Anda di halaman 1dari 24

ACUTE

CORONAR
Y
Izza Urfan Al Qolbi (XC062192013)

SUPERVISOR PEMBIMBING :
dr. Aussie Fitriani Ghaznawie, Sp.JP(K

SYNDROM )
Definisi
Acute Coronary Syndrome (ACS)
merupakan sekumpulan gejala yang
diakibatkan oleh gangguan aliran darah
pembuluh darah koroner secara akut.
90% disebabkan oleh penyempitan
pembuluh darah koroner akibat plak
aterosklerosis.

Kusumastuti AK, Khoriyah. Sindrom Koroner Akut. Semarang, 2018. Hal: 8.


Isriani E. Sindrom Koroner Akut di Ruang ICU RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 2018. Hal:
Epidemiolo
gi Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan,
prevalensi tertinggi untuk penyakit
1 kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yaitu
sebesar 1,5%. Data World Health Organization
(WHO) tahun 2013 menunjukkan sebanyak
17,5 juta orang di dunia meninggal akibat
penyakit kardiovaskuler

American Heart Association (2014)


menunjukkan prevalensi nyeri dada pada pasien
2 yang dirawat karena Acute Coronary
Syndrome(ACS) di dunia sebesar 2 juta orang.
40% dengan diagnosa NSTEMI, 20% STEMI dan
40% Unstable Angina Pectoris (UAP)

KEMENKES RI, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015


Faktor
Resiko

DAPAT TIDAK DAPAT


DIMODIFIKASI DIMODIFIKASI
● Merokok ● Umur
● Hipertensi ● Jenis kelamin
● Diabetes ● Keturunan/Genetik
Mellitus
● Dislipidemia
● Obesitas
Torry SR, Panda L, Ongkowijaya J. Gambaran Faktor Risiko Penderita Sindrom Koroner Akut. Jurnal E-Clinic (ECL). 2014. Vol. 2(1): 2.
Ghani L, Susilawati MD, Novriani H. Faktor Resiko Dominan Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. Badan Penelitian Kesehatan, September 2016. Vol. 44(3): 154, 161-2.
Etiologi
A. Suplai oksigen ke miokard
berkurang yang disebabkan oleh 3 B. Curah jantung yang meningkat :
faktor: Aktifitas berlebihan, Emosi,
Hypertiroidisme
• Faktor pembuluh darah :
Aterosklerosis, Spasme, Arteritis
C. Kebutuhan oksigen miokard yang
• Faktor sirkulasi : Hipotensi, meningkat : Kerusakan miokard,
Stenosis aorta, Insufisiensi Hypertropi miokard, Hypertensi
diastolik
• Faktor darah : Anemia, Hypoxemia,
Polisitemia

Krumholz HM, Wang Y, Chen J, et al. Reduction in acute myocardial infarction mortality in the United States: risk-standardized mortality rates 2010. JAMA.
302:767–773.
PATOFISIOLOG
I

PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018
PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER : FOKUS SINDROM KORONER AKUT. DIREKTORAT BINA FARMASI KOMUNITAS
DAN KLINIK DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN 2006.
MANIFESTASI
KLINIS
Presentasi Klinis Diagnosis ACS harus
dipertimbangkan pada semua pasien dengan
gejala iskemik. Tanda dan gejala klinis
iskemia meliputi berbagai kombinasi , nyeri
dada, nyeri ekstremitas atas, ketidaknyamanan
man-dibular atau epigastrik, dispnea, diapho-
resis, mual, kelelahan, atau sinkop.

•Jennifer N. Smith, PharmD, BCPS, Jenna M. Negrelli, PharmD, BCPS, Megha B.


Manek, MD, Emily M. Hawes, PharmD, BCPS, and Anthony J. Viera, MD. Diagnosis and
Management of Acute Coronary Syndrome: An Evidence-Based Update.
9
Diagnosi
s

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan Marka Jantung Pemeriksaan Foto Thorax

Laboratoriu
m
PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. 3rd ed. Centra Communications;
10
Anamnesis
Angina Tipikal Angina Atipikal

● Rasa tertekan retrosternal ● Nyeri di daerah penjalaran angina tipikal


● Rasa gangguan pencernaan (indigestion),
● Menjalar ke lengan kiri, leher, rahang,
sesak napas yang tidak dapat
area interskapular, bahu, atau diterangkan, atau rasa lemah mendadak
yang sulit diuraikan.
epigastrium
● Keluhan atipikal ini lebih sering dijumpai
● Intermitten atau persisten (>20 menit)
pada pasien usia muda (25-40 tahun) atau
● Gejala penyerta : diaphoresis, usia lanjut (>75 tahun), wanita, penderita
diabetes, gagal ginjal menahun, atau
mual/muntah, nyeri abdominal, sesak
demensia
napas, sinkop

PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. 3rd ed. Centra Communications;
1
1 Anamnesis

Diagnosis SKA lebih kuat bila ditemukan


pada :

● Pria
● Ada penyakit aterosklerosis non koroner
● Ada riwayat PJK
● Mempunyai faktor resiko

PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. 3rd ed. Centra Communications;
1
2
Pemeriksaan
Fisik
● Ditemukannya tanda-tanda regurgitasi
katup mitral akut
● Hipotensi
● Diaphoresis
● Ronkhi basah halus atau edema paru
Meningkatkan kecurigaan terhadap SKA.

PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. 3rd ed. Centra Communications;
PEMERIKSAN
EKG
Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan
ditemukan pada 2 sadapan yang bersebelahan. Nilai
ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis
STEMI

Depresi segmen ST dan/atau inversi gelombang T.


Depresi segmen ST yang diagnostik untuk iskemia
adalah sebesar ≥0,05 mV di sadapan V1-V3 dan ≥0,1
mV di sadapan lainnya untuk diagnosis NSTEMI.

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
PEMERIKSAAN MARKA
JANTUNG
Troponin I/T

Troponin I/T sebagai marka nekrosis jantung


mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
lebih tinggi dari CK-MB

CK-
MB
Kadar CK-MB yang meningkat dapat dijumpai pada
seseorang dengan kerusakan otot skeletal
(menyebabkan spesifisitas lebih rendah) dengan
waktu paruh yang singkat (48 jam)

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan


Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
1
8 Pemeriksaan
● Data laboratorium,Laboratorium
disamping marka jantung, yang harus dikumpulkan di
ruang gawat darurat adalah tes darah rutin, gula darah sewaktu, status
elektrolit, koagulasi darah, tes fungsi ginjal, dan panel lipid.
Pemeriksaan laboratorium tidak boleh menunda terapi SKA.

Foto Thorax
● Mengingat bahwa pasien tidak diperkenankan meninggalkan ruang
gawat darurat untuk tujuan pemeriksaan, maka foto polos dada harus
dilakukan di ruang gawat darurat dengan alat portabel. Tujuan
pemeriksaan adalah untuk membuat diagnosis banding, identifikasi
komplikasi dan penyakit penyerta.
PERKI. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. 3rd ed. Centra Communications;
Tatalaksana
PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
2018. p. 76. Page
Tindakan umum dan langkah awal : (MONACO)
1. Tirah baring.
2. Oksigen direkomendasikan pada pasien degan hipoksemia (SaO2 <90% atau PaO2<60mmHg).
3. Aspirin 160-320 mg diberikan segera kepada semua pasien.
4. Penghambat reseptor adenosine difosfat (ADP) diberikan.
- Dosis awal Tecagrelor 180mg dilanjutkan dosis pemeliharaan 2 kali 90 mg/hari
- Dosis awal Clopidogrel 300 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75 g/hari.
5. Diberikan Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual. Jika nyeri tidak hilang dapat diulang
setiap 5 menit maksimal 3 kali. Nitrogliserin IV pada pasien yang tidak responsive terhadap 3
kali pemberian NTG sublingual. Jika NTG tidak tersedia dapat digunakan isosorbiddinitrat
(ISDN) sebagai pengganti.
6. Morfin sulfat 1-5mg intravena dapat diulang setiap 10-30 menit bagi pasien yang tidak
responsive terhadap 3 dosis NTG sublingual.

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
Tatalaksana Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS) dan
infarkmiokard Non-elavasi Segment T (IMA-NEST).
Anti iskemia

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
B. Nitrat
C. Calcium channel blockers (CCBs).

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
Antiplatelet
Antikogulan

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
Inhibitor ACE dan Penghambat Reseptor
Angiotensin
Statin

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
Tatalaksana Infark Miokard Akut Dengan Elevasi
Segmen ST (IMA-EST)

• IKP (Intervensi Koroner Perkutan) Primer


• Terapi Fibrinolitik
• Terapi antikoagulan
• Oksigen
• Statin

• PERKI. Pedoman tatalaksana sindrom koroner akut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2018.
KOMPLIKASI
1 Gagal jantung

2 Aritmia

3 Syok kardiogenik

•Che-Muzaini CM, Norsa’adah B. Complications of acute coronary syndrome in young patients. Iran J
Public Health. 2017;46(1):139–40.
PROGNOSI
S
Pasien yang selamat dari serangan infark miokard yang pertama akan
mengalami peningkatan resiko untuk kejadian kardiovaskular pada masa
depan. Studi menunjukkan separuh pasien tidak mendapatkan satu atau lebih
tatalaksana yang direkomendasikan saat kejadian ACS. Secara keseluruhan,
kadar mortalitas jangka pendek 30 hari setelah kejadian ACS adalah sebanyak
2% - 3%, kadar mortalitas adalah lebih rendah pada pasien IMA-NEST
dibanding dengan IMA-EST.

• Witaj TL, Christensen SR, Brewer DM. Acute Coronary Syndrome: Current Treatment. Am Fam Physician.
2017 Feb;95(4):232–40.
TERIMA KASIH
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

28

Anda mungkin juga menyukai