4
HIPERSENSITIVITAS
Hipersensitivitas Tipe I (immediate
hypersensitivity)
Hipersensitivitas Tipe II (antibody-dependent
cytotoxic hypersensitivity)
Hipersensitivitas Tipe III (immune complex
mediated hypersensitivity)
Hipersensitivitas Tipe IV (delayed type
hypersensitivity)
5
HIPERSENSITIVITAS
Definisi:
– Sensitisasi: paparan awal terhadap antigen yang
menyebabkan timbulnya respon hipersensitivitas.
Untuk Alergi, melibatkan produksi IgE dan ikatan
dengan sel mast
7
Hipersensitivitas Tipe I
(immediate hypersensitivity)
8
HIPERSENSITIVITAS TIPE I
9
HIPERSENSITIVITAS TIPE I
Type I:
Sel mast mengikat IgE
pada bagian Fc
receptors.
Bertemu antigen, IgE
saling berhubungan,
menginduksi
degranulasi dan
melepaskan mediator
inflamasi
Tizard, 2013 12
ALERGI
Alergi dapat disebabkan oleh faktor
lingkungan dan/atau genetik
Manifestasi alergi tergantung pada tempat
terjadinya
– Airbone allergens menyebabkan allergic rhinitis
hidung dan asthma di paru-paru
– Atopic dermatitis dan urticaria merupakan respon
alergi di kulit
– Food allergy merupakan manifestasi dari
gangguan saluran pencernaan-----respon sistemik:
anaphylaxis
13
DeFranco et al. 2007. Immunity
INDUKSI Ig E
Tizard, 2013
ALERGEN
Asthma dan allergic rhinitis:
– Kotoran tungau
– Kotoran kecoa
– Bulu binatang
– Serbuk sari
Alergi Makanan:
– Susu, telur, kacang kedelai, gandum* (pada anak-
anak)
– Kacang, ikan, jenis kerang-kerangan
15
DeFranco et al. 2007. Immunity
ALERGEN
Obat-obatan:
– Penicillins
– Cephalosporins
– Sulfonamides
– Imaging contrast media
Lain-lain:
– Latex
– Gigitan serangga
– Racun ular
16
DeFranco et al. 2007. Immunity
ALERGI
17
Roitt et al. 1985. Immunology
ALERGI
Penyebab alergi:
– Defisiensi sel T, khususnya sel T
suppressor
– Umpan balik mediator (histamine) yang
abnormal
– Faktor lingkungan
18
Roitt et al. 1985. Immunology
ALERGI
19
Roitt et al. 1985. Immunology
Allergy
Skin prick test with grass pollen allergen in a
patient with typical summer hay fever
* Alergi:
Inhalasi: kotoran tungau, serbuk sari, spora kapang.
Saluran cerna: susu, telur, ikan, coklat
Lain-lain: wool, nylon, animal fur
Obat-obatan: penicillin, salicylates,
2) Hiposensitisasi:
Penyuntikan secara bertahap dengan meningkatkan dosis
dari ekstrak alergen
- Produksi IgG blocking antibody yang mengikat alergen
dan mencegah kombinasi dengan IgE
- Dapat menyebabkan toleransi sel T cell
3) Terapi dengan obat-obatan:
kortikosteroid, epineprin, antihistamin
ANAPILAKSIS
Bentuk sistemik dari Hipersensitivitas Tipe I
Alergen:
Obat-obatan: penicillin
Injeksi serum : anti diphtheritic atau anti tetanic
serum, anestesia atau racun serangga
ANAPILAKSIS
Gambaran Klinis:
Shock karena penurunan tekanan darah secara
tiba-tiba, gangguan respirasi karena
bronkospasmus, sianosis, edema, urtikaria
28
Anaphylaxis
ANAPILAKSIS PADA HEWAN DAN MANUSIA
30
Tizard, 2013
Hipersensitivitas Tipe II
(antibody-dependent cytotoxic
hypersensitivity)
31
HIPERSENSITIVITAS TIPE II
32
HIPERSENSITIVITAS TIPE II
Antibody
dependent
cytotoxicity
e.g. Sel tumor, sel transplan atau sel yang terinfeksi dapat
dibunuh oleh sel yang memiliki Fc receptors
3) Penyakit autoimun
Mekanisme kerusakan jaringan adalah reaksi sitotoksik
e.g. SLE, autoimmune haemolytic anaemia, idiopathic
thrombocytopenic purpura, myasthenia gravis,
nephrotoxic nephritis, Hashimoto’s thyroiditis
Keadaan Klinis
4) Hipersensitivitas Tipe II yang merupakan nonsitotoksik
adalah Graves’s disease
Merupakan bentuk tiroiditis dimana antibodi diproduksi
untuk melawan reseptor permukaan dari TSH (Thyroid
Stimulating Hormone)
Mengakibatkan meniru efek TSH dan menstimulasi sel
untuk menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan
41
Keadaan Klinis
Goodpasture’s syndrome
– Antibodi menyerang sel kolagen tipe IV pada
membran basal dari ginjal dan paru-paru yang
menyebabkan kerusakan organ tersebut
Grave’s disease
– Antibodi bereaksi dengan reseptor TSH yang
menyebabkan hipertiroidisme (hormon tiroid
diproduksi secara tidak beraturan).
42
Keadaan Klinis
Myasthenia gravis
– Antibodi bereaksi dengan reseptor nicotinic
acetylcholine dan mencegah kontraksi otot.
– Kelemahan otot yang parah
Transfusion reactions
– Antibodi menyerang darah yang tidak sesuai
(IgM untuk sistem ABO, IgG untuk lainnya) dan
menyebankan kerusakan sel darah merah
43
Keadaan Klinis
44
Type II HYPERSENSITIVITY