Oleh:
Novianto Guanovora
15014101308
Residen Pembimbing
Supervisor Pembimbing
Dr. dr. Hesti Lestari, Sp.A(K)
Residen Pembimbing
Supervisor Pembimbing
PENDAHULUAN
atensi/hiperaktifitas dimana keadan ini terdiri atas pola tidak menunjukkan atensi
yang persisten dan/atau perilaku yang impulsive serta hiperaktif, yang bersifat
lebih berat daripada yang diharapkan pada anak dengan usia sebayanya. GPPH
yang juga merupakan suatu keadaan kronis yang paling sering berpengaruh pada
anak-anak usia sekolah, dan merupakan gangguan mental yang sering ditemukan
pada anak-anak. GPPH ditandai oleh 3 gejala utama yaitu inatensi, hiperaktivitas,
dan impulsivitas.
Gejala yang satu bisa jadi menonjol dibandingkan gejala lainnya, atau bisa
diabaikan, hal ini terjadi karena informasi mengenai GPPH sangatlah terbatas.
juga kriteria diagnosis GPPH terlalu luas, dan tidak ada tes yang dapat dilakukan
untuk mendiagnosis GPPH. Namun saat ini, informasi mengenai GPPH semakin
berkembang, dan adanya peranan neurologis pada GPPH sudah dapat dibuktikan.
Dampak GPPH tidak hanya dirasakan oleh anak tersebut, namun juga
dirasakan oleh keluarga. Dampak pada anak bisa berupa prestasi sekolah yang
buruk, gangguan sosialisasi, status pekerjaan yang rendah, dan risiko kecelakaan
pekerjaan.
GPPH ini umumnya baik, terutama bila pasien cepat didiagnosis sehingga segera
mendapatkan terapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
tidak menunjukkan atensi yang persisten dan/atau perilaku yang impulsive serta
hiperaktif, yang bersifat lebih berat daripada yang diharapkan pada anak dengan
usia dan dalam tingkat perkembangan yang sama. Untuk memenuhi kriteria
diagnosis GPPH, beberapa gejala harus terdapat saat usia anak kurang dari 7
tahun, meskipun banyak yang baru terdiagnosis setelah berusia 7 tahun, saat
perilaku mereka menimbulkan masalah di sekolah maupun tempat lain yang terkat
dengan aktifitas anak sehari-hari. Kondisi dimana tidak adanya atensi dan/atau
B. Klasifikasi
impulsivitas
impulsivitas
C. Epidemiologi
Prevalensi GPPH secara global adalah sekitar 5,3 % terjadi pada anak dan
2,5 % terjadi pada dewasa. Hal ini disebabkan oleh karena anak-anak yang
mengalami GPPH pada usia anak-anak akan memiliki kecemderungan sebesar 40-
60 % untuk tetap berkembang menjadi GPPH pada saat usia dewasa (Rohde et al,
2012). Di Amerika Serikat sendiri angka kejadian GPPH bervariasi mulai dari 2
sampai dengan 20 persen terjadi pada anak anak yang duduk di sekolah
dasar.Angka konservatif adalah 3 hingga 7 persen pada anak anak sekolah dasar
prapubertas. Gejala GPPH sering mucul pada usia 3 tahun, tetapi diagnosis
yang terstruktur seperti taman kanak-kanak dan sekolah dasar, dimana pada
kondisi itu mulai tampak gejala anak yang hiperaktif-impulsif dan kurang
D. Etiologi
GPPH memiliki etiologi yang cukup kompleks.Berbagai macam faktor
Studi gen pada penderita GPPH telah menghasilkan bukti substansial yang
mendukung peran gen coding untuk DRD4, DRD5, SLC6A3, SNAP-25, dan
HTR1B. Studi deteksi genom pada alel potensial ADHD telah menunjukkan
dalam penyebab GPPH. Faktor Prenatal berhubungan dengan gaya hidup ibu
perinatal seperti pada bayi BBLR dan komplikasi persalinan.Faktor postnatal, gizi
kecil anak dengan GPPH juga mengalami gangguan neurologis yang disebut
sindroma Tourette. Orang dengan Tourette, juga mengalami tics dan gerakan-
Keadaan ini dapat diatasi dengan memberikan obat atau medikasi. Walaupun
hanya sedikit anak dengan GPPH yang mengalami sindroma ini, namun
banyak kasus sindroma Tourette berkaitan erat dengan GPPH. Pada kasus
seseorang lebih sulit untuk memiliki atau mengatur stimulus-stimulus internal dan
sel neuron daerah limbic dan lobus prefrontal dikatakan mengendalikan fungsi
pengendalian diri dan membuat perencanaan masa depan. Hal ini menyebabkan
Selain faktor genetic yang berperan, ada juga pengaruh dari factor
lahir dapat menjadi hiperaktif, impulsif, dan berada pada peningkatan risiko
berbagai gangguan kejiwaan.Kemudian ada juga pengaruh dari ibu yang merokok.
Ibu merokok menghasilkan 2,7 kali lipat peningkatan risiko GPPH, dan hubungan
dosis-respons antara ibu yang merokok selama kehamilan dan kejadian anak
hiperaktif telah ditemukan. Hal ini mungkin karena efek pada reseptor nicotinic,
yang memodulasi aktivitas dopaminergik.Gangguan dopaminergik seperti yang
F. Manifestasi Klinis
GPPH, seperti tingginya tingkat aktivitas, kontrol penghambatan yang buruk, dan
perhatian pendek, yang normative pada anak-anak pra sekolah yang sehat.Namun,
dalam kasus klinis, mereka lebih jelas dan mengakibatkan tingginya tingkat
termasuk rumah dan ruang kelas, dan kinerja yang buruk di prasekolah. Anak-
anak prasekolah dengan GPPH sering menderita kondisi lain komorbiditas, paling
GPPH hadir dengan GPPH gabungan subtype. Sub tipe impulsive dominan
hiperaktif lebih sering terjadi pada anak-anak prasekolah dibandingkan anak yang
perhatian menjadi lebih jelas dengan pertambahan usia, lintasan hiperaktif dan
kurangnya perhatian pada anak usia dini secara signifikan berhubungan dengan
satu sama lain. Kebanyakan diagnosis GPPH terdeteksi pada anak-anak usia
dalam hal prestasi akademik, interaksi keluarga dan hubungan teman sebaya, dan
Sekitar 1/3 dari anak-anak dengan GPPH memiliki fungsi yang relative utuh di
usia dewasa. Namun, sebagai suatu kelompok, orang dewasa yang tumbuh
dengan GPPH memiliki hal yang lebih buruk dalam hal prestasi akademik dan
pelanggaran lalu lintas dan mobil kecelakaan, dan penyakit penyerta kejiwaan.
G. Diagnosis
tanda dan gejalanya harus muncul sebelum usia 7 tahun dan kadang sampai usia 2
-3 tahun. Gejala GPPH terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kurang perhatian,
lainnya
yang membutuhkan usaha mental yang lama, seperti tugas dari sekolah
Mudah bosan pada suatu tugas atau kegiatan kecuali melakukan sesuatu
yang disukai
Pelupa
duduk.
Berbicara berlebihan
secara regular
anak lainnya
6. Pada bayi, adapun perilaku yang dapat digolongkan dengan GPPH, yaitu:
H. Tatalaksana GPPH
secara farmakologi paling sering dilakukan dan biasanya terdiri dari obat
Stimulan
Bagi sebagian besar pasien dengan GPPH, stimulan tetap pilihan pertama
untuk memprediksi mana anak-anak dengan GPPH akan memiliki efek samping,
efek samping kardiovaskular yang serius telah diidentifikasi dengan menggunakan
stimulant.
stimulan adalah pengobatan yang efektif untuk banyak gejala yang berhubungan
dengan GPPH.
Non stimulant
Beberapa anak mungkin tidak merespon obat stimulan, atau mungkin tidak
dapat mentolerir obat stimulan karena efek samping (misalnya kehilangan nafsu
untuk terapi farmakoterapi GPPH. Obat yang disetujui oleh US Food and Drug
bentuk long-acting dari clonidine. Clonidine dan guanfacine juga telah disetujui
dan perilaku, dan memiliki inti tiga dasar: 1) aktivitas kognitif mempengaruhi
Hal ini berguna untuk merekam bagaimana orang tua dan orang dewasa
sebagai akibat dari reaksi tersebut. Orang tua harus mendekati anak agar selalu
Intervensi sekolah
akuntabilitas yang lebih besar dari anak untuk guru dan lain-lain,
termasuk lebih cepat, sering dan menonjol umpan balik untuk kinerja, dan
Besi
Beberapa anak dengan GPPH telah ditemukan memiliki zat besi yang
kesehatan anak Anda mungkin ingin melakukan tes darah sederhana untuk
anak Anda kecuali Anda diminta untuk melakukannya oleh penyedia layanan
Seng
Beberapa studi menunjukkan bahwa tingkat seng yang rendah pada
anak.
Megavitamins
dilakukan.
suplemen diet pada 117 anak, sekitar 38 di antaranya memiliki gejala GPPH.
Ikan
Sayuran
Tomat
Buah Segar
Biji-bijian
I. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada penderita GPPH antara lain
kecemasan, gangguan emosi dan kerpibadia, gangguan belajar dan pada kondisi
J. Prognosis
impulsive dan emosi yang labil akan menetap. Anak dengan GPPH pada waktu
dewasa sering masih mempunyai gejala agresif dan menjadi pecandu minuman
tinggi, dukungan yang kuat dari keluarga, teman-teman yang baik, diterima di
kelompoknya dan diasuh oleh gurunya serta tidak mempunyai satu atau lebih
PENUTUP
tidak menunjukkan atensi yang persisten dan/atau perilaku yang impulsive serta
hiperaktif, yang bersifat lebih berat daripada yang diharapkan pada anak dengan
usia dan dalam tingkat perkembangan yang sama. Kondisi dimana tidak adanya
GPPH dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor lingkungan yang
stimulan, sedangkan terapi non farmakologis terdiri dari terapi intervensi perilaku
http://www.cdc.gov/ncbddd/autism/treatment.html[Accessed on January
04th 2017]
http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1824-7288-36-
Available from
http://www.uvm.edu/medicine/ahec/documents/ADHDdietHandout20130
10. Roberts W., Milich R. 2013. Examining the Changes to ADHD in the
DSM-5: One Step Forward and Two Steps Back. The ADHD Report 2017:
Vol. 21:4.
http://www.cepip.org/sites/default/files/CEPiP.2012.1.pdf [Accessed on
12. Sadock, B.J., Kaplan, H.I. 2010. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa
Aksara.
LAMPIRAN