Anda di halaman 1dari 35

BacnN IX

Genetika Manusia

I Bne 64 beberapa kasus, gen dapat diperbaiki di dalam sel somatik de-
ngan cara penggantian dengan gen normal atau yang sudah di-
modifikasi, dan pada beberapa contoh" pergantian gen serupa
Dasar-Dasar Molekuler kedalam garis benih (germline) binatang telah disempurnakan.
Gangguan Genetik- Satu bagian dari bab ini meninjau fakta-fakta penting tertentu
yang memberikan pengertian bagaimana peralatan genetik kita
diorganisasi, yang lain membahas pengetrapan yang mempu-
Larry J.Shapiro nyai pengaruh pada penyakit manusia ini.
'
GENOM MANUSIA. Tiap sel somatik manusia mengandung
dua salinan seluruh program genetik manusia atau "genom",
Ada peningkatan pengetahuan mengenai pengaruh faktor berjumlah 6 milyar pasangan basa (pb) DNA. DNA merupa-
genetik pada penyakit manusia. Pengertian pentingnya kom- kan suatu heliks helai-ganda, setiap "langkah" heliks berisi
ponen-komponen penyakit biasa yang diwariskan, malformasi satu basa dari satu helai yang terikat dengan basa helai yang
kongenital dan kanker telah sangat meningkat akhir-akhir ini' lain (suatu pasangan basa). DNA dibagi menjadi 46 (23 pasang)
Pada saat yang bersamaan' perkembangan secara revolusioner fragmen berukuran besar, masing-masing terkandung dalam se-
telah terjadi pada bidang ilmu genetika dasar. Banyak upaya buah kromosom autosom spesifik atau komosom X atau Y.
telah memfokuskan pada penerapan genetika molekuler untuk "Gen" merupakan satu kesatuan informasi fungsional. Sekitar
memahami penyakit yang dapat diturunkan, dan kemajuan luar 50.000 gen diduga terkode dalam DNA manusia, jumlah yang
biasa telah dicapai untuk memanfaatkann kemajuan ini dalam serupa dengan apa yang menandai kebanyakan mamalia. Da-
bidang kedokteran. Pendekatan-pendekatan untuk diagnosis, lam setiap satu jenis sel, hanya satu subset gen-gen ini yang se-
konsultasi genetik, dan skrining individu yang berisiko mende- benamya aktif dan bekerja mempertahankan kehidupan serta
rita penyakit genetik telah dikembangkan dengan pesat oleh fungsi-fungsi khusus sel. Gen dalam sebuah sel dapat dieks-
penerapan genetika molekuler. presikan pada tingkat yang sangat bervariasi. Beberapa gen ber-
Cakupan genetika molekuler meluas dari struktur gen hing- tanggung jawab untuk fungsi spesifik suatu sel, seperti gen glo-
ga fungsi produk-produknya dalam sel. Bidang ini didominasi bin dalam sel darah merah. Gen lain diduga memiliki fungsi
oleh kekuatan dan pesatnya perubahan teknologi yang melibaG "menjaga rumah", yaitu gen (produk-produknya sering ada
kan manipulasi DNA, RNA dan protein yang mengakibatkan pada kebanyakan sel) yang diperlukan untuk pemeliharaan
pertukaran yang tetap antara wawasan baru dalam bidang ilmu fungsi seluler dasar. Masalah utama biologi molekuler adalah
dasar dan penerapannya pada masalah-masalah kesehatan' Tu- menjelaskan mengapa gen tertentu, seperti globin dalam sel da-
juan dasar genetika molekuler adalah untuk mengidentifi-kasi rah merah atau miosin dalam sel otot, mampu beraktivitas luar
penyakit keturunan pada tingkat gen yag terkena dan untuk biasa pada beberapa sel namun tetap tenang pada beberapa sel
mendefinisikan secara kimiawi mutasi dengan tepat' Bila mu- lain.
tasi telah diidentifikasi, upaya dilakukan untuk memahami Kita belum tahu mengapa gen-gen terletak pada tempat-
dampak apa yang terjadi pada fungsi sel' jaringan, organ dan tempat tertentu dalam genom atau mengapa gen-gen berada
organisme. Mutasi dirunut dari DNA ke kopi RNA gen yang pada kromosom tertentu. Namun, seringkali gen yang sangat
sesuai, ke protein yang diwujudkan dari RNA' Studi pada ting- terkait dikelompokkan dalam satu daerah kromosom tertentu'
kat pengaruh mutasi ini biasanya memberikan wawasan baru Contoh yang telah dipelajari dengan baik adalah gen untuk
kedalam rancang bangun unsur pokok seluler normal' globin pada kromosom 11. Pada lokasi ini kami menemukan
Dengan pengetahuan sifat mutasi yang ada pada tingkat kelompok 6 gen globin yang terkait. Pada kasus kelompok
DNA, diagnosis mutasi ditujukan pada perneriksaan langsung globin ini, satu gen dipasang pada sel darah merah selama ke-
DNA individual. Diagnosis kini dapat dilakukan dengan me- hidupan embrional, suatu gen yang berbeda dipasang saat
meriksa DNA dari sel tunggal, dan hampir setiap sel dari indi- masa' neonatal, sedangkan gen B-globin. dipasang sekitar
vidu dapat mencukupi' Meskipun kemungkinan-kemung- waktu lahir, aktifitasnya meningkat, dan tetap aktif hingga
kinan diagnostik kita masih melampaui kemampuan terapeutik masa dewasa (lihat Bagian XXI). Diduga bahwa pengaturan
kita, genetika molekuler telah menjanjikan penanganan penya- perkembangan gen yang tepat dalam keluarga globin tergan-
kit denngan koreksi mutasi langsung pada tingkat DNA' Pada tung sebagian pada pendekatan fisiknya satu sama lain dalam
kelompok tersebut.
Banyak protein yang terdiri atas komponen protein yang
xDlambll dart seksi-seksi pada edisi ke 14 oleh Mechael A' Zasloff*' berbeda, yang bersama-sama diperlukan untuk fungsi yang
374 BAGIAN lX I Genetika Manusia

sempurna. Seringkali, gen yang mengkode komponen protein pada penyakit manusia yang mengekspresikan kelas RNA
ini terletak pada kromosom yang berbeda. Contoh yang telah yang diwujudkan oleh mekanisme seluler menjadi protein
dipelajari dengan baik, adalah gen untuk u-dan B-globin, yaitu (RNA pesuruh [mRNA]). Panjang gen berkisar dari antara be-
protein yang terangkai menjadi molekul hemoglobin tetra- berapa ratus pasangan basa hingga lebih dari 2 juta pasangan
metrrk. Gen untuk u-globin ada pada kromosom nomor 16, se- basa DNA. Suatu enzim nukleus khusus, polimerase RNA,
dangkan gen untuk rantai B ada pada kromosom nomor 1 1. Sel mengenali permulaan atau mulainya rangkaian gen, melekat
mengatur secara teratur ekspresi gen yang tidak terhubungkan pada DNA helai ganda, dan terus menyalin satu helai rang-
secara lisik ini. kaian DNA gen menjadi satu helai RNA ketika enzim ini ber-
Yang menakjubkkan adalah bahwa hanya sebagian kecil jalan sepanjang panjangnya gen. Enzim ini mengenali tanda
fraksi DNA yang membentuk genom pada manusia nampak isyarat lain dan memerosotkan gen, melepaskan helai RNA.
terwakili oleh gen, mungkin hanya sekitar l}Vo daijumlah to- Helai RNA kemudian diproses. Reaksi pemrosesan ini meli-
tal. Kebanyakan genom manusia terdiri dari rangkaian DNA batkan penambahan asam nukleat tertentu pada kedua ujung
tanpa fungsi yang jelas. Beberapa dari DNA yang tidak meng- dan membuang rangkaian internal tertentu. Reaksi pemrosesan
kode ini mungkin penting pada pengaturan ekspresi gen atau ini diperlukan RNA tersebut untuk diangkut dari nukleus ke
pada aspek struktur dan fungsi kromosom. Bagian dari DNA sitoplasma dan karenanya digunakan secara efektif oleh meka-
yang tidak mengkode muncgl sebagai rangkaian unik dan nisme pensintesis protein sitoplasma, yang harus mewujudkan
tunggal, sedangkan komponen-komponen lain diulangi bera- RNA ini menjadi protein.
tus-ratus atau beribu-ribu kali dalam genom.
Reaksi pemrosesan yang paling mencolok melibatkan pe-
Hampir semua DNA dalam sel manusia berada dalam nuk-
nyambungan keluar bagian-bagian RNA, tiap peristiwa pe-
leus, namun beberapa gen juga terdapat pada mitokondria. Or-
nyambungan terjadi pada titik yang amat tepat di dalam pen-
ganella ini yang menyediakan kebutuhan energi sel, me-
dahulunya. Pada beberapa kasus, panjang total RNA yang
ngandung genomnya sendiri. Genom mitokondria terdiri dari
dibuang melebihi panjang akhir produk dewasanya. Karena
molekul helai ganda melingkar yang mengandung sekitar
proses ini, RNA dewasa berbeda dalam rangkaian dari model
16.000 pasangan basa DNA, yang merupakan rangkaian yang
DNA aslinya. Rangkaian RNA yang dipertahankan disebut
lengkap. Setiap mitokondria dapat mengandung beberapa sa-
exon gen, dan rangkaian yang terpotong disebut intron.
linan dari molekul DNA melingkar ini, dan saat pembelahan
mitokondria, genom mitokondria tereplikasi. Suatu sel dapat Peralatan seluler yang menyambung pendahulu RNA seca-
berisi berbagai mitokondria dengan genom yang sangat ber- ra tepat adalah kompleks dan terdiri dari banyak protein dan
beda. Hal yang mengesankan mengenai mitokondria ini adalah spesies RNA kecil yang pada sebagian terbesar, hanya ditan-
bahwa ia dibentuk dari protein yang dikode pada genomnya dai secara samar-samar. Prinsip dasar yang mendasari proses
sendiri juga dari protein-protein yang dikode pada gen-gen penyambungan adalah bahwa mekanisme penyambungan di
yang berada dalam nukleus sel. Protein yang dikode pada ge- dalam nukleus bagaimanapun juga mengenali penyambungan
nom mitokondria disintesis di dalam mitokondrion, sedangkan sambungan-sambungan yang tepat, memotong RNA secara te-
yang dikode di dalam nukleus dibuat di dalam sitoplasma pat pada sambungan-sambungan ini, dan menyambung kem-
seinya dan diangkut ke dalam mitokondrion. Prinsip rancang- bali potongan-potongan tersebut. Bagian yang terpotong di-
bangun bagaimana mitokondria dibentuk mempunyai pegaruh hancurkan di dalam nukleus dan selanjutnya tampak tidak ber-
pada pola pewarisan yang diamati pada sifat-sifat mitokondria. fungsi pada kebanyakan kasus. Penyambungan merupakan
Pada pembuahan, sperma tidak membawa mitokondria ke da- proses yang amat rumit, penuh dengan kemungkinan terjadi
lam oosit. Karenanya, sel telur yang telah dibuahi, hanya me- kesalahan. Mutasi telah dapat diidentifikasi, misalnya, mence-
nerima mitokondria dari gamet ibunya. Dengan demikian, gen gah penyambungan normal dengan mengubah rangkaian kritis
yang diekspresikan pada genom mitokondria diwariskan seca- di sekitar penyambungan sambungan. Hingga kini belum dike-
ra maternal, dan sebagai akibatnya, penyakit yang akibat dari tahui mengapa kebanyakan gen eukariotik didisain dengan
mutasi gen mitokondria memperlihatkan pola pewarisan ma- cara ini. Namun, mekanisme penyambungan ini memungkin-
ternal. kan suatu sel menghasilkan berbagai molekul RNA dari satu
Serangkaian kerja sama ilmiah internasional yang belum gen dengan cara menyambung ujung pennulaan RNA secara
pernah dilakukan sebelumnya telah dimulai, dikenal sebagai berbeda. Misalnya, pada sel otot, pada mulanya rekaman tro-
Proyek Genom Manusia. Tujuan pekerjaan ini adalah untuk pomiosin RNA disambung menjadi sebanyak l0 pola alter-
menentukan seluruh rangkaian DNA genom. mandsia. Lokasi natif yang berbeda. Tiap RNA yang disambung secara
ruang beberapa gen manusia dan segmen DNA telah ditentu- berselang-seling sebenarnya menghasilkan produk protein a-
kan, dan data dasar yang sedang dibuat memiliki dampak yang khir yang sangat berbeda. Dari satu gen kelompok berbagai
luas di bidang biologi dan kedokteran. Sebagai akibatnya, pe- protein dapat diekspresikan sesuai dengan RNA yang disam-
neliti kini telah dapat mengidentifikasi dan mengkarakterisasi bung dengan cara bergantian. Pola ini memungkinkan berba_
gen-gen baru yang penting dalam patogenesis suatu myriad gai protein diekspresikan dari satu gen. RNA dapat disambung
gangguan manusia yang diwariskan dan didapat. potensi diag- dalam satu sel dengan satu cara dan pada jenis sel yang lain
nostik, penelitian dan terapeutik dari upaya-upaya ini sedang dengan cara yang lain pula, sehingga memungkinkan beberapa
membentuk kembali cara bagaimana dipraktekkan dalam tingkat spesifitas jaringan di luar sifat produk yang diekspresi_
dunia kedokteran. kan oleh sebuah gen. Penyambungan juga memungkinkan
STRUKTUR GEN. Gen merupakan unit fungsional DNA tingkat pengendalian lain dan menekan jumlah DNA yang se-
yang darinya RNA disalin (dikopi). Kebanyakan gen rerlibar harusnya terdapat dalam genom manusia.
64 I Dasar-Dasar Molekuler Gangguan Genetik 375

Apa yang menyebabkan suatu gen tertentu diekspresikan innya ke dalam sistem membran internal sel, retikulum endo-
pada sel tertentu dan bagaimana aktivitas gen tersetrut diatur? plasma, dan protein yang baru terbentuk diselubungi di dalam
Ada pengendalian tertentu yang dapat mengaktifkan baterai ruangan membran internal sel. Protein ini dapat diarahkan dari
gen tertentu dalam sebuah sel (misalnya, gen diaktifkan pada retikulum endoplasma ke ruangan .membran sel, seperti
tanggapan terhadap suatu hormon). Pengendalian khusus lain- anyaman Golgi, dimana terjadi modifikasi kimiawi, seperti pe-
nya diperlukan untuk mengaktifkan gen yang mengekspre- nambahan karbohidrat. Lebih lanjut protein dihantarkan ke ve-
sikan produk dalam jumlah banyak pada jaringan tertentu. Ada sikula intraseluler, seperti lisozom, disekskresikan secara
tingkat pengendalian lain yang mengubah gen pada saat ter- konstitutif dari sel, atau dihantarkan ke membran sel, seperti
tentu dalam perkembangan. Banyak dari pengendalian ini membran plasma. Pada beberapa kasus, protein yang disintesis
nampak terletak pada rangkaian DNA yang sangat kecil se- dalam sitoplasma diangkut ke organella yang dibungkus-
hingga meletakkap pada gen umum sebelahnya, yang terdiri membran seperti mitokondrion, peroksisom, atau nukleus. Si-
dari rangkaian DNA yang panjangnya sekitar 10-20 pasangan fat isyarat yang tepat menentukan ruangan protein intraseluler
basa. Rangkaian ini biasanya terdapat pada ujung depan gen tertentu yang pada akhirnya mendapatkan dirinya dalam keti-
(ujung 5') di luar rangkaian yang disalin menjadi RNA. Ele- dai< tahuan.
men pengendali essensial suatu gen meliputi promotor, dan SIFAT MUTASI. Genetika manusia berkaitan dengan variasi
pada hampir setiap gen, merupakan kelompok rangkaian pe- antar manusia. Variasi ini, sebagian menunjukkan perbedaan-
ngendali essensial. Protein spesifik berikatan dengan rang- perbedaan yang ada pada tingkat DNA. Variasi yang memiliki
kaian pengendali ini dan membuat gen lebih dapat terjangkau dampak terhadap fungsi suatu gen biasanya diistilahkan seba-
pada rekaman produktif oleh RNA polimerase. Mekanisme gai mutasi. Variasi gen lain yang tidak memiliki dampak ter-
yang tepat yang dengannya protein menyempurnakan proses hadap kesehatan atau fungsi suatu organisme disebut poli-
ini belum diketahui. namun diduga bahwa protein ini me- morfisme. Mutasi dapat terjadi pada sel somatik ataupun sel
mungkinkan RNA polimerase masuk dengan lebih mudah benih, namun hanya perubahan-perubahan yang ada pada sel
daripada jika protein ini tidak ada. Misalnya, tampak bahwa benih tersebut yang akan diwariskan. Polimorfisme mencakup
gen yang responsif terhadap hormon steroid diaktifkan oleh penggantian nukleotid tunggal (terutama dalam intron dan
protein spesifik yang berikatan dengan rangkaian DNA sekitar daerah-daerah DNA yang mengelilingi secara ekstragenik),
gen yang responsif bila disertai dengan hormon spesifik. seringkali menciptakan atau menghilangkan tempat restriksi
Elemen-elemen pengendali yang diperlukan untuk aktivasi enzim spesifik dan dengan demikian menyebabkan peman-
janngan spesifik disebut perangsang (enhancer). Perangsang jangan polimorfisme (restriction fragment length polymor-
ini tampak menjadi rangkaian khusus yang berinteraksi dengan phisms, RFLP) bila restriksi enzim endonuklease digunakan
protein yang terdapat hanya dalam sel jaringan spesifik. untuk mencernakkan atau memotong DNA. Varian netral lain
Adanya rangkaian ini di sekitar gen dapat cukup menimbulkan adalah berbagai jumlah ulangan yang berurutan (variable
ekspresinya dalam cara j arin gan-spesifik. number of ct tandem repeat[VNTRl), dengan unit yang beru-
Jika DNA diregangkan secara penuh, panjang total DNA lang terdiri dari 10-60 nukleotida. Genom manusia juga me-
yang terdapat dalam nukleus sel akan meregang sampai sekitar ngandung rangkaian ulangan pendek dinukleotida atau tri-
satu meter. Karena DNA telah dimampatkan menjadi volume nukleotida. Banyak dari pblimorfisme ini berguna dalam
yang sangat lebih kecil, adalah jelis bahwa DNA harus dike- analisis genetik dan dimanfaatkan pada penggunaan probe
mas. Pengemasan DNA adalah rumit karena persyaratan gen- DNA dan penodaan Southern atau pada metodologi PCR yang
gen tersebut dan rangkaian lainnya harus dimasukkan. La- semakin bertambah (lihat dibelakang).
gipula, DNA harus direplikasi selama pembelahan seluler' Mutasi akibat dari perubahan satu pasangan basa DNA
Studi yang luas telah menunjukkan bahwa DNA nukleus dike- (penggantian), akibat dari kehilangan atau penambahan DNA
mas pada satu set yang berisi 5 protein, histon, dan beberapa (penghilangan, insersi, duplikasi, perluasan) dan akibat dari
tambahan protein kromosom non histon menjadi suatu rakitan penyusunan kembali (inversi atau translokasi). Pengaruh mu-
DNA-protein yang disebut kromatin. Histon itu sendiri beror- tasi tergantung pada perubahan dalam protein yang terbentuk
ganisasi membentuk partikel-partikel sferis yang disekitarnya dan apakah perubahan terjadi pada daerah-daerah protein yang
ada sekitar 200 pasangan basa DNA yang dilengkapkan. sangat penting untuk fungsi normalnva, seperti daerah ben-
"Manik-manik pada benang" ini menggulung secara koaksial tangan transmembran untuk protein terkait-membran. Peru-
membentuk tali-tali yang lebih tebal, yang kemudian dileng- bahan-perubahan dalam struktur protein ini dapat terjadi sela-
kapi protein yang mengandung kromosom bertingkat-tingkat' ma perwujudan, saat modifikasi pasca-perwujudan yang luas
Biasanya dipercaya bahwa bila gen sedang aktif, rakitan kro- (glikolisasi dan sejenisnya) sehingga banyak protein menga-
matin yang mengandung gen.tersebut kurang padat' atau lebih lami, atau dengan menyebabkan berhentinya rekaman atau
"terbuka", dan pada rangkaian histon tertentu dapat digantikan ekspresi gen yang tidak tepat.
oleh prorein khusus. Mutasi yang menyebabkan perubahan basa dalam akson,
Setelah rangkaian gen telah disalin menjadi RNA dan sete- yang mengakibatkan perubahan asam amino yang berkaitan
lah RNA mengalami pematangan, RNA diangkut ke sito- dalam protein disebut mutasi missense. Mutasi demikian dapat
plasma sel. Di dalam sitoplasma, RNA diwujutkan oleh ribo- mengakibatkan kehilangan fungsi protein secara dramatis atau
som dan enzim yang terkait menjadi protein bebas, Pada bebe- mungkin hanya mempengaruhi ringan saja. Pada beberap*
rapa kasus, protein tetap terdapat dalam sitoplasma, dimana ia kasus,'perubahan satu basa dapat menambah suatu isyarat
akhirnya akan berfungsi (misalnya enzim glikolitik)' Pada penghentian baru pada molekul RNA (dengan demikian meng-
kasus lain, RNA pesuruh (mRNA) mengarahkan produk prote- arahkan ribosom keperwujudan mutasi kecil akhir secara pre-
376 BAGIAN IX I Genetika Manusia

Tabel 64-L. Mutasi yang Menunjukkan Ekspansi Perulangan Triplet

--..-..
lloncrsr ifti#-la [{l Ban FAfi !ogi$

f*xffi$iiri '::.::::eGs rfluatte;1vi*mn irii$iii 00i I 00,,q:)


i

F-R I!5Ei'.i.- ' i,1i11SGG Bd i1l1;'1;.:::j:.1( :q$A$j:

'.F$ F$ ,i,: ,'CSG :*.ei,ar .: :;=:=::.(3S 500)lr:


FRA 164 - :
CCG ? Sangat Besar (1,000-2.000)
Atroli muskulqr spinal dan bulbar CAC Daerah untuk mengkode Kecil (< 100)
Penyakit Huntinglon CAC Daerah untuk mengkode 5".i1 (.1:9)
I
Ataksia spinoserebeller, tip-e C-AC : , Daerah untuk mengkode Kecil (<100)
Atrofi dentorubral-pallidoluysian CAC ' Daerah untuk mengkode Kecil (< 100)
Penydicit Machado-Joseph : CAG Daerah untuk mengkocle Kecil (<100)
Distrofi miotonik
'
, :-:. ".1
:1''' :'''' . 4
''

Diambil dari Willems PJ: Nature Genet 8:213, 1994.

matur) dan akan menghasilkan protein yang diperpendek. tardasi mental klinik dan kurang ekspresi, makro-orkhidisme,
Contoh kiasik korelasi genotip-fenotip yang berguna untuk pe- dan perubahan somatik lain pada pria yang terkena (lihat Bab
lajaran terjadi pada gen distrofin yang perbedaan kliniknya 67). Gangguan kelas kedua melibatkan perluasan di dalam-
diantara keadaan-keadaan alelik distropi muskular Duchenne kerangka CAG (cyto sin e - adenine - guanine) yang relatif kecil
(DMD; sebenarnya distrofin tidak dapat dideteksi pada tingkat yang berulang pada daerah pengkodean masing-masing gen,
otot dengan mengimunolabel protein) dan distrofi muskuler menyebabkan peregangan poliglutamin pada protein yang
Becker yang jauh lebih ringan (BMD; penurunan kadar dis- terbentuk. Hal yang menarik, semua gangguan yang diketahui
tropin yang berubah-ubah) biasanya dapat dikaitkan terhadap menunjukkan tipe perluasan (ekspansi) ini diwariskan secara
apakah penghapusan mengganggu kerangka pembacaan per- dominan, seperti penyakit neurodegeneratif yang mulai-
wujudan. Pada kasus DMD, penghapusan terjadi sedemikan lambat, contoh yang paling baik diketahui adalah penyakit
sehingga perwujudan distrofin terjadi di luar kerangka, yang Huntington. Kelas ketiga adalah gangguan yang melibatkan
menyebabkan pemendekan berat (mutasi ringan [nonsense]) ekspansi ulangan kembar tiga (triplet) yang diwakili oleh
atau menyebabkan protein sangat tidak stabil (mutasi mis- gangguan distrofi miotonik (Bab 560.3). Pada kasus ini CTG
sense). Sebaliknya mutasi BMD biasanya cenderung memper- (cy to sine - thymine - guanine) berulang pada daerah gen terkait
tahankan kerangka pembacaan perwujudan dan akibatnya akan 3' yang tidak diwujudkan sangat meluas pada individu yang
hanya mengurangi jumlah distrofin (lihat Bab 560.1). terkena. Karakteristik yang secara umum diamati dari penyakit
Genom manusia merupakan aparatus yang bersifat dina- yang secara dominan diwariskan ini adalah peningkatan ke-
mis, penyusunan kembali rangkaian DNA terjadi karena me- parahan penyakit pada generasi penerusnya, suatu lenomena
kanisme normal (mungkin dikembangkan untuk meningkatkan klinik yang dikenal sebagai antisipasi. Antisipasi akibat dari
keragaman ekspresi gen atau sebagai penyimpangan dari dan peningkatan pada perluasan berulang yang berturut-turut dan
perluasan suatu kelompok gen) yang rentan terhadap mutasi, diamati sampai tingkat yang kurang parah pada kelas ganggu-
dan pelaksanaan fungsi DNA ini seringkali disebut sebagai ti- an yang lain.
dak stabil. Tipe mutasi yang baru saja diketahui melibatkan Contoh dinamisme lain dalam genom yang dapat menim-
perluasan urutan triplet nukleotid yang berulang. Susunan ber- bulkan variasi polimorfik yang tidak membahayakan (dan de-
ulang trinukleotida ditemukan pada gen tertentu di dalam indi- ngan demikian biasanya tidak dikenali) atau yang menim-
vidu normal dan kadang-kadang mampu diperbesar ukurannya bulkan penyakit adalah insersi rangkaian DNA berulang ketika
seiring dengan peningkatan jumlah ulangan trinukleotid. Jika rangkaian .DNA direplikasi pada meiosis menjadi tempat-
.iumlah ulangan ini melampaui nilai ambang tertentu, susunan tempat baru dalam genom. Meskipun hanya satu kasus tipe
ulangan menjadi tidak stabii, dan penambahan ukuran menaik- mutasi ini pada manusia (kasus hemofili A) yang sekarang te-
kan kemungkinan untuk terjadi pada generasi selanjutnya. lah dikaitkan pada mekanisme ini, retrotransposon yang nam-
Jenis mutasi yang tidak stabil (atau dinamik) ini dapat menim- paknya menjadi lebih sering dikenali karena penelitian terinci
bulkan penyakit pada individu yang membawa ulangan yang penyakit berlanjut tingkat molekuler.
diperluas tersebut. Kini perluasan ulangan trinukleotida dapat Karena beberapa kondisi, variasi berbagai mutasi gen yang
dibagi menjadi 3 kelas, sesuai dengan kelas fenotipnya (Tabel sama menimbulkan salah satu kasus penyakit khusus. Hingga
64-1). Kelas pertama ditandai oleh perluasan CGG (cytosine- kini, analisis DNA penderita dengan Hemofili A menunjukkan
guanine-guanine) trinukleotid yang luas, sehingga menimbul- titik-titik mutasi, duplikasi, dan penghapusan gen faktor VIII
kan tempat rapuh di dalam kromosom. Tempat demikian be- sebagai mekanisme mutasi, namun tidak menjelaskan dasar
gitu ditandai karena disertai dengan pemutusan kromosom molekuler beberapa penyakit yang lebih parah. Kemudian di-
pada kondisi pertumbuhan in vitro tertentu. Prototipe untuk ketahui bahwa inversi umum yang dihasilkan oleh rekombi-
kelas ini adalah sindroma kerapuhan X (fragile X syndrome nasi yang menyimpang saat produksi sperma (meiosis laki-
IFRAXA]), dimana CGG yang diperluas berulang pada daerah laki) terbukti mengganggu gen faktor VIIL Sama halnya, gen
gen FMRI 5' yang tidak terwujudkan menimbulkan fenotip re- dapat terganggu oleh translokasi, suatu kejadian yang mengga-
64 I Dasar-Dasar Molekuler Ganggian Genetik 377

bungkan segmen DNA pada satu kromosom dengan segmen diaktifkan ketika gen ini ditranslokasikan disamping gen
yang secara normal terletak pada krornosom lain. Pada kasus imunoglobin, yang secara normal aktif di dalam plasma sel.
sel maligna penderita leukemia mielogenosa khronik Pengaktifan gen myc pada sel ini, dengan cara yang tidak tera-
(chronic my elo genous le ukemia t CMLI), translokasi seimbang tur, menyebabkan pertumbuhan dan fenotip keganasan tidak
antara kromosom 9 dan 22 selalu nampak. Translokasi ini terkendalikan (lihat Bab 446).
membawa bersama 2 gen (abl dan bcr) sehingga mernungkin- Penyusunan kembali pada genom manusia terjadi secara
kan adanya ekspresi fusi protein abnormal dengan aktifitas ti- alamiah antara generasi dan merupakan hal yang sangat pen-
rosin kinase yang kuat (bekerja untuk menyalurkan rang- ting bagi keragaman biologi serta evolusi suatu spesies, terma-
sangan peningkatan pertumbuhan pada nukleus), sehingga me- suk manusia. Proses ini, disebut rekombinasi, yang terjadi saat
mungkinkan terjadi perluasan klona yang tidak teratur (lihat meiosis di dalam sel benih diantara homolog ibu dan bapak,
Bab 449.3). dan tampak sangat tepat untuk memungkinkan pertukaran ge-
Pada tingkat seluler pengaruh mutasi pada gen yang di- netik yang seimbang antara kedua homolog ini. Pertukaran
wariskan menimbulkan protein struktural yang dapat menim- DNA bahkan terjadi antara bagian yang sangat kecil lengan
bulkan penyakit pada keadaan heterozigot dan.dengan demiki- pendek kromosom X dan Y, serta daerah pseudoautosom kro-
an diwariskan dalam cara dominan autosom. Misalnya, bentuk mosom seks. Rata-rata ada 52 pindah silang setiap sel benih
paling umum dari osteogenesis imperfekta (tipe 1), atau OI, laki-laki yang diperiksa secara sitogenetik (diambil dari biopsi
dikaitkan dengan jumlah mutasi pada gen col al (I) yang testis), serta antara 0 dan 2 pindah silang per lengan kromo-
menghasilkan rantai cr1 prokollagen tipe I, suatu protein heliks som. Karena kromosom bercampur secara bebas saat meiosis,
tripel yang berisi rantai ol dan a2 yang memberikan kekuatan ada223 kemungkinan kombinasi kromosom di dalam sel benih
regangan dan kompressi pada jaringan-jaringan tertentu (tu- untuk setiap orang tua. Namun, proses berpasangan dan re-
lang, tendo, kulit) yang memiliki kolagen tipe I sebagai kom- kombinasi dapat mengakibatkan pertukaran abnormal bahan
ponen utama. Pengaruh mutasi roboh (knockout) ata:u inakti- genetik dan mutasi, baik dengan insersi maupun penghapusan
fasi pada satu alele menyebabkan dihasilkan sejumlah sete- atau duplikasi rangkaian DNA, dan dapat membuktikan meng-
ngah normal protein al(I) dan suatu perubahan pada rasio ran- ganggu gen secara fungsional. Neuropati sensoris dan motor
tai cl dengan cx2 dari keadaan normal 2:1 menjadi 1:1. De- herediter (penyakit Charcot-Marie-Tooth) tipe IA terjadi se-
ngan demikian hanya setengah jumlah normal kolagen tipe I bagai akibat penambahan DNA yang berukuran 1,5 Mb, ter-
yang dihasilkan, dan kerapuhan tulang berlebihan tampak pada masuk salinan ketiga gen PMP2 yang diperoleh dengan
kasus OI tipe I. OI sangat sering berakibat serius, tidak seperti rekombinasi abnormal yang ditengahi oleh rangkaian berulang
mutasi yang mempengaruhi protein enzimatik, dimana hetero- DNA berukuran 17 kb (Bab 564.1). Ini merupakan contoh dari
zigot biasanya tidak menunjukkan kelainan klinik dan pewa- mutasi penambahan fungsi. Rangkaian DNA berulang tampak
risan dari 2 alele mutan yang diperlukan untuk ekspresi fenotip memiliki peran penting dalam pasangan homolog saat meiosis.
penyakit (pewarisan resesif autosom). Mekanisme penyakit namun proses ini dapat juga berjalan secara keliru, mengaki-
terkait dicontohkan oleh gangguan yang lebih parah, OI tipe batkan mutasi. Rekombinasi yang menyimpang telah terjadi
II; mutasi pada gen col ul (I) dan col cr2 mengurangi jumlah pada banyak mekanisme yang telah diuraikan sebagai penye-
rantai yang tersedia bagi pembentukan tripel heliks dari proko- bab hiperkolesterolemia familial (FH; lihat Bab 72.4). Pada
lagen tipe I, secara kualitatif mengubah perakitan, fungsi atau seorang penderita, pasangan abnormal terjadi antara dua ele-
degradasi kollagen tripel heliks. Adanya satu alele mutan su- men Alu berulang yang terdapat dalam intron gen ini. Pertu-
dah cukup untuk menyebabkan gangguan ini, dan pengaruh ini karan secara tidak seimbang serta hilangnya beberapa ekson
disebut sebagai mutasi dominan negatif. Gangguan yang bersi- dengan duplikasi ekson lain terjadi pada reseptor gen LDL.
fat mematikan ini biasanya merupakan akibat dari suatu mu- Penghapusan dapat bervariasi, dan meskipun tidak nampak
tasi dominan baru pada garisbenih salah satu orang tuanya. pada tingkat sitogenetik, dapat melibatkan beberapa gen dan
Perbandingan dari dua penyakit sub-tipe OI ini, disebabkan seringkali disebut penghapusan mikro (microdeletion). Berba-
oleh berbagai tipe mutasi pada gen yang sama dan memiliki gai kondisi penyusunan kembali yang disebut sebagai sindrom
pengaruhnya pa.da kolagen tipe I, menunjukkan bahwa adanya gen yang berdekatan dapat dihasilkan, klinisi dapat diingar
pengurangan jumlah protein normal mungkin kurang merugi- kan pada kemungkinan ini dengan berbagai susunan tanda
kan daripada jumlah normal protein abnormal (lihat Bab 643)' klinis yang tidak lazim pada setiap individu atau adanya gam-
Mutasi dapat juga mempengaruhi fungsi gen dengan me- baran tambahan pada kondisi yang telah diketahui. Misalnya.
ngubah efisiensi penyambungan RNA yang direkam dari gen. karena rangkaian gen sangat dekat secara fisik, berbagai
Mutasi dapat berlangsung dalam intron yang mengakibatkan penghapusan yang melibatkan lengan pendek kromosom X da-
penurunan jumlah RNA tersambung secara normal. Contoh pat menghasilkan penderita dengan berbagai kombinasi tanda-
klasik dari mutasi tipe ini adalah beberapa bentuk B-ttrata' tanda sebagai berikut.; iktiosis, sindrom Kallmann, albinisme
semia (lihat Bab 419.9). okuler, retardasi mental, khondrodisplasia punktata, atau ba-
Mutasi dapat sangat mengganggu sebuah sel oleh perubah- dannya pendek. Gambaran individu dari setiap kasus ini ter-
an fungsi gen yang telah diatur normal, bukannya karena gantung pada keterlibatan gen-gen ini dan hilangnya rangkaian
gangguan kualitas protein yang sebenarnya. Misalnya, eks- DNA pada penyusunan kembali yang mendasari. Beberapa
presi gen myc, protein nukleus pemacu-pertumbuhan yang sindrom gen yang berdekatan lain pada manusia telah digam-
gennya ditranslokasikan ke gen rantai berat imunoglobin barkan, termasuk sindrom Williams, Prader-Willi dan Angelman.
tetangganya pada tumor limfoid tertentu. Gen myc, yang seca- Translokasi juga terjadi pada sel somatik. Yang paling ba-
ra normal diatur bila berada pada susunan kromosom biasanya, nyak dimengerti adalah penyusunan kembali yang terjadi pada
378 BAGIAN lX f Genetika Manusia

sel limfoid. Penysunan kembali ini diperlukan untuk pemben- TEKNOLOGI GENETIKA MOLEKULER. Genetika molekuler,
tukan imunoglobulin fungsional dalam sel B dan reseptor pe- sebagai suatu bidang, secara luas dikendalikan oleh teknologi,
ngenal antigen pada sel T. Segmen-segmen besar DNA, yang dan metode baru yang diperkenalkan hampir setiap bulan me-
mengkode daerah yang berubah dan yang tetap baik imuno- nyempurnakan dan secara bermakna memodifikasi pendekatan
globulin maupun reseptor sel T, secara fisik tersambung pada eksperimental pada penelitian struktur dan fungsi gen. Baik
suatu tahap spesifik di dalam perkembangan limfosit imu- DNA maupun RNA dapat dirangkaian secara langsung. DNA
nokompeten. Penyusunan kembali ini berlangsung selama dapat diklon, yang berarti bahwa suatu rangkaian DNA dapat
keturunan sel limfoid dalam manusia serta mengakibatkan ke- diperbesar hingga menghasilkan jumlah yang tidak terbatas.
ragaman yang luas gen untuk imunoglobulin dan reseptor sel Prosedur ini melibatkan insersi rangkaian DNA spesifik keda-
T. Proses ini sebagai akibat dari penyusunan kembali DNA lam vektor (misalnya, virus atau plasmid-resisten antibiotik)
pasca-deretan-benih yang bukan dua individu, bahkan bukan yang dapat diperbanyak secara tidak terbatas dalam sel bak-
kembar identik, yang adalah sebenarnya identik, karena limfo- teri. Dengan prosedur yang sederhana, vektor yang mengan-
sit dewasa dari masing-masing akan mengalatni penyusunan dung sisipan rangkaian DNA, dapat dimurnikan dan sisipan
kembali DNA secara acak pada lokus ini. tersebut dapat dikeluarkan. RNA dapat direkam menjadi DNA
Selama akhir dekade ini, ketika gen manusia telah diklon secara enzimatis dan dapat diklon serta dirangkai. Sejumlah
dan dirangkaikan (diurutkan), dan variasi pada rangkaian ter- kecil DNA (< 100 pasangan basa) dapat disintesis secara efi-
tentu telah dibandingkan antar individu. pola mencolok ter- sien dengan metode kimia murni. DNA dapat dimanipulasi le-
tentu telah muncul yang menandai variasi DNA pada manusia. wat penggunaan. berbagai enzim yang dimurnikan dari
Kita telah mengetahui bahwa segmen gen yang memainkan sumber-sumber alamiah. Segmen DNA dupleks dapat saling
peran fungsional la'itis, pada setiap tingkat di dalam jalur digabungkan secara enzimatis. DNA dan RNA dapat ditandai
ekspresi gen tersebut yang menjadi produk fungsional, akan secara kimia dengan petanda radioaktif atau fluoresensi. En-
menunjukkan amat sedikit variasi antar individu. Sebaliknya, zim (misalnya: nuklease restriksi, yang diisolasi dari berbagai
segmen genom manusia yang nampak kurang "penting" (mi- mikroorganisme) memotong rangkaian DNA spesifik (di
salnya daerah DNA di antara gen-gen) memperlihatkan variasi antara4 dan 8 panjang nukleotida) dan digunakan untuk mem-
yang luas antar individu. Sebenarnya, jika daerah yang kurang fragmen DNA pada tempat-tempat yang spesifik. Alat-alat ini
penting ini diperiksa pada tingkat rangkaian asam nukleat, dan yang lain memberikan kemampuan memanipulasi dan
variasi pada segmen DNA spesifik (misalnya, intron dalam menandai asam nukleat yang luar biasa.
gen globin) mungkin sama dengan berbagai basa pada setiap Lagi pula, rangkaian DNA spesifik dapat dideteksi dengan
beberatus. Sebagai akibat pola variasi ini, gen dan semua rang- tingkat spesifitas yang tinggi. Semua metode mendeteksi ber-
kaian yang terkait yang sangat penting untuk berfungsi dapat dasarkan pada disain helai-ganda DNA. Rangkaian DNA
digambarkan sebagai suatu "pulau" yang terdapat dalam laut helai-tunggal yang cukup panjang (probe), yang sesuai dengan
DNA yang sangat bervariasi. Rangkaian yang mengelilingi segmen DNA dalam genom manusia, akan menemukan rang-
"pulau gen" ini dapat memperlihatkan perbedaan rangkaian kaian yang saling melengkapi bila dipaparkan pada preparat
yang bermakna bila segmen-segmen ini, yang mentoleransi DNA manusia yang telah "dileburkan" menjadi helai tunggal.
variasi, dibandingkan antar individu dari berbagai asal-usul Dengan beberapa metode yang berbeda, pembentukan dupleks
(pedegree), sedangkan gen-gen itu sendiri sangat serupa. Kita semacam ini antara probe dan setiap preparat DNA yang telah
kadang-kadang mengatakan bahwa kerangka kerja polimorfik dihibridisasi padanya dapat dengan mudah dideteksi.
mengelilingi suatu gen, dan kerangka kerja tertentu, disebut Hibridisasi molekuler digunakan dalam prosedur penodaan
haplotip. Variasi yang mencirikan DNA dimana gen dilekat- Southern dan hibridisasi pada tempat asalnya (in situ). pada
kan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kromosom ter- hibridisasi in situ, kromosom yang menyebar dipersiapkan
tentu dari suatu individu dan (ika rangkaian kerangka kerja dengan cara sama seperti kita mepersiapkan sebuah kariotipe
diketahui cukup rinci beserta jumlahnya) akan memberikan si- (Bab 67). Rangkaian DNA, yang sesuai dengan rangkaian da-
dik jari (finger-print), sehingga memungkinkan kita membe- lam genom manusia, dipasang pada kromosom yang menye-
dakan daerah kromosom tertentu di dalam suatu populasi. Jika bar setelah helai-helai DNA dipisahkan (atau didenaturasi).
mutasi harus timbul pada gen salah satu individu, mutasi rerse- Setelah beberapa waktu, probe akan mengalami hibridisasi
but dapat diikuti secara langsung (atau dengan merunut variasi pada rangkaian pasangannya pada lokasi yang tepat pada kro-
gen sebelahnya yang membedakan kromosom individu terse- mosom tertentu. Metode untuk mendeteksi lokasi probe ber-
but). Konsep kaitan (linkage) yang banyak mendasari metode variasi. Jika probe dibuat adiktif, suatu emulsi diteteskan di
diagnostik saat ini menggunakan teknik genetika molekuler. atas slide dan probe dideteksi dengan pembentukan butir-butir
Gambaran genom ini seperti terdiri dari pulau-pulau gen perak diatas lokasinya. Probe yang ditandai-fluoresens lebih
tersimpan dilekatkan dalam suatu kerangka kerja, yang men- sering digunakan, dan lokasinya dapat ditentukan dengan pe-
toleransi sangat lebih banyak variasi, juga membantu kita me- ngamatan kariotipe di bawah mikroskop fluoresens. Lokus
mahami pola variasi yang nampak dalam proses evolusi silang. komosom yang tepat dapat ditentukan dengan cara memban
Bila misalnya kita membandingkan gen-gen spesifik antara dingkan dengan penunjuk kariotipik Teknik lain yang meng-
mamalia, nampak kurang variasi dalam rangkaian gen dari- gunakan hibridisasi molekuler disebut penodaan Southern.
pada di dalam lingkungan genetik sekitarnya. Bila segmen Pada prosedur ini, DNA difragmentasi dengan restriksi nuk-
DNA antar spesies dibandingkan dengan rangkaian, segmen lease spesifik, yang biasanya dipilih secara empiris. Digesti
yang disimpan dalam rangkaian antara banyak spesies biasa- DNA dengan restriksi endonuklease spesifik memungkinkan
nya menandai adanya gen. preparat DNA difragmentasi menjadi potongan-potongan yang
64 I Dasar-Dasar Molekuler Gangguan Genetik 379

terpisah pada tempat pemecahan tergantung pada rangkaian lam sel bakteri atau ragi, serta daiam produk-produk protein
tertentu yang dikenali oleh nuklease yang digunakan. Dengan dalam jumlah yang besar. Pada beberapa kasus, adalah mung-
demikian, DNA dari setiap sel yang terfragmentasi dengan kin memindahkan kembali DNA ke dalam garisbenih binatang
cara serupa, dihasilkan populasi fragmen yang seragam. Pada (misalnya, tikus) dan mengekplorasi ekspresinya dan penga-
prosedur klasik, fragmen dipisahkan menurut ukurannya de- ruhnya terhadap perkembangan. Pada kebanyakan kasus yang
ngan dielektroforesis dalam agaroSe: Fragmen-fragmen ini sempurna, gen dapat dikembalikan ke sel pembawa fenotip
dipisahkan (didenaturasi) lalu dipindahkan (dengan posisi mutan dan penyakit genetik dapat dikoreksi.
yang dipertahankan) pada selembar plastik. Lembaran yang Barangkali hal yang paling penting pada seksi ini adalah
berisi fragmen dipaparkan pada probe, dan posisi pada lemba- bahwa dahulu kita mendiagnosis penyakit dengan mencari ca-
ran yang membawa komplemen terdeteksi. Prosedur ini mem- cat enzimatik spesifik atau mencari adanya protein abnormal.
beritahukan pada kita adanya dan ukuran fragmen yang Namun kini, ketika suatu penyakit atau pengidap dicurigai,.
membawa rangkaian yang dipelajari. kita dapat membuat diagnosis dengan pemeriksaan DNA indi-
RNA dapat dipelajari dengan metode serupa yang disebut vidu. Gen yang mengkode enzim spesifik-sel hati atau protein
penodaan Northern. Pada prosedur ini, RNA diisolasi, lalu sel darah merah dapat diperiksa pada sembarang sel yang ter-
dianalisis dengan elektroforesis pada agarose, dan dipindah ke sedia dari individu tersebut dan dari setiap anggot'a keluarga-
membran nitroselulosa. Adanya RNA spesifik beserta ukuran- nya. Setiap jaringan dengan DNA yang secara kimia uruh
nya dideteksi dengan hibridisasi lembaran dengan probe yang dapat diteliti. Dengan ditemukannya teknik PCR, kini dimung-
saling melengkapi terhadap rangkaian RNA yang diharapkan. kinkan melakukan penelitian mengenai nilai DNA sel tunggal
Penodaan Southern, bersama dengan pemakaian serang- dan bahkan tidak perlu secara fisik utuh. DNA yang berasal
kaian enzim-enzim restriksi, memungkinkan kita menguji dari sel tunggal blastomer manusia dapat ditentukan secara ge-
rangkaian asam nukleat sekitar gen. Dengan demikian, jika netik, atau DNA dapat diperoleh dari sel sperna tunggal atau
rangkaian yang diperlukan untuk pemotongan enzim restriksi dari beberapa sel berinti yapg ada pada setetes darah.
hilang, fragmen tersebut tidak akan ada. Fragmen dengan uku- PETA KAITAN (LINKAGE) MANUSIA. Lokasi kromosom se-
ran yang berbada akan dihasilkan. Perbedaan ini disebut kitar ribuan gen manusia telah diketahui. Pada beberapa kasus,
r e striks i fragnte n p o limorfis me panj ang ( re striction fragment lokasi yang tepat pada kromosom, juga posisi relatif antara
lengh polymorphisms IRPLP ] ). gen khusus pdda kromosom yang sama, telah diketahui. Kum-
Teknik lain yang disebut reaksi rantai polimerase (po- pulan data ini mencakup peta kaitan manusia. Pada beberapa
lymerase chain reactan [PCR]), telah menjadi semakin pen- kasus, informasi posisi mengenai rangkaian DNA tersedia
ting pada genetika molekuler. Metode ini memungkinkan kita meskipun fungsinya belum diketahui. Rangkaian ini telah
memperjelas rangkaian DNA secara enzimatis,-dengan meng- dipetakan pada lokasi yang tepat dan membantu mengarahkan
gunakan probe DNA sintetik pendek. Jika rangkaian diketahui, kita pada daerah kromosom tertentu, sehingga memberikan
dengan menggunakan dua oligonukleotid, kita dapat memper- pada kita petunjuk lebih jauh untuk pemetaan.
jelas secara spesifik rangkaian DNA yang diapit oleh probe. Ada beberapa pendekatan untuk memetakan gen dan rang-
Dari DNA yang terdapat dalam satu sel, cukup DNA yang co- kaian DNA yang lain pada kromosom tertentu. Pada pendekat-
cok untuk rangkaian spesifik yang dapat digunakan untuk mer- an klasik, gen yang ditempatkan pada kromosom X diidentifi-
angkai, untuk memprobe dengan hibridisasi atau untuk kasi berdasarkan pola pewarisan yang terkait-seks (seks-
mengklon. Metode ini memungkinkan pemeriksaan secara linked) (Bab 66). Gangguan genetik lain dipetakan berdasar-
langsung adanya mutasi dan dapat diterapkan pada keadaan di- kan hubungan penyakit dengan perubahan komosom yang
mana jumlah DNA yang tersedia amat terbatas. Dalam prak- nampak, baik penghapusan maupun translokasi (Bab 67).
tek, prosedur ini digunakan untuk memperjelas suatu segmen Diduga bahwa segmen tersebut dihapus atau dirusak ketika
DNA yang akan diperiksa. Adanya mutasi selanjutnya dide- kromosom patah dan bergabung kembali menggambarkan po-
teksi dengan card hibridisasi atau perangkaian langsung. Pada sisi gen yang hilang atau berubah, dan perubahan ini menim-
teknik hibridisasi, ahli genetika menentukan apakah probe co- bulkan suatu penyakit. Dalam hubungan ini, gen yang ber-
cok atau tidak berkenaan dengan rangkaian yang berhibridisasi tanggung jawab untuk retinoblastoma ditempatkan pada kro-
tepat, dan normal terhadap rangkaian yang telah diperjelas mosom nomor 13 dan yang untuk tumor Wilms pada komo-
pada keadaan-keadaan dimana pasangan yang tepat dapat som nomor 11. Lokasi yang tepat gen untuk distropi muskuler
dibedakan dari pasangan lain yang tidaktepat. Duchenne (DMD) pada kromosom X telah diidentifikasi oleh
Kekuatan metodologi DNA adalah bahwa mutasi pada adanya suatu penghapusan yang memcakup suatu segmen kro-
dasarnya dapat dipelajari pada setiap sel. Teknik lain yang mosom X yang cukup besar untuk dapat dilihat dengan peme-
amat kuat memiliki dampak, tidak sebesar pada diagnosis se- riksaan sitogenetika rutin.
perti pada penelitian untuk gen. Bila suatu mutasi diidentifi- Teknik kuat lain untuk pemetaan gen adalah penggunaan
kasi, dilemanya adalah membuktikan bahwa mutasinya adalah sel hibrida somatik rodensia manusia. Pada metode ini, sel ma-
gen dan bukan polimorfisme (misalnya, bahwa variasi asam nusia dan rodensia difusikan (digabungkan) pada biakan ja-
nukleat tertentu yang teramati pada individu adalah tidak ringan. Setelah melewati siklus sel berulang-ulang, kromosom
hanya polimorfisme). Ada kemungkinan mengekpresikan gen manusia secara random menghilang, mengakibatkan terben-
pada beberapa sistem. Gen dapat direkam secara langsung tuknya berbagai sel hibrida yang mengandung satu atau bebe-
pada RNA selanjutnya dapat diwujudkan menjadi protein. Gen rapa kromosom manusia. Karena kromosom manusia dan
dapat dipindahkan kedalam sel eukariot hidup dan ekspresi rodensia mudah dibedakan dengan analisis kariotipe, kromo-
gen diperiksa. Gen dapat didesain ulang dan diekspresikan da- som manusia yang menetap didalam hibrida dapat diidentifi-
380 BAGIAN IX I Genetika Manusia

kasi dengan mudah. Dengan menganalisis setiap jalur sel Dengan pendekatan posisi klona, adalah mungkin mengi-
untuk adanya enzim manusia spesifik atau petanda biokimia dentifikasi penyebab penyakit menggunakan teknik genetika
lain, adalah dimungkinkan menguji ekspresi gen protein spesi- murni. Protein dan proses biologi yang tidak sempurna yang
fik pada kromosom manusia tertentu. mendasari penyakit diteliti setelah gen telah diidentifikasi de-
Pengenalan teknik genetika molekuler telah meningkatkan ngan analisis genetik langsung. Pendekatan ini ditunjukkan
kemampuan kita secara dramatis dalam penentuan lokasi gen oleh penemuan gen yang kurang sempurna pada DMD. Telah
terhadap lokus kromosom spesifik. Seperti yang telah disebut- diketahui selama bertahun- tahun bahwa penyakit DMD meru-
kan di muka pada bab ini, melalui pengetrapan hibrisidasi pakan gangguan yang terkait-X, dan meskipun patofisiologis
probe DNA pada posisi aslinya secara fisik dapat dipetakan se- belumjelas, cacat sangat diekspresikan padajaringan otot. Se-
cara langsung, sehingga memberikan pendekatan yang paling telah ditemukannya penghapusan yang nampak pada kromo-
kuat dan,langsung pada masalah ini. som X yang dikaitkan dengan DMD pada satu individu,
Untuk menyusun' peta keterkaitan (linkage) yang rinci, kromosom tetangganya diidentifikasi. Dengan penggunaan be-
yang menghubungkan gen yang terlalu berdekatan untuk divi- berapa teknik, probe DNA diisolasi dari DNA manusia, yang
sualisasikan sebagai secara fisik berbeda pada pemeriksaan dipetakan pada daerah yang dikenali oleh penghapusan. Probe
mikroskopik kromosom (ini berjumlah sekitar 1 juta pasangan ini merupakan alat yang sangat berguna. Probe digunakan un-
basa DNA), digunakan hibridisasi Southern dan metode lain tuk mengidentifikasi gen pada lokus yang dicurigai yang
yang terkait. Pada pendekatan ini, DNA difragmentasi, seperti dikode protein yang diekspresikan pada otot. Sesudah satu gen
diuraikan sebelumnya, menjadi potongan-potongan besar yang diidentifikasi secara berhasil, gen ini kemudian ditunjukkan
menggunakan restriksi endonuklease. Untuk menentukan apa- bahwa produk gen tersebut tidak ada dari otot beberapa pende-
kah dua gen (atau rangkaian DNA) merupakan kromosom rita dengan DMD. Protein, distrofin, terbukti ukurannya amat
yang berdekatan atau tidak, satu pertanyaan secara ekspe- besar dan tampak dikaitkan dengan fungsi membran tertentu
rimental apakah gen-gen tersebut terletak pada fragmen DNA yang dilibatkan pada pasangan aktivitas listrik dan kontraksi
yang sama yang dihasilkan oleh restriksi nuklease atau tidak. otot. Kini, banyak upaya diarahkan pada pemahaman bagai-
Lagi pula, bila suatu gen tunggal (atau rangkaiannya) telah mana cacat pada fungsi distropin mengakibatkan DMD (Bab
dipetakan, kita dapat nxerunut sekitar daerah kromosom, de- s60.1).
ngan mengklon segmen DNA yang berdekatan dengan rang- Contoh lain dari pendekatan genetik "berbalik" dikombi-
kaian DNA yang diinginkan. Dengan cara ini, "peta" rinci dari nasi dengan pendekatan keterkaitan (linkage) merupakan iden-
banyak lokus khromosomal tersusun dan kumpulan informasi tifikasi calon kuat bagi gen penyebab kistik fibrosis (CF).
ini bertambah setiap hari. Tidak seperti keadaan dengan DMD, belum ada penderita
MENEMUKAN GEN "PENYAKIT". Kekuatan metodologi ge- yang telah diidentifikasi yang dengan penghapusan yang dapat
netika molekuler adalah paling baik diharapkan memberi ba- dilihat. Meskipun telah diketahui bahwa penyakit ini dikaitkan
tasan suatu gen dengan cara mengklonkan posisinya. Bila ge- 'dengan suatu gen pada kromosom 7, lokasi yang tepat dari gen
netika molekuler diterapkan untuk mempelajari penyebab pe- tersebut belum jelas. Untuk menemukan gen ini diperlukan pe-
nyakit yang telah didekati lewat cara klasik, patofisiologi metaan yang tepat daerah kromosom 7 yang mencurigakan,
penyakit ditentukan pada tingkat atau rincian yang memasuk- mempersempit sebelah menyebelahnya melalui penelitian ke-
kan identifikasi protein spesifik kita yang kurang sempurna, terkaitan yang teliti pada tingkat genetik molekuler dengan
dan kita mulai mencari mutasi pada tingkat genetik. Protein analisis berbagai asal-usul (pedegree). Karena daerah sekitar
dimurnikan, dan rangkaian kimia dari protein yang dimurnikan kromosom 7 yang terkait dengan kistik fibrosis dipersempit,
tersebut ditentukan. Perbandingan antara rangkaian tersebut kemungkinan calon gen diteliti pada daerah tersebut, dengan
dan rangkaian normal menentukan sifat kesalahan asam ami- menggunakan probe untuk menentukan apakah salah satu gen
nonya. Dertgan cara inilah dasar molekuler anemia sel sabit ada yang diekspresikan RNA pada jaringan yang terkena
ditentukan, kini diketahui akibat penggantian valin terhadap kistik fibrosis, jaringan eksokrin. Satu calon gen demikian
asam glutamat pada posisi 6 B-globin. Pada jaman genetika diidentifikasi. Setelah mengklon. produk RNA gen tersebut
molekuler, mRNA untuk B-globin diisolasi, diklon dan dirang- darijaringan, yang dengan kistik fibrosis dan yang tanpa kistik
kai; selanjutnya gen dirangkai; dan sifat mutasi ditentukan fibrosis, secara kebetulan tampak bahwa penghapusan 3 nuk-
pada tingkat RNA dan DNA (Bab 419.1). Jalur penemuan se- leotida terjadi pada produk gen yang dapat disimpulkan pada
rupa yang ditandai penjelasan cacat pada penyakit Tay- sekitar l}Vo dai keturunan orang kulit putih biasa. Dari rang-
Sachs. Setelah penemuan bahwa penyakit degeneratif sistem kaian asam nukleat produk gen kistik fibrosis dugaan, telah di-
saraf ini akibat dari ekspresi enzim yang tidak sempurna, mungkinkan "mewujudkan" protein pada kertas dari kode
heksosaminidase A, enzim tersebut dimurnikan. Sebagian pro- genetik. Rangkaian protein hasil penelitian tampak baru na-
tein dirangkaian dan mRNA yang berkaitan dengan enzim ter- mun menyerupai kelompok protein yang terlibat pada resis-
sebut diklon serta dirangkaian. Metode genetika molekuler tensi banyak obat, suatu protein yang memompa keluar ber-
menuniukkan heterogenitas terhadap penyakitnya. Mereka bagai kelas obat yang menembus sel kita. Meskipun dasar
yang berasal dari Ashkenazi Jewish menampakkan penyakit biokimia kistik fibrosis belum diketahui, nampak bahwa sel
sebagai akibat pergeseran kerangka mutasi pada bagian yang epitel mukosa saluran pernapasan menunjukkan cacat pada
memberi kode gen heksosaminidase A, sedang mereka yang pengangkutan klorida akibat dari saluran klorida yang me-
berasal dari latar belakang etnik lain (misalnya keturunan Ka- nyimpang. Kini telah diyakini bahwa gen yang diisolasi de-
nada Perancis) agaknya kehilangan segmen gen tersebut (lihat ngan klon posisi sebenarnya adalah saluran atau pengangkut
Bab 552). klorida. Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa se-
65 a Diagnosis Molekuler* 381

lain mutasi yang paling umum pada gen CFTR (penghapusan yang bersangkutan telah diidentifikasi yang mengakibatkan
3 nukleotida), lebih dari 300 perubahan tersendiri gen ini dapat penyakit dengan fenotip biasa, gen diperiksa untuk mutasi
ditemukan pada berbagai penderita dengan kistik fibrosis (lihat yang diamati dengan frekuensi tertinggi. Jika tidak dikenali se-
Bab 363). belumnya mutasi dapat dilokalisasi, gen itu sendiri dapat di-
rangkaikan secara langsung (pada beberapa kasus, suatu upaya
penelitian besar), dan variasi dari normal, yang tampak terkait
pada fenotip penyakit, dapat diambil kesimpulan secara lang-
sung. Karena banyak data yang menentukan mutasi dalam gen
I Ben 65 yang befianggung-jawab terhadap penyakit tertentu, kemam-
puan kita untuk mengidentifikasi suatu mutasi dalam gen seca-
ra langsung bertambah, dan katalog data tersebut bertambah
Diagnosis Molekuler* lebih rinci terus menerus dengan langkah yang luar biasa.
Namun, pada banyak penyakit, gen tidak sempurna yang
oleh Inrry J. Shapiro bertanggung-jawab belum dapat diidentifikasi. Diagnosis pre-
natal serta status pengidap harus ditentukan lewat analisis ke-
terkaitan. Upaya dilakukan untuk mengidentifikasi rangkaian
Manfaat yang paling mencolok diagnosis penyakit genetik DNA yang dapat diwariskan pada fenotip penyakit dan yang
dengan pendekatan genetika molekuler adalah bahwa gen da- berperan unllk menandal kromosom yang telah dilibatkan pa-
pat diidentifikasi lewat pemeriksaan DNA dari hampir setiap da pembawaan alele yang kurang sempurna. Secara umum,
sel penderita. Sel dapat diperoleh setiap saat pada kehidupan rangkaian yang terkait ini secara fisik terletak dekat dengan
individu. Seringkali, keseluruhan darah digunakan sebagai gen dan merupakan bagian kerangka yang disebut sebelumnya
sumber DNA, yang berasal dari sel bernukleus pada sirkulasi
(Bab 64), dan menggambarkan sebagian DNA polimorfik di-
darah. Cara lain, sel epitel mulut, kelupasan sel dari saluran mana gen dilekatkan. Metode genetika molekuler digunakan
kencing, dan bahkan sperna tunggal dapat berperan sebagai untuk mencoba membedakan DNA yang berdekatan dari gen
sumber DNA untuk diperiksa. Pada diagnosis prenatal, pe- yang kurang sempurna dengan DNA sebelah menyebelahnya
ngambilan sampel villus khorion dapat digunakan, atau am- atau kerangkayang mengelilingi gen yang tidak terkena pada
niosit dapat diperoleh dari amniosentesis. Sel janin yang ja- keluarga. Sebagaimana yang telah dinyatakan, polimorfisme
rang ada dalam sirkulasi ibu juga dapat diisolasi, memberikan yang cukup ada pada DNA dimana gen kita dilekatkan, untuk
akses non-invasif pada DNA janin. Pada kombinasi dengan membedakan segmen kromosom yang tidak identik (misalnya,
fertilisasi in vitro, sel dapat di iris dari biakan embrio manusia alele yang berasal dari salah satu orang tuanya). Dalam prak-
(tanpa risiko yang membahayakan) dan digunakan untuk diag- tek, banyak upaya pada taraf penelitian dipersiapkan untuk
nosis sebelum implantasi. menentukan rangkaian DNA yang sangat polimorfik yang
Diagnosis gangguan genetik dapat disempurnakan baik de- terkait melalui pola pewarisan dengan penyakit.
ngan pendekatan langsung maupun tidak langsung' Pada pen- Bila kasus tertentu diajukan untuk diagnosis, ahli genetika
dekatan langsung, kita memeriksa gen mutasi yang dihubung- molekuler pertama-tama harus berupaya untuk mengambil sl-
kan dengan penyakit; sedangkan pendekatan tidak langsung' dik jari (fingerprint) kromosom yang dikaitkan dengan gen
biasanya diterapkan sebelum gen berhasil ditandai, kita mengi- penyakit pada keturunannya. Jika gangguannya bersifat rese-
kuti "penyakit" gen dengan kaitannya pada rangkaian tertentu sif, kedua kromosom sebelah-menyebelahnya yang mengan-
yang diwariskan dengan tingkat probabilitas yang tinggi. Seca- dung gen yang kurang sempurna harus diambil sidik jarinya.
ra umum, pemeriksaan langsung pada gen memberikan diag- Sidik jari menjadi sesuatu yang berarti pada kumpulan rang-
nosis dengan kebenaran mutlak, dan merupakan tujuan yang kaian polimorfik yang dapat membedakan suatu kerangka kro-
paling penting pada kemajuan cabang diagnostik genetika mo- mosom tertentu dengan kerangka lainnya. Pada kasus gang-
lekuler. guan yang bersifat resesif, kromosom yang membawa gen ti-
Jika penyakit dikaitkan dengan satu mutasi, kita dapat de- dak sempurna harus pertama-tama diidentifikasi dengan peme-
ngan mudah menentukan apakah individu membawa gen mu- riksaan DNA anak yang menderita. Lalu penentuaan dilaku-
tan. Dengan demikian diagnosis anemia sel sabit'atau penen- kan pada kedua orang tuanya, manakah di antara keduanya
tuan status pengidap melibatkan identifikasi positif mutasi spe- yang memiliki gen tidak sempurna. Jika tidak ada kerabat
sifik dalam gen B-globin (Bab 419.1 dan 419.2). Hal ini yang terkena, individu tersebut seharusnya tidak mewarisi
disempurnakan oleh penerapan metodologi PCR atau hibri- sekelompok alele yang sama sebagaimana individu yang ter-
disasi dengan DNA, dengan probe DNA pendek yang spesifik kena dan memberikan pengendalian untuk analisis genetika
untuk rangkaian DNA normal atau mutan, yang memungkin- molekuler. Diagnosis pre-natal melibatkan pencarian adanya
kan pemeriksaan langsung adanya rangkaian spesifik pada serangkaian kelompok kromosom yang berasal dari ibu dan
tingkat DNA yang disertai dengan ekspresi protein mutan. bapak yang mengalami mutasi. Jika hanya satu saja yang di-
Pada penyakit seperti distrofi muskular Duchenne (DMD) wariskan, penderita tersebut adalah heterozigot atau pengidnp.
at:u defisiensi faktor VIII, dimana banyak mutasi dalam gen Jika tidak ada kromosom yang diwariskan, penderita tersebut
tidak akan mewariskan gen yang tidak sempurna. Deteksi
pengidap pada keluarga yang besar didasarkan pada prinsip
umum yang sama yang melibatkan perunutan kromosom yang
xldiadaptasi Zaslof| terkena yang padanya gen penyakit terkait.
dari beberapa bagian pada edisi ke- 14 oleh Michael A.
382 BAGIAN IX I Genetika Manusia

Diagnosis prenatal atau deteksi pengidap lewat analisis ke- Banyak gen telah dilokasi pada kromosom tertentu (Tabel
terkaitan memerlukan analisis DNA individu yang terkena. 65-1). Teknologi biologi molekuler kini membuat pemeraan
Hal ini memberikan metode penentuan sidik jari kromosom gen yang mungkin sehingga penghapusan gen dan titik mutasi
yang membawa mutasi; DNA dari kedua orang tua memung_ akibat hilangnya atau substitusi dari beberapa pasangan basa
kinkan penandaan kromosom yang membawa gen yang tidak dapat diidentifikasi (Bab 64). Metode baru untuk penapisan
terkena, dan idealnya, DNA suatu kerabat subjek yang tidak kromosom manusia dan untuk mengidentifikasi duplikasi dan
terkena memberikan suatu "bukti" bahwa keterkaitan kromo- defisiensi bahan kronrosom yang tidak kentara telah mening_
som adalah benar. Semakin besar silsilah dan semakin besar katkan juga pemahaman mengenai kelainan kromosom manu_
pembeda perbedaan rangkaian yang menandai kromosom se- sia.
belahnya dimana gen dilekatkan, diagnosis akan semakin te- Pemahaman yang lebih lengkap cacat dasar pada banyak
pat. Nanlun, harus dakui bahwa diagnosis dengan analisis penyakit genetik sekarang telah mengubah klasifikasi klinis.
keterkaitan mungkin iidak pernah memberikan l00Vo kepas- Misalnya, homosistinuria, yang dulu dipandang sebagai pe_
tian mengenai pewarisan gen yang tidak sempurna. Karena de- nyakit tunggal, ternyata merupakan manisfestasi dari beberapa
ngan metode ini kita sebenarnya tidak memeriksa gen yang kelainan metabolik yang berbeda. Osteogenesis imperfekta
tidak sempurna, namun hanya merunutnya dengan asosiasi tipe yang memarikan, yang dahulu dipandang sebagai gunggu_
klomosom sebelah menyebelahnya yang sangat dekat, keter- an tunggal, ternyata disebabkan oleh beberapa perubahan gen
kaitan tidak pernah sempurna. Ketidakpastian yang berarti aki- kolagen yang berbeda, termasuk penghapusan interna pada
bat dari kemungkinan bahwa gen akan dipisahkan dari rang- struktur gen, kegagalannya membentuk dengan tepat heliks
kaian DNA yang terkait selama meiosis, dan kemungkinan ini kolagen tripel, dan gagal mensekresikan prekursoi kolageri
bertambah karenajarak antara rangkaian terkait ini dan gen se- dari sel (Bab 6a). Lagipula, meskipun osreogenesis imperfekta
makin besar. Namun, pada umumnya, bila kromosom sebelah- tipe yang mematikan yang dahulu diduga karena gen resesif
menyebelah gen telah ditentukan, upaya-upaya besar diarah_ autosom, kini diketahui merupakan dasar mutasi spontan dan
kan pada penandaan gen yang tidak sempurna itu sendiri. Jika agaknya dominan autosom pada kebanyakan bayi yang ter-
hal ini telah disempurnakan, diagnosis dapat dibuat dengan pe_ kena. Penelitian mengenai gangguan genetik yang umum telah
meriksaan langsung gen mengenai adanya mutasi yang terkait. menunjukkan bahwa pada beberapa penyakit, seperti kistik fi_
Diagnosis genetika molekuler dapat dilakukan pada setiap brosis dan fenilketonuria (phennytketonuria IpKt]l), keba_
sel dari individu. Karenanya penyakit yang diekspresikan pada nyakan individu yang terkena memiliki mutasi yang samal
jaringan yang amat khusus (misatnya, hati), tampak lambat sedangkan penyakit yang lain, seperti hemofilia, adalah dise_
pada perkembangannya, dapat ditentukan dengan pemeriksaan babkan oleh banyak mutasi yang berbeda. Identifikasi peranda
langsung gen yang diperiksa dari hampir setiap sel suatu indi- genetik ini, disebut restriksi panjang polimorfisme (restriction
vidu. Bila gen yang tidak sempurna menyebabkan penyakit length polymorphisms tRFLPI), yang dekat dengan gen muran
manusia yang telah diidentifikasi dan mutasi yang berkaitan sehingga memungkinkan merunut gen mutan pada penyakit,
dengannya telah ditandai, adalah akan mungkin melakukan seperti pada penyakit Huntington, melalui generasi selanjut_
skrining populasi mengenai adanya mutasi'ini. Tekanan ma- nya.
syarakat dan etika seringkali menentukan bagaimana kita me- Bila memperkirakan dan menangani secara klinis anak de-
makai teknik ini dalam praktek (Bab 3 dan 4). ngan gangguan yang diwariskan, ada 3 tahap kritis: (1) me_
KELAINAN GENETIK. Kelainan genetik merupakan penye- ngenali bahwa kondisi ini diwariskan, (2) mengidentifikasi
bab penyakit yang lazim, kecacatan, dan kematian pada bayi pola pewarisan, dan (3) menjelaskan sifat klinis gangguan ter_
dan anak. Kelainan genetik ini merupakan diagnosis primer sebut, yang mencakup pengetahuan mengenai risiko kejadian
l1-16V0 dari penderita yang dirawat di bagian anak rumah penyakit tersebut pada saudara kandung atau anggota keluarga
sakit pendidikan. Satu persen bayi yang baru lahir me.miliki yang lain. Untuk mengenali bahwa suatu kondisi adalah here_
malformasi herediter, dan sekitar 0,5V0 lagi menderita cacat diter mungkin sulit jika penderita tidak memiliki kerabat yang
bawaan metabolisme atau kelainan kromosom seks yang tidak terkena. Dokter harus terbiasa dengan berbagai tipe penyakit
menyebabkan kelainan fisik dan yang dapat dideteksi hanya genetik dan mampu mengidentifikasi pola pewarisannya de_
dengan uji laboratorium spesifik. ngan menggunakan rujukan yang tepat, seperti pbwarisan
Jenis-jenis kelainan biokimia yang telah diidentifikasi se- menurut hukum Mendel pada manusia (Mendelian Inheritance
bagai penyebab penyakit genetik meliputi: substitusi asam in Man) oleh McKusick, yang mendaftar kondisi-kondisi yang
amino tunggal (misalnya, penyakit sel sabit, Bab 419.1) atau disebabkan oleh gen mutan tunggal. Bagi mereka yang memi_
sintesis sisa ekstra asam amino (misalnya, hemoglobin Con- liki akses ke internet, sumber ini tersedia dalam jaringan, di_
stant Spring) dalam molekul protein; tidak ada aktivitas enzim catat dengan kuar, dan seiingkali diperbaharui. Tidak tersedia
yang normal.nya terletak pada lisozom, rnitokondria atau ruang katalog untuk gangguan-gangguan yang dikaitkan dengan pe_
ekstraseluler (misalnya, fenilketonuria yang disebabkan oleh warisan multifaktor; pengenalannya tergantung pada pengeta_
defisiensi reduktase dihidropteridin, Bab ll.l dan sindrom huan dokter mengenai gangguan ini.
Ehlers-Danlos, tipe VIi, yang disebabkan oleh defisiensi KEMAJUAN DALAM PEMAHAMAN MORFOGENESTS. Sekitar
prokollagen peptidase); tidak adanya produksi protein spesifik 3Vo dari semua bayi baru lahir mengidap malformasi kongeni_
atau kompleks protein-gula (misalnya distrofi makular kornea tal yang dapat dikenali. Malformasi yang mematikan sekarang
akibat kegagalan sintesis keratin sulfat proteoglikan); atau meliputi 25Vo dari semua kematian neonatus di Amerika Seri_
biosintesis yang tidak sempurna (misalnya, penghambatan C1 kat dan menyebabkan 507o mortalitas neonatus bila bayi cu_
esterase pada edema angioneurotik herediter). kup bulan dipisahkan. Meskipun kepentingan utama malfor_
65 I Diagnosis Molekuler* 383

Tabel 65-1. Sebagian Daftar Gen yang Diklon yang Menimbulkan Gangguan Herediter yang Diketahui dan Contoh-Contoh Perubahan dan Ti-
tik Mutasi Besar pada Ganggun-Cangguan terlentu.x
Per trahafi tik.
(len
iiji::?illll i
,Ktdar
$"tCI
Gen j:{,iln{},
: 1-
aniiihiomUin nt I lu

iFlu
l"uKostoase
Proteln
L::l
.^..
4. I
GlikoSbrebfoSirdase
::ii.,r.q'p rinogen
... I \:
1o
)
,fr
lo..
In
=*$=iffii**nffi'
EliptoSitosis- l

lenyflri1_Caucher .:
=
':
del::::= ,::

T*{
d*ft $bokril@,, .r. ,,{
Pofllna Kutanea tarda
Raniai medium asil-KoA dehidrogenase
,;-ru.=;s.
. ,, . . lD
,, D_€$s=i.ffi=s=!.T,,.al,ihff{w,a;i\roAldpffiffi""'
senase. l -
$Nri$.
o(,:speKuln I t"' 'lu
j:
..B..e.1:i,$., si kar$Hiliff'og,Sl gln $e ii1
Defisimsi karbamillbslat sintetase
" ,.. !:::::ll r!ri:
Apolpoprotein B ...t
ir,rl,:lii:::::::::::::l ::::r,:-.i'
zp iHiF,.o.b.€._1.it*.=iii:q,:
fdirylgfl;r hFrup''lfFf9,,":' ., i

pigmaiui? fM1
0l (l[1 )-Prokolagen ,2pa, Suldrom Ehlers-Danlos" tipe IV
Protein C L
iff.$*p.ili'.U.,.$ria.'kaffi aii-dp.fl$;$nsi$rdlein.€;,,.
B-Propionil-CoA karboksilase : rq
I ranslefln -
:
3q Atransferinemi a
l-tbrrnogen a, p dan T 4q Disfibrinogenemia
B-Heksosaminidase )q Penyakit Sandhofl
) Defisierrsi faktor XIll
'f,+klnlXII[,,,,,,1':.i11,', OD
;
Steroid 2 I -hidroksilase os ,1xl.ip@fasfainuqena-1t'0..E*E=.., iiiiii=l oel
Komplemen faktor 2 6$
Komplemen laktor 4 6p Defisiensi C4 del
Plasminogen 6q Thrombofi lia karena varian,plasmi nogen
Argininosuksinat liase ?q Asiduria argininosuksinat
B-Clukoronidase 7q Mukopol isakaridosis Vll
u2 (l)-Prokolagen tg Osteogenesis imperf'ekta. sindrom Ehlers-

l='i fi$ 11, +tUm$ f11ifl. kerena d#iC,q!i li lUr.. ,. ,.

sq Asidosis tubular ginjal dengan osteopetrosis


$ Hipotiroidisme kongenital herediter

,9c
sq Sitrulinemia
Inroleransi fruktosa
:::r ,1fi, ,.:
Ol:nitin 4ltiiiitai'ti-tn: ra$$-.'. i.:t.',...::.:;t.iil t0s
' Arropi girat
Steroidl-7,:fi iio=k5ilase/t.:.ffi 0,lia5lei.=s11,uu: l ilO.i '- : Hiperplasia adrenal kongenital-. :ll Lri:::r::: r::':::l

Itl$lffiiiti',i,.,....', -===;'.,,,ir ..

Ito . Diabetes mellitus karena insulin .::lrli ,r::::::: - ir


=='=, r
abnormal ,.t,,, :::=-lt,
B-Clobin = llp Anemia sel sabit. B-thalasemia
:::j :t
TM,
,::l:
.l

'y-Globin llp ,.,={emogfob-ih$ffiinmenetap'-1i tigitei


.,,,;, .=delj;F:,;TI.
-

!or1on
paratiroid llp Hipoparatiroidisme tamilial { satu bentuk)
t;, :;
l1-atalase rlp .. -:Akatalasemia
Apolipoprotein A l, C3, 44 lln ,Penyaki t arteria koronaria prematur
Cl ikogen foslorilase otot llq 'Penvakit McArdle
Porlobilinogen deaminase lfls Pqrfina intermitten akut . ;.
::
Piruvat karboksilase 11q 'betisiensi piruvat karboksilase ':
-E*t0lvoutV-"i[f ra$ .i,- -: 12p Penyakit von Willebrand
t:onlerase lzP Ddhiensi triosefbs lat i somerase
Ind:..brl"l Fenilkbtonuria "' i-. .. l
rarailn I2a '';TM
nroroKsllase
ia
|. eru
Cen rerinoblastoma l3q Retiuoblastoma ,!
tlaKtot vlt l3q Delisiensi faktor Vll iF=
raKtor x . i
l
!3c Defisiensi faktor X
it :l::.:::, 1 ::::-
cr-Propionil-KoA karboksilase ls Asidemia propionat tipe I i ::i i::,ri
o-An{itripsin .l 14
Defisiensi a1-Anritripsin i'ri
I
lF, I
j:i!:i=:
Fosforilase hari l$ Penyakit Hers lPenyakit penyimpanan
slikosen VI)
iii ]E
di"[Xeksos.:a-
,J..1] , ]. '::::-=:.,:::.il
lif,fl
e"n"yutiifuy-Su.n, .
:::: .i:::::l

FN4
P-450-entim' pemi iah rantai-sampingi20.22- 1

desm.olase ,1,5, Hiperplasia adrenal lipid


rQ 's,-Thalasemia
q,-Globin
Tirosin aminotransl'erase I'6q ii.ri.ili. uo. ti :lii= ddli,..=- i i:,
:
384 BAGIAN lX f Genetika Manusia

Tabel 65-1. Sebagian Daftar Gen yang Diklon yang I4enimbulkan Gangguan Herediter yang Diketahui dan Contoh-Contoh Perubahan dan Ti-
tik Mutasi Besar pada Gangguan-Gangguan tefi entu. (Lanjutan)

ir:iil i ii ir l
,,,,:;1;,,,.,.;,.?..efdb.ftiln
;.r' f"'1];=ffi.
rift
I{ramo- ,,
*r,[igs'l
Sen 50m 1i::: 'iai r:KaSai fTM)
Lesirin:;:kholds#rol I6qLil.l ib€{,i$dhsitesiuillMbtiiri.iat ii srerase
ltron on:to-rtrimbuhan t,, :fi*,,= Dehsiensi hormon pertumbuhan familial mumi del
*i {]pffi $f qS*,n i ; ;:i:.,i
i .-j,il-a-- Os[eogenesis impert'ekta. sindrom Ehlers-
,Sant$!1!ipC:.V.JJ. ;ly , ,,,::,,,
r=':r:'
::i. del T*I
Faktor komplemen 3 ilii'lPp Detisie-n:sj.e3-:::= jii::, r.
Apolipoprotein E. C2, dan Cl I tgq iluuo"o."I*.*'.
nesbpt#!j,f ,,,,,,,,,,-AF einlde@as-randafi t9q Hiperkol esterolemi a fanulial ddl TM
'
Adenosin deaminase Imunodefisiensi tombinasi paiah karena deli
,1. ftO. r,,,,,;
siensi adenosin deaminase
I -l::::::=::iilii t:l::::::::l=
Homosistinuria
,;r.ili'ii.1]jiii,'i
'}p ir.titiicliii'i*ai'i#E,,i'i t ',.'.,, .'.' &l
xt) ;;;;;, ilrrnr,un,t u.tu *; r*. d-el :f:ir,I
Penyakit granulomatus kronik
Distrofi muskuler Duchenne dul
=,,,,ririi W$ii'
,iffi1f]i!."x Penyakit Fabry
t:,Xg Defi siens! fosfogliserat kllt,nt*
xc Slndrom LeiCh*Nytran ::::::l|
::::::::::::::tl
d*l
l:lt i i, XC tlemqfilia B 4$l ,TM
!,,,.:.,,:'l
i
. He*onfia n TM
-..., 1fiq .:iJiWSi=,
1;

nuta *arn"
Sei
del
,:::: 1x,iil$4-::: Defisid$$.g.1.qlt ba. $fatdehidi0,$enasts

Dari Antonarakis SE: Diagrusis of genetic disorder at the DNA leveL Dicetak ulang utas ijin duri The N ew England J ournal ol Medicine 320: I 5 3, I 9g0.
= (penghapLrsan Idelesbn]); inv = inversi; ins = insersi.
deL

masi, pengetahuan kita mengenai etiologi dan pencegahannya pada tiap segmen ditentukan secara ireversibel dan seke-
tidak memadai. Faktor lingkungan maupun genetik sama-sama lompok sel memainkan program yang telah ditentukan sebe-
berpengaruh. Penelitian eksperimental terbaru pada lalat buah lumnya ini, meskipun ditransplantasikan pada lokasi lain. Be-
dan mencit memberikan beberapa alasan untuk mewaspadai berapa tahun yang lalu, berbagai mutasi telah diamati pada
optimisme atas kemajuan di bidang ini. Genom mencit serupa Drosophilla yang merusak proses yang telah teratur baik ini.
dengan genom pada manusia dalam hal garis besar arsitek- Adanya mutasi homeotik ditemukan bahwa memiliki kemam-
turnya. Data dasar dengan cepat berakumulasi berkenaan de- puan untuk mentransformasikan kelanjutan segmen individu
ngan genetika mencit yang menghasilkan wawasan yang sehingga fenotip yang dramatis dapat diamati. Misalnya, pada
dalam ke-dalam perkembangan mamalia. Secara khusus, pene- lalat dengan mutasi antenapedia, perasa sensoris pada u.iung
liti dapat memasukkan setiap gen tertentu yang diklon atau kepala dapat ditransformasikan ke kaki.
yang dimo-difikasi ke dalam mencit yang sedang berkembang, Kejadian perkembangan Drosophila sebelumnya juga teiah
dan teru-tama, pengendalian kapan dan dimana gen yang di- difahami. Sumbu-puncak-kaudal telur Drosoplziia dibentuk
masukkan tersebut diekspresikan. Metode teknologi transgenik oleh produk-produk gen yang disumbangkan oleh sel induk
tersebut dapat digunakan untuk menciptakan model binatang betina yang mengelilingi telur (gen pengaruh induk betrna),
penyakit manusia. Set metodologi kedua dapat dimanfaatkan Selanjutnya, serangkaian garis menyilangi sumbu melalui tin-
sebenarnya untuk mengikis setiap gen dalam mencit yang se- dakan dari apa yang disebut sebagai kebiasaan gen celah atau
dang berkembang dan untuk mengkonstruksi binatang yang pasangan. Selanjutnya tepi anterior dan posterior setiap seg-
"knock-out" dalam proses. Metode ini telah memungkinkan men diarahkan oleh tindakan gen polaritas segmen. Pada saat
kita untuk memulai menterjemahkan peran sejumlah gen baru ini, sementara semua segmen dibentuk, ciri dan potensi em-
pada rincian molekuler. brionya sama. Gen-gen homeoboks kemudian bertindak ber-
Teknik percobaan embriologi mamalia telah diperbesar de- sama mengendalikan setiap segmen apakah ia harus menjadi
ngan penemuan dasar dengan menggunakan organisme yang segmen kepala atau segmen abdomen dan seterusnya. Gen ho-
bahkan lebih sederhana, seperti lalat dan cacing. Pemahaman meoboks dinamai demikian karena mutasi padanya menyebab-
ini juga berkaitan dengan morfogenesis manusia dan malfor- kan transformasi homeotik pada kelanjutan segmen tertentu dan
masi kongenital. Lalat buah, Drosophilla melanogaster,telah karena setiap gen ini mengandung bagian daerah pemberi kode
menjadi subyek banyak penelitian yang seksama. Binatang ini 60 asam amino yang relatif sama di dekat satu ujung gen. Gen
adalah organisme bersegmen, dengan tiga segmen kepala, tiga homeoboks diduga bertindak sebagai pengubah utama yang da-
segmen thoraks dan sembilan segmen abdomen. Tiap segmen pat mengatur ekspresi gen-gen lain yang bekerja menurun pa-
ditujukan untuk menumbuhkan menjadi struktur yang unik dan da perkembangan. Secara sederhana, gen-gen ini mungkin ber-
terpisah. Setelah tingkat perkembangan tertentu, kelanjutan sel peran demikian dengan benar-benar mengikat untuk mengen-
66 I Pola Pewarisan* 385

dalikan daerah DNA gen-gen sasaran ini dan mengatur pere- ini seringkali mernbantu dalam pemahaman tanda-tanda klinis
kamannya. Gen-gen homeoboks Drosophila diorganisasi pada gangguan. Konsep seperti struktur dasar molekul DNA dan
urutan kromosom ke 3 tertentu. Urutan ini identik dengan pemindahan informasi genetik, yang pertama-tama terjadi
urutan ruang dimana mereka diekspresikan pada berbagai seg- pada RNA pesuruh (mRNA) dan kemudian pembentukan poli-
men. peptida spesifik, membantu dalam pemahaman dasar penyakit,
Gen-gen homeoboks (uga beberapa gen perkembangan seperti berbagai gangguan struktur hemoglobin yang kelainan
penting lain) sangat dipelihara melalui evolusi, dan gen-gen primernya mencakup penggantian dan penghapusan asam
yang amat serupa dapat ditemukan pada organisme lain, ter- amino, perpanjangan rantai globin, dan rantai-rantai globin
masuk tikus dan"manusia. Paling sedikit ada 35 gen homeo- yang difusikan atau di"hibrid"kan. Konsep lain yang menjelas-
boks manusia dan tikus, yang diorganisasi menjadi 4 kelom- kan mekanisme terjadinya kelainan genetik yang nampak pada
pok, masing-rnasing pada kromosom yang berbeda. Kini fung- studi mikroorganisme, seperti fungsi gen represor dan ger
si dari kebanyakan gen ini masih belum diketahui' Namun, pengatur yang tidak sempurna, juga dapat digunakan untuk pe-
penelitian mengenai ekspresi ruang dan waktunya menunjuk- mahaman penyakit genetik manusia (Bab 64 dan 65),
kan bahwa mereka mengikuti suatu pola yang paling tidak sa- Dalam pembahasan gen mutan tunggal, sejumlah istilah
ngat mengingatkan pada pola yang ditemukan pada lalat' khusus digunakan. Kromosom nomor 23 pada sperma berga-
Penelitian yang sangat cermat pada mencit dengan mengguna- bung dengan kromosom 23 pada telur membentuk zigot de-
kan metode yang telah dijelaskan di muka sedang dilakukan, ngan 23 pasang kromosom. Lokus gen adalah lokasi tertentu
ditujukan pada gen-gen homeoboks yang mengekspresi berle- gen spesifik pada kromosom spesifik. Daerah pemberi kode
bihan, yang mengekspresikannya pada lokasi yang keliru atau gen terganggu oleh rangkaian pengganggu DNA yang pan-.
menjatuhkan ekspresinya dalam upaya menjelaskan fungsinya' jangnya bervariasi disebut intron. Intron ini tidak digambar-
Hasil-hasil awal mendukung peran penting gen-gen ini pada kan pada RNA pesuruh dewasa yang berkaitan dengan gen
perkembangan dan memberikan isyarat penting mengenai (Bab 64). Kesalahan dalam melepaskan intron merupakan
perannya pada malformasi manusia. Misalnya. mencit yang dasar pada kebanyakan jenis B-thalassemia yang lazim' Setiap
gen Hox 1,6 telah dijatuhkan telah mengembangkan cacat gen memiliki analog dengan lokasi yang sama dalam kromo-
pada penutupan pipa saraf. Mencit yang mengekspresikan Hox som homolog (pasangan lainnya); pasangan identik lokus dise-
1,1 berlebihan menderita duplikasi vertebra' Mencit yang tidak bfi lokus homolog. Gen pada lokus homolog disebut aleLe.
memiliki gen Hoks 1,5 nampak sangat serupa dengan bayi ma- Gen alele adalah analog (yaitu, mempengaruhi sifat dari ka-
nusia dengan sindrom DiGeorge' Ekspresi berlebihan gen Hox rakteristik yang sama) namun seringkali tidak identik; variasi
1,4 menghasilkan fenotip yang sangat serupa dengan penyakit yang banyak mungkin teramati pada banyak tipe protein se
Hirschprung. Ada alasan untuk mengharapkan bahwa kita rum yang berbeda antara orang-orang ras sama maupun yang
. akan segera mempunyai pemahaman yang jauh lebih rinci ten- berbeda. Karena variasi genetik ada pada banyak lokus gen,
tang gen-gen yang terlibat pada proses perkembangan awal' adalah mutlak mempertimbangkan beberapa gen sebagai mu-
Hal ini akan memungkinkan kita mengenali secara prenatal tan; biasanya perbedaannya adalah bahwa gen mutan rnempu-
(dan mungkin mengobati secara prenatal) sejumlah malfor- nyai pengaruh besar dan membahayakan. Bila orang mem-
masi manusia. Pada kelainan-kelainan yang merupakan produk punyai gen mutan pada lokus dalam satu kromosom tetapi ti-
dari pemicuan lingkungan, kita harus dapat menspesifikasi gen dak ada pada lokus kromosom yang lain, orang tersebut adalah
yang melaluinya isyarat-isyarat ini bekerja dan disalurkan. Hal heterozigot untuk gen mutan tersebut. Jika gen mutan tidak
ini memberikan harapan untuk mempunyai prosedur skrining mengenai individu heterozigot, ia disebut gen resesif. Jika gen
yang lebih baik untuk mengenali lingkungan teratogen dan mutan mempengaruhi keadaaan heterozi got disebut' g en domi-
men gurangi pengaruh-pe4garuhnya' nan. Orang yang memiliki gen mutan yang sama pada kedua
lokus homolog adalah homozigot untuk gen tersebut. Gen re-
sesif autosom memperlihatkan pengaruh kliniknya hanya pada
homozigot. Perbedaan antara gen resesif dan dominan menjadi
mutlak bila mengidentifikasi heterozigot dengan uji bioki-
I Bne 66 miawi atau bila heterozigot hanya mengekspresi secara ringan
gangguan tersebut. Lagipula, penelitian genetika molekuler te-
lah menunjukkan bahwa banyak orang yang dipandang ho-
Pola Pewarisan* mozigot karena gen resesif autosom yang sama sebenarnya
memiliki dua mutasi yang berbeda (Bab 64).
oleh I'arry J. Shapiro Setiap pola pewarisan menurut hukum Mendel mempunyai
sifat-sifat yang mungkin berguna dalam menegakkan diagno-
sis atau dalam penelitian perencanaan keluarga yang mungkin
penting untuk memberi penjelasan yang jelas pada orang tua
GEN MUTAN TUNGGAL. Setiap gen mutan tunggal menun-
jukkan salah satu dari 4 pola pewarisan menurut hukum Men- yang anaknya terkena.
PEWARISAN RESESIF AUTOSOM. Peta silsilah (pedegree)
del; resesif autosom, dominan autosomr resesif terkait-X, dan
dominan terkait-X. Metode pengelompokan penyakit genetik
yang menggambarkan pola pewarisan ini (Gambar 66-1)
menunjukkan kekhasan sebagai berikut: Anak dengan dua
orang tua heterozigot memiliki 25% pehang bersifat homo-
xDiambil dari seksi pada edisi ke 14 oleh Lewis B. Holmes. zigot (misalnya 1 peluang pada 2 pewarisan gen mutan yang
386 BAGIAN lX I Genetika Manusia

jadian yang jarang karena kecilnya insidens gen resesif yang


I I KUNCI paling merugikan pada populasi umum.
Satu pasang autosom
II Jika frekuensi penyakit resesif autosom diketahui, frekuen-
J
si keadaan heterozigot atau^pengidap {apat dihitung dengan
] Satu gen abnormal formula Hardy-Weinberg: p' + 2pq + g' = l, dimana p adalah
frekuensi salah satu dari sepasang alele dan q merupakan fre-
n Pria Q wanita kuensi yang lain. Misalnya, jika frekuensi kistik fibrosis pada
penduduk kulit putih Amerika I dari 2.500 (p';, maka fre-
0aO lndividuHeterozigot kuensi heterozigotnya (2pil dapat dihitung: jika p2 = %roo,
f O lndividu Terkena maka p - fodang= a%oi2pq=2X /roX4%oatau sekitar f,
(atav 3,92Eo).
Setiap manusia mungkin memiliki beberapa gen yang
membahayakan, resesif dan jarang. Karena gen mutan ini bia-
sanya tidak dapat dikenali dengan uji laboratorium, orang de-
wasa heterozigot biasanya belajar mengenai gen resesif yang
membahayakannya setelah kelahiran anak homozigot (dan
karenanya terkena). Orang tua yang terkait jauh lebih mungkin
merupakan heterozigot untuk gen resesif yang sama memba-
hayakan karena mereka mempunyai nenek moyang yang bia-
sa. Perkawinan antar darah yang sama jarang terjadi di
Amerika Serikat serta banyak negara lain. Karenanya, bebera-
pa penelitian genetik telah dilakukan untuk menegakkan risiko
keseluruhan pada orang tua sehat namun masih kerabat. Di-
dasarkan pada informasi yang tersedia, risiko orang tua yang
bersepupu mela-hirkan neonatus dengan cacat bawaan sekitar
duakali yaitt2-3Vo dibandingkan dengan risiko yang dihadapi
oleh pasangan sehat yang tidak berkerabat.

I lt [ lt il
PEWARISAN DOMINAN AUTOSOM. Diagram silsilah (pede-
gree) pada Gambar 66-2 menunjukkan bahwa baik laki-laki
maupun wanita sama-sama terkena, yang pemindahannya ter-
Gambar 66-1. Pewarisan resesif autosom jadi dari satu orang tua kepada anak, dan bahwa gen mutan
yang bertanggung-jawab dapat muncul dengan gen mutan se-
cara spontan.
PEWARISAN RESESIF TERKAIT.X. Diagram pedegree pada
berasal dari setiap orang tuanyat % X y, = l); lakr-laki dan Gambar 66-3 menunjukkan bahwa hanya anak laki-laki yang
wanita terkena dengan frekuensi yang sama; individu yang secara klinis terkena; bahwa anak laki-laki yang terkena ter-
terkena hampir selalu dilahirkan pada hanya satu generasi ke- kait melalui pengidap wanita; sehingga semua anak wanita
luarga; anak-anak dari orang yang terkena (homozigot) se- dari orang tua laki-laki terkena merupakan pengidap gen mu-
muanya heterozigot; anak-anak dari homozigot hanya dapat tan; dan bahwa orang laki-laki yang terkena tidak mempunyai
terkena jika pasangannya heterozigot, yang merupakan ke- anak laki-laki yang terkena namun dapat mempunyai cucu
laki-laki terkena yang dilahirkan wanita pengidap. pengidap
wanita mempunyai peluang 50Vo memberikan kromosomnya
yang membawa gen mutan untuk setiap anaknya. Dengan kata
GENERASI lain, setiap anak wanita dari pengidap memiliki peluang 50Vo
menjadi pengidap, dan setiap anak laki-laki memiliki peluang
I
50Vo. mewariskan gen mutannya dan menderita penyakit yang
disebabkan gen mutan. Karenanya, pada setiap kehamilan pe-
il ngidap wanita memiliki peluang 25Vo mempunyai anak laki-
laki terkena.
Pada mulanya kedua kromosom X dari zigot wanita adalah
ilt
aktif. Inaktifasi secara acak bagian dari satu X pada setiap sel
berlangsung pada awal perkembangan janin. Kromosom X
yang diinaktifasi, yang bereplikasi lebih kemudian daripada
kromosom X yang aktif, merupakan massa kromatin seks atau
lv
benda Barr yang dapat diamati pada nukleus sel dekat mem-
It lt 111r bran nukleus. Inaktifasi secara acak ini, disebut juga lionisasi,
melindungi pengidap wanita dari pengaruh gen mutan resesif
Gambar 66-2. Pewarisan dominan autosom. (Lihat Gambar 66-l untuk kunci- terkait-X, karena banyak juga peluang bahwa kromosom X
nya) yang membawa gen mutan akan diinaktifkan seperti gen mu_
66 I Pola Pewarisan* 387

dapat dikaitkan dengan pewarisan multifaktorial. Data yang


lebih mudah terjangkau pada studi mengenai mencit dengan
gangguan demikian memungkinkan pemetaan gen-gen ini de-
ngan mudah dan dengan cara menempatkan daerah kromos6m
sintenik (gen-gen yang diawetkan blok kromosom yang berisi
rangkaian DNA yang serupa antar spesies) pada manusia, gen-
gen tersebut dapat diidentifikasi. Sebagai contoh, pendekatan
ini telah digunakan pada diabetus melitus tipe I.
Beberapa sifat pewarisan multifaktorial serupa dengan sifat
pewarisan menurut hukum Mendel gen mutan tunggal (mi-
salnya, insidens gangguan yang terkait latar belakang ras me-
netap sesudah migrasi), namun beberapa diantaranya berbeda.
Dilema yang sangat sulit dapat terjadi dalam membedakan

lr ilil Ir lt ll 11 lt antara etiologi multifaktorial dan penyakit gen dominan auto-


som dengan menurunkan penembusan (disini "penurunan pe-
nembusan" merujuk pada fenomena pewarisan gen mutan
I xKrotororn i YKrotorot Q wanilaPengidap namun tidak menunjukkan fenotip penyakit pada setiap keada-
Gambar 66-3. Pewarisan resesif terkait-X. (Lihat Gambar 66-1 untuk kunci
an). Meskipun mungkin amat sulit untuk mengaitkan apakah
nya) suatu penyakit memiliki etiologi multi-faktorial, kebanyakan
sifat-sifat pewarisan multifaktorial sangat berbeda dan berkai-
tan. Butir-butir perbedaan adalah sebagai berikut:
1. Ada kesamaan dalam angka kumat (khasnya 2-10V0)
tan kromosom X yang lain. Karenanya, pengidap mengekspre- pada semua kerabat tingkat 1 (orang tua, saudara kandung dan
sikan pengaruh gen mutan pada sekitar 50Vo seTnya. Karena keturunan dari anak-yang terkena). Tidak lazim menemukan
alasan ini, orang wanita pengidap hemofilia klasik akan meng- kenaikan risiko yang nyata pada kerabat yang terkait lebih
alami penurunan aktifitas faktor VIII, namun kadarnya hampir jauh dengan kasus indeks tingkat 2.
tidak serendah kadar pada saudara laki-lakinya yang terkena. 2. Risiko kumat terkait dengan insidens penyakit.
PEWARISAN DOMINAN TERKAIT.X. Sangat sedikit gen do- 3. Beberapa gangguan memiliki kecenderungan seks, se-
minan terkait-X yang telah dikenali pada manusia. Dua contoh perti ditunjukkan oleh insidens seks yang tidak sama. Stenosis
adalah rakhitis resisten-vitamin D dan sindrom Melnick- pilorus lebih sering dijumpai pada laki-laki, sedangkan dislo-
Needles malformasi multipel. Pedigree pada Gambar 66-4 kasi pinggul kongenital lebih sering pada wanita. Bilamana
menunjukkan kekhasan essensial; baik lakilaki maupun ada perubahan rasio seks, risikonya lebih tinggi pada kerabat
wanita terkena, namun laki-laki sering terkena lebih parah; kasus indeks dimana jenis kelamin kurang lazim. Misalnya,
gangguan diwariskan dari generasi ke generasi; semua anak risiko pada anak laki-laki dari ibu yang terkena stenosis pilo-
wanita dari ayah yang terkena akan terkena, tetapi tidak terjadi
pada.anak laki-lakinya.
PEWARISAN MU LTI FAKTORIAL. Istilah p ew ari s an multifuk- GENERASI

torial merujuk pada proses dimana variable bersifat terus-


menerus (kuantitatif) (seperti tinggi badan, atau tekanan darah)
atau keadaan penyakit akibat pengaruh tambahan dan interak-
tif satu gen atau lebih ditambah faktor-faktor lingkungan.'Per-
kiraan peran gen pada sifat atau gangguan tersebut disebut
he ritabilitas. Gangguan ini mencakup kebanyakan malformasi
biasa (cacat pipa neural, bibir sumbing dan celah palatum, dis-
lokasi pinggul kongenital) serta penyakit multifaktorial biasa
orang dewasa (schizofrenia, hipertensi esensial, penyakit jan-
tung koroner dan diabetes melitus), dan masa anak (penyakit
alergi, beberapa jenis hiperlipidemia). Jumlah gen yang terli-
bat seringkali tidak diketahui dan atau gen-gen "minor" yang
berdampak membahayakan merupakan akibat pengaruh kumu-
latif (meskipun gen-gen ini secara individual mungkin tidak
membahayakan) atau gen-gen "mayor" dengan pengaruh yang
lebih besar (karenanya lebih mudah memetakan pada studi ge-
netika) yang dilibatkan. Beberapa faktor lingkungan telah
11 11 lt 1i ll lt 11 li 1l

diidentifikasi pada manusia, namun studi keadaan-keadaan


I Krororor x i Kromosom y
yang disebabkan oleh pewarisan multifaktorial dan pemicu
lingkungannya pada binatang menekankan relevansinya. Ba-
nyak data yang harus disediakan pada banyak orang yang Gambar 66-4. Pewarisan dominan terkait-X. (Lihat Gambar 66-1 untuk
terkena dan keluarganya sebelum penyakit atau malformasi kuncinva)
388 BAGIAN lX I Genetika Manusia

rus infantil adalah 187o dibandingkan dengan 5% risiko anak heterogen baik didalam maupun di antara sel, komplemen
laki-laki dari bapak yang terkena. alasannya adalah bahwa ibu mitokondria yang diturunkan pada sel telur seringkali tidak
telah mewariskan kerentanan genetik yang lebih tinggi kepada mewakili populasi mitokondria total yang berasal dari ibu. De-
keturunannya. ngan demikian, ada banyak keragaman gejala dalam keluarga,
4. Peluang bahwa kedua anak kembar identik akan terkena dan pewarisan yang diamati mungkin lebih rumit daripada
malformasi yang sama kurang dari 1,00Vo, namun jauh lebih pola maternal sederhana. Namun, penemuan penyakit miopati
besar daripada peluang pewarisan kedua anggota sepasang atau neurologis yang nampaknya berasal dari sisi ibu harus di-
anak kembar nonidentik jika terkena. Frekuensi yang bersa- waspadai dokter terhadap kemungkinan etiologi mitokondria.
maan pada kembar identik berkisar antara 2lVo hingga 63Vo. Tipe pewarisan nontradisionnal lain merupakan akibat sua-
Distribusi ini berbeda dengan pewarisan menurut hukum Men- tu fenomen yang dikenal sebagai pengaruh genom (imprinting
del, dimana anak kembar identik selalu sama-sama memiliki genomik) (lihat Bab 67). Fenomen ini terjadi pada deretan be-
gangguan akibat gen mutan tunggal. nih dan mengakibatkan daerah genom tertentu diwariskan se-
5. Risiko kumat meningkat bila banyak anggota keluarga cara berbeda, tergantung pada asal orang tuanya. Gen-gen
yang terkena, dan keadaan ini seringkali paling menjadi masa- pada daerah yang berhubungan secara fungsional telah diinak-
lah untuk membedakan etiologi multifaktorial dengan etiologi tifkan (dipengaruhi) saat pembentukan gamet dan tetap inaktif
menurut hukum Mendel. Contoh sederhana adalah bahwa padazigot" yang terbentuk. Gen-gen yang tidak diaktifkan pada
risiko kumat bagi kasus labio dan platoskhisis unilateral se- dua deretan benih.orang tuanya merupakan satu-satunya ke-
besar 4Vo bagi pasangan dengan seorang anak terkena dan me- lompok yang saling melengkapi; kalau tidak, keturunannya ti-
ningkat menjadi 9Vo dengan dua anak terkena. dak akan memiliki salinan aktif dari gen yang berhubungan.
6. Risiko kumat dapat lebih besar bila gangguannya lebih Fenomena pengaruh ini, membawa pada konsekuensi klinis
parah. Misalnya, bayi yang menderita penyakit Hirschprung pada kasus sindrom Prader-Willi (SPW). Sekitar duapertiga
segmen-panjang memiliki peluang lebih besar memiliki sauda- penderita mengalami penghapusan mikro (mikrodelesi) lagi
ra kandung terkena daripada bayi yang menderita penyakit pada kromosom 15, dan penghapusan selalu terjadi pada kro-
Hirscprung segmen-pendek. mosom yang berasal dari ayahnya. Penghapusan serupa yang
diwariskan pada kromosom l5 ibu tidak mengakibatkan SPW
PEWARISAN POLA ATlPlK. Kini mulai disadari bahwa
gangguan genetik kadang-kadang diwariskan tanpa mengikuti
namun timbul gangguan yang berbeda, sindrom Angelman.
Pada SPW, gen atau gen-gen yang berhubungan dinonaktif-
pola yang.biasa dianut seperti dominan, resesif, terkait-X atau
kan pada kromosom 15 ibu, sehingga penghapusan pada kro-
multifaktorial. Pola pewarisan atipik ini kadang-kadang meli-
mosom ayah mengakibatkan tidak adanya alele individu yang
batkan penyakit spesifik, dan pada keadaan lain sebenarnya
aktif (kebalikannya terjadi pada penderita Angelman, dimana
dapat berlaku pada setiap gangguan herediter. Contoh dari
penginaktifan gen ayah kritis dengan penghapusan lokus ibu
kategori terakhir ini dimanifestasikan ketika mutasi sekali lagi
mengakibatkan tidak adanya alele yang aktif. Hampir semua
terjadi pada suatu tahap perkembangan individu sedemikian
penderita Prader-Willi yang tidak memiliki penghapusan dite-
sehingga populasi gamet orang menjadi suatu campuran alele
mukan telah mewariskan dua salinan kromosom 15 ibunya
normal dan mutan. Sel somatik individu juga dapat atau tidak
dan tidak memiliki kromosom ayah. Karena kedua kromosom
dapat membentuk mozaik mutan atau normal, namun pada
umumnya, orang tidak dikenali menjadi pengidap alele mutan,
ibu tidak diaktifkan pada daerah kritis, individu-individu ini,
seperti penderita penghapusan, tidak memiliki salinan aktif
meskipun pada uji status pengidap. Misalnya jika ibu yang bu-
gen kritis tersebut. Keadaan pewarisan kedua kromosom ho-
kan pengidap (menurut kriteria rutin) untuk penyakit terkait-X
molog yang berasal dari orang tua tunggal disebut disomi uni-
seperti hemotilia A namun ia melahirkan lebih dari satu anak
parental. Sejumlah individu dengan fenotip abnormal telah
laki-laki terkena. Penjelasan untuk hal ini adalah bahwa ibu
mengidap gamet mutan multipel disamping gamet yang masih
diamati mempunyai disomi uniparental pada daerah kromo-
normal. Fenomena ini dikenal sebagai mozaik gonade (gona-
som tertentu. Dengan demikian sekurang-kurangnya untuk
daerah genom tertentu, diperlukan untuk mempunyai rang-
dal mosaicism) dan kebanyakan dengan mudah dikenali pada
gangguan kromosom terkait-X dan dominan.
kaian dari setiap orang tua sehingga seseorang dapat meng-
ekspresikan paling tidak satu salinan gen yang relevan.
Penyakit tertentu memperlihatkan suatu mode pewarisan
atipik karena penyakit ini akibat dari mutasi pada DNA mito- PRINSIP.PRINSIP KLINIK UMUM PADA GANGGUAN GENE-
kondria. Mitokondria mengandung kromosom melingkar kecil TlK. Riwayat keluarga negatif (lihat Bab 69). Anak dengan pe-
(uga mengandung ribosom dan RNA pindahan) yang meng- nyakit genetik atau malformasi biasanya hanya diketahui
kode 13 protein yang berfungsi pada rantai organella saluran jumlah anggota keluarganya yang terkena. Ini menggambar-
pernafasan. Mutasi genom mitokondria (seringkali berupa kan bahwa frekuensi kejadian berulang sangat rendah pada ab-
penghapusan) dapat menimbulkan penyakit spesifik. Kelainan normalitas kromosom yang lazim dan pada kondisi-kondisi
pada gangguan ini biasanya khas nampak pada satu organ spe- yang terkait dengan pewarisan multifaktorial. Misalnya, risiko
sifik atau lebih: otak, mata, otot skelet. Contoh gannguan de- kejadian berulang pada sindrom Down dihubungkan dengan
mikian adalah sindrom Kearns-Sayre dan neuropati optik trisomi 2l adalah l7o; pada kondisi yang terkait dengan pewa-
Leber herediter. Karena mitokondria diwariskan sebenarnya risan multifaktorial bervariasi dari 2 hingga 107o. Risiko keja-
hanya dari ibunya, penyakit utama dapat diturunkan dari ibu dian ulang untuk gangguan dengan pola pewarisan menuruf
ke anaknya tanpa memandang jenis kelamin anaknya (dengan hukum Mendel jauh lebih tinggi (25V0 bagi gangguan resesif
demikian berbeda dengan pewarisan resesif terkait-X). Karena autosom), namun pada keluarga kecil adalah lebih mungkin
mitokondria suatu individu membentuk campuran genotip bahwa gangguan resesif akan mengenai hanya satu dari tiga
67 a Abnormalitas Klinik Karena Kromosom 389

atau empat orang anaknya bukannya dua. Pada kasus ganggu- menyebabkan pola yang sama. Serupa halnya dengan pola ke-
dn dominan autosom, anak dapat terkena oleh mutasi genetik jadian dalam keluarga dengan gangguan karena pewarisan
spontan bukannya oleh pewarisan gen mutan dari orang tua multifaktor dapat menyerupai pewarisan menurut hukum
yang terkena. Biasanya riwayat keluarga negatif dapat me- Mendel; misalnya: orang tua dan anak dengan bibir dan pala-
nyesatkan. tum sumbing menyerupai pewarisan dominan autosom. De-
Fahor lingkungan: Karena riwayat keluarga biasanya nega- ngan angka berulang pada orang tua dan kerabatnya hanya
tif bagi gangguan yang sedang dipikirkan, orang tua sering sekitar 4Vo pada orang kulit putih, hampir semua anak dengan
menyalahkan dirinya dan mencari faktor lingkungan yang bibir dan palatum sumbing merupakan satu-satunya anggota
mungkin merupakan penyebab. Dokter harus mengantisipasi keluarga yang terkena. Data beratus-ratus keluarga diperlukan
rasa bersalahnya dan secara hati-hati harus membahas keja- untuk menjelaskan pewarisan multifaktor sebagai dasar gang-
dian-kejadian itu, termasuk obat yang diminum, yang mana guan dan untuk mengesampingkan kemungkinan pewarisan
gangguan kongenital dapat dikaitkan secara tidak tepat oleh menurut hukum Mendel.
orang tuanya
Heterogeneitas genetik. Saru manifestasi klinik mungkin
mempunyai lebih dari satu penyebab. Kenaikan fenilalanin se- Beaudet Al, Scriver CR, Sly WS, et al: Genetics, biochemistry, and molecular
basis of variant human phenotypes. In: Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS, et
rum dapat disertai dengan fenilketonuria klasik (tidak ada atau
al (ads): The Metabolic and Molecular Basis of Inherited Disease. New
defisiensi fenilalanin hidroksilase), tidak adanya atau defisi- York. McGraw-Hill, I 995.
ensi enzim pteridin reduktase atau sintesis biopterin kurang. Lewen B:Cenes V. Oxford. Oxford University press. 1993.
Arakhnodaktili dapat merupakan sifat murni dari orang yang Rosenthal N: Molecular medicine. N Engl J Med 331:39, 331:315, 331:931,
1994.
tinggi, kurus, atau ia dapat merupakan tanda sejumlah ganggu- Sutherland GR, Richard RI: DNA repears N Engl J Med 331:191,1994.
an genetik, termasuk sindrom Marfan dan arakhnodaktili kon-
traktur.
Pleiotropism. Beberapa gangguan genetik mempunyai ba-
nyak tanda yang berbeda, semua adalah pengaruh pleiotropik
akibat gen mutan tunggal. Misalnya, pada galaktosemia klasik,
katarak, hepatomegali, malabsorpsi, sepsis neonatus, dan de-
I Ben 67
fisiensi mental semuanya terkait dengan defisiensi enzim
transferase, yang merupakan efek utama dari gen mutan resesif Ab normalitas Klinik Karena
autosom yang mendasari. Pada Neurofibromatosis, bintik- Kromosom
btntik caf6-au-Lait, nodul subkutan, tumor padat, skoliosis dan
defisiensi mental dapat disebabkan oleh gen dominan autosom
tunggal. Judith G. HalI
Ekspresi variabel. Publikasi seringkali menyajikan manifes-
tasi gangguan klinik yang ekstrim, namun jarang menggam-
barkan bentuknya yang lebih ringan. Dokter harus menyadari Kromosom terbentuk oleh DNA dan kompleks protein lain
bahwa dua atau tiga cafd-au-lait (tahi lalat) dapat merupakan dan mengandung kebanyakan informasi genetik yang diwaris-
tanda waktu lahir yang tidak berbahaya ata:u tanda-tanda pa- kan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kromosom se-
ling awal neurofibromatosis dimana tanda-tanda tambahan cara normal hanya tampak lewat mikroskop saat keadaan
mungkin nampak pada umur lebih tua. Dilema diagnostik ini berkontraksi menuju proses pembelahan sel. Studi kromosom
dapat dipecahkan hanya dengan evaluasi diagnostik yang cer- penting bagi dokter ahli anak sebab jumlah kromosom abnor-
mat dan kadang-kadang dengan pemantauan yang lama. Pada mal (misalnya trisomi 13) dan susunan kromosom abnormal
kasus gangguan herediter tanpa perubahan yang menjelek, se- (misalnya mikrodelesi l5q) dapat menyebabkan anomali kon-
perti sindrom Treacher-Collin (disostosis mandibulofasial), genital multipel. Pengamatan yang akurat serta penentuan
anak yang terkena dapat menderita mikrotia, kehilangan pen- jumlah kromosom normal pada sel manusia disempurnakan
dengaran yang berat, koloboma kelopak mata bawah, dan oleh Hsu dan Levan pada tahun 1956. Teknik pembiakan dan
hipoplasia maksila yang mencolok, sedang orang tua yang pewarnaan yang diperbaiki serta penggunaan probe memung-
terkena mungkin menderita kehilangan pendengaran hanya ri- kinkan identifikasi posisi spesifik gen sepanjang kromosor^
ngan, fissura palpebra miring ke bawah, dan jumlah bulu mata serta penggambaran sejumlah besar kelainan kromosom yang
kelopak mata bawah berkurang. dikaitkan dengan gangguan tertentu dan anomali kongenital
Tidak setiap Familial adalah Genetik. Faktor lingkungan, se- multipel.
perti infeksi dan teratogen (lihat Bab 81), dapat merangsang Untuk melaporkan penemuan tersebut, ahli sitogenetika
kondisi genetik; kadang-kadang dua anak atau lebih dari orang menyusun kromosom berdasarkan ukurannya dalam berpa-
tua yang sehat dapat terkena. sangan, ukuran terbesar disebut kromosom 1 sedangkan yang
Data yang Luas. Data dari sejumlah kecil keluarga tidak da- paling kecil kromosom 22-dan selanjutnya kromosom seks X
pat menggambarkan pola pewarisan. Misalnya; bila gangguan dan Y. Kromosom X merupakan kromosom submetasentris
genetik yang diduga terjadi pada anak laki-laki atau wanita besar, dan kromosom Y merupakan kromosom akrosentris sa-
dari orang tua sehat, seringkali disimpulkan bahwa setiap anak ngat kecil (Gambar 67-1). Posisi sentromer dipandang dari le-
adalah homozigot pada gen mutan resesif autosom. Namun, ngan kromosom merupakan tanda pembeda lain setiap kro-
kelainan kromosom keluarga dan pewarisan multifaktor juga mosom (Gambar 67-2).Lengan pendek dari suatu kromosom
390 BAGIAN lX I Genetika Manusia

s
*
r$
tf
i!**
1*
I
3{
II
1\t
if;
,t$ I
i}2
$
{J! ?( ff?
\$ l*
$fl fF t,f
^kt

tL IL $q {f }} {v
$t
,6
$r 789 10 11 12'
ir,
t.$

Jl *$
-* \r
J
$*
lr
)s $$ +* &
h*
*l rr
Gambar 67-1. Kadotip pria normal dengan kromo- 13 14 15 16 17 18
som pada prolase akhir. Kromosom lebih panjang'
dan jumlah pita yang nampak lebih banyak daripada
ketika kromosom difoto pada saat metafase.
nt *$
*i.
in*
s lil
s"
20
*a *r *$ *
2'l 22Y

disebut sebagai p( untuk petit) sedangkan lengan panjang dise- lah kromosom; (2) konstitusi kromosom seks; dan (3) setiap
but q(huruf setelah p dalam alfabet). Bila sentromer terletak di kelainan yang ditemukan. Kariotipe normal adalah 46,XX bagi
tengah antara lengan panjang dan pendek, kromosom tersebut wanita dan 46,XY bagi laki-laki. Jika ditemukan kelainan, di-
disebut metasentrik. Pada kromosom submetasentrik sentro- catat setelah konstitusi kromosom seks. Misalnya, pada kasus
mer berada tidak di tengah. Kromosom akrosentrik memiliki seorang wanita dengan sindrom cri-du-chat dimana sepotong
sentromer di dekat ujung. lengan pendek kromosom 5 hilang, kariotipenya menjadi
TATA NAMA. Kariotipe merupakan rancangan bagi peng- 46,XX,5p-. Pada laki-laki dengan sindrom Down dimana ada
gambaran visual studi kromosom. Penggambaran ini diperoleh kromosom ekstra 21, kariotipenya 47,XY,+21. Pada kasus
setelah kromosom diistirahatkan saat pernbelahan sel pada ta- translokasi, kromosom yang terlibat ditulis di dalam kurung
hap profase, difoto dan disusun berdasarkan ukurannya' Sudiu didahului deqgan huruf t, seperti 45,XX.t(l3q14q), menunjuk-
deskripsi mengenai kariotipe terdiri dari tiga bagian, (1) jum- kan seorang wanita pengidap translokasi antara lengan pan-

I{ } METASENTRIK
K*H#rFt
SATELIT

$tt
I
SUBMETASENTRIK

f;.-- ',*ttr";;-rr"*
-
f
KONSTRIKSI SEKUNDER
AKRoSENTRIK

Gambar 67-2. A, Posisi sentromer menentukan tiga tipe kro-


I *
X- I*- i*
t916
mosom yang terlihat pada kariotip manusia normal- meta-
s
sentrik, submetasentrik, dan akrosentrik. B, Tanda-tanda
morfologi yang berguna dalam identifikasi kromosom.
67 a Abnormalitas Klinik Karena Kromosom 391

jang kromosom 13 dan 14. Jika kromosom pecah sepanjang meiosis { setiap sel anakan mendapatkan salah satu dari du_
lengan kromosom, posisi pita dimana terjadi pecahan juga di- plikat kromosom dari tiap pasang. pada permulaan meiosis II,
tunj ukkan dalam kurunC---45,XY, ( I 3 q2. I - I 4 ql.3)-menun- setiap sel mengandung 23 kromosom yang masing-masing de_
jukkan seorang laki-laki pengidap translokasi dalam lengan ngan satu pasang duplikat kromatid. pada meiosis II, duplikar
panjang kromosom 13 dan 14. pasangan berpisah dan setiap sel anakan berakhir dengan ma_
PEMBELAHAN SEL. Proses pembelahan sel somatik disebut sing-masing 23 kromosom, sehingga akan ada 4 sel anakan,
mitosis. Terjadi selama mitosis, terutama pada tahap profase masing-masing haploid (setengah jumlah normal) set kromo-
dalam mitosis, kromosom tersebut nampak dan mudah mengi- som.
dentifikasi untuk penggambaran kariotip. Ada bentuk lain Ada pertukaran antar kromosom (pindah silang segmen
pembelahan sel dimana sel diploid (46 kromosom) menjadi kromosom) selama meiosis menimbulkan persekutuan dan
haploid (23.kromosom). Proses ini berlangsung pada pemben- kombinasi baru gen-gen. Dua kesalahan pembelahan sel yang
tukan sel benih yang disebut meiosis. sering terjadi saat meiosis menyebabkan jumlah komosom
MITOSIS. Proses pembelahan sel ini terjadi pada kebanyak- abnormal serta anomali kromosom. yang pertam a adalah tidak
an sel tubuh. Dalam mitosis 2 sel anak yang secara genetik bersambung (nondisjunction), dimana dua kromosom gagal
identik dihasilkan dari satu sel induk tunggal. Sebelum pembe- memisah dan berpindah secara bersama-sama menjadi salah
lahan sel, replikasi DNA telah terjadi sehingga ada DNA jum- satu sel baru, menghasilkan satu sel dengan 2 salinan komo-
lah ganda dan kromosom mengandung dua kromatid saudara som dan sel satunya tanpa salinan kromosom. yang kedua
identik. Mitosis dibagi menjadi beberapa tahap. profase ditan- adalah anafase berkurang ( anapase lag), dimana kromatid
dai oleh pembentukan spiral benang kromosom menjadi menghilang karena gagal berpindah secara cukup cepat saat
kumparan untuk membentuk kromosom yang dapat diidentifi- anafase menjadi tergabung kepada salah satu sel anakan yang
kai secara mikroskopik; membran inti dan nukleolus menghi- baru (Gambar 67-3).
lang dan benang mitosis berbentuk kumparan. pada metafase, METODOLOGI. Studi kroniosom dapat dilakukan pada se_
kromosom memadat dan nampak jelas sebagai struktur tersen- tiap sel bernukleus yang sedang membelah. Teknik untuk .
diri. Sentromer kromosom menempel pada pipamikro kum- memvisualisasikan memerlukan kondensasi bahan kromatin
paran mitosis dan kromosom lurus di tengah sel sepanjang yang tenjadi pada pembelahan sel. Karena darah mudah dida_
kumparan tersebut. Anafase ditandai oleh perribelahan kromo- pat, studi sitogenetika biasanya dilakukan pada limfosit, na_
som sepanjang sumbu longitudinalnya membentuk 2 kromatid mun studi sitogenetika fibroblas harus dipertimbangkan jika
anakan dan perpindahan setiap kromatid pasangan menuju terdapat kecurigaan adanya mosaikisme. Studi kromosom un_
ujung sel yang berlawanan. Telofase yang mengakhiri mitosis, tuk diagnosis prenatal dilakukan pada sel yang diperoleh dari
ditandai oleh pembentukan kembali membran inti dan nukleo- cairan amnion,jaringan korionik vili atau darahjanin.
lus, dan duplikasi sentriolus serta pembelahan sitoplasma Pembentukan kariotip merupakan susunan sistematis suatu
membentuk 2 sel anakan. foto pita kromosom sel tunggal yang sebelumnya diwarnai dan
MEIOSIS. Ini merupakan bentuk pembelahan sel yang ter- dipasang-pasangkan (Gambar 67-l). Sel rersebut dibiakkan,
jadi untuk menghasilkan sel benih atau sel gamet (sel telur dan diistirahatkan selama mitosis saat metafase lalu difiksasi, dan
sel sperma). Proses ini dibagi menjadi dua bagian: meiosis I kemudian difiksasi serta diwarnai. Jika diperlukan gambaran
dan meiosis I{. Replikasi DNA terjadi sebelum meiosis I, dan yang lebih rinci, kromosom profase dapat diperiksa. Karena
sel mulai membelah 2 kali jumlah DNA sel normal. pada kromosom profase lebih panjang dan kurang terpampat, ia

Sel:sel anak

XY
NORMAL

o*@
Zigol\
M|TOSTS
Gambar 67-3. Pembentukan mosaikisme. Kromosom X dan y di-
gunakan untuk menggambarkan dua kesalahan yang umum yang
mengakibatkan populasi sel abnormal secara kromosom. pada mi-
TIDAK BERSAMBUNG tosis yang \ormal (atas) kromosom "yang berduplikasi memisah
dan digabungkan ke dalam sel anak. Jika satu Lo*oro* yung
bereplikasi gagal untuk berpisah, terjadi mitosis tidak bersambung
(tengah). Kadang-kadang, terjadi pemisahan yang normal, namun
satu anggota gagal berpindah. Hal ini disebut pengurangan ana-
fase (bawah). (Dari Wisniewski Lp, Hirschhorn K: A Guide to
Human Chromosome Defects, 2nd ed. White plains, Ny, March
PENGURANGAN ANAFASE
of pimes Birth Defects Foundation, BD:OAS, 16[6], 19g0, de-
ngan ijin dari pemegang hak cipta.)
352 BAGIAN lX f Genetika Manusia

akan memperlihatkan 600 - 1.200 pita dibandingkan dengan euploid dengan jumlah lebih dari jumlah kromosom sel di-
kromosom metaf'ase, yang hanya terdiri dari 400 - 600 pita ploid 46 kromosom disebut sel poiiploid. Pembuahan po-
yang terlihat. Pewarnaan Tripsin- Giemsa menampakkan pita liploid biasanya tidak hidup. Namun, polipoid ini bisa rerdapat
G. Quinaklin menampakkan pita Q (fluoresensi). Teknik pe- dalam bentuk mosaik (lebih dari satu deretan sel), yang me-
warnaan khusus digunakan untuk memperagakan sentromer. mungkinkan terus hidup. Sel dengan 3 set kromosom disebut
Hibridisasi ditempat semula (in situ) digunakan untuk triploid dan sering terlihat pada materi abortus dan kadang-
mengidentifikasi ada tidaknya rangkaian DNA spesifik pada pada orang yang masih hidup, biasanya dalam bentuk mosaik.
penyebaran kromosom. Probe mengenali dan menempel pada Sel yang menyimpang dari kelipatan jumlah haploid disebut
rangkaian DNA homolog pada penyebaran kromosom, mengi- aneuploid (tidak euploid), menunjukkan kromosom ekstra se-
dentifikasi kromosom tertentu, segmen kromosom, atau rang- perti pada trisomi.
kaian DNA. Jika probe fluoresensi digunakan, tekniknya di- TR|SOMI. Kelainan dalam jumlah kromosom yang paling
sebut hibridisasi fluoresensi ditempat semula (in situ) (fluore- sering dijumpai adalah trisomi. Ini terjadi bila ada 3 gambaran
sens in sitlt hybridation IFISH]). kromosom utama di samping 2 kromosom biasa. Trisomi bia-
sanya akibat meiosis tidak bersambung (kegagalan pasangan
kromosom untuk memisahkan diri). Kebanyakan individu de-
KELAINAN KROMOSOM
ngan trisomi memperlihatkan fenotip spesifik dan konsisten
tergantung pada kromosom yang terlibat (Tabel 67-1). Trisomi
Anomali kromosom terjadi pada sekitar 0,4'lo kelahiran hi-
yang paling sering terjadi dan paling diketahui pada manusia
dup. Anomali ini merupakan penyebab penting retardasi men-
ada\ah trisomi 2l atau sindrom Down (Gambar 67-4). Trisomi
tal dan anomali kongenital. Anomali la'omosom terjadi dengan
kromosom 18 (Gambar 67-5) dan 13 (Garrbar 67-6) juga re-
frekuensi yang yang jauh tinggi pada aborsi spontan dan lahir
mati. Anomali f'enotipik sebagai akibat dari aberasi kromosom
latif sering dan dikaitkan dengan scrangkaian anomali kon-
genital serta retardasi mental khas. Sindrom Down pertama
terutama karena ketidakseimbangan informasi genetik. Ano-
mali kromosom mencakup kelainan pada jumlah dan struktur
kali dijelaskan pada tahun 1866, namun penyebabnya belum
diketahui hingga tahun 1959, ketika Lejeune dan Turpin ber-
kromt-rsom.
hasil menunjukkan bahwa individu ini membawa 47 komo-
som, kromosom ekstra ditandakan pada saat sebagai
Kelainan Jumlah Kromosom kromosom 21. Insidens diperkirakan 2 kali lebih sering pada
semua pembuahan daripada insidens pada kelahiran hidup. Le-
ANEUPLOIDI DAN POLIPLOIDI. Bila suatu sel manusia me- bih dari separuh pembuahan trisomi 21 mengalami keguguran
miliki 23 krornosom disebut sel haploid (yaitu, jumlah kromo- pada awal kehamilan. Kejadian trisomi 21 meningkat dengan
som pada sel telur atau sel sperma). Setiap jumlah kromosom bertambahnya usia ibu. Pada wanita umur di bawah 35 tahun,
yang dengan tepat merupakan kelipatan jumlah sel haploid kadar cx-fetoprotein serum ibu lebih rendah, estriol tidak terko-
(misalnya, 46, 69, 92 pada manusia) disebut euploidi. Sel nyugasi rnenurun, dan gonadotropin korionik manusia me-

Tabel 67-1. Trisomi Kromosom serta Tanda-tanda Klinisnya


Sindroft lnsiEd |'..,
:::::::::::: na ifestaiiHiiliii
,T+i s omi':1-,3-. si ndrCIm rP,rattiu
lo ooo kelahiian ffii'biF]$ ,inc;ji :j*i'fl*t si den$an $blidalgtiXi; trernangioma mu-
,, .' XA; dahi, ateu leher; }ridu.ng-.trdbar;.telqga mefi$apaimalformari
,
I l==',-=,,,::,;rir | : "'. ,le1ak rendah, tengkorak abnormal kecil. malformasi otak. mikrof-

,:' ii |iiii',= talmia; malformasi jantung; iga hipoplastik arau tidak ada;
anomali viseral dan genltal,
Trisomi 18. sindrom Edward fi,r*ta li$ "i : dai++.A1ii==.i.f.q
.,a ,fertu.l.up-dengan iieri " t, .,:,.
t$ffi11,$iri
'.':'1': iiilii '.
:-=...,'3-e?..4!
lrii=-*-a.u. .9.. $;p. ixi-6[s 6i6 mewmpqqgi ke4;F1b t :.,
'''.i'
:
ifi|Nl lll{$$Ufufi1Sffinltla;i .fo p,4
iij:d:ii.tiini*Uifij{jin::rfl,ad rBtai.d4q
'' 1

,17i;;ti!11,!,*l,-l.!,, 1.'1F..,f,%l,lgalp,-1:..p.,_e $rnur I


t$un.
Td s orr,.,i.2,,1,; r s;i llldrdtr):D-.aw.n y'*roo t<etahiran rliiiltrti lB#'i1i. l5 n$u]phlpebiak$4#:.q wfi ds'tl an'
(bintik3rushfie.l.d).j::b..'e i ri,ngkat*1ar.
...: iris
$illHri.rifii bernoda
dasi mental, displasia pelvis. maliormasi jtnaung, iipatan simian;
:,:.-,,rtangmpbaileldan,le.ba{ii.hffi pJaCi.a#ankstength jad-kellma.
=''-;r:;a *lnt}fu4$;;!99.9$a1anl jta
91ffi si6tinggi,5Top=grider
iiii:=1:::s.i:ii-6L6*-'5.16.*..ttt1,.t*dftiU$ $al$l.6kasimf(l&2 1q), t( t 5qf iq), ,

t( I 3q2l qF-dimana fenotipnya serupa dengan trisomi 2l sindrom


Dowl,t ',
iFnsomi 18; o.s#ilti$me MliMlfis$jft e;ffi lrid$sirneporjjoi,hidLi.tgi$b.nBia:pkeatas-lgf
U#i Sibl1l$a#ffi fi$hhl menonlot, mikrgretloggg.@ iejtnea
rendah, lengkungan langit-langit tinggi:kadang-kadang bercelah.
Anomali osteoardkuletlla2imtadal iefaid:as:i:mq$@jsfiangi,..,.
67 a Abnormalitas Klinik Karena Kromosom 393

ningkat bila ada sindrom Down pada janin. Kombinasi ukuran individu normal dengan risiko tinggi mendapatkan anak
tersebut efektif skrining untuk prenatal. Meningkatnya risiko abnormal.
trisomi T. pada wanita di atas umur 35 tahun merupakan pe- M0N0S0MI. Monosomi terjadi bila hanya ada satu wakil
tunjuk untuk dilakukannya pengambilan sampel amniosemte- kromosom. Monosomi ini dapat lengkap atau sebagian. Mono-
sis atau viilus-korionik serta anaiisis kromosom sebagai cara somi lengkap dapat merupakan akibat dari tidak bersambung
untuk mendeteksi adanya sindrom Down janin; uji tiga serum atau anafase menurun. Pada monosomi tidak bersambung saar
ibu tersebut, bila dilakukan bersama-sama, dapat merupakan pembelahan sel, 2 kromosom pada pasangan yang sedang
alternatif dasar untuk membuat-keputusan pada wanita ini. bereplikasi gagal memisahkan diri; satu sel berakhir dengan
Manifestasi klinik sindrom Down diringkas pada tabel 67- 1 .
hanya satu salinan (monosomik) dan sel lainnya dengan 3 sali-
nan (trisomi) kromosom spesifik. Pada anafase menurun, klo-
Translokasi Sindrom Down. Semua individu dengan sin-
mosom gagal berpindah ke sei anak barunya dan hilang.
drom Down memiliki 3 salinan kromosom 21. Sekttar 95%
Semua monosomi autosom lengkap nampak mematikan pada
memiiiki salinan kromosom 2l saja. Sekitar 17o individu ber-
perkembangan awal pada manusia dan hanya milmpu bertahan
sifat mosaik dengan beberapa sel normal. Sekitar 4Vo penderita
hidup dalam bentuk mosaik.
sindrom Down mengalami trans.lokasi pada kromosom 21.
Translokasi terdapat sekitar 9Vo anak dengan sindrom Down
yang dilahirkan oleh ibu berumur di bawah 30 tahun. Setengah Abnormalitas pada Struktur Kromosom
dari translokasi muncul lagi pada individu yang terkena, se-
dang separuh berikutnya diwariskan dari translokasi orang tua PENGHAPUSAN. Penghapusan terjadi bila satu potongan.
pengidap. Orang tua yang merupakan pengidap translokasi kromosom hilang. Dapat terjadi sebagi penghapusan seder-
pada kromosom 21 menghasilkan 3 tipe keturunan yang hidup; hana atau sebagai penghapusan dengan duplikasi pada segmen
fenotip dan kariotip normal, pengidap translokasi yang secara kromosom lain. Yang terakhir ini biasanya disebabkan oleh
fenotip normal, dan translokasi trisomi 2i. Kebanyakan trans- pindah silang pada meiosis pada pengidap translokasi, meng-
lokasi yang mengakibatkan sindrom Down merupakan ga- akibatkan translokasi kromosom timbal balik yang tidak seim
bungan pada sentromer antara kromosom 13, 14, 15 atau bang. Penghapusan dapat terletak pada ujung kromosom atau
2lt(21q,21q). Fenotip pada translokasi sindrom Down tidak pada segmen interstisial kromosom dan biasanya disertai de-
dapat dibedakan dengan trisorni 21 sindrom Down reguler ngan retardasi mental serta malfnrmasi. Penghapusan yang pa-
(Tabei 67-1). Studi kromosom harus dilakukan pada setiap in- ling sering teramati pada manusia adalah 4p-, 5p-,9p-, 11p-,
divid,u sindrom Down. Jika suatu translokasi berhasil diidenti- 13q-, l8p-, dan 18q- yang dikaitkan dengan fenotip yang telah
fikasi, studi orang tua harus dilakukan untuk mengidentifikasi dijelaskan dengan lengkap (Tabel 67-2). Penghapusan dapat

Gambar 67-4, Kariotip parsial penderita-penderita sindrom Down. A, Penderita dengan trisomi 21. B, Kromosom 21 dari2 penderita dan orang tuanya. Klrl: Dua
kromosom penderita dengan satelit sangat berfluoresen yang diwariskan oleh ibunya. Kanan: Duaktomosom penderita lain dengan satelit yang terang yang meru-
pakan akibat dari komosom tidak bersambung orang tua pada pembelahan meiotik kedua. C, translokasi 2lq21q. D, translokasi l4q21q pada seorang ibu (ntas)
dar anaknya yangtetken (bab,ah).
394 BAGIAN lX I Genetika Manusia

1:r.

tili
#
I
&.r

i.r 4 ''
e:W
#w" $. , *li
16 4'7
18
5pr
C
Gambar 67-5. A, Foto bayi laki-laki dengan trisomi 18, umur 4 hari. Perhatikan occiput yang menonjol, mikrognatia, telinga letak rendah,
stemum yang pendek,
pelvis sempit, kalkaneus menonjol, dan kelainan fleksijari-jari (Atas kebaikan Robert E. Canel). B, Beberapa anomali yang
biasa dijumpai pada sindrom trisomi
1 8' rnencakup posisi jari-jari yang tidak biasa dengan hipoplasia kuku jari kelima; pola
sidik jari lengkungan sederhana; dan dorsoneisi lempol dengan hipoplasia
kuku ibu jari kaki (Dari Smith DW: Kelainan autosom. Am. J. obstet. Gynecol. 90: 1055, 1964). C, Kariotip parsial trisomi I g
dengan pengecatan"ciemsa yang
telah dimodihkasi.

diamati pada preparat kromosom rutin, namun penghapusan Penghapusan mikro. Didefinisikan sebagai penghapusan
miklo hanya dapat dideteksi dibawah mikroskop pada studi kromosom kecil yang hanya dapat dideteksi pada preparat
kromosom profase. Pada penghapusan submikroskopik, bagian (pro) metafase yang telah disiapkan secara cennat. peng:
yang hilang hanya dapat dideteksi pada studi DNA. hapusan ini sering melibatkan suatu gen, dan individu yang

Gambar 67-6. A dan B, Bayi wanita


dengan sindrom trisomi i3. Perhati-
kan bibir sumbing dan celah palatum,
mikrosefali, hipotelorisme, mik-
s?tr&*# rofthalmos, hidung bulat, poli-daktili,

bii #r
FdF*h-

3 F? ro
:li dan jari-jari tumpang tindih. Juga ada
cacat kulit kepala (tidak diperlihat-
kan) (Atas kebaikan Miriam G. Wil-
son). C, Kariotip parsial yang
C 13 14 15 menunjukkan kromosom 13, 14, dan
15 yang dicat dengan metode tripsin-
Giemsa.
67 a Abnormalitas Klinik Karena Kromosom 395

Tabel67-2. Penghapusan yang Umum dan Manifestasi Kliniknya Angelman, Rubinstein-Taybi, Williams, dan sindrom Di-
George semua ternyata terkait dengan penghapusan mikro
(Tabel 67-3). Penghapusan submikroskopik tidak dapat dia-
dddliih
mati dengan pemeriksaan mikroskop dan hanya terdeteksi de-
ngan probe spesifik pada rangkaian DNA atau studi DNA.
Penghapusan dikenali karena tidak adanya pewarnaan atau
fluoresensi.
TRANSLOKASI. Translokasi melibatkan pemindahan materi
kromosom dari satu kromosom ke kromosom lainnya. Trans-
lokasi dapat merupakan Robertsonian atau timbal balik. Trans-
[p,,. lokasi ini
terjadi dengan frekuensi satu dalam setiap 500
kelahiran bayi hidup. Dapat diwariskan dari orang tua atau
tampak lagi tanpa anggota keluarga yang lain terkena.
Translokasi Robertsonian melibatkan 2 kromosom akro-
sentris (sentromer terletak pada ujungnya) kromosom yang
berfusi dekat daerah sentromer dengan lebih lanjut kehilangan
$.,,p-; lengan pendek nonfungsional yang amat diperpendek. Kromo-
som translokasi tersusun dari lengan panjang 2 kromosom ber-
fusi, oleh karena itu jumlah kromosom yang dihasilkan akan'
hanya 45 kromosom. Hilangnya lengan pendek pada kromo-
som akrosentrik belum diketahui apakah menimbulkan penga-
ruh yang merugikan. Meskipun pengidap translokasi
Robertsonian biasanya secara fenotip normal, mereka mempu-
t3o' nyai risiko bertambah untuk mengalami keguguran dan ketu-
i;':::r ::::r::l:r=:::::l:li:l;l.l
runan abnormal. Translokasi bolak-balifr akibat patahnya kro-
;+; mosom non-homolog dengan pertukaran segmen-segmen pata-
lt,,ttttl
han secara bolak-balik. Pengidap translokasi bolak-balik bia-
sanya secara fenotip normal namun juga memiliki risiko ber-
tambah mempunyai keturunan abnormal secara kromosom dan
rri keguguran karena kelainan pemisahan pada sel benih.
!l8F': INVERSI. Inversi memerlukan kromosom yang patah di ke-
dua titik. Patahan tersebut kemudian diinversi dan disambung
pada kromosom yang sama. Inversi memiliki frekuensi 1 da-
lam setiap 100 kelahiran hidup dan mungkin perisentrik atau
parasentrik. Pada inversi perisentrik, patahan terjadi pada 2 le-
ngan kromosom yang berhadapan sehingga bagian yang
,l'8q,:
menghalangi yang berisi sentromer terbalik. Inversi ini biasa-
nya ditemukan karena mereka mengubah posisi sentromer. Se-
jumlah besar inversi perisentrik telah didokumentasikan pada
manusia yang melibatkan tiap kromosom kecuali nomor 12,
17, dan 20. Sebaliknya, inversi parasentrik melibatkan hanya
satu materi kromosom yang berasal dari satu lengan kromo-
som dan telah dicatat pada kromosom 1, 3, 5,6,7,8, 12, 13,
14, dan X. Pengidap inversi biasanya normal, namun mereka
dapat memiliki peningkatan risiko keguguran dan keturunan
yang secara kromosom abnormal.
KROMOSOM ClNClN. Kromosom cincin amat jarang, tetapi
mereka ditemukan pada semua kromosom manusia. Pemben-
tukan suatu cincin melibatkan suatu penghapusan pada setiap
ujung kromosom. Ujung yang "lekat" ini lalu menyambung
membentuk cincin. Fenotip kromosom cincin berkisar dari re-
tardasi mental, anomali kongenital multipel hingga fenotip
.'normal atau hampir normal, tergantung pada jumlah materi
kromosom yang hilang. Jika cincin mengganti kromosom nor-
mal, hasilnya adalah monosomi parsial. Fenotip pada kasus ini
terkena dapat diidentifikasi oleh fenotip mutasi suatu gen seringkali bersifat tumpang tindih pada yang nampak pada sin-
(misalnya, distrofi muskuler Duchenne). Lagipula, individu drom penghapusan kromosom yang sama yang sebanding.
yang terkena memiliki tanda-tanda lain yang biasanya tidak Jika ada kromosom cincin disamping kromosom normal, feno-
nampak pada gangguan gen tunggal. Sindrom Prader-Willi, tip menunjukkan trisomi parsial pada kromosom tersebut.
396 BAGIAN lX I Genetika Manusia

Tahel 67-3. Penghapusan Mjkro tlan Manilestesi Kliniknya


Penghaausan Sindfom Manife$tHsi,Klinik
7,qL3 ;; ,.,, Mu[a bulatd.angin 1:6-;fiffip p*nuh, ganb$1 il liinrang di iris, strabis-
: usi $[pnosi*:,a6 :sup?,avaf1$1*r gan malfdf asi jantung yang l ] :,
,

... berbagai ringkat retardasi mental, dan kepribadian yang sangat ramah.
8q?4: ,-, I -anger-Gideon alau triko-rino-falangeal Rambut jarang, epifi sis multipel berbentuk kerucut. eksosroses kanilage-
,
:..--nosa multlppt;:4j g hidung m$itrbulal;$brNolat*.:futilago alae, lubang
I, i:::r,:::. hidung menengadah, liltrum menonjol, telinga besar dan menonjol, dan
reurdasi menlal ringan
jlnleiI :l
WAGR Hipernefroma (tumor Wilms). aniridia. hipoplasia genital laki- laki dtingan
t'
iingkat yang bervariasi. gonadoblastoma, wajah l6njong. fissura palpe-
::, bra rniring ke alas, ptosis, hidung seperri paruh. cuping telinga letak ren-
:: :
'":,
:': dah bentuk jelek, dan retarrla*i *gn6t:. I .,'-..:=:.i.ili'i.:,i t ,,,,='
t'trlnuu P.iAderl\\lillil Hiporonia berar pada saat lahi,[i, q]esia;;pbhdFk;.tit-ng,6ii.. kffi *eeiEuit
1531 : . ::: ,r :::r, pogonadisme, dan retardasi mental
I5,q11r13in at Agehlran:..., Hipotonia, rambut pirang. hipoplasia wajah tengah, prognatisme, kejang-
kejang, gaya berjalannya tidak seimbang dan rJisenn[- sbntak, renawa
::..:,- :: t
,tt- yang tidak terkontrol. dan retardasi mental yang parah
16p13i , ,', Rubinsteih; aybi Mikrosefali, ptosis. hidung seperti paruh burung dengan filtrum rendah,
.j:: , ., j'::
ibu iari tebar, dan retardasi menul
17P]3'3' NIil]er-Dieker uiltrc'lro.rdii nseffi i p.,, t'iei iiu, dahi sempit. eenirilUdks:i iakii, i
ink|hip*i if, retiioasi petdmbghan, k'6jlang............... kejangiffi@r*asil
::::::. :, l,':,: me4tal parah
?ZqlL DiGeory,,, rl
Hlpoptasia atau ug"n.ii. kelenjar rimus dan parariroid, hipoplasia saluran
CATCH:?2 telinga dan saiuian ielinga luar. duplikasi dan/arau gangguan arkus aona,
-
i

anomaliia"rung.

DUPLIKASI. Duplikasi adalah adanya materi genetik ekstra Kebanyakan individu yang menderita sindrom Turner infertil.
dari kromosom yang sama. Duplikasi dapat akibat dari pemi- Biasanya intelegensianya normal, namun ada kesulitan dalam
sahan abnormal pada pengidap translokasi atau inversi. belajar. Diagnosis harus dilakukan lewat studi kromosom da-
INSERSI. Insersi terjadi bila sepotong kromosom patah rah; studi pewarnaan mukosa pipi saja tidak cukup.
pada 2 titik dan digabungkan pada patahan bagian kromosom Dari 5 sampai 10% individu dengan sindrom Turner me-
yang lain. Ini rnemerlukan 3 titik patahan dan dapat terjadi di- miliki beberapa materi kromosom Y pada semua atau bebera-
antara dua atau dalam satu kromosom. pa sel dan berisiko terjadi gonadoblastoma. Skrining yang sek-
sama pada materi kromosom Y harus dilakukan pada individu
dengan sindrom Turner yang padanya tidak ditemukan materi
kromosom X tambahan (disamping satu kromosom X normal).
Anomali Kromosom Seks. SINDROM KLINEFELTER. Anak ini memiliki kariotipe laki-
laki dengan kromosom X ekstra, 47,XXY, dan fenotipnya ada-
SINDROM TURNER. Ini merupakan salah satu monosomi
lah laki-laki (lihat Bab 535). Individu sindrom klinefelter bia-
pada manusia yang lahir hidup yang paling umum (lihat Bab
sanya badannya relatif tinggi. mengalami ginekomastia dan
538). Penemuan kromosom pada sindrom Turner merupakan
mengalami kelambatan dalam perkembangan seks sekunder.
kehilangan sebagian atau seluruh dari salah satu kromosom
Biasanya azoospermia dan testis kecil, serla mandul.
seks. Separuh individu yang terkena memiliki kromosom
Banyak sindrom lain dimana padanya ada kromosom X
45,X. Separuh lainnya memiliki berbagai kelainan kromosom
ekstra (misalnya 47,XXX; 48,XXXX; 49,XXXXX, dan
seks. Fenotip pada sindrom ini adalah wanita. Frekuensi ke-
jadiannya pada kelahiran adalah 0,4 per 1.000 (yaitu t/noookela-
48,XXXY; 49,XXXXY). Individu ini seringkali mozaik,
memiliki baik deretan sel normal maupun tidak normal
hiran wanita hidup atau /*ooo kelahiran hidup).
(46,XW41,XXX). Pada seluruh sindrom ini, jumlah kelainan
Sindrom Turner ditandai oleh badan pendek dan gonade
meningkat seiring peningkatan jumlah kromosom X dan ada-
yang tidak berkembang. Paling tidak separuh individu yang
lah spesifik untuk setiap sindrom. Kelainan kromosom Y juga
terkena mengalami edema perifer pada masa neonatus. Seper-
ada. Kelainan yang paling umum terjadi adalah laki-laki XYY.
tiga individu yang terkena dikenali saat lahir karena adanya
limfudem atau kulit ekstra atau jaringan leher; sepertiga di- LAKI-LAKI 47,XYY. Frekuensi laki-laki yang memiliki kro-
kenali saat masa kanak-kanak, biasanya karena badan pendek; mosom XYY diperkirakan 1 per 1.000 kelahiran hidup. Kare-
dan sepertiga tidak dikenali hingga mereka gagal memasuki na laki-laki XYY tidak menunjukkan kelainan fenotip yang
pubertas karena displasia gonade. Sering ada maiformasi kar- mencolok, frekuensi ini hanya diperkirakaan dari survei neo-
diovaskuler dan ginjal. natus. Laki-laki dengan kromosom XYY dikatakan memiliki
Tanda-tanda kelamin sekunder tidak muncul pada 90Vo tinggi badan yang relatif lebih tinggi dan mungkin memiliki
wanita yang terkena sehingga memerlukan pemberian hormon. beberapa masalah dalam perilakunya.
67 f Abnormalitas Klinik Karena Kromosom 397

Tabel 67-4. Ekspansi Alele


,r 'fr€Il Fe-*=ig'6fllil

f;=-"n3.ffi1'fl u$iinglsq t..l f


phit:1_*tblao411y3 ulangan
Iliit+.b#i riil s lsHi|{. 6,i,il# aki dap-, 1,:
--=e.$$
if,ilgiiet
..i!i-ri :ii ri,
X:rrapoh 6i

Tempat yang Rapuh turunkan dari generasi ke generasi berikutnya. Beberapa gang-
guan yang dikaitkan dengan ekspansi alele adalah sindrom X
Tempat yang rapuh didefinisikan sebagai daerah kromo-
rapuh, distrofi myotonik (DM) dan penyakit Huntington (PH).
som yang menunjukkan kecenderungan untuk pemisahan, pe-
Jumlah salinan yang nampak dalam gangguan yang dikait-
matahan, atau pengurangan pada kondisi pertumbuhan ter-
kan dengan ekspansi alele dapat terkait dengan umur mulainya
tentu. Banyak tempat yang bersifat rapuh telah diidentifikasi.
dan tingkat keparahan penyakit tersebut (Tabel 67-4). Misal-
SINDROM X RAPUH. Tempat rapuh terletak pada lengan
nya, bentuk kongenital distrofi miotonik diketahui terjadi de-
panjang pada kromosom X distal pada Xq27.3 yang telah di-
ngan jumlah ulangan terbesar namun hanya bila diturunkan
kaitkan dengan sindrom X-rapuh, yang merupakan bentuk re-
oleh ibunya. Pada penyakit Huntington, bentuk penyakit yang
tardasi mental yang paling sering pada laki-laki. Tempat rapuh
mulai juvenil juga dikaitkan dengan jumlah ulangan terbesar
ini hanya menjadi tampak pada studi kromosom jika diimbas
dan terjadi terutama bila diwariskan dari ayahnya.
pada teknik biakan khusus; studi metafase reguler tidak mem-
peragakan tempat yang rapuh. Tempat rapuh tidak selalu dapat
diamati, meskipun telah menggunakan preparat kromosom
yang memadai. Diagnosis X rapuh ini kini biasanya dilakukan Sindrom Pematahan Kromosom.
dengan studi DNA, yang mampu memperagakan segmen
Ada sejumlah gangguan resesif yang dikaitkan dengan pe-
DNA yang terbentang dari daerah Xq27.3.
matahan atau/dan penyusunan kembali kromosom. Pematahan
Manifestasi klinis utama pada laki-laki yang terkena adalah
dapat spontan atau dapat dimbas oleh berbagai agen lingkung-
retardasi mental, makro-orchidisme dan gambaran muka khas,
an dan berbhgai teknik. Patahnya kromatid dijumpai pada ane-
yang meliputi muka lonjong, rahang menonjol, dan telinga be-
mia Fanconi, sindrom Bloom, inkontinensia pigmenti dan
sar menonjol. Wanita yang terkena dengan X rapuh biasanya
sindrom Werner. Pematahan dan penyusunan kembali kromo-
hanya menunjukkan berbagai tingkat retardasi mental.
som 7 dan 14 telah dilaporkan pada ataksia-teleangiektasia.
Pewarisan X rapuh berbeda dengan pola pewarisan gen Studi sitogenetika khusus disebut pertukaran kromatid saudara
tunggal biasanya. Tiga hal yang membedakan dalam penge- dapat digunakan pada beberapa gangguan ini untuk deteksi
lompokan variasi DNA yang ada pada lokus X rapuh (normal, pengidap dan diagnosis prenatal. Gangguan ini memiliki feno-
premutasi dan simtomatik). Dalam keadaan normal fragmen tip spesifik, namun gangguan pertumbuhan, malformasi dan
terdiri dari sekitar 2.800 trinukleotida pasangan basa berulang. tanda-tanda dismorfik lain belum pernah dikaitkan secara
Orang yang membawa sedikit peningkatan trinukleotida ber- langsung dengan patahnya kromosom.
ulang tanpa kelainan fenotip disebut pengidap premutasi. Ini
biasanya terdiri atas peningkatan 50-600 pasangan basa. Bila
diwariskan, premutasi ini tidak stabil dan dapat mengembang Mosaikisme
melewati beberapa generasi, berangsur-angsur ukurannya me-
ningkat bila dipindahkan oleh wanita tetapi tetap sama jika Mosaikisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelas-
dipindahkan oleh laki-laki. Karena mutasi dipindahkan oleh kan suatu individu yang memiliki dua deretan sel yang ber-
wanita dan ukurannya bertambah, yang dapat mencapai ukuran beda yang berasal dari zigot tunggal (telur yang dibuahi) (lihat
yang (biasanya penambahan 600-3.000 bp) secara klinis ber- Gambar 67-3). Studi jaringan plasenta yang berasal dari pe-
makna dan menyebabkan fenotip sindrom X rapuh khas de- ngambilan sampel vilus korionik menunjukkan bahwa paling
ngan retardasi mental. tidak 2% dari pembuahan adalah mosaik karena anomali kro-
Sindrom X-rapuh berhubungan dengan ekspansi alele. Ek- mosom pada atau sebelum kehamilan 10 minggu. Dibanding-
spansi alele merupakan suatu perubahan (peningkatan atau pe- kan dengan trisomi lengkap, yang biasanya tidak hidup pada
ngurangan) ukuran rangkaian DNA tertentu. Ekspansi dimulai kromosom selain dari 13, 18 dan 21; perkernbangan deretan
sebagai sedikrt peningkatan pada jumlah salinan dari trinuk- sel normal memungkinkan adanya pembuahan trisomi kromo-
leotida berulang. Jumlah ulangan dapat tidak stabil dan dapat som lain bersama dan dapat hidup. Jika deretan sel normal
mengembangkan berbagai ukuran pada berbagai sel dan ja- berkembang, janin dapat hidup dan deretan sel trisomi asli
ringan. Jumlah ulangan dapat meningkat ukurannya dari suatu mungkin bahkan hilang.
generasi ke generasi berikutnya. Perubahan ukuran segmen Mosaikisme deretan benih menunjuk adanya mosaikisme
DNA antar generasi atau dalam jaringan berarti bahwa tipe pada sel benih yang ditemukan pada gonade. Tipe mosaikisme
mutasi ini berbeda dengan mutasi klasik dimana perubahan ini dapat dicurigai pada kasus dimana ada lebih dari satu ketu-
pada rangkaian DNA biasanya terjadi sekali dan kemudian di- runan yang terkena dengan kelainan genetik yang serupa (bia-
398 BAGIAN IX I Genetika Manusia

Gambar 67-7. Pada diagram


pedigree yang memberi kesan
pengaruh bapak, pengaruh feno-
tip hanya akan timbul bila gen PATERNAL
berasal dari ibu dan tidak timbul
apabila gen berasal dari bapak.
Jumlah laki-laki dan wanita
yang terkena dan tidak terkena
secara fenotipik pada setiap ge-
nerasi akan sama. Pemindah yang
tidak tampak akan memberikan
kunci pada kelamin orang tua
yang melewati informasi gene-
tik yang'diekspresikan; dengan
kata lain, pada pengaruh bapak
akan ada "lompatan " individu
wanita yang tidak bermanifes-
tasi.

sanya diwariskan sebagai gangguan suatu kromosom atau Ito nampak memiliki 2 deretan sel yang berbeda secara
dominan) dengan fenotip orang tua bersifat normal. genetik. Anomali kromosom yang telah diamati meliputi baik
Tergantung pada titik dimana deretan sel baru tumbuh sela- autosom maupun kromosom seks dan telah ditunjukkan pada
ma embriogenesis awal, penderita dapat memiliki berbagai sekitar 50% kasus. Mosaikisme mungkin tidak nampak pada
tanda klinis. Mosaikisme dapat ada pada beberapa jaringan studi kromosom yang dilakukan pada darah tetapi lebih mung_
dan tidak ada pada jaringan lain, memberikan individu yang kin ditemukan bila kromosom diambil dari fibroblas kulit.
terkena kelainan penyebaran bercak-bercak atau penyebaran ti- Kadang-kadang deretan sel yang berbeda mungkin bukan ka-
dak simetris. Studi sitogenetika fibroblas harus dilakukan un- rena anomali kromosom yang dapat diamati tetapi karena mu_
tuk mengidentifikasi mosaikisme, karena sel limfosit darah tasi gen tunggal atau mekanisme lain.
mungkrn tidak mentolerir beberapa trisomi dan penyusunan
kembali kromosom.
DrsoMt SATU oRANc TUA (UNtPARENTAL)
SINDR0M-PALLISTER-KILLIAN. Gangguanini ditandai de-
ngan muka kasar, anornali pigmentasi kulit, alopesia terlo-
Disomi uniparental (DUP.} adalah istilah yang digunakan
kalisasi, hernia diafragmatika, anomali kardiovaskuler, puting
bila kedua kromosom dari pasangan kromosom pada sese-
susu tambahan, serta retardasi mental berat. Sindrom ini dise-
orang dengan jumlah kromosom nonnal telah diwarisi dari
babkan oleh mosaikisme pada isokromosom 12p. Adanya hanya satu orang tua. Isodisomi uniparental berarti bahwa 2
isokromosom l2p pada sel memberikan empat salinan 12p kromosom itu adalah identik sedangkan heterodisomi unipa-
pada sel yang terkena. Isokromosom 12p dapat dibiakkan se-
rental berarti bahwa 2 kromosom merupakan berbagai anggota
cara khusus dari fibroblas dan jarang ada pada limfosit. Ke- pasangan. Hasil penampakan fenotip DUp dapat bervariasi
lainan yang nampak pada individu yang terkena mungkin saja menurut kromosom spesifik yang terlibat, orang tua yang me-
akibat adanya sel abnormal selama embriogenesis awal. nyumbang kromosorn dan, apakah isodisomi atau heterodi-
HIPOMELANOSIS lTO. Kesatuan ini ditandai oleh lingkaran somi. Dua tipe pengaruh fenotip yang terlihat pada DUp: (l)
garis-garis dan bercak-bercak makuler hipopigmentasi unilate- mereka yang terkait dengan gen yang ditanamkan (lihat selan-
ral atau bilateral. Kelainan mata, sistem muskoloskeletal dan jutnya), yaitu tidak adanya gen yang diekspresikan bila hanya
sistem saraf sentral dapat juga ada. Penderita hipomelanosis diwarisi dari satu orang tua (pengaruh fenotip ini nampak teru-

Gambar 67-8. Pada diagram


pedigree yang diduga merupakan
pengaruh ibu, pengaruh fenotip
akan terjadi hanya bila gen di-
wariskan dari bapaknya retapi ri-
dak bila dari ibunya. Ada jumlah
yang sama laki-laki dan wanita
yang terkena dan tidak terkena
secara fenotipik pada setiap ge-
nerasi. Pemindah yang tidak ber-
manifestasi akan memberikan
kunci pada kelamin orang tuanya
yang melewati informasi genetik
yang di ekspresikan: dengan kata
lain pada pengaruh bapak akan
ada "lompatan" individu wanita
yang tidak bermanifestasi.
68r Terapi Gen
399

tama pada pertumbuhan, perilaku, plasenta, dan kemampuan dan segmen-segmen kromosom. Apakah materi genetik dieks_
untuk hidup) dan (2) mereka yang terkait dengan gangguan re_ presikan atau tidak tergantung pada jenis kelamin orang
sesif autosom. tuil
darimana ia berasal. pengaruh genom dicurigai atas dasar pe_
Karena dengan isodisomi kedua kromosom dalam pasang_ digree (Gambar 61-l dan 67-8). pengaruh barangkali terjadi
an adalah identik, akibatnya gen pada kedua kromosom juga pada beberapa bagian genom manusia yang berbeda dan pen_
akan identik. Hal ini menjadi sangat penting bagi pengidap ting pada ekspresi gen, perkembangan, kanker, evolusi, dan
bagi gangguan resesif autosom. Jika keturunan dari orang tua gangguan pada manusia.
pengidap mengalami isodisomi pada kromosom dengan gen Contoh klasik pengaruh pada manusia adalah perbedaan
abnormal, gen abnormal tersebut akan ada daIam2 salinan dan fenotip yang tampak pada sindrom prader-Willi dan Angel_
fenotipnya akan merupakan salah satu gangguan resesif auto- man, yang dikaitkan dengan penghapusan dan disomi unipa_
som; namun, hanya satu orang tua yang sebenarnya merupa_ rental kromosom 15. Pada sindrom prader-Willi penghapusan,
kan pengidap gangguan resesif ini. Kemungkinan ini harus bila terjadi, selalu kromosom 15 yang berasal aa.i-ayatnya,
tetap diyakini pada situasi dimana individu yang terkena me_ memberi kesan bahwa fenotip prader-Willi disebabkan tidak
miliki lebih dari satu gangguan resesif. adanya informasi genetik yang berasal dari bapak yang dibawa
Isodisomi ibu pada kromosom 7 telah dilaporkan pada 2 pada segmen kromosom 15 tersebut. Sebaiiknya, bila ada
penderita dengan kistik fibrosis. Kedua penderita mengalami penghapusan kromosom.l5 pada sindrom Angelman,
retardasi pertumbuhan intrauterin dan badan pendek. Individu komo_
som yang terhapus selalu berasal dari ibu, yaitu tidak ada in_
lain yang dilaporkan mengalami isodisomi ibu pada kromosom formasi ibu dan DUPnya selalu dari ayah. Manifestasi klinis
7 mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan retardasi sindrom Prader-Willi berubah seiring dengan umur. Hipotonia
pertumbuhan pascalahir dan tulang yang tidak lazim. Namun, mencolok pada masa bayi. Obesitas, retardasi mental ringan,
disomi uniparental tidak selalu dikaitkan dengan kelainan fe_ atau ketidakmampuan belajar serta beberapa problem perilaku,
notip. DUP pada kromosom 2l dan 22, misalnya. tidak diketa_ terutama yang terkait dengan makan, mengakibatkan kelemah_
hui memiliki efek negatif apapun. Karena disomi uniparental an fisik dan ketidakmampuan perkembangan pada usia remaja.
ibu komosom T telah dikaitkan dengan retardasi pertumbuhan
. intrauterin, maka ia harus dipertimbangkan pada kasus_kasus
individu dengan retardasi pertumbuhan intrauterin dan keter_ Eldon JG, Simmons MJ, Snustad Dp: principles of genetics, gth ed.
New
lambatan pertumbuhan lain yang belum terjelaskan. York, John Wiley and Sons, 1991.
Haddow JE, Palomaki GE, Knight GJ, et al: Reducing the need for
DUP pada kromosom 15 telah dilaporkan pada beberapa amniocen_
tesis in women 35 years of age or older with serum markers for
screening.
kasus sindrom Prader-Willi (SPW) dan sindrom Angelman N Engl J Med 330:1 1 14. 1994.
(SA). Pada sindrom Prader-Wilh,60Vo dj antaranya menderita Haddow JE, Palomaki GE, Knight GJ, et al: prenatal screening for Downs
syndrome with the use of matemal serum markers, N Engl J Med 327:5gg,
DUP ibu (yaitu, kehilangan kromosom ayah l5). Sebagian ke_
1992.
cil individu dengan sindrom Angelman DUp ayah kromosom Harper PS: Practical Genetic Counselling, 4th ed. Oxford, Butterworth,
15 telah diamati (yaitu, hilangnya kromosom l5 ibu). Fenotip Heimemann, 1993.
pada SPW maupun SA pada kasus DUp diduga berasal dari ti- Holm VA, Cassidy SB, Butler MG, et al: prader-Willi syndrome: Consensus
diagnostic criteria. pediatrics :39g, I 994_
dak adanya peran fungsional orang tua tertentu untuk kromo_ 9 1
Intemational system for Human Cytogenetic Nomenclature (ISCN): published
som 15, dengan penghapusan, mutasi, atau DUp. penemuan in collaboration wilh Cytogenetics and Cell Genetics, 19g5.
ini memberi kesan ada perbedaan dalam fungsi daerah kromo_ Robinson A, Linden MG: Clinical Genetics Handbook, 2nd ed.
Oxford,
som 15 tertentu, tergantung pada apakah mereka diwarisi dari Blackwell Scientific, 1993.
Stevenson RE, Hall JG, Goodman RM: Human Malformation and
ibu atau bapaknya. Related
Anomalies. Oxford, Oxford Monographs on Medical Genetics, 1993.
Sindrom Beckwith-Wiedermann (SBW) merupakan sin- Thompson M, Mclnnes R, Willard H: Genetics in Medicine. 5th ed. philadel_
drom pertumbuhan janin berlebih dominan-autosom. Beberapa phia, WB Saunders, 1991.
kelainan keluarga telah dipetakan pada lengan pendek kromo-
som 11. Kasus SBW sporadis akhir-akhir ini telah dikaitkan
dengan suatu duplikasi ayah berasal 1 1p15. Beberapa kasus te-
lah menunjukkan DUP ayah untuk 11p15 (disomi ayah/ defisi-
ensi ibu). Gen untuk faktor insulin pertumbuhan 2 (Igf2)
berada di daerah ini, dan studi telah menunjukkan bahwa
I Bas 68
hanya salinan ayah Igf2 yang diekspresikan. Igf2 diyakini
memiliki peranan penting dalam pertumbuhan sel yang tidak Terapi Gen
mengalami diferensiasi, dan inaktivasi gen ayah pada mencit
dapat menyebabkan retardasi pertumbuhan. produksi Igf2 ber-
Gregory A. Grubowski dan Jeffrey A. Whitsett
lebihan yang disebabkan oleh 2 gen ayah fungsional dapat
menjelaskan fenotip pertumbuhan janin berlebih yang nampak
pada SBW.
Kemajuan yang tidak terduga pada penguasaan dasar ge-
netika pada penyakit manusia didasarkan pada penerapan bio_
PENGARUH logi molekuler dalam kedokteran klinis. Teknik yang berasal
dari bidang virologi, bakteriologi, biokimia, biologi sel dan
Pengaruh genom merujuk pada pengamatan bahwa eks- molekuler memungkinkan identifikasi cepat lokus gen yang
presi fenotip tergantung pada orang tua asal untuk gen tertentu menyebabkan atau membantu pada penyakit manusia. Lebih
68 a Terapi Gen 401

VEKTOR-SISTEM PENGHANTAR GEN Tabel 68-2. Vektor untuk Terapi Gen


sl[is- !e,l$*jaht;.]llF-6*bf{}i
Ekspresi sementara
Desain Unit Perekaman untuk Terapi Gen Sel Somatik
Retrovlrus (virus:RNA)
DNA rekombinan pelengkap (complementary DNA Diperlukan pembelahan sel
Berintegrasi rnennjadi genom hospes
IcDNA]) atau gen yang mengkode protein terapeutik, seperti Adenovirus (vlrus DNAt
semua gen prokariot atau eukariot, harus mengandung seluruh Ekspresi sementara
elemen yang diperlukan untuk men-earahkan rekaman gen, me- Virus stabil
liputi tempat rnulai, dan pembimbing serta penguat yang Antigenik
me- yirw trcrliaitladeno:::fDNA )
nentukan tingkat dan pengaturan sel spesifik produksi mRNA
yang mengkode produk gen terapeutik. Kontrol rekaman gen
yang dimasukkan diarahkan pada rangkaian nukleotida (ele-
men yang memerankan cis) yang dikenali oleh protein nukleus
(taktor yang memerankan trans) yang terdapat pada sel sasa- kan. Misalnya, retrovirus adalah onkovirus, ekspresi genom-
ran. Faktor yang memerankan trans ini mengarahkan rekaman
nya yang belum dimodifikasi mencenderungkan organisme
(produksi RNA dari DNA) pada gen yang disisipkan. Elemen-
yang terinfeksi menjadi ganas. Adenovirus dapat meyebabkan
elemen perekaman, yang meliputi penguat, pembimbing, pene-
infeksi paru-paru yang parah, menstimulasi sistem imun hos-
nang, tempat awal perekaman, tempat sambungan-donor RNA,
pes, dan harus diberikan secara berulang untuk perbaikan
isyarat penghentian dan poliadenilasi yang dapat digabungkan gangguan genetik karena mereka tidak berintegrasi. Meskipun'
untuk mencapai tingkat mRNA yang dikehendaki, serta spesi- VTA tidak bersifat parogen pada manusia, kapasitasnya yang
fisitas sel dan jaringan, atau tanda-tanda pengaturan gen lain kecil untuk penyisipan DNA dan persyaratan adanya adenovi-
yan-q diperlukan untuk mencapai perbarkan fisiologis yang di-
rus untuk menjadi pelengkap produksinya, penggunaannya ter-
bawa oleh protein rekombinan. Konstruksi yang lebih kom- batas. Karena perlu membuat vektor non-patogen, banyak ba-
pleks mengandung pembimbing-penguat spesifik sel dan/atau gian genom virus dibuang, melumpuhkan kapasitas replikasi
rangkaian DNA yang mengontrol stabilitas mRNA dapat di- virus in vivo. Deretan sel yang memungkinkan replikasi dan
rekayasa ke dalam vektor unruk memberi spesifisitas sel dan penyelimutan virus rekombinan yang tidak sempurna secara in
kemampuan mengontrol tingkat mRNA yang dihasilkan dari vitro diperlukan untuk vektor-vektor ini. Teknik rinci .,pe-
gen yang telah disisipkan. Acara pembentukan ukuran besar mampatan deretan sel" adalah vektor-spesifik tetapi konscp
dari elemen-elemen penguat-pembimbing prokariot atau penggunaannya serupa.
eukariot telah dikembangkan unruk mencapai tingkat ekspresi
VEKTOR-VEKTOR RETROVIRUS. pendekaran retrovirus
gen yan-q tepat pada sel sasaran spesifik.
menggambarkan desain sistem pengemasan sel yang mengha-
silkan virus noninf'eksius yang mampu memindahkan gen.
Sistem Vektor Struktur genom dan siklus hidup retrovirus rekombinan di-
gambarkan pada Gambar 68-1. Virus leukemia tikus Moloney
Vektor ideal akan mampu mengarahkan pemberian secara (Moloney murin leukemic yirus IMMLVI) dan virus leukemia
in vivo lewat berbagai rute, menyediakan untuk penghantaran kera (gibbon. leukemic virus [GLV]) telah digunakan paling
yang ditargetkan (tropik) pada sel yang diinginkan, dengan luas guna menghasilkan vektor pemindah gen. Retrovirus me-
aman terintegrasi ke dalam genom sel somatik, dan dipindah- ngenali reseptor pada pemukaan sel dan diinternalisasi lewat
kan ke semua sel anakan. Tempat integrasi gen akan bersifat endositosis yang ditengahi reseptor. Genom RNA retrovirus
sp:sifik meliputi pemotongan gen yang tidak sempurna dan lolos proses pencernaan di dalam endosom sel yang ditrans-
penggantiannya dengan gen normal. Akhirnya, vektor'harus feksi dan dihantarkan ke nukleus sel yang sedang membelah,
diintegrasikan ke tempat nononkogenik pada genom dan me- dimana transkriptase-balik virus yang dibentuk sebelumnya
merlukan pemberian tunggal. Sementara kemajuan yang ber- mensintesis sifat khusus DNA genom virus selama mitosis.
arti telah dibuat dalam menyelesaikan beberapa hambatan Genom virus mengarahkan proses sintesis sel hospes untuk
teknis, vektor yang tersedia tidak dapat memenuhi salah satu menghasilkan genom RNA virus dan protein kapsidnya. Sete-
dari kriteria-kriteria ini. Virus, sasaran ligan, dan vektor berse- lah pembentukan kapsid, partikel virus yang telah matang le-
limut DNA sedang digunakan untuk menghantar gen (Tabel pas dari membran plasma sel pengemas untuk menghasilkan
68-2). Setiap metode rni memiliki keterbatasan dan kelebihan, partikel virus infeksius. Proses penggabungan genom RNA vi-
tetapi tidak ada satupun yang telah dimanfaatkan sepenuhnya rus serta penggunaan transkriptase-balik yang dibentuk sebe-
untuk penggunaan terapeutik. lumnya ke dalam partikel virus yang lengkap disebut penge-
masan dan memerlukan rangkaian spesifik yang disebut de-
ngan psi (ty) untuk menandai peristiwa pengemasan. Rang-
Sistem Vektor Pada Virus. kaian psi (y) disediakan dalam genom virus rekombinan yang
digunakan untuk terapi gen dan mengawali produksi virus
Retrovirus, adenovrrus dan vektor terkait-adeno [VTA]
pada pengemasan deretan sel yang melengkapi gen yang hi-
(adeno-associated vector tAAVI) kini digunakan pada pro-
lang pada retrovirus yang dilumpuhkan.
tokol terapi gen riranusia. Vektor virus untuk terapi gen harus
bersifat tidak toksik, monogenik dan replikasi tidak sempurna. Genom retrovirus mengandung 5 elemen utama, yang
Penggunaan vektor virus pada terapi gen manusia memerlukan mencakup ulangan terminal panjang (long terminal repeats
banyak modifikasi pada genom virus tipe liar sebelum diguna. tLfRl) yang mcrupakan pembimbing yang kuat, rangkaian ry
402 BAGIAN lX a Genetika Manusia

RETROVIRUS KURANG SEMPURNA YANG DIKEMAS


(SATU STKLUS tNFEKSI SAJA)
RETROVIRUS TIPE LIAR

INFEKTIF

TRANSFEKSI

TIDAK ADA PARTIKEL VIRUS

LTR

t'\----
NFEKS ilfu
--'l RETROVIRUS REKO[/BINAN
Sel Normal

Gamtrar 68-1. Siklus hidup dan organisasi genom retrovirus tipe liar dan rekombinan. Retrovirus berikatan dengan reseptor seluler spesifik pada permukaan
sel
sasaran dan diinternalisasi oleh reseptor lewat endositosis. Setelah pemasukan, genom RNA retrovirus dibuang dari selubung
kapsidnya dan direkamkan balik
oleh transkiptase-balik menjadi DNA yang diangkut ke nukleus, dimana integrasi ke dalam genom hospes terjadi. pada virus tipe liar,
siklus hidup diakhiri de-
ngan sintesis protein virus dan RNA oleh sel hospes, mengernas parlikel retrovirus yang dilepaskan dengan pembentukan tunas
dari permukaan sel. Virus rekom-
binar yang mengandung gen terapeutik atau CDNA tidak mampu bereplikasi, dengan penyisipan yang terjadi pada gen virus GAG, pOL, dan ENV.
Deretan
"pengentas" menghasilkan gene retrovirus ini secara in vitro, yang memungkinkan enkapsulasi virus dan produksivirion
infeksius. Virus rekombinan,.yang dike-
mas" mengardung salinan RNA sisipan gen terapeutik yang dapat digunakan untuk menginfeksi sel sasaran. Organisasi genom
vektor retrovirus tipe liar dan re-
kombinan digambarkan.

yang mengisyarati peristiwa pengemasan, dan tiga gen yang kan, deretan sel yang dihasilkan mengandung gen rerrovirus
disebut GAG, POL dan ENV. Tiga gen ini mengkode protein yang tepat untuk pengemasan. Genom retrovirus secara per_
peng-enkapsidasi. transkriptase balik dan prorein pembungkus. manen dapat disisipkan ke dalam kromosom deretan sel
Transkriptase balik yang dibentuk sebelumnya, diangkut ke pengemas tetapi tidak memiliki rangkaian . Akibatnya, retro_
dalam sel dengan virus yang dibutuhkan untuk produksi ge- virus tidak sempurna, tidak memiliki GAG, pOL dan ENV te_
nom DNA dari genom RNA virus sebelum replikasi virus dan tapi mengandunng pembimbing, rangkaian , dan gen tera-
produksi virus baru. Replikasi dan ekspresi gen-gen virus da- peutik, dipindahkan ke dalam deretan sel pengemas. Retrovi-
pat dipisahkan dari proses pengemasan dan produksi partikel rus rekombinan yang tidak sempurna memanfaatkan protein
virus infektif. Konsekuensinya, kebanyakan genom retrovirus pengemas dan enkapsidasi dari genom deretan sel pengemas
dan terutama gen yang mengkode infektifitas dan onkogenesis untuk membuat partikel virus yang infeksius. partikel virus
(GAG, POL dan ENV), dapat dibuang dan gen terapi disisip- yang dihasilkan tidak mengandung gen yang diperlukan untuk
kan ke dalam daerah gen yang hilang tersebut. Selama virus patogenesis virus namun menggabungkan protein berkapsul
dikemas dengan tepat, gen virus dihantarkan ke sel yang tepat dan genom RNA virus rekombinan yang bereplikasi tidak
dan transkriptase-balik yang dibentuk sebelumnya menghasil- sempurna. Titer virus infeksius yang tinggi selanjutnya dipero-
kan DNA virus untuk pengintegrasian ke genom hospes. Reka- leh dengan berkali-kali melewatkan melaiui deretan sel penge_
man produk gen terapeutik diarahkan oleh pembimbing gen, mas. Virus rekombinan yang "cacat" digunakan untuk men_
seperti LTR retrovirus atau rangkaian pembimbing-penguat transfeksi sel penerima yang diinginkan, menggabungkan gen
lainnya yang dapat direkayasa menjadi vektor. eksogen ke dalam genom sel hospes. Kejadian integrasi tung-
Untuk mencapai pelepasan hubungan antara patogenesis gal ini tidak menghasilkan partikel virus tambahan dan disebut
dan reproduksi vektor virus yang membawa gen yang diingin- transfeksi.
68 I Terapi Gen 403

Karena pemberian retrovirus secara intra-vena dengan se- dari penghancuran di dalam ruang endosom/lisosim dan mam_
gera akan diinaktifkan, retrovirus rekombinan harus disampai- pu secara efisien memindahkan DNA-nya ke dalam nukleub
kan dalam titer yang tinggi pada sel sasaran yang tepat, dengan sel hospes, yang selanjutnya mengarahkan replikasi dan repro-
aplikasi lokal langsung iewat injeksi fisik, melalui infus organ duksi partikel adenovirus infektif yang dilepaskan saat sel
(yaitu, dari vena porta ke hati), atau dengan cara transfeksi ex mengalami lisis. Penemuan bahwa daerah E1 genom adenovi-
vivo sel induk yang dapat ditransplantasikan ke penderita. Ka- rus adalah penting untuk produksi partikel virus infektif me-
rena sifat-sifat ini dan kepentingan klinis gangguan hematopo- nyebabkan desain adenovirus dimana gen El, E3 atau gen lain
etik, sel induk sumsum tulang pluripotent merupakan sasaran dihapus, membuat mereka infektif namun tidak mampu bere-
utama untuk terapi gen retrovirus (lihat Bagian XXI; Seksi 1). plikasi. Pengemasan deretan sel yang berisi gen El telah
Namun, sel induk pluripotent menyusun sebagian kecil sel dikembangkan dan digunakan untuk menghasilkan adenovirus
sumsum tulang; dengan demikian isolasi sel induk yang cocok yang mengandung cDNA eksogen atau gen-gen lain. Stabilitas
tetap pembatas utama dalam perkembangan terapi gen. Agar adenovirus mempermudah produksi dan pemurniannya di da-
supaya ditransfeksikan, sel induk pluripotent harus meng- lam laboratorium. Titer tinggi adenovirus noninfeksius telah
ekspresikan reseptor untuk retrovirus dan mengalami mitosis. digunakan secara efisien memindahkan gen terapeutik yang
Bila sel induk pluripotent ditransfeksikan dengan vektor retro- diinginkan ke berbagai tipe sel. DNA adenovirus terpelihara di
virus, ia dapat dikembalikan ke penderita sehingga kelainan dalam nukleus sel dalam bentuk episom, mengarahkan
genetik sel yang berasal dari sumsum tulang dapat diperbaiki. ekspresi sementara gen terapeutik eksogen. DNA episom seca_
Ekspresi jangka panjang transgena telah terjadi pada mencit ra berangsur-angsur hilang selama replikasi sel dan penghan_
yang berkali-kali ditransplantasi dan pada manusia yang mene- curan DNA, dengan akibat hilangnya ekspresi dari gen yang
rima transplantasi sumsum tulang autolog dengan sel yang di- ditransfeksi. Vektor adenovirus tidak memerlukan replikasi sel
tandai secara genetik, mendukung kemampuan untuk men- untuk infektifitas atau ekspresi gen,
transfeksi sel pendahulu sumsum tulang dengan retrovirus. Genom adenovirus besar (75 kb) menampung penyisipan
Keterbatasan Retrovirus dalam Pemindahan Gen. Genom gen sampai lebih dari 7-8 kb. Deretan sel pengemas yang sa-
retrovirus hanya dapat bergabung dengan gen sekitar 4 kb. Ke- ngat efisien tersedia, dan pembimbing selektif sel yang kuat
banyakan cDNA untuk gen manusia panjangnya sekitar 2,5-3 dapat digabungkan dalam konsepsi. Berbeda dengan vektor
kb, namun banyak gen, termasuk hemoglobin, memerlukan retrovirus, yang sangat memerlukan manipulasi secara ex vivo
rangkaian genom penguat pada ujung 5' dan 3' untuk menga- untuk infeksi sel induk pluripotent, vektor adenovirus sangar
rahkan ekspresinya. Ini secara efektif membatasi penggunaan efisien secara in vivo dalam menghantarkan gen eksogen pada
retrovirus untuk memindahkan gen yang berukuran relatif ke- berbagai tipe sel. Misalnya, penanaman secara langsung ade-
cil atau cDNA yang tidak memiliki rangkaian pengatur yang novirus rekombinan ke dalam saluran pernafasan sedang dipe-
sesuai. Kemampuan untuk mengintegrasi gen eksogen secara lajari untuk pemindahan gen pengatur penyaluran transmem-
permanen ke dalam genom manusia merupakan kelebihan bran kistik fibrosis (cystic fibrosis transmembbran con-
utama retrovirus. Namun, integrasi sebagian besar secara acak, ductance regulator ICFTR]) untuk terapi kistik fibrosis.
memungkinkan integrasi kedalam gen normal, mengakibatkan Pemasukan adenovirus ke dalam vena porta dalam percobaan
ekspresi gen-gen utama terganggu. Misalnya, penyisipan dekat binatang langsung meninggikan kadar ekspresi gen di dalam
gen penghambat tumor dapat mengubah ekspresinya dan ?1e- hepatosit yang dapat digunakan untuk memindahkan q-1-anti-
nimbulkan tumor. Meskipun mutagenesis penyisipan secara tripsin atau faktor pengentalan darah. Ekspresi sementara gen
teoritis penting dan secara praktis memprihatinkan, kejadian yang dihantarkan-adenovirus merupakan pembatas utama pada
demikian tampaknya jarang. Penghambat yang lebih serius ter- terapi gen permanen. Karena adenovirus sangat efisien, virus
hadap keamanan retrovirus untuk terapi gen adalah kemung- ini dapat bermamfaat pada terapi beberapa penyakit. Misalnya,
kinan bergabungnya kembali virus terapeutik dengan retro- antitumor spesifik atau rangkaian gen yang sangat toksik dapat
virus endogen yang dapat melengkapi virus yang tidak sem- digunakan untuk mengobati keganasan.
purna dan memungkinkan produksi partikel retrovirus infektif. VEKTOR YANG TERKAIT-ADENO (VTA). VTA adalah kecil
Penggabungan kembali semacam ini mungkin terjadi pada (4,1 kb), parvovirus yang siklus hidupnya memerlukan infeksi
deretan sel pengemas, dan banyak upaya telah diarahkan untuk bersama dengan adenovirus. VTA adalah non-patogen, meng-
memastikan produksi retrovirus "minimal" yang tidak mampu infeksi sel yang sedang membelah dan yang tidak, berintegrasi
melakukan menggabungkan kembali dengan retrovirus tipe ke dalam genom manusia, dan tidak mengekspresikan ge-
liar. Sayangnya, banyak tipe sel yang tidak terinfeksi secara nomnya sendiri setelah mentransfeksi sel sasaran. VTA tipe
efisien oleh retrovirus. Karena integrasi tergantung pada pem- liar mampu integrasi tempat spesifik pada kromosom 19. Se-
belahan sel, retrovirus memerlukan sel yang sedang menga- perti halnya retrovirus dan adenovirus, produksi VTO memer-
lami mitosis untuk integrasi dan ekspresi, dan tidak efektif lukan suatu deretan sel pengemas guna replikasi vektor
dalam mentransfeksi sel pasca mitosis yang ada pada keba- rekombinan yang mengandung gen yang diinginkan. Adenovi-
nyakan jaringan orang dewasa. rus harus ditambahkan secara in vitro agar replikasi virus ter-
VEKTOR ADENOVIRUS. Adenovirus adalah virus DNA capai. Kebutuhan adenovirus yang berasal dari siklus hidup
yang mampu menginfeksi kebanyakan tipe sel dan sedang di- VTA. Partikel virus infektif memasuki sel lewat endositosis
uji untuk terapi berbagai penyakit pada manusia. Siklus hidup yang ditengahi-reseptor dan DNA-nya menjadi terintegrasi ke
adenovirus tipe liar mulai dengan infeksi pada sel hospes de- dalam genom sel. Selama tahap ini, virus adalah non-replikatif
ngan cara berikatan pada reseptor permukaan sel, diikuti oleh dan tidak dihasilkan parlikel virus tambahan. Pada pemaparan
endositosis ke dalam endosom sel sasaran. Adenovirus lolos sel ini pada adenovirus, replikasi VTO dan sintesis protein
404 BAGTAN lX t Genetika Manusia

diaktifkan dan siklus hidup adenovirus diakhiri. Genom VTA pembatas utama pada ukuran DNA plasmid yang dapat dipin-
mengandung gen untuk keseluruhan perakitan dan produksi vi- dahkan ke dalam sel. Dengan demikian cDNA besar atau gen-
rus infektif, namun "aktivasi" dan pelepasan virusnya yang gen, termasuk elemen pengatur kompleks, dapat digabungkan
terintegrasi memerlukan adanya genom adenovirus dan pro- ke dalam sistem pemindahan gen berbasis plasmid. Kromo-
duksi protein 81, ElA dan E4 adenovirus. Setelah produksi som artifisial juga sedang dirancang untuk pemindah gen.
protein kapsid dan pembungkus, partikel VTA infektif disek-
resikan serta dimurnikan guna pemindahan gen. Karena siklus IMUNITAS HOSPES DAN PEMINDAHAN GEN
virus VTA mencakup penghentian siklus hidup adenovirus,
konsekuensi patologisnya infeksi adenovirus dapat ditumpul- Respon imun hospes, baik humoral mrupun seluler, tetap
kan. Seperti pada vektor virus lainnya, penggabungan gen ma- menjadi halangan utama dalarn penerapan teknologi peminda-
nusia spesifik ke dalam VTA memerlukan pembuangan han gen untuk terapi penyakit genetik dan didapai. Respon
rangkaian DNA yang diperlukan untuk siklus hidup VTA' imun terhadap vektor, juga protein terapeutik rekombinan,
Pengemasan terjadi hanya pada sel yang ditransfeksi atau diin- mengakibatkan pembersihan sel yang ditransfeksi oleh vektor..
feksi oleh adenovirus untuk menghasilkan virus VTA rekom- Sel yang ditransfeksi yang mengekspresikan antigen asing
binan. VTA rekombinan sekarang tidak ada isyarat genetik atau protein rekombinan dapat dikenali sebagai bukan dirinya
yang memungkinkan integrasi selektif genom VTA pada kro- (non-self). Generasi sel T sitotoksik yang diarahkan melawan
mosom 19 manusia. Seperti adenovirus, VTA rekombinan di- virus atau protein terapeutik mengakibatkan sitolisis imun ce-
gunakan untuk memindahkan gen yang mungkin diperta- pat pada sel yang ditransfeksi. Lagipula, antibodi penetral
hankan sebagai episom dan tidak berintegrasi ke dalam genom akan menyekat transfeksi selanjutnya oleh vektor tersebut.
hospes in vivo. Tidak adanya deretan sel pengemas yang sa- Antibodi yang dihasilkan melawan protein terapeutik dapat
ngat produktif, keterbatasan ukuran DNA yang dapat disisip- dikenali sebagai asing. Terapi penggantian protein pada pe-
kan ke dalam VTA (<4-5 kb), dan beberapa hambatan pada sel nyakit hemofilia dan penyakit Gaucher mengimbas antibodi
sasaran, sekarang membatasi penggunaan VTA. Walaupun de- terhadap faktor VIII atau p-glukosidase yang dimasukkan
ngan keterbatasan ini, VTA merupakan reagensia yang men- pada l)-l5%o penderita. Kemampuan untuk membuang sel
janjikan untuk terapi gen dan sedang diuji untuk pengobatan yang diperbaiki secara genetik dari penderita mungkin secara
kistik fibrosis dan penyakit lain. praktis penting untuk terapi gen efektif.

METODE NON.VIRUS PENGHANTARAN GEN STRATEGI ALTERNATIF UNTUK TERAPI GEN

Berbagai metode non-virus telah dikembangkan untuk Penanaman sel yang diubah secara genetik yang mensek-
pemindahan gen in vivo dan in vitro. Metode ini menggunakan resi produk-produk gen terapeutik secara sistemik atau lokal
rekombinan, DNA plasmid dihasilkan dalam sel bakteri. merupakan pendekatan lain untuk terapi gen. Pendekatan ini
Berbagai perumusan termasuk DNA telanjang dan liposom melibatkan perkembangan "organoid". Sel yang secara genetik
serta protein-DNA yang menkonyugasi, telah digunakan untuk diubah untuk menghasilkan kadar tinggi produk gen yang da-
memindahkan gen. Penggabungan plasmid DNA ke dalam ve- pat disekresikan telah diperluas secara ex vivo. Sel-sel ini di-
sikel lipida kecil atau "liposom", terutama bila diformulasikan transplasikan balik ke dalam penerima sehingga produk gen
dengan kation lipid, dengan nyata meningkatkan efisiensi disekresikan atau dihantarkan secara lokal atau sistemik ke
penghantaran DNA ke sel sasaran. Pengubahan komposisi li- berbagai tipe sel. Organoid memiliki keuntungan untuk gang-
posom mengubah distribusi organ dan spesifitas ekspresi se- guan yang dapat diobati dengan proteiq yang disekresikan
luler gen yang dipindahkan. Kompleks lipid-DNA berikatan yang berfungsi pada tempat seluler yang jauh. Contoh pen-
dengan membran plasma sel sasaran, mungkin lewat interaksi dekatan ini termasuk ekspresi faktor VIII untuk hemofilia, B-
elektrostatik, serta diinternalisasi ke dalam endosom dan liso- glukuronidase untuk memperbaiki mukopolisakaridosis (MPS)
som sel sasaran. Beberapa DNA lolos dari penghancuran di tipe VII, dan berbagai sitokin untuk pengobatan kanker.
dalam lisosom, dilepaskan ke sitosol, dan diangkut ke nukleus. cDNA faktor VIII dapat secara permanen dipindahkan ke fi-
DNA dipertahankan sebagai episom di dalam nukleus sel sasa- broblas atau sel lain yang mampu memodifikasi pasca-
ran. Karena DNA tidak diintegrasikan ke dalam genom, perwujudan dan menghasilkan zimogen faktor VIII untuk sek-
ekspresi gen sementara, memerlukan pemberian kompleks resi ke dalam sirkulasi. Setelah ditransfeksi secara ex vivo, sel
DNA berulang untuk memperbaiki kebanyakan gangguan ge- diletakkan secara sub-dermal, pada pembuluh darah, dalam ru-
netik. Namun, ekspresi sementara mungkin cukup sebagai efek ang peritoneum, atau ditempelkan pada pendukung membran
terapeutik pada beberapa penyakit. Vektor DNA plasmid sintetik dan ditransplantasikan ke penerima. Setelah vasku-
mungkin dapat diterapkan pada terapi gen kanker, dimana gen larisasi cangkok, faktor VIII disekesikan ke dalam sirkulasi.
toksik akan diperlukan untuk masa waktu yang relatif singkat. Pengobatan mukopolisakaridosis tipe VII, suatu defisiensi p-
Efisiensi penyerapan gen DNA plasmid lebih lanjut dapat glukuronidase, dapat dicapai dengan organoid yang mampu
ditingkatkan l.:wat ikatan DNA plasmid rekombinan pada pro- menempel pada ligan spesifik, mannose-6-fosfat, ke polipep-
tein (ligan) yang berikatan secara efisien dengan reseptor per- tida p-glukuronidase. Kompleks p-glukuronidase-ligan kemu-
mukaan sel. Kompleks DNA-protein dapat didesain untuk dian dapat dihantarkan ke sel yang mengekspresikan reseptor
sasaran tempat seluler spesifik yang mengekspresikan reseptor mannose-6-fosfat pada permukaannya. Enzim terapeutik akan
yang dikenali oleh ligan. DNA plasmid dengan mudah dihasil- dihantarkan ke lisosom sel sasaran lewat jalur endosom, mem-
kan dalam jumlah yang besar secara in vitro, dan tidak ada perbaiki defisiensi p-glukuronidase dalam sel yang membawa
68 t Terapi Gen 405

reseptor ini. Patologi dari organ viseral pada model binatang transfeksikan dengan vektor retrovirus ex vivo dan sel 4ikem-
percobaan MPS tipe VII adalah reversibel dengan pendekatan balikan ke sumsum tulang penderita, gangguan seperti anemia
ini. Akhirnya, gen sitokin atau sitotoksik dapat dipindahkan ke sel sabit, thalasemia, anemia Fanconi tipe C dan ganggu.an eli-
sel somatik yang telah ditransplantasikan secara langsung ke tropoiesis serta myelopoiesis lain kemungkinan h:sar meneri-
tempat-tempat keterlibatan tumor. Eksresi sitokin, yang bertin- ma terapi gen.
dak sebagai imuno-atraktan, merangsang respon imun terha- Penyakit Gaucher dan mukopolisakaridosis \ II iMPS-V[)
dap sel tumor. Sel penghasil yang mengandung rel.rovirus yang merupakan penyakit penyimpanan lisosomal yang merupakan
mengekspresikan gen herpes timidin kinase telah diinjeksikan sasaran untuk terapi gen. Penyakit Gaucher disebabkan oleh
pada tumor otak, sehingga menimbulkan infeksi pada sel tu- mutasi pada p-glukosidase asam, suatu protein yang ditemu-
mor yang berada didekatnya dan menjadikannya peka terhadap kan pada membran lisosom sebelah dalam suatu sel. Tidak
pembunuhan oleh analog nukleotida (gansiklovir) yang dime- adanya enzim MPS-V[I, B-glukuronidase, menyebabkan ca-
tabolisasi menjadi senyawa toksik oleh timidin kinase (TK) vi- cat pada protein lisosom yang larut yang disekresikan dari sel.
rus namun tidak oleh sel hospes. Pemberian gansiklovir secara Transfeksi sel pendahulu sumsum tulang dengan retrovirus
sistemik pada penderita membunuh sel tumor yang meng- yang mengandung cDNA yang mengkode protein ini harus
ekspresikan TK retrovirus. memperbaiki cacat enzimatik di dalam sel yang berasal dari
makrofag/monosit. Karena p-glukosidase asam tidak dapat
disekresikan, perbaikan penyakit Gaucher dengan terapi gen
SASARAN PENYAKIT PADA TERAPI GEl'i
memerlukan transfeksi sel-sel ini banyak sekali (persentase
Penyakit genetik tetap merupakan sasaran yang mematikan
tinggi) dengan retrovirus yang mampu mengimbas sintesis
untuk terapi gen (Tabel 68-l). Defisiensi adenosin deaminase
cDNA p-glukosidase asam. Ablasi sumsum tulang atau pra-
pengobatan dengan terapi enzim efektif mungkin diperlukan
(DAD) adalah gangguan genetik prototip yang dipilih pada
untuk menyediakan ruang yang cukup untuk pertumbuhan sel
awal percobaan terapi gen. Defisiensi DAD parsial atau kese-
pendahulu sumsum tulang yang telah ditransfeksi. Meskipun
luruhan menimbulkan defisiensi rmun kombinasi berat dan ke-
hilangan fungsi sel T maupun sel B. Sementara transplantasi
demikian, percobaan pada manusia dengan menggunakan
pemindahan gen retrovirus telah dimulai.
sumsum tulang memperbaiki defisiensi DAD, banyak penderi-
ta mengalami kekurangan donor sumsum tulang yang sangat Patologi viseral utama pada MPS-VI berasal dari keterli-
cocok. Patofisiologi penyakit ini berasal dari akumulasi intra- batan deretan sel berasal dari,monosit/makrofag sumsum tu-
seluler senyawa antara purin yang toksik, deoksiadenosin. lang dan kondrosit. Keterlibatan sistem saraf sentral juga ter-
Deoksiadenosin adalah sitotoksik terhadap sel T dan sel B, jadi pada penyakit ini. Terapi gen pada MPS-V[, dengan
mengakibatkan kehilangan imunitas seluler dan humoral, se- transfeksi retrovirus pada sel pendahulu sumsum tulang, harus
hingga menimbulkan infeksi berulang yang menyebabkan ke- menyediakan makrofag fungsional yang didistribusikan ke se-
matian masa anak pada penderita yang mengalami defisiensi luruh tubuh dan mampu mensekresikan protein rekombinan.
DAD. Guna keperluan terapi gen, sumsum tulang autolog pen- Dengan mengekspresikan B-glukuronidase kadar tinggi, mak-
derita DAD ditransfeksikan secara ex vivo dengan retrovirus rofag juga dapat bertindak sebagai organoid yang menghasil-
rekombinan yang mengandung cDNA DAD dan dikembalikan kan enzim yang akan diserap oleh makrofag pada berbagai
ke sel penderita. Karena digunakan sumsum tulang autolog, organ. Perbaikan organ viseral dari MPS-VII pada mencit
terapi ini mewakili suatu transplan isogenik sehingga meng- menunjukkan bahwa baik perbaikan seluler langsung maupun
hin.lari reaksi cangkok lawan-hospes. Perbaikan sel rekombi- penyerapan p-glukuronidase oleh makrofag dapat memper-
nan mengakibatkan pertumbuhan selektifnya menguntungkan baiki kelainan metabolik di dalam MPS-V[. Pada model
;chinggl sel limfoid yang mengekspresikan DAD rekombinan MPS-VI tikus, baik enzim maupun makrofag yang ditrans-
Iobih lama hidup daripada sel yang tidak diperbaiki. Ekspres, plantasikan tidak dapat memasuki otak dan perbaikan patolo-
leurgka panjang dari DAD rekombiran telah dicapai dengan
gis tidak dapat dicapai pada organ tersebut, sedangkan
terapi gen pada dua penderita yang mendapat sel su,"nsum tu- ini diatasi dengan pemindahan
manifestasi viseral penyakit
lang yang telah. ditransfeksi-retrovirus DAD. ge n.

Kini, terapi protein dengan infus PEG-DAD digunakan un- Mutasi pada gen res.eptor lipoprotein densitas rendnh (low
tuk mengobati anak yang tidak ada donor yang cocok untuk density lipoproteii ILDLI) memblokade penyerapan LDL
transplantasi sumsum tulang (lihat Bab 119.6). Namun, efek pada sel sasaran, mengakibatkan aterosklerosis prematur berat
jangka panjang pengobatan PEG-DAD beium pernah diuji, pada penderita yang terkena (lihat Bab 72-4). Resepror LDL
dan terapi ini mengakibatkan rekonstitusi parsial imunitas lim- normal dipindahkan oleh vektor retrovirus ke dalam hepatosit
foid. Meskipun kini PEG-DAD merupakan terapi untuk pen- yang diisolasi dari hati penderita dengan cacat gen pada resep-
derita DAD yang menyelamatkan jiwa, penderita tetap tor LDL secara ex vlvo. Sel yang ditransfeksi ditumbuhkan
'nengalami infeksi serius yang berkembang. Hasil lebih awa] pada biakan dan diinjeksikan kembali ke dalam vena porta
terapi gen untuk defisiensi DAD nampak cukup memberi hara- penderita dan merekolonisasi hati. Hingga saat ini, dua pende-
pan untuk penyusunan kembali imunitas limfoid dan merupa- rita yang telah mendapat terapi ini, dan bukti adanya penurun-
kan penerapan terapi gen yang pertama kali berhasil pada an kadar kolesterol serum telah diamati setelah reimplantasi
pengobatan penyakit manusia. dengan hepatosit autolog, yang telah diperbaiki secara genetik.
Hemogttbinopati dan gangguan hematologis lain merupa- Metodologi ini akan berguna untuk terapi berbagai gangguan
kan kemungkinan calon untuk terapi gen (lihat Tabel 68-l). metabolik, termasuk fenilketunoria, gangguan pembekuan da-
Karena sel induk hematopoetik dapat secara permanen di- rah, defisiensi a-1 antitripsin dan lain-lain.
406 BAGIAN lX I Genetika Manusia

Kistik fibros,s (KF) adalah penyakit genetik yang paling polipeptida yang berkemampuan terapeutik yang hanya dapat
sering mematikan dijumpai pada orang kulit putih, menyerang dihasilkan dalam sel eukariot. Kebutuhan untuk ekspresi
sekitar 1 diantara 2500 bayi di Amerika Utara (lihat Bab 363). sistem sel mamalia atau eukariot yang berasal dari kebutuhan
Kistik fibrosis disebabkan oleh mutasi pada protein membran perffosesan pasca-perwujudan spesifik beberapa protein, ter-
yang disebut pengatur penjalaran transmembran kistik fibro- masuk pemrosesan proteolitik, penambahan dan modifikasi
.tis atau clstic fi.$yesis transmembrane conductance regulator ologisakarida, dan pelipatan polipeptida diperlukan untuk
(CFTR). CFTR diekspresikan terutama pada sel epitel dan menghasilkan protein rekombinan fungsional, stabil. Biakan
bertindak sebagai protein pengangkut Cl- yang meningkatkan sel eukariot mamalia yang diubah secara genetik digunakan
pengangkutan Cl- melintasi permukaan epitel banyak organ, untuk menghasilkan beberapa protein untuk terapeutik manu-
termasuk paru-paru, saluran cerna dan pankreas. Mutasi yang sia dari bakteri rekombinan, misalnya, DNAse, aktifator plas-
paling umum, penghapusan kodon fenilalanin pada posisi 508 minogen jaringan (tissue plasmogen activator [TpA]), erito-
polipeptida, menghasilkan protein CFTR yang tidak secara be- poetin, GM-CSF, dan lain-lain. Binatang dan tumbuhan trans-
nar dilewatkan pada membran puncak sel yang terkena dan genik menggunakan organisme untuk menghasilkan protein
karenanya gagal dalam mengangkut Cl- setelah stimulasi de- manusia. Misalnya, kambing dan ternak transgenik telah diha-
ngan 3'-5' siklik adenosin monofosfat (cAMP). Tidak adanya silkan dimana gen rekombinan diekspresikan dari pembimbing
Cl- dan sekresi cairan mengakibatkan akumulasi mukus pada yang aktif hanya pada kelenjar susu, dengan polipeptida disek-
saluran sekretori banyak organ, termasuk hati, pankreas, salur- resikan kedalam susu. Protein rekombinan aktif diproses seca-
an cerna, organ reproduktif dan paru-paru. Bukti yang kuat, in ra tepat di dalam kelenjar susu dan dapat diperoleh dalam
vivo dan in vitro, mendukung kelayakan pemindahan CFTR jumlah besar guna penggunaan terapeutik. Serupa halnya, tum-
tipe liar ke sel somatik epitel paru-paru guna perbaikan kom- buhan yang telah dijinakkan, seperti tembakau, telah diguna-
plikasi paru-paru yang mematikan yang terkait dengan penu- kan untuk mengekspresikan transgena manusia di dalam daun.
tupan mukosa dan infeksi berulang yang tampak pada kistik
fibrosis. Berbagai strategi virus maupun non-virus untuk
memindahkan cDNA CFTR telah secara aktif dipelajari di da- PEMBUATAN MODEL DAN REKAYASA PROTEIN
lam laboratorium. Fase I percobaan klinis, yang menguji ke-
Kemajuan dalam biologi struktur serta penggunaaan muta-
mampuan memindahkan oDNA CFTR pada manusia dengan
genesis terarah-tempat untuk membuat mutasi pada rangkaian
liposom, adenovirus dan virus terkait-adeno telah dimulai dan
polipeptida yang dapat diekspresikan dengan teknologi DNA
lebih dari 40 penderita telah diteliti. Pemindahan CFTR ke sel
rekombinan membuatnya layak digunakan untuk mensintesis
KF dan pada binatang dengan cacat gen KF mengembalikan
pemindahan ion Cl- dan dapat memperbaiki obstruksi usus pa-
protein terapeutik baru. Perubahan asam amino atau gugus
asam amino yang menyusun domain fungsional di dalam poti-
da mencit transgenik yang mengalami defisiensi-CFTR pada
peptida dapat memperbaiki laju sintesis, pemrosesan, stabili-
tidak adanya toksisitas yang dapat dikenali. Saluran perna-
tas, atau aktifitas biologis. Antigenisitas protein dapat dimodi-
fasan secara unik dapat dicapai melalui percabangan trakea-
fikasi untuk mengatasi imunitas sel hospes. protein baru dapat
bronkhus dan pembuluh darah sistemik pulmonal. Strategi
didisain guna pemberian dan gen yang diperbaiki dapat juga
terapeutis dengan menggunakan vektor virus dan non-virus se-
dipindahkan untuk mengarahkan sintesis protein. perpaduan
dang diuji di laboratorium. Sementara pemindahan cDNA
pendekatan terapeutik genetik dan disain rasional protein da-
CFTR ke sel epitel KF dapat mengembalikan sifat-sifat pemin-
pat mengatasi beberapa keterbatasan sistem pemindahan gen.
dahan ion nonnal ke sel, terapi gen pada kistik fibrosis tetap
Misalnya, gen yang mengkode protein yang diirekayasa de-
merupakan upaya ilmiah yang menakjubkan. Karena vektor
ngan kenaikan laju katalitik yang konstan dapat digabungkan
gagal berintegrasi ke dalam sel induk epitel paru-paru, vektor
ke dalam sel, yang menghasilkan protein dengan efek terapeu-
pemindahan yang ada sekarang akan memerlukan pemberian
tik ya.rrg meningkat.
ulang pada pcnderita kistik fibrosis. Vektor yang bersifat tidak
toksik atau tidak imunologis akan diperlukan untuk memper-
baiki defisit KF pada sepanjang hidup penderita dengan kistik
fibrosis. Sayangnya, retrovirus tidak secara efisien mentrans- PERTIMBANGAN ETIK DAN PENGATURAN
feksi sel epitel saluran pernafasan in vivo. Sejumlah penyakit
Terapi gen dipertimbangkan secara tepat untuk terapi sel
genetik dan non-genetik lain pada paru-paru juga sedang dipe-
somatik penyakit yang mematikan namun bukan untuk sel de-
lajari sebagai sasaran untuk terapi gen termasuk defisiensi pro-
retan benih manusia. Prosedur yang luas telah dikembangkan
tein B surfaktan herediter, defisiensi o-l antitripsin, dan kan-
untuk memastikan penilaian ketepatan ilmiah keamanan dan
ker paru-paru yang mematikan.
kemanjuran pada percobaan terapi gen, dengan tinjauan akhir
oleh Recombinant DNA Advisory Committe, National Institute
TERAPI PROTEIN REKOMBINAN of Health dan diperlukan persetujuan oleh Food and Drug
Agency (FDA). Lebih dari 200 individu telah diberi sel rekom-
Produksi insulin dan hormon pertumbuhan manusia rekom- binan atau vektor rekombinan untuk terapi gen pada penyakit
binan pada Escherichia coli telah meneguhkan arti pentingnya yang mematikan, termasuk dpfisiensi adenosin deaminase, kan-
pemakaian teknologi DNA rekombinan untuk produksi poli- ker, kistik fibrosis dan hiperkolesterolemia familial. perlin-
peptida kedokteran. Namun, hospes bakteri seringkali tidak dungan terus menerus akan diperlukan karena pemakaian pe-
mampu memproses dan mensekresikan secara penuh banyak mindahan gen diperluas pada penyakit yang tidak mematikan.
69 I Nasehat Genetik 407

Blaese RM, Culver KW, Anderson WF: The ADA human gene therapy clini- an yang harus diberikan pada anak dan apakah tipe-tipe terapi
cal protocol, Hum Gene Ther 1:131, 1990. tertentu harus dicobakan. Situasi ketiga berkembang nanti da-
Culver KW: Gene Therapy: A Handbook for Physicians. New York, Mary
Ann Liebert, Inc., 1994.
lam kehidupannya bila (l) bila dibuat diagnosis dengan keter-
Davis BD: Germline gene therapy: evolutionary and moral considerations. libatan genetik, (2) suami isteri sedang merencanakan ke-
Hum Gene Ther 3:336,1992. luarga dan ada riwayat keluarga yang mengalami masalah
Revised points to consider (document). Hurn Gene Ther 1:93, 1990. (misalnya, salah satr+ pasangan merupakan pengidap translo-
Weibel NA, Walters L: Germline gene modification and disease prevention:
kasi atdu pengidap kistik fibrosis atau (3) bila seorang remaja
Some medical and ethical perspectives. Science 262:533m 1993.
atau dewasa muda merniliki riwayat keluarga gangguan gene-
tik yang mulai pada saat dewasa (misalnya, penyakit Hunting-
ton atau kanker payudara). Seringkali perlu untuk mengadakan
pertemuan dengan keluarga, karena semua pertanyaan dan
I Bee 69 perhatiannya tidak dapat diutarakan pada satu pertemuan.
NASEHAT GENETIK. Penyediaan informasi yang akurat ke-
pada keluarga memerlukan (1) menelusuri riwayat keluarga
Nasehat Genetik dengan cermat dan menyusun suatu pedigree (silsilah keluar-
ga) yang mendaftar kerabat penderita (termasuk aborsi, lahir
Judith G. Hall mati, dan individu-individu yang mati) beserta jenis kelamin,
umur dan status kesehatannya; (2) menggabungkan informasi
dari catatan medik rumah sakit mengenai individu yang ter-
kena (dan pada beberapa kasus, anggota keluarga yang lain);
Bila seorang anak dilahirkan dengan anomali kongenital
(3) mendokumentasi riwayat prenatal, kehamilan, dan persali-
multipel atau sebuah keluarga didiagnosis mengalami ganggu-
nan; (4) meninjau lagi inlotmasi yang tersedia mengenai gang-
an genetik, berbicara dengan keluarga ini bukan hal yang mu-
guannya; (5) pemeriksaan fisik secara cermat (dengan pe-
dah. Memberitahukan berita buruk selalu merupakan hal yang
ngambilan foto dan pengukurannya) individu yang terkena dan
sulit dan seringkali informasi yang harus disampaikan agak
individu yang nampaknya tidak terkena; (6) menegakkan atau
teknis. Namun, adalah penting menyampaikan sebanyak
menguatkan diagnosis dengan uji diagnostik yang tersedia; (7)
mungkin informasi kepada keluarga tersebut untuk dapat digu-
memberikan informasi keluarga mengenai kelompok-kelom-
nakan dalam pengambilan keputusan mengenai informasi ter-
pok yang mendukung; (8) memberikan informasi baru pada
sebut. Nasehat genetik didefinisikan sebagai "proses pendi-
keluarga ketika tersedia hal yang baru.
diLan yang dilakukan untuk menuntun individu dan/atau yang
Agar memberikan manfaat yang optimal, pemberian nase-
mengalami risiko agar mengerti sifat gangguan genetik, pe-
hat harus memasukkan informasi tertentu.
warisannya dan pilihan yang tersedia baginya dalam manaje-
lnformasi Diagnosis Kondisi Tertentu. Meskipun tidak sela-
men dan perencanaan keluarga."
lu mungkin untuk membuat suatu diagnosis yang tepat, mem-
Pada tahun-tahun belakangan ini, tugas memberikan infor-
punyai diagnosis seakurat mungkin adalah penting. Penaksiran
masi mengenai penyakit genetik telah dilakukan melalui pen-
risiko berulang pada berbagai anggota keluarga tergantung
dekatan tim yang melibatkan ahli genetika kedokteran dan
pada diagnosis yang akurat. Bila diagnosis spesifik tidak dapat
konsultan genetika, yang telah dilatih secara intensif, namun
dibuat (seperti pada banyak kasus anomali kongenital multi-
informasi ini dapat juga disediakan oleh dokter keluarga, dok-
pel), berbagai diagnosis banding harus didiskusikan dengan
ter ahli anak atau perawat. Nasehat genetik harus didasarkan
keluarga dan informasi pengalaman diberikan. Jika uji diag-
pada pemahaman prinsip-prinsip genetika, kemampuan me-
nostik spesifik tersedia, uji ini harus didiskusikan.
ngenali dan mendiagnosis penyakit genetik serta sindrom yang
jarang terjadi, dan pengetahuan riwayat alamiah gangguan dan Riwayat Alamiah Keadaan. Mendiskusikan riwayat alamiah
risiko berulangnya. Pengetahuan diagnosis prenatal dan pro- gangguan genetik spesifik dalam keluarga merupakan hal yang
gram skrining yang tersedia pada daerah tertentu serla jalan penting. Individu yang terkena beserta keluarganya akan me-
masuk ke informasi mengenai kemajuan baru pada gangguan lontarkan pertanyaan sehubungan dengan prognosis dan ke-
genetik serta teknik-teknik yang juga diperlukan. mungkilan terapi yang hanya dapat dijawab dengan informasi
BERBICARA PADA KELUARGA. Tipe informasi yang dibe- riwayat alamiah. Jika ada kemungkinan diagnosis banding
rif:an kepada sebuah keluarga tergantung pada situasi yang lain, riwayat alamiahnya dapat juga didiskusikan. Jika ganggu-
mendesak, perlunya mengambil keputusan, atau perlunya me- an ini dikaitkan dengan spektrum hasil akhir (outcome) atau
ngumpulkan informasi tambahan. Namun, pada syarat-syarat komplikasi klinis, skenario terbaik dan terburuk, juga pena-
yang sederhana ada 3 situasi umum dimana nasehat genetik nganan dan rujukan ke spesialis yang tepat harus diberikan.
menjadi sangat penting. Segi Genetik Keadaan dan Risiko Berulang. Ini merupakan
Pertama, diagnosis prenatal anomali kongenital atau pe- informasi yang penting bagi keluarga karena anggota keluarga
nyakit genetik. Ini merupakan situasi yang amat sulit, dan perlu mewaspadai pilihan reproduktifnya. Genetika gangguan
kebu-tuhan untuk informasi sangat mendesak karena keluarga dapat dijelaskan dengan bantuan visual (yaitu gambar kromo-
harus sering memutuskan apakah kehamilan diteruskan atau ti- som, dll.). Adalah penting memberikan dengan tepat risiko ter-
dak. Situasi tipe kedua terjadi bila anak dilahirkan dengan jadinya atau berulangnya pada berbagai anggota keluarga,
anomali kongenital atau penyakit genetik' Hal ini juga memer- termasuk yang tidak terkena, sepupu, bibi, dan lain-lain. Da-
lukan infromasi yang sangat mendesak, dan keputusan harus lam kasus dimana diagnosis yang tepat tidak dapat dibuat,
segera diambil segera berkenaan dengan berapa besar dukung- akan perlu menggunakan risiko berulang menurut pengalam-
408 BAGIAN lX . Genetika Manusia

an. Nasehat harus memberi individu informasi yang diperlu- prioritas. Penyesuaian diri secara psikologis keluarga mungkin
kan untuk memahami berbagai pilihan dalam mengambil ke- memerlukan intervensi spesifi k.
putusan sendiri bgrkenaan dengan kehamilan, adopsi, insemi- Kelompok-kelompok Pendukung. Selama beberapa rahun
nasi buatan, diagnosis prenatal, skrining, deteksi pengidap atau terakhir ini sejumlah besar kelompok pendukung biasa telah
pengakhiran kehamilan. Agar menyelesaikan proses pendidi- dibentuk untuk menyediakan informasi dan pendanaan riset
kan, mungkin perlu dilakukan nasehat lebih dari satu kali. pada kondisi genetik dan non-genetik spesifik. Bagian penting
DiagnosiS:Prenatal dan Pencegahannya. Ada berbagai me- dari nasehat genetik adalah untuk memberikan informasi me-
tode diagnosis prenatal yang tersedia tergantung pada ganggu- ngenai kelompok-kelompok ini pada individu dan dapat men-
an genetik spesifik. Penggunaan ultrasound memungkinkan yarankan orang kontak untuk keluarga.
diagnosis prenatal kelainan anatomi seperti cacat pipa syaraf. Pemantauan. Keluarga harus didorong untuk terus mena-
Amnir,"entesis dan pengambilan sampel villus korionik (chori- nyakan pertanyaan dan melanjutkan informasi baru mengenai
onic villus sampling ICVSI) digunakan untuk mendapatkan ja- gangguan spesifik. Perkembangan baru seringkali mempenga-
ringan janin untuk analisis kelainan kromosom, gangguan ruhi diagnosis dan terapi gangguan genetik spesifik. Ke-
biokimiawi, dan studi DNA. Pengambilan sampel darah atau lompok-kelompok biasa merupakan sumber informasi baru
serum ibu digunakan pada beberapa tipe skrining. yang baik.
Terapi dan Rujukan. Ada sejumlah gangguan genetik yang
memerlukan perawatan spesialis. Misalnya, individu dengan
Stevenson RE, Hall JG, Goodman RM: Human Malformations and Related
sindrom Turner biasannya perlu dievaluasi oleh ahli endokri-
Anomalies. Oxford, Oxford Monographs on Medical Genetics, 1993. p183.
nologi. Pencegahan komplikasi yang diketahui merupakan

Anda mungkin juga menyukai