Anda di halaman 1dari 110

PROTOZOOLOGI

Dwi Priyowidodo
Definisi
Anggota dari hewan yang sederhana
(tersesun dari satu sel tunggal)
- Berinti
- Diselubungi oleh membran (selaput)
NUCLEUS
Protozoa 1 nucleus
ex: Balantidium coli
2 tipe inti (Vesikuler dan compact)
CYTOPLASMA
Berisi: bermacam-macam organella
sel Eukariotik:- Ribosom
- Retikulum endoplasmik
- Apparatus golgi
- Mitokondria
- Vakuola kontraktil
- Vakuola makanan
Locomotion
Pseudopodia (kaki semu)
Alat gerak sementara yang dapat dibentuk
dan ditarik (Characteristic of the Sarcodina)
Flagella (Flagellata dan ampicomplexa)
Seperti cambuk, terdiri dari aksonema
sentral dan selubung luar.
Aksonema : granula basal/blefaroplas
Flagella : Sepanjang tubuh
Hanya pada beberapa tempat
Membrana undulan
CILIA
Merupakan flagella yang kecil, tersusun
sejajar (mirip seperti bulu mata), biasanya
berada pada seluruh bagian tubuh.
ex: Balantidium coli
Reproduction

Seksual
Aseksual
Seksual
Konjugasi (cilliata)
Dua individu mendekat dan bergabung
sepanjang bagian tubuh.

Singgami
Terbentuk dua gamet haploid, bergabung
membentuk Zigot.
gamet mirip : Isogami
gamet berbeda : anisogami
Aseksual
Pembelahan biner (Flagellata, cilliata, amuba)
Inti membelah menjadi dua dan tubuh melakukan
hal yang sama.
Pembelahan Multiple/ skizogoni
Inti membelah berkali-kali, sitoplasma bergabung
mengelilingi setiap inti. (sel yang sedang
membelah: skizon, meron, gamon; sel-sel anak:
zoite,skizozoite, Merozoit).
Endodiogoni (istimewa dari pembelahan biner)
Dua sel anak terbentuk dalam sel induk, keluar
dengan merusak sel induk
Tunas
Siklus hidup
Definisi :
Rangkaian tahapan pertumbuhan / perkembangan
suatu parasit baik langsung maupun tidak
langsung
PROTOZOA
Zigot--->oosit--->sporosit--->sporozoit : Sporogoni
Sporozoit-->tropozoit-->skizon-->merozoit : Skizogoni
Merozoit--->makrogametozit-->makrogamet
: Gametogoni
---->mikrogametozit--->mikrogamet
Klasifikasi
Protozoa

Mastigophora Sarcodina Sporozoa Ciliata

Protomonadina Amoebina Coccidia Spirotricha

Rhizomastigina Haemosporidia

Polimastigina
KOKSIDIOSIS
CLASS: SPOROZOA
ORDO: COCCIDIA
Ciri:
- Parasit intra seluler
- Zigot tidak motil, sporozoit dalam ampelop

Famili penting:
Eimeriidae (Eimeria, isospora, Cryptosporidium,
Tyzzeria)
Haemogregarinidae (Hepatozoon)
Eimeriidae
Gametosit sama/hampir sama
Mikrogametosit berkembang menjadi
banyak mikrogamet
Parasit intraseluler pada epitel usus,
saluran kencing, ductus biliverus.
Berhospes tunggal
Siklus hidup langsung
asexual (skizogoni skizon)
sexual (gametogony gamon)
Genus penting !!!
Tyzzeria
Oosista tanpa sporosistaTerdapat 8
sporozoit
Cryptosporidium
Oosista tanpa sporosista, terdapat 4
sporozoit
Isospora
Oosista terdapat 2 sporosista @ 4
sporozoit di dalamnya
Eimeria
Oosista dengan 4 sporosista @ 2
sporozoit
Oosista
Berisi zigotkeluar dari tubuh hospes
melalui tinja
Bentuk yang resisten, pada kondisi yang
sesuai berkembang menjadi masak dan
infektif (mengalami sporulasi)
Bentuk dan ukuran bermacam-macam
(sperikal, subsperikal, ovoid, elipsoidal)
tergantung spesies.
Waktu sporulasi dipengaruhi (spesies, O2,
basah, suhu optimum 30oC
Bentuk oosista
Sporozoit
(dibebaskan Oosista dalam
saluran pencernakan)

Oosista bersporulasi Masuk sel epitel


Sporogoni

Troposoit
Keluar bersama

Skozogoni
feces
Skizon
Oocyst
Makrogamet Makrogametosit
Gametogoni Merosoit
Zigot
Mikrogamet Mikrogametosit
Koksidiosis Babi
Etiologi:
Eimeria spinosa
Eimeria scraba
Eimeria scrofae
Eimeria debliecki
Eimeria perminuta
Isospora suis
COCCIDIOSIS
Etiologi : Eimeria spp. dan Isospora
suis

Distribusi : seluruh dunia

Gejala : diare persisten 4-6 hari biasa


pada neonatal, fesesberwarna kuning
keputihan dan akhirnya berdarah.

I. Suis merupakan penyebab diare dan


spesies patogen pada babi neonatal.
Life Cycle of Cocidia
Gejala klinis diare kekuningan
Koksidiosis Sapi
Etiologi
(E. bovis, E.brasiliensis, E. canadensis, E.
ellipsoidalis, E.cylindrica, E. Zurnii, E.
auburnensis, E. subsperica)
Distribusi: seluruh dunia
Umumnya menginfeksi sapi dibawah
umur 1 tahun.
Spesies patogen ( E. bovis, E. zurnii)
Eimeria zurnii

Spesies paling patogen


Lokasi : sekum dan kolon
Infeksi berat diare berdarah
Periode prepaten : 17 hari
Morfologi oosista : sperical (kecil)
Eimeria bovis
Lokasi : kolon, sekum
Menyebabkan enteritis berat
Infeksi berat menyebabkan diare
Periode prepaten: 18 hari
Oosista besar, berbentuk ovoid
Umur 3-6 bulan, jarang pada pedet/tua
Sapi tua imune (carrier selamanya)
Diagnosa
Sejarah penyakit
Pemeriksaan feces (menemukan oosista)
Gejala klinis

Control
Manajemen yang baik
Minum diganti secara teratur
Koksidiosis kambing&domba
Etiologi: (E. ovina, E. parva, E. crandalis, E.
granulosa, E. faurei, E. ahasta)
Speies patogen : E. ovina & E. crandalis
Umur 4-6 bulan peka
Mulai gejala 2-3 minggu sesudah infeksi
Predisposisi: over crowded, nutrisi jelek
Mortalitas : 10%
Musim penyakit bila banyak cempe dan
kehidupan oosista baik
E.ovina: luka dibagian posterior intestinum tenue
Gejala klinis dan PA
-diare hijau kekuningan gametogoni
-sakit perut, anemia, nafsu makan turun
-berat ringannya penyakit tergantung jumlah
oosista yang masuk
Diagnosa
(sejarah, pemeriksaan tinja, PA: luka-luka)
Kontrol
(manajemen, rotasi padang rumput, kepadatan
kandang)
Koksidiosis kuda
- Eimeria leucarti diare intermiten
- Eimeria solipedum

Koksidiosis anjing/kucing
- Eimeria canis, Eimeria felis
- Isospora felis, I. bigemina, i. rivolta

Koksidiosis kelinci
E. stiedai (ductus biliverus), E. intestinalis
Famili: Haemogregarinidae

Mirip dengan Eimeriidae, beda:


Mikro dan makro gamet saling berpasangan
Zigot berkembangoocyst yang berisi beberapa
sporoblast dan masing-masing membentuk
sporayang berisi 2 atau 4 sporozoit
Berparasit pada sistem sirkulasi vertebrata
Genus penting : Hepatozoon
Genus : Hepatozoon
Schizogoni : padaendothelial hepar
Gametogoni : pada leucosit atau eritrosit
sesuai dengan spesies
Sporogoni : pada artropoda penghisap
darah (caplak)
Spesies : Hepatozoon canis
hospes : anjing dan kucing
Vektor : Rhipicephalus sanguineus
Schizont : pada endothel limfa, sumsum
tulang dan hepar
Siklus Hidup

Sporocyst Sporocyst

Sporoblast
Sporozoit
Oocyst
Limfa, hati, ss tl
Ookinet
Skizon
Zigot

Merozoit
Makrogamet Makrogamet
Patogenesis

Skizon pada myocardium kucing domestik


Parasit tidak ditemukan pada darah tepi,
limfa dan nodus limfatikus
Gejala klinis : demam tidak teratur,
anemia, kekurusan, lien membesar,
paralisis lumbal, kematian pada 4-8
minggu setelah gejala klinis.
Diagnosis
Menemukan gametosit
pada preparat apus
darah
Menemukan skizon
pada sumsum tulang
belakang, lien
Spesies lain:
Hepatozoon cuniculi
(pada kelinci)
Ordo: Haemosporidia
Daur hidupperlu dua hospes (vertebrata dan
invertebrata)
Zygote motil, sporozoit bebas
Familia:
- Plasmodiidae (Plasmodium)
(membentuk pigmen, Skizogoni di darah tepi)
- Haemoproteidae (Leucocytozoon, Haemoproteus)
(Skizogoni diberbagai tempat, gametogoni di
darah tepi)
- Babesiidae (Babesia, Theileria)
(tidak membentuk pigmen. Parasit dalam sdm)
Famili : Haemoproteidae
Genus : Leucocytozoon
Skizogony : Endothel dan parenkim organ
visceral (hati, paru, ginjal, dll)
Gametosit : dalam eritrosit
Pigemen : tidak terbentuk
Sexual/vektor : Cullicoides, simulium
Berparasit : unggas
Spesies : - L. simondi
- L. smithi
- L. caulleryi
Leucocytozoonosis
Leucocytozon caulleryi
(malaria like)
Vektor: Culicoides arakawe
Several Countries of Distribution on
Leucocytozoon caulleryi

Japan, Korea, Taiwan, Thailand, Philippines,


Myammar, Shingapore, Indonesia, India,
Vietnam, Srilanka, Republic of Chaina dsb.
Life Cycle of Leucocytozoon
Infection route and outbreak
Gejala Klinis
Anemia
Diare, feses berwarna kehijau-hijauan
Ayam mati dengan muntah darah (13 hari PI)
Pendarahan titik dibawah kulit pada daerah
kaki, dada dan daerah lain.
Penurunan produksi telur
Punurunan pertambahan berat badan
Gejala Klinis
Penurunan produksi oleh leucocytozoonosis
Perubahan Makroskopik

Pendarahan titik pada otot dada, otot


paha,daerah lemak perut.
Gumpalan darah pada rongga perut dan
dada
Pendarahan titik pada thymus,pankreas
dan mukosa usus maupun organ viseral.
Nekrosis fokal pada organ viseral (hepar)
Perubahan makroskopik
Perubahan Mikroskopik

Ditemukan skizon (megaloskizon) diberbagai


organ viseral
Skizon pada jaringan ginjal

Skizon di paru-paru Skizon di bursa fabrisius


Skizon di hepar Skizon pada otot jantung
Diagnosa

Gejala klinis
Perubahan makroskopik
Perubahan mikroskopik
Gerusan organ viseral menemukan skizon
Pembuatan preparat apus darah menemukan
gamon (makrogamet maupun mikrogamet)
Makrogamet

Mikrogamet Skizon dari gerusan pulmo


Genus : Haemoproteus

Gametosit : dalam eritrosit, bentuk seperti


halter mengelilingi inti sdm.
Skizon : dalam endotel paru-paru
Vektor : lalat Hippobocidae (hipobosca)
Hospes : burung
Spesies : - H. columbae (merpati)
- H. meleagridis (kalkun)
- H. lophartyx ( puyuh)
- H.Mettionis (angsa, itik)
Siklus hidup
Haemoproteus columbae
Hospes : burung merpati
Gejala klinis : anemia, anoreksia
Post mortum : pembesaran hepar, lien (warna
gelap
Patogenesis : rendah, burung dewasa tidak
ada gejala klinis, kejadian akut terjadi pada anak
merpati yang masih ada di sarang menyebabkan
kematian tinggi.
Diagnosis : menemukan gamon dalam
eritrosit, menemukan skizon dalam endotel paru
Diskripsi spesies

Hospes : uanggas air liar, burung (merpati)


sedang ayam tidak terinfeksi oleh parasit ini.
Vektor : lalat hipobosca, culicoides sp.
Skizogoni terjadi di dalam sel-sel endothel dari
pembuluh darah paru-paru, kadang skizon juga
terdapat di hati, ginjal dan lien.
Gejala klinis, diagnosa dan pengobatan seperti
pada malaria unggas.
Famili : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium

Penyebab malaria pada manusia, mamalia


maupun unggas
Skizogoni: terjadi pada HD yaitu pada sdm
(endothel pembuluh darah)
Gametogoni: pada vektor (insekta penghisap
darah)
pada manusia : nyamuk anopheles
pada unggas : nyamuk culicini
Malaria burung/ayam
Spesies dengan gametosit bulat, ireguler dan mendesak
inti sel darah merah hospes
Pl. canthemerium (Hd:burung gereja; vektor:
aedes, culex)
Pl. gallinaceum (Hd: ayam, angsa; vektor:
aedes, armigeres)
Pl. juctanucleare (hd: ayam domestik, kalkun)
Pl. relictum (hd: merpati; vektor:aedes, culex,
anopheles)
Spesies dengan gametosit memanjang dan tidak
mendesak inti sel darah merah hospes
ex: Pl. circumflexum (unggas air), Pl. fallax (ayam)
Pl. durae (kalkun)
Avian Malaria
Plasmodium gallinaceum
Plasmodium gallinaceum
Hospes : unggas domestik
Vektor : aedes, armigeres
Siklus hidup
sporozoit yang infektifexoeritrositik pada sel
reticuloendothelial (sporozoit ini akan mengha
silkan pre-eritositik skizon I)Cryptozoit----
merozoit
Merozoit yang dihasilkan oleh pre-eritrositik
skizon I membentukpre-eritrositik skizon II
Metacryptozoit merozoit
Diskripsi spesies
Vektor: nyamuk Culex , Aides, Anopheles
Parasit intaseluler pada sel darah merah
Patogen pada ayam dengan kematian mencapai
90%
Lokasi: gamon pada erytrosit dan sel-sel endothel
Hospes: ayam, kalkun, burung liar dan berbagai
jenis ayam lain.
Distribusi: seluruh dunia
Gamon ireguler, dan pada sel terinfeksi terdapat
granula berpigmen gelap (karena digesti eritrisit).
Gejala klinis
Ayam lesu, lemah, anemia
Hati dan lien membengkak dan berwarna gelap
(coklat gelap-hitam).
Pada infeksi yang berat terjadi kematian yang
mendadak.
Disfungsi CNS karena adanya sumbatan pada
kapiler darah menuju ke otak yang disebabkan
oleh stadium eksoeritrositik.
Diagnosa

Gejala klinis yang ada


Pembuatan preparat apus darah dengan
pengecatan Giemsa untuk menemukan
gamon dan meron dalam eritrosit.
Control and Treatment

Chloroquine ( 1mg/kg, im selama 5 hari; 250


mg/120 ml melalui air minum.
Primaquine (100 mg/Kg, po)
Kombinasi Sulfonamid dengan Trimetoprim
Pyrimethamine.
Kontrol ditujukan terhadap vektor (nyamuk)
dengan obat-obat insektisida dan lingkungan
tempat perkembangan vektor.
Toksoplasmosis
Penyebab
Toxoplasma gondii
Oosista (2 sporosista @ 4
sporozoit
Lokasi
Jaringan
Hospes
Intermedier : Semua
mamalia, manusia dan
burung.
Definitif : Semua hewan
karnivora golongan
Feliidae (kucing).
HOSPES DEFINITIF

Semua golongan Felidae : Kucing, Singa, Harimau, Jaguar,


Leopard, Lynx dsb. Adalah hospes definitif
Gejala klinis tidak spesifik
Kucing kadang mengeluarkan jutaan oosista tanpa gejala klinis
Parasit telah beradaptasi dengan baik (Toxoplasma bukan sbg
parasit kucing)
Terinfeksi dengan makan oosista atau makan daging Hospes
perantara ( tikus, burung liar, kecoak, cicak)
Kucing rumah yang diberi pakan matang dan dijaga jarang
terinfeksi (0,1 6 %)
Hospes Perantara
Rodensia, karnivora, insektivora, primata, unggas,
manusia

Anjing
Penting dalam penyebaran
Terinfeksi melalui makan daging mentah/kr matang
Kontaminasi pakan minum oleh oosista
Tidak ada gejala klinis spesifik
Unggas/Burung
Prevalensi Burung liar/merpati 3,2 %
Pada ayam kampung lebih banyak drpd ayam ras
Tidak ada gejala klinis spesifik
Babi
Banyak terjadi pd peternakan terbuka
Terinfeksi kontaminasi pakan dan minum
Tidak ada gejala klinis spesifik
Domba/Kambing
Infeksi pd kambing lebih berat drpd domba
Sumber infeksi bagi manusia (daging sate)
Mengakibatkan abortus pada kambing
Siklus hidup
Siklus entero-epithelial
Hanya pada kucing (Feliidae) siklus seperti coccidia
menghasilkan oosista
Siklus extra-intestinal
Pada HD (kucing) dan pada Hi menghasilkan Takizoit
dan Bradizoit
Stadium infektif (Oosista, Bradizoit, Takizoit)
Takizoit: pada infeksi akut setelah menelan bradizoit, pada
kucing pada lamina propria dan lgl; pada hewan lain pada
fibroblast, hepatosit, reticuler sel, miocardial sel.
Bradizoit: pada infeksi kronis, didalam sista, lokasi pada
otak, jantung, otot-otot skelet; sista dapat berisi 60.000
bradizoit, taahan hidup bertahun-tahun, bila imunitas turun
proliferatif (seperti takizoit)
Penularan

Congenital
dari induk ke anak lewat plasenta, induk
biasanya asimtomatik anak ada gejala klinis

Perolehan
Tertelannya sista pada otak, daging, oosista dari
kucing, luka pada kulit, transfusi darah,
arthropoda penghisap darah/ arthropoda
coprofagus.
Pada manusia
Congenital (ditularkan dari induk
ke anak lewat plasenta)
- abortus
- CNS ( kalsifikasi cerebral
hidrocephalus, microcephali,
gangguan spikomotor
- lahir mati/hidup (hambatan
mental, adenophati lgl
Perolehan
(lynphadenophaty, lesu, panas
lynfocytosis, miocarditis, sakit
mata, meningoencephalitis
Pada hewan
Gejala
Pada umumnya toksoplasmosis tidak menunjukkan
gejala yang khas. Hal tersebut terjadi terutama pada
kasus selama siklus enteroepitelial, sehingga pada
penyakit ini tidak memberikan gambaran spesifik pada
saluran gastrointestinal.
Kasus toksoplasmosis ekstraintestinal, gambaran
klinisnya lebih terlihat dengan infeksi melalui plasenta.
Hal ini dapat berakibat kematian pada anak yang
dikandungnya.
Gejala-gejala klinis yang sering menyertai
toksoplasmosis adalah demam, hiperestesia otot,
turunnya berat badan tubuh, anoreksia dan ataksia.
Diagnosa
Diagnosa toksoplasmosis secara klinis pada hewan dan
manusia sangat sulit diteguhkan mengingat penyakit ini
bersifat asimtomatis atau subklinis pada infeksi kronis,
sedangkan pada infeksi yang akut, gejala umumnya
mirip dengan penyakit infeksi lain. Sehingga perlu
dilakukan upaya pembuktian adanya Toxoplasma gondii
dengan berbagai cara.
Secara umum, diagnosa toksoplasmosis dapat
ditegakkan dengan mengelompokkannya menjadi 3
macam, yaitu diagnosa klinis, biologis dan laboratoris.
Diagnosa akan menjadi lebih sulit, jika gejala klinis
toksoplasmosis menyerupai penyakit infeksi dan non
infeksi yang lain.
Untuk itu, perlu dilakukan diagnosa lain yang
meyakinkan dengan cara isolasi parasit tersebut dan
menginokulasikan jaringan yang diduga pada mencit
atau hewan-hewan percobaan lain yang peka.
Kesehatan Masyarakat
Toksoplasmosis di seluruh dunia kejadiannya relatif tinggi.
Diduga hampir 500 juta manusia dari seluruh dunia secara
serologis menderita toksoplasmosis. Di USA diperkirakan 3000
bayi yang lahir menderita toksoplasmosis kongenital setiap
tahun dan menimbulkan beban biaya perawatan antara US 31 -
40 juta. Angka tersebut belum termasuk kerugian moril akibat
keguguran atau kematian bayi.
Toksoplasmosis pada kambing dan domba memegang peranan
yang sangat penting, mengingat kasus abortus yang banyak
terjadi terutama pada domba. Di seluruh dunia kurang lebih
terdapat 20-100% domba yang seropositif terhadap
toksoplasmosis. Sedangkan pada anak domba di Inggris,
terdapat angka 2,2 % seropositif. Sumber infeksi
toksoplasmosis di peternakan domba kebanyakan berasal dari
pakan yang tercemar oosista toksoplasma dan infeksi dapat
tahan selama 2 tahun.
Mengingat infeksi yang sering terjadi adalah per oral atau
melalui mulut, maka hal tersebut dijadikan sebagai dasar utama
pencegahan masuknya bentuk infektif ke dalam tubuh hospes
definitif atau hospes perantara.
Pencegahan
Daging yang akan dikonsumsi, terutama daging domba, babi dan
kelinci, harus dimasak terlebih dahulu agar sista-sista toksoplasma
yang mungkin terbawa di dalam daging tersebut mati.
Kucing yang dipelihara di rumah sebaiknya diberi pakan matang
untuk mencegah infeksi yang masuk ke dalam tubuh kucing. Tempat
pakan, minum dan alas tidur harus selalu dicuci/dibersihkan. Bak
pasir kotoran kucing dibuang ke dalam kakus.
Hindari kontak antara kucing yang dipelihara dengan hewan -
hewan mamalia liar, seperti rodensia liar (tikus, bajing, musang,
dll.) dan reptilia kecil seperti cecak, kadal dan bengkarung yang
kemungkinan dapat sebagai hewan perantara toksoplasmosis.
Penanganan terhadap kotoran kucing, sebaiknya dengan menggunakan
sarung tangan yang disposable (dibuang setelah dipakai).
Bagi wanita yang mengandung, terutama yang dinyatakan secara serologis
sudah negatif, jangan memelihara atau menangani kucing, kecuali apabila
memakai sarung tangan.
Apabila seseorang sedang memegang daging, bekerja dengan daging atau
organ yang masih mentah, hindari untuk tidak menyentuh mata, mulut atau
hidung. Peralatan dapur setelah selesai, sebaiknya segera dicuci dengan
sabun.
Bagi orang yang senang berkebun atau bekerja di
kebun, sebaiknya menggunakan sarung tangan,
mencuci sayuran atau buah sebelum dimakan.
Darah penderita seropositif tidak boleh ditransfusikan
pada penderita yang menderita imunosupresif, demikian
pula transplantasi organ pada penderita seronegatif
harus dari seseorang dengan seronegatif
Toxoplasmosis.
Pemberantasan terhadap lalat dan kecoa sebagai
pembawa oosista perlu dilakukan.
Penggunaan desinfektan komersial yang ada di toko-
toko dapat berguna untuk membasmi oosista.
Bagi yang memiliki hewan peliharaan di rumah,
sebaiknya selalu memeriksakan hewan kesayangannya
tersebut pada dokter hewan praktek secara rutin atau
Poliklinik Hewan terdekat agar supaya hewan
kesayangannya selalu dalam keadaan sehat.
Kucing tidak bersalah
Trypanosoma
Parasir ektra-seluler (plasma, cairan tubuh)
Mempunyai flagella bebas
Bentuk bermacam-macaam tergantung spesies
Siklus hidup: pada vertebrata dan invertebrata
Hospes: hewan domestik dan manusia (T.cruzi)
Vektor (pinjal, kutu, lalat dsb)
Spesies: (T. vivax, T. congolense, T. brucei, T.
equiperdum, T. evansi, T. cruzi, T. rhodesiense
dsb.)
Surra (Trypanosomiasis)
Penyebab
Trypanosomiasis disebabkan oleh protozoa
Trypanosome evansi, atau lebih
dikenal penyakit Surra. Penyakit ini
biasanya menyerang hewan ternak di
daerah tropis.
Lokasi
Darah dan limfe
Hospes
Kuda, keledai, sapi, kambing, babi, anjing,
kerbau, gajah, tapir, rusa dan hewan
liar lainnya.
Deskripsi
Parasit berflagela ini memiliki panjang yang
berbeda-beda tergantung hospes dan
geografisnya. Bentuknya yang khas
memiliki panujang 15-34 m, rata-rata 24
m.
Bentuknya langsing memanjang dengan
bagian tengah membulat.
Penyebaran, semua daerah di Indonesia
kecuali Irian jaya.
Hewan rentan: semua kecuali unggas
Penularan
- mekanik murni oleh vektor
- congenital
- mukosa kelamin
- mukosa usus
- luka terbuka
T. evansi ditularkan secara mekanis oleh lalat penggigit. Tidak
terjadi perkembangan siklis dalam tubuh vector dan
trypanosome dijumpai di proboscis. Sebagai vector biasanya
adalah lalat kuda jenis tabanus, Stomoxys, Haematopota dan
Lyperosia.
Patogenesis
adanya trypanotoxin menyebabkan keracunan
pusat regulasi suhu demam; penurunan
permiabilitasbusung; rangsangan syaraf
motorik gejala syaraf
Gejala
masa inkubasi 3-14 hari, demam 39oC ,lemah,
pincang kaki belakang, mukosa mengering,
busung dibagian bawah, pulsus venosus cepat,
lgl sub maksilaris bengkak, cermin hidung
mengering, lubang hidung berlendir
PA (patologi anatomi)
Tidak menciri penyakit darah, bangkai kurus
anemis, busung gelatinous bawah kulit, busung
serosa pada rongga tubuh dan kantong jantung,
pada kuda ginjal membesar berwarna kuning
tenguli

Diagnosa
- gejala klinik dan pA tidak terlalu menciri
- apus darah dicat dengan Giemsa
- Biologik (infeksi buatan pada mencit)
Tindakan
Administrasi
a. lapor adanya penyakit kepada Kepala Daerah
dan Dinas Peternakan
b. Usul penutupan daerah (kalau perlu)
Pencegahan
a. suntik naganol ( kuda 1 gr; sapi/kerbau 3 gr)
b. lain-lain ( pengeringan tanah, kebersihan
lingkungan, penyemprotan dengan insektisida
Pengendalian

Legislasi
Sakit/tersangka disekap
Perkampungan yang terkena diisolasi
Diberi tulisan penyakit hewan menular surra
Hewan tanpa gejala boleh dipekerjakan dengan
perlindungan lalat, dipekerjakan atau digembalakan
pada malam hari
Lalulintas hewan/pasar ditutup
Penyakit dikatakan lenyap sesudah 3 bula hewan
mati/sembuh terakhir
Mati oleh surra, dibakar dan dikubur
Vektor (dengan insektisida)
Induk semang
Daerah wabah
-semua hewan peka diperiksa darahnya (yang
menunjukkan gejala syaraf dibunuh, positif diobati,
negatif dilakukan uji biologik
- lalulintas ternak dilarang
- lapor bila ada yang sakit/mati

Daerah sekitar wabah


- tersangka diperiksa darahnya (positif diobati, negatif
uji biologik)
- lapor jika ada hewan sakit/mati
Piroplasmida
Familia : Theileriidae
(bentuk: bulat, ovoid, batang ireguler dalam limfosit,
histiosit dan eritrosit)
- ditularkan oleh caplak
- tidak membentuk pigmen
- Hospes : ruminansia
Genus : Theileria
(Berbiak : zkizogoni dalam lymphosit, tropozoit dalam
eritrosit)
Theileriosis Sapi
Etiologi: (Th. Parva; Th. Lawrenci; T. annulata; Th.
Mutans)
Bovine Theileriosis
(Demam pantai timur/ East coast fever)

Etiologi : Theileria parva


Hospes : Bos taurus,Kerbau, Bos indicus (jarang)
Penularan oleh caplak
- Stage to stage
- Parasit hidup dalam satu kali ekdisis
Vektor : Rhipicephalus sp ( Rh. Appendiculatus,
Rh. Ayerci, Rh. Simus)
: Hyaloma sp ( H. dromedarii, H. truncatum
Morfologi

Dalam eritrosit: (batang, bulat, ring, oval, koma)


tidak berbiak
Dalam limfosit (kadang endothel) dari limfa dan
linfoglandula: dalam kochs blue bodies berisi
Skizon.

Skizon makroskizon makrogametosit


mikroskizon mikrogametosit
Siklus Hidup
Patogenesis

Mortalitas tinggi dengan hiperplasia sel-sel


limfoid kelelahan jaringan limfoid leucopenia
Pada sapi zebu (Bos indicus) lebih resisten,
kematian (5-10%)
Tidak ada kepekaan umur sapi eropa di
daerah endemis, yang muda lebih resisten
Masa inkubasi: 10-25 hari (rata-rata 13 hari)
Gejala
Pada kejadian akut: ( demam 40-41,7oC), nafsu makan
hilang, lgl. Superfisialis bengkak, lendir keluar dari
hidung, lakrimasi, diare disertai darah dan lendir, udema
paru penyebab kematian, bengkak pada palpebra dan
mata
Pada sub akut : Biasanya pada pedet, gejala klinis
lebih lunak dan biasanya sembuh alami.

PA (Patologi anatomi)
Hati dan linfa bengkak berwarna kuning kecoklatan
rapuh dan degenerasi; Lgl. Bengkak dan hiperemis;
ginjal bengkak; paru udema dan kongesti; cairan dalam
rongga dada, pericardium dan selaput ginjal; ulcerasi di
abomasum, intestinum tenue dan intestinum krasum.
Imunitas
-Tanpa adanya reinfeksi, imunitas hilang perlahan
-Tidak terpengaruh oleh splenectomi
-Tidak dikeluarkan lewaat colostrum

Diagnosa
-Deteksi skizon dalam lgl dan lien
-Deteksi bentuk dalam eritrosit
- Indirect Flourecent Antibody Test (IFAT)
Dsb
Familia : Babesiidae
Genus : Babesia

Bentuk bulat/pyriform, amoeboid


Berparasit pada sel darah merah di dalam
sdm. Multiplikasi secara membelahan biner
Vektor caplak (Ixodidae)
Hospes (kuda, babi, kambing, domba, sapi,
anjing, kucing)
Genus : Babesia

Dalam eritrosit membelah menghasilkan 2/4


parasit amoeboid.
Bentuk spesifik seperti buah pir
Bentuk (bentuk besar: panjang > 3 mikron,
bentuk kecil: panjang < 2,5 mikron)
Hospes: vertebrata
Berbiak secara skizogoni di sdm tropozoit
menginfeksi sel lain.
Ditularkan secara mekanik ke hewan lain
Perkembangan dan transmisi Bebesia dalam
tubuh caplak ada 2 cara: (Stage to stage
transmission dan transovarial transmission)
Siklus hidup
Babesiosis Sapi
(B. bigemina, B. bovis, B. divergens, B. argentina, B. mayor)

Babesia bigemina

Tick fever
Red water fever
Piroplasmosis
Texas fever
Parasit bentuk seperti buah pear, berpasangan
dengan sudut lancip
Penularan dengan caplak berhospes 1,2 dan 3,
tidak secara mekanik, tetapi siklis (stage to stage
dan transovarial)
Patogenesis dan Gejala

Pada pedet biasanya tanpa gejala, jumlah parasit


sedikit, kekebalan pada pedet sampai umur 9-12 bulan.
Gejala:
Masa inkubasi 1-2 minggu; suhu naik 41-42oC selama 2-
7 hari; anemia, Hb uria, mula-mula diare profus
konstipasi; kematian 4-8 hari setelah gejalatimbul; >70%
eritrosit hancur; bila sembuh jadi kronis (demam
intermiten, kurus, Hb-uria)
Pada bentuk cerebral (sakit tiba-tiba; suhu naik
beberapa jam; kematian dalam 12-36 jam; parasit
terkumpul dan berbiak pada kapiler otak, jarang
ditemukan dalam darah tepi
Post mortum
Jaringan subkutan dan intramuskuler udema dan
ictherus, jaringan lemak kuning dan gelatinous, darah
encer plasma terdapat Hb, urin dalam kandung kemih
merah cokelat, limfa bengkak, hati besar pucat
kekuningan, kantong empedu melembung isi kental
gelap
pada bentuk cerebral: seluruh otak dan medulla
spinalis udema.
Imunitas
Kepekaan umur terbalik (penyakit tua), Bos indicus >
resisten dari pada Bos taurus
yang sembuh peka
daerah tercemar, infeksi ulang
Diagnosa:

Gejala klinis ( Hb uria, Anemia, suhu tinggi


Preparat apus darah
Serologis

Anda mungkin juga menyukai