LAPORAN KASUS
ABSTRAK
Latar Belakang: Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan yang disebabkan oleh Salmonella
typhi. Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Tujuan: Melaporkan satu kasus demam tifoid
yang menitikberatkan pada masalah penegakan diagnosis. Kasus: Pasien seorang anak laki-laki berusia 12
tahun 1 bulan masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu, hilang timbul, disertai
muntah setiap kali makan, sakit perut hilang timbul, belum buang air besar selama seminggu terakhir. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, GCS 15 Compos Mentis, status gizi
kurang, tanda-tanda vital pasien dalam batas normal, dan pemeriksaan abdomen didapatkan bising usus
menurun. Pada pemeriksaan obturator sign dan psoas sign positif. Pemeriksaan Completed Blood Count
menunjukkan hasil leukositosis dan Widal Test menunjukkan peningkatan pada Antigen-O. Penatalaksanaan:
Pasien diberikan tatalaksana antibiotik Kloramfenikol, diet tinggi kalori dan tinggi protein, serta pemberian terapi
cairan ringer laktat. Simpulan: Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang telah
ditegakkan kasus demam tifoid pada pasien seorang anak laki-laki berusia 12 tahun 1 bulan.
ABSTRACT
Backgrounds: Typhoid fever is an acute infection of the digestive tract caused by Salmonella typhi. Typhoid
fever is an endemic disease in Indonesia. Objectives: To report a case of typhoid fever which focuses on the
problem of establishing a diagnosis. Case: The patient is a boy aged 12 years and 1 month who was admitted to
the hospital with complaints of fever since 1 week ago, intermittent, accompanied by vomiting with every meal,
abdominal pain that comes and goes, has not had a bowel movement for the past week. On physical
examination, the general condition of the patient appeared to be moderately ill, GCS 15 Compos Mentis, poor
nutritional status, the patient's vital signs were within normal limits, and abdominal examination revealed
decreased bowel sounds. On examination, the obturator sign and psoas sign were positive. Completed Blood
Count examination showed leukocytosis and Widal Test showed an increase in O-antigen. Treatment: The
patient was treated with chloramphenicol antibiotics, a high-calorie and high-protein diet, and lactated Ringer's
fluid therapy. Conclusion: Based on the history, physical examination, and supporting examination, a case of
typhoid fever was established in a boy aged 12 years and 1 month.
KEPUSTAKAAN
1. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Demam tifoid.
Dalam : Buku ajar infeksi & pediatri tropis.
Ed. 2. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008.
h. 338-45.
2. Rezeki, Sri. Demam tifoid. 2008. Diunduh
dari http://medicastore.com/artikel/238/
Demam_Tifoid_pada_Anak_Apa_yang_Perl
u_Diketahui.html. 22 Januari 2012.
3. Ramaningrum, Galuh., Anggraheny, H.D,
Putri, T.P., 2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid
pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang.
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. ISSN:
2301-8585. Vol .2, No.2. Semarang.
4. Pawitro UE, Noorvitry M, Darmowandowo
W. Demam Tifoid. Dalam : Soegijanto S,
Ed. Ilmu Penyakit Anak : Diagnosa dan
Penatalaksanaan, edisi 1.
5. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman,
Ann M. Arvin; edisi bahasa Indonesia: A