Filum : Apicomplexa Kelas : Coccidia Ordo : Eucoccidiorida Sub ordo : Eimeriorina Famili : Eimeriidae Genus : Eimeria Spesies : Eimeria sp Identifikasi : (Calnek et.al., 1997) Morfologi → bentuk, ukuran, indeks, or- ganel ookista, waktu sporulasi, masa pre- paten, ukuran skizon (maksimum), lokasi parasit di usus dan jaringan (habitat), DNA. Spesies : (Calnek et.al., 1997) Ada 9 spesies, terdapat pada 4 lokasi: Sekum : E. tenella, E. necatrix . Usus halus atas : E. acervulina,E. prae- cox, E. hagani,E.mivati Usus halus tengah : E. maxima, E. ne- catrix Usus halus belakang :E. mitis, E. brunetti SIKLUS HIDUP : Sporogoni, skizogoni (aseksual), gametogoni (seksual) a.Sporogoni : sporulasi → suhu, oksigen kelembaban. E. tenella : waktu sporulasi 18 jam → 290 C 21 jam → 260C – 280C 24 jam → 200C – 240C 24 - 48 jam → suhu kamar tidak bersporulasi : 80C b. Skizogoni : -ekskistasi ada 2 tahap yaitu : mekanik dan enzymatis -faktor yg merangsang keluarnya sporokista dari sporozoit yaitu : gerakan mekanik, Co2 tutup mikropil terangkat→ garam empedu masuk mengaktifkan sporozoit untuk mele- paskan diri. Sporozoit (stadium infektif) → trofozoit → skizon mengeluarkan merozoit (mero- goni) skizon generasi pertama (900 mero- zoit) → pecah → merozoit → skizon II (200-350 merozoit). Satu ookista : 8 sporokista x 900 x 350 = 2.5 juta merozoit.
c.Gametogoni : merozoit → sel ♂ + sel ♀
→perkawinan → zygot → ookista Siklus Hidup PATOGENESIS : Koksidiosis ada 2 : koksidiosis sekum dan intestinalis Koksidiosis sekum : Ookista → sporozoit (gerakan, energi dari amilopektin → skizon pecah → me- rozoit keluar perdarahan hebat (hanya E. tenella, E. necatrix) karena kerusakan sampai di bawah submukosa, epitel se- kum terkelupas → berak darah. Koksidiosis intestinalis : akibat skizon pe- cah, menyerang mukosa → diare. PATOGENITAS •E. tenella dan E. necatrix : sangat patogen → diare berdarah pada sekum, kematian. •E acervulina, E. brunetti, E. maxima : patogen, pada usus, diare, penyerapan makanan terganggu, produksi daging dan telur rendah → kerugian ekonomis. •E. hagani, E. praecox, E. mitis, E. mivati kurang patogen, pada usus, diare. Patogenitas tergantung pada : jumlah ookista, jumlah merozoit yang terbentuk, lokasi parasit, umur ayam, kekebalan. GEJALA KLINIK :Bervariasi tergantung umur hewan yg terserang, jenis dan patogenitas Eimeria dan lokasi infeksi. GEJALA UMUM : nafsu makan turun dan minum tinggi, sayap terkulai, bulu kusut, kurus, diare (berdarah), mati. PATOLOGI ANATOMI : ▪ perdarahan pada sekum (E. tenella) ▪ pemeriksaan tinja : produksi ookista PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN : Sanitasi kandang (menjaga kelembaban) ventilasi, vaksinasi. PENGOBATAN : koksidiostat → preparat sulfa TOXOPLASMOSIS Penyebab : Toxoplasma gondii Induk semang : I.s. antara → carnivora, herbivora, burung I.s. akhir → kucing & sejenisnya Perkembangan Toxoplasma gondii dlm tubuh induk semang ada 2 fase : 1. Aseksual (skizogoni) , ekstraintestinal → pd induk semang antara. 2. Seksual (Gametogoni, ookista) / ente- roepitelial → pd i.s.akhir yaitu dlm epi- tel usus halus kucing terjadi perkawin- an & pembentukan ookista.Selanjutnya ookista keluar bersama tinja & berspo- rulasi di luar tubuh kucing. PERIODE PREPATEN : pd kucing 2-7 hr PATOGENESIS : ☺manusia terinfeksi krn terkontaminasi ookis- ta yg berasal dari tinja kucing. ☺kucing terinfeksi krn termakan daging yg mengandung kista T. gondii. GEJALA KLINIS: Pada manusia : a.Tipe kongenital pd bayi : encephalitis, ikterus, hepatomegali, chorioretinitis, hidrocephalus, mikrocephali & kematian b. Dapatan (tidak kongenital) ada 4 tipe : 1.Gejala yg sering terlihat limfadenopati, demam, tak demam, subklinis. Mula- mula terasa kedinginan & demam ber- angsur-angsur turun. Suhu tinggi dpt bertahan 2-4 minggu. Kelenjar limfe membesar, tenggorokan sakit, badan merasa tidak enak. 2.Gejala spt typhus, terdapat pneumonia yg tidak khas, miokarditis, meningoen- cephalitis, limfadenofati, kematian. 3. Bentuk cerebrospinal (jarang terjadi) : demam, encephalitis, kejang-kejang, limfadenopati, kematian. 4. Bentuk ophthalmik : chorioretinitis, se- ring ditemukan pd Toxoplasmosis ne- onatal pada manusia. Toxoplasmosis pd hewan piara mirip pd manusia, sering terjadi pd anjing,kucing. Gejala klinis pada Ruminansia : ♦ keguguran, foetus mati pd kehamilan muda (< 55 hari). ♦ keguguran pd kehamilan pertengahan, maka T.gondii dpt ditemukan yaitu lesio putih (diameter 2 mm pd koti- ledon plasenta & jaringan foetus). ♦ Foetus mati dlm kandungan berbentuk mummi. ♦ jika foetus yg terinfeksi dpt bertahan hidup, dan lahir maka foetus lemah. Hewan muda lebih peka dari pd dewasa. DIAGNOSA : a.Gejala klinik b.Pewarnaan Sabin Feldman Test c.Serologi : uji fiksasi komplemen, ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay). d. Isolasi parasit : inokulasi ke hewan percobaan (mencit, hamster, marmot). PENCEGAHAN : ☼ sebelum makan cuci tangan. ☼ jika berkebun gunakan sarung tangan. ☼ kucing jgn diberi makan daging mentah. ☼ sediakan tempat pembuangan tinja ☼ sediakan tempat khusus untuk makan kucing. PENGOBATAN : Pyrimethamine, sulphadiazine, clindamycin. SARCOCYSTIS Induk semang ada 2 : I.S akhir : anjing, kucing I.S antara : ruminansia Spesies berdasarkan nama i.s.akhir : Induk semang akhir anjing ▪ Sarcocystis bovicanis (S.cruzi) ▪ Sarcocystis ovicanis (S. tenella) ▪ Sarcocystis capricanis ▪ Sarcocystis porcicanis (S. miescherina) ▪ Sarcocystis equicanis (S. bertrami) ▪ Sarcocystis fayeri (i.s. antara : kuda i.s akhir : anjing) Induk semang akhir → kucing ◘ S. bovifelis (S. hirsuta) ◘ S. ovifelis (S. tenella), S. porcifelis Induk semang akhir manusia ◘ S. bovihominis ◘ S. porcihominis Habitat : pada urat daging : oesofagus, diafragma, jantung, lidah, maseter, tenggorokan leher, mata. Kistanya disebut : MIESHER’STUBE berisi merozoit, bentuknya spt biji menti- mun. PATOGENITAS : ♠ tidak begitu hebat, yg membahayakan adalah sarkosistin (racun) → meru- sak susunan syaraf, kelenjar adrena- lin, jantung dan dinding usus. GEJALA KLINIS : tidak nyata ♠ demam, anoreksia, diare, otot lemas, hipersalivasi, bulu rontok, gejala sya- raf, kematian. ♠ pada i.s. antara terdapat gangguan gerakan otot. ♠ pada i.s. akhir terdapat diare.
GEJALA PATOLOGI ANATOMI
Otot basah, lembek, pd otot maseter, oesofagus, diafragma terdapat lesio spt biji mentimun. PENGOBATAN : ☼ Monensin → 33 mg / kg BB – 87 Hari
memperbaiki gejala yg ditimbulkan oleh
sarkosporidiosis yg akut, tetapi sarko- kista masih dapat berkembang di dalam otot. ☼ Amprolium → 100 mg / kg BB – 30 hari dimulai selama periode inkubasi. Dapat mencegah & memperkecil penu- laran Sarcocystis pd induk semang antara. PENCEGAHAN : memutuskan siklus hidup Sarcocystis cruzi 1.Mencegah karnifora memakan makan- an yg berasal dari daging terkontami- nasi. 2.Mencegah sapi dari kontaminasi tinja karnifora yg terinfeksi pd makanan ter- nak maupun pd padang penggemba- laan. Upaya : ☺mengubur / membakar ternak yg mati. ☺karnifora jgn memakan daging sapi yg tidak dimasak atau makanan kotor. ☺pemanasan 600C –> 20 menit → Sar- cocystis tidak bersifat menular. ☺karnifora tidak boleh berkeliaran diseki- tar kandang peternakan.