesi diinduksi dengan obat hipnosis yang bekerja cepat Blokade stres nyeri menimbulkan pengaruh yang mengun-
yang diberikan bersama dengan pelemas otot, dan (3) dilaku- tungkan terhadap kestabilan metabolik bayi baru lahir dan
kan tekanan krikoid untuk membuntu esofagus dan mencegah bayi muda dengan cara mengurangi respons stres yang ditan-
refluks pasif isi lambung ke faring. dai dengan pelepasan berlebihan katekolamin, hiperglikemia,
Induksi rangkaian cepat dapat dengan efektif mencegah as- dan katabolisme protein.
pirasi padir kebanyakan kasus. Meskipun demikian, tindakan Pemeliharaan jalan napas dengan sungkup cukup berman-
tersebut mengandung beberapa risiko yang telah diperhitung- faat untuk banyak operasi elektif dan singkat. Intubasi trakhea
kan: (l) kemampuan mengintubasi trakhea atau setidaknya terindikasi pada keadaan berikut: (1) operasi kepala dan leher;
memventilasi dengan sungkup sebelum rnelakukan paralisis (2) tindakan pada rongga thoraks, perut, dan kranium; (3) ope-
otot hanya berupa asumsi dan belum dicoba; (2) dosis hipnosis rasi dengan posisi tengkurap; dan (4) kebanyakan tindakan ga-
tertentu, bukannya dititrasi perlahan, dapat menimbulkan efek wat darurat, karena ketidakpastian isi lambung. Pada bayi
samping hipertensi atau hipotensi pada penderita yang beri- yang lebih muda, terutama yang berusia kurang dari 6 bulan,
siko; (3) makin muda bayi, makin pendek pula waktu untuk pemeliharaan jalan napas dan kecukupan upaya bernapas lebih
menjadi hipoksia setelah praoksigenasi dan induksi; (4) tekan- menimbulkan masalah, sehingga banyak yang lebih menyukai
an krikoid tidak melindungi terhadap aspirasi isi jalan napas menggunakan intubasi endotrakhea pada kasus-kasus ini, ke-
atas, seperti bahan purulen abses retrofaring. cuali untuk operasi yang sangat singkat. Ventilasi terkendali
356 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

(sebagai lawan ventilasi spontan) lebih disukai pada kebanyak- meningkatnya pemahaman keamanan hemodilusi ringan, serta
an operasi intrathoraks dan intraabdomen. makin tingginya perhatian terhadap infeksi yang ditularkan
Meskipun kebanyakan anak lebih suka tertidur selama ope- melalui darah. Keputusan melakukan transfusi tidak hanya ter-
rasi, penggunaan anestesi regional pada anak akhir-akhir ini gantung pada hematokrit saja (yang mungkin belum diekuili-
semakin meningkat, baik sebagai tambahan untuk anestesi brasi dengan situasi perdarahan yang terus berlangsung), tetapi
umum, maupun sebagai anestesi utama pada kasus bayi beri- pada perkiraan atau perhitungan kehilangan darah, perhitung-
siko tinggi tertentu. Blokade saraf perifer dengan bupivakain an volume darah, tahap tertentu operasi, dan faktor risiko pen-
dapat memberikan analgesia pascabedah cukup lama, serta derita. Misalnya, jika seorang bayi kehilangan 3O% volume
memungkinkan keluar dari anestesi dengan cepat dan tanpa darahnya selama pemotongan (diseksi) awal kraniotomi atau
rasa nyeri sehingga memungkinkan anak cepat dapat dipulang- reseksi hati, yang masih mengantisipasi terjadinya perdarahan
kan. Anestesi ini mengurangi kebutuhan opioids, serta mengu- lebih lanjut yang mungkin saja terjadi dengan cepat, maka
rangi kejadian mual dan muntah. Contohnya adalah blokade transfusi tidak boleh ditunda. Sebaliknya, anak sehat berusia
penis untuk sirkumsisi dan blokade saraf femoralis atau fascia 12 tahun dengan berat badan 45 kg yang kehilangan 30Vo vo-
iliaka untuk fraktur femur. lume darahnya (sekitar 1200 ml) pada akhir osteotomi pang-
Dokter anak harus terbiasa dengan pedoman dosis penggu- gul, dengan hemodinamik stabil, keluaran urin sangat baik,
naan obat anestesi lokal dengan aman: 5 mg/kg (7 mg/kg de- dan hematokit 22Vo setelah penggantian kristalloid cukup,
ngan epinefrin) untuk lidokain, dan 2 mg/kg (2,5-3 mg/kg maka transfusi biasanya dapat dihindari. Terapi komponen da-
dengan epinefiin) untuk bupivakain. Iadi, misalnya, jika lido- rah biasanya lebih disukai danpada transfusi darah lengkap.
kain lVo digunakan untuk anestesi lokal pemasangan pipa dada Komplikasi transfusi cepat meliputi hiperkalemia dan toksisi.
pada prematur dengan berat badan 2 kg, lidokain yang boleh tas sitrat (hipokalsemia terionisasi), yang dapat menimbulkan
diberikan hanya 1 ml. Kalkulasi dosis dan penggunaan larutan aritmia dan henti jantung. Pemberian kalsium pada keadaan
yang lebih encer tcrutama sangat penting untuk bayi kecil. seperti ini mungkin dapat menyelamatkan jiwa. Pada pembe-
Aplikasi lidokain mukosa juga dapat mengakibatkan toksisitas. dahan elektif anak lebih tua dan remaja dengan perkiraan ter-
Dosis berlebihan dapat menimbulkan kejang, aritmia, dan de- jadi perdarahan, harus disarankan untuk dilakukan pradonasi
presi miokardium. dengan darah autolog. Berbagai teknik untuk mengurangi ke-
Untuk pembedahan besar thoraks, perut, dan pelvis pada hilangan darah sekarang sudah dilakukan, termasuk hemodi-
anak, salah satu teknik yang berguna meliputi analgesia epi- lusi akut, hipotensi terkendali, infus kembali eritrosit yang
dural yang dikombinasi dengan anestesi umum ringan in- sudah disentrifus dan dicuci dari hasil pembedahan.
traoperasi, diikuti dengan anestesi epidural pascabedah. Dapat TERMOREGULASI. Termoregulasi selama anestesi umum
digunakan opioids epidural atau anestesi lokal. Penelitian dan regional mayor terganggu, dan bayi muda terutama rentan
kasus terkendali anak yang menjalani koreksi esofagus, fun- terhadap hipotermia atau hipertermia dalam ruang operasi. Se-
doplikasi, dan rekonstruksi urologis mayor, semuanya menun- lama anestesi umum harus dilakukan monitor terus menerus
jukkan turunnya kebutuhan ventilasi dan komplikasi paru .terhadap suhu tubuh. Dalam ruang operasi yang berpendingin,
pascabedah penderita yang menerima analgesia epidural. bila kurang hati-hati, sering terjadi hipotermia pada bayi kecil
TERAPI CAIRAN. Pada semua anak yang akan menjalani yang menjalani laparotomi, thorakotomi, atau kraniotomi. Hi-
operasi, kecuali kebanyakan operasi superfisial, harus di- pa- potermia yang disengaja berguna untuk melindungi otak dan
sang kanulasi intravena, baik sebagai tempat akses obat intra- miokardium pada operasi jantung atau operasi khusus lainnya.
vena, maupun sebagai jalur untuk menggantikan defisit cairan Pada kebanyakin situasi, hipotermia harus dihindari karena
dan pemberian kebutuhan cairan rumatan. Kanulasi vena anak dapat berakibat buruk pada koagulasi, kendali ventilasi,
yang rawat inap lama di rumah sakit kadang-kadang sangat su- penghentian blokade neuromuskular, dan keseimbangan meta-
lit. Kesulitan ini harus diantisipasi dalam penilaian prabedah, bolik. Demikan pula, hipertermia meningkatkan konsumsi ok-
sehingga pada situasi ini harus siap personalia yang ahli dalam sigen, dan dapat membingungkan dalam diagnosis banding
kanulasi vena sentral pediatrik.atau pemasangan vena seksi. keadaan yang lebih berbahaya, seperti sepsis dan hipertermia
Pada operasi yang mengantisipasi terjadinya banyak perdara- maligna.
han, jarum dengan diameter yang sesuai sangatlah penting, Hipotermia dapat dicegah dengan penggunaan pemanas ra-
Hipoglikernia dan hiperglikemia harus dihindari. Tanda dian di atas kepala, kasur air hangat bersirkulasi, udara inspi-
klinis hipoglikemia pada penderita yang dianastesi sulit diin- rasi yang dilembab-panaskan, dan membungkus kepala dan
terpretasi, sedangkan konsekuensi neurologisnya dapat sangat tungkai dengan bahan yang tidak menggores dan dapat
berat. Penelitian menunjukkan bahwa hipoglikemia sangat ja- menyimpan panas. Penghangat darurat berurutan merupakan
rang terjacli pada anak besar yang menerima anestesi dan larut- cara efektif untuk terapi hipotermia intraoperatif.
an bebas glukosa, tetapi mungkin lebih sering terjadi pada bayi Hiperpireksia maligna atau hipertennia nnLigna (MH) a-
yang dipuasakan dan pada anak dengan kondisi medis yang dalah kelainan genetik otot rangka yang mengancam jiwa
mencegah terjadinya respons glikemia cukup terhadap stres yang jarang terjadi, ditandai dengan takikardia, takipnea, hi-
operasi. Pada situasi berisiko tinggi, kadar glukosa plasma ha- permetabolisme, kekakuan otot, hiperkarbia, asidosis, dan de-
rus dimonitor, atau penderita harus menerima infus glukosa ru- mam setelah pajanan terhadap anestesi inhalasi uap (halotan,
matan. Infus cepat larutan yang mengandung glukosa harus isofluran) atau pelemas otot depolarisator suksinilkolin. Hiper-
dihindari karena dapat mengakibatkan hiperglikemia. pireksia maligna lebih sering terjadi pada penderita berbagai
TRANSFUSI DARAH. (lihat Bab 426).I*iteria transfusi pe- kelaianan otot seperti distrofi muskularis Duchenne. Manaje-
rioperatif pada anak telah dimodifikasi, sebagian karena makin men awalnya meliputi (1) penghentian agen yang memicu, (2)
61 I Anestesi dan Perawatan Perioperatif 357

hiperventilasi dengan oksigen, (3) pemberian terapi spesifik' Pilihan sedasi sadar oleh subspesialis anak (ahli onkologi,
dantrolen 3 mg/kg yang diberikan secara intravena dan dicam- ahli gastroenterologi, ahli radiologi anak) dibanding dengan
pur dengan air steril, jika perlu sampai mencapai dosis beban sedasi atau anestesi oleh ahli anestesi tergantung pada bebera-
total l0 mg/kg. Bersamaan dengan ini, dilakukan pula tindak- pa faktor, meliputi (1) kondisi medik dan psikologis penderita
an perawatan intensif yang meliputi: (l) terapi hiperkalemia serta faktor risikonya, (2) lamanya, nyeri, dan derajat imobili-
dan asidosis, (2) dukungan sirkulasi, (3) cara pendinginan ak- tas atau kooperasi yang diperlukan untuk melaksanakan tin-
tif, dan (4) alkalinisasi urin untuk mencegah cedera tubulus dakan, dan (3) ketersediaan sumber daya. Berbagai tindakan
karena mioglobinuria. Obat anestesi yang tidak memicu dan minor dapat dengan aman dilaksanakan dengan sedasi sadar
dapat digunakan dengan aman adalah barbiturat, opioids, pro- oleh bukan ahli anestesi. Pengamanan sedasi sadar memerlu-
pofol, nitrat oksida, anestesi lokal, benzodiazepin, butirofenon, kan (1) protokol standar monitor tanda utama; (2) klinikus
dan pelemas otot yang bukan depolarisator (lihat bab 62)' penuh-waktu (perawat, dokter, ahli terapi respirasi) yang tidak
.Monitor disibukkan dengan pelaksanaan tindakan, tetapi bertanggung-
MONITOR. standar anak yang menjalani anestesi
jawab terhadap tanda utama, kecukupan jalan napas dan upaya
umum atau regional mayor di Amerika Serikat, meliputi elek-
pernapasan, serta tingkat kesadaran; dan (3) segera tersedianya
tlokardiogram, manset tekanan darah, stetoskop prekordial
peralatan jalan napas, tambahan oksigen, pengisap lendir, dan
atau esofagus, probe sultu, oksirneter, kapnograf, dan penga-
darah intra-arteri ter- obat resusitasi. Harus ada kesepakatan tindakan yang sesuai
nalisis oksigen in-line. Monitor tekanan
dan dosis maksimum yang boleh digunakan oleh bukan ahli
indikasi pada tindakan yang disertai ketidakstabilan hemo-
anestesi. Oksimetri nadi sangat penting sebagai monitor oksi-
dinamik dan kehilangan darah dalam jumlah besar' Metode
genasi terus menerus.
monitor yang lain, seperti kateter arteri pulmonalis atau vena
Tidak ada kombinasi obat sempurna yang dapat memberi-
sentral atau ekokardiografi transesof'agus, dapat terindikasi
kan sedasi cukup dan kooperasi untuk menjalani tindakan pa-
pada situasi tertentu.
da semua kasus dengan tanpa risiko depresi pernapasan' Jum-
lah dosis harus dihitung secara perorangan dan dititrasi cukup
PEMULIHAN PASCA.ANESTESI perlahan unluk dapat melihat respons penderita. Untuk banyak
tindakan singkat yang menimbulkan stimulasi nyeri, kombi-
Fasilitas ruang pemulihan dan ruang perawatan anak harus nasi yang dapat dipakai meliputi midazolam (benzodiazepin
dapat memberikan pengawasan berkesinambungan patensi ja- kerja-singkat yang bersifat ansiolitik dan amnesia) dan suatu
lan napas, ventilasi yang cukup, dan stabilitas sirkulasi' Seku- opioid (fentanil) untuk memberikan analgesia. Kombinasi obat
ele anestesi umum yang sering terjadi pada bayi dan anak ini dapat menimbulkan efek sedasi dan depresi respirasi secara
meliputi eksitasi pasca-anestesi, muntah, dan nyeri. Pada keba- sinergis, sehingga titrasi dosis dan monitor sangatlah penting.
nyakan kasus, muntah dapat diredakan dengan pemberian buti- Disarankan untuk dapat segera menyediakan obat pembalik
rofenon (droperidol), fenotiazin (proklorperazin), metoklo- efek, yaitu masing-masing flumazenil dan nalokson, yang da-
pramid, atau ondansetron. pat digunakan pada keadaan hipoventilasi yang tidak bere-
Masa pemulihan harus cukup untuk memastikan bahwa spons terhadap stimulasi, pemberian oksigen tambahan, dan/
anak sudah tidak merasa nyeri dan tidak lagi muntah' Tidak atau bantuan ventilasi. Untuk tindakan tanpa nyeri yang me-
perlu dan tidak ada manfaatnya "memaksa anak minum" me- merlukan tidur dan imobilitas, seperti sken resonansi mag-
lalui mulut karena hal ini dapat memperburuk muntah' Anak netik, sedatif tanpa sifat analgesia. seperti pentobarbital atau
juga tidak perlu tetap berada di ruang pemulihan sampai anak kloralhidrat, sering digunakan. Ada diskusi berkepanjangan
telah kencing. mengenai toksikologi metabolit kloralhidrat.
Penderita dengan kelainan jalan napas atas, riwayat apnea Manajemen tindakan anestesi singkat di daerah yang jauh
waktu tidur, atau kelainan kendali ventilasi, atau penderita sangat dipermudah dengan adanya obat intravena yang bekerja
yang menjalani pembedahan jalan napas' memerlukan obser- ultra-singkat seperti propofol yang memungkinkan keluar dan
vasi yang lebih lama dan lebih teliti. pulih dari anestesi dengan cepat dan berpikiran jernih. Keun-
Pasca intubasi endotrakhea, penderita dapat timbul edema tungan propofol yang lain adalah juga memilikr sifat antie-
subglottis, terutama jika mereka mempunyai riwayat croup meti k dan antipruritik.
atau infeksi jalan napas atas. Edema ini sering dapat direda-
kan clengan inhalasi epinefrin rasemik aerosol. Kortikosteroid
nrungkin bermanfaat.
RUJUKANUMUM
Cote CJ, Ryan JF, Todres ID, Goudsouzian N (eds): The Practice of Anesthe-
sia for Infants and Cl-rildren, 2nd ed. New York, Grune & Stratton, 1993.
ANESTESI DAN SEDASI SADAH DI LUAR RUANG OPERASI
Gregory GA (ed): Pediatric Anesthesia, 3rd ed. New York, Churchill-
Livingstone, I 994.
Tindakan diagnostik dan terapeutik yang sering dilakukan Motoyama E, Davis P (eds): Smith's Anesthesia for Infants and Children, 5th
meliputi aspirasi dan biopsi sumsum tulang, pencitraan radio- ed. Sr. Louis, MO, CV Mosby, 1990.
logis, terapi radiasi, dan tindakan endoskopi. Sedasi dan Steward DJ: Manual of Pediatric Anesthesia, 3rd ed. New York. Churchill
Livingstone, I 990.
anestesi untuk tindakan-tindakan ini sangat bermanfaat untuk
mengurangi stres pada anak dan memudahkan pelaksanaan tin-
dakan. The Anterican Academy of Pediatrics telah meningkat- PEMERIKSAAN LABORATORIUM PRABEDAH
kan stanclar monitor untuk mengurangi risiko sedasi sadar di O'Connor ME, Drassner K: Pre-operative laboratory testing of children under-
going elective surgery. Anesth Analg 70:176, 1990.
Iuar ruang operasi.
358 BAGIAN VIll a Anak Sakit Akut

PUASA PRABEDAH sional. Karenanya intensitas pengalaman nyeri dan mekanisme


Moon R: Fasting before surgery. JAMA 2'13:1111,1995.
Schriner MS, Treibwasser A, Koen TP: Ingestion of liquids compared to pre-
untuk mengatasinya, untuk suatu cedera tertentu, bervariasi
operative fasting in pediatric patients. Anesthesiology 7 2:593,1990. antar individu. Namun, ketidakmampuan penderita pediatri,
Splinter WM. Stewart JA, Muir JG: The effect of pre-operative apple juice on untuk dengan jelas mengkomunikasikan pengalaman nyeri te-
gastric contents, thirst and hunger in children. Can J Anaesth 36:55, 1990.
lah menimbulkan mitos sosial yang kompleks dan kesalahan
penilaian secara medis yang mengakibatkan kurang cukupnya
APNEA PASCA.BEDAH PADA BAYI YANG DAHUi-U PRETERM
Kurth CD. Spitzer AR, Broennle AM, et al: 'Post-operative apnea in preterm terapi nyeri pada anak. Beberapa kesalahan konsep mengenai
infants. Anesthesiology 66:483, 1987. nyeri pada anak meliputi (1) anak mempunyai toleransi yang
Steward DJ: Prcterm infants are more prone to complications following minor lebih tinggi terhadap nyeri, (2) persepsi nyeri pada anak ren-
surgery than are infants. Anesthesiology 56:304,1982.
dah karena imaturitas biologis, (3) anak tidak mempunyai atau
Welborn LG, Desoto H, Hannallah RS, et al: The use of caffeine in the con-
trol of post-anesthetic apnea in former preterm infants. Anesthesiology hanya mempunyai sedikit ingatan mengenai pengalaman yang
68:796. 1988. menyakitkan, (4) anak lebih sensitif terhadap efek samping
analgesik, dan (5) anak berisiko khusus mengalami addiksi
ANAK DENGAN INFEKSI PERNAPASAN ATAS terhadap narkotik. Tidak ada bukti untuk membenarkan keper-
Cohen MM, Cameron CB: Should you cancel the operation when a child has
cayaan ini.
an upper respiratory tract infection? Anesth AnalgT2:282,1991.
Desoto H. Patel RI, Soliman IE, et al: Changes in oxygen saturation following PATOF|SIOLOG|. Imaturitas neurologis tidak mengakibar
general anesthesia in children with upper respiratory infection signs and kan neonatus kurang bulan dan cukup bulan tidak mampu
symptoms undergoing otolaryngological procedures. Anesthesiology merasakan dan mengingat rasa sakit. Jalur neurosensorik un-
68:276.1988
tuk transmisi nosiseptif secara anatomis dan fungsional telah
Tait AR, Knight PR: The effects of general anesthesia on upper respiratory
tract infections in children. Anesthesiology 67:930. 198'7 .
lengkap pada bayi baru lahir. Penelitian anatomis menunjuk-
kan bahwa inervasi perifer dan hubungan sistem saraf pusat
ANESTESI UMUM DAN SEDASI pada tingkat sel kornu dorsalis khorda spinalis telah ada pada
Anand KJS, Sippell WG, Aynsley-Green A: Rando:nized trial of fentanyl an- awal perkembangan janin. Jaras saraf spinal untuk transmisi
esthesia in preterm babies undergoing surgery, Effects on the stress re-
sponse. Lancet l:243, 1987.
nyeri sampai ke neokorteks telah lengkap dan termielinisasi
Brustowicz RM, Nelson DA, Betts EK. et al: Efficacy of oral premedication sempurna pada kehamilan trimester ketiga. Lagipula, transmi-
for pediatric outpatient surgery. Anesthesiology 60:475. 1984. ter nosiseptik (substansi P) dan substansi modularor nyeri
Keenan RL, Boyan CP: Cardiac anest due to anesthesia. A study of incidence (opioid endogen) telah berfungsi pada janin. Kadar neuropep-
and causes. JAMA253:2373, 1985.
Nicolson SC, Betts EK, Jobes DR, et al: Comparison of oral and intramuscular
tida ini sangat meningkat pada masa perinatal.
preanesthetic medication for pediatric inpatient surgery. Anesthesiology Pada neonatus, seperti pada orang dewasa, serabut C tidak
7l :8, 1989 bermielinasi mentransmisi informasi nosiseptif perifer. Trans-
misi pulsa saraf pada serabut ,4.-6 yang belum lengkap ter-
ANESTESI REGIONAL DAN MANAJEMEN NYERJ mielinasi, tertunda, tetapi tidak diblokade, sampai terjadinya
Dalens B: Regional anesthesia in children. Anesth Analg 68:654, 1989.
Schechter N, Berde CB, Yaster M: Pain in Infants, Children, and Adolescents.
mielinasi sempurna pascalahir. Lebih dekatnya jarak yang
Baltimore, Williams & Wilkins, 1993. diperlukan untuk perjalanan impuls akan mengimbangi setiap
keterlambatan kecepatan penghantaran. Karenanya, ketiadaan-
RISIKO ANESTESI nya pengendalian hambatan yang telah berkembang sempurna
Holtzman R: Morbidity and mortality in pediatric anesthesia. Pediatr Clin
pada bayi baru lahir dapat mengakibatkan respons hiperalgesik
North Am 41:239,1994.
Monay JP, Geiduschek JM, Caplan RA, et al: A comparison of pediatric and berlebihan terhadap stirnulus aferen sampai terjadinya matu-
adult anesthesia closed malpractice claims. Anesthesiology 78:461, 1993. rasi pascanatal.
Rosen G, Muckle R, Mahowald M, et al: Postoperative respiratory compro- Lagipula, didapatkan bahwa evaluasi neonatus yang men-
mise in children with obstructive sleep apnea syndrome: Can it be antici- jalani prosedur yang menyakitkan (misalnya, ditusuk tumit,
pated? Pediatrics 93:'7 84, 199 4.
sirkumsisi) tanpa dilakukan anestesi menunjukkan adanya
HIPERTERMIA MALIGNA pola respons autonom terhadap nyeri yang tampak sebagai pe-
Kaus SJ, Rockoff MA: Malignant hyperthermia. Pediatr Clin North Am ningkatan tekanan darah, kecepatan denyut jantung, tahanan
41:221.1994 pembuluh darah paru, tekanan intrakranium, keringat telapak
tangan, dan penurunan tekanan parsial oksigen transkutan.
Respons tingkah laku ini bersifat difus dan berlebihan, namun
bertujuan dan ditandai dengan menarik diri berkepanjangan,
terutama pada neonatus kurang bulan, berkorelasi dengan pe_
I Bae 62 ningkatan kadar neuropeptida pada tempat-tempat reseptor
yang tersebar difus pada korteks serebri. Rasa nyeri dari tin-
Penatalaksanaan Nyeri dakan tersebut menimbulkan respons tingkah laku perse-
orahgan, dengan beberapa bayi nyata menurunkan aktivitas
pada saat dirangsang nyeri. Perubahan tingkah laku masih me-
Gloria L.Sellmqn
netap meskipun nyeri telah berlalu, suatu hal yang menunjuk-
kan adanya memori. Bayi baru lahir juga menunjukkan adanya
respons hormonal,terhadap nyeri bedah dengan melepaskan
KESALAHAN KONSEP NYERI. Nyeri adalah pengalaman katekolamin, kortikosteroid, glukagon, dan hormon pertumbu_
subyektif yang meliputi komponen sensorik maupun emo- han, disertai penurunan pelepasan insulin. perubahan metabo_
62 I Penatalaksanaan Nyeri 359

lik ini mengakibatkan terjadinya hiperglikemia yang


menetap Aliran utama terapi faramakologis nyeri akut atau konis
sampai masa pascabedah dan keadaan katabolismejangka pan- berat adalah obat opioid sistemik. Obat analgesik lain yang
jang yang mengakibatkan pemecahan substrat protein. Res- diberikan secara sistemik atau lokal (anestesi lokai) dapat
pons endokrin terhadap stres berbagai jenis nyeri bedah dapat bekerja secara sinergis dengan opioid atau dapat menghilang-
diperingan atau diblokade, masing-masing dengan penggunaan kan perlunya pemberian opioid (Tabel 62-l).
anestesi inhalasi kuat atau anestesi fentanil. Kurangnya ham- Bila mungkin, anak harus diberi analgesia yang sesuai me-
batan terhadap stres neuroendokrin berhubungan dengan keti- lalui jalur yang tidak invasif, per oral atau melalui jalur intra-
dakstabilan intra-operasi dan peningkatan komplikasi meta- vena yang sudah ada (Bab 6l). Sangat penting untuk disadari
bolik dan sirkulasi pascabedah, bila dibandingkan dengan anak bahwa memberikan injeksi intramuskular pada anak yang me-
yang menerima anestesi fentanil. Perbaikan hasil bedah bayi laporkan perasaan nyeri sama saja dengan mengatakan kepada
yang menerima anestesi fentanil terbukti berhubungan dengan mereka bahwa untuk menghilangkan nyeri harus dicapai de-
lebih pendeknya masa tinggal di unit perawatan intensif neo- ngan rasa nyeri lain. Hal ini merupakan suatu konsep yang,
natus (neonatal intensive care unit [NICU]) dan masa tinggal meskipun dapat dipahami, jarang disukai anak dan sering
keseluruhan di rumah sakit, sehingga dapat menurunkan biaya mengakibatkan penyangkalan nyeri aktif oleh anak yang ke-
perawatan kesehatan. sakitan.
MANIFESTASI KLINIS DAN PENILAIAN. Penilaian nyeri pada Nyeri Pascabedah. Pengendalian nyeri pada masa perio-
bayi perlu dilakukan secara tidak langsung dan meliputi obser- perasi harus berkesinambungan, mulai dengan pendidikan dan
vasi tangis, ekspresi wajah, respons autonom, dan tingkah laku obat prabedah, diikuti analgesia intraoperasi dengan blokade
atau aktivitas motorik. Ekspresi wajah merupakan indikator regional atau obat sistemik, salah satu di antaranya atau ke-
nyeri bayi yang hampir selalu dapat diandalkan. Setelah anak duanya dapat dilanjutkan sampai masa pascabedah. Konsep
menjadi semakin besar, terjadi pula perilaku antisipasi, yang pemberian analgesik lebih dahulu atau pemberian analgesik
tampak dari sikap tubuh dan gerakan protektif. Anak praseko- profilaktis sebelum insisi bedah dapat menurunkan kebutuhan
lah berusia 3-7 tahun, mempunyai kemampuan kognitif terba- obat anestesi dan pengendali nyeri pascabedah. Tanpa blokade
tas untuk menentukan'kualitas dan kuantitas nyerinya. Skala regional (Bab 61), nyeri pascabedah dapat dengan efektifdite-
analog linear atau berbentuk tangga menggunakan foto eks- rapi dengan preparat opioid oral atau secara intravena se-
presi wajah, gambaran wajah secara seri, atau skema warna bentar-sebentar atau pun infus berkesinambungan. Infus terus
mungkin berguna untuk memvalidasi ketidaknyamanan anak menerus berguna untuk mempertahankan keseragaman kadar
prasekolah. Metode pelaporan sendiri dengan menggunakan obat plasma dan memungkinkan kestabilan kendali rasa nyeri,
skala tingkatan intensitas nyeri secara numerik telah terbukti tidak menimbulkan siklus nyeri dan analgesia selang-seling
bermanfaat untuk anak usia-sekolah dan berkorelasi baik de- akibat pemberian sebentar-sebentar secara parenteral. Efek
ngan skala tingkatan dari orangtua yang diukur secara simul- samping penggunaan opioid dapat dikurangi dengan menggu-
tan. Aspek psikologis dan emosional pengalaman nyeri remaja nakan terapi kombinasi dengan asetaminofen atau obat anti ra-
lebih mungkin mempengaruhi pelaporan sendiri nyeri mereka. dang non-steroid (nonsteroidal anti-inflammotory drugs,
Karena perilakunya yang lebih terkontrol, serta tidak adanya NSAIDs). Nyeri pascabedah ringan atau sedang dapat dengan
alat penilaian nyeri yang telah divalidasi khusus untuk kebu- baik dikontrol dengan analgesik non-opioid saja, namun, tidak
tuhan remaja, ketergantungan pada instrumen pelaporan sen- seperti opioid, non-opioid mempunyai efek atap (maksimum)
diri yang lebih komprehensif, seperti Kuesioner Nyeri McGill, analgesia, sehingga peningkatan dosis hanya akan meningkat-
mungkin bermanfaat. Berapapun usianya, setiap instrumen pe- kan insiden efek samping tanpa meningkatkan efek analgesia.
laporan sendiri memerlukan waktu untuk instruksi dan latihan Juga. kebiasaan memberikan secara kalau perlu (prn) tidak
penggunaannya. Penilaian nyeri harus sering dilakukan secara akan cukup menghilangkan rasa nyeri dan tidak dianjurkan.
teratur, serta didukung dengan pemahaman lebih baik penderi- Morfin dan fentanil dapat dengan aman diberikan untuk
ta terhadap nyeri mereka dan alasan timbulnya rasa nyeri ter- mengendalikan nyeri pascabedah pada bayi dan anak. Kelom-
sebut. pok umur ini mempunyai kemampuan yang setara dengan
TERAPI. Langkah pertama program manajemen nyeri kom- orang dewasa dalam hal klirens (bersihan) obat serta kerentan-
prehensif adalah evaluasi kebutuhan perorangan penderita de- an yang sebanding terhadap efek samping pernapasan dari
ngan, bila mungkin, bantuan tim spesialis medis dan psiko- opioid. Di lain pihak, klirens (bersihan) obat pada neonatus
sosial anak. Harus dilakukart pendidikan sesuai umur dengan sangatlah bervariasi. Karenanya, bayi yang berusia kurang dari
diskusi mengenai perencanaan perawatan yang diusulkan atau 3 bulan mungkin dapat dengan aman mendapatkan analgesia
setiap tindakan yang direncanakan, termasuk memperkenalkan opioid, tetapi harus dilakukan monitor terhadap apnea sampai
penderita dan keluarganya kepada pelaksana perawatan, mena- 24 jam setelah pemberian dosis yang terakhir. Kelompok umur
warkan untuk bermain dengan peralatan medis yang tidak ber- ini, terutama bayi kurang bulan atau yang berisiko tinggi aki-
bahaya dan mendorong untuk dilakukannya pembahasan la- bat adanya penyakit yang mendasari (misalnya, kistik fibro-
tihan dengan boneka. Tehnik-tehnik ini dapat membantu sis), harus diobservasi ketat dengan akses segera ke resusitasi
mengungkapkan ketakutan penderita yang mungkin tidak da- jalan napas yang tersedia. Penderita tersebut mempunyai
pat dengan mudah diungkapkan dengan cara lain. Dengan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya apnea setelah anestesi
mengijinkan penderita untuk berpartisipasi dan terlibat dalam umum sehingga harus dimonitor dengan tepat.
pemilihan rencana terapi sejauh mungkin, keyakinan diri dan Penggunaan alat pompa yang terprogram secara kompu-
kerjasama penderita dari hampir semua usia dapat ditingkat- terisasi untuk memasukkan opioid peridural atau intravena
kan. sendiri sangat baik digunakan pada anak usia-sekolah. Metode
360 BAGIAN Vlll a Anak Sakit Akut

ini-analgesia dikontrol-penderita (patient-controlled analge- penanggulangan lainnya. Hipnosis dan teknik perilaku kognitif
sia, PCA), mempunyai keuntungan dapat untuk memasukkan iainnya dapat menjadi tambahan manajemen farmakologis
obat tepat pada waktunya sehingga dapat memelihara kecu- nyeri yang sangat penting dalam situasi seperti ini. Penekanan-
kupan analgesia, meningkatkan partisipasi penderita dalam nya adalah untuk memaksimalkan partisipasi dan kendali pen-
perawatan dirinya dan terbukti aman untuk mereka yang beru- derita, bahkan anak berusia 18 bulan dapat berpartisipasi pada
sia 6-18 tahun. Cara ini sangat disukai penderita dan pemberi penggantian perban. Anak yang lebih tua dapat diberi hak me-
pelayanan kesehatan. Di samping memperbaiki efektivitas minta "waktu istirahat" selama periode yang mereka rasakan
analgesia, PCA terbukti menurunkan biaya perawatan kese- sebagai stres maksimum. Dengan mengoptimalkan pengenda-
hatan dan menurunkan beban kerja perawatan. Penderita yang lian nyeri dan kecemasan pada tindakan pertama, kecemasan
lebih kecil juga dapat dipertimbangkan menerima PCA, tetapi yang ditimbulkan oleh tindakan ulangan berikutnya akan dapat
penggunaannya untuk semua usia harus dinilai secara pero- dikurangi dan lebih mudah ditahan. Anak melaporkan bahwa
rangan, tergantung pada ketrampilan manual dan pemahaman satu faktor yang paling membantu mereka menghadapi penga-
konseptual. laman nyeri apapun adalah kehadiran (kedua) orangtuanya.
Kanker dan Sindroma Nyeri Lain. Penderita kanker menderi- Telah ters'edia sediaan anestetik lokal topikal efektif untuk
ta nyeri karena proses penyakitnya, efek samping kemoterapi, menganestesi daerah kulit yang akan dilakukan tindakan.
dan prosedur diagnostik dan terapeutik yang dilakukan ber- EMLA adalah campuran eutektik anestesi lokal yang terdiri
ulang-ulang. Semua nyeri harus ditentukan dahulu etiologinya, dari campuran lidokain 2,5 Vo dan prilokain 2,5 Vo = 50:50
agar dapat disingkirkan kemungkinan komplikasi tidak ter- serta dilarutkan dalam emulsi air dan lemak. Campuran ini sa-
duga suatu proses yang mendasari. Di samping opioid oral ngat menurunkan rasa nyeri akibat tindakan, dan dipergunakan
atau intravena, kadang-kadang diperlukan metode alternatif untuk berbagai keperluan, mulai dari pemasangan jalur intra-
pemberian obat karena toleransi penderita, seperti mukositis vena sampai pungsi lumbal dan dari aspirasi sumsum tulang
atau mual, dapat menghalangi masuknya obat oral, atau bila sampai tempat pengambilan cangkok kulit pada luka bakar.
jalan masuk intravena terbatas. Pilihannya meliputi: infus mor- Setelah dioleskan pada kulit utuh dan dibungkus dengan per-
fin atau metadon subkutan secara sebentar-sebentar, kontinu, ban yang bersifat oklusif, anestesi superiisial akan sempurna
atau PCA; fentanil secara subkutan, transdermal, atau nasal; dalam 60-90 menit. Ada peningkatan dalamnya penerrasi yang
atau obat opioid yang diberikan dengan kateter epidura atau berhubungan dengan waktu, dengan puncak yang terjadi sete-
intrathekal. Terapi kortikosteroid juga penting untuk menghi- lah 2 jam dan masa berlangsung sekitar 3-4 jam, sehingga ada
langkan nyeri akibat invasi luas tumor ke tulang atau sistem kelenturan waktu untuk melakukan tindakan di ruangan klinik.
saraf pusat dan perifer yang mengakibatkan penekanan pada Bayi berusia kurang dari 3 bulan. dan terutama, bayi kurang
saraf atau peningkatan tekanan intrakranial bulan mungkin mempunyai risiko toksisitas yang lebih besar.
Terapi bantuan untuk meningkatkan atau menggantikan an- Bukti yang ada menunjukkan bahwa krem lidokain 30Vo topi-
algesia opioid (pada kasus nyeri bukan akibat kanker) adalah kal cukup aman dan bermanfaat untuk tindakan sirkumsisi
penggunaan NSAID, antidepresan trisiklik, obat ansiolitik dan pada neonatus.
stimulasi saraf elektris transkutaneus (transcutaneous electri- TAC adalah campuran anestesi topikal yang terdiri dari te-
cal nerve stimulation, TENS). Misalnya. terapi farmako- logis trakain 0,57o, epinefiin 1:2.000, dan kokain ll,8Vo, serta digu-
yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri neuropati aki- nakan di ruang gawat darurat pediatri. Larutan dioleskan
bat cedera saraf adalah obat trisiklik dosis rendah. Nyeri pe- secara langsung pada luka atau luka robek terbuka yang me-
nyakit sel sabit atau artritis rheumatoid juvenil paling baik merlukan penjahitan atau pembuangan puing-puing. Hati-hati,
secara kronis diobati dengan asetaminofen (Tylenol) atau hindari kontak dengan membrana mukosa, utuh atau tidak, ka-
NSAIDs. Namun, pada krisis vasooklusi penyakit sel sabit rena ada potensi terjadi absorbsi toksik yang fatal. TAC tidak
akut, terapi opioid terindikasi. Pada kasus tersebut, morfin mc- boleh digunakan pada daerah yang dipasok oleh ujung arteri,
rupakan obat parenteral pilihan. Biasanya, tidak disarankan seperti jari-jari, penis, dan cuping telinga. Infiltrasi subkutan
untuk memberikan meperidin karena metabolit berdaya la- anestesi lokal untuk memperbaiki pengaruhnya dapat dilak-
manya, normeperidin, mempunyai sifat analgesia yang kurang sanakan setelah anestesi topikal dioleskan. Perubahan lebih
baik dan disertai dengan perangsangan sistem saraf sentral dan jauh sengatan nyeri injeksi anestesi lokal dapat dicapai dengan
bangkitan kejang. Pemberian meperidin jangka panjang juga pemberian natrium bikarbonat (1 ml tiap 9 ml lidokain atau 0,1
mengakibatkan akumulasi normeperidin dan menimbulkan in- ml tiap 9,9 ml markain) yang diberikan melalui jarum berdia-
siden kecemasan (disforia) dan efek toksik lain yang cukup meter kecil.
bermakna, tel'utama pada penderita dengan gangguan fungsi Sedasi farmakologis berperan penting dan kadang-kadang
ginjal. sangat penting dalam menolong penderita bertahan melewati
Nyeri Tindakan. Anak dengan penyakit kronis sering mela- tindakan yang membuat stres. Kombinasi tetap tiga atau lebih
porkan bahwa nyeri tindakan seperti aspirasi sumsum tulang, analgesik dan penenang (tranquilizier) sistemik tidak lagi di-
pungsi lumbal, dan kemoterapi intrathekal merupakan sumber anggap aman. Kombinasi tersebut rirenimbulkan lebih banyak
kecemasan dan nyeri utama di rumah sakit. Namun, tindakan komplikasi daripada jadwal perseorangan menggunakan satu
tersebut, begitu pula tindakan penggantian penutup luka bakar, atau dua obat'kerja-singkat. Dengan secara efektif mengkom-
pemotongan puing-puing (debridemen) dan berbagai tindakan binasikan metode tersebut, sebagian besar tindakan dapat se-
di unit perawatan intensif maupun unit gawat darurat masih di- cara efisien dilakukan tanpa adanya pengaruh obat berkepan-
lakukan tanpa perlindungan sedatif, analgesia. atau strategi j angan.
62 t Penatalaksanaan Nyeri 351

Tabel 62-l Jadwal dan Dosis Obat Analgesik yang Dianjurkan untuk Bayi dan Anak yang lebih Tua

1,,...::.1,: {$$n},D.bii.6.
Obat Bayi <3.,,b, an Anak.->-3:bulhn Kefbiarigan

Morfin IV: bolus-0,1 m.e/kg tiap 3-4 jam; Oral: 0.3-0.6 mg/kg tiap 8-12 jam; IV: Pemantauan apnea usiA <J:,b,1,11p,t* ul
pembebanan-O,05 mg/kg: kemudi- bolus-0,1 mg/kg tiap l-2 jam; in'
.
be-ii*iko;--- 'lu elama Z0geii-it, '.-:,,
an infus-O,O I -0.0 I 5 mg/k gJam tus-0.04-0.06 mg&g/jam :iiawas tei'hAdap-:hip.otensi
-khospasme: dan::b?trn*',::,
antidotum nalokson ( I 0
: [g/ke] tersedia setian saat
Bolui sutrkutan*Olli0; I 5 rngTkg tiap.-' >20 bulan, pompa injeksi
r,'314: j,am: infls*0,05.0;06 rns/ks/iam
Fentanil IV: bolus-0,5,2 pg/kg tiap l-2 jam; iV; boluS-0,5i2 Ue,/kg tiap 2-3 jam, ,Intubasl hlauimonitbi.apneb phdalbayi,,
pembebanan- | -2 lt glkg. kemudian kenaikan-0.5 gg/kg tiap l-2 menit; : : i3 bulah atati beiitiko;.awas teiha- .
infus- I -5 pg/kg/jam $e$bsbtnan;1.2, pel,!g', lGm udi dap kekzrkuan dinding dada dan bra-
infus-l -5 usAie/iam dikardial,qalokson lersedia .,1 I
Alf'entanil Kenaikan lV: I-2 us/ks tiao 2-3 menit OniOid beterig'sanuat sinukat. kuat , .
Metadone Ora|l,0;1.m9{kg liflp.4 jam x Si kernu; Analgesia penuh dan roksisitas mung-
,r dianit]ap 6,8:jarn lV; bOIUS;
rQ"li
mg/ n tidak, akan,ntrtata sampai,kadar te=
kg tirp 2 jam x 2, kemudian 0,04- datam pta1ma1l..lrttfld
0.09 ms/ka tiao 4-8 iam
,,;i'l9r , .,,., r ,.

Kodeih .::: :.:::::


::,,::::;':'L:
'::
Oral: 0,$-l ,melke-tirin,4 iani -:r.: lritasi Iambuns
I yrenol Oral: l0- I 5 mg/kg; R: I 5-20 mg/kg Oral: l0-15 mg/kg lVal_<tu ppruh meman:j arrg pSda rneonair
:
$:,,!,f'-25 mg/tg ,, ' 1 ,,,.r,,1l: ,1:t1r ,
lus'ihepatotdksjsilas
akuf,de n do-
sis berlebihan
,Ibitprqletl 'O,iiid0 m*g tiup e.qjar"'i-, Anak berusia >2 tahun; dapct menye-
,lt{.qpqqijn Oral: 5-7 mg/kg tiap 8-12 jam ., -,trabkan, ga$tr.itis,,iisiko net'mlo&Sisi! :-
Tolektin,' Oral: 5-7 mg/kg tiap 6-8 jam .,..,tas dan hepatotohisitas denganr:,,
;:
Ketorolac Oial: I mS/ketiap 6jam,x5-,7.hari penggunaan jangka panjang
IV: perrbebanap'1-tlrg/k$; kemudian .. Untuk nyeri ringan. sedang: tanpa de-
0.5 rng/kg riap 6 jam x 8 dosis (dosis
meksimurn 60 mg, semua cara)
,r presi fespirasi; men$h{n!al.trom.,:,,
borit; lebih kurang ga$tritis;,penggur
naan di seluruh dunir menunjukkan
kcamanan pemakaian patla anak-
anak; belum diselujui untuk rnak-
anak oleh FDA
Amitriptili! Oral, 0,5.1 5.mg7ke-tiap. -,, Nyeri neuroprtikl diperlukan terapi 3-5
,,,, '
, hari.::.'uhtuk
:
'':':
::.:: , aa-.rl
meneuransixveri
:.
Midazolam oiai:,0,50;017i*gltg. ' ..i.- Bbnzodiazepine kuatl waktularutr 4,i.,
IVi,0.05,m$kg tiat 5 meniti dititras.i,l jam; tanda.utarna.stabil; pe-datan re.
sampai berpengaruh susitasi jalan napas
R: 0.3-0.7 mg/kg W. -ktu kail4r.puniakgasma:rOld 30--
..r:ii.'60 meni-t; lv,,'10 mdti R, 4Sinenlt;:
lN:0.3-0.5 mg/kg
..' IN: 20-40 menit
EMI-A Toiiklii2,s'g'*.,-:* z ,r ,Campuran eutektik topikal lidokai
Sampai dengan 100 cm2-10- lOkg ;, ?,5%{0;5p-; mel
Q;;$va;':.'pf"lokain
',:
Sampai dengan 600 cm'-10-20 kg themoglobinemia; tidak' disarankriri'
'sampai
dengan 2.000 cm'->20 kg unfuk yangberusia <3 tiulan,tute5 g,
oleskan tebal-tebal dengan perbun
oklu,si
TAC Itapil€l:,0,05 l/kg;'d,osjs maksimum Campuran lopikal Letrakain, epinetiin.
kokain; bersilat srngat vasokonitrik-
tif; bersilrt kardiotoksik dengan do-
sis tinggi; hanya untuk luka terbuka:
TIDAK BOLEH digunakan pada
daerah aneri ujung atau membrana
rnuirosa,lctitapo*an t"anlitas)

I?. rektttrtt; HS, pudu sildl akun lidur: IN, intronilsal; VS, tundu t'itttl
362 BAGIAN VIl, I Anak Sakit Akut

Status fisik penderita, perlunya tindakan yang luas dan


kr-iteria lainnya, seperti gangguan jalan napas, mungkin me-
merlukan konsultasi pelayanan spesialis. Misalnya, dengan I Bee 63
bantuan ahli anestesi anak pada ruang pengobatan berperalatan
lengkap atau ruang operasi, perawatan monitor dengan sedasi Prinsip Terapi Obat.
dalam dan analgesia menggunakan obat yang bekerja sangat
singkat atau anestesi umum, dapat dilakukan. Dokter pada
Michuel D.Reed
tempat pelayanan kesehatan primer yang sering melakukan
tindakan berjangka pendek harus sangat mengenal pengaruh
klinis dan ,farmakologis obat yang cukup keras ini, seperti mi-
dazolam dan alfentanil atau fentanil dan harus mendasarkan Farmakologi klinis berurusan dengan integrasi anrara gam-
pada instruksi ahli anestesi sampai mereka lebih berpengalam- baran farmakokinetik dan farmakodinamik obat untuk menda-
an. Seorang asisten yang terlatih harus membantu dokter me- patkan pengaruh optimal terapi obat. Farmakokinetik adalah
monitor ketat penderita selama dan sesudah tindakan. Deteksi evaluasi kuantitatif setiap komponen kecenderungan senyawa
dini hipoventilasi atau obstruksi jalan napas dapat dilakukan (absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi). Kemampuan
dengan observasi yang penuh kewaspadaan dan monitor satu- mengestimasi parameter farmakokinetik suatu obat tergantung
rasi oksigen dengan oksimetri nadi. Peralatan untuk manaje- pada kemampuan untuk secara akurat dan reprodusibel me-
menjalan napas dan resusitasi harus selalu tersedia. nentukan kadar obat tersebut dalam cairan tubuh tertentu (da-
rah, cairan serebrospinalis, urin, cairan sendi). Kadar obat
dalam cairan tubuh tertentu, secara teoritis merupakan refleksi
kadar obat dalam jaringan, jadi menggambarkan kadarnya
Agency.for Health Care Policy and Research: Acute pain management: Opera-
pada tempat kerjanya, yaitu pada reseptor. Namun, kadar obat
tive or medical procedures and trauma, Part 2. Clin Pharm I 1 :39 I , I 992.
Anand KJS. Sippell WG, Aynsley-Green A: Randomized trial of fentanyl an- dalam darah (atau cairan tubuh lain), tidak selalu sama dengan
aesthesia in preterm babies undergoing surgery: Effects on the stress re- kadar obat dalam jaringan atau pada tempat reseptor selular.
sponse. Lancet l:243. 1987. Pada praktek pediatri, perlu sekali memperhitungkan faktor
Berde CB: Toxicity of local anesthetics in infants and children. J Pediatr
yang mempengaruhi kadar obat dalam cairan tubuh, termasuk
122:514.1993.
Berde CB, Fischel N, Filardi JP: Caudal epidural morphine analgesia for an akses fisik cairan tubuh tersebut, volume yang dapat dengan
infant with advanced neuroblastoma: Report of a case. Pain 36:2 I 9, I 989. aman diambil serta sensitivitas dan spesifisitas metode labora-
Berde C, Sethna NF, Masek B, et al: Pediatric pain clinics: Recommendations torium yang tersedia.
for their development. Pediatrician I 6:9 4, 1989.
Farmakodinamik adalah ilmu tentang pengaruh biokimia-
Berman D, Duncan AM, Zeltzer LK: The evaluation and management of pain
in the infant and young child with cancer. Br J Cancer 66(Suppl wi dan fisiologis obat, yaitu mekanisme ker1a obat. Efek far-
XVIII):S84, 1992. makologis atau toksikologis kebanyakan obat adalah hasil dari
Ejlersen E, Anderson HB, Eliasen K, et al: A comparison between preinci- interaksinya dengan komponen makromolekul sel, yaitu resep-
sional and postincisional lidocaine infiltration and postoperative pain. An-
tornya. Pemberian obat secara rasional tergantung pada pema-
esth Analg 7 4:495, 1992.
Gaukroger PB: Patient-controlled analgesia in children. /n: Schechter NL, haman dasar gambaran farmakokinetik dan farmakodinamik
Berde CB, Yaster M (eds): Pain in Infants, Children and Adolescents. Balti- obat. Memahami pengaruh umur adalah sangat penting untuk
more, MD, Williams and Wilkins, 1993, p 203. memahami terapi obat pediatri, karena umur merupakan salah
Koren G: Use of eutectic mixture of local anesthetics in young children for
satu dari variabel yang paling penting yang mempengaruhi
proccJure-related pain. J Pediatr 122:S30, 1993.
Lynn AM, Slattery JT: Morphine pharmacokinetics in early infancy. Anesthe- proses yang bertanggung jawab pada pembuangan dan kerja
siology 66:136. 1987. obat pada anak. Perencanaan terapi farmakologis optimal me-
Mccrath PJ, McAlpine L: Psychologic perspectives on pediatric pain. J Pedi- liputi pengintegrasian pemahaman farmakodinamik obat de-
atr I22:52. 1993.
ngan variabel penyakit dan umur penderita.
Miser AW, Davis DM, Hughes CS, et al: Continuous subcutaneous infusion of
morphine in children with cancer. Am J Dis Child 137:383, 1983.
Schechter NL, ed: Acute pain in children. Pediatr Clin North Am 36:781, PENGARUH UMUR PADA TERAPI OBAT
I 989.
Truog R, Anand KJS: Management of pain in the postoperative neonate. Clin Obat yang diberikan secara ekstravaskular harus melewati
Perinatol l6:61, 1989.
membran fisiologis sebelum masuk ke sirkulasi sistemik dan
Weatherstone KB, Rasmussen LB, Erenberg A, et al: Safety and efficacy of a
topical anesthetic for neonatal circumdsion. Pediatrics 927 10, 1993, didistribusikan pada tempat ker.yanya.
Yaster M, Tobin JR, Fisher QA, et al: Local anesthetics in the.management of
acute pain in children. J Pediatr 124:165,1994.
ABSORBSI SALURAN CERNA

Meskipun xenobiotik dan nutrisi tertentu diabsorpsi secara


transpor aktif atau diperrnudah berdifusi, kebanyakan obat di-
absorpsi dari saluran cerna melalui difusi pasif. Berbagai
variabel penting penderita dapat mempengaruhi kecepatan dan
besarnya absorpsi obat di saluran cerna, terrnasuk difusi yang

.Bab
ini disadur dari bagian sebelumnya dalam edisis ke-14 yang ditulis oleh
Stanford N.Cohen.
63 I Prinsip Terapi Obai 363

TABEL 63-l Faktor yang Mempengaluhi Absorbsi Obat mempengaruhi perjalanan waktu dan jumlah absorpsi obat dari
saluran cerna.
Berat molekul Ahivitas Enzim Pankreas. Aktivitas enzim pankreas pada
Derajat ionisasi pada kondisi fisiologis saat lahir turun. Aktivitasnya lebih rendah pada bayi prematur
Karikieristik lormulasi produk daripada yang cukup bulan. Aktivitas lipase telah ada pada
Laju penghancuran dan disolusi untuk obat bentuk padat usia kehamilan 34-36 minggu dan meningkat lima kali lipat
Silat pelepasan-obat untuk sediaan lepas-terkendali pada minggu pertama dan 20 kali lipat pada sembilan bulan
dan pembentukan kompleks pertama kehidupan pascanatal. Sebaliknya. aktivitas amilase
_ -sotutlain
Faklor Penderita dapat dideteksi pada usia sedini usia kehamilan 22 minggu te-
I,uas permukarn yang tersedia untuk absorpsi
tapi aktivitasnya tetap rendah, bahkan setelah kelahiran (seki-
pH lambung dan duodenum
Waktu pengosongan lambung
tar l}Vo nilai dewasa). Ada penurunan aktivitas amilase duo-
.
Jumlah cadangan garam empedu ' '
denum. baik pada bayi yang dipuasakan maupun yang diberi
Kolonisasi bakteri saluran cerna makan selama umur tahun pertama. Sekresi tripsin dan res-
il#ffi* ;#;;;;;yang mendasari pons terhadap pemberian pankreatin dan sekretin menjadi
Ada atau tidak adanya jalur meraboliime arau enzim yang tumpul pada bayi cukup bulan tetapi akan berkembang .pada
-""rtip-crtu iintuul$i6;ai*ii"rmasiiiri,4-,i umur tahun pertama. Jadi, setiap obat yang memerlukan peme-
cahan dari garamnya oleh enzim pankreas sebelum dapat diab-
sorpsi (kloramfenikol palmitat, klindamisin palmitat), mung-
kin menunjukkan bioavailabilitas yang sangat bervariasi sela-
tergantung pHl adanya, tidak adanya, dan/atau jenis isi lam- ma umur 1-3 bulan pertama.
bung; waktu pengosongan lambung; dan motilitas saluran Proses lain. Perkembangan proses fisiologis lain juga
cerna. Proses fisiologis ini menggambarkan ketergantungan mempengaruhi absorpsi obat dan senyawa lain saluran cerna.
yang sangat jelas namun sangat bervariasi terhadap umur pen- Metabolisme asam empedu selama umur beberapa bulan per-
derita. Faktor penderita dan kimiawi yang mempengaruhi ab- tama dipengaruhi oleh maturasi progresif pengosongan kan-
sorpsi obat tampak pada Tabel 63- 1. tong empedu, motilitas dan absorpsi intestinum, serta ambilan
pH lambung. Pada saat lahir, pH lambung mendekari nor- hati. Begitu pula, kolonisasi saluran cerna oleh flora bakteria,
mal, namun turun cepat dalam beberapa jam menjadi antara suatu proses yang mempengaruhi metabolisme garam empedu
1,5 sampai 3,0. Pasca lahir, sekresi asam lambung menampak- dan obat serta motilitas usus, bervariasi terhadap umur, jenis
kan pola bifasik: Kadar asam lambung terlinggi terjadi pada persalinan, jenis pemberian makanan, dan terapi obat yang
bersama-sama diberikan. Saluran cerna bayi cukup bulan yang
umur 10 hari pertama, dan sekresi terendah antara umur 10-30
hari. Bila dikoreksi terhadap berat badan, sekresi asam lam- diberi makan formula dan dilahirkan pervaginam akan dikolo-
bung mendekati batas terendah nilai dewasa pada usia 3 bulan. nisasi dengan bakteria anaerob pada umur 4-6hari pascanatal.
Tergantung pada pKa obat, perbedaan jumlah dan kecepatan Kemampuan dan aktivitas metabolik mikoflora bakteri salur-
dikeluarkannya asam lambung ini dapat mempengaruhi kece- an cerna sangat bervariasi. Ada perbedaan kemampuan miko-
patan dan/atau jumlah obat yang diabsorpsi sistem saluran flora saluran cerna dalam memetabolisme substrat tertentu
cerna dengan mempengaruhi jumlah obat yang ada dalam ben- antara bayi, anak dan dewasa. Pada subyek yang sehat, aktivi-
tuk terion atau tidak terion. Penurunan ionisasi meningkatkan tas metabolik lengkap flora bakteri saluran cerna mendekati
absorpsi. nilai dewasa untuk asam empedu dan sterol netral pada usia 4
Waktu Pengosongan Lambung dan Motilitas Usus. Keba- tahun, tetapi pengaruh perubahan maturasi flora usus ini pada
nyakan obat yang dimasukkan per oral diabsorpsi di usus ha- metabolisme obat belum jelas. Misalnya, meskipun anak yang
lus, sehingga kecepatan pengosongan lambung merupakan de- dikolonisasi dengan flora bakteria usus dapat memetabolisasi
terminan penting kecepatan dan, mungkin, jumlah keseluruhan digoksin pada usia 2 tahun, kemampuan untuk menginaktivasi
absorpsi obat. Kecepatan pengosongan lambung selama masa obat berkembang bertahap, dan pola metabolik yang dapat
neonatus sangat bervariasi. Hal ini ditandai dengan aktivitas dilihat pada orang dewasa belum dapat dicapai sampai usia re-
peristaltik yang tidak teratur dan tidak teramalkan, serta relatif maja. Penemuan ini menunjukkan, setidak-tidaknya untuk di-
lebih memanjang daripada orang dewasa. Kecepatan pengo- goksin, bahwa kolonisasi usus oleh kuman yang mereduksi
songan lambung terkait langsung dengan usia kehamilan dan digoksin pada anak mendekati nilai dewasa. Variasi seperti ini
usia pascanatal, serta dipengaruhi oleh jenis makanan (padat dapat mempengaruhi gambaran absorpsi obat, yang kemudian
atau cair). Waktu pengosongan lambung mendekati nilai de- dapat mempengaruhi respons klinis penderita. Lagi pula, obat
wasa pada usia 6-8 bulan. Lokasi anatomis pipa makanan sa- lain yang diterima penderita juga mempengaruhi proses ini
(antibiotik berspektrum luas dan pengaruhnya pada flora salur-
hnan cerna (lambung, duodenum) dan bentuk pemberian dapat
an cerna).
sangat mempengaruhi sifat obat yang diberikan secara "en-
teral". Motilitas usus halus pada masa perinatal juga sangat JALUR ALTERNATIF ABSORPSI 0BAT. Jalur utama pembe-
bervariasi dan dipengaruhi oleh ada dan tidak adanya makan- rian obat ekstravaskular pada bayi dan anak selain jalur per
an. Kontraksi duodenum neonatus cukup bulan terjadi dengan oral adalah jalur intramuskular. Faktor-faktor fisiologis dan
kecepatan yang sama dengan kecepatan pada orang dewasa fisikokimia yang serupa dengan yang mempengaruhi kece-
yang puasa, meskipun jumlah kontraksi/semprotan lebih sedi- patan dan jumlah absorpsi obat dari saluran cerna juga mem-
kit. Lagipula, aktivitas motorik puasa atau interdigestif juga le- pengaruhi absorpsi obat dari tempat injeksi dan melalui kulit
bih singkat pada anak. Gangguan fisiologis ini dapal (Tabel 63-l). Obat yang diberikan secara intramuskular harus
364 BAGIAN Vlil | Anak Sakit Akut

larut air pada pH fisiologis untuk mencegah teryadinya presipi- protein dan faktor hemodinamik termasuk curah jantung, alir-
tasi dengan resultan penurunan, keterlambatan, atau ketidak- an darah regional, dan permeabilitas membran. Jumlah dan
teramalan absorpsi obat dari tempat injeksi. Kelarutan obat da- distribusi absolut air dan lemak tubuh tergantung pada umur
Iam lemak memudahkan terjadinya difusi ke kapiler. Untuk anak dan telah ditandai dengan baik (Bab 46). perubahan
menjamin terjadinya absorpsi ke sirkulasi sistemik, aliran da- ukuran kompartemen air tubuh dan distribusi air menyebabkan
rah dari dan ke tempat injeksi harus cukup. Kebutuhan fisiolo- perbedaan teramati pada V6 bayi dan anak (Bab 46;.
gis ini mungkin terganggu pada bayi dan anak yang sakit berat Jumlah bagian obat yang terikat pada protein plasma sirku-
dengan perfusi buruk akibat rendahnya curah jantung dan pe- lasi secara langsung mempengaruhi sifat distribusi obat.
nyakit pernapasan. Hanya obat yang bebas dan tidak terikat yang dapat didistribu-
Kulit merupakan organ penting untuk absorpsi berbagai sikan dari ruang vaskular ke dalam cairan tubuh lain dan ja-
agen terapeutik dan kimiawi lingkungan lain yang sering ter- ringan, tempatnya terikat dengan reseptor dan merangsang
lupakan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya dijum- respons. Pengikatan obat pada protein plasma tergantung pada
pai pengaruh toksik pada neonarus yang tetpapar heksakloro- berbagai variabel yang terkait umur, termasuk jumlah absolut
fen, larutan desinfektan yang mengandung anilin, dan hidro- protein yang ada, jumlah masing-masing tempat pengikatan
kortison. Absorbsi senyawa perkutan berbanding langsung de- yang tersedia, konstanta afinitas obat terhadap protein, penga-
ngan oerajat hidrasi kulit dan berbanding terbalik dengan kete- ruh patofisologis obat terhadap protein, dan/atau adanya zat
balan stratum korneum. Kulit neonatus cukup bulan meru- endogen yang dapat berkompetisi pada pengikatan protein (in-
pakan perintang fungsional yang lebih efektif daripada kulrt teraksi pergeseran protein). Variabel-variabel ini dan variabel
bayi prematur. Namun, yang lebih penting lagi adalah rasio lain yang secara klinis penting relatif mempengaruhi pengika-'
daerah permukaan kulit neonatus terhadap berat badan yang tan protein terhadap obat sesuai umur. Jumlah obat yang teri-
sekitar tiga.kali lebih besar daripada orang dewasa. Karenanya, kat protein sangat mempengaruhi V6 dan klirens (bersihan)
.jumlah obat yang diabsorpsi ke sirkulasi sistemik (bioavail- (Cl) tubuh.
abilitas,l untuk dosis obat perkutan yang sama adalah sekitar Albumin, glikoprotein asam-c{,l (orosomukoid), dan lipo-
tiga kali lebih besar pada bayi daripada pada orang dewasa. Si- protein merupakan protein terpenting dalam sirkulasi yang
fat kulit ini membuat krem dan tempelan topikal menjadi alat berfungsi untuk pengikatan obat dalam plasma. Kadar absolut
pemberian obat yang penting pada bayi dengan perfusi yang protein ini dipengaruhi oleh umur, nutrisi dan penyakit. Obat
eukup. yang bersifat basa rerutama terikat pada albumin, glikoprotein
Pengaruh perubahan maturasi terhadap bioavailabilitas asam-ol, dan lipoprotein, sedangkan senyawa yang bersifat
obat tidak teramalkan. Pemanjangan waktu pengosongan lam- asam dan netral terutama terikat pada albumin. Kadar albumin
bung dan aktivitas peristaltik usus yang tidak teratur dapat dan protein total serum turun selama masa bayi, dan medekati
mengakibatkan kekacauan kecepatan absorpsi obat, penurunan nilai dewasa pada usia l0-12 bulan. Pola maturasi yang serupa
jumlah obat yang diabsorpsi dan/atau penumpulan atau keter- dapat dijumpai pada glikoprotein asam-ol, kadarnya sekitar
lambatan kadar puncak serum. Penurunan kecepatan dan/atau tiga kali lipat lebih rendah pada plasma neonatus dibanding
-jumlan total obat yang diabsorpsi tubuh dapat sangar penting dengan pada plasma ibu, kemudian akan mencapai nilai yang
secara terapeutik, menimbulkan ketidakcukupan dosis. sedang- setara dengan nilai dewasa pada usia 12 bulan.
kan penumpulan atau keterlambatan kadar serum puncak obat Karena obat bebas (tidak rerikat) dapat berdifusi dari kom-
mungkin tidak terlalu berarti secara klinis. Seberapa jauh partemen vaskular ke jaringan untuk kemudian berikatan de-
maturasi mempengaruhi absorpsi obat dari saluran cerna juga ngan reseptornya, gangguan perkembangan yang telah di_
tergantung pada formulasi tertentu obat yang diberikan. Ben- jelaskan di atas sangat penting bila merancang regimen dosis
tuk padat (tablet, kapsul) harus larut ke dalam cairan sebelum yang optimal. Pada banyak jenis obat telah ditemukan bahwa
dapat melewati membran sel. Kebanyakan obat untuk bayi dan kadarnya pada tali pusat lebih besar secara bermakna daripada
anak kecil tersedia dalam bentuk cair, sebagian dalam bentuk kadarnya pada plasma dewasa. Pada usia tersebut juga diketa-
suspensi. Secara umum, laju absorpsi formulasi oairan setelah hui rendahnya pengikatan obat terhadap glikoprotein asam-ul.
pemberian lebih cepat (cairan suspensi) daripada formulasi pa- Perbedaan derajat pengikatan protein obat pada neonatus dan
dat (kapsul> tablet >lepas-kendali/lambat). bayi kecil ini dapat mengubah kadar obat terapeutik sasaran
DISTRIBUSI OBAT. Pemahaman rerhadap sifat distribusi dibandingkan dengan kadar sasaran pada penderita dewasa.
obat dalam tubuh sangat penting untuk menentukan dosis yang Di samping obat, beberapa substansi endogen yang ada da_
harus diberikan. Meskipun volume distribusi obat (volume lam plasma manusia dapat berikatan dengan protein plasma
yang tampak didistribusikan, Vo ) tidak menandakan volume dan berkompetisi dengan tempat pengikatan obat yang terse_
fisiologis yang sebenarnya, perkiraan terhadap parameter far- dia. Selama masa neonatus, asam lemak bebas, bilirubin, dan
makokinetik memberikan gambaran jumlah total obat dalam 2-hidroksibenzoilglisin bersaing pada tempat pengikatan albu_
tubuh dibanding kadarnya dalam darah. Pengetahuan tentang min dan mempengaruhi hasil keseimbangan antara kadar obat
V6 obat adalah penting untuk menentukan regimen dosis obat bebas dan terikat. 2-Hidroksibenzoilglisin merupakan kom_
yang dapat mencapai kadar sasaran yang telah ditentukan se- petitor kuat pada tempat pengikatan albumin pada bayi baru
belumnya. Nilai Vo berbagai jenis obat sangat berbeda antara lahir, dan bila digabung dengan substrat endogen lain, teru_
bayi baru lahir (prematur vs. cukup bulan), bayi, dan anak, bila tama merupakan determinan penting perbedaan pengikatan
dibandingkan dengan orang dewasa. Perbedaan ini akibat'ber- protein obat antara bayi dan orang dewasa.
bagai variabel tergantung umur yang penting, termasuk kom- Bilirubin terikat secara non-kovalen pada albumin. Afini_
posisi dan ukuran kompartemen air tubuh. sif'at pengikatan tas pengikatan bilirubin pada albumin tidak tergantung pada
63 I Prinsip Terapi Obai 365

usia kehamilan pada saat lahir dan jauh lebih rendah pada bayi Pada saat lahir, kadar enzim pengoksidasi-obat dalam hati
baru lahir daripada pada orang dewasa, tetapi pada usia 5 bu- janin (dikoreksi terhadap berat hati) serupa dengan pada hati
lan afinitas ini mendekati nilai dewasa. Gangguan afinitas pe- dewasa. Namun, aktivitas sistem enzim pengoksidasi ini turun,
ngikatan bilirubin terhadap albumin pada neonatus ini merupa- seperti yang ditunjukkan dengan lamanya eliminasi obat yang
kan faktor pendukung pada kerentanannya terhadap perkem- tergantung pada jalur oksidasi pada bayi baru lahir (fenitoin.
bangan ikterus (Bab 88.4). Reaksi penggeseran pengikatan diazepam). Pascanatal, sistem sitokrom hati P-450 mono-oksi-
protein yang secara klinis bermakna hanya terjadi bila 80-90 genase tampak menjadi matur dengan cepat. Aktivitas metabo-
Va obat terikat protein, klirens (C1) tubuh obat terbatas, dan lik setingkat atau melebihi nilai dewasa dicapai pada usia seki-
Vdnya tampak kecil, biasanya 0,15 L/kg. Adalah bijaksana tar 6 bulan. Berbeda dengan aktivitas mono-oksigenase, sistem
menilai kemampuan obat menggeser bilirubin dari tempat enzim fase I lain belum diteliti seterperinci ini. Aktivitas dehi-
engikatan proteinnya sebelum pemberiannya pada bayi pre - drogenase alkohol dapat dideteksi pada usia 2 bulan dengan
matur dan baru lahir. kadar < 3-4Vo aktivitas dewasa. Aktivitas enzim hidrolitik ter-
Pengetahuan mengenai Va obat relatif terhadap berat badtrn tentu, termasuk esterase darah, juga turun pada masa neonatus,
(Llkg) memungkinkan dilakukannya kalkulasi cepat jumlah dan tampaknya menyebabkan sangat bervariasi dan tak terdu-
dosis yang diperlukan untuk mencapai kadar sasaran tertentu. ganya laju hidrolisis dalam mengkonversi kloramfenikol suk-
Ketidakseimbangan antara kadar obat bebas dan terikat yang sinat menjadi basa kloramfenikol aktif. Esterase darah juga
disebabkan oleh perubahan dalam pengikatan protein atau in- penting untuk klirens metabolik kokain. Penurunan aktivitas
teraksi pergeseran dapat mempengaruhi intensitas pengaruh esterase plasma ini pada bayi baru lahir mungkin menyebab-
farmakologis dan kecepatan pembuangan obat dari tubuh (obat kan sering terjadinya keterlambatan timbulnya tanda dan geja-
bebas dimetabolisasi dan/atau diekskresi dari tubuh). la klinis kokain relatif terhadap waktu pemberiannya.
Reaksi enzimatik fase II terutama bertanggung jawab ter-
METABOLISME OBAT. Laju keseluruhan pembuangan obat hadap sintesis senyawa yang lebih larut air, untuk meningkat-
digambarkan dengan parameter klirens (Cl) farmakokinetik kan eliminasinya melalui ginjal atau saluran empedu. Reaksi
atau klirens tubuh. Klirens tubuh suatu obat merupakan sumasi
fase II ini juga dikatalisis oleh sistem enzim mikosom hati
semua mekanisme klirens yang terlibat dalam pembuangan yang terletak pada retikulum endoplasmik halus. Glukoroni-
senyawa tersebut dari tubuh. Organ utama untuk metabblisme
dase merupakan reaksi konjugasi yang paling sering terjadi
obat adalah hati,.meskipun ginjal, usus, paru-paru, adrenal dan karena relatif tersedianya UDP asam glukoronat dan variasi
kulit juga dapat membiotransformasi senyawa tertentu. Pada gugus fungsional yang dapat diikatnya. Di samping perubahan
kebanyakan obat (asam lemah atau basa lemah lipofilik), bio-
aktivitas fase I dan II jalur metabolik hati, metabolisme hati
transformasi ke senyawa yang lebih polar dan larut air memu- obat tertentu berbeda antara pada neonatus dan pada anak
dahkan eliminasinya dari tubuh melalui empedu, ginjal, atau yang lebih besar dan dewasa. Metilasi-N teofilin menjadi
p.iru-paru. Meskipun biotransformasi kebanyakan obat meng- kafein terjadi pada bayi cukup bulan dan kurang bulan, se-
hasilkan senyawa yang secara farmakologis lebih lemah atau dangkan pada orang dewasa terutama terjadi demetilasi-l{ dan
tidak aktif, senyawa induk dapat ditransformasikan ke metabo- oksidasi-C teofilin menjadi monometilxantin dan asam metil-
lit atau senyawa antara yang aktif (teofilin menjadi kafein, urat. Kafein jarang diukur pada serum bayi yang lebih besar,
prokainamid menjadi N-asetilprokainamid, karbamazepin anak, atau dewasa yang sedang mendapat teofilin karena meti-
menjadi 10,1 1-karbamazepin epoksid ). Sebaliknya, senyawa
lasi-N hanya merupakan jalur minor pada individu tersebut,
induk yang secara farmakologis tidak aktif atau pro-obat dapat dan fungsi ginjalnya pun cukup aktif dan efektif mengekskresi
diubah menjadi gugus yang aktif (kloramfenikol suksinat men- senyawa induk (teofilin) dan setiap metabolit (kafein) yang
jadi basa kloramfenikol aktif, sefuroksim aksetil menjadi sefu-
mungkin terbentuk. Kafein yang berakumulasi akibat ren-
roksim aktifl sebelum terjadi biotransformasi dan eliminasi dahnya ekskresi ginjal aminofilin atau teofiiin pada bayi kecil
dari tubuh berikutnya. sangat mungkin bekerja secara aditif atau secara sinergis de-
Metabolisme obat dalam hepatosit melibatkan dua proses ngan teofilin, baik secara terapeutik maupun dalam hal me-
enzimatik utalna: lase I, atau reaksi bukan sintesis, dan fase II, nimbulkan efek yang merugikan. Pola metabolik degradasi
atau reaksi sintesis. Reaksi fase I meliputi reaksi oksidasi, re- dan ekskresi teofilin yang serupa dengan pada orang dewasa
duksi, hidrolisis, dan hidroksilasi, sedangkan reaksi fase II dapat dicapai pada usia sekitar 7-9 bulan. Demikan pula, ada
terutama meliputi konjugasi dengan glisin, glukoronida, atau perbedaan biotransformasi asetaminofen yang berhubungan
sulfat. Kebanyakan enzim yang memetabolisasi-obat terletak dengan umur. Berbagai upaya telah dilakukan untk merang-
di retikulum endoplasmik halus dari sel yang merupakan fraksi sang atau menginduksi aktivitas sistem enzim fase I dan fase
mikrosom pada homogenasi. Dari sistem oksidase berfungsi IIdengan pemberian fenginduksi enzim, seperti fenobarbital,
iampuran ini, sistem sitokrom P-450 merupakan sistem yang kepada ibu maupun kepada bayi. Namun, sampai saat ini
telah paling terperinci diteliti. Lagipula, luasnya metabolisme hanya ada sedikit pengalaman tindakan farmakologis seperti di
obat hati janin dapat dipengaruhi oleh kadar ligandin hepatosit. atas, sifat aneh dan tidak dapat diramalkannya induksi enzim
Ligandin, atau protein Y, merupakan protein dasar yang ber- menimbulkan pertanyaan mengenai nilai terapeutik keseluruh-
tanggung jawab terhadap pengambilan substrat oleh sel yang an pendekatan ini.
memetabolisasi" Ligandin mengikat bilirubin dan anion or- Pemahaman rangkaian proses maturasi metabolisme obat
ganik, termasuk obat. Meskipun kadar ligandin saat lahir ren- sangat penting untuk mengembangkan rekomendasi dosis obat
dah, nilai yang setara dengan nilai dewasa dapat dijumpai pada yang mengalami metabolisme hati yang luas. Contoh kon-
umur 5- l0 hari pertama pascanatal. sekuensi kegagalan memperhatikan proses ini adalah terjadi-
366 BAGIAN VIII a Anak Sakit Akut

nya tragedi pasca pemberian kloramfenikol dosis biasa (100 jalur eliminasinya menjadi jenuh. Obat-obat tersebut sering
mg/kgl24 jam) pada bayi baru lahir dan prematur (sindrom disebut sebagai obat yang mengikuti prinsip orde-nol atau ki_
bayi kelabu yang mematikan) dan keberhasilan penggunaan netik Michaelis-Mentin. Prinsip klasik waktu paruh eliminasi
senyawa ini pada populasi yang sama dengan dosis yang seca- (ttt) dan klirens (Cl) tidak berlaku untuk obat yang menun_
ra tepat disesuaikan (15-50 mgkg/24 jam) untuk mengkom- jukkan kinetik orde-nol.
pensasi penurunan kemampuan glukoronidasi hati. Kloram- ABSORBSI DAN BIOAVAILABIL|TAS OBAT. Agar efekrif,
fenikol glukoronida adalah metabolit utama kloramfenikol, obat harus diabsorpsi dari tempat pemberiannya ke sirkulasi
yang diekskresi melalui ginjal. sistemik, dari mana dia didistribusikan ke tempat kerjanya dan
EKSKRESI OBAT. Jumlah obar yang difiltrasi oleh glomeru- dieliminasi dari tubuh. Bioavailabilitas adalah ukuran jumlah
lus tiap unit waktu tergantung pada kemampuan fungsional obat yang diabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik dalam waktu
glomerulus, integritas aliran darah ginjal, dan pada luasnya tertentu. Dengan beberapa pengecualian (pro_obat), obat yang
pengikatan protein-obat. Jumlah obat yang difiltrasi oleh glo- diberikan secara intrdvena mempunyai bioavailabilitas l00Za.
merulus berbanding terbalik dengan derajat pengikatan prote- Bioavailabilitas obat sering digambarkan sebagai fiaksi jum_
in. Hanya obat bebas yang difiltrasi oleh glomerulus dan dapat lah yang diabsorpsi setelah pemberian obat ekstravaskular re_
diekskresi. Meskipun sangat bervariasi, aliran darah ginjal se- latif terhadap pemberian secara intravena. Secara matematis,
kitar l2 ml/menit saat lahir, mendekati nilai dewasa pada usia bioavailabilitds sebaiknya dihitung sebagai rasio daerah di ba_
sekitar 5-12 bulan. Laju filtrasi glomerulus berkisar antara2-4 wah kurva waktu kadar obat (AUC) yang ditentukan setelah
ml/menit pada bayi cukup bulan, meningkat sampai sekitar 8- pemberian obat ekstravaskular terhadap AUC obat yang di_
20 ml/menit pada usia 2-3 hari, dan mendekati nilai dewasa peroleh setelah pemberian secara intravena (AUC oral/AUC
pada usia sekitar 3-5 bulan. Sebelum usia kehamilan 34 IV). Obat yang diberikan dalam bentuk formulasi pro_ obat
minggu, filtrasi glomerulus sangat berkurang dan meningkat memerlukan pemecahan senyawa induk dari obat aktif yang_
secara perlahan membebaskan garam esternya. Misalnya, kloramfenikol suksi_
nat dan palmitat merupakan formulasi proobat tidak aktif anti_

FARMAKOKINETIK
biotik kloramfenikol yang masing-masing diberikan secara
intravena dan per oral. Keduanya memerlukan pemecahan ga_
Konsep Dasar ram ester dari senyawa induk untuk membebaskan (melepas_
kan) kloramfenikol yang bersifat antibakteria aktif. Setelah
Farmakokinetik merupakan ekspresi matematis perjalanan pemberian intravena. ester suksinat dihidrolisis oleh esterase
waktu pergerakan obat di dalam tubuh. Farmakokinetik akan hati dan plasma tidak spesifik, sedangkan ester palmitat dipe_
berguna secara klinis bila diintegrasikan dengan sifat farmako- cah dari obat induk oleh enzim pankreas dalam duodenum se_
dinamik obat. Karena pengaruh farmakologis kbbanyakan obat telah pemberian per oral.
bersifat reversibel, maka waktu mulainya, intensitas, dan ia- Profil absorpsi obat merupakan suatu keterpaduan yang
manya pengaruh obat adalah sebanding dengan jumlah obat tergantung baik pada bioavailabilitas maupun laju absorpsi ke
dalam tubuh pada suatu titik waktu tertentu. Metoda berdasar- dalam sirkulasi sistemik. Laju dan besarnya absorpsi obat di_
farmakokinetik dapat digunakan untuk meramalkan kadar obat pengaruhi oleh berbagai faktor fisikokimia dan faktor terkait_
pada satu waktu tertentu setelah pemberian obat dan dapat penderita, beberapa di antaranya tampak pada Tabel 63_1.
mempermudah kalkulasi dosis obat untuk mendapatkan kadar Variabel-variabel ini dan yang lainnya (obat yang diberikan
yang diinginkan. Pemahaman bahwa pengaruh farmakologis bersamaan) dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi olat teta_
dan/atau toksikologis obat berkorelasi paling baik dengan ka- pi tidak mempengaruhi bioavailabilitasnya. Misalnya, adanya
darnya dalam cairan biologis daripada dengan dosis absolut makanan dalam lambung dan duodenum dapat menurunkan
yang diberikan, merupakan dasar farmakokinetik klinis tera- kecepatan tetapi biasanya tidak mempengaruhi jumlah keselu_
pan. ruhan absorpsi banyak obat yang diberikan secara per oral.
Biodisposisi kebanyakan obat yang digunakan secara klinis Arti klinis interaksi ini tergantung pada apakah efektifitas obat
digambarkan paling baik dengan menggunakan prinsip linier ditentukan oleh kadar serum puncak (penurunan kecepatan
atau famakokinetik orde pertama; yaitu, kadar dalam serum, akan menumpulkan kadar puncak) atau jumlah total obat da_
atau lebih tepatnya, kadar obat di dalam tubuh, berbanding lu- lam tubuh. Memahami laju absorpsi obat sangat penting untuk
rus dengan dosis yang diberikan. Misalnya, jika dosis obat mengantisipasi mulainya gejala toksikologi pada keadaan ke-
yang mengikuti farmakokinetik linier digandakan, kadar resul- lebihan dosis obat. Sebaliknya, suatu penyakit atau interaksi
tahnya dalam darah (pada keadaan setimbang) juga akan berli- obat yang mengakibatkan penurunan bioavailabilitas obat
pat dua. Sifat proporsionalitasini, dikombinasikan dengan mo- diperkirakan akan mempengaruhi respons penderita terhadap
nitor penderita yang tepat, sering secara klinis digunakan un. terapi. Pemberian fenitoin bersamaan dengan makanan enteral
tuk menyesuaikan dosis obat yang diberikan. Sebaliknya, be_ melalui sonde dapat sangat menurunkan bioavailabilitas feni_
berapa obat, seperti fenitoin, salisilat, dan alkohol menun- toin.
jukkan kejenuhan kinetik; jalur eliminasinya menjadi ,Jenuh,, VOLUME DISTRIBUSI. V6 menunjuk kepada volume hipo_
sehingga kadar resultan obat dalam darah berubah tidak seban- tetis cairan tubuh tempat obat didistribusikan. V6 merupakan
ding dengan dosis yang diberikan. Pada kondisi klinis yang konstanta proporsi yang menghubungkan jumlah obat dalam
umum, obat-obat ini memberikan sifat eliminasi linier (orde- tubuh dengan kadarnya dalam serum. Tampaknya V6 dinya_
pertama) pada dosis rendah (kadar serum rendah), tetapi bila takan dengan persamaan VO = D/Cp, dj mana D adalah dosis
jumlah obat dalam tubuh meningkat akibat peningkatan dosis, obat yang diberikan, sedangkan Cp adalah kadar puncak obat
63 I Prinsip Terapi Obat 367

setelah pemberian dengan dosis D. V6 dapat digunakan untuk obat sangat penting untuk menentukan kebutuhan obat dan
menghitung dosis obat awal atau pembebanan (loading dose, berapa kali dosis harus diulang untuk mempertahankan kadar
LD) yang dibutuhkan untuk mendapatkan kadar serum yang tertentu.dalam serum. Cl merupakan parameter farmakologis
diharapkan (Cp). Bila Cp yang diinginkan telah dipilih dan Vo paling penting untuk kadar menetap pada laju pemberian ter-
"rata-rata" sesuai-umur telah diketahui atau didapat dari ke- tentu. Perubahan fungsi organ yang bertanggung jawab terha-
pustakaan, maka dosis yang diperlukan untuk mendapatkan dap pembuangan obat dari tubuh digambarkan sebagai pe-
kadar yang diinginkan dapat dengan mudah dihitung: rubahan pada Cl obat. Cl tubuh suatu obat dipengaruhi oleh in-
tegritas aliran darah dan kemampuan fungsional organ atau
LD = Cp x Vd x berat badan penderita, organ-organ yang terlibat dalam pembuangan obat dari tubuh.
INDIVIDUALISASI DOSIS OBAT. Respons klinis terhadap
di mana Cp dalam mg/L, V6 dalam L/kg, dan berat badan pen-
dosis obat rata-rata atau yang biasa direkomendasikan dapat
derita dalam kg. Lagipula, tampak dari hubungan ini bahwa
sangat bervariasi, walaupun telah diberikan dosis sesuai de-
eliminasi obat dari tubuh atau klirens obat, tidak mempengaru-
ngan berat badan, luas permukaan tubuh, dan tahap maturasi
hi dosis awal atau dosis pembebanan obat. Misalnya, me-
penderita. Variasi ini merupakan akibat dari perbedaan antar-
skipun obat hanya dapat dieliminasi dari tubuh melalui ginjal,
perorangan pada farmakokinetik dan farmakodinamik obat,
dosis awalnya sama antara penderita yang mempunyai fungsi
serta berbagai variabel biologis, termasuk perbedaan genetik
ginjal normal dan yang terganggu atau tidak mempunyai fung-
dalam metabolisme dan patofisiologi yang menyertai. Varia-
si ginjal sama sekali. Dosis pertama obat mencapai kadar kese-
bilitas perorangan berkenaan dengan kemanjuran dan kemung-
imbangan antara cairan tubuh dan jaringan sambil mengalami
kinan toksisitas obat seringkali memerlukan penyesuaian regi-
metabolisme dan eliminasi dari tubuh untuk mempertahankan
men dosis untuk penderita tertentu, terutama bila obat yang di-
kadar serum yang diinginkan tanpa terjadi akumulasi obat.
berikan mempunyai indeks terapeutik rendah. Untuk obat-obat
WAKTU-PARUH ELIMINASI. Waktu-paruh eliminasi obat tertentu, termasuk dopamin, nitroprusida, dan furosemid, dosis
(\n) adalah waktu yang diperlukan kadar tertentu obat dalam obat dapat seggra disesuaikan, sesuai dengan respons klinis se-
darah (atau cairan biologis lain) untuk turun sampai setengah gera dan dengan mudah dapat dikuantifikasi penderita. Untuk
nilai awalnya; atau, waktu yang diperlukan untuk klirens se-
obat lain, penyesuaian dosis lebih baik berpedoman pada kom-
tengah jumlah obat dalam cairan. \n dapat ditentukan dengan
binasi antara respons klinis dan pengukuran kadar obat dalam
tn = 0,6931Ka, di mana Kd sama dengan kemiringan bagian plasma atau serum. Pendekatan lerapi seperti ini sering disebut
tsrminal log alamiah kadar serum linier terhadap kurva waktu. sebagai strategi kadar sasaran, karena respons farmakologis
tl/2 tergantung pada klirens obat (Cl) dan Va. Formula trlz dan toksikologis obat dapat secara langsung dihubungkan de-
yang lebih berguna, yang lebih menggambarkan hubungan ngan kisaran kadar serum spesifik.
penting ini, adalah t1p = (0,693 Va)/Cl. Dengan demikian, pe- Kisaran kadar spesifik obat yang pernah dilaporkan (Tabel
rubahan dalam \n tidak selalu berarti perubahan eliminasi tu- 63-2) biasanya ditentukan dengan penelitian pada sejumlah
buh (Cl tubuh) suatu obat. Ketergantungan fin pada Va ini terbatas penderita, kebanyakan orang. dewasa. Kisaran tera-
dapat dilihat pada pengaruh oksigenasi membran ekstrakorpo- peutik ini menunjukkan nilai mean rata-tata, dan karenanya
real (ECMO) pada pembuangan obat. Untuk kebanyakan obat, 49Vo populasi termasuk dalam dua standar deviasi di sekitar
perubahan akibat-ECMO disebabkan oleh peningkatan Vd nilai mean ini, Jadi, monitor klinis kadar obat serum hanya
daripada oleh suatu perubahan pada Cl obat. Walaupun demi- berfungsi sebagai pedoman intervensi farmakologis dan pe-
kian, meskipun perbedaan ini penting, t172 sering digunakan nyesuaian dosis. Kadar obat serum harus diinterpretasikan se-
secara klinis untuk menyesuaikan interval dosis, terutama ka- cara individual untuk setiap penderita. Misalnya, seorang
rena dapat dengan mudah dilakukan di klinik atau di samping penderita mungkin menunjukkan respons klinis lengkap ketika
tempat tidur penderita. tU2 obat juga dapat digunakan untuk kadar obat X serum berada dalam daerah "rendah" bagian
menentukan waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar kisaran atau jendela terapeutik. Sebaliknya, penderita berikut-
keadaan-mantap; yaitu titik di mana jumlah obat yang diberi- nya, dengan penyakit yang sama dan keparahan setara serta
kan setara dengan jumlah obat yang di-klirens dari tubuh. Se- memerlukan obat X yang sama, mungkin memerlukan kadar
telah tiga waktu paruh, dicapai 87,5% kadar keadaan-mantap obat di atas dan di bawah kisaran kadar terapeutik yang dila-
obat, setelah empat waktu paruh, nilainya menjadi 93,8Vo, se- porkan untuk mendapatkan derajat respons terapeutik positif
dangkan setelah lima waktu paruh, dapat mencapai 100V0. Bila yang sama. Namun, toksisitas membatasi seberapa jauh di atas
diintegrasikan dengan strategi kadar sasaran, ttz obat sering kisaran teraleutik kadar serum suatu obat dapat dengan aman
digunakan untuk menentukan interval pemberian obat.
dinaikkan. Karenanya, kisaran terapeutik kadar obat serum
KLIRENS (BERSIHAN). Klirens (Cl) merupakan parameter hanya berfungsi sebagai pedoman untuk terapi. Kemanjuran
farmakokinetik yang memperkirakan volume teoritis obat obat harus dinilai dengan respons klinis. Nilai atau gambaran
yang dibuang per unit waktu. Klirens tubuh suatu obat meng- waktu-kadar obat serum mungkin dapat dibandingkan dengan
gambarkan jumlah obat yang dibuang atau dieliminasi dari tu- nilai spesifik penderita yang telah ditentukan sebelumnya atau
buh/unit waktu, sedangkan klirens ginjal menunjukkan jumlah dengan laporan kepustakaan untuk menilai kesetiaan penderita
obat yang dibersihkan oleh ginjal/unit waktu. Cl total tubuh pada regimen obat yang diberikan. Secara lebih lazim, penen-
merupakan sumasi semua mekanisme Cl untuk obat tertentu tuan kadar obat dalam cairan biologis dapat membantu menca-
(Cl ginjal, Cl hepar, Cl paru-paru). Cl tubuh dapat dihitung de- pai regimen terapeutik sambil mengurangi kemungkinan ter-
ngan Cl = (0,693 Va)tyz dengan lebih disukai memakai me- jadinya toksisitas obat. Akhirnya, penentuan kadar obat dalam
tode matematis dosis obat/AUC. Pengetahuan mengenai Cl cairan biologis merupakan cara untuk menilai pengaruh, bila
368 EAGIAN Vlll f Anak Sakit Akut

TABEL 63-2 Kisaran Kadar Terapeutik Obat Tertentu dalam Drreh'i

Kisaran Terapeutik Biasa

0bat Unit Metfik Unit SI


Amikasin Puncak' 2_5-40 '(1ig/mL) 4,3.68 lmmoVL)
Palung' <10 <17 :, (mmo.il ),
'(pg/rnt-)
Amltrlphlrn 120.250 {mg/ml-} 430-900. (nmoUUl
Kafern , , ,.,
::::5-40. trrgl"U*l 26206:: (fimoVL),
Karbamazepin 4.1/ (pg/mL) 17;5r1.:' (mmol/L)
Kloramfenikol' ?uncak 2J:.j0 $gmL) :N7-93 (mnoi/I"I
,,: ,, ?atung 5.10 (1tg/rnL) 15:31
{mmolll)i
Siklosporin g ?alung 150,300 (ng/mt) S3i250 {nmol/!}
D.igoksin t,'t 0,8i2 :' (ng/ml) ,'. 1' ,2,6 {nmol/L)
E'tho-suk$irnid, ' : (ts/*Lt :.283-?08
,,
:
40.100 {mmol/-Li
eeatamiiin ::'''..a:::::
Ftincak 5-1 0 ,..(1-tC/tnL) :10,5121 '6mmoUL)
I ..-':,-,. l Palung ,,(pg;mli) .4,2 ,.. (mrnoVL),
,,<2
lmrprilmrn tzs-250 445;;,893,, {nmbUL):l
'25,.40 ,(ng/ml)
Kinamisin ,, Puncak (1t$rnLl 52;82,;4 (mdoVt,j'
j,
Palurrg (16 (pg/.ml;) <20.:6 (mmoVl}
Lidokain 1,5,-6 (pe/ril) 6,+25;,6, (mmoVL)
Litium 0,6,i;4 (mEq/L) 0,611,4t (mmoVL)
Metsuksi,mid lo-40.r:' (|t#rnt-) 53;212 (mmoUL)
Netilmisin :., Puncalr 5"10': ,.(F#qd-) .,1,0,5-21, (mrn )
,:.'l:,' Palung <2 :,(pg/m]l) :.<4,2 (qmoVL)
'
Fenobarbital i:' :'::
151f{ 'fue/ml-) 65-1',12, (mmol/l-I
F,enitoin ':'r':: ": 'l ,l0-20 (pgimL) 40;it,_ (mmol/L)
Primidon,,'."1 ,,5.rt (r+c/tllU 25i35. (rnmollL-)
F,rokainamid,. . ; .,,:4-10 ftte/jnl") \V:qz (rhrrol/t)
N-as etil pr,oJiain amid ' Jr3d r,,,, (p$/mL), ,18,108 (mmol/L)
Kg.lnidln ..,-,. 3-6 -..rii ,6,2-l B,f (mmoY'Iil
Aparn salisilat
.,(lt#ru
r(pg/
::t
','?0,12,
Anhlgesia/demam {100,"'l ),, ffiovli'
Anri-inf. amasi 150i300 '(pgml) l;0.9-2,rt (mmol/L)l
Teofilin ' : (t19,rnl-)
,.,10i20 56-.1,1,tr,:: 0re1rtll)
iFobramiiin .::.. ::::
,Pun{;ak ,:5'1 0 (pdml) \0,1/,.21A ilninol/L),
t',t-tli,,
?alung (pglnl) <4,;3 (nmol/€
Asam Valpioat ,50-1 00 (tr,sl*t- 3461693 (mmolt&)
Vankomisia: Puncak 30-40 (pc1ml-)
71-n;6 (mmo7r)
PalunC 5-10.:,r. (Fe/-Li J-l (mm'6UL1
Verapanil 100!50O:l (ng/ml-): 2?0il 100 (nmoVl)

utttuk pettgantbiLan contolt darah untuk obat Ierlenlu dengan cara perrlberidn tertentu.
tDaruh, ltlusnn, serun: Konsuhusi puda laboratoriunt putoktgi tLrttuk ntutriks spesilik pengukurarL kutlar.

ltltilt.\f(.\ilik
Unit SI, S),stente Inlernalional;1pg/ml), mikrogram/ntililitert mmol/L, milimol/L; ng/m]-, nanogram/mililiter.

ada, proses penyakit atau interaksi obat terhadap gambaran fat rarmakokinetik obat harus diperhatikan, sehingga conroh
pemhuangan obat. darah dapat diambil pada waktu yang tepar, sesuai dengan
Monitor terapeutik obat tidak tepat, tidak perlu, atau pun ti- waktu pemberian obat. Hal ini untuk memungkinkan dilaku-
dak praktis dilakukan pada semua obat. Obat yang mempunyai kannya intcrpretasi tepat kadar obat dan efek terapeutiknya,
efek farmakodinamik yang jelas dan mudah dikenali tidak rne- serta membantu menghindari kesalahan terapeutik yang serius.
merlukan pemantauan rutin (diuresis pada pemakaian diuretik, Kadar obat puncak dalam darah biasanya tidak merujuk pada
penurunan tekanan darah dengan penggunaan antihipertensi). kadar tertinggi yang dapat dicapai dalam darah, rerapi pada ka-
Agar monitor terapeutik obat bermanfaat klinis, hubungan dar puncak pascadistribusi. Dengan demikian, sering ada wak-
yang jelas antara kadar dengan respons atau toksisitas harus tu yang terlambat antara waktu pemberian obat dan waktu
dapat dirdentifikasi. Umur dan luas atau beratnya penyakit da- yang disarankan untuk pengambilan sampel darah ,,puncak',.
pat mempengaruhi hubungan antara kadar obat, kemanjuran, Juga, kcbanyakan penentuan klinis kadar obat dalam cairan
dan toksisitas. Berbagai variabel harus dipertimbangkan dalam biologis secara rutin mengukur (melaporkan) kadar total obat
menyusun strategi untuk memonitor terapi menggunakan ka- dalam cairan tersebut (kadnr obat bebas ditambah kadar obat
dar obat serum. Dalam mengukur kadar obat dalam serum, si- yang terikat dengan protein sama dengan kadar obat total).
63 t Prinsip Terapi Obai 369

TABEL 63-3 Interaksi Obat yang Potensial Penting pada Praktek Pediatri (Daftar Sebagian)

Kaibamazei;in '
AnLikoagulan(oral) r"'
A nridepresan {trisildik}
)rme[lorr] .:.1.:1"
Konlrasepsi (o.ral)
Asiklovir ' .,
, Korrikosferoid '
Narkotik -t :, Siklosporin
Zidovudin :' Eritiomisin
AlkohoI VakSinintlue;1la,(vjrui)
Anlidepresan (trisi kli k) ' r T roksisitas Isoniaeid rtrilti:,r,
Barbirurat T Depresi:SSS (aiut)
- nenitoin ;.:,.:.i
,,
Benzodiazepin t Deoresi SSS :
Teofili4l, l11..llili
Sefalosporin (tidak semua) Elek disulliram Valproat,,, ,,;f
Klorai hidrat :
T Depresi SSS Si.m e tidii,.; ;, ; i,' t; i ".

Doksisikjin J Efek antibiotik Alkoho.lt'.:


lsoruazto
4--
lHepatotokslsrtas A s : i;rliil i
Metronidazol tsteK olsutnram A rildn:(6ra1)
ligfl ..:,
Fenotrazrn :
Koordinasi [erganggu Anti depntr s ani (tri $i kl,ik}
i a _ , - ut: t:-:: -tt: t::::t:
| 'lokslsrtas fenlloln
t:t:
Benzodiazepin.
.''
Fenitoin ..
: .,.
1 .. .
Allopuiinol A gen penghambat "adienergik-beta
Aluminum hidroksida J Absqrbsi allopurinol
Amplsllln ,:, ,
Kuam
a--
K$pt : i r';
Antikoagulan (oral) I'EIek- antlkoasulan Karb-ffiQpin,,,1,,:
p,i$o$ln=:'. .-
AZatloDfln
'l Toksisitas azatioprin
Kaptopril -l Hipersensitivitas kulit feto.klrp'azo.l I I f iiil
.-. M-e!@oor.gpigf
Siklofosfamid ,' TToksisitassiklosfosfamid Fe'titroin;.;rii;,i lii j,: :

4- - '
Tcofilin I Toksisitas teofilin fe'o.,fffi$i+i:j
Kontasepsi (Oral)
Diuretik tiazid T Toksisitas allopurinol Antikoagulan (oral)
A nti bioik A mino glik o s id a Antidepresan (trisiktik)
Barbiturat
Amloterisin B trNefi,olotsisitasi,,, . Karbamazepin

!.urytfct
t'liNefrotoksisitas
otototsisiiai sli$eofllf vin .='.' ,,. I

Drspratrn ?enisilin (ffi pi$iliu;: 6lqsssilirl


6.--
JtKIoSpofln I NelfotoRsrSltas
a -- - .
,redt$ll;:i1i..t r,,.,,:::- . :

Furosemid ,iiii,:i j
I NefrotoKslsltas
^
: ::"
dan
..:t ' '
Rif.amP,,!. t:;};Lii r'r,,', r,,
$ri I 61r'.--1* "". -ta$:ri'.,,i,l Te.o.T!!i
,
i:,,l, Li r.
lMagnesrum
4.
I Densnambal neuro: S.i,,,-,l spodz= ...,.i
muskular A,geh,,3lkilas[::"1-,,: i
AsldoF*nc,|., ufl i Bqokade $mins-glikotid;7 .,|,t,i,,:,l', iE
i A$f-,o;+ri4n n',,'-iir....
Vankomisin .". 'l'. t Nefrotoksisitas? I{arhs ffi$pin ...:;;.-.=.,
t.,t,
Eriuomisin
lntas.ido. . .;,,,.,
Penghambat adrenergfi -bek
,t..
+ Absorbsr l,urosemro :
,::, : li, ii..:=-
l
Kaptopril -- t" tt -'t*"' r.:,,,:=
,Ketokonazol
Simetidin *
' + ADSOTOSI
1l'"'l'i :
Metoklopramid
L ,
Konikosteroid o Atlsorbsl NaIsilin
I ^.
Digokiin o Absorbsl l1erutoln
Besi .L Absorbsi ni1,qp.lt..ri; i,t,;,:,;;,;

lsomazrd
Ketokonazol
J Absorbii p-.1-fo'tui
.l.:
Antasida -
ia ,=
Obat. anti-inf lamasi bukan-steroid
*+ +P*'!;i
AOSOTDS!: Antikolinergik
,,
J Absorbii Kolestiramin
, : ..
+ ADSOTbSI
: : I :tt t::::t::ttt:tt:u Jrmetldrn
Diuretik (hipokalemia)
{I 1u.so1gsi
loKslsltas . Fenltoln
'
rl . Kuinidin
T Ferdarahan Verapamil
Kdiilopril:
i llt;;, . Eritromkin
:

'lfi.p{ffiihrnryte
370 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

TABEL 63-3 Interaksi Obat yang Potensial Penting pada Praktek Pediatri (Daftar Sebagian)* (sambungan)

Barbiturat : AntlKoagulan (ofarj


Anrikoagulan (o.ral) Antikoagulasi
J an,itougrf*i Astemizol tHismanal)
penehambatadrenergik-betd
* " J Blokade-bdta :
JStOtade-Ueta ;
l Karbaniazepin
xur6u*-"pin , ft karbamazlPin !ikt.os9ori1:
Piodulsi karbamazepin
Produksi :,
eksPoksid :i
14 totamfenitot ' . ' t fot<iiiiias
Toksisitas barbirurat
",*
Tqfenadin (Seldane)
Kontrasepsr toiii) 'L KontraEepsi ",* Teofilin*'
Kortikoiieroid ' J Etii iieroid :: Fluorokuinolon
Vaksin influenza (virus) T Toksisitas barbiturat Antasida 1 l
I
,ri

Rjramnln
Teofilin J Ef'ek teofilin Griseofulvin :;i,'ii lirlri r:::''=
Valproar t Tolsisitas barbiturat . Antikoagutan (oral) J Antikoagulasi
Bleimisin : KontrasePsi loral) :
J tconrrut.oii
Oksieen 'f Toksisitas paru /s oniazid
Kapipril 'l
Attohot HepatitiS
Allopurinol Hipersensirivitas kulit .q.ntariOu : . :
J Absorbsi INH
Asoinn J Efek antihipertensi Karbamazepin 1 Toksisitas (keduanya)
S;metidin NeuroPati Ketokonazol J Elek ketokonazol
Obat anti-inflamasi bukan-steroid J El'ek antihipertensi Fenitoin f ioksisitas fenitoin l
Kalium' HiPerkalemia RilamPin T Hepatotoksisitas
Spironolakton Hiperkalemia Valproat t Toksisitas henatik dan SSS
xrtofoinorA Kuinidin .

;;r;;i;- JAbsorbsi Amiodaron t Toksisitas kuinidin


Amikoasulan (ordl) 'l Antikoagulasi . Antikoagulan (oral) t Antikoagulasi
iimetiai"n J Efek'[btokonazol I J Efek kuinidin ' .

Siklosporin t Nefrotoksisitas " Sirnetidin ...' T:Toksisitas kuinidin


Isoniazid : ,-- Jeletketokonazol l Digoksin I Toksisiras digoksin
Feniroin Metokloprhmid J Efek kuinidin
"T;rfJ;:#;taborisme :

Riiampin' J Efek kutnidin


Metotreksal Prokainamid , T Toksisitai prokainamid ''. -

Transiusi darah t Toksisitas ,: Rif'ampin ' t Ef.k tuinidin :

Sisplafin l Toksisilas metotreksat Verapamil Hipotensi "


'l Hepatotoksisitas
:

Er.ldnaL Rifampin
Obar anri-inflamasi bukan-steroid t Toksisitas metotreksat (orai)
Antikoagulan + Antikoagulasi
Barbiturat J Efek barbinrrat
Trimerropr.iIn-sulfametoksazolAnemiamegaloblastikPenghambatadrenergik-betaJPenghambat-beta
Metoklopramid Kloramlenikol J Efek kloramt-enikol
XarUamazefin Neuioroksisitas Kontrasepsi (oral) I J Kontrasepsi

Nifedipin Fenitoin J Efek l'enitojn


p"neho*Uutadrenergik-beta Cagal jantung, blokacle AV Kuinidin ... - J ffef kuinidin
: , f nipe.ptasia g'ngiva Teofilin
1'

sitr"oiporio * !*o teolilin

iHH*'.'i#}1ff;'""...i,],df#'.-.-'.''';;::ff':'
Aik.t*i t Toksisitas takut) Kar6arnazepin
'simetidin
Antasida
AnrusiJa J El'ck fenitoin Simetidin t Toksisitas teofilin '

Antikoagulan (oral) I t Tokririras ieniroin, Eritromiiln T Toksisitas teofilin


a-.: .
T J Antikoagulasi Fluorokuinolon .
1'ToksisiLas teolilin
ttrisiklikt
Anridepresan f Toksisitas f*itoin Vaksin influenta iultuii t Toktiritut teoliiin
Karbamazepin J Ef'ek karbamazepin lnterferon t ToksisiLas?
rr"rrrli.trrl"r
llil;;_1Toksisitas-lenitoinFeniroin
Konlrasepsi (oral dan implan) J Kontrasepsi Rifampin '1, Efek teofitin
ionif.orLroiO
- J Et'ek korikosteroid tembakau
Merokok J Efek teolilin
sikl;;;";" I Elek siklosporin Troleandomisin f Toksisitas teot'ilin
63 I Prinsip Terapi Obai 371

TABEL 63-3 Interaksi Obat yang Potensial Penting pada Praktek Pediatri (Daftar Sebagian)* (Laniutan)
Obat vang Berinteraksi Efek Samping Obat yang Berinteraksi Efek Samping

Ag$4, psng Hffi b'a! ap!.idrnillk{il$?

-Bila
mungkin, tlapat diberikan kotnbinasi obat bergantian. BiLa tidak nungkin, kadar obat dan tanda toksisitas harus dimonitor.
A-V,.an'iovenn"ikalar; SS,!, sistent saraf sentral; INH, isonitrzid; ?, kenungkinan efek'
Dimarlifikasi dari Rizack M, Hillman C; The Medicol Letter Handfutok. o.f Adverse Drug Intcrnction.r. Nev, Rochelle. NY, The Medical Letter, I989

Pendekatan ini mengasumsikan adanya rasio konstan antara isi larutan yang digunakan untuk "membilas" dosis intravena;
obat bebas dan obat yang terikat, pada berbagai kadar dan kon- standarisasi tehnik infus spesifik (lamanya infus, volume) un-
disi patofisiologis yang berbeda. Karena hal ini tidak selaiu tuk obat dengan indeks terapeutik sempit; standarisasi pengen-
benar, maka harus hati-hati dalam ekstrapolasinya' Misalnya, ceran dan volume infus obat yang diberikan dengan injeksi
ketidakseimbangan klinis kadar obat bebas dan total dapat di- intravena sebentar-sebentar; menghindari perlekatkan jalur
jumpai pada kadar obat fenitoin penderita trauma yang sakit pada infus obat pada bagian sentral dengan pemberian bersa-
berat dan penderita penyakit ginjal berat. Akibatnya, sekarang maan infus larutan lain yang diberikan dengan kecepatan yang
banyak laboratorium yang melaporkan kadar obat bebas rnau- sangat berbeda; lebih disukai menggunakan kanula berdiame-
pun kadar obat total serum, atau bila perlu, hasil ini dapat di- ter besar; mempertahankan penggunaan larutan yang di-
minta. Meskipun ada perbedaan ini, pada umumnya ketidak- sarankan pada ketinggian tertentu untuk digunakan dengan pe-
seimbangan ini secara klinis biasanya tidak bermakna, kecuali ngendali berdasar gravitasi; dan penggunaan pipa bervolume
pada obat yang terikat dengan protein, pada kondisi normal, kecil serta terletak paling dist4l untuk jalan masuk obat ke da-
lebih dari 90V0. lam jalur intravena yang sudah ada.
INTERAKSI 0BAT. Bila dua atau lebih obat diberikan ke-
pada penderita yang sama, sifat farmakokinetik dan farmako-
PERTIMBANGAN LAIN
dinamik obat dapat dimodifikasi oleh kombinasi interaksi
antara obat tersebut. Obat dapat berinteraksi dengan berbagai
METODE PEMBERIAN OBAT. Meskipun obat yang diberi-
mekanisme yang berbeda; yang dapat diklasifikasikan dalam
kan secara intravena sering dikira dapat diberikan dengan lebih
dasar farmakeutik, farmakokinetik, dan/atau farmakodinamik.
cepat dan lebih sempurna, tetapi ternyata hal tersebut tidak se-
Interaksi ini dapat mengakibatkan efek klinis atau toksikologrs
lalu benar. Lamanya waktu yang diperlukan untuk menginfus-
yang tidak teramalkan (Tabel 63-3). Interaksi farmakeutik me-
kan dosis total obat yang diberikan secara intravena tergantung
pada banyak faktor, termasuk laju aliran cairan intravenA, ru-
liputi inaktivasi obat yang diakibatkan oleh pencampuran se-
cara fisik dua senyawa sebelum diberikan kepada penderita,
ang mati sistem tempat obat diinjeksikan, dan volume total
pengenceran obat. Karena kebanyakan sistem pemberian cair-
seperti dalam semprit, pipa infus, atau preparat cairan paren-
an intravena. termasuk pipanya, dirancang untuk orang de- teral. Inaktivasi aminoglikosida oleh antibiotik beta-laktam
wasa, maka mereka berisi volume besar tiap unit panjangnya.
tertentu bila kedua obat dicampur dalam larutan intravena
yang sama merupakan contoh interaksi yang sering terjadi dan
Hal ini menimbulkan faktor ruang mati yang relatil besar,
yang dapat mengakibatkan keterlambatan infus bermakna biia secara klinis relevan.

diberikan dalam kecepatan lambat yang perlu untuk bayi dan Interaksi farmakokinetik dapat terjadi bila sifat disposisi
anak. Misalnya, dosis seftazidim yang dimasukkan ke dalam salah satu senyawa (absorbsi, distribusi, metabolisme, dan/
ruang volume sistem intravena dan diberikan dengan kece- atau ekskresi) dipengaruhi oleh yang lain. Interaksi jenis ini
patan 1 ml/jam belum mulai masuk ke bayi atau anak kecil dapat mempengaruhi satu atau lebih aspek gambaran far-
sampai 1 jam setelah pemberian, dan mungkin memerlukan makokinetik obat. Misalnya, satu obat dapat menurunkan ke-
waktu 3 jam untuk mernberikan 907o dosis. Laju infus yang cepatan absorbsi tanpa mengurangi jumlah absorbsi kese-
lambat tersebut dapat sangat mempengaruhi kadar serum dan luruhan, atau satu senyawa dapat menggeser obat yang lain
kemanjuran terapeutik obat. Beberapa langkah dapat diambil pada tempat ikatan proteinnya sambil menghambat eliminasi-
untuk mengurangi masalah pemberian obat intravena pada nya dari tubuh. Akhirnya, obat dapat berinteraksi secara far-
bayi dan anak kecil. Ha1 tersebut meliputi: standarisasi dan makodinamik, yaitu dengan berkompetisi pada reseptor atau
dokumentasi waktu pemberian total, dokumentasi volume dan sistem fisiologis yang sama, sehingga mengubah respons pen-
372 BAGIAN VIII I Anak Sakit Akut

derita terhadap terapi obat. Jumlah interaksi obat yang diketa- diulang harus tertera pada label resep. Bila resep tidak boleh
hui dan secara klinis penting, dikombinasi dengan selalu me- diulang, hal ini harusjelas tertulis dalam resep.
ningkatnya agen farmakologis yang tersedia, menekankan KETAATAN PADA REGIMEN YANG DIRESEPKAN. Sedikit
pentingnya penilaian kritis kemungkinan adanya interaksi obat yang diketahui mengenai banyak faktor yang menentukan de-
pada setiap penderita yang menerima obat multipel. rajat ketaatan terhadap instruksi dokter, tetapi jelas bahwa ba-
0BAT DALAM AIR SUSU lBU. Hampir semua obat yang nyak penderita yang tidak minum obat dengan konsisten atau
diberikan kepada ibu menyusui disekresi dalam jumlah ter- dengan cara yang dimaksud atau diresepkan. Lagipula, pende-
tentu ke dalam air susunya sehingga dapat ditelan oleh bayi rita sering minum obat yang tidak disarankan atau diresepkan
yang masih menyusui. Secara umum, penggunaan obat selama oleh dokternya. Ketaatan penderita terhadap regimen terapeu-
laktasi harus seminimal mungkin; beberapa obat dilaporkan tik yang diresepkan biasanya hanya sebaik ketaatan or-
berakibat buruk pada bayi yang masih menyusui (Bab 79.5). angtuanya. Ketaatan seringkali dapat dimaksimalkan dengan
Kenyataannya, tidak mungkin ibu yang sedang menyusui secara berhati-hati menerangkan kepada orangtua mengenai
menghentikan minum obat yang memang diperlukan. Jika penyakit anaknya, kerja obat yang diresepkan, dan pentingnya
dipertanyakan jumlah obat yang dapat diterima bayi yang se- mengikuti instruksi secara seksama. Sering, bila instruksi ke-
dang menyusui, dan/atau pengaruh obat yang mungkin pada pada keluarga tertulis dengan jelas dan terperinci, serta regi-
bayi, maka sampel air susu ibu harus 6lansljsis. men tidak terlalu mengganggu jadwal hidup harian (terutama
MERESEPKAN 0BAT. Faktor-faktor seperti rasa, bau, war- kebiasaan tidur orangtua), ketaatan terhadap regimen terapeu-
na, konsistensi, dan harga dapat mempengaruhi ketaatan pen- tik dapat meningkat.
derita terhadap regimen terapeutik obat. Peresepan obat ge-
nerik ekivalen kadang-kadang dapat mengurangi biaya obat
Besunder JB, Reed MD, Blumer JL: Pnnciples of drug biodisposition in the
tiap penderita. Peresepan demikian hanya boleh dilakukan bila
neonate: A critical evaluation of the pharmacokinetic-pharmacodynamic in-
dengan jelas diketahui bahwa jenis generik mempunyai bioa- terface. Clin Pharmacokinet l4:189 (Part I); 14:261 (Paft II), 1988.
vailabilitas, bioefektivitas, dan penerimaan penderita yang eki- Brown GR, Miyata M, McCormack JP: Drug concentration monitoring: An
valen. Sayangnya, belum ada data bioekivalen lengkap untuk approach to rational use. Clin Pharmacokinet 24:187,1993.
Gilman JT, Gal P: Pharmacokinetic and pharmacodynamic data collection in
semua obat sehingga, bila ragu-ragu, dokter yang meresepkan
children and neonates: A quiet frontier. Clin Pharmacokinet23:1,1992.
harus berkonsultasi dengan ahli farmasi. Kalow W: Pharmacogenetics: Its biologic roots and the medical challenge.
Resep yang dikeluarkan oleh dokter harus selalu meminta Clin Pharmacol Ther 54235,1993.
pemberian sejumlah cukup obat untuk mengobati penyakit Kearns GL, Reed MD: Clinical pharmacokinetics in infants and children. A
reappraisal. Clin Pharmacokinet l7(Suppl 1):29, 1989.
penderita, dengan hanya menyisakan sedikit obat pada akhir
May DG: Genetic differences in drug disposition. J Clin Pharmacol 34:881,
pemberian pengobatan. Sedikit sisa ini memungkinkan peng- 1994.
gantian bila ada dosis yang tidak sengaja tumpah atau hilang. Reidenberg MM: Trends in clinical pharmacokinetics. Clin Pharmacokinet
Orang tua harus diminta membuang semua sisa obat setelah 24:1,1993.
Tange SM, Grey VL, Senecal PE: Therapeutic drug monitoring in pediatrics:
selesainya pengobatan untuk mencegah tedadinya keracunan
A need for improvement. J Clin Pharmacol34:200, 1994.
yang tidak disengaja atau pengobatan sendiri yang tidak tepat Wilson JT, Keams GL, Murphy D, Yaffe SJ: Paediatric labelling require-
di hari kemudian. Instruksi pengobatan dalam resep harus ments: Implications for pharmacokinetic studies. Clin Pharmacokinet
mencakup berapa jumlah spesifik dosis yang harus diterima 26:308,1994.
penderita tiap harinya dan lama keseluruhan terapi (umlah
hari pengobatan). Berapa kali dokter mengijinkan resep dapat

Anda mungkin juga menyukai