Anda di halaman 1dari 30

KOKSIDIOSIS PADA UNGGAS

KLASIFIKASI (Levine, 1985):


Filum : Apicomplexa
Kelas : Coccidia
Ordo : Eucoccidiorida
Sub ordo : Eimeriorina
Famili : Eimeriidae
Genus : Eimeria
Spesies : Eimeria sp
Identifikasi : (Calnek et.al., 1997)
Morfologi → bentuk, ukuran, indeks, or-
ganel ookista, waktu sporulasi, masa pre-
paten, ukuran skizon (maksimum), lokasi
parasit di usus dan jaringan (habitat),
DNA.
Spesies : (Calnek et.al., 1997)
Ada 9 spesies, terdapat pada 4 lokasi:
Sekum : E. tenella, E. necatrix .
Usus halus atas : E. acervulina,E. prae-
cox, E. hagani,E.mivati
Usus halus tengah : E. maxima, E. ne-
catrix
Usus halus belakang :E. mitis, E. brunetti
SIKLUS HIDUP :
Sporogoni, skizogoni (aseksual),
gametogoni (seksual)
a.Sporogoni : sporulasi → suhu, oksigen
kelembaban.
E. tenella : waktu sporulasi
18 jam → 290 C
21 jam → 260C – 280C
24 jam → 200C – 240C
24 - 48 jam → suhu kamar
tidak bersporulasi : 80C
b. Skizogoni :
-ekskistasi ada 2 tahap yaitu :
mekanik dan enzymatis
-faktor yg merangsang keluarnya sporokista
dari sporozoit yaitu : gerakan mekanik, Co2
tutup mikropil terangkat→ garam empedu
masuk mengaktifkan sporozoit untuk mele-
paskan diri.
Sporozoit (stadium infektif) → trofozoit →
skizon mengeluarkan merozoit (mero-
goni) skizon generasi pertama (900 mero-
zoit) → pecah → merozoit → skizon II
(200-350 merozoit).
Satu ookista : 8 sporokista x 900 x 350 =
2.5 juta merozoit.

c.Gametogoni : merozoit → sel ♂ + sel ♀


→perkawinan → zygot → ookista
Siklus Hidup
PATOGENESIS :
Koksidiosis ada 2 : koksidiosis sekum
dan intestinalis
Koksidiosis sekum :
Ookista → sporozoit (gerakan, energi
dari amilopektin → skizon pecah → me-
rozoit keluar perdarahan hebat (hanya E.
tenella, E. necatrix) karena kerusakan
sampai di bawah submukosa, epitel se-
kum terkelupas → berak darah.
Koksidiosis intestinalis : akibat skizon pe-
cah, menyerang mukosa → diare.
PATOGENITAS
•E. tenella dan E. necatrix : sangat
patogen → diare berdarah pada sekum,
kematian.
•E acervulina, E. brunetti, E. maxima :
patogen, pada usus, diare, penyerapan
makanan terganggu, produksi daging
dan telur rendah → kerugian ekonomis.
•E. hagani, E. praecox, E. mitis, E. mivati
kurang patogen, pada usus, diare.
Patogenitas tergantung pada :
jumlah ookista, jumlah merozoit yang
terbentuk, lokasi parasit, umur ayam,
kekebalan.
GEJALA KLINIK :Bervariasi tergantung umur
hewan yg terserang, jenis dan patogenitas
Eimeria dan lokasi infeksi.
GEJALA UMUM : nafsu makan turun dan
minum tinggi, sayap terkulai, bulu kusut,
kurus, diare (berdarah), mati.
PATOLOGI ANATOMI :
▪ perdarahan pada sekum (E. tenella)
▪ pemeriksaan tinja : produksi ookista
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN :
Sanitasi kandang (menjaga kelembaban)
ventilasi, vaksinasi.
PENGOBATAN :
koksidiostat → preparat sulfa
TOXOPLASMOSIS
Penyebab : Toxoplasma gondii
Induk semang : I.s. antara → carnivora,
herbivora, burung
I.s. akhir → kucing &
sejenisnya
Perkembangan Toxoplasma gondii dlm
tubuh induk semang ada 2 fase :
1. Aseksual (skizogoni) , ekstraintestinal
→ pd induk semang antara.
2. Seksual (Gametogoni, ookista) / ente-
roepitelial → pd i.s.akhir yaitu dlm epi-
tel usus halus kucing terjadi perkawin-
an & pembentukan ookista.Selanjutnya
ookista keluar bersama tinja & berspo-
rulasi di luar tubuh kucing.
PERIODE PREPATEN : pd kucing 2-7 hr
PATOGENESIS :
☺manusia terinfeksi krn terkontaminasi ookis-
ta yg berasal dari tinja kucing.
☺kucing terinfeksi krn termakan daging
yg mengandung kista T. gondii.
GEJALA KLINIS:
Pada manusia :
a.Tipe kongenital pd bayi : encephalitis,
ikterus, hepatomegali, chorioretinitis,
hidrocephalus, mikrocephali & kematian 
b. Dapatan (tidak kongenital) ada 4 tipe :
1.Gejala yg sering terlihat limfadenopati,
demam, tak demam, subklinis. Mula-
mula terasa kedinginan & demam ber-
angsur-angsur turun. Suhu tinggi dpt
bertahan 2-4 minggu. Kelenjar limfe
membesar, tenggorokan sakit, badan
merasa tidak enak.
2.Gejala spt typhus, terdapat pneumonia
yg tidak khas, miokarditis, meningoen-
cephalitis, limfadenofati, kematian.
3. Bentuk cerebrospinal (jarang terjadi) :
demam, encephalitis, kejang-kejang,
limfadenopati, kematian.
4. Bentuk ophthalmik : chorioretinitis, se-
ring ditemukan pd Toxoplasmosis ne-
onatal pada manusia.
Toxoplasmosis pd hewan piara mirip pd
manusia, sering terjadi pd anjing,kucing.
Gejala klinis pada Ruminansia :
♦ keguguran, foetus mati pd kehamilan
muda (< 55 hari).
♦ keguguran pd kehamilan pertengahan,
maka T.gondii dpt ditemukan yaitu
lesio putih (diameter 2 mm pd koti-
ledon plasenta & jaringan foetus).
♦ Foetus mati dlm kandungan berbentuk
mummi.
♦ jika foetus yg terinfeksi dpt bertahan
hidup, dan lahir maka foetus lemah.
Hewan muda lebih peka dari pd dewasa.
DIAGNOSA :
a.Gejala klinik
b.Pewarnaan Sabin Feldman Test
c.Serologi : uji fiksasi komplemen, ELISA
(Enzyme-Linked Immunosorbent
Assay).
d. Isolasi parasit : inokulasi ke hewan
percobaan (mencit, hamster, marmot).
PENCEGAHAN :
☼ sebelum makan cuci tangan.
☼ jika berkebun gunakan sarung tangan.
☼ kucing jgn diberi makan daging mentah.
☼ sediakan tempat pembuangan tinja
☼ sediakan tempat khusus untuk makan
kucing.
PENGOBATAN :
Pyrimethamine, sulphadiazine,
clindamycin.
SARCOCYSTIS
Induk semang ada 2 :
I.S akhir : anjing, kucing
I.S antara : ruminansia
Spesies berdasarkan nama i.s.akhir :
Induk semang akhir anjing
▪ Sarcocystis bovicanis (S.cruzi)
▪ Sarcocystis ovicanis (S. tenella)
▪ Sarcocystis capricanis
▪ Sarcocystis porcicanis (S. miescherina)
▪ Sarcocystis equicanis (S. bertrami)
▪ Sarcocystis fayeri (i.s. antara : kuda
i.s akhir : anjing)
Induk semang akhir → kucing
◘ S. bovifelis (S. hirsuta)
◘ S. ovifelis (S. tenella), S. porcifelis
Induk semang akhir manusia
◘ S. bovihominis
◘ S. porcihominis
Habitat :
pada urat daging : oesofagus, diafragma,
jantung, lidah, maseter, tenggorokan
leher, mata.
Kistanya disebut : MIESHER’STUBE
berisi merozoit, bentuknya spt biji menti-
mun.
PATOGENITAS :
♠ tidak begitu hebat, yg membahayakan
adalah sarkosistin (racun) → meru-
sak susunan syaraf, kelenjar adrena-
lin, jantung dan dinding usus.
GEJALA KLINIS : tidak nyata
♠ demam, anoreksia, diare, otot lemas,
hipersalivasi, bulu rontok, gejala sya-
raf, kematian.
♠ pada i.s. antara terdapat gangguan
gerakan otot.
♠ pada i.s. akhir terdapat diare.

GEJALA PATOLOGI ANATOMI


Otot basah, lembek, pd otot maseter,
oesofagus, diafragma terdapat lesio
spt biji mentimun.
PENGOBATAN :
☼ Monensin → 33 mg / kg BB – 87 Hari

memperbaiki gejala yg ditimbulkan oleh


sarkosporidiosis yg akut, tetapi sarko-
kista masih dapat berkembang di dalam
otot.
☼ Amprolium → 100 mg / kg BB – 30 hari
dimulai selama periode inkubasi.
Dapat mencegah & memperkecil penu-
laran Sarcocystis pd induk semang
antara.
PENCEGAHAN : memutuskan siklus
hidup Sarcocystis cruzi
1.Mencegah karnifora memakan makan-
an yg berasal dari daging terkontami-
nasi.
2.Mencegah sapi dari kontaminasi tinja
karnifora yg terinfeksi pd makanan ter-
nak maupun pd padang penggemba-
laan.
Upaya :
☺mengubur / membakar ternak yg mati.
☺karnifora jgn memakan daging sapi yg
tidak dimasak atau makanan kotor.
☺pemanasan 600C –> 20 menit → Sar-
cocystis tidak bersifat menular.
☺karnifora tidak boleh berkeliaran diseki-
tar kandang peternakan.

Anda mungkin juga menyukai