Anda di halaman 1dari 52

RIZKI MONIKA PUTRI

10119210062

1
 Keadaan fungsional individu utk
mengadakan relasi dan limitasi thd
lingkungannya (manusia, benda / paham)
melalui pancaindera
 Kesadaran sensorium (neurologik) : keadaan
fungsi kognitif dari indera khusus
 Kesadaran psikiatrik (kwalitatif): persepsi yg
dipengaruhi oleh emosi dan pikiran
seseorang (apperception)

PSIKOPATOLOGI-DH 2
Kesadaran Neurologik: Glasgow Coma Scale
berkaitan dg GMO (Selhorst J.B. 1989)
 kompos mentis  Reaksi mata (E) 1-4

 Apatis  Reaksi bicara (V) 1-5

 somnolent  Reaksi motorik (M): 1-6

 berkabut/delirium  Nilai: 3 - 15 (koma -

 soporous/stupor kompos mentis)


 koma

PSIKOPATOLOGI-DH 3
 Kesadaran psikiatris tampak tak terganggu:
- tampak biasa, wajar, tenang, tak ada sikap /
perilaku yg aneh / kacau, tak tampak seperti orang
yg tidak waras
 Kesadaran psikiatris tampak terganggu:

- perilaku yang kacau

- perilaku katatonik

- Tampak seperti orang yang tidak waras jiwanya

PSIKOPATOLOGI-DH 4
Berkaitan dg GMO  Orientasi
 Taraf pendidikan - waktu, tempat, personal
 Pengetahuan umum  Daya ingat

 Kecerdasan - segera, jangka pendek,


- rata-rata normal jangka panjang
 Pikiran abstrak
- diatas/dibawah rata2
 Kreativitas
 Perhatian
 Kemampuan Visuo-
 Konsentrasi
spasial (melukis jam,
mis. Pk 14.30)

PSIKOPATOLOGI-DH 5
 Kemampuan utk mengerti, mengingat, mengge-
rakkan (memobilisasi) dan menyatukan secara
konstruktif hal2 yg telah dipelajari sebelumnya
dlm menghadapi situasi baru
 Kemampuan utk memperoleh penyelesaian yg
efektif dan efisien dlm situasi hidup yg ber-
ubah2
 Kemampuan utk mengambil manfaat dari pro-
blematik & pengalaman dahulu bagi problematik
yg timbul kemudian (proses belajar teori &
praktik)

PSIKOPATOLOGI-DH 6
Teori tentang MI ini dikembangkan pada
1985 oleh Dr Howard Gardner, seorang
professor pendidikan di Universitas Harvard.
Dikatakan bahwa penilaian kecerdasan
berdasarkan pengukuran IQ adalah sangat
terbatas. Untuk menilai potensi pada anak-
anak dan dewasa yang lebih luas, Dr Gardner
mengajukan delapan macam kecerdasan yang
berbeda, yaitu:

PSIKOPATOLOGI-DH 7
1. Kecerdasan linguistik tentang kata-kata (Linguistic
intelligence – “word smart”)
2. Kecerdasan logis-matematis tentang angka dan logika
(Logical-mathematical intelligence – “number/reasoning
smart”)
3. Kecerdasan spasial tentang lukisan (Spatial intelligence –
“picture smart”)
4. Kecerdasan kinestetik tubuh tentang pengalaman fisik
(Bodily-Kinesthetic intelligence – “body smart”)
5. Kecerdasan musikal tentang musik (Musical intelligence
– “music smart”)
6. Kecerdasan interpersonal tentang pengalaman sosial
(Interpersonal intelligence – “people smart”)
7. Kecerdasan intrapersonal tentang refleksi diri
(Intrapersonal intelligence – “self smart”)
8. Kecerdasan naturalis tentang pengalaman dalam dunia
alam (Naturalist intelligence – “nature smart”)
PSIKOPATOLOGI-DH 8
Kecerdasan emosional (Emotional Intelligence-
EI)
Goleman (1995) sepaham dg pendapat Salovey(1990) ttg Lima
Domain Utama dari Kecerdasan Emosional (Five Main
Domain of Emotional Intelligence)
1. Menyadari emosi sendiri (self-awareness): mengenali
perasaan seperti apa adanya
2. Mengatur emosi: kemampuan menangani emosi diri
dengan cara yang memadai (Self-management )
3. Memotivasi diri: mengatur emosi dalam mencapai tujuan
(Self-management )
4. Mengenali emosi orang lain (empati dan social
awareness)
5. Mengatur hubungan: keterampilan mengatur dan
mengimbangi emosi pada orang lain (Relationship
management )

PSIKOPATOLOGI-DH 9
 upaya memusatkan pd bagian
tertentu dari pengalaman
 kemampuan utk tetap memfokuskan
pada suatu aktivitas
 kemampuan utk konsentrasi

PSIKOPATOLOGI-DH 10
 Distraktibilitas: tak mampu memusatkan
perhatian, perhatian tertuju pd stimulus eksternal
yg tak penting dan tak relevan
 Inatensi selektif: tak memperhatikan hal2 yang
membangkitkan anxietas
 Kewaspadaan berlebih (hypervigilance):
perhatian berlbh pd stimuli internal & eksternal
(sekunder dari waham paranoid)
 Trance: perhatian terpusatkan, kesadaran berubah

PSIKOPATOLOGI-DH 11
 Konsentrasi: kemampuan memusatkan
pikiran dan perhatian terhadap sesuatu hal
yg terdapat dlm bid. kesadaran individu
 Orientasi: kemampuan utk mengetahui dan
menjelaskan relasi & limitasi secara temporal,
personal, spatial dan situasional
(kemampuan untuk memahami lingkungan)
 G. orientasi pd GMO & GMNO

PSIKOPATOLOGI-DH 12
 Daya kemampuan mereproduksi hal ikhwal
tertentu yg tlh terjadi di masa lampau
 fungsi mengeluarkan kembali ke kesadaran
informasi yg tlh disimpan di dlm otak
 secara aktif, dg mencurahkan perhatian sadar
kpd peristiwa atau soal di masa lampau
 dpt ditolong dg memperlihatkan bbp detail
tertentu, shg dpt mengenal kembali seluruh-nya

PSIKOPATOLOGI-DH 13
 DI jangka panjang (remote memory): ingatan
ttg kejadian penting di masa lampau
 DI jangka pendek (recent memory): ingatan
ttg kata2 yg tak berhub, sesudah perhatiannya
dialihkan selama 5 - 15 menit
 DI segera (immediate memory): kemampuan
mengulang 6 angka berurutan, segera sesdh
diucapkan pemeriksa

PSIKOPATOLOGI-DH 14
Proses belajar: proses perekaman (registrasi)
Proses ingatan:
 proses pemeliharaan (retensi / keeping)

 proses mengingat (recall / retrieval)

Hemisfer otak kiri: daya ingat verbal (logika,


matematika)
Hemisfer otak kanan: daya ingat visual (seni)

PSIKOPATOLOGI-DH 15
 Mneme = memory Dysmnesia:
trace / engram  Amnesia: kehilangan

 mnesia = memory daya ingat sebagian /


Dysmnesia keseluruhannya
 Paramnesia: falsifica-
ditanggulangi dengan:
 penyangkalan (denial) tion of memory by dis-
 konfabulasi
tortion of recall, pe-
malsuan memory krn
 reaksi katastrofik
distorsi proses ingatan
 sirkumstansialitas

PSIKOPATOLOGI-DH 16
 A retrograd: hal ikhwal seblm trauma
 A anterograd: hal ikhwal sesdh
trauma fisik atau mental
 A epochal: akan masa lalu, spt baru
lahir
 A catathymic: akan satu peristiwa
saja

PSIKOPATOLOGI-DH 17
A. Illusion of doubles (Capgras syndrome) :
 illusion of positive double : orang di sekitarnya

dikatakan sbg teman / keluarga


 illusion of negative double (Fregoli’s pheno-

menon): orang di sekitarnya dikatakan merubah


wajahnya shg tidak dikenali
B. Retrospective falsification: DI terganggu se-cara
tak disadari krn faktor emosional, kognitif, dan
pengalaman saat ini

PSIKOPATOLOGI-DH 18
C. confabulation: pengisian lowongan
(hiatus/gap) dlm ingatan yg terlupa secara tak
sadar dg pengalaman yg dibayangkan tapa
fakta yg jelas (patologi organik)
D. déjà vu (already seen): ilusi pengenalan visual,
di mana situasi baru dikatakan secara salah sbg
pengulangan ingatan sebelumnya / situasi lama
E. déjà entendu (already heard): ilusi auditorik
F. déjà pense (already thought): ilusi bhw pikiran
baru dikenal sbg pikiran yg pernah diutarakan
G. jamais vu (never seen): fenomena paramnestik
di mana ps tak mengenali situasi nyata yg
pernah dialami
PSIKOPATOLOGI-DH 19
Gangguan Daya Ingat (DI) lainnya:
 Hypermnesia: proses ingatan yg berlebih; ke-

mampuan mengingat materi yg tidak


biasanya ada dlm proses ingatan
 Eidetic image: DI visual yg hampir sejelas hall

 Screen memory: DI yg dpt diterima secara

sadar dg menutupi ingatan yg menyakitkan


 Represi: mekanisme defensif yg ditandai dg

lupa secara nir-sadar impuls yg tak dpt


diterima
 Lethologica: ketidakmampuan sementara

untuk mengingat suatu nama

PSIKOPATOLOGI-DH 20
1. Halusinasi
2. Delusi (waham)

3. Inkoherensi

4. Katatonik

5. Perilaku kacau
Proses merubah stimulus fisik => informasi
psikologik; proses mental dimana stimulus
sensorik dibawa ke kesadaran
 dlm arti sempit: tangkapan stimulus oleh

panca indera
 dlm arit luas: pengertian, pemahaman, dan

penafsiran (tanggapan) ttg sesuatu hal


tertentu. Mis. ttg diri & kehidupan, cita2,
ambisi, dorongan kehendak (volition)

PSIKOPATOLOGI-DH 22
1. Halusinasi: persepsi sensoris palsu tanpa sti-
mulus eksternal yg nyata
2. Ilusi: persepsi/interpretasi yg salah ttg stimulus
eksternal yg nyata
3. Depersonalisasi: persepsi diri yg berubah, aneh
4. Derealisasi: persepsi lingkungan yg berubah, tak
nyata, aneh
5. Agnosia: tak mengenali makna suatu impresi
sensoris (gangguan kognitif)

PSIKOPATOLOGI-DH 23
 H. hipnagogik: yg terjadi menjelang tidur (N)
 H. hipnopompik: hall menjelang terjaga (N)
 H. auditorik: hall pendengaran
 H. visual: hall penglihatan
 H. olfaktoris: hall penciuman
 H. gustatoris: hall pengecapan
 H. taktil / haptik: hall perabaan (phantom limb,
formication)
 H. somatik: hall thd tubuh, visceral

PSIKOPATOLOGI-DH 24
 Anosognosia: Ag tentang penyakit
 Somatopagnosia: Ag tentang tubuh
 Agnosia visual: tak mengenali benda/orang
 Astereognosia: Ag obyek dg perabaan
 Prosopagnosia: Ag wajah
 Apraxia: tak mampu melakukan tugas tertentu
 Simultagnosia: Ag unsur2 pemandangan visual
 Adiadochokinesia: tak mampu melakukan
gerakan2 yg berubah dg cepat

PSIKOPATOLOGI-DH 25
 Proses intrapsikik yg meliputi pengolahan dp
pelbagai pikiran & paham dg jalan memba-
yangkan, memahami, mem-banding2-kan
dan menarik kesimpulan, shg terjelma
pikiran dan paham baru. Hal ini merupakan
bentuk integrasi tertinggi pd manusia
Gangguan pada proses pikir:
 Gangguan umum

 Gangguan spesifik

PSIKOPATOLOGI-DH 26
 Gg pikiran formal: gg proses pikir disertai gg isi
pikiran
 Pikiran tak logis: pikiran dg konklusi salah,
bukan disebabkan nilai budaya / defisit mental
 Pikiran autistik/dereistik: preokupasi pd du-nia
dlm pribadi, tak sesuai logika/pengalaman
 Pikiran magis: pikiran yg mirip fase preopera-
sional kanak
 Pikiran proses primer: = dereistik, normal pd
mimpi

PSIKOPATOLOGI-DH 27
 Neologisme: kata2 baru ciptaan pasien
 Word salad: gado2 kata yg tak dimengerti
 Perseverasi: respons menetap thd stimulus sebe-
lumnya, walaupun sdh ada stimulus baru
 Verbigerasi: pengulangan tanpa arti kata2/frase
 Ekolali: latah, pengulangan secara
psikopatologis kata2/frase seseorang
 Kondensasi: penggabungan bbp konsep jadi
satu
 Terhalang (sperrung/blocking): stop tanpa lanjut
 Terhambat (hemmung): stop sejenak
PSIKOPATOLOGI-DH 28
Gangguan Asosiasi :
 Sirkumstansialitas: pembicaraan yg ber-putar2
keluar dari topiknya
 Tangensialitas: tak pernah mulai dari titik awal

 Loncat gagasan (flight of ideas): pembicaraan yg

cepat dg perpindahan ide2


 Jawaban tak relevan: dg pertanyaan yg diajukan

 Asosiasi bunyi: kata2 yg mirip bunyinya nir- arti

Asosiasi longgar
 Derailment (keluar jalur): penyimpangan tiba2

dari urutan pikiran tanpa hambatan


 Inkoherensi: pikiran yg tak dimengerti, tanpa tata

bahasa, disorganisasi

PSIKOPATOLOGI-DH 29
1. Waham/delusi: keyakinan yg tak sesuai dg reali-
tas, tak sejalan dg inteligensi dan latar belakang
budaya ps, dipertahankan terus tak bisa
dikoreksi:
 W aneh (bizarre): mis elektrode dlm otak, alien

 W sistematik: berdasarkan tema tertentu (mafia)

 W serasi afek: depresi dg penyebab kehancuran

 W nihilistik: merasa dirinya, dunia tak ada

 W kemiskinan: merasa jatuh miskin, tanpa harta

 W somatik: berkaitan dg fungsi tubuh (otak

mem-busuk

PSIKOPATOLOGI-DH 30
 Waham paranoid:
 W presekutorik: dilecehkan, ditipu, disiksa dsb
 W kebesaran (grandiosa): orang penting/besar
 W rujukan (delusion of reference): perilaku or
lain ditujukan kepd dirinya (biasanya yg
negatif)
 W tuduhan diri (self accusation): berdosa, sesal
 W pengendalian (d of control): dikendalikan
oleh kekuatan dari luar:
 Thought withdrawal : penyedotan pikiran
 Thought insertion: penyisipan pikiran
 Thought broadcasting: penyiaran pikiran
 Thought control: pikiran dikendalikan
PSIKOPATOLOGI-DH 31
 Delusion of infidelity / Delusional jealousy:
ketidaksetiaan, cemburu patologik

 Erotomania (delusion of love): merasa orang lain


jatuh cinta secara mendalam pada dirinya, lbh
sering pd wanita (= Clerambault-Kandinski
complex)

 Pseudologia Phantastica: percaya akan realitas


dari fantasinya dan melakukannya; berkaitan dg
Munchausen Syndrome -G Buatan dg gejala fisik

PSIKOPATOLOGI-DH 32
2. Preokupasi dlm pikiran: kecendrungan pikiran
pd ide tertentu
3. Egomania: preokupasi diri yg patologis
4. Monomania: preokupasi pd suatu obyek tunggal
5. Hipokondria: preokupasi pd peny dlm dirinya,
secara tak realistik
6. Obsesi: pikiran yg menetap secara patologik dan
tak tertahankan, disadari, berkaitan dg anxietas
7. Koprolalia: pengucapan kata2 kotor terus
8. Noesis: wahyu pencerahan, merasa dirinya
terpilih
9. Unio mystica: kesatuan mistik dg kekuatan tak
terbatas, sering berkaitan dg agama / budaya

PSIKOPATOLOGI-DH 33
 Katalepsi: posisi tak bergerak yg dipertahankan
 Furor Katatonik: agitasi, aktivitas motorik tanpa
tujuan tanpa stimuli eksternal
 Stupor Katatonik: aktivitas motorik yg melambat
secara nyata => tak bergerak, tak sadar akan
lingkungan
 Sikap Katatonik: sikap/postur aneh, tak serasi yg
volunter, dipertahankan utk bbp waktu yg lama
 Fleksibilitas Cerea: pengaturan posisi tubuh yg
dipertahankan utk bbp saat, spt lilin

PSIKOPATOLOGI-DH 34
 Negativisme: menentang tanpa motivasi
segala perintah atau upaya utk menggerakkan
 Katapleksi: kehilangan sementara tonus otot
dan kelemahan yg dicetuskan oleh kondisi
emosional
 Stereotipi: gerakan fisik/pembicaraan yang
berulang dan menetap, mis mencabuti rambut
 Manerisme: gerakan kebiasaan involunter yg
melekat, shg menarik perhatian orang
 Otomatisme: gerakan otomatik yg biasanya
merupakan aktivitas simbolik nir-sadar
 Otomatisme perintah: mengikuti perintah

PSIKOPATOLOGI-DH 35
 Mutisme : tidak bersuara tanpa abnormalitas organ
(struktur)
 Ekopraksi: mengikuti gerakan pemeriksa, imitasi
patologik dari gerakan orang lain
 Berkoordinasi: harmonis, luwes, fleksibel
 Mimikri: aktivitas motorik imitatif dan sederhana
pd masa kanak
 Agresi: tindak kekerasan yg bertujuan (verbal /
fisik), bagian motorik dari afek kegusaran
 Pemeranan(acting out): ekspresi langsung dari
keinginan
 Hipoaktivitas (hipokinesis): penurunan aktivitas

PSIKOPATOLOGI-DH 36
 Hiperaktivitas : aktivitas berlebih:
> Agitasi psikomotor: aktivitas motorik & kognitif yg
berlbhan, tak produktif, krn ketegangan dalam
> Hiperkinesis: aktivitas destruktif, agresif, tak kenal
lelah, sering berkaitan dg patologi otak
> Tik (tics): gerakan motorik spasmodik, involunter
> Somnambulisme: aktivitas motorik selama tidur
> Akathisia: ketegangan otot sekunder krn obat
antipsikotik (gelisah, bolak-balik)
> Ataxia: kegagalan koordinasi otot, gerakan otot yg
iregular

PSIKOPATOLOGI-DH 37
 Poliphagia: makan berlebihan secara patologik
 Kompulsi: tak dpt mengendalikan impuls untuk
melakukan perbuatan ber-ulang2:
 Dipsomnia: kompulsi minum alkohol
 Kleptomania: kompulsi mencuri
 Nymphomania: kebutuhan berlbh dan kompulsif
utk koitus pada wanita
 Satyriasis: kebutuhan berlbh utk koitus pd laki2
 Trichotillomania: kompulsi mencabuti rambut
 Ritual: aktivitas otomatik, kompulsif, dg tujuan
mengurangi anxietas

PSIKOPATOLOGI-DH 38
 Perilaku kacau lain:
 telanjang, ekshibisionis
 menarik diri
 bicara sendiri
 sembunyi
 curiga
 ketakutan
 destruktif, mutilasi diri
 perilaku agresif

PSIKOPATOLOGI-DH 39
1. Gejala manik :
 Perasaan hipertim, gembira
 Pikiran banyak, banyak bicara, loncat gagasan
 Perilaku aktif, hiperaktif
2. Gejala depresif
 Perasaan hipotim, murung, sedih, tak gairah
 Pikiran lambat, tidak banyak bicara, mutism
 Perilaku pasif
Mood: suasana perasaan Affect (ekspresi afektif)
internal yang sering respons emosional
mempengaruhi perilaku eksternal (hidup emosi,
dan persepsi individu akan gelombang emosi, ‘cuaca’,
dunia luar
emosi jangka pendek)
 Euthym : mood yang
wajar / biasa (normothym)
 stabil / labil
 Hypothym: mood yg  dalam, dangkal, tumpul
menurun (murung =>  datar
depresi)  luas, sempit, terbatas
 Hyperthym : mood yg
menaik (senang => mania)
 serasi/tak serasi
 Dysthym : mood yg
 empati : + / -
irritable (marah, benci =>  sungguh2 / pura2 / di-
kekerasan) buat2
 Ketakutan : waswas,  dramatisasi
cemas, takut => anxietas,
fobia, panik
PSIKOPATOLOGI-DH 41
 Hypothym: murung, pedih, muram, sedih,
melankolis, berkabung, putus asa, ditolak sampai
depresi berat
 Hyperthym: bahagia, senang, gembira, puas,
terhibur, kenikmatan inderawi, ekstase, hipoman
sampai mania
 Dysthym: marah, beringas, mengamuk, benci,
jengkel, berang, tersinggung, bermusuhan
sampai tindak kekerasan(agresi) atau kebencian
patologis
 Ketakutan: cemas, takut, khawatir, waswas,
waspada, ngeri sampai anxietas, fobia, panik,
waham kejar

PSIKOPATOLOGI-DH 42
 Malu: sesal, hina, aib, rasa salah, malu hati, hati
hancur, waham dosa
 Cinta: sayang, bakti, penerimaan, kepercayaan,
dekat, persahabatan, hormat, kasmaran sampai
kasih agape(positif), atau waham (negatif
/patologik) spt erotomania, merasa dicintai
oleh bintang film terkenal. Eros, cinta
berdasarkan birahi, fisik, kekayaan, jabatan,
kekuasaan; filos, cinta persaudaraan,
pertemanan, kelompok, suku; agape, cinta
tampa pamrih, tulus, tanpa minta balasan.
 Alexithymia, tak bisa merasakan suasana
perasaan diri sendiri dan orang lain (tak bisa
empati)
PSIKOPATOLOGI-DH 43
 Perasaan was-was, khawatir, cemas, takut, tidak
tenang, sering disertai gejala fisik seperti jantung
berdebar, keringat dingin, mulut kering, hipertensi
(hiperaktivitas otonom)
 Panik : kecemasan hebat, sesaat saja
 Obsesi kompulsi : kecemasan karena pikiran dan
perilaku yang selalu melekat dan tidak bisa
dihindari
 Fobia: kecemasan karena takut akan situasi atau
obyek tertentu
10. FOBIA: takut patologis yg persisten, irasional,
berlebihan thd suatu stimulus spesifik / situasi
ter-tentu, shg ada upaya menghindari stimulus
itu
 Fobia spesifik: pd suatu obyek/situasi yg jelas

 Fobia sosial: takut dipermalukan di depan


umum
 Acrophobia: takut akan tempat tinggi

 Agoraphobia: takut akan tempat terbuka

 Algophobia: takut akan kesakitan

 Ailurophobia: takut akan kucing

 Claustrophobia: takut akan ruang tertutup

 Zoophobia: takut akan binatang

 Xenophobia: takut akan orang asing


PSIKOPATOLOGI-DH 45
 Introvert: memikirkan diri sendiri, peka thd
kritik, menahan ekspresi emosi, cepat
tersinggung, membesarkan kesalahan diri
 Extrovert: melihat kenyataan dan keharusan
tak peka thd kritik, ekspresi emosi spontan, tak
banyak menganalisis dan kritik diri

PSIKOPATOLOGI-DH 46
 Stimulus / rangsang yg mengaktifkan /
menggerakkan jiwa (mind) dg tujuan
mengurangi peningkatan ketegangan yg
ditimbulkan oleh dorongan instinktual
 Stimulus dapat bersumber dari:

1. Dunia obyektif (luar individu)


2. Dunia subyektif individu:
a) soma: tubuh
b) psike: sadar/nir-sadar

PSIKOPATOLOGI-DH 47
Instink / Dorongan (drive)
 sumber tenaga dari perilaku organisme

 suatu pola perilaku spesifik dari organisme yg

ada secara genetik dan tanpa proses belajar


Dorongan Instinktuil: kekuatan dibalik perilaku

soma => kebutuhan => dunia luar => kepuasan


1 2 3
1 proses somatik
2 proses psike
3 proses pelepasan ketegangan
PSIKOPATOLOGI-DH 48
Dua Instink Utama:
1. Eros / life instinct / libido
 utk mempertahankan kehidupan
 bersifat konstruktif
 contoh: - impuls sex
- impuls pemuasan organ
- impuls pemeliharaan badan dan jiwa
2. Thanatos / death or destruction instinct /
aggressive or Ego instinct / destrudo
 impuls regresi
 impuls merusak, mencederai diri
(masochisme)
 impuls merusak obyek luar individu (sadisme)

PSIKOPATOLOGI-DH 49
 Abulia: kehilangan atau berkurangnya dorongan
kehendak, shg tidak mampu menyusun siasat
atau kebijaksanaan praktis dlm menyelesaikan
masalah
 Stupor: bekunya segala dorongan berbuat dan
kebalnya hidup perasaan, shg hilang segala daya
utk berbuat / merasakan, mati aktivitas fisik &
mental => mutisme
 Raptus: serangan eksplosif dan tiba2 tanpa
provokasi yg adekuat, dpt terjadi agitasi hebat
 Amentia = delirium = acute hallucinatoric confusion
 Amentia = kapasitas intelektual yg tak ada sejak
lahir
PSIKOPATOLOGI-DH 50
TILIKAN
Tilikan adalah kemampuan pasien untuk mengerti penyebab sebenarnya
dan arti dasi suatu situasi
1. Penyangkalan sepenuhnya terhadap penyakit
2.Sedikit kesadaran diri akan adanya penyakit dan meminta
pertolongan tetapi menyangkalinya pada saat yang bersamaan
3.Sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan orang lain,
faktor luar, medis atau faktor organik yang tidak diketahui.
4.Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak
diketahui pada dirinya.
5.Tilikan Intelektual : Pengakuan sakit dan mengetahui gejala dan
kegagalan dalam penyesuaian sosial oleh karena perasaan
irrasional atau terganggu, tanpa menerapkan pengetahuannya untuk
pengalaman dimasa mendatang
6.Tilikan Emosional yang sebenarnya : kesadaran emosional
terhadap motif-motif perasaan dalam, yang mendasari arti dari
gejala; ada kesadaran yang menyebabkan perubahan kepribadian
dan tingkah laku dimasa mendatang; keterbukaan terhadap ide dan
konsep yang baru mengenai diri sendiri dan orang-orang penting
dalam kehidupannya
TERIMA KASIH

PSIKOPATOLOGI-DH 52

Anda mungkin juga menyukai