Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Volume 19 Nomor 3 93

REVIEW ARTIKEL: PELAYANAN TELEFARMASI DI MASA


PANDEMI COVID-19

Wifaaq U. Putri, Imam A. Wicaksono

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang, Indonesia


wifaaq16001@mail.unpad.ac.id
diserahkan 29/07/2021, diterima 06/11/2021

ABSTRAK

Pelayanan telefarmasi merupakan kegiatan pelayanan penyediaan perawatan kefarmasian melalui


penggunaan teknologi telekomunikasi dan informasi kepada pasien dari jarak jauh. Tujuan dibuatnya
review artikel ini adalah untuk menganalisis pentingnya pelayanan telefarmasi di masa Covid-19 dengan
memberikan gambaran secara singkat tentang pengertian telefarmasi, cara mengimplementasikan
pelayanan telefarmasi, peran apoteker dalam pelayanan telefarmasi serta hasil evaluasi pelayanan
telefarmasi dari beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Spanyol dan Uni Emirat Arab.
Metode penelusuran dan pencarian data dilakukan secara elektronik melalui situs web Google
scholar, Pubmed, Science direct, Nature, NCBI. Kata kunci yang digunakan saat proses pencarian
seperti “Telefarmasi”, “Telepharmacy”, “Telepharmacy in Pandemic” dan “Telepharmacy in Covid-19
Pandemic.” Didapatkan total 181 jurnal dan hanya 23 jurnal dan 2 peraturan pemerintah yang masuk ke
kriteria inklusi. Dari telaah pustaka ini, dapat diketahui bahwa pelayanan telefarmasi dapat membantu
memaksimalkan pelayanan kefarmasian di masa pandemi Covid-19, dan dengan adanya hasil evaluasi
dari negara lain, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi Indonesia dalam membuat kebijakan dan
prosedur terpadu untuk melaksanakan pelayanan telefarmasi kedepannya.
Kata Kunci: Telefarmasi, peran apoteker, evaluasi telefarmasi

ABSTRACT

Telepharmacy is a service for providing pharmaceutical care through the use of telecommunications
and information technology to patients remotely. The purpose of this article review is to analyze the
importance of telepharmaceutical services during the Covid-19 period by providing a brief description
of the meaning of telepharmacy, how to implement telepharmacy, the role of pharmacists in telepharmacy
and the evaluation results of telepharmacy from several countries such as Australia, the United States,
Spain and United Arab Emirates. The methods were carried out by searching electronically through
the Google Scholar website, Pubmed, Science direct, Nature, NCBI. Keywords used during the search
process include “Telefarmasi”, “Telepharmacy”, “Telepharmacy in Pandemic” and “Telepharmacy
in Covid-19 Pandemic.” There were a total of 181 journals and only 23 journals and 2 government
regulations that fulfilled the inclusion criteria. From this review, it can be seen that telepharmacy can
help to maximize the pharmaceutical services during the Covid-19 pandemic, and with the evaluation
results from other countries, it is hoped that this can be used as a reference for Indonesia in making
integrated policies and procedures to implement telepharmaceutical services in the future.
Keywords: Telepharmacy, the role of pharmacist, telepharmacy evaluation
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 94

PENDAHULUAN penerima pelayanan kesehatan. Telefarmasi juga


Kejadian pandemi COVID-19 saat ini telah digunakan apabila seorang apoteker dibutuhkan
menghadirkan banyak tantangan serta peluang bagi tetapi apoteker tidak dapat hadir secara langsung
apoteker untuk meningkatkan dan memperluas untuk memberikan pelayanan (Poudel dan Nissen,
praktik pelayanan kefarmasian yang dilakukan. 2016). Memberikan pelayanan kefarmasian yang
Salah satunya adalah dengan melangsungkan tepat kepada pasien dan melakukan kegiatan
pelayanan telefarmasi atau penyediaan layanan konsultasi dengan tenaga kesehatan lainnya
kefarmasian menggunakan teknologi telepon atau memainkan peran penting dalam mengurangi
konferensi video (Killeen et al, 2020) walaupun penggunaan obat yang tidak tepat dan kurang
pada saat ini penerapan telefarmasi merupakan efektif. Hal tersebut dapat mengurangi efek dan
tantangan yang signifikan bagi apoteker yang interaksi obat yang merugikan, menghasilkan
ada di rumah sakit maupun apotek komunitas, efektivitas obat serta mengurangi biaya (Ameri et
terutama dalam hal memberikan perawatan al, 2020).
kefarmasian kepada pasien rawat jalan (Tortajada- Telefarmasi memungkinkan layanan
Goitia et al, 2020). kesehatan seperti tinjauan obat, konseling pasien,
Hal tersebut terpaksa harus dan verifikasi resep oleh apoteker yang memenuhi
dipertimbangkan pada pandemi saat ini, karena syarat untuk pasien yang berlokasi jauh dari
pelayanan kefarmasian harus terus dilakukan dan rumah sakit, apotek, atau pusat kesehatan yang
juga tetap dibutuhkan oleh pasien. Sebagai contoh terletak jauh (Poudel dan Nissen, 2016).
penggunaannya yaitu adalah pada saat penentuan Review artikel ini dilakukan untuk
kondisi pasien serta penentuan tindak lanjut membahas model penyelenggaraan telemedicine
yang dilakukan, tetapi karena persyaratan jarak yang berfokus pada pelayanan telefarmasi,
fisik atau isolasi diri, tidak memungkin untuk cara mengoperasikan pelayanan telefarmasi,
dilakukannya konsultasi tatap muka (Killeen et peran apoteker pada saat melakukan pelayanan
al, 2020), pelayanan ini juga berfungsi pada saat telefarmasi, serta hasil pelayanan telefarmasi
apoteker merujuk pasien ke institusi medis yang yang dilihat dari keuntungan dan keterbatasan
sesuai untuk melakukan pengujian skrining awal, yang dialami.
mendorong mereka untuk mencari pengobatan
lebih cepat terkait penyakit yang dikeluhkan, METODE
dan memberikan informasi untuk membatasi Strategi penelusuran dan pencarian
penyebaran penyakit di komunitas pasien data dilakukan secara elektronik melalui situs
(Adunlin et al, 2020). Hal ini menyebabkan para web Google scholar, Pubmed, Science direct,
tenaga kesehatan yang juga termasuk apoteker Nature, NCBI. Kata kunci yang digunakan
harus melaksanakan pelayanan kesehatan dengan saat proses pencarian seperti “Telefarmasi”,
cara lain, yaitu telefarmasi. “Telepharmacy”, “Telepharmacy in Pandemic”
Telefarmasi adalah salah satu bagian dan “Telepharmacy in Covid-19 Pandemic”. Dari
dari praktik telemedicine yang mengacu pada hasil pencarian didapatkan jurnal yang berkaitan
pemberian pelayanan kefarmasian oleh seorang dengan telefarmasi sejumlah 181 jurnal, namun
apoteker, pemberian pelayanan ini dilakukan pada review artikel ini hanya digunakan jurnal
dengan jarak antara apoteker dan pasien sebagai sejumlah 23 jurnal dan 2 peraturan pemerintah
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 95

untuk dijadikan pustaka, dengan kriterika inklusi HASIL


yaitu jurnal penelitian, artikel primer, artikel Dari penelusuran pustaka yang dilakukan,
ilmiah dengan jangka waktu penerbitan 10 tahun didapatkan peran yang dilakukan oleh apoteker
terakhir. Kriteria eksklusi pada penelitian ini pada tabel 1 dan hasil pelayanan telefarmasi di
adalah jenis jurnal review artikel, jurnal tidak empat negara yaitu Uni Emirat Arab, Spanyol,
dapat diakses seluruhnya, jurnal tidak dalam Australia, dan Amerika Serikat yang dapat dilihat
bahasa Indonesia dan Inggris, dan telefarmasi pada tabel 2.
tidak dilakukan pada saat pandemi Covid-19.

Tabel 1. Peran Apoteker


Masa Peran Peran Apoteker Pustaka
Peran Apoteker Selama Masa 1. Memastikan penyimpanan, distribusi dan Bragazzi et al,
Krisis Covid-19 peresepan obat yang stabil, serta menjamin 2020.
perawatan secara kontinyu;
2. Memastikan stok obat, terutama untuk pasien
kelompok rentan dan pasien dengan penyakit
kronis;
3. Memastikan pasokan pembersih tangan berbasis
alkohol dan alat pelindung diri (APD), seperti
sarung tangan dan masker wajah dan bedah
dalam kuantitas yang sesuai;
4. Meningkatkan pelayanan kefarmasian,
khususnya pelayanan jarak jauh (tele-farmasi);
5. Membantu dalam memberikan informasi terbaru
dan berkualitas tentang Covid-19;
6. Menginformasikan kepada pasien dan rekan
sejawat lainnya tentang kebersihan pribadi dan
lingkungan serta praktik keselamatan yang baik;
7. Menangkal dan memerangi informasi yang
salah tentang Covid-19;
8. Penilaian risiko, penyaringan, triase, deteksi,
pelaporan, rujukan, dan pengelolaan kasus
potensial Covid-19;
9. Membuat jaringan apoteker untuk berbagi
pengalaman;
10. Ikut serta dalam penyusunan pedoman, daftar
periksa, dan dokumen pedoman penyakit
terutama pada Covid-19;
11. Ikut serta dalam program penilaian risiko terkait
Covid-19;
12. Ikut serta dalam desain dan implementasi uji
klinis;
13. Bersama dengan pemangku kepentingan dan
rekan sejawat lainnya dalam melaksanakan
program kesehatan masyarakat.
Peran Apoteker Pasca Masa Krisis 1. Tetap mempromosikan dan meningkatkan
Covid-19 kesehatan masyarakat dan global;
2. Menjadi bagian penting dari kampanye
imunisasi.
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 96

Tabel 2. Hasil Evaluasi Pelayanan Telefarmasi di Empat Negara


No Negara Keuntungan Keterbatasan Pustaka
1 Uni Emirat Arab 1. Meningkatkan keamanan 1. Setiap komunitas Ibrahim et al,
pengeluaran obat dengan apotek menjalankan 2020.
mengurangi tingkat sistem pemberian obat
medical errors; yang hampir berbeda,
2. Meningkatkan ketepatan sehingga bias terjadi
pengobatan yang diberikan karena adanya variasi;
kepada pasien isolasi 2. Tingkat penerimaan
mandiri; intervensi apoteker
3. Meningkatkan pengetahuan kurang dapat
pasien terkait asupan diperhitungkan;
makanan yang dibutuhkan 3. Tidak dapat menentukan
selama isolasi mandiri; dampak informasi yang
4. Mendapatkan kontak tidak diberikan;
fasilitas kesehatan terdekat
4. Hasil seperti faktor
apabila dibutuhkan; yang terkait dengan
5. Mengurangi beban keparahan kesalahan,
pelayanan pada fasilitas penyebab, analisis biaya,
kesehatan. dan saluran pengiriman
obat tidak diperiksa.
2 Spanyol 1. Cakupan pasien lebih 1. Kesulitan dalam Margusino-
banyak. mencapai kontrol penuh Framiñán et al,
2. Penjadwalan yang lebih dari proses. 2020.
mudah dibandingkan 2. Kadang-kadang terjadi
dengan temu tatap muka. kurangnya koordinasi
3. Kepuasan pasien lebih dengan pasien.
tinggi. 3. Kurangnya kepatuhan
4. Tidak terlalu banyak terapi.
investasi dalam sumber 4. Prosedur jangka
daya manusia. panjang yang belum
5. Distribusi dan pengeluaran komprehensif.
yang dapat dilacak lebih 5. Variabilitas staf di
mudah. apotek komunitas.
6. Lebih mudah diakses pada 6. Kehilangan informasi
saat terjadi pembatasan yang bisa didapatkan
wilayah. dari komunikasi non-
7. Membuat pasien lebih verbal.
sadar atas tanggung jawab 7. Peningkatan
pengobatan diri sendiri. administrasi manajemen
oleh apoteker.
3 Australia 1. Apoteker dapat 1. Layanan telefarmasi Poudel dan
memberikan pelayanan hanya dapat dilakukan Nissen, 2018.
kefarmasian tingkat tinggi dengan peralatan yang
di daerah terpencil yang lebih kompleks dan
kehilangan atau kehilangan canggih dengan koneksi
akses terhadap pelayanan baik yang seringkali
kesehatan; terbatas di daerah
2. Teknologi jarak jauh ini pedesaan;
memungkinkan apoteker 2. Ketidakmampuan untuk
untuk meninjau obat pasien menggunakan teknologi
tanpa harus bepergian; yang biasanya terjadi
3. Layanan telefarmasi pada orang tua.
berkemampuan
memberikan privasi yang
lebih baik dan durasi
konseling yang lebih lama.
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 97

No Negara Keuntungan Keterbatasan Pustaka


4 Amerika Serikat 1. Dapat memperluas 1. Tidak ada definisi Le et al, 2018.
pelayanan kefarmasian ke "telefarmasi" seragam;
daerah-daerah yang kurang 2. Spesialisasi telefarmasi
terlayani secara medis; mungkin tidak relevan
2. Perluasan layanan apotek dengan fasilitas praktik
rumah sakit yang hemat
biaya;
3. Dapat meningkatkan
keluaran obat di rumah
sakit;
4. Meningkatkan kepatuhan
terhadap rejimen obat;
5. Memungkinkan layanan
apotek secara maksimal;
6. Dapat meningkatkan
kemudahan akses
pelayanan kefarmasian
bagi pasien.

PEMBAHASAN dan informasi kepada pasien dari jarak jauh”


Model Penyelenggaraan Telemedicine (Casey et al, 2016). Selain menjadi alternatif
Telemedicine merupakan pelayanan pelayanan dikala pandemi Covid-19, sebenarnya
kesehatan jarak jauh dengan tujuan untuk pelayanan telefarmasi sudah lama diproyeksikan
memberikan pelayanan maksimal dan efektif sebagai pelayanan yang dijadikan pelayanan
antara fasilitas kesehatan maupun antara tenaga alternatif potensial untuk melakukan tinjauan
kesehatan dengan pasien khususnya pada saat obat oleh apoteker untuk tempat-tempat yang
pandemi Covid-19, cakupan telemedicine jauh dari jangkauan rumah sakit maupun apotek
yang sudah dilakukan dan disahkan oleh komunitas. Pelayanan ini juga telah diadopsi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia oleh banyak apotek komunitas sebagai strategi
diantaranya yaitu pelayanan teleradiologi, alternatif untuk memperluas cakupan pelayanan
pelayanan teleelektrokardiografi, pelayanan yang dapat diberikan oleh apotek. Pelayanan
teleultrasonografi, pelayanan telekonsultasi klinis telefarmasi ini dapat memungkinkan apoteker
(Permenkes, 2019) serta pelayanan telefarmasi berkontribusi secara efisien dalam meningkatkan
(Kepmenkes, 2021). penggunaan obat.
Perbedaan dari pelayanan-pelayanan Selain itu, pelayanan telefarmasi ini juga
tersebut dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 1. telah meningkatkan aksesibilitas informasi
Masing-masing pelayanan yang tercakup dalam kesehatan dan menyediakan layanan farmasi tepat
pelayanan telemedicine dilakukan oleh masing- waktu kepada masyarakat pedesaan (Metzger
masing ahli di bidangnya, yang dimana untuk dan Sruthi, 2018; Scott et al, 2016), mengurangi
pelayanan telefarmasi dilakukan oleh seorang jumlah individu di rumah sakit yang mencari
apoteker. perawatan kesehatan, dan juga mengurangi
National Association of Boards of infeksi nosokomial (Hedima dan Okoro, 2020).
Pharmacy juga mendefinisikan “telefarmasi”
sebagai “penyediaan perawatan kefarmasian Cara Pengimplementasian Telefarmasi
melalui penggunaan teknologi telekomunikasi
Tatalaksana pelayanan telefarmasi
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 98

sendiri belum ditentukan secara seragam 2020; Margusino-Framiñán et al, 2020; Yemm et
dalam pelaksanaannya di Indonesia. Namun, al, 2020).
pelayanan telefarmasi ini dapat dilakukan secara Langkah-langkah yang bisa
seragam dengan mencakup kegiatan, diantaranya diimplementasikan pada saat melakukan
(Alexander et al, 2017): pelayanan telefarmasi rawat jalan, diantaranya:
1. Perawatan pasien; 1. Memasukkan data diri seperti nomor identitas,
2. Pemasukan data dan verifikasi pesanan obat; nama pasien, nomor ponsel, alamat lengkap
3. Pemilihan obat dan verifikasi persiapan; serta resep yang dimiliki secara daring
4. Pelayanan informasi obat. 2. Apoteker di tempat jarak jauh akan menerima
Selain itu, terdapat hal-hal yang harus permintaan online dan mulai memprosesnya
diperhatikan dalam melaksanakan pelayanan dengan memeriksa kesesuaian resep dalam
telefarmasi di rumah sakit ataupun apotek hal dosis, rute, frekuensi, dan potensi interaksi
komunitas, seperti (Canadian Society of Hospital obat-obat.
Pharmacists, 2018): 3. Apoteker harus memastikan bahwa pasien
1. Kebijakan dan prosedur; memiliki resep yang sah dari dokter yang
2. Sumber daya manusia; merawat.
3. Teknologi; 4. Jika diperlukan, permintaan perpanjangan
4. Capaian kualitas. pendindakan medis akan dimulai melalui
Seluruh kebijakan dan prosedur harus layanan telemedicine.
divalidasi, disetujui, dan ditinjau secara teratur 5. Lalu obat dilakukan penyiapan obat dan
oleh personel yang ditunjuk sebagai penanggung penempelan label obat yang berisi petunjuk
jawab. Personil juga harus mematuhi dan penggunaan.
memahami kebijakan dan prosedur yang telah 6. Apoteker akan melakukan pengecekan ulang
ditetapkan. Peralatan yang digunakan dengan pengiriman paket resep yang akan diambil
teknologi telefarmasi harus sesuai dengan tujuan oleh perusahaan kurir.
dan harus mampu mendukung pengiriman 7. Perwakilan perusahaan kurir akan mengambil
layanan berkualitas tinggi yang disediakan pengiriman obat melalui pemindaian barcode
melalui telefarmasi. yang ditunjuk untuk menjamin semua
Pelayanan telefarmasi sudah berjalan pengiriman yang telah disiapkan diambil.
dengan baik di beberapa negara seperti Amerika 8. Setelah kiriman diambil oleh perusahaan
Serikat, Australia dan Kanada (Baldoni et al, kurir, pesan SMS ataupun pesan elektronik
2019), Spanol (Margusino-Framiñán et al, 2020), akan dikirimkan kepada pasien untuk
Uni Emirat Arab juga sudah melaksanakan memberitahukan rincian pengiriman.
pelayanan telefarmasi dengan prosedur yang 9. Setiap pengiriman yang dikirimkan ke pasien
sudah ditetapkan (Asseri et al, 2020) dengan harus dipindai oleh perusahaan kurir untuk
membagi alur kerja menjadi pelayanan telefarmasi menjamin pengiriman ke pasien yang benar.
rawat jalan dan pelayanan telefarmasi rawat inap. 10. Tanda tangan elektronik diimplementasikan
Pelayanan telefarmasi yang dilaksanakan pada oleh perusahaan kurir setelah diterima oleh
negara-negara tersebut juga cukup membuat para pasien.
pasien merasa puas (Feng et al, 2020; Li et al, 11. Ketika pasien mengambil pengiriman obat
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 99

mereka, pasien akan menerima sesi konseling 7. Komunikasi antara apoteker jarak jauh dan
dari apoteker yang sudah terlatih melalui penyedia layanan kesehatan lainnya dilakukan
video interaktif. melalui sistem notifikasi rumah sakit.
12. Selain itu, terdapat akun percakapan online 8. Semua obat pasien COVID-19 yang disetujui
seperti Whatsapp Bisnis untuk membantu sesuai protokol rumah sakit ditempatkan di
menjawab semua kekhawatiran terkait dalam lemari khusus yang ditujukan hanya
pasien yang bisa langsung ditanyakan kepada untuk bangsal isolasi untuk meminimalkan
apoteker. risiko kontaminasi silang.
13. Terakhir, perusahaan kurir menyediakan alat 9. Kemudian, apabila obat sudah diterima di
evaluasi online bagi pasien untuk membantu bangsal perawat utama mengirimkan gambar
kami memantau layanan yang diberikan bahwa obat telah diterima, dan apabila terdapat
dalam hal keamanan dan kualitas. pertanyaan terkait pengobatan, pertanyaan
Terdapat pula langkah-langkah lainnya dapat disisipkan juga melalui email yang
untuk pasien rawat inap, yaitu: kemudian apoteker akan menjawab sesuai
1. Pesanan dokter diterima dari sistem informasi dengan kebijakan rumah sakit.
komputer yang sudah tersedia. Langkah-langkah diatas dapat dijadikan
2. Apoteker melalui akses jarak jauh meninjau acuan tatalaksana pelayanan telefarmasi pada
dan memverifikasi pesanan yang dikirimkan masa pandemi Covid-19 kepada pasien isolasi
dari jarak jauh dari sistem informasi komputer. mandiri maupun yang diisolasi di rumah sakit
3. Obat kemudian disiapkan dan dilengkapi (Asseri et al, 2020).
menggunakan label.
4. Apoteker meninjau gambar dan memeriksa Peran Apoteker di Telefarmasi
kesesuaian resep dalam hal dosis, rute, dan Dalam pelayanan telefarmasi apoteker
frekuensi, mengidentifikasi kontraindikasi, berperan aktif dalam menyampaikan informasi
interaksi potensial, atau masalah terkait terkait pelayanan farmasi. Diketahui bahwa
lainnya. Jika masalah muncul apoteker dampak pelayanan telefarmasi telah menunjukkan
menghubungi penulis resep seperti biasa bahwa keterlibatan apoteker dalam tinjauan jarak
5. Jika resep disetujui, apoteker mulai meracik jauh untuk pemesanan obat (Schneider, 2013),
dan kemudian memasukkan obat ke dalam dan dapat dilihat secara menyeluruh pada Tabel 2.
keranjang yang ditentukan atau menyetujui Pelaksanaan telefarmasi dilakukan oleh
obat untuk dikeluarkan. tenaga kesehatan apoteker dengan jangkauan
6. Untuk menjamin keselamatan pasien yang pelayanan meliputi pelayanan resep elektronik
terpelihara selama proses ini, akses jarak yang didalamnya termasuk peninjauan pesanan
jauh menjamin akses penuh ke semua obat, konseling, edukasi, pemberian informasi
sumber daya rumah sakit yang mencakup obat, serta pemantauan terapeutik obat, selain
laboratorium, serta catatan kemajuan itu digunakan untuk komunikasi dengan penulis
pasien, untuk memungkinkan apoteker jarak resep, serta digunakan untuk media dalam
jauh memeriksa dan memverifikasi resep membantu pelaksanaan pemantauan sediaan
kesesuaian dalam hal dosis, frekuensi, durasi, farmasi, alat kesehatan dan badan medis habis
dan interaksi obat-obat. pakai (BMHP) (Hedima dan Okoro, 2020).
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 100

Hasil Pelayanan Telefarmasi DAFTAR PUSTAKA


Pada saat pandemi Covid-19 implementasi Ameri A, Salmanizadeh F, Keshvardoost S,
dari pelayanan telefarmasi ini dapat dievaluasi Bahaadinbeigy K. 2020. Investigating
dan diketahui kelebihan serta keterbatasan dari pharmacists’ views on telepharmacy:
pelayanan yang dilakukan, hasil tersebut dapat prioritizing key relationships, barriers, and
dilihat dari hasil penelitian di empat negara yang benefits. J Pharm1Technol, 1–8.
pernah melakukan evaluasi terhadap pelayanan Adunlin, G., Murphy, P. Z., Manis, M. 2020.
telefarmasi, hasil evaluasi dapat dilihat pada COVID-19: How Can Rural Community
Tabel 3. Pharmacies Respond to the Outbreak?. The
Pengaplikasian telefarmasi atau pelayanan Journal of Rural1Health, 1–3.
kefarmasian jarak jauh selama pandemi Alexander, E., Butler, C. D., Darr, A., Jenkins, M.
COVID-19 ini terbukti dapat mencegah penularan T., Long, R. D., Shipman C.J, et al. 2017.
penyakit dan memfasilitasi penyediaan pelayanan ASHP statement on telepharmacy. Am J
kefarmasian, hasil penelitian ini menunjukkan Health Syst Pharm. 74(9): 236-241.
bahwa kurang dari separuh apoteker setuju bahwa Asseri, A. A., Manna, M. M., Yasin, I. M.,
pelayanan telefarmasi ini dapat meningkatkan Moustafa, M. M., Rouble, F. M., El-
jumlah pertemuan non-tatap muka (Liu et al, Ansassy, S. M., Baqawie, S. K., Alsaed, M.
2020), dari hasil evaluasi dapat dilihat juga A. 2020. Implementation and evaluation of
bahwa pelayanan telefarmasi dapat mendukung telepharmacy during COVID-19 pandemic
manajemen dan pengendalian wabah. Oleh karena in an academic medical city in the Kingdom
itu, penerapan pelayanan telefarmasi dalam of Saudi Arabia: paving the way for
praktik klinis dapat membantu dalam deteksi dini, telepharmacy. World Journal of Advanced
pemantauan jarak jauh, dan respons terhadap Research and Reviews.7(2): 218–226.
wabah sehingga dapat mengurangi penularan Baldoni, S., Amenta, F., & Ricci, G. 2019.
penyakit menular dari pasien ke pasien dan dari Telepharmacy services : Present status and
pasien ke penyedia layanan kesehatan (Muflih et future perspectives : A review. Medicina.
al, 2021). 55: 1–12.
Bragazzi, N. L., Mansour, M., Bonsignore, A.,
SIMPULAN Ciliberti, R. 2020. The Role of Hospital and
Terdapat banyak keuntungan dalam Community Pharmacists in the Management
melaksanakan pelayanan kefarmasian dengan of COVID-19: Towards an Expanded
media pelayanan telefarmasi yang dapat dilihat Definition of the Roles, Responsibilities,
dari hasil evaluasi di beberapa negara yang telah and Duties of the Pharmacist. Pharmacy.
melaksanakan pelayanan telefarmasi secara 8: 140.
komprehensif, hal ini dapat dijadikan dasar untuk Casey M.M, Sorensen T.D, Elias W, Knudson A,
terus mengembangkan kebijakan dan prosedur Gregg W. 2016. Current practices and state
terkait pelayanan telefarmasi di Indonesia dan regulations regarding telepharmacy in rural
membuktikan bahwa pelayanan telefarmasi dapat hospitals. Am J Health Syst Pharm. 67(13):
digunakan pada saat pandemi Covid-19 untuk 1085.
memaksimalkan pekerjaan kefarmasian. Canadian Society of Hospital Pharmacists. 2018.
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 101

Telepharmacy: Guidelines. Publications Márquez-Saavedra, E., Fernández-Bargiela,


of the Canadian Society of Hospital N., Gómez-Gómez, D., Lago-Rivero, N.,
Pharmacists. Poveda-Andrés, J. L., Díaz-Acedo, R.,
Feng, W., Zhang, L.N., Li, J.Y., Wei, T., Peng, T.T., Hurtado-Bouza, J. H., Sánchez-Gundín,
Zhang, D.X., Guo, Z.X., Wang, W.S. 2020. J., Casanova-Martínez, C., Morillo-
Analysis of Special E-health Service for Verdugo, R. 2020. Pharmaceutical care to
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) hospital outpatients during the COVID-19
Pneumonia. Beijing Da Xue Xue Bao Yi pandemic: Telepharmacy. Farmacia
Xue Ban. 52: 302–307. Hospitalaria. Vol. 44, Supl. 1, 61-65.
Hedima, E. W., Okoro, R. N. 2020. Telepharmacy: Metzger, B.J. dan Sruthi, K. B. D. S. M. 2018.
An opportunity for community pharmacists Telepharmacy and access to pharmaceutical
during the COVID-19 pandemic in Sub services in rural areas. Perspect Health
Saharan Africa. Elsevier, 2211-8837. Inform Manag, 1-14.
Kane-Gill SL, Dasta JF, Buckely MS, et al. 2017. Muflih, S. M., Al-azzam, S., Abuhammad, S.,
Clinical practice guideline: safe medication Jaradat, S. K., Karasneh, R., Shawaqfeh,
use in the ICU. Crit Care Med. 45: 877- M. S. 2021. Pharmacists’ experience,
915. competence and perception of telepharmacy
Kepmenkes. 2021.1Pedoman Pelayanan technology in response to COVID-19. Int J
Kesehatan1Melalui Telemedicine Clin Pract. 75: 14209.
Pada1Masa Pandemi Corona Virus1Disease Permenkes RI. 2019. Penyelenggaraan Pelayanan
20191(Covid-19). No. HK.01.07/ Telemedicine Antar Fasilitas Pelayanan
MENKES/4829/2021. Kesehatan. No. 20 tahun 2019.
Killeen, R. M., Grindrod, K.,1W. Ong, Poudel A, Nissen LM.12016. Tele-pharmacy: a
S. 2020. Innovation in1practice: pharmacist’s perspective on the clinical
Telepharmacy’s1time has arrived. CPJ/ benefits and challenges. Integr Pharm Res
RPC,1Vol. 153 No. 5. Pract. 5:75–82.
Le, Tin., Toscani, M.,1Colaizzi, J. 2018. Schneider, P. J. 2013. Evaluating the impact of
Telepharmacy:1A New Paradigm for telepharmacy. Am J Health Syst Pharm.
Our1Profession. Journal of1Pharmacy 170(23): 2130–2135.
Practice 1-7. Scott, D. M., Strand, M., Undem, T., Anderson,
Li, H., Zheng, S., Liu, F.,1Liu, W., Zhao, R. 2020. G., Clarens, A. Liu, X. 2016. Assessment
Fighting against1COVID-19: Innovative of pharmacists’ delivery of public health
strategies1for clinical pharmacists. Res. services in rural and urban areas in Iowa
Soc. Adm. Pharm. and North Dakota. Pharm Pract. 14(4):836.
Liu, S. L. P., Tang, M., Hu, Q. 2020. Providing Tortajada-Goitia, B., Morillo-Verdugo, R.,
pharmacy services during the coronavirus Margusino-Framiñán, L., Marcos, J. A.,
pandemic. Int J Clin Pharm, 42(2): 299– Fernández-Llamazares, C. M. 2020. Survey
304. on the situation of telepharmacy as applied
Margusino-Framiñán, L., Illaro-Uranga, A., to the outpatient care in hospital pharmacy
Lorenzo-Lorenzo, K., Monte-Boquet, E., departments in Spain during the COVID-19
Farmaka
Volume 19 Nomor 3 102

pandemic. Farmacia Hospitalaria, Vol. 44, prescription telehealth consult services in


No. 4, 135-140. the era of COVID-19. Am. J. Health Syst.
Yemm, K.E., Arnall, J.R., Cowgill, N.A. 2020. Pharm. 77: 1188.
Necessity of Pharmacist-driven non-

Anda mungkin juga menyukai