Anda di halaman 1dari 7

27 Oktober 2021

LAPORAN KASUS

Demam Tifoid: Laporan Kasus

(Typhoid Fever: A Case Report)


Chandra Pardede
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Khairun/ RSUD Dr. H. Chasan Boesoirie-Ternate

ABSTRAK
Latar Belakang: Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella
typhi. Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Tujuan: Melaporkan satu kasus demam tifoid
yang menitikberatkan pada masalah penegakan diagnosis. Kasus: Pasien seorang anak laki-laki berusia 12
tahun 1 bulan masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu, hilang timbul, disertai
muntah setiap kali makan, sakit perut hilang timbul, belum buang air besar selama seminggu terakhir. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, GCS 15 Compos Mentis, status gizi
kurang, tanda-tanda vital pasien dalam batas normal, dan pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus
menurun. Pada pemeriksaan obturator sign dan psoas sign positif. Pemeriksaan Completed Blood Count
menunjukkan hasil leukositosis dan Widal Test menunjukkan peningkatan pada Antigen-O. Penatalaksanaan:
Pasien diberikan tatalaksana antibiotik Kloramfenikol, diet tinggi kalori dan tinggi protein, serta pemberian terapi
cairan ringer laktat. Simpulan: Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang telah
ditegakkan kasus demam tifoid pada pasien seorang anak laki-laki berusia 12 tahun 1 bulan.

Kata Kunci: Demam Tifoid

ABSTRACT

Backgrounds: Typhoid fever is an acute infection of the digestive tract caused by Salmonella typhi. Typhoid
fever is an endemic disease in Indonesia. Objectives: To report a case of typhoid fever which focuses on the
problem of establishing a diagnosis. Case: The patient is a boy aged 12 years and 1 month who was admitted to
the hospital with complaints of fever since 1 week ago, intermittent, accompanied by vomiting with every meal,
abdominal pain that comes and goes, has not had a bowel movement for the past week. On physical
examination, the general condition of the patient appeared to be moderately ill, GCS 15 Compos Mentis, poor
nutritional status, the patient's vital signs were within normal limits, and abdominal examination revealed
decreased bowel sounds. On examination, the obturator sign and psoas sign were positive. Completed Blood
Count examination showed leukocytosis and Widal Test showed an increase in O-antigen. Treatment: The
patient was treated with chloramphenicol antibiotics, a high-calorie and high-protein diet, and lactated Ringer's
fluid therapy. Conclusion: Based on the history, physical examination, and supporting examination, a case of
typhoid fever was established in a boy aged 12 years and 1 month.

Keywords: Typhoid Fever

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com


PENDAHULUAN sebagai PNS dengan pendidikan terakhir SMA.
Sedangkan ibu pasien berinisial Ny. R. O, lahir
Demam tifoid adalah suatu penyakit
pada tanggal 29 Januari 1975, bekerja sebagai
infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan
PNS.
oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh
Alloanamnesa dengan ibu pasien
panas yang berkepanjangan, ditopang dengan
dilakukan pada hari selasa tanggal 28
bakteremia tanpa keterlibatan struktur
September 2021 pukul 09.25 WIT di ruang
endotelial atau endokardial dan invasi bakteri
Perawatan Anak Kelas II B dengan didukung
sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit
catatan medis.
mononuklear dari hati, limpa, kelenjar limfe
Pasien masuk rumah sakit dengan
usus, dan Peyer’s patch. Beberapa terminologi
keluhan Demam sejak 1 minggu yang lalu,
lain yang erat kaitannya adalah demam
hilang timbul, menggigil (-), sakit kepala (-),
paratifoid dan demam enterik. Demam
pusing (-), kejang (-). Batuk (-), sesak (-). Pada
paratifoid secara patologik maupun klinis
malam senin pasien setiap makan muntah,
adalah sama dengan demam tifoid namun
nyeri perut (+) hilang timbul, minum baik, BAB
biasanya lebih ringan, penyakit ini biasanya
belum sejak 1 minggu, BAK dalam batas
disebabkan oleh spesies Salmonella enteriditis,
normal.
sedangkan demam enterik dipakai baik pada
Riwayat Penyakit Dahulu Ibu pasien
demam tifoid maupun demam paratifoid.1
mengatakan anak pernah didiagnosa demam
Istilah typhoid berasal dari kata Yunani
tifoid saat berusia 3 tahun. Riwayat Penyakit
typhos.Terminologi ini dipakai pada penderita
Keluarga disangkal. Selama hamil, ibu rutin
yang mengalami demam disertai kesadaran
melakukan antenatal care, dan tidak ada
yang terganggu.Penyakit ini juga merupakan
kelainan selama kehamilan. Pasien dilahirkan
masalah kesehatan masyarakat yang penting
dari ibu G1P0A0, hamil cukup bulan. Bayi lahir
karena penyebarannya berkaitan erat dengan
secara sectio caesare di Rumah Sakit dan
urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan
ditolong oleh dokter. Imunisasi dasar pasien
lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk
lengkap sesuai usia. Riwayat alergi pasien
serta standar higiene industri pengolahan
disangkal. Pasien memiliki riwayat
makanan yang masih rendah.1
mendapatkan ASI sampai usia 1 bulan.
World Health Organization
Pemeriksaan fisik dilakukan setelah
memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di
alloanamnesa. Pada pemeriksaan fisik umum
seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan
didapatkan keadaan umum pasien tampak
500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam
sakit sedang, kesadaran compos mentis
tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang
dengan Pediatric Glasgow Coma Scale (GCS)
dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak
15. Tanda-tanda vital pasien didapatlan
merupakan yang paling rentan terkena demam
tekanan darah 110/70 mmHg, SpO2 98% nadi
tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih
78 x / menit, pernapasan 27x/ menit, suhu
ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah
36,80C. Status antropometri pasien BB 27,9 kg,
endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi
TB 141 cm, LLA, 18 cm, Lingkar kepala 56 cm,
pada anak usia 5-19 tahun.2
Lingkar dada: 65 cm, Lingkar perut 59 cm,
Status Gizi berdasarkan grafik berat badan
LAPORAN KASUS menurut panjang badan anak laki-laki usia 2-20
tahun tahun (CDC 2000), anak termasuk dalam
Pasien berinisial An. M. A. F. berjenis
status gizi kurang (84,5%) dengan berat badan
kelamin laki-laki, lahir pada tanggal 20 Agustus
ideal 33 kg.
2019. Usia pasien saat dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan fisik khusus didapatkan
adalah 12 tahun 1 bulan. Pasien beragama
Tidak pucat, Ikterik tidak ada Petechie (-),
Islam dan bertempat tinggal di Kelurahan
sianosis (-), turgor kulit baik, edema tidak ada.
Akehuda. Ayah pasien berinisial Tn. S. F, lahir
Berdasarkan acuan kurva lingkar kepala dari
pada tanggal 4 Desember 1971, bekerja
Nellhaus, interpretasi penilaian lingkar kepala

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com


pasien berada di bawah +2 SD di mana nyeri tekan (-), Pemeriksaan ketuk didapatkan
termasuk dalam kategori normochepale (-2 SD Sonor (+/+), untuk auskultasi didapatkan bunyi
sampai dengan + 2 SD). pernapasang vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
Muka simetris, rambut hitam wheezing (-/-). Abdomen tampak supel, untuk
terdistribusi merata. Ubun-ubun sudah auskultasi bising usus (+) kesan menurun,
menutup sempurna Pada mata konjungtiva untuk perkusi didapatkan timpani (+) pada
anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), edema, palpasi didapatkan tidak ada massa, hepar
palpebra (-/-), mata cekung (+), hidung tidak teraba, lien tidak teraba. Pada
epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-), pemeriksaan anggota gerak didapatkan CRT
telinga discharge (-/-), Pada mulut Gusi <2 detik, akral hangat, deformitas (-). Alat
berdarah (-), bibir kering (+), bibir pucat (-). kelamin: post sirkum. Status pubertas A1G2P2.
Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar Refleks fisiologis dalam batas normal.
limfe, tenggorokan tidak hiperemis, tonsil Pemeriksaan obturator sign (+) dan psoas sign
T1/T1. (+).
Thorax Normochest Payudara Untuk hasil CBC (Complete Blood
Normal, Pemeriksaan Cor tidak terlihat pulsasi Count) menunjukkan hasil leukositosis yakni
ictus cordis, pulsasi ictus teraba di ICS IV-V hasil Leukosit 14.700/ μL, Erirosit 5,09 x106/
linea midclavicularis sinistra, untuk perkusi μL, HB 13,5 g/dL, Hematokrit 39,0%, MCV 78,2
didapatkan redup, batas atas: ICS II linea fL, MCH 26,5 pg, MCHC 33,9 g/dL, Trombosit
parasternalis sinistra, batas pinggang: ICS III 283.000/ μL, Limfosit 25,6% (3.800 μL),
linea parasternal sinistra, batas kanan bawah: Monosit 2,8% (400/ μL), Granulosit 71,6%
ICS V linea sternalis dextra, batas kiri bawah: (10.500/ μL), RDWCV 11,2%, RDWSD 35 fL,
ICS V 2 cm medial linea mid clavicula sinistra, PCT 0,23%, MPV 8,3 fL, PDW 18,1%.
bunyi jantung I-II murni reguler, murmur (-). Sementara, untuk pemeriksaan test widal
Pada pemeriksaan Pulmo, gerak napas menunjukkan peningkatan pada Antigen-O,
simetris dinding dada, pada palpasi massa (-), Antigen-OC, HA, HB, dan HC.
Hasil Pemeriksaan Tes Widal
Tes Widal Hasil Nilai Normal
Salmonella typhi
• Antigen O 1/80 1/20
• Antigen H 1/20 1/20
Salmonella paratyphi
• Antigen OA 1/20 1/20
• Antigen OB 1/20 1/20
• Antigen OC 1/80 1/20
• Antigen HA 1/80 1/20
• Antigen HB 1/160 1/20
• Antigen HC 1/160 1/20

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Tes Widal 7


Diagnosa kerja pasien adalah Demam pasien dengan Nyeri minimal abdomen di regio
tifoid. Pasien diberikan tatalaksana antibiotik iliaca dextra . Masih belum BAB. Nafsu makan
dan minum baik. BAK dalam batas normal.
Kloramfenikol 3x650 mg/iv selama 10 hari, diet
Demam (-), menggigil (-), kejang (-), batuk (-),
tinggi kalori dan tinggi protein, serta pemberian sesak (-). Muntah (-). Pada objektivitas
terapi cairan RL 26 tpm sesuai kebutuhan didapatkan keadaan umum tampak sakit
sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal,
harian dan BB pasien.
pemeriksaan fisik yang bermakna pada
Hasil follow up pasien per tanggal 29 pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus
September 2021, didapatkan subjektivitas

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com


(+) kesan menurun. Pasien di-asesment PEMBAHASAN
dengan demam tifoid. Pemberian terapi
Demam tifoid atau typhus abdominalis
antibiotik kloramfenikol, diet TKTP, dan terapi
merupakan penyakit infeksi sistemik terutama
cairan masih dilanjutkan.
mengenai sistem retikuloendotelial, jaringan
Hasil follow up pasien per tanggal 30
limfoid intestinal, dan kantung empedu, yang
September 2021, didapatkan subjektivitas
disebabkan oleh kuman basil gram negatif
pasien dengan Nyeri abdomen sangat
Salmonella typhimaupun Salmonella paratyphi.
berkurang dari hari sebelumnya. Masih belum
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran
BA, sedangkan BAK dalam batas normal.
pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella
Nafsu makan baik. Pada objektivitas
typhi.1 Pada kasus ini, pasien sudah mengalami
didapatkan keadaan umum tampak sakit
demam selama 1 minggu, sehingga
sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal,
berdasarkan periode demam yang terjadi
pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus
mendukung untuk menegakkan diagnosis
(+) menurun. Pasien masih di-asesment
demam tifoid pada pasien.
dengan demam tifoid. Pemberian terapi
Pasien berusia 12 tahun 1 bulan
antibiotik kloramfenikol, diet TKTP, dan terapi
berjenis kelamin laki-laki dan sudah pernah
cairan masih dilanjutkan, serta dianjurkan untuk
didiagnosa demam tifoid. Hal ini berkaitan
melakukan pemeriksaan urin lengkap. Hasil
dengan kejadian demam tifoid pada anak
pemeriksan urin lengkap pasien dalam, yakni
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
dalam batas normal.
Ramaningrum dkk pada tahun 2016 di RSU
Hasil follow up pasien per tanggal 1
Tugurejo Semarang didapatkan bahwa
Oktober 2021, didapatkan subjektivitas pasien
mayoritas pasien yang mengalami demam
dengan nyeri abdomen (-), sudah BAB 1x
tifoid berada di rentang usia 5-15 tahun
dengan konsistensi biasa berwarna kuning,
(56,2%) diikuti riwayat demam tifoid,
tidak ada darah. Nafsu makan dan minum baik.
sebelumnya (84,3%).3 Berdasarkan gejala
BAK dalam batas normal. Pada objektivitas
penyerta yang diderita pasien seperti vomitus,
didapatkan keadaan umum tampak sakit
nyeri perut, konstipasi, dan nafsu makan
sedang, tanda-tanda vital dalam batas normal,
menurun sesuai dengan teori.1,4,5
pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus
Dari hasil pemeriksaan
(+) kesan normal. Pasien masih di-asesment
anatropometri didapatkan pasien memiliki
dengan demam tifoid. Pemberian terapi
gizi kurang, yaitu dengan BB/TB < presentil -
antibiotik kloramfenikol, diet TKTP, dan terapi
2SD. Hal ini tidak sejalan dengan hasil
cairan masih dilanjutkan.
penelitian yang dilakukan oleh Ramaningrum
Hasil follow up pasien per tanggal 2
bahwa kasus demam tifoid pada anak lebih
Oktober 2021, didapatkan subjektivitas pasien
banyak terjadi pada anak dengan status gizi
dengan nyeri abdomen (-), BAB dan BAK
baik (89,3%).3 Gizi kurang pada pasien
dalam batas normal. Nafsu makan dan minum
kemungkinan diakibatkan intake oral yang
baik. Pada objektivitas didapatkan keadaan
kurang baik selama demam 1 minggu diikuti
umum tampak sakit sedang, tanda-tanda vital
riwayat muntah setiap makan.
dalam batas normal, pemeriksaan abdomen
didapatkan bising usus (+) kesan normal.
Pasien masih di-asesment dengan demam
KESIMPULAN
tifoid dalam pemulihan. Pasien direncanakan
pulang untuk rawat jalan, serta diberikan Demam tifoid pada anak
edukasi kepada orang tua, dan antibiotik disebabkan oleh bakteri gram negatif
kloramfenikol dilanjutkan pemberian dengan Salmonella typhi yang ditularkan melalui jalur
tablet di rumah sampai memenuhi 10 hari fecal-oral yang mana pada nantinya akan
pemberian. masuk ke saluran cerna dan melakukan
replikasi dapal ileum terminal. Demam tifoid

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com


pada anak memiliki gejala yang cukup spesifik Samik Wahab; Ilmu Kesehatan Anak
berupa demam, gangguan gastro intestinal, Nelson, ed.15. Jakarta: EGC ; 2000.
dan gangguan saraf pusat. Demam yang terjadi
lebih dari 7 hari terutama pada sore menjelang
malam dan turun pada pagi hari. Gejala
gastrointestinal bisa terjadi diare yang diselingi
konstipasi. Pada cavum oris bisa didapatkan
Tifoid Tongue yaitu lidah kotor dengan tepi
hiperemi yang mungkin disertai
tremor.Gangguan Susunan Saraf Pusat berupa
Sindroma Otak Organik, biasanya anak sering
mengigau waktu tidur.

Dalam keadaan yang berat dapat


terjadi penurunan kesadaran seperti delirium,
supor sampai koma. Diagnosis cukup
ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan
penunjang yang dapat menunjang infeksi
Demam Tifoid ini adalah Darah Lengkap, Uji
Widal, atau pemeriksaan serologi khusus yaitu
IgM dan IgG anti Salmonella. Penatalaksanaan
penyakit ini meliputi 3 pokok utama yaitu:
istirahat dengan tirah baring yang cukup, Diet
Tinggi Kalori Tinggi Protein Rendah Serat, dan
Antibiotika yang memiliki efektivitas yang cukup
tinggi terhadap kuman Salmonella typhi.

KEPUSTAKAAN
1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid.
Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis.
Ed. 2. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008.
h. 338-45.
2. Rezeki, Sri. Demam tifoid. 2008. Diunduh
dari http://medicastore.com/artikel/238/
Demam_Tifoid_pada_Anak_Apa_yang_Perl
u_Diketahui.html. 22 Januari 2012.
3. Ramaningrum, Galuh., Anggraheny, H.D,
Putri, T.P., 2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid
pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang.
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. ISSN:
2301-8585. Vol .2, No.2. Semarang.
4. Pawitro UE, Noorvitry M, Darmowandowo
W. Demam Tifoid. Dalam : Soegijanto S,
Ed. Ilmu Penyakit Anak : Diagnosa dan
Penatalaksanaan, edisi 1.
5. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman,
Ann M. Arvin; edisi bahasa Indonesia: A

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com


#Lampiran
1. CDC-2000

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com


2. Kurva Nellhaus

Alamat Korespondensi: Chandra Pardede Email: chandra.pardede98@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai