Anda di halaman 1dari 16

Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...

(Sungadi)

TINGKAT STANDARISASI TENAGA PERPUSTAKAAN :


Studi Kasus pada Perpustakaan Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
Sungadi
Pustakawan Universitas Islam Indonesia
sungadi@uii.ac.id

Penelitian ini bermaksud untuk membandingkan jumlah tenaga perpustakaan (pustakawan, tenaga
teknis, dan tenaga administrasi) pada Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) dengan
standar dan peraturan yang berlaku saat ini. Metode penelitian dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif dan teknik pengumpulan data melalui studi dokumen dengan cara mencermati UU
Nomor 43 tahun 2007, SNI 7330: 2009, dan draft SNP 010: 2011 bidang Perpustakaan Perguruan
Tinggi dengan kondisi nyata di Perpustakaan UII. Perpustakaan UII saat ini dikelola oleh 1 orang
pustakawan madya, 2 orang pustakawan muda, dan 3 orang pustakawan pertama. Pustakawan
penyelia 10 orang, pustakawan pelaksana lanjutan 10 orang, dan pustakawan pelaksana sebanyak
6 orang. Perpustakaan UII saat ini dikelola oleh 32 orang. Selain tenaga fungsional, perpustakaan
UII juga didukung oleh tenaga administrasi sebanyak 1 orang kepala perpustakaan dan 11 orang
staf administrasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: Pustakawan murni: 6 orang (13.95%),
Tenaga Teknis Perpustakaan merangkap Pustakawan: 25 orang (58.16%), Tenaga Administrasi
Perpustakaan : 12 orang (27.91%). Perbandingan pustakawan dengan tenaga teknis perpustakaan
dan tenaga administrasi menunjukkan 1:4:2 (6:25:12). Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tenaga
perpustakaan UII masih didominasi tenaga teknis dan tenaga administrasi. Perpustakaan UII dengan
jumlah pemustaka sebesar 17.000, idealnya mempunyai pustakawan murni sebanyak 13 orang
dan kesesuaian baru mencapai 50%. Rasio jumlah Pustakawan UII dengan jumlah Pemustaka di
Perpustakaan UII menunjukkan 1:2.833, standar yang berlaku 1:1.250. Hal ini baru mencapai 44%.
Kepala Perpustakaan UII saat ini belum memenuhi standar yang diperlukan.
Kata Kunci : Pustakawan, Tenaga Perpustakaan, dan Perpustakaan

Pendahuluan besaran dan komposisi staf (khususnya


pustakawan professional), persentase anggaran
Salah satu pasal dalam Undang-undang
perpustakaan dari anggaran total perguruan
Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan,
tinggi, kapasitas tempat duduk di perpustakaan,
khususnya pasal 24 menyatakan bahwa
jasa perpustakaan, dan administrasi
setiap perguruan tinggi menyelenggarakan
perpustakaan.
perpustakaan dengan memperhatikan Standar
Nasional Pendidikan. Pada SNP 010: 2011 telah Dari uraian tersebut dapat diambil sebuah
diatur bahwa Standar Nasional Perpustakaan kesimpulan bahwa standar yang harus dimiliki bagi
terdiri atas: standar koleksi perpustakaan, Perpustakaan Perguruan Tinggi (PPT) adalah
standar sarana dan prasarana, standar antara lain perlu adanya: koleksi perpustakaan,
pelayanan perpustakaan, standar tenaga sarana prasarana, standar pelayanan, standar
perpustakaan, standar penyelenggaraan dan tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan
standar pengelolaan, serta standar teknologi perpustakaan dan pengelolaan, persentase
informasi. Sementara itu menurut Lynch (1982) anggaran perpustakaan, jasa layanan, dan
dalam Sulistyo-Basuki (2013), elemen yang kapasitas tempat duduk, serta standar teknologi
paling umum digunakan untuk menghasilkan informasi.
standar Perpustakaan Perguruan Tinggi
Dalam tulisan ini, penulis hanya akan
berjumlah enam, yaitu: besaran koleksi buku,
mengkritisi dan menfokuskan pada salah satu

53
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
standar yang harus dimiliki PPT yaitu yang Manfaat Penelitian
berkaitan dengan sumber daya manusia (tenaga
Penelitian ini diharapkan dapat
perpustakaan). Penulis mengambil obyek kajian
memberikan kontribusi bagi UII dalam rangka
di Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII)
meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga
Yogyakarta. UII merupakan sebuah perguruan
perpustakaan (pustakawan, tenaga teknis, dan
tinggi swasta tertua di Indonesia yang lahir
tenaga administrasi) bagi pemegang kebijakan
pada tanggal 27 Rajab 1364 atau bertepatan
di UII.
pada 8 Juli 1945. UII merupakan salah satu
PTS yang saat ini telah memberlakukan tenaga Studi Pustaka
perpustakaan sebagai tenaga fungsional.
Perpustakaan UII saat ini dikelola oleh 1 orang Pustakawan
pustakawan madya, 2 orang pustakawan muda,
dan 3 orang pustakawan pertama. Sementara Undang-undang Nomor 43 tahun 2007
itu pustakawan penyelia sebanyak 10 orang, tentang Perpustakaan Pasal 1 ayat 8 menjelaskan
pustakawan pelaksana lanjutan berjumlah 10 bahwa Pustakawan adalah seseorang yang
orang, dan pustakawan pelaksana sebanyak memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
6 orang. Jumlah total pustakawan UII saat ini pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan
adalah 32 orang. Selain dari tenaga fungsional, serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
perpustakaan UII juga didukung oleh tenaga untuk melaksanakan pengelolaan dan
administrasi sebesar 11 orang staf administrasi. pelayanan perpustakaan. Sementara itu SNI
Tenaga perpustakaan UII diakui sebagai tenaga 7330: 2009 pada angka 2.20 menjelaskan
fungsional sejak tahun 1993, dengan mengacu bahwa pustakawan perguruan tinggi adalah
pada SK MENPAN No. 18 Tahun 1988 dengan pegawai yang berpendidikan serendah-
pemberlakuan impasing. rendahnya sarjana di bidang ilmu perpustakaan
dan informasi atau yang disetarakan, dan diberi
Menurut data Kopertis Wilayah V Daerah tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini di Kopertis secara penuh oleh pejabat yang berwenang
Wilayah V terdapat 112 perguruan tinggi yang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan
aktif, sedangkan 4 perguruan tinggi tidak aktif. pada unit-unit perpustakaan. Lebih lanjut menurut
Dari 116 PTS di DIY tersebut, yang sudah SNP 010: 2010 pada angka 2.13 menyebutkan
memberlakukan tenaga perpustakaan sebagai pustakawan perguruan tinggi adalah seseorang
pegawai fungsional secara penuh baru 2 (dua) yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui
PTS yaitu UII dan Universitas Atma Jaya. pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan
serta mempunyai tugas dan tanggung jawab
Perumusan Masalah untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
Berdasarkan pada uraian di atas, masalah perpustakaan. Masih dalam SNP 010: 2010 pada
yang diteliti dalam penelitian ini adalah mengenai angka 2.13 pustakawan perguruan tinggi adalah
keberadaan tenaga perpustakaan yang terdiri berpendidikan serendah-rendahnya sarjana di
dari pustakawan, tenaga teknis dan tenaga bidang ilmu perpustakaan dan informasi, dan
administrasi di Perpustakaan UII. Penelitian diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan
ini akan melihat lebih jauh keberadaan tenaga hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
perpustakaan di Perpustakaan Universitas Islam untuk melakukan kegiatan kepustakawanan
Indonesia Yogyakarta, apakah sudah sesuai pada unit-unit perpustakaan perguruan tinggi.
dengan standar yang berlaku di Indonesia? Sedangkan menurut Peraturan UII Nomor 15/
PU/REK/IX/2010 tentang Jabatan Fungsional,
Tujuan Penelitian Pangkat dan Angka Kredit Pustakawan UII pasal
1 ayat 7 menyatakan bahwa pustakawan adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tenaga kependidikan tetap UII atau Pegawai
mengetahui tingkat standarisasi tenaga
Negeri Sipil yang dipekerjakan di lingkungan
perpustakaan (pustakawan, tenaga teknis,
UII yang diberi wewenang dan tanggung jawab
dan tenaga administrasi) pada Perpustakaan
untuk melakukan kegiatan kepustakawanan.
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

54
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
Dari keempat acuan tersebut terdapat Pustakawan memiliki berbagai peran
kesamaan, bahwa pustakawan tidak harus yang tersedia bagi mereka, tergantung pada
berstatus pegawai negeri sipil (PNS) akan tetapi jenis perpustakaan atau pengaturan mereka
pegawai swasta pun dapat menjadi pustakawan bekerja masuk dalam pengaturan yang lebih
dengan prinsip pegawai tersebut memenuhi tradisional, seperti perpustakaan umum,
syarat-syarat yang diperlukan bagi seorang pustakawan dapat mengkhususkan dalam
pustakawan. Persyaratan yang diperlukan adalah pekerjaan bidang referensi, pengembangan
yang bersangkutan harus memiliki kompetensi koleksi, katalog, koleksi anak, layanan pemuda
melalui pendidikan di bidang perpustakaan dan dan sistem komputer perpustakaan, dan lainnya.
informasi, mempunyai tugas dan tanggung Dalam sebuah perpustakaan khusus yang kecil,
jawab dalam melaksanakan seluruh kegiatan setiap saat pustakawan dapat bekerja dengan
perpustakaan, serta mampu mengelola Daftar sistem koleksi, referensi, katalog, instruksi,
Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) dalam atau komputer. Dalam pengaturan pekerjaan
kurun waktu yang telah ditentukan. Status alternatif, di luar perpustakaan tradisional,
sebagai pejabat fungsional pustakawan belumlah pustakawan semakin memainkan peran sebagai
lengkap ketika seorang pustakawan tidak memiliki pengembang website, petugas informasi
memampuan mengumpulkan dan mengelola perusahaan, dan broker informasi.
Angka Kredit sehingga berujud menjadi DUPAK.
Pustakawan adalah profesi tertua
Terdapat perbedaan pengertian yang tertuang
informasi. Sekarang, di era informasi, bidang
pada Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional
mereka berkembang pesat. Sebagai perubahan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang
lapangan dan berevolusi, mereka yang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan
mempelajari ilmu perpustakaan dan informasi
dan Angka Kreditnya Bab II angka 2, dimana
akan memiliki banyak peluang di sektor informasi
dalam peraturan ini menjelaskan bahwa pejabat
dan teknologi, serta berbagai jenis perpustakaan.
fungsional Pustakawan adalah seseorang
yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Di beberapa tempat karir pustakawan
Menurut hemat penulis peraturan KaPerpusnas bukanlah tanpa nama, tak berwajah satu. Berikut
RI tersebut berseberangan dengan UU Nomor adalah mungkin untuk membuat nama untuk
43 tahun 2007. diri sendiri dan untuk mengetahui rekan kerja,
bahkan jika mereka bekerja di perpustakaan
Seorang pustakawan adalah spesialis
atau cabang lainnya. Jumlah perpustakaan dan
informasi yang terlatih yang memegang gelar
pekerjaan pustakawan diproyeksikan meningkat
sarjana Ilmu Perpustakaan dan Master Ilmu
pada tahun 2005.
Perpustakaan dan Informasi (MLIS). Sebagai ahli
informasi, pustakawan memiiliki peran mencari Pendidikan
dan menemukan informasi, menghimpun dan
mengatur informasi, serta menerapkan sistem Kebanyakan orang yang ingin masa
temu kembali informasi sehingga informasi depan mereka berada di perpustakaan atau
mudah diakses dari lokasi yang jauh tanpa arsip mendapatkan gelar Master dalam Ilmu
terkendala oleh ruang dan waktu (http://www.lib. Perpustakaan. Biro Statistik Tenaga Kerja
sk.ca/Librarian, akses tanggal 21 Juni 2014 pk menyatakan, “Tingkat Magister Ilmu Perpustakaan
09:34). menyediakan persiapan umum untuk pekerjaan
perpustakaan, tetapi beberapa individu
Pustakawan dilatih untuk mengumpulkan mengkhususkan diri dalam bidang tertentu,
dan menemukan semua jenis informasi buku, seperti referensi, layanan teknis, atau layanan
surat kabar, majalah, database, website, CD, anak-anak. Sebuah lembaga pendidikan program
video, publikasi pemerintah dan jenis informasi doctoral (Ph.D.) pada prodi Ilmu Perpustakaan
lainnya data yang tersedia untuk umum. Mereka dan Ilmu Informasi sangat menguntungkan
juga dilatih untuk mengembangkan sistem untuk untuk posisi mengajar pada sebuah perguruan
mengatur dan mengelola informasi ini sehingga tinggi atau pekerjaan administratif di sebuah
dapat dengan mudah diambil. Pustakawan perguruan tinggi atau perpustakaan universitas
merancang dan memberikan layanan informasi atau sistem perpustakaan umum yang besar”
untuk kelompok klien mereka juga.
55
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
(United States Department of Labor). Pendidikan Myspace untuk terhubung dengan pelanggan
merupakan faktor kunci dalam keterampilan mereka dan memperbarui mereka pada acara-
yang dibutuhkan untuk menjadi pustakawan. acara khusus, pengumuman, dan program
Keterampilan yang diajarkan di kelas pada saat perpustakaan. Memiliki account di situs tersebut
lembaga yang memberikan gelar Magiter Ilmu juga memungkinkan perpustakaan untuk
Perpustakaan terus akan dicari oleh mereka berkomunikasi dengan pengguna. Komunikasi
yang mempekerjakan karyawan perpustakaan dapat diselenggarakan dalam bentuk pertanyaan
pada posisi analis informasi. Membuat dan dapat dijawab, melalui jaringan internet,
website, metode pembelajaran mencari dan sehingga keduanya lebih cepat dan lebih mudah
mengevaluasi, dan belajar metode yang tepat untuk berkomunikasi bagi kedua belah pihak.
dalam sebuah wawancara referensi dan hanya
Pustakawan saat ini juga sedang terpanggil
dari beberapa mata pelajaran untuk dapat
untuk membuat website, wiki, dan pathfinders
meraih gelar Magister Ilmu Perpustakaan dan
dalam rangka untuk lebih mempromosikan
Informasi. Kebanyakan posisi tingkat atas yang
perpustakaan dan meningkatkan akses
terlihat tersedia untuk beberapa pendidikan
terhadap informasi. Keterampilan teknologi
tinggi di Perpustakaan dan Teknologi Informasi.
ini sangat dihargai dan dicari ketika posisi
perpustakaan terbuka untuk aplikasi. “Jelas
Pengetahuan Teknis dan Pelatihan
perolehan keterampilan yang dibutuhkan untuk
Di dunia Web 2.0 saat ini, pustakawan mengakses, menyimpan, mengelola, dan
perlu memiliki kemampuan dalam mengelola menyebarkan media (seperti buku elektronik
informasi dalam format digital. Untuk menjadi dan jurnal, bahan cetak, bahan audiovisual, dan
mahir dalam teknologi dan komputer sangat situs Web) di perpustakaan adalah contoh lain
penting untuk menjadi seorang pustakawan dari sejarah panjang pustakawan beradaptasi
yang sukses. Dengan komputer, pustakawan dengan mengadopsi teknologi baru. Selanjutnya,
harus mampu menavigasi pada mesin dan kami percaya bahwa pustakawan dituntut tidak
akses informasi dari internet serta sumber- hanya untuk mengelola media itu sendiri, tetapi
sumber digital lainnya. “Sementara pustakawan juga untuk memperoleh, mengembangkan,
tidak harus menjadi teknisi, apakah mereka menyebarkan, menggunakan, dan memelihara
memerlukan keterampilan komputer? Penny seperangkat teknologi informasi dan sistem yang
Beile dan analisis isi Megan Adams menyatakan mendukung mereka” (Mathews, 2009).
bahwa posisi perpustakaan ‘sebagai sumber
informasi’, di perpustakaan akademik/perguruan Organisasi dan Evaluasi Keterampilan
tinggi yang menyajikan informasinya melalui
Seringkali, pustakawan diminta untuk
media elektronik, keterampilan komputer
melakukan banyak tugas, mulai dari membantu
merupakan hal penting yang dicari oleh berbagai
dalam mencari informasi, menerima pesanan
perpustakaan” (Mathews, 2009). Mampu
bahan pustaka, mempersiapkan presentasi
membantu pengguna secara elektronik adalah
tentang perpustakaan untuk masyarakat atau
bagian penting dari kegiatan pustakawan umum
dewan direksi. “Sebuah Referensi Pustakawan
dan akademik dalam mengemban tugas sehari-
harus responsif terhadap kebutuhan pengguna,
hari. Pengetahuan dan pemahaman tentang
berpikir kritis dan diatur serta mengatur atau
komputer yang tinggi pada daftar keterampilan
mengkoordinasikan proyek-proyek dan layanan
yang dibutuhkan ketika pelatihan berada di
bagi pengguna” (LIS Wiki). Tanpa keterampilan
perpustakaan.
organisasi, pustakawan akan goyah di bawah
Seiring dengan kemampuan masyarakat jumlah, dan jenis pekerjaan yang mereka miliki.
mengakses informasi dari internet, merupakan Mereka akan kehilangan kesempatan dalam
hasil kemampuan perpustakaan dalam membantu pengguna, dan diri mereka sendiri.
melakukan promosinya sehingga dapat
Selaras dengan kemampuan untuk multitask
terhubung dengan pengguna juga. Banyak
dan mengatur dalam kerja perpustakaan secara
perpustakaan saat ini menggunakan seperti
keseluruhan, datang keterampilan organisasi
Web 2.0 seperti Twitter, Facebook, dan
dan evaluasi yang datang dengan bekerja

56
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
satu-satu dengan pengguna berusaha untuk dilakukan dengan menghubungi koran lokal
menjawab pertanyaan tertentu. Pustakawan dan mengundang mereka dalam berbagai
harus dapat memisahkan informasi yang baik acara perpustakaan, dengan mengirimkan
dan buruk dari database atau pencarian online newsletter kepada pelanggan, dan memberikan
untuk memberikan jawaban kepada pengguna hadiah secara khusus bagi pelanggan yang aktif
perpustakaan yang terbaik. Hal ini sering memanfaatkan perpustakaan (librarysuccess.
dirasakan sulit hari ini di dunia, di mana situs org). Hal lain juga dapat dilakukan dengan
yang populer pada mesin pencari seperti Google memberikan pelatihan teknologi kepada para
dan Yahoo! tidak dapat memberikan informasi pustakawan dengan memulai akun Facebook
yang diperlukan atau yang benar dan sesuai atau Twitter. “Memiliki Twitter feed yang dikelola
dengan kebutuhan. Hal ini tidak hanya berlaku dengan baik dapat menjadi outlet yang sangat
untuk memberikan informasi kepada pengguna, efektif untuk mendapatkan pesan setiap
tetapi juga untuk orang-orang yang lebih tinggi organisasi dari para pelanggannya. Mengingat
jabatannya di sebuah perpustakaan. Mary Ellen keunggulan dari penggunaan Twitter oleh basis
Bates menulis dalam artikelnya “The MLS baru pelanggan dari kebanyakan organisasi, maka
dicetak: Apa yang Kita Harus Tahu Hari ini,” akan membangkitkan partisipasi pelanggan
“Kita perlu lulusan yang dapat mengevaluasi terhadap aktivitas perpustakaan secara serius
sumber informasi dan memutuskan apakah itu dalam strategi media perusahaan” (Breeding,
dilakukan atau tidak memiliki nilai untuk situasi 2009). Pelatihan dan kesadaran manajemen dan
tertentu. Sebagai contoh, kita membutuhkan pemasaran keterampilan akan memungkinkan
orang yang dapat pergi melalui hasil pencarian, dalam peningkatan informasi diarahkan
mengeluarkan bahan yang paling berguna, pengguna dan anggota masyarakat tentang
mengaturnya, menulis ringkasan eksekutif, dan perpustakaan, tujuan dan layanannya.
memoles produk akhir sehingga tampak seperti
laporan dan bukan data sampah. “(Bates, 1998). Keterampilan Interpersonal
Meskipun terakhir dalam daftar ini
Manajemen Bisnis
keterampilan yang diperlukan, itu sangat penting
Meskipun perpustakaan bukan merupakan bahwa pustakawan dapat berkomunikasi
sebuah lembaga bisnis, akan tetapi mereka dengan pengguna yang datang mencari
menghadapi kesulitan dan masalah yang sama informasi, serta pengusaha dan rekan kerja.
ketika datang untuk mengelola bisnis. Seringkali, Berinteraksi dengan pengunjung perpustakaan,
pustakawan berada di bawah pengawasan dari kemampuan memberikan layanan referensi
atasan atau pengusaha untuk memastikan adalah kunci untuk interaksi yang sukses
bahwa perpustakaan, harus mampu membantu antara pustakawan referensi dengan pengguna.
bagi pelanggan. Agar perpustakaan dapat Wawancara ini memungkinkan pustakawan
meraih kesuksesan dalam melayani pemustaka, untuk mengumpulkan apa yang diinginkan
pustakawan harus mampu memasarkan pengguna, dan dalam bentuk apa yang
sesuai dengan misi perpustakaan. “Berpikir mereka inginkan. Kadang-kadang, hanya ini
seperti seorang pengusaha. Terlepas dari apa pertukaran beberapa menit bagi pustakawan
jenis perpustakaan atau layanan informasi harus mencari tahu semua yang mereka bisa
kita dalam bekerja, kita harus memasarkan tentang bagaimana dapat membantu pengguna.
layanan secara terus-menerus. Sebagai salah Menurut Mary Ellen Bates, “profesional informasi
satu pustakawan mengatakan, “Ide-ide terbaik tidak sekedar menerima pesanan seperti halnya
tidak pernah berhenti; ide-ide promosi terbaik pesan menu di sebuah restoran makanan cepat
harus diutamakan “(Bates, 1998). Menyediakan saji (“Apakah Anda ingin kentang goreng dengan
pustakawan yang memiliki kemampuan berbisnis berbagai kombinasi itu, Pak?”). Sebaliknya,
memungkinkan perpustakaan untuk tetap eksis kami bertindak sebagai konsultan yang bekerja
dalam menyebarkan berbagai bentuk informasi. dengan klien kami, menganalisis kebutuhan
informasi mereka, mengevaluasi sumber daya
Aspek lain dari manajemen bisnis adalah
yang tersedia serta anggaran dan waktu yang
pemasaran perpustakaan Anda. Hal ini dapat

57
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
bisa kita habiskan untuk permintaan ini, dan disetarakan, dan diberi tugas, tanggung jawab,
menentukan bagaimana kita dengan tepat wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat
memenuhi kebutuhan mereka. Negosiasi A yang berwenang untuk melakukan kegiatan
terjadi, dan hal ini membutuhkan keterampilan kepustakawanan di suatu perpustakaan
khusus yang bahkan beberapa pustakawan perguruan tinggi. Dari kedua peraturan tersebut
berpengalaman tidak memiliki kemampuan terdapat perbedaan standar yang harus dimiliki
tersebut (Bates, 1998). Wawancara referensi bagi tenaga teknis perpustakaan, yaitu mereka
adalah kunci untuk setiap interaksi dengan harus berpendidikan minimal diploma 2 terdapat
seseorang yang datang dan mencari informasi pada SNI 7330:2009) dan berpendidikan minimal
lebih lanjut. diploma 3 dalam SNP 010: 2010.
Seiring dengan kemampuan wawancara
Kualifikasi Kepala Perpustakaan dan Tenaga
referensi terhadap pelanggan merupakan
Perpustakaan
bentuk keterampilan layanan yang baik.
Pustakawan tunduk pada standar yang sama Pada SNI 7330: 2009 angka 8.1 poin
seperti retail atau layanan pelanggan. Ini berarti b menjelaskan bahwa kualifikasi kepala
bahwa pemahaman tentang sifat apa yang perpustakaan adalah tenaga berpendidikan
diinginkan pengguna dan mengapa mereka sekurang-kurangnya magister di bidang ilmu
menggunakan perpustakaan sangat penting. Hal perpustakaan dan informasi atau sarjana di bidang
lain yang diperlukan adalah kemampuan untuk lain ditambah dengan pendidikan kesarjanaan
memberikan layanan secara tenang dan sabar, ilmu perpustakaan dan informasi. Sementara itu
dalam menghadapi berbagai bentuk sifat dan menurut SNP 010: 2011 angka 6.2 menyatakan
karakter para pelanggan. Sebagai Ujung Tombak bahwa kualifikasi kepala perpustakaan adalah
pada Layanan Referensi dan kemampuan tenaga perpustakaan perguruan tinggi dengan
memahami website, Pustakawan menyatakan, pendidikan minimal strata dua (magister) di bidang
“Seorang pustakawan menghabiskan lebih dari ilmu perpustakaan dan informasi atau strata dua
60 persen-nya atau hari dia bekerja dengan (magister) bidang lain yang sudah memperoleh
orang-orang, baik pengunjung perpustakaan sertifikat pendidikan di bidang ilmu perpustakaan
atau staf lain dan back-office pekerja. dan informasi dari lembaga pendidikan yang
Keterampilan interpersonal yang kuat diperlukan terakreditasi. Kepala perpustakaan perguruan
untuk individu yang berharap untuk berhasil tinggi harus memiliki sertifikat kompetensi
dalam bidang ini. Memiliki kesabaran, menjaga perpustakaan yang dikeluarkan oleh lembaga
kepala Anda, dan menjalin hubungan yang baik sertifikasi terakreditasi. Dalam UU Nomor 43
dengan pelanggan dan rekan kerja memelihara tahun 2007 Pasal 30 memberikan penjelasan
lingkungan perpustakaan yang sehat akan bahwa Perpustakaan Perguruan Tinggi dipimpin
memperoleh keberhasilan yang maksimal”. oleh pustakawan atau oleh tenaga ahli dalam
bidang perpustakaan.
Tenaga Teknis Perpustakaan Yang perlu digarisbawahi, dari ketentuan
Tenaga Teknis Perpustakaan Perguruan pada ketiga peraturan tersebut bahwa kepala
Tinggi adalah pegawai yang berpendidikan perpustakaan perguruan tinggi haruslah seorang
serendah-rendahnya diploma dua di bidang yang berpendidikan di bidang ilmu perpustakaan
ilmu perpustakaan dan informasi atau yang dan informasi, serta memiliki sertifikat
disetarakan, dan diberi tugas, tanggung jawab, kompetensi perpustakaan yang dikeluarkan oleh
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat lembaga sertifikasi terakreditasi, dalam hal ini
yang berwenang untuk melakukan kegiatan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan Sementara itu kualifikasi tenaga
(SNI 7330: 2009, 2.22). Sementara itu pada perpustakaan perguruan tinggi adalah
SNP 010: 2010 pada angka 5.15 menyebutkan pustakawan minimal strata satu di bidang
bahwa Tenaga Teknis Perpustakaan Perguruan ilmu perpustakaan dan informasi, terlibat aktif
Tinggi adalah pegawai yang berpendidikan dalam organisasi profesi dibuktikan dengan
serendah-rendahnya diploma tiga di bidang kartu anggota atau sertifikat. Tenaga teknis
ilmu perpustakaan dan informasi atau yang
58
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
perpustakaan dengan pendidikan minimal diploma Metodologi Penelitian
tiga serta memperoleh pelatihan kepustakawan
dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang Tempat dan Waktu Penelitian
terakreditasi (SNP 010: 2011, 6.3). Selanjutnya Penelitian dilakukan di Universitas Islam
penjelasan pada UU Nomor 43 tahun 2007 Indonesia Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian
Pasal 29 (1) Tenaga perpustakaan terdiri atas ini dengan mempertimbangkan beberapa aspek
pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan. (2) antara lain: masalah yang diteliti berada di
Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat Universitas Islam Indonesia, Peneliti bekerja di
(1) harus memenuhi kualifikasi sesuai dengan Universitas Islam Indonesia, dan dalam rangka
standar nasional perpustakaan. (3) Tugas tenaga efisiensi biaya, waktu dan tenaga. Penelitian
teknis perpustakaan sebagaimana dimaksud dilakukan antara bulan April–Agustus 2014.
pada ayat (1) dapat dirangkap oleh pustakawan
sesuai dengan kondisi perpustakaan yang
Populasi, Sampel dan Model Penentuan
bersangkutan. Sampel
Populasi adalah keseluruhan individu
Lebih lanjut pada SNP 010: 2011
yang merupakan sasaran sesungguhnya dalam
disebutkan bahwa tenaga perpustakaan
penelitian. Menurut Kountur (2003) populasi
perguruan tinggi terdiri dari pustakawan, tenaga
adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu
teknis perpustakaan, tenaga administrasi, tenaga
obyek yang merupakan perhatian peneliti.
teknologi informasi dan kepala perpustakaan.
Obyek penelitian dapat berupa makhluk hidup,
Jumlah tenaga Perpustakaan dikelola oleh
benda-benda, sistem, prosedur, fenomena, dan
tenaga perpustakaan sekurang-kurangnya
lain-lain.
2 orang pustakawan. Untuk 500 mahasiswa
pertama: 1 orang pustakawan dan 1 orang Dalam penelitian ini yang dimaksud
staf. Untuk setiap tambahan 2000 mahasiswa, dengan populasi adalah tenaga perpustakaan
ditambahkan 1 orang pustakawan. Perpustakaan (pustakawan, tenaga teknis, dan tenaga
memberikan kesempatan untuk pengembangan administrasi) Perpustakaan UII (pustakawan)
sumber daya manusianya melalui pendidikan yang digunakan sebagai objek penelitian.
formal dan nonformal kepustakawanan. Peneliti mengambil semua pustakawan UII
(sebanyak 32 orang) untuk dipilih sebagai objek
Menurut SNI 7330: 2009 pada angka
penelitian, sehingga metode yang digunakan
8.2 memberikan penjelasan bahwa jumlah
adalah metode total sampling.
sumber daya manusia yang diperlukan dihitung
berdasarkan perbandingan satu pustakawan, Teknik Pengumpulan Data
dua tenaga teknis perpustakaan dan satu tenaga
administrasi. Di dalam SNI 7330: 2009 ini tidak Teknik pengumpulan data dilakukan
ada penjelasan jumlah rasio pustakawan dengan melalui studi dokumen, yaitu dengan cara
jumlah pemustaka, sehingga agak sukar untuk mencermati UU Nomor 43 tahun 2007, SNI
mengukur kebutuhan jumlah pustakawan yang 7330:2009, dan draft SNP 010: 2011. Dari
harus disediakan bagi perpustakaan perguruan hasil studi dokumen kemudian dilakukan studi
tinggi. Sedangkan penjelasan yang terdapat di lapangan dengan melihat kondisi riil SDM di
SNP 010: 2011 sudah dengan jelas disebutkan Direktorat Perpustakaan dan Perpustakaan
bahwa jumlah pustakawan yang diperlukan Fakultas di lingkungan UII. Dari kedua hasil studi
adalah 1 pustakawan berbanding 500 pemustaka, tersebut selanjutnya dilakukan analisis data
dan hitungan lebih lanjut setiap 2000 mahasiswa untuk mengetahui apakah SDM di Perpustakaan
ditambah satu pustakawan. Atau setara dengan UII telah sesuai dengan standar atau belum.
1:1250, artinya rasio kebutuhan pustakawan
adalah 1 berdanding 1.250 pemustaka. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian, data yang
diperoleh dari studi dokumen akan dianalisis
secara deskriptif kuantitatif yaitu dengan
memaparkan data-data yang ada sedetail

59
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
mungkin dengan memvisualiasikan ke dalam Tabel 1 Pengukuran Variabel
sebuah tabel, kemudian dilakukan pembahasan VARIABEL INDIKATOR
secara keseluruhan sehingga dapat diketahui 1. S3 (Doktor)
1. Kualifikasi
dan dianalisis, kemudian dapat ditarik suatu T e n a g a
2. S2 (Magister)
kesimpulan dengan melalui beberapa tahapan 3. S1 (Sarjana)
Perpustakaan
4. D3 (Diploma)
antara lain: UII
5. D2 (Diploma)
a. Scoring 6. SLTA

Merupakan kegiatan memberi score 1. Jumlah Pustakawan


2. Rasio Tenaga 2. Jumlah Tenaga Teknis
atau nilai sesuai ukuran-ukuran yang telah Perpustakaan Perpustakaan
ditentukan dalam jawaban kuesioner. UII 3. Jumlah Tenaga Administrasi
Pemberian score dilakukan dengan cara 4. Jumlah Pemustaka
menghitung jumlah pustakawan UII dengan 3. Kualifikasi
1. Latar Belakang Pendidikan
K e p a l a
mengkomparasikan pada UU dan standar Perpustakaan
2. Status Pejabat Fungsioal
yang ada untuk selanjutnya akan dilakukan Pustakawan
UII
analisis data.
b. Tabulasi
Tabulasi adalah proses memasukkan
data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya,
sehingga menjadi tabel frekuensi. Dalam hal
ini tabel data berisikan jenjang pendidikan,
bidang ilmu, sertifikat kompetensi, status
jabatan fungsional, jumlah, persentase,
Masuk Kualifikasi SNI 7330: 2009, dan
Masuk Kualifikasi SNP 010: 2011. Rumus
persentase dari frekuensi dalam penelitian
ini menggunakan:
f Keterangan:
N= x 100% N = Nilai Hasil
n f = Frekuensi
n = Jumlah
Gambar 1: Rumus persentase, (Singarimbun, 1994)

Untuk selanjutnya dalam proses


analisis data akan digunakan statistik untuk
menyederhanakan data penelitian dengan
mencari data terendah dan data tertinggi,
kemudian dicari rentangnya, maka lebar dan
jumlah interval yang tepat dapat ditetapkan
(Riduwan, 2003).

Pengukuran Variabel
Standar Sumber Daya Manusia (SDM)
Perpustakaan Perguruan Perguruan Tinggi:
Studi Kasus pada Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, dapat diukur dengan melalui
indikator dalam tabel 1 sebagai berikut:

60
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
Hasil Dan Pembahasan
Penelitian yang dilakukan memperoleh
hasil sebagai berikut:

Perbandingan antara Data SDM yang dimiliki


Perpustakaan UII dengan SNP 2011
Tabel 2 Kondisi Riil SDM Perpustakaan UII dengan SNP 2011
Standar Yang
No Kualifikasi Data SDM UII Keterangan
Seharusnya
1. S3 1. S3
2. S2 2. S2
3. S1 3. S1
1 Pendidikan Sesuai
4. D3 4. D3
5. D2 5. D2
6. SLTA 6. SLTA
1. Pustakawan
1. Pustakawan Sesuai
2. Tenaga Teknis
2. Tenaga Teknis Sesuai
Perpustakaan
Komposisi Status Perpustakaan
3. Tenaga
Jabatan Fungsional 3. Tenaga Sesuai
Administrasi
2 dan non Fungsional Administrasi
4. Tenaga
serta pejabat Kepala 4. -- Belum
Teknologi
Perpustakaan
Informasi
5. Kepala
5. Kepala
Perpustakaan Sesuai
Perpustakaan
Rasio Pustakawan
dengan Tenaga Teknis
3 1:4:2 1:2:1 Belum
Perpustakaan dan
Tenaga Administrasi
Rasio Pustakawan
4 1 : 2.833 1 : 1.250 Belum
dengan Pemustaka
Rasio Pustakawan
Merangkap tenaga
5 1 : 548 1 : 1.250 Sesuai
Teknis Perpustakaan
dengan Pemustaka
Bidang Pendidikan S3 Bidang Ilmu Minimal S2 Ilmu
6 Belum
Kepala Perpustakaan Teknik Perpustakaan
Sumber: Data Olahan

Tabel 2 di atas nampak bahwa ada 11 (sebelas)


komponen yang telah sesuai dengan standar
dari 15 (lima belas) komponen yang ditetapkan
SNP. Sementara 4 (empat) komponen masih
belum memenuhi standar SNP, uraian lebih
lanjut sebagai berikut:

61
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
Tabel 3 Tingkat Pendidikan Tenaga Perpustakaan UII
Sertifikat Status Kesesuaian Kesesuaian
Jenjang Persentase
No Bidang Ilmu Kompe- Jabatan Jumlah dengan MK dengan MK
Pendidikan (%)
tensi Fungsional SNI 7330*) SNP **)
Non
1 S3 Ilmu Teknik Tidak ada 1 2.33 Tidak Tidak
Pustakawan
Ilmu
2 S2 Perpusta- - Pustakawan 3 6.98 Ya Ya
kaan
Ilmu
3 S1 Perpusta- - Pustakawan 3 6.98 Ya Ya
kaan
Ilmu
Ya dan Ya dan
4 D3 Perpusta- - Pustakawan 8 18.60
Tidak Tidak
kaan
Ilmu
Non
5 D3 Perpusta- - 2 4.65 Tidak Tidak
Pustakawan
kaan
Non
Ya dan Ya dan
6 D3 Perpusta- Ada Pustakawan 1 2.33
Tidak Tidak
kaan
Ilmu
7 D2 - Pustakawan 2 4.65 Ya Tidak
Perpustakaan
Ilmu Non
8 D2 - 1 2.33 Tidak Tidak
Perpustakaan Pustakawan
9 SLTA - Ada Pustakawan 14 32.56 Tidak Tidak
Non
10 SLTA - Tidak Ada 6 13.95 Tidak Tidak
Pustakawan
Non
11 SLTP - Tidak Ada 2 4.65 Tidak Tidak
Pustakawan
JUMLAH 43 100
Sumber: Kepegawaian UII
*) Memenuhi Kualifikasi pada SNI 7330: 2009; **) Memenuhi Kualifikasi SNP 010:2011

Kualifikasi Tenaga Perpustakaan UII ilmu perpustakaan dan informasi, maka pejabat
Tabel 3 diatas terlihat bahwa dilihat dari jenjang Fungsional Pustakawan UII yang memiliki
pendidikan pegawai Perpustakaan Universitas kualifikasi sesuai dengan jenjang pendidikan
Islam Indonesia per 2 Juli 2013 adalah jenjang hanya sebanyak 6 orang (13.95%). Masih
S3 sebanyak 1 orang (2.33%), S2 sebanyak menurut SNP 010: 2011 pada angka 6.3 tenaga
3 orang (6.98%) dan S1 sebanyak 3 orang teknis perpustakaan dengan pendidikan minimal
(6.98%). Sementara itu yang memiliki jenjang
diploma tiga serta memperoleh pelatihan
Diploma Tiga (D3) sebanyak 11 orang (25.58%),
D2 sebanyak 3 orang (6.98%), SLTA sebanyak kepustakawan dari lembaga pendidikan dan
20 orang (46.51%), dan SLTP sebanyak 2 orang pelatihan yang terakreditasi, maka yang masuk
(4.65%). Hal ini menunjukkan bahwa jenjang kualifikasi SNP Perguruan Tinggi di UII hanya
pendidikan pegawai Perpustakaan UII paling sebanyak 9 orang (20.93%). Sementara menurut
besar adalah pendidikan tingkat SLTA sebesar SNI 7330: 2009 pada angka 2.22 menjelaskan
46.51%. Urutan selanjutnya secara berturut
bahwa tenaga Teknis Perpustakaan Perguruan
adalah jenjang pendidikan D3 sebesar 25.58%,
jenjang S2, S1 dan D2 masing-masing sebesar Tinggi adalah pegawai yang berpendidikan
6.98%, SLTP sebesar 4.65%, dan S3 sebesar serendah-rendahnya diploma dua di bidang ilmu
2.33% . perpustakaan dan informasi, maka yang masuk
Dengan mengacu pada SNP 010: 2011 kualifikasi SNI Perpustakaan Perguruan Tinggi
pada angka 6.3 yang menyebutkan bahwa di UII hanya sebanyak 11 orang (25.58%).
Kualifikasi tenaga perpustakaan perguruan tinggi Tabel 1 kolom Nomor 4 dan 7 terdapat
adalah pustakawan minimal strata satu di bidang isian Ya dan Tidak, maksud dari isian tersebut

62
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
adalah pegawai yang diakui oleh UII sebagai d. Status Tenaga Administrasi Perpustakaan :
pustakawan yang berpendidikan Diploma Tiga 12 orang (27.91%)
(D3) bidang Ilmu Perpustakaan dan D3 bidang Tenaga Teknis Perpustakaan dapat
lain ditambah sertifikat kompetensi dinyatakan merangkap status sebagai pustakawan, hal ini
‘Ya’ sebagai Tenaga Teknis Perpustakaan dan telah diatur dalam UU No. 43 tahun 2007 Pasal
dinyatakan ‘Tidak’ sebagai pustakawan. Dalam 29 ayat (3).
acuan yang terdapat pada SNP 010: 2011 maka
mereka yang berijazah D3 tersebut merupakan Rasio Pejabat Pustakawan dengan
tenaga tenaga teknis perpustakaan, bukan Tenaga Teknisi Perpustakaan dan Tenaga
sebagai pejabat fungsional pustakawan. Administrasi
Sementara itu ada sebanyak 14 orang Menurut SNI 7330: 2009 pada angka
(32.56%) diangkat oleh UII sebagai pejabat 8.2 memberikan penjelasan bahwa jumlah
fungsional pustakawan, akan tetapi apabila sumber daya manusia yang diperlukan dihitung
merunut pada SNI 7330: 2009 dan SNP 010: berdasarkan perbandingan satu pustakawan,
2011, maka ke-14 orang tersebut tidak termasuk dua tenaga teknis perpustakaan dan satu tenaga
sebagai pejabat fungsional pustakawan administrasi.
maupun tenaga teknis perpustakaan. Ke 14 Tabel 4 Rasio Pustakawan dengan Tenaga Teknisi
orang tersebut merupakan pejabat fungsional Perpustakaan dan Tenaga Administrasi
pustakawan UII yang berasal dari impasing
pada tahun 1993 dan sampai sekarang mereka Tenaga
tetap berstatus pendidikan SLTA serta tidak Pusta- Teknis Tenaga
No Rasio
kawan Perpusta- Administrasi
melakukan penyesuaian dengan mengikuti
kaan
pendidikan formal jenjang D3 atau S1. Hal ini
telah diatur dalam Peraturan UII No. 15/PU/REK/ 1 6 25 12 1:4:2
IX/2010 tentang Jabatan Fungsional, Pangkat
Sumber: data olahan
dan Angka Kredit Pustakawan UII Bab IX Pasal
29 Ayat (1) angka 4 berbunyi: Bagi pegawai
yang telah ditetapkan menjadi pustakawan Tabel 4 terlihat, bahwa perbandingan
dengan ijazah di bawah jenjang Diploma II, dan pustakawan dengan tenaga teknis perpustakaan
sudah menduduki jabatan pustakawan penyelia dan tenaga administrasi menunjukkan angka 1 : 4
batas maksimum pangkat disetarakan dengan : 2. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tenaga
Diploma II sebagaimana tertuang dalam ayat perpustakaan UII masih didominasi tenaga
(1) angka 1; dimana dalam ayat (1) angka 1 ini teknis dan tenaga administrasi. Apabila mengacu
memberikan batas maksimum jabatan/pangkat/ kepada Standar yang ada, maka seharusnya UII
golongan ruang yang dicapai adalah Pustakawan memerlukan minimal 12 pustakawan, sehingga
Penyelia, Pangkat Penata Tingkat I, Golongan/ tingkat idealnya baru mencapai 50% saja.
Ruang III/d. Selanjutnya sebanyak 12 orang
(27.91%) berstatus sebagai tenaga administrasi, Rasio Jumlah Pustakawan dengan Jumlah
alias pejabat non pustakawan. Pemustaka
Dari uraian tersebut dapat diambil Sebagaimana diatur dalam SNP 010:
kesimpulan bahwa menurut SNP 010: 2011 2011 sudah dengan jelas disebutkan bahwa
tenaga perpustakaan UII berdasarkan kualifikasi jumlah pustakawan yang diperlukan adalah 1
pendidikan dan status jabatan menunjukkan pustakawan berbading 500 pemustaka, dan
bahwa : hitungan lebih lanjut setiap 2000 mahasiswa
a. Status Pustakawan: 6 orang (13.95%) ditambah satu pustakawan. Atau setara dengan
b. Status Tenaga Teknis Perpustakaan 1:1250, artinya rasio kebutuhan pustakawan
merangkap Pustakawan : 11 orang (25.58%) adalah 1 berdanding 1.250 pemustaka.
(berijazah D3/D2)
c. Status Tenaga Teknis Perpustakaan
merangkap Pustakawan : 14 orang (32.58%)
(berijazah SLTA)
63
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
Tabel 5 Rasio Jumlah Pustakawan dengan Jumlah Pemustaka
Jumlah
Jumlah Jumlah
Pemustaka
Jumlah Tenaga Teknis Pustakawan Rasio Rasio
Nama (Dosen,
Pustakawan Perpustakaan (Murni + Pustakawan Pustakawan
Lembaga karyawan,
Murni Merangkap Tenaga Murni Rangkap
dan
Pustakawan Teknis)
Mahasiswa
UII 6 25 31 17.000 1 : 2.833 1 : 548
Standar
Yang 13 26 - - 1 : 1.250 -
Seharusnya
Sumber: data olahan

Tabel 5 terlihat bahwa rasio Jumlah


terdiri dari pustakawan (ahli dan terampil),
Pustakawan UII dengan Jumlah Pemustaka
staf administrasi dan tenaga TI atau staf lain
di Perpustakaan UII menunjukkan angka
yang berminat di bidang perpustakaan. Di
1:548, hal ini menunjukkan bahwa tingkat rasio
dalam pengembangan pustakawan ke depan
pustakawan UII telah mencapai angka 228%
diharapkan dapat menjadikan pustakawan itu
dari SNP 010: 2011. Akan tetapi apabila dihitung
tidak hanya sebagai pustakawan biasa saja
rasio perbandingan antara pustakawan UII
namun mempunyai fungsi sebagai information
secara murni dapat ditemukan angka sebesar
mediator, information expert, dan information
1:2.833. Hal ini masih sangat jauh dari standar
manager (Klugkest, 2001: 9-11). Sebagai
yang dibutuhkan, yaitu terletak pada angka
information mediator, pustakawan diharapkan
44% saja. Perpustakaan UII dengan jumlah
sebagai penghubung antara peminta informasi
pemustaka sebesar 17.000, idealnya mempunyai
(user) dengan sumber-sumber informasi,
pustakawan murni sebanyak 13 orang.
serta membantu pengguna dalam temu
kembali informasi. Sebagai information expert,
Kualifikasi Kepala Perpustakaan
pustakawan diharapkan mampu berinteraksi
Sebagaimana diatur dalam ketentuan dengan teknisi informasi seperti programmer dan
pada ketiga peraturan yaitu SNI 7330: 2009, web designer di dalam pengembangan informasi.
SNP 010: 2011 dan UU No 43 tahun 2007 Dia juga harus mengenal semua aspek-aspek
bahwa kepala perpustakaan perguruan tinggi informasi. Akhirnya, sebagai information
haruslah seorang yang minimal berpendidikan manager, pustakawan harus mengenal berbagai
magister (S2) di bidang ilmu perpustakaan macam pengelolaan bisnis yang berhubungan
dan informasi, serta memiliki sertifikat dengan perpustakaan.
kompetensi perpustakaan yang dikeluarkan
Pustakawan ahli adalah pustakawan yang
oleh lembaga sertifikasi terakreditasi, dalam hal
diangkat pertama kali memiliki latar belakang
ini Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
pendidikan S1 Ilmu Perpustakaan atau ilmu
Saat ini perpustakaan UII dipimpin oleh seorang
bidang lain yang telah disetarakan. Sementara
berpendidikan Doktor (S3) bidang Ilmu Teknik,
pustakawan terampil adalah pustakawan
dan sejauh yang penulis ketahui belum memiliki
yang diangkat pertama kali berlatarbelakang
sertifikat kompetensi di bidang perpustakaan.
pendidikan minimal Diploma 2 Ilmu Perpustakaan
Dengan demikian kepala perpustakaan UII saat
atau ilmu bidang lain yang disetarakan. Dengan
ini belum memenuhi standar sebagai mana yang
demikian pustakawan UII yang memiliki kategori
ditetapkan dalam peraturan yang ada.
sebagai pustakawan ahli adalah sebanyak 8
(enam) orang terdiri 4 orang berijazah S2 Ilmu
Pembahasan
Perpustakaan dan 4 orang berijazah S1 Ilmu
IPutu Suhartika dalam tulisannya Perpustakaan, dan selebihnya merupakan
yang dimuat pada http://suhartika.blogspot. tenaga teknis perpustakaan (berijazah diploma
com/2009/03/pengembangan-sdm- dan SLTA ditambah kursus Ilmu Perpustakaan)
perpustakaan-perguruan.html menjelaskan sebanyak 23 orang.
bahwa sumber daya manusia perpustakaan

64
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
Isu-isu dalam pembinaan SDM Sehubungan dengan perkembangan
perpustakaan yaitu: teknologi informasi di perpustakaan, maka
• Perlunya pendidikan bagi teknisi kompetensi pustakawan dapat digolongkan
perpustakaan (fungsional keterampilan/ menjadi kompetensi profesional dan kompetensi
asisten pustakawan), dan tenaga profesional perorangan (Salmubi, 2006: 6). Kompetensi
perpustakaan (fungsional keahlian/ profesional pustakawan meliputi:
pustakawan), 1. Pengetahuan mendalam akan isi sumber-
• Pengembangan profesi kepustakawanan sumber informasi
deugan menghadiri seminar, diskusi ilmiah, 2. Pengetahuan tentang subjek-subjek khusus
lokakarya, membuat karya tulis, dan yang relevan dengan kebutuhan client
sejenisnya, 3. Menggunakan TI yang tepat untuk
• Penguasaan teknologi informasi, mendapatkan, mengorganisasikan dan
• Pergeseran nilai dan etos kerja yang menyebarkan informasi
disebabkan perubahan pola pikir 4. Mengembangkan layanan informasi secara
• Menyadarkan pustakawan akan pentingnya berkesinambungan
peranan dan fungsi di era informasi untuk 5. Menyediakan instruksi perpustakaan yang
mewujudkan tercapainya masyarakat excellent dan bermanfaat bagi pemakai
informasi, 6. Mengembangkan layanan perpustakaan
• Peralihan pengelolaan perpustakaan yang berkesinambungan.
konvensional ke perpustakaan elektronik. Lebih lanjut, Salmubi merinci kompetensi
Dari uraian di atas dapat dikatakan pustakawan berbasis TI meliputi aspek-aspek
bahwa pengembangan sumber daya manusia sebagai berikut:
perpustakaan sangat perlu dilakukan dengan 1. Memiliki komitmen untuk pelayanan excellent
melakukan pola pembinaan SDM yang 2. Mencari dan menghadapi tantangan dan
berkelanjutan mengenai pengetahuan dan peluang baru
keterampilan di bidang perpustakaan dan 3. Mampu melihat perpustakaan dan
teknologi informasi. layanannya secara komprehensif
Sesungguhnya dunia perpustakaan sangat 4. Mampu membangun kemitraan dan
erat dengan bidang lain seperti informasi dan kerjasama
komputer, sehingga seringkali kita mendengar 5. Memiliki keterampilan berkomunikasi secara
kedua istilah itu digabung menjadi perpustakaan efektif
dan informasi. Untuk itu, maka para pustakawan 6. Memiliki kemampuan leadership
sudah saatnya untuk mengetahui bidang-bidang 7. Memiliki kemampuan merencanakan
lain tersebut selain bidang perpustakaan. Dengan program yang mengacu skala prioritas
melakukan hal itu diharapkan profesionalisme 8. Mampu membangun professional networking
pustakawan menjadi lebih meningkat. 9. Berpikir positif dan fleksibel terhadap segala
perubahan yang terus berlangsung.
Kompetensi Pustakawan T.H.E. Journal (dalam Salmubi, 2006:
Tujuan profesi kepustakawanan untuk 8) menyatakan bahwa pustakawan harus
menjadikan masyarakat informasi akan menjadi mempunyai sekurang-kurangnya 20 jenis skill
tercapai jika pustakawan yang merupakan teknologi informasi yaitu:
pelaku (actor) utama profesi tersebut harus (1) Word processing skills; (2) Spreadsheet skills;
betul-betul mempunyai kompetensi di bidangnya. (3) Database skills; (4) Electronic presentation
Kompetensi tersebut merupakan standarisasi skills; (5) Web navigation skills; (6) Websites
design skills; (7) E-mail management skills;
atau tolak ukur untuk mengetahui kemampuan (8) Digital camera skills; (9) Computer network
seseorang menggunakan pengetahuan dan knowledge applicable to your local system;
keterampilan yang telah diperolehnya. Dengan (10) File management & windows explorer
adanya kompetensi tersebut diharapkan skills; (11) Downloading software from the web
kehadiran pustakawan yang berkualitas akan (knowledge including e-book); (12) Installing
menjadi kenyataan. computer software onto a computer system; (13)

65
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
WebCT or blackboard teaching skills; (14) Video Dari uraian tersebut di atas, peneliti sejalan
conference skills; (15) Computer-related storage dengan pendapat Sulistyo-Basuki, bahwa untuk
devices (disk, Cds, USB drives, zip disks, DVDs); meningkatkan mutu pustakawan hendaknya
(16) Scanner knowledge; (17). Knowledge of
keterampilan dan keahlian yang diperoleh dari
personal digital assistant (PDAs); (18) Deep web
knowledge; (19) Education copyright knowledge; diklat, kursus, dan sejenisnya sudah seharusnya
dan (20) Computer security knowledge. mulai ditiadakan. Terkait dengan hal itu, maka
pustakawan murni (berijazah S1 dan S2) UII
Sementara itu menurut Sulistyo-
yang saat ini baru ada 6 orang, perlu ditambah
Basuki dalam tulisannya yang dimuat
untuk mencapai ideal sesuai dengan SNP yaitu
dalam http://sulistyobasuki.wordpress.
ditambah menjadi 13 orang. Sementara untuk
com/2013/10/27akreditasi-perpustakaan-
tenaga teknisi Perpustakaan, UII saat ini dirasa
perguruan-tinggi/ Versi Perpusnas masih
sudah cukup sesuai dengan SNP, akan tetapi
menerima pustakawan versi latihan yang
untuk 4 atau 5 tahun mendatang + 15 orang
berjumlah 50 jam latihan, padahal standar
akan memasuki masa pensiun, sehingga sudah
perpustakaan PT yang dirancang oleh Perpusnas
saatnya UII mulai sekarang dipandang perlu
justru tidak lagi menerima pustakawan versi
untuk melakukan antisipasi dengan jalan mulai
pelatihan. SNI7330:2009 menyebutkan kepala
mengangkat tenaga calon pustakawan baru.
perpustakaan PT berpendidikan minimal
Apabila hal ini tidak segera diantisipasi, maka
magister Ilmu Perpustakaan atau sarjana
4 tahun mendatang akan mengalami krisis
ditambah dengan pendidikan kesarjanaan IP. Di
pustakawan, karena pegawai baru yang diterima
Universitas Indonesia, pendidikan semacam ini
di perpustakaan harus bekerja minimal selama
disebut jalur program ganda.
2 tahun di perpustakaan untuk dapat diangkat
Keberadaan program pelatihan untuk sebagai pustakawan. Hal ini sebagaimana
menghasilkan pustakawan (fungsional) diatur dalam Peraturan Kepala Perpustakaan
dengan jam terbatas sudah banyak dikritik, Nasional RI Nomor 2 tahun 2008 Bab IV
namun Perpusnas tetap tak bergeming, halaman 71 dan Peraturan Universitas Nomor
masih melanjutkan program itu padahal saat 15/PU/REK/2010 Pasal 4 yang menyebutkan
ini di Indonesia terdapat berbagai program bahwa pengangkatan pertama dalam jabatan
pendidikan formal pustakawan dari Diploma 2 pustakawan disyaratkan salah satunya adalah
sampai dengan Magister (Sulistyo-Basuki 2013). bertugas pada unit perpustakaan, dokumentasi,
Versi BAN menyebutkan secara jelas jumlah dan informasi sekurang-kurangnya selama 2
pustakawan yang berpendidikan S2 atau S3 (dua) tahun berturut-turut.
disertai rumus :
Ad 2.1. Pustakawan dan kualifikasinya Kesimpulan
Catatan: nilai dihitung dengan rumus berikut : Dari pembahasan tersebut, maka dapat
A = (4 X1 + 3 X2 + 2 X3)/4 disimpulkan bahwa:
X1 = jumlah pustakawan yang berpendidikan S2 1. Tingkat Pendidikan Tenaga Perpustakaan
atau S3. UII : S3 (1 orang = 2.33%); S2 (3 orang =
X2 = jumlah pustakawan yang berpendidikan D4 6.98%); S1 (3 orang = 6.98%); D3 (11 orang
atau S1. = 25.58%); D2 (3 orang = 6.98%); SLTA
X3 = jumlah pustakawan yang berpendidikan D1, (20 orang = 46.51%); dan SLTP (2 orang =
D2, atau D3. 4.65%).
Maka versi Perpusnas sebaiknya menghilangkan 2. Status Jabatan Tenaga Perpustakaan UII,
pustakawan versi latihan yang bervariasi menunjukkan:
jumlahnya, mulai dari 2 minggu sampai dengan a. Sebagai Pustakawan: 6 orang (13.95%)
628 jam atau kurang lebih empat bulan. Versi
pelatihan ini mulai dikemukakan sekitar tahun b. Sebagai Tenaga Teknis Perpustakaan
1980 an, sudah waktunya diubah karena saat ini merangkap Pustakawan: 11 orang
di Indonesia terdapat S 2 lembaga pendidikan (25.58%) (berijazah D3/D2)
diploma 2, 25 lembaga pendidikan diploma 3, 15
program sarjana dan 5 program pascasarjana
(Sulistyo-Basuki, 2013).

66
Tingkat Standarisasi Tenaga Perpustakaan ...(Sungadi)
c. Sebagai Tenaga Teknis Perpustakaan Daftar Pustaka
merangkap Pustakawan : 14 orang Bates, M. 1998. The newly minted MLS: what
(32.58%) (berijazah SLTA) do we need to know today? Searcher 6(5),
d. Sebagai Tenaga Administrasi 30-33. Retrieved from CINAHL Plus with Full
Perpustakaan : 12 orang (27.91%) Text database.
Breeding, M. 2009. Social Networking Strategies
e. Tenaga Teknis Perpustakaan dapat for Professionals. Computers in Libraries,
merangkap status sebagai pustakawan, 29(9), 29-31. Retrieved from Library,
hal ini telah diatur dalam UU No. 43 Information Science & Technology Abstracts
tahun 2007 Pasal 29 ayat (3). database.
3. Perbandingan pustakawan dengan Farkas, Meredith. 1999. Librarian 2.0. Journal
tenaga teknis perpustakaan dan tenaga Information Science Vol. 22 No. 2
administrasi menunjukkan angka 1:4:2. Hal http://www.slideshare.net/librarianmer/librarian-
ini dapat diinterpretasikan bahwa tenaga 20-presentation. librarysuccess.org. diakses
perpustakaan UII masih didominasi tenaga 6 Mei 2014.
teknis dan tenaga administrasi. Apabila Indonesia. 2007. Undang-undang Nomor 43
mengacu kepada Standar yang ada, maka tahun 2007 tentang Perpustakaan
seharusnya UII memerlukan minimal 12 Mathews, J. and Pardue, H. 2009. The Presence
pustakawan, dan hal ini menunjukkan bahwa of IT Skill Sets in Librarian Position
tingkat idealnya baru mencapai 50% saja. Announcements. Coll Res Libr 70 No3 May
4. Rasio Jumlah Pustakawan UII dengan 2009. The Princeton Review.
Jumlah Pemustaka di Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI, 2011. SNP 010:2011
UII menunjukkan angka 1:548, hal ini Standar Nasional Perpustakaan Perguruan
menunjukkan bahwa tingkat rasio pustakawan Tinggi. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI.
UII telah mencapai angka 228% dari SNP Riduwan. 2003. Skala pengukuran variabel-
010: 2011. Akan tetapi apabila dihitung rasio variabel penelitian. Bandung: Alfabeta
perbandingan antara pustakawan UII secara Salmubi. 2006. Kompetensi Pustakawan
murni dapat ditemukan angka sebesar Berbasis Teknologi Informasi. Makalah pada
1:2.833. Hal ini masih sangat jauh dari Pelatihan Manajemen Perpustakaan Digital
standar yang dibutuhkan, yaitu terletak pada di Makasar. Jakarta: Perpustakaan Nasional
angka 44% saja. Perpustakaan UII dengan RI.
jumlah pemustaka sebesar 17.000, idealnya SNI 7330: 2009 Standar Nasional Indonesia
mempunyai pustakawan murni sebanyak 13 Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta:
orang. Badan Standar Nasional.
Suhartika, I Putu. 2009. Peengembangan SDM
Saran
Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam
Dari uraian tersebut, maka dapat diberikan http://suhartika.blogspot.com/2009/03/
saran sebagai berikut: pengembangan-sdm-perpustakaan-
1. UII sudah saatnya menambah jumlah tenaga perguruan.html. diakses 6 Mei 2014.
perpustakaan sehingga berstatus sebagai Sulistyo-Basuki. 2013. Standarisasi dan
pejabat fungsional pustakawan sebesar akreditasi bagi perpustakaan perguruan
minimal 7 orang, sehingga jumlahnya menjadi tinggi dalam konteks Indonesia. Seminar
menjadi 13 orang pustakawan. Hal ini dapat Nasional dan Workshop Standar Nasional
dilakukan dengan cara menyekolahkan dan Akreditasi Perpustakaan Perguruan
pustakawan yang berpendidikan D3 ke S1 Tinggi di Perpustakaan Universitas Sanata
Ilmu Perpustakaan, atau dengan mengangkat Dharma Yogyakarta tanggal 14 Maret 2013.
pegawai baru yang berpendidikan S1 Ilmu ------------. 2013. Akreditasi Perpustakaan
Perpustakaan dan Informasi, atau dengan Perguruan Tinggi dalam http://sulistyobasuki.
cara kedua-duanya. wordpress.com/2013/10/27akreditasi-
perpustakaan-perguruan-tinggi/

67
Vol. 6 No. 1 Tahun 2015 : 53-68 ISSN 1979 - 9527
United States Department of Labour. http://
www.bls.gov/oco/ocos068.htm#training
diakses 7 Mei 2014.
Universitas Islam Indonesia. 2010. Peraturan UII
Nomor 15/PU/REK/IX/2010 tentang Jabatan
Fungsional, Pangkat dan Angka Kredit
Pustakawan Universitas Isalam Indonesia.
Yogyakarta: UII.

68

Anda mungkin juga menyukai