Anda di halaman 1dari 4

QURDITS KELAS XII

ILMU YANG DIBUTUHKAN


BAGI SEORANG MUFASIR

SMA ASSA’ADAH BUNGAH


GRESIK
KETENTUAN ILMU YANG HARUS DIMILIKI
SEORANG MUFASSIR
• Orang yang melakukan penafsiran terhadap al-Qur’an disebut mufassir, jamaknya
yaitu mufassirun atau mufassirin. Orang yang hendak melakukan penafsiran harus
memenuhi syarat-syarat yang telah disepakati oleh para ulama setelah nabi
Muhammad wafat. Layaknya seorang dokter, seorang dokter harus benar-benar
memahami ilmu yang bersangkutan dengan kedokteran sebelum ia menjadi
dokter. Begitu pula dengan seorang mufassir, sebelum menafsirkan al-Qur’an ia
harus memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh para ulama.
• Jika tidak terpenuhi, maka akan termasuk dalam ancaman yang dijelaskan sebuah
hadis, yang artinya “Siapa orang yang menafsirkan al-Qur’an berdasarkan
pendapatnya maka hendaklah ia menyediakan diri bertempat diri di neraka”.
• Para ulama telah menyebutkan tentang macam-macam ilmu yang harus dipenuhi
oleh seorang mufassir. Imam As-Suyuthi dalam al-Itqan menyebutkan ada 15
ilmu, yaitu : bahasa, nahwu, shorof, isytiqaq, ilmu ma’ani, bayan, badi’, ilmu
qira’at, ushuluddin, ushul fiqh, asbab al-nuzul, nasikh mansukh, fiqih, hadis-hadis
yang menjelaskan ayat yang masih global dan umum, dan ilmu mauhibah.
ILMU-ILMU YANG HARUS DIMILIKI SEORANG
MUFASSIR
1. Ilmu Bahasa (Nahwu Shorof)
Dalam hal ini yang dimaksud yaitu bahasa Arab mengingat bahwa bahasa yang digunakan dalam al-Qur’an adalah bahasa Arab
bukan bahasa ‘Ajami dan pemahaman tentangnya bergantung pada penguraian mufradat lafadz-lafadz dan pengertian-pengertian yang
ditunjukkannya menurut letak kata-kata dalam rangkaian kalimat. Oleh karena itu, seorang mufassir harus mengetahui arti dan maksud
kosakata yang digunakan dalam al-Qur’an. Mujahid berkata: “Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir
untuk menafsirkan al-Qur’an ketika tidak paham dengan bahasa Arab”. Begitu pula Imam Malik mengatakan bahwa: “Seseorang yang
menafsirkan al-Qur’an tanpa memahami bahasa Arab tidak lain akan menjadikan bencana”
Karena itu apabila lafadz dan arti bahasa tidak selaras maka berarti, tidak benar, sebagaimana, penafsiran golongan Rafidloh (salah
satu aliran Syi’ah) tentang firman Allah:
‫مرج البحرين يلتقيان‬
yang dimaksud dengan keduanya ialah Ali dan Fathimah.
Al-Qurthubi mengatakan penafsiran semacam ini kadangkala dipergunakan oleh sekelompok penasihat semacam ini kadangkala
dipergunakan oleh sekelompok penasihat dalam tujuan yang benar dengan maksud memperindah ucapan dan menghibur para
pendengar, padahal sebenarnya dilarang karena memutarbalikkan bahasa yang ketentuannya tidak boleh. Dan inilah salah satu dari dua
segi larangan dalam menafsirkan secara ra’yu

Contoh Ilmu Nahwu :


Dengan ilmu ini mufassir akan mengetahui perubahan makna yang terjadi pada kalimat seiring dengan perubahan i’rab. Misalnya ‫نما‬9‫إ‬
‫لعلماء‬99‫ ا‬9‫ منعباده‬999‫شهللا‬9‫خ‬99‫ ي‬. Dengan harokat nashob (bunyi a) pada huruf ha di lafadz Allah dan merofa’kan (bunyi u) pada lafadz ulama
adalah benar, karena pengertian ayat tersebut adalah hamba-hamba Allah yang takut pada-Nya ialah ulama bukan yang lain ialah
seorang yang bertambah pengertiannya tentang Allah niscaya akan bertambahlah sifat kekhawatiran dan takut kepada-Nya. Andaikata
dibalik, dalam arti huruf ha dalam lafadz Allah didhommahkan dan hamzah pada lafadz ulama dinashobkan maka akan rusaklah
pengertiannya

Contoh Ilmu Nahwu :


 ُ‫سولُه‬
ُ ‫ين َو َر‬ ْ ‫َأنَّ هَّللا َ بَ ِري ٌء ِم َن ا ْل ُم‬ 
َ ‫ش ِر ِك‬
2. Ilmu Balaghah (Ma’ani, Badi’ Bayan)
Contoh:
‫َوُأ ْش ِربُوا فِي قُلُو ِب ِه ُم ْال ِعجْ َل‬
Maksudnya :‫لعجل‬PP‫ ا‬P‫لوبهم‬PP‫يق‬PPP‫( أشربوا ف‬cinta anak sapi) dengan membuang mudhof
Maknanya menjadi “diresapkanlah kecintaan terhadap anak sapi”

ٌP ‫ لِ َبا‬P‫ َوَأ ْنتُ ْم‬P‫س لَ ُك ْم‬


‫س لَه َُّن‬ ٌP ‫ن ِل َبا‬Pَّ ُ‫ ه‬: pengertiannya bukan secara haikat tetapi secara isti’arah/perumpamaan. Bagaikan pakaian yang menutup
aurat, menghiasi manusia dan mempercantik dirinya. Demikian pula seorang suami istri satu sama lain bagaikan pakaian bagi
pemiliknya serta merupakan kelengkapan dan keindahan hidup satu dengan lainnya.

‫ َو ِد ِمنَ ْٱلفَجْ ِر‬P‫ ٱَأْل ْس‬P‫ ْٱلخَ ي ِْط‬P‫ ِم َن‬P‫ض‬ ۟ ‫وا َوٱ ْش َرب‬
ُ ‫ ٱَأْل ْب َي‬Pُ‫ ْٱلخَ يْط‬P‫ لَ ُك ُم‬P‫ يَتَ َبي ََّن‬P‫ُوا َحتَّ ٰى‬ ۟ ُ‫ۖ و ُكل‬
َ : Ketika salah seorang pedalaman mendengar firman Allah ini, ia
mengambil secarik benang putih dan benang hitam kemudian ia makan dan melihat kedua benang tersebut sehingga matahari
hampir terbit lalu ia datang kepada Rasullah dan menceritakannya kepada Rasulullah. Lalu, Rasulullah bersabda bahwa yang
dimaksud adalah terangnya siang dan gelapnya malam.

3. Ilmu Mauhibah (pembawaan) : didapatkan karena keikhlasan dan kezuhudannya yang sudah dalam taraf tinggi. Dalilnya :
ِّ ‫ض بِ َغي ِْر ْٱل َح‬
‫ق‬ ِ ْ‫َسَأصْ ِرفُ ع َْن َءا ٰيَتِ َى ٱلَّ ِذينَ يَتَ َكبَّرُونَ فِى ٱَأْلر‬
Artinya : Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-
tanda kekuasaan-Ku.

‫َءاتَ ْي ٰنَهُ َرحْ َمةً ِّم ْن ِعن ِدنَا َوعَلَّ ْم ٰنَهُ ِمن لَّ ُدنَّا ِع ْل ًما‬
Artinya : yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.

۟ ُ‫َوٱتَّق‬
‫وا ٱهَّلل َ ۖ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ٱل َّل‬
Artinya : Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

4. Ilmu Ushul Fiqih (‘Am-Khash, Mujmal-Mufashol)


5. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an/Ulumul Qur’an (Asbabun Nuzul, Nasikh Mansukh, Qiroat)

Anda mungkin juga menyukai