Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN QUR’AN SURAT AL- ASR

Makalah Al-Qur’an Hadist

Disusun Oleh; Aisyah Nurhidayah


Kelas; IX. IV ( 9.4 )
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Kajian Qur’an surat Al- asr” ini dapat tersusun sampai selesai. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu saya sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan
teman-teman. Mereka telah memberikan dukungan serta doa sehingga saya memiliki kekuatan
lebih untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan. Sebagai penulis, saya berharap pembaca bisa memberikan kritik
agar tulisan selanjutnya jauh lebih baik. Di sisi lain, saya berharap pembaca menemukan
pengetahuan baru dari laporan penelitian ini. Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus,
saya berharap ada manfaat yang bisa diperoleh oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah
kata dari saya. Terima kasih.

Selamat membaca!

1
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………2
BAB 1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………3
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………………..4
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………………………...7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………...8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
bukti akan kebenaran diutusnya beliau sebagai Rasul. Al-Qur'an yang diturunkan kepada
nabi Muhammad tersebut untuk disampaikan kepada umat manusia agar dijadikan sebagai
pedoman dan petunjuk, Untuk dapat memahami Al-Qur'an dengan benar sebagai pedoman
dan petunjuk tidak hanya cukup dengan memiliki disiplin ilmu yang terkait dengan al-Qur'an.
Tetapi membutuhkan suatu metode atau pendekatan yang tepat agar bisa sampai kepada
pemahaman yang mengarah kepada sesuatu yang seharusnya di kehendaki oleh Allah,
meskipun tidak ada yang bisa memastikan apa yang didapatkannya merupakan
pemahaman yang paling tepat sesuai yang di kehendak oleh Allah SWT.
Kali ini penulis akan mengulas tafsir surat Al Ashr. Surat ini merupakan surat yang sangat
pendek, mesikpun bukan yang terpendek dalam Al-Qur'an. Karena sebagaimana sudah
maklum, bahwa yang terpendek adalah surat Al-Kautsar. Surat Al-Ashr, meskipun pendek,
akan tetapi sangat dalam makna yang terkandung di dalamnya. Hal-hal yang terkandung di
dalamnya sangat komplek. Kekomplekkan tersebut menyangkut kebahagiaan,
kesengsaraan, serta kesuksesan dan kegagalan manusia hidup di dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang terkandung dalam tafsir Q.S Al- asr ayat 1-3?
2. Kejadian apa yang terjadi sehingga Q.S Al- asr ini terdapat dalam kitab Al-Qur’an?
3. Dimana Surat ini diturunkan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui isi kandungan tafsiran Q.S Al- asr ayat 1-3
2. Untuk mengetahui karena apa surat ini diturunkan
3. Untuk mengetahui dimana surat ini diturukan

3
1.4 Manfaat Penulisan

1.      Untuk menambah wawasan tentang tafsir QS. Al-Ashr

2.      Untuk memberikan pamahaman tentang QS. Al-Ashr

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Surat Al- asr

•‫•و ْال َعصْ ِر‬


َ   َّ‫ِإن‬ ‫ان‬ َ ‫الَّذ‬ ‫ َءا َم ُنوا‬ ‫ َو َع ِملُوا‬ ‫ت‬
َ ‫اِإلن َس‬ ‫لَفِي‬ ‫• ُخسْ ٍر‬ َّ‫ِإال‬ ‫ِين‬ َ  ‫ ِب ْال َح ِّق‬ ‫اص ْوا‬
ِ ‫الصَّال َِحا‬ ‫ َو َت َوا‬ ‫ص ْوا‬ َ ‫ َو َت َو‬ ‫صب ِْر‬
َّ ‫ل‬
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati
kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al Ashr).
Surat Al Ashr merupakan sebuah surat dalam Al Quran yang banyak dihafal oleh kaum
muslimin karena pendek dan mudah dihafal. Namun sayangnya, sangat sedikit di antara kaum
muslimin yang dapat memahaminya. Padahal, meskipun surat ini pendek, akan tetapi memiliki
kandungan makna yang sangat dalam. Sampai-sampai Imam Asy Syafii rahimahullah berkata,
‫لَ ْو َتدَ ب ََّر ال َّناسُ َه ِذ ِه الس ُّْو َر َة َل َو َس َع ْت ُه ْم‬
"Seandainya setiap manusia merenungkan surat ini, niscaya hal itu akan mencukupi untuk
mereka." [Tafsir Ibnu Katsir 8/499].

Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata, "Maksud perkataan Imam
Syafi’i adalah surat ini telah cukup bagi manusia untuk mendorong mereka agar memegang
teguh agama Allah dengan beriman, beramal sholih, berdakwah kepada Allah, dan bersabar
atas semua itu. Beliau tidak bermaksud bahwa manusia cukup merenungkan surat ini tanpa
mengamalkan seluruh syariat. Karena seorang yang berakal apabila mendengar atau membaca
surat ini, maka ia pasti akan berusaha untuk membebaskan dirinya dari kerugian dengan cara
menghiasi diri dengan empat kriteria yang tersebut dalam surat ini, yaitu beriman, beramal
shalih, saling menasehati agar menegakkan kebenaran (berdakwah) dan saling menasehati
agar bersabar" [Syarh Tsalatsatul Ushul].

4
2.2 Tafsir dan penjelasan surat Al- asr
Pada ayat 1, Allah swt. Bersumpah dengan menyebut  masa. Masa berarti waktu yang
dilalui manusia,  maksud ayat pertama surat ini adalah  agar Rasulullah  dan orang-orang yang
beriman  memperhatikan waktu dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Pada ayat 2, menjelaskan bahwa kebanyakan manusia  dalam keadaan merugi.


Kerugian yang dialami manusia ialah bahwa kesempatan di dunia tidak digunakan sebaik-
baiknya.

Pada ayat 3 menjelaskan tentang cara yang harus ditempuh  agar  manusia tidak termasuk
orang yang rugi. Pada ayat  ini ada empat  syarat agar orang tidak merugi, yaitu beriman  dan
beramal saleh, saling menasihati tentang kebenaran, dan saling menasihati tentang kesabaran.

Pertama, orang-orang yang beriman


Syaikh Abu Bakar al-Jazairi dalam tafsirnya berkata: “Orang-orang yang beriman dikecualikan
Allah dari kerugian. Mereka menjadi orang-orang yang beruntung dan tidak tergolong orang-
orang yang merugi. Yang dimaksud beriman di sini adalah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya, serta beriman kepada apa yang didatangkan kepada Rasulullah berupa petunjuk dan
agama yang haq (Islam)
Allah Swt. bersumpah  masa  itu mengandung banyak pristiwa dan contoh yang menunjukkan
kekuasaan-Nya, disamping menunjukkan betapa bijaksananya Allah. Coba lihat, apa yang
terkandung dalam masa itu. Misalnya, bergantinya antara siang dan malam, yang keduanya
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Hal ini seperti dalam firman Allah :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan.” (Q.S.
Fussilat : 37)
Dan lihatlah apa yang terjadi di dalamnya: bahagia, sengsara, sehat dan sakit, kaya, miskin,
santai, capek, susah, bergembira dan lain sebagai-nya. Semua itu menunjukkan kepada orang-
orang yang berakal waras, bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan dan mengaturnya.
Seharus-nya, Allah -lah yang disembah dan diminta, sehingga dapat menghilang-kan segala
bentuk kesusahan dan menarik kebaikan. Tetapi, kaum kafir mengaitkan bencana dan berbagai
peristiwa kepada masa. Mereka mengatakan, "Bencana ini bersumber dari masa, atau masa itu
adalah masa paceklik.

5
Kemudian Allah mengajarkan kepada mereka bahwa masa itu adalah salah satu di antara
makhluk Allah. Masa itu merupakan wadah yang di dalamnya terjadi berbagai peristiwa baik
atau buruk. Jika seseorang tertimpa musibah, maka semua itu karena perbuatannya sendiri,
dan masa (zaman) tidak ikut bertanggung jawab.
Kedua, orang yang beramal sholeh
sesungguhnya manusia itu adalah merugi dalam amal perbuatannya, kecuali orang-orang yang
Allah kecualikan. Perbuatan manusia itu merupakan sumber kesengsaraannya sendiri. Jadi,
sebagai sumbernya bukanlah masa atau tempat. la sendirilah yang menjerumuskan dirinya ke
dalam kehancuran. Dosa seseorang terhadap Yang Maha Menciptakan dan Yang Maha
Menganugerahi kenikmatan dan dapat dirasakan olehnya, adalah perbuatan yang paling
berdosa.

Hal inilah yang menyebabkan hancurnya diri sendiri. Yakinlah dengan i'tikad yang benar.
Bahwa alam semesta ini hanya memiliki satu Tuhan Yang Maha Menciptakan dan yang
memberikan rida kepada orang yang taat, dan murka kepada orang-orang yang berbuat
maksiat. Dan yakinlah bahwa di antara keutamaan dan keburukan itu sangat berbeda. Dengan
demikian,perbedaan ini dapat dijadikan sebagai pen-dorong untak beramal baik atau kebajikan.
Jadi, setiap orang itu haruslah bisa bermanfaat untuk dirinya dan orang lain, atau kebaikan
seseorang hendaknya dapat dirasakan oleh orang lain. Kesimpulannya, bahwa perbuatan
mereka itu membuang hal-hal yang bersifat sementara, dan lebih memilih hal-hal yang bersifat
abadi. Alangkah beruntungnya mereka dalam transaksi ini, dan betapa baiknya perilaku
mereka.
Ketiga, saling menasehati supaya mentaati kebenaran
Mereka saling berwasiat antar sesama agar berpegang pada kebenaran yang tak diragukan
lagi, dan kebaikan-kebaikan itu tidak akan lenyap bekas-bekasnya, baik di dunia maupun di
akhirat. Hal yang baik ini tersimpulkan di dalam iman kepada Allah, mengikuti ajaran-ajaran
Kitab-Nya dan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasulullah dalam seluruh tindakan, baik mengenai
perjanjian atau perbuatan dan lain sebagainya.
Keempat, saling menasehati untuk menetapi kesabaran
Saling mewasiatkan antar sesama kepada kesabaran dan dan menekankan diri untuk tidak
berbuat maksiat, yang biasanya disenangi oleh manusia yang nalurinya senang terhadap hal-
hal seperti ini. Di samping itu, sabar dalam taat kepada Allah, yang biasanya sangat berat
dilaksanakan oleh umat manusia Juga bersabar dalam menghadapi berbagai cobaan Allah
untuk menguji hamba-hamba-Nya.
6
Semuanya itu diterima dengan rela hati, lahir dan batin. Di dalam rangka menyelamatkan diri
dari kerugian ini, maka umat manusia harus mengetahui kebenaran, kemudian mengikatkan
dirinya dengan kebenaran tersebut, di samping memantapkan di dalam hati.

2.3 Asbabun Nuzul QS. Al-Ashr ayat 1-3

Surat Al-Ashr termasuk Surat Makkiyah diturunkan sesudah Surat Alam Nasyrah. Menurut
Muhammad Abduh, Asbabun Nuzul Surat Al-Ashr ini adalah berkaitan dengan kebiasaan
masyarakat Arab yang apabila sore hari duduk bercakap-cakap membicarakan tentang
berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula yang bermegah-megahan asal usul
nenek moyang mereka, kedudukan, serta harta kekayaan. Akibat pembicaraan yang tidak jelas
arahnya ini, sering terjadi pertikaian dan permusuhan.
Oleh karena itu, sebagian mereka ada yang mengutuk waktu asar, menganggap waktu asar
adalah waktu yang celaka, waktu yang naas, banyak bahaya yang terjadi pada waktu asar. Dari
kejadian ini Allah menurunkan Surat Al-Ashr, yang menjelaskan tentang kerugian manusia yang
menyia-nyiakan waktu ashar.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Surat Al-Asr ayat 1-3 menerangkan tentang “Memanfaatkan Waktu dengan empat pokok
kegiatan terbebas dari kerugian”
Cara manusia agar terbebas dari kerugian yaitu :
·         Beriman
·         Beramal Sholeh
·         Saling Berwasiat pada kebenaran
·         Saling berwasiat pada kesabaran

3.2 Saran
Tulisan ini dimaksudkan sekedar  ikut memberikan sumbangan kecil dalam rangka menjelaskan
bagaimana memanfaatkan waktu yang mengacu pada surat Al-Asr ayat 1-3.
7
Akhirnya mengingat bahwa segala sesuatu tidak ada yang sempurna, maka jika para pembaca
ada yang menjumpai kekeliruan pada penulisan ini, asupan pikiran dan saran dari para
pembaca merupakan ilmu bagi penulis. Harapan kami semoga pembaca puas dengan adanya
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ani Yulianti, Migi Kurniawati, Rani Nurwahyuni, Wesih Malia 2015 [ online ],
http://dhichie.blogspot.com/2016/03/makalah-kajian-ayat-qs-al-ashr-ayat-1-3.html
8

Anda mungkin juga menyukai