Anda di halaman 1dari 10

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Perpustakaan

Menggunakan Analisis Beban Kerja: Studi Kasus Pada Perpustakaan Umum Di


Empat Kabupaten Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta1

F. Rahayuningsih, S.Sos., MA2, Lis Setyowati, S.Sos., MA3

Abstrak

Upaya perbaikan yang berkelanjutan dan pencapaian kepuasan pemustaka sangatlah bergantung kepada perencanaan
sumber daya yang ada, dalam hal ini mencakup perkiraan kebutuhan tenaga perpustakaan dimasa mendatang dengan
berbagai kategori pekerjaan, mempredikasi suplai tenaga perpustakaan saat ini dan pada masa mendatang, serta
membandingkan permintaan tenaga perpustakaan dengan ketersediaan tenaga perpustakaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan tenaga perpustakaan di empat Perpustakaan Umum Kabupaten di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan mixed method dengan kombinasi desain concurrent embedded strategy.
Penelitian ini dilakukan pada 4 lokasi Perpustakaan Umum Kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian
ini yaitu Kabupaten Kulonprogo memiliki jumlah ketersediaan tenaga perpustakaan yang terbesar dengan total 40 orang.
Kabupaten Sleman memiliki jumlah ketersediaan tenaga perpustakaan dengan total 32 orang. Kabupaten Gunung Kidul
memiliki jumlah ketersediaan tenaga perpustakaan dengan total 31 orang. Jumlah yang paling sedikit pada perpustakaan
di Kabupaten Bantul dengan jumlah total 28. Perpustakaan Umum Kabupaten Kulonprogo, Sleman, dan Bantul secara
keseluruhan memiliki kekurangan tenaga perpustakaan. Sedangkan Perpustakaan Umum Kabupaten Gunung Kidul secara
keseluruhan memiliki kelebihan tenaga perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian antara jumlah
tenaga dan beban kerja tenaga perpustakaan di empat kabupaten tersebut.

Kata Kunci: perpustakaan; kebutuhan tenaga; analisis beban kerja.

Abstract
Continuous improvement efforts and the achievement of library users are very dependent on the planning of
existingresources, including estimating the needs of library staff in the future with various categories of work, predicting
current and future library staff supply, and comparing the demand for library staff with the availability of library staff.
This study aims to determine the needs of library staff in four District Public Libraries in the Special Region of
Yogyakarta. This study uses a mixed method with a combination of concurrent embedded strategy design. This research
was conducted at 4 District Public Library located in Yogyakarta Special Region. The results of this study that Kulonprogo
Regency has the largest number of library staff with a total of 40 people. Sleman Regency has a total library staff with a
total of 32 people. Gunung Kidul Regency has library staff with a total of 31 people. The smallest number is in libraries
in Bantul Regency with a total number of 28. The Public Libraries in Kulonprogo, Sleman and Bantul Regencies as a
whole have a shortage of library staff. While the Gunung Kidul Regency Public Library as a whole has an excess of
library staff. This shows that there is a mismatch between the number of staff and the workload of library staff in the four
districts.

Keywords: library; labor requirements; workload analysis.

1
Pemenang Kajian Bidang Kepustakawanan Berbasis Kompetisi Tahun 2017
2
Pustakawan Universitas Sanata Darma Yogyakarta
3
Pustakawan Universitas Diponegoro

36 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
Pendahuluan Kabupaten/Kota. Salah satu kendala yang
Kehadiran perpustakaan diperlukan sering dialami adalah tidak tersedianya dan
salah satunya untuk memenuhi amanat tidak mencukupinya tenaga perpustakaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor dalam memberikan layanan. Bahkan, tak
43 tahun 2007 tentang Perpustakaan, bahwa jarang tenaga perpustakaan harus melakukan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa rangkap pekerjaan diluar beban kerja yang
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang menjadi tanggung jawabnya. Dibutuhkan
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, jumlah tenaga perpustakaan yang besar untuk
perpustakaan difungsikan sebagai wahana melayani pemustaka di semua wilayah
belajar sepanjang hayat, mengembangkan kabupaten, juga sangat dibutuhkan tenaga
potensi masyarakat agar menjadi manusia yang perpustakaan yang memiliki kompetensi
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang lebih tidak hanya berkenaan dengan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, pengelolaan perpustakaan, namun bagaimana
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga tenaga perpustakaan memiliki kompetensi
negara yang demokratis serta untuk berinovasi lebih baik dan menjangkau
bertanggungjawab dalam mendukung seluruh pemustaka yang ada.
penyelenggaraan pendidikan nasional. Dalam
rangka mendukung fungsi perpustakaan Dari sekian banyak jenis perpustakaan
tersebut, pemerintah Indonesia dalam hal ini umum yang ada di Indonesia, adalah
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia perpustakaan umum kabupaten yang ada di
(Perpusnas RI) telah mengupayakan berbagai Daerah Istimewa Yogyakarta yakni
macam hal. Perpustakaan Kab. Sleman dengan waktu
layanan dari hari Senin s.d. hari Minggu, Kab.
Upaya untuk melakukan perbaikan Gunung Kiduldengan pelayanan hari Senin-
berkelanjutan dan pencapaian kepuasan Sabtu, dan Perpustakaan Kab. Kota, Kab.
pemustaka sangat bergantung kepada Kulon Progo dan Kab.Bantul pelayanan dari
perencanaan sumber daya yang ada, dalam Senin-Minggu. Jam buka perpustakaan
hal ini mencakup perkiraan kebutuhan tenaga bervariasi, jam buka terpagi adalah pukul
perpustakaan pada masa mendatang dengan 07.00 WIB, yaitu Perpustakaan Kab. Kulon
berbagai kategori pekerjaan, mempredikasi Progo, dan jam tutup termalam adalah
suplai tenaga perpustakaan saat ini dan di masa Perpustakaan Kab. Kota yaitu pukul 20.00
mendatang, serta membandingkan permintaan WIB untuk area dalam, dan masih membuka
tenaga perpustakaan dengan ketersediaan perpustakaan sampai pukul 24.00 WIB untuk
tenaga perpustakaan. Analisis kebutuhan area luar.
pegawai merupakan bagian penting dalam
penetapan formasi pegawai dalam satu Dengan variasi jam buka tersebut,
instansi, sehingga pemerintah menetapkan perpustakaan harus melayani 3.691.196
peraturan Keputusan Menteri Pendayagunaan penduduk yang tersebar di 78 kecamatan,
Aparatur Negara No. 75 Tahun 2004 tentang tenaga perpustakaan yang tersedia adalah 125
Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai orang yang tersebar di setiap kabupaten.
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Tenaga perpustakaan di Kabupaten Kota
Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. adalah 32 orang, Gunung Kidul 12 orang,
Kulon Progo 27 orang, Bantul 29 orang dan
Penghitungan kebutuhan tenaga Sleman 25 orang. Padahal, idealnya setiap
perpustakaan berdasarkan beban kerja ini tenaga perpustakaan (staf) sekurang-
diharapkan dapat menjawab permasalahan kurangnya melayani 5.000 penduduk di
yang dihadapi oleh berbagai perpustakaan, wilayah kewenangan.
tidak terkecuali perpustakaan umum

37 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
Dari gambaran di atas, jika kurangnya 1(satu) orang per 5.000 penduduk
dibandingkan antara permintaan tenaga di wilayah kewenangan (SNP, 2011).
perpustakaan dengan ketersediaan tenaga
kerja, maka perlu didesain sebuah penelitian Manajemen Sumber Daya Manusia
dengan harapannya dapat mengetahui Perpustakaan
kebutuhan tenaga perpustakaan untuk Manajemen sumber daya manusia
memberikan pelayanan terhadap penduduk di merupakan upaya untuk mengoptimalkan
78 kecamatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, segenap potensi yang dimiliki oleh setiap
serta ribuan sekolah yang harus dibina dan individu yang ada dalam suatu lingkup
dilayani demi kepuasan pemustaka dan organiasi demi pencapaian tujuan organisasi
peningkatan berkelanjutan. tersebut. Tujuan dari manajemen sumber daya
manusia adalah mendukung organisasi dalam
Sumber Daya Manusia mencapai tujuannya dengan mengembangkan
Sumarsono (2003), berpendapat bahwa dan menerapkan strategi sumber daya manusia
Sumber Daya Manusia memiliki 2 pengertian. yang terintegrasi dengan strategis bisnis;
Pengertian pertama adalah "usaha kerja atau memberikan sumbangan dalam
jasa yang dapat diberikan dalam proses pengembangan budaya kinerja tinggi;
produksi, sehingga mencerminkan kualitas memastikan bahwa organisasi memiliki orang-
usaha yang diberikan oleh seseorang dalam orang yang memiliki bakat, keterampilan dan
waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan memiliki kesadaran untuk aktif, yang
jasa". Pengertian yang kedua adalah "manusia dibutuhkan organisasi; menciptakan hubungan
yang mampu bekerja untuk memberikan jasa karyawan yang positif antara manajemen dan
atau usaha kerja, dalam melakukan kegiatan karyawan dan menciptakan iklim saling
yang mempunyai kegiatan ekonomis yang percaya; serta mendorong penerapan
menghasilkan barang atau jasa untuk pendekatan yang etis dalam manajemen
memenuhi kebutuhan". Nawawi (2005) karyawan (Armstrong, 2014).
berpendapat bahwa sumber daya manusia
adalah "potensi yang merupakan aset dan Ketika perpustakaan dihadapkan
berfungsi sebagai modal (non material/non dengan tantangan yang semakin berkembang,
finansial) di dalam organisasi bisnis yang maka peran sumber daya manusia
dapat diwujudkan menjadi potensi nyata secara perpustakaan menjadi semakin semakin
fisik dan non fisik dalam mewujudkan penting. Kuantitas dan kualitas sumber daya
eksistensi organisasi. manusia turut menjadi kunci kesuksesan
keberhasilan perpustakaan. Dengan demikian,
Sumber Daya Manusia Perpustakaan manajemen sumber daya manusia juga harus
Dalam UU No 43 Tahun 2007 dan SNP mendapatkan perhatian (Pankl, Theiss-White
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan dan Bushing, 2010).
pustakawan adalah "seseorang yang memiliki
kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan Perencanaan Sumber Daya Manusia
dan/atau pelatihan kepustakawanan serta Perencanaan kebutuhan pegawai sendiri
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merupakan "systematic process of matching
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan the internal and external supply of people with
perpustakaan". Sedangkan tenaga teknis job openings anticipated in the organization
adalah "tenaga nonpustakawan yang secara over a specified period. The data provided set
teknis mendukung pelaksanaan fungsi the stage for recruitment or other HR actions"
perpustakaan" (SNP, 2011). Standar Nasional (Mondy dan Mortocchio, 2016). Husein Umar
Perpustakaan menetapkan bahwa jumlah (1999:42) menyatakan bahwa perencanaan
seluruh tenaga perpustakaan (staf) sekurang- sumber daya manusia merupakan "cara untuk

38 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
mencoba menetapkan keperluan tenaga kerja diperlukan untuk mencapai tujuan
pada suatu periode tertentu, baik secara organisasional”.
kualitas maupun kuantitas dengan cara-cara
tertentu. Perencanaan ini dimaksudkan agar Mentri Perdayagunaan Aparatur
organisasi terhindar dari kelangkaan sumber Negara telah membuat pedoman analisis
daya manusia pada saat dibutuhkan maupun jabatan dan analisis beban kerja melalui surat
kelebihan sumber daya manusia pada saat keputusan KEP/61/M.PAN/6/2004 dan
kurang dibutuhkan". KEP/75/M.PAN/7/2004, bahwa untuk
melaksanakan analisis beban kerja ada empat
Analisis kebutuhan Pegawai Perpustakaan langkah yang dilakukan yaitu menyusun
Keputusan Menteri Pendayagunaan daftar jabatan-jabatan, menyusun daftar
Aparatur Negara No 75 Tahun 2004 karyawan jabatan, membuat perkiraan
menyatakan bahwa "analisis kebutuhan karyawan, dan menghitung kebutuhan
pegawai adalah proses yang dilakukan secara karyawan dengan melakukan kegiatan;
logik, teratur dan berkesinambungan untuk menyusun daftar jabatan; menyusun daftar
mengetahui jumlah dan kualitas pegawai yang karyawan menurut jabatan; membuat
diperlukan. Analisis kebutuhan pegawai perkiraan persedian karyawan; dan
dilakukan agar pegawai memiliki pekerjaan melakukan perhitungan kebutuhan karyawan.
yang jelas sehingga pegawai secara nyata
terlihat sumbangan tenaganya terhadap Metodologi Penelitian
pencapaian misi organisasi atau program yang Penelitian ini menggunakan metode
telah ditetapkan". gabungan (mixed methods). Metode gabungan
(mixed methods) menurut Creswell (2012)
Faktor-faktor yang dipertimbangkan adalah pendekatan penelitian yang
dalam penghitungan kebutuhan pegawai mengkombinasikan atau mengasosiasikan
adalah: a) beban kerja; b) standar kemampuan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif.
rata-rata; c) waktu kerja; dan d) faktor-faktor Strategi penelitian metode gabungan pada
lain yang berkaitan dengan profil daerah, penelitian ini menggunakan metode kombinasi
seperti: jumlah penduduk, kondisi geografis, desain concurrent embedded Strategy
potensi perkembangan daerah dan kemampuan (campuran tidak berimbang). Model
keuangan. penggabungan yang diambil peneliti adalah
kualitatif dan kuantitatif, artinya bahwa
Analisis Beban Kerja Tenaga Perpustakaan metode kuantitatif menjadi metode primer
Salah satu metode dalam yang bobotnya lebih tinggi dari pada metode
memperkirakan kebutuhan tenaga kualitatif sebagai metode sekunder/pelengkap.
perpustakaan adalah dengan analisis beban
kerja. Simamora, Henry (2004) Populasi dalam penelitian ini adalah
menyampaikan bahwa “metode analisis beban Perpustakaan Umum Kabupaten di wilayah
kerja (work content) berdasarkan analisis DIY, yakni 4 Perpustakaan Umum Kabupaten.
perkerjaan terhadap kerja yang perlu Populasi ini seluruhnya dilibatkan dalam
diselesaikan merupakan metode yang paling penelitian demi menjamin keakuratan data.
akurat untuk prakiraan jangka pendek. Teknik Data primer diperoleh melalui pengamatan
analisis beban kerja (workload analysis) langsung, wawancara, dan penyebaran
memerlukan rasio atau pedoman penyusunan formulir kepada responden. Dalam penelitian
staf standar dalam upaya mengidentifikasi ini, data kuantitatif diperoleh dari penyebaran
kebutuhan sumber daya manusia. Analisis kuesioner beban kerja dan petunjuk
beban kerja mengidentifikasi banyaknya pengisiannya ke responden di 4 lokasi
karyawan maupun tipe karyawan yang perpustakaan, yaitu Kabupaten Sleman,

39 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
Kabupaten Bantul, Kabuaten Kulon Progo dan Ketersediaan Tenaga Tenaga Perpustakaan
Kabupaten Guning Kidul. Data kualitatif Ketersediaan tenaga kerja perpustakaan
diperoleh dari observasi dan wawancara di empat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
mendalam terhadap informan yang terpilih, Kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa
baik dari unsur pemustaka, tenaga Yogyakarta dideskripsikan pada tabel berikut.
perpustakaan maupun pimpinan institusi di 4
lokasi perpustakaan. Penelitian direncanakan
dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan 1
September-30 November 2017.

Tabel 4.1 Ketersediaan tenaga kerja perpustakaan


Jumlah SDM Perpustakaan
Jumlah
No Lokasi Perpustakaan Pejabat Struktural di Tenaga
Total
Dinas Perpustakaan Perpustakaan
1 Kabupaten Bantul 13 15 28
2 Kabupaten Gunung Kidul 8 23 31
3 Kabupaten Sleman 8 25 32
4 Kabupaten Kulon Progo 5 35 40
Jumlah Total 34 98 131

menunjukkan bahwa beban kerja paling


Kabupaten Kulonprogo memiliki tinggi yaitu pada penyelenggaraan
jumlah ketersediaan tenaga perpustakaan yang Perpustakaan Keliling. Jumlah pegawai
terbesar yaitu dengan total 40 orang, tetapi yang dibutuhkan secara keseluruhan
memiliki jumlah Pejabat Struktural di Dinas untuk bagian pembinaan dan pelayanan
Perpustakaan yang paling sedikit. Jumlah yang perpustakaan yaitu 9 orang.
paling sedikit yaitu ketersediaan tenaga
perpustakaan di Kabupaten Bantul dengan Analisis Beban Kerja Seksi
jumlah total 28 orang. Namun, jumlah Pejabat Pengadaan Pengolahan dan Pelestarian
Struktural di Dinas Perpustakaan untuk Bahan Pustaka menunjukkan bahwa
Kabupaten Bantul menempati poisi terbanyak beban kerja paling tinggi yaitu pada
yaitu 13 orang. evaluasi kegiatan. Jumlah pegawai yang
dibutuhkan secara keseluruhan untuk
Beban Kerja Tenaga Perpustakaan bagian Pengadaan Pengolahan dan
Analisis beban kerja dilakukan untuk Pelestarian Bahan Pustaka yaitu 7 orang.
memetakan kebutuhan sumber daya manusia
yang ada. Analisis Beban Kerja sendiri Hasil wawancara dengan
dilakukan dengan memperhitungkan tugas- pemustaka di Perpusda Kulonprogo
tugas yang dilaksanakan pada setiap seksi dari menjelaskan bahwa pelayanan
masing-masing perpustakaan umum, tanpa perpustakaan belum menjangkau seluruh
menganalisis Kepala Dinas perpustakaan daerah di Kabupaten, tetapi Perpusda
dengan asumsi bahwa kebutuhan untuk posisi Kulonprogo mempunyai program
seperti ini sudah jelas. Perpustakaan Keliling ke beberapa
daerah. Proses pelayanan tergantung
1. Analisis beban kerja di Perpustakaan kepentingan, untuk membuat kartu
Umum Kabupaten Kulonprogo anggota prosesnya sedikit lebih lama
Analisis Beban Kerja Seksi dibanding meminjam koleksi.
Pembinaan dan Pelayanan Perpustakaan Kelambatan terjadi karena keterbatasan

40 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
sarana dan prasarana. Tenaga menunjukkan bahwa beban kerja yang
perpustakaan kurang mencukupi untuk paling tinggi yaitu pada melaksanakan
memberikan pelayanan perpustakaan, layanan penelusuran jasa informasi
misalnya penjaga keamanan. perpustakaan, melaksanakan
pengelolaan otomasi dan teknologi
Hasil Wawancara dengan Tenaga informasi, dan melaksanakan layanan
Perpustakaan di Kulonprogo perpustakaan. Pegawai yang dibutuhkan
menjelaskan bahwa tenaga perpustakaan dalam melaksanakan tugas seksi layanan
tidak mencukupi untuk memberikan dan informasi perpustakaan yaitu 3
pelayanan perpustakaan. Di Perpusda orang.
Kulonprogo ada 10 tenaga perpustakaan
dan jam kerja dari pukul 7.30 sd 16.00 Analisis Beban Kerja Seksi
WIB. Petugas yang ada di konter layanan Pembinaan dan Pengembangan
6 orang, yang keliling ada 7 armada menunjukkan bahwa beban kerja yang
mobil kelililing, tiap mobil ada 1 petugas paling tinggi yaitu melaksanakan
untuk layanan kurang. Akibatnya, pembinaan dan pengembangan
beberapa pemintaan layanan perpustakaan umum, perpustakaan
perpustakaan ditunda. Hasil Wawancara sekolah, perpustakaan desa,
dengan Pimpinan Perpustakaan perpustakaan tempat ibadah,
Mengenai Kebutuhan Tenaga perpustakaan komunitas dan
Perpustakaan Kulonprogo menjelaskan perpustakaan khusus, serta
bahwa dalam perencanaan kebutuhan melaksanakan peningkatan budaya
tenaga perpustakaan, mengacu pada visi, kegemaran membaca. Secara
misi, dan tujuan dinas. Setelah penetapan keseluruhan jumlah pegawai yang
arah strategi dan roadmap layanan di dibutuhkan yaitu 2 orang.
perpustakaan daerah dan layanan
perpustakaan keliling, kemudian Hasil Wawancara Pemustaka di
menyusun kebutuhan tenaganya per Gunung Kidul menjelaskan bahwa
bulan beserta jadwalnya, sehingga dapat pelayanan perpustakaan menjangkau
memetakan tingkat kebutuhan minimal seluruh daerah kabupaten. Pelayanan
tenaga untuk pelayanan. Berdasarkan petugas dilakukan dengan cepat.
permintaan pelayanan dari pemustaka, Khususnya pelayanan pendaftaran
layanan keliling belum mampu anggota perpustakaan. Pelayanan
menjangkau seluruh SD/MI dan TK yang petugas pada umumnya dilakukan
mengajukan permohonan layanan. dengan tepat. Dibuktikan dengan belum
ditemukannya kesalahan dalam
2. Analisis beban kerja di Perpustakaan memberikan pelayanan. Tenaga
Umum Kabupaten Gunung Kidul perpustakaan mencukupi untuk
Analisis Beban Kerja Seksi memberikan pelayanan perpustakaan,
Pengadaan, Pengolahan dan Pelestarian semua pelayanan yang ada di
Bahan menunjukkan bahwa beban kerja perpustakaan selalu ada petugasnya yang
Seksi Pengadaan, Pengolahan dan siap membantu dan memberikan
Pelestarian Bahan yaitu tugas layanan. Hasil Wawancara Tenaga
menyususn dan melaporkan kegiatan. Perpustakaan di Gunung Kidul
Pengawai yang dibutuhkan secara menjelaskan bahwa tenaga perpustakaan
keseluruhan yaitu 4 orang. mencukupi untuk memberikan
Analisis Beban Kerja Seksi pelayanan perpustakaan, karena tenaga
Layanan dan Informasi Perpustakaan perpustakaan dalam memberikan

41 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
pelayanan perpustakakan sudah dibantu masyarakat mengenai Perpusda masih
oleh Tenaga Harian Lepas berjumlah 10 kurang tetapi terbantu dengan adanya
orang. Perpustakaan Keliling. Pelayanan
perpustakaan belum menjangkau seluruh
3. Analisis beban kerja di Perpustakaan usia yang ada, karena fasilitas tempat
Umum Kabupaten Sleman belajar/membaca khusus anak belum
Berdasarkan Analisis Beban Kerja ada. Pelayanan petugas pada umumnya
Seksi Pengelolaan Koleksi Perpustakaan belum tepat, kesalahan yang dilakukan
menunjukkan bahwa beban kerja seperti ada buku yang belum ditata
tertinggi Kapala Seksi Pengelolaan sesuai dengan tempatnya. Hasil
Koleksi Perpustakaan terdapat pada Wawancara Tenaga Perpustakaan
tugas Menyusun Data dan Melaksanakan Sleman menjelaskan bahwa tenaga
Kegitan Penyediaan dan Pengolahan perpustakaan belum mencukupi untuk
Bahan Pustaka Perpustakaan Umum memberikan pelayanan perpustakaan,
Daerah dan Menyusun Data dan masih adanya double job pada setiap
Melaksanakan Kegiatan Pengelolaan bagian pekerjaan sehingga hasilnya
Perpustakaan. Jumlah pegawai yang kurang maksimal.
dibutuhkan yaitu 5 orang.
Hasil Wawancara Pimpinan
Berdasarkan Analisis Beban Kerja Perpustakaan mengenai kebutuhan
Seksi Pelayanan Perpustakaan tenaga perpustakaan di Perpustakaan
menunjukkan bahwa beban kerja yang Sleman menjelaskan bahwa proses
paling tinggi yaitu pada tugas Menyusun perencanaan kebutuhan tenaga
dan Melaksanakan Kegiatan Penanaman perpustakaan, diusulkan sejak
Nilai-Nilai Budaya. Pegawai yang perencanaan melalui pengajuan usulan
dibutuhkan untuk menjalankan tugas tenaga perpustakaan sesuai ABK ke
secara keseluruhan yaitu 7 orang. BKPK (Badan Kepegawaian dan
Menyusun Program dan Rencana Kerja Pelatihan). Berdasarkan permintaan
Seksi Layanan dan Informasi dan pelayanan dari pemustaka, tenaga
Menyusun laporan kegiatan menjadi perpustakaan belum mencukupi untuk
tugas yang memiliki beban kerja yang memberikan pelayanan. Upaya lain yang
paling sedikit. juga dilakukan adalah mengoptimalkan
tenaga (SDM) yang ada dengan tenaga
Analisis Beban Kerja Seksi PHL perpustakaan.
Pembinaan Perpustakaan menunjukkan
bahwa beban kerja yang tertinggi yaitu 4. Analisis beban kerja di Perpustakaan
pada tugas Menyusun Data dan Umum Kabupaten Bantul
Melaksanakan Kegiatan Supervisi, Analisis Beban Kerja Seksi
Pembinaan dan Stimulasi pada Penyediaan, Pengolahan dan
Perpustakaan Umum, Perpustakaan Dokumentasi Bahan Pustaka
Khusus, Perpustakaan Sekolah dan menunjukkan bahwa beban kerja yang
Perpustakaan Masyarakat. Pegawai yang tertinggi yaitu pada pelaksanaan
dibutuhkan yaitu 12 orang. monitoring, evaluasi dan pelaporan
bidang akuisis dan pengolahan, serta
Hasil Wawancara Pemustaka pada pelaksanaan monitoring, evaluasi,
Sleman menjelaskan bahwa pelayanan dan pelaporan tugas dan fungsi seksi.
perpustakaan tidak menjangkau seluruh Pegawai yang dibutuhkan untuk
daerah di Kabupaten, pengetahuan melaksanakan tugas seksi penyediaan,

42 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
pengolahan, dan dokumentasi bahan Bantul menjelaskan bahwa tenaga
pustaka yaitu sebanyak 4 orang. perpustakaan mencukupi untuk
memberikan pelayanan perpustakaan
Analisis Beban Kerja Seksi karena tenaganya cukup banyak dan
Pelayanan Perpustakaan menunjukkan profesional. Tenaga perpustakaan
bahwa untuk melaksanakan seluruh memiliki kemampuan untuk melayani
tugas sebagai seksi pelayanan beragam usia. berdasarkan hasil
perpustakaan dibutuhkan pegawai yaitu Wawancara Pimpinan Perpusda Bantul
sebanyak 16 orang. tenaga perpustakaan masih sangat
kurang mencukupi untuk memberikan
Hasil Wawancara Pemustaka pelayanan. Idealnya 5.000 per
Bantul menjelaskan bahwa pelayanan pemustaka 1 pustakawan dengan target
perpustakaan tidak menjangkau seluruh jangkauan pelayanan keliling tahun 2018
daerah di Kabupaten Bantul, karena sejumlah 250 titik layanan, maka paling
belum tentu di daerah pinggir/paling tidak dibutuhkan tambahan 10
jauh sering datang. Pelayanan pustakawan.
perpustakaan menjangkau seluruh usia
yang ada, dari anak-anak sampai orang Jumlah Tenaga Perpustakaan Yang
tua. Kekurangannya yaitu masih Dibutuhkan
ditemukan kesulitan dalam mencari Jumlah tenaga yang dibutuhkan di
buku yg diinginkan. Pelayanan petugas Kabupaten Kulonprogo, Gunung Kidul,
pada umumnya dilakukan dengan tepat. Sleman, dan Bantul dapat dilihat pada tabel
Hasil Wawancara Tenaga Perpustakaan berikut.

Tabel 4.12 jumlah tenaga perpustakaan yang dibutuhkan


Kelebihan/
No Nama Unit Kerja Jumlah SDM Hasil ABK
Kekurangan
(a) (b) (c) (d) (e)
1 Perpustakaan Umum Kabupaten Kulonprogo
Seksi Pembinaan dan Pelayanan Perpustakaan 5 9 -4
Seksi Penyediaan, Pengolahan dan Dokumentasi Bahan Pustaka
4 7 -3
Jumlah 9 16 -7
2 Perpustakaan Umum Kabupaten Gunung Kidul
Seksi Pengadaan, Pengolahan dan Pelestarian Bahan Perpustakaan
8 4 4
Seksi Layanan dan Informasi Perpustakaan 8 3 5
Seksi Pembinaan dan Pengembangan 10 2 8
Jumlah
26 9 17
3 Perpustakaan Umum Kabupaten Sleman
Seksi Pelayanan Perpustakaan 4 7 -3
Seksi Pengelolaan Koleksi Perpustakaan 5 5 0
Seksi Pembinaan Perpustakaan 12 12 0
Jumlah
21 24 -3
4 Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul
Seksi Akuisisi dan Pengelolaan pada Bidang Perpustakaan 3 4 -1
Seksi Layanan Perpustakaan, Bidang Perpustakaan 4 16 -12
Jumlah
7 20 -13
JUMLAH TOTAL 63 69 -6

43 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
Perpustakaan Umum Kabupaten Beban kerja di Perpustakaan Umum
Kulonprogo kekurangan tenaga perpustakaan Kabupaten Kulonprogo untuk seksi pembinaan
sebanyak 7 orang. Perpustakaan Umum dan pelayanan perpustakaan yaitu 9 orang; dan
Kabupaten Sleman kekurangan tenaga untuk seksi penyediaan, pengolahan dan
perpustakaan sebanyak 3 orang. Perpustakaan dokumentasi bahan pustaka yaitu 7 orang.
Umum Kabupaten Bantul kekurangan tenaga Beban kerja di Perpustakaan Umum
perpustakaan sebanyak 6 orang. Sedangkan Kabupaten Gunung Kidul untuk seksi
Perpustakaan Umum Kabupaten Gunung pengadaan, pengolahan dan pelestarian bahan
Kidul memiliki kelebihan tenaga perpustakaan perpustakaan yaitu 4 orang, untuk seksi
sebanyak 17 orang. Hal ini menunjukkan layanan dan informasi perpustakaan yaitu 3
bahwa perlu adanya pemerataan kebutuhan orang, dan untuk seksi pembinaan dan
tenaga perpustakaan di berbagai wilayah di pengembangan perpustakaan yaitu 2 orang.
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beban kerja di Perpustakaan Umum
Kesimpulan dan Saran Kabupaten Sleman untuk seksi pelayanan
Kabupaten Kulonprogo memiliki perpustakaan yaitu 7 orang, untuk seksi
jumlah ketersediaan tenaga perpustakaan pengelolaan koleksi perpustakaan yaitu 5
terbesar yaitu dengan total 40 orang yang orang, dan untuk seksi pembinaan
terdiri dari 5 Pejabat Struktural di Dinas perpustakaan yaitu 12 orang. Beban kerja di
Perpustakaan dan 35 tenaga perpustakaan. Perpustakaan Umum Kabupaten Bantul untuk
Kabupaten Gunung Kidul memiliki jumlah seksi akuisisi dan pengelolaan pada bidang
ketersediaan tenaga perpustakaan dengan total perpustakaan yaitu 4 orang, dan untuk seksi
31 orang dan Kabupaten Sleman ada 32 orang. layanan perpustakaan yaitu 16 orang.
Sedangkan jumlah paling sedikit yaitu
ketersediaan tenaga perpustakaan di Saran yang dapat penulis sampaikan
Kabupaten Bantul dengan total 28 orang. terkait hasil penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
Perpustakaan Umum Kabupaten 1. Perlu adanya pemerataan kebutuhan tenaga
Kulonprogo, Sleman, dan Bantul secara perpustakaan di berbagai wilayah di
keseluruhan memiliki kekurangan tenaga Daerah Istimewa Yogyakarta.
perpustakaan. Sedangkan Perpustakaan Umum 2. Ada pembagian tugas sesuai dengan jadwal
Kabupaten Gunung Kidul secara keseluruhan dan keterampilan masing-masing, serta
memiliki kelebihan tenaga perpustakaan. Hal koordinator layanan yang menetap maupun
ini menunjukkan bahwa ada ketidaksesuaian keliling
antara jumlah tenaga yang ada di tiap daerah 3. Layanan perpustakaan keliling dapat
dengan beban kerja tenaga perpustakaan. menjangkau ke seluruh daerah.
4. Perlu melakukan pengembangan
pelaksanaan tugas untuk meningkatkan
profesionalitas, transparansi, efisiensi dan
efektivitas kegiatan, serta pembagian tugas
yang proporsional dan rasional.

44 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8
Daftar Pustaka

Alwi, S. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta:
BPFE.
Creswell, J.W. (2012). Research Design: pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Edisi ketiga.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daerah Istimewa Dalam Angka Tahun 2015. Diakses dari
http://yogyakarta.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Daerah-Istimewa- Yogyakarta-Dalam-
Angka-2015.pdf Tanggal 20 Agustus 2016.
Erwan, A.P. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: GavaMedia.
Indrawan, R., & Yuniawati, P. (2014). Metodologi Penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan campuran
untuk manajemen, pembangunan dan pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Indonesia. (2009). Standar
Nasional Indonesia: Perpustakaan umum kabupaten/kota. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
Jogiyanto (2008). Pedoman Survei Kuesioner: memembangkan kuesioner, mengatasi bias dan
meningkatkan respon. Yogyakarta: Badan penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Koontz, C., & Barbara, G. (2010). IFLA Public Library Service Guidelines. The Haque: De Gruyter
Saur. diakses dari https://www.degruyter.com/viewbooktoc/product/43971, tanggal 20
Juni2016
Kotler, P. (1997). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Kurniati, R.W. (2003). Menghitung Kebutuhan Tenaga Analis Laboratorium di Sub Unit Penyakit
Infeksi Instalasi Patologi Klinik RS Dr. Sardjito. Laporan Manajemen, Program Pendidikan
Dokter Spesialis-I Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Moleong, L.J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Ed. Rev. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Perpustakaan Nasional. (2007). Undang-undang Republik Indonesia no.43Tentang Perpustakaan.
Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Rubbiana, N.I. (2015). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Perawat Pelaksana dengan
Metode Workload Indicator Staff Needs (WISN) di Instalasi Rawat Inap Tulip RSUD Kota
Bekasi Tahun 2015.x. Diakses dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29033/1/NURUL%2
0ISMI%20RUBBIANA-FKIK.pdf
Sangadji, E.M. (2010). Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis DalamPenelitian. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sofyandi, H. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Sumekar, Sri (Et.all). (2011). Standar Nasional Perpustakaan (SNP): bidang Perpustakaan Umum
dan Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (pendekatan kuantitatif, kualitatif danR&D). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wijaya, T. (2011). Manajemen Kualitas Jasa: Desain Servqual, QFD, danKano Disertai Contoh
Aplikasi dalam Kasus Penelitian. Jakarta: Indeks.

45 | V o . 2 5 N o . 5 T a h u n 2 0 1 8

Anda mungkin juga menyukai