Anda di halaman 1dari 21

4 SUMBER HUKUM ASWAJA

DISUSUN OLEH :
1. ALTIKA AYU W (18/FAM/059)
2. VENY ROHMAWATI (18/FAM/066)
3. SOFIATI (18/FAM/068)
4. VIKA NUR O (18/FAM/078)
5. RUMAN ANGGRAENI (18/FAM/080)
AL-QUR’AN

HADITS

4 SUMBER HUKUM ASWAJA


IJMA’

QIYAS
1. AL-QUR’AN

Pengertian Al Qur’an Secara Pengertian Al-Qur’an secara


Terminologi (Istilah Islam) Etimologi (bahasa)
• Dari segi bahasa, Al Qur’an
Al Qur’an secara istilah berasal dari bahasa Arab, yakni
berarti kitab suci umat Islam bentuk jamak dari kata benda
yang di dalamnya berisi atau masdar dari kata kerja
firman-firman Allah SWT qara’a, yaqra’u, qur’anan yang
yang diturunkan kepada artinya adalah “bacaan” atau
Rasulullah SAW sebagai “sesuatu yang dibaca berulang-
mukjizat. ulang”.
Pengertian al-qur’an menurut para ahli

1. Menurut Dr. Subhi as-Salih


Menurut Dr. Subhi as-Salih, Al Qur’an adalah kalam Allah
SWT yang merupakan sebuah mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW, di tulis dalam mushaf dan
diriwayatkan secara mutawatir, serta membacanya adalah
termasuk ibadah.

2. Menurut Muhammad Ali ash-Shabumi


Menurut Muhammad Ali ash-Shabumi, Al Qur’an ialah
firman Allah SWT yang tidak ada tandingannya, diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW penutup para nabi dan rasul
dengan perantara malaikat Jibril as, ditulis kepada mushaf-
mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita dengan
cara mutawatir
Lanjutan

3. Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik


Menurut Syekh Muhammad Khudari Beik, Al Qur’an
merupakan firman Allah SWT yang berbahasa Arab,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
dipahami isinya, disampaikan kepada kita dengan
cara mutawatir, ditulis dalam mushaf yang dimulai
dari surat Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An
Nas
Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber Hukum Islam

Al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Al-Qur’ān


merupakan sumber utama dan pertama sehingga semua persoalan harus
merujuk dan berpedoman kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman
Allah Swt. dalam al-Qur’ān:

‫ي َء‬
َ‫ش أ‬ َ ‫ن تَنَازَ أعت ُ أَم ِفي‬َ‫ل َوأُو ِلي أاْل َ أم َِر ِم أن ُك أَم َۖ فَإ ِ أ‬ ََ ‫سو‬
ُ ‫الر‬َّ ‫ّللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬ ََّ ‫َيا أَيُّ َها الَّذِينََ آ َمنُوا أ َ ِطيعُوا‬
َ ً ‫ن تَأ أ ِوي‬
‫ل‬ َ ‫ك َخيأرَ َوأ َ أح‬
َُ ‫س‬ ََ ‫اّللِ ََو أال َي أو َِم أاْل ِخ َِر َۖ َٰذَ ِل‬
ََّ ‫ن ُك أنت ُ أَم تُؤأ ِمنُونََ ِب‬
َ‫ل ِإ أ‬
َِ ‫سو‬ ُ ‫الر‬ ََّ ‫فَ ُردُّوَهُ ِإلَى‬
َّ ‫ّللاِ َو‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ta’atilah Allah dan


ta’atilah Rasul-Nya (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)
di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah Swt. (al-Qur’ān) dan Rasu-Nyal
(sunnah), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-
Nisā’/4:59)
Fungsi Al-Qur’an dalam agama islam

1. Al-Huda (Petunjuk) :
a. Al-quran menjadi petunjuk bagi manusia
secara umum.
b. Petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.
c. Petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
2. Al-Furqon (Pemisah)
Dapat menjadi pemisah antara yang hak dan yang
batil, atau antara yang benar dan yang salah.
Next…..

3. Al-Asyifa (Obat)
Di dalam Al-quran Keajaiban Al-Qur’an di Dunia
Nyata disebutkan bahwa Al-quran merupakan obat
bagi penyakit yang ada di dalam dada manusia.
4. Al-Mau’izah (Nasihat)
Di dalam Al-Quran terdapat banyak pengajaran,
nasihat-nasihat, peringatan tentang kehidupan
bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di
jalan Allah. Nasihat yang terdapat di dalam Al-
Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa
atau kejadian, yang bisa dijadikan pelajaran bagi
orang-orang di masa sekarang atau masa
setelahnya.
Fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan manusia

Sebagai petunjuk jalan yang lurus

Merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad


SAW

Menjelaskan kepribadian manusia dan yang


membedakannya dari makhluk lainnya

Merupakan penyempurna bagi kitab-kitab


Allah yang telah turun sebelumnya
Fungsi Al-Qur’an bagi kehidupan manusia

Al-Quran dapat memantapkan


iman Islam

Menjelaskan masalah yang pernah


diperselisihkan umat sebelumnya

Tuntunan dan hukum untuk


menjalani kehidupan
2. HADITS

Pengertian segala
Hadits perkataan
(sabda), Kedudukan
Hadits sbg
perbuatan dan sumber
ketetapan dan hukum islam Hadits
persetujuan merupakan
dari Nabi sumber hukum
Muhammad kedua setelah
SAW yang Al-Qur'an,
dijadikan
ketetapan
ataupun
hukum dalam
agama Islam.
Fungsi Hadits
Ada 3 fungsi hadits, diantaranya :
1. Sebagai penjelas terhadap al-Qur’an. Kalau ada
orang yang hanya menggunakan al-Qur’an dan
tidak mau menggunakan sunnah, maka dari mana
ia mengetahui bahwa salat zhuhur itu empat
rakaat. Ternyata tidak ada keterangan dalam al-
Qur’an mengenai salat zhuhur empat raka’at,
thawaf tujuh kali dan seterusnya.
Fungsi hadits

2. Kedua, hadis adalah sebagai pendukung terhadap


ketetapan dalam al-Qur’an.
3. Ketiga, hadis sebagai sumber hukum Islam. Hadis
adalah sebagai sumber hukum kedua setelah al-
Qur’an. Banyak hadis menjelaskan sesuatu yang
tidak disebut dalam al-Qur’an.
3 macam Hadits

• Hadits berupa perkataan nabi Muhammad SAW.


Qauliyah • Contoh : kebersihan sebagian dari iman.

• Hadits yang berupa perbuatan nabi Muhammad SAW.


Fi’liyah • Contoh : sholat 5 waktu dengan sikap dan rukunnya.

• Hadits yang berupa persetujuan atau ketetapan nabi


Muhammad SAW.
Taqririyah • Contoh : tayamum
3. IJMA’

Ijma’ secara bahasa berarti


bertekad bulat (ber‘azam)
untuk melaksanakan sesuatu Ijma’ menurut istilah ahli Ushul
juga berarti bersepakat atas Fiqih adalah kesepakatan atas
hukum suatu peristiwa dan bahwa
sesuatu. hukum tersebut merupakan
hukum syara.
Kedudukan Ijma’

Jumhur Ulama berpendapat bahwa kedudukan ijma’


menempati salah satu sumber atau dalil hukum
sesudah Al-Qur’an dan sunnah. Ini berarti ijma’
dapat menetapkan hukum yang mengikat dan wajib
dipatuhi umat islam bila tidak ada ketetapan
hukumnya dalam Al-Qur’an maupun sunnah.
Fungsi Ijma’

Dalam pandangan ulama yang berpendapat bahwa


untuk kekuatan suatu ijma’ tidak diperlukan
sandaran atau rujukan kepada suatu dalil yang
kuat, ijma’ itu berfungsi menetapkan hukum atas
dasar taufiq allah yang telah dianugerahkan
kepada ulama yang melakukan ijma’ tersebut.
Dalam pandangan ini tampak bahwa kedudukan
dan fungsi ijma’ bersifat mandiri.
Macam-macam Ijma’

Ditinjau dari segi caranya, ijma’ terdiri dari dua


macam, yaitu:
a. Ijma’ Sharih (qauli, taqriry, bayany, haqiqy, lafdzy).
Adalah kesepakatan para mujtahid, baik melalui
pendapat maupun melalui perbuatan terhadap hukum
masalah tertentu yang mencerminkan pendapatnya.
b. Ijma’ Sukuti (i’tibary).
Adalah sebagian mujtahid menyatakan pendapatnya
dengan tegas dari hal hukum suatu peristiwa dengan
menfatwakan atau mempraktekannya, sedangkan
sebagian mujtahid yang lain tidak menyatakan
persetujuannya terhadap hukum itu dan tidak pula
menentangnya.
4. QIYAS

 Pengertian Qiyas
Qiyas menurut bahasa adalah mengukur. Sedangkan
menurut ahli Ushul Fiqih adalah menyertakan suatu
perkara terhadap perkara lain dalam hukum syara
karena terdapat kesamaan ‘illat di antara keduanya.
 Jumhur ulama menerima dan menggunakan qiyas
sebagai dalil dalam urutan keempat, yaitu sesudah
al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’.
Fungsi Qiyas

 Qiyas berfungsi dan sangat berperan dalam


mengungkapkan hukum peristiwa yang tak
disebutkan dalam nas (al-qur’an dan sunnah).
Sekian dan TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai