Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yuniar Ayu Suwele

NIM : K11021I102

PERAN STRATEGIS APOTEKER


DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT COVID-19

A. Latar Belakang
Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Sindrom Pernafasan Akut Parah Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang pertama kali
muncul di Wuhan (China) pada Desember 2019, dan kemudian menyebar dengan
cepat ke seluruh dunia (Zhu, et al., 2019). Pada Maret 2020, World Health
Organization (WHO) menyatakan COVID-19 sebagai pandemi. Saat ini, pandemi
COVID-19 merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia.
Gejala paling umum bagi pasien yang terinfeksi COVID-19 adalah demam, batuk,
kesulitan bernapas, kelelahan, dan sakit kepala (Lancet, 2020). Kebanyakan pasien
bergejala akan mengembangkan gejala ringan. Namun, pada beberapa pasien dapat
berkembang menjadi penyakit serius, seperti pneumonia, sindrom gangguan
pernapasan akut, disfungsi multi organ dan bahkan kematian. Sejauh ini, tidak ada
pengobatan yang terbukti efektif melawan COVID-19 dan upaya lainnya yaitu
pengembangan dan pendistribusian vaksin yang aman. Selain itu, masyarakat harus
mengikuti anjuran dalam mengurangi penularan SARS-CoV-2, antara lain dengan
social distancing, penggunaan masker, serta menjaga kebersihan (Singhai, 2020).
Dalam rangka mengurangi penyebaran infeksi, masyarakat diharapkan untuk
tetap berada di rumah masing-masing, sedangkan tenaga kesehatan berada di garis
depan untuk melawan COVID-19. Tenaga kesehatan berkomitmen untuk memastikan
bahwa masyarakat memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan untuk
meminimalkan dampak buruk dari pandemi. Sebagai tenaga kesehatan, apoteker
memiliki peran yang penting selama pandemi, diantaranya secara langsung dengan
pasien, tetap merawat pasien dengan penyakit kronis, bekerja di apotek rumah sakit
dan memberikan perawatan kefarmasian kepada pasien COVID-19 (Hedima, et al.,
2020). Selain itu, apoteker dapat memberikan informasi yang terpercaya untuk
mencegah, mendeteksi, mengobati, dan mengelola infeksi virus corona. Akibatnya,
beberapa tantangan muncul dan strategi inovatif diadopsi oleh apoteker untuk
mengatasinya Lia, et al., 2020).

B. Isi
Sejak awal pandemik, berbagai pedoman menjelaskan rekomendasi terhadap
peran apoteker dan tanggungjawab apoteker dalam pencegahan penyakit COVID-19.
Secara umum, peran apoteker dapat dibagai menjadi tiga peran utama yaitu
pencegahan penyakit dan pengendalian infeksi (misalnya, pembagian masker,
menyusun strategi kebersihan, membuang semua obat yang tidak terpakai yang
dibagikan untuk pasien COVID-19, dan menjaga jarak), penyimpanan dan persediaan
obat yang memadai (misalnya, formularium obat untuk pengobatan COVID-19 untuk
memandu pasokan dan pembelian obat, konversi obat intravena ke oral jika
memungkinkan, dan komunikasi virtual untuk inventaris persediaan), dan perawatan
pasien dan dukungan untuk tenaga kesehatan lain (misalnya, memastikan pemanfaatan
obat yang tepat untuk pasien dan tenaga kesehatan, partisipasi rapat virtual dengan tim
interdisipliner, meninjau pesanan elektronik secara online, edukasi pasien, maya
konsultasi pengobatan virtual, dan rekonsilasi obat) (Visacri, et al., 2020).
1. Pencegahan penyakit dan pengendalian infeksi
Peran apoteker dalam mencegah dan mengendalikan infeksi COVID-19
dilakukan melalui berbagai cara, beberapa contoh peran apoteker dibagian rumah
sakit yaitu dengan mengurangi kunjungan ke apotek daerah oleh rekan-rekan dari
unit lain, menyarankan penggunaan telepon atau melalui system terkomputerisasi;
pemanfaatan otomatisasi untuk mengurangi lalu lintas staf farmasi di rumah Sakit;
membuang semua obat-obatan yang tidak terpakai untuk pasien COVID-19;
menambahkan penanda lantai pada bagian ruang tunggu apotek (Arain, et al.,
2020). Selain dirumah sakit, apoteker dapat melakukan pencegahan secara langsung
kepada pasien atau masyarakat dengan pembagian masker kepada masyarakat;
memberikan edukasi dan konsultasi terhadap protocol Kesehatan yang tepat;
menyebarkan informasi yang tepat untuk melawan mitos dan informasi yang salah;
dan menyediakan bantuan emosional untuk meringankan kekhawatiran masyarakat
yang timbul karena adanya krisis COVID-19 (Yang, et al., 2020).
2. Penyimpanan dan persediaan obat yang memadai
Selain dalam hal pelayanan, peran apoteker saat COVID-19 juga termasuk
dalam hal penyimpanan serta penyediaan obat, contoh kegiatan tersebut yaitu
peralihan obat-obatan dari intravena ke oral dan infus intravena ke push intravena
untuk mencegah kekurangan obat; pengelolaan stok obat menggunakan pertukaran
terapeutik; komunikasi dengan tim untuk persediaan obat yang memadai (Arain, et
al., 2020). Dalam membantu pasien saat terjadi kekurangan ketersediaan obat,
peran apoteker dapat berupa kontribusi akses pengobatan dengan melakukan
panggilan telepon ke apotek luar, perusahaan asuransi, dan pasien atau keluarga
(Elson, et al., 2020). Peran apoteker dalam pelayanan dirumah sakit dapat dilakukan
dengan menyusun daftar obat yang diperlukan untuk perawatan pasien COVID-19
untuk memandu persediaan obat dan menghitung jumlah obat yang akan dibeli;
mengembangkan mekanisme penyimpanan dan pengiriman obat dan pasokan baru;
pembuatan dasbor virtual untuk mengomunikasikan dengan jelas inventaris
pasokan strategis saat ini (Zuckerman, et al., 2020). Pada saat tertentu, mungkin
dibutuhkan perlakuan khusus berupa pendirian apotek dari awal, termasuk
menemukan lokasi apotek yang ideal dan pengadaan peralatan yang diperlukan;
menyusun formularium obat; katalogisasi dan penyimpanan obat formularium;
mengatasi kelangkaan obat (Meng, et al., 2020).
3. Perawatan pasien dan dukungan untuk tenaga Kesehatan lain
Sebagai seorang apoteker perawatan terhadap pasien merupakan tugas utama,
begitu pula dalam membantu tenaga Kesehatan lain. Peran apoteker yang dapat
dilakukan yaitu partisipasi dalam pengembangan protokol COVID-19; pelaksanaan
intervensi klinis; pemantauan dan pencegahan interaksi obat-obat dan efek samping
obat; memperbarui profesional farmasi tentang penelitian ilmiah baru (Arain, et al.,
2020). Selain itu, dapat dilakukan pengembangan kamus obat untuk obat
formularium yang akan dimasukkan ke dalam CDS untuk meningkatkan peresepan;
memberikan edukasi terhadap pasien tentang obat yang diminum baik saat di rumah
sakit maupun setelah keluar; memberikan informasi obat kepada dokter terutama
mengenai obat-obatan yang tidak dikenal oleh dokter umum dengan fokus pada
penggunaan obat off-label serta rekonsiliasi obat untuk memastikan transisi
perawatan yang aman (Meng, et al., 2020).
Pada saat pertemuan secara langsung tidak dapat dilakukan, direkomendasikan
untuk berpartisipasi dalam pertemuan virtual dan putaran rawat inap; konseling
pasien melalui telepon pintar atau kunjungan secara online; berpartisipasi dalam
kelompok kerja farmakoterapi COVID-19 yang memberikan rekomendasi
pengobatan awal yang dipublikasikan setiap minggu di intranet institusi;
mengembangkan panduan untuk pasien yang menerima obat biologis yang berisiko
tertular COVID-19 karena imunosupresi sehingga penyedia dapat menyarankan
mereka untuk menunda terapi jika perlu; mengoordinasikan transisi banyak pasien
dari infus ke obat yang diberikan sendiri (Zuckerman, et al., 2020).

C. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa apoteker memiliki
peran penting selama pandemi COVID-19. Peran apoteker dikategorikan secara umum
menjadi 3 kategori yaitu, "pencegahan penyakit dan pengendalian infeksi",
"penyimpanan yang memadai dan pasokan obat" dan "perawatan pasien dan dukungan
untuk tenaga kesehatan". Kategori-kategori ini pada dasarnya merupakan tanggung
jawab yang ingin dimiliki apoteker sesuai yang telah dinyatakan oleh Federasi Farmasi
Internasional (FIP), baik dalam konteks perawatan primer (yaitu apotek komunitas dan
fasilitas kesehatan primer) serta di lingkungan rumah sakit. Rekomendasi dari tenaga
Kesehatan lain juga tersedia dan dapat membantu mengarahkan intervensi apoteker.

Daftar Pustaka
Arain S, Thalapparambath R, Al Ghamdi FH. COVID-19 pandemic: response
plan by the Johns Hopkins Aramco Healthcare inpatient pharmacy department. Res
Soc Adm Pharm. 2020. https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2020.05.016.
COVID-19: protecting health-care workers. Lancet. 2020;395:922.
Elson EC, Oermann C, Duehlmeyer S, et al. Use of telemedicine to provide
clinical pharmacy services during the SARS-CoV-2 pandemic. Am J Health Syst
Pharm. 2020; 77:1005–1006.
Hedima EW, Adeyemi MS, Ikunaiye NY. Community Pharmacists: on the
frontline of health service against COVID-19 in LMICs. Res Soc Adm Pharm. 2020.
https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2020.04.013. In press
Lia H, Zhenga S, Liua F, et al. Fighting against COVID-19: innovative strategies
for clinical pharmacists. Res Soc Adm Pharm. 2020. https://doi.org/10.1016/j.
sapharm.2020.04.003. In press
Meng L, Qiu F, Sun S. Providing pharmacy services at cabin hospitals at the
coronavirus epicenter in China. Int J Clin Pharm. 2020;42:305–308.
Singhal T. A review of coronavirus disease-2019 (COVID-19). Indian J Pediatr.
2020;87:281–286.
Yang YH, and Ou HT,. Community pharmacists in taiwan at the frontline against
the novel coronavirus pandemic: gatekeepers for the rationing of personal protective
equipment. Ann Intern Med. 2020. https://doi.org/10.7326/M20-1404. In press.
Zhu N, Zhang D, Wang W, et al. A novel coronavirus from patients with
pneumonia in China, 2019. N Engl J Med. 2020;382:727–733.
Zuckerman AD, Patel PC, Potts A, et al. From natural disaster to pandemic: a
healthsystem pharmacy rises to the challenge. Am J Health Pharm. 2020.
https://doi.org/ 10.1093/ajhp/zxaa180. In press.

Anda mungkin juga menyukai