Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PELAKU PENYEBARAN DATA

PRIBADI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK dan MEDIA SOSIAL

(Berdasarkan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik)

Diajukan oleh :

Wibi Dhanu Prakoso

NPM : 1812011100

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Pidana

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS HUKUM

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi merupakan kata dalam Bahasa Indonesia yang merupakan hasil

serapan dari bahasa Inggris, yaitu ‘technology’. Saat ini penggunaan kata

teknologi umum digunakan untuk segala sesuatu yang memiliki sifat teknis dapat

mempermudah pekerjaan manusia dan tentu saja teknologi merupakan salah satu

hasil kebudayaan yang sengaja ataupun tidak sengaja dibuat oleh manusia.

Sebelum itu, teknologi juga diyakini berasal dari bahasa Yunani, yaitu

Technologia yang berasal dari kata techne yang berarti wacana seni.

Seiring berjalannya waktu, teknologi terus mengalami perubahan dan

perkembangannya seiring kemajuan zaman, sehingga terbentuklah teknologi

informasi dan komunikasi. Hal ini pun kemudian memunculkan berbagai macam

definisi dan juga pendapat dari para ahli mengenai definisi dari teknologi

informasi dan komunikasi.

Menurut Haag dan Keen (1996), teknologi informasi merupakan

seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan

tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi.

Menurut Martin (1999), teknologi informasi tidak hanya terbatas pada TI (

Hardware dan Software )1 yang digunakan untuk memproses dan menyimpan

informasi, serta juga mencakup teknologi komunikasi yang mengirimkan sebuah

informasi.

1
Hardware adalah komponen perangkat keras dalam komputer dan Software adalah komponen
perangkat lunak dalam komputer.

2
Menurut Williams dan Sawyer (2003), teknologi informasi adalah

teknologi yang menggabungkan komputasi ( komputer ) dengan jalur komunikasi

kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video.2

Jadi, Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yang memiliki

fungsi dalam mengolah data, memproses data, memperoleh, menyusun,

menyimpan, mengubah data, baik berupa data teks, suara, ataupun video untuk

mendapatkan informasi dan sarana komunikasi melalui media elektronik.

Saat ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang

sangat cepat dan jauh berbeda dengan masa awal kehadirannya. Kemajuan

tersebut telah memberikan begitu banyak kemudahan yang memungkinkan setiap

orang dapat berkomunikasi dan dapat memperoleh informasi ke segala penjuru

dunia tanpa lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Hal ini karena dipengaruhi oleh

era globalisasi, dimana peranan teknologi informasi ke dalam suatu posisi yang

sangat strategis karena dapat menghadirkan suatu dunia tanpa batas, jarak, ruang,

dan waktu serta dapat meningkatkan produktivitas serta efisiensi.

Hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat selalu bersentuhan langsung

dengan teknologi dan dapat memberikan manfaat bagi manusia serta mengikuti

perkembangan dan kemajuan zaman. Maka tidak dapat disangkal bahwa

teknologi informasi dan komunikasi telah merubah pola hidup masyarakat secara

global dan menyebabkan perubahan sosial budaya, ekonomi, dan kerangka hukum

yang berlangsung secara cepat dengan signifikan. Sehingga dengan perkembangan

2
Artikel, Seputar Pengetahuan, Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para Ahli, September
2017, URL : https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/09/pengertian-teknologi-informasi-
menurut-para-ahli-tujuan-fungsi-manfaat-komponen-contoh.html , diakses pada tanggal 26
November 2019 pukul 15.00 WIB .

3
dan kemajuan teknologi yang pesat ini dapat mengubah sikap dan perilaku

masyarakat dalam pola interaksi dan komunikasinya.

Dalam perkembangan teknologi informasi, media elektronik muncul

sebagai sarana berkomunikasi gaya baru. Media elektronik diantaranya adalah

televisi, radio, dan telepon genggam atau HP ( Hand Phone ), dan kini yang lebih

modern lagi adanya komputer, laptop, SmartPhone atau telepon pintar seperti

android. Media elektronik dapat diartikan sebagai perangkat teknologi yang dapat

menggantikan media kertas yang biasa kita gunakan. Media elektronik tersebut

kini mudah didapatkan dan diakses. Media elektronik dapat dikatakan sebagai

sumber informasi yang utama bagi masyrakat bahkan bagi seluruh orang yang ada

di dunia ini. Dengan adanya media elektronik tersebut, masyarakat dapat

mengetahui informasi yang terjadi disekelilingnya dan bahkan dapat mengetahui

informasi yang terjadi di seluruh dunia.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan berbagai jenis

media elektronik tersebut maka tidak dapat kita lupakan dan tinggalkan pada satu

hal, yaitu Internet. Apa itu Internet? Internet merupakan suatu jaringan

komunikasi yang menghubungkan satu media elektonik dengan media yang

lainnya. Standar teknologi pendukung yang dipakai secara global adalah

Transmission Control Protocol atau Internet Protocol Suite (disingkat sebagai

istilah TCP/IP). TCP/IP ini merupakan protokol pertukaran paket (dalam istilah

asingnya Switching Communication Protocol) yang bisa digunakan untuk

miliaran lebih pengguna yang ada di dunia. Sementara itu, istilah

“internetworking” berarti cara/prosesnya dalam menghubungkan rangkaian

4
internet beserta penerapan aturannya yang telah disebutkan sebelumnya.3

Kemudian dari pengertian ini memunculkan berbagai macam definisi dan juga

pendapat dari para ahli mengenai definisi dari internet.

Menurut strauss, El-Ansary, Frost (2003), Internet adalah seluruh jaringan

yang saling terhubung satu sama lain. Beberapa komputer – komputer dalam

jaringan ini menyimpan file, seperti halaman web, yang dapat diakses oleh seluruh

jaringan komputer.

Menurut O’Brien (2003), Internet merupakan jaringan komputer yang

berkembang pesat dari jutaan bisnis, pendidikan, dan jaringan pemerintahan yang

saling berhubungan dengan jumlah penggunanya lebih dari 200 negara.

Menurut Allan (2005), internet adalah sekumpulan jaringan komputer

yang saling terhubung secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca dan

menguraikan protokol komunikasi tertentu yang disebut Internet Protocol ( IP )

dan Transmission Control Protocol ( TCP ). Protokol adalah spesifikasi sederhana

mengenai bagaimana komputer saling bertukar informasi.4

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa internet merupakan kumpulan

jaringan komputer yang saling terhubung antara pengguna yang satu dengan

pengguna lainnya di seluruh penjuru dunia, dengan kemampuan untuk membaca

serta menguraikan protokol komunikasi dan informasi tertentu yang dapat

bermanfaaat bagi seluruh lapisan masyarakat.

3
Artikel, Dema Web : Pengertian Internet, 26 September 2018. URL :
https://www.dewaweb.com/blog/pengertian-internet/, diakses pada tanggal 26 November 2019
pukul 15.30 WIB.
4
Artikel, Scribd.com : Definisi dan Pengertian Internet Menurut Para Ahli, 28 Desember 2010. URL
: https://www.scribd.com/doc/142145086/Definisi-Dan-Pengertian-Internet-Menurut-Para-Ahli,
diakses pada tanggal 26 November 2019 pukul 15.45 WIB

5
Dengan adanya media elektronik yang dipadukan dengan internet yang

diikuti dengan banyaknya para penggunanya tersebut, maka dapat membentuk

sebuah kehidupan sosial di internet dengan berbagai medianya kepada para

pengguna atau user yang dapat disebut dengan media sosial.

Pengertian media sosial atau dalam Bahasa Inggris “Social Media”

menurut tata bahasa, terdiri dari kata “Social” yang memiliki arti kemasyarakatan

atau sebuah interaksi dan “Media” adalah sebuah wadah atau tempat sosial itu

sendiri. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring

sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan

bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh

dunia.

Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein, mendefinisikan media

sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di

atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan

dan pertukaran “user-generated content”. Kaplan dan Haenlein menciptakan

skema klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial dalam sebuah artikel yang

berjudul “Horizons Bisnis” yang mereka terbitkan pada tahun 2010. Menurut

Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial.

1. Proyek Kolaborasi (Collaborative projects)

Suatu media sosial yang dapat membuat konten dan dalam

pembuatannya tersebut dapat diakses oleh para pengguna internet

6
secara global. Ada dua sub kategori yang termasuk ke dalam

collaborative project dalam media sosial, yakni :

a) Wiki

Wiki adalah situs yang memungkinkan penggunanya untuk

menambahkan, menghapus, dan mengubah konten berbasis

teks. Contohnya : Wikipedia, Wiki Ubuntu-ID, WikiHow,

dan lain – lain.

b) Aplikasi Bookmark Sosial

Aplikasi bookmark sosial, yang dimana memungkinkan

adanya pengumpulan berbasis kelompok dan rating dari

link internet atau konten media. Contohnya :

 Social Bookmark : delicious.com, jumptags.com,

dan lain – lain.

 Writing : cerpenista, kemudian.com, dan lain – lain.

 Reviews : Amazon, GoodReads, dan lain – lain.

2. Blog dan Mikroblog ( Blogs and Microblogs )

Blog dan mikroblog merupakan aplikasi yang dapat membantu

penggunanya untuk tetap posting mengenai pernyataan apapun

sampai seseorang mengerti. Blog sendiri ialah sebuah website yang

menyampaikan mengenai penulis atau kelompok penulis baik itu

sebuah opini, pengalaman, atau kegiatan sehari-hari. Contohnya :

 Blog : Blogspot (Blogger), WordPress, dan lain – lain.

 Microblog : Tumblr, Posterous, dan lain – lain.

 Forum : Kaskus, forumdetik, dan lain – lain.

7
 Q/A (Questions and Answer) : Yahoo!Answer, Brainly, dan

lain – lain.

3. Konten ( Content )

Content communities atau konten masyarakat merupakan sebuah

aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi dengan seseorang baik

itu secara jarak jauh maupun dekat, berbagi seperti video, ebook,

gambar, dan lain – lain. Contohnya :

 Image and Photo Sharing : Flick, DeviantArt, dan lain –

lain.

 Video Sharing : YouTUBE, Vimeo, dan lain – lain.

 Audio and Music Sharing : Spotify, Joox, dan lain – lain.

 File Sharing and Hosting : 4shared, rapidshare, dan lain –

lain.

 Design : Threadless, KDRI (Kementerian Desain Republik

Indonesia), dan lain – lain.

4. Situs Jejaring Sosial ( Social Networking Site )

Situs jejaring sosial merupakan situs yang dapat membantu

seseorang untuk membuat sebuah profil dan kemudian dapat

menghubungkan dengan pengguna lainnya. Situs jejaring sosial

adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk terhubung

menggunakan profil pribadi atau akun pribadinya. Contohnya :

Facebook, Twitter, Instagram, dan lain – lain.

5. Virtual Game Worlds

8
Situs jejaring sosial merupakan situs yang dapat membantu

seseorang untuk membuat sebuah profil dan kemudian dapat

menghubungkan dengan pengguna lainnya. Situs jejaring sosial

adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk terhubung

menggunakan profil pribadi atau akun pribadinya. Contohnya :

Game Online seperti DOTA2, Counter Strike : Global Offensive,

dan lain – lain.

6. Virtual Social Worlds

Virtual social worlds merupakan aplikasi yang mensimulasikan

kehidupan nyata melalui internet. Virtual social worlds adalah situs

yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dalam platform

tiga dimensi dengan menggunakan avatar yang mirip dengan

kehidupan nyata. Contohnya :

 Map : Google Maps, Waze, dan lain – lain.

 E-Commerce : eBay, alibaba, dan lain – lain. 5

Dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan media eleltronik

sebagai alat komunikasi ditambah dengan berbagai situs media sosial yang

disebutkan di atas tadi maka dapat berpotensi terjadinya penyalahgunaan data

pribadi oleh para penggunanya. Hal ini dikarenakan perilaku atau budaya

masyarakat yang senang membagi – bagi data serta informasi mengenai pengguna

atau user lainnya. Seperti contohnya pada media elektronik seperti telepon seluler

yang mengharuskan mengisi data pribadi atau registrasi sebelum menggunakan

5
Artikel, Wibawa Adi Putra Wordpress : Media Sosial, 27 Januari 2013. URL :
https://wibawaadiputra.wordpress.com/2013/01/27/media-sosial-jejaring-sosial-social-media-
social-network/ ,diakses pada tanggal 26 November 2019 pukul 17.00 WIB

9
kartu telepon seluler atau bahkan melalui media sosial internet dimana

mewajibkan para penggunanya untuk mengisi data pribadi usernya dengan

lengkap dan jujur sesuai prosedur pada sosial media itu sendiri. Informasi data

pribadinya seperti tanggal lahir, nomor telepon, tempat tinggal, foto – foto pribadi

dan lain sebagaianya tentu saja dengan sengaja maupun tidak sengaja, dipicu

dengan karakteristik internet yang terbuka dan bebas, maka data informasi ini

mudah sekali mengalir dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa terkendali. 6

Sekarang ini banyak keluhan pengguna data pribadi yang tanpa persetujuan

pemilik data pribadinya digunakan untuk kepentingan komersial misalnya

asuransi, kartu kredit, pola penyedotan pulsa, penarikan saldo uang e-money7,

menyebarkan nomor kontak seseorang kepada orang lain tanpa seizin pemilik data

pribadinya, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Seperti kasus yang beberapa waktu lalu terjadi adalah penyalahgunaan

data pribadi yang tertera pada Kartu Tanda Penduduk ( KTP ). Lembaga Bantuan

Hukum Jakarta membenarkan hal ini, pengacara LBH Jakarta Jenny Sirait,

mengklasifikasikan empat jenis kasus pelanggaran data pribadi melalui KTP.8

Kasus pertama adalah penyalahgunaan data pribadi yang digunakan untuk

pelecehan seksual. Jenny mengatakan kliennya mengaku data pribadi berupa

6
Artikel oleh Prof. Richardus Eko Indrajit, Fenomena Kebocoran Data; Mencari Sumber Penyebab
dan Akar Permasalahannya, URL :
http://folder.idsirtii.or.id/pdf/IDSIRTII-Artikel309-FenomenaKebocoranData.pdf , diakses pada
tanggal 26 November 2019 pukul 17.30 WIB.
7
E-Money adalah uang yang berbentuk elektronik.
8
Artikel Berita oleh CNN Indonesia : LBH Jakarta Klasifikasi 4 Kasus Pelanggaran Data Pribadi, 5
Agustus 2019. URL :
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190802140013-185-417760/lbh-jakarta-klasifikasi-
4-kasus-pelanggaran-data-pribadi, diakses pada tanggal 26 November 2019 pukul 18.30 WIB.

10
nomor ponsel disalahgunakan. Akun WA klien tersebut dimasukkan ke grup

WhatsApp (WA) yang melakukan transaksi prostitusi online.

Kasus kedua berkaitan dengan perundungan akibat penyalahgunaan data

pribadi. Jenny mengatakan KTP kliennya tersebar, sehingga diketahui bahwa

klien tersebut menganut kepercayaan di luar lima kepercayaan yang diakui di

Indonesia.

Lalu pada kasus ketiga berkaitan dengan persekusi. Mirip dengan kasus

kedua, persekusi ini disebabkan oleh persoalan agama. Jenny mengatakan

segerombolan orang data ke rumah kliennya dan melakukan persekusi karena

kliennya menganut agama yang tidak diakui di Indonesia.

Dan pada kasus keempat adalah berkaitan dengan pengajuan peminjaman

online (pinjol). Untuk mengajukan pinjol, calon peminjam diharuskan berfoto

bersama KTP. Padahal menurut LBH hal itu tidak boleh dilakukan, hal ini

dikarenakan pengumpulan datanya aman atau tidak, dan apakah data tersebut

diperjual belikan atau tidak.9

Di Indonesia peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan

data pribadi di media elektronik tercantum dalam Pasal 26 Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang mengatur

mengenai perlindungan data pribadi sebagai berikut :

9
ibis

11
(1) Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan,

penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data

pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan.

(2) Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan

Undang-Undang ini.

(3) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menghapus Informasi

Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak relevan yang berada di

bawah kendalinya atas permintaan Orang yang bersangkutan berdasarkan

penetapan pengadilan.

(4) Setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib menyediakan

mekanisme penghapusan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

yang sudah tidak relevan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ketentuan mengenai tata cara penghapusan Informasi Elektronik

dan/atau Dokumen Elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4)

diatur dalam peraturan pemerintah.

Pada bagian penjelasan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016

Tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik tersebut dijelaskan lebih lanjut apa yang

dimaksud dengan perlindungan data pribadi dalam kaitannya pemanfaatan

teknologi informasi. Dijelaskan bahwa data pribadi adalah salah satu bagian dari

hak pribadi ( privacy rights ) yang mengandung pengertian merupakan hak untuk

menikmati kehidupan pribadi dan bebas dari segala macam gangguan, hak untuk

12
dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa tindakan dimata-matai dan hak

untuk mengawasi akses informasi tentang kehidupan pribadi dan data seseorang.

Dan dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan

atas Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik ini tidak menjelaskan secara spesifik apa yang menjadi bagian-bagian

dari informasi data pribadi dan dokumen data pribadi tersebut seperti yang

terdapat pada ayat (3), (4), dan (5) dan dalam Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dijelaskan bahwa bagi

orang yang merasa hak atas perlindungan data pribadinya dilanggar, ia dapat

mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan. Melihat uraian unsur dalam

pasal ini, perlindungan data pribadi lebih diarahkan ke ranah hukum perdata

dengan akhir penyelesaian adalah perolehan suatu bentuk ganti rugi.

Penyebaran data pribadi para pengguna media elektronik dan media sosial

di Indonesia semakin meningkat dan membutuhkan penanganan yang sangat

serius dari para pihak pemerintah dan penegak hukum. Dan, disini penulis

menemukan penerapan hukum pidana apa yang tegas bagi para pelaku penyebaran

data pribadi pengguna media elektronik dan media sosial, tidak hanya penindakan

keperdataan saja seperti yang tertuang pada Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 11

Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

13
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah pengaturan yurisdiksi

terhadap pelaku tindak pidana penyebaran data pribadi melalui media elektronik

dan media sosial?

C. Kerangka Teori

Kerangka teoritis adalah kerangka pemikiran, atau butir-butir pendapat,

teori, tesis, mengenai kasus atau permasalahan (problem) yang menjadi bahan

perbandingan, pegangan teoritis. Kerangka teoritis merupakan abstraksi hasil

pemikiran atau kerangka acuan atau dasar yang relevan untuk pelaksanaan suatu

penelitian ilmiah, khususnya penelitian hukum.10 Kerangka pemikiran dalam

penelitian ini digunakan untuk dapat menjawab 1 ( satu ) rumusan masalah yang

telah ditetapkan. Penelitian ini mempergunakan teori penegakan hukum.

Teori Penegakan Hukum Pidana

Penegakan hukum pidana merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide

dan konsep-konsep hukum yang diharapakan rakyat menjadi kenyataan 11.

Soerjono Soekanto penegakan hukum adalah kegiatan penyerasian antara apa

yang ada didalam kaidah-kaidah sejumlah peraturan-perundangan untuk

menciptakan, pemeliharaan dan mempertahankan kedamaian dalam pergaulan

hidup.12 Teori yang dipakai dalam menganalisa permasalahan dalam penulisan

penelitian ini adalah teori penegakan hukum pidana yang dikemukakan oleh
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. Bandung: UI Press Alumni, 1986. hlm.124
11
Dellyana, Konsep Penegakan hukum pidana, Yogyakarta: Liberty, 2000, hlm. 32.
12
H. Soetandyo Wignjosoebroto, Dasar Dasar Sosiologi Hukum, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010, hlm. 373.

14
Joseph Goldstein, penegakan hukum pidana terbagi dalam 3 (tiga) konsep sebagai

berikut13 :

1. Total Enforcement

Total enforcement merupakan ruang lingkup penegakan hukum pidana

sebagaimana diharapkan dan dirumuskan oleh hukum pidana materiil (“subtantive

law of crime”), yang tidak mungkin diwujudkan karena keterbatasan gerak

penegak hukum yang disebabkan adanya pembatasan secara ketat oleh hukum

acara pidana yang mencakup aturan atau tata cara penangkapan, penggeledahan,

penahanan, penyitaan sampai pada tahap pemeriksaan pendahuluan atau mungkin

juga pembatasan oleh hukum pidana materiil itu sendiri, yang menentukan bahwa

suatu tindak pidana hanya dapat dituntut berdasarkan pengaduan (klacht delict).

Area yang tidak terjamah oleh penerapan hukum ini, disebut “area no

enforcement”. Apabila area penegakan hukum pidana “total enforcement”

dikurangi dengan “area of no enforcement” maka munculah area yang disebut

“full enforcement”.

2. Full Enforcement

Disini para penegak hukum diharapkan menegakkan hukum secara

maksimal. Penegakan hukum pidana secara “full enforcement” ini merupakan

harapan yang tidak realistis (“non a realistic expectation”) menurut Joseph

Goldstein, karena terdapat kendala-kendala dalam pelaksanaanya berupa

keterbatasan waktu, personil, alat-alat investigasi, dana dan sebagainya, sehingga

mengharuskan diskresi.
13
Erna Dewi dan Firganefi, Sistem Peradilan Pidana (Dinamika dan Perkembangan), Bandar
Lampung: PKKPUU FH UNILA, 2010, hlm.31

15
3. Actual Enforcement

Actual enforcement, merupakan penegakan hukum pidana yang

konkrit/nyata sebagai hasil dari “total enforcement” dikurangi “area of no

enforcement” menghasilkan “full enforcement” dan yang terakhir dikurangi

dengan adanya diskresi (“decision not to enforcement”) menghasilkan penegakan

hukum pidana yang aktual.

Tahap penegakan hukum pidana pidana terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu14:

1. Tahap Formulasi

2. Tahap Aplikasi

3. Tahap Eksekusi

Penegakan hukum sebenarnya tidak hanya bagaimana cara membuat

hukum itu sendiri, melainkan juga mengenai apa yang dilakukan oleh aparatur

penegak hukum dalam mengantisipasi dan mengatasi masalah-masalah yang

timbul di masyarakat. Penanganan masalah-masalah dalam penegakan hukum

pidana yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dilakukan secara penal (hukum

pidana) atau disebut represif dan non penal (tanpa menggunakan hukum pidana)

atau disebut preventif, sebagai berikut pemaparanya15 :

1. Upaya non penal ( preventif ).

14
Muladi, Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Undip, 1995, hlm 45
15
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003,
hlm 256.

16
Upaya penanggulangan secara non penal lebih menitikberatkan pada pencegahan

sebelum terjadinya kejahatan dan secara tidak langsung dilakukan tanpa

menggunakan hukum pidana, misalnya:

a) Penanganan objek kriminalitas dengan sarana fisik guna mencegah

hubungan antara pelaku dengan objeknya dan dengan menggunakan

sarana pengamanan, pemberian pengawasan pada objek kriminalitas.

b) Mengurangi dan atau menghilangkan kesempatan berbuat kriminal dengan

perbaikan lingkungan yang dapat memberi rasa aman dan nyaman

masyarakat Indonesia.

c) Penyuluhan dan sosialisasi kesadaran mengenai tanggungjawab bersama

dalam terjadinya kriminalitas yang akan berpengaruh baik dalam

penanggulangan kejahatan.

2. Upaya penal ( represif )

Upaya penal adalah upaya penegakan hukum yang merupakan tindakan yang

dilakukan oleh aparatur penegak hukum yang menitikberatkan pada

pemberantasan setelah terjadinya kejahatan yang dilakukan dengan hukum pidana

yaitu berupa sanksi pidana yang merupakan ancaman bagi pelakunya. Penyidikan,

penyidikan lanjutan, penuntutan dan seterusnya merupakan bagian-bagian dari

tahapan upaya penal. Fungsionalisasi hukum pidana merupakan suatu usaha untuk

menaggulangi kejahatan melalui penegakan hukum pidana yang rasional untuk

memenuhi rasa keadilan hukum.

17
Menurut Sudikno Mertokusumo ada tiga unsur yang perlu diperhatikan dalam

penegakan hukum yaitu16 :

1) Kepastian Hukum

Kepastian hukum merupakan perlindungan terhadap tindakan sewenang

wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperoleh sesuatu

yang diharapkan dalam suatu keadaan tertentu. Masyarakat mengharapkan

adanya kepastian hukum, karena jika kepastian hukumnya terjamin maka

masyarakat akan lebih tertib.

2) Kemanfaatan

Dimana ada manusia disitu ada hukum (ubi societas ibi ius) maka hukum

diciptakan untuk manusia maka proses penegakan hukum haruslah

berpihak atau bermanfaat bagi manusia jangan sampai proses penegakan

hukum tersebut membawa keresahan bagi masyarakat.

3) Keadilan

Tiada hukum tanpa keadilan, karena hakikat dari hukum adalah

terciptanya keadilan bagi segenap warga negara. Hukum itu bersifat

menyeluruh, mengikat setiap orang, bersifat menyamarkan. Sebaliknya

keadilan bersifat subyektif, individualitas, dan tidak menyamarkan. Ada

juga filsafat mengatakan bahwa hukum tanpa keadilan adalah kekerasan

yang diformalkan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu :

16
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberti, 2003, hlm 145

18
1. Untuk mengetahui bentuk upaya penegakan hukum pidana terhadap

penyebaran data pribadi melalui media elektronik dan media sosial.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu :

a) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini berguna untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan

penulis, khususnya di bidang kajian hukum pidana yang berhubungan

dengan analisis yuridis terhadap penyebaran data pribadi melalui media

elektronik dan media sosial.

b) Kegunaan Praktis

1) Hasil penulisan ini akan berguna dalam memberikan jawaban terhadap

masalah yang akan diteliti.

2) Hasil penulisan ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan

gambaran kepada masyarakat pada umumnya dan semua pihak yang

berkepentingan dalam menanggulangi penyebaran data pribadi melalui

media elektronik dan media sosial.

F. Metode Penelitian

A. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesaian

melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga mencapai tujuan penelitian17.

17
Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 2004,
hlm. 112.

19
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara

pendekatan yuridis normatif. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan

mempelajari, melihat dan meganalisis mengenai beberapa hal yang bersifat

teoritis yang berkaitan dengan asas-asas hukum, konsepsi, pandangan, doktrin-

doktrin hukum, peraturan perundang-undangan dan sistem hukum yang berkenaan

dengan permasalahan yaitu Analisis Yuridis Terhadap Pelaku Penyebaran Data

Pribadi Melalui Media Eelektronik dan Media Sosial (Berdasarkan Undang –

Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik).

Pendekatan masalah secara yuridis normatif yaitu bertujuan untuk

memperoleh pemahaman mengenai pokok bahasan yang jelas dan rinci mengenai

gejala dan objek penelitian yang bersifat teoritis berperdoman atas kepustakaan

dan literatur yang berkait an dengan permasalahan yang akan dibahas dalam

penulisan. Penelitian ini tidak bertujuan memperoleh hasil yang dapat diuji

melalui statistik, melainkan penelitian ini merupakan penafsiran subjektif dalam

bentuk pengembangan teori-teori dalam kerangka penemuan-penemuan ilmiah18.

B. Sumber dan Jenis Data

Sumber data merupakan tempat dari mana data tersebut diperoleh. Proses

penelitian ini menggunakan data yang diperoleh berdasarkan data data pustaka.

Jenis data pada penulisan ini menggunakan satu jenis data, yaitu :

A. Data Sekunder

18
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,,
Jakarta. Rajawali Press, 2006, hlm. 15

20
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian kepustakaan

dengan melakukan studi dokumen, arsip dan literatur-literatur yang berkaitan

dalam penulisan dengan mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis, konsep-konsep

dan pandangan-pandangan, doktrin dan asas-asas hukum yang berkaitan dengan

pokok permasalahan penelitian. Jenis data sekunder dalam penulisan penelitian

ini terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum

tersier :

a) Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat terdiri dari :

1) Kitab Undang – Undang Hukum Pidana

2) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen

4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas

Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan

bahan hukum primer yang terdiri dari :

1) Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perlindungan Data

Pribadi dalam Sistem Elektronik

c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum skunder,

berdasarkan dari literatur-literatur, media masa, internet dan lain-lain.

21
22
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arief, Barda Nawawi. 2003. Kapita Selekta Hukum Pidana. Bandung :

PT.Citra Aditya Bakti.

Dellyana. 2000. Konsep Penegakan hukum pidana. Yogyakarta: Liberty

Dewi, Erna dan Firganefi. 2010. Sistem Peradilan Pidana (Dinamika dan

Perkembangan). Bandar Lampung: PKKPUU FH UNILA.

Mertokusumo, Sudikno. 2003. Mengenal Hukum Suatu Pengantar,

Yogyakarta: Liberti

Muhammad, Abdul Kadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung:

PT.Citra Aditya Bakti.

Muladi. 1995. Kapita Selekta Sistem Peradilan Pidana, Semarang: Undip.

Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Bandung: UI

Press Alumni.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif

Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta. Rajawali Press.

Wignjosoebroto, H. Soetandyo. 2010. Dasar Dasar Sosiologi Hukum,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

23
Peraturan Perundang – Undangan

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Undang –

Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sumber Lain

CNN Indonesia : LBH Jakarta Klasifikasi 4 Kasus Pelanggaran Data

Pribadi, 5 Agustus 2019. URL :

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190802140013-185-417760/lbh-

jakarta-klasifikasi-4-kasus-pelanggaran-data-pribadi , diakses pada tanggal 26

November 2019 pukul 18.30 WIB.

Dema Web, Pengertian Internet, 26 September 2018. URL :

https://www.dewaweb.com/blog/pengertian-internet/ , diakses pada tanggal 26

November 2019 pukul 15.30 WIB.

Indrajit, Prof. Richardus Eko, Fenomena Kebocoran Data; Mencari

Sumber Penyebab dan Akar Permasalahannya, URL :

http://folder.idsirtii.or.id/pdf/IDSIRTII-Artikel309-FenomenaKebocoranData.pdf ,

diakses pada tanggal 26 November 2019 pukul 17.30 WIB.

Putra, Wibawa Adi. Wordpress. Media Sosial, 27 Januari 2013. URL :

https://wibawaadiputra.wordpress.com/2013/01/27/media-sosial-jejaring-sosial-

social-media-social-network/ ,diakses pada tanggal 26 November 2019 pukul

17.00 WIB

Scribd.com. Definisi dan Pengertian Internet Menurut Para Ahli, 28

Desember 2010. URL : https://www.scribd.com/doc/142145086/Definisi-Dan-

24
Pengertian-Internet-Menurut-Para-Ahli , diakses pada tanggal 26 November 2019

pukul 15.45 WIB

Seputar Pengetahuan, Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para Ahli,

September 2017, URL :

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/09/pengertian-teknologi-informasi-

menurut-para-ahli-tujuan-fungsi-manfaat-komponen-contoh.html ,diakses pada

tanggal 26 November 2019 pukul 15.00 WIB.

25

Anda mungkin juga menyukai