Anda di halaman 1dari 25

JUDUL KARYA TULIS

OPTIMALISASI PEMANFAATAN MEDIA PROMOTIF KESEHATAN


DAN KAPASITAS PUSKESMAS SEBAGAI PRIMARY HEALTH CARE
DENGAN MENGGANDENG PIHAK LINTAS SEKTOR:
MENUJU MALUKU UTARA SEHAT DI ERA PANDEMI COVID-19

DIUSULKAN OLEH :

CHANDRA PARDEDE / 09401711002


CHENTYA LELY GAMGENORA / 09401711004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE, 2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : Optimalisasi Pemanfaatan Media Promotif Kesehatan


dan Kapasitas Puskesmas sebagai Primary Health Care dengan
Menggandeng Pihak Lintas Sektor: Menuju Maluku Utara sehat di Era
Pandemi Covid-19 (Bidang Karya Tulis : Kesehatan Masyarakat)
2. Ketua
Nama Lengkap : Chandra Pardede
NPM : 09401711002
Program Studi : Pendidikan Dokter
Fakultas : Kedokteran
Universitas : Universitas Khairun
Nomor HP : 082346994181
Email : chandra.pardede98@gmail.com
3. Anggota Penulis
Nama Lengkap : Chentya Lely Gamgenora
NPM : 09401711004
Program Studi : Pendidikan Dokter
4. Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : dr. Fera The, M. Kes
NIP : 1990061420180320001
Ternate, 23 Juli 2020.
Dosen Pembimbing Ketua Kelompok,

dr. Fera The, M. Kes CHANDRA PARDEDE


NIP. 1990061420180320001 NPM. 09401711002
Wakil Dekan III
Fakultas Kedokteran

dr. Fera The, M. Kes


NIP. 1990061420180320001
ii
1

A. JUDUL
Adapun judul dari karya tulis ilmiah ini adalah “Optimalisasi
Pemanfaatan Media Promotif Kesehatan dan Kapasitas Puskesmas sebagai
Primary Health Care dengan Menggandeng Pihak Lintas Sektor: Menuju Maluku
Utara sehat di Era Pandemi Covid-19”.

B. LATAR BELAKANG

Pada Januari 2020, WHO mengumumkan wabah sebuah coronavirus


baru (COVID-19) sebagai kedaruratan kesehatan Masyarakat yang meresahkan
dunia. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-
2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-
19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (KEMENKES, 2020).

Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019)


dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019.
Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua
negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut
membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown
dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk
menekan penyebaran virus ini. Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa
menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus
SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh
2

virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa
perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran
dan keparahan gejala. (Kemendagri, 2020).

Tingkat kematian akibat virus corona (Covid-19) menurut data yang


dirilis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi
positif per tanggal 21 Juli 2020 adalah 89.869 orang, dengan jumlah kematian
4.320. Dari kedua angka ini dapat disimpulkan bahwa case fatality rate (CFR)
atau tingkat kematian yang disebabkan oleh COVID-19 di Indonesia adalah
sekitar 4,8% masih berada di atas CFR pada situasi global yakni 4,2% dari 215
Negara terjangkit dan 171 Negara transmisi lokal.Case fatality rate adalah
presentase jumlah kematian dari seluruh jumlah kasus positif COVID-19 yang
sudah terkonfirmasi dan dilaporkan (Kemenkes, 2020).

Merujuk pada data tersebut jumlah kasus terkonfirmasi di Maluku


Utara per tanggal 21 Juli 2020 adalah 1.328 orang dengan jumlah kematian 39
orang. Wilayah di Maluku Utara yang masuk kategori wilayah dengan transmisi
lokal yakni Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan, Kab. Halmahera Selatan, Kab.
Halmahera Utara, dan Kabupaten Kepulauan Sula (Kemenkes, 2020).

SARS-CoV-2 atau yang lebih lazim didengar masyarakat dengan


sebutan virus corona jumlah kasus penyakitnya terus bertambah. Rendahnya
pengetahuan dan komunikasi resiko yang belum optimal diterapkan sehingga
menimbulkan masalah persepsi, serta ketidak-patuhan masyarakat pada protokol
kesehatan seperti mencuci tangan, pakai masker, jaga jarak,dan lain sebagainya
adalah alasan utama mengapa kasus Covid-19 terus meningkat khususnya di
Maluku Utara.

Masalah-masalah kesehatan, terutama yang terkait dengan pandemi


Covid-19 dapat dicegah dengan upaya promotif dan preventif. Namun,upaya
promotif dan preventif masih belum dilakukan secara maksimal. Salah satu
penyebab yang signifikan adalah sebaran informasi yang kurang akurat dan media
informasi yang kurang memadai dan belum menyentuh semua lapisan masyarakat.
Dengan kompleksitasnya, isu kesehatan harus diakui bukanlah isu yang menarik
3

untuk disimak oleh publik. Padahal media memiliki peran yang sangat penting
dalam menyebarluaskan informasi kesehatan agar masyarakat memiliki informasi
yang cukup untuk membuat keputusan-keputusan terkait kesehatan diri dan orang-
orang di sekitarnya. Peran media harusnya memiliki peran yang sama pentingnya
dengan peran dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya. Praktisi
kesehatan dan pemangku kebijakan pun sering kesulitan untuk melibatkan media
sebagai mitra. Isu kesehatan hanya mendadak menarik ketika terjadi hal-hal
kontroversial, seperti malapraktik dan sebagainya. Dalam kasus gawat darurat,
epidemi, maupun pandemi, media berperan penting sebagai penyambung lidah
antara pemerintah ataupun tenaga kesehatan dengan masyarakat dengan
melaporkan berita terbaru dan informasi penting terkait penanganan maupun
pencegahan yang dapat dilakukan di tingkat individu. Tidak kalah penting, media
juga berperan sebagai faktor pemungkin (enabling factor) untuk mendorong
kebijakan berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku masyarakat lewat
informasi dan ajakan promosi kesehatan. Kebijakan media dalam memutuskan
berita yang layak dipublikasikan juga berkontribusi membentuk perbincangan
publik. Media dapat mengarahkan terhadap hal-hal apa saja yang sepatutnya
menjadi perhatian bersama.

Selain itu juga, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor


75 Tahun 2014 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), telah memberikan arahan yang tepat agar pusat kesehatan
masyarakat dapat bekerja maksimal sesuai fungsinya. Pada era pembangunan ini,
puskesmas diharapkan bukan sekedar sebagai tempat berobat, tetapi puskesmas
harus bisa melaksanakan promotif dan preventif dengan konsep Paradigma Sehat.
Paradigma Sehat merupakan revitalisasi kebijakan dasar puskesmas sebagai salah
satu kegiatan terkait dengan strategi yang digulirkan dalam meningkatkan
pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan berbasis
bukti dengan pengutamaan pada upaya puskesmas. Hal-hal dasar yang
direvitalisasi adalah penguatan manajemen puskesmas dalam rangka optimalisasi
pelayanan kesehatan primer yang berkualitas (Kemenkes, 2020)
4

Memperhatikan permasalahan dan peluang yang ada dalam bidang


kesehatan tersebut, karya tulis ini memberikan gagasan tentang “Optimalisasi
Pemanfaatan Media Promotif Kesehatan dan Kapasitas Puskesmas sebagai
Primary Health Care dengan menggandeng pihak lintas sektor: Menuju Maluku
Utara sehat di Era Pandemi Covid-19”. Gagasan ini dimaksudkan untuk
mengoptimalkan peran puskesmas dalam menyebarkan informasi Covid-19
dengan bantuan pihak lintas sektor, meningkatkan pengetahuan masyarakat
Maluku Utara dan komunikasi resiko sehingga tidak menimbulkan masalah
persepsi tengah masyarakat, mencapai standar layanan kesehatan primer, dan
untuk mengintegrasikan penyelenggaraan layanan kesehatan, sehingga semua
masyarakat di Maluku Utara baik di daerah perkotaan maupun daerah pedalaman
dapat memahami dengan baik dan benar terkait penyakit Covid-19.

C. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat dipaparkan sesuai latar belakang yang


telah dijelaskan adalah:

1. Bagaimana gambaran pencegahan dan penanganan Covid-19 di Maluku


Utara sejauh ini?
2. Bagaimana strategi pengoptimalan pemanfaatan media promotif kesehatan
dan kapasitas puskesmas sebagai primary health care dengan menggandeng
pihak lintas sektor dan implementasinya di Maluku Utara di era pandemi
Covid-19?

D. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah:

1. Untuk memberikan gagasan tentang gambaran pencegahan dan penanganan


Covid-19 di Maluku Utara sejauh ini.
2. Untuk menjelaskan strategi pengoptimalan pemanfaatan media promotif
kesehatan dan kapasitas puskesmas sebagai primary health care dengan
5

menggandeng pihak lintas sektor dan implementasinya di Maluku Utara di


era pandemi Covid-19.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran yang diharapkan dari karya tulis ini adalah:

1. Terciptanya media promotif kesehatan seperti poster, spanduk, leaflet, dan


Integrating Card mengenai Covid-19 di Maluku Utara
2. Terbentuknya Desa/ Kelurahan Siaga Covid-19 di Maluku Utara

F. KEGUNAAN

Kegunaan dari karya tulis ini adalah:

1. Sebagai bahan rekomendasi untuk pemerintah dalam meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat Maluku Utara.
2. Memberikan sumbangan pemikiran dan alternatif untuk program pelayanan
kesehatan primer melalui kapasitas puskesmas agar dapat menjangkau
seluruh lapisan masyarakat Maluku Utara.
3. Meningkatkan pengetahuan, pendidikan, dan rasa peduli masyarakat Maluku
Utara terhadap kesehatan yang berkelanjutan, khususnya mengenai Covid-
19.
6

G. TINJAUAN PUSTAKA

G.1. Tatalaksana dan Pencegahan Covid-19

G.1.1.Tatalaksana Covid-19

Deteksi dini dan pemilahan pasien yang berkaitan dengan infeksi


COVID-19 harus dilakukan dari mulai pasien datang ke Rumah Sakit. Triase
merupakan garda terdepan dan titik awal bersentuhan dengan Rumah Sakit
sehingga penting dalam deteksi dini dan penangkapan kasus. Selain itu,
Pengendalian Pencegahan Infeksi (PPI) merupakan bagian vital terintegrasi dalam
managemen klinis dan harus diterapkan dari mulai triase dan selama perawatan
pasien. Pada saat pasien pertama kali teridentifikasi, isolasi pasien di rumah atau
isolasi rumah sakit untuk kasus yang ringan. Pada kasus yang ringan mungkin
tidak perlu perawatan di rumah sakit, kecuali ada kemungkinan perburukan cepat.
Semua pasien yang dipulangkan diinstruksikan untuk kembali ke rumah jika sakit
memberat atau memburuk.
a. Terapi dan monitoring
1. Isolasi pada semua kasus Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik
ringan maupun sedang. Pasien bed-rest dan hindari perpindahan ruangan
atau pasien.
2. Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3. Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit
4. Suplementasi oksigen.
5. Kenali kegagalan napas hipoksemia berat.
6. Terapi cairan Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok.
7. Pemberian antibiotik
8. Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya
jika memang diperlukan.
9. Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana
pneumonia viral atau ARDS selain ada indikasi lain.
10. Observasi ketat Kondisi pasien perlu diobservasi ketat terkait
tanda-tanda perburukan klinis, kegagalan respirasi progresif yang cepat,
7

dan sepsis sehingga penanganan intervensi suportif dapat dilakukan


dengan cepat.
11. Kondisi komorbid pasien harus dipahami dalam tatalaksana
kondisi kritis dan menentukan prognosis. Selama tatalaksana intensif,
tentukan terapi kronik mana yang perlu dilanjutkan dan mana yang harus
dihentikan sementara (PDPI, 2020).
b. Tatalaksana spesifik untuk COVID – 19

Saat ini belum ada penelitian atau bukti talaksana spesifik pada
COVID-19. Belum ada tatalaksana antiviral untuk infeksi Coronavirus yang
terbukti efektif. Pada studi terhadap SARS-CoV, kombinasi lopinavir dan
ritonavir dikaitkan dengan memberi manfaat klinis. Saat ini penggunaan lopinavir
dan ritonavir masih diteliti terkait efektivitas dan keamanan pada infeksi COVID-
19. Tatalaksana yang belum teruji / terlisensi hanya boleh diberikan dalam situasi
uji klinis yang disetujui oleh komite etik atau melalui Monitored Emergency Use
of Unregistered Interventions Framework (MEURI), dengan pemantauan ketat.
Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk mencegah pneumonia COVID-19 ini
(PDPI, 2020).

G.1.2. Pencegahan Covid-19

Cara penyebaran beberapa virus atau patogen dapat melalui kontak


dekat, lingkungan atau benda yang terkontaminasi virus, droplet saluran napas,
dan partikel airborne. Droplet merupakan partikel berisi air dengan diameter
>5um. Droplet dapat melewati sampai jarak tertentu (biasanya 1 meter) ke
permukaan mukosa yang rentan. Partikel droplet cukup besar sehingga tidak akan
bertahan atau mengendap di udara dalam waktu yang lama. Produksi droplet dari
saluran napas diantaranya batuk, bersin atau berbicara serta tindakan invasif
prosedur respirasi seperti aspirasi sputum atau bronkoskopi, insersi tuba trakea.
Partikel airborne merupakan partikel dengan diameter yang kurang dari 5um yang
dapat menyebar dalam jarak jauh dan masih infeksius. Patogen airborne dapat
menyebar melalui kontak. Kontak langsung merupakan transmisi pathogen secara
langsung dengan kulit atau membran mukosa, darah atau cairan darah yang masuk
8

ke tubuh melalui membrane mukosa atau kulit yang rusak. Oleh karena itu, kita
dapat melakukan pencegahan transmisi virus (PDPI, 2020).

Prinsip pencegahan dan strategi pengendalian secara umum


Saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghidari terpapar virus
penyebab. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan penularan dalam praktik
kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada
masyarakat :
● Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan
hand sanitizer berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %,
jika air dan sabun tidak tersedia.
• Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
• Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit.
• Saat anda sakit gunakan masker medis. Tetap tinggal di rumah saat anda sakit
atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan banyak beraktifitas di
luar.
• Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang
tissue pada tempat yang telah ditentukan.
• Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang
sering disentuh.
• Menggunakan masker medis adalah salah satu cara pencegahan penularan
penyakit saluran napas, termasuk infeksi COVID-19. Akan tetapi penggunaan
masker saja masih kurang cukup untuk melindungi seseorang dari infeksi ini,
karenanya harus disertai dengan usaha pencegahan lain. Pengunaan masker
harus dikombinasikan dengan hand hygiene dan usaha-usaha pencegahan
lainnya.
• Pengunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu, karena
selain dapat menambah beban secara ekonomi, penggunaan masker yang salah
dapat mengurangi keefektivitasannya dan dapat membuat orang awam
mengabaikan pentingnya usaha pencegahan lain yang sama pentingnya seperti
hygiene tangan dan perilaku hidup sehat.
9

• Cara penggunaan masker medis yang efektif:


▪ Pakai masker secara seksama untuk menutupi mulut dan hidung, kemudian
eratkan dengan baik untuk meminimalisasi celah antara masker dan wajah.
▪ Saat digunakan, hindari menyentuh masker.
▪ Lepas masker dengan tehnik yang benar (misalnya; jangan menyentuh
bagian depan masker, tapi lepas dar belakang dan bagian dalam.).
▪ Setelah dilepas jika tidak sengaja menyentuh masker yang telah digunakan
segera cuci tangan.
▪ Gunakan masker baru yang bersih dan kering, segera ganti masker jika
masker yang digunakan terasa mulai lembab.
▪ Jangan pakai ulang masker yang telah dipakai.
▪ Buang segera masker sekali pakai dan lakukan pengolahan sampah medis
sesuai SOP
▪ Masker pakaian seperti katun tidak direkomendasikan (PDPI, 2020)
Pencegahan sesuai kondisi dan tempat
Berikut pencegahan di berbagai kondisi dan tempat :
a. Pencegahan tranmisi di pasar hewan
▪ Hindari kontak dengan hewan ternak atau hewan liar tanpa
perlindungan
▪ Gunakan masker
▪ Etika batuk dan bersin: tutup hidung dengan tissue atau siku ketika
batuk dan bersin, buang tissue ke tempat sampah tertutup
▪ Setelah batuk atau bersin, cuci tangan dengan sabun dan air atau
hand-sanitizer alcohol-based.
▪ Cuci tangan setelah pulang ke rumah.
▪ Jika memiliki gejala saluran napas terutama demam yang persisten,
datang ke Rumah Sakit.
b. Pencegahan transmisi di rumah
▪ Pola hidup sehat (meningkatkan sistem imun tubuh).
▪ Personal higienitas yang baik.
▪ Etika batuk dan bersin.
10

▪ Cuci tangan, jangan menyentuh mata, hidung atau mulut dengan


tangan kotor.
▪ Ventilasi ruangan yang baik, jaga tetap bersih.
▪ Hindari kontak dekat dengan orang dengan gejala sistem respirasi
▪ Hindari tempat ramai, jika perlu, gunakan masker.
▪ Hindari kontak dengan hewan liar, unggas dan ternak.
▪ Makanan yang aman, dan dimasak dengan matang.
▪ Hindari makan makanan yang mentah.
▪ Perhatikan tanda dan gejala infeksi saluran napas
c. Pencegahan transmisi di bioskop.
▪ Selama epidemi penyakit menular hindari tempat publik dengan
padat penduduk dan sirkulasi udara yang buruk, terutama anak-
anak, orang tua dan orang dengan imunitas rendah.
▪ Etika batuk dan bersin
d. Pencegahan transmisi di fasilitas publik (bus, busway, kapal, kereta,
pesawat dan tempat ramai lainnya).
▪ Gunakan masker.
▪ Terapkan etika batuk dan bersin.
▪ Sering mencuci tangan menggunakan alkohol atau sabun dengan
air (PDPI, 2020)
Rekomendasi perjalanan internasional
a. Rekomendasi skrining keluar negara atau keluar daerah transmisi
COVID-19 (Orang-orang Tiongkok).
▪ Melakukan skrining keluar di bandara internasional dan tempat
keluar area terinfeksi, ditujukan untuk deteksi dini gejala untuk
dievaluasi dan ditatalaksana lebih lanjut dan mencegah pengiriman
penyakit.
▪ Skrining keluar mencakup tanda dan gejala, anamnesis penumpang
dengan gejala infeksi saluran napas sebelum meninggalkan area
terinfeksi dan paparan potensial kontak tinggi atau sumber hewan
yang dicurigai, pemeriksaan medis, diikuti dengan pemeriksaan
11

COVID-19, dan jika terkonfirmasi dilakukan tatalaksana dan


isolasi.
▪ Skrining di bandara domestik, stasiun kereta dan stasiun bus jarak
jauh.
▪ Orang yang kontak langsung dengan kasus yang terkonfirmasi atau
paparan langsung terhadap sumber potensial infeksi harus
ditempatkan dalam golongan observasi medis. Kontak risiko tinggi
harus menghindari perjalanan selama masa inkubasi yaitu 14 hari.
▪ Kampanye informasi penerapan kesehatan pada titip masuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda dan gejala infeksi
saluran napas akut.
b. Rekomendasi skrining masuk untuk negara atau area tanpa transmisi
COVID-19.
▪ Tidak cukup hanya memeriksa suhu ketika masuk karena pada
kasus suspek yang dalam masa inkubasi atau belum muncul demam
dapat terlewatkan. Namun, mayoritas kasus kiriman dideteksi
melalui skrining masuk. Selain memeriksa suhu, perlunya deteksi
dini gejala penumpang dan rujukan tindak lanjut medis.
▪ Skrining suhu diikuti dengan pesan risiko penyebaran. Dapat
diberikan dengan poster, leaflet, bulletin dan lainnya bertujuan
untuk meningkatkan kewaspadaan penumpang mengenai tanda dan
gejala penyakit dan kapan mencari pelayanan kesehatan serta
melaporkan riwayat perjalanan.
▪ Menghitung hasil skrining: jumlah orang yang diskrining dan kasus
terkonfirmasi dari hasil skrining serta metode skrining.
▪ Kebijakan kesehatan publik berkolaborasi dengan operator
penerbangan untuk managemen kasus ketika mengudara dan
melaporkannya dan melakukan tatalaksana di kabin sesuai panduan
IATA (PDPI, 2020)
Pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan.
Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) merupakan
komponen penting yang harus diterapkan dalam managemen kasus infeksi.
12

Berikut strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan infeksi di fasilitas
kesehatan meliputi:
1) Triage, deteksi dini dan pengontrolan sumber.
2) Penerapan standard pencegahan untuk semua pasien.
3) Penerapan tindakan pencegahan tambahan secara empiris (droplet dan kontak
dan pencegahan airborne lain) untuk kasus yang dicurigai infeksi COVID-19.
4. Penerapan kontrol administratif
5. Penggunaan kontrol lingkungan dan engineering (PDPI, 2020).

G.2. Program Indonesia Sehat


Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu: (1)
Paradigma sehat. Pilar ini dilakukan dengan strategi penguatan promotif preventif.
(2) Penguatan pelayanan kesehatan. Pilar ini dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan dan optimalisasi sistem rujukan. (3)
Jaminan kesehatan nasional. Pilar ini menggunakan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis risiko (Kemenkes RI, 2015).
Titik berat rencana pelayanan kesehatan di Indonesia oleh
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) adalah penguatan pelayanan kesehatan
primer dalam kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, serta
mendorong lintas sektor mewujudkan gerakan masyarakat hidup sehat. Prioritas
ini didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian
ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang
sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer, termasuk di era pandemi Covid-
19 sekarang ini, di mana kasus terkonfirmasi dan angka kematian terus
meningkat. Membangun layanan terpadu di pelayanan kesehatan primer adalah
strategi penting untuk membangun sistem layanan kesehatan berkualitas tinggi
dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama dalam hal promotif dan
preventif.
13

G.3. Manfaat Media Promotif Kesehatan


Tujuan promosi kesehatan yang utama adalah memberikan informasi
yang pada tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai
program atau gerakan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah. Segala
aktivitas promosi kesehatan memiliki tujuan memberikan informasi bagi
masyarakat terkait segala hal yang bertujuan pada peningkatan kualitas kesehatan;
baik itu kesehatan individu maupun masyarakat. Promosi Kesehatan harus
mempertimbangkan karakteristik masyarakat: modal sosial, budaya, adat, bahasa,
politik, dan lain-lain.

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk


menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator sehingga
sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat
berubah perilakunya ke arah positif terhadap kesehatan. Penyuluhan adalah proses
penyebarluasan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun seni.
Media penyuluhan adalah semua sarana dan alat yang digunakan dalam proses
penyampaian pesan, wahana untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian/minat, dan semua sarana
atau upaya untuk menampilkan pesan informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya
diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan
(Susilawati, 2016).

G.4. Puskesmas Sebagai Primary Health Care


Puskesmas dalam tatanan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia
adalah pelaksana pelayanan tingkat pertama atau primer, yang dilaksanakan oleh
tenaga-tenaga kesehatan non-spesialistik. Fungsi utama Puskesmas adalah
membina kesehatan wilayah dalam arti luas yaitu menyehatkan wilayah kerjanya
dan menyehatkan penduduk dalam wilayah tersebut. Pelayanan yang dilakukan di
puskesmas mengutamakan pelayanan dengan upaya promotif dan preventif, yang
bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Puskesmas adalah ujung tombak jajaran kesehatan yang
14

memiliki peluang besar untuk melakukan kontak langsung dengan masyarakat


baik yang sakit maupun yang tidak sakit.
Jenis pelayanan puskesmas terbagi menjadi dua, yaitu Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Sasaran
kelompok yang dituju pada UKM ialah keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Sedangkan UKP merupakan serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
tujuannya untuk meningkatkan, mencegah, menyembuhkan penyakit, mengurangi
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Pembangunan kesehatan yang diselenggaran di puskesmas dilaksanakan untuk
mendukung terwujudnya kecamatan sehat (Direktorat Kesehatan dan Gizi
Masyarakat BAPPENAS, 2018).

H. METODE PENULISAN.
Data dan informasi dalam penulisan karya tulis ilmiah ini didapatkan
dengan metode studi pustaka. Langkah-langkah kerja metode studi pustaka dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data dan informasi melalui studi pustaka dari buku, jurnal,
dan internet;
2. Mengambil sebagian atau seluruh data yang telah didapatkan;
3. Mengkaji data dari hasil analisis dan pengolahan sehingga diperoleh simpulan
penulisan.

I. ANALISIS DAN SINTESIS


I.1. Analisis Gambaran Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di
Maluku Utara.
Pencegahan dan penanganan Covid – 19 di setiap daerah pastinya
mengikuti protocol yang telah di tetapkan oleh Kementerian Kesehatan, begitu
juga dengan Maluku Utara. Di kutip dari pernyataan dr. Alvia Assagaf, Juru
bicara gugus tugas penanganan covid-19 Maluku Utara tetap menghimbau
masyarakat Maluku Utara untuk tetap mematuhi protocol pencegahan virus
corona dengan menjaga jarak, sering mencuci tangan dengan air dan sabun, keluar
rumah hanya untuk keperluan penting, menggunakan masker, tingkatkan imunitas
15

tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi dan berolaraga ringan. Selain
itu, menurut Sekretaris Daerah Kota Ternate, DR. Jusuf Sunya, Kebijakan
Protokol Kesehatan ini dilakukan agar semua masyarakat patuh terhadap upaya
memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Sejauh ini, tim gugus tugas
penanganan Covid-19 Maluku Utara terus melakukan evaluasi terkait progres dan
upaya-upaya preventif dalam penanganan Covid-19.Pemerintah juga sangat
mengharapkan kesadaran masyarakat secara partisipatif mendukung regulasi
penanganan covid-19 dengan tujuan menurunkan tingkat penyebaran kasus.
(Kieraha, 2020).
Namun, sebagai orang yang selalu berinteraksi dengan masyarakat,
Kompol Jufri Dukomalamo selaku Wakapolres Kota Ternate mengakui masih
banyak warga yang mengabaikan anjuran protokol penecegahan Covid-19. Ia
menyebutkan bahwa sejak pertama kali diberlakukan patroli malam terhadap
masayarakat, ternyata sampai saat ini masih banyak masyarakat yang berkerumun
dan keluar rumah tanpa menggunakan masker, padahal sosialisasi dan patroli rutin
terkait upaya pencegahan penyebaran Covid-19 terus dilakukan (Liputan 6, 2020).
Hal ini menunjukan bahwa gugus tugas, pemerintah daerah bahkan
semua elemen pemerintahan turut ambil bagian dengan berbagai upaya dalam
penanganan Covid-19. Tetapi terlihat bahwa masyarakat masih sering melanggar
dengan berbagai alasan, misalnya karena kondisi ekonomi, sudah tidak percaya
karena terpapar berita hoax yang beredar di dunia maya dan lingkungan sekitar,
dan berbagai alasan lainnya turut berperan sekali dalam peningkatan kasus positif
Covid – 19 di Maluku Utara. Sejauh ini dengan kondisi Maluku Utara yang masuk
dalam zona merah, tidak dapat kita pungkiri, bahwa meskipun gugus tugas dan
pemerintah sudah bekerja semaksimal mungkin tetapi peningkatan kasus di
Maluku utara tidak dapat dibendung, selalu terjadi peningkatan setiap harinya.
Pada bulan juni kemarin, Maluku Utara masuk 5 provinsi teratas penyumbang
kasus positif Covid – 19 harian tertinggi.
Kesadaran masyarakat tentang pentingnya mencegah penyebaran
covid harus sejalan dengan tindakan pencegahan yang maksimal dari pemerintah.
Karena jika terjalin kerja sama yang baik dan tidak saling menyalahkan antara
pemerintah dan masyarakat Maluku Utara, maka peningkatan kasus positif Covid-
16

19 dapat di tekan. Selain itu, untuk tindakan pencegahan perlu membangun relasi
yang baik antara tenaga kesehatan dengan masyarakat, sehingga masyarakat lebih
merasa diperhatikan dan membangun kesadaran untuk menjaga kesehatan, serta
mematuhi protocol kesehatan yang telah berlaku.

I.2. Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Media Promotif Kesehatan dan


Kapasitas Puskesmas dengan Menggandeng Lintas Sektor dan dan
Implementasinya di Maluku Utara.

Menurut teori Menurut bagan teori Green, diketahui bahwa factor


perilaku kesehatan ditentukan oleh 3 faktor, yaitu : Pertama, faktor predisposisi
(predisposing factor), yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain: pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dsb. Kedua, faktor pemungkin (enabling factor),
yaitu faktor yang memungkinkan atau yang menfasilitasi perilaku atau tindakan,
antara lain: prasarana, sarana, ketersediaan sumber daya manusia. Ketiga, faktor
penguat (reinforcing factor), yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku, antara lain: sikap petugas kesehatan, sikap tokoh masyarakat,
dukungan suami, dukungan keluarga, tokoh adat, dsb (Susilawati, 2016)

Gambar (1). Hubungan Promosi Kesehatan dengan


Determinan Perilaku
17

Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari promosi kesehatan yaitu


tercapainya derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, dengan
dijalankannya perilaku yang menguntungkan kesehatan. Untuk itu upaya-upaya
promosi kesehatan adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan masyarakat
berperilaku sehat dan membuat perilaku sehat sebagai pilihan yang mudah
dijalankan.
Pilihan strategi untuk tujuan perubahan yang diharapkan yakni: (1)
Untuk perubahan tingkat pengetahuan: penyuluhan langsung, edukasi, konseling
pemasangan poster, spanduk, penyebarluasan leaflet dan sms gateway tentang
covid-19, dan (2) untuk merubah sikap: memberikan contoh konkrit yang dapat
menggugah emosi, perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan memperhatikan
foto, slide, atau pemutaran film/video melalui media sosial atau memanfaatkan
media digital lainnya.
Gagasan untuk melakukan peningkatan dalam pemanfaatan media
promotif kesehatan adalah sebagai alternatif dan strategi yang lebih kuat dalam
promosi kesehatan tentang Covid-19 di Maluku Utara. Konsepnya dikemas tidak
hanya sekedar memanfaatkan media promotif kesehatan, tetapi penguatan dan
pendampingan saat memberikan informasi melalui media promotif kesehatan
menjadi paling penting dilakukan. Pelaksana utama dari konsep ini adalah
puskesmas sebagai tingkat layanan kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat dengan menggandeng pihak lintas sektor. Perlu adanya penjelasan
informasi maupun peringatan secara dini terkait masalah Covid-19. Sedangkan
evaluasi sebagai fase berikutnya, merupakan fase dimana dilakukan pengukuran
hasil dari program promosi kesehatan. Pada fase ini dilihat sejauh mana
optimalisasi pemanfaatan media promotif kesehatan tentang Covid-19, dan juga
sebagai alat bantu untuk perencanaan selanjutnya.
Bagian promosi kesehatan di Puskesmas pada implementasinya
menjalin kerja sama dengan bagian program lain (lintas program), misalnya
bagian promosi kesehatan dengan bagian program KIA (Kesehatan Ibu dan
Anak). Hal ini dilakukan karena keterbatasan sumber daya manusia, waktu dan
biaya yang terbatas. Untuk itu, sangat perlu mengimplementasikan program kerja
sama. Pada lintas program di puskesmas seperti Program Kesehatan Ibu dan Anak
18

(KIA), maka puskesmas dapat menggerakkan bidan-bidan desa pada untuk


promosi Covid-19, bidan-bidan desa dapat pula menggerakkan dukun-dukun
melalui program Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi. Begitu pula misalnya pada
Program Gizi, pusekesmas dapat melakukan promosi kesehatan tekait Covid-19
melalui kader-kader posyandu. Di samping itu pula, melihat karakteristik
masyarakat Maluku Utara yg beragam maka sangat penting sekali menggandeng
pihak lintas sektor untuk terlibat membantu peran Puskesmas dalam upaya primer
pelayanan kesehatan yakni upaya promotif dan preventif. Puskesmas dapat
berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan, pemerintah desa, TNI/POLRI, dan
paling penting gugus tugas di kecamatan. Dalam hal ini, apabila suatu lingkungan
masyarakat memiliki tokoh yang sangat berpengaruh, misalnya tokoh agama,
tokoh budayawan, dan tokoh masyarakat lainnya, ini dapat pula diajak
berkolaborasi untuk menyebarkan infomasi Covid-19 melalui media promotif
kesehatan. Kolaborasi dan kemitraan Lintas Sektor juga harus menggandeng
peran pemuda dalam Program Karang Taruna dan sebagai Agent of Change,
memperkuat dasar bahwa peran pemuda adalah akselerator terbaik untuk
mencapai target pembangunan kesehatan masyarakat. Melalui kolaborasi ini dapat
dihasilkan inovasi-inovasi yang dapat mendukung percepatan penanganan Covid-
19, seperti dihasilkannya Inovasi Desa atau Kelurahan Tanggap Covid-19.
Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Suatu proses promosi kesehatan yang menuju
tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. Metode harus berbeda antara
sasaran massa, kelompok atau sasaran individual.
Metode individual (peroranngan) perlu menggunakan metode
konseling dan interview/ wawancara. Pada metode kelompok dan massa dapat
menggunkanan metode ceramah, seminar, diskusi kelompok, pidato, media sosial,
billboard, dll. Metode-metode tersebut dapat digabung atau dimodifikasi
disesuaikan dengan penerima informasi atau pesan tentang covid-19.
19

-Pemerintah, Bidan, Mitra


TNI/POLRI, Bidan-Dukun
Gugus Tugas Bayi, Kader-
Kecamatan, Tokoh Kader
Masyarakat, Tokoh Posyandu
Agama, Karang
Taruna (Lintas Inovasi Desa
Program) Tanggap
(Lintas Sektor) Covid-19 dan
Inovasi
Peran Puskesmas dan Pelibatan Lintas Sektor
Promotor
Covid-19.
Penguatan dan
Metode Pendampingan
dan Jenis
media Manfaatkan Masyarakat
media
sebagai
promotif
sasaran Maluku Utara
Kesehatan
Plihan Strategi untuk Sehat di era Pandemi
menuju perubahan Covid-19
Pertimbangkan
Karakteristik
Masyarakat Paradigma
EVALUASI Sehat

Gambar (2). Model Strategi Optimalisasi Pemanfaatan Media Promotif Kesehatan


dan Kapasitas Puskesmas dengan menggandeng pihak lintas sektor.
20

J. SIMPULAN DAN SARAN


J.1. Simpulan
Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia khususnya Maluku Utara
terus meningkat.Upaya penanganan dan pencegahan Covid-19 telah dilakukan
oleh pemerintah. Namun, tingkat pengetahuan dan komunikasi resiko yang rendah
sehingga menimbulkan masalah persepsi di tengah masyarakat mengakibatkan
banyak kalangan masyarakat tidak patuh pada protokol kesehatan di era pandemi
Covid-19. Pemanfaatan media promotif kesehatan sebagai bentuk tindakan
promototif masih belum maksimal. Untuk itu, optimalisasi pemanfaatan media
promosi kesehatan dan kapasitas puskesmas sebagai primary health care dengan
menggandeng pihak lintas sektor sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan
pemahaman masyarakat tentang covid-19, sehingga kepedulian masayarakat
meningkat dan angka kejadian Covid-19 dapat ditekan serta terwujudnya Maluku
Utara sehat di era pandemi Covid-19.
J.2. Saran
Dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi yang lebih intensif antara
praktisi dan pembuat kebijakan dengan pendekatan yang lebih terorganisir untuk
mencapai hasil yang maksimal. Dalam konteks implementasi optimalisasi
pemanfaatan media promotif kesehatan dan kapasitas puskesmas dengan
menggandeng pihak lintas sektoral diperlukan kerja keras bersama dari pihak-
pihak yang terlibat untuk dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan terus
memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat tentang pentingnya
mengikuti protokol kesehatan di era pandemi covid-19.
K. DAFTAR PUSTAKA

BAPPENAS. 2018. Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar di


Puskesmas.Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat
BAPPENAS.

Kemendagri. 2020. Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19. [Online] 20


Maret 2020. Didapat dari: https://www.kemendagri.go.id%2
Fdocuments%2Fcovid19%2FBUKU_PEDOMAN_COVID19_KEME
NDAGRI.pdf&usg=AOvVaw39GewcHhAlp-gFWkhSLGuo [Diakses
22 Juli 2020].

Kemenkes. 2015. Program Indonesia Sehat untuk Atasi Masalah Kesehatan.


[Online] 3 Feb 2015. Didapat dari: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
baca/rilis-media/20150203/2611892/program-indonesia-sehat-untuk-
atasi-masalah-kesehatan/ [Diakses 22 Juli 2020]

Kemenkes. 2020a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.01.07/Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). [Online].
Didapat dari:https://covid19.go.id/storage/app/media/Regulasi/KMK
%20No.%20HK.01.07-MENKES-413 2020%20ttg%20Pedoman%20
Pencegahan%20dan%20Pengendalian%20COVID-19.pdf [Diakses
23 Juli 2020]

Kemenkes. 2020b. Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Emergin: Situasi


Terkini Perkembangan Covid-19. [Online], 22 Juli 2020. Didapat dari:
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/ [Diakses 23 Juli 2020].

Kieraha, 2020a. Jelang Idul Fitri Kasus Covid-19 Di Maluku Utara Jadi 99
Orang. [Online], 22 Mei 2020. Didapat dari :
https://kieraha.com/jelang-idul-fitri-kasus-covid-19-di-maluku-utara-
jadi-99-orang/ [Diakses 23 Juli 2020]

iii
Kieraha. 2020b. Kunci Memutus Rantai Virus Corona Di Ternate Maluku Utara
[Online], 7 Juni 2020. Didapat dari: https://kieraha.com/kunci-
memutus-rantai-virus-corona-di-ternate-maluku-utara/ [Diakses 23
Juli 2020]

Liputan 6. 2020. Polisi Ternate Ancam Cukur Botak Warga Yang Masih
Berkerumun Dan Tak Pakai Masker [Online], 29 April 2020. Didapat
dari: https://www.liputan6.com/regional/read/4240311/polisi-ternate-
ancam-cukur-botak-warga-yang-masih-berkerumun-dan-tak-pakai-
masker [Diakses 23 Juli 2020]

PDPI. 2020. Pneumonia Covid-19: Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jakarta:


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Susilawati. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya


Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Universitas Tulungagung , 2016. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Diterbitkan
Oleh Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik: Pengaruh Media Sosial
Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Di Indonesia [ Online ].
Didapat dari: https://www.jurnal-unita.org/index.php/publiciana
/article/viewfile/79/73 [Diakses 23 Juli 2020]

iv
L. LAMPIRAN

L.1. Biodata Ketua Kelompok

Nama : Chandra Pardede

Tempat/Tanggal Lahir : Polaga, 1 Desember 1998

NPM : 09401711002

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Pendidikan Dokter

Alamat Domisili : Keluarahan Gambesi, Ternate Selatan

No. Hp : 082346994181

Email : chandra.pardede98@gmail.com

I.2. Biodata Anggota

Nama : Chentya Lely Gamgenora

Tempat/Tanggal Lahir : Manado 4 Agustus 2000

NPM : 09401711004

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Pendidikan Dokter

Alamat Domisili : Jl. Ake oti, kelurahan maliaro, Ternate tengah

No. Hp : 082189011684

Email : chentialely048@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai