Anda di halaman 1dari 13

FASHLUN SHOLAT KHOUF

SHOLAT DALAM KEADAAN KONDISI


GENTING ATAU KETAKUTAN
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah:
“KAJIAN TEKS ARAB”
Dosen Pengampu:

Ali Nur Rofiq, S.Th.I., M.Ag

Disusun Oleh:

1. Dylla Bokhud Syahrani (22402103)


2. Andhin Rosita W.A (22402056)
3. Devi Nur Aima (22402066)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang “SHOLAT DALAM KEADAAN
KONDISI GENTING ATAU KETAKUTAN”. Dan tidak lupa Sholawat beserta
salam tetap kami curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benerang
yakni agama Islam.
Kami juga mengucapkan terimakasih atas bimbingan dari Bapak Ali
Nur Rofiq, S.TH.I., M.Ag. Dosen pengampu mata kuliah dan rekan rekan
dalam proses pembuatan makalah ini. Kami harap dengan tersusun nya
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan para pembaca
mengenai topik yang kami bahas.
Sebagai pemula, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon
maaf yang sebesar- besarnya atas kekurangan tersebut. Maka dari itu, kami
mohon saran dan kritik dari pembaca sekalian agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik dari sebelumnya.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kediri, 30 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat Khouf........................................................................... 2
B. Dasar Hukum Sholat Khouf ..................................................................... 4
C. Syarat-Syarat Sholat Khouf ...................................................................... 5
D. Penyebab Rasa Takut dan Khawatir beserta
Tata Cara Pelaksanaan Sholat Khouf ........................................................ 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ajaran Islam, shalat merupakan landasan pokok dalam beragama.
Oleh karena shalat adalah tiang agama, dan fardu `ain bagi setiap umat Islam. Itulah
sebabnya shalat tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apapun, baik pada kondisi
aman maupun dalam kondisi perang.
Berkaitan dengan hal tersebut, shalat dalam kondisi perang, Rasululullah
saw., telah mengerjakannya, yang disebut dengan shalat khauf. Alasan yang
mendasari disyariatkannya shalat khauf karena adanya kekhawatiran serangan
mendadak dari pihak musuh sementara umat Islam sedang melakukan shalat
berjama’ah seperti biasanya. Untuk itu, Allah swt. melalui malaikat Jibril
mengajarkan tata cara shalat dalam kondisi berperang dengan tetap tidak
menghilangkan nilai jama’ah yang mereka cintai melebihi anak-anak dan nyawa
mereka sendiri. Karena shalat berjama’ah merupakan ikatan yang kuat, kokoh dan
kentinyu sehingga meskipun dalam suasana mengkhawatirkan, menegangkan lagi
mendebarkan, shalat khauf tetap jalan, akan tetapi dengan cara yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan keamanan. Salat khouf ialah salat yang dilakukan ketika berada
dalam situasi yang sangat menakutkan, genting, atau berbahaya. Khauf sendiri
secara harafiah berarti ketakutan. Salah satu contoh situasi yang menakutkan adalah
peperangan, baik dalam perjalanan maupun saat hidup. Shalat khauf adalah untuk
meringankan seorang muslim agar dapat menunaikan kewajibannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian shalat khouf ?
2. Apa saja hukum shalat khouf?
3. Apa saja syarat – syarat shalat khouf?
4. Apa saja penyebab rasa takut dan khawatir beserta tata cara pelaksanaan sholat
khouf?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian shalat khouf.
2. Untuk mengetahui apa saja hukum shalat khouf.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat – syarat shalat khouf.
4. Untuk mengetahui bagaimana penyebab rasa takut dan khawatir beserta tata
cara pelaksanaan holat khouf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Shalat Khouf


Menurut Istilah khauf adalah sikap mental dari seseorang yang merasa takut
kepada Allah SWT, atas kekurang sempurnanya dalam mengabdikan diri untuk-
Nya. Seorang tokoh sufi seperti al-Qusyairiyah berpandangan bahwa khauf adalah
hal yang berkaitan dengan masa yang akan datang. Orientasi kehidupan yang akan
datang bermakna bahwa apa yang dilakukan seseorang dilandasi dengan perasaan
takut untuk menghalalkan yang makruh dan meninggalkan yang sunnah. Keyakinan
yang didapat bahwa takut kepada Allah SWT, berhubungan dengan takut akan
siksaan baik saat berada di dunia mapun di akhirat kelak.1
Al-Falluji berpendapat bahwa khauf adalah suatu bentuk kegelisahan ketika
seseorang memperkirakan sesuatu yang ia benci akan menimpanya. Senada dengan
pendapat diatas, Muhammad Quraisy Shihab dalam tafsir Al-Misbah menjelaskan,
khauf adalah keguncangan hati karena menduga akan adanya bahaya. Kata khauf
digunakan untuk menandakan adanya perasaan tentang bahaya yang dapat
mengancam, sehingga yang bersangkutan mencari cara atau jalan keluar untuk
mengindari atau mengatasinya.2
Shalat khouf adalah shalat yang di laksanakan dalam waktu yang tidak aman
baik disebabkan oleh perperangan, waktu kebakaran, banjir, perampokan, dan
sebagainya dengan tata cara yang telah di atur oleh syara‟. Shalat khauf itu baik di
laksanakan pada waktu di tempat tinggal sendiri maupun di waktu dalam perjalanan
(musafir). Salat khouf adalah salat yang dilakukan ketika berada dalam situasi yang
sangat menakutkan, genting, atau berbahaya. Khauf sendiri secara harafiah berarti
ketakutan. Salah satu contoh situasi yang menakutkan adalah peperangan, baik
dalam perjalanan maupun saat hidup. Shalat khauf adalah untuk meringankan
seorang muslim agar dapat menunaikan kewajibannya.
Shalat khouf merupakan shalat fardlu yang dilaksanakan di tengah

1
Casmini, Taufik Nurfadhi, Putri Kusumaningrum, “Penanaman Khauf dan Raja’
Dalam.Pendidikan Karakter Remaja”. Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik, Vol. 5 No. 2, 2021, 125.
2
Dolizal Putra, Khauf Khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-misbah karya muhammad quraish
shihab,...2.

3
munculnya kekhawatiran atau ketakutan. Pada masa Nabi Saw, shalat khauf
dilaksanakan di tengah kecamuknya pertempuran melawan orang kafir. Beliau
bersama sahabat melaksanakan shalat khauf karena sebab adanya perasaan khawatir
dan takut serangan mendadak dari pihak musuh.3

B. Dasar Hukum Shalat Khouf


Salat khouf adalah salat yang dilakukan ketika berada dalam situasi yang sangat
menakutkan, genting, atau berbahaya. Khauf sendiri secara harafiah berarti
ketakutan. Dasar hukum dari sholat khouf terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadist
Nabi.
a. Firman Allah surat An-Nisa‟ ayat 102
َ ‫ص ٰلوةَ فَ ْلتَقُ ْم‬
‫طا ٓ ِئفَةٌ ِم ْن ُه ْم م‬ َّ ‫ت لَ ُه ُم ال‬ َ ‫َع َك ََ َواِ ذَا ُك ْن‬
َ ‫ت ِف ْي ِه ْم فَا َ قَ ْم‬
‫س َجد ُْوا ف‬ َ ‫ْل َي ُك ْونُ ْوا ِم ْن َّو َرآئِ ُك ْم ََ َو ْل َيأ ْ ُخذُ ْۤ ْوا اَ ْس ِل َحتَ ُه ْم فَ ِا ذَا‬
‫صلُّ ْوا َم َع َك َو ْليَأ ْ ُخذُ ْوا‬
َ ُ‫صلُّ ْوا فَ ْلي‬
َ ُ‫طآئِفَةٌ ا ُ ْخ ٰرى لَ ْم ي‬ ِ ْ ‫َو ْلتَأ‬
َ ‫ت‬
‫َُح ْذ َر ُه ْم َواَ ْس ِل َحتَ ُه ْم َودَّ الَّ ِذيْنَ َكفَر‬ ِ ‫ْوا لَ ْو تَ ْغفُلُ ْونَ َع ْن اَ ْس ِل َحتِ ُك ْم‬
‫ا ِْن َّوا ِحدَة َو ََل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم َ َواَ ْم ِت َع ِت ُك ْم فَ َي ِم ْيلُ ْونَ َع َل ْي ُك ْم َّم ْي َلة‬
َ ‫ضعُ ْۤ ْوا ََ َكا نَ ِب ُك ْم اَ ذى ِم ْن َّم‬
‫ط ٍر اَ ْو ُك ْنـت ُ ْم م‬ َ َ‫ضى ا َ ْن ت‬ ْٰۤ ‫ْر‬

ٰ ‫يْناَِاَ َعدَّ ِل ْل ٰك ِف ِريْنَ َعذَا با ُّمه اَ ْس ِل َحت َ ُك ْم َو ُخذُ ْوا ِح ْذ َر ُك ْم ا َِّن‬


َ‫ّللا‬
Artinya :
"Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka
(sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan sholat bersama-sama
mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat)
besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka
(yang sholat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat)
maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi
musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum sholat,
lalu mereka sholat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan
menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah
terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu
sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika
kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit,

3
Mashuri, FIQH, Direktorat KSKK Madrasah, Jakarta, 2020, 204.

4
dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan azab
yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 102)
b. Hadist Shahih muslim No. 1385

ُّ ‫ق أ َ ْخ َب َرنَا َم ْع َم ٌر َع ْن‬
‫الز ْه ِري ِ َع ْن‬ َّ ُ‫َحدَّثَنَا َع ْبدُ ب ُْن ُح َم ْي ٍد أَ ْخ َب َرنَا َع ْبد‬
ِ ‫الر َّزا‬
َ‫ص ََلة‬ َ ‫سلَّ َم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫صلَّى َر‬ َ ‫ع َم َر قَا َل‬ ُ ‫سا ِل ٍم َع ْن اب ِْن‬
َ
ِ ‫الطائِفَةُ ْاْل ُ ْخ َرى ُم َو‬
‫اج َهةُ ْالعَد ُِو ث ُ َّم‬ َّ ‫الطائِفَتَي ِْن َر ْكعَةً َو‬
َّ ‫ف بِإِحْ دَى‬ ِ ‫ْالخ َْو‬
‫ص َحا ِب ِه ْم ُم ْق ِبلِينَ َعلَى ْال َعد ُِو َو َجا َء أُولَ ِئ َك ث ُ َّم‬ ْ َ‫ص َرفُوا َوقَا ُموا ِفي َمقَ ِام أ‬ َ ‫ا ْن‬
َّ ‫صلَّى‬
‫َّللاُ َع َل ْي ِه‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫سلَّ َم النَّ ِب‬
َ ‫سلَّ َم َر ْك َعةً ث ُ َّم‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫صلَّى ِب ِه ْم النَّ ِب‬
َ
َّ ‫يع‬
ُّ ‫الز ْه َرا ِن‬
‫ي‬ ِ ‫الر ِب‬َّ ‫ضى َهؤ ََُل ِء َر ْك َعةً َو َهؤ ََُل ِء َر ْك َعةً و َحدَّثَنِي ِه أَبُو‬ َ َ‫سلَّ َم ث ُ َّم ق‬
َ ‫َو‬
َ‫ع َم َر َع ْن أَبِي ِه أَنَّهُ َكان‬ َ ‫الز ْه ِري ِ َع ْن‬
َّ ‫سا ِل ِم ب ِْن َع ْب ِد‬
ُ ‫َّللاِ ب ِْن‬ ُّ ‫َحدَّثَنَا فُلَ ْي ٌح َع ْن‬
ِ ‫سلَّ َم ِفي ْالخ َْو‬
‫ف َو َيقُو ُل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ص ََل ِة َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫يُ َحد‬
َ ‫ِث َع ْن‬
‫سلَّ َم بِ َهذَا ْال َم ْعنَى‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫صلَّ ْيت ُ َها َم َع َر‬
َّ ‫سو ِل‬
َ ِ‫َّللا‬ َ
Artinya :
“ Telah menceritakan kepada kami Abdu bin Humaid telah mengabarkan kepada
kami Abdurrazaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Salim
dari Ibnu Umar ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat
Khauf bersama kami. Mula-mula satu kelompok pasukan mengikuti beliau shalat
satu raka'at, sedangkan kelompok yang lain berjaga-jaga menghadap ke arah
musuh. Setelah selesai satu raka'at, kelompok pertama pergi berjaga-jaga,
menggantikan kelompok kedua, sedangkan kelompok kedua shalat bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian setelah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam selesai shalat, masing-masing rombongan menyempurnakan shalat
mereka satu raka'at lagi." Dan telah menceritakannya kepadaku Abu Rabi' Az
Zhahrani telah menceritakan kepada kami Fulaih dari Az Zuhri dari Salim bin
Abdullah bin Umar dari bapaknya bahwa ia menceritakan tentang shalat Khauf
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan ia berkata; Saya pernah shalat Khauf
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yakni semakna dengan ini.”

Dari pengertian hadist di atas, memberikan satu petunjuk yang tegas bagi kita
bahwa, shalat adalah ibadah yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja tanpa alasan
syar‟i/ kesulitan. Seperti dalam perperangan dan lainnya. Tata cara pelaksanaan

5
shalat pada prinsipnya sama sesuai dengan petunjuk Nabi Saw. 4

C. Syarat-syarat Shalat Khouf


Didalam sholat khouf pada saat berjamaah di saat berada dalam peperangan
atau dalam kondisi terancam terdapat beberapa syarat-syarat yang harus dipahami
oleh para jama‟ah, antara lain:
a. Makmum hendaknya meniatkan mengikuti imam.
Adapun imam tidak menjadi syarat berniat menjadi imam, hanya sunat agar
ia mendapat ganjaran berjamaah.
b. Makmum hendaklah mengikuti imamnya dalam segala pekerjaanya.
Maksudnya, makmum hendaklah membaca takbiratulihram sesudah imamnya,
begitu juga permulaan segala perbuatan makmum hendaklah terkemudian dari yang
dilakukan oleh Imamnya.
c. Mengetahui gerak-gerik perbuatan imam, umpamanya dari berdiri ke
ruku‟, dari ruku‟ ke i‟tidal, dari i‟tidal ke sujud, dan seterusnya, baik diketahui
dengan melihat imam sendiri, melihat saf (barisan) yang dibelakang imam,
mendengar suara imam atau suara mubalighnya, agar makmum dapat mengikuti
imamnya.
d. Keduanya (imam dan makmum) berada dalam satu tempat, umpamanya
dalam satu rumah. Setengah ulama berpendapat bahwa shalat di satu tempat itu
tidak menjadi syarat, hanya sunat karena yang perlu ialah mengengetahui gerak-
gerik perpindahan imam dari rukun ke rukun atau dari rukun ke sunat, dan
sebaliknya agar makmum dapat mengikuti gerak-gerik imamnya.
e. Tempat berdiri makmum tidak boleh lebih depan dari imamnya,
maksudnya ialah lebih depan ke pihak kiblat. Bagi orang shalat berdiri, diukur
tumitnya, dan bagi orang duduk, pinggulnya.
f. Imam hendaklah jangan mengikuti yang lain. Imam itu hendaklah
berpendirian tidak terpengaruh oleh yang lain; kalau ia makmum tentu ia akan
mengikuti imamnya.
g. Laki-laki tidak sah mengikuti perempuan. Berarti laki-laki tidak boleh

4
Drs. H. Syahril Tanjung, MA, Firdaus, S.Sy., MH, PANDUAN PRAKTIK IBADAH, Landasan
Ilmu, Jambi, 2019, 117

6
menjadi makmum, sedangkan imamnya perempuan. Adapun perempuan yang
menjadi imam bagi perempuan pula, tidak berhalangan.
h. Keadaan imam tidak ummi, sadangkan makmum qari’. Artinya, imam itu
hendaklah orang yang baik bacaanya.
i. Janganlah makmum beriman kepada orang yang diketahui bahwa
shalatnya tidak sah (batal). Seperti mengikuti imam yang diketahui oleh makmum
bahwa ia bukan orang islam, atau ia berhadats atau bernajis badan, pakaian, atau
tempatnya. Karena imam yang seperti itu hukumnya tidak sah dalam shalat.5
Terdapat tata krama imam dalam melaksanakan sholat berjama’ah, yaitu:
a. Mengedepankan yang lebih berhak menjadi imam.
b. Meluruskan shaf.6
c. Imam memperpendek shalatnya.7
d. Imam menoleh setelah salam.8
Adapun tata krama yang harus dimiliki oleh makmum antara lain:
a) Posisi ahli agama, berilmu dan tua dibelakang imam.9
b) Ber shaf yang baik.
c) Makmum ber ittiba’ (mengikuti) imam.
d) Mengucap “amin” setelah imam membaca al-fatihah.10

D. Penyebab Rasa Takut dan Khawatir beserta Tata Cara Pelaksanaan


Sholat Khouf
a. Musuh akan menyerang dari arah kiblat.
1. Pada rakaat pertama, Imam mengatur barisan shalat menjadi dua atau
lebih.
2. Imam melaksanakan shalat bersama barisan pertama dan shaf kedua
secara bersamaann.
3. Imam dan kedua barian melaksanakan takbiratul ihram hingga ruku’

5
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1990), 116.
6
Syaikh Jalal Muhammad Syafi’i, The power of Shalat (Bandung: MQ Publishing, 2006), 58.
7
Sigit Yulianto dan Akbar Kaelola, Shalat Khusyu’ Gaya Baru (Yogjakarta: Young Crew Media,
2007), 154
8
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz V-VI (Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t.), 251.
9
Nada, Ensiklopedia Etika Islam…, 711.
10
Ibid., 716

7
bersama-sama.
4. Imam dan barisan pertama melakukan sujud sedangkan barisan kedua
tetap berdiri untuk berjaga-jaga.
5. Setelah imam dan barisan pertama bangkit dari sujudnya dan berdiri
seperti semula, maka barisan kedua kedua melakukan sujud, sedangkan
iman dan pertama berjaga-jaga.
6. Pada rakaat kedua, barisan kedua ikut sujud bersama imam, sedangkan
barisan pertama berjaga-jaga.
7. Ketika imam dan barisan kedua melakukan sujud dan duduk bertasyahud,
maka barisan pertama menyusulnya.
8. Imam, barisan kedua dan barisan pertama melaksanakan tasyahud
bersama disusul mengakhiri shalat dengan salam. 11
b. Musuh akan menyerang dari arah selain kiblat.
1. Salah satu jama’ah mengumandangkan azan dan iqamah.
2. Imam membagi jama’ah kedalam dua kelompok.
3. Kelompok pertama bersama shalat bersama imam, dan kelompok kedua
berjaga-jaga.
4. Jika shalat yang dilaksanakan berjumlah dua rakaat, kelompok pertama
yang shalat bersama imam cukup berjama’ah satu rakaat. Setelah itu
menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri untuk selanjutnya berjaga-jaga.
5. Jika shalat yang dilaksanakan berjumlah tiga atau empat rakaat,
kelompok pertama yang shalat bersama imam cukup berjama’ah dua rakaat.
Setelah itu menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri untuk selanjutnya
berjaga-jaga.
6. Setelah kelompok pertama selesai shalatnya, kelompok kedua bergabung
dengan imam.
7. Imam meneruskan shalatnya hingga salam. Sedangkan kelompok kedua
meneruskan secara sendirian hingga mengakhirinya dengan salam.

11
Mashuri, FIQH, Direktorat KSKK Madrasah, Jakarta, 2020, 204.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salat khouf adalah salat yang dilakukan ketika berada dalam situasi yang
sangat menakutkan, genting, atau berbahaya. Khauf sendiri secara harafiah berarti
ketakutan. Salah satu contoh situasi yang menakutkan adalah peperangan, baik
dalam perjalanan maupun saat hidup. Dasar hukum dari sholat khouf terdapat dalam
Al-Qur’an Surat An-Nisa' 4: Ayat 102 dan Hadist Nabi.
Didalam sholat khouf pada saat berjamaah di saat berada dalam peperangan
atau dalam kondisi terancam terdapat beberapa syarat-syarat yang harus dipahami
oleh para jama‟ah ada 9, tata krama imam dalam melaksanakan sholat berjama’ah
ada 4 dan tata krama makmum juga ada 4.

B. SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon di berikan
sarannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami
Sholat Khouf. Kami menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah
diatas dengansumber-sumber yang lebih banyak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Casmini, Taufik Nurfadhi, Putri Kusumaningrum, “Penanaman Khauf dan Raja’


Dalam.Pendidikan Karakter Remaja”. Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik,
Vol. 5 No. 2, 2021.

Dolizal Putra, Khauf Khasyyah dan taqwa dalam tafsir al-misbah karya muhammad
quraish shihab,...

Drs. H. Syahril Tanjung, MA, Firdaus, S.Sy., MH, PANDUAN PRAKTIK IBADAH,
Landasan Ilmu, Jambi, 2019.

Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz V-VI (Jakarta: Pustaka Panjimas, t.t.).

Mashuri, FIQH, Direktorat KSKK Madrasah, Jakarta, 2020.

Sigit Yulianto dan Akbar Kaelola, Shalat Khusyu’ Gaya Baru (Yogjakarta: Young
Crew Media, 2007).

Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru, 1990).

Syaikh Jalal Muhammad Syafi’i, The power of Shalat (Bandung: MQ Publishing,


2006).

10

Anda mungkin juga menyukai