Anda di halaman 1dari 2

BIOGRAFI IMAM QIRAAT (IMAM NAFI)

Biografi singkat Imam Nafi al-Madani

Cermin bagi penghafal al-Quran

Nama lengkap beliau Nafi bin Abdurrahman bin Abi Nuaim.

Imam Madinah ini dilahirkan pada tahun tujuh puluhan hijriyah dan meninggal pada tahun 169
H.

Beliau merupakan salah satu pakar Qiraat Asyrah dan menjadi urutan pertama di antara pakar
qiraat lainnya.

Hal ini sudah menjadi mufakat ulama menempatkan beliau pada urutan pertama,

Karena diantara alasanya yaitu disebabkan tempat mengajar beliau di Madinah.

Oleh karena itu, jika kita hendak membaca jamak (menggabungkan bacaan Qiraat Asyrah) tentu
bacaan beliau kita dahulukan yang diriwayatkan oleh Imam Qolun.

Walau beliau sering disebut dengan imam Madinah atau qori Madinah,

Namun sebenarnya beliau berasal dari Asbahan, yang bercirikan kulit hitam legam.

Sifat budi pekerti yang halus, aura wajahnya yang menawan dan berwibawa terpancar dari sang
qori ini.

Beliau belajar qiraat kepada tujuh puluh tabiin.

Di antaranya:
1. Imam Abi Jakfar, imam qiraat ke delapan, Syaibah bin Nashoh,
2. Muslim bin Jundab,
Yazid bin Ruman,
3. Muhammad bin Muslim bin Shihab al-Zuhri,
4. Abdurrahman bin Hurmuz al-Araj.
Dll.

Pengabdian beliau mengajarkan al-Quran beserta qiraatnya lebih dari tujuh puluh tahun.

Siang dan malam hanya di isi oleh kegiatan mengajar al-Quran beserta qiraatnya.

Tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali selalu bersama kalam Tuhannya.

Di samping beliau lanyah dalam bidang qiraat,


Sang imam ini juga sangat mahir dalam bidang lainnya.

Pada era ini, beliaulah seharusnya menjadi contoh dan panutan bagi para penghafal al-Quran
(Hamil al-Quran).

Beliau tidak timpang sebelah dalam segi intektualitasnya;

tidak hanya tabahhur dalam kajian ilmu qiraat saja, tetapi jauh lebih itu beliau juga pandai dalam
bidang gramatikal bahasa arab, ulum al-Quran dan yang lainnya.

Sementara itu, belakangan ini banyak para penghafal al-Quran yang merasa cukup dengan
hafalannya saja; tidak mempelajari ilmu lainnya yang berhubungan dengan al-Quran,

misalnya Ulum al-Quran, Tafsir al-Quran dll. Sehingga banyak sekali para penghafal yang masih
kurang mahir dengan pemahaman tentang kandungan al-Quran khususnya dan pemahaman
agama umumnya.

Padahal, alangkah indahnya jika selain bisa hafal al-Quran juga bisa memahami isi
kandungannya. Semoga kita termasuk Hamil al-Quran dan memahami isi kandungannya. Amin.

Diriwayatkan dari imam malik bahwa bacaan ahli Madinah adalah sunnah, artinya bacaan yang
dipilih. Selain itu, beliau punya keistimewaan atau yang lebih akrab disebut karamat yaitu bau
harum yang keluar dari lisannya.

Sebagaimana diceritakan bahwa jika beliau ngendikoakan tercium bau harum minyak Misk yang
keluar dari lisannya. Ketika ditanyakan:kepada beliau Apakah Jenenganmemakai pengharum jika
hendak mengajar?

Beliaupun menjawab: aku tidak pernah mendekati minyak pengharum apalagi menyentuhnya,
tapi aku telah bermimpi bertemu dengan Nabi Muahmmad SAW. dan beliau membacakan al-
Quran persis di depan lisanku. Sejak saat itulah keluar bau harum dari lisanku.

Karena kezuhudan dan kemahirannya dalam bidang qiraat, nama beliau melambung hingga ke
dunia islam. Maka tidak sedikit orang-orang yang haus akan ilmu al-Quran dan qiraatnya
berbondong-bondong meninggalkan negerinya menuju kota Madinah al-Munawarah, demi
meneguk lautan Ilmu Qiraat kepada imam keturunan Asbahan ini, termasuk di antarnya:

Imam Malik bin Anas dan Imam Laits bin Saad, Abi Amr bin al-Ala, Musabbi, Isa bin Wardan,
Sulaiman bin Muslim bin Jammaz dan kedua anak imam Jakfar yazid al-Qoqo, Ismail dan
Yakub.

Namun, dari nama-nama muridnya di atas hanya ada dua nama yang paling terkenal dan menjadi
perawi imam Nafi. Yaitu Imam Qolun dan Warsy

Anda mungkin juga menyukai