Anda di halaman 1dari 40

Gangguan Perilaku dan

Emosional dengan Onset


Masa Kanak dan Remaja
Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ
Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
2018
GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSIONAL
DGN ONSET MASA KANAK DAN REMAJA
( PPDGJ III/ ICD 10)
F90 GANGGUAN HIPERKINETIK
F90.0 GANGGUAN AKTIVITAS DAN PERHATIAN :
Gangguan Pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
F90.1 GANGGUAN TINGKAH LAKU HIPERKINETIK
F90.8 GANGGUAN HIPERKINETIK LAINNYA
F90.9 GANGGUAN HIPERKINETIK YTT

F91 GANGGUAN TINGKAH LAKU (CONDUCT DISORDER)


F91.0 GANGGUAN TINGKAH LAKU YANG TERBATAS PADA LINGKUNGAN
KELUARGA
F91.1 GANGGUAN TINGKAH LAKU TAK BERKELOMPOK
F91.2 GANGGUAN TINGKAH LAKU BERKELOMPOK
F91.3 GANGGUAN SIKAP MENENTANG ( MEMBANGKANG)
F91.8 GANGGUAN TINGKAH LAKU LAINNYA
F91.9 GANGGUAN TINGKAH LAKU YTT

F92 GANGGUAN CAMPURAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI


F92.0 GANGGUAN TINGKAH LAKU DEPRESIF
F92.8 GANGGUAN CAMPURAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI LAINNYA
F92.9 GANGGUAN CAMPURAN TINGKAH LAKU DAN EMOSI YTT
Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH)
(Attention-Deficit and Hyperactivity
Disorder (ADHD))
Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)

Adanya perilaku yang kompleks kurang / tidak


ada perhatian, hiperaktif dan impulsif

Menghalangi kemampuan anak menjalankan fungsi


sosial dan akademik
Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)

DEFINISI : Atensi
yang tidak persisten dan atau perilaku yang impulsif
serta hiperaktif yang bersifat lebih berat yang diharapkan pada anak
dengan usia dan tingkat perkembangan yang sama
BUKU AJAR PSIKIATRI KLINIS
KAPLAN&SADOCK, 2014

DSM V :
GPPH adalah pola persisten dari kurangnya perhatian dan atau
hiperaktif dan impulsif yang mengganggu fungsi atau
perkembangan  gejala harus sudah ada sebelum usia 12
tahun
Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)

PERJALANAN PENYAKIT :
Ada 3 MACAM :
A. TETAP SAMPAI DEWASA ( 15-20% ) :
                                                              i.     PERHATIAN ↓
                                                             ii.      IMPULSIF
                                                            iii.      HIPERAKTIVITAS ↓
B. SEMUA GEJALA HILANG SAAT REMAJA
C. RESIDUAL TYPE ( HIPERAKTIVITAS - )

ADHD SAMPAI REMAJA BERKEMBANG  GGN. TINGKAH LAKU  DEWASA 


GGN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
Gejala utama GPPH

1. Tidak Mampu Memusatkan Perhatian (Inattentiveness)


2. Hiperaktivitas
3. Impulsif
Tidak Mampu Memusatkan Perhatian
(Inattentiveness)
▪ Anak yang menderita gangguan ini
mengalami :
Kesulitan

Perhatian terus-menerus

Tidak Dapat
Menyelesaikan
tugas
Hiperaktivitas

Gangguan ini memiliki karakteristik utama yaitu :

Aktivitas yang sangat berlebihan

Tidak sesuai dengan tingkat perkembangannya


 Aktivitas motorik maupun vokal
Impulsif

▪ Anak yang menderita GPPH :


Tidak mampu Menghasilkan respon
menghambat tingkah terhadap tuntutan
lakunya situasional al :

 Sulit menunggu giliran


 Menjawab pertanyaan sekenanya
 Terlalu cepat memberi respon sebelum
pertanyaan selesai.
 Cepat berpindah dari aktivitas satu ke
aktivitas lain
Prevalensi

▪ Tuckman (2007)  Usia sekolah sebesar 3%-5% di AS, Jerman, Puerto Rico, Taiwan
dan di AS didapatkan sebesar 7%-8% untuk anak usia dibawah 18 tahun, dan 4%-5%
untuk usia 18 tahun ke atas sedangkan yang berlanjut hingga dewasa 30%-50%.
▪ Polanczyk et al, 2007  Tinjauan terhadap 102 penelitian meliputi 171.756 subyek
ditemukan prevalensi GPPH di seluruh dunia adalah 5,29%. Kelompok usia anak
ditemukan 6,5% dan 2,7% kelompok usia remaja.
▪ Penelitian di sekolah dasar Kabupaten Sleman Yogyakarta tahun 2000 prevalensi
GPPH 9,5% dgn karakteristik pola asuh yang diterapkan dalam keluarga tersebut
berupa melindungi berlebihan (overprotective) atau dimanjakan (overindulgence)
(Herwini, 2014). Pola asuh orangtua memiliki peran penting dalam mempengaruhi
perkembangan GPPH dan perilaku agresif (Lui dkk., 2013).
Etiologi

1. Faktor genetik
▪ Faktor genetik memiliki peran yang penting
pada GPPH.
▪ Keluarga dengan riwayat anak dengan GPPH
memiliki kemungkinan tertinggi adanya ggn
GPPH, antisocial, mood, cemas, dan
gangguan penyalahgunaan zat dalam
keluarga dibandingkan keluarga yang tidak
memiliki anak GPPH
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor Neurobiologis
• Penelitian dengan Computerized
Tomography Scan (CT Scan) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
 bbrp area otak berfungsi
abnormal pada GPPH yaitu
hubungan antara circuit cortical-
striatal-thalamic-cortical (CSTC).
▪ Penelitian dari National Institute of Mental Health
USA  area globus pallidus dan nucleus caudatus
secara bermakna lebih kecil pada anak GPPH
daripada anak normal.
▪ Ketidakseimbangan / disfungsi neurotransmiter
dopamin dan norepinefrin
Diagnosis (DSM V)

A. Gejala Utama GPPH


▪ pola menetap dari gejala kurangnya ▪ Diagnosis GPPH apabila
perhatian, hiperaktivitas dan terdapat minimal 6 gejala dari
impulsivitas yang bersifat kurangnya perhatian,
maladaptif dan tidak sesuai dengan hiperaktivitas dan impulsivitas
tahap perkembangan anak. minimal 6 bulan.

▪ GPPH mulai pada masa anak-anak,


gejala nampak sebelum usia 12
tahun dan terlihat pada minimal 2
tempat yang berbeda (misalnya di
rumah, sekolah, atau tempat kerja).
Terdapat salah satu atau dua diantara gejala di bawah ini yang menonjol, yaitu:

1. Tidak mampu memusatkan perhatian (inattention)


▪ sering gagal memberikan perhatian penuh sampai terperinci atau selalu membuat kesalahan saat melakukan aktifitas
pekerjaan di sekolah, tempat kerja atau aktifitas lain

▪ sering mengalami kesukaran dalam mempertahankan perhatian dalam tugas tertentu atau aktifitas bermain (mudah
bosan)

▪ sering nampak tidak mendengarkan apabila diajak bicara


▪ tidak mengikuti perintah dengan sungguh-sungguh dan selalu gagal dalam menyelesaikan tugas
▪ kesulitan mengatur tugas-tugas dan aktifitasnya
▪ sering menghindar terhadap tugas-tugas yang memerlukan perhatian mental cukup lama
▪ sering kehilangan barang-barang (alat tulis pensil, buku, mainan)
▪ perhatian mudah teralih oleh rangsangan dari luar
▪ sering melupakan aktifitas sehari-hari.
2. Hiperaktivitas – impusivitas
▪ kegelisahan dengan tangan atau kaki sering bergerak-gerak saat duduk,
▪ meninggalkan tempat duduk saat ada di dalam kelas atau situasi lain dimana memerlukan duduk
diam/tenang
▪ sering lari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak sesuai
▪ kesukaran dalam mengikuti permainan atau aktifitas yang membutuhkan ketenangan
▪ berbicara berlebihan
▪ selalu bergerak atau aktifitas seolah-olah mengendarai sepeda motor
▪ menjawab sebelum pertanyaan selesai diutarakan
▪ sukar menunggu giliran bermain,
▪ sering interupsi saat diskusi
▪ tidak sabar
▪ sulit menunggu giliran
▪ jengkel bila keinginannya tidak terpenuhi
▪ Usil / mengganggu anak lain
▪ melakukan sesuatu tanpa berpikir dahulu
▪ terlalu cepat memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai ditanyakan.
SUBTIPE GPPH

▪ Berdasarkan gejala yang menonjol, GPPH


dibagi menjadi tiga sub tipe 
1.tipe kurangnya perhatian
2.tipe hiperaktivitas-impulsivitas
3.tipe kombinasi
Penatalaksanaan GPPH

▪ Tujuan utama  memperbaiki pola perilaku dan sikap anak


dalam menjalankan fungsinya sehari-hari, memperbaiki
fungsi kontrol diri tanggung jawab optimal sebagaimana
anak seusianya.
▪ Tujuan lain  memperbaiki pola adaptasi dan penyesuaian
sosial anak  kemampuan adaptasi lebih baik dan matur
sesuai dengan tingkat perkembangan anak
1. Psikofarmakoterapi
1. Penatalaksanaan menurut Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Jiwa / Psikiatri tahun
2012
▪ Obat lini pertama  golongan psikostimulan  Metilfenidat hidroklorida, dengan dosis terapi 0,3 – 0,7
mg/kgBB/hari. Jenis immediate release (IR) biasanya dimulai dengan 5 mg/hari pada pagi hari, dosis
maksimal adalah 60 mg/hari.
▪ Jenis slow release (SR), terdiri dari :
▪ Osmotic release oral system (OROS) : Concerta, dengan sediaan 18 mg, 36 mg, dan 54 mg.
▪ Spheroidaloral drug absorption system (SODAS) : Ritalin, dalam sediaan 10 mg dan 20 mg.
▪ Obat golongan non stimulan : Atomoxetine, dengan dosis 10 – 80 mg, satu sampai dua kali sehari.
▪ Beberapa efek samping psikostimulan adalah: insomnia, penurunan nafsu makan, iritabilitas, nyeri perut,
sakit kepala, gangguan fungsi hati, dan penurunan berat badan.
MEKANISME KERJA METILFENIDAT
▪ Obat lini kedua
Golongan antidepresan :
▪ Golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) : Fluoxetine dengan dosis 0,6 mg/kgBB
▪ Golongan selective norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) : Venlavaxine dengan dosis 1,4 mg/kgBB/hari.
▪ Golongan trisiklik : Imipramin dengan dosis 0,7 – 3 mg/kgBB/hari dan Klomipramin dengan dosis 25 – 100
mg/hari.

Golongan antipsikotik
▪ Antipsikotik atipikal : Risperidon dengan dosis 0.01 – 0.1 mg/kgBB/hari; dan Aripiprazol dengan dosis 0,2
mg/kgBB/hari.
▪ Antipsikotik tipikal : Haloperidol dengan dosis 0,03 – 0,075 mg/kgBB/hari.
Menurut Canadian ADHD Practice Guidelines 4th Edition 2018 oleh Canadian ADHD Resource Alliance ( CADDRA )

▪ Lini pertama Psikostimulan long-acting adalah


pengobatan lini pertama. dan karena itu menambah
kepatuhan, cakupan gejala dan respon pengobatan.
▪ Lini kedua  Atomoxetine, Guanfacine XR dan
psikostimulan pendek / menengah
▪ Lini ketiga  Bupropion, clonidine, imipramine dan
modafinil. Antipsikotik atipikal diantara agen yang
digunakan untuk komorbiditas yang biasa terlihat dengan
ADHD, seringkali dikombinasikan dengan agen lain.
2. Psikoterapi

▪ Pelatihan keterampilan sosial


▪ Edukasi bagi orang tua
▪ Modifikasi perilaku
GANGGUAN TINGKAH LAKU
(CONDUCT DISORDER)
Gangguan Tingkah Laku
( Conduct Disorder )

▪ DEFINISI
Serangkaian perilaku yang bertahan lama dan berubah
seiring waktu; gangguan ini paling sering ditandai dengan
agresi dan pelanggaran hak orang lain.
BUKU AJAR PSIKIATRI KLINIS
KAPLAN&SADOCK, 2014
F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU
( Conduct Disorder )
POLA TINGKAH LAKU DISOSIAL, AGRESIF ATAU MENENTANG YANG BERULANG DAN MENETAP BERUPA
PELANGGARAN BERAT NORMA SOSIAL, DAN SIFATNYA LEBIH PARAH DARI KENAKALAN ANAK / SIKAP
MEMBERONTAK REMAJA DAN BERLANGSUNG > 6 BULAN.
CONTOH:
• PERKELAHIAN DAN PELECEHAN >>
• KEJAM PADA HEWAN DAN MANUSIA PPDGJ III, 2013
• PERUSAKAN BARANG ICD 10
• MEMBAKAR, MENCURI, BOHONG BERULANG
• BOLOS, LARI DARI RUMAH
• SERING NGADAT
• PROVOKATIF DAN MENANTANG
Kriteria Diagnostik dari Gangguan Tingkah Laku
menurut DSM V

1. Pola perilaku berulang dan tetap yang melanggar hak-hak dasar orang lain atau norma
sosial konvensional dalam bentuk tiga atau lebih perilaku di bawah ini dalam 12 bulan
terakhir dan minimal satu diantaranya dalam 6 bulan terakhir :
A. Agresi terhadap orang lain dan hewan, contohnya mengintimidasi, memulai
perkelahian fisik, melakukan kekejaman fisik kepada orang lain atau hewan,
memaksa seseorang melakukan aktivitas seksual.
B. Menghancurkan kepemilikan/property, contohnya membakar, vandalism
C. Berbohong atau mencuri, masuk dengan paksa ke rumah/mobil orang lain, menipu,
mengutil
D. Pelanggaran aturan yang serius, seperti tidak pulang ke rumah hingga larut malam
sebelum berusia 13 tahun karena sengaja melanggar peraturan orangtua, sering
membolos sekolah sebelum usia 13 tahun.
Kriteria Diagnostik dari Gangguan Tingkah Laku
menurut DSM V

2. Disabilitas signifikan dalam fungsi sosial, akademik, atau


pekerjaan
3. Perilaku tidak terjadi selama perjalanan gangguan psikotik
atau gangguan mood
4. Jika orang yang bersangkutan berusia lebih dari 18 tahun,
kriteria yang ada tidak memenuhi gangguan kepribadian
antisosial.
F91. GANGGUAN TINGKAH LAKU

• BERKELOMPOK
DAPAT MEMBENTUK IKATAN SOSIAL, KASIH SAYANG DAN KEMAMPUAN EMPATI
DENGAN ORANG LAIN ( EMPATI = MENGERTI PERASAAN ORANG LAIN )
MIS:
MEMPUNYAI SATU ATAU LEBIH TEMAN SEBAYA
BERSEDIA MEMBANTU ORANG LAIN (PAMRIH - )
MEMPUNYAI RASA BERSALAH/MENYESAL
TAK SUKA MENGADUKAN TEMAN/MELEMPARKAN KESALAHAN PADA ORANGTUA
PERHATIAN TERHADAP KESEJAHTERAAN TEMAN

• TAK BERKELOMPOK
KEGAGALAN MEMBENTUK IKATAN SOSIAL, KASIH SAYANG ATAU KEHANGATAN
DENGAN ORANG LAIN.
·        BERLAWANAN DENGAN C
II.B. GANGGUAN TINGKAH LAKU

ONSET:
TIPE:
TAK BERKELOMPOK  PRA-PUBERTAS ( < 13 THN )
BERKELOMPOK  PUBERTAS ( > 13 TAHUN )
 POST-PUBERTAS

INSIDENS:
TINGGI PADA TIPE:
NON AGRESIF, BERKELOMPOK  NAPZA
AGRESIF, TAK BERKELOMPOK  GGN. KEPRIBADIAN ANTISOSIAL

SEKS:
- LAKI-LAKI : 6 – 16 % WANITA: 2 – 9 %
- LAKI-LAKI : WANITA = ( 4 – 12) : 1
- PADA NON AGRESIF TAK BERKELOMPOK  LAKI-LAKI = WANITA
II. GANGGUAN TINGKAH LAKU

PPDGJ-III :

• GANGGUAN TINGKAH LAKU TAK BERKELOMPOK


• GANGGUAN TINGKAH LAKU BERKELOMPOK
• GANGGUAN TINGKAH LAKU TERBATAS PADA LINGKUNGAN
KELUARGA
• GANGGUAN SIKAP MENENTANG
II.GANGGUAN TINGKAH LAKU

TIPE TAK BERKELOMPOK (JENKINS)


SEJAK KECIL SOSIALISASI KURANG BAIK  SIKAP PENOLAKAN ORANGTUA (+) 
RASA FRUSTRASI (+)
AGRESIF  FIGHT
NON AGRESIF  FLIGHT ( LARI )

TIPE BERKELOMPOK
PENGASUHAN IBU CUKUP, BIMBINGAN AYAH (SIBUK)  SOSIALISASI BAIK
DELINKUENSI (kenakalan anak dan remaja)
• ADA MOTIVASI
• TUJUAN JELAS
• AKIBAT KONFLIK KELOMPOK SOSIAL
II. GANGGUAN TINGKAH LAKU

FAKTOR PREDISPOSISI
PENOLAKAN ORANGTUA  CHILD ABUSE
PHYSICAL ABUSE
EMOTIONAL ABUSE
SEXUAL ABUSE
DISIPLIN KERAS / TAK TETAP
DIDIDIK  GANTI-GANTI FIGUR ORANGTUA
SEJAK BAYI  DI YAYASAN SOSIAL  SOSIOEKONOMI
AYAH  SOSIOPATIK  GGN. KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
II. GANGGUAN TINGKAH LAKU

KOMPLIKASI :
• MEMBOLOS SEKOLAH
• PELANGGAR NORMA SOSIAL
• GANGGUAN PENGGUNAAN ZAT/NAPZA
• PENYAKIT KELAMIN
• LUKA-LUKA FISIK (  BERKELAHI, PERCOBAAN BUNUH DIRI )
• HAMIL DI LUAR PERNIKAHAN
• ANAK : TOLERANSI TERHADAP FRUSTRASI ↓, RASA HATI
NURANI ↓, NORMA MASYARAKAT ↓
TERAPI GANGGUAN TINGKAH LAKU

1. TERAPI KERJA (SOSIAL)  MELATIH TANGGUNG JAWAB


2. FAMILY THERAPY  STRUKTUR LINGKUNGAN YANG MEMBERIKAN DUKUNGAN,
BERSAMA DENGAN PERATURAN YANG KONSISTEN
3. PSIKOTERAPI INDIVIDUAL  MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN
MASALAH
4. PSIKOFARMAKA:
AGRESIVITAS DAN MENYERANG 
1. ANTIPSIKOTIK ( HALOPERIDOL, RISPERIDONE, OLANZAPINE)
2. MOOD STABILIZER (PENELITIAN YANG SUDAH ADA LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN
KARBAMAZEPINE)
3. SSRI ( FLUOXETINE)  BEBERAPA PENELITIAN DIGUNAKAN UNTUK MENGURANGI
IMPULSIVITAS, IRITABILITAS DAN LABILITAS MOOD
TRANQUILIZER : ANXIETY (CLOBAZAM, LORAZEPAM)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai