Anda di halaman 1dari 17

Gerakan Dokter Semesta

Menghadapi Bahaya Covid 19


di Bali
Tujuan Pemaparan
• Mereviu reaksi petugas medis selama serangan covid di bulan maret 2020
untuk komptensi, kesiapan untuk bekerja dan perlindungan
• Memotret penanggulangan serangan Covid periode april dan mei 2020
• Mempelajari Regulasi yang berkaitan dengan strategi serta pedoman yang
berlaku dan
• Membagi peran dan bersama sama menanggulangi Pandemi Covid pada
komunitas IDI
Kegalauan Serangan 10 Maret 2020
• Infeksi Covid(Corona Virus Disease) 19 sebagai kedaruratan kesehatan bagi manusia memaksa standar
dan mutu yang dilaksanakan di faskes mengalami revisi berkali sesuai situasi karena belum ada penawar
serangan yang ampuh, baik itu vaksin maupun obat. Pengetahuan dan ketrampilan medis di dunia yang ada
saat ini secara serempak hanya menggunakan cara-cara defensif dalam meredam serangan virus.
• Standar dan mutu klinik pelayanan faskes mengalami singgungan dahsyat antara kaidah
kaidah/jargon praktek tracking/surveilance kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan
dunia memaksa para profesional medis duduk bersama menerapkan Evidence Based pada kasus
bukan wabah apalagi kasus pandemi
• Dokter sebagai penanggung jawab pelayanan membawa beban untuk menjaga marwah keluhuran
profesi dokter menjaga etika, profesionalisme dan kesejawatannya ber konsekuensi sampai
membahayakan diri bahkan kematian dan atau mebawa risiko kesehatan keluarganya serta pengorbanan
hak- hak dasar sebagai manusia umumnya
• Tuntutan pemenuhan kelengkapan sarana dan faskes kesehatan dan sulitnya mencari Pemasok karena
keterbatasan produksi krn permintaan dunia yang meningkat disertai adanya praktek masyarakat tidak
bertanggungjawab untuk keuntungan pribadi dan produk hukum keterdesakan memicu risiko
hukum dan sosial selama dan setelah era pandemi
Kegalauan Serangan 10 Maret 2020
• Eskalasi serangan Covid 19 menginfeksi manusia sebagai inang dengan cara yang belum
dikeahui telah mengubah mindset manusia mencurigai manusia dan menimbulkan stresor non
spesifik meminta penyesuian yang memicu otak emosi/limbik dari pada otak
cortical/terukur yang menyebar ke semua nya
• Ditengah limitasi sumber maka konsep, kontek dan praktek gerakan dokter semesta
menjadi tugas bersama artinya gerakan yang disadari untuk saling bekerja sama untuk
belajar mengatasi berbagai spektrum tanda dan gejala klinik yang mungkin tak terduga
bisa ada di semua kasus penyakit umum dan rutin.
• Gerakan dokter semesta adalah cara pandang dan perilaku dari seluruh dokter yang bekerja
saat ini untuk mere vitalisasi lingkugan evidence based ilmu kedokteran pada semua disiplin
dan seminat dengan kebutuhan mengendalikan penyebaran dan menanggulangi penyakit
Covid 19 dan varian klinis
Keadaan di Bali sejak 7 April sampai sekarang
Memperkuat koordinasi dan komunikasi antar Pemerintah dan dengan masyarakat. Memastikan akses
informasi dan data sebagai dasar pengambilan keputusan: terkait penemuan kasus, ODP, dan PDP serta
pemetaan (cluster) dan penyediaan faskes rujukan dan SDM , alat pelindung diri test RDT dan RT PCR dan
Labkes

The longer it takes for coronavirus to spread the population, the more time hospitals have to
prepare (Drew Harris, 2020)

https://www.nytimes.com/article/flatten-curve-coronavirus.html?smid=wa-share
Rekomendasi Strategi Penanganan COVID-19
di Indonesia
• 16 Maret 2020: Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19
menyampaikan
• Mengatasi wabah COVID-19 dengan menitikberatkan pada isu ketersediaan layanan dan kesiapan
tenaga kesehatan, Upaya pengendalian penyebaran, Mitigasi dampak beserta komunikasi publik
untuk menjaga stabilitas dan dampak sosial
• 7(tujuh) dimana point no 4: Memastikan tersedianya layanan kesehatan yang optimal
dan aman dengan penjelasan point c: Presiden dan Satgas COVID-19 perlu
memastikan keamanan dan keselamatan tenaga penyedia layanan kesehatan,
terutama garda terdepan, baik dokter,perawat, pekerja laboratorium, hingga
cleaning service dengan menjamin ketersediaan alat pelindung diri yang
lengkap dan memadai, termasuk masker dan gaun isolasi segera, yang hingga saat
ini dirasakan masih sangat kurang.
Gugus Tugas Covid 19 Bali telah Melaksanakan
• koordinasi dan komunikasi antar Pemerintah dan dengan masyarakat dengan kolaborasi yang
kuat dari Presiden, Kementerian Kesehatan,Pemerintah Pusat dan Daerah, Seluruh Tim Ahli
Kesehatan dan Masyarakat Sipil dan menyampaikan informasi terkait COVID-19 sehingga
masyarakat mendapatkan informasi yang transparan, jelas, dan menyeluruh terkait kondisi
terkini wabah COVID-19 di Indonesia.
DAYA TAMPUNG/KAPASITAS
Model: Goals of community mitigation for KAMAR DI RUMAH SAKIT
RUJUKAN (404/14 RS)
pandemic influenza
Keselamatan tenaga medis
dan kesembuhan penderita
dan penambahan kasus
positif yang terkendali

Source: Adapted from: CDC. Interim pre-pandemic planning guidance: community strategy for pandemic influenza
mitigation in the United States—early, targeted, layered use of nonpharmaceutical interventions. Atlanta, GA: US
Department of Health and Human Services, CDC; 2007. https://stacks.cdc.gov/view/cdc/11425.
Regulasi penguatan SDM Dokter
• Spektrum Utama Covid 19 dengan tanda Pnemonia menempatkan DPJP Paru,
Bidang Infeksi dan Respirasi serta Dokter Umum menjadi garda pertama terpapar
sebagai penjaga marwah keluhuran profesi serta Dokter lain yang menangani kasus
rutin non wabah
• Kondisi ini mendorong keluarnya keputusan konsil kedokteran indonesia nomor
18/kki/kep/iii/2020 tentang kewenangan dokter penanggung jawab penanganan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan pada masa darurat bencana wabah penyakit
akibat corona virus disease 2019 (covid-19) di indonesia. Menimbang ketersediaan
tenaga medis sesuai kewenangan dan kompetensinya, Kesiapan bekerja dalam
berbagai kondisi dan perlindungan
• keberadaan dokter spesialis paru, dokter spesialis penyakit dalam-subspesialis pulmonologi,
dokter spesialis penyakit dalam-subspesialis penyakit tropik infeksi, dokter spesialis anak-
subspesialis respirologi, dokter spesialis anak-subspesialis infeksi dan penyakit tropis, dokter
spesialis anak-subspesialis emergensi dan rawat intensif anak, serta dokter spesialis anastesi-
subspesialis terapi intensif, perlu didukung oleh dokter dan dokter spesialis lainnya untuk
dapat melakukan penanganan pasien Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dengan
pneumonia di fasilitas pelayanan kesehatann
• bahwa semua dokter, termasuk dokter spesialis, sudah mempunyai kompetensi penanganan
kasus pneumonia sampai level 4;
• bahwa dalam kondisi negara menghadapi masa darurat bencana wabah penyakit akibat
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), semua Dokter dan Dokter Gigi perlu meningkatkan
kesiapsiagaan dalam menjalankan praktik kedokteran dengan menjaga profesionalisme dan
tradisi luhur profesi kedokteran serta tetap mengupayakan perlindungan pada pasien dan
keselamatan diri;
Ketika semua orang harus menjauh dari Corona:
• Dokter-petugas medis beserta keluarga sebaliknya mendekat
dan menghadapi bahaya untuk Kehidupan pribadinya,
Keluarga -Perkawinan, kebebasan ekspresif & HARUS siap
untuk dilecehkan.
• Pertahanan mental kesadaran para dokter ditengah
keterbatasan ilmu dan kemampuan untuk bisa survive dengan
inovasi juga disertai oleh kemarahan karena ketidak jelasan2
terhadap keputusan yang terpaksa diambil dan harus diambil.
• Medsos yang tanpa ampun mengambil alih perilaku, emosi
dengan dis-informasi mengubah pembenaran menjadi bully(
lihat video video tentang pasien dengan informasi instant)
memicu level amigdala menjadi dominan

Dokter Hadio Ali Khazatsin, seorang neurolog bertugas di RS Priemier


Bintaro.
Gerakan Dokter Semesta berperan
• Memastikan tersedianya dukungan teknis pelaksanaan penanganan COVID-19
• Untuk membentuk tim perumus panduan dan pelaksana teknis yang melibatkan asosiasi profesi,
tenaga professional yang bekerja di lapangan, pelaku usaha dan masyarakat sipil untuk
memastikan upaya penanganan sampai di akar rumput.
• Dibutuhkan komunikasi yang baik di seluruh lini layanan kesehatan, mulai dari RS Pusat Rujukan
dengan RS jejaring sampai ke layanan kesehatan primer untuk mengevaluasi dan menangani
pasien COVID-19 serta mencegah terjadinya episenter baru.
• Memastikan pengendalian kasus COVID-19 melalui skrining massif, pembatasan
sosial dan karantina diri dengan diawasi oleh tenaga yang sudah terlatih oleh
organisasi profesi terkait bersama relawan terlatih
• Perlu upaya penanganan kesehatan mental dan pengelolaan stres baik untuk kalangan
medis, para relawan garis depan, para penderita COVID-19, ODP, PDP, dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai