Anda di halaman 1dari 24

PENGELOLAAN SATUAN PENDIDIKAN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Administrasi dan Supervisi PAI

Dosen Pengampuh : Usman, M.Ag.

Disusun Oleh :

ANITA KARLINA 17.1100.003


IRMAWADDAH 17.1100.013
RISDA 17.1100.058
ASWIR SARDI 17.1100.083
MUH RIDWAN H 17.1100.115
A. WIDYA NINGRUM 17.1100.117
HAJAR ISMAIL 17.1100.021
WAHYUDDIN 17.1100.128

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PARE-PARE

2019

‫أ‬
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Atas Limpahan Rahmat dan Karunianya,
Sehingga Makalah kami ini Sekiranya dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.

Shalawat Serta Salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW,yang telah
menuntun umatnya dari Zaman kejahiliyaaan ke Zaman Modernisasi seperti saat
ini, Berkat Beliau jugalah Makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini merupakan rangkaian tugas dalam pelaksanaan diskusi kelas yang
bertujuan untuk memudahkan peserta dalam memahami materi serta memajukan
pengetahuan. Oleh Karena itu penulis mengucapkan Terima Kasih Kepada pihak
Institut teruntuk Dosen pembimbing, yang telah memberikan motivasi, dorongan
dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan


sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Untuk itu penulis menerima
segala saran dan kritik demi kemajuan makalah ini. Akhir kata penulis mohon
maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Terima Kasih.

Parepare, 15 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.1. Latar Belakang ......................................... Error! Bookmark not defined.

1.2. Rumusan Masalah .................................... Error! Bookmark not defined.

1.3. Tujuan Penulisan ...................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II PEMBAHASAN ....................................... Error! Bookmark not defined.

2.1. Pengelolaan Kurikulum ........................... Error! Bookmark not defined.

2.2. Penglolaan Peserta Didik ......................... Error! Bookmark not defined.

2.3. Identifikasi Kegiatan Peserta Didik .......................................................... 5

2.4. Jenis-Jenis Kegiatan Dalam Administrasi Kesiswaan .. Error! Bookmark


not defined.

2.5. Pengelolaan Kelas .................................... Error! Bookmark not defined.

2.6. Implementasi Pengelolaan Satuan Pendidikan ...... Error! Bookmark not


defined.

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 20

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 20

3.2. Saran ....................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu lembaga dapat berfungsi dengan memadai jika memiliki sistem
manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia, biaya, dan sarana
prasarana. Salah satu contohnya adalah lembaga sekolah.
Sekolah sebagai satuan pendidikan, harus memiliki tenaga personil (Kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran, pustakawan,
dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku
pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK), dan
prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta
biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah,
pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional
baik untuk personil maupun nonpersonil).

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimanakah pengelolaan kurikulum ?
1.2.2. Bagaimanakah pengelolaan peserta didik ?
1.2.3. Bagaimanakah mengidentifikasi kegiatan peserta didik ?
1.2.4. Apa sajakah jenis-jenis kegiatan dalam administrasi kesiswaan ?
1.2.5. Bagaimanakah pengelolaan kelas ?
1.2.6. Bagaimanakah implementasi pengelolaan satuan pendidikan ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui pengelolaan kurikulum
1.3.2. Untuk mengetahui pengelolaan peserta didik
1.3.3. Untuk mengetahui mengidentifikasi kegiatan peserta didik
1.3.4. Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan dalam administrasi kesiswaan
1.3.5. Untuk mengetahui pengelolaan kelas
1.3.6. Untuk mengetahui implementasi pengelolaan satuan pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengelolaan Kurikulum
Dalam Peraturan menteri pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tanggal
23 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Tenaga Kerja bagian 5 bidang kurikulum dan
kegiatan pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
1. Pengertian Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum merupakan suatu pola pemberdayaan tenaga
pendidikan dan sumber daya pendidikan lainnya untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Pengelolaan kurikulum berkaitan dengan pengelolaan pengalaman
belajar yang membutuhkan strategi tertentu sehingga menghasilkan produktifitas
belajar bagi siswa. Dengan demikian, pengelolaan kurikulum adalah upaya
mengoptimalkan pengalaman-pengalaman belajar siswa secara optimal.
2. Prinsip dan Fungsi Pengelolaan Kurikulum
a. Prinsip pengelolaan kurikulum, yaitu:
1. Produktifitas, hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus
sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan
agar sesuai dengan tujuan pengelolaan kurikulum.
2. Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas
demokrasi yang menempat pengelola, pelaksana, dan subjek didik pada
posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.
3. Kooperatif, perlu adanaya kerja sama yang positif dari berbagai pihak
yang terkait.
4. Efektivitas dan efisiensi, kegiatan kurikulum harus berjalan dengan efektif
dan efisien agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan memberikan manfaat
dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya dan waktu.

2
5. Mengarahkan pada pencapaian visi, misi dan tujuan yang sudah
ditetapkan.
b. Fungsi pengelolaan kurikulum
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan kepada siswa untuk mencapai
hasil yang maksimal
3. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas proses
pembelajaran peserta didik
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan
kurikulum.
5. Meningkatkan relasi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan disekitarnya
3. Komponen dan Tahapan dalam Pengelolaan Kurikulum
a. Tujuan
b. Isi kurikulum
c. Metode atau strategi pencapaian tujuan
d. Evaluasi
Tahapan pelaksanaan kurikulum:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian dan koordinasi
c. Pelaksanaan
d. Pengendalian
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengeloaan kurikulum
merupakan kegiatan mengelola seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

2.2. Pengelolaan Peserta Didik


Peserta didik merupakan fokus yang menjadi titik ujung dari setiap bidang
garapan dalam pendidikan

3
a) Pengertian, Hak dan Kewajiban Peserta Didik
- Di dalam bagian umum Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 tahun 2003 Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 Point ke-4 dikatakan bahwa
peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
- Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu komponen
masukan dalam sistem selanjutnya diproses dalam proses pendidikan,
sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
- Dalam Undang-Undang Dasar 1945 bahwa setiap warganegara memperoleh
hak yang sama di dalam negara, termasuk hak untuk memperoleh pendidikan
yang layak. Oleh karena itu dalam pelayanannya, peserta didik memperoleh
hak-hak sebagai berikut (pasal 12 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional): Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; Mendapatkan
pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya;
Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya.
- Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu
membiayai pendidikannya; Pindah ke program pendidikan pada jalur dan
satuan pendidikan lain yang setara; Menyelesaikan program pendidikan
sesuai dengan kecepatan belajar menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan.
- Adapun kewajiban peserta didik, di antaranya: Menjaga norma-norma
pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan
pendidikan; Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali
bagipeserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4
b) Pengelolaan Peserta Didik
- Pengelolaan peserta didik atau pupil personnel administration adalah layanan
yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa
di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia
matang di sekolah/madrasah, (Knezevich, 1961).
- Tahapan Pengelolaan Peserta Didik Analisis kebutuhan, rekruitmen peserta
didik, orientasi, penempatan peserta didik ( pembagian kelas ), pembinaan
dan pengembangan peserta didik. Pencatatan dan pelaporan, kelulusan dan
alumni.
- Tujuan pengelolaan peserta didik: Mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik
agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga
pendidikan atau sekolah agar dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga
dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan
segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.

2.3. Identifikasi Kegiatan Mengatur Siswa


a. Mengatur Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan murid baru merupakan salah satu kegiatan yang pertama
dilakukan yang biasanya dengan mengadakan seleksi calon murid. Pengelolaan
penerimaan murid baru ini harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga kegiatan
mengajar belajar sudah dapat dimulai pada hari pertama setiap tahun ajaran baru.
Menurut Ismed Syarief Cs yang di kutip oleh B. Suryosubroto dalam bukunya
Manejemen Pendidikan di Sekolah, langkah langkah penerimaan murid baru pada
garis besarnya adalah sebagai berikut :
1) Membentuk Panitia Penerimaan Murid Baru

5
Panitia penerimaan murid baru terdiri dari kepala sekolah dan beberapa guru
yang ditunjuk untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
a) Syarat syarat pendaftaran murid baru
b) Formulir Pendaftaran
c) Pengumuman
d) Buku pendaftaran
e) Jumlah calon yang diterima.
2) Menentukan Syarat Pendaftaran Calon Murid baru.
Persyaratan pendaftaran masuk sekolah dasar sudah ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam suratnya tanggal : 16
September 1975, No. 1.30.030 Kep. 75. Pada prinsipnya syarat untuk masuk
sekolah dasar adalan sudah berumur 7 Tahun. Jadi untuk masuk sekolah dasar
yang pokok syaratnya umur yang dipakai. Walaupun demikian kadang kadang
factor pendidikan sebelum ( pada Taman Kanak-kanak ) mendapat perhatian pula.
Pada sekolah tingkat SLTP dan SLTA, persyaratan pendaftaran calon tentu saja
harus disertai bukti sudah memiliki STTB ( Surat tanda tamat belajar ) dari
sekolah sebelumnya di samping itu factor umur juga diperhatikan.
3) Menyediakan Formulir Pendaftaran
Formulir pendaftaran dimaksud untuk mengetahui identitas calon dan untuk
kepentingan pengisian buku induk sekolah.
4) Pengumuman Pendaftaran Calon Murid Baru
Pengumuman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan sebagainya,
tetapi dapat juga hanya menggunakan papan pengumuman di sekolah. Adapun
maksud/tujuan pengumuman ini adalah agar kesempatan dan syarat pendaftaran
calon murid baru disekolah tersebut bias diketahui oleh masyarakat luas
khususnya para orang tua yang berkepentingan.
5) Menyediakan Buku Pendaftaran :
Buku ini digunakan untuk mencatat para calon yang mendaftarkan ingin
masuk kesekolah.
6) Waktu Pendaftaran.
Penentuan waktu atau lama pendaftaran calon tergantung pada kebutuhan.

6
7) Penentuan calon yang diterima
Untuk sekolah dasar penemuan calon yang diterima ini selain pesyaratan
yang harus terpenuhi, lebih banyak terkat lagi kepada daya ramping kelas. Pada
SLTP/SLTA penemuan calon yang diterima di samping memperhatikan
persyaratan pendaftaran dan daya tamping kelas, biasanya diperhatikan pula hasil
seleksi (tes masuk). Kadang-kadang hasil tes inilah yang merupakan factor
“kunci” mengingat sil'at-sifat khusus yang diperlukan dan dituntut oleh lembaga::
pendididkan yang hendak diikuti.
b. Pengaturan orientasi siswa baru
Masa orientasi siswa adalah kegiatan positif untuk saling berkenalan dan juga
terutama ditujukan kepada siswa baru agar lebih mengenal lingkungan barunya,
atau sekolah barunya.
c. Pengaturan siswa sebelum masuk ke kelas pelajaran melalui tahapan:
- Rapat pembagian kelas dengan wali kelas.
- Sesudah upacara, siswa masuk kelas bersama wali kelasnya masing masing.
- Pembentukan/pembagian tugas kelas.
- Penjelasan tentang roster perpustakaan.
d. Mengatur pengelompokan siswa di kelas.
e. Mengatur presensi dan absensi siswa.
f. Mengatur kegiatan organisasi siswa.
g. Mengatur kegiatan ekstrakurikuler.
h. Mengatur tes submatif pada tiap akhir semester.
i. Mengatur pembagian raport siswa.

2.4. Jenis-Jenis Kegiatan Dalam Administrasi Kesiswaan


a. Pembagian Siswa dalam Kelompok Belajar (Kelas)
Guru sebagai manajer kelas semakin sadar bahwa sukses atau tidaknya proses
pembelajaran di sekolah sangat ditentukan oleh sampai sejauh mana interaksi guru
dan siswa dapat memacu tujuan-tujan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Guru pada umumnya memiliki kemampuan serba terbatas. Karena itu, hubungan

7
guru dan siswa secara demokratis yang membentuk proses kelompok belajar
siswa dalam makna sesungguhnya sangat esensial.
Proses kelompok belajar siswa didalam kelas memiliki seperangkat nilai
penting dalam proses pendidikan secara keseluruhan. Nilai-nilai yang terkandung
dalam proses kelompok belajar siswa antara lain :
1) Membangun moral kelompok yang tergabung dalam satu wadah kerjasama,
khususnya kerjasama guru dengan siswa.
2) Membangunsifat-sifatkepemimpinan. Kepemimpinan merupakan interaksi
antara manusia dan karena itu proses kelompok belajar siswa dapat
menciptakan sifat-sifat kepemimpinan yang diinginkan dalam diri siswa.
3) Pencapaian tujuan pembelajaran secara baik. Kelompok kerja siswa di dalam
kelas memiliki potensi dan kepribadian yang beragam. Keragaman itu
memungkinkan siswa saling membantu satu sama lain dibawah pimpinan
guru.
4) Delegasi tugas dalam proses pembelajaran. Tanggung jawab kegiatan
pembelajaran bukan semata-mata ada ditangan guru, melainkan juga terletak
pada semua siswa.
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pentingnya proses kelompok belajar
siswa, termasuk yang terjadi di dalam kelas. Pertama, tujuan yang ingin dicapai
harus diusahakan oleh guru dan kelompok siswa, dalam arti bahwa tujuan itu
tidak dapat dicapai secara optimal jika hanya dilakukan oleh siswa secara
individual. Kedua, siswa memerlukan semacam perhatian untuk berinteraksi
secara produktif dengan rekan-rekannya. Ketiga, karena sesuatu hal guru tidak
dapat melaksanakan tugas penuh pada satu sisi pembelajaran sehingga
“memaksanya” mendorong siswa melakukan tugas bersama melalui sebuah proses
kelompok belajar siswa.
b. Bimbingan
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usaha sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial. Bimbingan merupakan suatu
tuntunan mengandung pengertian bahwa di dalam memberikan bantuan itu jika

8
keadaan menuntut adalah menjadi kewajiban bagi para pembimbing memberikan
bimbingan secara aktif kepada yang dibimbingnya.
c. Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yaitu kegiatan diluar materi pelajaran wajib di
sekolah. Pendidikan pada hakekatnya bukan hanya menjadi tanggung jawab
sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Mengenai
pendidikan di sekolah, maka proses pendidikannya tertuang dalam satuan
pendidikan yang lebih dikenal dengan sebutan kurikulum. Selanjutnya, kegiatan
pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu bagi masing-masing mata
pelajaran sebagai mana tercantum dalam kurikulum sekolah lebih kita kenal
dengan sebutan kurikuler. Sedangkan kegiatan yang diselenggarakan di luar jam
pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih
memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. Disebut kegiatan
Ekstrakurikuler.
d. Tata Tertib Sekolah
Ketertiban berarti kondisi dinamis yang menimbulkan keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan dalam tata hidup bersama sebagai makhluk Tuhan.
Dalam kehidupan sekolah, kondisi itu mencerminkan keteraturan dalam
pergaulan, dalam penggunaan dan pemeliharaan sarana/prasarana, penggunaan
waktu, pengelolaan administrasi dan dalam mengatur hubungan dengan
masyarakat dan lingkungannya.
Kedisiplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah memang sangatlah
penting, oleh sebab itu kedisiplinan dan ketertiban perlu kita atur dalam sebuah
tatanan yang biasa kita sebut dengan tata tertib sekolah. Adapun dibuatnya tata
tertib tersebut memiliki dua tujuan yaitu tujuan khusus dan tujuan umum. Secara
khusus memiliki tujuan supaya kepala sekolah bisa menciptakan suasana yang
kondusif bagi semua warga sekolah, supaya para guru bisa melaksanakan belajar
mengajar dengan optimal dan supaya tercipta kerjasama di antara para orang tua
dengan sekolah dalam mengemban tugas pendidikan. Sedangkan tujuan secara

9
umumnya yaitu agar terlaksananya kurikulum secara baik serta bisa menunjang
peningkatan mutu pendidikan di dalam sekolah.
Menurut instruksi Menteri P & K RI tanggal 1 Mei 1974 No. 14/U/1974, tata
tertib sekolah :
1) Upacara bendera yang diadakan pada hari Senin sebelum sekolah dimulai
yang diikuti oleh semua pelajar, kepsek, guru, tenaga teknis dan tenaga
administrasi. Upacara dipimpin oleh kepsek/guru yang ditunjuk dan disertai
dengan nyanyian lagu Indonesia dan diikuti dengan mengheningkan cipta dan
harus dilakukan dengan khidmat dan tertib.
2) Untuk para pelajar, ada tugas dan kewajibannya dalam kegiatan intra sekolah
seperti para pelajar harus datang sebelum pelajaran dimulai, berpakaian
sesuai dengan ketentuan dari sekolah, selain itu pelajar juga harus mematuhi
larangan-larangan dan sangsi-sangsi yang ditetapkan oleh sekolah.
3) Pelanggaran tata tertib sekolah seperti :siswa datang terlambat, melalaikan
tugas, dan lain-lain.
Adapun beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari adanya tata tertib
sekolah, yaitu :
- Memberikan dukungan supaya terciptanya sikap ataupun perilaku yang
tidak menyimpang
- Membantu para siswa untuk menyesuaikan diri dan memahami diri
dengan tuntutan lingkungan
- Diharapkan bisa memberikan andil besar terhadap lahirnya siswa yang
berhasil serta berkepribadian yang unggul.
e. KegiatanOrganisasi
Suatu organisasi di bentuk karena mempunyai dasar dan tujuan yang ingin
dicapai. Pencapaian tujuan bukan hanya kepuasan individual, tetapi kepuasan dan
manfaat bersama. Organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai
suatu tujuan bersama.
f. Mengatur Keluar Masuknya dalamSekolah
Untuk mempermudah jalannya peninjauan murid diperlukan beberapa buku
seperti standar book/buku induk, absensi dan mutasi, daftar honorium, daftar nilai,

10
buku inventaris, agenda dan ekspedisi, buku tamu dan arsip dan laporan bulanan
untuk mengetahui maju mundurnya murid dan sekolah tiap bulan. Sedangkan bagi
anak yang keluar karena tamat/pindah sekolah harus dicatat dalam standar book
tanggal keluarnya, sebab-sebab keluar dan dicatat juga dalam raport murid yang
bersangkutan, dan pada akhir bulan dimasukkan pada laporan bulanan untuk
mengetahui jumlah anak yang ada pada akhir bulan dan keadaan keluar masuknya
pada akhir bulan.

2.5. Pengelolaan Peserta Didik


A. Makna Pengelolaan Kelas
Made Pidarta mengatakan, pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti
guru bertugas menciptakan, memperbaiki, dan memelihara system/organisasi
kelas. Sehingga anak didik dapat memanfaatkan kemampuannya, bakatnya, dan
energinya pada tugas-tugas individual. Sedangkan menerut Sudirman N.
(1991:31), pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi
kelas. Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang
keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan
rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola sebaik-baiknya
oleh guru.
Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan dari waktu
ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak
didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin
terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya, di masa mendatang
boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Karena itu kelas selalu dinamis dalam
bentuk perilaku, perbuatan, siakap mental, dan emosional anak didik. Jadi,
pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi kelas yang ada
seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan
pembelajaran.

11
B. Beberapa Masalah Pengelolaan Kelas
Tingkah laku anak didik bervariasi. Variasi perilaku anak merupakan
permasalahan bagi guru dalam upaya pengelolaan kelas. Menurut Made Pidarta,
masalah-masalah pengelolaan kelas yang berhubungan dengan perilaku anak didik
adalah:
1. Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik,
dan pertentangan jenis kelamin.
2. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut,
bercakap-cakap, pergi ke sana kemari, dan sebagainya.
3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan,
mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh.
4. Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima, dan
mendorong perilaku anak didik yang keliru.
5. Mudah mereaksi ke hal-hal negative/terganggu, misalnya bila didatangi
monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
6. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga yang alat-alat
belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
7. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti tugas-
tugs tambahan, anggota kelas baru, situasi baru dan sebagainya.
Variasi perilaku anak didik itu menurut Made Pidarta bukan tanpa sebab.
Faktor-faktor penyebab itu adalah:
1. Pengelompokan (pandai, sedang, bodoh), kelompok bodoh akan menjadi
sumber negative, penolakan, atau apatis.
2. Karakteristik individual, seperti kemampuan kurang, ketidak puasan atau dari
latar belakang ekonomi rendah yang menghalangi kemampuannya.
3. Kelompok pandai merasa terhalang oleh teman-temannya yang tidak seperti
dia. Kelompok ini sering menolak standar yang diberikan oleh guru. Sering
juga kelompok ini membentuk norma sendiri yang tidak sesuai dengan
harapan sekolah.
4. Dalam latihan diharapkn semua anak didik tenang dan bekerja sepanjang jam
pelajaran, kalau ada interupsi atau interaksi mungkin mereka merasa tegang

12
atau cemas. Karena itu perilaku-perilaku menyimpang seorang dua orang bias
ditoleransi asal tidak merusak kesatuan.
5. Dari organisasi kurikulum tentang tim teaching, misalnya anak didik pergi
dari satu guru yang lain dan dari kelompok satu ke kelompok yang lain.
Sehingga tenaga mereka banyak dipakai berjalan, harus menyesuaikan diri
berkali-kali, tidak ada kestabilan, dan harus menyesuaikan terhadap guru dan
metode-metodenya (guru vak). Pengembangan diri yang sesungguhnya
bersumber dari hubungan social menjadi terlambat.
C. Penataan Ruang Kelas
Menciptakan suasana belajar yang menggairahkan perlu memperhatikan
pengaturan/penataan ruang kelas/belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang
belajar hendaknya memungkinkan anak didik duduk berkelompok dan
memudahkan guru bergerak secara leluasa. Dalam pengaturan ruang belajar, hal-
hal yang perlu diperhatikan:
- Ukuran dan bentuk kelas
- Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik
- Jumlah anak didik dalam kelas
- Jumlah anak didik dalam setiap kelompok
- Jumlah kelompok dalam kelas
- Komposisi anak didik dalam kelompok (seperti anak didik pandai dengan
anak didik kurang pandai, pria dengan wanita). (Cony Semiawan,dkk.,1985:
64.)
Dalam penataan ruang kelas, pengaturannya bias berdasarkan tujuan
pengajaran, waktu yang tersedia, dan kepentingan pelaksanaan cara belajar siswa
aktif.
1. Pengaturan Tempat Duduk
Dalam belajar anak didik memerlukan tempat duduk. Tempat duduk
mempengaruhi anak didik dalam belajar. Bila tempat duduk bagus, tidak terlalu
rendah, tidak terlalu besar, tidak berat, bundar, persegi empat panjang, dan sesuai
dengan postur tubuh anak didik, maka anak didik dapat belajar dengan baik dan
tenang.

13
Bentuk dan ukuran tempat duduk yang digunakan sekarang bermacam-
macam, ada yang satu tempat duduk dapat diduduki oleh beberapa orang anak
didik, ada pula yang hanya dapat diduduki oleh dua orang anak didik. Sebaiknya
tempat duduk anak didik itu tidak berukuran terlalu besar agar mudah diubah-
ubah formasinya sesuai keinginan. Ada beberapa bentuk formasi tempat duduk
yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Apabila pengajaran itu akan ditempuh
dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk
melingkar. Jika pengajaran ditempuh dengan metode ceramah, tempat duduk
sebaiknya berderet memanjang kebelakang. Sudirman N.(1991: 318)
mengemukakan beberapa contoh formasi tempat duduk seperti dibawah ini.
- Posisi berhadapan
- Posisi setengah lingkaran
- Posisi berbaris kebelakang
2. Pengaturan Alat-Alat Pengajaran
Diantara alat-alat pengajaran kelas yang harus diatur adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan kelas
- Sekolah yang maju memiliki perpustakaan di setiap kelas
- Pengaturan dilakukan bersama-sama anak didik
b. Alat peraga/media pengajaran
- Alat peraga atau media pengajaran semestinya diletakkan dikelas agar
memudahkan penggunaannya
- Pengaturannya dilakukan bersama-sama anak didik
c. Papan tulis, kapur tulis, dan lain-lain
- Ukurannya disesuaikan
- Warnanya harus kontras
- Penempatannya memperhatikan estetika dan terjangkau oleh anak didik
d. Papan presensi anak didik
- Ditempatkan di bagian depan sehingga dapat dilihat oleh semua anak didik
- Difungsikan sebagaimana mestinya
3. Penataan keindahan dan kebersihan kelas
a. Hiasan dinding

14
Hiasan dinding (pajangan kelas) hendanknya dimanfaatkan untuk kepentingan
pengajaran, misalnya:
- Burung garuda
- Teks proklamasi
- Slogan pendidikan
- Gambar pahlawan
- Peta/globe
- Gambar presiden dan wakil presiden
b. Penempatan lemari
- Lemari buku diletakkan didepan
- Lemari alat-alat peraga diletakkan di belakang
c. Pemeliharaan kebersihan
- Anak didik bergiliran membersihkan kelas
- Guru memeriksa kebersihan dan ketertiban kelas
4. Ventilasi dan tata cahaya
a. Ventilasi sesuai dengan ruang kelas
b. Sebaiknya tidak merokok
c. Pengaturan cahaya perlu diperhatikan sehingga cahaya yang masuk cukup
d. Cahaya masuk dari arah bkiri, jangan berlawanan dengan bagian depan
D. Pengaturan Anak Didik
Kegiatan interaksi edukatif dengan pendekatan kelompok menghendaki
peninjauan pada aspek perbedaan individual anak didik. Postur tubuh anak didik
yang tinggi sebaiknya ditempatkan dibelakang. Anak didik yang mengalami
gangguan penglihatan atau pendengaran sebaiknya ditempatkan didepan kelas.
Dengan begitu, mata anak didik yang minus dapat melihat tulisan dipapan tulis
dengan cukup baik. Penempatan anak didik yang mengalami gangguan
pendengaran didepan akan mempermudah si anak untuk menyimk apa yang
disampaikan guru. Sisi lain yang juga perlu diperhatikan oleh guru dalam
pengelompokan anak didik adalah jenis kelamin. Anak didik yang cerdas
sebaiknya digabung dengan anak didik yang kurang cerdas. Anak didik yang
pandai bicara sebaiknya dikelompokan dengan anak didik yang pendiam.

15
Sekolompok anak didik yang genar membuat keributan dan suka mengganggu
temannya akan lebih baik bila penempatan mereka dipisah-pisah dan tidak
terlepas dari pengawasan guru. Pola pengelompokkan anak didik seperti itu
bermaksud agar kelas tidak didominasi oleh satu kelompok, tetapi yang terjadi
dalam belajar ialah persaingan yang positif.
1. Pembentukan Organisasi
Untuk melatih dan menciptakan ketertiban kelas, perlu dibentuk organisasi
anak didik dikelas. Pembentukan organisasi kelas merupakan langkah awal
melatih dan membina anak didik dalam hal berorganisasi. Mereka dilatih untuk
belajar bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan. Organisasi anak didik
dapat membantu guru dalam menyediakan sarana pengajaran, seperti
menyediakan kapu, alat peraga, buku paket, mengisi presensi siswa atau guru, dan
sebagainya.
Organisasi-organisasi kelas pada umumnya berbentuk sederhana yang
personelnya meliputi ketua kelas, wakil ketua kelas, bendahara, sekertaris, dan
beberapa buah seksi sesuai keperluan. Pemilihan para personel kelas dilakukan
oleh anggota kelas(para anak didik) secara demokratis dengan bimbingan oleh
guru kelas (wali kelas). Dengan kegiatan seperti itu berarti guru sudah melakukan
fungsi manajerial.
2. Pengelompokan Anak Didik
Dalam upaya melayani kegiatan belajar anak didik yang optimal,
pengelompokan anak didik mempunyai arti penting. Pengelompokan anak didik
bermacam-macam, dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Pengelompokan anak didik menurut Conny Semiawan,dkk.(1985: 67)
a. Pengelompokan menurut kesenangan berkawan
Pada pengelompokan ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok (jumlah
kelompok bergantung pada besarnya kelas) atas dasar
perkawanan/kesenangan bergaul diantara mereka. Kelompok terdiri dari 4-6
orang atau lebih yang menurut mereka merupakan kawan-kawan dekat.
Mereka duduk mengelilingi meja yang telah disusun dalam keadaan

16
berhadapan. Dalam pengelompokan seperti ini, setiap anak didik mempelajari
ata berbuat hal yang sama dengan sumber yang sama.
b. Pengelompokan Menurut Kemampuan
Kenyataan menunjukkan dalam mempelajari sesuatu, ada anak didik yang
pandai, sedang, dan lambat. Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik
dikelompokkan kedalam kelompok cerdas, sedang/menengah, dan lambat.
Pengelompokan seperti ini diubah sesuai dengan kesanggupan individual
dalam mempelajari mata pelajaran. Seorang anak didik mungkin cerdas
dalam matematika, tetapi lambat dalam ilmu-ilmu social, sedangkan anak
didik lain keadaannya tidak demikian. Pengelompokan demikian akan
menuntut ptogram-program khusus(bantuan remedial) untuk membantu para
anak didik tertentu yang mengalami kesulitan khusus dalam mata pelajaran
tertentu.
c. Pengelompokan Menurut Minat
Ada anak didik yang senang menulis, sedang yang lainnya senang pada
matematika, ilmu-ilmu social, atau ilmu pengetahuan alam. Anak didik yang
berminat melakukan kegiatan belajar yang sama dikelompokan. Pada situasi
seperti ini, guru perlu terus menerus mengamati setiap anak didik. Disamping
itu, guru perlu member dorongan kepada anak didik untuk berpindah dari satu
kegiatan kegiatan yang lain.

2.6. Implementasi Pengelolaan Satuan Pendidikan


1) Pengelolaan Pendidikan
Adapun struktur kurikulum berdasarkan kelompok kompetensi dan elemen
kompetensi yang ditemukan di lapangan adalah sebagai berikut :
NO KELOMPOK Jumlah SKS
1 MPK 37
2 MKK 26
3 MKB 64
4 MPB 14

17
5 MBB 9
JUMLAH 150
Keterangan :
MPK : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
MKK : Mata Kuliah Keilmuwan Keahlian
MKB : Mata Kuliah Keahlian Berkarya
MPB : Mata Kuliah Perilaku Berkarya
MBB : Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
Baik buruknya sebuah lembaga atau oragnisasi tergantung dari
pengelolaannya dan pengelolaan akan bernilai baik jika dikelola oleh orang-orang
yang profesional.
2) Pengelolaan Peserta Didik/Mahasiswa
Adapun yang mengelola peserta didik adalah lembaga kampus tentang
pendaftaran calon mahasiswa Seleksi peserta didik, pengenalan kampus/ orintasi,
penempatan peserta didik (pembagian kelas), pembinaan dan pengembangan
peserta didik, pencatatan dan pelaporan, kelulusan alumni.
Dalam hal ini pengelolaan peserta didik mulai dari menerima calon peserta
didik, seleksi peserta didik, hingga lulus jadi peserta didik, didalam seleksi peserta
didik hasilnya ada yang lulus ada juga yang tidak seperti yang tidak lulus tidak
bisa memenuhi standar calon mahasiswa.
3) Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah tugas seorang pendidik, pengaturan kelas ini yang
akan menentukan berhasil atau tidaknya lembaga pendidikan, kaena pengelolaan
kelaslah yang menjadi titik ujung dalam mengembangkan tingkah laku peserta
didik dari tidak tahu menjadi tahu. Dari uraian tersebut maka pengelolaan kelaslah
yang paling penting karena menjadi tombak untuk menetukan keberhasilan
lembaga pendidikan. Seorang guru maupun dosen sebagai manajer kelas dituntut
untuk bisa mengatur kelasnya dengan sebaik mungkin. Pengelolaan kelas ini
sangat mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Jika para pendidik telah
terbiasa mengelola kelas dengan baik, maka produk yang dihasilkan dalam hal ini
peserta didik juga akan meningkat kualitasnya.

18
4) Hambatan yang Ditemukan dalam Pengelolaan Satuan Pendidikan
Hambatan pelaksanaan kurikulum dirasakan oleh para pendidik. Para
pendidik baik guru di sekolah maupun dosen di perguruan tinggi, mengalami
hambatan terutama dalam alokasi waktu saat evaluasi pembelajaran dan
penerapan metode yang dianggap tidak efektif. Hambatan pelaksanaan
pembelajaran ini meliputi, media pembelajaran, sumber pembelajaran, metode
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Hambatan pelaksanaan pembelajaran yakni kurangnya kemampuan guru
maupun dosen dalam mengaplikasikan media yang bervariasi, dimana erat
kaitannya dengan sarana pembelajaran di sekolah. Para pendidik masih terbatas
pengetahuannya tentang sumber belajar, metode dan pengelolaan kelas. Hambatan
dalam evaluasi pembelajaran, meliputi penilaian berbasis kelas dimana guru
masih mengalami kesulitan dalam menentukan tekhnik penilaian yang disesuaikan
dengan aspek penilaian yang ada dan alokasi waktu.

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan aktuabilitas. Pengelolaan sekolah
didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan
dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.
Pengelolan sekolah berfungsi untuk mencapai efisiensi serta efektivitas dalam
manajemen, maka segala tindakan dan kegiatan baru sebaiknya dilaksanakan
dengan pertimbangan atau perhitungan yang rasional.

3.2. Saran
Walaupun dalam penyusunan makalah ini sudah kami usahakan sebaik
mungkin, namun tidak menutup kemungkinan masih banyak kekurangan yang
harus kami perbaiki, maka kami sangat mengharapkan saran dari pembimbing dan
teman-teman dalam hal membangun supaya kedepannya makalah kami lebih baik
lagi.

20
DAFTAR PUSTAKA
Marmoah Sri. 2016. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Teori dan Praktek,
Deepublish: Yogyakarta.
Bahri Djamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif:
Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. PT Rineka Cipta: Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai