Anda di halaman 1dari 43

Prevalensi

Prevalensi Anemia
Anemia pada
pada anak:
anak:
WHO telah menetapkan bahwa prevalensi
anemia pada anak 30% penduduk dunia

Di negara berkembang prevalensinya sekitar


50-60%
Amerika serikat (2001):
- 9% umur > 3 tahun
- 11% remaja

Indonesia SRT, 1995:


- 40,5% BALITA
- 47,3% usia sekolah
SRT, 2001:
- 48,1% pada BALITA
Anemia
Anemia pada anak
pada anak masalah
masalah
serius:
serius:
-- Gangguan
Gangguan pertumbuhan
pertumbuhan
-- Gangguan
Gangguan perkembangan
perkembangan
Gangguan
Gangguan kognitif
kognitif
kualitas
kualitas SDM
SDM
masa
masa depan
depan anak
anak
Sel darah merah mempunyai kelebihan:
- transportasi oksigen ke seluruh sel jaringan tub
- deformabilitas
- fleksibilitas
- fluiditas
Fungsi sel darah merah

Hb

O2

CO2

Perttumbuhan & Perkembangan

Aktivitas sehari-hari
Kadar Hb menurun Pasokan 02
berkurang

Hipoksia
Anemia
Anemia bukan
bukan suatu
suatu diagnosis,
diagnosis, tapi
tapi
merupakan
merupakan
gejala
gejala dari
dari suatu
suatu keadaan/penyakit
keadaan/penyakit dasar.
dasar.
Mismanagement:
1. Memberikan obat penambah darah
Tatalaksana M
untuk setiap anemia.
Tatalaksana
2. Transfusi darah tanpa indikasi.
anemia:
anemia:
Penentuan Diagnosis Anemia

Pengobatan Anemia

Pengobatan harus berdasarkan:


- Jenis & etiologi anemia
- Penyakit dasarnya
Penentuan Diagnosis Anemia

Kepastian anemia kadar Hb

Batas kadar Hb normal harus diketahui


Batas kadar Hb normal pada anak
berdasarkan Perkembangan atau umur
Batas kadar Hb normal pada anak
berdasarkan Perkembangan atau umur

Umur Hb (g/dl)

1 3 hari 14,5 22,5


Bayi 13.5 18.5
23 bulan 9,0 12,5
6 bulan6 tahun 11.0 14.0
612 tahun 12.0 15.5
Diagnosis
Diagnosis anemia
anemia ::
Penentuan
Penentuan jenis
jenis dan
dan etiologi
etiologi anemia.
anemia.
Klasifikasi
Klasifikasi anemia
anemia ::
-- mudah
mudah menentukan
menentukan penyebab
penyebab anemia
anemia
-- mempersingkat
mempersingkat waktu
waktu mendiagnosis
mendiagnosis penyebab
penyebab
anemia
anemia
penanganan
penanganan akan
akan lebih
lebih dini
dini dan
dan lebih
lebih tepat.
tepat.

Klasifikasi
anemia:
Etiologi
Etiologi atau
atau kejadiannya
kejadiannya
Morfologi
Morfologi sel
sel darah
darah
merah.
merah.
Etiologi Anemia

I. Anemia karena kehilangan darah


perdarahan akut dan masif
II. Penghancuran sel darah merah meningkat
Anemia hemolitik

III. Gangguan pembentukan sel darah


merah
Penghancuran
Penghancuran sel
sel darah
darah merah
merah
Penghancuran sel darah merah meningkat
meningkat
meningkat
Anemia hemolitik

1.Anemia
Intrinsik hemolitik
Anemia hemolitik
(intrakorpuskuler)
1. Intrinsik
(intrakorpuskuler)
a. Kelainan membran sel:
a. Kelainan Ovalositosis,
Sferositosis, membran sel:
Eliptositosis
Sferositosis, Ovalositosis,
Eliptositosis
b.b.Hemoglobinopati:
Hemoglobinopati:
- hemoglobin
- hemoglobinpatologis/abnormal
patologis/abnormal
- Thalassemia
- Thalassemia
c. Defisiensi enzim :
Defisiensi G6PD, Defisiensi Pyruvate kinase
c. Defisiensi enzim :
Defisiensi G6PD, Defisiensi Pyruvate
kinase
Penghancuran
Penghancuran sel
sel darah
darah merah
merah
meningkat
meningkat

Anemia
Anemia hemolitik
hemolitik
2. Ekstrinsik
(ekstrakorpuskuler)
a. Anemia hemolitik non-Imun:
Obat, bahan kimia, toksin/racun:
Infeksi: virus, bakteri (sepsis), parasit (malaria)
Hipersplenisme
Combustio

b. Anemia hemolitik Imun:


Isoimun: reaksi transfusi darah (mismathced)
peny. Hemolitik bayi baru lahir (antagonisme ABO
/ Rh)
Autoimun: (AIHA)
Gangguan
Gangguan pembentukan
pembentukan sel
sel darah
darah
merah
merah
a. Kegagalan sumsum tulang:
Anemia aplastik
b. Desakan terhadap sumsum tulang:
Leukemia,
Infiltrasi tumor ganas
Mielofibrosis, osteopetrosis

c. Gangguan maturasi sel darah merah:


Anemia defisiensi (Fe, vit.B12, asam
folat.)
Anemia sideroblastik
Keracunan logam berat
Gangguan
Gangguan pembentukan
pembentukan sel
sel darah
darah
merah
merah
d. Kegagalan produksi sel darah merah:
Inflamasi kronik,
penyakit ginjal kronik,
Malnutrisi/PEM
hipotiridism
Sindroma Mielodisplasia (MDS)
1.
1. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diagnosis
diagnosis
anemia:
anemia:
Anemi (pucat)
Ikterus
1.
1. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diagnosis
diagnosis
anemia:
anemia: (sistemik):
Perdarahan
peteki
ekimosis
hematom, dll
1.
1. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diagnosis
diagnosis
anemia:
anemia:
Pembesaran organ RES:
splenomegali
hepatomegali
limfadenopati
1.
1. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diagnosis
diagnosis
anemia:
anemia:
2.
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium
laboratorium
minimal:
minimal:
- Hb, Lekosit dg hitung jenis, trombosit
- Morfologi sel darah merah: MCV, MCH,
MCHC
- Apusan darah tepi (ADT):
morfologi sel darah merah
tanda hemolisis: fragmentasi,
sferosit
normoblast, polikromasi
- Retikulosit
- Urine rutin:
urobilinuri
Tanda/gejala
Tanda/gejala berkaitan
berkaitan dg
dg etiologi
etiologi
anemia
anemia
Etiologi anemia Anemia Perdarahan Hepatomegali/ Limfadenopati
Splenomegali

An. defisiensi + - - -

An. pasca perdarahan + + -/+ -/+

An. aplastik + + - -

Anemia hemolitik akut + - - -

Anemia hemolitik kronik + - + -

Leukemia + + + +

Leukemia subleukemik + + - -

Metastasis tumor + -/+ -/+ -/+

Anemia Penyakit Kronik + - - -


Tanda/gejala
Tanda/gejala berkaitan
berkaitan dg
dg etiologi
etiologi
anemia
anemia
Etiologi anemia Anemia Perdarahan Hepatomegali/ Limfadenopati
Splenomegali

An. defisiensi + - - -

An. pasca perdarahan + + -/+ -/+

An. aplastik + + - -

Anemia hemolitik akut + - - -

Anemia hemolitik kronik + - + -

Leukemia + + + +

Leukemia subleukemik + + - -

Metastasis tumor + -/+ -/+ -/+

Anemia Penyakit Kronik + - - -


ANEMIA
ANEMIA

MCV/MCH
MCV/MCH MCV/MCH
MCV/MCH MCV
MCV
Normal
Normal

Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/

Feritin
Feritin Feritin
Feritin

Anemia Anemia
Def. besi Peny. Kronik

Anemia
Tanpa:
- perdarahan
- hiperbilirubinemia, ikterus
- hepatosplenomegali
ANEMIA
ANEMIA

MCV/MCH
MCV/MCH MCV/MCH
MCV/MCH MCV
MCV
Normal
Normal

Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/ Retikulosit
Retikulosit

Feritin
Feritin Feritin
Feritin

Anemia Anemia
Def. besi Peny. Kronik

Normoblas
ADT fragmentasi, sferosit

Analisis Hb Thalassemia

ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count


AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA
ANEMIA

MCV/MCH
MCV/MCH MCV/MCH
MCV/MCH MCV
MCV
Normal
Normal

Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/ Retikulosit
Retikulosit

Anemia ADT Normoblas


Hemolitik fragmentasi, sferosit

Feritin
Feritin Feritin
Feritin
Anemia Coombs test
Anemia Anemia Hiperbilirubiemia, ikterus
Neg.
Hepatosplenomegali Pos.
Def. besi Peny. Kronik
Tanpa perdarahan

ADT
Non IHA AIHA

Analisis Hb Thalassemia

ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count


AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA
ANEMIA

MCV/MCH
MCV/MCH MCV/MCH
MCV/MCH MCV
MCV
Normal
Normal

Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/

Lekopeni
CBC Lekositosis
Trombositopeni

BMP

Anemia Anemia
Perdarahan Perdarahan Anemia Leukemia
Tanpa: Hepatosplenomegali
Aplastik
ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count
Limfadenopati
- hiperbilirubiemia, ikterus
AIH: autoimmune hemolytic anemia - hepatosplenomegali
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA
ANEMIA

MCV/MCH
MCV/MCH MCV/MCH
MCV/MCH MCV
MCV
Normal
Normal

Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/
Anemia
Megaloblastik

ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count


AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
ANEMIA
ANEMIA

MCV/MCH
MCV/MCH MCV/MCH
MCV/MCH MCV
MCV
Normal
Normal

Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/ Retikulosit
Retikulosit Retikulosit
RetikulositNormal/
Normal/
Anemia ADT Anemia
Hemolitik Megaloblastik
Feritin
Feritin Feritin
Feritin
Coombs test
Anemia Anemia
Neg. Pos.
Def. besi Peny. Kronik

ADT
Non IHA AIHA CBC
BMP

Analisis Hb Thalassemia
Anemia Leukemia
Aplastik
ADT: apusan darah tepi, CBC: complete blood count
AIH: autoimmune hemolytic anemia
IHA: immune hemolytic anemia
Penyebab
Penyebab anemia
anemia terbanyak
terbanyak
anemia
anemia defisiensi
defisiensi besi
besi
(ADB)
(ADB)
Anemia mikrositik/hipokrom:
- Anemia defisiensi besi (ADB)
- Thalassemia (minor/trait)
- Anemia Penyakit Kronik (APK)

Jenis anemia Retikulosit Ferritin serum


ADB N/
APK N/ N/
Thal (Minor/trait) N/

Indeks Mentzer MCV/Eri (juta/m3):


- >13 ADB
- <13 Thalassemia minor
GEJALA KLINIK
GEJALA KLINIK ANEMIA
ANEMIA

Saat (onset) timbulnya anemia

Timbulnya cepat:
Perdarahan akut masif penurunan eritrosit 30%
renjatan kematian
Hemolisis akut & masif
anoksia akut
Anemia lambat:
gejala ringan:
- anoksia laten
- mekanisme kompensasi & adaptasi
Kasus 1:

K. , 5 tahun 8 bulan, 17 kg:


demam, pucat, perdarahan gusi, purpura pada ke dua lengan,
tungkai dan badan. Anoreksia, mual, cengeng (irrritable),
bising jantung, nadi 136 kali/mnt, dan tensi 100/60 mm Hg. Hb
4,5 g/dl, hematokrit 15%, Eritrosit 1.875.00.000/mm3, leukosit
3200/mm3, trombosit 23.000/mm3 dan retikulosit 0,6%.
MCV 80 fl dan MCHC 30%
Lien, Kelenjar limfe, Hepar: tidak
teraba
BMP: Anemia
aplastik
Terapi:
Transfusi PRC 8 9 g/dl
Transfusi trombosit (0,4u/kgbb)
Siklosporin A: 10 mg/kgbb
Kasus 2:

A. , 10 tahun, 27 kg, terapi TB paru 3 bulan:


pucat, tidak ada ikterus. Hepar & lien ttb. Hb 8,9 g/dl, WBC
7400/cmm, Platelet 176000/cmm, retikulosit 0,9%, MCV 54 fl,
MCH 19pg.
Besi serum 25 (N 60-90), Total Iron Binding Capacity 275 (N
250-400).
Penyebab utama anemia pd pasien ini:
Ferritin 214 g/l.
A. Anemia defisiensi besi
B. Anemia Penyakit Kronik
C. Malnutrisi
D. Hemoglobinopathy
C. Hypoplastic anemia

The best management in this patient is:


A. Give PRC transfusion until Hb 10 g/dL to increase blood
oxygenation
B. Give Iron orally
C. Give erythropoietin injection
D. Continue TB treatment
E. Give high calorie diet
Kasus 3:

N, , 8 thn , 24 kg
Anemi, Ikterus, lien SIII, Hepar 2cm.
Hb 5,3 g%, lekosit 6800/mm3, trombosit 200.000/mm3, retikulosit
9,3%,
MCV 68,8, MCH 18,4, BT 3,5 mg%, B1 2,8 mg%, urine; urobilin +
HbF 37,1% dan Hb A2 48,8%
Diagnosis penderita ini:
A. Anemia defisiensi Fe
B. Anemia aplastik
C. Anemia hemolitik autoimun (AIHA)
D. Thalassemia-
Transf PRC ke 2:
Unit DD/PMI: - DAT (Coombstest): Anti-IgG +, Anti-C3 Neg.
- Crossmatch: mayor I+ , minor I +
- Gol. B, Rh pos

Diagnosis penderita ini:


A. Anemia defisiensi Fe
B. Anemia aplastik
C. Anemia hemolitik autoimun (AIHA)
D. Thalassemia-/HbE

Terapi: Methylprednisolon
iv
5 hari DAT neg.
Kasus 4:

D. 11 bulan, 8 kg, (Kendari : 19 Nov 2013):


Diare lendir & darah sejak umur 5 bulan
Telah mendapat: metronidazole, susu soya 2 bulan, probiotik, zink

Klinis 19 Nov 2013:


Organomegali neg., purpura neg., ikterus neg.,
Eritemanatum dan hemorrhoid.
Hb 9,1 g/dl, WBC 6700/mm3, PLT 695.000/mm3, retikulosit 0,3%
MCV 66,6 fl, MCH 20,7pg, Fe serum 28, TIBC 299, Ferritin 7 g/dl.

Terapi:
Susu hidrolisat ekstensif (extensively hydrolysed)
Sirup besi 24 mg elemen besi/hari (3 mg/kgbb/hari)

Klinis 22 Nov 2013:


Bab: 1x, lembek, darah neg.
Kasus 5 :

Y. 6 th 6 bln, rujukan 22 Nov 2013:


Diare persisten, PEM, Anemia

Hb 6,6 g/dl, WBC 8200/m3, PLT 653.000/m3


MCV 53 fl, MCH 15,4 pg
ADT (Lab.):
Eri: mikrositik hipokrom, normoblas neg., target cell satu-satu
fragmentasi neg.
Leko: morfologi & jumlah normal
Trombo: trombositosis
Kesan: Susp. Thalassemia
DD/ Hemoglobinopathy (HbS)

Pucat, tanpa: ikterus, hepatosplenomegali, purpura.


Kesimpulan
Anemia bukan suatu diagnosis, tapi
merupakan
gejala dari suatu keadaan/penyakit dasar.
Penentuan penyebab anemia adalah bagian
yang
paling penting dalam tatalaksana anemia.
Penentuan penyebab anemia berdasarkan:
- kejadian anemia (etiologi)
- morfologi sel darah merah
Pengobatan anemia harus
berdasarkan:
- Jenis & etiologi anemia
- Penyakit dasarnya

Anda mungkin juga menyukai