DISUSUN OLEH :
1. ALTIKA AYU W (18/FAM/059)
2. VENY ROHMAWATI (18/FAM/066)
3. SOFIATI (18/FAM/068)
4. VIKA NUR O (18/FAM/078)
5. RUMAN ANGGRAENI (18/FAM/080)
AL-QUR’AN
HADITS
QIYAS
1. AL-QUR’AN
ي َء
َش أ َ ن تَنَازَ أعت ُ أَم ِفيَل َوأُو ِلي أاْل َ أم َِر ِم أن ُك أَم َۖ فَإ ِ أ ََ سو
ُ الرَّ ّللاَ َوأ َ ِطيعُوا ََّ َيا أَيُّ َها الَّذِينََ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا
َ ً ن تَأ أ ِوي
ل َ ك َخيأرَ َوأ َ أح
َُ س ََ اّللِ ََو أال َي أو َِم أاْل ِخ َِر َۖ َٰذَ ِل
ََّ ن ُك أنت ُ أَم تُؤأ ِمنُونََ ِب
َل ِإ أ
َِ سو ُ الر ََّ فَ ُردُّوَهُ ِإلَى
َّ ّللاِ َو
1. Al-Huda (Petunjuk) :
a. Al-quran menjadi petunjuk bagi manusia
secara umum.
b. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
c. Petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
2. Al-Furqon (Pemisah)
Dapat menjadi pemisah antara yang hak dan yang
batil, atau antara yang benar dan yang salah.
Next…..
3. Al-Asyifa (Obat)
Di dalam Al-quran Keajaiban Al-Qur’an di Dunia
Nyata disebutkan bahwa Al-quran merupakan obat
bagi penyakit yang ada di dalam dada manusia.
4. Al-Mau’izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran,
nasihat-nasihat, peringatan tentang kehidupan
bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di
jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Al-
Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa
atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi
orang-orang di masa sekarang atau masa
setelahnya.
Fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan manusia
Pengertian segala
Hadits perkataan
(sabda), Kedudukan
Hadits sbg
perbuatan dan sumber
ketetapan dan hukum islam Hadits
persetujuan merupakan
dari Nabi sumber hukum
Muhammad kedua setelah
SAW yang Al-Qur'an,
dijadikan
ketetapan
ataupun
hukum dalam
agama Islam.
Fungsi Hadits
Ada 3 fungsi hadits, diantaranya :
1. Sebagai penjelas terhadap al-Qur’an. Kalau ada
orang yang hanya menggunakan al-Qur’an dan
tidak mau menggunakan sunnah, maka dari mana
ia mengetahui bahwa salat zhuhur itu empat
rakaat. Ternyata tidak ada keterangan dalam al-
Qur’an mengenai salat zhuhur empat raka’at,
thawaf tujuh kali dan seterusnya.
Fungsi hadits
Pengertian Qiyas
Qiyas menurut bahasa adalah mengukur. Sedangkan
menurut ahli Ushul Fiqih adalah menyertakan suatu
perkara terhadap perkara lain dalam hukum syara
karena terdapat kesamaan ‘illat di antara keduanya.
Jumhur ulama menerima dan menggunakan qiyas
sebagai dalil dalam urutan keempat, yaitu sesudah
al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’.
Fungsi Qiyas