Anda di halaman 1dari 5

Nama : Milla fidyatul ifadah

Npm : 22001013044

Kelas : PGMI B SEM 4

1. Pengertian metodologi
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta
(sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau lanhkah-
langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Metode juga
disebut pengajaran atau penelitian. Menurut istilah (terminologi), metode adalah
ajaran yang memberi uraian, penjelasan, dan penentuan nilai. Metode biasa digunakan
dalam penyelidikan keilmuan. Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah
kelogisan penelitan ilmiah, sistem tentang prosedur dan teknik riset.
Ruang lingkup studi Islam:
sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari segi sisi:
A. Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final
dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
B. Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia dalam
kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
C. Sebagai interaksi social, yaitu realitas umat Islam.
Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi pada
tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas kebenaran
teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.

2. Akal merupakan salah satu sumber pengetahuan yang benar dalam diri manusia dan di
dalam al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengungkapkan betapa penting akal dalam
kehidupan manusia itu. Seperti dalam firman Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat 19: “
“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari
tuhanmu itu sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja
dapat mengambil pelajaran.” Sedangkan wahyu adalah merupakan cahaya dan
petunjuk bagi manusia, tetapi mereka masih banyak yang tidak merasakan
kebahagiaan dengan adanya wahyu tersebut, tercermin dalam ayat-ayat al-Qur‟an
yaitu : QS. Al-Syura 52-53; QS. Al-Maidah 44, 46, 48; QS. Ibrahim 1-2; QS. Al-Nur :
35.

3. As syifa disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa Al-Qur’an dapat menjadi obat bagi
penyakit yang ada didalam diri manusia. Penyakit yang ada dalam tubuh manusia
tidak hanya berupa penyakit fisik, tetapi dapat berupa penyakit hati. Seperti pada
perasaan manusia yang sering terganggu, sehingga dapat menimbulkan rasa tidak
tenang, marah, iri, dengki, cemas, dan ragu-ragu dalam segala ketetapan Nya. Ayat
dari as syifa’
ُّ ‫ظةٌ ِ ِّم ْن َّربِِّ ُك ْم َو ِشفَ ۤا ٌء ِلِّ َما فِى ال‬
َ‫صد ُْو ِۙ ِر َو ُهدًى َّو َرحْ َمةٌ ِلِّ ْل ُمؤْ ِمنِيْن‬ َ ‫اس قَدْ َج ۤا َءتْ ُك ْم َّم ْو ِع‬
ُ َّ‫ٰٓياَيُّ َها الن‬
Artinya: “Salah satu nama Alquran ialah asy-Syifa yang berarti obat penyembuh.
Allah berfirman, Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran
(Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.” (QS Yunus [10]: 57).
Nama lain dari Al-Qur’an adalah Al-Furqon atau dapat diartikan sebagai pemisah. Hal
ini berkaitan dengan fungsi Al-Qur’an lainnya yang dapat menjadi pemisah antara
yang hak dan batil, atau antara yang benar dan salah.
Ayat dari al furqon

ً ‫اركَ الَّذِي ن ََّز َل ْالفُ ْرقَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه ِليَ ُكونَ ِل ْلعَالَ ِمينَ نَذ‬
‫ِيرا‬ َ َ‫تَب‬

Artinya: “Mahasuci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-
Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan
manusia).”

4. Sumber produk pemikiran hukum islam yang bisa dipelajari untuk dikembangkan dan
dijadikan acuan ada dua, yaitu ajaran yang tertuang dalam Alquran dan hadis. Kajian
terhadap ajaran-ajaran Alquran dan hadis, erat kaitannya dengan pemikiran (al-ra’yu)
yang selanjutnya akan melahirkan rangkaian pemikiran teoritis tentang produk
hukumIslam.Dikatakan demikian, karena dengan al-ra’yu (pemikiran tersebut) akan
memperkaya informasi faktual tentang dinamika hukum-hukum Islam. Dalam kaitan
dengan pembuatan hukum, maka H. Abd. Muin Salim menyatakan: “Fikih Islam
menganut pandangan bahwa hukum tidak hanya bersumber dari Allah dan rasul-Nya
tetapi juga dari para pendapat ulama, baik secara konsensus ataupun secara indiviudal.
‫‪Hal ini berbeda dengan apa yang dikenal dalam sistem hukum nasional yang‬‬
‫‪mengenal lembaga pembuat undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku‬‬
‫‪sebagai hukum positif.‬‬

‫‪5. – Contoh metode tahlili‬‬

‫اس (‪ِ )2‬إلَ ِه النَّ ِ‬


‫اس (‪)3‬‬ ‫قُ ْل أَعُوذُ ِب َربِّ ِ النَّ ِ‬
‫اس (‪َ )1‬م ِل ِك النَّ ِ‬

‫عفان‪ ،‬عن ُوهَيب (‪ )1‬عن هشام‪ ،‬به (‪. )2‬‬

‫ورواه اإلمام أحمد أيضًا عن إبراهيم بن خالد‪ ،‬عن رباح‪ ،‬عن َم ْع َمر‪ ،‬عن هشَام‪ ،‬عن أبيه‪ ،‬عن عائشة قالت‪ :‬لبث‬
‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم ستة أشهر يُرى أنه يأتي وال يأتي‪ ،‬فأتاه ملكان‪ ،‬فجلس أحدهما عند رأسه‪ ،‬واآلخر عند‬
‫رجليه‪ ،‬فقال أحدهما لآلخر‪ :‬ما باله؟ قال‪ :‬مطبوب‪ .‬قال‪ :‬ومن طبه؟ قال‪ :‬لبيد بن األعصم‪ ،‬وذكر تمام الحديث (‪. )3‬‬

‫وقال األستاذ المفسر الثعلبي في تفسيره‪ :‬قال ابن عباس وعائشة‪ ,‬رضي هللا عنهما‪ :‬كان غالم من اليهود يخدم رسول‬
‫هللا صلى هللا عليه وسلم فدبَّت إليه اليهود‪ ،‬فلم يزالوا به حتى أخذ ُمشَاطة رأس النبي صلى هللا عليه وسلم وعدة أسنان‬
‫من ُمشطه‪ ،‬فأعطاها اليهود‪ ،‬فسحروه فيها‪ .‬وكان الذي تولى ذلك رجل منهم ‪-‬يقال له‪[ :‬لبيد] (‪ )4‬بن أعصم‪-‬ثم دسها‬
‫في بئر لبني ُز َريق‪ ،‬ويقال لها‪ :‬ذَ ْروان‪ ،‬فمرض رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وانتثر شعر رأسه‪ ،‬ولبث ستة أشهر‬
‫ي َُرى أنه يأتي النساء وال يأتيهن‪ ،‬وجعل يَذُوب وال يدري ما عراه‪ .‬فبينما هو نائم إذ أتاه ملكان فَقَعَد أحدهما عند رأسه‬
‫ب؟ قال‪ :‬سحر‪ .‬قال‪:‬‬ ‫ب‪ .‬قال‪ :‬وما ُ‬
‫ط َ‬ ‫واآلخر عند رجليه‪ ،‬فقال الذي عند رجليه للذي عند رأسه‪ :‬ما بال الرجل؟ قال‪ُ :‬‬
‫ط َ‬
‫ف طلعة‬ ‫ومن سحره؟ قال‪ :‬لبيد بن أعصم اليهودي‪ .‬قال‪ :‬وبم َ‬
‫طبَه؟ قال‪ :‬بمشط ومشاطة‪ .‬قال‪ :‬وأين هو؟ قال‪ :‬في ُج َ‬
‫تحت راعوفة في بئر ذَ ْر َوان ‪-‬والجف‪ :‬قشر الطلع‪ ،‬والراعوفة‪ :‬حجر في أسفل البئر ناتئ يقوم عليه الماتح ‪-‬فانتبه‬
‫مذعورا‪ ،‬وقال‪“ :‬يا عائشة‪ ،‬أما شعرت أن هللا أخبرني بدائي؟ “‪ .‬ثم بعث رسول هللا‬
‫ً‬ ‫رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫صلى هللا عليه وسلم عليا والزبير وعمار بن ياسر‪ ،‬فنزحوا ماء البئر كأنه نُقاعة الحناء‪ ،‬ثم رفعوا الصخرة‪ ،‬وأخرجوا‬
‫الجف‪ ،‬فإذا فيه مشاطة رأسه وأسنان من مشطه‪ ،‬وإذا فيه وتر معقود‪ ،‬فيه اثنتا عشرة (‪ )5‬عقدة مغروزة باإلبر‪ .‬فأنزل‬
‫هللا تعالى السورتين‪ ،‬فجعل كلما قرأ آية انحلت عقدة‪ ،‬ووجد رسول هللا صلى هللا عليه وسلم خفة حين انحلت العقدة‬
‫أرقِيك‪ ،‬من كل شيء يؤذيك‪ ،‬من حاسد‬ ‫األخيرة‪ ،‬فقام كأنما نَش َ‬
‫ط من عقال‪ ،‬وجعل جبريل‪ ،‬عليه السالم‪ ،‬يقول‪ :‬باسم هللا ْ‬
‫وعين هللا يشفيك‪ .‬فقالوا‪ :‬يا رسول هللا‪ ،‬أفال نأخذ الخبيث نقتله؟ فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‪“ :‬أما أنا فقد شفاني‬
‫شرا” (‪. )6‬‬
‫هللا‪ ،‬وأكره أن يثير على الناس ً‬

‫هكذا أورده بال إسناد‪ ،‬وفيه غرابة‪ ،‬وفي بعضه نكارة شديدة‪ ،‬ولبعضه شواهد مما تقدم‪ ،‬وهللا أعلم‬

‫‪Dalam surat An-Nas yang diambil dari di atas, kita bisa menemukan beberapa cirri-ciri‬‬
‫‪tafsir talili. Yaitu :‬‬

‫‪1.Menggunakan model penafsiran bil ma’tsur, yaitu penafsiran dengan cara riwayah bi ar-‬‬
‫‪riwayah. Al-Qur’an dengan hadits.‬‬
2.Sabab nuzul yang diterangkan bahwa Rasulullah sakit yang disebabkan karena
mendapat serangan sihir dari seorang yahudi yang bernama Labid bin Al-A’shom

– Contoh metode ijmali

ِ َّ‫قُ ْل أَعُوذُ بِ َربِّ ِ الن‬


)1( ‫اس‬

ُّ ‫{ قُ ْل أَعُوذ ُ بِ َربِّ ِ الناس } خالقهم ومالكهم ُخ‬


‫صو بالذكر تشريفا ً لهم ومناسبة لالستفادة من شر الموسوس في صدورهم‬
ِ َّ‫ َم ِل ِك الن‬.
)2( ‫اس‬

. } ‫{ َم ِل ِك الناس‬

Dalam metode ijmali ini, maka kita dapati bahwa penafsiran sungguh begitu singkat
sekali, bahkan pada ayat dua, lafadz tafsir dan lafadz al-qur’an sama.

– Contoh tafsir metode muqoronah


Contoh penafsiran dengan metode ini bisa dilihat dalam kitab rawaa’i Al-Bayan fii
ayaatil ahkam karya syaikh Ali As-Shobuni.
Bahasannya setiap bab tentang hukum, Ada bahasan dalam setiap bab, yang masing-
masing bab disampaikan dengan membandingkan ayat al-Qur’an dengan ayat yang
lain, ayat dengan hadits Nabi SAW (yang terkesan bertentangan), dan
membandingkan pendapat penafsiran ulama tafsir (baik ulama salaf maupun ulama
khalaf).
Misal dalam bab shalawat atas nabi, akan dijelaskan penafsirannya, kemudian
pendapat ulama, seperti Fakhrur Razi, imam Syafi’I, pendapat para ulama lainnya,
hingga dalil-dalil yang mereka gunakan.

– Contoh Metode Maudhu’i.


Dalam kitab ayat ahkam, disampaikan penafsiran secara tema yang dibahas. Tema-
tema itu mengambil dalil dari ayat-ayat al-qur’an yang saling berkaitan, dengan
kerangka yang sistematis, hingga dijelaskan ulumul qur’an yang terkandung di
dalamnya. Seperti am lil khos, mutlaq-muqoyyad, maupun asbabun nuzul.
Bahasan-bahasan dalam jilid tiga kitab ayat ahkan antara lain adalah:
1.Ta’at kepada orang tua.
2.Pengangkatan anak di zaman Jahiliyyah.
3.Warisan untuk dzawil Arham
4.Talak sebelum disentuh.
5.Beberapa hukum tentang pernikahan nabi.
6.Di antara tata krama dalam walimah.
7.Shalawat atas nabi saw.
8. Hijab wanita muslimah.
9. Hukum patung dan gambar.
10. Perang dalam Islam.
11. Membatalkan amal yang sedang dalam pelaksanaan.
12. Mencari kebenaran berita.
13. Hukum menyentuh msuhafal-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai