IMUNOLOGI MEDIS

XI. Kekebalan terhadap Virus

Idwan Sudirman
Retno D. Soejoedono
I Wayan Teguh Wibawan
Ni Luh Putu Ika Mayasari
Okti Nadia Poetri

Bagian Mikrobiologi Medik

Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner
FKH - IPB
Kekebalan terhadap
infeksi virus
 Virus
• Virus bukan sel
• Virus hanya akan
bereplikasi ketika
berada pada sel
inang hidup
• Memiliki inti RNA
atau DNA
• Inti diselimuti oleh
protein
• Kadang memiliki
lapisan envelope
berupa lemak
Figure 1.1e
 Struktur Virus

Lipid Envelope Nucleic Acid

Protein
Capsid

Virion
Associated
Spike
Polymerase
Projections
 Infeksi virus
 Virus merupakan parasit obligat intraseluler
 Virus tidak dapat bereplikasi di luar tubuh
inangnya
 Virus berikatan pada reseptor spesifik pada
tubuh inangnya
 Setelah memasuki sel inang, virus akan
membuka amplopnya dan melepaskan
DNA/RNA-nya
 Virus memperbanyak diri/bereplikasi, merakit
tubuhnya di dalam sel inang, dan sel inang
melepaskan virus-virus baru
Mekanisme
infeksi virus
 Infeksi virus
 Eksistensi virus terancam oleh : tanggap
kebal inang, kematian inang oleh virus
 Virus menyerang dan mengubah sifat sel
inang
 Virus dan inang perlu proses adaptasi dan
seleksi
virus diseleksi agar menghindari tanggap kebal
inang
 inang diseleksi agar resisten terhadap virus
 Resistensi terhadap
infeksi virus
1. Bila adaptasi virus – inang  tidak baik :
penyakit akut dan ganas  inang mati
 virus tidak dapat berkembang biak
2. Bila adaptasi virus – inang  baik, kematian
tidak tinggi, virus tahan lama(persisten),
terbentuk varian baru pada spesies sama
 vaksinasi sulit berhasil
3. Adaptasi lebih baik  virus tetap ada,
infeksi persisten  vaksinasi tidak berhasil
 Mekanisme respon imun
terhadap virus
Innate immunity (non spesifik):
• Interferon dan sel NK
Adaptive (spesifik):
• Antibodi : menetralkan infeksi
• Sel T sitotoksik : mengenali dan
menghancurkan sel yang terinfeksi virus
(apoptosis) sebelum virus baru muncul
 Non Spesifik :
Interferon & Sel NK
 Interferon
Type I Type II
• IFN-α,leucocytes • IFN-γ
• immunomodulating,
• IFN-β,fibroblasts activation of macrophages,
• IFN-ω,leucocytes NK, T cells
• IFN-κ,keratinocytes ↑ of MHC class I and class II
expression
• IFN-λ,leucocytes
Receptors: IFNGR-1 and 2
Receptors: IFNAR- 1 and 2 Antiproliferative activity
↑of MHC class I expression Synergism with IFN’s type I
Antiproliferative activity Produced: only after antigenic
or mitogenic stimulation of
Produced: after virus T and NK cells
infection of cells
Mekanisme kerja
interferon
 Sel NK

Pembentukan IFN tipe I pada innate immunity

menginduksi pembentukan sel NK sitotoksik yg siap
membunuh virus
 Sel NK

Role of NK/DC interaction in the induction of

specific immune responses to HIV antigens
 Spesifik : Antibodi
Antiviral Effects of Antibody
Target Agent Mechanism
Blocks binding to cell
Blocks entry into cell
Antibody alone
Blocks uncoating of
virus
Free virus Damage to virus
Antibody +
envelope
Complement
Opsonization of virus
Lysis of infected cell
Antibody +
Opsonization of
Complement
infected cell
Virus-infected ADCC by K cells, NK
Antibody Bound to
cell cells and/or
Infected Cells
macrophages
 Spesifik : Cellular Mediated
Immunity

Komponen Antigen Mekanisme

Aktivasi makrofag Antigen virus bebas Aktivasi makrofag
dan fagositosis
memicu destruksi
intraseluler
Sel T sitotoksik Sel terinfeksi virus Sel mengalami
sitolisis
 Summary
Host Effector Functions in Viral Infections
Host Defense Effector Target of Effector
Virus replication
Fever
Virus
Phagocytosis
Early nonspecific Virus replication
Inflammation
responses Virus-infected cell
NK cell activity
Virus replication,
Interferon
immunomodulation
Cytotoxic T Virus infected cell
lymphocytes Virus, virus-infected
Immune responses Activated cell
mediated by cells macrophages Virus-infected cells,
Lymphokines immunomodulation
ADCC Virus-infected cell
Virus, Virus-infected
Antibody
Humoral immune cell
Antibody +
responses Virus, virus-infected
complement
cell
 Strategi virus menghindari
sistem imun

• Penghambatan sistem kekebalan humoral

• E.g. : Virus influenza protein permukaan
hemaglutinin (HA)& neuraminidase (NA)
secara berkala kedua protein ini bermutasi
antigenic drift, sehingga virus influenza
dapat bertahan di populasi ; mutasi genetik
besar2an strain baru , antigenis shift
 Strategi virus menghindari
sistem imun

• Kekebalan humoral antibodi

terhadap protein HA, jika terjadi perubahan
pada HA maka memori antibodi terhadap
virus influenza lama tidak lagi memberikan
kekebalan secara menyeluruh terhadap
virus influenza baru
 Strategi virus menghindari
sistem imun

Interfensi terhadap kerja interferon

Memblokir reseptor sinyal transduksi interferon
 Mensintesis reseptor interferon
 Mensintesis reseptor chemokines : equine
herpesvirus, Marek diseases
 Beberapa virus menghambat sintesis
interferon type I dengan memblokir aktivitas
IL-8 & IL-12
 Strategi virus menghindari
sistem imun
Penghambatan kerja sel T sitotoksik dan sel NK
• Down regulasi ekspresi MHC I
– pada bovine herpesvirus mengganggu fungsi
transporter/pengangkut protein
– Menahan MHC I tetap berada di dalam sel
• Mencegah degradasi proteosom
• Adenovirus memiliki protein yg memblokir aktivitas
granzymes B
• Beberapa virus memblokir aktivitas sel NK
 Strategi virus menghindari
sistem imun
Viral cytokines
• Virus memproduksi protein , dikenal sebagai
virokines
• Virokines adalah molekul supresif yang
menghambat aktivitas anti viral respon imun
• E.g. Cowpox viruses memproduksi IL-1β binding
protein yg dapat menurunkan jumlah IL-1β yg
dapat merangsang sistem imun
• E.G Epstein Barr virus memproduksi protein yg
menyerupai IL-10 yg dikenal sebagai vIL-10, IL-10
merupakan cytokines penghambat, sehingga
protein vIL-10 mengurangi respon sel T pada virus ini
Strategi virus menghindari sistem imun
 Imunopatologi infeksi virus

1. Immune cytotoxic response to viral

antigens (hepatitis)
2. Immune complexes (glomerulonephritis)
3. Infection of cells of the immune system
(Epstein Bar virus, HIV, measles virus,
CMV)
4. Virus induced autoimmunity
Strategi virus menghindari sistem imun

Viral Products that Interfere with Host Defenses

Host Defense
Virus Virus Product Mechanism
Affected
Blocks protein
EBERS (small
EBV kinase
RNAs)
activation

Interferon Prevents
phosphorylation
eIF-
Vaccinia of eIF-2alpha
2alpha homolog
by protein
kinase
Homologues of Blocks
Complement Vaccinia complement complement
control proteins activation
Binds Fc-
Antibody HSV-1 gE/gI gamma and
blocks function
Strategi virus menghindari sistem imun
Viral Products that Interfere with Host Defenses
Host Defense
Virus Virus Product Mechanism
Affected
Competes for IFN-
IFN-gamma receptor
Myxoma gamma and
homolog
blocks function
Competes for TNF
Cytokines Shope fibroma
TNF receptor and blocks
virus
function
Reduces IFN-
EBV IL-10 homolog
gamma function
Prevents transport
CMV Early protein of peptide-loaded
MHC Class I MHC
Blocks transport of
Adenovirus E3
MHC to surface
Adenovirus 14.7K Inhibits capsases
Apoptosis
EBV Bcl-2 homolog Anti-apoptotic
MHC homolog
NK cells HCMV UL-18
inhibits NK cells
Efek negatif respon imun terhadap virus
• Imun respon terhadap virus dapat
memberikan efek negatif, dimana
kerusakan pada inang disebabkan oleh
reaksi imun yg berlebihan

• E.g. : Bovine respiratory synctial virus

menginduksi respon Th2 pada sapi terinfeksi
dengan memproduksi IL-4 dan antibodi
spesifik thd IgE pada paru-paru,
menimbulkan reaksi hipersensitivitas tipe I
pada paru-paru dimana terdapat asosiasi
antara jumlah IgE pada paru2 dan tingkat
kesakitan hewan.
Efek negatif respon imun terhadap virus

• Penghancuran sel sehat/normal pada

tubuh inang oleh antibodi.
• Antibody mengenali sel normal sebagai sel
yg terinfeksi virus hipersensitivitas tipe II
• E.g. : distemper enchepalitis neuron
terdemielinasi sbg respon imun anti viral
makrofag mengingesti komplek Ag-Ab
dan sel terinfeksi melepaskan produk
toksik dan menimbulkan kerusakan pada
oligodendroglia sehingga terjadi
demielinasi
Efek negatif respon imun terhadap virus
• E.g.: Infectious canine hepatitis yg
disebabkan oleh Canine adenovirus -1
komplek imun (ikatan Ag-Ab) memicu
uveitis dan focal glumerulonephritis
• Uveitis blue eye, terjadi pada hewan
terinfeksi alamiah atau di vaksin
dengan virus yg dilemahkan
• Uveitis formasi dari komplek virus-Ab
pada kantung mata anterior dan pada
kornea mata
Efek negatif respon imun terhadap virus
E.g. : Aleutian diseases of Mink parvovirus
pada cerpelai dan ferret menyebabkan
abortus spontan
• Merupakan infeksi parvovirus yg bersifat
persisten, dikenali dengan warna Aleutian
pada bulu cerpelai (gun metal grey color)
• Menimbulkan lesio komplek imun : deposisi
komplek Ag-Ab : glomerulonephritis dan
arteritis
• Penyakit ini juga memicu pembentukan
autoantibodi thd imunoglobulin mereka
sendiri
• Hipersensitivitas tipe III
Efek negatif respon imun terhadap virus
• E.g. : Feline Infectious Peritonitis
disebabkan oleh coronavirus
– Membentuk komplek imun Ag-Ab dan
berdeposisi pada serosa menyebabkan
pleuritis dan deposisi pada glomeruli
menyebabkan glumerulonephritis
– Hipersensitivitas tipe III
• E.g. : Equine Infectious Anemia lentivirus
– Membentuk komplek imun Ag-Ab ,
deposisi pada membran dasar glomeruli,
menyebabkan membranoproliverative
gromerulonephritis
Efek negatif respon imun terhadap virus

• E.g. : Porcine Respiratory & Reproductive

Syndrome virus family Arteriviridae

• Kegagalan reproduksi : infertilitas, abortus,

anorexia, pneumonia sekunder
• Virus ini bereplikasi pada makrofag dan
dendritik sel
• Pada saat virus PRRS menginfeksi babi
neonatal , terjadi peningkatan jumlah sel B,
aktivasi autoimmunity, hiperplasia limfoid,
hipergamaglobulinemia.
Efek negatif respon imun terhadap virus

• E.g. : Porcine Respiratory & Reproductive

Syndrome virus family Arteriviridae

• Ig yg terbentuk tidak secara langsung

melawan virus ini , diduga krn virus membentuk
sel B superantigen
• Menyebabkan persistensi dan imunosupresi
 Pengujian terhadap infeksi virus

• Uji untuk mendeteksi dan identifikasi virus

– Polymerase chain reaction (PCR): jaringan

terinfeksi, usap trachea, usap kloaka
mendeteksi keberadaan DNA/RNA virus
– Menumbuhkan virus pada sel kultur atau TET
– FAT (Flourescent Antibody test)
– ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay)
 Pengujian terhadap infeksi virus

• Uji untuk mendeteksi dan identifikasi anti

virus

– HI (Hemagglutinin Inhibition)
– Virus netralisasi
– CFT (Complement Fixation Test)
– AGPT (Agar Gel Precipitation Test)
CFT
HI
HI
TERIMA KASIH