id i
digilib.uns.ac.id
TESIS
Oleh:
Laily Shofiyah
S501108049
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id ii
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id iii
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id iv
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id v
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
korelasi antara C-reactive protein dan apolipoprotein B pada Diabetes Melitus tipe 2
Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Ilmu Biomedik Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus selaku Direktur Program Studi Pascasarjana
3. Dr. Hari Wujoso, dr., Sp.F, M.M selaku Ketua Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga
4. Prof. Bhisma Murti, dr., MPH, MSc, PhD selaku dosen statistik
5. Yuwono Hadi Suparto, dr., Sp.PK selaku Staf Pengajar Patologi Klinik
Klinik, Kepala Bagian dan Ketua Program Studi Patologi Klinik RSUD
Dr.Moewardi Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id vi
digilib.uns.ac.id
7. Prof. Dr. JB. Suparyatmo, dr., Sp.PK(K) selaku Kepala SMF Patologi Kinik
9. Anak-anakku tersayang, Naufal dan Azka, atas segala motivasi dan doanya.
10. Bapak, ibu dan saudara-saudaraku atas motivasi, nasehat dan doanya.
terdapat kelemahan dan kekurangan yang perlu dilengkapi. Karena itu, dengan
rendah hati penulis mengharapkan masukan, koreksi dan saran untuk melengkapi
perbaikan dari pembimbing, penulis berharap usulan tesis ini dapat segera
Laily Shofiyah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id vii
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………..........… i
Halaman Pengesahan………………………………………………...…........ ii
Pernyataan .................………………………………………............………. iv
Kata Pengantar....................…………………………………...........……….. v
Daftar Isi……………………………………………………...........……….... vii
Daftar Tabel……………………………………………...........……………... ix
Daftar Gambar…………………………………………...........……………... x
Daftar Singkatan...……………………………………………...........……… xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ...................………….........………… 1
B. Perumusan Masalah …………………………….........…………. 4
D. Tujuan Penelitian ..........………………………………………… 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka......……….………………….........……........... 6
1. Diabetes Melitus Tipe 2.......................................................... 6
2. Hipertensi…………………………………………………..... 14
3. C-reactive protein .................................................................. 15
4. Apolipoprotein B ..................................................................... 17
B. Kerangka Teori ............................................................................... 19
C. Kerangka Konsep............................................................................ 24
D. Hipotesis ......................................................................................... 24
BAB III. METODE DAN CARA PENELITIAN
A. Tempat Penelitian …………………………………….................. 25
B. Waktu Penelitian …………………………………………............ 25
C. Tatalaksana Penelitian ................................................................... 25
1. Jenis dan Rancangan penelitian ............................................... 25
2. Populasi dan Teknikcommit
Pengambilan
to user Sampel………………….... 25
perpustakaan.uns.ac.id viii
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id ix
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Kriteria diagnosa DM menurut American Diabetes
Association..................................................................... 6
Tabel 2.2. Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII.................... 14
Tabel 4.1 Hasil uji presisi sehari pemeriksaan CRP dan apo B..... 33
Tabel 4.2 Hasil uji presisi hari ke hari pemeriksaan CRP dan
apo B ........................................................................... 34
Tabel 4.3 Karakteristik dasar subjek penelitian ............................. 35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id x
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Jalur sinyal insulin .......................................................... 8
Gambar 2.2. Metabolisme glukosa di hati…………………............... 9
Gambar 2.3. Mekanisme AGE menyebabkan kerusakan sel .............. 10
Gambar 2.4. Efek inflamasi terhadap resistensi insulin....................... 11
Gambar 2.5. Mekanisme pembentukan sdLDL……………………... 13
Gambar 2.6. Kerangka teori ..................……….................................. 22
Gambar 2.7. Kerangka konsep……………………………………..... 24
Gambar 3.1. Skema alur penelitian ..................................................... 30
Gambar 4.1. Grafik korelasi antara CRP dengan apo B ……………. 38
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id xi
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id xii
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
Apo : Apolipoprotein
DM : Diabetes melitus
ET-I : Endothelin I
GA : Glycated albumin
HL : Hepatic lipase
IR : Insulin receptor
TG : Trigliserida
Laily Shofiyah. S501108049. 2015. Korelasi Antara C-Reactive Protein (CRP) Dan
Apolipoprotein B Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Dengan Hipertensi. TESIS.
Pembimbing I: Prof. Bhisma Murti, dr. MPH, M.Sc, Ph.D, pembimbing II: Yuwono Hadi
Suparto, dr., Sp.PK. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Minat Utama Ilmu
Biomedik, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Latar belakang: DM tipe 2 dengan hipertensi merupakan penyakit inflamasi kronik dan
sering disertai dislipidemia yang berisiko terjadi aterosklerosis. Apolipoprotein B
merupakan marker dislipidemia aterogenik dan prediktor yang lebih baik untuk risiko
kardiovaskuler dibanding LDL maupun kolesterol non-HDL. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara CRP dan apo B pada DM tipe 2
dengan hipertensi.
Hasil: Mean kadar pemeriksaan CRP yaitu 1,18 mg/dl, sedangkan apo B yaitu 110 mg/dl.
Hasil analisis data didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,75, p < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat korelasi antara CRP dan apo B pada DM tipe 2 dengan hipertensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id xv
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Results: The mean level of the CRP is 1,18 mg/dl and apo B is 110 mg/dl. The
correlation coefficient between CRP and apo B is 0,75 with p < 0,05.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB 1. PENDAHULUAN
dalam darah atau disebut juga dengan intoleransi glukosa (Kaplan dan Pesce,
2010). Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2) atau non insulin dependent diabetes
insulin meskipun sel beta pankreas tetap menghasilkan insulin (Corwin, 2009).
Indonesia meningkat dari 8,4 juta (tahun 2000) menjadi 21,3 juta (tahun 2030)
pasien DM dari 7 juta (tahun 2009) menjadi 12 juta (tahun 2030). Laporan kedua
empat kali lipat dibanding populasi umum. Diabetes melitus merupakan penyakit
inflamasi yang melibatkan respon inflamasi yang dimediasi oleh sitokin, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
yang rutin diperiksa sebagai trigliserida (TG), peningkatan partikel small dense
low density lipoprotein (sdLDL) dan penurunan kadar high density lipoprotein
acid (FFA) dari sel lemak yang mengalami resitensi insulin. Dislipidemia terjadi
kerja insulin pada lemak dan otot (Ballantyne et al., 2009; Holt et al., 2010).
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik pada
oksidatif yang dapat menyebabkan gangguan fungsi endotel (Holt et al., 2010).
proses lipolisis meningkat dan menghasilkan peningkatan FFA plasma. Free fatty
acid yang berlebihan di sirkulasi akan masuk ke dalam hati, kemudian dubah
antara VLDL dan kilomikron dengan LDL dan HDL, sehingga terbentuk sdLDL
dan sdHDL (Feinglos dan Bethel, 2008; Shradha dan Sisodia, 2010).
dan berperan pada proses inflamasi. High sensitivity c-reactive protein (hs-CRP)
adalah kadar CRP dalam kuantitas kecil yang diukur dengan metode sangat
chemiluminescent (Bhagwat et al., 2012). Peran CRP pada disfungsi endotel yaitu
melalui peningkatan nuclear factor kappa B (NF κB), dan interleukin (IL-6 dan
dan uptake LDL oleh makrofag, serta berpengaruh juga pada rupturnya plak
partikel yang aterogenik, terutama jumlah partikel LDL dan sdLDL dalam plasma.
signifikan dengan sensitivitas insulin dan ukuran LDL (bukan dengan kadar
LDL). Peran apo B sangat penting dalam aterosklerosis karena dapat berikatan
aterosklerosis (Walldius dan Jungner, 2004; Onat et al., 2007; Sniderman et al.,
2013).
B. Perumusan Masalah
Apakah terdapat korelasi antara kadar CRP dan apo B pada pasien DM tipe 2
dengan hipertensi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:
Mengetahui korelasi antara kadar CRP dan apo B pada DM tipe 2 dengan
hipertensi.
Tujuan Khusus :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
3. Mengetahui korelasi antara kadar CRP dan apo B DM tipe 2 dengan hipertensi
D. Manfaat Penelitian
Klinik:
antara kadar CRP dan apo B, maka CRP dapat dipertimbangkan digunakan secara
luas di klinik untuk memperkirakan kadar apo B dan lebih lanjut dapat digunakan
Akademik:
hipertensi
2. Sebagai landasan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peran CRP dan apo
B pada aterosklerosis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
A. Tinjauan Pustaka
ditandai dengan hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
perubahan fisiologi pada berbagai sistem organ. Gejala umum DM yaitu poliuria,
terdapat 3 faktor yang mempengaruhi antara lain faktor genetik, gangguan fungsi
sel β pankreas yang menyebabkan gangguan sekresi insulin dan penurunan kerja
insulin pada jaringan yang peka atau disebut dengan resistensi insulin (Power,
peningkatan produksi glukosa hati, dan metabolisme lemak yang tidak normal.
commit
Insulin memicu pengeluaran glukosa dari to user lemak, pengaturan lipolisis dan
jaringan
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
melepaskan gliserol serta FFA ke dalam sirkulasi. Free fatty acid meningkatkan
kelelahan memproduksi insulin. Kegagalan sel beta pankreas tidak terjadi pada
semua penderita DM tipe 2, sehingga diduga ada pengaruh faktor intrinsik berupa
faktor genetik yaitu gen diabetogenik. Hati juga terus menerus memproduksi
terhadap efek insulin pada uptake, metabolisme dan penyimpanan glukosa, yang
glukosa di otot dan jaringan lemak melalui translokasi Glut4 ke membran plasma
seperti tampak pada gambar 2. Aktifitas insulin yang lemah akan menyebabkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
glukosa didalam hati diubah menjadi piruvat, kemudian membentuk asetil KoA
malonil KoA dengan bantuan enzim asetil KoA karboksilase. Piruvat-asetil KoA
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
(AGEs), yang merupakan hasil glikasi protein dan glukosa atau lipid akibat
pada berbagai organ dan sel, termasuk sel endotel, sel otot polos vaskuler dan
ekspresi berbagai sitokin seperti tumor necrosis factors (TNF-α dan TNF-β),
al., 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Gambar 2.3. Mekanisme AGE menyebabkan kerusakan sel (Oliveira et al., 2013)
berbagai mekanisme pada tingkat jaringan, sel dan biokimia, menimbulkan stres
dalam proses ruptur plak dan pembentukan trombus. Proses inflamasi dapat
ROS dan TNFα dapat menyebabkan aktivasi janus kinase (JNK), penurunan
commit
monosit dan limfosit T yang beredar di to user juga mudah menembus endotel
sirkulasi
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
perlekatan leukosit pada dinding endotel dan terlibat dalam interaksi seluler di
vaskuler dan terjadi pertumbuhan dan migrasi sel otot polos vaskuler (Van den
menghambat lipolisis oleh lipase. Insulin dapat mengaktifkan enzim LPL, yang
produksi VLDL oleh hepar. Insulin meningkatkan clearance LDL, dengan cara
LDL lewat jalur reseptor LDL. Insulin juga bekerja pada metabolisme HDL
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
bertambah banyak oleh karena peningkatan kadar glukosa plasma. Terdapat dua
jenis VLDL yang disintesa oleh hati yaitu VLDL-1 merupakan VLDL besar yang
kaya trigliserida dan VLDL-2 merupakan VLDL kecil yang sedikit trigliserida.
LDL oleh cholesterol ester transfer protein (CETP) dan konversi LDL kaya
trigliserida menjadi sdLDL oleh enzim HL (Olofsson et al., 2007; Feinglos dan
2. Hipertensi
dan hipertensi sekunder (5-10%). Menurut The Seventh Report of The Joint National
Pressure (JNC VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi
renovaskuler. Hipertensi stadium awal sering tanpa adanya keluhan, pada stadium
lanjut akan berpengaruh pada organ-organ seperti ginjal (kegagalan fungsi ginjal),
merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. The Seventh Report of The
on High Blood Pressure VII, melaporkan hampir satu milyar orang menderita
pada tahun 2013 persentase penderita hipertensi hasil pengukuran pada umur ≥ 18
tahun sebesar 25,8 persen. Banyak faktor penyebab terjadinya hipertensi, salah
satunya adalah gangguan profil lipid. Profil lipid dapat memicu terjadinya
langsung. Diabetes Melitus tipe 2 sering terjadi hipertensi sebagai bagian dari
merupakan protein fase akut yang paling sensitif sehingga disebut golden marker
distimulasi oleh sitokin terutama IL-6, IL-1β, dan Tumor Necrosis Factor (TNF)α.
Pasien dengan kadar CRP > 3 mg/dl memiliki risiko untuk terjadi cardiovascular
disease (CVD) meningkat 2 kali lipat dibanding pasien dengan kadar CRP < 1
mg/L. Faktor-faktor yang meningkatkan kadar CRP antara lain DM, hipertensi,
infeksi akut dan penyakit hati (Bhagwat et al., 2012; Cleveland, 2012).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
bekerja sebagai mediator pada disfungsi endotel. C-reactive protein pada kadar
Metode yang digunakan untuk menentukan kadar CRP antara lain (1)
dilapiskan pada fase padat, kemudian ditambahkan serum pasien, antibodi kedua
yang dilabel enzim ditambahkan, kemudian ditambahkan substrat dan reagen stop
laser. Prinsip pemeriksaan metode ini, CRP dalam serum akan mengikat antibodi
(turbidity) yang terjadi akibat kompleks imun tersebut diukur secara fotometris.
4. Apolipoprotein B (apo B)
Apolipoprotein B terdiri dari apo B48 dan apo B100. Apolipoprotein B48
terdapat pada kilomikron dan kilomikron remnant, di sintesa di usus kecil dan
hati dan terdapat pada IDL dan LDL setelah penghapusan apo A, E dan C.
terbesar dalam fraksi VLDL dan dapat dikatakan bahwa seluruh apolipoprotein
lipoprotein VLDL, IDL, LDL dan small dense LDL, serta bertanggung jawab
untuk transport lipid dari hati ke jaringan perifer (Walldius dan Jungner, 2006;
untuk ikatan partikel LDL terhadap reseptor LDL dan kemudian menyerap
yang lebih baik, serta akan memberi tambahan pada pemeriksaan lipid dan
dibanding LDL dalam monitoring terapi penurun lipid, terutama pada resistensi
peningkatan partikel sdLDL, yang mudah masuk dan tertahan dalam tunika intima
respon inflamasi dan pertumbuhan plak. Partikel yang mengandung apo B seperti
apo B merupakan pencetus utama proses aterogenik (Walldius dan Jungner, 2004;
berkorelasi kuat dengan sensitivitas insulin dan ukuran LDL (bukan dengan kadar
untuk perempuan adalah 60-117 mg/dl, untuk laki-laki 66-133 mg/dl dan batas
nilai risiko adalah < 100 mg/dl (Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik
B. Kerangka Berpikir
enzimatik, sehingga terjadi peningkatan AGE. Akibat aktivasi RAGE pada sel
piruvat kinase. Melalui proses glikolisis, glukosa diubah menjadi gliserol dan
enzim piruvat dehidrogenase. Asetil KoA diubah menjadi malonil KoA dengan
bantuan enzim asetil KoA karboksilase. Piruvat - asetil KoA yang meningkat
struktur vaskuler (hipertrofi dan hiperplasia sel-sel otot polos) dan perubahan
fungsi vaskuler (peningkatan tonus dan disfungsi endotel). Hal ini menyebabkan
kronis, akan terjadi peningkatan ekspresi sitokin-sitokin seperti TNF-α dan IL-6
yang dapat menginduksi hati untuk memproduksi protein fase akut, sehingga
terjadi peningkatan kadar CRP. Produksi CRP dapat dipengaruhi oleh infeksi
pada permukaan sel, sehingga terjadi ikatan TNFα-reseptor TNF. Ikatan TNFα-
fosforilasi tirosin IRS-1. Akibatnya aktivitas kerja IRS-1 untuk berikatan dengan
insulin, sehingga terjadi resistensi insulin. Efek resistensi insulin pada jaringan
lemak yaitu terjadi peningkatan aktifitas HSL, sehingga proses lipolisis jaringan
trigliserida. VLDL kaya trigliserida oleh enzim CETP akan terjadi pertukaran
trigliserida-kolesterol ester antara VLDL dan kilomikron dengan LDL dan HDL.
LDL kaya trigliserida dan HDL akan mengalami hidrolisa oleh enzim HL menjadi
sdLDL dan sdHDL. Small dense high density lipoprotein memiliki klirens yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
tinggi dari sirkulasi dan menyebabkan penurunan kadar HDL di dalam plasma.
Small dense low density lipoprotein lebih aterogenik dibanding LDL karena tidak
dapat di uptake oleh hati sehingga lebih lama beredar dalam sirkulasi darah dan
partikelnya lebih kecil dan padat sehingga mudah masuk kedalam tunika intima
Kadar CRP akan dikorelasikan dengan apo B untuk melihat sejauh mana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id22
DM tipe 2 Hipertensi
Gangguan hemodinamik
Glukosa ↑
commit to user
Aterosklerosis
Keterangan gambar:
AGE : Advanced glycosylation end-product
Apo B : Apolipoprotein B
CETP : Cholesterol ester transfer protein
ChREBP : Carbohydrate responsive element binding protein
CRP : C-reactive protein
DM : Diabetes melitus
FFA : Free fatty acid
Glut4 : Glucose transporter type 4
Hb : Hemoglobin
HDL : High density lipoprotein
HL : Hepatic lipase
HSL : Hormone sensitive lipase
IL-6 : Interleukin -6
IRS : Insulin receptor substrate
JNK : Janus kinase
LPL : Lipoprotein lipase
NADPH : Nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
NOS : Nitric oxide synthase
PI3K : Phosphoinositide 3 kinase
RAGE : Receptor protein for AGEs
ROS : Reactive oxygen spesies
sdLDL : Small dense low density lipoprotein
TG : Trigliserida
TNF-α : Tumor nekrosis factor-α
VLDL : Very low density lipoproteins
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Konsep
CRP ↑ sdLDL ↑
apo B ↑
Keterangan:
Apo B : Apolipoprotein B
Risiko aterosklerosis
CRP : C-reactive protein
IL-6 : Interleukin-6
sdLDL : small dense low
density lipoprotein Penyakit kardiovaskuler
TNF-α : Tumor necrosis
factor-α
D. Hipotesis Penelitian
Terdapat korelasi antara kadar CRP dan apo B pada DM tipe 2 dengan
hipertensi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
A. Tempat Penelitian
B. Waktu Penelitian
C. Tatalaksana Penelitian
rawat jalan di poli penyakit dalam RSDM Surakarta pada bulan Maret 2015.
1) Infeksi akut
2) Penyakit hati
3) Penyakit jantung
4) Stroke
3. Besar Sampel
2 Keterangan :
N= Zα + Zβ +3 Zα: deviat baku alfa
0,5In [(1+r)/(1-r)] Zβ: deviat baku beta
r: korelasi (kepustakaan)
Zα= 1,64. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, maka Zβ = 1,28 (Dahlan,
korelasi (r) antara CRP dan apo B pada chronic kidney disease (CKD) dengan
2
N= 1,64 + 1,28 +3
0,5In [(1+0,453)/(1-0,453)]
2
N= 2,92 +3
commit
0,5In [(1,453)/(0,547)] to user
perpustakaan.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
2
N= 2,92 +3
0,5 ln (2,656)
2
N= 2,92 +3
0,5 x 0,9768
N = 39
a. Variabel penelitian
Variabel independen pada penelitian ini adalah kadar CRP (skala kontinu)
dan kadar apo B (skala kontinu). Variabel dependen pada penelitian ini
tidak ada. Variabel perancu pada penelitian ini adalah infeksi akut, riwayat
b. Definisi operasional
1) C-reactive protein
imunoturbidimetri.
commit
c) Skala data: kontinu to user
(mg/dl)
perpustakaan.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
2) Apolipoprotein B
imunoturbidimetri.
peningkatan kadar GDP > 126 mg/dl atau G2JPP > 200 mg/dl
heksokinase
4) Hipertensi
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
5) Infeksi akut
Definisi: suatu manifestasi klinis yang ditandai dengan nyeri dada dan
8) Riwayat stroke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
5. Cara Penelitian
Subyek pasien DM tipe 2 dengan hipertensi yang rawat jalan sub divisi
Subyek Penelitian
Konsekutif
Keterangan:
Apo B : Apolipoprotein B Analisa Statistik
CRP : C-reactive protein
commit
Gambar 3.1. to alur
Skema userpenelitian
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
kedekatan hasil beberapa pengukuran pada bahan uji yang sama, meliputi uji
presisi sehari (within day) yaitu dengan cara pemeriksaan 1 sampel bahan
yang dilakukan 10 kali secara berurutan pada hari yang sama dan uji presisi
hari ke hari (between day) yaitu dengan pemeriksaan 1 sampel bahan diulang
10 kali pada hari yang berbeda atau saat dilakukan kontrol harian.
dari KV (%), maka semakin teliti metode tersebut (Wiyono et al., 2004).
8. Analisis Statistik
dalam mean dan standard deviasi. Pola distribusi data ditentukan dengan
program statistik SPSS 16. Nilai p bermakna apabila < 0,05 dengan interval
kepercayaan 95%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
9. Prosedur Penelitian
penelitian.
telah disediakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
Uji presisi dilakukan untuk melihat konsistensi hasil pemeriksaan yaitu kedekatan
hasil beberapa pengukuran dengan bahan yang sama. Uji presisi meliputi uji
sebanyak 10 kali secara berurutan pada hari yang sama dan uji presisi dari hari ke
hari (day to day) dengan melakukan pemeriksaan 1 contoh bahan sebanyak 10 kali
pada hari yang berbeda atau saat dilakukannya kontrol harian. Pemilihan contoh
bahan serum dilakukan secara acak sesuai volume yang tersedia. Presisi diukur
dengan mean, standard deviasi (SD) dan koefisien variasi (KV). Rumus SD =
sampel. Semakin kecil nilai KV (%), maka semakin teliti metode tersebut. Uji
Hasil uji presisi parameter pemeriksaan CRP dan apo B dapat dilihat pada
Tabel 4.1. Hasil uji presisi sehari untuk pemeriksaan CRP dan apo B
No Kadar parameter Mean SD KV (%) KV (%)
pemeriksaan maksimum
1 CRP (mg/dl) 0,3 0,1 3,3 5
2 Apo B (mg/dl) 85,6 1,07 1,26 5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.2. Hasil uji presisi hari ke hari untuk pemeriksaan CRP dan apo B
No Kadar parameter Mean SD KV (%) KV (%)
pemeriksaan maksimum
1 CRP (mg/dl) 4,31 0,15 3,62 5
2 Apo B (mg/dl) 108,5 2,42 2,23 5
Koefisien variasi yang didapatkan dari hasil uji presisi sehari pemeriksaan
CRP dan apo B berturut-turut adalah 3,3% dan 1,26%. Uji presisi dari hari ke hari
pemeriksaan CRP dan apo B berturut-turut adalah 3,62% dan 2,23%. Hasil KV
pemeriksaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji presisi baik sehari
maupun dari hari ke hari parameter pemeriksaan CRP dan apo B adalah baik dan
Penelitian ini dilakukan pemeriksaan CRP dan apo B pada pasien DM tipe
dasar subjek penelitian ditunjukkan pada tabel 4.3. Dari hasil penelitian
didapatkan karakteristik dasar subjek penelitian dengan mean umur 62,7 tahun,
orang (52%). Hasil pemeriksaan didapatkan mean kadar CRP yaitu 1,18 mg/dl,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
pasien DM tipe 2 dengan hipertensi akan terjadi peningkatan kadar CRP dan apo
menghasilkan banyak sdLDL yang lebih lama beredar disirkulasi. Kadar apo B
merupakan prediktor CVD yang lebih baik dibandingkan LDL maupun kolesterol
commit to user
non HDL.
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
yang lebih baik, serta akan memberi tambahan pada pemeriksaan lipid dan
adanya peningkatan partikel sdLDL, yang mudah masuk dan tertahan dalam
tunika intima pembuluh darah. Tertahannya LDL/ sdLDL merupakan kunci proses
factor sehingga terjadi proses pembentukan plak (Chan dan Watts, 2006; Martin et
al., 2009).
Pada penelitian ini mean kadar apo B sebesar 110 mg/dl, hal ini belum
memenuhi target terapi untuk pasien DM tipe 2 dengan hipertensi. Menurut ADA
(2014), target terapi kadar apo B pada pasien DM dengan hipertensi yaitu < 80
berperan dalam mengawali dan perkembangan hipertensi, hal ini terbukti pada
hipertensi terjadi peningkatan marker inflamasi seperti TNFα, IL-6 dan CRP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Bautista et al. (2003) yang
melaporkan tidak adanya hubungan antara CRP dan hipertensi. Penelitian Bautista
et al. tersebut juga melaporkan tidak adanya perbedaan kadar CRP yang bermakna
Hasil analisis data kadar CRP dan apo B pada penelitian ini didapatkan
koefisien korelasi sebesar 0,75 dengan p < 0,001 menunjukkan bahwa terdapat
korelasi positif yang kuat dan secara statistik bermakna. Peneliti mendapatkan
adanya penelitian sebelumnya mengenai korelasi CRP dan apo B pada CKD
dengan dislipidemia, yaitu terdapat korelasi positif antara CRP dan apo B dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
positif dengan atherogenic index (LDL/HDL) dengan r = 0,551 dan p < 0,05 serta
berkorelasi dengan risiko penyakit jantung dengan r = 0,589 dan p < 0,05. Tudor
merupakan marker inflamasi sistemik yang tidak spesifik dan merupakan marker
commit
inflamasi kronik derajat ringan yang to user
berhubungan positif dengan dislipidemia.
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
Hasil penelitian Waheed et al. didapatkan korelasi positif antara CRP dan lipid
seperti kolesterol total, trigliserida dan LDL (r = 0,72; p < 0,001) dan korelasi
negatif antara CRP dan HDL. Penelitian Senghor dan William (2013), didapatkan
korelasi antara CRP dengan trigliserida (r = 0,79), LDL (r = 0,59) dan non-HDL
penelitian Dawri et al. (2014) menunjukan adanya korelasi antara CRP dan LDL
Penelitian yang dilakukan Onat et al. (2007) menunjukan bahwa apo B lebih
HDL. Survei NHANES yang dilakukan pada lebih dari 7000 orang melaporkan
Pada penelitian ini didapatkan kadar CRP dan apo B pada pasien DM tipe 2
dengan hipertensi berkorelasi positif yang kuat dan secara statistik bermakna. Hal
ini mempunyai implikasi yang penting secara klinis, sebab pemeriksaan CRP
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Terdapat korelasi antara kadar CRP dan apo B pada pasien DM tipe 2
dengan hipertensi.
B. Saran
Implikasi klinis hasil penelitian ini yaitu kadar CRP dapat digunakan untuk
malnutrisi, anemia kronik dan CKD sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan
secara umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arora S. 2012. Molecular basis of insulin resistance and its relation to metabolic
syndrome. Intech; Chapter 1, pp: 1-24
Ballantyne C.M., Assmann G., Bagshaw D., Balasbranyam A., Barter P., Bays H.,
Blumenthal R.S., et al., 2009. Clinical lipidology a companion to
braunwald’s heart disease. Philadelphia. Saunders. pp: 3-4, 212-5
Bautista L.E., Lopez J.P., Vera L.M. 2003. Is c-reactive protein an independen
risk factor for essential hypertension? J Hypertens. Vol. 19: 857-861
Bhagwat R., Gupte A., Yadav K.S. 2012. Diagnostic utility of hs-CRP in coronary
heart disease. Int J Molecular Biology. 3 (1): 36-9
Chan D.C. dan Watts G.F. 2006. Apolipoproteins as markers and managers of
coronary risk. QJ Med 99. Pp:277–287
Corwin E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Penyakit Diabetes Melitus. EGC.
Jakarta. p: 15
Cleveland C.L. 2012. High sensitivity c-reactive protein. Lab Med. pp: 1-2
Dahlan S. 2009. Besar sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian
Kedokteran Dan Kesehatan 2nd ed. Salemba Medika. Jakarta. pp: 79-105
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
Duez H. dan Lewis G.F. 2008. Fat metabolism in insulin resistance and type 2
diabetes. In: Feinglos M.N., Bethel M.A. Type 2 diabetes mellitus an
evidence-based approach to practical management. Humana Press. United
State. pp: 49-74
Faraj M. dan Salem N. 2012. C-reactive protein. Blood Cell. pp: 1-12
Holt R.I.G., Cockram C.S., Flyvbjerg A., Goldstein B.J. 2010. Textbook of
Diabetes 4th ed. Wiley-Blackwell. United Kingdom. pp: 25-6, 57, 644
Idemudia J., Ugwuja E., Afonja O., Idogun E., Ugwu N. 2008. C-reactive protein
and cardiovascular risk indices in hypertensive Nigerians. J cardio Res. Vol
6 (2)
Jung U.J. dan Choi M.S. 2014. Obesity and its metabolic complications: The role
of adipokines and the relationship between obesity, inflammation, insulin
resistance, dyslipidemia and nonalcoholic fatty liver disease. Int J Mol Sci.
(15): 6184-6223
Kaplan L.A. dan Pesce A.J. 2010. Clinical Chemistry. Mosby. Elsevier. p: 731
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
Martin S.S., Qasim A.N., Mehta N.N., Wolfe M., Terembula K., Schwartz S.,
Iqbal N. 2009. Apolipoprotein B but not LDL cholesterol is associated with
coronary artery calcification in type 2 diabetic whites. DIABETES. (58):
1887-91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
Oliveira M.I.A., Souza E.M., Pedrosa F.O., Rea R.R., Alves A.S.C., Picheth G.,
Rego F.G.M. 2013. RAGE receptor and its soluble isoforms in diabetes
mellitus complications. J Bras Patol Med Lab. (49): 97-108
Onat A., Can G., Hergenc G., Yazici M., Karabulut A., Albayrak S. 2007. Serum
apolipoprotein B predicts dyslipidemia, metabolic syndrome and, in women,
hypertension and diabetes, independent of markers of central obesity and
inflammation. Int J Obest. pp: 1119-25
Oparil S., Zaman M.A., Calhoun D.A. 2003. Pathogenesis of hypertension. Ann
Intern Med. (139): 761-776
Osman R., L’Allier P.L., Elgharib N., Tardif J.C. 2006. Critical appraisa of C
reactive protein throughout the spectrum of cardiovascular disease. Vasc
Health and Risk Manag. 2 (3): 221-237
Power A.C. 2010. Diabetes Mellitus. In: Jameson J.L. Harrison’s Endocrinology,
2nd Ed. The McGraw-Hill. United State. pp: 267-313
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Sesso H.D., Buring J.E., Rifai N., Blake G.J., Gaziano J.M., Ridker P.M. 2010. C-
reactive protein and the risk of developing hypertension. J cardio Res. Vol.
12 (2)
Shradha B. dan Sisodia S.S. 2010. Diabetes, dyslipidemia, antioxidant and status
of oxidative stress. IJRAP. Vol 1 (1): 33-42
Sniderman A.D., Islam S., Yusuf S., McQueen M.J. 2013. Is the superiority of
apoB over non-HDL-C as a marker of cardiovascular risk in the
INTERHEART study due to confounding by related variables? J Clin
Lipidol. 7 (6): 626-31
Tudor M.N., Mitrea A., Popa S., Zaharie S., Mota M., Mota E. 2014.
Apolipoproteins: Good markers for cardiovacular risk in patients with
chronic kidney disease and dyslipidemia. Rom J Diabetes Nutr Metab Dis.
21 (3): 185-191
Van den Oever I.A., Raterman H.G., Nurmohamed M.T., Simsek S. 2010.
Endothelial dysfunction, inflammation, and apoptosis in diabetes mellitus.
Hindawi Publishing Corporation. Med Inflam. pp: 2-8
Waheed P., Naveed A.K., Farooq F. 2009. Levels of inflammatory markers and
their correlation with dyslipidemia in diabetics. J Coll Physicians Surg Pak.
Vol. 19 (4): 207-210
Walldius G. dan Jungner I. 2006. The apoB/ apoA-I ratio: a strong, new risk
factor for cardiovascular disease and a target for lipid-lowering therapy – a
review of the evidence. J Intern Med. (259): 493–519
Wiyono W., Wiadnyana I.G.P., Nendrodueito D., Yamin G., Trisnawati E.,
Yusnayati L. 2004. Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar (Good
Laboratory Practice) 3th Ed. Depkes RI. Dirjen Yanmed, Dirjen Labkes.
Jakarta. pp: 32-120 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 45
digilib.uns.ac.id
Lampiran 1
Biodata
Laily Shofiyah, dr
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Lampiran 2
Formulir Persetujuan Mengikuti Penelitian Dan Tindakan Medis
Surakarta, .............................
Saksi
....................................
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Lampiran 3
Formulir Isian Penelitian
Nama : ..........................................................................................................
Umur : ..........................................................................................................
Alamat : ..........................................................................................................
Tanggal pemeriksaan : ........................................, Jam : ................. WIB
Riwayat penyakit terdahulu:
Diabetes melitus ............................................................................. ya/tidak
Lama menderita ....................................................................... tahun
Obat yang diminum ...........................................................................
Merokok ...........................................................................................ya/tidak
Lama merokok ........................................................................ tahun
Jumlah perhari ....................................................................... batang
Penyakit hati ....................................................................................ya/tidak
Riwayat stroke ............................................................................... ya/tidak
Riwayat minum obat saat ini......................................................................................
Pemeriksaan fisik saat datang:
TB/BB: ......................(m)/ .............................(kg), IMT ..............................
Pemeriksaan laboratorium saat datang:
HbA1c (metode HPLC): ................. (%)
GDP: ............................................... (mg/dl)
G2JPPP: ........................................... (mg/dl)
Kolesterol total ................................ (mg/dl)
Trigliserida: ..................................... (mg/dl)
LDL: .............................................. (mg/dl)
HDL-c: ........................................... (mg/dl)
SGPT: ............................................. (mg/dl)
CRP: ……………………………. (mg/dl)
Apo B: ............................................ (mg/dl)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Uji presisi sehari CRP Tabel 7. Uji presisi sehari apo B
No Kadar Mean SD KV No Kadar Mean SD KV
(g/L) (%) (mg/dL) (%)
1. 0,4 1. 86
2. 0,3 2. 84
3. 0,5 3. 87
4. 0,3 4. 85
5. 0,1 0,3 0,1 3,3 5. 85 85,6 1,07 1,26
6. 0,1 6. 85
7. 0,3 7. 85
8. 0,1 8. 87
9. 0,2 9. 87
10. 0,2 10. 85
Tabel 8. Uji presisi hari ke hari CRP Tabel 9. Uji presisi hari kehari apo B
No Kadar Mean SD KV No Kadar Mean SD KV
(g/L) (%) (mg/dL) (%)
1. 4,16 1. 106
2. 4,2 2. 107
3. 4,11 3. 106
4. 4,21 4. 111
5. 4,41 4,31 0,15 3,62 5. 110 108,5 2,42 2,23
6. 4,2 6. 110
7. 4,4 7. 105
8. 4,3 8. 112
9. 4,57 9. 110
10. 4,5 10. 108
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 51
digilib.uns.ac.id
commit to user